Negosiasi pengaturan polusi plastik akan dimulai pada bulan
November 2022 Uruguay akan menjadi tuan rumah pertama, di
Indonesia tak tampak atau kedengaran adanya
persiapan menghadapi negosiasi itu
Sampah Plastik Akan Kuasai Lautan, Ikan pun Kalah. itu
peringatan yang prediktif dari Menko Marinves Luhut Binsar
Panjaitan… sampah plastik pada 2050 akan lebih banyak
ketimbang ikan di lautan.
Hasil pilah sampah Banjarmasin berhasil dikirimkan ke Surabaya
dengan cita-cita suatu saat akan ada pabrik olah sampah plastik
terpilah di ibukota provinsi Kalsel
1. Page1of 166 Plastik & Sampah: Pantauan Oktober 2022
Plastik dan Sampah:
Pantauan bulan Oktober 2022
Oleh: Riza V. Tjahjadi
Negosiasi pengaturan polusi plastik akan dimulai pada bulan
November 2022 Uruguay akan menjadi tuan rumah pertama, di
Indonesia tak tampak atau kedengaran adanya
persiapan menghadapi negosiasi itu
Sampah Plastik Akan Kuasai Lautan, Ikan pun Kalah. itu
peringatan yang prediktif dari Menko Marinves Luhut Binsar
Panjaitan… sampah plastik pada 2050 akan lebih banyak
ketimbang ikan di lautan.
Hasil pilah sampah Banjarmasin berhasil dikirimkan ke Surabaya
dengan cita-cita suatu saat akan ada pabrik olah sampah plastik
terpilah di ibukota provinsi Kalsel
Banjarmasin sudah mampu turunkan 26,7 persen
sampah plastik hingga 2022
Sabtu, 1 Oktober 2022 8:33 WIB
Banjarmasin (ANTARA) -
Pemerintah Kota Banjarmasin,
Kalimantan Selatan mengklaim
sudah mampu menurunkan
sebesar 26,7 persen sampah
plastik hingga tahun 2022.
"Bahkan ini melebihi target
nasional yang dipatok 26 persen
untuk seluruh Indonesia," ujar
Kepala Dinas Lingkungan Hidup
Kota Banjarmasin Alive Yoesfah
Love di Banjarmasin, Jumat.
Wali Kota Banjarmasin H Ibnu Sina didampingi
Wakilnya H Arifin Noor dan Sekdakot Banjarmasin
Ikhsan Budiman.(Antara/HO)
Menurut dia, kebijakan strategi daerah Kota Banjarmasin untuk
mengurangi sampah plastik pada sumbernya berjalan efektif bahkan jadi
contoh daerah di Indonesia.
3. Page3of 166 Plastik & Sampah: Pantauan Oktober 2022
Berita foto
MEMILAH SAMPAH
1 Oktober 2022
Fotografer : Usep
Seorang petugas memilah sampah sesuai jenisnya di tempat pengelolaan
sampah Reduce, Reuse dan Recycle (TPS-3R) Kereng Bangkirai Jalan
Manduhara Kota Palangka Raya, Jumat (30/9/2022). Pemerintah Kota
Palangka Raya telah memiliki tiga buah TPS 3R dan menargetkan
pengurangan sampah sebesar 30 persen serta penanganan sampah
sebesar 70 persen pada tahun 2025 berdasarkan Peraturan Walikota
Palangka Raya Nomor 20 Tahun 2019. MC Kota Palangka Raya/
Usep/ndk
Bagikan ini:
Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)Klik untuk berbagi
pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka
di jendela yang baru)Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di
jendela yang baru)
Share !
https://mediacenter.palangkaraya.go.id/memilah-sampah/
Ratusan Siswa SMA Negeri 1 Blora
Kampanye Olah Sampah Jadi Berkah
01 Oktober 2022 Jam 10:57:00 webadmin
Seni dan Budaya 596
Ratusan siswa SMA Negeri 1 Blora mengkampanyekan Olah Sampah Jadi
Berkah, Sabtu (1/10/2022). Berbagai pernik yang dikemas dalam karnaval
ditampilkan sambil membawa atribut lainnya. Mereka menyisir jalan sesuai
rute yang ditentukan.
Aksi intelektual muda Blora itu menarik perhatian publik yang dilewati.
Memantik kepedulian warga masyarakarat supaya tidak
mengesampingkan sampah, tidak membuang sampah sembarangan,
tetapi menjadikan hasil kerajinan yang apik untuk mendulang pemulihan
ekonomi.
4. Page4of 166 Plastik & Sampah: Pantauan Oktober 2022
Sebuah pesan moral “Ayo Kelola Sampah Dengan Bijak” dihelat dalam
rangka peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-63 SMA Negeri 1 Blora.
Kepala SMA Negeri 1 Blora Dra. Yuni Ni'wati, M.Pd., memimpin langsung
acara tersebut. Demikian juga para pendidik, mendampingi siswa sejak
dari start hingga finish.
“Kampanye Olah Sampah Jadi Berkah dari para pelajar SMA Negeri 1
Blora, tujuannya supaya memberi kontribusi kepada Pemerintah Daerah,
untuk mengajak masyarakat Blora supaya lebih arif dalam mengelola
sampah,” terang Kepala SMAN 1 Blora Dra. Yuni Ni'wati, M.Pd.
Yaitu, penerapan sampah dengan konsep 3R (Reuse, Reduce dan
Recycle). Reuse, menggunakan kembali sampah-sampah yang masih bisa
digunakan atau bisa berfungsi lainnya. Reduce, mengurangi segala
sesuatu yang mengakibatkan atau memunculkan sampah. Recycle,
mengolah kembali sampah atau daur ulang menjadi suatu produk atau
barang yang dapat bermanfaat.
“Jadi intinya mengolah limbah menjadi berkah,” ucapnya.
Dijelaskannya, peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-63 SMA Negeri 1
Blora dilaksanakan selama empat hari.
5. Page5of 166 Plastik & Sampah: Pantauan Oktober 2022
“Hari pertama, Rabu (28/9/2022) melaksanakan doa bersama, untuk
mendoakan para senior-senior kita yang sudah wafat, semoga diterima
oleh Allah SWT, amalan solehnya dan diampuni semua dosanya dan
mendapatkan khusnul khatimah. Kemudian, dilakasnakan ziarah kubur ke
makam beberapa tokoh,” terangnya.
Hari kedua, Kamis (29/9/2022) dilaksanakan pentas seni sekaligus gelar
karya. Gelar karya siswa, yang mana kelas X melaksanakan kurikulum
merdeka, di antaranya melaksanakan Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila (P5).
“Kali ini kita mengambil tema gaya hidup bekelanjutan, yaitu mengubah
sampah menjadi berkah,” jelasnya.
Pada hari ketiga, Jumat (30/9/2022), dilaksanakan tabligh akbar, tujuannya
untuk penguatan kerohanian siswa, sedangkan yang non muslim sesuai
dengan kayakinan masing-masing.
“Selain tabligh akbar, kita juga melaksanakan bakti sosial dengan
melaksanakan pasar murah, juga santunan kepada yatim piatu,”
ungkapnya.
Selanjutnya, pada hari keempat, Sabtu (1/9/2022) dilaksanakan
kampanye, karnaval SMA Negeri 1 Blora mengkampanyekan kepada
masyarakat Kabupaten Blora supaya lebih arif dalam mengelola sampah.
Di hari keempat juga ada make a wish, pembagian dorprize dan
tumpengan.
Sementara itu informasi dari OSIS SMA N 1 Blora,menambahkan tujuan
lainnya adalah memupuk rasa cinta kepada sekolah. Menyosialisasikan
kepada masyarakat pentingnya olah limbah. Menghilangkan stigma negatif
masyarakat tentang limbah. Menumbuhkan kepedulian lingkungan dengan
mengurangi sampah. Meningkatkan kerja sama dan solidaritas yang
harmonis antar warga sekolah.
Adapun rute kampanye Olah Sampah Menjadi Berkah, start SMA Negeri 1
Blora Jalan Tentara Pelajar – Alun-Alun Blora – Jalan Pemuda – Jalan
Gunung Lawu – Jalan Gunung Wilis dan Finish di depan sekolah
setempat.
Pengawalan ketat dilakukan petugas Satuan Lalu Lintas Polres Blora
selama berlangsung acara. (Tim Dinkominfo Blora).
https://www.blorakab.go.id/index.php/public/berita/detail/4826/ratusan-
siswa-sma-negeri-1-blora-kampanye-olah-sampah-jadi-berkah
6. Page6of 166 Plastik & Sampah: Pantauan Oktober 2022
New assessment reveals progress on air quality and
protected areas, but calls for urgent action to tackle
emissions, waste, pollution and biodiversity loss
A circular economy and sustainable infrastructure offer solutions
Nicosia, Cyprus, 5 October 2022: Despite progress in certain areas,
governments in the pan-European region must show far greater ambition in
tackling climate change, protecting ecosystems and managing and tackling
waste and pollution, stresses a new UN assessment presented to
European ministers today.
The 7th pan-European environmental assessment, was today presented at
the 9th Environment for Europe Ministerial Conference, the United Nations’
highest body on environmental policy in the region – covering 54 countries
across the European Union, European Free Trade Association members,
the Balkans, the Caucasus, Eastern Europe and Central Asia.
The joint report by the United Nations Economic Commission for Europe
(UNECE) and the United Nations Environment Programme (UNEP) calls
for greater action to tackle the triple planetary crisis affecting climate,
nature and pollution, whose effects are taking their toll more than ever on
the lives and wellbeing of people in the pan-European region.
“The findings of this assessment almost halfway through Agenda 2030,
must be a wake-up call for the region,” said UNECE Executive Secretary
Olga Algayerova. “The historic drought the region faced this summer
announced what we should expect in years to come and shows that there
is no more time to lose. As highlighted in the report, the UN has developed
multiple tools and approaches to cut pollution, step-up environmental
protection, reduce resource use and foster the shift to a circular economy.
Their implementation must be significantly accelerated. This will require
urgent and bold political commitment and behavioural changes from all of
us before it is too late”.
“We know what we need to do, and we must act together. As citizens feel
the pinch and are facing higher energy bills than ever before, as they see
record temperatures and their water reservoirs shrink, and the continent is
confronted with other profound challenges, countries must show that there
is a plan,” said UNEP Executive Director Inger Andersen. “The science is
unequivocal. The only way forward is to secure a clean and green future.
This assessment can be a guide for lowering emissions, a healthier
environment for people and for nature, and better waste management and
cleaner air”.
7. Page7of 166 Plastik & Sampah: Pantauan Oktober 2022
Greater efforts needed to tackle air pollution
Some progress has been made in the past years through the
implementation of policies to tackle air pollution, but increased effort is
needed, as air pollution remains the greatest health risk in the region. The
report notes that between 2009 and 2018, 41 European countries recorded
a 13% reduction in premature deaths due to long-term exposure to fine
particulate matter (PM2.5). Yet PM2.5 concentration continued to exceed
the 2005 World Health Organization air quality guideline of 10 µg/m3 — 10
millionths of a gram per cubic metre of air — and the subsequent stricter
2021 limit of 5 µg/m3 across the entire region.
In response, the assessment calls for additional measures, including the
use and further sharpening of the best available techniques to prevent
emissions of particulate matter, NOx and hydrocarbons by the industry,
and to reduce emissions from traffic by implementing emission standards
known as Euro-6 and Euro-7. All countries should align ambient air quality
standards with latest WHO guidelines.
Rising GHG emissions must be slashed
While all countries in the pan-European region have committed to reducing
greenhouse gas emissions, net emissions are still rising. Reductions,
mostly achieved in the western part of Europe (2014–2019), are offset by
the increase in emissions in the rest of the region.
The use of renewables increased in 29 countries in 2013-2017, but the
region still largely relies on fossil fuels – accounting for some 78% of total
final energy consumption. The share of renewables in the energy mix is
rising more slowly than overall energy consumption in the region.
Governments should therefore eliminate or reform harmful subsidies and
incentives (all countries in the region continue to implement fossil fuel
subsidies) and develop effective incentives to deepen decarbonization by
shifting promotion of investments towards renewable energy.
Cooperation remains key to address water challenges
The region’s river basins, lakes and aquifers are subject to multiple
stresses, and climate change is delivering additional challenges for
freshwater quantity and quality such as floods, droughts, water-borne
diseases and biodiversity changes in aquatic ecosystems. Pollution and
urban and industrial wastewater discharges remain significant and
persistent organic contaminants are of public health concern. Together
with reinforced measures to conserve water, improve efficiency of its use
(such as through precision agriculture in irrigated crop production) and to
harness nature-based solutions for water retention basins, the potential of
8. Page8of 166 Plastik & Sampah: Pantauan Oktober 2022
non-conventional water sources such as recycled water should be
explored.
Threatened land and marine ecosystems require concerted action
The status of ecosystems remains a cause for concern, with no evidence
of a clear positive overall trend in the region, warns the assessment.
Protected areas in the pan-European region have almost tripled over the
past 30 years and an overall increase in forest area in the UNECE region
of 33.5 million has been observed. Governments should ensure that trends
in forest areas remain positive and take additional measures to safeguard
the remaining primary and intact forests and their ecological functionality.
