SlideShare a Scribd company logo
1 of 175
Download to read offline
Page 1 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023
Plastik dan Sampah:
Pantauan bulan Maret 2023
Oleh: Riza V. Tjahjadi
Silahkan cari juga di https://Pdfhost.io
laporan yang sama sejak April lalu
Indonesia, dapat mengangkat ide upaya memperbesar disain kemasan
yang lebih besar dari yang biasanya dijual produsen makanan
maupun produk dalam Negosiasi INC-2 Plastics Treaty
di Paris pada Mei mendatang
UNEP dan UNESCO gencar sebar info hari Zero Waste Day 2023 sebagai
upaya kendalikan polusi plastik pada 29 dan 30 Maret 2023. Ini
kesempatan saya untuk promo 4R yaitu plastik tipe biodegradable, ketika
muncul R ini, R itu dan, R itu-itu sebagai upaya kendalikan sampah plastik.
Guru Besar Bidang Keamanan Pangan & Gizi di Fakultas Ekologi Manusia
(FEMA) Institut Pertanian Bogor menyatakan pelabelan kemasan air
minum ‘Berpotensi Mengandung BPA” belum perlu dilakukan. Yang perlu
dilakukan adalah analisis resiko paparan BPA
dari berbagai sumber paparan.
Solusi stop baju bekas impor… Stok sampah itu dijualhabis, setelah itu
tidak boleh ada lagi penjualan sampah tersebut. Solusi berikutnya adalah
Kemenkop UMKM menjembatani antara usaha para pedagang
sampah baju impor itu dengan menjual produk dalam negri.
Dengan sampah plastik bisa menjadi jarring ikan… logika artis gambar
Page 2 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jabon Sidoarjo, Jawa Timur
pada Senin (6/2/2023). tirto.id/Riyan Setiawan.
Reporter: Riyan Setiawan, tirto.id –
15 Feb 2023 06:00 WIB Dibaca Normal 9 menit
Aliansi Zero Waste Indonesia (AZWI) mengkritik mengolah sampah plastik
menjadi bahan bakar seperti RDF. tirto.id –
Pemandangan tumpukan sampah yang menggunung terlihat di Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) Jabon, Sidoarjo, Jawa Timur. Kawanan burung
kuntul putih (babulcus ibis) tampak terbang di area sekitar TPA tersebut.
Mereka mencari makan di atas tumpukan sampah yang menjulang tinggi
itu.
Sekitar pukul 4 sore, saya coba mendekati. Aroma tak sedap cukup
menyengat. Terlihat sampah sisa makanan, plastik, kertas, batang pohon
serta dedaunan, dan sampah jenis lainnya. TPA Jabon menampung
sekitar ratusan ton sampah masuk dari Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur
setiap harinya di tempat tersebut. Mulai dari rumah tangga, mal, hingga
rumah makan.
"Kami mungkin per harinya [dapat menampung] 500 ton lah. Karena
masuk dari satu Kabupaten Sidoarjo," kata peralatan teknis dan mesin di
TPA Jabon, Opi Wisnu Broto di lokasi, Senin (6/2/2023).
Biasanya para pemulung yang membantu untuk mengurangi jumlah
sampah. Mereka mencari sampah yang masih memiliki nilai ekonomis,
seperti gelas atau botol plastik, kardus, dan sejenisnya.
Sampah yang terdiri dari sisa makanan hingga plastik itu pun masuk ke
dalam mesin sortir untuk diklasifikasikan sesuai dengan jenisnya. Setelah
Page 3 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023
itu, residunya akan diolah dengan teknologi Refuse-derived fuel (RDF)
Plants.
Terdapat tiga jenis sampah yang dihasilkan dari RDF tersebut, yakni
serbuk halus menyerupai batu bara, flav, dan briket. Dari hasil tersebut
nantinya bisa digunakan sebagai pupuk hingga bahan bakar campuran
batu bara untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Produk ini biasa
menjadi permintaan PLTU, termasuk PLTU Paiton dan PLTU Tanjung
Awar-Awar.
“Kami mengikuti campuran di PLTU, kita menyesuaikan [permintaan
PLTU]. Kenapa? Karena saat dilakukan proses pencampuran, kan, bisa
homogen. Kami nggak bisa lebih besar atau nggak," ucapnya.
Saat ini hasil RDF tersebut melalui proses uji coba ke beberapa PLTU di
Jawa Timur, seperti PLTU Paiton dan PLTU Tanjung Awar-Awar. Uji coba
ini bertujuan mengetahui kadar kandungan briket apakah telah memenuhi
standar bahan bakar pengganti batu bara oleh PLTU.
Lebih lanjut, petugas TPA Jabon bernama Afif mengatakan limbah
berbentuk air lindi yang dihasilkan dari sampah pun tidak dibuang begitu
saja. Air lindi itu mereka tampung di sebuah selokan yang mengalir ke
Leachate Treatment Plant (LTP).
Ia menjelaskan air lindi tersebut diproses melalui tiga tahapan agar limbah
tersebut dapat dinetralisir dan ketika dibuang ke sungai tidak melakukan
pencemaran terhadap biota.
“Inti dari semua ini agar tidak mencemari lingkungan, agar air lindi bisa
dibuang ke sungai memenuhi baku mutu," klaimnya.
Baca juga: Bahan Bakar Sampah Plastik: Bahaya untuk Kesehatan & Lingkungan
Pilah Sampah & Daur Ulang: Solusi Panjang Sampah Plastik di RI RDF
Jadi Solusi Semu
Aliansi Zero Waste Indonesia (AZWI) mengkritik mengolah sampah plastik
menjadi bahan bakar seperti RDF. Anggota AZWI, Hermawan Some juga
ikut menginvestigasi saat melakukan peninjauan ke TPA Jabon Sidoarjo,
Jawa Timur. Hermawan yang juga Founder Nol Sampah menilai,
pengolahan sampah tersebut merupakan solusi semu dan palsu terkait
pengolahan sampah perkotaan. Ia mengatakan meski cara tersebut dapat
mengurangi jumlah sampah plastik yang menumpuk,
"namun memiliki dampak negatif pada lingkungan sehingga disebut
sebagai false solution management atau solusi palsu dan semu
pengolahan sampah perkotaan," kata Hermawan di kawasan Universitas
Airlangga (Unair) Surabaya, Selasa (7/2/2023).
Page 4 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023
AZWI merupakan organisasi yang terdiri dari YPBB, GIDKP, Nexus3
Foundation, PPLH Bali, ECOTON, ICEL, Nol Sampah Surabaya,
Greenpeace Indonesia, Gita Pertiwi, dan WALHI. AZWI
mengkampanyekan implementasi konsep Zero Waste yang benar dalam
rangka pengarusutamaan melalui berbagai kegiatan, program, dan inisiatif
Zero Waste yang sudah ada untuk diterapkan di berbagai kota dan
kabupaten di Indonesia dengan mempertimbangkan hirarki pengelolaan
sampah, siklus hidup material, dan ekonomi sirkuler.
Ia mengatakan RDF juga bisa disebut sebagai pengolahan sampah secara
termal.
Dia menuturkan pengolahan sampah secara termal harus merujuk pada
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Nomor 70
Tahun 2016 tentang Baku Mutu Emisi Usaha dan Kegiatan Pengolahan
Sampah Secara Termal. Pengolahan sampah secara termal hanya dapat
dilakukan terhadap sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah
tangga yang tidak mengandung B3, Limbah B3, kaca, Poli Vinyl Clorida
(PVC), dan aluminium foil.
“Saat ini sampah kita belum terpilah. Siapa yang bisa menjamin B3, vinyl,
PVC, kaca dan aluminium foil ikut dibakar tidak menimbulkan racun?” kata
pria yang akrab disapa Wawan itu.
Berdasarkan Permen LHK 70/2016, pengolahan sampah secara termal
memiliki baku mutu emisi usaha dengan parameter:
1. Total Partikulat 120 mg/Nm3;
2. Sulfur Dioksida (SO2) 210 mg/Nm3;
3. Oksida Nitrogen (NOx) 470 mg/Nm3;
4. Hidrogen Klorida (HCl) 10 mg/Nm3;
5. Merkuri (Hg) 3 mg/Nm3;
6. Karbon Monoksida (CO) 625 mg/Nm3;
7. Hidrogen Fluorida (HF) 2 mg/Nm3;
8. Dioksin & Furan 0,1 ng/Nm3.
Wawan mengatakan volume gas diukur dalam keadaan standar 250
celcius dan tekanan 1 atmosfer. Semua parameter dikoreksi dengan
Page 5 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023
Oksigen (O2) sebesar 11%. Pengukuran dioksin dan furan dilakukan
setiap lima tahun sekali.
“Pertanyaannya, apakah mereka sudah melakukan uji coba itu secara
legal maupun ilegal? Harus dibuka proses pengambilan data hingga
hasilnya," tegas dia.
Baca juga: Gangguan Ginjal Muncul Lagi: Tak Bisa KLB, Didesak Bikin TGIPF Menyoal
Wacana Darurat Sipil di Papua setelah Insiden Susi Air
Kemudian KLHK juga membuat Peraturan Menteri (Permen) KHLK
26/2020 Tentang Penanganan Abu Dasar dan Abu Terbang Hasil
Pengolahan Sampah Secara Termal.
Berdasarkan pasal 4 Permen KLHK 26/2020, penanganan abu dasar
harus dilakukan dengan pemanfaatan dan pemrosesan hasil akhir. Bisa
digunakan sebagai bahan dasar jalan, bahan baku semen, dan
pemanfaatan lainnya sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Biasanya, plastik yang dibakar akan menghasilkan abu sebesar
10-20%.
Sementara itu, di Surabaya ini pembangkit listriknya adalah 1.000 ton per
hari. Artinya, akan ada sekitar 100-200 ton abu setiap hari.
“Di kemanakan? Kita gak pernah dapat informasi. Saya cari informasi juga
masih nggak tahu. Pemanfaatan harus dilakukan hati-hati," ujarnya.
Wawan mengatakan saat ini Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa)
terdapat di 12 kota di Indonesia, terhitung sejak 2019-2022 guna
menyelesaikan persoalan sampah yang menumpuk. PLTSa itu tersebar di
Palembang, Jakarta, Bekasi, Tanggerang, Tanggerang Selatan, Bandung,
Solo, Semarang, Surabaya, Denpasar, Manado, dan Makassar.
Sebelum di 12 kota, awalnya terdapat 10 PLTSa. Ia menceritakan
sebelumnya pernah menggugat 10 PLTSa ke Kemenkumham.
"Setahun kami nggak bisa kerja. Akhirnya menang. Begitu menang,
sebulan berikutnya keluar Permen [Peraturan Menteri] baru dengan jumlah
kota yang tadinya 10 jadi 12," ucapnya.
Ia menjelaskan PLTSa Surabaya bisa menghasilkan 1.000 ton dalam
sehari. Biaya untuk menghasilkan listrik per ton sebesar Rp500.000.
"Berarti Rp500 juta yang harus dikeluarkan untuk bikin listrik dari sampah,"
ucapnya.
Ia mengatakan pemerintah pusat memberikan subsidi kepada pemerintah
daerah sebesar Rp500.000 per ton sampah yang dikumpulkan oleh
PLTSa. Hal tersebut sesuai dengan Pasal 15 Peraturan Presiden
(Perpres) Nomor 35 Tahun 35 Tahun 2018.
Page 6 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023
“Jadi ada dana lebih besar yang untuk dikasih ke Surabaya kemarin,
kenapa di Surabaya bisa jalan," jelas dia.
Baca juga: Komitmen Semu Energi Terbarukan di RUU EBT: Masih Bahas Batu Bara
"Kalau Perlu Subsidi LPG atau BBM Alihkan ke Energi Terbarukan" Ia
mengatakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga telah melakukan
kajian kelistrikan mengenai pengelolaan sampah untuk energi listrik
terbarukan.
Berdasarkan kajian KPK, terjadi sejumlah permasalahan atas hal tersebut.
Tidak ada jaminan kelanjutan dan besaran Biaya Layanan Pengolahan
Sampah (BLPS) setiap tahunnya. Bantuan APBN (BLPS) melalui
mekanisme dana alokasi khusus (DAK) Non Fisik tidak pasti diterima oleh
daerah setiap tahun, bergantung kebijakan pusat; jumlah yang ditetapkan
maksimal 49% dari total tipping fee; dan 2019 hanya dianggarkan sebesar
Rp26,9 M Kemudian tarif beli listrik memberatkan PLN.
Berdasarkan perhitungan sementara dari PLN dengan tarif yang tercantum
dalam Perpres 35 Tahun 2018, diproyeksikan selisih harga yang akan
ditanggung oleh PLN mencapai Rp1,6 triliun per tahun untuk total 244,5
Mega Watt (MW). Tidak ada kebutuhan supply listrik baru di Jawa-
Sumatera, reserve margin sudah mencapai 30%.
Lalu, KPK memberikan kesimpulan dan rekomendasi. Perpres 35/2018
tidak cukup operasional dan memiliki banyak kelemahan: Pertama, take or
pay 3 pihak hanya menguntungkan swasta, sedangkan supply sampah
dan listrik belum pasti tersedia dan risiko operasional dibebankan ke
pemda dan PLN. Kedua, kekuatan anggaran pemda belum ada dan
anggaran dalam APBN belum tentu tersedia, sehingga selisih tarif listrik
PLTSa dibebankan ke PLN. Ketiga, belum ada kasus teknologi PLTSa
yang sudah terbukti terimplementasi, sebaiknya dibuka opsi teknologi
waste to energy.
"KPK mengeluarkan peringatan bahwa PLTS berpotensi kerugian.
Kenapa? Karena pasti akan mahal," tuturnya.
Selanjutnya, ia menjelaskan RDF terdapat dua model: briket dan serbuk
yang mirip batu bara. Model briket memiliki kandungan 95% organik dan
5% plastik. Perlu ditambah plastik agar kalorinya tidak rendah.
"Kalau lebih dari 5%, maka akan lengket di tungku pembakar batu bara.
Jadi akan ada biaya khusus yang dikeluarkan untuk membersihkan plastik-
plastik yang lengket," ucapnya.
Ia juga mengatakan sampah juga digunakan sebagai bahan baku
campuran metode co-firing. Dicampur dengan limbah kayu atau pellet.
Page 7 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023
Sampah dicampurkan 1% hingga 5%. Program co-firing dilakukan PLN di
54 lokasi PLTU di Indonesia hingga 2024.
Sampah sebagai bahan baku pellet saat ini memiliki volume sebesar
20.925 ton per hari yang terkonsentrasi di 15 tempat pengelolaan sampah
kota, di antaranya DKI Jakarta (7.000 ton/hari), Kota Bekasi (1.500
ton/hari), Kabupaten Bekasi (450 ton/hari), Batam (760 ton/hari),
Semarang (950 ton/hari) hingga Surabaya (1.700 ton/hari).
Nilai kalori pengelolaan sampah yang dihasilkan sekitar 2.900 - 3.400
Cal/grm.
Baca juga: Cerita Jokowi & Tantangan Media dalam Mengawal Pemilu 2024 Take
Down Penjualan di Medsos, Efektif Selesaikan Masalah Migor?
Pada waktu yang sama, Anggota AZWI, Eka Chlara Budiarti mengatakan,
RDF memang merupakan salah satu cara untuk menangani sampah di
Indonesia dan alternatif pengganti batu bara. Namun, kata dia, ketika RDF
yang memiliki kandungan plastik menjadi bahan bakar, zat-zatnya terlepas
ke udara. Hal itu menjadi emisi beracun dan bottom ash yang akan
menciptakan dan menyebarkan bentuk baru limbah beracun di
masyarakat.
Ia juga mencontohkan pabrik tahu sebuah pabrik bernama Dua
Bersaudara - DY. Pabrik itu berada di Desa Klagen Tropodo, Krian,
Sidoarjo, Jawa Timur yang menggunakan bahan sampah plastik sebagai
bahan bakarnya. Citizen Science Coordinator dari ECOTON ini
menyatakan, sampah plastik yang dibakar itu tidak akan hilang. Melainkan
abu pembakarannya menjadi partikel-partikel kecil atau mikroplastik.
Zat yang terkandung dalam mikroplastik itu akan berdampak terhadap
pada perubahan iklim, kesehatan, dan lingkungan. Ia menjelaskan
pembakaran sampah plastik menghasilkan emisi karbon yang dapat
mempengaruhi perubahan iklim. Karena emisi gas pembakaran tersebut
akan membentuk selubung di atmosfer sehingga energi panas yang
seharusnya dikeluarkan, justru terperangkap, dan kembali ke bumi.
Lantaran sinar matahari memiliki dua sifat, yakni dipantulkan dan
diteruskan ke atmosfer sebagai energi di bumi.
"Makanya kenapa akhirnya udara kita di Surabaya itu panas sekali dan
gelombang panas itu di Indonesia cukup tinggi, hal ini karena senyawa
yang dilepaskan dia akan membentuk selubung di atmosfer," kata Chlara.
Ia mengatakan pemerintah memang memberikan subsidi atau hibah untuk
mengelola sampah secara termal atau dengan RDF. Berdasarkan Pasal
15 Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 35 Tahun 35 Tahun 2018,
pemerintah memberikan subsidi Rp500.000 per ton sampah per harinya.
Page 8 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023
Berdasarkan laporan Badan Kebijakan Fiskal (BKF) tahun 2021 yang ia
kutip, jika biaya produksi RDF dilakukan sesuai metode SBI, tanpa hibah,
dan 100% dibiayai dengan pinjaman pemda (8% per tahun) dengan harga
per ton. Biaya proses produksi Rp210.800; penanggulangan limbah
Rp71.202; cicilan belanja modal Rp221.500; beban bunga Rp106.727.
Total harga produksi Rp610.229 per ton sampah. Sementara itu, total
biaya produksi RDF Rp1.453.800 per ton sampah atau dapat
menghasilkan 0,42 ton RDF.
"Apabila harga jual RDF tidak mampu menutup biaya produksi, sudah
pasti akan terjadi kerugian. Biaya produksi yang tidak dapat ditutup dari
penjualan RDF, perlu ditutup dengan BPLS," tuturnya.
Baca juga: Upaya Parpol Non-Parleman Kerek Elektabilitas dari Efek Ekor Jas
Penyanderaan Pilot Susi Air Bikin Konflik Papua Makin Meruncing
Jumlah Sampah & Bagaimana Seharusnya Mengolahnya? Berdasarkan
catatan KLHK yang dihimpun AZWI, Wawan menjelaskan, jumlah
timbunan sampah secara nasional sebanyak 184.000 ton per hari (0,8 kg
per kapita).
Sumber sampah berasal dari rumah tangga 48% dan pasar tradisional
24%. Jenis sampah yang paling banyak yaitu 60% organik layak kompos,
14% plastik, dan 9% kertas. Kemudian produksi sampah plastik Indonesia
sebanyak 5,4 juta ton per tahun. Jenis barang yang sering diterima
menggunakan kantong plastik: makanan dan minuman; alat mandi dan
kosmetik; pakaian; barang rumah tangga; dan buku.
Berdasarkan data KLHK pada 2018, komposisi sampah yang dibuang dari
rumah tangga: 39,68% sisa makanan, 13,99% kayu/ranting, plastik
17,01%, kertas/karton 12,01%. Rumah tangga penyumbang terbesar, yaitu
62%, pasar tradisional 13%, pusat perniagaan 7%, perkantoran 5%,
kawasan 4%, fasilitas publik 3%, dan sisanya 6% berasal dari lainnya. Ia
memperkirakan terdapat 300 lembar kantong plastik dalam satu gerai
perhari.
"Jika terdapat 100 gerai dikalikan satu tahun atau 365 hari, jumlahnya
sebanyak 10,95 juta lembar sampah kantong plastik," terangnya.
Berdasarkan data riset Sustainable Waste Indonesia (SWI), sebanyak 24%
sampah di Indonesia tidak terkelola. Hanya 7% yang didaur ulang, dan
69% berakhir di TPA. Sementara berdasarkan hasil riset dari Peneliti
Jenna Jambeck pada 2015 mengatakan, tidak ada satu negara pun yang
dapat mendaur ulang sampah plastik 100%. Indonesia daur ulang plastik
kurang dari 11% dan botol Polyethylene Terephthalate (PET) 50%.
Ia mengatakan banyak sampah yang tidak terkelola oleh pemerintah.
Tumpukan sampah pun sampai memadati sungai hingga lautan. Misalnya
Page 9 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023
saja Sungai Citarum, Jawa Barat yang dinobatkan sebagai sungai terkotor
di dunia pada 2014.
"Fakta masih banyak yang membuang sampah sembarangan, terutama di
tepi saluran air atau bahkan di sungai," ujarnya.
Menteri Kelautan dan Perikanan periode 2014-2019, Susi Pudjiastuti
pernah menyebutkan, Indonesia merupakan penyumbang sampah plastik
terbesar kedua di dunia yang dibuang ke laut.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Asosiasi Industri Plastik Indonesia
(INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS), sampah plastik di Indonesia
mencapai 64 juta ton/tahun, di mana sebanyak 3,2 juta ton merupakan
sampah plastik yang dibuang ke laut. 80% sampah di laut berasal dari
daratan, 70% di antarnya adalah plastik. Selain itu, Indonesia juga sebagai
negara pembuang makanan terbanyak di dunia.
Studi The Economist Intelligence Unit 1 pada 2016 menyebut, Indonesia
menghasilkan sampah makanan sebanyak 300 kg per orang per tahun.
Angka ini mengungguli Amerika Serikat yang membuang 277 kilogram dan
hanya kalah dari Saudi Arabia sebanyak 427 kg/tahun. Data Bappenas
2021, sampah makanan di Indonesia adalah 115-184 kg per kapita per
tahun.
Baca juga: Pesan Politik Pertemuan PKB & Golkar setelah Diajak Gabung PKS
Manuver Partai Buruh yang Ogah Koalisi, tapi Dukung Kandidat
Wawan menjelaskan terdapat beberapa cara dalam mengurangi sampai.
Misalnya cara mengurangi sampah plastik yaitu menggunakan dan
memanfaatkan tas kantong plastik belanja dari kain. Kemudian
memanfaatkan barang berbahan plastik bekas untuk dibuat aneka barang
kerajinan atau digunakan dalam bentuk lain. Lalu mengembangkan produk
plastik yang gawat sehingga penggunaannya dapat berlangsung lebih
lama.
“Mengembangkan teknologi atau inovasi bahan pengganti plastik atau
mendaur ulang plastik," tuturnya. Wawan pun meminta kepada pemerintah
agar melakukan pengelolaan sampah di perkotaan dengan cara 3R:
reduce (mengurangi), reuse (pakai ulang), recycle (daur ulang).
Hal yang menjadi kunci utama pengelolaan sampah dengan cara
memisahkan dipisahkan. Pengolahan sampah organik dengan cara
ditanam ke dalam tanah. Pengelolaan tanah secara organik dengan cara:
tanah dilubangi, diperkuat tebingnya, diurug tanahnya, dan diberi penutup.
Dibuat empat sampai lima lubang dipakai bergantian. Kemudian bisa
dibuat lorong serang dapur (Loseda), komposter semi Aeorob, dan saluran
resapan biopori. Resapan air hujan dan pengolahan sampah. Satu lubang
di daerah curah hujan 50 mm/jam, maka laju resapan 180/jam, maka untuk
lahan 100 m2 butuh (50 X 100)/180 = 28 lubang.
Page 10 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023
“Sampah yang ditampung lubang diameter 10cm dalam 100 cm adalah 7,8
liter atau sampah 2-3 hari," ujarnya. “Sampah digunakan untuk
komposting, seperti diolah pupuk organik kompos," imbuhnya.
Pengolahan dengan dengan cacing atau vermicompost. Cacing bisa
dimanfaatkan untuk pakan ikan atau untuk bahan baku obat sampah
organik yang diolah dengan cacing. Selain itu, bisa juga digunakan
kompos. Nilai ekonomi lebih tinggi, per kilogramnya bisa mencapai
Rp50.000. Kemudian bisa menggunakan Inovasi Pengolahan Sampah
Organik Maggot Lalat BSF (Black Soldier Fly).
Pengolahan dengan dengan Maggot (belatung) lalat BSF. Hasil akhir
Maggot dan kompos. Maggot bisa dimanfaatkan untuk pakan ikan atau
ternak. Pengurangan sampah organik juga bisa dilakukan dengan cara
melakukan gerakan makan secukupnya dan jangan sisakan makanan. Ia
menjelaskan di Banjarmasin, kebijakan larangan kantong plastik untuk
toko modern mengurangi sampah plastik hingga 55%, hemat Rp563
juta/bulannya.
Lalu, dampak kebijakan diet plastik sekali pakai di Bogor yang membuat
sampah plastk berkurang 41 ton. Selanjutnya terdapat Peraturan Gubernur
(Pergub) Bali Nomor 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan
Sampah Plastik Sekali Pakai.
Atas kebijakan tersebut penggunaan keresek turun 51-57%; styrofoam
turun 77-81%; dan sedotan turun 66-70%. Ada juga Pergub DKI 142/2019
tentang Kewajiban Penggunaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan.
Regulasi ini dapat membuat 82% pengurangan di tiga subyek hukum:
pusat perbelanjaan, toko swalayan, dan pasar rakyat. Lalu, 42%
pengurangan kantong plastik sekali pakai yang terjadi di rumah tangga.
“Jadi pengolahan sampah harus dari hulu dulu, lalu hilir penanganannya.
Perlu juga kebijakan pemerintah untuk mendukung pengolahan sampah,”
kata dia.
Baca juga: Ketika Koalisi Perubahan Lobi Golkar Bergabung, Apa Spesialnya? Satu
Abad NU & Penegasan PBNU agar Tak Terseret Politik Praktis Sri Mulyani di antara
Bursa Gubernur BI & Opsi Reshuffle Kabinet Baca juga artikel terkait SAMPAH atau
tulisan menarik lainnya Riyan Setiawan (tirto.id - Sosial Budaya)
Reporter: Riyan Setiawan Penulis: Riyan Setiawan Editor: Abdul Aziz
Baca selengkapnya di artikel "Saat Teknologi RDF jadi Solusi Semu Penanganan
Sampah Perkotaan", https://tirto.id/gCrv
Page 11 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023
3 Maret 2023
Page 12 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023
3 Maret 2023
Cuitan saya di Twitter
Tanggapan (like) dari Plastic Impact Campaign
My tweet
Page 13 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023
Tanggapan (like) dari Plastic Impact Campaign
S3 pemulung
VIVA.CO.ID
2,78 jt subscriber Subscribe 100
111.799 x ditonton 2 Mar 2023
VIVA - Sosok Pramoedya Ananta Toer begitu populer di dunia sastra
Indonesia. Karya-karyanya mendunia dan disegani banyak orang. Tak
ketinggalan juga dengan sang Adik, Soesilo Ananta Toer yang telah
menelurkan banyak karya pula. Beliau merupakan mahasiswa penerima
beasiswa pendidikan di Institute Perekonomian Rakyat Plekhanov
Moskow, Uni Soviet dan meraih gelar Ph.D hanya dalam 1,5 tahun. Seperti
yang diketahui pula bahwa Pak Soes lebih memilih berprofesi sebagai
pemulung. Menurutnya memulung adalah kenikmatan abadi. Namun,
kenikmatan seperti apa yang dimaksud? Mengapa pula ia tidak
Page 14 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023
memanfaatkan keilmuannya? Dan bagaimana hubungan kakak-beradik
Ananta Toer ini?
Baca berita terbaru, terkini dan terpopuler disini https://www.viva.co.id/
3 Maret 2023
Kompas.com - 04/03/2023, 14:12 WIB 2 Lihat
Page 15 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023
Foto Ilustrasi kompos, ilustrasi membuat kompos dari sampah
orrganik(Shutterstock/Jerome.Romme)
Penulis Albertus Adit | Editor Albertus Adit
KOMPAS.com - Biasanya, lulus dari Jurusan Hubungan Internasional (HI)
memilih untuk bekerja sebagai diplomat. Tetapi tidak bagi alumnus yang
satu ini. M. Hafizh Putranto, alumnus Program Studi HI Universitas
Brawijaya (UB) angkatan 2018 justru punya passion di bidang wirausaha.
Hingga akhirnya dia menciptakan usaha dari sampah organik. Hal itu
karena Hafizh melihat dari keadaan sekitar ada masalah sampah organik.
Sampah itu tentu kian banyak dan dapat mengganggu keseimbangan
lingkungan, sampai kemudian dia membuat atau menciptakan
ngalamaggot.
Baca juga: 9 Prodi UB Punya Daya Tampung 100 Lebih di SNBP 2023
Menurut dia, ada tiga poin utama dalam usaha ini yakni: 1. Pengelolaan
sampah organik secara tepat menjadi pakan ternak berprotein tinggi dan
sisanya menjadi pupuk. 2. Budidaya pengembangan produk dalam Maggot
BSF. 3. Pengembangan produk dengan KasGot (Bekas Maggot) sebagai
produk organik.
Namun, ia menyatakan meski lulusan HI yang banyak menjadi duta besar
ataupun diplomat, Hafizh terjun dalam usaha wirausaha tetap membuatnya
dekat dengan HI.
"Kalau di HI membahas decision making dan negosiasi. Ilmunya itu
sebenarnya kepakai banget waktu berusaha," ujarnya dikutip dari laman
UB, Rabu (1/3/2023).
"Bedanya cuma di scope aja, kalau di HI lebih ke negara sedangkan waktu
usaha lebih ke usaha kita sendiri. Contoh waktu negosiasi sama peternak
atau mitra usahaku, jadi kepakai," jelas Hafizh.
Page 16 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023
Tentu, dia tetap mengalami tantangan. Hanya saja Hafizh punya prinsip
usaha yang bisa sampai besar didapatkan dari bagaimana bisa
manajemen waktu. Ketika waktu kerja maka yang dilakukan adalah
bekerja dan sebaliknya ketika jam istirahat atau libur digunakan untuk
istirahat atau libur.
Ternyata, Hafizh dan timnya juga menerapkan prinsip One Man’s Trash Is
Another Man’s Treasure.
Baca juga: Mahasiswa UMM Inovasi Knalpot Ramah Lingkungan Yakni apa yang kamu
buang bisa jadi itu sangat berharga bagi orang lain.
Sampah organik yang kamu pandang sebelah mata bisa jadi berharga
secara ekonomis.
Tag diplomat universitas brawijaya UB sampah organik hi jurusan
hubungan internasional
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Lulus Jurusan HI, Hafizh Justru
Ciptakan Usaha dari Sampah Organik", Klik untuk baca:
https://edukasi.kompas.com/read/2023/03/04/141245871/lulus-jurusan-hi-
hafizh-justru-ciptakan-usaha-dari-sampah-organik?page=all
Penulis : Albertus Adit
Editor : Albertus Adit
Truk melintas di antara gunungan sampah TPA Jatibarang.
tirto.id/Baihaqi Kontributor: Baihaqi Annizar,
tirto.id - 5 Mar 2023 10:00 WIB Dibaca Normal 5 menit
Pemindahan atau perluasan area TPA sejatinya tidak menyelesaikan
masalah, melainkan hanya menunda. tirto.id - Truk pengangkut sampah
melintas silih berganti, menerjang gerimis pada Kamis siang, 2 Maret
2023. Belasan kendaraan tampak terhenti di jalur yang sama, membentuk
antrean, menunggu giliran untuk menurunkan muatan.
Di seberang jalan terlihat gunungan sampah. Saya coba mendekat.
Sampah plastik, botol bekas, dan sampah pakaian cukup mendominasi.
Sebagian sampah sudah berbentuk gumpalan menyerupai tanah --
Page 17 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023
menandakan bukan sampah baru. Tumpukan sampah itu hanya sebagian
kecil dari yang ada di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang, Kota
Semarang, Jawa Tengah.
TPA seluas 46 hektare ini terdiri dari 27,64 hektare untuk area buang, 4,6
hektare infrastruktur, 13,8 hektare kolam lindi, sabuk hijau, dan lahan
cover. Kepala Unit Pelaksanaa Teknis Daerah (UPTD) TPA Jatibarang,
Wahyu Heryawan mengatakan, sampah yang masuk ke TPA Jatibarang
pada saat pandemi Covid-19 sempat mengalami penurunan, per hari
sekitar 600 ton. Namun, saat ini sudah kembali normal.
“Sekarang rata-rata per hari hampir 900 ton, kadang bisa lebih dari 900
ton. Dulu sebelum pandemi justru (sampah) mencapai 1.000 ton per hari,"
ujar Wahyu kepada kontributor Tirto. Dari enam belas kecamatan di Kota
Semarang, kata Wahyu,
Kecamatan Semarang Tengah, Semarang Barat, dan Pedurungan paling
banyak menyumbang sampah. Sebab, kecamatan tersebut merupakan
daerah padat penduduk. Sudah Lama Overload TPA Jatibarang yang telah
beroperasi sejak Maret 1992 kini kondisinya kritis. TPA yang berlokasi di
Kelurahan Kedungpane, Kecamatan Mijen tersebut idealnya sudah tidak
mampu lagi menampung sampah warga Kota Semarang. Wahyu
mengakui bahwa daya tampung kolam sampah TPA Jatibarang sudah
overload.
“Jika mengikuti dokumen master plan TPA Jatibarang, seharusnya 2021
sudah ditutup. Nyatanya kondisnya ya memang sudah penuh,” kata dia.
Selama ini tidak ada wacana pemindahan TPA ke lokasi lain. Sebab,
menurut wahyu, relokasi pusat pembuangan sampah membutuhkan biaya
besar dan sulit mencari lahan baru, juga adanya potensi masalah sosial
yang timbul seperti penolakan warga. Selain pemindahan, solusi yang
kemungkinan diambil adalah perluasan area.
Pada Mei 2021, dalam situs resminya, Pemerintah Kota Semarang
menyatakan bakal memperluas area TPA guna menambah daya tampung
sampah pada 2022. Namun, hingga Maret 2023 rencana penambahan
kawasan buangan TPA Jatibarang belum terealisasi.
Page 18 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023
“Kalau untuk perluasan, sebenarnya masih bisa, ada lahan yang tersedia,"
ujarnya.
Selaku Kepala UPTD, Wahyu mempersilakan untuk menanyakan lebih
lanjut rencana perluasan tersebut kepada dinas yang menaungi UPTD
TPA, yakni Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang. Sayangnya,
Kepala DLH Bambang Suranggono belum memberi jawaban.
Baca juga: Bahaya Sampah Plastik di Laut dan Imbas Minimnya Hasil Nelayan
Masalah Sampah di Jogja & Pentingnya Sinkronisasi antar Daerah Upaya
Pengurangan Volume Sampah Pemindahan atau perluasan area TPA
sejatinya tidak menyelesaikan masalah, melainkan hanya menunda.
Karena produksi sampah kota setiap hari terus ada, bahkan berpotensi
mengalami peningkatan seiring pertumbuhan penduduk dan kemajuan
kota.
Penanganan masalah sampah jangka panjang bisa dilakukan dengan cara
mengurangi produksi sampah di tingkat hulu dan mengoptimalkan
pengolahan sampah di hilir. Selama ini, Pemerintah Kota Semarang sudah
berupaya mendorong masyarakat mengurangi sampah. Salah satunya
dengan memberlakukan larangan penggunaan plastik sekali pakai melalui
Peraturan Wali Kota Semarang Nomor 27 Tahun 2019.
Sayangnya, meski sudah tiga tahun diberlakukan, baru sebagian tempat
usaha yang menerapkan larangan penggunaan kantong plastik, pipet
minum plastik, atau styrofoam tersebut.
Peraturan ini lebih sulit diterapkan di pasar tradisional, apalagi di tingkat
rumah tangga yang notabene penyumbang sampah terbesar. Strategi lain
yang dilakukan pemerintah kota untuk menurunkan volume sampah yang
masuk ke TPA adalah dengan membentuk kampung pilah sampah hingga
bank sampah yang ditargetkan bisa terbentuk di seluruh kelurahan.
Kota Semarang juga mengajak masyarakat mulai menjajaki program
penguraian sampai organik secara mandiri menggunakan maggot atau
larva dari jenis lalat Black Soldier Fly (BSF). Selama ini banyak sampah
organik yang tidak dikelola sehingga dibuang ke TPA.
Page 19 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023
“Komposisi sampah yang masuk ke TPA didominasi sampah organik.
Kalau masyarakat bisa membudidayakan maggot dengan baik, otomatis
dapat mengurangi beban sampah TPA," ujar Wahyu.
UPTD TPA Jatibarang sendiri memiliki tempat budidaya magot yang
mampu memakan 500 kilogram sampah organik per hari. Namun,
budidaya tersebut masih skala kecil karena hanya diperuntukkan sebagai
wahana edukasi masyarakat.
Baca juga: Bahan Bakar Sampah Plastik: Bahaya untuk Kesehatan & Lingkungan Saat
Teknologi RDF jadi Solusi Semu Penanganan Sampah Perkotaan
Kegagalan Pengelolaan Sampah Dalam sejarahnya, sistem pengelolaan
sampah di TPA Jatibarang telah mengalami beberapa perubahan. Intan
Muning Harjanti dalam penelitiannya di Jurnal Planologi Universitas Islam
Sultan Agung Semarang Volume 17 Nomor 2 Tahun 2020 menjelaskan,
pengelolaan sampah di TPA Jatibarang awalnya menggunakan metode
pembuangan terbuka. Namun, lanjutnya, pada 1993-1994 pengelolaan
sampah di TPA ini beralih menggunakan metode controlled landfill yakni
memusnahkan sampah dengan cara menimbun dan meratakan dengan
tanah.
Kemudian pada 1995 beralih ke metode sanitary landfill yang merupakan
pengembangan metode sebelumnya. Demi meningkatkan kapasitas
pengelolaan sampah di TPA Jatibarang, Pemerintah Kota Semarang
menjalin kerja sama dengan PT Narpati Agung Karya Persada Lestari
untuk mendirikan Pabrik Pengolahan Sampah Organik di area TPA. Kerja
sama sejak 2008 itu rencananya akan berlangsung selama 25 tahun.
Namun, nyatanya tidak berjalan maksimal.
Laporan Kerja Instansi Pemerintah (LKj-IP) Kota Semarang 2015
menyatakan kerja sama tersebut tidak mencapai target. Berdasarkan
penelitian akademisi Universitas Diponegoro, Dwi Arini Setyawati dan
Hartuti Purnaweni dalam E-Journal Undip mengungkap, PT Narpati hanya
mampu mengolah 250-350 ton per hari dari total keseluruhan sampah
yang masuk ke TPA Jatibarang.
Total bersih sampah yang terolah menjadi kompos pun lebih sedikit, hanya
sekitar 150 ton. Sudah lama, Pabrik Pengolahan Sampah Organik yang
terletak di area depan TPA Jatibarang tidak beroperasi. Berdasarkan
pengamatan kontributor Tirto pada Kamis (2/3/2023), mesin pemilah dan
pengolah sampah menjadi kompos itu terlihat mangkrak.
Baca juga: Potret Transformasi Eks Lokalisasi Sunan Kuning yang Hanya Gimik
Nestapa Warga Kampung Pesisir Semarang di Tengah Ancaman Rob
Proyek PLTSa dan PSEL yang Muluk-Muluk Pada 2015, Pemerintah Kota
Semarang berupaya memanfaatkan timbunan sampah di TPA Jatibarang
untuk produksi gas metana. Bahan bakar alternatif yang dihasilkan sempat
Page 20 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023
disalurkan ke rumah-rumah warga di sekitar TPA. Sayangnya, program
tersebut tidak berlangsung lama.
Pemerintah setempat beralih haluan, berambisi memanen gas metana
dalam jumlah yang lebih besar dengan mendirikan Pembangkit Listrik
