SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Download to read offline
1
PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN
SAMPAH KOMPREHENSIF MENUJU ZERO WASTE
THE ROLE OF COMMUNITY IN THE COMPREHENSIVE
WASTE-MANAGEMENT TO ZERO WASTE
Nur Azizah Affandy1
, Enik Isnaini2
, Cicik herlina Yulianti3
1
Dosen dpk, Jurusan Teknik Sipil, Universitas islam lamongan, Telp. 08113407073, email:
nurazizah_5@yahoo.com
2
Dosen, Fakultas Hukum, Universitas islam lamongan
3
Dosen, D3 Farmasi , Akademi Farmasi surabaya
Abstrak
Penelitian mengenai potensi peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah yang diujicobakan
menjadi kajian yang sangat menarik dan strategis, sebagai sebuah upaya untuk mengatasi permasalahan
sampah di Kecamatan Lamongan menuju Zero Waste berbasis masyarakat. Peran masyarakat dalam
pengelolaan persampahan di Kecamatan Lamongan saat ini sudah cukup baik, hal ini dapat dilihat dari
inisiatif yang sudah terbentuk, serta antusiasme masyarakat dalam memperlakukan sampah sudah mulai
mengarah kepada paradigma pengelolaan persampahan yang lebih Komprehensif dengan konsep 3R.
Mayoritas masyarakat sudah mau merubah perilaku mereka dalam pengelolaan persampahan dan sudah
mulai memperlakukan sampah sebagai barang yang memiliki manfaat ekonomi. Melakukan Pemilahan,
Pengelolaan sampah dan menjaga kelestarian lingkungan dengan memanfaatkan sampah organik yang diolah
dijadikan kompos dan pupuk cair yang berguna meningkatkan kualitas hidup tanaman sehingga lingkungan
tempat tinggal menjadi lebih hijau, rindang dan sejuk. Peran serta masyarakat sangat mutlak menjadi kunci
keberhasilan dari Pengelolaan sampah berbasis masyarakat di Kecamatan Lamongan, hal ini tidak lepas dari
Peran Tokoh masyarakat, Kader Lingkungan, RT/RW yang selalu menjadi Motivator masyarakat dan
Pemerintah Kabupaten Lamongan selalu mendukung dengan Program LGC I-V
Kata Kunci : Timbulan Sampah, Komprehensif, Zero Waste, Berbasis Masyarakat
A research about the potential cause and the role of the society in managing the waste then
experienced some test and proper to be a very interesting and strategic research, as an effort to
overcome the waste problem in Lamongan to a community-based zero waste. The role of community in
managing the waste in Lamongan , by far, has reached a satisfactory level. It could be seen from the
initiative that has been constructed, and community’s enthusiasm regarding how they treat the waste leaning
to a new paradigm concerning the more comprehensive concept of waste management, using 3R. The
majority of community has compromized to change their behavior regarding the waste management and
treating it more like a potential things with economical benefit. Sorting, managing the waste, and conserving
the environment by using the organic waste as to make living environment green, fertile, and content. The
role of community is highly needed as a key to success in community-based waste management in
Lamongan. This implies that community figures and their instruments, including RT/RW must cooperate as
motivators in society and, government of Lamongan must always support the LGC I-V program.
Keywords: waste cause, comprehensive, zero-waste, community-based
I. PENDAHULUAN
Perkembangan penduduk di kota semakin
bertambah dari tahun ke tahun. Akibat dari
pertambahan penduduk ini maka bertambah pula
tingkat konsumsi dan aktivitas penduduk, sehingga
mengakibatkan bertambah pula buangan/limbah yang
dihasilkan. Limbah/ buangan ini biasa dikenal sebagai
sampah domestik, dan telah menjadi permasalahan
lingkungan yang harus ditangani baik oleh pemerintah
dan masyarakat itu sendiri. (Kani Mahardika, 2014).
Kabupaten Lamongan salah satu kabupaten yang
sangat peduli dengan permasalahan sampah. Salah satu
upaya pemerintah Kabupaten Lamongan untuk
mengatasi permasalahan sampah dengan membuat
kegiatan Semarak Lamongan Green and Clean (LGC).
Dengan LGC diharapkan kedepannya Kabupaten
Lamongan dapat merdeka dari sampah. Kecamatan
Lamongan sebagai Barometer percontohan
keberhasilan pengelolaan sampah berbasis masyarakat.
Terbukti dengan berkurangnya timbulan sampah yang
masuk ke TPA Tambak Rigadung yang mengalami
penurunan secara signifikan, sebelum dilakukan LGC
tahun 2007 sebesar 101,1 m3
/hari kemudian setelah
dilakukan LGC tahun 2010 sebesar 82,8 m3
/hari
(Satker PPLP Jawa Timur, 2011). Kecamatan
Lamongan terdiri dari duapuluh kelurahan/desa. Dari
20 Desa/kelurahan ini, dipilih 4 lokasi penelitian yang
merupakan kelompok pemenang terbaik 1 – 4 dalam
lomba Lamongan Green and Clean (LGC) Jilid 4
Tahun 2014 untuk kategori Wilayah Mandiri. 4
kelompok tersebut adalah: (1) Demangan Tengah RT
02 RW II, Kelurahan Sidoharjo, Kecamatan Lamongan
(2) Beringin Jaya RT 03 RW V Kelurahan
Tumenggungan, Kecamatan Lamongan. (3) Made
Mulyo RT 02 RW V, desa Made, Kecamatan
Lamongan. (4) Rangge RT 04 RW I, Kelurahan
Sukomulyo, Kecamatan Lamongan. Pengambilan
sampel kelompok ini berdasarkan pertimbangan bahwa
wilayah ini telah berhasil dalam mewujudkan
lingkungan hidup yang bersih, hijau, dan sehat,
khususnya dalam pengelolaan sampah mandiri.
Pengkajian mengenai pengelolaan sampah
yang diujicobakan menjadi kajian yang sangat menarik
dan strategis (Ni Komang Ayu, 2008). Menarik karena
dulu sampah adalah barang yang tidak berguna. Tetapi
sekarang dengan pengelolaan yang komprehensif
sampah dapat bernilai ekonomis. Strategis sebagai
salah satu cara untuk dapat mengatasi permasalahan
sampah dengan pengelolaan sampah secara
komprehensif dari hulu sampai ke hilir. Penanganan
sampah yang bersifat komprehensif di Kecamatan
Lamongan belum sepenuhnya terwujud, untuk itu
diharapkan dapat mendorong kearah komprehensif
sudah mulai muncul. Sehingga kajian ini bertujuan
untuk mengetahui bagaimana potensi peran serta
masyarakat dalam pengelolaan sampah secara
komprehensif menuju Zero Waste yang timbul dari
sampah rumah tangga.
II. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
yang berarti pemecahan masalah diselidiki dengan
menggambarkan/melukiskan keadaan obyek/subyek
penelitian baik seseorang maupun masyarakat pada saat
sekarang. Selanjutnya data diperoleh dengan
menggunakan daftar pertanyaan atau kuesioner serta
wawancara secara mendalam terhadap key person
seperti ketua RT, RW, Lurah dan Tokoh masyarakat.
Dengan demikian, penelitian deskriptif
kualitatif yang dilakukan dimaksudkan untuk
Menganalisis peran serta masyarakat dalam
pengelolaan sampah secara komprehensif dengan
prinsip 3R di lokasi penelitian. Dalam penelitian ini
peran masyarakat diidentifikasi melalui aspek perilaku,
aspek pemahaman, aspek teknik operasional, dan aspek
kelembagaan/kemitraan
Untuk menentukan jumlah responden
pengisian kuesioner ditentukan dengan menggunakan
Rumus Slovin (Sevilla, et. al., 1993), yaitu:
2
Ne1
N
n ………………… (1)
dengan:
n = jumlah sampel (responden) yang diperlukan
N = jumlah populasi (N=221)
e = sample error (10 %)
= 70,1 jiwa = 80 jiwa
Dalam penelitian yang telah dilakukan,
peneliti berhasil mendapatkan 80 responden.
Pengambilan sampel ini secara acak tergantung dari
jumlah KK dari masing-masing 4 lokasi penelitian.
Sampel yang diperoleh berdasarkan jumlah populasi
yang telah ditentukan, maka jumlah proporsi sampel
untuk Demangan Tengah RT 02 RW II, Kelurahan
Sidoharjo 15 responden, Beringin Jaya RT 03 RW V
Kelurahan Tumenggungan 20 responden, Made Mulyo
RT 02 RW V desa Made 30 responden, dan Rangge
RT 04 RW I, Kelurahan Sukomulyo 15 responden.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada tahun 2010 jumlah timbulan sampah di
TPA Tambakrigadung mencapai 105,4 .
Dari jumlah sampah tersebut, sampah yang terkelola
dengan sistem yang ada sebanyak 22,6 atau
21,44 % dari total volume timbulan sampah.
Proses pengembangan konsep pengelolaan
sampah melalui kegiatan pemilahan sampah tidak serta
merta dapat diterapkan di kecamatan Lamongan.
Konsep ini relatif baru bagi masyarakat dalam melihat
3
dan memahami sampah berikut pengelolaannya. Untuk
itu, proses sosialisasi merupakan gerbang terpenting
ketika konsep ini ingin diimplementasikan di
lingkungan masyarakat. Terlebih jika konsep tersebut
ingin menempatkan masyarakat sebagai aktor kunci
dalam implementasi kegiatan.
Konsep Zero Waste ini salah satunya dengan
menerapkan prinsip 3 R (Reduce, Reuse, Recycle).
Pemikiran konsep zero waste adalah pendekatan serta
penerapan sistem dan teknologi pengolahan sampah
perkotaan skala individual dan skala kawasan secara
terpadu dengan sasaran untuk dapat mengurangi
volume sampah sesedikit mungkin. Konsep 3R adalah
merupakan dasar dari berbagai usaha untuk
mengurangi limbah sampah dan mengoptimalkan
proses produksi sampah, (Ari Suryanto, dkk, 2005).
Peran serta masyarakat dalam pengelolaan
sampah merupakan kesediaan masyarakat untuk
membantu berhasilnya program pengembangan
pengelolaan sampah sesuai dengan kemampuan setiap
orang tanpa berarti mengorbankan kepentingan diri
sendiri. Tanpa adanya Peran serta masyarakat semua
program pengelolaan persampahan yang direncanakan
akan sia-sia. Salah satu pendekatan masyarakat untuk
dapat membantu program pemerintah dalam
keberhasilan adalah membiasakan masyarakat pada
tingkah laku yang sesuai dengan program persampahan
yaitu merubah persepsi masyarakat terhadap
pengelolaan sampah yang tertib, lancar dan merata,
merubah kebiasaan masyarakat dalam pengelolaan
sampah yang kurang baik dan faktor-faktor sosial,
struktur dan budaya setempat Wibowo dan Djajawinata
(2007). Dalam penelitian ini peran masyarakat
diidentifikasi melalui aspek perilaku, aspek
pemahaman, aspek teknik operasional, dan aspek
