Ulasan terhadap Rapat Tinjauan terhadap SNI Produk tas Belanja Plastik yaitu SNI 7188.7:2016 Kriteria Ekolabel – Bagian 7: Kategori Produk Tas Belanja Plastik dan Bioplastik Mudah Terurai dan SNI 7188-11:2016 Kriteria Ekolabel – Bagian 11: Kategori Produk Tas Belanja Plastik Berbahan Daur Ulang
1. Page 1 of 7
Tinjauan terhadap SNI Produk tas Belanja Plastik;
Jauhkan ego sektoral Tapi Salinglah Mengisi
0leh: Riza V. Tjahjadi
Sederet konvensi terkait lingkungan hidup yang sudah lama
terundangkan digunakan kembali khusus untuk mengendalikan sampah
plastik. Konvensi Stockholm mengenai, polutan organik yang awet
(POPs). Rotterdam Convention dan Konvensi Basel Yang oertama
adalah dimaksudkan untuk mencegah plastik yang terkontaminasi oleh
senyawa yang termasuk dalam POPs. Yang kedua dan ketiga adalah
soal perlintasan antar negara sampah plastrik; khususnya PIC, Prior
Informed Consent on hazardous chemicals and pesticides pada
Rotterdam Convention dan juga mewaspadai cemaran merkuri.
Itu adalah latar belakang internasional, yang baru dirangkum kembali
sebagai kesepakatan PBB, melalui UNEA belum lama ini untuk
menanggulangi sampah plastik. Tiga kovensi itu digunakan pemerintah
RI dalam hal ini Direktorat Pengelolaan Sampah (PS) di Ditjen PLSB3
KLHK, yang diutarakan oleh Novrizal Tahar, direktur PS KLHK sebagai
pembicara utama mewakili pemerintah dalam Rapat Tinjauan terhadap
SNI Produk tas Belanja Plastik yang diselenggarakan oleh Pusat
Standarisasi Lingkungan dan Kehutanan di Ruang Rimbawan 2
Manggala Wanabhakti Jakarta pada Selasa 14 Mei 2019.
2. Page 2 of 7
Tiga konvensi internasional tersebut sebagai kesepakatan terbaru PBB
yangmengikat (legally binding) bagi Negara anggotanya, karenanya
mengenai sampah plastik yang semrawut masuk ke Indonesia akan
mulai ditertibkan masyarakat internasional melalui adanya mekanisme
notifikasi antar Negara pengekspor dan Negara yang akan menerima
barang haram itu,
Catatan saya (RVT) Sebetulnya jika pembahasan tiga konvensi
internasional tu dikombinasikan dengan aturan kebijakan pemerintah RI,
khususnya pada Perpres No. 83 tahun 2018 tentang Penangangan
Sampah Laut, maka makin cantiklah pencegahan masuknya sampah
impor.
Lebih lanjut Novrizal Tahar menyatakan dalam hal SNI EKOLABEL TAS
BELANJA, maka:
• Perlu meninjau SNI setelah dua tahun penerapan dan adanya
perkembangan kondisi lingkungan di dalam negeri juga kesepakatan
internasional:
• Isu marine litter & microplastics yang menjadi perhatian khusus dunia
internasional perlu menjadi pertimbangan dilakukan review karena salah
satu sumber utama marine litter & microplastics adalah jenis tas belanja
yang diatur dalam SNI
• Pada sisi penerapan SNI tidak memperhitungkan dampak lingkungan
setelah purna pakai (post consumer) dan pada saat disusun belum
memperhatikan resiko marine debris dan mikroplastic.
• Kedepan, pemberian ekolabel pada kantong belanja diharapkan juga
mempertimbangkan pemenuhan kriteria sesuai dengan peraturan
perlindungan lingkungan yang berlaku.
• Dalam konteks produk kantong belanja, para produsen harus
bertanggungjawab terhadapsampah produknya pada saat selesai
digunakan dengan mempunyai mekanisme daur ulang dan pemberian
informasi yang lebih jelas kepada konsumen seperti info
pendaurulangan, tahun produksi serta pemberian warna untuk
membedakan bahan dan penanganan sampahnya setelah purna pakai.