Tenaga Sampah (PLTSa). Proyek ini digadang-gadang menjadi solusi
untuk mengelola sampah sekaligus menjadi alternatif pemenuhan
kebutuhan energi.
PLTSa masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). Kota Semarang
menjadi salah satu dari 12 daerah yang terpilih menjalankan pilot project
pengembangan PLTSa sesuai Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2018
yang merupakan pembaruan dari Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun
2016. Pembangunan PLTSa Jatibarang yang memakan dana Rp45 miliar
dilakukan Oktober 2018 sampai dengan Desember 2019. Kapasitas
generator gas terpasang sebesar 954 kilowatt.
Pada saat proses uji coba akhir di mana pembeli listrik (PLN) meminta uji
ketahanan 3 x 24 jam, PLTSa gagal memenuhi persyaratan. Pembangkit
hanya berhasil beroperasi pada kapasitas 800 kilowatt selama 4 jam.
Setelah beroperasi lebih dari empat jam, volume gas menurun. PLTSa
Jatibarang akhirnya beroperasi komersial hanya pada kapasitas 200
kilowatt dari kapasitas terpasang 954 kilowatt. Penurunan ini berimplikasi
pada penurunan produksi listrik dari proyeksi semula dan penurunan aliran
dana kas operator.
Nurhadi, dkk., dalam penelitian berjudul "Evaluasi Pemanfaatan Gas TPA
Menjadi Listrik, Studi Kasus TPA Jatibarang Kota Semarang" berpendapat,
perbedaan produksi gas TPA dengan hasil studi kelayakan (yang telah
dilakukan sebelumnya) disebabkan oleh ketidaksesuaian timbulan
sampah. Menurut Nurhadi, keberadaan ribuan ekor sapi di TPA Jatibarang
yang memakan sampah organik turtut mengurangi jumlah sampah yang
berdampak pada penurunan timbulan gas metana. Selain itu, pembuangan
sampah tidak selalu pada zona yang dirancang PLTSa.
Masih kata Nurhadi, ketidaksesuaian pencatatan berat sampah juga
berpengaruh. Sesuai penelitiannya, alat penimbangan di TPA Jatibarang
tidak dipasang, pencatatan dilakukan dengan konversi dari volume angkut
kendaraan dan jumlah kendaraan yang masuk TPA. Berdasarkan
pantauan kontributor Tirto pada Kamis (2/3/2023), tidak ada aktivitas di
area PLTSa. Menurut informasi, PLTSa mangkrak sejak 2021. Sampai
saat ini, Kepala DHL Kota Semarang, FX Bambang Suranggono belum
memberi jawaban saat ditanya alasan mangkraknya PLTSa.
Malasah PLTSa belum kelar, kini Pemerintah Kota Semarang
mewacanakan membangun proyek Pengolahan Sampah Energi Listrik
(PSEL) di TPA Jatibarang. Dalihnya, PLTSa hanya berguna mengurangi
Page 21 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023
gas emisi yang ditimbulkan dari tumpukan sampah, sementara PSEL
dapat mengurangi tumpukan karena sampah dibakar di insenerator.
Dalam situs resminya pada 22 Maret 2022, Pemerintah Kota Semarang
menyebut, PSEL dengan nilai investasi triliunan rupiah itu rencananya
mulai dibangun 2023 dan bisa beroperasi pada 2024. Manajer Program
Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Tengah, Nur Colis menilai,
selama ini Pemerintah Kota Semarang gagal mengelola sampah. Inovasi
pengolahan sampah menjadi kompos hingga PLTSa dengan teknologi
landfill gas (LDF) berujung mangkrak. Ia juga menyangsikan
keberlangsungan PSEL dengan teknologi thermal incinerator.
Nur Colis berpendapat, pentingnya melakukan kajian matang sebelum
merealisasikan suatu program yang muluk-muluk. “Sebenarnya banyak
skema pengelolaan sampah, tapi skema yang diterapkan di TPA
Jatibarang sering bergonta-ganti karena ketidakberhasilan dalam
operasionalnya," kritiknya.
Baca juga: Cerita Santri Tunarungu dan Sulitnya Difabel Dapat Hak Keagamaan
Putusan PN Jakpus soal Pemilu: Tidak Tepat & Untungkan Oligarki
Biogas dari Tinja di Kampung Bustaman dan Impian Mandiri Energi Baca
juga artikel terkait SAMPAH atau tulisan menarik lainnya Baihaqi Annizar
(tirto.id - Sosial Budaya)
Kontributor: Baihaqi Annizar Penulis: Baihaqi Annizar Editor: Abdul Aziz
ARTIKEL
TERKAIT Masalah Sampah di Jogja & Pentingnya Sinkronisasi antar Daerah Saat
Teknologi RDF jadi Solusi Semu Penanganan Sampah Perkotaan Ecobrick: Solusi
Semu Atasi Limbah Plastik Bahan Bakar Sampah Plastik: Bahaya untuk Kesehatan &
Lingkungan Tas Jinjing Pakai Ulang, Solusi atau Masalah Lingkungan Baru?
Bank Sampah: Ikhtiar Peduli Lingkungan yang Berbuah Cuan POPULER Skema
Subsidi Kendaraan Listrik & Orang-Orang di Balik Produsen
Baca selengkapnya di artikel "TPA Jatibarang Overload tapi Pengelolaan Sampahnya
Tidak Jelas", https://tirto.id/gDah
Page 22 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023
Diskusi Hari Peduli Sampah Nasional: Kenapa
Warga yang Daur Ulang, Bukan Produsen?
Reporter Maria Fransisca Lahur
Editor Zacharias Wuragil
Senin, 6 Maret 2023 23:30 WIB
Aliansi Zero Waste Indonesia (AZWI) mengadakan demo #StopSachet di area Indonesia
Convention Exhibition (ICE) saat RUPS PT Unilever pada Rabu, 15 Juni 2022.
Kredit foto: AZWI/Vancher
TEMPO.CO, Jakarta - Kegagalan industri kimia dan plastik dalam krisis iklim
mendapat sorotan dalam diskusi memperingati Hari Peduli Sampah Nasional 2023
yang diselenggarakan Aliansi Zero Waste Indonesia, Senin 6 Maret 2023. “Plastik
dibuat menggunakan berbagai kimia aditif yang sebagian besar bersifat
karsinogenik,” kata satu pembicara, Yuyun Ismawati, dari Nexus3 Foundation.
Dia menuturkan bahwa sejak tahap produksi hingga akhir masa pakai, racun kimia
bahan pembantu ini berpindah ke tubuh pengguna dan dilepas ke lingkungan. Sekali
terlepas ke lingkungan dan masuk ke tubuh manusia, maka racun-racun ini sulit untuk
‘ditangkap’ dan dimusnahkan, dan bahkan menjadi lebih kompleks karena menjadi
campuran yang toksik.
Baca Juga: Sungai Watch Temukan Sampah Plastik AMDK Masih Mendominasi
Yuyun yang adalah pendiri dan penasihat senior Yayasan Nexus3 mengajak
menerapkan pendekatan produksi dan konsumsi yang berkelanjutan. “Kimia-kimia
aditif beracun ini harus dilarang, diganti dengan yang lebih aman,” katanya
menyerukan. Lalu, pengurangan produksi bahan baku plastik harus dilakukan secara
bertahap agar volume sampah plastik dan lepasan racun kimia aditif plastik dapat
dihentikan.
Page 23 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023
Penanganan sampah-sampah itu menggunakan teknologi termal disebutnya tidak
hanya membahayakan lingkungan, tetapi juga kesehatan masyarakat yang tinggal di
sekitarnya. Yuyun mencontohkan dioksin furan yang dapat menyebabkan masalah
kesehatan reproduksi, gangguan hormon, dan kanker.
Menurutnya, industri plastik dan pengguna kemasan plastik jangan hanya bisa
membuat produk, namun harus ikut bertanggung jawab agar bisa menarik kembali
sampah dari produknya. “Jangan cuma bisa bikin dan buang, habis itu warga yang
disalahkan,” katanya sambil mempertanyakan, "Kenapa warga yang disuruh beres-
beres, mendaur ulang, serta mencari ide-ide baru untuk mengumpulkan sampah?"
Baca Juga: Yamaha Pabrik Motor Jepang Pertama Pakai Alumunium Ramah Lingkungan
Diskusi memperingati Hari Peduli Sampah Nasional 2023 yang diselenggarakan Aliansi Zero Waste Indonesia, Senin 6 Maret 2023.
(Maria Fransisca Lahur)
Yuyun juga mengkritik program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) pembuat
sampah, yang diperhitungkannya hanya sanggup mendaur ulang sampahnya sekitar 1-
2 persen. Adanya ide menggali TPA untuk mengambil dan menyaring sampah
plastik untuk dibawa ke pabrik semen, sebagai substitusi bahan pembakaran, juga
dinilainya mengada-ada. "Itu menurut saya sudah gagal dari atasnya.”
Begitu juga sampah yang dijadikan batu bata atau material bangunan. Sama seperti
material plastik pada ragam mainan anak-anak, Yuyun menyatakan, "Tidak ada
Page 24 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023
regulasi yang mengontrol atau mengukur besarnya kandungan racun yang ada di
sana," katanya.
Zero Waste Zero Emission
Direktur Eksekutif YPPB, David Sutasurya, mendesak pemerintah pusat segera
menerapkan pelarangan produk dan kemasan sekali pakai secara nasional. Ini,
menurutnya, solusi paling realistis bagi pemerintah daerah yang tidak mungkin
membiayai pengelolaan sampah, selama wilayah mereka masih dibanjiri plastik.
Pemerintah pusat dengan begitu harus berani menerapkan kebijakan pelarangan
produk, mendorong industri substitusi produk dan kemasan sekali pakai dengan
konsep guna ulang. Hal ini membuat pemerintah daerah dapat mulai segera
menerapkan kewajiban daur ulang sampah organik kepada semua sumber sampah dan
hanya melayani penanganan sampah residu di sanitary landfill masing-masing.
David juga mengutip tema HPSN 2023 yang diangkat Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan (KLHK), yakni Zero Waste Zero Emission – Tuntas kelola
sampah untuk kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Nomor 75 Tahun 2019 tentang Extended Producer
Responsibility (EPR), produsen diwajibkan untuk menyerahkan dokumen rencana
pengurangan sampah plastik 30 persen pada 2030.
"Namun, hingga saat ini masih banyak produsen yang belum menyerahkan dokumen
dan tidak ada informasi yang dapat diakses publik terkait dokumen yang telah
disampaikan oleh korporasi," kata dia.
Pilihan Editor: Pekan Kedua Sekolah Jam 5 Pagi, Begini Kritik yang Pernah Datang dari Warga Kupang
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di
kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk
bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Hari Peduli Sampah NasionalSampah PlastikDaur ulangzero wasteYayasan Nexus3KLHK
https://tekno.tempo.co/read/1699398/diskusi-hari-peduli-sampah-nasional-
kenapa-warga-yang-daur-ulang-bukan-produsen
Page 25 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023
Inas Rifqia Lainufar ·
Selasa, 07 Maret 2023 - 13:02:00 WIB
JAKARTA, iNews.id - Terkuak deretan artis yang ternyata menjabat
sebagai komisaris perusahaan besar. Mereka dipercaya menduduki posisi
tersebut karena kiprahnya di dunia hiburan dan kegiatan sosial. Jabatan
yang diemban para selebriti tanah air ini menambah daftar panjang
prestasinya. Maka dari itu, tak heran jika mereka banyak diidolakan.
Baca Juga 5 Artis Cantik Nikahi Bule Tajir, Nomor 3 Selalu Mesra meski Beda Usia 18
Tahun
Lantas, siapa saja artis yang menjadi komisaris perusahaan besar?
Simak rangkumannya berikut ini yang dilansir iNews.id dari berbagai
sumber, Senin (6/3/2023). Artis yang ternyata menjabat sebagai komisaris
perusahaan
Artis yang ternyata menjabat sebagai komisaris perusahaan besar, Cinta Laura
(Foto: Istimewa)
1.Cinta Laura PT Protech Mitra Perkasa Tbk (OASA) yang mengubah
namanya menjadi PT Maharaksa Biru Energi Tbk adalah perusahaan yang
bergerak di bidang pengolahan sampah menjadi energi. Sementara itu,
artis cantik Cinta Laura adalah komisaris perusahaan tersebut.
Baca Juga Menikmati Sajian Kopi Nusantara di Coffee & Artisans Dalam Nuansa
Rumahan
Cinta Laura dipilih secara langsung oleh direktur PT Maharaksa Biru
Energi Tbk Bobby Gafur Umar sejak akhir Juni 2022 lalu. Wanita berdarah
Jerman itu dianggap salah satu artis yang sangat peduli dengan
lingkungan.
Page 26 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023
2.Raline Shah Raline Shah menjalani ritual Melukat di Bali. (Foto: IG)
Raline Shah merupakan aktris yang debut dalam film ‘5 cm’ (2012).
Sepanjang kariernya, ia telah meraih beragam prestasi.
Baca Juga 5 Artis yang Pernah Menjadi Pekerja Kantoran, Nomor 4 Pilih Keluar dan
Tekuni Profesi Baru Sebagai Instruktur Yoga Di luar profesinya sebagai artis,
Raline Shah juga didapuk sebagai Komisaris Independen di PT AirAsia
Indonesia Tbk (CMPP). Artis cantik ini ditunjuk secara langsung oleh CEO
AirAsia Tony Fernandes,.
3.Abdee Slank Abdee Slank Abdee Slank sempat menghebohkan publik
Indonesia usai ditunjuk sebagai komisaris independen PT Telkom
Indonesia Tbk (Persero).
Penunjukannya ini berdasarkan pada Rapat Umum Pemegang Saham
Tahunan (RUPTS) yang digelar pada 28 Mei 2021 lalu.
Baca Juga 5 Artis Wanita yang Pernah Ditanya Keperawanan oleh Deddy Corbuzier,
Ada yang Merasa Jengkel
Dalam rapat tersebut, susunan komisaris dan direksi PT Telkom Indonesia
Tbk (Persero) diubah. Salah satu nama yang sangat menarik perhatian
adalah Abdee Slank.
4.Wulan Guritno artis cantik hobi yoga, Wulan Guritno. (Foto: IG) Tak
banyak yang tahu jika Wulan Guritno menjabat sebagai komisaris
independen di PT Lima Dua Lima Tiga Tbk. Perusahaan tersebut bergerak
di bidang pengelola restoran Lucy in the Sky, Jakarta.
Baca Juga Potret 5 Artis yang Pernah Kondangan Tanpa Pasangan,
Nomor 4 Dikritik karena Penampilannya Dinilai Terlalu Seksi Tak hanya itu,
kekasih Sabda Ahessa ini juga sukses mendirikan sejumlah perusahaan,
yakni PT Agra Abudaya Nusantara dan PT Alkimia Kreatif Sejahtera
(Alkimia Production). Ia bahkan mendirikan Yayasan Bracelet of Hope
untuk penderita kanker.
5.Ricky Harun Ricky Harun, aktor. (FOTO: ISTIMEWA)
Page 27 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023
Di pertengahan tahun 2021, Ricky Harun terpilih sebagai komisaris
independen PT. HK Metals Utama Tbk (HKMU). Perusahaan tersebut
bergerak di bidang perdagangan, jasa, pengembang, dan industri besi,
baja, serta besi holo. Ricky Harun dipercaya menduduki jabatan tersebut
untuk menggantikan Aryo Widiwardhono. Sementara itu, Aryo
Widiwardhono menggantikan Ngasidjo Achmad sebagai komisaris utama.
Itulah deretan artis yang ternyata menjabat sebagai komisaris perusahaan
besar. Adakah yang merupakan idolamu?
Lihat juga: Video Clip Keren Ciptaan Anak SMA, Wajib Lihat! Editor : Komaruddin
Bagja Follow Berita iNews di Google News
TAG : artis yang ternyata menja Komisaris Utama
Artikel ini telah tayang di www.inews.id dengan judul " 5 Artis yang Ternyata Menjabat
Sebagai Komisaris Perusahaan Besar, Membanggakan! ", Klik untuk baca:
https://www.inews.id/lifestyle/seleb/5-artis-yang-ternyata-menjabat-
sebagai-komisaris-perusahaan-besar-membanggakan/all.
Foto Bisnis
REUTERS/Henry Nicholls - detikFinance
Selasa, 07 Mar 2023 16:30 WIB
London - Seorang seniman mendirikan rumah di tempat sampah yang
diadaptasi secara khusus. Hal itu menyoroti harga "gila" menyewa kamar
di London saat krisis biaya hidup.
Seniman Harrison Marshall (28) memanjat keluar dari kotak sampah yang
telah dia ubah menjadi rumah, tempat dia ingin tinggal selama setahun, di
Bermondsey, London, Inggris, Jumat (3/3/2023). Dia berusaha menarik
perhatian pada harga "gila" untuk menyewa kamar di ibukota Inggris
selama krisis biaya hidup.
Page 28 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023
Harrison Marshall mendirikan rumah di tempat sampah yang diadaptasi
secara khusus di sebidang rumput di Bermondsey, London selatan,
sebulan yang lalu. Dia menjelaskan bahwa itu adalah satu-satunya cara
baginya untuk hidup di daerah pusat dekat tempat dia bekerja.
Kembali ke kota setelah beberapa waktu di luar negeri, dia berkata bahwa
dia berjuang untuk menemukan tempat tinggal karena kekurangan tempat
tinggal.
Inflasi harga konsumen Inggris mencapai level tertinggi 41 tahun sebesar
11,1% pada bulan Oktober dan tetap dalam dua digit, memicu krisis biaya
hidup, karena upah gagal mengimbangi kenaikan tagihan makanan dan
rumah tangga.
Solusi kreatif Marshall untuk masalah ini adalah menghabiskan 4.000
pound ($ 4.808) untuk membangun tudung kayu dengan atap melengkung
dan memasangnya di atas kotak sampah.
Di dalam, ia memiliki dapur kecil dan tempat tidur mezzanine. "Skip
House" terpampang dalam warna hitam di seberang wadah kuning klasik
yang biasanya digunakan untuk limbah pembangun.
Penampakan dapur di rumah mungil Marshall.
Sebuah badan amal seni meminjamkannya tanah. Dia memiliki jalur taman
yang mengarah ke tangga masuk dan toilet portabel di sudut situs. Dia
mandi di tempat kerja, sepuluh menit bersepeda, atau gym, dan memiliki
akses ke air dari pipa selang dari properti tetangga.
Catatan: Saya (RVT) hanya separuh dari jumlah foto saja yang saya
tampilkan.
Previous Next
Inflasi krisis biaya hidup inggris inggris fotodetikcom
Baca artikel detikfinance, "Seniman Inggris Pindah ke 'Tempat Sampah' Soroti Krisis
Biaya Hidup" selengkapnya https://finance.detik.com/foto-bisnis/d-
6605233/seniman-inggris-pindah-ke-tempat-sampah-soroti-krisis-biaya-
hidup.
Page 29 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023
07/03/2023 Dharma Wanita Kabupaten Blitar mengikuti serangkaian Bimbingan Teknis
(Bimtek) tentang daur ulang sampah di Gedung Nuswantara, lantai VII FISIP Universitas
Brawijaya Malang.(FISIP UB for MPM) Malang
Posco Media, Malang – Kabupaten Blitar menargetkan tahun 2030 bebas
sampah. Untuk menuju bebas sampah, Selasa (7/3) sore, ibu-ibu Dharma
Wanita Kabupaten Blitar mengikuti serangkaian Bimbingan Teknis (Bimtek)
tentang daur ulang sampah di Gedung Nuswantara, lantai VII FISIP
Universitas Brawijaya Malang.
“Alhamdulillah, mudah-mudahan acara ini membawa berkah demi Blitar
yang bersih dari sampah, sehat, dan pembangunan lingkungan yang
berkelanjutan,” ujar Wadek II FISIP UB, Dr. Ahmad Imron Rozuli, MS.i
Setelah materi selesai mereka mencoba aneka produk hasil daur ulang
sampah, termasuk mencicipi magot, minum air hujan, dan mencoba baju, tas
serta aneka kerajinan dari bahan olahan sampah rumah tangga.
Berita Lainnya: Gelar UKK, Mengasah Kompetensi Siswa
Page 30 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023
“Enak, gurih. Monggo ibu-ibu, ayo dicoba. Tidak usah membayangkan jijik,
ini magot kering, sudah digoreng, tidak usah bayar,” ungkap Efrida
narasumber dari Bank Sampah Eltari Awalnya, beberapa peserta tampak
ragu. Sebagian masih membayangkan jijik. Namun satu-persatu, akhirnya
banyak peserta yang mendekat dan memberanikan diri untuk tidak malu-
malu mencobanya.
Selain magot goreng, tersedia juga hasil sulingan air hujan yang
menyehatkan. Air tadah hujan ini ditabung di berbagai media yang telah
disediakan di rumah. Selama ini, belum banyak masyarakat yang
memanfaatkan air hujan untuk ditabung, lalu diminum.
“Ini sumber air gratis dari Tuhan dan air hujan ini menyehatkan, bisa
digunakan untuk terapi penyembuhan penyakit. Untuk menjaga air hujan
tetap steril, tabungan air hujan itu lalu disuling untuk diminum,” tambah
Yusuf narasumber lainnya.
Berita Lainnya: UIN Maliki Malang Kukuhkan Guru Besar ke-41 Dalam Bimtek yang
diselenggarakan FISIP UB bekerjasama dengan SDGs UB dan DLH Kabupaten Blitar itu, ibu-
ibu Dharma Wanita juga mencoba pakaian dan gaun hasil dari daur ulang sampah. Sebagian
peserta membeli aneka tas wanita yang bagus-bagus, semuanya dari bahan limbah sampah.
Termasuk kerajinan dari limbah sampah karya para napi LP wanita yang menjadi binaan dari
Bank Sampah Eltari bekerjasama dengan SDGs Center UB. (aim)
TAGS malangposcomediapendidikan
Malangposcomedia.id online terpercaya dari korane Arek Malang, menyajikan berita
terkini Malang Raya dan 100 persen
Arema. https://malangposcomedia.id/belajar-daur-ulang-sampah-ibu-ibu-
cicipi-magot-dan-air-hujan/
Page 31 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023
Sungai Watch Temukan Sampah Plastik AMDK
Masih Mendominasi
Rabu, 8 Maret 2023 15:15 WIB
Pemulung mencari botol plastik bekas di tumpukan sampah yang memenuhi Kali Mookervart,
25 April 2014. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
INFO NASIONAL – Lembaga peduli lingkungan Sungai Watch menerbitkan
laporan “Sungai Watch Impact Report 2022”. Dalam laporan itu, Sungai Watch
melakukan penyortiran dan pengauditan sampah plastik berdasarkan merek produk
dan produsennya di Bali dan Jawa Timur. Hasilnya, sampah plastik air minum dalam
kemasan (AMDK) masih terbesar di Indonesia.
“Kami berharap temuan ini bisa mendorong perusahaan dan masyarakat agar segera
mengambil langkah untuk mengatasi polusi plastik,” demikian pernyataan Sungai
Watch dalam laporan terbarunya tersebut. “Tujuan kami adalah untuk menghentikan
plastik mengalir ke laut dan mencari upaya untuk terlebih dahulu mencegah polusi
plastik agar tidak masuk ke sungai,” papar Sungai Watch.
Baca Juga: Gubernur Sumbar Gelar Gala Dinner untuk BPD se-Indonesia
Menurut Sungai Watch, alasan utama di balik audit merek dari sampah plastik yang
dikumpulkan, adalah karena sudah mendesak dilakukan pengumpulan data polusi
plastik sebanyak-banyaknya. “Tujuannya untuk mendapatkan pemahaman
menyeluruh dari mana sumber sampah plastik, dan praktik atau industri apa yang
bertanggungjawab atas sampah tersebut,” papar Sungai Watch.
Page 32 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023
Berdasarkan data sampah yang diaudit sebanyak 235,218 item sampah plastik dari
Bali dan Jawa Timur, diketahui kemasan gelas plastik sekali pakai ditemukan
menjadi penyampah terbesar dengan capaian angka 63 persen, disusul dua merek
botol AMDK (27 persen dan 5 persen), tutup galon guna ulang (3 persen), dan botol
minuman ringan (1 persen).
Berdasarkan laporan Sungai Watch, tim mereka berhasil mengeluarkan 535,246 kg
sampah non-organik dari sungai dan laut di Pulau Bali dan Jawa Timur pada 2022.
Dari jumlah itu, sebanyak 235,218 item diaudit dan dipilah berdasarkan merek. Salah
satu teknik pengumpulan yang mereka lakukan adalah dengan memasang penghalang
sampah di permukaan sejumlah sungai untuk mencegah sampah plastik agar tidak
terus mengalir ke lautan.
Baca Juga: Dukung Gerakan Sekolah Sehat, Ibu Negara dan OASE KIM Ajak Pelajar Bermain
Permainan Tradisional
info tempoAir Minum Dalam KemasanAMDKSampah Plastik
https://nasional.tempo.co/read/1700079/sungai-watch-temukan-sampah-
plastik-amdk-masih-mendominasi
Kompas.com - 08/03/2023, 10:00 WIB
Penulis Kontributor Sains, Monika Novena | Editor Holy Kartika Nurwigati
Sumartiningtyas
KOMPAS.com - Sampah plastik tak hanya mencemari lingkungan, tetapi
juga mulai membahayakan satwa, salah satunya burung. Plastik menjadi
salah satu sampah yang paling mengkontaminasi dunia. Bukan hanya
berdampak pada lingkungan melainkan juga hewan liar yang secara tidak
sengaja menelan karena mengira sebagai makanannya.
Page 33 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023
Isi perut burung flesh-footed shearwater yang ditemukan di pulau Lord Howe di
Australia, penuh dengan plastik. Salah satu dampak burung menelan plastik,
menyebabkan masalah kesehatan serius pada burung.
(Jennifer Lavers via SCIENCE ALERT)
Polusi plastik setidaknya diperkirakan memengaruhi lebih dari 1200
spesies laut di hampir setiap tingkat jaring makanan. Namun peneliti
belum tahu apa dampak serat dan fragmen sintetis yang tertelan atau
terhirup terhadap kesehatan hewan, salah satunya burung laut.
Kini untuk pertama kalinya, peneliti berhasil mendokumentasikan dan
mengukur seperti apa efek patologis saat burung laut menelan plastik.
Baca juga: Apakah Dampak Fenomena Solstis Matahari 22 Desember pada Bumi?
Burung laut mati menelan plastik Dikutip dari Science Alert, Selasa
(7/3/2023) peneliti melakukan studi terhadap burung flesh-footed
shearwaters (Ardenna carneipes) yang bersarang di Pulau Lord Howe, di
lepas pantai Australia timur.
Anak-anak burung itu diketahui menderita kematian yang lambat dan sakit-
sakitan sementara burung-burung mudanya kurus kering. Peneliti pun
mencoba mencari tahu mengapa begitu banyak burung laut yang sakit dan
sekarat. Hal yang mengejutkan terlihat ketika peneliti melakukan nekropsi
(bedah bangkai) burung.
Jurnalis Australian Geographic Karen McGhee yang saat itu ikut serta
dalam studi ini, menggambarkan perut burung yang begitu penuh dengan
plastik, sehingga membuatnya menggembung dan hampir pecah. Selain
itu, peneliti yang melakukan nekropsi juga menghitung terdapat total 202
potongan plastik bersarang di perut burung.
Baca juga: Apakah Dampak Gelombang Panas Laut terhadap Kehidupan Bintang Laut?
Page 34 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023
Lihat Foto Ilustrasi sampah plastik di laut(Shutterstock)
Bahkan lebih mengenaskan lagi, sekitar 90 persen burung yang dinekropsi
di pulau Lord Howe, plastik bersarang di perutnya. Plastik sebabkan
penyakit baru pada burung Peneliti juga mengamati bekas luka yang
konsisten dan peradangan kronis pada perut burung laut yang penuh
dengan plastik dan kemudian disebut dengan plastisosis.
Penelitian laboratorium menunjukkan bahwa mikroplastik yang tajam dan
tertelan, berukuran sekitar 5 Mm dapat menyumbat, membuat borok, atau
melubangi saluran pencernaan, sekaligus mengurangi perilaku makan.
Dengan begitu banyak jaringan parut, peneliti mengatakan lapisan organ
dalam tidak begitu baik dalam mengeluarkan enzim pencernaan atau
menyerap nutrisi.
Baca juga: Apakah Teripang Bisa Dimakan dan Punya Manfaat Kesehatan?
Sehingga dalam kasus yang parah hewan itu bisa mati kelaparan.
"Penelitian dengan jelas menunjukkan kemampuan plastik untuk secara
langsung menginduksi pembentukan jaringan parut yang parah di seluruh
organ atau disebut plastisosis pada hewan liar yang hidup bebas, yang
kemungkinan akan merusakan kesehatan dan kelangsungan hidup
mereka," tulis peneliti.
Peneliti pun menyebut plastisosis mungkin merupakan penyakit satwa liar
pertama terkait dengan plastik yang teridentifikasi saat ini, tetapi mungkin
bukan yang terakhir. Konsekuensi dari menelan plastik mungkin tidak
sama untuk semua perut burung laut, atau bahkan semua perut hewan,
tetapi mengingat sifat plastik yang tertelan di mana-mana dalam jaring
makanan laut, ada alasan untuk mengkhawatirkan efek kesehatannya.
Studi terkait dampak satwa liar, yakni burung laut menelan plastik tersebut
telah dipublikasikan di Journal of Hazardous Materials.
Baca juga: Apakah Berbahaya Memakai Lensa Kontak saat Tidur?
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apakah Dampaknya jika Plastik
Ditelan oleh Burung?", Klik untuk
baca: https://www.kompas.com/sains/read/2023/03/08/100000623/apak
ah-dampaknya-jika-plastik-ditelan-oleh-burung-?page=all.
Penulis : Kontributor Sains, Monika Novena
Editor : Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas
Page 35 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023
Oleh Lenny Septiani 8 Maret 2023, 18:00 WASTE4CHANGE
Waste4Change bekerja sama dengan tujuh perusahaan untuk membuat
proyek pengelolaan sampah Rp 250 miliar Startup Waste4Change bekerja
sama dengan anak usaha Sinar Mas, Indocement, dan empat perusahaan
lainnya untuk mengerjakan proyek pengelolaan sampah Rp 250 miliar.
Perusahaan yang menandatangani perjanjian kerja sama atau MoU di
antaranya:
1. Samudera Indonesia
2. PT Alam Bersih Indonesia
3. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
4. anak usaha Sinar Mas,
5. SinarMas Land Basra Corporation
6. rePurpose Global
Dana Rp 250 miliar akan digunakan untuk meningkatkan kualitas dan
kuantitas pengelolaan sampah di berbagai area.
“Harapan saya, Waste4Change bisa terus bertumbuh dan menjadi partner
yang tepat untuk mengembangkan investasi hijau di bidang
persampahan,” kata CEO & founder Waste4Change Mohamad Bijaksana
Junerosano dalam acara peresmian RPM Waste4Change Bekasi 2.0,
Rabu (8/3).
Kerja sama investasi dan proyek itu bertujuan menciptakan pengelolaan
sampah berbasis teknologi terdigitalisasi. Ia mengatakan penanganan
Page 36 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023
masalah sampah perlu kolaborasi dan kontribusi dari semua pihak.
Stakeholder merupakan bagian dari solusi untuk bekerja sama menangani
sampah dari hulu ke hilir.
"Maka perlu membuka diri sebesar-besarnya untuk investasi yang lebih
hijau dengan melakukan reformasi di bidang persampahan ini di
Indonesia,” ujarnya.
Ada banyak skema pendanaan, namun perlu memastikan ekosistem yang
didukung oleh seluruh stakeholder tercipta dampak yang berkelanjutan.
Waste4Change juga meresmikan Rumah Pemulihan Material (RPM)
Waste4Change Bekasi 2.0 yang menyertakan teknologi inovasi untuk
mengelola sampah. Inovasi RPM dengan penambahan teknologi itu
menggunakan dana segar dari pendanaan ser A Waste4Change Rp 76,9
miliar dari AC Ventures, Barito Mitra Investama dan investor lainnya tahun
lalu. Inovasi teknologi dan RPM 2.0 itu menghabiskan estimasi dana Rp 10
miliar.
"Ini termasuk penambahan fungsi bangunan, pemutakhiran digitalisasi
data, dan lainnya,” kata CEO & founder Waste4Change Mohamad
Bijaksana Junerosano kepada Katadata.co.id, Rabu (8/3).
Dengan adanya inovasi teknologi tersebut, RPM 2.0 digadang-gadang
mampu mengurangi residu sampah dari 65% menjadi 10%. Kapasitas
pengelolaan sampah RPM Bekasi Waste4Change juga naik dari 18 ton
menjadi 22 ton dalam sehari.
Advertisement Teknologi pemilahan sampah terbaru di RPM
Waste4Change diharapkan dapat meningkatkan kapasitas dan kualitas
pengelolaan sampah oleh Waste4Change.
Berikut daftar mesin pemilahan sampah otomatis
milik startup Waste4Vhange: Conveyor: memindahkan material agar bisa
mudah di pilah (anorganik dan residu : benda keras dan berserat) Gibrig:
memisahkan material plastik daunan dan bubur organik (untuk bsf)
Centris: plastik daunan dari gibrig masuk ke centris fungsinya sebagai
pengering (ada 2 output plastik kering dan organik yg sisa masih nempel)
Blower: menyedot material plastik output dari sentris ke stage Mesin cacah
plastik: cacah plastik yg dari stage untuk jadi fluff “Pendanaan di sektor
pengelolaan sampah akan berdampak besar pada keberlanjutan,” katanya.
Pengelolaan sampah menurutnya merupakan kebutuhan dasar, sehingga
akan ada permintaan konstan meskipun kondisi ekonomi maupun sosial
berubah. Selain itu, ada banyak inovasi yang bisa dilakukan di Indonesia.
Oleh karena itu, perlu kontribusi dari pemegang kepentingan lain untuk ikut
mempersiapkan ekosistem persampahan Indonesia yang bisa menerima
Page 37 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023
investasi hijau. Pengelolaan sampah termasuk ke dalam daftar prioritas
investasi hijau yang ditetapkan Kementerian Keuangan.
Dengan target penerapan blended finance yang menyasar pembangunan
infrastruktur sektor-sektor dengan angka multiplier effect terbesar,
diharapkan mampu meningkatkan kualitas hidup dan adopsi teknologi
hijau. Namun, sekitar 40% - 50% pembangunan TPST dan TPS3R tidak
terawat dan sanitary landfill kembali menjadi tempat pembuangan sampah
akibat skema pembiayaan yang tidak berkelanjutan.
Oleh karena itu, diperlukan reformasi dalam retribusi sampah yang
memungkinkan penanaman modal secara berkelanjutan dan juga regulasi
yang memastikan investasi di infrastruktur pengelolaan sampah menjadi
lebih optimal.
“Menangani masalah sampah perlu kolaborasi dan kontribusi dari semua
pihak,” kata Mohamad dalam acara peresmian RPM Waste4Change
Bekasi 2.0, Rabu (8/3).
“Stakeholder merupakan bagian dari solusi untuk bekerja sama menangani
sampah dari hulu ke hilir, maka kami perlu membuka diri sebesar-
besarnya untuk investasi yang lebih hijau dengan melakukan reformasi di
bidang persampahan ini di Indonesia," tambah dia.
Investasi hijau dalam sektor pengelolaan sampah bertujuan menangani
sampah melalui peningkatan infrastruktur atau fasilitas dan peralihan
sumber daya. Selain itu, mewujudkan penyelenggaraan ekonomi
melingkar yang difokuskan untuk mengurangi timbulan sampah sedari
awal.
Berdasarkan survei Global Sustainable Investment Alliance (GSIA) 2021,
aset investasi hijau di negara berkembang memiliki potensi pertumbuhan
hingga US$ 30,7 Triliun. Dibutuhkan total investasi modal sebesar US$ 18
Miliar di bidang teknologi dan US$ 22 Miliar di bidang jasa pada rentang
2017 hingga 2040. Investasi tersebut dibutuhkan untuk mengatasi
tantangan dalam mengubah praktik business as usual menuju Skenario
Perubahan Sistem pada pengelolaan sampah dan daur ulang yang efektif
berdasarkan laporan NPAP.
Reporter: Lenny Septiani Editor: Desy Setyowati
#Sinar Mas#Startup#Waste4Change#Sampah#Update Me#Katadata
Green#industri hijau
Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul "Startup Waste4Change, Sinar
Mas, Indocement Buat Proyek Sampah Rp250
M", https://katadata.co.id/desysetyowati/digital/64086ab99995c/startup-
waste4change-sinar-mas-indocement-buat-proyek-sampah-rp250-m
Page 38 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023
Penulis: Lenny Septiani
Editor: Desy Setyowati
https://katadata.co.id/desysetyowati/digital/64086ab99995c/startup-
waste4change-sinar-mas-indocement-buat-proyek-sampah-rp250-m
Kamis, 9 Maret 2023.
AMPHIBI lakukan koordinasi bersama Dinas Lingkungan Hidup Kab.Deli
Serdang dan Camat Percut Sei Tuan Kab.Deli Serdang Prov.Sumatera
Utara serta melakukan Sidak Tempat Pembuangan Sampah Liar yg
berada di atas lahan Eks HGU PTPN 2 di Desa Bandar Klippa Kec.PST
Kab.Deli Serdang.
Dalam koordinasi tersebut AMPHIBI meminta Pemerintah Kab.Deli
Serdang untuk segera meng Clean Up lokasi tersebut agar tidak terjadi
Penumpukan dan Pencemaran Lingkungan yang dapat mengganggu
Kesehatan dan Kenyamanan Masyarakat yang berapa disekitar lokasi
Tempat Pembuangan Sampah Liar.
Disamping melakukan Sidak ke lokasi Pembuangan Sampah Liar,
AMPHIBI juga menyerahkan Barang Bukti berupa tumpukan Sampah
sebanyak 1 Dump Truck Engkel yang berasal dari Pemukiman Elit Citra
Land yang tidak dikelola sesuai aturan.
Semoga dengan adanya penertiban Tempat Pembuangan Sampah Liar
dapat mewujudkan Lingkungan yang Bersih dan Sehat.
Ayo Kelola Sampah dari Sumbernya.
HPSN 2023 " Tuntas Kelola Sampah Untuk Kesejahteraan Masyarakat".
Semoga Kata kata tersebut tidak hanya sekedar Retorika Belaka
Page 39 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023
Awan Pers Maret 09, 2023
Deli Serdang, Amphibi.net // Menindak lanjuti laporan masyarakat terkait
Tempat Pembuangan Sampah Liar (TPSL), AMPHIBI lakukan koordinasi
bersama Dinas Lingkungan Hidup Kab.Deli Serdang dan kecamatan
Percut Sei Tuan Kab.Deli Serdang Prov.Sumatera Utara serta melakukan
Sidak TPSL yg berada di atas lahan Eks HGU PTPN 2 di Desa Bandar