Kelestarian Lingkungan.
3.1. Aspek Perilaku
A. Data Timbulan Sampah
Data mengenai timbulan, komposisi, dan
karakteristik sampah merupakan hal yang sangat
menunjang dalam menyusun sistem pengelolaan
persampahan di suatu wilayah. Data tersebut harus
tersedia agar dapat disusun suatu alternatif sistem
pengelolaan sampah yang baik.
Data Timbulan sampah di 4 lokasi penelitian
ditampilkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Data hasil pengukuran timbulan sampah
Lokasi
Jumlah
rata-rata
jiwa tiap
rumah
(org)
Timbulan
sampah
rata-rata
(kg/hr)
Timbulan
sampah
rata-rata
tiap
rumah
(kg/hr)
Timbulan
sampah
rata-rata
tiap orang
(kg/hr)
Demangan
Tengah RT 02
RW II,
Kelurahan
4,2 27,6 1,8 0,4
Sidoharjo
Beringin Jaya
RT 03 RW V
Kelurahan
Tumenggungan
4,1 15,1 0,8 0,2
Made Mulyo
RT 02 RW V,
desa Made
4,3 2,3 0,8 0,2
Rangge RT 04
RW I,
Kelurahan
Sukomulyo
4,0 12,5 0,8 0,2
Dari data pengukuran diperoleh rata-rata
jumlah timbulan sampah di 4 lokasi penelitian adalah
sebesar 0,25 kg/org.hari. Data ini mengalami
penurunan dibanding data dari Satker PPLP Jawa
Timur, 2011 untuk kecamatan Lamongan sebesar
0,278 kg/org.hari.
Sedangkan jumlah penduduk di Kecamatan
Lamongan berdasarkan data monograf kecamatan
Lamongan 2012 sebanyak 65.884 orang. Bila satuan
timbulan sampah = 0,25 kg/orang/hari, maka total
jumlah sampah di Kecamatan Lamongan sebesar = 2,5
kg/orang/hari x 65.884 orang = 164710 kg/hari atau
senilai dengan 165 ton/hari.
B. Analisa Komposisi Sampah
Gambar 1. Tipikal Komposisi Sampah Rumah
Tangga Di Kecamatan Lamongan (% Berat Basah)
Gambar 1 menggambarkan tipikal komposisi
sampah di 4 lokasi pengamatan di Kecamatan
Lamongan. menggambarkan komposisi sampah yang
sumbernya dari limbah/sampah rumah tangga.
Berdasarkan gambar tersebut tampak bahwa komposisi
sampah basah atau organik sebesar 65 % merupakan
sumber terbesar dari sampah rumah tangga/domestik.
Dengan kondisi seperti itu disertai kelembaban sampah
yang tinggi, maka sampah akan sangat cepat
membusuk.
3.2 Aspek Pemahaman
A. Sosialisasi Pengelolaan Sampah
organik
65%
plastik
15%
kertas
10%
logam
3%
gelas/kaca
1%
kayu
2%
karet
1%
kain
2%
lain-lain
1%
Grafik Komposisi Sampah di Kecamatan
Lamongan
organik plastik kertas
logam gelas/kaca kayu
Pemerintah Kabupaten Lamongan berusaha
menawarkan konsep pengelolaan sampah berbasis
masyarakat yang menerapkan prinsip 3R (Recycle,
Reuse dan Reduce) melalui kegiatan Lamongan Green
and Clean kepada beberapa kecamatan di Kabupaten
Lamongan termasuk di kecamatan Lamongan, diikuti
komitmen Pemerintah Kabupaten Lamongan dari sisi
pendanaan kegiatan awal untuk pengadaan peralatan
dan perlengkapan (Nur Azizah Affandy, 2013.
Proses sosialisasi sebelum melaksanakan
kegiatan pengelolaan sampah meliputi proses
penyampaian ide/gagasan dari pemerintah kepada
masyarakat, yang diwakili oleh pengurus RT/RW,
Kader Lingkungan, pengurus PKK, tokoh masyarakat,
dan tokoh keagamaan. Selanjutnya sosialisasi kepada
warga masyarakat dilakukan melalui berbagai bentuk
kegiatan, misalnya disampaikan dalam pertemuan rutin
PKK, pertemuan dasawisma, pengajian ibu-ibu, serta
pertemuan isidental antara warga dan pengurus RT/RW
yang khusus membahas sosialisasi teknis pengelolaan
sampah (Bapak Suripin Ketua RT Beringin Jaya RT 03
RW V Kelurahan Tumenggungan sekaligus Juri LGC
kategori Perintis). Peranan pengurus RT/RW, Kader
Lingkungan, pengurus PKK serta tokoh masyarakat
dalam perintisan program pemilahan sampah sangat
strategis. Mereka merupakan ujung tombak perintisan,
motivator dan sekaligus merupakan mediator yang
menjembatani komunikasi antara pemerintah dengan
warga masyarakat.
Proses sosialisasi pelaksanaan kegiatan
pemilahan sampah merupakan sebuah kegiatan untuk
merealisasikan konsep 3R di lapangan. Proses ini mulai
berjalan di tengah masyarakat terutama setelah
berbagai peralatan dan perlengkapan tersedia dan telah
dibagikan kepada masyarakat yang sudah terdaftar.
Sosialisasi yang dilakukan pada tahap ini berkaitan
dengan teknis penggunaan peralatan serta perlengkapan
yang ada, seperti tempat penampungan sampah
organik, kantong untuk sampah plastik, kertas dan kaca
(PKKc), serta tempat sampah campursari.
Berdasarkan data yang dikumpulkan melalui
kuesioner, pendapat masyarakat akan pentingnya
kegiatan sosialisasi terhadap keberhasilan pengelolaan
sampah yang tepat tercantum dalam Tabel 2 berikut :
Tabel 2. Pentingnya Kegiatan Sosialisasi Pengelolaan
Sampah di Masyarakat
Kegiatan Sosialisasi Pemilahan dan
Pengelolaan Sampah di Masyarakat
%
1. Sangat penting karena membantu
memberikan gambaran pengelolaan
sampah yang akan dilakukan
95%
2. Kurang penting karena pengelolaan
sampah dapat dilakukan secara
otomatis oleh masyarakat.
4%
3. Tidak penting 1%
TOTAL 100%
Dari hasil tersebut dapat diketahui, bahwa
peran kegiatan sosialisasi sangat penting karena
berguna membantu keberhasilan program pemilahan
sampah di masyarakat (95%) dan masyarakat yang
menganggap sosialisasi pemilahan sampah kurang
penting hanya 5% sedang yang mengganggap
sosialisasi pemilahan sampah tidak penting sebesar 1%.
3.3 Aspek Teknik Operasional
A. Proses Pemilahan, Pengumpulan dan
Pengangkutan Sampah
Kegiatan pemilahan sampah adalah kegiatan
berupa aktivitas memisahkan dan mengelompokkan
sampah sesuai dengan jenis sampah.
Dalam pelaksanaannya, maka masyarakat yang
benar-benar sudah melakukan pemilahan sampah di
rumah masing-masing ditampilkan pada Tabel 3.
Tabel 3. Pelaksanaan Kegiatan Pemilahan Sampah
Apakah Ibu-ibu sudah melakukan
pemilahan sampah di rumah masing-
masing
%
1.Sudah 99 %
2.Belum 1 %
TOTAL 100 %
Dari Tabel 3 diketahui bahwa dalam
pelaksanaannya ibu-ibu yang sudah melakukan
pemilahan sampah di rumah masing-masing sebanyak
99 %, sedang yang belum hanya 1%. Hal ini sesuai
dengan tingkat kesadaran ibu-ibu akan pentingnya
mengikuti program pemilahan sampah.
Terhadap sampah yang dihasilkannya, warga
memisahkan sampah berdasarkan sifat sampah
tersebut. Ada 5 pengelompokkan sampah yang
dilakukan oleh warga, yaitu:
1. Sampah organik/sampah mudah busuk, seperti: sisa
sayur dan buah yang tidak termanfaatkan, daun,
sisa nasi dan sayur, kulit buah serta sisa makan
yang sifatnya mudah membusuk
2. Sampah plastik, seperti: tas kresek, plastik
pembungkus, sisa peralatan rumah tangga dari
plastik yang sudah tidak dipakai.
3. Sampah kertas, seperti: koran, kertas pembungkus,
buku bekas.
4. Sampah kaca dan logam, seperti: besi, kawat, botol,
gelas/kaca bekas.
5. Sampah campursari, yaitu sampah sisa hasil
pemilahan di rumah tangga, seperti: baju & sepatu
bekas, potongan kayu, steroform, kasur & bantal
bekas.
5
Gambar 2. Tempat Penampungan Sementara Sampah
Anorganik Hasil Pemilahan di Lokasi Penelitian
Dari pengamatan kegiatan pengelolaan
sampah di lokasi penelitian, diketahui proses
pengumpulan dan pengangkutan sampah yang
dilakukan adalah sebagai berikut :
- Sampah anorganik (plastik, kertas, logam/kaca)
yang telah dipilah di rumah, selanjutnya
dikumpulkan ibu-ibu ke tempat penampungan
yang telah ditentukan setiap 1 atau 2 minggu
sekali sesuai waktu yang disepakati, biasanya
pada hari minggu.
- Pengambilan sampah campursari dilakukan
petugas sampah setiap hari.
Kompos hasil pengolahan sampah organik
umumnya digunakan ibu-ibu untuk pemupukan
tanaman hias dan tanaman obat.
B. Proses Pengelolaan Sampah
Jika sudah melakukan pemilahan sampah dari
sumber, bagaimana pengelolaan sampah selanjutnya
yang dilakukan ibu-ibu
Tabel 4. Cara Pengelolaan Sampah
Bagaimana Cara Pengelolaan Sampah %
1. Melakukan pengomposan sampah organik
dan mengumpulkan sampah anorganik ke
pengepul atau membuat kerajinan tangan
95 %
2. Membuang sampah organik ke tempat
sampah dan mengumpulkan sampah
anorganik
4 %
3. Membuang sampah organik dan anorganik
ke tempat sampah
1 %
TOTAL 100%
Dari Tabel 4. menunjukkan banyaknya warga
masyarakat yang tidak hanya memilah sampah organik
dan anorganik tapi juga melanjutkan ke tahap
pegelolaan sampah sebanyak 95%, sedangkan
masyarakat yang hanya melakukan pemilihan sampah
saja sebanyak 4% dan masyarakat yang tidak
melakukan pemilahan dan pengelolaan sampah
sebanyak 1%.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa proses
sosialisasi pengelolaan sampah di wilayah penelitian
cukup berhasil, Kondisi awal masyarakat hanya
memilah tetapi dengan sosialisasi mereka mulai
melakukan pengomposan secara sederhana dengan
menggunakan keranjang Takakura maupun tong
Takakura. Sedangkan sampah-sampah hasil pemilihan
kemudian dikelola dengan cara dimasukkan ke dalam
wadah-wadah yang sudah disiapkan, dengan kriteria
sebagai berikut:
- Sampah organik dimasukkan ke tong sampah
organik atau komposter, yang umumnya berwarna
biru.
- Sampah anorganik berupa sampah plastik,
sampah kertas dan sampah logam/kaca
dimasukkan pada masing-masing kantong plastik
secara terpisah yang sudah diberi identitas.
- Sampah campursari dimasukkan ke dalam tempat
sampah, yang umumnya berwarna terang dan
dilengkapi tutup.
Gambar 3. Alat Pengelolaan Sampah Komposter dan
Tong Pengolah Sampah Organik (Takakura) Di Lokasi
Penelitian
Gambar 4. Model Pengelolaan Sampah Sebelum LGC di Kecamatan Lamongan
Gambar 5. Model Pengelolaan Sampah Komprehensif menuju Zero waste Kecamatan Lamongan
C. Ketersediaan Fasilitas Pengelolaan Sampah
Pentingya menjaga kebersihan rumah dan
lingkungan sekitar, dicerminkan dengan adanya
fasilitas tempat sampah baik yang berada di rumah
maupun di lingkungan sekitar. Berikut hasil kuesioner
tentang ketersediaan fasilitas pengelolaan sampah
berupa tempat sampah dan komposter yang ada di
wilayah penelitian.
Tabel 5. Ketersediaan Fasilitas Pengelolaan Sampah di