Dengan acuan itu maka itulah yang sudah semestinya posisi pemerintah
melakukan pengaturan soal sampah plastik dengan meluncur kepada
mutu/ kualitas plastik yang kerap menjadi sampah, yaitu kantung belanja
plastik, Karena ancangannya adalah komitmen bersama yang ditelurkan
sebagai keputusan PBB; bukan (hanya) merujuk kepada kasak-kusuk
3. Page 3 of 7
atau lobby Eropa yang dalam tiga terakhir ini berupaya untuk
menenggelamkan plastik berjenis Oxium/ oxo dalam perdagangan
plastik di Indonesia. Lobby itu sekaligus menggembar-gemborkan
konsep praktis Ekonomi Sirkular alias proses daur-ulang terus-menerus,
sehingga nampak sejalan dengan merujuk kepada gagasan direktur PS
sebelumnya, R. Soedirman yang dalam makalahnya bertajuk
Pengurangan sampah Kantong belanja plastik dengan memperhatikan
prinsip Circular Economy (ND) menyatakan kebijakan pengurangan
sampah plastik, di antaranya, yaitu semua kantong belanja plastik harus
dapat diaur-ulang (yang sejalan dengan prinsip circular economy) dan
dicegah masuk TPA. Untuk memastikannya sampah kantong belanja
plastik maka perlu diterapkan penarikan kembali (take back) oleh Pelaku
usaha sebagaimana diatur pada Pasal 13 pada PP No, 81 Tahun 2012
tentang pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sejenis Rumah
Tangga.
Novrizal Tahar mengenai penerapan kode dan memberikan pewarnaan
terhadap kantong plastik dimaksudkan untuk memberi informasi kepada
masyarakat tentang jenis-jenis plastik dan kualitasnya dalam konteks
mudah terurai, atau jenis yang “ramah lingkungan”. Namun terhadap
keberatan soal pewarnaan dari peserta rapat, maka Novrizal Tahar
mengatakan justru itu untuk menuntun yang edukatif terhadap
konsumen.
Oxo untuk tropis
Oxo adalah jawaban yang berkesesuaian dengan kondisi dan situasi
tropis; hasil karya anak bangsa. Tommy Tjiptadjaja, atas nama Tirta
Marta/ Greenhope dalam salah satu bagian presentasinya jelas-tegas
menunjuk bahwa Oxo itu berkeseuaian dengan UU No.18 tentang
Pengelolaan Sampah tahun 2008 (Ref Pengurangan sampah pada
Pasal 20 Ayat 3 dan beberapa peraturan terkait di bawahnya).
Lebih dari itu Tommy memberika jawaban lugas teliti terkait beberapa
pertanyaan kritis, Contohnya: Benarkah Oxobiodegradable plastic
menyebabkan terjadinya microplastic? Mana lebih bahaya –
macroplastic atau microplastic? Benarkah Oxobiodegradable plastic
4. Page 4 of 7
tidak bisa direcycle, sulit dalam pemisahan/pemilahan plastik? Sudah
dibuktikan juga secara terbuka di Solo, Jawa Tengah dst.
Pada bagian akhir, Tommy menyampaikan Masukan untuk SNI 7188 di
dalam konteks oxo-biodegradable
•ASTM 6954, standar dunia yang terbaru untuk test oxidation-
biodegradation. Roadmap yang jelas dari oxo-bio plastik menjadi terurai
secara aman
1.Oxidation test
2.Biodegradation test
3.Ecotoxicity test
Daur Ulang Pasrah?
Giliran pembicara yang bercelana koboi berpresentasi, yang mewakili
asosiasi daur ulang plastik tampak dia sesekali membenarkan soal
keefektifan oxo tetapi tak lupa menyentil apa yang dipandangnya
kelemahan oxo - sebagaimana biasanya dilakukannya di salah satu
grup WA. Namun semakin lama dia berbicara mengenai berbagai
persoalan industri daur ulang plastik, termasuk berdikotomis dalam daur
ulang yaitu LDU, layak daur ulang dan BDU, bisa daur ulang, maka
semakin nampak jelas bahwa industri ini pasrah terhadap keputusan
pemerintah terhadap apa yang dipandangnya sebagai dilemma. Yaitu
hanya sebagai penggembira dalam upaya pengurangan sampah plastik,
5. Page 5 of 7
ataukah sebagai salah satu aktor yang dibutuhkan oleh pemerintah.
Namun ia pun mengharapkan kemungkinan adanya subsidi maupun
kemudahan dari pemerintah.
Oh ya, dalam sessi sebelumnya, ketua asosiasi daur ulang meminta
agar diadakannya tarif transportasi sampah plastik di luar Jawa yang
dapat memberikan nilai keekonomian sampah plastik jika dikirim untuk
daur ulang ke Jawa. Tetapi dalam konteks komponen daur ulang
sampah plastik dalam penyusunan SNI Daur Ulang Plastik, dalam rapat
Tinjauan terhadap dua SNI sejauh yang maksimal diusulkan oleh wakil-
wakil pelaku usaha daur ulang adalah angka 70 persen; tak ada yang
berani mengusulkan kepada angka 100 persen. Plastik ori, biji plastik
sebagai penetral bau pada plastic daur ulang dapat dikurangi.
