SlideShare a Scribd company logo
1 of 50
LAPORAN KASUS 
SINDROM MALARIA FLCIPARUM 
Oleh : dr. Pangeran E. K 
Pembimbing : dr. Teguh Rumanto, Sp.PD
Identitas Pasien 
 Nama : Tn. M 
 Usia : 38 tahun 
 Alamat : Mandarian 
 Agama : Islam 
 Pekerjaan : Pendulang Emas 
 Jenis Kelamin : Laki - laki 
 Tanggal MRS : 19 – 12 – 2013 / 22.30 
WITA 
 No. Rekam Medik : 09. 90. xx
Anamnesis 
 Keluhan Utama 
Demam sejak 10 hari SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang 
 Demam sejak 10 hari SMRS. Demam dirasakan tinggi 
secara tiba – tiba, dan naik turun, demam timbul tidak 
menentu. 
 Keluhan demam juga disertai dengan menggigil selama 
15 – 30 menit, kemudian badannya terasa panas dan 
berkeringat. 
 Keluhan juga disertai mual dan muntah yang berisi 
setiap makanan yang dimakan. 
 Muntah darah disangkal. BAB darah disangkal, BAB 
berwarna kehitaman disangkal, BAB seperti dempul 
disangkal. 
 BAK warna kuning jernih, tidak ada keluhan menurut 
pasien.
• Pasien tidak pernah mengalami sakit 
seperti ini sebelumnya. 
• Riwayat penyakit ginjal disangkal, riwayat 
sakit kuning disangkal, riwayat batuk 
lama atau sakit paru disangkal, riwayat 
darah tinggi disangkal, asma disangkal, 
kencing manis disangkal 
Riwayat 
Penyakit 
Dahulu 
• Tidak ada yang mempunyai keluhan 
yang seperti ini. 
• Riwayat DM(-) 
• Riwayat hipertensi (-) 
• Riwayat hepatitis (-) 
Riwayat 
Penyakit 
Keluarga 
• Pasien hanya berobat ke mantri 
yang ada di kampungnya, diberi 
obat penurun panas tapi tidak ada 
perbaikan. 
Riwayat 
Pengobatan
Riwayat Psikososial 
 Pasien bekerja sebagai pendulang emas 
 Minum obat – obatan dalam jangka waktu 
lama disangkal 
 Minum jamu – jamuan disangkal 
 Memakai narkoba dan jarum suntik disangkal 
 Minum alkohol disangkal 
 Merokok disangkal
Pemeriksaan Fisik 
 Keadaan umum : Pasien tampak 
sakit sedang 
 Kesadaran : Compos Mentis 
 Vital sign : 
- Tekanan darah : 110/80 mmHg 
- Suhu : 37,8 C 
- Frek. Nadi : 80 x/menit 
- Frek. Napas : 22 x/ menit
Status Gizi 
 Berat Badan : 75 kg 
 Tinggi Badan : 175 cm 
 Kesimpulan : IMT = 24.4 (normal)
Status Generalis 
 Kepala : Rambut Hitam, lurus, tidak rontok 
 Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera 
ikterik (+/+), reflek cahaya (+/+), 
pupil isokor 
 Hidung : Septum deviasi (-), sekret (-) 
 Telinga : Normotia, serumen (-/-) 
 Mulut : Bibir pucat (-), bibir kering (-), sianosis 
(-), lidah kotor (-),stomatitis (-), tonsil 
hiperemis (-) 
 Leher : Pembesaran kelenjar KGB (-)
Status Generalis 
 Dada : Normochest (+) 
Inspeksi : Dada simetris (+), retraksi dinding dada (-) 
Palpasi : Bagian dada tidak ada yang tertinggal (-) 
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru 
Auskultasi : Vesikuler (+/+), ronki (-/-), wheezing (-/-) 
 Jantung : 
Inspeksi : Ictus cordis (-) 
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba 
Perkusi : - 
Auskultasi : BJ I/II murni Reguler, murmur (-), gallop 
(-)
Status Generalis 
 Abdomen : 
Inspeksi : Perut tampak datar 
Auskultasi : Bising Usus ( + ) Normal 
Palpasi : Supel 
Perkusi : Timpani 
 Ektremitas : Akral hangat, RCT <2 detik, 
edema (-/-) 
 Inguinal : Pembesaran kelenjar inguinal ( - 
) 
 Anus dan rektum : Dalam batas normal 
 Genitalia : Laki – laki
Pemeriksaan Penunjang 
Dilakukan pemeriksaan Laboratorium 
(11 September 2013) 
 Hb : 10,6 g/dL 
 Hematokrit : 30 % 
 Trombosit : 380.000 
 Leukosit : 5.100 
 SGOT : 57 
 SGPT : 27 
 Bilirubin Total : 20 mg/dL 
 Creatinin : 6,4 mg/dL 
 HbsAg : negatif 
 Malaria Rapid Test : negatif
Pemeriksaan Penunjang 
Urinalisa : 
Makroskopis : Warna kuning tua agak keruh 
Kimia : Protein +1 
Mikroskopis : Leukosit 0 – 3, eritrosit 0 – 1, 
silinder (-), bakteri (-)
RESUME 
 Seorang laki - laki, 38 tahun, pekerjaan 
mendulang emas, dengan keluhan demam 
sejak 10 hari SMRS, demam disertai dengan 
menggigil, mual, dan muntah. 
 Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan tampak 
sakit sedang, kesadaran kompos mentis, suhu 
: 37,8ºC, mata sklera ikterik dan pada 
abdomen didapatkan nyeri tekan epigastrium.
RESUME 
 Pemeriksaan laboratorium trombosit 38.000 
(nilai rujukan : 150 – 440 ribu/μL), eritrosit 3,89 
(nilai rujukan 4,5 – 6, 2 juta / mm3 ), SGOT/ 57 
(nilai rujukan <35), bilirubin total 20 mg/dL 
(nilai rujukan : < 1,1 mg/dL), creatinin 6,4 
mg/dL (nilai rujukan : 1,1 mg/dL), Sediaan 
Apusan Darah Tepi (SADT) : Malaria 
Falciparum (+), Malaria rapid test (-).
 Dari data tersebut maka pasien ini didiagnosa 
awal dengan Malaria Falciparum, rencana 
tindakan terapi pasien ini : 
- IVFD RL 20 tpm 
- Inj. Ranitidin 2 x 1 amp 
- Paracetamol tablet 3x500 mg (prn) 
- Darplex 1x3 tablet 
- Primakuin 1x3 tablet 
- Monitoring tanda – tanda vital dan kesadaran
PROBLEM / ASSESSMENT 
 Demam 
DD/ : 
 Malaria 
 Thyfoid Fever 
 Hepatitis
INITIAL PLAN 
 Px/ 
Morfologi Darah Tepi, Hemoglobin, Hematokrit, Leukosit, Trombosit, Eritrosit, 
Urinalisa 
 Tx/ 
- IVFD RL 20 tpm 
- Paracetamol 3x500 mg 
 Mx/ 
Tanda - tanda vital dan kesadaran 
 Ex/ 
- Menghindari gigitan nyamuk dengan menggunakan kelambu saat tidur 
- Menggunakan obat nyamuk atau kawat anti nyamuk 
- Modifikasi lingkungan disekitar rumah 
- Menggunakan obat profilaksis malaria sebelum bepergian ke daerah endemis
PROGRESS NOTE
Tanggal S ( Subjek ) O ( Objek ) A (Asesment) P ( Planing ) 
21-12-2013 Demam (-), mual (+), 
muntah (-) 
TD : 
100/70mmHg, 
N : 
80x/menit,regule 
r 
RR : 20x/menit 
T : 36,8°C 
Wajah dan 
sklera ikterik 
(+/+) 
Abd : nyeri tekan 
epigastrium (+) 
Bilirubin total 20 
mg/dL ( nilai 
rujukan : < 1,1 
mg/dL ). 