Wilayah Penelitian.
Bagaimana Ketersediaan Fasilitas
Pengelolaan Sampah Berupa Tempat
Sampah Dan Komposter Yang Ada di
Wilayah Penelitian
%
1. Jumlahnya banyak dan kondisinya bagus 93 %
2. Jumlahnya cukup dan kondisinya baik 6 %
7
3. Jumlahnya kurang 1 %
TOTAL 100 %
Dari Tabel 5 dapat diketahui pendapat
masyarakat tentang sarana penelolaan sampah berupa
ketersediaan tempat sampah dan komposter di lokasi
penelitian. Responden menilai bahwa sarana dan
prasarana pengelolaan sampah berupa tempat sampah
dan komposter jumlahnya banyak dan kondisinya
bagus sebanyak 93%, dan responden yang menilai
sarana tempat sampah dan komposter jumlahnya cukup
sebanyak 7%, sedangkan responden yang menilai
sarana tempat sampah dan komposter jumlahnya
kurang sebanyak 1%.
D. Kerajinan Daur Ulang Sampah Anorganik
Selain sampah organik yang dimanfaatkan
untuk bahan membuat kompos, ternyata sampah
anorganik juga dapat digunakan kembali untuk
membuat aneka kerajinan tangan. Sehingga diharapkan
dapat meningkatkan nilai barang yang masih dapat
dimanfaatkan dan memperkecil produksi sampah.
Tabel 6. Peran Masyarakat dalam Membuat Kerajinan
Daur Ulang Sampah
Apakah Ibu-ibu setuju selain dijual ke
pengepul, sampah anorganik juga
dapat digunakan sebagai bahan
kerajinan tangan
%
1. Sangat Setuju 95%
2. Kurang Setuju 5%
3. Tidak Setuju 0 %
TOTAL 100%
Sampah anorganik merupakan limbah yang
tidak mengandung unsur karbon sehingga sangat sulit
atau bahkan tidak bisa diuraikan. Oleh sebab itu
sampah anorganik dapat pula diartikan sebagai sampah
yang tidak bisa membusuk. Contoh limbah anorganik
adalah plastik, botol beling bekas, pecahan kaca, dan
lain sejenisnya. Sama halnya seperti pemanfaatan dari
limbah organik, berbagai bentuk benda karya kerajinan
unik, artistik, dan menarik pun dapat dibuat dan
dihasilkan dari pemanfaatan limbah anorganik.
Berdasarkan hasil kuisioner maka ibu-ibu
yang setuju bahwa sampah anorganik dapat
dimanfaatkan sebagai bahan kerajinan tangan sebanyak
95%. Hal ini dibuktikan dengan bervariasinya hasil-
hasil kerajinan tangan yang dapat dibuat oleh ibu-ibu di
lingkungan tempat tinggal mereka. Hasil-hasil
kerajinan tangan yang telah berhasil dibuat ibu-ibu
antara lain berupa bunga hias, pot dan vas bunga,
lampu hias, tas, aneka bros dan gantungan kunci,
tempat pensil, tempat tissue, taplak meja dll.
Sedangkan ibu-ibu yang kurang setuju dengan
pemanfaatan sampah anorganik sebagai bahan
kerajinan tangan sebanyak 5%, hal ini dikarenakan ada
sebagian kecil ibu-ibu yang belum mengetahui cara
pembuatan kerajinan tangan tersebut atau karena
terbatasnya waktu sehingga lebih memilih
mengumpulkan sampah anorganik untuk dijual ke
pengepul.
Gambar 6. Aneka Kerajinan Tangan yang Dihasilkan
dari Pemanfaatan Sampah Anorganik.
Karya kerajinan dari bahan sampah anorganik
seperti yang tampak pada gambar 4 merupakan bahan-
bahan yang terbuat dari plastik bekas, kain perca,
bungkus makanan dan minuman, sedotan dan botol-
botol plastik yang sudah tidak terpakai. Langkah awal
mengolah sampah plastik untuk bisa lebih bermanfaat
yaitu dengan memisahkan sampah yang kering dan
basah. Selanjutnya sampah kering anorganik seperti
bungkus minuman ringan seperti kopi, susu, deterjen,
pewangi pakaian, mie instan dll dibersihkan terlebih
dulu. Kemudian plastik-plastik yang telah dicuci
tersebut dikeringkan. Setelah kering kemudian
dipotong-potong seperti pola barang kerajinan yang
akan dibuat/dinginkan. Pola dibuat sesuai dengan
bentuk barang yang akan dibuat. Langkah selanjutnya
adalah menjahit sesuai dengan pola tersebut. Yang
diperlukan adalah ketelatenan dari penjahit. Produk
kerajinan daur ulang sampah plastik kering ini tidak
saja diminati oleh kalangan masyarakat menengah ke
bawah, tapi juga kalangan menengah atas bahkan
sekarang bisa sampai menembus pasar internasional.
Dengan demikian, sampah anorganik pun dapat
dimanfaatkan secara optimal untuk membuat kerajinan
daur ulang sampah.
3.4 Aspek Kelestarian Lingkungan Hidup
Kegiatan ibu-ibu dalam pengelolaan sampah
rumah tangga terhadap kelestarian lingkungan hidup
juga berkorelasi positif terhadap kelestarian lingkungan
hidup.
Gambar 7. Pengaruh kegiatan pemilahan dan
pengelolaan sampah terhadap kelestarian lingkungan
hidup
Dari Gambar 5 dapat diketahui pendapat ibu-
ibu mengenai dampak kegiatan pemilahan dan
pengelolaan sampah terhadap kelestarian lingkungan
hidup. Sebagian besar menyatakan sangat bermanfaat
(96%) dan kurang bermanfaat (4%). Bahkan ibu-ibu
tidak ada yang merasa bahwa kegiatan pemilahan dan
pengelolaan sampah ini tidak ada manfaatnya terhadap
kelestarian lingkungan hidup.
a. b.
c. d.
Gambar 8. Kondisi Lingkungan di lokasi Penelitian
a. Demangan Tengah RT 02 RW II Kelurahan
Sidoharjo
b. Beringin Jaya RT 03 RW V Kelurahan
Tumenggungan
c. Made Mulyo RT 02 RW V desa Made
d. Rangge RT 04 RW I, Kelurahan Sukomulyo
Pendapat ini sangat wajar karena menurut ibu-
ibu kegiatan pemilahan dan pengelolaan sampah di
lingkungan mereka dapat mengurangi volume timbulan
sampah sehingga lingkungan menjadi rapi, bersih, dan
indah. Tidak ada sampah yang berserakan, resiko
terjadi banjir di musim hujan juga kecil karena tidak
ada lagi warga yang membuang sampah sembarangan.
Disamping itu sampah organik yang diolah dapat
dijadikan kompos dan pupuk cair yang berguna
meningkatkan kualitas hidup tanaman sehingga
lingkungan tempat tinggal menjadi lebih hijau, rindang
dan sejuk.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan dan analisis serta merujuk pada
tujuan penelitian, Studi kasus di Kecamatan
Lamongan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Peran masyarakat dalam pengelolaan persampahan
saat ini sudah cukup baik, hal ini dapat dilihat dari
inisiatif yang sudah terbentuk, serta antusiasme
masyarakat dalam memperlakukan sampah sudah
mulai mengarah kepada paradigma pengelolaan
persampahan yang lebih Komprehensif dengan
konsep 3R. Mayoritas masyarakat sudah mau
merubah perilaku mereka dalam pengelolaan
persampahan dan sudah mulai memperlakukan
sampah sebagai barang yang memiliki manfaat
ekonomi.
2. Keberhasilan Peran Masyarakat dalam pengelolaan
sampah komprehensif dapat dilihat dari beberapa
Aspek. Aspek Perilaku, Pemahaman, Teknik
Operasional dan Kelestarian Lingkungan. Semakin
sedikit timbulan sampah yang dihasilkan,
menunjukkan masyarakat telah mempunyai
pemahaman yang tinggi untuk melaksanakan
pengelolaan sampah menuju Zero Waste dengan
konsep 3R. Melakukan Pemilahan, Pengelolaan
sampah dan menjaga kelestarian lingkungan dengan
memanfaatkan sampah organik yang diolah
dijadikan kompos dan pupuk cair yang berguna
meningkatkan kualitas hidup tanaman sehingga
lingkungan tempat tinggal menjadi lebih hijau,
rindang dan sejuk
3. Peran serta masyarakat sangat mutlak menjadi
kunci keberhasilan dari Pengelolaan sampah
berbasis masyarakat di Kecamatan Lamongan, hal
ini tidak lepas dari Peran Tokoh masyarakat, Kader
Lingkungan, RT/RW yang selalu menjadi
Motivator masyarakat dan Pemerintah Kabupaten
Lamongan selalu mendukung dengan Program
LGC I-V.
B. Saran
1. Perlu dilakukan sosialisasi secara intensif dalam
pengelolaan sampah berbasis masyarakat dengan
prinsip 3R, terutama pada sampah organik yang
akan dijadikan kompos.
2. Perlu mengadakan koordinasi secara terpadu dari
instansi yang bertanggung jawab dalam
pengelolaan sampah dengan masyarakat,
Pemerintah selalu melakukan pengawasan,
monitoring dan evaluasi.
3. Diperlukan lebih banyak lagi Peran serta lembaga
swasta dan pendidikan untuk memberikan edukasi
96%
4%
Pengaruh kegiatan pemilahan dan
pengelolaan sampah terhadap
kelestarian lingkungan hidup
1. Sangat
Bermanfaat
2. kurang
bermanfaat
3. tidak
bermanfaat
9
dan bantuan tentang pengelolaan sampah berbasis
masyarakat.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terimakasih kepada Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi, Kemeterian Pendidikan dan
Kebudayaan, sesuai dengan Surat Perjanjian
Pelaksanaan Penugasan Hibah Nomor :
042/SP2H/P/K7/KM/2015, tanggal : 02 April 2015
DAFTAR PUSTAKA
Ari Suryanto, dkk, 2005, Kajian Potensi Ekonomis
dengan Penerapan 3R Pada Pengelolaan
Sampah Rumah Tangga di Kota Depok,
Kani Mahardika,2014, Potensi Pengembangan Peran
Masyarakat Dalam Pengelolaan Persampahan
Berkelanjutan di Kota Bandung, Jurnal
Perencanaan Wilayah dan Kota 2 SAPPK
V3N3, Halaman 605
Ni Komang Ayu Artiningsih,2008, Peran Serta
Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah
Rumah Tangga (Studi Kasus Di Sampangan
Dan Jomblang, Kota Semarang), Serat Acitya
Jurnal Ilmiah UNTAG Semarang, Halaman
107
Nur Azizah Affandy, 2013, Peranan Ibu-Ibu Dalam
Pengelolaan Komprehensif Sampah Berbasis
Masyarakat Di Kelurahan Sukomulyo
Kabupaten Lamongan (Pengaruhnya Terhadap
Kelestarian Lingkungan Hidup), Lamongan,
Proseeding SEMNAS IX, 2013, Halaman VII
108
Sanapiah, F., 1995, Format-Format Penelitian Sosial:
Dasar-Dasar dan Aplikasi, cetakan ketiga,
Rajawali Press, Jakarta
Satker PPLP Jawa Timur, 2011, Perencanaan Teknis
Manajemen Persampahan (Ptmp) Kabupaten
Lamongan , Kementerian Pekerjaan Umum
Direktorat Jenderal Cipta Karya, Surabaya.
Suwarto, 2006, Model Partisipasi Masyarakat Dalam
Pengelolaan Sampah: Studi Kasus di
Kawasan Perumahan Tlogosari, Kota
Semarang, Tesis, Program Pasca Sarjana
Magister
Wibowo A dan Djajawinata D.T, 2007. Penanganan
Sampah Perkotaan Terpadu Diakses tanggal
05 September pada
http://tpl309.weblog.esaunggul.ac.id/wp-
content/uploads/sites/827/2014/11/Manajemen
-Perkotaan-Pertemuan-7.pdf
Widyatmoko dan Sintorini Moerdjoko, 2002,
Menghindari, Mengolah dan Menyingkirkan
Sampah, Abadi Tandur, Jakarta.