Klippa Kec.PST Kab.Deli Serdang pada, Kamis, 09-03-2023.
Hadir dalam sidak tersebut Dlh Kab.Deli Serdang yang diwakili Ely
Nasution dan Habeahan, Camat Percut Sei Tuan yang diwakili Andriani
dan Team Kebersihan PST.
Sementara dari AMPHIBI dipimpin langsung oleh ketua umum Agus Salim
Tanjung yang didampingi Ketua AMPHIBI Deli Serdang M.Iqbal, Wakil
Ketua Tri Rejo, Sekretaris Tengku M.Fahri dan Dir.KTH Adhi Ernadi.
Dalam koordinasi tersebut AMPHIBI meminta Pemerintah Kab.Deli
Serdang untuk segera melakukan Clean Up lokasi tersebut agar tidak
terjadi Penumpukan dan Pencemaran Lingkungan yang dapat
mengganggu Kesehatan dan Kenyamanan Masyarakat yang tinggal
disekitar lokasi TPSL tersebut.
Mawardi selaku penanggung jawab lokasi tersebut menyatakan sekitar 45
becak motor dari 10 desa se kecamatan PST yang membuang sampah
dilokasi tersebut.
Dalam 1 becak motor bisa membuang 3 kali sehari. Kegiatan tersebut
sudah berjalan 10 tahun, "ucap Mawardi.
Seksi kebersihan kec.PST Andriani yang melihat banyaknya jumlah
volume sampah dilokasi tersebut menyatakan tidak mampu meng cleanup
lokasi tersebut sesuai dengan permintaan Lembaga AMPHIBI.
Ini jumlahnya bisa ribuan Truck kalau di clean up.
Saya akan melaporkan hal ini dulu kepada pak Camat, "ucap Andriani.
Page 40 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023
Hal senada juga disampaikan Ely Nasution dan Habeahan selaku
perwakilan dari Dinas LH Kab.Deli Serdang.
Dengan jumlah volume sampah yang besar ini, kami akan sampaikan ke
pimpinan dan akan berkoordinasi dengan pihak kecamatan, ucapnya.
Ketua Amphibi Deli Serdang M.Iqbal menyikapi hal tersebut menyatakan
bahwa banyaknya lokasi TPSL di kabupaten Deli Serdang sudah sangat
memprihatinkan.
Sudah saatnya Pemkab Deli Serdang menertibkan lokasi TPSL serta
merubahnya dengan pemilahan dan sistem pengolahan sampah dengan
inovasi teknologi mesin pencacah sampah dan pengayak kompos yang
lebih efektif dan efesien atau TPS-3R "ucap Iqbal.
Disamping melakukan Sidak ke lokasi TPSL, AMPHIBI juga menyerahkan
Barang Bukti tangkap tangan berupa tumpukan Sampah sebanyak 1
Dump Truck Engkel yang dibuang oleh pengelola Pemukiman Elit Citra
Land Medan estate yang tidak dikelola sesuai aturan.
Ketua umum AMPHIBI Agus Salim Tanjung menjelaskan bahwa hampir
diseluruh kota di Indonesia penanganan sampah saat ini masih mengacu
pada konsep jadul "kumpul angkut dan buang".
Hal ini tidak sesuai dengan peraturan perundangan terkait dengan
pengelolaan sampah.
Sedangkan kepedulian masyarakat terhadap sampah juga masih rendah.
Masih mengaju Not In My Back Yard (pokoknya tidak ada dihalaman
belakang saya) hanya memindahkan masalah. Diperparah lagi kebiasaan
pingin cepat selesai.
Kalau ada sampah langsung dibuang ke lingkungan dimana sampah itu
dihasilkan.
Hal ini disebabkan karena tidak adanya /belum diterapkannya penegakan
hukum terhadap pelanggar UU sampah, "ucap Agus ST.
Disisi lain sebagian besar masyarakat merasa bahwa sampah adalah
tanggungjawab pemerintah.
Karena selama ini pemerintah sebagai operator dan regulator dalam
pengelolaan sampah.
Sehingga sulitnya dalam melakukan penegakan hukum terhadap
pelanggar undang undang sampah, "papar Agus ST.
Page 41 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023
Seharusnya masyarakat penghasil sampah diberikan tanggungjawab
untuk mengelola sampah. Sehingga memperingan beban pemerintah
sebagai otoritas pengelolah sampah.
Disisi lain penimbunan sampah yang tidak ramah lingkungan berdampak
pada pencemaran udara ,air tanah dan air permukaan serta berpotensi
menebarkan penyakit seperti halnya yang terjadi saat ini dibeberapa
daerah di kabupaten Deli Serdang, "tutup Agus ST.
https://www.amphibi.net/2023/03/amphibi-bersama-dlh-deli-serdang-
dan.html
Lihat juga
+62 813-2799-9917: https://bnewsmedia.id/pembuangan-sampah-liar-
milik-citraland-di-tangkap-tangan-lembaga-amphibi/
+62 813-2799-9917: http://www.awanpers.com/2023/03/amphibi-bersama-
dinas-lh-kabdeli.html
https://wartajavaindo.com/amphibi-bersama-dinas-lh-kab-deli-serdang-
dan-kecamatan-pst-sidak-tempat-pembuangan-sampah-liar-tpsl/
https://bnewsmedia.id/amphibi-bersama-dinas-lh-kab-deli-serdang-dan-
kecamatan-pst-sidak-tempat-pembuangan-sampah-liar-tpsl/
Teknologi RDF tidak tepat untuk atasi
sampah di Jakarta
Jumat, 10 Maret 2023 13:22 WIB
Jakarta (ANTARA) - Teknologi refuse derived fuel (RDF) dinilai tidak tepat
untuk mengatasi sampah di Jakarta karena banyak kekurangan dan
kelemahan untuk diaplikasikan sebagai metode pengolahan sampah, kata
pemerhati masalah persampahan Widi Pancono.
"Jangan sampai sampah ini menjadi masalah tanpa usai dan terlalu lama
kita hanya berkutat pada debat-debat tak berujung tentang metode
pengolahan sampah," kata Widi yang juga Ketua Umum Kopetindo
(Koperasi Energi Terbarukan Indonesia) ketika dihubungi di Jakarta,
Jumat.
Page 42 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023
Arsip area pengeringan sampah lama untuk diproduksi menjadi bahan bakar alternatif (RDF) di
TPST Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, Senin (13/2/2022).
ANTARA/HO-DLH DKI Jakarta//aa. Handout DLH DKI Ja
karta
teknologi insinerator yang paling tepat karena
sampah akan habis dibakar, baik sampah organik
maupun anorganik
Padahal, katanya sudah tersedia metode atau cara yang baik dan efektif
untuk mengatasinya sehingga jangan sampai masyarakat menanggung
beban pencemaran sampah lebih lama lagi.
Apalagi, kata Widi, pemerintah sudah berkomitmen untuk menghentikan
pembangunan TPA atau Tempat Pembuangan Akhir sampah pada tahun
2030.
Ia mengatakan, sampah memang masih menjadi masalah besar di
sejumlah kota besar di Indonesia, terutama kota-kota besar di Jawa.
"Khusus untuk Jakarta yang setiap hari menghasilkan 8.000 sampai
8.5000 ton sampah, harus menjadi perhatian serius. Perlu ada penanganan
dan teknologi tepat untuk mengatasinya," kata Widi.
Dia mengatakan setiap kota mempunyai karakteristik sendiri, jadi solusi
penyelesaian masalah sampah di masing-masing kota juga berbeda.
Jangan sekadar mengolah sampah tanpa memahami karakteristik
tersebut dan jangan sampai sembarangan menerapkan cara pengolahan
sampah.
Page 43 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023
Untuk kota metropolitan dengan jumlah sampah yang sangat besar dan
lahan terbatas, maka mengolah sampah untuk menghasilkan energi listrik,
jelas lebih sesuai.
Widi mengatakan RDF merupakan teknologi pengolahan sampah melalui
proses homogenizers menjadi ukuran yang lebih kecil melalui pencacahan
sampah atau dibentuk menjadi pelet.
Hasilnya akan dimanfaatkan sebagai sumber energi terbarukan dalam
proses pembakaran recovering batu bara untuk pembangkit tenaga listrik.
Namun teknologi RDF, kata Widi, tidak tepat diterapkan di Jakarta. Di
Jakarta, teknologi insinerator yang paling tepat karena sampah akan habis
dibakar, baik sampah organik maupun anorganik.
“Yang pasti, sampahnya harus musnah. Ini yang terpenting. Dan juga harus
mampu menghasilkan energi listrik terbarukan sehingga dapat menambah
bauran energi listrik terbarukan di sistem pembangkitan PLN. Metode
insinerator dapat melakukan itu dengan baik,” katanya.
Sejumlah negara seperti Singapura, Jepang, Korsel, dan beberapa negara
di Eropa sudah menggunakan teknologi insinerator dan terbukti sangat
efektif.
Dikatakan sudah saatnya pemerintah serius menangani masalah sampah
apalagi sudah ada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 35
Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah
Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan.
Baca juga: DLH DKI estimasi biaya fasilitas produksi RDF di Rorotan Rp1 triliun
Baca juga: Mengulik produksi batu bara "hijau" di TPST Bantargebang
Baca juga: DLH DKI bidik lahan di Rorotan olah sampah jadi RDF
Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Ganet Dirgantara
COPYRIGHT © ANTARA 2023
• Tag: sampah insenerator
https://www.antaranews.com/berita/3434808/teknologi-rdf-tidak-tepat-
untuk-atasi-sampah-di-jakarta?utm_medium=mobile
Page 44 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023
Dobrak Kamar Kos Anak Gadis Takut
Terjadi Sesuatu, Pas Pintu Dibuka
Malah Pemilik yang Jantungan
Reporter : Nabila Hanum
Sabtu, 11 Maret 2023 15:01
Pemilik Syok Usai Dobrak Kamar Kos Anak Gadis, Berantakan Penuh Sampah
(Twitter@jagonyamageran)
Wanita ini tidur dengan tumpukan sampah di dalam kamarnya. Ia tidak
merasa terganggu sedikit pun
Dream- Baru-baru ini sebuah video memperlihatkan pemandangan yang
tidak biasa dari dalam kos viral di media sosial. Kamar itu dihuni oleh soerang
wanita yang saat ini belum diketahui keberadaanya.
Pemilik sengaja mendatangi rumah kos itu karena penghuni telah menunggak
uang selama beberapa bulan. Lantaran khawatir terjadi sesuatu yang tidak
diinginkan, dia berinisiatif membuka kamar itu.
Iseng Mancing di Kloset Pake Umpan Ayam, Pria Ini Syok Ada Makhluk Buas yang Menyambar
Namun rasa khawatir yang semula dirasakan pemilik kos berubah menjadi
syok. Dia terkejut melihat kondisi kamar yang tak sesuai dengan sosok
penghuninya sebagai seorang perempuan.
Page 45 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023
Kamar itu berantakan dan tumpukan sampah telah memenuhi hampir
seluruh ruangan.
1 dari 4 halaman
© Twitter@jagoanmageran
Dalam video yang beredar, kamar wanita tersebut dikelilingi tumpukan
sampah plastik bekas makanan dan air mineral. Bahkan kasur yang menjadi
tempat tidurnya tidak luput dari sampah.
Bukan Pakai Bunga, Mobil Pengantin Ini Dihiasi Aneka Sayuran, Serasa Warung Berjalan
Tidak hanya itu, di dalam kamar mandi terlihat berbagai macam sampah yang
tidak dibersihkan.
Kamar yang awalnya bersih berubah menjadi gunung sampah. Bau
menyengat tidak dapat dihindari lagi.
2 dari 4 halaman
© Twitter@jagoanmageran
Page 46 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023
Penghuni kosa itu sepertinya tidak merasa terganggu sedikitpun. Terlihat
sampah yang sudah dimasukkan ke dalam trash bag namun sengaja
diletakkan di dalam kamar.
Viral! Emak-Emak 'Sultan' Jadi Bridesmaids Pamer Perhiasan Seperti Toko Emas Berjalan,
Cincin Seperti Thanos
“ Ini kamar salah satu anak kos mamaku. Ada momen 3 hari dia gak kelihatan
padahal biasa ada keluar kamar. Ditepon gak diangkat, dipanggil gak nyaut.
Takut anaknya pingsan apa gimana akhirnya dibuka,” tulis
akun Twitter@jagoanmageran.
3 dari 4 halaman
Pengguna Twitter pun ikut serta memberikan komentar. Kejadin langkah ini
berhasil menggegerkan publik.
“ Kak ini aslinya waras? Apa memang ada gangguan jiwa? Bukannya orang
normal gak bisa hidup kaya gitu ya,” tulis @mamalia.
Daerah Ini Kelewat Panas, Telur Dijemur Auto Matang dalam 10 Detik
“ Aku aja pernah lagi mager gak buang sampah di dapur baunya udah bikin
nyamuk mabuk kepayang,” tulis @via.
“ Harus ke psikolog sih itu,” tulis @nharyy.
Lapran: Nur Rahma
https://www.dream.co.id/stories/viral-kamar-kos-dipenuhi-tumpukan-
sampah-penghuni-tidak-merasa-terganggu-sedikitpun-230302f.html
Page 47 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023
Kantong Belanja Kertas Daur ulang
Statusku tanggal 3 Maret 2023 dfi Facebook, baru disetujui pada tanggal
10 dan 13 Maret 2023. Yaitu Indonesian Waste Platform tanggal 10 Maret
dan Kaukus LH pada tanggal 13 Maret 2023.
Riza V. Tjahjadi <biotani@gmail.com>
Attachments
Mon, Mar 13, 3:40 PM (2 days ago)
to biotani2001
Page 48 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023
retno
@retnosetyow4t
13 Mar
Presiden @jokowi didampingi Ibu Iriana Joko Widodo meresmikan tempat
pengolahan sampah terpadu (TPST) Kesiman Kertalangu yang terletak di
Kota Denpasar, Provinsi Bali, pada Senin, 13 Maret 2023.
https://youtu.be/JRp2iQAPH2Y
🍒 retno
@retnosetyow4t
·
13 Mar
Presiden
@jokowi telah menyetujui pengunduran diri Zainudin Amali sebagai
Menpora Kepastian tersebut disampaikan oleh dlm keterangannya kpd
awak media usai meresmikan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu
(TPST) Kesiman Kertalangu Kota Denpasar Provinsi Bali Senin, 13 Maret
2023
Page 49 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023
🍒 retno
@retnosetyow4t
Presiden
@jokowi
telah menyetujui pengunduran diri Zainudin Amali sebagai Menpora
Kepastian tersebut disampaikan oleh dlm keterangannya kpd awak media
usai meresmikan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Kesiman
Kertalangu Kota Denpasar Provinsi Bali Senin, 13 Maret 2023
3.24 PM · 13 Mar 2023
1.779 Tayangan
9 Retweet
27 Suka
Page 50 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023
Kompas.com, 13 Maret 2023, 17:30 WIB
Baca di App Lihat Foto 02:08
Editor: Muhdany Yusuf Laksono JAKARTA,
KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(PUPR) telah selesai mengembangkan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)
Banjardowo, Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur. Di mana semula
menggunakan sistem penimbunan sampah terbuka (open dumping)
menjadi sistem sanitary landfill.
Pengoperasian TPA dengan sistem sanitary landfill diharapkan dapat
meminimalisir dampak pencemaran. Baik air, tanah, maupun udara,
sehingga lebih ramah lingkungan.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, penanganan masalah
sampah dapat dilakukan melalui dua aspek, yakni struktural dengan
membangun infrastruktur persampahan dan non-struktural seperti
mendorong perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat.
Pembangunan infrastruktur pengolahan sampah skala kawasan dinilai
efektif untuk volume sampah yang tidak terlalu besar, sehingga
pengurangan sampah dapat dilakukan mulai dari sumbernya.
Video Terkini Kemenkeu Kantongi 134 Nama Pegawai Pajak Punya Saham Atas Nama
Istri
"Dukungan pemerintah kabupaten atau kota juga diperlukan terutama
dalam penyediaan lahan," ujar Basuki dalam keterangan resmi dikutip dari
laman Kementerian PUPR, Senin (13/03/2023).
Page 51 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023
Baca juga: Basuki Puji Pengelolaan TPA Sampah Supit Urang di Malang, Ini Cara
Kerjanya Pengembangan sistem sanitary landfill
TPA Banjardowo mulai dikerjakan sejak Juni 2020 dengan memanfaatkan
lahan seluas 11 hektar dengan area landfill 4,45 hektar.
Saat ini pekerjaan yang dilaksanakan Kementerian PUPR telah selesai
100% dan siap untuk diresmikan. TPA Banjardowo memiliki kapasitas
tampung 444.864 m3 untuk melayani sampah rumah tangga di Jombang
sekitar 110 ton/hari, atau setara dengan 285.000 jiwa.
Lihat Foto
Pemanfaatan sistem sanitary landfill memiliki keunggulan yakni sampah
yang masuk ke TPA dipilah terlebih dahulu berdasarkan jenisnya untuk
kemudian diolah ulang (recycle). Misalnya sampah plastik, kardus, kaca,
dan kaleng, dipilah di sorting plant menjadi bahan baku daur ulang,
sedangkan sampah organik dapat diolah menjadi pupuk kompos pada
proses di composting plant. Selanjutnya untuk air lindi disalurkan ke
Instalasi Pengolahan Lindi (IPL) melalui sistem pemrosesan bertahap,
sehingga tidak mencemari air maupun tanah di sekitar TPA.
Prinsip dari pembangunan TPA ini adalah mengedepankan konsep ramah
lingkungan dengan mengurangi aroma tidak sedap dan limbah yang
dibuang telah memenuhi standar baku mutu air sesuai dengan Permen
Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI nomor 59/2016 tentang Baku Mutu
Lindi Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah.
Baca juga: Perpanjang Umur TPA, Kementerian PUPR Terapkan Sistem Sanitary
Landfill
Pengembangan TPA Banjardowo merupakan kerja sama antara
Pemerintah Indonesia melalui Ditjen Cipta Karya, Kementerian PUPR
dengan Pemerintah Jerman dalam Program Emission Reduction in Cities–
Solid Waste Management (ERIC-SWM).
Page 52 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023
Dukungan pembangunan Kementerian PUPR mencakup penyusunan
desain, pekerjaan konstruksi TPA sampah lengkap dengan fasilitas
pendukungnya, serta pengadaan alat berat.
Keseluruhan biaya konstruksi project Emission Reduction in Cities,
Jombang Regency senilai Rp 194 miliar.
Tag sampah Jombang TPA tempat pemrosesan akhir TPA Banjardowo
Lihat Properti Selengkapnya Hingga 2026, TPA Banjarbakula Bakal Tampung Ratusan
Ribu Ton Sampah
TPA Sampah Karimunjawa Kelar Dibangun, Begini Kemampuannya Didanai Jerman,
TPA Sampah Talang Gulo Bersistem Sanitary Landfill Basuki Puji Pengelolaan TPA
Sampah Supit Urang di Malang, Ini Cara Kerjanya Minimalisasi Pencemaran, TPA
Sampah Pengengat Gunakan Sistem Control Landfill
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kini Jombang Punya TPA yang
Ramah Lingkungan, Simak Cara Kerjanya", Klik untuk baca:
https://www.kompas.com/properti/read/2023/03/13/173000821/kini-
jombang-punya-tpa-yang-ramah-lingkungan-simak-cara-
kerjanya?page=all.
Editor : Muhdany Yusuf Laksono
Kompas.com, 14 Maret 2023, 12:30 WIB
Editor: Muhdany Yusuf Laksono JAKARTA,
KOMPAS.com - Kementerian PUPR telah menyelesaikan pembangunan
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Kota Denpasar yang
meliputi TPST Kesiman Kertalangu, TPST Padang Sambian, dan TPST
Tahura Ngurah Rai, Provinsi Bali.
Bahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meresmikannya pada Senin
(13/3/2023).
Page 53 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023
Jokowi mengatakan, TPST ini merupakan tempat pengolahan sampah
pertama dengan sistem yang tidak begitu rumit tetapi hasilnya konkrit.
"Saya ingin agar TPST ini bisa ditiru oleh kota dan kabupaten lain di
seluruh tanah air, sehingga penanganan sampah tidak menjadi masalah
bagi kota dan kabupaten kita," katanya dikutip dari laman Kementerian
PUPR.
Baca juga: Dua TPST di Jabar Bisa Sulap Sampah Jadi Sumber Energi Terbarukan
Video Terkini Dampak Erupsi Merapi, Hujan Abu hingga BPBD Kota Magelang Bagikan
Masker
Presiden Jokowi juga mengapresiasi sistem manajemen TPST Kota
Denpasar sehingga bisa ditiru oleh daerah lainnya.
"Manajemennya sangat rapi dan bagus, kita harapkan ini benar-benar bisa
menginspirasi kota dan kabupaten lain untuk memiliki TPST seperti yang
ada di Bali," imbuhnya.
Sementara itu, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyampaikan,
pembangunan prasarana dan sarana persampahan pada ketiga TPST
tersebut utamanya untuk pelestarian lingkungan pada kawasan pariwisata
Pulau Bali, sekaligus sebagai upaya meningkatkan kualitas layanan
sanitasi di kawasan pariwisata.
"Ini tujuannya untuk perlindungan lingkungan, bukan untuk menambah
pendapatan asli daerah. Jadi tolong Pemerintah Daerah juga harus
mendorong agar TPST beroperasi dengan maksimal," tuturnya.
Pembangunan TPST dikerjakan oleh PT Adhi Karya (Persero) selaku
kontraktor sejak Juni 2022 hingga Maret 2023. Selanjutnya, Pemerintah
Kota Denpasar memiliki peran dalam mendukung operasional.
Page 54 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023
Direktur Sanitasi Direktorat Jenderal Cipta Karya Tanozisochi Lase
menjelaskan, pembangunan TPST Kota Denpasar juga merupakan bagian
dari sistem sanitasi perkotaan seiring dengan peningkatan jumlah
penduduk dan produksi sampah rumah tangga dari masyarakat.
Baca juga: Manfaatkan Lalat, Pengelola Rest Area Tol Ini Sulap Sampah Jadi Pakan
Ternak
Prinsipnya konsep TPST ini untuk Reduce (mengurangi), Reuse
(menggunakan kembali), dan Recycle (daur ulang). TPST Kesiman
Kertalangu diproyeksikan dapat mengolah sampah 450 ton/hari, TPST
Tahura 450 ton/hari, dan TPST Padang Sambian 120 ton/hari "Sehingga
total kapasitas pengolahan sampah sebesar 1.020 ton/hari," kata
Tanozisochi.
Keberadaan TPST Kota Denpasar diharapkan tidak hanya mengurangi
kuantitas sampah dari sumbernya, tetapi juga memberikan edukasi kepada
masyarakat dalam pengelolaan sampah serta penyerapan tenaga kerja.
Hasil utama dari proses pengolahan sampah ini adalah Refuse-Derived
Fuel (RDF) yang kemudian di-packing untuk dikirim ke pengguna.
"Pemilahan dilakukan saat sampah datang, masuk ke conveyor belt, lalu
dipisahkan sampah plastik dan organiknya oleh pekerja pemilah sebanyak
32 orang," pungkasnya.
Tag Bali sampah tpst Tempat Pengolahan Sampah Terpadu TPST Kota
Denpasar TPST Kesiman Kertalangu TPST Padang Sambian TPST
Tahura Ngurah Rai
Selengkapnya Lihat Properti Selengkapnya Dua TPST di Jabar Bisa Sulap Sampah
Jadi Sumber Energi Terbarukan Ada yang Baru di TPST Bantargebang, Apa Itu? SCG
Indonesia Ubah 7.700 Ton Sampah Jadi Semen Tukar Sampah Jadi E-money di
Taman Dukuh Atas, Begini Caranya Dengan Metode BFS, Sampah di Rest Area Diolah
Jadi Pupuk Organik
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Denpasar Punya Tiga TPST Baru,
Bisa Tampung Sampah 1.020 Ton Per Hari", Klik untuk baca:
https://www.kompas.com/properti/read/2023/03/14/123000721/denpasar-
punya-tiga-tpst-baru-bisa-tampung-sampah-1.020-ton-per-hari?page=all.
Editor : Muhdany Yusuf Laksono
Page 55 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023
Kondisi TPST Piyungan Makin Kritis
Ivan Aditya14 Maret 2023, 21:32 WIB
Kendaraan melintasi alat berat di zona transisi TPST tahap 1. (Foto : Sukro Riyadi)
Krjogja.com - BANTUL - Zona transisi Tempat Pengelolaan Sampah
Terpadu (TPST) seluas 1,1 hektar kini hampir penuh. Sementara pihak
pengelola sejauh ini terus melakukan penataan agar 8. 000 meter persegi
zona transisi tahap 2 bisa segera dimanfaatkan.
"Zona transisi TPST yang sekarang sudah dibuka tiga bulan lalu seluas, 1,1
hektar dengan perkiraan mampu menampung 174 ribu meter kubik sampah.
Sesuai hasil pemaparan dari tim perencanaan diprediksi zona transisi tahap
1 hanya bertahan 5 bulan, setelah itu penuh," ujar Staf TPST Piyungan,
Sumarwan kepada Krjogja.com, Selasa (14/03/2023).
Tetapi baru 3 bulan berjalan zona transisi tersebut sekarang sudah hampir
penuh ketika sampah sudah di atas ambang batas. Oleh karena itu pihaknya
juga berupaya mempersiapkan zona transisi tahap 2 yang lokasinya
bersebelahan dengan zona transisi tahap 1.
Baca Juga
• Gus Baha Ungkap Tanda Kiamat yang Kini Telah Terjadi
• Misteri Potongan Kepala di Grojogan Sewu Terungkap
• Misteri Potongan Tubuh Kembali Ditemukan, Kini Bagian Kepala Muncul di Grojogan Sewu
Cepatnya lokasi zona satu penuh karena pasokan sampah dari Kabupaten
Sleman, Kota Yogyakarta dan Bantul dalam sehari kisaran 750 ton. "Kami
berusaha mempersiapkan zona transisi tahap 2 mulai dari sekarang sehingga
ketika tahap 1 sudah penuh langsung pindah di tahap kedua. Karena ini
baru tiga bulan berjalan ketinggian sudah hampir 16 meter," jelasnya.
Page 56 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023
Sumarwan mengatakan, bila dermaga yang yang dibangun di TPST transisi
tahap pertama sekarang sudah ketimbun sampah lagi. Karena level sampah
sudah di atasnya sekitar 4 sampai 6 meter.
Jika zona transisi tahap 1 dan 2 penuh, solusinya dimungkinkan
memanfaatkan zona B atau lokasi lahan sampah lama masih kurang. "Boleh
dibilang TPST cukup kritis jadi memang kita lihat sampah yang masuk tetap.
Pengurangannya sampah yang masuk ke TPA kan masih sedikit jadi
otomatis lahan yang yang disiapkan kemarin itu tetap cepet penuh dan
mungkin tidak sesuai dengan perencanaan," ujarnya. (Roy)
https://www.krjogja.com/berita-lokal/read/497300/kondisi-tpst-piyungan-
makin-kritis
14 Maret
Reporter Tempo.co
Editor Mitra Tarigan
Selasa, 14 Maret 2023 23:47 WIB
Penandatanganan kerja sama pengelolaan sampah dan platform
pendidikan antara Bukalapak dan Yayasan Bakti Barito
pada 14 Maret 2023/Istimewa
TEMPO.CO, Jakarta - Sampah merupakan salah satu masalah lingkungan
yang cukup serius di Indonesia. Menurut data dari Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Indonesia menghasilkan sekitar 64 juta
ton sampah setiap tahunnya, atau sekitar 175 ribu ton setiap harinya.
Page 57 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023
Pengelolaan sampah yang tepat dapat memberikan dampak positif
terhadap lingkungan dan masyarakat di sekitarnya. Menurut laman
Indonesia.go.id-Membenahi Tata Kelola Sampah Nasional (23 Feb 2021),
dari data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, setiap orang di
Indonesia rata-rata menghasilkan 0,68 kilogram sampah per hari. Oleh
karena itu, apabila dapat mengelola sampah mandiri secara tepat, 15,2
juta Mitra Bukalapak yang terdiri dari pemilik warung, kios pulsa, dan
usaha kecil lainnya, diharapkan mampu mereduksi sampah tidak terkelola
hingga 3,7 juta ton per tahun.
Baca Juga: Laba Bersih Tumbuh 34,5 Persen, BCA Syariah Bukukan Rp 117,6 Miliar di
Tahun 2022
Bukalapak dan Yayasan Bakti Barito akan berkolaborasi dalam
menyelenggarakan rangkaian pelatihan mengenai pemilihan, pengelolaan,
dan daur ulang sampah untuk para Mitra Bukalapak, menyediakan fasilitas
composting di area warung Mitra Bukalapak, serta pengubahan sampah
organik dan anorganik menjadi barang-barang yang dapat dimanfaatkan
kembali seperti pakan ternak, pupuk organik untuk sampah organik, dan
berbagai benda daur ulang hasil pengolahan sampah anorganik.
Presiden Bukalapak, Teddy Oetomo mengatakan timnya berusaha terus
memfasilitasi UMKM untuk mengoptimalkan potensi mereka sebagai
penggerak ekonomi nasional. Ia pun yakin para UMKM ini, punya potensi
besar untuk membawa dampak dan perubahan bagi lingkungan sekitar.
“Kami senang dapat berkolaborasi dengan Yayasan Bakti Barito yang
sudah memiliki pengalaman dan pengetahuan mengenai pengelolaan dan
daur ulang sampah. Ini adalah kesempatan istimewa bagi para Mitra untuk
berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang lebih baik untuk
ditinggali oleh kita dan generasi penerus kita di masa depan,” kata Teddy
dalam penandatanganan Nota Kesepahaman antara Bukalapak dan
Yayasan Bakti Barito dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada
14 Maret 2023.
Executive Director Yayasan Bakti Barito, Fifi Setiawaty Pangestu,
menambahkan timnya akan berbagi pengalaman kepada para Mitra
Bukalapak terkait pentingnya pemilahan dari sumbernya dan pengelolaan
serta daur ulang sampah. "Harapan kami adalah agar kolaborasi ini
memberikan nilai tambah yang baik bagi para Mitra Bukalapak dalam
menjalankan usahanya sehari-hari,” katanya.
Baca Juga: Ingin Dapat Subsidi Motor Listrik, Perhatikan Kata Sri Mulyani Ini
Bukalapak dan Yayasan Bakti Barito berkolaborasi untuk meningkatkan
pemahaman para Mitra Bukalapak tentang pentingnya pemilahan dan
pengelolaan serta daur ulang sampah termasuk sampah organik dan
anorganik. Awal kerjasama ini akan menyasar ke Mitra Bukalapak yang
berada di Jawa Barat, Jakarta, dan Banten. Ke depannya akan dilakukan
perluasan program ke seluruh Indonesia.
Page 58 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023
Demi memperluas dampak dari kerjasama antara Bukalapak dan Yayasan
Bakti Barito, sebanyak lebih dari 21.000 siswa SMK-SMK yang dibina oleh
Yayasan Bakti Barito juga akan bisa mempelajari beragam kelas
pengembangan teknologi digital dari Microsoft dan kelas belajar jualan
online dari Bukalapak.
Pilihan Editor: Bersihkan Sampah Plastik di Pulau, Prilly Latuconsina:
Sedih Banget
Sampah Pengelolaan Sampah UMKM Bukalapak Daur Ulang Sampah
https://gaya.tempo.co/read/1702668/pentingnya-umkm-terapkan-konsep-
pemanfaatan-dan-pengelolaan-sampah
Kompas.com - 16/03/2023, 13:12 WIB 3 14
Lihat Foto Subdit I Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus)
Polda Kepri berhasil mengamankan dua kontainer 40ft yang berisi 1.200 karung
pakaian bekas dan campuran barang bekas lainnya seperti sepatu, mainan dan tas
yang dilarang masuk ke wilayah Batam, Kepulauan Riau (Kepri).
(KOMPAS.COM/HADI MAULANA)
Penulis Kontributor Batam, Hadi Maulana | Editor Teuku Muhammad Valdy
Arief
BATAM, KOMPAS.com–Polisi menetapkan dua pemasok dua kontainer
pakaian bekas ke Kota Batam, Kepulauan Riau, akhirnya ditetapkan
Page 59 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023
sebagai tersangka. Penetapan tersangka dilakukan Kepolisian Daerah
Kepulauan Riau (Polda Kepri) setelah sekitar satu bulan kontainer
berukuran 40 feet berisi 1.200 pakaian bekas itu disita.
Direktur Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Kepri
Kombes Pol Nasriadi mengatakan, kedua tersangka adalah Tommy alias
Cucun dan Rini Yulianti.
“Cucun merupakan direktur di perusahaan, sedangkan Rini sebagai
pemodal dan juga pelaksana dalam penyelundupan pakaian bekas
tersebut," kata Nasriadi kepada Kompas.com, Kamis (16/3/2023).
Baca juga: Jokowi Sentil Bisnis Impor Pakaian Bekas: Sebut Sangat Mengganggu hingga
Minta Ditelusuri
Kedua tersangka dijerat pasal berbeda. Cucun dijerat dengan pasal
penyelundupan sesuai Undang-Undang Perdagangan yang telah
ubah Perpu nomor 2 tahun 2002 tentang Cipta Kerja. Sedangkan Rini
dijerat Pasal 55 KUHP karena diduga turut serta dalam penyelundupan ini.
Nasriadi mengatakan, penetapan kedua tersangka tersebut berdasarkan
alat bukti di antaranya keterangan saksi, surat, keterangan ahli
perdagangan, ahli pidana serta barang bukti yang berhasil diamankan
polisi.
“Hari ini kedua tersangka sudah kami lakukan pemanggilan dan langsung
dimintai keterangan terkait dua kontainer pakaian bekas bernilai Rp1 miliar
tersebut,” sebut Nasriadi. Sebelumnya, polisi menyita dua kontainer ukuran
40 feet berisi 1.200 karung pakaian bekas dan campuran barang bekas
lainnya seperti sepatu, mainan dan tas yang dilarang masuk ke wilayah
Batam, Kepri.
Baca juga: Jokowi: Impor Pakaian Bekas Sangat Mengganggu Industri Dalam Negeri
Pengungkapan kasus pengimporan barang bekas yang berasal dari luar
negeri ini berawal dari informasi masyarakat. Barang-barang bekas dari
Singapura yang berisi pakaian bekas dan campuran barang bekas lainnya
seperti sepatu, mainan dan tas ini ditaksir bernilai hampir Rp 1 miliar dan
akan dijual di Batam.
Baca berikutnya Pengelolaan Sumber Daya Alam di… 3 14 Tag Batam pakaian bekas
penyelundupan pak
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "2 Pemasok 2 Kontainer Pakaian
Bekas Senilai Rp 1 Miliar Jadi Tersangka", Klik untuk
baca: https://regional.kompas.com/read/2023/03/16/131212978/2-
pemasok-2-kontainer-pakaian-bekas-senilai-rp-1-miliar-jadi-tersangka.
Page 60 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023
Penulis : Kontributor Batam, Hadi Maulana
Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief
Kompascom+ baca berita tanpa iklan: https://kmp.im/plus6
Download aplikasi: https://kmp.im/app6
Guru Besar IPB: Tak Ada Negara di Dunia
Wajibkan Pelabelan BPA di Kemasan AMDK
Kamis, 16 Maret 2023 17:13 WIB
INFO NASIONAL -- Guru Besar Bidang Keamanan Pangan & Gizi di Fakultas
Ekologi Manusia (FEMA) Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Dr. Ir. Ahmad
Sulaeman, MS, C.Ht, mengatakan mengacu kepada hasil kajian lembaga-lembaga
pengawas keamanan pangan di berbagai negara, pelabelan kemasan air minum
‘Berpotensi Mengandung BPA” belum perlu dilakukan. Yang perlu dilakukan
adalah analisi resiko paparan BPA dari berbagai sumber paparan.
“Di EFSA saja (itu dilakukan) sangat hati-hati dan waktu yang panjang. Mereka
melakukannya sejak tahun 2007, dan sampai sekarang saja mereka belum
memutuskan dan masih terus mereview,” ujar Ahmad Sulaeman.
Baca Juga: Ketua Dewan Pengarah BPIP Beri Arahan Kepada Kepala Desa Seluruh
Indonesia
Dia mengatakan peraturan yang ada di Indonesia mengizinkan keberadaan BPA
dan zat kimia lain di dalam aneka kemasan pangan termasuk yang berpotensi
bermigrasi ke pangan. Menurutnya, batasan migrasi berbagai jenis senyawa kimia
Page 61 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023
dalam semua jenis kemasan pangan juga telah diatur secara komprehensif dalam
PERBPOM No.20/2019. Contohnya BPA pada PC serta asetaldehid, etilen glikol,
dietilen glikol pada PET.
Menurutnya, batas maksimum migrasi BPA di Indonesia adalah 0,6 bpj dan ini
masih sangat sesuai dengan mayoritas batas maksimum migrasi BPA negara-
negara maju di dunia lainnya. Contohnya Jepang (2,5 bpj), Korea Selatan (0,6
bpj), RRC (0,6 bpj), bahkan USA tidak ada batas spesifik migrasinya. “Jadi,
sampai saat ini sepengetahuan saya, tidak ada satupun negara di dunia yang
mengeluarkan peraturan kewajiban pelabelan khusus terkait BPA pada kemasan
air minum dalam kemasan,” tukasnya.
Dia juga menyampaikan bahwa pencantuman logo recycle dengan nomor serta
nama bahan kemasan di bawah kemasan botol minuman untuk saat ini sudah
cukup, dan tidak perlu ditambah embel-embel bebas BPA.
Baca Juga: Wakil Kepala BPIP Kawal Penyusunan Buku Teks Utama Pendidikan Pancasila
Sementata itu, Direktur Advokasi dan Jaringan Pusat Studi Hukum dan Kebijakan
Indonesia (PSHK), Fajri Nursyamsi, mengatakan ketidaksepahaman yang masih
terjadi antar kementerian dan lembaga terkait sehubungan dengan adanya rencana
perubahan Peraturan BPOM Nomor 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan
harus diselesaikan dalam pembahasan antar Kementerian (PAK). “Jadi, sebelum
ada kesepakatan antara kementerian dan lembaga terkait, maka perlu ditunda dulu
penerbitan peraturannya. Karena, itu berarti secara substansi belum dapat
disepakati K/L terkait,” ujarnya.
Dia menegaskan bahwa selayaknya pembentukan suatu peraturan, prosesnya harus
dilakukan secara transparan dan partisipatif, tidak diskriminatif, dan didukung
dengan penelitian yang kuat. Apalagi kalau peraturannya itu akan mengikat pihak
diluar institusi pembentuknya.
Namun, dia mengatakan akan sangat disayangkan apabila yang mengajukan itu
adalah bagian dari pemerintah juga yang menolak kehadiran peraturan itu. “Jadi,
menurut saya, sebaiknya permasalahan itu diselesaikan dalam proses
pembentukannya di internal pemerintah sebelum disahkan,” tukasnya.(*)
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu
Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu

