1. MAKALAH
KANKER GENITALIA
Dosen Pengampu Linda Yanti, S.ST., M. Keb
DISUSUN OLEH :
1. EUIS NOVIYANI ( 141540134220025 )
2. EVI NURLUT FIANI ( 141540134250028 )
3. MUJI SOLIH ASTUTI ( 141540134450048 )
4. RIFAATUL MAHMUDAH ( 141540134560059 )
5. SITI APSOH ( 141540134650068 )
6. INDALIA NUPI HERAWAN ( 141540134330036 )
KELAS : 1B
KELOMPOK : 2
PRODI D3 KEBIDANAN
STIKES HARAPAN BANGSA PURWOKERTO
2014
i
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
terselesaikannya makalah ini dengan judul “Kanker Genitalia”.
Makalah ini disusun sesederhana mungkin agar lebih muda dipahami
tentang bagaimana proses kerja dari saraf dan indra kita. Tanpa kita sadari betapa
sangat berartinya organ tubuh kita, dari itu kita harus tahu bagaimana kerja sistem
tubuh kita dalam memenuhi kebutuhan diri kita sendiri. Penulis mengharapkan
semoga makalah ini dapat memberi manfaat dan pengetahuan tentang sistem
endokrin. Selain itu makalah ini juga sebagai syarat tugas dari mata kuliah
kebidanan dasar 1.
Mudah-mudahan dengan adanya makalah ini, dapat memberi manfaat
kepada para pembaca sebagai dasar untuk lebih memudahkan dalam mempelajari
Biologi lebih lanjut. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Makalah ini sehingga dapat terselesaikan dengan mudah karena
dukungan dan doa yang telah diberikan,kami mengucapkan banyak terima kasih.
Segala saran untuk penyempurnaan makalah ini sangat diharapkan dan
dengan ini diucapkan banyak terima kasih. Wassalam.
ii
Purwokerto, 5 November 2014
3. BAB I
PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang
Kanker merupakan penyakit tidak menular. Penyakit ini timbul akibat
kondisi fisik yang tidak normal dan pola hidup yangtidak sehat. Kanker dapat
menyerang berbagai jaringan di dalam organ tubuh, termasuk organ repoduksi
wanita yang terdiri dari payudara, rahim, indung telur, dan vagina.
Di Negara negara berkembang seperti Indonesia, seperti yang termasuk
di organ genetalia adalah kanker serviks, kanker ovarium dan kanker vagina.
salah satunya seperti kanker servik merupakan penyebab utama kematian
akibat kanker. Di dunia, setiap dua menit seorang wanita meninggal dunia
akibat kanker serviks. Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah jenis
penyakit kanker yang terjadi pada daerah leher rahim yaitu, bagian rahim yang
terletak di bawah, yang membuka ke arah liang vagina. Berawal dari leher
rahim, apabila telah memasuki tahap lanjut, kanker ini bisa menyebar ke
organ-organ lain diseluruh tubuh.
B. Tujuan
Untuk mengetahui bahaya dan cara pencegahan yang terjadi di kanker
genetalia.
C. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari genetalia?
2. Bagaimana cara pencegahan pada kanker genetalia?
3. Bagaimana kanker itu terjadi ?
4. BAB II
PEMBAHASAN
2
A. Genitalia
Genitalia (alat kelamin) adalah bagian-bagian tubuh seksual eksternal
.Pada wanita yang termasuk adalah labia majora (bibir luar), labia minora
(bibir bagian dalam), klitoris, mons pubis (gundukan lembut yang ditutupi
dengan rambut kemaluan) dan vestibule (di mana pembukaan kemih dan
vagina ditemukan).Pada pria, genitalia adalah penis dan skrotum. Tetapi
didalam genitalia juga terjadi adanya kanker, Kanker itu sendiri di sebut
dengan kanker genetalia.Salah satu gangguan atau kelainan pada alat
reproduksi wanita adalah.
B. Kanker serviks/leher Rahim
Tentu anda sudah tak asing lagi dengan istilah kanker servik (Cervical
Cancer), atau kanker pada leher rahim. Benar, sesuai dengan namanya, kanker
leher rahim adalah kanker yang terjadi pada servik uterus, suatu daerah pada
organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang
terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina). Kanker ini
biasanya terjadi pada wanita yang telah berumur, tetapi bukti statistik
menunjukan bahwa kanker leher rahim dapat juga menyerang wanita yang
berumur antara 20 sampai 30 tahun.
Memang istilah "kanker" sendiri sudah pasti memberi kesan
menakutkan dan menyeramkan. Laksana seorang terpidana menerima
hukuman mati.
1. Bagaimana pula dengan kanker leher rahim?
Apakah juga sama menakutkannya dengan beberapa kanker
lainnya?
Menurut para ahli kanker, kanker leher rahim adalah salah satu
jenis kanker yang paling dapat dicegah dan paling dapat disembuhkan dari
semua kasus kanker. Tetapi, biarpun demikian, di wilayah Australia barat
5. saja, tercatat sebanyak 85 orang wanita didiagnosa positif terhadap kanker
leher rahim setiap tahun. Dan pada tahun 1993 saja, 40 wanita telah tewas
menjadi korban keganasan kanker ini.