While marine protected areas have grown in area by 66% and terrestrial
ones by 22% over the past five years, overall biodiversity loss continues to
occur. Governments should eliminate or reform subsidies and incentives
for products and activities that lead to biodiversity loss and develop
incentives to mainstream biodiversity conservation across sectors and
policies.
A circular and a more efficient economy will help address growing waste
and resource use
Even where a strong political commitment for a circular economy exists,
such as in the European Union and other Western European countries, the
amount of waste generated continues to grow. Recycling rates differ
significantly among countries and are particularly low in Eastern Europe
and Central Asia. Municipal waste recycling rates above 45% exist only in
a few EU countries and Switzerland. E-waste collection and recycling are
highly deficient across all subregions.
In response, the assessment urges governments to step up waste
prevention in production and consumption and repair, refurbishment, and
remanufacturing, including through financial incentives such as tax relief. A
pan-European e-waste management partnership would enable the
recovery of valuable resources.
Over the past half-century, the extraction of minerals has tripled globally,
with the extraction and processing of natural resources accounting for over
90% of biodiversity loss and water stress and about 50% of climate change
impacts. Governments in the region should adopt a circular – or resource
efficient – economy approach and strengthen management of raw
materials, including for example through the application of the UN
Framework Classification for Resources and the UN Resource
Management System.
Strengthened disaster resilience required
9. Page9of 166 Plastik & Sampah: Pantauan Oktober 2022
About 65% of the region’s population is covered by local disaster risk
reduction strategies. Only 15 countries in the region reported that all their
local authorities are implementing such strategies under SDG target 13.1;
while 23 countries – which jointly represent a quarter of the region’s
population -– do not report on that target.
Green financing needed
As a share of GDP, public spending on environmental protection (with a
maximum of around 0.8%) is much lower than environmental tax revenues,
implying that revenues from environmental taxes are not earmarked for
reducing environmental damage. Governments should therefore favour the
development of green finance and consider spending on environmental
protection in the wider context of environmental and public finance.
Sustainability must be at the heart of infrastructure development
Sustainable infrastructure investment has been recognized as one of the
ways of achieving the greatest positive impact in the post-COVID
pandemic recovery. However, most countries in the region have yet to
develop mechanisms to incorporate sustainability considerations (such as
climate risk) and externality accounting (e.g., the cost of pollution,
ecosystem services, or biodiversity protection) into the cost-benefit
analysis of large infrastructure projects. Existing tools offered by UNECE
and UNEP can remedy this.
Education for Sustainable Development and a shared data system can
strengthen environmental governance
The environmental governance system in the pan-European region
remains fragmented in terms of applied policies, institutions, the
harmonization of legislation and participation in multilateral environmental
agreements. Gaps also remain in the implementation of good
environmental governance, including in relation to public participation,
transparency, responsiveness, effectiveness and efficiency.
Among solutions, the assessment points to further capitalising on the
potential of Education for Sustainable Development (ESD) to endow
populations with capacities to play an active role in environmental
governance.
The assessment also notes that while, the final review report on the
establishment of the Shared Environmental Information System found that
such national systems have been successfully established in all countries
in Europe and Central Asia, that they vary in form and use and remaining
gaps need to be addressed.
10. Page10of 166 Plastik & Sampah: Pantauan Oktober 2022
The summary for policymakers and the full report is available under
embargo here and at Europe’s Environment the Seventh Pan-European
Environmental Assessment | UNECE
A factsheet with more report findings to accompany this press release can
be downloaded here.
The 9th Environment for Europe Ministerial Conference (5-7 October,
Nicosia, Cyprus) is hosted by the Government of Cyprus with secretariat
support from UNECE, in cooperation with UNEP, OECD and other
partners.
NOTES TO EDITORS
About UNEP
UNEP is the leading global voice on the environment. It provides leadership and
encourages partnership in caring for the environment by inspiring, informing and
enabling nations and peoples to improve their quality of life without compromising that
of future generations.
For further information please contact:
Alejandro Laguna, Head of Communication for Europe, UNEP
Keisha Rukikaire, Head of News and Media, UN Environment Programme
TOPICS
Chemicals & pollution action Nature action
Biodiversity
Further Resources
EUROPE’S ENVIRONMENT – THE SEVENTH PAN-EUROPEAN ENVIRONMENTAL
ASSESSMENT
https://www.unep.org/news-and-stories/press-release/un-urges-europe-
boost-environmental-ambition-fight-planetary-crisis
Cegah Sampah Masuk Laut, Sungai Watch Pasang
100 Jaring di Sungai Banyuwangi
Ardian Fanani - detikJatim
Rabu, 05 Okt 2022 00:07 WIB
Banyuwangi - Kolaborasi Pemkab Banyuwangi bersama NGO Sungai
Watch dalam penanganan persampahan terus dilakukan. Dalam upaya
mengurangi sampah di laut, Sungai Watch akan memasang 100 jaring
(trash barrier) di sejumlah sungai.
11. Page11of 166 Plastik & Sampah: Pantauan Oktober 2022
Sungai Watch, NGO yang digawangi Gary Bencheghib dan Sam
Bencheghib, dikenal dengan aktivitasnya yang giat membersihkan sungai.
Sungai Watch akan memasang 100 trash barrier di sungai di Banyuwangi
(Foto: Ardian Fanani)
"Hingga akhir tahun ini, kami targetkan bisa terpasang 100 jaring di
sejumlah sungai, muara sungai, maupun aliran irigasi di Banyuwangi.
Jaring ini berguna untuk menghadang sampah agar tidak sampai masuk
ke laut," kata Gary Bencheghib, Founder NGO Sungai Watch, saat
melakukan pembersihan sampah di aliran Sungai Kali Lo, di areal
destinasi wisata Pantai Marina Boom, Selasa (4/10/2022).
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani ikut bergabung dalam kegiatan
kerjabakti tersebut, bersama Danlanal Banyuwangi Letkol Laut (P) Ansori,
Direktur Utama PT.Pelindo Properti Indonesia (PPI) I Wayan Eka Saputra,
Direktur Operasi Teknik dan Komersial PT PPI Sukariyadi Rudi, dan
segenap jajaran OPD Pemkab Banyuwangi. Kegiatan ini juga melibatkan
para pelajar, masyarakat, dan sejumlah relawan.
Bersama tim Sungai Watch, Bupati Ipuk dan puluhan peserta lainnya
tampak terjun langsung ke aliran Sungai Kali Lo. Mereka mengumpulkan
sampah dan memasukkannya ke dalam karung yang telah disiapkan.
Sampah-sampah yang telah terkumpul tersebut akan dipilah di gudang
sampah milik Sungai Watch.
Baca juga: Banyuwangi Secara Simultan Terus Kampanyekan Jaga Keberlanjutan
Sungai
Gary mengatakan, sejak 26 September lalu tim Sungai Watch telah
melakukan pembersihan sampah di sejumlah lokasi di Pantai Marina
Boom, termasuk aliran sungai Kali Lo. Total sampah yang berhasil
dikumpulkan selama 8 hari pembersihan tersebut mencapai 23 ton.
12. Page12of 166 Plastik & Sampah: Pantauan Oktober 2022
"Bahkan, di hari pertama kami bisa mengumpulkan hingga 5 ton yang
mayoritas adalah sampah plastik. Di antaranya plastik sachet, styrofoam,
tas plastik, dan botol minuman," papar Gary.
Gary menjelaskan dalam kolaborasi ini Sungai Watch setiap hari akan
fokus melakukan pembersihan sungai di tiga wilayah, yakni di Kecamatan
Bangorejo, Muncar, dan Banyuwangi. Pembersihan dilakukan oleh 32
personel komunitas Sungai Watch bersama para relawan dari wilayah
sekitar.
"Setelah sampah terkumpul, akan dibawa ke gudang kami di Bangorejo.
Selanjutnya akan dilakukan pemilahan dan pendataan, terkait merek dan
asal produk, sehingga kita bisa tahu polutan terbesar di sini berasal dari
mana. Ini akan kita tindak lanjuti," kata Gary.
Selain fokus pada pembersihan sampah di sungai, lanjut Gary, Sungai
Watch juga melakukan tindakan preventif agar sampah-sampah plastik di
sungai tidak sampai masuk ke laut. Caranya, Sungai Watch akan
memasang 100 jaring sampah (trash barrier) di sejumlah lokasi, seperti
kali, muara sungai, dan aliran irigasi.
Baca juga: Respons Menohok Aremania untuk Ade Armando: Nggak Ngerti Regulasi
Kok Sok Tahu
Salah satu yang sudah terpasang ada di muara Sungai Kali Lo. Dalam
satu minggu, lanjut Gary, pihaknya bisa mengumpulkan 660 kg sampah.
Artinya, kalau dirata-rata dalam satu tahun sampah yang akan terkumpul
bisa mencapai 33 ton dari satu titik ini.
"Jika semua jaring telah terpasang, tentu sampah yang berhasil kita jaring
akan semakin banyak. Ini upaya untuk melindungi laut dari sampah
plastik," ujar Gary.
Bupati Ipuk berharap kolaborasi penanganan sampah ini bisa terus
berlanjut. "Semoga gerakan pembersihan sungai yang kita lakukan
bersama Sungai Watch ini bisa menggugah kesadaran masyarakat untuk
tidak membuang sampah sembarangan, utamanya ke sungai. Tanpa
kesadaran dari masyarakat, tentu hasilnya tidak akan maksimal," ujar Ipuk.
Sementara itu, Danlanal Banyuwangi Letkol Laut (P) Ansori mengapresiasi
kolaborasi yang digalang pemkab bersama Sungai Watch untuk
menangani sampah di sungai. Menurutnya, upaya ini akan berhasil jika
dibarengi kesadaran yang tinggi dari masyarakat.
"Menjaga kebersihan adalah tanggung jawab kita bersama. Bukan hanya
tugas pemerintah, namun juga harus dibarengi dengan kesadaran
masyarakat," kata Danlanal.
13. Page13of 166 Plastik & Sampah: Pantauan Oktober 2022
Simak Video "Gadis di Banyuwangi Hamil 7 Bulan Usai Diperkosa Teman Kumpul
Kebo Ibunya"
(dpe/iwd)
sungai watch pemkab banyuwangi bupati ipuk banyuwangi
Baca artikel detikjatim, "Cegah Sampah Masuk Laut, Sungai Watch Pasang 100 Jaring
di Sungai Banyuwangi" selengkapnya https://www.detik.com/jatim/berita/d-
6329638/cegah-sampah-masuk-laut-sungai-watch-pasang-100-jaring-di-
sungai-banyuwangi
.
5 Oktober 2022
Ringkasan saya (RVT)
EVALUASI OPERASIONAL TEMPAT PENGELOLAAN
SAMPAH TERPADU (TPST) SAMTAKU JIMBARAN, BALI
LAPORAN KERJA PRAKTIK
Disusun Oleh: Benediktus Ivanta Purba (15719007)
PROGRAM STUDI REKAYASA INFRASTRUKTUR LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2022
LEMBAR PENGESAHAN KERJA PRAKTIK IL-4098
Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa:
Nama : Benediktus Ivanta Purba
NIM : 15719007
Instansi KP : PT Reciki Mantap Jaya
Tempat KP : TPST Samtaku Bali
Periode KP : 30 Mei - 8 Juli 2022
Telah menyelesaikan Laporan Kerja Praktik (IL-4098) yang berjudul
“Evaluasi Operasional Tempat Pengelolaan Persampahan Terpadu
(TPST) Samtaku, Bali” untuk memenuhi persyaratan kelulusan mata kuliah
kerja praktik (IL-4098).
Jatinangor,
Diperiksa dan Disetujui,
Koordinator Dosen Pembimbing
Kerja Praktik IL-4098 Kerja Praktik IL-4098
Teddy Tedjakusuma, S.T., MT., Ph.D. Dr. I Made Wahyu Widyarsana,
S.T., MT. NIP. 197101151998021001 NIP. 197101151998021001
14. Page14of 166 Plastik & Sampah: Pantauan Oktober 2022
ABSTRAK
Bali merupakan salah satu objek destinasi wisata unggulan yang sangat
diminati wisatawan domestik maupun non-domestik di Indonesia.
Kabupaten Badung adalah salah satu kabupaten di Bali yang memiliki
kunjungan wisatawan terbanyak karena memiliki beragam destinasi wisata
unggulan sehingga seharusnya memiliki kondisi lingkungan yang bersih
dan hijau secara berkelanjutan. Oleh karena itu perlu diselidiki apakah
sampah telah ditangani secara tepat atau tidak karena apabila sistem
pengelolaan sampah yang diterapkan salah, maka dapat merusak
kelestarian lingkungan dan mengurangi daya Tarik wisata Kabupaten
Badung tekhususnya Kelurahan Jimbaran, Bali. Untuk itu, perlu dilakukan
evaluasi terhadap sistem pengelolaan sampah eksisting. Evaluasi teknis
operasional pengelolaan sampah di Kelurahan Jimbaran, Bali dilakukan
dengan observasi secara langsung di lapangan, wawancara, dan studi
Pustaka.