More Related Content

Similar to Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu

Manajemen sampah zero
Manajemen sampah zeroManajemen sampah zero
Manajemen sampah zeroBeta Iriawan
 
BANK SAMPAH TUK KAMPUNG KB 28 10 19.ppsx
BANK SAMPAH TUK KAMPUNG KB 28 10 19.ppsxBANK SAMPAH TUK KAMPUNG KB 28 10 19.ppsx
BANK SAMPAH TUK KAMPUNG KB 28 10 19.ppsxBudi Santosa
 
Plastik ramah lingkungan semestinya bebas cukai
Plastik ramah lingkungan semestinya bebas cukaiPlastik ramah lingkungan semestinya bebas cukai
Plastik ramah lingkungan semestinya bebas cukaiBiotani & Bahari Indonesia
 
Plastik n Sampah Pantauan Okt 2022 - Copy (2).pdf
Plastik n Sampah Pantauan Okt 2022 - Copy (2).pdfPlastik n Sampah Pantauan Okt 2022 - Copy (2).pdf
Plastik n Sampah Pantauan Okt 2022 - Copy (2).pdfBiotani & Bahari Indonesia
 
9. MATERI WORKSHOP PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK.pptx
9. MATERI WORKSHOP PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK.pptx9. MATERI WORKSHOP PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK.pptx
9. MATERI WORKSHOP PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK.pptxUsmanMauk1
 
tinjauan terhadap sni produk tas belanja plastik
tinjauan terhadap sni produk tas belanja plastiktinjauan terhadap sni produk tas belanja plastik
tinjauan terhadap sni produk tas belanja plastikBiotani & Bahari Indonesia
 

Similar to Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu (20)

plastik n sampah n plastik pantau mei
plastik n sampah n plastik pantau meiplastik n sampah n plastik pantau mei
plastik n sampah n plastik pantau mei
 
Plastik n Sampah Pantauan Februari 2024.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Februari 2024.pdfPlastik n Sampah Pantauan Februari 2024.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Februari 2024.pdf
 
Manajemen sampah zero
Manajemen sampah zeroManajemen sampah zero
Manajemen sampah zero
 
plastik n sampah plastik pantau juli
plastik n sampah plastik pantau juliplastik n sampah plastik pantau juli
plastik n sampah plastik pantau juli
 