2. Bagaimanakah kanker leher rahim terjadi?
Layaknya semua kanker, kanker leher rahim terjadi ditandai
dengan adanya pertumbuhan sel-sel pada leher rahim yang tidak lazim
(abnormal). Tetapi sebelum sel-sel tersebut menjadi sel-sel kanker, terjadi
beberapa perubahan yang dialami oleh sel-sel tersebut. Perubahan sel-sel
tersebut biasanya memakan waktu sampai bertahun-tahun sebelum sel-sel
tadi berubah menjadi sel-sel kanker. Selama jeda tersebut, pengobatan
yang tepat akan segera dapat menghentikan sel-sel yang abnormal tersebut
sebelum berubah menjadi sel kanker. Sel-sel yang abnormal tersebut dapat
dideteksi kehadirannya dengan suatu test yang disebut "Pap smear test",
sehingga semakin dini sel-sel abnormal tadi terdeteksi, semakin rendahlah
resiko seseorang menderita kanker leher rahim.
Memang Pap smear test adalah suatu test yang aman dan murah
dan telah dipakai bertahun-tahun lamanya untuk mendeteksi kelainan-kelainan
yang terjadi pada sel-sel leher rahim. Test ini ditemukan pertama
kali oleh Dr. George Papanicolou, sehingga dinamakan Pap smear test.
Pap smear test adalah suatu metode pemeriksaan sel-sel yang diambil dari
leher rahim dan kemudian diperiksa di bawah mikroskop untuk melihat
perubahan-perubahan yang terjadi dari sel tersebut. Perubahan sel-sel leher
rahim yang terdeteksi secara dini akan memungkinkan beberapa tindakan
pengobatan diambil sebelum sel-sel tersebut dapat berkembang menjadi
sel kanker.
Test ini hanya memerlukan waktu beberapa menit saja. Dalam
keadaan berbaring terlentang, sebuah alat yang dinamakan spekulum akan
dimasukan kedalam liang senggama. Alat ini berfungsi untuk membuka
dan menahan dinding vagina supaya tetap terbuka, sehingga
memungkinkan pandangan yang bebas dan leher rahim terlihat dengan
jelas. Sel-sel leher rahim kemudian diambil dengan cara mengusap leher
3
6. rahim dengan sebuah alat yang dinamakan spatula, suatu alat yang
menyerupai tangkai pada es krim, dan usapan tersebut dioleskan pada
obyek-glass, dan kemudian dikirim ke laboratorium patologi untuk
pemeriksaan yang lebih teliti.
Prosedur pemeriksaan Pap smear test mungkin sangat tidak
menyenangkan untuk anda, tetapi tidak akan menimbulkan rasa sakit.
Mungkin anda lebih memilih dokter wanita untuk prosedur ini, tetapi pada
umumnya para dokter umum dan klinik Keluarga Berencana dapat
dimintai bantuan untuk pemeriksaan Pap smear test. Usahakanlah
melakukan Pap smear test ini pada waktu seminggu atau dua minggu
setelah berakhirnya masa menstruasi anda. Jika anda sudah mati haid, Pap
smear test dapat anda lakukan kapan saja. Tetapi jika kandung rahim dan
leher rahim telah diangkat atau dioperasi (hysterectomy atau operasi
pengangkatan kandung rahim dan leher rahim), anda tidak perlu lagi
melakukan Pap smear test karena anda sudah terbebas dari resiko
menderita kanker leher rahim. Pap smear test biasanya dilakukan setiap
dua tahun sekali, dan lebih baik dilakukan secara teratur. Hal yang harus
selalu diingat adalah tidak ada kata terlambat untuk melakukan Pap smear
test. Pap smear test selalu diperlukan biarpun anda tidak lagi melakukan
aktifitas seksual.
3. Bagaimanakah Tanda-tanda Kanker Serviks?
Perubahan awal yang terjadi pada sel leher rahim tidak selalu
merupakan suatu tanda-tanda kanker. Pemeriksaan Pap smear test yang
teratur sangat diperlukan untuk mengetahui lebih dini adanya perubahan
awal dari sel-sel kanker. Perubahan sel-sel kanker selanjutnya dapat
menyebabkan perdarahan setelah aktivitas sexual atau diantara masa
menstruasi.
Jika anda mendapatkan tanda-tanda tersebut, sebaiknya anda
segera melakukan pemeriksaan ke dokter. Adanya perubahan ataupun
keluarnya cairan (discharge) ini bukanlah suatu hal yang normal, dan
pemeriksaan yang teliti harus segera dilakukan walaupun anda baru saja
4
7. melakukan Pap smear test. Biarpun begitu, pada umumnya, setelah
dilakukan pemeriksaan yang teliti, hasilnya tidak selalu positip kanker.
5
4. Pengobatan
Seperti pada kejadian penyakit yang lain, jika perubahan awal
dapat dideteksi seawal mungkin, tindakan pengobatan dapat diberikan
sedini mungkin. Jika perubahan awal telah diketahui pengobatan yang
umum diberikan adalah dengan:
a. Pemanasan, diathermy atau dengan sinar laser.
b. Cone biopsi, yaitu dengan cara mengambil sedikit dari sel-sel leher
rahim, termasuk sel yang mengalami perubahan. Tindakan ini
memungkinkan pemeriksaan yang lebih teliti untuk memastikan
adanya sel-sel yang mengalami perubahan. Pemeriksaan ini dapat
dilakukan oleh ahli kandungan.