More Related Content

What's hot

TPS 3R (Reduce, Reuse & Recycle) Berbasis Masyarakat
TPS 3R (Reduce, Reuse & Recycle) Berbasis MasyarakatTPS 3R (Reduce, Reuse & Recycle) Berbasis Masyarakat
TPS 3R (Reduce, Reuse & Recycle) Berbasis MasyarakatJoy Irman
 
5 PILAR STBM.ppt
5 PILAR STBM.ppt5 PILAR STBM.ppt
5 PILAR STBM.pptAhmadNoor47
 
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) (bagian 1/5)
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) (bagian 1/5)Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) (bagian 1/5)
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) (bagian 1/5)infosanitasi
 
Konsep perencanaan pembangunan desa
Konsep perencanaan pembangunan desaKonsep perencanaan pembangunan desa
Konsep perencanaan pembangunan desaPemdes Seboro Sadang
 
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) (bagian 2/5)
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) (bagian 2/5)Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) (bagian 2/5)
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) (bagian 2/5)infosanitasi
 
Materi Ngopi Eps. 19 Pengorganisasian Masyarakat
Materi Ngopi Eps. 19 Pengorganisasian MasyarakatMateri Ngopi Eps. 19 Pengorganisasian Masyarakat
Materi Ngopi Eps. 19 Pengorganisasian MasyarakatAkademi Desa 4.0
 
Inovasi Pelayanan Publik untuk Kelurahan
Inovasi Pelayanan Publik untuk KelurahanInovasi Pelayanan Publik untuk Kelurahan
Inovasi Pelayanan Publik untuk KelurahanTri Widodo W. UTOMO
 
Pengelolaan sampah rumah tangga
Pengelolaan sampah rumah tanggaPengelolaan sampah rumah tangga
Pengelolaan sampah rumah tanggaEdy Sutrisno
 
MENGENAL METODE DAN TEHNIK (RRA) & (PRA) SEBAGAI PENDEKATAN PARTISIPATIF
MENGENAL METODE DAN TEHNIK (RRA) & (PRA) SEBAGAI PENDEKATAN  PARTISIPATIFMENGENAL METODE DAN TEHNIK (RRA) & (PRA) SEBAGAI PENDEKATAN  PARTISIPATIF
MENGENAL METODE DAN TEHNIK (RRA) & (PRA) SEBAGAI PENDEKATAN PARTISIPATIFriyanto apri
 
Paparan-_POSYANDU[1].ppt
Paparan-_POSYANDU[1].pptPaparan-_POSYANDU[1].ppt
Paparan-_POSYANDU[1].pptdpmdbusel
 
Kebijakan dan strategi pengelolaan persampahan
Kebijakan dan strategi pengelolaan persampahanKebijakan dan strategi pengelolaan persampahan
Kebijakan dan strategi pengelolaan persampahanJoy Irman
 
Materi Sosialisasi Pemutakhiran Data IDM Tahun 2022.pptx
Materi Sosialisasi Pemutakhiran Data IDM Tahun 2022.pptxMateri Sosialisasi Pemutakhiran Data IDM Tahun 2022.pptx
Materi Sosialisasi Pemutakhiran Data IDM Tahun 2022.pptxrahmatbuludawa1
 
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan DaerahPenyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan DaerahDadang Solihin
 
RENCANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA TANGERANG
RENCANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA TANGERANGRENCANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA TANGERANG
RENCANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA TANGERANGAnton Riyanto
 
Materi penyuluhan-stbm-editan
Materi penyuluhan-stbm-editanMateri penyuluhan-stbm-editan
Materi penyuluhan-stbm-editanmeriantini
 
Pemberdayaan Masyarakat Desa
Pemberdayaan Masyarakat DesaPemberdayaan Masyarakat Desa
Pemberdayaan Masyarakat DesaDadang Solihin
 
Pedoman Studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment) 2014
Pedoman Studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment) 2014Pedoman Studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment) 2014
Pedoman Studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment) 2014infosanitasi
 

What's hot (20)

TPS 3R (Reduce, Reuse & Recycle) Berbasis Masyarakat
TPS 3R (Reduce, Reuse & Recycle) Berbasis MasyarakatTPS 3R (Reduce, Reuse & Recycle) Berbasis Masyarakat
TPS 3R (Reduce, Reuse & Recycle) Berbasis Masyarakat
 
5 PILAR STBM.ppt
5 PILAR STBM.ppt5 PILAR STBM.ppt
5 PILAR STBM.ppt
 
DESA DIGITAL.pptx
DESA DIGITAL.pptxDESA DIGITAL.pptx
DESA DIGITAL.pptx
 
Lampiran a. kerangka kerja logis
Lampiran a. kerangka kerja logisLampiran a. kerangka kerja logis
Lampiran a. kerangka kerja logis
 
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) (bagian 1/5)
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) (bagian 1/5)Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) (bagian 1/5)
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) (bagian 1/5)
 
Konsep perencanaan pembangunan desa
Konsep perencanaan pembangunan desaKonsep perencanaan pembangunan desa
Konsep perencanaan pembangunan desa
 
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) (bagian 2/5)
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) (bagian 2/5)Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) (bagian 2/5)
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) (bagian 2/5)
 
Materi Ngopi Eps. 19 Pengorganisasian Masyarakat
Materi Ngopi Eps. 19 Pengorganisasian MasyarakatMateri Ngopi Eps. 19 Pengorganisasian Masyarakat
Materi Ngopi Eps. 19 Pengorganisasian Masyarakat
 
Inovasi Pelayanan Publik untuk Kelurahan
Inovasi Pelayanan Publik untuk KelurahanInovasi Pelayanan Publik untuk Kelurahan
Inovasi Pelayanan Publik untuk Kelurahan
 
Pengelolaan sampah rumah tangga
Pengelolaan sampah rumah tanggaPengelolaan sampah rumah tangga
Pengelolaan sampah rumah tangga
 
MENGENAL METODE DAN TEHNIK (RRA) & (PRA) SEBAGAI PENDEKATAN PARTISIPATIF
MENGENAL METODE DAN TEHNIK (RRA) & (PRA) SEBAGAI PENDEKATAN  PARTISIPATIFMENGENAL METODE DAN TEHNIK (RRA) & (PRA) SEBAGAI PENDEKATAN  PARTISIPATIF
MENGENAL METODE DAN TEHNIK (RRA) & (PRA) SEBAGAI PENDEKATAN PARTISIPATIF
 
Paparan-_POSYANDU[1].ppt
Paparan-_POSYANDU[1].pptPaparan-_POSYANDU[1].ppt
Paparan-_POSYANDU[1].ppt
 
Kebijakan dan strategi pengelolaan persampahan
Kebijakan dan strategi pengelolaan persampahanKebijakan dan strategi pengelolaan persampahan
Kebijakan dan strategi pengelolaan persampahan
 
Materi Sosialisasi Pemutakhiran Data IDM Tahun 2022.pptx
Materi Sosialisasi Pemutakhiran Data IDM Tahun 2022.pptxMateri Sosialisasi Pemutakhiran Data IDM Tahun 2022.pptx
Materi Sosialisasi Pemutakhiran Data IDM Tahun 2022.pptx
 
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan DaerahPenyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
 
RENCANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA TANGERANG
RENCANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA TANGERANGRENCANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA TANGERANG
RENCANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA TANGERANG
 
Materi penyuluhan-stbm-editan
Materi penyuluhan-stbm-editanMateri penyuluhan-stbm-editan
Materi penyuluhan-stbm-editan
 
Pemberdayaan Masyarakat Desa
Pemberdayaan Masyarakat DesaPemberdayaan Masyarakat Desa
Pemberdayaan Masyarakat Desa
 
Paparan profil desa
Paparan profil desaPaparan profil desa
Paparan profil desa
 
Pedoman Studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment) 2014
Pedoman Studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment) 2014Pedoman Studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment) 2014
Pedoman Studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment) 2014
 

Viewers also liked

24843114 materi-pengelolaan-sampah
24843114 materi-pengelolaan-sampah24843114 materi-pengelolaan-sampah
24843114 materi-pengelolaan-sampahgerygerger
 
Laporan proyek perubahan Diklat PIM IV
Laporan proyek perubahan Diklat PIM IVLaporan proyek perubahan Diklat PIM IV
Laporan proyek perubahan Diklat PIM IVSujud Marwoto
 
Aspek Teknis Operasional Pengelolaan Sampah (3/4)
Aspek Teknis Operasional Pengelolaan Sampah (3/4)Aspek Teknis Operasional Pengelolaan Sampah (3/4)
Aspek Teknis Operasional Pengelolaan Sampah (3/4)Joy Irman
 
Modul Pelatihan - Pengolahan Sampah Berbasis Masyarakat (Book)
Modul Pelatihan - Pengolahan Sampah Berbasis Masyarakat (Book)Modul Pelatihan - Pengolahan Sampah Berbasis Masyarakat (Book)
Modul Pelatihan - Pengolahan Sampah Berbasis Masyarakat (Book)Pdf Docs
 
A comprehensive model management for the community based zero waste
A comprehensive model management for the community based zero wasteA comprehensive model management for the community based zero waste
A comprehensive model management for the community based zero wasteazizah affandy
 
Perkembangan bk, bk komprehensif, pola 17+
Perkembangan bk, bk komprehensif, pola 17+Perkembangan bk, bk komprehensif, pola 17+
Perkembangan bk, bk komprehensif, pola 17+dwilaksmid
 
Preplaning%20cuci%20tangan
Preplaning%20cuci%20tanganPreplaning%20cuci%20tangan
Preplaning%20cuci%20tanganYulli Utami
 
Autentik,berbantukan komputer,bahasa sv
Autentik,berbantukan komputer,bahasa svAutentik,berbantukan komputer,bahasa sv
Autentik,berbantukan komputer,bahasa svmas preity
 
Curso Uso Responsable de Internet Unidad 2 .Introducción - Protección en Int...
Curso Uso Responsable de Internet Unidad 2 .Introducción -  Protección en Int...Curso Uso Responsable de Internet Unidad 2 .Introducción -  Protección en Int...
Curso Uso Responsable de Internet Unidad 2 .Introducción - Protección en Int...iclonet .
 