BANK SAMPAH TUK KAMPUNG KB 28 10 19.ppsx
BANK SAMPAH TUK KAMPUNG KB 28 10 19.ppsxBANK SAMPAH TUK KAMPUNG KB 28 10 19.ppsx
BANK SAMPAH TUK KAMPUNG KB 28 10 19.ppsx
 
Plastik n Sampah Pantauan Juli 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Juli 2022.pdfPlastik n Sampah Pantauan Juli 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Juli 2022.pdf
 
Gagasan
GagasanGagasan
Gagasan
 
Plastik ramah lingkungan semestinya bebas cukai
Plastik ramah lingkungan semestinya bebas cukaiPlastik ramah lingkungan semestinya bebas cukai
Plastik ramah lingkungan semestinya bebas cukai
 
Plastik n Sampah Pantauan Oktober 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Oktober 2023.pdfPlastik n Sampah Pantauan Oktober 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Oktober 2023.pdf
 
Plastik n Sampah Pantauan Okt 2022 - Copy (2).pdf
Plastik n Sampah Pantauan Okt 2022 - Copy (2).pdfPlastik n Sampah Pantauan Okt 2022 - Copy (2).pdf
Plastik n Sampah Pantauan Okt 2022 - Copy (2).pdf
 
9. MATERI WORKSHOP PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK.pptx
9. MATERI WORKSHOP PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK.pptx9. MATERI WORKSHOP PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK.pptx
9. MATERI WORKSHOP PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK.pptx
 
Plastik dan Sampah, Pantauan Agustus 2021
Plastik dan Sampah, Pantauan Agustus 2021Plastik dan Sampah, Pantauan Agustus 2021
Plastik dan Sampah, Pantauan Agustus 2021
 
Plastik n Sampah Pantauan Agustus 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Agustus 2023.pdfPlastik n Sampah Pantauan Agustus 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Agustus 2023.pdf
 
Pengelolaan Sampah
Pengelolaan Sampah Pengelolaan Sampah
Pengelolaan Sampah
 
Plastik n sampah plastik pantau Sept 21
 Plastik n sampah plastik  pantau Sept 21 Plastik n sampah plastik  pantau Sept 21
Plastik n sampah plastik pantau Sept 21
 
Plastik n Sampah Pantauan Mei 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Mei 2023.pdfPlastik n Sampah Pantauan Mei 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Mei 2023.pdf
 
Plastik n Sampah Pantauan Sept 2022 (1).pdf
Plastik n Sampah Pantauan Sept  2022 (1).pdfPlastik n Sampah Pantauan Sept  2022 (1).pdf
Plastik n Sampah Pantauan Sept 2022 (1).pdf
 
Plastik n Sampah Pantauan Januari 2024.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Januari 2024.pdfPlastik n Sampah Pantauan Januari 2024.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Januari 2024.pdf
 
Plastik n Sampah Pantauan Desember 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Desember 2023.pdfPlastik n Sampah Pantauan Desember 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Desember 2023.pdf
 
tinjauan terhadap sni produk tas belanja plastik
tinjauan terhadap sni produk tas belanja plastiktinjauan terhadap sni produk tas belanja plastik
tinjauan terhadap sni produk tas belanja plastik
 

More from Biotani & Bahari Indonesia

april23 Plastik n Sampah Pantauan april 2023.pdf
april23 Plastik n Sampah Pantauan april 2023.pdfapril23 Plastik n Sampah Pantauan april 2023.pdf
april23 Plastik n Sampah Pantauan april 2023.pdfBiotani & Bahari Indonesia
 
Plastik dan Sampah Plastik pantau November 2021
Plastik dan Sampah Plastik pantau November 2021Plastik dan Sampah Plastik pantau November 2021
Plastik dan Sampah Plastik pantau November 2021Biotani & Bahari Indonesia
 

More from Biotani & Bahari Indonesia (15)

Plastik n Sampah Pantauan Maret 2024.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Maret 2024.pdfPlastik n Sampah Pantauan Maret 2024.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Maret 2024.pdf
 
Plastik n Sampah Pantauan September 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan September 2023.pdfPlastik n Sampah Pantauan September 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan September 2023.pdf
 
Plastik n Sampah Pantauan Juni 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Juni 2023.pdfPlastik n Sampah Pantauan Juni 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Juni 2023.pdf
 
Plastik n Sampah Pantauan Juni 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Juni 2023.pdfPlastik n Sampah Pantauan Juni 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Juni 2023.pdf
 
april23 Plastik n Sampah Pantauan april 2023.pdf
april23 Plastik n Sampah Pantauan april 2023.pdfapril23 Plastik n Sampah Pantauan april 2023.pdf
april23 Plastik n Sampah Pantauan april 2023.pdf
 
Plastik n Sampah Pantauan Feb 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Feb 2023.pdfPlastik n Sampah Pantauan Feb 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Feb 2023.pdf
 
Plastik n Sampah Pantauan Jan 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Jan 2023.pdfPlastik n Sampah Pantauan Jan 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Jan 2023.pdf
 
Plastik n Sampah Pantauan Des 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Des  2022.pdfPlastik n Sampah Pantauan Des  2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Des 2022.pdf
 
Plastik n Sampah Pantauan Nov2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Nov2022.pdfPlastik n Sampah Pantauan Nov2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Nov2022.pdf
 
Plastik n Sampah Pantauan Juni 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Juni 2022.pdfPlastik n Sampah Pantauan Juni 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Juni 2022.pdf
 
Mei pantau plastik sampah.pdf
Mei pantau plastik sampah.pdfMei pantau plastik sampah.pdf
Mei pantau plastik sampah.pdf
 
Plastik n Sampah Pantauan Maret 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Maret 2022.pdfPlastik n Sampah Pantauan Maret 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Maret 2022.pdf
 
Plastik n Sampah Pantauan Februari 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Februari 2022.pdfPlastik n Sampah Pantauan Februari 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Februari 2022.pdf
 
Plastik dan Sampah Plastik pantau November 2021
Plastik dan Sampah Plastik pantau November 2021Plastik dan Sampah Plastik pantau November 2021
Plastik dan Sampah Plastik pantau November 2021
 
Plastik dan Ssampah Plastik Pantau Oktober 21
Plastik dan Ssampah Plastik Pantau Oktober 21Plastik dan Ssampah Plastik Pantau Oktober 21
Plastik dan Ssampah Plastik Pantau Oktober 21
 