Selain evaluasi teknis pengelolaan sampah, dilakukan pula analisa
terhadap 5 aspek non-teknis pengelolaan sampah yakni aspek regulasi,
aspek kelembagaan, aspek operasional, aspek pembiayaan, dan aspek
peran serta masyarakat. Dari laporan Kecamatan Kuta Selatan Dalam
Angka 2021, pada tahun 2020 jumlah penduduk Kecamatan Kuta Selatan
mencapai 131.379 jiwa dan berdasarkan company profile institusi
pengelola TPST Samtaku, timbulan sampah rumah tangga kecamatan
Kuta Selatan sebanyak 56,17 ton/per hari dan timbulan sampah sejenis
sampah rumah tangga sekitar 40 ton/hari.
Karakteristik sampah yang dominan dikelola adalah sampah organik
sebesar 70%, dan sampah anorganik 30%. Dalam pengelolaannya TPST
Samtaku Jimbaran sudah memiliki SOP yang jelas seperti SOP pekerja,
SOP sampah yang dapat masuk ke TPST, dan SOP Pemilahan. Meskipun
sistem pengolahan di TPST Samtaku sudah baik seperti adanya upaya
reuse sampah, dan recycling sampah menjadi briket menggunakan
teknologi RDF, namun saat ini ada beberapa alat pengolahan sampah
yang tidak berfungsi dan sedang diperbaiki seperti alat pengomposan
sehingga saat ini komposisi briket RDF belum mencapai kondisi ideal
yakni 60% sampah organik dan 40% sampah anorganik.
Kata kunci: Evaluasi, Kecamatan Kuta Selatan, TPST, RDF, Pengelolaan
Sampah
ABSTRACT
Bali is one of the leading tourist destinations in Indonesia that is in great
demand by domestic and non-domestic tourists alike. Badung Regency is
one of the regencies in Bali that has the most tourist visits because it has a
variety of leading tourist destinations, so it should have a clean and green
environment in a sustainable manner. Therefore, it is necessary to
investigate whether the waste has been handled properly or not, because if
15. Page15of 166 Plastik & Sampah: Pantauan Oktober 2022
the waste management system is applied incorrectly, it can damage
environmental sustainability and reduce the tourist attraction of Badung
Regency, especially in Jimbaran Village, Bali. For this reason, it is
necessary to evaluate the existing waste management system. The
technical evaluation of waste management operations in Jimbaran Village,
Bali was carried out by direct observation in the field, interviews, and
library studies. In addition to the technical evaluation of waste
management, an analysis of five non-technical aspects of waste
management is also carried out, namely regulatory aspects, institutional
aspects, operational aspects, financing aspects, and community
participation aspects. From the South Kuta District report in 2021 figures,
in 2020 the population of South Kuta District reached 131,379 people and,
based on the company profile of the Samtaku TPST management
institution, the generation of household waste in the South Kuta sub-district
was 56.17 tons per day and the generation of waste similar to household
waste was about 40 tons per day. The dominant characteristics of the
waste that is managed are organic waste (70%) and inorganic waste
(30%). Under its management, the Samtaku Jimbaran TPST already has
clear SOPs such as SOPs for workers, SOPs for waste that can enter the
TPST, and SOPs for sorting. Although the processing system at the
Samtaku TPST is good, such as efforts to reuse waste and recycle waste
into briquettes using RDF technology, currently there are several waste
processing equipment that are not functioning and are being repaired, such
as composting equipment, so that currently the composition of RDF
briquettes has not reached the ideal condition. namely, 60% organic waste
and 40% inorganic waste.
Keywords: Evaluation, South Kuta District, TPST, RDF, Waste
Management,
1.1 Latar Belakang
Masalah persampahan bukan sebuah hal baru di Indonesia. Banyak
kerugian dan bencana yang dipicu oleh permasalahan persampahan.
Permasalahan sampah ini terjadi karena kurangnya penanganan dan
pengelolaan persampahan yang memadai. Seringkali sarana dan
prasarana persampahan yang telah ada masih memiliki kuantitas dan
kualitas pelayanan yang rendah dalam sebuah cakupan wilayah layanan.
Hal ini salah satunya disebabkan oleh populasi Indonesia yang semakin
bertambah. Penyebab lainnya adalah moderenisasi, pertumbuhan
ekonomi, dan pembangunan pemukiman, pusat ekonomi, dan industri
yang terjadi pada saat ini eksponensial dengan bertambahnya kuantitas
sampah yang dihasilkan.
Data dari Kementrian Lingkungan Hidup menyatakan bahwa pada tahun
2012, rata-rata penduduk Indonesia menghasilkan 2,5 L sampah per
harinya. Dengan bertambahnya jumlah sampah yang dihasilkan tiap
tahunnya, maka timbulan sampah per tahunnya juga akan meningkat. Hal
tersebut menyebabkan dibutuhkannya sarana dan prasarana
16. Page16of 166 Plastik & Sampah: Pantauan Oktober 2022
persampahan yang memadai agar layanan pengelolaan persampahaan di
suatu wilayah layanan dapat tepat guna.
Pemerintah mengeluarkan peraturan perundang-undangan untuk
mengatur dan menanggulangi permasalahan persampahan di Indonesia.
Salah satunya yaitu Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun
2008 tentang pengelolaan sampah. Undang-undang ini menekankan
bahwa dalam pengelolaan sampah di Indonesia didasari oleh dua prinsip,
yaitu pengurangan (minimasi sampah) dan penanganan yang sampah
yang tepat sehingga tidak mengganggu kesahatan manusia dan
lingkungan. Adapun contoh dari pengurangan atau minimasi sampah yaitu
dengan gerakan 3R atau reduce, reuse, dan recycling. Sedangkan
kegiatan penanganan sampah meliputi pemilahan, pengumpulan,
pengangkutan, pengolahan, dan pemrosesan akhir.
Upaya pengelolaan sampah yang lazim diterapkan di Indonesia adalah
penimbunan di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Idealnya sampah
dilakukan pemilahan disumber, namun dilapangan masyarakat belum
melakukan pemilahan di rumah masing-masing sehingga timbulan sampah
yang masuk ke TPA sangat besar.
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2012
tentang pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah
rumah tangga terdapat metode pengelolaan sampah selain TPA yakni
Tempat pengolahan sampah terpadu (TPST), TPST adalah tempat
dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang,
pendauran ulang, pengolahan, dan pemrosesan akhir. TPST Samtaku Bali
merupakan tempat pengolahan sampah yang mengolah sampah dari
Kecamatan Kuta Selatan dan sekitarnya. Oleh karena itu penulis mencoba
untuk melakukan evaluasi terhadap sistem pengelolaan sampah yang
diterapkan agar sistem pengelolaan sampah kedepannya lebih efektif dan
tidak berdampak negatif bagi lingkungan sekitar dengan memerhatikan
masukan dan saran dari dosen pembimbing yakni Bapak Dr. I Made
Wahyu Widyarsana, S.T., M.T.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dari pelaksanaan kerja praktik ini yaitu memenuhi mata kuliah
IL4098 Kerja Praktik sebagai salah satu syarat kelulusan di program studi
Rekayasa Infrastruktur Lingkungan, Institut Teknologi Bandung.
Sedangkan tujuan dari pelaksanaan kerja praktik ini yaitu:
1. Mengembangkan ilmu dan pengetahuan teoritis di perkuliahan melalui
observasi langsung di lapangan
2. Memberikan gambaran nyata dan praktis tentang penerapan ilmu
Rekayasa Infratruktur Lingkungan di dunia kerja
3. Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh untuk mengatasi
permasalahan yang muncul di lapangan
4. Melatih soft skill berinteraksi dan bersosialisasi dalam teamwork
17. Page17of 166 Plastik & Sampah: Pantauan Oktober 2022
5. Menambah wawasan serta pengalaman mahasiswa tentang sistem
pengelolaan persampahan
6. Mempelajari tentang sistem pengelolaan persampahan secara
mendalam.
7. Memenuhi salah satu syarat kelulusan sarjana di Program Studi
Rekayasa Infrastruktur Lingkungan
8. Memberikan evaluasi dan saran terhadap sistem pengelolaan
persampahan yang diterapkan di TPST Samtaku Bali.
1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup kerja praktik yakni melakukan observasi lapangan dan studi
literatur mengenai teknis operasional persampahan di Wilayah Kecamatan
Kuta Selatan secara umum. Kemudian dilanjutkan dengan observasi
lapangan mengenai operasional pengelolaan sampah dan aspek teknis
dan non teknis pengelolaan sampah di TPST Samtaku Bali secara detail.
Untuk dapat menyelesaikan kerja pratik yang sesuai dengan ruang lingkup
tersebut maka penulis menyusun jadwal kegiatan berdasarkan waktu
seperti yang dapat dilihat pada LAMPIRAN A.
1.4 Metodologi Penelitian
1.4.1 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa metode yaitu:
1. Diskusi dan Persiapan
Pada tahap ini mahasiswa melakukan studi pemahaman terhadap tujuan
kerja praktik, kemudian menentukan permasalahan yang selanjutnya
diangkat sebagai topik yang akan dibahas dalam kerja praktik. Topik
tersebut kemudian diajukan kepada tim kerja praktik dalam bentuk
proposal kerja praktik. Setelah proposal kerja praktik disetujui kemudian
mahasiswa melakukan diskusi dan persiapan dengan beberapa pihak
seperti koordinator kerja praktik, dosen pembimbing, dan pihak instansi.
Hal-hal yang didiskusikan dengan pihak instansi antara lain waktu
pelaksanaan kerja praktik, ruang lingkup yang akan dibahas, data yang
diperlukan, dan bentuk kegiatan yang akan dilakukan selama kerja praktik.
2. Pelaksanaan dan Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan selama kerja praktik ini terdiri atas data
primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer akan dilakukan
selama masa kerja praktik melalui kegiatan observasi, wawancara, dan
diskusi. Sedangkan pengumpulan data sekunder akan dilakukan melalui
studi literatur terhadap dokumen-dokumen dari berbagai sumber yang
dipercaya keaslian dan kebenarannya yang berkaitan dengan topik kerja
praktik yang diangkat. Dokumendokumen yang dimaksud tersebut dapat
berupa Standar Nasional Indonesia (SNI), jurnal ilmiah, e-book, diktat
kuliah, laporan KP angkatan sebelumnya, dokumen yang berasal dari
instansi tempat kerja praktik, dan berbagai sumber lain di internet.
18. Page18of 166 Plastik & Sampah: Pantauan Oktober 2022
3. Pengolahan Data
Pada tahap ini akan dilakukan pengolahan data yang diperlukan terhadap
data-data yang telah dikumpulkan pada tahap sebelumnya selama kerja
praktik untuk kemudian dapat dianalisis hasilnya.
4. Analisis dan Evaluasi
Pada tahap ini akan dianalisis
kondisi eksisting dan permasalahan
permasalahan yang terdapat pada
tempat kerja praktik. Analisis ini
akan dilakukan terhadap
operasional pengelolaan
persampahan di TPST Samtaku
berdasarkan aspek teknis dan non
teknis. Kemudian akan dilakukan
evaluasi terhadap pengelolaan
persampahan tersebut berdasaran
kondisi standar, kriteria desain,
serta pertimbangan lain.
5. Penyusunan Laporan
Laporan kerja praktik disusun
sebagai bentuk
pertanggungjawaban dari kerja
praktik yang telah dilakukan.
Penyusunan laporan ini akan
dilakukan secara terstruktur sesuai
dengan kaidah penyusunan laporan
kerja praktik yang berlaku di
program studi Rekayasa Infrastruktur Lingkungan.
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Sistem pengelolaan sampah di TPST Samtaku Jimbaran Bali menerapkan
prinsip circular economy dengan tujuan untuk mengolah sampah yang
dianggap tidak berharga menjadi bernilai ekonomis, sebagai contoh
sampah yang masih bernilai jual dipilah berdasarkan jenisnya dan
dimanfaatkan kembali, sedangkan sebagian sampah organik
dikomposkan, serta sisa sampah organik dan residu diolah menggunakan
RDF menjadi briket sampah. TPST Samtaku aktif memberikan penyuluhan
kepada masyarakat Kecamatan Kuta Selatan dengan tujuan meningkatkan
wawasan masyarakat terkait pengelolaan sampah disumber sehingga
masyarakat tergerak untuk memilah sampah disumber serta menerapkan
prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle).
TPST Samtaku Jimbaran Bali hampir melayani pengelolaan sampah di
seluruh Kecamatan Kuta Selatan kecuali Desa Adat Pecatu dengan
19. Page19of 166 Plastik & Sampah: Pantauan Oktober 2022
persentasi pelayanan sebesar 83%, dengan rata-rata timbulan sampah
yang ditangani adalah 40 ton/hari. Karakteristik sampah yang diolah di
TPST Samtaku terdiri dari sampah organik 70%, dan sampah anorganik
30%.
Hampir 100% rumah tangga sudah berperan serta dalam pengelolaan
sampah yaitu dalam pewadahan sampah, pengangkutan sampah dan
pembayaran retribusi sampah. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan
penulis, disimpulkan bahwa operasional TPST Samtaku Jimbaran Bali
sudah dilakukan dengan baik, namun ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan:
1. Aspek Regulasi
Belum adanya ketegasan berupa sanksi ataupun denda terhadap
pelanggan yang melanggar regulasi terkait jenis sampah yang boleh
masuk ke TPST Samtaku sehingga masih dijumpai sampah terlarang
seperti sampah B3, kasur, bangkai hewan yang masuk ke TPST.