Di atas sermua itu, tampak bahwa bulan puasa disadarinya sehingga
saran Kepala Pusat Standarisasi Lingkungan dan kehutanan, Noer Adi
Wardoyo, agar diskusi berjalan dengan kepala dingin oleh para pihak
terwujud.
Dari contoh hanya dua penyaji subyek: oxo dan daur ulang, maka dapat
ditanyakan: Semua happy?
Semoga proses yang sedang berjalan ini tetap demikian dan saling
respek adalah kunci dalam diskusi-diskusi dan pengambilan keputusan
di rapay-rapat lanjutannya, diusulkan setelah Idul Fitri oleh Kepala Pusat
Standarisasi Lingkungan dan kehutanan. Ia pun berharap pada waktu
mendatang agar semua pihak pun mau berkontribusi dalam diskusi
pada dua SNI termaksud. Hendaknya ego sektoral dibuang jauh-jauh
oleh semua pihak, sebaliknya salinglah mengisi oleh para pihak
terhadap dua SNI tersebut.
Sekilas latar belakang tinjauan per-SNI-an:
Penyusunan SNI 7188.7:2016 Kriteria Ekolabel – Bagian 7: Kategori
Produk Tas Belanja Plastik dan Bioplastik Mudah Terurai dan SNI 7188-
11:2016 Kriteria Ekolabel – Bagian 11: Kategori Produk Tas Belanja
Plastik Berbahan Daur Ulang bertujuan untuk mendorong inovasi
pengembangan teknologi plastik ramah lingkungan, juga untuk
mendorong praktek circular economy di masyarakat sekaligus
melakukan edukasi masyarakat mengenai penggunaan produk ramah
6. Page 6 of 7
lingkungan dan bagaimana produk tersebut dikelola setelah dikonsumsi
(post consumption). Informasi dari produsen dicantumkan pada produk
TBP dalam bentuk logo Ekolabel (Tipe 1 dan Tipe 2). Berdasarkan SNI
tersebut, produk Tas Belanja Plastik (TBP) dapat dikelompokkan
berdasarkan material yang digunakan dan penanganan pasca konsumsi
(end-of-life), yaitu:
Kelompok 1: TBP berbahan baku konvensional + aditif yang
mempercepat penguraian TBP di media lingkungan. Kinerja aspek
lingkungan dari produk ini adalah mudah terurai (biodegradable),
sehingga end-of-life produk dapat secara landfill maupun incenerator.
Kelompok 2: TBP berbahan baku nabati (biomaterial) yang mudah
terurai secara biologi (biodegradable), sehingga end-of-life produk dapat
digabungkan dengan sampah organic lainnya untuk dibuat kompos;
Kelompok 3: TBP berbahan baku dari plastik hasil daur ulang. Kinerja
aspek lingkungan dari produk ini adalah dapat didaur ulang, sehingga
end-of-life harus diguna ulang dan didaur ulang.
Masing-masing kelompok telah dilengkapi oleh kriteria dan
pengujiannya. Penerapan SNI tersebut bersifat terbuka bagi seluruh
pihak produsen plastik, asalkan memenuhi kriteria teknis yang
ditetapkan, sehingga kompetisi di lapangan berlangsung secara sehat.
Sampai saat ini, SNI tersebut sudah dapat dipenuhi dan disediakan oleh
produsen dalam negeri termasuk perangkat penerapan standar seperti
penilaian kesesuaian, metode dan lembaga pengujian. Daftar produk
TBP yang telah memenuhi kriteria disediakan sebagai informasi publik di
website KLHK: http://standardisasi.menlhk.go.id.
Adapun tujuan review itu, yaitu
a. Mendapatkan masukan mengenai kriteria teknis dan pengujian untuk
masing-masing kelompok bahan baku sesuai dengan perkembangan
ilmu dan teknologi.
b. Mendapatkan informasi mengenai kinerja aspek lingkungan dari
masing-masing kelompok bahan baku.
c. Identifikasi diversifiasi produk plastik dengan mempertimbangkan
bahan baku plastik dan kinerja aspek lingkungannya.
d. Membahas ketentuan peralihan transisi dari penerapan SNI
(eksisting) bila SNI tersebut direvisi.
7. Page 7 of 7
---o0o—
Riza V. Tjahjadi biotani@gmail.com 14052019