Presentation artwork for linked in
Presentation artwork for linked inPresentation artwork for linked in
Presentation artwork for linked inLeanne DaCosta
 
Curso Uso Responsable de Internet Unidad 1 Teoria . Intro a Internet
Curso Uso Responsable de Internet Unidad 1 Teoria . Intro a InternetCurso Uso Responsable de Internet Unidad 1 Teoria . Intro a Internet
Curso Uso Responsable de Internet Unidad 1 Teoria . Intro a Interneticlonet .
 
Planta baja recidencia
Planta baja recidenciaPlanta baja recidencia
Planta baja recidencialpt1
 
Growing into FULL STACK programming
Growing into FULL STACK programmingGrowing into FULL STACK programming
Growing into FULL STACK programmingOluwagbuyi Abimbola
 
Pengertian dasar kurikulum
Pengertian dasar kurikulumPengertian dasar kurikulum
Pengertian dasar kurikulumMolani Hasibuan
 

Viewers also liked (20)

24843114 materi-pengelolaan-sampah
24843114 materi-pengelolaan-sampah24843114 materi-pengelolaan-sampah
24843114 materi-pengelolaan-sampah
 
PPT Pengelolaan sampah
PPT Pengelolaan sampahPPT Pengelolaan sampah
PPT Pengelolaan sampah
 
Laporan proyek perubahan Diklat PIM IV
Laporan proyek perubahan Diklat PIM IVLaporan proyek perubahan Diklat PIM IV
Laporan proyek perubahan Diklat PIM IV
 
Aspek Teknis Operasional Pengelolaan Sampah (3/4)
Aspek Teknis Operasional Pengelolaan Sampah (3/4)Aspek Teknis Operasional Pengelolaan Sampah (3/4)
Aspek Teknis Operasional Pengelolaan Sampah (3/4)
 
Modul Pelatihan - Pengolahan Sampah Berbasis Masyarakat (Book)
Modul Pelatihan - Pengolahan Sampah Berbasis Masyarakat (Book)Modul Pelatihan - Pengolahan Sampah Berbasis Masyarakat (Book)
Modul Pelatihan - Pengolahan Sampah Berbasis Masyarakat (Book)
 
A comprehensive model management for the community based zero waste
A comprehensive model management for the community based zero wasteA comprehensive model management for the community based zero waste
A comprehensive model management for the community based zero waste
 
Perkembangan bk, bk komprehensif, pola 17+
Perkembangan bk, bk komprehensif, pola 17+Perkembangan bk, bk komprehensif, pola 17+
Perkembangan bk, bk komprehensif, pola 17+
 
Skripsi psikologi
Skripsi psikologiSkripsi psikologi
Skripsi psikologi
 
Preplaning%20cuci%20tangan
Preplaning%20cuci%20tanganPreplaning%20cuci%20tangan
Preplaning%20cuci%20tangan
 
11067085
1106708511067085
11067085
 
Autentik,berbantukan komputer,bahasa sv
Autentik,berbantukan komputer,bahasa svAutentik,berbantukan komputer,bahasa sv
Autentik,berbantukan komputer,bahasa sv
 
Curso Uso Responsable de Internet Unidad 2 .Introducción - Protección en Int...
Curso Uso Responsable de Internet Unidad 2 .Introducción -  Protección en Int...Curso Uso Responsable de Internet Unidad 2 .Introducción -  Protección en Int...
Curso Uso Responsable de Internet Unidad 2 .Introducción - Protección en Int...
 
Presentation artwork for linked in
Presentation artwork for linked inPresentation artwork for linked in
Presentation artwork for linked in
 
Curso Uso Responsable de Internet Unidad 1 Teoria . Intro a Internet
Curso Uso Responsable de Internet Unidad 1 Teoria . Intro a InternetCurso Uso Responsable de Internet Unidad 1 Teoria . Intro a Internet
Curso Uso Responsable de Internet Unidad 1 Teoria . Intro a Internet
 
Planta baja recidencia
Planta baja recidenciaPlanta baja recidencia
Planta baja recidencia
 
Growing into FULL STACK programming
Growing into FULL STACK programmingGrowing into FULL STACK programming
Growing into FULL STACK programming
 
Promkes 2015
Promkes  2015Promkes  2015
Promkes 2015
 
Bab 3
Bab 3Bab 3
Bab 3
 
Pengertian dasar kurikulum
Pengertian dasar kurikulumPengertian dasar kurikulum
Pengertian dasar kurikulum
 
El plan de medios
El plan de mediosEl plan de medios
El plan de medios
 

Similar to Peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah komprehensif menuju zero waste

Jurnal
JurnalJurnal
Jurnalfathad
 
Jakarta kewalahan mengelola sampah
Jakarta kewalahan mengelola sampahJakarta kewalahan mengelola sampah
Jakarta kewalahan mengelola sampahFreddy Sebastian
 
Kisah Sukses Pengelolaan Persampahan di Berbagai Wilayah di Indonesia
Kisah Sukses Pengelolaan Persampahan di Berbagai Wilayah di IndonesiaKisah Sukses Pengelolaan Persampahan di Berbagai Wilayah di Indonesia
Kisah Sukses Pengelolaan Persampahan di Berbagai Wilayah di IndonesiaOswar Mungkasa
 
Jakarta kewalahan mengelola sampah
Jakarta kewalahan mengelola sampahJakarta kewalahan mengelola sampah
Jakarta kewalahan mengelola sampahFreddy Sebastian
 
Jakarta kewalahan mengelola sampah
Jakarta kewalahan mengelola sampahJakarta kewalahan mengelola sampah
Jakarta kewalahan mengelola sampahFreddy Sebastian
 
Proposal penanganan sampah_dan_penyelamatan Air
Proposal penanganan sampah_dan_penyelamatan Air Proposal penanganan sampah_dan_penyelamatan Air
Proposal penanganan sampah_dan_penyelamatan Air fitriza SA
 
384155276 pengelolaan sampah_berbasis_masyarakat
384155276 pengelolaan sampah_berbasis_masyarakat384155276 pengelolaan sampah_berbasis_masyarakat
384155276 pengelolaan sampah_berbasis_masyarakatIndriati Dewi
 
Buku pedoman 3R Berbasis Masyarakat di Kawasan Permukiman
Buku pedoman 3R Berbasis Masyarakat di Kawasan PermukimanBuku pedoman 3R Berbasis Masyarakat di Kawasan Permukiman
Buku pedoman 3R Berbasis Masyarakat di Kawasan PermukimanOswar Mungkasa
 
Bukupedomanfull 121227201851-phpapp01
Bukupedomanfull 121227201851-phpapp01Bukupedomanfull 121227201851-phpapp01
Bukupedomanfull 121227201851-phpapp01Samson Supeno
 
Jurnal pemberdayaan mayaraka
Jurnal pemberdayaan mayarakaJurnal pemberdayaan mayaraka
Jurnal pemberdayaan mayarakanrukmana rukmana
 
Bestpractice sukses pengolahan persampahan
Bestpractice sukses pengolahan persampahanBestpractice sukses pengolahan persampahan
Bestpractice sukses pengolahan persampahanAsier La Ode
 
Research Gap.docx
Research Gap.docxResearch Gap.docx
Research Gap.docxRoyaniW
 
bahan presentasi Rencana Disertasi_Wardi.pdf
bahan presentasi Rencana Disertasi_Wardi.pdfbahan presentasi Rencana Disertasi_Wardi.pdf
bahan presentasi Rencana Disertasi_Wardi.pdfAndiMuhIshakYusma
 
model pengelolaan di pembhsn.pdf
model pengelolaan di pembhsn.pdfmodel pengelolaan di pembhsn.pdf
model pengelolaan di pembhsn.pdffarrasasmita1
 
Pengelolaan Sampah di Kota Surabaya oleh Alya Anggraini E. & Fathimah Qonita ...
Pengelolaan Sampah di Kota Surabaya oleh Alya Anggraini E. & Fathimah Qonita ...Pengelolaan Sampah di Kota Surabaya oleh Alya Anggraini E. & Fathimah Qonita ...
Pengelolaan Sampah di Kota Surabaya oleh Alya Anggraini E. & Fathimah Qonita ...AlyaAnggrainiEffendi
 
Is Mia Andina (20333010) - Permasalahan Sampah kota dan desa - Prodi EP UGK
Is Mia Andina (20333010) - Permasalahan Sampah kota dan desa - Prodi EP UGKIs Mia Andina (20333010) - Permasalahan Sampah kota dan desa - Prodi EP UGK
Is Mia Andina (20333010) - Permasalahan Sampah kota dan desa - Prodi EP UGKUGK
 

Similar to Peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah komprehensif menuju zero waste (20)

Kelompok 2 jurnal
Kelompok 2 jurnalKelompok 2 jurnal
Kelompok 2 jurnal
 
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
 
Jakarta kewalahan mengelola sampah
Jakarta kewalahan mengelola sampahJakarta kewalahan mengelola sampah
Jakarta kewalahan mengelola sampah
 
Kisah Sukses Pengelolaan Persampahan di Berbagai Wilayah di Indonesia
Kisah Sukses Pengelolaan Persampahan di Berbagai Wilayah di IndonesiaKisah Sukses Pengelolaan Persampahan di Berbagai Wilayah di Indonesia
Kisah Sukses Pengelolaan Persampahan di Berbagai Wilayah di Indonesia
 
Jakarta kewalahan mengelola sampah
Jakarta kewalahan mengelola sampahJakarta kewalahan mengelola sampah
Jakarta kewalahan mengelola sampah
 
Jakarta kewalahan mengelola sampah
Jakarta kewalahan mengelola sampahJakarta kewalahan mengelola sampah
Jakarta kewalahan mengelola sampah
 
Proposal penanganan sampah_dan_penyelamatan Air
Proposal penanganan sampah_dan_penyelamatan Air Proposal penanganan sampah_dan_penyelamatan Air
Proposal penanganan sampah_dan_penyelamatan Air
 
384155276 pengelolaan sampah_berbasis_masyarakat
384155276 pengelolaan sampah_berbasis_masyarakat384155276 pengelolaan sampah_berbasis_masyarakat
384155276 pengelolaan sampah_berbasis_masyarakat
 
Buku pedoman 3R Berbasis Masyarakat di Kawasan Permukiman
Buku pedoman 3R Berbasis Masyarakat di Kawasan PermukimanBuku pedoman 3R Berbasis Masyarakat di Kawasan Permukiman
Buku pedoman 3R Berbasis Masyarakat di Kawasan Permukiman
 
Bukupedomanfull 121227201851-phpapp01
Bukupedomanfull 121227201851-phpapp01Bukupedomanfull 121227201851-phpapp01
Bukupedomanfull 121227201851-phpapp01
 
Jurnal pemberdayaan mayaraka
Jurnal pemberdayaan mayarakaJurnal pemberdayaan mayaraka
Jurnal pemberdayaan mayaraka
 
Paparan Jcc180609
Paparan Jcc180609Paparan Jcc180609
Paparan Jcc180609
 
213-361-1-SM(1).pdf
213-361-1-SM(1).pdf213-361-1-SM(1).pdf
213-361-1-SM(1).pdf
 
Bestpractice sukses pengolahan persampahan
Bestpractice sukses pengolahan persampahanBestpractice sukses pengolahan persampahan
Bestpractice sukses pengolahan persampahan
 
5) BAB I.pdf
5) BAB I.pdf5) BAB I.pdf
5) BAB I.pdf
 
Research Gap.docx
Research Gap.docxResearch Gap.docx
Research Gap.docx
 
bahan presentasi Rencana Disertasi_Wardi.pdf
bahan presentasi Rencana Disertasi_Wardi.pdfbahan presentasi Rencana Disertasi_Wardi.pdf
bahan presentasi Rencana Disertasi_Wardi.pdf
 
model pengelolaan di pembhsn.pdf
model pengelolaan di pembhsn.pdfmodel pengelolaan di pembhsn.pdf
model pengelolaan di pembhsn.pdf
 
Pengelolaan Sampah di Kota Surabaya oleh Alya Anggraini E. & Fathimah Qonita ...
Pengelolaan Sampah di Kota Surabaya oleh Alya Anggraini E. & Fathimah Qonita ...Pengelolaan Sampah di Kota Surabaya oleh Alya Anggraini E. & Fathimah Qonita ...
Pengelolaan Sampah di Kota Surabaya oleh Alya Anggraini E. & Fathimah Qonita ...
 