Jika perjalanan penyakit telah sampai pada tahap pre-kanker, dan
kanker leher rahim telah dapat diidentifikasi, maka untuk penyembuhan,
beberapa hal yang dapat dilakukan adalah:
a. Operasi, yaitu dengan mengambil daerah yang terserang kanker,
biasanya uterus beserta leher rahimnya.
b. Radioterapi yaitu dengan menggunakan sinar X berkekuatan tinggi
yang dapat dilakukan secara internal maupun eksternal.
5. Resiko untuk terserang kanker:
Setiap wanita yang pernah melakukan hubungan seksual
mempunyai resiko terhadap kanker leher rahim. Sel-sel leher rahim
mungkin mengalami perubahan sehingga sangat diperlukan melakukan
Pap smear test secara teratur (baik yang telah ataupun yang belum pernah
mendapatkan Pap smear test). Demikian juga bagi anda yang merokok
kemungkinan untuk mendapatkan kanker leher rahim sangat besar.
Dijumpainya Human Papilloma Virus (HPV) sering diduga sebagai
penyebab terjadinya perubahan yang abnormal dari sel-sel leher rahim.
Memiliki pasangan seksual yang berganti-ganti atau memulai aktifitas
8. seksual pada usia yang sangat muda juga memperbesar resiko
kemungkinan mendapat kanker leher rahim.
6. Apa yang harus anda lakukan untuk menghindari kanker leher rahim ?
Yang pertama, jika anda pernah melakukan hubungan seksual anda
harus melakukan Pap smear test secara teratur setiap dua tahun dan ini
dilakukan sampai anda berusia 70 tahun. Pada beberapa kasus mungkin
dokter menyarankan untuk melakukan Pap smear test lebih sering.
Hal yang ke dua adalah melaporkan adanya gejala-gejala yang tidak
normal seperti adanya perdarahan, terutama setelah coitus (senggama).
Hal yang ke tiga adalah tidak merokok. Data statistik melaporkan bahwa
resiko terserang kanker leher rahim akan menjadi lebih tinggi jika wanita
merokok.
Dengan melakukan beberapa tindakan yang dapat memperkecil
resiko tersebut, mudah-mudahan kita dijauhkan dari kejadian kanker leher
rahim ini. Semoga.
Dapatkah anda membayangkan, bagaimanakah perasaan anda jika
mengetahui hasil pemeriksaan 'Pap Smear' anda memberikan hasil
abnormal? Tentulah anda akan merasa kuatir dan cemas, manakala anda
mendapati bahwa hasil pemeriksaan 'Pap Smear' anda abnormal. Tetapi
janganlah terlalu cemas dahulu, karena tidak semua penampakan sel-sel
yang abnormal tersebut berarti kanker. Memang 'Pap Smear' dapat
mendeteksi kelainan-kelainan perubahan sel-sel leher rahim secara dini.
Paradigma yang harus diingat adalah semakin awal ditemukannya
kelainan-kelainan pada pemeriksaan 'Pap Smear', maka akan semakin
mudah pula diatasi masalahnya.
Apakah artinya jika 'Pap Smear' anda abnormal.
Hasil 'Pap Smear' dikatakan abnormal jika sel-sel yang berasal dari leher
rahim anda ketika diperiksa di bawah mikroskop akan memberikan
penampakan yang berbeda dengan sel normal. Kejadian ini biasanya
terjadi 1 dari 10 pemeriksaan 'Pap Smear'. Beberapa faktor yang dapat
6
9. memberikan indikasi diketemukannya penampakan 'Pap Smear' yang
abnormal adalah:
a. Unsatisfactory 'Pap Smear'
Pada kasus ini, berarti pegawai di Lab tersebut tidak bisa
melihat sel-sel leher rahims anda dengan detail sehingga gagal untuk
membuat suatu laporan yang komprehensive kepada dokter anda. Jika
kasus ini menimpa anda sebaiknya anda datang lagi untuk pemeriksaan
'Pap Smear' pada waktu yang akan ditentukan oleh dokter anda.
7
b. Jika ada infeksi atau inflamasi
Kadang-kadang pada pemeriksaan 'Pap Smear' memberikan
penampakan terjadinya inflamasi. Ini berarti bahwa sel-sel di dalam
leher rahims mengalami suatu iritasi yang ringan sifatnya. Memang
kadang-kadang inflamasi dapat kita deteksi melalui pemeriksaan 'Pap
Smear', biarpun kita tidak merasakan keluhan-keluhan karena tidak
terasanya gejala klinis yang ditimbulkannya. Sebabnya bermacam-macam.