1. Demam ec 
DD/ Malaria 
1. IVFD RL 20 
tpm 
2. Inj. Ranitidin 
2 x 1 amp 
3. Paracetamol 
tablet 3x500 
mg (prn) 
4. Monitoring 
tanda – 
tanda vital 
dan 
kesadaran 
5. Cek SADT & 
USG 
Abdomen
Tanggal S ( Subjek ) O ( Objek ) A (Asesment) P ( Planing ) 
22-12-2013 Demam (-), mual (+), 
muntah (-) 
O ( Objek ) 
TD : 100/70mmHg 
N : 80x/menit,reguler 
RR : 20x/menit 
T : 36,8°C 
Wajah dan sklera 
ikterik (+/+) 
Abd : nyeri tekan 
epigastrium (+), 
Sediaan 
Apusan Darah 
Tepi (SADT) 
pada pasien ini 
dan didapatkan 
hasil eritrosit 
(anisositosis dan 
poikilositosis 
sedang), leukosit 
(estimasi jumlah 
normal, 
gametosit 
falciparum +), 
trombosit 
(estimasi jumlah 
menurun ringan, 
bentuk dan 
sebaran normal), 
kesan anemia 
hemolitik, 
trombositopenia, 
malaria 
falciparum. USG 
Abd : tidak 
1. Demam ec 
Malaria 
Falciparum 
1. IVFD RL 20 
tpm 
2. Inj. Ranitidin 
2 x 1 amp 
3. Paracetamol 
tablet 3x500 
mg (prn) 
4. Monitoring 
tanda – 
tanda vital 
dan 
kesadaran
Gambaran SADT 
 Eritrosit : anisositosis dan poikilositosis sedang 
 Leukosit : estimasi jumlah normal, gametosit falciparum + 
 Trombosit : estimasi jumlah menurun ringan, bentuk dan sebaran 
normal 
 Kesan : anemia hemolitik, trombositopenia, malaria falciparum
USG Abdomen 
 Kesan : tidak ditemukan adanya kelainan organ pada USG 
Abdomen.
Tanggal S ( Subjek ) O ( Objek ) A (Asesment) P ( Planing ) 
23-12-2013 Demam (-), mual (+), 
muntah (-) 
TD : 
100/80mmHg 
N : 
80x/menit,regule 
r 
RR : 20x/menit 
T : 36,8°C 
Wajah dan 
sklera ikterik 
(+/+) 
Abd : nyeri tekan 
epigastrium (+) 
HCV (-) 
Creatinin 2,4 
mg/dL (nilai 
rujukan : 1,1 
mg/dL) 
1. Demam ec 
Malaria 
Falciparum 
1. IVFD RL 20 
tpm 
2. Inj. Ranitidin 
2 x 1 amp 
3. Paracetamol 
tablet 3x500 
mg (prn) 
4. Darplex 1x3 
tablet 
5. Primakuin 
1x3 tablet 
6. Monitoring 
tanda – 
tanda vital 
dan 
kesadaran
Tanggal S ( Subjek ) O ( Objek ) A (Asesment) P ( Planing ) 
24-12-2013 Demam (-), mual (+), 
muntah (-) 
TD : 
100/80mmHg 
N : 
80x/menit,regule 
r 
RR : 20x/menit 
T : 36,8°C 
Wajah dan 
sklera ikterik (-/-) 
Abd : nyeri tekan 
epigastrium (+) 
1. Demam ec 
Malaria 
Falciparum 
1. IVFD RL 20 
tpm 
2. Inj. Ranitidin 
2 x 1 amp 
3. Paracetamol 
tablet 3x500 
mg (prn) 
4. Darplex 1x3 
tablet 
5. Monitoring 
tanda – 
tanda vital 
dan 
kesadaran
Tanggal S ( Subjek ) O ( Objek ) A (Asesment) P ( Planing ) 
25-12-2013 Demam (-), mual (+), 
muntah (-) 
KU baik, 
kesadaran 
compos mentis 
TD : 
100/80mmHg 
N : 
80x/menit,regule 
r 
RR : 20x/menit 
T : 36,8°C 
Wajah dan 
sklera ikterik (-/-) 
Abd : nyeri tekan 
epigastrium (+) 
1. Demam ec 
Malaria 
Falciparum 
1. IVFD RL 20 
tpm 
2. Inj. Ranitidin 
2 x 1 amp 
3. Paracetamol 
tablet 3x500 
mg (prn) 