Is Mia Andina (20333010) - Permasalahan Sampah kota dan desa - Prodi EP UGK
Is Mia Andina (20333010) - Permasalahan Sampah kota dan desa - Prodi EP UGKIs Mia Andina (20333010) - Permasalahan Sampah kota dan desa - Prodi EP UGK
Is Mia Andina (20333010) - Permasalahan Sampah kota dan desa - Prodi EP UGK
 

Peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah komprehensif menuju zero waste

  • 1. 1 PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH KOMPREHENSIF MENUJU ZERO WASTE THE ROLE OF COMMUNITY IN THE COMPREHENSIVE WASTE-MANAGEMENT TO ZERO WASTE Nur Azizah Affandy1 , Enik Isnaini2 , Cicik herlina Yulianti3 1 Dosen dpk, Jurusan Teknik Sipil, Universitas islam lamongan, Telp. 08113407073, email: nurazizah_5@yahoo.com 2 Dosen, Fakultas Hukum, Universitas islam lamongan 3 Dosen, D3 Farmasi , Akademi Farmasi surabaya Abstrak Penelitian mengenai potensi peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah yang diujicobakan menjadi kajian yang sangat menarik dan strategis, sebagai sebuah upaya untuk mengatasi permasalahan sampah di Kecamatan Lamongan menuju Zero Waste berbasis masyarakat. Peran masyarakat dalam pengelolaan persampahan di Kecamatan Lamongan saat ini sudah cukup baik, hal ini dapat dilihat dari inisiatif yang sudah terbentuk, serta antusiasme masyarakat dalam memperlakukan sampah sudah mulai mengarah kepada paradigma pengelolaan persampahan yang lebih Komprehensif dengan konsep 3R. Mayoritas masyarakat sudah mau merubah perilaku mereka dalam pengelolaan persampahan dan sudah mulai memperlakukan sampah sebagai barang yang memiliki manfaat ekonomi. Melakukan Pemilahan, Pengelolaan sampah dan menjaga kelestarian lingkungan dengan memanfaatkan sampah organik yang diolah dijadikan kompos dan pupuk cair yang berguna meningkatkan kualitas hidup tanaman sehingga lingkungan tempat tinggal menjadi lebih hijau, rindang dan sejuk. Peran serta masyarakat sangat mutlak menjadi kunci keberhasilan dari Pengelolaan sampah berbasis masyarakat di Kecamatan Lamongan, hal ini tidak lepas dari Peran Tokoh masyarakat, Kader Lingkungan, RT/RW yang selalu menjadi Motivator masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Lamongan selalu mendukung dengan Program LGC I-V Kata Kunci : Timbulan Sampah, Komprehensif, Zero Waste, Berbasis Masyarakat A research about the potential cause and the role of the society in managing the waste then experienced some test and proper to be a very interesting and strategic research, as an effort to overcome the waste problem in Lamongan to a community-based zero waste. The role of community in managing the waste in Lamongan , by far, has reached a satisfactory level. It could be seen from the initiative that has been constructed, and community’s enthusiasm regarding how they treat the waste leaning to a new paradigm concerning the more comprehensive concept of waste management, using 3R. The majority of community has compromized to change their behavior regarding the waste management and treating it more like a potential things with economical benefit. Sorting, managing the waste, and conserving the environment by using the organic waste as to make living environment green, fertile, and content. The role of community is highly needed as a key to success in community-based waste management in Lamongan. This implies that community figures and their instruments, including RT/RW must cooperate as motivators in society and, government of Lamongan must always support the LGC I-V program. Keywords: waste cause, comprehensive, zero-waste, community-based
  • 2. I. PENDAHULUAN Perkembangan penduduk di kota semakin bertambah dari tahun ke tahun. Akibat dari pertambahan penduduk ini maka bertambah pula tingkat konsumsi dan aktivitas penduduk, sehingga mengakibatkan bertambah pula buangan/limbah yang dihasilkan. Limbah/ buangan ini biasa dikenal sebagai sampah domestik, dan telah menjadi permasalahan lingkungan yang harus ditangani baik oleh pemerintah dan masyarakat itu sendiri. (Kani Mahardika, 2014). Kabupaten Lamongan salah satu kabupaten yang sangat peduli dengan permasalahan sampah. Salah satu upaya pemerintah Kabupaten Lamongan untuk mengatasi permasalahan sampah dengan membuat kegiatan Semarak Lamongan Green and Clean (LGC). Dengan LGC diharapkan kedepannya Kabupaten Lamongan dapat merdeka dari sampah. Kecamatan Lamongan sebagai Barometer percontohan keberhasilan pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Terbukti dengan berkurangnya timbulan sampah yang masuk ke TPA Tambak Rigadung yang mengalami penurunan secara signifikan, sebelum dilakukan LGC tahun 2007 sebesar 101,1 m3 /hari kemudian setelah dilakukan LGC tahun 2010 sebesar 82,8 m3 /hari (Satker PPLP Jawa Timur, 2011). Kecamatan Lamongan terdiri dari duapuluh kelurahan/desa. Dari 20 Desa/kelurahan ini, dipilih 4 lokasi penelitian yang merupakan kelompok pemenang terbaik 1 – 4 dalam lomba Lamongan Green and Clean (LGC) Jilid 4 Tahun 2014 untuk kategori Wilayah Mandiri. 4 kelompok tersebut adalah: (1) Demangan Tengah RT 02 RW II, Kelurahan Sidoharjo, Kecamatan Lamongan (2) Beringin Jaya RT 03 RW V Kelurahan Tumenggungan, Kecamatan Lamongan. (3) Made Mulyo RT 02 RW V, desa Made, Kecamatan Lamongan. (4) Rangge RT 04 RW I, Kelurahan Sukomulyo, Kecamatan Lamongan. Pengambilan sampel kelompok ini berdasarkan pertimbangan bahwa wilayah ini telah berhasil dalam mewujudkan lingkungan hidup yang bersih, hijau, dan sehat, khususnya dalam pengelolaan sampah mandiri. Pengkajian mengenai pengelolaan sampah yang diujicobakan menjadi kajian yang sangat menarik dan strategis (Ni Komang Ayu, 2008). Menarik karena dulu sampah adalah barang yang tidak berguna. Tetapi sekarang dengan pengelolaan yang komprehensif sampah dapat bernilai ekonomis. Strategis sebagai salah satu cara untuk dapat mengatasi permasalahan sampah dengan pengelolaan sampah secara komprehensif dari hulu sampai ke hilir. Penanganan sampah yang bersifat komprehensif di Kecamatan Lamongan belum sepenuhnya terwujud, untuk itu diharapkan dapat mendorong kearah komprehensif sudah mulai muncul. Sehingga kajian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana potensi peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah secara komprehensif menuju Zero Waste yang timbul dari sampah rumah tangga. II. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang berarti pemecahan masalah diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan obyek/subyek penelitian baik seseorang maupun masyarakat pada saat sekarang. Selanjutnya data diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan atau kuesioner serta wawancara secara mendalam terhadap key person seperti ketua RT, RW, Lurah dan Tokoh masyarakat. Dengan demikian, penelitian deskriptif kualitatif yang dilakukan dimaksudkan untuk Menganalisis peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah secara komprehensif dengan prinsip 3R di lokasi penelitian. Dalam penelitian ini peran masyarakat diidentifikasi melalui aspek perilaku, aspek pemahaman, aspek teknik operasional, dan aspek kelembagaan/kemitraan Untuk menentukan jumlah responden pengisian kuesioner ditentukan dengan menggunakan Rumus Slovin (Sevilla, et. al., 1993), yaitu: 2 Ne1 N n ………………… (1) dengan: n = jumlah sampel (responden) yang diperlukan N = jumlah populasi (N=221) e = sample error (10 %) = 70,1 jiwa = 80 jiwa Dalam penelitian yang telah dilakukan, peneliti berhasil mendapatkan 80 responden. Pengambilan sampel ini secara acak tergantung dari jumlah KK dari masing-masing 4 lokasi penelitian. Sampel yang diperoleh berdasarkan jumlah populasi yang telah ditentukan, maka jumlah proporsi sampel untuk Demangan Tengah RT 02 RW II, Kelurahan Sidoharjo 15 responden, Beringin Jaya RT 03 RW V Kelurahan Tumenggungan 20 responden, Made Mulyo RT 02 RW V desa Made 30 responden, dan Rangge RT 04 RW I, Kelurahan Sukomulyo 15 responden. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada tahun 2010 jumlah timbulan sampah di TPA Tambakrigadung mencapai 105,4 . Dari jumlah sampah tersebut, sampah yang terkelola dengan sistem yang ada sebanyak 22,6 atau 21,44 % dari total volume timbulan sampah. Proses pengembangan konsep pengelolaan sampah melalui kegiatan pemilahan sampah tidak serta merta dapat diterapkan di kecamatan Lamongan. Konsep ini relatif baru bagi masyarakat dalam melihat