Plastik & Sampah: AZWI Kritik RDF Sebagai Solusi Palsu

  • 1. Page 1 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023 Plastik dan Sampah: Pantauan bulan Maret 2023 Oleh: Riza V. Tjahjadi Silahkan cari juga di https://Pdfhost.io laporan yang sama sejak April lalu Indonesia, dapat mengangkat ide upaya memperbesar disain kemasan yang lebih besar dari yang biasanya dijual produsen makanan maupun produk dalam Negosiasi INC-2 Plastics Treaty di Paris pada Mei mendatang UNEP dan UNESCO gencar sebar info hari Zero Waste Day 2023 sebagai upaya kendalikan polusi plastik pada 29 dan 30 Maret 2023. Ini kesempatan saya untuk promo 4R yaitu plastik tipe biodegradable, ketika muncul R ini, R itu dan, R itu-itu sebagai upaya kendalikan sampah plastik. Guru Besar Bidang Keamanan Pangan & Gizi di Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Pertanian Bogor menyatakan pelabelan kemasan air minum ‘Berpotensi Mengandung BPA” belum perlu dilakukan. Yang perlu dilakukan adalah analisis resiko paparan BPA dari berbagai sumber paparan. Solusi stop baju bekas impor… Stok sampah itu dijualhabis, setelah itu tidak boleh ada lagi penjualan sampah tersebut. Solusi berikutnya adalah Kemenkop UMKM menjembatani antara usaha para pedagang sampah baju impor itu dengan menjual produk dalam negri. Dengan sampah plastik bisa menjadi jarring ikan… logika artis gambar
  • 2. Page 2 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023 Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jabon Sidoarjo, Jawa Timur pada Senin (6/2/2023). tirto.id/Riyan Setiawan. Reporter: Riyan Setiawan, tirto.id – 15 Feb 2023 06:00 WIB Dibaca Normal 9 menit Aliansi Zero Waste Indonesia (AZWI) mengkritik mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar seperti RDF. tirto.id – Pemandangan tumpukan sampah yang menggunung terlihat di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jabon, Sidoarjo, Jawa Timur. Kawanan burung kuntul putih (babulcus ibis) tampak terbang di area sekitar TPA tersebut. Mereka mencari makan di atas tumpukan sampah yang menjulang tinggi itu. Sekitar pukul 4 sore, saya coba mendekati. Aroma tak sedap cukup menyengat. Terlihat sampah sisa makanan, plastik, kertas, batang pohon serta dedaunan, dan sampah jenis lainnya. TPA Jabon menampung sekitar ratusan ton sampah masuk dari Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur setiap harinya di tempat tersebut. Mulai dari rumah tangga, mal, hingga rumah makan. "Kami mungkin per harinya [dapat menampung] 500 ton lah. Karena masuk dari satu Kabupaten Sidoarjo," kata peralatan teknis dan mesin di TPA Jabon, Opi Wisnu Broto di lokasi, Senin (6/2/2023). Biasanya para pemulung yang membantu untuk mengurangi jumlah sampah. Mereka mencari sampah yang masih memiliki nilai ekonomis, seperti gelas atau botol plastik, kardus, dan sejenisnya. Sampah yang terdiri dari sisa makanan hingga plastik itu pun masuk ke dalam mesin sortir untuk diklasifikasikan sesuai dengan jenisnya. Setelah
  • 3. Page 3 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023 itu, residunya akan diolah dengan teknologi Refuse-derived fuel (RDF) Plants. Terdapat tiga jenis sampah yang dihasilkan dari RDF tersebut, yakni serbuk halus menyerupai batu bara, flav, dan briket. Dari hasil tersebut nantinya bisa digunakan sebagai pupuk hingga bahan bakar campuran batu bara untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Produk ini biasa menjadi permintaan PLTU, termasuk PLTU Paiton dan PLTU Tanjung Awar-Awar. “Kami mengikuti campuran di PLTU, kita menyesuaikan [permintaan PLTU]. Kenapa? Karena saat dilakukan proses pencampuran, kan, bisa homogen. Kami nggak bisa lebih besar atau nggak," ucapnya. Saat ini hasil RDF tersebut melalui proses uji coba ke beberapa PLTU di Jawa Timur, seperti PLTU Paiton dan PLTU Tanjung Awar-Awar. Uji coba ini bertujuan mengetahui kadar kandungan briket apakah telah memenuhi standar bahan bakar pengganti batu bara oleh PLTU. Lebih lanjut, petugas TPA Jabon bernama Afif mengatakan limbah berbentuk air lindi yang dihasilkan dari sampah pun tidak dibuang begitu saja. Air lindi itu mereka tampung di sebuah selokan yang mengalir ke Leachate Treatment Plant (LTP). Ia menjelaskan air lindi tersebut diproses melalui tiga tahapan agar limbah tersebut dapat dinetralisir dan ketika dibuang ke sungai tidak melakukan pencemaran terhadap biota. “Inti dari semua ini agar tidak mencemari lingkungan, agar air lindi bisa dibuang ke sungai memenuhi baku mutu," klaimnya. Baca juga: Bahan Bakar Sampah Plastik: Bahaya untuk Kesehatan & Lingkungan Pilah Sampah & Daur Ulang: Solusi Panjang Sampah Plastik di RI RDF Jadi Solusi Semu Aliansi Zero Waste Indonesia (AZWI) mengkritik mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar seperti RDF. Anggota AZWI, Hermawan Some juga ikut menginvestigasi saat melakukan peninjauan ke TPA Jabon Sidoarjo, Jawa Timur. Hermawan yang juga Founder Nol Sampah menilai, pengolahan sampah tersebut merupakan solusi semu dan palsu terkait pengolahan sampah perkotaan. Ia mengatakan meski cara tersebut dapat mengurangi jumlah sampah plastik yang menumpuk, "namun memiliki dampak negatif pada lingkungan sehingga disebut sebagai false solution management atau solusi palsu dan semu pengolahan sampah perkotaan," kata Hermawan di kawasan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Selasa (7/2/2023).
  • 4. Page 4 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023 AZWI merupakan organisasi yang terdiri dari YPBB, GIDKP, Nexus3 Foundation, PPLH Bali, ECOTON, ICEL, Nol Sampah Surabaya, Greenpeace Indonesia, Gita Pertiwi, dan WALHI. AZWI mengkampanyekan implementasi konsep Zero Waste yang benar dalam rangka pengarusutamaan melalui berbagai kegiatan, program, dan inisiatif Zero Waste yang sudah ada untuk diterapkan di berbagai kota dan kabupaten di Indonesia dengan mempertimbangkan hirarki pengelolaan sampah, siklus hidup material, dan ekonomi sirkuler. Ia mengatakan RDF juga bisa disebut sebagai pengolahan sampah secara termal. Dia menuturkan pengolahan sampah secara termal harus merujuk pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Nomor 70 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Emisi Usaha dan Kegiatan Pengolahan Sampah Secara Termal. Pengolahan sampah secara termal hanya dapat dilakukan terhadap sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga yang tidak mengandung B3, Limbah B3, kaca, Poli Vinyl Clorida (PVC), dan aluminium foil. “Saat ini sampah kita belum terpilah. Siapa yang bisa menjamin B3, vinyl, PVC, kaca dan aluminium foil ikut dibakar tidak menimbulkan racun?” kata pria yang akrab disapa Wawan itu. Berdasarkan Permen LHK 70/2016, pengolahan sampah secara termal memiliki baku mutu emisi usaha dengan parameter: 1. Total Partikulat 120 mg/Nm3; 2. Sulfur Dioksida (SO2) 210 mg/Nm3; 3. Oksida Nitrogen (NOx) 470 mg/Nm3; 4. Hidrogen Klorida (HCl) 10 mg/Nm3; 5. Merkuri (Hg) 3 mg/Nm3; 6. Karbon Monoksida (CO) 625 mg/Nm3; 7. Hidrogen Fluorida (HF) 2 mg/Nm3; 8. Dioksin & Furan 0,1 ng/Nm3. Wawan mengatakan volume gas diukur dalam keadaan standar 250 celcius dan tekanan 1 atmosfer. Semua parameter dikoreksi dengan
  • 5. Page 5 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023 Oksigen (O2) sebesar 11%. Pengukuran dioksin dan furan dilakukan setiap lima tahun sekali. “Pertanyaannya, apakah mereka sudah melakukan uji coba itu secara legal maupun ilegal? Harus dibuka proses pengambilan data hingga hasilnya," tegas dia. Baca juga: Gangguan Ginjal Muncul Lagi: Tak Bisa KLB, Didesak Bikin TGIPF Menyoal Wacana Darurat Sipil di Papua setelah Insiden Susi Air Kemudian KLHK juga membuat Peraturan Menteri (Permen) KHLK 26/2020 Tentang Penanganan Abu Dasar dan Abu Terbang Hasil Pengolahan Sampah Secara Termal. Berdasarkan pasal 4 Permen KLHK 26/2020, penanganan abu dasar harus dilakukan dengan pemanfaatan dan pemrosesan hasil akhir. Bisa digunakan sebagai bahan dasar jalan, bahan baku semen, dan pemanfaatan lainnya sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Biasanya, plastik yang dibakar akan menghasilkan abu sebesar 10-20%. Sementara itu, di Surabaya ini pembangkit listriknya adalah 1.000 ton per hari. Artinya, akan ada sekitar 100-200 ton abu setiap hari. “Di kemanakan? Kita gak pernah dapat informasi. Saya cari informasi juga masih nggak tahu. Pemanfaatan harus dilakukan hati-hati," ujarnya. Wawan mengatakan saat ini Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) terdapat di 12 kota di Indonesia, terhitung sejak 2019-2022 guna menyelesaikan persoalan sampah yang menumpuk. PLTSa itu tersebar di Palembang, Jakarta, Bekasi, Tanggerang, Tanggerang Selatan, Bandung, Solo, Semarang, Surabaya, Denpasar, Manado, dan Makassar. Sebelum di 12 kota, awalnya terdapat 10 PLTSa. Ia menceritakan sebelumnya pernah menggugat 10 PLTSa ke Kemenkumham. "Setahun kami nggak bisa kerja. Akhirnya menang. Begitu menang, sebulan berikutnya keluar Permen [Peraturan Menteri] baru dengan jumlah kota yang tadinya 10 jadi 12," ucapnya. Ia menjelaskan PLTSa Surabaya bisa menghasilkan 1.000 ton dalam sehari. Biaya untuk menghasilkan listrik per ton sebesar Rp500.000. "Berarti Rp500 juta yang harus dikeluarkan untuk bikin listrik dari sampah," ucapnya. Ia mengatakan pemerintah pusat memberikan subsidi kepada pemerintah daerah sebesar Rp500.000 per ton sampah yang dikumpulkan oleh PLTSa. Hal tersebut sesuai dengan Pasal 15 Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 35 Tahun 35 Tahun 2018.
  • 6. Page 6 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023 “Jadi ada dana lebih besar yang untuk dikasih ke Surabaya kemarin, kenapa di Surabaya bisa jalan," jelas dia. Baca juga: Komitmen Semu Energi Terbarukan di RUU EBT: Masih Bahas Batu Bara "Kalau Perlu Subsidi LPG atau BBM Alihkan ke Energi Terbarukan" Ia mengatakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga telah melakukan kajian kelistrikan mengenai pengelolaan sampah untuk energi listrik terbarukan. Berdasarkan kajian KPK, terjadi sejumlah permasalahan atas hal tersebut. Tidak ada jaminan kelanjutan dan besaran Biaya Layanan Pengolahan Sampah (BLPS) setiap tahunnya. Bantuan APBN (BLPS) melalui mekanisme dana alokasi khusus (DAK) Non Fisik tidak pasti diterima oleh daerah setiap tahun, bergantung kebijakan pusat; jumlah yang ditetapkan maksimal 49% dari total tipping fee; dan 2019 hanya dianggarkan sebesar Rp26,9 M Kemudian tarif beli listrik memberatkan PLN. Berdasarkan perhitungan sementara dari PLN dengan tarif yang tercantum dalam Perpres 35 Tahun 2018, diproyeksikan selisih harga yang akan ditanggung oleh PLN mencapai Rp1,6 triliun per tahun untuk total 244,5 Mega Watt (MW). Tidak ada kebutuhan supply listrik baru di Jawa- Sumatera, reserve margin sudah mencapai 30%. Lalu, KPK memberikan kesimpulan dan rekomendasi. Perpres 35/2018 tidak cukup operasional dan memiliki banyak kelemahan: Pertama, take or pay 3 pihak hanya menguntungkan swasta, sedangkan supply sampah dan listrik belum pasti tersedia dan risiko operasional dibebankan ke pemda dan PLN. Kedua, kekuatan anggaran pemda belum ada dan anggaran dalam APBN belum tentu tersedia, sehingga selisih tarif listrik PLTSa dibebankan ke PLN. Ketiga, belum ada kasus teknologi PLTSa yang sudah terbukti terimplementasi, sebaiknya dibuka opsi teknologi waste to energy. "KPK mengeluarkan peringatan bahwa PLTS berpotensi kerugian. Kenapa? Karena pasti akan mahal," tuturnya. Selanjutnya, ia menjelaskan RDF terdapat dua model: briket dan serbuk yang mirip batu bara. Model briket memiliki kandungan 95% organik dan 5% plastik. Perlu ditambah plastik agar kalorinya tidak rendah. "Kalau lebih dari 5%, maka akan lengket di tungku pembakar batu bara. Jadi akan ada biaya khusus yang dikeluarkan untuk membersihkan plastik- plastik yang lengket," ucapnya. Ia juga mengatakan sampah juga digunakan sebagai bahan baku campuran metode co-firing. Dicampur dengan limbah kayu atau pellet.
  • 7. Page 7 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023 Sampah dicampurkan 1% hingga 5%. Program co-firing dilakukan PLN di 54 lokasi PLTU di Indonesia hingga 2024. Sampah sebagai bahan baku pellet saat ini memiliki volume sebesar 20.925 ton per hari yang terkonsentrasi di 15 tempat pengelolaan sampah kota, di antaranya DKI Jakarta (7.000 ton/hari), Kota Bekasi (1.500 ton/hari), Kabupaten Bekasi (450 ton/hari), Batam (760 ton/hari), Semarang (950 ton/hari) hingga Surabaya (1.700 ton/hari). Nilai kalori pengelolaan sampah yang dihasilkan sekitar 2.900 - 3.400 Cal/grm. Baca juga: Cerita Jokowi & Tantangan Media dalam Mengawal Pemilu 2024 Take Down Penjualan di Medsos, Efektif Selesaikan Masalah Migor? Pada waktu yang sama, Anggota AZWI, Eka Chlara Budiarti mengatakan, RDF memang merupakan salah satu cara untuk menangani sampah di Indonesia dan alternatif pengganti batu bara. Namun, kata dia, ketika RDF yang memiliki kandungan plastik menjadi bahan bakar, zat-zatnya terlepas ke udara. Hal itu menjadi emisi beracun dan bottom ash yang akan menciptakan dan menyebarkan bentuk baru limbah beracun di masyarakat. Ia juga mencontohkan pabrik tahu sebuah pabrik bernama Dua Bersaudara - DY. Pabrik itu berada di Desa Klagen Tropodo, Krian, Sidoarjo, Jawa Timur yang menggunakan bahan sampah plastik sebagai bahan bakarnya. Citizen Science Coordinator dari ECOTON ini menyatakan, sampah plastik yang dibakar itu tidak akan hilang. Melainkan abu pembakarannya menjadi partikel-partikel kecil atau mikroplastik. Zat yang terkandung dalam mikroplastik itu akan berdampak terhadap pada perubahan iklim, kesehatan, dan lingkungan. Ia menjelaskan pembakaran sampah plastik menghasilkan emisi karbon yang dapat mempengaruhi perubahan iklim. Karena emisi gas pembakaran tersebut akan membentuk selubung di atmosfer sehingga energi panas yang seharusnya dikeluarkan, justru terperangkap, dan kembali ke bumi. Lantaran sinar matahari memiliki dua sifat, yakni dipantulkan dan diteruskan ke atmosfer sebagai energi di bumi. "Makanya kenapa akhirnya udara kita di Surabaya itu panas sekali dan gelombang panas itu di Indonesia cukup tinggi, hal ini karena senyawa yang dilepaskan dia akan membentuk selubung di atmosfer," kata Chlara. Ia mengatakan pemerintah memang memberikan subsidi atau hibah untuk mengelola sampah secara termal atau dengan RDF. Berdasarkan Pasal 15 Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 35 Tahun 35 Tahun 2018, pemerintah memberikan subsidi Rp500.000 per ton sampah per harinya.
  • 8. Page 8 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023 Berdasarkan laporan Badan Kebijakan Fiskal (BKF) tahun 2021 yang ia kutip, jika biaya produksi RDF dilakukan sesuai metode SBI, tanpa hibah, dan 100% dibiayai dengan pinjaman pemda (8% per tahun) dengan harga per ton. Biaya proses produksi Rp210.800; penanggulangan limbah Rp71.202; cicilan belanja modal Rp221.500; beban bunga Rp106.727. Total harga produksi Rp610.229 per ton sampah. Sementara itu, total biaya produksi RDF Rp1.453.800 per ton sampah atau dapat menghasilkan 0,42 ton RDF. "Apabila harga jual RDF tidak mampu menutup biaya produksi, sudah pasti akan terjadi kerugian. Biaya produksi yang tidak dapat ditutup dari penjualan RDF, perlu ditutup dengan BPLS," tuturnya. Baca juga: Upaya Parpol Non-Parleman Kerek Elektabilitas dari Efek Ekor Jas Penyanderaan Pilot Susi Air Bikin Konflik Papua Makin Meruncing Jumlah Sampah & Bagaimana Seharusnya Mengolahnya? Berdasarkan catatan KLHK yang dihimpun AZWI, Wawan menjelaskan, jumlah timbunan sampah secara nasional sebanyak 184.000 ton per hari (0,8 kg per kapita). Sumber sampah berasal dari rumah tangga 48% dan pasar tradisional 24%. Jenis sampah yang paling banyak yaitu 60% organik layak kompos, 14% plastik, dan 9% kertas. Kemudian produksi sampah plastik Indonesia sebanyak 5,4 juta ton per tahun. Jenis barang yang sering diterima menggunakan kantong plastik: makanan dan minuman; alat mandi dan kosmetik; pakaian; barang rumah tangga; dan buku. Berdasarkan data KLHK pada 2018, komposisi sampah yang dibuang dari rumah tangga: 39,68% sisa makanan, 13,99% kayu/ranting, plastik 17,01%, kertas/karton 12,01%. Rumah tangga penyumbang terbesar, yaitu 62%, pasar tradisional 13%, pusat perniagaan 7%, perkantoran 5%, kawasan 4%, fasilitas publik 3%, dan sisanya 6% berasal dari lainnya. Ia memperkirakan terdapat 300 lembar kantong plastik dalam satu gerai perhari. "Jika terdapat 100 gerai dikalikan satu tahun atau 365 hari, jumlahnya sebanyak 10,95 juta lembar sampah kantong plastik," terangnya. Berdasarkan data riset Sustainable Waste Indonesia (SWI), sebanyak 24% sampah di Indonesia tidak terkelola. Hanya 7% yang didaur ulang, dan 69% berakhir di TPA. Sementara berdasarkan hasil riset dari Peneliti Jenna Jambeck pada 2015 mengatakan, tidak ada satu negara pun yang dapat mendaur ulang sampah plastik 100%. Indonesia daur ulang plastik kurang dari 11% dan botol Polyethylene Terephthalate (PET) 50%. Ia mengatakan banyak sampah yang tidak terkelola oleh pemerintah. Tumpukan sampah pun sampai memadati sungai hingga lautan. Misalnya
  • 9. Page 9 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023 saja Sungai Citarum, Jawa Barat yang dinobatkan sebagai sungai terkotor di dunia pada 2014. "Fakta masih banyak yang membuang sampah sembarangan, terutama di tepi saluran air atau bahkan di sungai," ujarnya. Menteri Kelautan dan Perikanan periode 2014-2019, Susi Pudjiastuti pernah menyebutkan, Indonesia merupakan penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia yang dibuang ke laut. Berdasarkan data yang diperoleh dari Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS), sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton/tahun, di mana sebanyak 3,2 juta ton merupakan sampah plastik yang dibuang ke laut. 80% sampah di laut berasal dari daratan, 70% di antarnya adalah plastik. Selain itu, Indonesia juga sebagai negara pembuang makanan terbanyak di dunia. Studi The Economist Intelligence Unit 1 pada 2016 menyebut, Indonesia menghasilkan sampah makanan sebanyak 300 kg per orang per tahun. Angka ini mengungguli Amerika Serikat yang membuang 277 kilogram dan hanya kalah dari Saudi Arabia sebanyak 427 kg/tahun. Data Bappenas 2021, sampah makanan di Indonesia adalah 115-184 kg per kapita per tahun. Baca juga: Pesan Politik Pertemuan PKB & Golkar setelah Diajak Gabung PKS Manuver Partai Buruh yang Ogah Koalisi, tapi Dukung Kandidat Wawan menjelaskan terdapat beberapa cara dalam mengurangi sampai. Misalnya cara mengurangi sampah plastik yaitu menggunakan dan memanfaatkan tas kantong plastik belanja dari kain. Kemudian memanfaatkan barang berbahan plastik bekas untuk dibuat aneka barang kerajinan atau digunakan dalam bentuk lain. Lalu mengembangkan produk plastik yang gawat sehingga penggunaannya dapat berlangsung lebih lama. “Mengembangkan teknologi atau inovasi bahan pengganti plastik atau mendaur ulang plastik," tuturnya. Wawan pun meminta kepada pemerintah agar melakukan pengelolaan sampah di perkotaan dengan cara 3R: reduce (mengurangi), reuse (pakai ulang), recycle (daur ulang). Hal yang menjadi kunci utama pengelolaan sampah dengan cara memisahkan dipisahkan. Pengolahan sampah organik dengan cara ditanam ke dalam tanah. Pengelolaan tanah secara organik dengan cara: tanah dilubangi, diperkuat tebingnya, diurug tanahnya, dan diberi penutup. Dibuat empat sampai lima lubang dipakai bergantian. Kemudian bisa dibuat lorong serang dapur (Loseda), komposter semi Aeorob, dan saluran resapan biopori. Resapan air hujan dan pengolahan sampah. Satu lubang di daerah curah hujan 50 mm/jam, maka laju resapan 180/jam, maka untuk lahan 100 m2 butuh (50 X 100)/180 = 28 lubang.
  • 10. Page 10 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023 “Sampah yang ditampung lubang diameter 10cm dalam 100 cm adalah 7,8 liter atau sampah 2-3 hari," ujarnya. “Sampah digunakan untuk komposting, seperti diolah pupuk organik kompos," imbuhnya. Pengolahan dengan dengan cacing atau vermicompost. Cacing bisa dimanfaatkan untuk pakan ikan atau untuk bahan baku obat sampah organik yang diolah dengan cacing. Selain itu, bisa juga digunakan kompos. Nilai ekonomi lebih tinggi, per kilogramnya bisa mencapai Rp50.000. Kemudian bisa menggunakan Inovasi Pengolahan Sampah Organik Maggot Lalat BSF (Black Soldier Fly). Pengolahan dengan dengan Maggot (belatung) lalat BSF. Hasil akhir Maggot dan kompos. Maggot bisa dimanfaatkan untuk pakan ikan atau ternak. Pengurangan sampah organik juga bisa dilakukan dengan cara melakukan gerakan makan secukupnya dan jangan sisakan makanan. Ia menjelaskan di Banjarmasin, kebijakan larangan kantong plastik untuk toko modern mengurangi sampah plastik hingga 55%, hemat Rp563 juta/bulannya. Lalu, dampak kebijakan diet plastik sekali pakai di Bogor yang membuat sampah plastk berkurang 41 ton. Selanjutnya terdapat Peraturan Gubernur (Pergub) Bali Nomor 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai. Atas kebijakan tersebut penggunaan keresek turun 51-57%; styrofoam turun 77-81%; dan sedotan turun 66-70%. Ada juga Pergub DKI 142/2019 tentang Kewajiban Penggunaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan. Regulasi ini dapat membuat 82% pengurangan di tiga subyek hukum: pusat perbelanjaan, toko swalayan, dan pasar rakyat. Lalu, 42% pengurangan kantong plastik sekali pakai yang terjadi di rumah tangga. “Jadi pengolahan sampah harus dari hulu dulu, lalu hilir penanganannya. Perlu juga kebijakan pemerintah untuk mendukung pengolahan sampah,” kata dia. Baca juga: Ketika Koalisi Perubahan Lobi Golkar Bergabung, Apa Spesialnya? Satu Abad NU & Penegasan PBNU agar Tak Terseret Politik Praktis Sri Mulyani di antara Bursa Gubernur BI & Opsi Reshuffle Kabinet Baca juga artikel terkait SAMPAH atau tulisan menarik lainnya Riyan Setiawan (tirto.id - Sosial Budaya) Reporter: Riyan Setiawan Penulis: Riyan Setiawan Editor: Abdul Aziz Baca selengkapnya di artikel "Saat Teknologi RDF jadi Solusi Semu Penanganan Sampah Perkotaan", https://tirto.id/gCrv
  • 11. Page 11 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023 3 Maret 2023
  • 12. Page 12 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023 3 Maret 2023 Cuitan saya di Twitter Tanggapan (like) dari Plastic Impact Campaign My tweet
  • 13. Page 13 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023 Tanggapan (like) dari Plastic Impact Campaign S3 pemulung VIVA.CO.ID 2,78 jt subscriber Subscribe 100 111.799 x ditonton 2 Mar 2023 VIVA - Sosok Pramoedya Ananta Toer begitu populer di dunia sastra Indonesia. Karya-karyanya mendunia dan disegani banyak orang. Tak ketinggalan juga dengan sang Adik, Soesilo Ananta Toer yang telah menelurkan banyak karya pula. Beliau merupakan mahasiswa penerima beasiswa pendidikan di Institute Perekonomian Rakyat Plekhanov Moskow, Uni Soviet dan meraih gelar Ph.D hanya dalam 1,5 tahun. Seperti yang diketahui pula bahwa Pak Soes lebih memilih berprofesi sebagai pemulung. Menurutnya memulung adalah kenikmatan abadi. Namun, kenikmatan seperti apa yang dimaksud? Mengapa pula ia tidak
  • 14. Page 14 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023 memanfaatkan keilmuannya? Dan bagaimana hubungan kakak-beradik Ananta Toer ini? Baca berita terbaru, terkini dan terpopuler disini https://www.viva.co.id/ 3 Maret 2023 Kompas.com - 04/03/2023, 14:12 WIB 2 Lihat
  • 15. Page 15 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023 Foto Ilustrasi kompos, ilustrasi membuat kompos dari sampah orrganik(Shutterstock/Jerome.Romme) Penulis Albertus Adit | Editor Albertus Adit KOMPAS.com - Biasanya, lulus dari Jurusan Hubungan Internasional (HI) memilih untuk bekerja sebagai diplomat. Tetapi tidak bagi alumnus yang satu ini. M. Hafizh Putranto, alumnus Program Studi HI Universitas Brawijaya (UB) angkatan 2018 justru punya passion di bidang wirausaha. Hingga akhirnya dia menciptakan usaha dari sampah organik. Hal itu karena Hafizh melihat dari keadaan sekitar ada masalah sampah organik. Sampah itu tentu kian banyak dan dapat mengganggu keseimbangan lingkungan, sampai kemudian dia membuat atau menciptakan ngalamaggot. Baca juga: 9 Prodi UB Punya Daya Tampung 100 Lebih di SNBP 2023 Menurut dia, ada tiga poin utama dalam usaha ini yakni: 1. Pengelolaan sampah organik secara tepat menjadi pakan ternak berprotein tinggi dan sisanya menjadi pupuk. 2. Budidaya pengembangan produk dalam Maggot BSF. 3. Pengembangan produk dengan KasGot (Bekas Maggot) sebagai produk organik. Namun, ia menyatakan meski lulusan HI yang banyak menjadi duta besar ataupun diplomat, Hafizh terjun dalam usaha wirausaha tetap membuatnya dekat dengan HI. "Kalau di HI membahas decision making dan negosiasi. Ilmunya itu sebenarnya kepakai banget waktu berusaha," ujarnya dikutip dari laman UB, Rabu (1/3/2023). "Bedanya cuma di scope aja, kalau di HI lebih ke negara sedangkan waktu usaha lebih ke usaha kita sendiri. Contoh waktu negosiasi sama peternak atau mitra usahaku, jadi kepakai," jelas Hafizh.
  • 16. Page 16 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023 Tentu, dia tetap mengalami tantangan. Hanya saja Hafizh punya prinsip usaha yang bisa sampai besar didapatkan dari bagaimana bisa manajemen waktu. Ketika waktu kerja maka yang dilakukan adalah bekerja dan sebaliknya ketika jam istirahat atau libur digunakan untuk istirahat atau libur. Ternyata, Hafizh dan timnya juga menerapkan prinsip One Man’s Trash Is Another Man’s Treasure. Baca juga: Mahasiswa UMM Inovasi Knalpot Ramah Lingkungan Yakni apa yang kamu buang bisa jadi itu sangat berharga bagi orang lain. Sampah organik yang kamu pandang sebelah mata bisa jadi berharga secara ekonomis. Tag diplomat universitas brawijaya UB sampah organik hi jurusan hubungan internasional Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Lulus Jurusan HI, Hafizh Justru Ciptakan Usaha dari Sampah Organik", Klik untuk baca: https://edukasi.kompas.com/read/2023/03/04/141245871/lulus-jurusan-hi- hafizh-justru-ciptakan-usaha-dari-sampah-organik?page=all Penulis : Albertus Adit Editor : Albertus Adit Truk melintas di antara gunungan sampah TPA Jatibarang. tirto.id/Baihaqi Kontributor: Baihaqi Annizar, tirto.id - 5 Mar 2023 10:00 WIB Dibaca Normal 5 menit Pemindahan atau perluasan area TPA sejatinya tidak menyelesaikan masalah, melainkan hanya menunda. tirto.id - Truk pengangkut sampah melintas silih berganti, menerjang gerimis pada Kamis siang, 2 Maret 2023. Belasan kendaraan tampak terhenti di jalur yang sama, membentuk antrean, menunggu giliran untuk menurunkan muatan. Di seberang jalan terlihat gunungan sampah. Saya coba mendekat. Sampah plastik, botol bekas, dan sampah pakaian cukup mendominasi. Sebagian sampah sudah berbentuk gumpalan menyerupai tanah --
  • 17. Page 17 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023 menandakan bukan sampah baru. Tumpukan sampah itu hanya sebagian kecil dari yang ada di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang, Kota Semarang, Jawa Tengah. TPA seluas 46 hektare ini terdiri dari 27,64 hektare untuk area buang, 4,6 hektare infrastruktur, 13,8 hektare kolam lindi, sabuk hijau, dan lahan cover. Kepala Unit Pelaksanaa Teknis Daerah (UPTD) TPA Jatibarang, Wahyu Heryawan mengatakan, sampah yang masuk ke TPA Jatibarang pada saat pandemi Covid-19 sempat mengalami penurunan, per hari sekitar 600 ton. Namun, saat ini sudah kembali normal. “Sekarang rata-rata per hari hampir 900 ton, kadang bisa lebih dari 900 ton. Dulu sebelum pandemi justru (sampah) mencapai 1.000 ton per hari," ujar Wahyu kepada kontributor Tirto. Dari enam belas kecamatan di Kota Semarang, kata Wahyu, Kecamatan Semarang Tengah, Semarang Barat, dan Pedurungan paling banyak menyumbang sampah. Sebab, kecamatan tersebut merupakan daerah padat penduduk. Sudah Lama Overload TPA Jatibarang yang telah beroperasi sejak Maret 1992 kini kondisinya kritis. TPA yang berlokasi di Kelurahan Kedungpane, Kecamatan Mijen tersebut idealnya sudah tidak mampu lagi menampung sampah warga Kota Semarang. Wahyu mengakui bahwa daya tampung kolam sampah TPA Jatibarang sudah overload. “Jika mengikuti dokumen master plan TPA Jatibarang, seharusnya 2021 sudah ditutup. Nyatanya kondisnya ya memang sudah penuh,” kata dia. Selama ini tidak ada wacana pemindahan TPA ke lokasi lain. Sebab, menurut wahyu, relokasi pusat pembuangan sampah membutuhkan biaya besar dan sulit mencari lahan baru, juga adanya potensi masalah sosial yang timbul seperti penolakan warga. Selain pemindahan, solusi yang kemungkinan diambil adalah perluasan area. Pada Mei 2021, dalam situs resminya, Pemerintah Kota Semarang menyatakan bakal memperluas area TPA guna menambah daya tampung sampah pada 2022. Namun, hingga Maret 2023 rencana penambahan kawasan buangan TPA Jatibarang belum terealisasi.
  • 18. Page 18 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023 “Kalau untuk perluasan, sebenarnya masih bisa, ada lahan yang tersedia," ujarnya. Selaku Kepala UPTD, Wahyu mempersilakan untuk menanyakan lebih lanjut rencana perluasan tersebut kepada dinas yang menaungi UPTD TPA, yakni Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang. Sayangnya, Kepala DLH Bambang Suranggono belum memberi jawaban. Baca juga: Bahaya Sampah Plastik di Laut dan Imbas Minimnya Hasil Nelayan Masalah Sampah di Jogja & Pentingnya Sinkronisasi antar Daerah Upaya Pengurangan Volume Sampah Pemindahan atau perluasan area TPA sejatinya tidak menyelesaikan masalah, melainkan hanya menunda. Karena produksi sampah kota setiap hari terus ada, bahkan berpotensi mengalami peningkatan seiring pertumbuhan penduduk dan kemajuan kota. Penanganan masalah sampah jangka panjang bisa dilakukan dengan cara mengurangi produksi sampah di tingkat hulu dan mengoptimalkan pengolahan sampah di hilir. Selama ini, Pemerintah Kota Semarang sudah berupaya mendorong masyarakat mengurangi sampah. Salah satunya dengan memberlakukan larangan penggunaan plastik sekali pakai melalui Peraturan Wali Kota Semarang Nomor 27 Tahun 2019. Sayangnya, meski sudah tiga tahun diberlakukan, baru sebagian tempat usaha yang menerapkan larangan penggunaan kantong plastik, pipet minum plastik, atau styrofoam tersebut. Peraturan ini lebih sulit diterapkan di pasar tradisional, apalagi di tingkat rumah tangga yang notabene penyumbang sampah terbesar. Strategi lain yang dilakukan pemerintah kota untuk menurunkan volume sampah yang masuk ke TPA adalah dengan membentuk kampung pilah sampah hingga bank sampah yang ditargetkan bisa terbentuk di seluruh kelurahan. Kota Semarang juga mengajak masyarakat mulai menjajaki program penguraian sampai organik secara mandiri menggunakan maggot atau larva dari jenis lalat Black Soldier Fly (BSF). Selama ini banyak sampah organik yang tidak dikelola sehingga dibuang ke TPA.
  • 19. Page 19 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023 “Komposisi sampah yang masuk ke TPA didominasi sampah organik. Kalau masyarakat bisa membudidayakan maggot dengan baik, otomatis dapat mengurangi beban sampah TPA," ujar Wahyu. UPTD TPA Jatibarang sendiri memiliki tempat budidaya magot yang mampu memakan 500 kilogram sampah organik per hari. Namun, budidaya tersebut masih skala kecil karena hanya diperuntukkan sebagai wahana edukasi masyarakat. Baca juga: Bahan Bakar Sampah Plastik: Bahaya untuk Kesehatan & Lingkungan Saat Teknologi RDF jadi Solusi Semu Penanganan Sampah Perkotaan Kegagalan Pengelolaan Sampah Dalam sejarahnya, sistem pengelolaan sampah di TPA Jatibarang telah mengalami beberapa perubahan. Intan Muning Harjanti dalam penelitiannya di Jurnal Planologi Universitas Islam Sultan Agung Semarang Volume 17 Nomor 2 Tahun 2020 menjelaskan, pengelolaan sampah di TPA Jatibarang awalnya menggunakan metode pembuangan terbuka. Namun, lanjutnya, pada 1993-1994 pengelolaan sampah di TPA ini beralih menggunakan metode controlled landfill yakni memusnahkan sampah dengan cara menimbun dan meratakan dengan tanah. Kemudian pada 1995 beralih ke metode sanitary landfill yang merupakan pengembangan metode sebelumnya. Demi meningkatkan kapasitas pengelolaan sampah di TPA Jatibarang, Pemerintah Kota Semarang menjalin kerja sama dengan PT Narpati Agung Karya Persada Lestari untuk mendirikan Pabrik Pengolahan Sampah Organik di area TPA. Kerja sama sejak 2008 itu rencananya akan berlangsung selama 25 tahun. Namun, nyatanya tidak berjalan maksimal. Laporan Kerja Instansi Pemerintah (LKj-IP) Kota Semarang 2015 menyatakan kerja sama tersebut tidak mencapai target. Berdasarkan penelitian akademisi Universitas Diponegoro, Dwi Arini Setyawati dan Hartuti Purnaweni dalam E-Journal Undip mengungkap, PT Narpati hanya mampu mengolah 250-350 ton per hari dari total keseluruhan sampah yang masuk ke TPA Jatibarang. Total bersih sampah yang terolah menjadi kompos pun lebih sedikit, hanya sekitar 150 ton. Sudah lama, Pabrik Pengolahan Sampah Organik yang terletak di area depan TPA Jatibarang tidak beroperasi. Berdasarkan pengamatan kontributor Tirto pada Kamis (2/3/2023), mesin pemilah dan pengolah sampah menjadi kompos itu terlihat mangkrak. Baca juga: Potret Transformasi Eks Lokalisasi Sunan Kuning yang Hanya Gimik Nestapa Warga Kampung Pesisir Semarang di Tengah Ancaman Rob Proyek PLTSa dan PSEL yang Muluk-Muluk Pada 2015, Pemerintah Kota Semarang berupaya memanfaatkan timbunan sampah di TPA Jatibarang untuk produksi gas metana. Bahan bakar alternatif yang dihasilkan sempat