Mungkin telah terjadi infeksi yang dikarenakan oleh bakteri,
atau karena jamur'. Konsultasikan dengan dokter anda mengenai
masalah ini beserta pengobatannya jika diperlukan. Tanyakan kapan
anda harus menjalani 'Pap Smear' lagi.
c. Atypia atau Minor Atypia
Yang dimaksud dengan keadaan ini adalah jika pada
pemeriksaan 'Pap Smear' terdeteksi perubahan-perubahan sel-sel leher
rahims, tetapi sangat minor dan penyebabnya tidak jelas. Pada kasus
ini, biasanya hasilnya dilaporkan sebagai 'atypia'. Biasanya terjadinya
perubahan penampakan sel-sel tersebut dikarenakan adanya
peradangan, tetapi tidak jarang pula karena infeksi virus. Karena untuk
membuat suatu diagnosa yang definitif tidak memungkinkan pada
tahap ini, dokter anda mungkin akan merekomendasikan anda untuk
menjalani pemeriksaan lagi dalam waktu enam bulan. Pada umumnya,
sel-sel tersebut akan kembali menjadi normal lagi. Jadi, adalah sangat
10. penting bagi anda untuk melakukan 'Pap Smear' lagi untuk memastikan
bahwa kelainan-kelainan yang tampak pada pemeriksaan pertama
tersebut adalah gangguan yang tidak serius. Jika hasil pemeriksaan
menghasilkan hasil yang sama maka anda mungkin disarankan untuk
menjalani kolposkopi.
8
7. Apakah kolposkopi itu?
Kolposkopi adalah suatu prosedur pemeriksaan vagina dan leher
rahims oleh seorang dokter yang berpengalaman dalam bidang tersebut.
Dengan memeriksa permukaan leher rahims, dokter akan menentukan
penyebab abnormalitas dari sel-sel leher rahims seperti yang dinyatakan
dalam pemeriksaan 'Pap Smear'. Cara pemeriksaan kolposkopi adalah
sebagai berikut: dokter akan memasukkan suatu cairan kedalam vagina
dan memberi warna saluran leher rahims dengan suatu cairan yang
membuat permukaan leher rahims yang mengandung sel-sel yang
abnormal terwarnai.. Kemudian dokter akan melihat kedalam saluran leher
rahims melalui sebuah alat yang disebut kolposkop. Kolposkop adalah
suatu alat semacam mikroskop binocular yang mempergunakan sinar yang
kuat dengan pembesaran yang tinggi.
Jika area yang abnormal sudah terlokalisasi, dokter akan
mengambil sampel pada jaringan tersebut (melakukan biopsi) untuk
kemudian dikirim ke lab guna pemeriksaan yang mendetail dan akurat.
Pengobatan akan sangat tergantung sekali pada hasil pemeriksaan
kolposkopi anda.
8. Bagaimanakah dengan aktifitas seksual anda?
Pada tahap ini, anda tidak perlu kuatir dengan aktifitas seksual
anda. Anda tidak perlu absen melakukan aktifitas seksual hanya karena
pemeriksaan 'Pap Smear' anda positip, karena keadaan kanker atau pre-kanker
yang anda derita tidak mungkin ditularkan kepada suami anda.
Tetapi jika sedang dalam pengobatan penyembuhan, sebaiknya
tanyakanlah kepada dokter anda kapan anda dapat melakukan hubungan
11. sanggama lagi dan seberapa seringnya hubungan tersebut.
9. Perlukah dilakukan pemeriksaan lanjutan sesudah selesainya pengobatan?
Pemeriksaan lanjutan sesudah selesainya masa pengobatan adalah
mutlak diperlukan untuk mendapatkan kepastian bahwa area yang telah
diobati telah sembuh sama sekali. Biarpun metode pengobatan yang anda
dapatkan sangat efektif, sel-sel yang abnormal kadang-kadang dapat
kambuh lagi, bahkan dapat berkembang dengan derajat keparahan yang
lebih tinggi. Jadi deteksi dini adalah hal yang sangat esensial sekali.
Selama dua tahun pertama masa pengobatan anda, anda disarankan untuk
menjalani pemeriksaan 'Pap Smear' setiap tiga bulan atau enam bulan
sekali. Jika setelah tiga kali pemeriksaan berturut-turut hasil 'Pap Smear'
anda normal, ini berarti anda telah dapat dinyatakan sembuh, dan anda
dapat melakukan pemeriksaan 'Pap Smear' tersebut setiap tahun sekali
secara kontinyu.
9
C. Kanker vagina
Kanker vagina biasanya merupakan akibat dari metastatis
koriokarsinoma atau dari kanker serviks atau kanker organ yang berkaitan
seperti uterus, vulva, kandung kemih, atau rectum. Kanker vagina primer
tidak umum. Faktor-faktor resiko kanker serviks, pemajanan dietilstillbestron
(DES) dalam uterus, kanker vagina atauu kanker vulva sebelumnya, terapi
radias terdahulu, riwayat papilomavirus manusia (HPV) atau penggunaan
kontrasepsi. Kubah vagina mencakup bagian terbawah dari leher rahim
dengan mulut rahim. Di sebelah bawah, vagina berlanjut ke dalam vulva.
Meliputi seluruh panjangnya, vagina terletak diantara jalan kemih dan rectum.