  • 3. 3 dan memahami sampah berikut pengelolaannya. Untuk itu, proses sosialisasi merupakan gerbang terpenting ketika konsep ini ingin diimplementasikan di lingkungan masyarakat. Terlebih jika konsep tersebut ingin menempatkan masyarakat sebagai aktor kunci dalam implementasi kegiatan. Konsep Zero Waste ini salah satunya dengan menerapkan prinsip 3 R (Reduce, Reuse, Recycle). Pemikiran konsep zero waste adalah pendekatan serta penerapan sistem dan teknologi pengolahan sampah perkotaan skala individual dan skala kawasan secara terpadu dengan sasaran untuk dapat mengurangi volume sampah sesedikit mungkin. Konsep 3R adalah merupakan dasar dari berbagai usaha untuk mengurangi limbah sampah dan mengoptimalkan proses produksi sampah, (Ari Suryanto, dkk, 2005). Peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah merupakan kesediaan masyarakat untuk membantu berhasilnya program pengembangan pengelolaan sampah sesuai dengan kemampuan setiap orang tanpa berarti mengorbankan kepentingan diri sendiri. Tanpa adanya Peran serta masyarakat semua program pengelolaan persampahan yang direncanakan akan sia-sia. Salah satu pendekatan masyarakat untuk dapat membantu program pemerintah dalam keberhasilan adalah membiasakan masyarakat pada tingkah laku yang sesuai dengan program persampahan yaitu merubah persepsi masyarakat terhadap pengelolaan sampah yang tertib, lancar dan merata, merubah kebiasaan masyarakat dalam pengelolaan sampah yang kurang baik dan faktor-faktor sosial, struktur dan budaya setempat Wibowo dan Djajawinata (2007). Dalam penelitian ini peran masyarakat diidentifikasi melalui aspek perilaku, aspek pemahaman, aspek teknik operasional, dan aspek Kelestarian Lingkungan. 3.1. Aspek Perilaku A. Data Timbulan Sampah Data mengenai timbulan, komposisi, dan karakteristik sampah merupakan hal yang sangat menunjang dalam menyusun sistem pengelolaan persampahan di suatu wilayah. Data tersebut harus tersedia agar dapat disusun suatu alternatif sistem pengelolaan sampah yang baik. Data Timbulan sampah di 4 lokasi penelitian ditampilkan pada Tabel 1. Tabel 1. Data hasil pengukuran timbulan sampah Lokasi Jumlah rata-rata jiwa tiap rumah (org) Timbulan sampah rata-rata (kg/hr) Timbulan sampah rata-rata tiap rumah (kg/hr) Timbulan sampah rata-rata tiap orang (kg/hr) Demangan Tengah RT 02 RW II, Kelurahan 4,2 27,6 1,8 0,4 Sidoharjo Beringin Jaya RT 03 RW V Kelurahan Tumenggungan 4,1 15,1 0,8 0,2 Made Mulyo RT 02 RW V, desa Made 4,3 2,3 0,8 0,2 Rangge RT 04 RW I, Kelurahan Sukomulyo 4,0 12,5 0,8 0,2 Dari data pengukuran diperoleh rata-rata jumlah timbulan sampah di 4 lokasi penelitian adalah sebesar 0,25 kg/org.hari. Data ini mengalami penurunan dibanding data dari Satker PPLP Jawa Timur, 2011 untuk kecamatan Lamongan sebesar 0,278 kg/org.hari. Sedangkan jumlah penduduk di Kecamatan Lamongan berdasarkan data monograf kecamatan Lamongan 2012 sebanyak 65.884 orang. Bila satuan timbulan sampah = 0,25 kg/orang/hari, maka total jumlah sampah di Kecamatan Lamongan sebesar = 2,5 kg/orang/hari x 65.884 orang = 164710 kg/hari atau senilai dengan 165 ton/hari. B. Analisa Komposisi Sampah Gambar 1. Tipikal Komposisi Sampah Rumah Tangga Di Kecamatan Lamongan (% Berat Basah) Gambar 1 menggambarkan tipikal komposisi sampah di 4 lokasi pengamatan di Kecamatan Lamongan. menggambarkan komposisi sampah yang sumbernya dari limbah/sampah rumah tangga. Berdasarkan gambar tersebut tampak bahwa komposisi sampah basah atau organik sebesar 65 % merupakan sumber terbesar dari sampah rumah tangga/domestik. Dengan kondisi seperti itu disertai kelembaban sampah yang tinggi, maka sampah akan sangat cepat membusuk. 3.2 Aspek Pemahaman A. Sosialisasi Pengelolaan Sampah organik 65% plastik 15% kertas 10% logam 3% gelas/kaca 1% kayu 2% karet 1% kain 2% lain-lain 1% Grafik Komposisi Sampah di Kecamatan Lamongan organik plastik kertas logam gelas/kaca kayu
  • 4. Pemerintah Kabupaten Lamongan berusaha menawarkan konsep pengelolaan sampah berbasis masyarakat yang menerapkan prinsip 3R (Recycle, Reuse dan Reduce) melalui kegiatan Lamongan Green and Clean kepada beberapa kecamatan di Kabupaten Lamongan termasuk di kecamatan Lamongan, diikuti komitmen Pemerintah Kabupaten Lamongan dari sisi pendanaan kegiatan awal untuk pengadaan peralatan dan perlengkapan (Nur Azizah Affandy, 2013. Proses sosialisasi sebelum melaksanakan kegiatan pengelolaan sampah meliputi proses penyampaian ide/gagasan dari pemerintah kepada masyarakat, yang diwakili oleh pengurus RT/RW, Kader Lingkungan, pengurus PKK, tokoh masyarakat, dan tokoh keagamaan. Selanjutnya sosialisasi kepada warga masyarakat dilakukan melalui berbagai bentuk kegiatan, misalnya disampaikan dalam pertemuan rutin PKK, pertemuan dasawisma, pengajian ibu-ibu, serta pertemuan isidental antara warga dan pengurus RT/RW yang khusus membahas sosialisasi teknis pengelolaan sampah (Bapak Suripin Ketua RT Beringin Jaya RT 03 RW V Kelurahan Tumenggungan sekaligus Juri LGC kategori Perintis). Peranan pengurus RT/RW, Kader Lingkungan, pengurus PKK serta tokoh masyarakat dalam perintisan program pemilahan sampah sangat strategis. Mereka merupakan ujung tombak perintisan, motivator dan sekaligus merupakan mediator yang menjembatani komunikasi antara pemerintah dengan warga masyarakat. Proses sosialisasi pelaksanaan kegiatan pemilahan sampah merupakan sebuah kegiatan untuk merealisasikan konsep 3R di lapangan. Proses ini mulai berjalan di tengah masyarakat terutama setelah berbagai peralatan dan perlengkapan tersedia dan telah dibagikan kepada masyarakat yang sudah terdaftar. Sosialisasi yang dilakukan pada tahap ini berkaitan dengan teknis penggunaan peralatan serta perlengkapan yang ada, seperti tempat penampungan sampah organik, kantong untuk sampah plastik, kertas dan kaca (PKKc), serta tempat sampah campursari. Berdasarkan data yang dikumpulkan melalui kuesioner, pendapat masyarakat akan pentingnya kegiatan sosialisasi terhadap keberhasilan pengelolaan sampah yang tepat tercantum dalam Tabel 2 berikut : Tabel 2. Pentingnya Kegiatan Sosialisasi Pengelolaan Sampah di Masyarakat Kegiatan Sosialisasi Pemilahan dan Pengelolaan Sampah di Masyarakat % 1. Sangat penting karena membantu memberikan gambaran pengelolaan sampah yang akan dilakukan 95% 2. Kurang penting karena pengelolaan sampah dapat dilakukan secara otomatis oleh masyarakat. 4% 3. Tidak penting 1% TOTAL 100% Dari hasil tersebut dapat diketahui, bahwa peran kegiatan sosialisasi sangat penting karena berguna membantu keberhasilan program pemilahan sampah di masyarakat (95%) dan masyarakat yang menganggap sosialisasi pemilahan sampah kurang penting hanya 5% sedang yang mengganggap sosialisasi pemilahan sampah tidak penting sebesar 1%. 3.3 Aspek Teknik Operasional A. Proses Pemilahan, Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah Kegiatan pemilahan sampah adalah kegiatan berupa aktivitas memisahkan dan mengelompokkan sampah sesuai dengan jenis sampah. Dalam pelaksanaannya, maka masyarakat yang benar-benar sudah melakukan pemilahan sampah di rumah masing-masing ditampilkan pada Tabel 3. Tabel 3. Pelaksanaan Kegiatan Pemilahan Sampah Apakah Ibu-ibu sudah melakukan pemilahan sampah di rumah masing- masing % 1.Sudah 99 % 2.Belum 1 % TOTAL 100 % Dari Tabel 3 diketahui bahwa dalam pelaksanaannya ibu-ibu yang sudah melakukan pemilahan sampah di rumah masing-masing sebanyak 99 %, sedang yang belum hanya 1%. Hal ini sesuai dengan tingkat kesadaran ibu-ibu akan pentingnya mengikuti program pemilahan sampah. Terhadap sampah yang dihasilkannya, warga memisahkan sampah berdasarkan sifat sampah tersebut. Ada 5 pengelompokkan sampah yang dilakukan oleh warga, yaitu: 1. Sampah organik/sampah mudah busuk, seperti: sisa sayur dan buah yang tidak termanfaatkan, daun, sisa nasi dan sayur, kulit buah serta sisa makan yang sifatnya mudah membusuk 2. Sampah plastik, seperti: tas kresek, plastik pembungkus, sisa peralatan rumah tangga dari plastik yang sudah tidak dipakai. 3. Sampah kertas, seperti: koran, kertas pembungkus, buku bekas. 4. Sampah kaca dan logam, seperti: besi, kawat, botol, gelas/kaca bekas. 5. Sampah campursari, yaitu sampah sisa hasil pemilahan di rumah tangga, seperti: baju & sepatu bekas, potongan kayu, steroform, kasur & bantal bekas.
  • 5. 5 Gambar 2. Tempat Penampungan Sementara Sampah Anorganik Hasil Pemilahan di Lokasi Penelitian Dari pengamatan kegiatan pengelolaan sampah di lokasi penelitian, diketahui proses pengumpulan dan pengangkutan sampah yang dilakukan adalah sebagai berikut : - Sampah anorganik (plastik, kertas, logam/kaca) yang telah dipilah di rumah, selanjutnya dikumpulkan ibu-ibu ke tempat penampungan yang telah ditentukan setiap 1 atau 2 minggu sekali sesuai waktu yang disepakati, biasanya pada hari minggu. - Pengambilan sampah campursari dilakukan petugas sampah setiap hari. Kompos hasil pengolahan sampah organik umumnya digunakan ibu-ibu untuk pemupukan tanaman hias dan tanaman obat. B. Proses Pengelolaan Sampah Jika sudah melakukan pemilahan sampah dari sumber, bagaimana pengelolaan sampah selanjutnya yang dilakukan ibu-ibu Tabel 4. Cara Pengelolaan Sampah Bagaimana Cara Pengelolaan Sampah % 1. Melakukan pengomposan sampah organik dan mengumpulkan sampah anorganik ke pengepul atau membuat kerajinan tangan 95 % 2. Membuang sampah organik ke tempat sampah dan mengumpulkan sampah anorganik 4 % 3. Membuang sampah organik dan anorganik ke tempat sampah 1 % TOTAL 100% Dari Tabel 4. menunjukkan banyaknya warga masyarakat yang tidak hanya memilah sampah organik dan anorganik tapi juga melanjutkan ke tahap pegelolaan sampah sebanyak 95%, sedangkan masyarakat yang hanya melakukan pemilihan sampah saja sebanyak 4% dan masyarakat yang tidak melakukan pemilahan dan pengelolaan sampah sebanyak 1%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa proses sosialisasi pengelolaan sampah di wilayah penelitian cukup berhasil, Kondisi awal masyarakat hanya memilah tetapi dengan sosialisasi mereka mulai melakukan pengomposan secara sederhana dengan menggunakan keranjang Takakura maupun tong Takakura. Sedangkan sampah-sampah hasil pemilihan kemudian dikelola dengan cara dimasukkan ke dalam wadah-wadah yang sudah disiapkan, dengan kriteria sebagai berikut: - Sampah organik dimasukkan ke tong sampah organik atau komposter, yang umumnya berwarna biru. - Sampah anorganik berupa sampah plastik, sampah kertas dan sampah logam/kaca dimasukkan pada masing-masing kantong plastik secara terpisah yang sudah diberi identitas. - Sampah campursari dimasukkan ke dalam tempat sampah, yang umumnya berwarna terang dan dilengkapi tutup. Gambar 3. Alat Pengelolaan Sampah Komposter dan Tong Pengolah Sampah Organik (Takakura) Di Lokasi Penelitian
  • 6. Gambar 4. Model Pengelolaan Sampah Sebelum LGC di Kecamatan Lamongan Gambar 5. Model Pengelolaan Sampah Komprehensif menuju Zero waste Kecamatan Lamongan C. Ketersediaan Fasilitas Pengelolaan Sampah Pentingya menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar, dicerminkan dengan adanya fasilitas tempat sampah baik yang berada di rumah maupun di lingkungan sekitar. Berikut hasil kuesioner tentang ketersediaan fasilitas pengelolaan sampah berupa tempat sampah dan komposter yang ada di wilayah penelitian. Tabel 5. Ketersediaan Fasilitas Pengelolaan Sampah di Wilayah Penelitian. Bagaimana Ketersediaan Fasilitas Pengelolaan Sampah Berupa Tempat Sampah Dan Komposter Yang Ada di Wilayah Penelitian % 1. Jumlahnya banyak dan kondisinya bagus 93 % 2. Jumlahnya cukup dan kondisinya baik 6 %