2. Aspek Kelembagaan
Pegawai TPST Samtaku Jimbaran Bali sudah paham tugas pokok dan
fungsi masing-masing bagian karena manajemen TPST rutin melakukan
training terkait tugas masing-masing komponen.
3. Aspek Partisipasi Masyarakat
Hanya 10% rumah tangga yang melakukan pemilahan sampah disumber,
masih sedikitnya masyarakat yang memilah sampah disebabkan oleh
anggapan masyarakat bahwa pemilahan sampah yang dilakukan di rumah
merupakan hal yang sia-sia. Dalam pemanfaatan sampah, hanya ada
beberapa masyarakat yang melakukan kegiatan pengomposan, meskipun
sebagian besar masyarakat mengetahui bagaimana mekanisme
pengomposan. Dalam hal pengangkutan sampah, pengangkutan telah
dilakukan secara rutin yaitu satu hari sekali pada pukul 5.30 WITA.
4. Aspek Pembiayaan
Setiap pelanggan yang membuang sampah ke TPST Samtaku dikenai
biaya sebesar Rp100.000/ton sampah. Untuk retribusi yang harus dibayar
oleh pelanggan hampir tidak ditemukan pembayaran yang menunggak
atau terlambat karena sudah terdapat perjanjian terikat diatas materai
terkait mekanisme dan biaya pembayaran retribusi sampah. TPST
Samtaku juga mendapat pemasukan dari penjualan pilahan sampah, dan
penjualan briket RDF.
5. Aspek Teknis Operasional
Sistem pengelolaan sampah di TPST Samtaku Jimbaran Bali merupakan
kegiatan pengelolaan sampah dengan prinsip circular economy yakni
memanfaatkan unsur-unsur atau komponen sampah yang masih bisa di
recovery menjadi bernilai ekonomis serta residu sampah tidak ada yang
dibuang ke TPA melainkan diubah menjadi briket sampah RDF.
20. Page20of 166 Plastik & Sampah: Pantauan Oktober 2022
Pengelolaan sampah di TPST Samtaku sudah sangat baik dan
menggunakan beberapa mesin pengolah sampah seperti mesin pembuka
bungkus sampah (bag opener), conveyer belt, mesin pengepress sampah
(ball press), mesin pencacah, mesin pengering (rotary dryer), dan melter
(pencetak RDF). Meskipun sudah cukup baik pengelolaan sampah di
TPST Samtaku, namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti
monitoring jenis sampah yang masuk ke TPST belum ketat sehingga
seringkali dijumpai jenis sampah yang dilarang masuk ke TPST terlewat
dan menyebabkan gangguan pada mesin pengolahan sampah.
6.2 Saran
Berdasarkan aspek yang diamati penulis berikut saran yang dapat
diusulkan penulis:
1. Aspek Regulasi
Pihak Manajemen TPST Samtaku Jimbaran Bali perlu membuat sebuah
regulasi yang didalamnya terdapat sanksi ataupun denda yang harus
dibayarkan pelanggan apabila di dalam sampah yang dibuang terdapat
jenis sampah yang dilarang masuk ke TPST Samtaku sehingga tidak
menghambat kerja mesin dan mengganggu proses pengolahan sampah
didalam TPST.
2. Aspek Kelembagaan
Perlu dilakukan training rutin minimal sekali sebulan agar setiap komponen
TPST paham tentang tugas pokok dan fungsinya.
3. Aspek Partisipasi Masyarakat
Perlu dilakukan penyuluhan masyarakat yang terjadwal dan rutin untuk
memotivasi masyarakat dalam melakukan pemilahan sampah, mengurangi
sampah, serta mengetahui bagaimana proses pengolahan sampah sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
4. Aspek Pembiayaan
Dapat dibangun suatu pabrik daur ulang sampah di Provinsi Bali bekerja
sama dengan Pemerintah Bali agar keuntungan yang diperoleh dari upaya
daur ulang sampah lebih besar.
5. Aspek Teknis Operasional
Perlu dilakukan sampling komposisi sampah untuk mempermudah
pengembangan sistem pengolahan sampah di TPST Samtaku.
Selanjutnya bag opener perlu diganti dengan bag opener yang memiliki
pisau lebih tajam sehingga pembungkus sampah dapat terurai dan
mempermudah kinerja pekerja pemilah sampah. Manajemen TPST
Samtaku juga dapat mengkombinasikan pemilahan sampah secara
manual dengan pemilahan sampah secara otomatis menggunakan
magnetic separator yang dilengkapi air classifier dimana sampah kategori
logam akan menempel pada conveyor dan jatuh ke wadah penampungan
serta sampah dengan berat yang tergolong ringan seperti plastik akan
21. Page21of 166 Plastik & Sampah: Pantauan Oktober 2022
diterbangkan air classifier keluar magnetic separator. Terakhir kegiatan
pengomposan dapat menggunakan lalat BSF untuk mengelola 28 ton
sampah organik/hari dengan luas lahan sebesar 2150 m2 untuk biopori.
Hingga 2026, TPA Banjarbakula Bakal Tampung Ratusan Ribu Ton
Sampah
Kompas.com - 05/10/2022, 20:30 WIB
Foto TPA Sampah Regional Banjarbakula(Kementerian PUPR)
Penulis Aisyah Sekar Ayu Maharani | Editor Muhdany Yusuf Laksono
BANJARMASIN, KOMPAS.com - Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
Banjarbakula di Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru, Kalimantan
Selatan (Kalsel) bakal menampung 640.000 ton sampah hingga tahun
2026.
Hal itu merujuk paparan Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah
(BPPW) Kalsel T. Davis F. Hamid yang mengatakan bahwa TPA
Banjarbakula memiliki umur layanan sekitar 7 tahun.
Jangka waktu tersebut terhitung sejak tahun 2019, yakni ketika TPA
Banjarbakula mulai dioperasikan.
"Jadi TPA Banjarbakula ini kita canangkan mampu mengelola sampah
dari 5 kabupaten/kota di Kalsel selama 7 tahun, terhitung sejak 2019 saat
dioperasionalkan," ucapnya dalam Press Tour Infrastruktur Kalsel pada
Rabu (5/10/2022).
Adapun setahun setelahnya atau pada 7 Februari 2020, TPA Banjarbakula
diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
22. Page22of 166 Plastik & Sampah: Pantauan Oktober 2022
Baca juga: Sejumlah Fakta Sistem Saringan Sampah Badan Air di Perbatasan Jakarta
TPA Banjarbakula menerapkan sistem sanitary landfill dengan nilai kontrak
Rp 150 miliar tahun anggaran (TA) 2017-2018.
"Investasi cukup banyak, namun sangat bermanfaat dengan kapasitas
pelayanan 640.000 ton selama 7 tahun," tambahnya. Kapasitas layanan
TPA Banjarbakula adalah 275 ton per hari dengan besaran tarif
pemrosesan Rp 65.000 per ton.
Rinciannya, Kabupaten Barito Kuala 10 ton per hari, Kota Banjarmasin 105
ton per hari, Kabupaten Banjar 60 ton per hari, Kabupaten Tanah Laut 10
ton per hari, dan Kota Banjarbaru 90 ton per hari.
Akan tetapi, pemanfaatan TPA Banjarbakula masih belum maksimal. Per
Agustus 2022 tercatat jumlah rata-rata sampah yang diterima per hari
hanya sebesar 150 ton.
Baca juga: Rusun Ini Punya Fasilitas Lengkap, Ada Pemilahan Sampah hingga Jalur
Evakuasi
TPA ini memiliki 4 landfill meliputi landfill satu 2,1 hektar, landfill dua 2,13
hektar, landfill tiga 1,58 hektar dan landfill empat 1,58 hektar.
"Baru landfill empat yang dimanfaatkan saat ini. Kalau sudah penuh, baru
akan pindah berangsur-angsur ke paling dekat dengan jalan masuk," tukas
Hamid.
Untuk diketahui, TPA Banjarbakula kini dikelola oleh Unit Pelaksana
Teknis Dinas (UPTD) TPA Regional Banjarbakula.
Baca berikutnya Terlihat Mirip, Ini Perbedaan Desain…
Tag sampah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) TPA Banjarbakula Kalimantan Selatan
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hingga 2026, TPA Banjarbakula
Bakal Tampung Ratusan Ribu Ton Sampah", Klik untuk baca:
https://www.kompas.com/properti/read/2022/10/05/203050921/hingga-
2026-tpa-banjarbakula-bakal-tampung-ratusan-ribu-ton-sampah.
Penulis : Aisyah Sekar Ayu Maharani
Editor : Muhdany Yusuf Laksono
23. Page23of 166 Plastik & Sampah: Pantauan Oktober 2022
Viral Wisudawati Terbaik Hadir Wisuda
Naik Truk Sampah, Ini Kisah di Baliknya
Gresnia Arela Febriani - wolipop
Kamis, 06 Okt 2022 17:01 WIB
Wisudawati viral mengendarai truk sampah di hari wisudanya.
Foto: ANTARA/HO-Dokumentasi pribadi.
Solok - Sosok wisudawati ini mendadak jadi perbincangan publik karena
menghadiri acara wisudanya dengan mengendarai truk sampah.
Wisudawati itu diketahui menjalani wisuda dari Universitas Mahaputra
Muhammad Yamin (UMMY) Kota Solok, Sumatera Barat.
Ialah Mita Yoriskia yang menjadi pusat perhatian karena mengendarai truk
sampah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menuju lokasi acara wisudanya.
Aksinya naik truk sampah datang wisuda pun viral.
"Saat wisuda kemarin memang saya sendiri yang mengendarai mobil truk
DLH Kota Solok yang sehari-hari digunakan untuk mengangkut sampah,"
kata Mitra kepada Antara, Rabu (5/10/2022).
Mitra mengaku tidak merasa gengsi mengendarai truk sampah saat hadir
di momen pentingnya. Mitra menuturkan dari pekerjaan di Dinas
Lingkungan Hidup dan mengurus sampah tersebut, ia berhasil meraih
gelar sarjana hukum.
"Ini sudah menjadi pekerjaan sehari-hari. Bahkan di lingkungan pekerjaan
banyak teman-teman yang memberikan dukungan untuk lanjut kuliah,"
ungkap Mitra.
24. Page24of 166 Plastik & Sampah: Pantauan Oktober 2022
Seorang wisudawati kampus UMMY Solok Mitra Yoriskia (24) turun dari truk yang
dikendarainya untuk menghadiri wisuda, Selasa (4/10/2022). Foto: ANTARA/HO-
Dokumentasi pribadi.
Baca juga: Viral Ingin Foto Aesthetic Saat Wisuda, Wanita Ini Malah Ditipu Fotografer
Wanita yang berusia 24 tahun itu sehari-harinya bekerja sebagai honorer
di DLH Kota Solok sejak tahun 2018. Awalnya ia menjadi sukarelawan dan
satu-satunya wanita di bidang kebersihan atau angkut sampah.
Berkat keinginan yang keras dan terus belajar, Mitra bisa membuktikan
bahwa dirinya bisa hidup mandiri dan mengejar cita-citanya.
"Alhamdulillah pada tahun 2021 saya diangkat menjadi honorer bagian
pengawas angkutan ambrol dan mobil truk DLH Kota Solok. Dari sinilah
saya bisa kuliah dengan biaya sendiri," terangnya.
Sebelum kuliah di UMMY, Mitra pernah lulus SBMPTN di salah satu
perguruan tinggi negeri jurusan olahraga. Namun, pada saat itu kondisi
ekonominya tidak memungkinkan karena kedua orang kakaknya juga
masih kuliah dan membutuhkan biaya yang tak sedikit.
"Hingga akhirnya saya memilik bekerja dulu dan setelah itu baru bisa lanjut
di kampus UMMY Solok," tuturnya.
Baca juga: 10 Inspirasi Outfit Wisuda Pria, Jas Klasik Hingga Modern Ala Street Style
Mitra kuliah di Universitas Mahaputra Muhammad Yamin (UMMY) Kota
Solok dengan mengambil jalur non-reguler, sehingga bisa membagi waktu
untuk bekerja. Ia merasa bersyukur karena pihaK DLH selalu
mendukungnya untuk mengejar cita-citanya untuk melanjutkan ke
perguruan tinggi.
"Alhamdulillah kantor sangat mendukung saya untuk lanjut kuliah. Dari
hasil kerja ini saya bisa bantu ayah yang hanya bekerja di bengkel dan ibu
jualan di depan sekolah," ungkap Mitra.
Mitra merupakan wisudawati lulusan terbaik di kampus UMMY Kota Solok
jurusan hukum dengan nilai IPK 3,73. Di akhir wawancara, Mitra
menyebutkan rencananya usai lulus kuliah.
"Rencana ke depannya setelah ini mau daftar ke Kejakdaan atau
Kemenkumham yang sesuai dengan jurusan," tutupnya.
(gaf/eny)
Baca artikel wolipop, "Viral Wisudawati Terbaik Hadir Wisuda Naik Truk Sampah, Ini
Kisah di Baliknya" selengkapnya https://wolipop.detik.com/worklife/d-
6333101/viral-wisudawati-terbaik-hadir-wisuda-naik-truk-sampah-ini-kisah-
di-baliknya.