Hubungan anatomis yang erat ini menentukan hubungan klinis satu sama lain
dari keganasan ketiga daerah ini. Karena situasi anatomis ini, mudah terjadi
pertumbhan masuk dari kanker vagina ke dalam kandung kemih, leher
kandung kemih dan saluran kemih sebelah depan serta ke poros usus disebelah
belakang, Pengaliran limfe dari vagina adalah terlebih dahlu ke kelnjar limfe
12. di panggul kecil. Tumor ganas di daerah yang berbatasan dengan
vulva,mempunyai aliran limfe ke kelenjar lipat paha.
Kanker primer dari vagina jarang ditemukan. Namun pertumbuhan
masuk dari kanker leher rahim di puncak vagina, banyak terjadi. Tidak
diketahui adaya faktor penyebab pada kanker vagina atau peningkat resiko
yang prominen. Kebanyakan kanker vagina adalah kanker sel lempeng.
Lainnya adalah adenokarsinoma. Disini jarang sekali muncul tumor ganas
asing, yaitu melanoma dan kanker sel jaringan limfe. Tingkatan TNM-nya
adalah sebagai berikut stadium I tumor terbatas sampai dinding vagina,
stadium II pertumbuhan lanjur tumor menembus dinding vagina tanpa tumbuh
masuk keorgan-organ diseputarnya dan tanpa mencapai dinding panggul,
Stadium III pertumbuhan lanjut tumor sampai ke dinding panggul, Syadium Iv
pertumbuhan masuk ke kandung kemih atauu rectum atau penyebaran diluar
panggul kecil.
Kanker vagina biasanya ditemukan di bagian teratas dari vagina. Baik
pemeriksa maupun yang diperiksa harus menyadari bahwa kanker ini mudah
terlewatkan pada pemeriksaan. Hal ini dapat terjadi jika pemeriksa hanya
memusatkan perhatian pada leher dan mulut rahim, sementara kanker vagina
terletak tersembunyi di belakang salah satu bilah speculum paruh bebek.
Pengontrolan seksama harus dilakukan untuk selutuh vagina.
Untuk penanganan kanker vagina, harus dipilih antara bedah dan
radiologi. Tumor kecil yang tidak tumbuh lanjut dapat dieksisi. Bedah radikal
pertumbuhan lanjut memerlukan pengosongan total dari panggul kecil dengan
memasang stoma usus besar dan urostoma. Untuk radioterapi, dapat
dipertimbangkan kombinasi penyinaran luar dan dalam. Pada satidum I, lebih
dari separuh penderita hidup lebih dari lima tahun. Sementara untuk stadium
lanjut, prognosisnya jauh lebih buruk.
10
D. Penyebab Kanker Vagina
Faktor risiko dari kanker vagina sama dengan kanker serviks.
Penyebab kanker vagina umumnya paling banyak disebabkan oleh infeksi
13. Human Virus Papilloma atau HPV. Risiko untuk kanker vagina adalah kanker
terdahulu, seperti kanker serviks atau vulva yang mengindikasikan penyebab
yang sama. Human virus papilloma telah secara tetap ditemukan pada kanker
vagina. Faktor risiko terbesar untuk kanker vagina yaitu wanita yang
sebelumnya menderita karsinoma serviks dan vulva.
Berikut ini beberapa penyebab dan gejala dari kanker vagina, yakni :
1. Penyebab kanker vagina
11
a. Usia
wanita yang berusia diatas 60 tahun umumnya menderita kanker
vagina dengan jenis karsinoma skuamosa dan kanker vagina itu sendiri
menyerang wanita yang berusia sekitar 50-70 tahun.
b. DES (dietilstilbestrol)
DES merupakan suatu jenis obat hormonal yang dahulu banyak
digunakan untuk mencegah keguguran pada wanita hamil. Apabila DES
ini dikonsumsi oleh wanita hamil ketika masa kehamilan memasuki usia
16 minggu akan beresiko tinggi pada keguguran. Untuk mengkonsumsi
DES ini harus melalui petunjuk dokter. Selain itu dari kasus yang terjadi
1 diantara 1000 wanita yang mengkonsumsi DES adalah mereka yang
menderita adenokarsinoma yang menyerang sel bersih pada vagina
mapun serviks.
c. Adenosis vagina
Sekitar 40 % wanita yang telah mengalami measa menstruasi,
umumnya pada vagina akan ditemukan daerah-daerah tertentu yang
dilapisi dengan sel gepeng yang disebut dengan sel skuamosa. Sel ini
hampir ditemukan di dalam kelenjar rahim bagian bawah dan lapisan
14. rahim. Umumnya terjadi pada wanita yang terpapar leh DES selama
perkembangan janin.
4. Infeksi Human virus papilloma (HPV)
Infeksi virus ini merupakan infeksi yang banyak terjadi dan
merupakan virus penyebab yang banyak ditularkan melalui hubungan
intim. HPV ini juga disebut sebagai virus penyebab kutil pada kelamin.
5. Hubungan intim yang dilakukan saat usia dini
6. Sering melakukan hubungan intim dengan pasangan berbeda
7. Menderita kanker serviks sebelumnya
8. Vagina yang terinfeksi atau teriritasi
9. Merokok
2. Gejala kanker vagina
Organ reproduksi wanita rentan sekali dengan berbagai resiko
penyakit. Vagina merupakan salah satu organ yang mudah terinfeksi oleh
suatu mikroorganisme yang ditimbulkan oleh diri sendiri atau oleh
pasangannya. Kanker vagina menyebabkan kerusakan pada lapisan vagina
dan menyebabkan terbentuknya luka terbuka yang dapat mengakibatkan
perdarahan dan vagina terinfeksi.