  • 7. 7 3. Jumlahnya kurang 1 % TOTAL 100 % Dari Tabel 5 dapat diketahui pendapat masyarakat tentang sarana penelolaan sampah berupa ketersediaan tempat sampah dan komposter di lokasi penelitian. Responden menilai bahwa sarana dan prasarana pengelolaan sampah berupa tempat sampah dan komposter jumlahnya banyak dan kondisinya bagus sebanyak 93%, dan responden yang menilai sarana tempat sampah dan komposter jumlahnya cukup sebanyak 7%, sedangkan responden yang menilai sarana tempat sampah dan komposter jumlahnya kurang sebanyak 1%. D. Kerajinan Daur Ulang Sampah Anorganik Selain sampah organik yang dimanfaatkan untuk bahan membuat kompos, ternyata sampah anorganik juga dapat digunakan kembali untuk membuat aneka kerajinan tangan. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan nilai barang yang masih dapat dimanfaatkan dan memperkecil produksi sampah. Tabel 6. Peran Masyarakat dalam Membuat Kerajinan Daur Ulang Sampah Apakah Ibu-ibu setuju selain dijual ke pengepul, sampah anorganik juga dapat digunakan sebagai bahan kerajinan tangan % 1. Sangat Setuju 95% 2. Kurang Setuju 5% 3. Tidak Setuju 0 % TOTAL 100% Sampah anorganik merupakan limbah yang tidak mengandung unsur karbon sehingga sangat sulit atau bahkan tidak bisa diuraikan. Oleh sebab itu sampah anorganik dapat pula diartikan sebagai sampah yang tidak bisa membusuk. Contoh limbah anorganik adalah plastik, botol beling bekas, pecahan kaca, dan lain sejenisnya. Sama halnya seperti pemanfaatan dari limbah organik, berbagai bentuk benda karya kerajinan unik, artistik, dan menarik pun dapat dibuat dan dihasilkan dari pemanfaatan limbah anorganik. Berdasarkan hasil kuisioner maka ibu-ibu yang setuju bahwa sampah anorganik dapat dimanfaatkan sebagai bahan kerajinan tangan sebanyak 95%. Hal ini dibuktikan dengan bervariasinya hasil- hasil kerajinan tangan yang dapat dibuat oleh ibu-ibu di lingkungan tempat tinggal mereka. Hasil-hasil kerajinan tangan yang telah berhasil dibuat ibu-ibu antara lain berupa bunga hias, pot dan vas bunga, lampu hias, tas, aneka bros dan gantungan kunci, tempat pensil, tempat tissue, taplak meja dll. Sedangkan ibu-ibu yang kurang setuju dengan pemanfaatan sampah anorganik sebagai bahan kerajinan tangan sebanyak 5%, hal ini dikarenakan ada sebagian kecil ibu-ibu yang belum mengetahui cara pembuatan kerajinan tangan tersebut atau karena terbatasnya waktu sehingga lebih memilih mengumpulkan sampah anorganik untuk dijual ke pengepul. Gambar 6. Aneka Kerajinan Tangan yang Dihasilkan dari Pemanfaatan Sampah Anorganik. Karya kerajinan dari bahan sampah anorganik seperti yang tampak pada gambar 4 merupakan bahan- bahan yang terbuat dari plastik bekas, kain perca, bungkus makanan dan minuman, sedotan dan botol- botol plastik yang sudah tidak terpakai. Langkah awal mengolah sampah plastik untuk bisa lebih bermanfaat yaitu dengan memisahkan sampah yang kering dan basah. Selanjutnya sampah kering anorganik seperti bungkus minuman ringan seperti kopi, susu, deterjen, pewangi pakaian, mie instan dll dibersihkan terlebih dulu. Kemudian plastik-plastik yang telah dicuci tersebut dikeringkan. Setelah kering kemudian dipotong-potong seperti pola barang kerajinan yang akan dibuat/dinginkan. Pola dibuat sesuai dengan bentuk barang yang akan dibuat. Langkah selanjutnya adalah menjahit sesuai dengan pola tersebut. Yang diperlukan adalah ketelatenan dari penjahit. Produk kerajinan daur ulang sampah plastik kering ini tidak saja diminati oleh kalangan masyarakat menengah ke bawah, tapi juga kalangan menengah atas bahkan sekarang bisa sampai menembus pasar internasional. Dengan demikian, sampah anorganik pun dapat dimanfaatkan secara optimal untuk membuat kerajinan daur ulang sampah. 3.4 Aspek Kelestarian Lingkungan Hidup Kegiatan ibu-ibu dalam pengelolaan sampah rumah tangga terhadap kelestarian lingkungan hidup juga berkorelasi positif terhadap kelestarian lingkungan hidup.
  • 8. Gambar 7. Pengaruh kegiatan pemilahan dan pengelolaan sampah terhadap kelestarian lingkungan hidup Dari Gambar 5 dapat diketahui pendapat ibu- ibu mengenai dampak kegiatan pemilahan dan pengelolaan sampah terhadap kelestarian lingkungan hidup. Sebagian besar menyatakan sangat bermanfaat (96%) dan kurang bermanfaat (4%). Bahkan ibu-ibu tidak ada yang merasa bahwa kegiatan pemilahan dan pengelolaan sampah ini tidak ada manfaatnya terhadap kelestarian lingkungan hidup. a. b. c. d. Gambar 8. Kondisi Lingkungan di lokasi Penelitian a. Demangan Tengah RT 02 RW II Kelurahan Sidoharjo b. Beringin Jaya RT 03 RW V Kelurahan Tumenggungan c. Made Mulyo RT 02 RW V desa Made d. Rangge RT 04 RW I, Kelurahan Sukomulyo Pendapat ini sangat wajar karena menurut ibu- ibu kegiatan pemilahan dan pengelolaan sampah di lingkungan mereka dapat mengurangi volume timbulan sampah sehingga lingkungan menjadi rapi, bersih, dan indah. Tidak ada sampah yang berserakan, resiko terjadi banjir di musim hujan juga kecil karena tidak ada lagi warga yang membuang sampah sembarangan. Disamping itu sampah organik yang diolah dapat dijadikan kompos dan pupuk cair yang berguna meningkatkan kualitas hidup tanaman sehingga lingkungan tempat tinggal menjadi lebih hijau, rindang dan sejuk. IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil pembahasan dan analisis serta merujuk pada tujuan penelitian, Studi kasus di Kecamatan Lamongan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Peran masyarakat dalam pengelolaan persampahan saat ini sudah cukup baik, hal ini dapat dilihat dari inisiatif yang sudah terbentuk, serta antusiasme masyarakat dalam memperlakukan sampah sudah mulai mengarah kepada paradigma pengelolaan persampahan yang lebih Komprehensif dengan konsep 3R. Mayoritas masyarakat sudah mau merubah perilaku mereka dalam pengelolaan persampahan dan sudah mulai memperlakukan sampah sebagai barang yang memiliki manfaat ekonomi. 2. Keberhasilan Peran Masyarakat dalam pengelolaan sampah komprehensif dapat dilihat dari beberapa Aspek. Aspek Perilaku, Pemahaman, Teknik Operasional dan Kelestarian Lingkungan. Semakin sedikit timbulan sampah yang dihasilkan, menunjukkan masyarakat telah mempunyai pemahaman yang tinggi untuk melaksanakan pengelolaan sampah menuju Zero Waste dengan konsep 3R. Melakukan Pemilahan, Pengelolaan sampah dan menjaga kelestarian lingkungan dengan memanfaatkan sampah organik yang diolah dijadikan kompos dan pupuk cair yang berguna meningkatkan kualitas hidup tanaman sehingga lingkungan tempat tinggal menjadi lebih hijau, rindang dan sejuk 3. Peran serta masyarakat sangat mutlak menjadi kunci keberhasilan dari Pengelolaan sampah berbasis masyarakat di Kecamatan Lamongan, hal ini tidak lepas dari Peran Tokoh masyarakat, Kader Lingkungan, RT/RW yang selalu menjadi Motivator masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Lamongan selalu mendukung dengan Program LGC I-V. B. Saran 1. Perlu dilakukan sosialisasi secara intensif dalam pengelolaan sampah berbasis masyarakat dengan prinsip 3R, terutama pada sampah organik yang akan dijadikan kompos. 2. Perlu mengadakan koordinasi secara terpadu dari instansi yang bertanggung jawab dalam pengelolaan sampah dengan masyarakat, Pemerintah selalu melakukan pengawasan, monitoring dan evaluasi. 3. Diperlukan lebih banyak lagi Peran serta lembaga swasta dan pendidikan untuk memberikan edukasi 96% 4% Pengaruh kegiatan pemilahan dan pengelolaan sampah terhadap kelestarian lingkungan hidup 1. Sangat Bermanfaat 2. kurang bermanfaat 3. tidak bermanfaat
  • 9. 9 dan bantuan tentang pengelolaan sampah berbasis masyarakat. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terimakasih kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kemeterian Pendidikan dan Kebudayaan, sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Hibah Nomor : 042/SP2H/P/K7/KM/2015, tanggal : 02 April 2015 DAFTAR PUSTAKA Ari Suryanto, dkk, 2005, Kajian Potensi Ekonomis dengan Penerapan 3R Pada Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Kota Depok, Kani Mahardika,2014, Potensi Pengembangan Peran Masyarakat Dalam Pengelolaan Persampahan Berkelanjutan di Kota Bandung, Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 2 SAPPK V3N3, Halaman 605 Ni Komang Ayu Artiningsih,2008, Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga (Studi Kasus Di Sampangan Dan Jomblang, Kota Semarang), Serat Acitya Jurnal Ilmiah UNTAG Semarang, Halaman 107 Nur Azizah Affandy, 2013, Peranan Ibu-Ibu Dalam Pengelolaan Komprehensif Sampah Berbasis Masyarakat Di Kelurahan Sukomulyo Kabupaten Lamongan (Pengaruhnya Terhadap Kelestarian Lingkungan Hidup), Lamongan, Proseeding SEMNAS IX, 2013, Halaman VII 108 Sanapiah, F., 1995, Format-Format Penelitian Sosial: Dasar-Dasar dan Aplikasi, cetakan ketiga, Rajawali Press, Jakarta Satker PPLP Jawa Timur, 2011, Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan (Ptmp) Kabupaten Lamongan , Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya, Surabaya. Suwarto, 2006, Model Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah: Studi Kasus di Kawasan Perumahan Tlogosari, Kota Semarang, Tesis, Program Pasca Sarjana Magister Wibowo A dan Djajawinata D.T, 2007. Penanganan Sampah Perkotaan Terpadu Diakses tanggal 05 September pada http://tpl309.weblog.esaunggul.ac.id/wp- content/uploads/sites/827/2014/11/Manajemen -Perkotaan-Pertemuan-7.pdf Widyatmoko dan Sintorini Moerdjoko, 2002, Menghindari, Mengolah dan Menyingkirkan Sampah, Abadi Tandur, Jakarta.