25. Page25of 166 Plastik & Sampah: Pantauan Oktober 2022
In Lebanon, restaurants green their businesses
to reduce waste
Photo: Unsplash/Maarten van den Heuvel
"Generating profit might be easy, but it is hard to reach a point where you
are proud of your work," says Aline Kamakian, 53, owner of Mayrig
Restaurant in Beirut, Lebanon.
Over the past nine years, Kamakian has been working on reducing the
environmental footprint of her business, and today she is transforming
Mayrig into a zero-waste project with passion, perseverance, and hard
work.
Instead of throwing away leftovers, plastics, and glass bottles together in
landfills, Kamakian transforms food waste into compost that nourishes
plants and plastics and glass into new useful items despite the challenges.
According to a United Nations Environment Program (UNEP) report,
globally, 17 per cent of all food produced each year, amounting to 931
million tonnes, is wasted from households, retail establishments and the
food service industry.
An estimated 3.1 billion people worldwide do not have a healthy diet, and
some 828 million people go hungry. The number of people experiencing
hunger has increased by over 100 million due to the pandemic prompting
the need for urgent to reduce food loss and waste.
From a father's dream to a mother's recipe
Kamakian launched Mayrig in 2003 to fulfil her father's dream of having a
restaurant that serves authentic Armenian food. She had been working
26. Page26of 166 Plastik & Sampah: Pantauan Oktober 2022
with Armenian mothers on creating recipes and platters and decided to call
the restaurant "Mayrig," which means mother in Armenian.
Aline Kamakian, founder of Mayrig restaurant, Beirut
Aline Kamakian, founder of Mayrig restaurant, Beirut. Photo: UNIC
Beirut/Georges Roukoz
"The restaurant's name salutes mothers for their efforts to preserve
Armenian culture and traditions, and the business aims to support
Armenian mothers by offering them job opportunities and ways to generate
profit," Kamakian explains.
Kamakian has been raising awareness amongst her employees on the
importance of working towards greening her restaurant. "When we started
sorting, my employees thought the extra tasks were inefficient and
exhausting. But, with time, they started realizing how important this was to
Lebanon's environment. Today, they are keen on sorting and treating
waste," she notes.
After the financial crisis hit Lebanon in 2019, the cost of sorting,
composting and recycling became an extra burden for Kamakian's
business, and greening Mayrig was compromised for the sake of other
priorities.
"The high expense of transporting the food waste into the composting
facilities threatened the sustenance of the initiative," she says.
Supporting a circular economy
Before giving up on her dream, Kamakian sought funding opportunities.
Fortunately, UN Lebanon, through the UNEP Regional Office for West Asia
based in Beirut, was looking for restaurants in the Mar Mikhael –
Gemmayze area to partner with in reducing the waste problem in Lebanon.
Under this project, which is part of the SwitchMed II Programme funded by
the European Union and implemented in collaboration with local civil
society organization NUSANED, the UN is supporting Mayrig by collecting
their food waste. "I no longer have to worry about managing the
composting of food waste because someone is taking care of that,"
Kamakian points out.
RELATED
Rotting fruit
STORY
What you need to know about combatting food loss and waste
Assorted vegetables displayed on a surface
VIDEO
Leveraging technology to reduce consumer food waste
27. Page27of 166 Plastik & Sampah: Pantauan Oktober 2022
Under the same project, the UNEP Regional Office is partnering with
seven other restaurants in the same area by providing, through
NUSANED, advisory services and technical support around plastic waste
management, food waste management, greening restaurants, and ways
for allowing circular businesses to flourish.
In addition to restaurants, the UN is working with households to raise
awareness of the importance of plastic prevention, reuse and recycling and
incentivize them to contribute to a circular economy.
UNEP research shows that food loss and waste is having a major impact
on the climate crisis and accounts for 8–10 per cent of all greenhouse gas
(GHG) emissions. When disposed of in landfills, much of this waste is
converted into methane, a greenhouse gas known for its global warming
potential, 25 times greater than that of carbon dioxide.
"For each kilogram of plastics that households put in our bins, they receive
points that eventually become shopping vouchers at local businesses in
the area, and this is one of the incentive mechanisms we will be using for
the purpose of encouraging waste prevention under this project," says
Rasha Sukkarieh, NUSANED Project Manager.
"In this way, we are supporting families by increasing their purchasing
power and local businesses by promoting their sales, as well as creating a
circular and more sustainable economy in the area," she adds.
Today, Mayrig alone produces around 20Kgs of food waste and 4 to 7 Kg
of plastic per day. In a country struggling with waste management,
Kamakian hopes this initiative would reduce the negative impact of
restaurants on the environment.
"If you multiply these numbers by 3000, which is the estimated number of
restaurants in Lebanon, you can imagine what all this plastic and waste are
doing to our environment and health when dumped in the sea and on
land," Kamakian notes.
In addition to reducing Mayrig's environmental footprint, Kamakian relies
on recycling to decorate her restaurant. She is turning wine bottles into
colourful decorative chandeliers hung on the ceiling that cannot be missed
when you enter the place. She also decorates her terrace with a green wall
made from recycled plastic.
For Kamakian, protecting the environment is vital for sustaining her
business. "When you protect the environment, you encourage tourism,
attract new businesses, and sustain your business, it's a cycle!" she says.
28. Page28of 166 Plastik & Sampah: Pantauan Oktober 2022
This story was originally published by the UN Information Centre (UNIC) in
Beirut.
About the International Day of Awareness of Food Loss and Waste
The International Day of Awareness of Food Loss and Waste observed for
the third time on 29 September 2022 will make a clear call to action for
public and private entities, from across the food system, and consumers, to
work together to cut food loss and waste to enhance the efficient use of
natural resources, mitigate climate change, and support food security and
nutrition.
TOPICS
Green economy Climate action Resource efficiency
Food Waste Solid Waste
https://www.unep.org/news-and-stories/story/lebanon-restaurants-green-
their-businesses-reduce-waste
8 Oktober status di grup WA
Info video di grup WA Dewan Persampahan
Saya, RVT, memberikan tanggapan:
Jalan aspal campuran bersampah plastic di nusantara ini apa kabarnya?
Saya sertakan dua (2) guntingan berita di bawah ini.
29. Page29of 166 Plastik & Sampah: Pantauan Oktober 2022
Menengok limbah plastik sebagai campuran aspal
Oleh Ganet Dirgantara
Rabu, 25 Agustus 2021 14:45 WIB
Pekerja melakukan pengaspalan jalan yang menggunakan aspal berbahan
baku plastik seusai Peresmian Penerapan Aspal Plastik di Lingkungan
Pabrik PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk., di Banten, Selasa (8/7).
ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/18
campuran aspal mampu meningkatkan kualitas
ketahanan jalan hingga 40 persen
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memang
telah melarang penggunaan kantong plastik sebagai pembungkus
belanjaan, namun kenyataannya di tempat-tempat pembuangan masih
banyak ditemukan limbah ini.
Bahkan di tepi pantai, kerap ditemukan limbah kantong plastik yang
terbawa dari sungai sehingga menimbulkan pertanyaan apakah kemasan
plastik ini masih dipakai masyarakat?
Kenyataannya kantong plastik memang masih banyak dimanfaatkan
pedagang di pasar terutama untuk mengemas bahan makanan seperti
sayur, buah, daging, ikan dan sebagainya.
Data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada 2019
menyebutkan bahwa timbunan sampah di Indonesia mencapai 64 juta ton
per tahun, 15 persennya adalah sampah plastik.
Salah satu penyelesaian masalah persampahan adalah model ekonomi
sirkular yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat, bisnis dan
lingkungan.
Dalam mewujudkan ekonomi sirkular, dibutuhkan peran serta dari seluruh
pemangku kepentingan dan masyarakat agar dapat terus aktif dalam
pengelolaan sampah plastik.
Salah satu upaya menjadikan limbah plastik bernilai tinggi dengan
memanfaatkannya sebagai sebagai campuran aspal.
Terkait hal itu Litbang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat telah merekomendasikan penggunaan campuran aspal plastik ini
yang memiliki ketahanan lebih baik dibanding aspal konvensional.
Baca juga: CAP kembangkan aspal limbah plastik kerja sama Pemkot Cilegon
30. Page30of 166 Plastik & Sampah: Pantauan Oktober 2022
Temuan ini mendorong dua perusahaan PT Chandra Asri Petrochemical
Tbk dan Sinar Mas Land menjalin kerja sama untuk mengembangkan
pemanfaatan limbah kantong plastik sebagai campuran aspal.
Vice President of Corporate Relations & Sustainability Chandra Asri, Edi
Rivai mengatakan penambahan limbah kantong plastik ke dalam
campuran aspal mampu meningkatkan kualitas ketahanan jalan hingga 40
persen.
Sejumlah pekerja melakukan pengaspalan plastik saat ujicoba aspal dari
bahan baku plastik di Komplek Pemerintahan Kota Tegal, Jawa Tengah,
Selasa (3/12/2019). ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah/aww.
Penerapan aspal plastik tersebut telah dilakukan di salah satu jalan yang
ada di kawasan Barat BSD City. Sinar Mas Land merupakan pengembang
kawasan tersebut.
Total area yang telah diaspal seluas 15.518 meter persegi dengan total
sampah plastik yang digunakan sebesar 5,37 ton atau setara dengan 3,58
juta lembar kantong plastik.
Head of Corporate Governance & Sustainability Sinar Mas Land, Ignesjz
Kemalawarta menjelaskan kegiatan yang tengah dijalankannya tersebut
dalam rangka mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.
Ignesjz menambahkan perusahaan menyadari perlunya mengambil
langkah-langkah konkret terhadap isu perubahan lingkungan dan
pelestarian lingkungan untuk memberikan kontribusi positif pemerintah
Indonesia dalam menjaga lingkungan.
Ignesjz mengakui limbah plastik merupakan salah satu masalah besar
yang perlu diselesaikan bersama.
Kolaborasi dengan Chandra Asri akan mengubah limbah plastik menjadi
material yang memiliki nilai ekonomi dan bermanfaat dalam pembangunan
infrastruktur sekaligus menekan laju pertambahan jumlah limbah plastik
yang merusak lingkungan.
Baca juga: Banyumas mulai gunakan aspal "hotmix" dengan campuran limbah plastik
Sejak 2018
Chandra Asri sejak 2018 telah mengimplementasikan aspal dengan
campuran sampah plastik melalui program “Aspal Plastik untuk Indonesia
Asri” bersama dengan pemangku kepentingan lainnya.
Program ini merupakan bagian dari upaya perseroan untuk menerapkan
model ekonomi sirkular.
31. Page31of 166 Plastik & Sampah: Pantauan Oktober 2022
Edi Rivai menyatakan, sejalan dengan prinsip sebagai mitra pertumbuhan,
kerja sama dengan Sinar Mas Land menjadi bukti upaya untuk terus
mencari solusi berkelanjutan atas permasalahan sampah, khususnya
sampah plastik, di Indonesia.
Permasalahan sampah plastik dapat ditangani dengan partisipasi berbagai
pemangku kepentingan.
Semoga ke depannya semakin banyak pihak yang turut berpartisipasi
dalam inisiatif ini untuk bersama-sama mendukung pemerintah mencapai
tujuan pengelolaan sampah, kata Edi.
Pada kegiatan sebelumnya, perseroan sudah mengadakan gelaran aspal
dengan campuran sampah plastik di berbagai kota di Indonesia seperti
Cilegon, Tegal dan Semarang bekerja sama dengan pemerintah setempat.
Selain itu, juga bekerja sama dengan institusi pendidikan yaitu Universitas
Indonesia di Depok dan Universitas Dian Nuswantoro di Semarang.
Hingga kini, total gelaran jalan dengan aspal sampah plastiknya bersama
para mitra adalah sepanjang 42,74 km dan 234,1 ton sampah plastik telah
berhasil terkelola melalui kegiatan ini.
Baca juga: Kampus UI Depok uji coba aspal berbahan sampah plastik multilayer
Gabriel Andari Kristanto, Ph.D, dosen Fakultas Teknik Universitas
Indonesia menjelaskan bahwa gelaran aspal plastik yang dilakukan oleh
kedua perseroan itu merupakan salah satu aplikasi dari konsep ekonomi
sirkular.
Dalam kegiatan ini, sampah plastik di-upcycle menjadi campuran aspal
sehingga memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi. Tidak hanya itu, sampah
plastik juga menjadi materi dengan daya guna baru yang dapat dinikmati
oleh masyarakat luas.
Hal ini tidak hanya menguntungkan bisnis, tapi juga masyarakat dan
lingkungan. Bahkan apabila limbah plastik ini memiliki nilai ekonomis,
bukan tidak mungkin pemulung akan memburunya.
Program pemerintah
Model aspal dengan campuran sampah plastik merupakan program
pemerintah melalui Kementerian PUPR.
Jenis sampah plastik yang digunakan adalah sampah plastik kresek yang
umum dipakai sebagai kantong belanja sehari-hari yakni jenis HDPE (High
Density Polyethylene).
33. Page33of 166 Plastik & Sampah: Pantauan Oktober 2022
Jakarta - Sampah plastik biasanya akan didaur ulang menjadi barang yang
dapat digunakan kembali. Namun saat ini, limbah plastik juga bisa diolah
dan dijadikan bahan aspal yang diklaim lebih kuat dari aspal pada
umumnya.