Seseorang yang menderita kanker vagina mungkin akan mengalami
perdarahan melalui vagina atau keluar cairan encer dari vagina yang
umumnya timbul usai melakukan hubungan intim. Jika ukuran kanker
vagina memasuki stadium lanjut dengan ukuran kanker yang besar dapat
mempengaruhi fungsi dari kandung kemih dan rektum, kemudian
mengalami urgensi atau kesulitan untuk berkemih dan ketika berkemih
terasa sakit dan nyeri.
Gejala lainnya yang mungkin timbul dan dirasakan adalah :
a. Dari vagina keluar cairan dalam jumlah banyak seperti keputihan atau
terkadang seperti darah (bukan darah menstruasi).
b. Merasakan seperti adanya benjolan atau ada sesuatu yang menganjal di
12
dalam vagina.
c. Rasa nyeri ketika melakukan hubungan intim
15. d. Jika sudah memasuki stadium lanjut, akan mengalami kesulitan dalam
berkemih, rasa sembelit dan nyeri panggul yang tertahankan.
13
E. Jenis-Jenis Kanker Vagina
Di Amerika Serikat, kanker vagina dua kali lebih sering dialami oleh
wanita kulit hitam dibanding dengan wanita kulit putih. Walaupun tidak ada
data kuat selain dari AS, dapat diperkirakan bahwa angka kejadiannya di
negara berkembang jauh lebih tinggi daripada dari AS.
Kanker vagina memiliki beberapa katergori kanker dengan tingkat
risiko yang berbeda pula, yakni :
1. Karsinoma sel skuamosa
Karsinoma sel skuamosa yang merupakan salah satu jenis dari
kanker vagina banyak terjadi sekitar 85-90 %. Karsinoma sel skuamosa ini
berawal dari epitelium vagina, umumnya banyak ditemukan pada wanita
yang berusia 60-80 tahun. Karsinoma verukosa merupakan jenis dari
karsinoma sel skuamosa dengan pertumbuhan kanker yang cukup lambat.
Karsinoma ini tumbuh ke arah vagina dan terlihat seperti seperti kutil atau
bunga kol. Karsinoma sel skuamosa tidak tumbuh secara tiba-tiba, kanker
ini berkembang selama bertahun-tahun dari suatu perubahan prekanker
pada vagina yang disebut neoplasi intraepitel vagina (NIVA).
2. Adenokarsinoma
Jenis kanker vagina yang angka kejadian atau kasus yang terjadi
hanya 5-10 % , umumnya terjadi pada wanita yang berusia 12-30 tahun.
16. Kanker Vagina
14
3. Melanoma maligna
bagian dari jenis kanker yang kasus terjadinya hanya 2-3 %. Jenis
kanker vagina ini berawal dari sel-sel penghasil pigmen dan lebih sering
terjadi di vagina bagian bawah.
4. Sarkoma
Jenis kanker vagina yang terakhir adalah kanker sarkoma yang
angka kejadiannya hanya 2-3 %. Sarkoma ini tumbuh jauh di dalam
dinding vagina, bukan pada epitelium. Beberapa jenis sarkoma yang paling
banyak terjadi ditemukan adalah leiomiosarkoma yang umumnya
menyerang wanita yang berusia diatas 50 tahun. Rabdomiosarkoma
merupakan jenis kanker vagina yang umum dialami oleh anak-anak dan
umumnya banyak terjadi sebelum usia 3 tahun. Sel-sel kanker dari
rabdomiosarkoma hampir menyerupai dengan sel otot volunter yang
merupakan suatu jaringan yang dalam keadaan normal tidak ditemukan
pada dinding vagina.
F. KANKER OVARIUM
17. Kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovarium (organ yang
berfungsi dalam produksi sel telur). Kanker ini merupakan 3 – 4 % dari
seluruh jenis kanker pada wanita. Secara umum, kanker ovarium adalah
penyakit pada wanita post-menopause, dengan angka kejadian tertinggi pada
usia 65 – 74 tahun.
15
G. GEJALA
Letak tumor yang tersembunyi dalam rongga perut dapat menjadi besar
tanpa disadari oleh penderita. Sebagian besar tumor hanya menimbulkan
sedikit gejala sampai tumor menyebar. Pada tahap awal, gejala hanya minimal,
tidak spesifik, atau tidak bergejala. Oleh karena itu, sebagian besar penderita
didiagnosis pada tahap yang sudah lanjut. Gejala dapat dibagi menjadi 3
kelompok, yaitu:
1. Gejala desakan
Tumor yang semakin membesar akan mendesak organ – organ lain
di sekitarnya. Hal ini dirasakan penderita sebagai keluhan saluran cerna
seperti mual, kembung, perubahan pola buang air besar (konstipasi atau
diare), atau rasa tidak nyaman pada perut. Tumor yang sangat besar dapat
menimbulkan rasa berat atau tertekan pada perut.