  • 20. Page 20 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023 disalurkan ke rumah-rumah warga di sekitar TPA. Sayangnya, program tersebut tidak berlangsung lama. Pemerintah setempat beralih haluan, berambisi memanen gas metana dalam jumlah yang lebih besar dengan mendirikan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa). Proyek ini digadang-gadang menjadi solusi untuk mengelola sampah sekaligus menjadi alternatif pemenuhan kebutuhan energi. PLTSa masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). Kota Semarang menjadi salah satu dari 12 daerah yang terpilih menjalankan pilot project pengembangan PLTSa sesuai Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2018 yang merupakan pembaruan dari Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2016. Pembangunan PLTSa Jatibarang yang memakan dana Rp45 miliar dilakukan Oktober 2018 sampai dengan Desember 2019. Kapasitas generator gas terpasang sebesar 954 kilowatt. Pada saat proses uji coba akhir di mana pembeli listrik (PLN) meminta uji ketahanan 3 x 24 jam, PLTSa gagal memenuhi persyaratan. Pembangkit hanya berhasil beroperasi pada kapasitas 800 kilowatt selama 4 jam. Setelah beroperasi lebih dari empat jam, volume gas menurun. PLTSa Jatibarang akhirnya beroperasi komersial hanya pada kapasitas 200 kilowatt dari kapasitas terpasang 954 kilowatt. Penurunan ini berimplikasi pada penurunan produksi listrik dari proyeksi semula dan penurunan aliran dana kas operator. Nurhadi, dkk., dalam penelitian berjudul "Evaluasi Pemanfaatan Gas TPA Menjadi Listrik, Studi Kasus TPA Jatibarang Kota Semarang" berpendapat, perbedaan produksi gas TPA dengan hasil studi kelayakan (yang telah dilakukan sebelumnya) disebabkan oleh ketidaksesuaian timbulan sampah. Menurut Nurhadi, keberadaan ribuan ekor sapi di TPA Jatibarang yang memakan sampah organik turtut mengurangi jumlah sampah yang berdampak pada penurunan timbulan gas metana. Selain itu, pembuangan sampah tidak selalu pada zona yang dirancang PLTSa. Masih kata Nurhadi, ketidaksesuaian pencatatan berat sampah juga berpengaruh. Sesuai penelitiannya, alat penimbangan di TPA Jatibarang tidak dipasang, pencatatan dilakukan dengan konversi dari volume angkut kendaraan dan jumlah kendaraan yang masuk TPA. Berdasarkan pantauan kontributor Tirto pada Kamis (2/3/2023), tidak ada aktivitas di area PLTSa. Menurut informasi, PLTSa mangkrak sejak 2021. Sampai saat ini, Kepala DHL Kota Semarang, FX Bambang Suranggono belum memberi jawaban saat ditanya alasan mangkraknya PLTSa. Malasah PLTSa belum kelar, kini Pemerintah Kota Semarang mewacanakan membangun proyek Pengolahan Sampah Energi Listrik (PSEL) di TPA Jatibarang. Dalihnya, PLTSa hanya berguna mengurangi
  • 21. Page 21 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023 gas emisi yang ditimbulkan dari tumpukan sampah, sementara PSEL dapat mengurangi tumpukan karena sampah dibakar di insenerator. Dalam situs resminya pada 22 Maret 2022, Pemerintah Kota Semarang menyebut, PSEL dengan nilai investasi triliunan rupiah itu rencananya mulai dibangun 2023 dan bisa beroperasi pada 2024. Manajer Program Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Tengah, Nur Colis menilai, selama ini Pemerintah Kota Semarang gagal mengelola sampah. Inovasi pengolahan sampah menjadi kompos hingga PLTSa dengan teknologi landfill gas (LDF) berujung mangkrak. Ia juga menyangsikan keberlangsungan PSEL dengan teknologi thermal incinerator. Nur Colis berpendapat, pentingnya melakukan kajian matang sebelum merealisasikan suatu program yang muluk-muluk. “Sebenarnya banyak skema pengelolaan sampah, tapi skema yang diterapkan di TPA Jatibarang sering bergonta-ganti karena ketidakberhasilan dalam operasionalnya," kritiknya. Baca juga: Cerita Santri Tunarungu dan Sulitnya Difabel Dapat Hak Keagamaan Putusan PN Jakpus soal Pemilu: Tidak Tepat & Untungkan Oligarki Biogas dari Tinja di Kampung Bustaman dan Impian Mandiri Energi Baca juga artikel terkait SAMPAH atau tulisan menarik lainnya Baihaqi Annizar (tirto.id - Sosial Budaya) Kontributor: Baihaqi Annizar Penulis: Baihaqi Annizar Editor: Abdul Aziz ARTIKEL TERKAIT Masalah Sampah di Jogja & Pentingnya Sinkronisasi antar Daerah Saat Teknologi RDF jadi Solusi Semu Penanganan Sampah Perkotaan Ecobrick: Solusi Semu Atasi Limbah Plastik Bahan Bakar Sampah Plastik: Bahaya untuk Kesehatan & Lingkungan Tas Jinjing Pakai Ulang, Solusi atau Masalah Lingkungan Baru? Bank Sampah: Ikhtiar Peduli Lingkungan yang Berbuah Cuan POPULER Skema Subsidi Kendaraan Listrik & Orang-Orang di Balik Produsen Baca selengkapnya di artikel "TPA Jatibarang Overload tapi Pengelolaan Sampahnya Tidak Jelas", https://tirto.id/gDah
  • 22. Page 22 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023 Diskusi Hari Peduli Sampah Nasional: Kenapa Warga yang Daur Ulang, Bukan Produsen? Reporter Maria Fransisca Lahur Editor Zacharias Wuragil Senin, 6 Maret 2023 23:30 WIB Aliansi Zero Waste Indonesia (AZWI) mengadakan demo #StopSachet di area Indonesia Convention Exhibition (ICE) saat RUPS PT Unilever pada Rabu, 15 Juni 2022. Kredit foto: AZWI/Vancher TEMPO.CO, Jakarta - Kegagalan industri kimia dan plastik dalam krisis iklim mendapat sorotan dalam diskusi memperingati Hari Peduli Sampah Nasional 2023 yang diselenggarakan Aliansi Zero Waste Indonesia, Senin 6 Maret 2023. “Plastik dibuat menggunakan berbagai kimia aditif yang sebagian besar bersifat karsinogenik,” kata satu pembicara, Yuyun Ismawati, dari Nexus3 Foundation. Dia menuturkan bahwa sejak tahap produksi hingga akhir masa pakai, racun kimia bahan pembantu ini berpindah ke tubuh pengguna dan dilepas ke lingkungan. Sekali terlepas ke lingkungan dan masuk ke tubuh manusia, maka racun-racun ini sulit untuk ‘ditangkap’ dan dimusnahkan, dan bahkan menjadi lebih kompleks karena menjadi campuran yang toksik. Baca Juga: Sungai Watch Temukan Sampah Plastik AMDK Masih Mendominasi Yuyun yang adalah pendiri dan penasihat senior Yayasan Nexus3 mengajak menerapkan pendekatan produksi dan konsumsi yang berkelanjutan. “Kimia-kimia aditif beracun ini harus dilarang, diganti dengan yang lebih aman,” katanya menyerukan. Lalu, pengurangan produksi bahan baku plastik harus dilakukan secara bertahap agar volume sampah plastik dan lepasan racun kimia aditif plastik dapat dihentikan.
  • 23. Page 23 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023 Penanganan sampah-sampah itu menggunakan teknologi termal disebutnya tidak hanya membahayakan lingkungan, tetapi juga kesehatan masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Yuyun mencontohkan dioksin furan yang dapat menyebabkan masalah kesehatan reproduksi, gangguan hormon, dan kanker. Menurutnya, industri plastik dan pengguna kemasan plastik jangan hanya bisa membuat produk, namun harus ikut bertanggung jawab agar bisa menarik kembali sampah dari produknya. “Jangan cuma bisa bikin dan buang, habis itu warga yang disalahkan,” katanya sambil mempertanyakan, "Kenapa warga yang disuruh beres- beres, mendaur ulang, serta mencari ide-ide baru untuk mengumpulkan sampah?" Baca Juga: Yamaha Pabrik Motor Jepang Pertama Pakai Alumunium Ramah Lingkungan Diskusi memperingati Hari Peduli Sampah Nasional 2023 yang diselenggarakan Aliansi Zero Waste Indonesia, Senin 6 Maret 2023. (Maria Fransisca Lahur) Yuyun juga mengkritik program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) pembuat sampah, yang diperhitungkannya hanya sanggup mendaur ulang sampahnya sekitar 1- 2 persen. Adanya ide menggali TPA untuk mengambil dan menyaring sampah plastik untuk dibawa ke pabrik semen, sebagai substitusi bahan pembakaran, juga dinilainya mengada-ada. "Itu menurut saya sudah gagal dari atasnya.” Begitu juga sampah yang dijadikan batu bata atau material bangunan. Sama seperti material plastik pada ragam mainan anak-anak, Yuyun menyatakan, "Tidak ada
  • 24. Page 24 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023 regulasi yang mengontrol atau mengukur besarnya kandungan racun yang ada di sana," katanya. Zero Waste Zero Emission Direktur Eksekutif YPPB, David Sutasurya, mendesak pemerintah pusat segera menerapkan pelarangan produk dan kemasan sekali pakai secara nasional. Ini, menurutnya, solusi paling realistis bagi pemerintah daerah yang tidak mungkin membiayai pengelolaan sampah, selama wilayah mereka masih dibanjiri plastik. Pemerintah pusat dengan begitu harus berani menerapkan kebijakan pelarangan produk, mendorong industri substitusi produk dan kemasan sekali pakai dengan konsep guna ulang. Hal ini membuat pemerintah daerah dapat mulai segera menerapkan kewajiban daur ulang sampah organik kepada semua sumber sampah dan hanya melayani penanganan sampah residu di sanitary landfill masing-masing. David juga mengutip tema HPSN 2023 yang diangkat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), yakni Zero Waste Zero Emission – Tuntas kelola sampah untuk kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 75 Tahun 2019 tentang Extended Producer Responsibility (EPR), produsen diwajibkan untuk menyerahkan dokumen rencana pengurangan sampah plastik 30 persen pada 2030. "Namun, hingga saat ini masih banyak produsen yang belum menyerahkan dokumen dan tidak ada informasi yang dapat diakses publik terkait dokumen yang telah disampaikan oleh korporasi," kata dia. Pilihan Editor: Pekan Kedua Sekolah Jam 5 Pagi, Begini Kritik yang Pernah Datang dari Warga Kupang Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu. Hari Peduli Sampah NasionalSampah PlastikDaur ulangzero wasteYayasan Nexus3KLHK https://tekno.tempo.co/read/1699398/diskusi-hari-peduli-sampah-nasional- kenapa-warga-yang-daur-ulang-bukan-produsen
  • 25. Page 25 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023 Inas Rifqia Lainufar · Selasa, 07 Maret 2023 - 13:02:00 WIB JAKARTA, iNews.id - Terkuak deretan artis yang ternyata menjabat sebagai komisaris perusahaan besar. Mereka dipercaya menduduki posisi tersebut karena kiprahnya di dunia hiburan dan kegiatan sosial. Jabatan yang diemban para selebriti tanah air ini menambah daftar panjang prestasinya. Maka dari itu, tak heran jika mereka banyak diidolakan. Baca Juga 5 Artis Cantik Nikahi Bule Tajir, Nomor 3 Selalu Mesra meski Beda Usia 18 Tahun Lantas, siapa saja artis yang menjadi komisaris perusahaan besar? Simak rangkumannya berikut ini yang dilansir iNews.id dari berbagai sumber, Senin (6/3/2023). Artis yang ternyata menjabat sebagai komisaris perusahaan Artis yang ternyata menjabat sebagai komisaris perusahaan besar, Cinta Laura (Foto: Istimewa) 1.Cinta Laura PT Protech Mitra Perkasa Tbk (OASA) yang mengubah namanya menjadi PT Maharaksa Biru Energi Tbk adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan sampah menjadi energi. Sementara itu, artis cantik Cinta Laura adalah komisaris perusahaan tersebut. Baca Juga Menikmati Sajian Kopi Nusantara di Coffee & Artisans Dalam Nuansa Rumahan Cinta Laura dipilih secara langsung oleh direktur PT Maharaksa Biru Energi Tbk Bobby Gafur Umar sejak akhir Juni 2022 lalu. Wanita berdarah Jerman itu dianggap salah satu artis yang sangat peduli dengan lingkungan.
  • 26. Page 26 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023 2.Raline Shah Raline Shah menjalani ritual Melukat di Bali. (Foto: IG) Raline Shah merupakan aktris yang debut dalam film ‘5 cm’ (2012). Sepanjang kariernya, ia telah meraih beragam prestasi. Baca Juga 5 Artis yang Pernah Menjadi Pekerja Kantoran, Nomor 4 Pilih Keluar dan Tekuni Profesi Baru Sebagai Instruktur Yoga Di luar profesinya sebagai artis, Raline Shah juga didapuk sebagai Komisaris Independen di PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP). Artis cantik ini ditunjuk secara langsung oleh CEO AirAsia Tony Fernandes,. 3.Abdee Slank Abdee Slank Abdee Slank sempat menghebohkan publik Indonesia usai ditunjuk sebagai komisaris independen PT Telkom Indonesia Tbk (Persero). Penunjukannya ini berdasarkan pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPTS) yang digelar pada 28 Mei 2021 lalu. Baca Juga 5 Artis Wanita yang Pernah Ditanya Keperawanan oleh Deddy Corbuzier, Ada yang Merasa Jengkel Dalam rapat tersebut, susunan komisaris dan direksi PT Telkom Indonesia Tbk (Persero) diubah. Salah satu nama yang sangat menarik perhatian adalah Abdee Slank. 4.Wulan Guritno artis cantik hobi yoga, Wulan Guritno. (Foto: IG) Tak banyak yang tahu jika Wulan Guritno menjabat sebagai komisaris independen di PT Lima Dua Lima Tiga Tbk. Perusahaan tersebut bergerak di bidang pengelola restoran Lucy in the Sky, Jakarta. Baca Juga Potret 5 Artis yang Pernah Kondangan Tanpa Pasangan, Nomor 4 Dikritik karena Penampilannya Dinilai Terlalu Seksi Tak hanya itu, kekasih Sabda Ahessa ini juga sukses mendirikan sejumlah perusahaan, yakni PT Agra Abudaya Nusantara dan PT Alkimia Kreatif Sejahtera (Alkimia Production). Ia bahkan mendirikan Yayasan Bracelet of Hope untuk penderita kanker. 5.Ricky Harun Ricky Harun, aktor. (FOTO: ISTIMEWA)
  • 27. Page 27 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023 Di pertengahan tahun 2021, Ricky Harun terpilih sebagai komisaris independen PT. HK Metals Utama Tbk (HKMU). Perusahaan tersebut bergerak di bidang perdagangan, jasa, pengembang, dan industri besi, baja, serta besi holo. Ricky Harun dipercaya menduduki jabatan tersebut untuk menggantikan Aryo Widiwardhono. Sementara itu, Aryo Widiwardhono menggantikan Ngasidjo Achmad sebagai komisaris utama. Itulah deretan artis yang ternyata menjabat sebagai komisaris perusahaan besar. Adakah yang merupakan idolamu? Lihat juga: Video Clip Keren Ciptaan Anak SMA, Wajib Lihat! Editor : Komaruddin Bagja Follow Berita iNews di Google News TAG : artis yang ternyata menja Komisaris Utama Artikel ini telah tayang di www.inews.id dengan judul " 5 Artis yang Ternyata Menjabat Sebagai Komisaris Perusahaan Besar, Membanggakan! ", Klik untuk baca: https://www.inews.id/lifestyle/seleb/5-artis-yang-ternyata-menjabat- sebagai-komisaris-perusahaan-besar-membanggakan/all. Foto Bisnis REUTERS/Henry Nicholls - detikFinance Selasa, 07 Mar 2023 16:30 WIB London - Seorang seniman mendirikan rumah di tempat sampah yang diadaptasi secara khusus. Hal itu menyoroti harga "gila" menyewa kamar di London saat krisis biaya hidup. Seniman Harrison Marshall (28) memanjat keluar dari kotak sampah yang telah dia ubah menjadi rumah, tempat dia ingin tinggal selama setahun, di Bermondsey, London, Inggris, Jumat (3/3/2023). Dia berusaha menarik perhatian pada harga "gila" untuk menyewa kamar di ibukota Inggris selama krisis biaya hidup.
  • 28. Page 28 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023 Harrison Marshall mendirikan rumah di tempat sampah yang diadaptasi secara khusus di sebidang rumput di Bermondsey, London selatan, sebulan yang lalu. Dia menjelaskan bahwa itu adalah satu-satunya cara baginya untuk hidup di daerah pusat dekat tempat dia bekerja. Kembali ke kota setelah beberapa waktu di luar negeri, dia berkata bahwa dia berjuang untuk menemukan tempat tinggal karena kekurangan tempat tinggal. Inflasi harga konsumen Inggris mencapai level tertinggi 41 tahun sebesar 11,1% pada bulan Oktober dan tetap dalam dua digit, memicu krisis biaya hidup, karena upah gagal mengimbangi kenaikan tagihan makanan dan rumah tangga. Solusi kreatif Marshall untuk masalah ini adalah menghabiskan 4.000 pound ($ 4.808) untuk membangun tudung kayu dengan atap melengkung dan memasangnya di atas kotak sampah. Di dalam, ia memiliki dapur kecil dan tempat tidur mezzanine. "Skip House" terpampang dalam warna hitam di seberang wadah kuning klasik yang biasanya digunakan untuk limbah pembangun. Penampakan dapur di rumah mungil Marshall. Sebuah badan amal seni meminjamkannya tanah. Dia memiliki jalur taman yang mengarah ke tangga masuk dan toilet portabel di sudut situs. Dia mandi di tempat kerja, sepuluh menit bersepeda, atau gym, dan memiliki akses ke air dari pipa selang dari properti tetangga. Catatan: Saya (RVT) hanya separuh dari jumlah foto saja yang saya tampilkan. Previous Next Inflasi krisis biaya hidup inggris inggris fotodetikcom Baca artikel detikfinance, "Seniman Inggris Pindah ke 'Tempat Sampah' Soroti Krisis Biaya Hidup" selengkapnya https://finance.detik.com/foto-bisnis/d- 6605233/seniman-inggris-pindah-ke-tempat-sampah-soroti-krisis-biaya- hidup.
  • 29. Page 29 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023 07/03/2023 Dharma Wanita Kabupaten Blitar mengikuti serangkaian Bimbingan Teknis (Bimtek) tentang daur ulang sampah di Gedung Nuswantara, lantai VII FISIP Universitas Brawijaya Malang.(FISIP UB for MPM) Malang Posco Media, Malang – Kabupaten Blitar menargetkan tahun 2030 bebas sampah. Untuk menuju bebas sampah, Selasa (7/3) sore, ibu-ibu Dharma Wanita Kabupaten Blitar mengikuti serangkaian Bimbingan Teknis (Bimtek) tentang daur ulang sampah di Gedung Nuswantara, lantai VII FISIP Universitas Brawijaya Malang. “Alhamdulillah, mudah-mudahan acara ini membawa berkah demi Blitar yang bersih dari sampah, sehat, dan pembangunan lingkungan yang berkelanjutan,” ujar Wadek II FISIP UB, Dr. Ahmad Imron Rozuli, MS.i Setelah materi selesai mereka mencoba aneka produk hasil daur ulang sampah, termasuk mencicipi magot, minum air hujan, dan mencoba baju, tas serta aneka kerajinan dari bahan olahan sampah rumah tangga. Berita Lainnya: Gelar UKK, Mengasah Kompetensi Siswa
  • 30. Page 30 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023 “Enak, gurih. Monggo ibu-ibu, ayo dicoba. Tidak usah membayangkan jijik, ini magot kering, sudah digoreng, tidak usah bayar,” ungkap Efrida narasumber dari Bank Sampah Eltari Awalnya, beberapa peserta tampak ragu. Sebagian masih membayangkan jijik. Namun satu-persatu, akhirnya banyak peserta yang mendekat dan memberanikan diri untuk tidak malu- malu mencobanya. Selain magot goreng, tersedia juga hasil sulingan air hujan yang menyehatkan. Air tadah hujan ini ditabung di berbagai media yang telah disediakan di rumah. Selama ini, belum banyak masyarakat yang memanfaatkan air hujan untuk ditabung, lalu diminum. “Ini sumber air gratis dari Tuhan dan air hujan ini menyehatkan, bisa digunakan untuk terapi penyembuhan penyakit. Untuk menjaga air hujan tetap steril, tabungan air hujan itu lalu disuling untuk diminum,” tambah Yusuf narasumber lainnya. Berita Lainnya: UIN Maliki Malang Kukuhkan Guru Besar ke-41 Dalam Bimtek yang diselenggarakan FISIP UB bekerjasama dengan SDGs UB dan DLH Kabupaten Blitar itu, ibu- ibu Dharma Wanita juga mencoba pakaian dan gaun hasil dari daur ulang sampah. Sebagian peserta membeli aneka tas wanita yang bagus-bagus, semuanya dari bahan limbah sampah. Termasuk kerajinan dari limbah sampah karya para napi LP wanita yang menjadi binaan dari Bank Sampah Eltari bekerjasama dengan SDGs Center UB. (aim) TAGS malangposcomediapendidikan Malangposcomedia.id online terpercaya dari korane Arek Malang, menyajikan berita terkini Malang Raya dan 100 persen Arema. https://malangposcomedia.id/belajar-daur-ulang-sampah-ibu-ibu- cicipi-magot-dan-air-hujan/
  • 31. Page 31 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023 Sungai Watch Temukan Sampah Plastik AMDK Masih Mendominasi Rabu, 8 Maret 2023 15:15 WIB Pemulung mencari botol plastik bekas di tumpukan sampah yang memenuhi Kali Mookervart, 25 April 2014. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat INFO NASIONAL – Lembaga peduli lingkungan Sungai Watch menerbitkan laporan “Sungai Watch Impact Report 2022”. Dalam laporan itu, Sungai Watch melakukan penyortiran dan pengauditan sampah plastik berdasarkan merek produk dan produsennya di Bali dan Jawa Timur. Hasilnya, sampah plastik air minum dalam kemasan (AMDK) masih terbesar di Indonesia. “Kami berharap temuan ini bisa mendorong perusahaan dan masyarakat agar segera mengambil langkah untuk mengatasi polusi plastik,” demikian pernyataan Sungai Watch dalam laporan terbarunya tersebut. “Tujuan kami adalah untuk menghentikan plastik mengalir ke laut dan mencari upaya untuk terlebih dahulu mencegah polusi plastik agar tidak masuk ke sungai,” papar Sungai Watch. Baca Juga: Gubernur Sumbar Gelar Gala Dinner untuk BPD se-Indonesia Menurut Sungai Watch, alasan utama di balik audit merek dari sampah plastik yang dikumpulkan, adalah karena sudah mendesak dilakukan pengumpulan data polusi plastik sebanyak-banyaknya. “Tujuannya untuk mendapatkan pemahaman menyeluruh dari mana sumber sampah plastik, dan praktik atau industri apa yang bertanggungjawab atas sampah tersebut,” papar Sungai Watch.
  • 32. Page 32 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023 Berdasarkan data sampah yang diaudit sebanyak 235,218 item sampah plastik dari Bali dan Jawa Timur, diketahui kemasan gelas plastik sekali pakai ditemukan menjadi penyampah terbesar dengan capaian angka 63 persen, disusul dua merek botol AMDK (27 persen dan 5 persen), tutup galon guna ulang (3 persen), dan botol minuman ringan (1 persen). Berdasarkan laporan Sungai Watch, tim mereka berhasil mengeluarkan 535,246 kg sampah non-organik dari sungai dan laut di Pulau Bali dan Jawa Timur pada 2022. Dari jumlah itu, sebanyak 235,218 item diaudit dan dipilah berdasarkan merek. Salah satu teknik pengumpulan yang mereka lakukan adalah dengan memasang penghalang sampah di permukaan sejumlah sungai untuk mencegah sampah plastik agar tidak terus mengalir ke lautan. Baca Juga: Dukung Gerakan Sekolah Sehat, Ibu Negara dan OASE KIM Ajak Pelajar Bermain Permainan Tradisional info tempoAir Minum Dalam KemasanAMDKSampah Plastik https://nasional.tempo.co/read/1700079/sungai-watch-temukan-sampah- plastik-amdk-masih-mendominasi Kompas.com - 08/03/2023, 10:00 WIB Penulis Kontributor Sains, Monika Novena | Editor Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas KOMPAS.com - Sampah plastik tak hanya mencemari lingkungan, tetapi juga mulai membahayakan satwa, salah satunya burung. Plastik menjadi salah satu sampah yang paling mengkontaminasi dunia. Bukan hanya berdampak pada lingkungan melainkan juga hewan liar yang secara tidak sengaja menelan karena mengira sebagai makanannya.
  • 33. Page 33 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023 Isi perut burung flesh-footed shearwater yang ditemukan di pulau Lord Howe di Australia, penuh dengan plastik. Salah satu dampak burung menelan plastik, menyebabkan masalah kesehatan serius pada burung. (Jennifer Lavers via SCIENCE ALERT) Polusi plastik setidaknya diperkirakan memengaruhi lebih dari 1200 spesies laut di hampir setiap tingkat jaring makanan. Namun peneliti belum tahu apa dampak serat dan fragmen sintetis yang tertelan atau terhirup terhadap kesehatan hewan, salah satunya burung laut. Kini untuk pertama kalinya, peneliti berhasil mendokumentasikan dan mengukur seperti apa efek patologis saat burung laut menelan plastik. Baca juga: Apakah Dampak Fenomena Solstis Matahari 22 Desember pada Bumi? Burung laut mati menelan plastik Dikutip dari Science Alert, Selasa (7/3/2023) peneliti melakukan studi terhadap burung flesh-footed shearwaters (Ardenna carneipes) yang bersarang di Pulau Lord Howe, di lepas pantai Australia timur. Anak-anak burung itu diketahui menderita kematian yang lambat dan sakit- sakitan sementara burung-burung mudanya kurus kering. Peneliti pun mencoba mencari tahu mengapa begitu banyak burung laut yang sakit dan sekarat. Hal yang mengejutkan terlihat ketika peneliti melakukan nekropsi (bedah bangkai) burung. Jurnalis Australian Geographic Karen McGhee yang saat itu ikut serta dalam studi ini, menggambarkan perut burung yang begitu penuh dengan plastik, sehingga membuatnya menggembung dan hampir pecah. Selain itu, peneliti yang melakukan nekropsi juga menghitung terdapat total 202 potongan plastik bersarang di perut burung. Baca juga: Apakah Dampak Gelombang Panas Laut terhadap Kehidupan Bintang Laut?
  • 34. Page 34 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023 Lihat Foto Ilustrasi sampah plastik di laut(Shutterstock) Bahkan lebih mengenaskan lagi, sekitar 90 persen burung yang dinekropsi di pulau Lord Howe, plastik bersarang di perutnya. Plastik sebabkan penyakit baru pada burung Peneliti juga mengamati bekas luka yang konsisten dan peradangan kronis pada perut burung laut yang penuh dengan plastik dan kemudian disebut dengan plastisosis. Penelitian laboratorium menunjukkan bahwa mikroplastik yang tajam dan tertelan, berukuran sekitar 5 Mm dapat menyumbat, membuat borok, atau melubangi saluran pencernaan, sekaligus mengurangi perilaku makan. Dengan begitu banyak jaringan parut, peneliti mengatakan lapisan organ dalam tidak begitu baik dalam mengeluarkan enzim pencernaan atau menyerap nutrisi. Baca juga: Apakah Teripang Bisa Dimakan dan Punya Manfaat Kesehatan? Sehingga dalam kasus yang parah hewan itu bisa mati kelaparan. "Penelitian dengan jelas menunjukkan kemampuan plastik untuk secara langsung menginduksi pembentukan jaringan parut yang parah di seluruh organ atau disebut plastisosis pada hewan liar yang hidup bebas, yang kemungkinan akan merusakan kesehatan dan kelangsungan hidup mereka," tulis peneliti. Peneliti pun menyebut plastisosis mungkin merupakan penyakit satwa liar pertama terkait dengan plastik yang teridentifikasi saat ini, tetapi mungkin bukan yang terakhir. Konsekuensi dari menelan plastik mungkin tidak sama untuk semua perut burung laut, atau bahkan semua perut hewan, tetapi mengingat sifat plastik yang tertelan di mana-mana dalam jaring makanan laut, ada alasan untuk mengkhawatirkan efek kesehatannya. Studi terkait dampak satwa liar, yakni burung laut menelan plastik tersebut telah dipublikasikan di Journal of Hazardous Materials. Baca juga: Apakah Berbahaya Memakai Lensa Kontak saat Tidur? Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apakah Dampaknya jika Plastik Ditelan oleh Burung?", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/sains/read/2023/03/08/100000623/apak ah-dampaknya-jika-plastik-ditelan-oleh-burung-?page=all. Penulis : Kontributor Sains, Monika Novena Editor : Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas
  • 35. Page 35 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023 Oleh Lenny Septiani 8 Maret 2023, 18:00 WASTE4CHANGE Waste4Change bekerja sama dengan tujuh perusahaan untuk membuat proyek pengelolaan sampah Rp 250 miliar Startup Waste4Change bekerja sama dengan anak usaha Sinar Mas, Indocement, dan empat perusahaan lainnya untuk mengerjakan proyek pengelolaan sampah Rp 250 miliar. Perusahaan yang menandatangani perjanjian kerja sama atau MoU di antaranya: 1. Samudera Indonesia 2. PT Alam Bersih Indonesia 3. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 4. anak usaha Sinar Mas, 5. SinarMas Land Basra Corporation 6. rePurpose Global Dana Rp 250 miliar akan digunakan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pengelolaan sampah di berbagai area. “Harapan saya, Waste4Change bisa terus bertumbuh dan menjadi partner yang tepat untuk mengembangkan investasi hijau di bidang persampahan,” kata CEO & founder Waste4Change Mohamad Bijaksana Junerosano dalam acara peresmian RPM Waste4Change Bekasi 2.0, Rabu (8/3). Kerja sama investasi dan proyek itu bertujuan menciptakan pengelolaan sampah berbasis teknologi terdigitalisasi. Ia mengatakan penanganan
  • 36. Page 36 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023 masalah sampah perlu kolaborasi dan kontribusi dari semua pihak. Stakeholder merupakan bagian dari solusi untuk bekerja sama menangani sampah dari hulu ke hilir. "Maka perlu membuka diri sebesar-besarnya untuk investasi yang lebih hijau dengan melakukan reformasi di bidang persampahan ini di Indonesia,” ujarnya. Ada banyak skema pendanaan, namun perlu memastikan ekosistem yang didukung oleh seluruh stakeholder tercipta dampak yang berkelanjutan. Waste4Change juga meresmikan Rumah Pemulihan Material (RPM) Waste4Change Bekasi 2.0 yang menyertakan teknologi inovasi untuk mengelola sampah. Inovasi RPM dengan penambahan teknologi itu menggunakan dana segar dari pendanaan ser A Waste4Change Rp 76,9 miliar dari AC Ventures, Barito Mitra Investama dan investor lainnya tahun lalu. Inovasi teknologi dan RPM 2.0 itu menghabiskan estimasi dana Rp 10 miliar. "Ini termasuk penambahan fungsi bangunan, pemutakhiran digitalisasi data, dan lainnya,” kata CEO & founder Waste4Change Mohamad Bijaksana Junerosano kepada Katadata.co.id, Rabu (8/3). Dengan adanya inovasi teknologi tersebut, RPM 2.0 digadang-gadang mampu mengurangi residu sampah dari 65% menjadi 10%. Kapasitas pengelolaan sampah RPM Bekasi Waste4Change juga naik dari 18 ton menjadi 22 ton dalam sehari. Advertisement Teknologi pemilahan sampah terbaru di RPM Waste4Change diharapkan dapat meningkatkan kapasitas dan kualitas pengelolaan sampah oleh Waste4Change. Berikut daftar mesin pemilahan sampah otomatis milik startup Waste4Vhange: Conveyor: memindahkan material agar bisa mudah di pilah (anorganik dan residu : benda keras dan berserat) Gibrig: memisahkan material plastik daunan dan bubur organik (untuk bsf) Centris: plastik daunan dari gibrig masuk ke centris fungsinya sebagai pengering (ada 2 output plastik kering dan organik yg sisa masih nempel) Blower: menyedot material plastik output dari sentris ke stage Mesin cacah plastik: cacah plastik yg dari stage untuk jadi fluff “Pendanaan di sektor pengelolaan sampah akan berdampak besar pada keberlanjutan,” katanya. Pengelolaan sampah menurutnya merupakan kebutuhan dasar, sehingga akan ada permintaan konstan meskipun kondisi ekonomi maupun sosial berubah. Selain itu, ada banyak inovasi yang bisa dilakukan di Indonesia. Oleh karena itu, perlu kontribusi dari pemegang kepentingan lain untuk ikut mempersiapkan ekosistem persampahan Indonesia yang bisa menerima
  • 37. Page 37 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023 investasi hijau. Pengelolaan sampah termasuk ke dalam daftar prioritas investasi hijau yang ditetapkan Kementerian Keuangan. Dengan target penerapan blended finance yang menyasar pembangunan infrastruktur sektor-sektor dengan angka multiplier effect terbesar, diharapkan mampu meningkatkan kualitas hidup dan adopsi teknologi hijau. Namun, sekitar 40% - 50% pembangunan TPST dan TPS3R tidak terawat dan sanitary landfill kembali menjadi tempat pembuangan sampah akibat skema pembiayaan yang tidak berkelanjutan. Oleh karena itu, diperlukan reformasi dalam retribusi sampah yang memungkinkan penanaman modal secara berkelanjutan dan juga regulasi yang memastikan investasi di infrastruktur pengelolaan sampah menjadi lebih optimal. “Menangani masalah sampah perlu kolaborasi dan kontribusi dari semua pihak,” kata Mohamad dalam acara peresmian RPM Waste4Change Bekasi 2.0, Rabu (8/3). “Stakeholder merupakan bagian dari solusi untuk bekerja sama menangani sampah dari hulu ke hilir, maka kami perlu membuka diri sebesar- besarnya untuk investasi yang lebih hijau dengan melakukan reformasi di bidang persampahan ini di Indonesia," tambah dia. Investasi hijau dalam sektor pengelolaan sampah bertujuan menangani sampah melalui peningkatan infrastruktur atau fasilitas dan peralihan sumber daya. Selain itu, mewujudkan penyelenggaraan ekonomi melingkar yang difokuskan untuk mengurangi timbulan sampah sedari awal. Berdasarkan survei Global Sustainable Investment Alliance (GSIA) 2021, aset investasi hijau di negara berkembang memiliki potensi pertumbuhan hingga US$ 30,7 Triliun. Dibutuhkan total investasi modal sebesar US$ 18 Miliar di bidang teknologi dan US$ 22 Miliar di bidang jasa pada rentang 2017 hingga 2040. Investasi tersebut dibutuhkan untuk mengatasi tantangan dalam mengubah praktik business as usual menuju Skenario Perubahan Sistem pada pengelolaan sampah dan daur ulang yang efektif berdasarkan laporan NPAP. Reporter: Lenny Septiani Editor: Desy Setyowati #Sinar Mas#Startup#Waste4Change#Sampah#Update Me#Katadata Green#industri hijau Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul "Startup Waste4Change, Sinar Mas, Indocement Buat Proyek Sampah Rp250 M", https://katadata.co.id/desysetyowati/digital/64086ab99995c/startup- waste4change-sinar-mas-indocement-buat-proyek-sampah-rp250-m
  • 38. Page 38 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023 Penulis: Lenny Septiani Editor: Desy Setyowati https://katadata.co.id/desysetyowati/digital/64086ab99995c/startup- waste4change-sinar-mas-indocement-buat-proyek-sampah-rp250-m Kamis, 9 Maret 2023. AMPHIBI lakukan koordinasi bersama Dinas Lingkungan Hidup Kab.Deli Serdang dan Camat Percut Sei Tuan Kab.Deli Serdang Prov.Sumatera Utara serta melakukan Sidak Tempat Pembuangan Sampah Liar yg berada di atas lahan Eks HGU PTPN 2 di Desa Bandar Klippa Kec.PST Kab.Deli Serdang. Dalam koordinasi tersebut AMPHIBI meminta Pemerintah Kab.Deli Serdang untuk segera meng Clean Up lokasi tersebut agar tidak terjadi Penumpukan dan Pencemaran Lingkungan yang dapat mengganggu Kesehatan dan Kenyamanan Masyarakat yang berapa disekitar lokasi Tempat Pembuangan Sampah Liar. Disamping melakukan Sidak ke lokasi Pembuangan Sampah Liar, AMPHIBI juga menyerahkan Barang Bukti berupa tumpukan Sampah sebanyak 1 Dump Truck Engkel yang berasal dari Pemukiman Elit Citra Land yang tidak dikelola sesuai aturan. Semoga dengan adanya penertiban Tempat Pembuangan Sampah Liar dapat mewujudkan Lingkungan yang Bersih dan Sehat. Ayo Kelola Sampah dari Sumbernya. HPSN 2023 " Tuntas Kelola Sampah Untuk Kesejahteraan Masyarakat". Semoga Kata kata tersebut tidak hanya sekedar Retorika Belaka