Pembuatan aspal menggunakan bahan sampah plastik itu sempat
dilakukan oleh PT Dow Indonesia. Limbah plastik yang diolah tersebut
kemudian diubah menjadi bahan plastik polymer, lalu dicampur ke dalam
campuran pembuatan aspal jalan.
Aspal dari campuran limbah plastik ini diklaim lebih kuat dan tahan lama,
salah satu keunggulannya adalah tidak mudah retak walau telah dilewati
ribuan kendaraan. Selain itu, aspal dari sampah plastik ini diklaim mampu
tahan dari cuaca ekstrem, misalnya terpapar sinar matahari yang terik lalu
diguyur hujan deras sehingga temperaturnya cepat naik-turun.
Baca juga: Pebalap MotoGP Dukung Balapan Lokal di Sirkuit Mandalika, Aspal Bisa
Jadi Bagus
"Penggunaan aspal plastik ini juga merupakan bagian dari sustainability
(keberlanjutan) dalam pelestarian lingkungan, jadi itu merupakan hal yang
penting juga sebab sejalan dengan strategi PT Dow," kata Riswan
Sipayung, President Director PT Dow Indonesia dalam konferensi pers
virtual (19/5/2022).
Selain itu, Dow juga memberikan komitmennya terhadap industri e-
mobilitas dan transportasi melalui platform Mobility Science, di mana
produk-produk canggih dan layanan ekstensif dirancang untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan, termasuk poliolefin, poliuretan, akrilik, bahan kimia
khusus dan silikon.
Untuk menghadirkan masa depan yang berkelanjutan bagi dunia dalam
pengelolaan material science, Dow turut serta dalam mendukung
perlindungan iklim serta pengelolaan sampah yang didaur ulang. Dow
telah berkolaborasi dengan pemangku kepentingan untuk
mengembangkan infrastruktur dan berinvestasi dalam teknologi yang
dapat meningkatkan proses daur ulang secara signifikan.
Dengan gagasan tersebut, Dow memiliki target untuk mengumpulkan,
menggunakan kembali, dan mendaur ulang sebanyak 1 juta MT sampah
plastik melalui aksi langsung dan kemitraan pada tahun 2030. Selain itu,
pada 2030 mendatang Dow menargetkan penurunan produksi emisi
karbon sebesar 15% dibandingkan tahun 2020 yang sebesar 5 juta MT.
Dow juga berkomitmen untuk menciptakan netral karbon pada tahun 2050
mendatang.
(lua/riar)
aspal limbah plastik aspal dari limbah plastik
34. Page34of 166 Plastik & Sampah: Pantauan Oktober 2022
Baca artikel detikoto, "Limbah Plastik Bisa Diolah Jadi Aspal, Diklaim Lebih Kuat dan
Hemat Energi" selengkapnya https://oto.detik.com/berita/d-6100776/limbah-
plastik-bisa-diolah-jadi-aspal-diklaim-lebih-kuat-dan-hemat-energi
.
----- Forwarded Message -----
From: Riza V. Tjahjadi <biotani@gmail.com>
To: biotani2001 <biotani2001@yahoo.com>
Sent: Saturday, October 8, 2022 at 11:05:03 PM GMT+7
Subject: Aspal plastik di grup w Dewan persampahan
Tautan berita
Sebelum tahun 2022
https://www.greeners.co/berita/jalan-aspal-dari-plastik-berpotensi-timbulkan-masalah-
baru/
https://www.antaranews.com/berita/2349714/menengok-limbah-plastik-sebagai-
campuran-aspal
Limbah Plastik Bisa Diolah Jadi Aspal, Diklaim Lebih Kuat dan Hemat Energi -
https://oto.detik.com/berita/d-6100776/limbah-plastik-bisa-diolah-jadi-aspal-diklaim-
lebih-kuat-dan-hemat-energi
10 Oktober 2022
Menemukan di Google lewat internet, ternyata ada yang mengutip
Pantauan saya tahun 2018 yl, ternyata dikutip oleh peneliti bertema:
Pengelolaan sampah di Kota Tarutung
[…]
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilaksanakan oleh
peneliti, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Peran masyarakat dalam pengelolaan sampah di Kota Tarutung pada
dasarnya belum melakukan perannya dengan efektif sesuai Pasal 28
ayat (2) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan
Sampah. Masyarakat di Kota Tarutung sudah melakukan kegiatan
pengurangan sampah dengan membakar sampah yang sudah
35. Page35of 166 Plastik & Sampah: Pantauan Oktober 2022
dikumpulkan, namun hanya beberapa masyarakat yang melakukan
pengelolaan sampah yang kemudian dikelola menjadi pupuk.
Masyarakat juga belum melakukan kegiatan untuk pemilahan dan
pemisahan terhadap jenis dan bentuk sampah yang dihasilkan yang
disebabkan kurangnya pengetahuan masyarakat untuk membedakan
jenis-jenis dan bentuk sampah tersebut. Pada tempat pembuangan
sampah sementara (TPS) yang sudah disediakan juga masih banyak
masyarakat yang tidak membuang sampahnya dengan baik dan benar,
sehingga dalam kegiatan pengumpulan sampah yang dilakukan oleh
petugas kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Tapanuli Utara
mengalami kewalahan disebabkan banyak sampah yang hanya
dibuang di bagian luar bak sampah yang sudah disediakan. Adapun
http://e-journal.uajy.ac.id/26394/5/170512863_bab%203.pdf
Salinan dari versi Pdf
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilaksanakan oleh
peneliti, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Peran masyarakat dalam pengelolaan sampah di Kota Tarutung pada
dasarnya belum melakukan perannya dengan efektif sesuai Pasal 28
ayat (2) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan
Sampah. Masyarakat di Kota Tarutung sudah melakukan kegiatan
pengurangan sampah dengan membakar sampah yang sudah
dikumpulkan, namun hanya beberapa masyarakat yang melakukan
pengelolaan sampah yang kemudian dikelola menjadi pupuk.
Masyarakat juga belum melakukan kegiatan untuk pemilahan dan
pemisahan terhadap jenis dan bentuk sampah yang dihasilkan yang
disebabkan kurangnya pengetahuan masyarakat untuk membedakan
jenis-jenis dan bentuk sampah tersebut. Pada tempat pembuangan
sampah sementara (TPS) yang sudah disediakan juga masih banyak
masyarakat yang tidak membuang sampahnya dengan baik dan benar,
sehingga dalam kegiatan pengumpulan sampah yang dilakukan oleh
petugas kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Tapanuli Utara
mengalami kewalahan disebabkan banyak sampah yang hanya
dibuang di bagian luar bak sampah yang sudah disediakan. Adapun
yang menjadi hambatan dalam pengelolaan sampah di Kota Tarutung,
antara lain:
a. Pengelolaan sampah masih menggunakan paradigma lama,
b. Belum adanya kegiatan untuk pemilahan sampah,
c. Kurangnya kesadaran masyarakat, dan
36. Page36of 166 Plastik & Sampah: Pantauan Oktober 2022
d. Kurangnya pengetahuan masyarakat.
2. Solusi yang dapat diberikan oleh penulis dalam pengelolaan sampah
di Kota Tarutung dimana dalam pengelolaan sampahnya masih
menggunakan sistem “kumpul-angkut-buang” tanpa ada pengelolaan
khusus, menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang
Pengelolaan Sampah masih menggunakan paradigma lama yang
seharusnya sudah ditinggalkan menjadi paradigma baru untuk
membuat sampah menjadi sumber daya yang baru sehingga dapat
digunakan kembali. Oleh karena itu, penulis memberikan solusi
dengan adanya layanan Startup Digital yang berwawasan lingkungan
melalui aplikasi MallSampah. Dengan adanya layanan Startup Digital
ini juga akan membantu masyarakat dalam bidang ekonomi, dimana
dalam penerapannya apabila masyarakat membuang sampahnya pada
pihak dari aplikasi MallSampah maka masyarakat akan mendapatkan
bayaran yang sudah ditentukan. Salah satu permasalahan dalam
pengelolaan sampah yang ada di Kota Tarutung tidak adanya kegiatan
untuk pemilahan sampah dan belum melakukan upaya dalam
pendauran ulang sampah, dengan adanya layanan Startup Digital55
maka sampah yang ada akan dikelola atau didaur ulang menjadi
sumber daya yang baru dan akan menyediakan fasilitas untuk kegiatan
pemilahan sampah. Oleh karena itu, dengan adanya solusi ini akan
sesuai dengan Pasal 20 ayat (2) Undang-Undang Nomor 18 Tahun
2008 Tentang Pengelolaan Sampah yang mengamanatkan untuk
memfasilitasi teknologi yang ramah lingkungan. Layanan Startup
Digital ini sudah dijamin oleh hukum yang berlaku di Indonesia dengan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2019 tentang
Penyelenggaran Sistem dan Transaksi Elektronik.
B. SARAN
Adapun beberapa saran yang ingin disampaikan oleh penulis, agar dapat
menjadi masukan kepada:
1. Masyarakat di Kota Tarutung untuk lebih memiliki rasa kepedulian
kebersihan lingkungan hidup serta dapat menjalankan peran nya
sebagai masyarakat dalam pengelolaan sampah sesuai Pasal 28
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah
dan dapat mengelola sampah yang dihasilkan menjadi sumber daya
yang baru.
2. Untuk Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tapanuli Utara sebagai
unsur penyelenggaran pengelolaan sampah di Kota Tarutung agar
menyediakan fasilitas untuk pendauran ulang sampah pada TPA yang
ada dan mensosialisakan kepada masyarakat tentang jenis dan bentuk
sampah sehingga dapat melakukan kegiatan untuk pemilahan sampah.
3. Untuk mengubah paradigma lama yang masih diterapkan dalam
pengelolaan sampah di Kota Tarutung menjadi paradigma baru
37. Page37of 166 Plastik & Sampah: Pantauan Oktober 2022
dengan memfasilitasi teknologi yang ramah lingkungan dengan
layanan Startup Digital yang dapat dijadikan sebagai salah satu sarana
pengelolaan sampah berbasis teknologi sehingga membuat sampah
menjadi sumber daya yang baru sesuai amanat Undang-Undang
Pengelolaan Sampah.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Wisnu Arya Wardhana, 2004, Dampak Pencemaran Lingkungan (Edisi
Revisi), Andi Offset, Yogyakarta.
Sastrawijaya A. Tresna, 2000, Pencemaran Lingkungan, Rineka Cipta,
Jakarta.
K.E.S Manik, 2016, Pengelolaan Lingkungan Hidup. Kencana, Jakarta.
Takdir Rahmadi, 2015, Hukum Lingkungan di Indonesia (Revisi Kedua).
Rajawali Pers, Jakarta.
Chandra Wahyu Purnomo, 2020, Solusi Pengelolaan Sampah Kota.
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Supriadi, 2006, Hukum Lingkungan Indonesia, Sebuah Pengantar. Sinar
Grafika, Jakarta.
Indang Dewata, dkk. 2018, Pencemaran Lingkungan. Raja Grafindo
Persada,Jakarta.
Takdir Rahmadi, 2011, Hukum Lingkungan di Indonesia, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Suparto Wijoyo, 2017, Buku Ajar Hukum Perlindungan Lingkungan Hidup,
Airlangga University Press, Surabaya.
Gunawan G., 2007, Mengolah Sampah Jadi Uang, Transmedia Pustaka,
Jakarta.
Soewodo Hadi Wiyoto, 1983, Penanganan Dan Pemanfaatan Sampah,
Idayu Press, Jakarta.
Miftahur Rohim, 2020, Teknologi Tepat Guna Pengolahan Sampah, Qiara
Media, Pasuruan
.
Jurnal/Makalah
Septiana Dewi Andriana, dkk. 2019, “Pengelolaan Sampah Di Era Revolusi
Industri 4.0 Berbasis Startup Digital”, Jurnal Sistem Informasi, Vol.
03, Universitas Harapan Medan.
38. Page38of 166 Plastik & Sampah: Pantauan Oktober 2022
Jailan dkk. 2016, “Sistem Pengelolaan dan Upaya Penanggulangan
Sampah Di Kelurahan Dufa-Dufa Kota Ternate”, Jurnal BIOeduKASI, Vol.
04, Program Studi Pendidikan Biologi UM Malang.
Mahda Wahdatunissa, 2019, “Pelaksanaan Pengelolaan Sampah Oleh
Dinas Lingkungan Hidup Dan Kebersihan Kabupaten Pangandaran”,
Jurnal MODERAT Vol.5.
Asmadi dkk. “Kinerja Dinas Lingkungan Hidup Dalam Pengelolaan
Sampah Di Pasar Kemuning Kota Pontianak”, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi
Publik, Universitas Tanjungpura Pontianak.
Ratna Arisandi, dkk. 2019, “Implementasi Kebijakan Pengolahan Sampah
Di Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Cirebon”, Jurnal Publika, Vol. 7.