Pada sebagian kecil penderita, kanker ovarium dapat terpelintir
(inkarserasi) sehingga menimbulkan nyeri hebat, rasa tidak nyaman pada
dubur, dan ketidakmampuan buang air besar atau kecil. Pada perabaan
perut, dapat teraba benjolan jika tumor sangat besar; benjolan ini tidak
dapat digerakkan, keras, dan berbenjol - benjol. Jika tumor besar ini
menekan pembuluh darah balik dari tungkai, maka dapat ditemui
pembengkakan tungkai. Secara umum, wanita post-menopause dan
perempuan pre-pubertas berisiko paling besar menderita kanker ovarium
ganas. Sedangkan benjolan pada perut wanita usia reproduktif umumnya
merupakan kista ovarium atau pembelahan sel rahim berlebihan
(endometrioma) yang lebih jinak.
18. 16
2. Gejala penyebaran
Penyebaran sel tumor pada lapisan rongga perut (peritoneum)
menyebabkan terkumpulnya cairan pada rongga perut (ascites). Hal ini
ditandai dengan bertambahnya lingkar perut, rasa kembung dan cepat
kenyang. Umumnya gejala penyebaran dirasakan jika kanker mencapai
tahap lanjut.
3. Gejala hormonal
Ovarium merupakan organ yang menghasilkan hormon estrogen
dan progesteron; adanya sel yang berlebihan pada kanker menyebabkan
peningkatann hormon – hormon ini. Gejala peningkatan hormon antara lain
gangguan menstruasi dan perdarahan dari vagina.
Gejala umum lain seperti penurunan berat badan, kelemahan, dan
sesak napas dapat ditemui. Komplikasi yang dapat terjadi adalah
penyebaran ke organ lain (metastasis), cairan pada perut, dan penyumbatan
usus. Kanker ovarium dapat menyebar ke organ – organ sekitarnya melalui
lapisan dinding perut; melalui kelenjar getah bening; dan melalui aliran
darah ke berbagai organ jauh. Organ yang menjadi target penyebaran
adalah lapisan dinding perut (85%), jaringan lemak di dalam rongga perut
(70%), hati (35%), lapisan pembungkus paru (25%), dan tulang (15%).
Kanker ovarium dibagi menjadi 4 stadium. Penentuan stadium
kanker ini memerlukan pemeriksaan lanjut seperti USG atau CTscan. Pada
waktu diagnosis, 70% penderita kanker ovarium sudah memasuki stadium
III.
a. Stadium I: kanker yang terbatas pada ovarium (satu atau dua ovarium)
dengan atau tanpa cairan pada rongga perut;
b. Stadium II: kanker ovarium yang telah menyebar ke rongga panggul
(rahim, saluran rahim atau organ panggul lain) dengan atau tanpa adanya
cairan pada rongga perut;
c. Stadium III: kanker ovarium yang telah meluas ke usus halus dalam
panggul atau penyebaran melalui lapisan rongga perut;
d. Stadium IV: kanker telah menyebar ke organ – organ jauh.
19. 17
H. PENYEBAB
Penyebab pasti kanker ovarium tidak diketahui; namun, diduga bahwa
kanker ovarium berkaitan dengan peristiwa pelepasan sel telur (ovulasi).
Adanya kerusakan berulang pada lapisan permukaan ovarium saat ovulasi
menyebabkan perubahan pada gen yang mengatur pembelahan sel ovarium
sehingga terjadi pembelahan sel yang berlebihan dan ganas.
Kanker ovarium ditemui 60% pada wanita usia sekitar menopause,
30% pada wanita usia reproduksi, dan 10% pada usia yang lebih muda.
Kanker ovarium banyak ditemui pada orang kulit putih dan orang yang tinggal
di Amerika Serikat atau Eropa (jarang ditemui di India dan Asia). Kanker
endometrium dapat terjadi pada wanita mulai usia 15 tahun, namun rata – rata
usia penderita adalah 56 tahun. Sebanyak 25% kanker ovarium ditemui pada
kedua ovarium.
Selain berkembang dari sel ovarium sendiri (kanker ovarium primer),
kanker ovarium juga dapat merupakan hasil penyebaran kanker organ lain
(kanker ovarium sekunder) seperti kanker payudara dan kanker saluran cerna.
Sebanyak 7% dari penderita kanker ovarium adalah sekunder dari tempat lain.
Terdapat beberapa faktor risiko yang berperan dalam terjadinya kanker
ovarium primer, antara lain:
1. Faktor reproduksi
Riwayat melahirkan anak adalah faktor risiko yang penting. Risiko
kanker ovarium lebih tinggi pada wanita yang tidak pernah melahirkan,
wanita dengan menstruasi pertama pada usia sangat muda, atau wanita
dengan menopause terlambat. Riwayat kehamilan berkaitan dengan
penurunan risiko kanker ovarium sebanyak 13 – 19% per 1 kehamilan.
Riwayat penggunaan kontrasepsi pil dan riwayat menyusui juga
menurunkan risiko kanker ovarium. Wanita yang menggunakan kontrasepsi
pil selama lebih dari 5 tahun menurunkan risiko kanker ovarium sebanyak
50%.