  • 39. Page 39 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023 Awan Pers Maret 09, 2023 Deli Serdang, Amphibi.net // Menindak lanjuti laporan masyarakat terkait Tempat Pembuangan Sampah Liar (TPSL), AMPHIBI lakukan koordinasi bersama Dinas Lingkungan Hidup Kab.Deli Serdang dan kecamatan Percut Sei Tuan Kab.Deli Serdang Prov.Sumatera Utara serta melakukan Sidak TPSL yg berada di atas lahan Eks HGU PTPN 2 di Desa Bandar Klippa Kec.PST Kab.Deli Serdang pada, Kamis, 09-03-2023. Hadir dalam sidak tersebut Dlh Kab.Deli Serdang yang diwakili Ely Nasution dan Habeahan, Camat Percut Sei Tuan yang diwakili Andriani dan Team Kebersihan PST. Sementara dari AMPHIBI dipimpin langsung oleh ketua umum Agus Salim Tanjung yang didampingi Ketua AMPHIBI Deli Serdang M.Iqbal, Wakil Ketua Tri Rejo, Sekretaris Tengku M.Fahri dan Dir.KTH Adhi Ernadi. Dalam koordinasi tersebut AMPHIBI meminta Pemerintah Kab.Deli Serdang untuk segera melakukan Clean Up lokasi tersebut agar tidak terjadi Penumpukan dan Pencemaran Lingkungan yang dapat mengganggu Kesehatan dan Kenyamanan Masyarakat yang tinggal disekitar lokasi TPSL tersebut. Mawardi selaku penanggung jawab lokasi tersebut menyatakan sekitar 45 becak motor dari 10 desa se kecamatan PST yang membuang sampah dilokasi tersebut. Dalam 1 becak motor bisa membuang 3 kali sehari. Kegiatan tersebut sudah berjalan 10 tahun, "ucap Mawardi. Seksi kebersihan kec.PST Andriani yang melihat banyaknya jumlah volume sampah dilokasi tersebut menyatakan tidak mampu meng cleanup lokasi tersebut sesuai dengan permintaan Lembaga AMPHIBI. Ini jumlahnya bisa ribuan Truck kalau di clean up. Saya akan melaporkan hal ini dulu kepada pak Camat, "ucap Andriani.
  • 40. Page 40 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023 Hal senada juga disampaikan Ely Nasution dan Habeahan selaku perwakilan dari Dinas LH Kab.Deli Serdang. Dengan jumlah volume sampah yang besar ini, kami akan sampaikan ke pimpinan dan akan berkoordinasi dengan pihak kecamatan, ucapnya. Ketua Amphibi Deli Serdang M.Iqbal menyikapi hal tersebut menyatakan bahwa banyaknya lokasi TPSL di kabupaten Deli Serdang sudah sangat memprihatinkan. Sudah saatnya Pemkab Deli Serdang menertibkan lokasi TPSL serta merubahnya dengan pemilahan dan sistem pengolahan sampah dengan inovasi teknologi mesin pencacah sampah dan pengayak kompos yang lebih efektif dan efesien atau TPS-3R "ucap Iqbal. Disamping melakukan Sidak ke lokasi TPSL, AMPHIBI juga menyerahkan Barang Bukti tangkap tangan berupa tumpukan Sampah sebanyak 1 Dump Truck Engkel yang dibuang oleh pengelola Pemukiman Elit Citra Land Medan estate yang tidak dikelola sesuai aturan. Ketua umum AMPHIBI Agus Salim Tanjung menjelaskan bahwa hampir diseluruh kota di Indonesia penanganan sampah saat ini masih mengacu pada konsep jadul "kumpul angkut dan buang". Hal ini tidak sesuai dengan peraturan perundangan terkait dengan pengelolaan sampah. Sedangkan kepedulian masyarakat terhadap sampah juga masih rendah. Masih mengaju Not In My Back Yard (pokoknya tidak ada dihalaman belakang saya) hanya memindahkan masalah. Diperparah lagi kebiasaan pingin cepat selesai. Kalau ada sampah langsung dibuang ke lingkungan dimana sampah itu dihasilkan. Hal ini disebabkan karena tidak adanya /belum diterapkannya penegakan hukum terhadap pelanggar UU sampah, "ucap Agus ST. Disisi lain sebagian besar masyarakat merasa bahwa sampah adalah tanggungjawab pemerintah. Karena selama ini pemerintah sebagai operator dan regulator dalam pengelolaan sampah. Sehingga sulitnya dalam melakukan penegakan hukum terhadap pelanggar undang undang sampah, "papar Agus ST.
  • 41. Page 41 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023 Seharusnya masyarakat penghasil sampah diberikan tanggungjawab untuk mengelola sampah. Sehingga memperingan beban pemerintah sebagai otoritas pengelolah sampah. Disisi lain penimbunan sampah yang tidak ramah lingkungan berdampak pada pencemaran udara ,air tanah dan air permukaan serta berpotensi menebarkan penyakit seperti halnya yang terjadi saat ini dibeberapa daerah di kabupaten Deli Serdang, "tutup Agus ST. https://www.amphibi.net/2023/03/amphibi-bersama-dlh-deli-serdang- dan.html Lihat juga +62 813-2799-9917: https://bnewsmedia.id/pembuangan-sampah-liar- milik-citraland-di-tangkap-tangan-lembaga-amphibi/ +62 813-2799-9917: http://www.awanpers.com/2023/03/amphibi-bersama- dinas-lh-kabdeli.html https://wartajavaindo.com/amphibi-bersama-dinas-lh-kab-deli-serdang- dan-kecamatan-pst-sidak-tempat-pembuangan-sampah-liar-tpsl/ https://bnewsmedia.id/amphibi-bersama-dinas-lh-kab-deli-serdang-dan- kecamatan-pst-sidak-tempat-pembuangan-sampah-liar-tpsl/ Teknologi RDF tidak tepat untuk atasi sampah di Jakarta Jumat, 10 Maret 2023 13:22 WIB Jakarta (ANTARA) - Teknologi refuse derived fuel (RDF) dinilai tidak tepat untuk mengatasi sampah di Jakarta karena banyak kekurangan dan kelemahan untuk diaplikasikan sebagai metode pengolahan sampah, kata pemerhati masalah persampahan Widi Pancono. "Jangan sampai sampah ini menjadi masalah tanpa usai dan terlalu lama kita hanya berkutat pada debat-debat tak berujung tentang metode pengolahan sampah," kata Widi yang juga Ketua Umum Kopetindo (Koperasi Energi Terbarukan Indonesia) ketika dihubungi di Jakarta, Jumat.
  • 42. Page 42 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023 Arsip area pengeringan sampah lama untuk diproduksi menjadi bahan bakar alternatif (RDF) di TPST Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, Senin (13/2/2022). ANTARA/HO-DLH DKI Jakarta//aa. Handout DLH DKI Ja karta teknologi insinerator yang paling tepat karena sampah akan habis dibakar, baik sampah organik maupun anorganik Padahal, katanya sudah tersedia metode atau cara yang baik dan efektif untuk mengatasinya sehingga jangan sampai masyarakat menanggung beban pencemaran sampah lebih lama lagi. Apalagi, kata Widi, pemerintah sudah berkomitmen untuk menghentikan pembangunan TPA atau Tempat Pembuangan Akhir sampah pada tahun 2030. Ia mengatakan, sampah memang masih menjadi masalah besar di sejumlah kota besar di Indonesia, terutama kota-kota besar di Jawa. "Khusus untuk Jakarta yang setiap hari menghasilkan 8.000 sampai 8.5000 ton sampah, harus menjadi perhatian serius. Perlu ada penanganan dan teknologi tepat untuk mengatasinya," kata Widi. Dia mengatakan setiap kota mempunyai karakteristik sendiri, jadi solusi penyelesaian masalah sampah di masing-masing kota juga berbeda. Jangan sekadar mengolah sampah tanpa memahami karakteristik tersebut dan jangan sampai sembarangan menerapkan cara pengolahan sampah.
  • 43. Page 43 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023 Untuk kota metropolitan dengan jumlah sampah yang sangat besar dan lahan terbatas, maka mengolah sampah untuk menghasilkan energi listrik, jelas lebih sesuai. Widi mengatakan RDF merupakan teknologi pengolahan sampah melalui proses homogenizers menjadi ukuran yang lebih kecil melalui pencacahan sampah atau dibentuk menjadi pelet. Hasilnya akan dimanfaatkan sebagai sumber energi terbarukan dalam proses pembakaran recovering batu bara untuk pembangkit tenaga listrik. Namun teknologi RDF, kata Widi, tidak tepat diterapkan di Jakarta. Di Jakarta, teknologi insinerator yang paling tepat karena sampah akan habis dibakar, baik sampah organik maupun anorganik. “Yang pasti, sampahnya harus musnah. Ini yang terpenting. Dan juga harus mampu menghasilkan energi listrik terbarukan sehingga dapat menambah bauran energi listrik terbarukan di sistem pembangkitan PLN. Metode insinerator dapat melakukan itu dengan baik,” katanya. Sejumlah negara seperti Singapura, Jepang, Korsel, dan beberapa negara di Eropa sudah menggunakan teknologi insinerator dan terbukti sangat efektif. Dikatakan sudah saatnya pemerintah serius menangani masalah sampah apalagi sudah ada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan. Baca juga: DLH DKI estimasi biaya fasilitas produksi RDF di Rorotan Rp1 triliun Baca juga: Mengulik produksi batu bara "hijau" di TPST Bantargebang Baca juga: DLH DKI bidik lahan di Rorotan olah sampah jadi RDF Pewarta: Ahmad Wijaya Editor: Ganet Dirgantara COPYRIGHT © ANTARA 2023 • Tag: sampah insenerator https://www.antaranews.com/berita/3434808/teknologi-rdf-tidak-tepat- untuk-atasi-sampah-di-jakarta?utm_medium=mobile
  • 44. Page 44 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023 Dobrak Kamar Kos Anak Gadis Takut Terjadi Sesuatu, Pas Pintu Dibuka Malah Pemilik yang Jantungan Reporter : Nabila Hanum Sabtu, 11 Maret 2023 15:01 Pemilik Syok Usai Dobrak Kamar Kos Anak Gadis, Berantakan Penuh Sampah (Twitter@jagonyamageran) Wanita ini tidur dengan tumpukan sampah di dalam kamarnya. Ia tidak merasa terganggu sedikit pun Dream- Baru-baru ini sebuah video memperlihatkan pemandangan yang tidak biasa dari dalam kos viral di media sosial. Kamar itu dihuni oleh soerang wanita yang saat ini belum diketahui keberadaanya. Pemilik sengaja mendatangi rumah kos itu karena penghuni telah menunggak uang selama beberapa bulan. Lantaran khawatir terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, dia berinisiatif membuka kamar itu. Iseng Mancing di Kloset Pake Umpan Ayam, Pria Ini Syok Ada Makhluk Buas yang Menyambar Namun rasa khawatir yang semula dirasakan pemilik kos berubah menjadi syok. Dia terkejut melihat kondisi kamar yang tak sesuai dengan sosok penghuninya sebagai seorang perempuan.
  • 45. Page 45 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023 Kamar itu berantakan dan tumpukan sampah telah memenuhi hampir seluruh ruangan. 1 dari 4 halaman © Twitter@jagoanmageran Dalam video yang beredar, kamar wanita tersebut dikelilingi tumpukan sampah plastik bekas makanan dan air mineral. Bahkan kasur yang menjadi tempat tidurnya tidak luput dari sampah. Bukan Pakai Bunga, Mobil Pengantin Ini Dihiasi Aneka Sayuran, Serasa Warung Berjalan Tidak hanya itu, di dalam kamar mandi terlihat berbagai macam sampah yang tidak dibersihkan. Kamar yang awalnya bersih berubah menjadi gunung sampah. Bau menyengat tidak dapat dihindari lagi. 2 dari 4 halaman © Twitter@jagoanmageran
  • 46. Page 46 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023 Penghuni kosa itu sepertinya tidak merasa terganggu sedikitpun. Terlihat sampah yang sudah dimasukkan ke dalam trash bag namun sengaja diletakkan di dalam kamar. Viral! Emak-Emak 'Sultan' Jadi Bridesmaids Pamer Perhiasan Seperti Toko Emas Berjalan, Cincin Seperti Thanos “ Ini kamar salah satu anak kos mamaku. Ada momen 3 hari dia gak kelihatan padahal biasa ada keluar kamar. Ditepon gak diangkat, dipanggil gak nyaut. Takut anaknya pingsan apa gimana akhirnya dibuka,” tulis akun Twitter@jagoanmageran. 3 dari 4 halaman Pengguna Twitter pun ikut serta memberikan komentar. Kejadin langkah ini berhasil menggegerkan publik. “ Kak ini aslinya waras? Apa memang ada gangguan jiwa? Bukannya orang normal gak bisa hidup kaya gitu ya,” tulis @mamalia. Daerah Ini Kelewat Panas, Telur Dijemur Auto Matang dalam 10 Detik “ Aku aja pernah lagi mager gak buang sampah di dapur baunya udah bikin nyamuk mabuk kepayang,” tulis @via. “ Harus ke psikolog sih itu,” tulis @nharyy. Lapran: Nur Rahma https://www.dream.co.id/stories/viral-kamar-kos-dipenuhi-tumpukan- sampah-penghuni-tidak-merasa-terganggu-sedikitpun-230302f.html
  • 47. Page 47 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023 Kantong Belanja Kertas Daur ulang Statusku tanggal 3 Maret 2023 dfi Facebook, baru disetujui pada tanggal 10 dan 13 Maret 2023. Yaitu Indonesian Waste Platform tanggal 10 Maret dan Kaukus LH pada tanggal 13 Maret 2023. Riza V. Tjahjadi <biotani@gmail.com> Attachments Mon, Mar 13, 3:40 PM (2 days ago) to biotani2001
  • 48. Page 48 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023 retno @retnosetyow4t 13 Mar Presiden @jokowi didampingi Ibu Iriana Joko Widodo meresmikan tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) Kesiman Kertalangu yang terletak di Kota Denpasar, Provinsi Bali, pada Senin, 13 Maret 2023. https://youtu.be/JRp2iQAPH2Y 🍒 retno @retnosetyow4t · 13 Mar Presiden @jokowi telah menyetujui pengunduran diri Zainudin Amali sebagai Menpora Kepastian tersebut disampaikan oleh dlm keterangannya kpd awak media usai meresmikan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Kesiman Kertalangu Kota Denpasar Provinsi Bali Senin, 13 Maret 2023
  • 49. Page 49 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023 🍒 retno @retnosetyow4t Presiden @jokowi telah menyetujui pengunduran diri Zainudin Amali sebagai Menpora Kepastian tersebut disampaikan oleh dlm keterangannya kpd awak media usai meresmikan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Kesiman Kertalangu Kota Denpasar Provinsi Bali Senin, 13 Maret 2023 3.24 PM · 13 Mar 2023 1.779 Tayangan 9 Retweet 27 Suka
  • 50. Page 50 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023 Kompas.com, 13 Maret 2023, 17:30 WIB Baca di App Lihat Foto 02:08 Editor: Muhdany Yusuf Laksono JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah selesai mengembangkan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Banjardowo, Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur. Di mana semula menggunakan sistem penimbunan sampah terbuka (open dumping) menjadi sistem sanitary landfill. Pengoperasian TPA dengan sistem sanitary landfill diharapkan dapat meminimalisir dampak pencemaran. Baik air, tanah, maupun udara, sehingga lebih ramah lingkungan. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, penanganan masalah sampah dapat dilakukan melalui dua aspek, yakni struktural dengan membangun infrastruktur persampahan dan non-struktural seperti mendorong perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat. Pembangunan infrastruktur pengolahan sampah skala kawasan dinilai efektif untuk volume sampah yang tidak terlalu besar, sehingga pengurangan sampah dapat dilakukan mulai dari sumbernya. Video Terkini Kemenkeu Kantongi 134 Nama Pegawai Pajak Punya Saham Atas Nama Istri "Dukungan pemerintah kabupaten atau kota juga diperlukan terutama dalam penyediaan lahan," ujar Basuki dalam keterangan resmi dikutip dari laman Kementerian PUPR, Senin (13/03/2023).
  • 51. Page 51 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023 Baca juga: Basuki Puji Pengelolaan TPA Sampah Supit Urang di Malang, Ini Cara Kerjanya Pengembangan sistem sanitary landfill TPA Banjardowo mulai dikerjakan sejak Juni 2020 dengan memanfaatkan lahan seluas 11 hektar dengan area landfill 4,45 hektar. Saat ini pekerjaan yang dilaksanakan Kementerian PUPR telah selesai 100% dan siap untuk diresmikan. TPA Banjardowo memiliki kapasitas tampung 444.864 m3 untuk melayani sampah rumah tangga di Jombang sekitar 110 ton/hari, atau setara dengan 285.000 jiwa. Lihat Foto Pemanfaatan sistem sanitary landfill memiliki keunggulan yakni sampah yang masuk ke TPA dipilah terlebih dahulu berdasarkan jenisnya untuk kemudian diolah ulang (recycle). Misalnya sampah plastik, kardus, kaca, dan kaleng, dipilah di sorting plant menjadi bahan baku daur ulang, sedangkan sampah organik dapat diolah menjadi pupuk kompos pada proses di composting plant. Selanjutnya untuk air lindi disalurkan ke Instalasi Pengolahan Lindi (IPL) melalui sistem pemrosesan bertahap, sehingga tidak mencemari air maupun tanah di sekitar TPA. Prinsip dari pembangunan TPA ini adalah mengedepankan konsep ramah lingkungan dengan mengurangi aroma tidak sedap dan limbah yang dibuang telah memenuhi standar baku mutu air sesuai dengan Permen Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI nomor 59/2016 tentang Baku Mutu Lindi Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah. Baca juga: Perpanjang Umur TPA, Kementerian PUPR Terapkan Sistem Sanitary Landfill Pengembangan TPA Banjardowo merupakan kerja sama antara Pemerintah Indonesia melalui Ditjen Cipta Karya, Kementerian PUPR dengan Pemerintah Jerman dalam Program Emission Reduction in Cities– Solid Waste Management (ERIC-SWM).
  • 52. Page 52 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023 Dukungan pembangunan Kementerian PUPR mencakup penyusunan desain, pekerjaan konstruksi TPA sampah lengkap dengan fasilitas pendukungnya, serta pengadaan alat berat. Keseluruhan biaya konstruksi project Emission Reduction in Cities, Jombang Regency senilai Rp 194 miliar. Tag sampah Jombang TPA tempat pemrosesan akhir TPA Banjardowo Lihat Properti Selengkapnya Hingga 2026, TPA Banjarbakula Bakal Tampung Ratusan Ribu Ton Sampah TPA Sampah Karimunjawa Kelar Dibangun, Begini Kemampuannya Didanai Jerman, TPA Sampah Talang Gulo Bersistem Sanitary Landfill Basuki Puji Pengelolaan TPA Sampah Supit Urang di Malang, Ini Cara Kerjanya Minimalisasi Pencemaran, TPA Sampah Pengengat Gunakan Sistem Control Landfill Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kini Jombang Punya TPA yang Ramah Lingkungan, Simak Cara Kerjanya", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/properti/read/2023/03/13/173000821/kini- jombang-punya-tpa-yang-ramah-lingkungan-simak-cara- kerjanya?page=all. Editor : Muhdany Yusuf Laksono Kompas.com, 14 Maret 2023, 12:30 WIB Editor: Muhdany Yusuf Laksono JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian PUPR telah menyelesaikan pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Kota Denpasar yang meliputi TPST Kesiman Kertalangu, TPST Padang Sambian, dan TPST Tahura Ngurah Rai, Provinsi Bali. Bahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meresmikannya pada Senin (13/3/2023).
  • 53. Page 53 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023 Jokowi mengatakan, TPST ini merupakan tempat pengolahan sampah pertama dengan sistem yang tidak begitu rumit tetapi hasilnya konkrit. "Saya ingin agar TPST ini bisa ditiru oleh kota dan kabupaten lain di seluruh tanah air, sehingga penanganan sampah tidak menjadi masalah bagi kota dan kabupaten kita," katanya dikutip dari laman Kementerian PUPR. Baca juga: Dua TPST di Jabar Bisa Sulap Sampah Jadi Sumber Energi Terbarukan Video Terkini Dampak Erupsi Merapi, Hujan Abu hingga BPBD Kota Magelang Bagikan Masker Presiden Jokowi juga mengapresiasi sistem manajemen TPST Kota Denpasar sehingga bisa ditiru oleh daerah lainnya. "Manajemennya sangat rapi dan bagus, kita harapkan ini benar-benar bisa menginspirasi kota dan kabupaten lain untuk memiliki TPST seperti yang ada di Bali," imbuhnya. Sementara itu, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyampaikan, pembangunan prasarana dan sarana persampahan pada ketiga TPST tersebut utamanya untuk pelestarian lingkungan pada kawasan pariwisata Pulau Bali, sekaligus sebagai upaya meningkatkan kualitas layanan sanitasi di kawasan pariwisata. "Ini tujuannya untuk perlindungan lingkungan, bukan untuk menambah pendapatan asli daerah. Jadi tolong Pemerintah Daerah juga harus mendorong agar TPST beroperasi dengan maksimal," tuturnya. Pembangunan TPST dikerjakan oleh PT Adhi Karya (Persero) selaku kontraktor sejak Juni 2022 hingga Maret 2023. Selanjutnya, Pemerintah Kota Denpasar memiliki peran dalam mendukung operasional.
  • 54. Page 54 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023 Direktur Sanitasi Direktorat Jenderal Cipta Karya Tanozisochi Lase menjelaskan, pembangunan TPST Kota Denpasar juga merupakan bagian dari sistem sanitasi perkotaan seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan produksi sampah rumah tangga dari masyarakat. Baca juga: Manfaatkan Lalat, Pengelola Rest Area Tol Ini Sulap Sampah Jadi Pakan Ternak Prinsipnya konsep TPST ini untuk Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), dan Recycle (daur ulang). TPST Kesiman Kertalangu diproyeksikan dapat mengolah sampah 450 ton/hari, TPST Tahura 450 ton/hari, dan TPST Padang Sambian 120 ton/hari "Sehingga total kapasitas pengolahan sampah sebesar 1.020 ton/hari," kata Tanozisochi. Keberadaan TPST Kota Denpasar diharapkan tidak hanya mengurangi kuantitas sampah dari sumbernya, tetapi juga memberikan edukasi kepada masyarakat dalam pengelolaan sampah serta penyerapan tenaga kerja. Hasil utama dari proses pengolahan sampah ini adalah Refuse-Derived Fuel (RDF) yang kemudian di-packing untuk dikirim ke pengguna. "Pemilahan dilakukan saat sampah datang, masuk ke conveyor belt, lalu dipisahkan sampah plastik dan organiknya oleh pekerja pemilah sebanyak 32 orang," pungkasnya. Tag Bali sampah tpst Tempat Pengolahan Sampah Terpadu TPST Kota Denpasar TPST Kesiman Kertalangu TPST Padang Sambian TPST Tahura Ngurah Rai Selengkapnya Lihat Properti Selengkapnya Dua TPST di Jabar Bisa Sulap Sampah Jadi Sumber Energi Terbarukan Ada yang Baru di TPST Bantargebang, Apa Itu? SCG Indonesia Ubah 7.700 Ton Sampah Jadi Semen Tukar Sampah Jadi E-money di Taman Dukuh Atas, Begini Caranya Dengan Metode BFS, Sampah di Rest Area Diolah Jadi Pupuk Organik Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Denpasar Punya Tiga TPST Baru, Bisa Tampung Sampah 1.020 Ton Per Hari", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/properti/read/2023/03/14/123000721/denpasar- punya-tiga-tpst-baru-bisa-tampung-sampah-1.020-ton-per-hari?page=all. Editor : Muhdany Yusuf Laksono
  • 55. Page 55 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023 Kondisi TPST Piyungan Makin Kritis Ivan Aditya14 Maret 2023, 21:32 WIB Kendaraan melintasi alat berat di zona transisi TPST tahap 1. (Foto : Sukro Riyadi) Krjogja.com - BANTUL - Zona transisi Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) seluas 1,1 hektar kini hampir penuh. Sementara pihak pengelola sejauh ini terus melakukan penataan agar 8. 000 meter persegi zona transisi tahap 2 bisa segera dimanfaatkan. "Zona transisi TPST yang sekarang sudah dibuka tiga bulan lalu seluas, 1,1 hektar dengan perkiraan mampu menampung 174 ribu meter kubik sampah. Sesuai hasil pemaparan dari tim perencanaan diprediksi zona transisi tahap 1 hanya bertahan 5 bulan, setelah itu penuh," ujar Staf TPST Piyungan, Sumarwan kepada Krjogja.com, Selasa (14/03/2023). Tetapi baru 3 bulan berjalan zona transisi tersebut sekarang sudah hampir penuh ketika sampah sudah di atas ambang batas. Oleh karena itu pihaknya juga berupaya mempersiapkan zona transisi tahap 2 yang lokasinya bersebelahan dengan zona transisi tahap 1. Baca Juga • Gus Baha Ungkap Tanda Kiamat yang Kini Telah Terjadi • Misteri Potongan Kepala di Grojogan Sewu Terungkap • Misteri Potongan Tubuh Kembali Ditemukan, Kini Bagian Kepala Muncul di Grojogan Sewu Cepatnya lokasi zona satu penuh karena pasokan sampah dari Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta dan Bantul dalam sehari kisaran 750 ton. "Kami berusaha mempersiapkan zona transisi tahap 2 mulai dari sekarang sehingga ketika tahap 1 sudah penuh langsung pindah di tahap kedua. Karena ini baru tiga bulan berjalan ketinggian sudah hampir 16 meter," jelasnya.
  • 56. Page 56 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023 Sumarwan mengatakan, bila dermaga yang yang dibangun di TPST transisi tahap pertama sekarang sudah ketimbun sampah lagi. Karena level sampah sudah di atasnya sekitar 4 sampai 6 meter. Jika zona transisi tahap 1 dan 2 penuh, solusinya dimungkinkan memanfaatkan zona B atau lokasi lahan sampah lama masih kurang. "Boleh dibilang TPST cukup kritis jadi memang kita lihat sampah yang masuk tetap. Pengurangannya sampah yang masuk ke TPA kan masih sedikit jadi otomatis lahan yang yang disiapkan kemarin itu tetap cepet penuh dan mungkin tidak sesuai dengan perencanaan," ujarnya. (Roy) https://www.krjogja.com/berita-lokal/read/497300/kondisi-tpst-piyungan- makin-kritis 14 Maret Reporter Tempo.co Editor Mitra Tarigan Selasa, 14 Maret 2023 23:47 WIB Penandatanganan kerja sama pengelolaan sampah dan platform pendidikan antara Bukalapak dan Yayasan Bakti Barito pada 14 Maret 2023/Istimewa TEMPO.CO, Jakarta - Sampah merupakan salah satu masalah lingkungan yang cukup serius di Indonesia. Menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Indonesia menghasilkan sekitar 64 juta ton sampah setiap tahunnya, atau sekitar 175 ribu ton setiap harinya.
  • 57. Page 57 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023 Pengelolaan sampah yang tepat dapat memberikan dampak positif terhadap lingkungan dan masyarakat di sekitarnya. Menurut laman Indonesia.go.id-Membenahi Tata Kelola Sampah Nasional (23 Feb 2021), dari data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, setiap orang di Indonesia rata-rata menghasilkan 0,68 kilogram sampah per hari. Oleh karena itu, apabila dapat mengelola sampah mandiri secara tepat, 15,2 juta Mitra Bukalapak yang terdiri dari pemilik warung, kios pulsa, dan usaha kecil lainnya, diharapkan mampu mereduksi sampah tidak terkelola hingga 3,7 juta ton per tahun. Baca Juga: Laba Bersih Tumbuh 34,5 Persen, BCA Syariah Bukukan Rp 117,6 Miliar di Tahun 2022 Bukalapak dan Yayasan Bakti Barito akan berkolaborasi dalam menyelenggarakan rangkaian pelatihan mengenai pemilihan, pengelolaan, dan daur ulang sampah untuk para Mitra Bukalapak, menyediakan fasilitas composting di area warung Mitra Bukalapak, serta pengubahan sampah organik dan anorganik menjadi barang-barang yang dapat dimanfaatkan kembali seperti pakan ternak, pupuk organik untuk sampah organik, dan berbagai benda daur ulang hasil pengolahan sampah anorganik. Presiden Bukalapak, Teddy Oetomo mengatakan timnya berusaha terus memfasilitasi UMKM untuk mengoptimalkan potensi mereka sebagai penggerak ekonomi nasional. Ia pun yakin para UMKM ini, punya potensi besar untuk membawa dampak dan perubahan bagi lingkungan sekitar. “Kami senang dapat berkolaborasi dengan Yayasan Bakti Barito yang sudah memiliki pengalaman dan pengetahuan mengenai pengelolaan dan daur ulang sampah. Ini adalah kesempatan istimewa bagi para Mitra untuk berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang lebih baik untuk ditinggali oleh kita dan generasi penerus kita di masa depan,” kata Teddy dalam penandatanganan Nota Kesepahaman antara Bukalapak dan Yayasan Bakti Barito dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 14 Maret 2023. Executive Director Yayasan Bakti Barito, Fifi Setiawaty Pangestu, menambahkan timnya akan berbagi pengalaman kepada para Mitra Bukalapak terkait pentingnya pemilahan dari sumbernya dan pengelolaan serta daur ulang sampah. "Harapan kami adalah agar kolaborasi ini memberikan nilai tambah yang baik bagi para Mitra Bukalapak dalam menjalankan usahanya sehari-hari,” katanya. Baca Juga: Ingin Dapat Subsidi Motor Listrik, Perhatikan Kata Sri Mulyani Ini Bukalapak dan Yayasan Bakti Barito berkolaborasi untuk meningkatkan pemahaman para Mitra Bukalapak tentang pentingnya pemilahan dan pengelolaan serta daur ulang sampah termasuk sampah organik dan anorganik. Awal kerjasama ini akan menyasar ke Mitra Bukalapak yang berada di Jawa Barat, Jakarta, dan Banten. Ke depannya akan dilakukan perluasan program ke seluruh Indonesia.
  • 58. Page 58 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023 Demi memperluas dampak dari kerjasama antara Bukalapak dan Yayasan Bakti Barito, sebanyak lebih dari 21.000 siswa SMK-SMK yang dibina oleh Yayasan Bakti Barito juga akan bisa mempelajari beragam kelas pengembangan teknologi digital dari Microsoft dan kelas belajar jualan online dari Bukalapak. Pilihan Editor: Bersihkan Sampah Plastik di Pulau, Prilly Latuconsina: Sedih Banget Sampah Pengelolaan Sampah UMKM Bukalapak Daur Ulang Sampah https://gaya.tempo.co/read/1702668/pentingnya-umkm-terapkan-konsep- pemanfaatan-dan-pengelolaan-sampah Kompas.com - 16/03/2023, 13:12 WIB 3 14 Lihat Foto Subdit I Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Kepri berhasil mengamankan dua kontainer 40ft yang berisi 1.200 karung pakaian bekas dan campuran barang bekas lainnya seperti sepatu, mainan dan tas yang dilarang masuk ke wilayah Batam, Kepulauan Riau (Kepri). (KOMPAS.COM/HADI MAULANA) Penulis Kontributor Batam, Hadi Maulana | Editor Teuku Muhammad Valdy Arief BATAM, KOMPAS.com–Polisi menetapkan dua pemasok dua kontainer pakaian bekas ke Kota Batam, Kepulauan Riau, akhirnya ditetapkan
  • 59. Page 59 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023 sebagai tersangka. Penetapan tersangka dilakukan Kepolisian Daerah Kepulauan Riau (Polda Kepri) setelah sekitar satu bulan kontainer berukuran 40 feet berisi 1.200 pakaian bekas itu disita. Direktur Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Kepri Kombes Pol Nasriadi mengatakan, kedua tersangka adalah Tommy alias Cucun dan Rini Yulianti. “Cucun merupakan direktur di perusahaan, sedangkan Rini sebagai pemodal dan juga pelaksana dalam penyelundupan pakaian bekas tersebut," kata Nasriadi kepada Kompas.com, Kamis (16/3/2023). Baca juga: Jokowi Sentil Bisnis Impor Pakaian Bekas: Sebut Sangat Mengganggu hingga Minta Ditelusuri Kedua tersangka dijerat pasal berbeda. Cucun dijerat dengan pasal penyelundupan sesuai Undang-Undang Perdagangan yang telah ubah Perpu nomor 2 tahun 2002 tentang Cipta Kerja. Sedangkan Rini dijerat Pasal 55 KUHP karena diduga turut serta dalam penyelundupan ini. Nasriadi mengatakan, penetapan kedua tersangka tersebut berdasarkan alat bukti di antaranya keterangan saksi, surat, keterangan ahli perdagangan, ahli pidana serta barang bukti yang berhasil diamankan polisi. “Hari ini kedua tersangka sudah kami lakukan pemanggilan dan langsung dimintai keterangan terkait dua kontainer pakaian bekas bernilai Rp1 miliar tersebut,” sebut Nasriadi. Sebelumnya, polisi menyita dua kontainer ukuran 40 feet berisi 1.200 karung pakaian bekas dan campuran barang bekas lainnya seperti sepatu, mainan dan tas yang dilarang masuk ke wilayah Batam, Kepri. Baca juga: Jokowi: Impor Pakaian Bekas Sangat Mengganggu Industri Dalam Negeri Pengungkapan kasus pengimporan barang bekas yang berasal dari luar negeri ini berawal dari informasi masyarakat. Barang-barang bekas dari Singapura yang berisi pakaian bekas dan campuran barang bekas lainnya seperti sepatu, mainan dan tas ini ditaksir bernilai hampir Rp 1 miliar dan akan dijual di Batam. Baca berikutnya Pengelolaan Sumber Daya Alam di… 3 14 Tag Batam pakaian bekas penyelundupan pak Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "2 Pemasok 2 Kontainer Pakaian Bekas Senilai Rp 1 Miliar Jadi Tersangka", Klik untuk baca: https://regional.kompas.com/read/2023/03/16/131212978/2- pemasok-2-kontainer-pakaian-bekas-senilai-rp-1-miliar-jadi-tersangka.
  • 60. Page 60 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023 Penulis : Kontributor Batam, Hadi Maulana Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief Kompascom+ baca berita tanpa iklan: https://kmp.im/plus6 Download aplikasi: https://kmp.im/app6 Guru Besar IPB: Tak Ada Negara di Dunia Wajibkan Pelabelan BPA di Kemasan AMDK Kamis, 16 Maret 2023 17:13 WIB INFO NASIONAL -- Guru Besar Bidang Keamanan Pangan & Gizi di Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Dr. Ir. Ahmad Sulaeman, MS, C.Ht, mengatakan mengacu kepada hasil kajian lembaga-lembaga pengawas keamanan pangan di berbagai negara, pelabelan kemasan air minum ‘Berpotensi Mengandung BPA” belum perlu dilakukan. Yang perlu dilakukan adalah analisi resiko paparan BPA dari berbagai sumber paparan. “Di EFSA saja (itu dilakukan) sangat hati-hati dan waktu yang panjang. Mereka melakukannya sejak tahun 2007, dan sampai sekarang saja mereka belum memutuskan dan masih terus mereview,” ujar Ahmad Sulaeman. Baca Juga: Ketua Dewan Pengarah BPIP Beri Arahan Kepada Kepala Desa Seluruh Indonesia Dia mengatakan peraturan yang ada di Indonesia mengizinkan keberadaan BPA dan zat kimia lain di dalam aneka kemasan pangan termasuk yang berpotensi bermigrasi ke pangan. Menurutnya, batasan migrasi berbagai jenis senyawa kimia
  • 61. Page 61 of 175 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2023 dalam semua jenis kemasan pangan juga telah diatur secara komprehensif dalam PERBPOM No.20/2019. Contohnya BPA pada PC serta asetaldehid, etilen glikol, dietilen glikol pada PET. Menurutnya, batas maksimum migrasi BPA di Indonesia adalah 0,6 bpj dan ini masih sangat sesuai dengan mayoritas batas maksimum migrasi BPA negara- negara maju di dunia lainnya. Contohnya Jepang (2,5 bpj), Korea Selatan (0,6 bpj), RRC (0,6 bpj), bahkan USA tidak ada batas spesifik migrasinya. “Jadi, sampai saat ini sepengetahuan saya, tidak ada satupun negara di dunia yang mengeluarkan peraturan kewajiban pelabelan khusus terkait BPA pada kemasan air minum dalam kemasan,” tukasnya. Dia juga menyampaikan bahwa pencantuman logo recycle dengan nomor serta nama bahan kemasan di bawah kemasan botol minuman untuk saat ini sudah cukup, dan tidak perlu ditambah embel-embel bebas BPA. Baca Juga: Wakil Kepala BPIP Kawal Penyusunan Buku Teks Utama Pendidikan Pancasila Sementata itu, Direktur Advokasi dan Jaringan Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia (PSHK), Fajri Nursyamsi, mengatakan ketidaksepahaman yang masih terjadi antar kementerian dan lembaga terkait sehubungan dengan adanya rencana perubahan Peraturan BPOM Nomor 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan harus diselesaikan dalam pembahasan antar Kementerian (PAK). “Jadi, sebelum ada kesepakatan antara kementerian dan lembaga terkait, maka perlu ditunda dulu penerbitan peraturannya. Karena, itu berarti secara substansi belum dapat disepakati K/L terkait,” ujarnya. Dia menegaskan bahwa selayaknya pembentukan suatu peraturan, prosesnya harus dilakukan secara transparan dan partisipatif, tidak diskriminatif, dan didukung dengan penelitian yang kuat. Apalagi kalau peraturannya itu akan mengikat pihak diluar institusi pembentuknya. Namun, dia mengatakan akan sangat disayangkan apabila yang mengajukan itu adalah bagian dari pemerintah juga yang menolak kehadiran peraturan itu. “Jadi, menurut saya, sebaiknya permasalahan itu diselesaikan dalam proses pembentukannya di internal pemerintah sebelum disahkan,” tukasnya.(*)