Martinus Triastantra, “Pengelolaan Sampah Pasar Sebagai Upaya
Pengendalian Pencemaran Lingkungan Berdasarkan Peraturan Daerah
Kota Yogyakarta Nomor 10 Tahun 2012 Tentang Pengolahan Sampah”,
Jurnal Ilmiah, Universitas Atma Jaya Yogyakarta.59
Skripsi
Any Siti Purhayani, 2019, Strategi Dinas Lingkungan Hidup Dalam
Menanggulangi Sampah, Skripsi, Universitas Islam Negeri Raden
Intan Lampung.
Rachmat Hidayat, 2014, Analisis Yuridis Terhadap Pencemaran
Lingkungan
Menurut UU RI No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, Skripsi, UIN Alauddin Makassar.
M. Akbar Rahman, 2018, Manajemen Pengelolaan Sampah Berbasis
Android (Studi Kasus : LPM Kelurahan Paccinongang), Skripsi, UIN
Alauddin Makassar.
Perundang-undangan
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69.
Sekretariat Negara. Jakarta.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 140. Sekretariat Negara. Jakarta.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2019 Tentang
Penyelenggaraan Sistem Dan Transaksi Elektronik. Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 185. Sekretariat Negara. Jakarta.
39. Page39of 166 Plastik & Sampah: Pantauan Oktober 2022
Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 1 Tahun 2019 Tentang Tugas,
Fungsi, Uraian Tugas Dan Tata Kerja Dinas Lingkungan Hidup 60
Provinsi Sumatera Utara. Berita Daerah Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2019 Nomor 1. Sekretaris Daerah. Medan.
Internet
Addina Zulfa Fa’izah, 2021, Penyebab Kerusakan Lingkungan Hidup,
Jenis, Serta Cara Menanggulanginya.
https://www.merdeka.com/trending/penyebab-kerusakanlingkunganhidup-
jenis-serta-cara-menanggulanginya-kln.html, diakses 15 April 2021.
Alfredo, 2020, Buang Sampah Sembarangan Jadi Penyebab Banjir di Kota
Tarutung. https://www.metro-online.co/2020/06/buang-
sampahsembarangan-jadi-penyebab.html, diakses 15 April 2021
.
Arif Mashudi, 2020, Defenisi Startup, Perusahaan Digital untuk Bisnis dan
Perkembangannya. https://www.diadona.id/gadget/definisi-
startupperusahaan-digital-untuk-bisnis-dan-
perkembangannya2005132.html, diakses 15 April 2021.
Dewi Purningsih, 2019, Hadirnya Start Up Kreatif Demi Solusi Masalah
Sampah Indonesia. https://www.greeners.co/aksi/start-up-solusimasalah-
sampah-indonesia, diakses 15 April 2021.
Bintoro Agung, 2020, Tantangan Startup Manajemen Sampah di
Indonesia.
https://dailysocial.id/post/tantangan-startup-manajemen-sampah-
diindonesia, diakses 19 April 2021.
Sekar Ayu Primandani dkk, 2020, Ingin Mendirikan Perusahaan Startup
Digital? Ketahui Apa yang Harus Anda Perhatikan dari segi Hukum.
https://smartlegal.id/badan-usaha/2020/04/25/ingin-
mendirikanperusahaan-startup-digital-ketahui-apa-yang-harus-anda-
perhatikandari-segi-hukum/, diakses 19 April 2021.
Ajas Nainggolan, 2017, Sebaran Sampah Menghiasi Sungai Aek Sigeaon
Tarutung. http://pelitabatak.com/news/Sebaran-Sampah-MenghiasiSungai-
Aek-Sigeaon-Tarutung, diakses 19 April 2021.61
Tigor Munte, 2019, Sungai Sigeaon Jorok dengan Sampah Plastik.
https://www.tagar.id/sungai-sigeaon-jorok-dengan-sampah-plastik,
diakses 19 April 2021.
Riza V. Tjahjadi, 2018, Kelola Sampah di TPA Kota Kecil di Sumut:
Tarutung, Kota Pinang dan Kisaran.
https://www.slideshare.net/biotani/kelolasampah-di-tpa-kota-kecil-di-
sumut-tarutung-kota-pinang-dankisaran, diakses 19 April 2021.
40. Page40of 166 Plastik & Sampah: Pantauan Oktober 2022
Shelbi Asrianti, 2019, Waste4Change Hadirkan Alternatif Pengelolaan
Sampah Jakarta.
https://republika.co.id/berita/pmedod335/waste4changehadirkan-alternatif-
pengelolaan-sampah-jakarta, diakses 19 April 2021.
Suriani Mappong, 2020, MallSampah mendaur ulang 30 ton sampah per
bulan.
antaranews.com/berita/1770833/mallsampah-mendaur-ulang-30-
tonsampah-per-bulan, diakses 19 April 2021.
Prayogo Ryza, 2017, MallSampah Sediakan Solusi Ubah Sampah Jadi
Berkah
(UPDATED). https://dailysocial.id/post/mallsampah-sediakansolusi-ubah-
sampah-jadi-berkah, diakses 19 April 2021.
Desy Setyowati, 2021, Startup Besar Indonesia Melirik Potensi Bisnis
Ramah Lingkungan.
https://katadata.co.id/desysetyowati/digital/6033b13a4478b/startupbesar-
indonesia-melirik-potensi-bisnis-ramah-lingkungan, diakses
19 April 2021.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Utara, 2018, Jumlah Penduduk
Kabupaten Tapanuli Utara Hasil Sensus Penduduk 2010.
https://tapanuliutarakab.bps.go.id/statictable/2018/02/20/36/jumlah
-penduduk-kabupaten-tapanuli-utara-hasil-sensus-penduduk-2010-
sp2010-.html, diakses 19 April 2021.62
Kamus Besar Bahasa Indonesia, https://kbbi.web.id/pelayanan, diakses
pada 19 April 2021.
LAMPIRAN
Dst
41. Page41of 166 Plastik & Sampah: Pantauan Oktober 2022
10 Oktober 2022
Anies Luncurkan Fasilitas Pengelolaan Sampah
Rp 1 T di TPST Bantargebang
Tiara Aliya Azzahra - detikNews
Senin, 10 Okt 2022 11:47 WIB
Jakarta - Gubernur DKI Jakrta Anies Baswedan meluncurkan fasilitas
pengelolaan sampah landfill mining dan refused-derived fuel (RDF) Plant
di. Anies menyebut ini merupakan pengelolaan berbasis RDF skala
terbesar pertama di RI.
Anies Luncurkan RDF Plant di TPST Bantargebang (Aliya/detikcom)
"Alhamdulillah setelah melalui proses yang cukup panjang kita sekarang
sampai kepada babak baru di TPST Bantargebang. Semula yang
dipandang sebagai TPA sekarang menjadi tempat untuk pengolahan dan
percontohan yang nanti akan jadi rujukan untuk seluruh Indonesia," kata
Anies di Bantargebang, Senin (10/10/2022).
"Bila dulu kita jarang mau datang ke sini nanti tempat ini berbondong-
bondong orang datang untuk menyaksikan sebuah project percontohan
terbesar yang ada di Indonesia," tambah Anies.
Baca juga: Kalimalang Sempat Tergenang hingga Banyak Motor Mogok, Kini Surut
Anies berharap kehadiran fasilitas ini dapat merubah paradigma
pengelolaan sampah, di mana di tingkat hilir sampah itu diolah menjadi
kebutuhan energi. Sejauh ini, terdapat 2 perusahaan yang akan
memanfaatkan RDF hasil pengelolaan sampah ini.
"Kita berharap proyek ini tubnas dia akan bisa bukan saja memfasilitasi
kebutuhan energi yang sekarang. Alhamdulillah sudah ada off take care-
42. Page42of 166 Plastik & Sampah: Pantauan Oktober 2022
nya dari Indocement dan SBI tetapi juga ini adalah sebuah tempat yang
publik bisa mendapatkan pengetahuan pendidikan," jelasnya.
Eks Mendikbud itu juga berharap, ke depan, Pemprov DKI dapat
mengakomodir agar lokasi ini dijadikan tempat pembelajaran. Nantinya,
lokasi ini akan ditumbuhkan budaya pengelolaan sampah sedari awal.
"Karena itu saya berharap tempat ini disiapkan juga untuk pembelajaran
bagi anak anak kita. Perubahan cara pandang terhadap sisa residu
sampah itu harus dilakukan secara sabar. Perlu waktu, karena dari mulai
pengetahuan, ada proses pembiasaan nanti jadi kebiasaan. Setelah jadi
kebiasaan dia menjadi budaya. Kalau jadi budaya, dia jadi peradaban
baru," terangnya.
Baca juga: Sejumlah Wilayah Bekasi Banjir Usai Hujan Deras, Ketinggian Air Capai 80
Cm
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep
Kuswanto mengatakan RDF Plant dilaksanakan dengan metode konstruksi
rancang dan bangun (desain and build). Tahapannya terdiri dari
perencanaan, konstruksi, pengadaan, dan commissioning.
Fasilitas ini meningkatkan kapasitas landfill mining menjadi 1.000 ton/hari,
mengolah sampah baru dari Jakarta sebesar 1.000 ton/hari, serta
menghasilkan 700-750 ton/hari RDF.
"Pekerjaan ini dilaksanakan dengan waktu yang relatif singkat, yaitu 317
hari kalender terhitung sejak 17 Februari 2022 sampai dengan 30
Desember 2022," jelas Asep.
Lebih lanjut dia menjelaskan progres pekerjaan saat ini telah mencapai
sekitar 82,9%. Asep menargetkan di akhir November 2022 seluruh
pekerjaan konstruksi dan instalasi mesin utama selesai dilaksanakan
sehingga pada Desember 2022 dapat dilakukan commissioning.
"Kemudian memulai operasi pengolahan sampah pada Januari 2023
mendatang," ujar Asep.
Pembangunan Fasilitas Pengolahan Sampah Landfill Mining dan RDF
Plant TPST Bantargebang ini menelan biaya sebesar Ro 1,07 triliun. Asep
memerinci sumber pendanaan pekerjaan ini, yaitu dana pinjaman daerah
mendukung pemulihan ekonomi nasional (PEN) tahun sebesar Rp 456
miliar serta APBD DKI 2022 sebesar Rp 613 miliar.
"Total nilai kegiatan pembangunan fasilitas pengolahan sampah Landfill
Mining dan RDF Plant yaitu sebesar Rp 1.070.325.631.549 (triliun), sudah
termasuk kegiatan pengadaan tanah, konstruksi design and build, serta
pengadaan sarana-prasarana penunjang lainnya," papar Asep.
43. Page43of 166 Plastik & Sampah: Pantauan Oktober 2022
Baca juga: Belum Ditutup, Begini Kondisi Jalan Pangkalan 1A Bekasi yang Longsor
Lihat juga video 'Sungai Citarum Subang-Bekasi Kini Difasilitasi Pengelolaan Sampah':
Baca artikel detiknews, "Anies Luncurkan Fasilitas Pengelolaan Sampah Rp 1 T di
TPST Bantargebang" selengkapnya https://news.detik.com/berita/d-
6339073/anies-luncurkan-fasilitas-pengelolaan-sampah-rp-1-t-di-tpst-
bantargebang
.
Sampah Plastik dari Brand Besar
Cemari Lingkungan Sungai Ciliwung
Yudistira Perdana Imandiar – detikNews
Rabu, 12 Okt 2022 09:17 WIB
Foto: Shutterstock/
Jakarta - Sampah plastik menjadi salah satu pencemar Sungai Ciliwung.
Berbagai jenis sampah plastik dengan volume yang cukup besar tercecer
di area bantaran maupun aliran Ciliwung.
Berdasarkan hasil survei brand audit sampah plastik yang dilakukan
Tribunnews Bogor bekerja sama dengan para relawan lingkungan pada
22-27 September 2022 di 11 kelurahan Kota Bogor mengungkap sejumlah
produk dari brand-brand besar yang kemasan plastiknya mencemari
Sungai Ciliwung.
Sampah plastik ini dikumpulkan dari rumah-rumah warga dan sepanjang
bantaran Sungai Ciliwung. Sebanyak 110 kantong plastik yang berisi
sampah-sampah plastik dari beragam merek yang beratnya masing-
44. Page44of 166 Plastik & Sampah: Pantauan Oktober 2022
masing berkisar 1-3 kilogram berhasil dikumpulkan dalam survei singkat
tersebut.
Untuk kategori botol air mineral, merek A menjadi penyumbang sampah
terbesar sebanyak 40,4 persen. Untuk kategori kopi sachet, merek LB
paling banyak ditemukan sebesar 52,2 persen. Pada kategori sampah
plastik makanan dan minuman merek ID menempati posisi teratas dengan
angka 58,5 persen.
Baca juga: Kreatif! Warga Sukoharjo Sulap Sampah Plastik Jadi Bahan Bakar Alternatif
Selanjutnya, kategori deterjen pewangi dan sabun cuci merek D berada di
posisi pertama sebanyak 55,6 persen. Kategori shampoo sachet merek
Clear berada di posisi pertama dengan angka 50 persen, kategori sabun
cair merek NV sebanyak 67,1 persen. Adapun di kategori perawatan tubuh
merek P menempati posisi pertama dengan jumlah tertinggi 53,8 persen.
"Botol air mineral itu harus segera dihentikan produksinya (phase out),
minimal ukuran botol yang diizinkan di pasaran nantinya hanya yang
berukuran 1 liter," kata perwakilan dari Gabungan Produsen Makanan dan
Minuman Indonesia (GAPMMI) Idham Arsyad dalam keterangan tertulis,
Rabu (12/10/2022).