2. Faktor genetik
20. Riwayat keluarga juga berperan penting dalam kanker ovarium.
Risiko lebih tinggi pada orang dengan keluarga inti penderita kanker
ovarium (risiko sebesar 4 – 5%). Sebanyak 10 - 20% penderita kanker
ovarium memiliki riwayat keluarga positif. Kanker ovarium yang
diturunkan dapat menimbulkan gejala lebih dini, namun memiliki
perjalanan penyakit dan hasil yang lebih baik dibanding kanker ovarium
yang tidak diturunkan. Wanita dengan kanker payudara berisiko menderita
kanker ovarium karena kemiripan kerusakan genetik.
18
3. Riwayat terapi hormon
Risiko kanker ovarium hampir 2 kali lebih besar pada orang dengan
terapi hormon esterogen atau progestin setelah menopause, tanpa
memandang durasi, dosis, sediaan obat, dan rute pemberian obat.
4. Faktor lain
Konsumsi makanan dengan lemak hewani yang tinggi
meningkatkan risiko kanker ovarium. Penggunaan bedak pada alat kelamin
luar dan sekitar dubur juga diduga berperan dalam terjadinya kanker
ovarium. Pada hal ini, bedak berperan sebagai benda asing yang memicu
terjadinya kanker.
I. PENGOBATAN
Pengobatan kanker ovarium terdiri dari operasi, kemoterapi, dan
radioterapi. Operasi adalah pengobatan dasar kanker ovarium pada stadium
apapun. Dokter bedah dapat mengangkat 1 ovarium, 2 ovarium, saluran rahim,
atau rahim tergantung dari stadium kanker. Pada stadium yang lanjut,
dilakukan operasi luas dimana diambil sebanyak mungkin tumor dan organ
sekitar yang terkena (debulking surgery).
Untuk kanker stadium lanjut, operasi dilanjutkan dengan kemoterapi
untuk menuntaskan pengobatan terhadap sel – sel kanker yang tersisa setelah
operasi. Radioterapi umumnya digunakan sebagai terapi lanjutan pada kanker
ovarium stadium I atau II yang diberikan pada daerah panggul saja atau
seluruh rongga perut. Untuk stadium lanjut, radioterapi kurang efektif namun
21. dapat digunakan sebagai penambah pengobatan sebelum atau sesudah
kemoterapi dan bedah. Namun, radiasi hanya efektif pada jenis tumor yang
peka terhadap sinar (radiosensitif). Jika terdapat cairan dalam rongga perut
yang sangat banyak, dapat dilakukan penyedotan cairan untuk mengurangi
volume cairan dan memeriksa karakteristik cairan tersebut. Dengan
dikeluarkannya cairan, dokter dapat melakukan pemeriksaan perut dengan
lebih baik dan penderita merasa lebih nyaman.
Tingkat kematian kanker ovarium tergolong tinggi karena kurangnya
deteksi dini. Sebanyak 60% penderita saat dideteksi telah mencapai stadium
III atau IV. Tingkat kematian tergantung dari usia dan terutama luas proses
kanker. Stadium I dan II memiliki angka harapan hidup dalam 5 tahun sebesar
60 – 70%; stadium III sebesar 30 – 60%; dan stadium IV hampir 0%.
Deteksi dini belum direkomendasikan secara rutin oleh perhimpunan
dokter spesialis, karena penelitian menunjukkan peningkatan harapan hidup
tidak meningkat pada wanita yang menjalankan deteksi dini. Deteksi dini
untuk kanker memerlukan metode yang akurat dan terpercaya; namun, sampai
saat ini tidak ada teknik untuk deteksi dini ovarium yang dapat memenuhi
kriteria tersebut. Namun, pada berberapa negara seperti Inggris, wanita dengan
risiko tinggi kanker ovarium dapat ditawarkan untuk menjalankan deteksi dini
secara individual meskipun cara ini mungkin tidak dapat mendeteksi kanker
stadium awal. Cara deteksi dini yang tersedia saat ini adalah pengukuran kadar
penanda tumor CA-125 di darah dan USG melalui vagina. Namun metode
tersebut kurang spesifik dalam mendeteksi kanker ovarium.
19
22. BAB III
KESIMPULAN
Genitalia (alat kelamin) adalah bagian-bagian tubuh seksual eksternal
.Pada wanita yang termasuk adalah labia majora (bibir luar), labia minora (bibir
bagian dalam), klitoris, mons pubis (gundukan lembut yang ditutupi dengan
rambut kemaluan) dan vestibule (di mana pembukaan kemih dan vagina
ditemukan).Pada pria, genitalia adalah penis dan skrotum. Tetapi didalam
genitalia juga terjadi adanya kanker, Kanker itu sendiri di sebut dengan kanker
genetalia.Salah satu gangguan atau kelainan pada alat reproduksi wanita adalah.
20
23. DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo S. Tumor Ganas Ovarium dalam Ilmu Kandungan Edisi Kedua.
Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2008.
Roett MA. Ovarian Cancer: an Overview. Am Fam Physician. 2009 Sep
21
15;80(6):609-616.
Chapter 52: Premalignant & Malignant Disorders of the Ovaries & Oviducts
dalam Current Diagnosis and Treatment