Temuan dari hasil brand audit ini sejalan dengan data persampahan di
Indonesia. Berdasarkan data, gelas plastik (berikut sedotan) dan botol air
mineral ikut mendongkrak volume sampah plastik sebesar 11,6 juta ton,
atau 17% dari total produksi sampah nasional di Indonesia pada 2021.
Jumlah tersebut naik dua kali lipat dari satu dekade sebelumnya.
Di samping itu, produksi AMDK gelas plastik tercatat sebesar 10,4 miliar
setiap tahun. Pada segmen ini, market leader AMDK berkontribusi pada
timbulan 5.300 ton sampah gelas plastik per tahun.
Sampah industri AMDK juga berasal dari botol plastik yang produksinya
mencapai 5,5 miliar botol per tahun. Timbulan sampah botol plastik
tercatat 83 ribu ton, atau hampir separuh timbulan sampah plastik industri
AMDK.
Baca juga: Ekonomi Sirkular Jadi Solusi Atasi Limbah Sektor Usaha
Kasubdit Tata Laksana Produsen Direktorat Pengurangan Sampah KLHK
Ujang Solihin Sidik mengatakan berdasarkan Peta Jalan Pengurangan
Sampah KLHK 2020-2029, ada sejumlah item plastik ukuran kecil yang
sudah tidak boleh lagi diproduksi pada 2029. Produk plastik yang secara
bertahap harus sudah dihentikan produksinya antara lain kemasan sachet
kecil, dan sedotan plastik di restoran, kafe, dan hotel.
"Termasuk juga sedotan plastik yang menempel pada minuman, dan juga
wadah styrofoam," tutur Ujang.
45. Page45of 166 Plastik & Sampah: Pantauan Oktober 2022
Menurutnya, produsen AMDK juga harus sudah mulai bertanggung jawab,
misalnya dengan menarik kembali botol-botol plastik untuk didaur ulang di
bank-bank sampah.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Permen
LHK Nomor 75 Tahun 2019 menargetkan pengurangan sampah hingga
sebesar 30 persen pada 2030. Upaya reduksi sampah tersebut salah
satunya dilakukan dengan mendorong produsen AMDK mengubah desain
produk mini menjadi lebih besar (upsize) ke ukuran 1 liter, untuk
mempermudah pengelolaan sampah.
Selain itu, produsen juga diwajibkan untuk mengimplementasikan
mekanisme pertanggungjawaban terhadap produk dalam kemasan plastik
yang dijual, saat nantinya produk tersebut menjadi sampah (Extended
Producers Responsibility/EPR).
Dua hal ini, upaya upsize dan EPR oleh produsen masih menjadi
tantangan implementasi Permen KLHK No. 75/2019. Namun, produsen
besar AMDK masih memasarkan produk kemasan ukuran di bawah 1 liter.
Baca juga: Cegah Sampah Masuk Laut, Sungai Watch Pasang 100 Jaring di Sungai
Banyuwangi
Pada prinsipnya, kata Ujang, ada tiga kewajiban mengikat produsen yang
diatur dalam Peta Jalan KLHK. Selain membatasi timbulan sampah dari
produk gelas dan botol plastik mereka, lanjutnya, produsen juga wajib
melakukan pendaurulangan dan pemanfaatan kembali produk yang sudah
digunakan konsumen.
"Produsen punya kewajiban untuk menarik kembali botol-botolnya untuk
didaur ulang menjadi botol atau produk lain dan melakukan pemanfaatan
kembali," cetus Ujang.
Potensi besar dari pendaurulangan sampah plastik ini sempat diulas oleh
Kasub Dir Prasarana dan Jasa Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah,
Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya (B3) KLHK Edward Nixon
Pakpahan.
"Bisnis daur ulang yang merupakan bagian dari tren ekonomi sirkular
berpotensi menciptakan 4,4 juta lapangan kerja baru dan menambah PDB
Rp 569-638 triliun pada 2030," ujar Nixon.
(akn/ega)
sampah plastik sungai ciliwung
Baca artikel detiknews, "Sampah Plastik dari Brand Besar Cemari Lingkungan Sungai
Ciliwung" selengkapnya https://news.detik.com/berita/d-6342389/sampah-
plastik-dari-brand-besar-cemari-lingkungan-sungai-ciliwung
46. Page46of 166 Plastik & Sampah: Pantauan Oktober 2022
.
Puluhan warga di Kemusu Boyolali kerja bakti
bersihkan sampah banjir
Rabu, 12 Oktober 2022 12:20 WIB
Boyolali (ANTARA) - Puluhan warga bersama Tim Reaksi Cepat (TRC)
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Polri dan TNI
telah melakukan gotong-royong membersihkan sisa lumpur dan sampah
akibat banjir yang terjadi di Dukuh Kedungsari, Rabu.
Sejumlah warga bersama Polri, TNI dan
BPBD bergotong royong kerja bakti
bersihkan lumpur dan sampah sisa banjir
dengan tangki air bersih di Dukuh
Kedungsari Desa/Kecamatan Kemusu,
Kabupaten Boyolali, Rabu (12/10/2022).
ANTARA/Bambang Dwi Marwoto.
Warga bersama petugas TRC BPBD, TNI dan Polri melakukan kerja bakti
dengan menyingkirkan sampah-sampah dan penyemprot dengan air
bersih sisa-sisa lumpur banjir yang terjadi akibat luapan Sungai Serang di
Desa/Kecamatan Kemusu Boyolali, pada Selasa (11/10) malam.
Menurut Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Boyolali
Suherman TRC BPBD Boyolali sudah mengirimkan bantuan logistik untuk
kerja bakti dan beberapa tangki air bersih untuk membantu membersihkan
sisa lumpur dan sampah akibat banjir yang melanda puluhan rumah warga
di RT 2 dan 3 di Dukuh Kedungsari Kemusu.
"Kami berharap warga bergotong-royong membersihkan lumpur sisa banjir
itu, sehingga lingkungan baik jalan, halaman maupun di dalam rumah yang
tergenang air banjir dapat dibersihkan, sehingga masyarakat
lingkungannya tetap sehat," katanya.
Suherman mengatakan hujan deras yang disertai angin kencang terjadi du
Dukuh Kedungsari, Desa/Kecamatan Boyolali, pada Selasa (11/10),
petang, menyebabkan air Sungai Serang meluap. Sungai yang tidak
mampu menampung air hujan itu, sehingga menggenangi rumah warga di
dua RT di daerah itu.
Baca juga: Warga Boyolali gotong-royong bersihkan lumpur banjir
48. Page48of 166 Plastik & Sampah: Pantauan Oktober 2022
Kisah Pilu Adam, Dipecat karena TBC,
Kini Jadi Pemulung dan Berpuasa untuk Mengirit
Kompas.com - 12/10/2022, 17:41 WIB
BANDUNG, KOMPAS.com - Muhammad Adam (23) menceritakan
bagaimana hidupnya berubah setelah didiagnosa mengidap tuberkulosis
(TBC) beberapa bulan lalu.
Bukan hanya kondisi fisiknya yang kerap merasa sesak napas dan lemas,
namun pekerjaannya hilang. Ia dipecat dari pekerjaannya di salah satu
toko online di Jalan Braga.
Foto Muhammad Adam (23) saat menjalani pengobatan TBC di
Bandung.(Dok RUMAH AMAL SALMAN) Editor Reni Susanti
Hingga kini, warga asli
Lampung ini belum tahu
apakah ia bisa kembali
bekerja atau tidak.
Namun yang pasti, untuk
bertahan hidup, lebih
dari 4 bulan ini ia hidup
di jalanan menjadi
seorang pemulung.
Baca juga: Cerita Penumpang KA Terjebak 12 Jam karena Rel Ambles, dari Kelaparan
hingga Air Toilet Habis
Sebelumnya Adam masih mampu menyewa tempat tinggal, karena ia juga
memiliki sedikit tabungan dari hasil pekerjannya.
Namun karena tidak memiliki pemasukan lain, tabungannya habis untuk
berobat dan kebutuhan sehari-hari.
"Per hari penghasilannya sekitar Rp 50.000. Untuk makan sering ga cukup
karena saya harus mengonsumsi obat," tutur dia.
Bahkan terkadang ia memilih puasa untuk mengirit. Lalu ia mencari takjil
ke masjid-masjid. Karena kurang makan dan obat yang tidak rutin pula,
kondisi TBC-nya memburuk.
Hidup sebatang kara
Adam menuturkan, di Bandung ia tinggal sebatang kara. Ia tidak bisa
meminta bantuan orangtuanya di Kampung halaman.
49. Page49of 166 Plastik & Sampah: Pantauan Oktober 2022
Sebab ibunya mengalami gangguan mental. Sedangkan ayahnya sudah
lama tidak memedulikan Adam. “Ibu mengalami gangguan mental, beliau
juga lupa punya anak yang sudah besar. Ayah terakhir kali ada di Tanjung
Priuk, saya juga tidak punya kontak dan memang Ayah sudah lama tidak
mempedulikan saya,” kata Adam.
Baca juga: Kaget Rumahnya Masuk YouTube dengan Kondisi Berantakan,
Erma Laporkan 10 YouTuber
Adam memang sudah terbiasa bertahan hidup dalam kondisi serba
kekurangan. Menjadi pemulung ia pun tidak lantas malu.
Hanya saja, sesak napas yang sering kambuh membuatnya tidak berdaya
untuk memulung barang bekas lebih banyak.
Pada 1 Oktober lalu pun, ia datang ke kantor Rumah Amal, di Jalan Gelap
Nyawang No 4 Bandung, sambil dibopong temannya. Sebab ia sudah
sesak napas dan lemas.
Saat itu, Rumah Amal langsung membawa Adam ke klinik terdekat untuk
penanganan medis.
Dari hasil diagnosis petugas kesehatan, kondisi TBC Adam
mengharuskannya segera dirujuk ke rumah sakit agar bisa mendapatkan
penanganan lebih lanjut.
Ketika itu Adam dirujuk ke Rumah Sakit Santo Yusuf untuk mendapatkan
perawatan medis. Adam yang mendapatkan perawatan selama 5 hari
sekarang sudah pulang dan sedang menjalani perawatan jalan.
“Semoga saja Adam segera mendapatkan kesembuhan, karena TBC
biasanya membutuhkan 6 bulan untuk benar-benar dinyatakan pulih.
Meski agak riskan, sebab Adam masih hidup di jalanan, semoga saja Allah
memberikan kesembuhan,” ujar Muhayan Idris, Kepala Layanan Dasar
Rumah Amal Salman.
Tag bandung pemulung TBC rumah amal
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Pilu Adam, Dipecat karena
TBC, Kini Jadi Pemulung dan Berpuasa untuk Mengirit", Klik untuk
baca: https://bandung.kompas.com/read/2022/10/12/174108078/kisah-pilu-
adam-dipecat-karena-tbc-kini-jadi-pemulung-dan-berpuasa-
untuk?page=all.
Editor : Reni Susanti
https://bandung.kompas.com/read/2022/10/12/174108078/kisah-pilu-
adam-dipecat-karena-tbc-kini-jadi-pemulung-dan-berpuasa-untuk?page=all
50. Page50of 166 Plastik & Sampah: Pantauan Oktober 2022
Hibah Bermasalah, Mesin Sampah dari China Mangkrak
di TPA Sukosari Karanganyar
Soloraya 14 October 2022 16:39:27 WIB
Penulis: Indah Septiyaning Wardani | Editor: Kaled Hasby Ashshidiqy
Wabup Karanganyar, Rober Christanto, menyebut mangkraknya mesin pengolah
sampah di TPA Sukosari karena ada masalah dalam proses hibah nya dari China.
SOLOPOS.COM - DPRD Karanganyar mengecek kondisi mesin pengolah sampah
hibah dari Pemerintah Tiongkok yang kondisinya mangkrak di Gudang TPA Sukosari
Jumantono. (Istimewa/DPRD Karanganyar)
Solopos.com, KARANGANYAR — Alat pengolah sampah hibah dari
Pemerintah China dibiarkan mangkrak di Tempat Pembuangan Akhir
(TPA) Sukosari, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar belum bisa memanfaatkan
mesin tersebut.
Wakil Bupati (Wabup) Karanganyar, Rober Christanto, mengatakan
sampah TPA Sukosari akan menjadi bom waktu jika tidak segera
ditangani. Dari hasil pengecekan di lokasi TPA, dia mengatakan kondisi
sampah sudah menggunung. Sampah yang masuk dibiarkan menumpuk di
sana. Belum ada solusi penanganan persoalan sampah ini.
Bantuan mesin pengolah sampah yang dihibahkan dari China melalui
salah satu universitas di Ibu Kota pun belum bisa berjalan. Padahal
Pemkab telah membangun tempat lengkap dengan jaringan listrik untuk
operasional alat tersebut.
“Alatnya belum bisa kita gunakan. Sudah ada tempat dan listriknya. Ini
karena belum ada penyerahan hibah alatnya,” katanya ketika dijumpai di
ruang kerjanya pada Jumat (14/10/2022).
Baca Juga: Sidak DPRD Karanganyar Temukan Pengolah Sampah Hibah Tiongkok
Mangkrak