4. Darplex 1x3 
tablet 
5. Monitoring 
tanda – 
tanda vital 
dan 
kesadaran
Tanggal S ( Subjek ) O ( Objek ) A (Asesment) P ( Planing ) 
26-12-2013 Demam (-), mual (-), 
muntah (-) 
KU baik, 
kesadaran 
compos mentis 
TD : 
100/80mmHg 
N : 
80x/menit,regule 
r 
RR : 20x/menit 
T : 36,8°C 
Wajah dan 
sklera ikterik (-/-) 
Abd : nyeri tekan 
epigastrium (-) 
Sediaan 
Apusan Darah 
Tepi (SADT) 
ulang masih 
didapatkan 
Malaria 
falciparum (+) 
1. Demam ec 
Malaria 
Falciparum 
1. IVFD RL 20 
tpm 
2. Inj. Ranitidin 
2 x 1 amp 
3. Paracetamol 
tablet 3x500 
mg (prn) 
4. Darplex 1x3 
tablet 
5. Doksisiklin 
2x1 tablet 
6. Monitoring 
tanda – 
tanda vital 
dan 
kesadaran
Tanggal S ( Subjek ) O ( Objek ) A (Asesment) P ( Planing ) 
27-12-2013 Demam (-), mual (-), 
muntah (-) 
KU baik, 
kesadaran 
compos mentis 
TD : 
100/80mmHg 
N : 
80x/menit,regule 
r 
RR : 20x/menit 
T : 36,8°C 
Wajah dan 
sklera ikterik (-/-) 
Abd : nyeri tekan 
epigastrium (-) 
1. Demam ec 
malaria 
falciparum 
1. IVFD RL 20 
tpm 
2. Inj. Ranitidin 
2 x 1 amp 
3. Paracetamol 
tablet 3x500 
mg (prn) 
4. Darplex 1x3 
tablet 
5. Doksisiklin 
2x1 tablet 
6. Monitoring 
tanda – 
tanda vital 
dan 
kesadaran
Tanggal S ( Subjek ) O ( Objek ) A (Asesment) P ( Planing ) 
28-12-2013 Demam (-), mual (-), 
muntah (-) 
KU baik, 
kesadaran 
compos mentis 
TD : 
100/80mmHg 
N : 
80x/menit,regule 
r 
RR : 20x/menit 
T : 36,8°C 
Wajah dan 
sklera ikterik (-/-) 
Abd : Nyeri 
tekan 
epigastrium (-) 
1. Demam ec 
malaria 
falciparum 
1. IVFD RL 20 
tpm 
2. Inj. Ranitidin 
2 x 1 amp 
3. Paracetamol 
tablet 3x500 
mg (prn) 
4. Darplex 1x3 
tablet 
5. Doksisiklin 
2x1 tablet 
6. Monitoring 
tanda – 
tanda vital 
dan 
kesadaran
Tanggal S ( Subjek ) O ( Objek ) A (Asesment) P ( Planing ) 
29-12-2013 Demam (-), mual (-), 
muntah (-) 
KU baik, 
kesadaran 
compos mentis, 
TD : 
100/80mmHg 
N : 
80x/menit,regule 
r 
RR : 20x/menit 
T : 36,8°C 
Wajah dan 
sklera ikterik (-/-) 
Abd : nyeri tekan 
epigastrium (-) 
1. Demam ec 
malaria 
falciparum 
1. IVFD RL 20 
tpm 
2. Inj. Ranitidin 
2 x 1 amp 
3. Paracetamol 
tablet 3x500 
mg (prn) 
4. Darplex 1x3 
tablet 
5. Doksisiklin 
2x1 tablet 
6. Monitoring 
tanda – 
tanda vital 
dan 
kesadaran
Tanggal S ( Subjek ) O ( Objek ) A (Asesment) P ( Planing ) 
30-12-2013 Demam (-), mual (-), 
muntah (-) 
KU baik, 
kesadaran 
compos mentis, 
TD : 
100/80mmHg 
N : 
80x/menit,regule 
r 
RR : 20x/menit 
T : 36,8°C 
Wajah dan 
sklera ikterik (-/- 
), 
Abd : nyeri tekan 
epigastrium (-), 
Sediaan 
Apusan Darah 
Tepi (SADT) 
ulang 
1. Demam ec 
malaria 
falciparum 
1. IVFD RL 20 
tpm 
2. Inj. Ranitidin 
2 x 1 amp 
3. Paracetamol 
tablet 3x500 
mg (prn) 
4. Darplex 1x3 
tablet 
5. Doksisiklin 
2x1 tablet 
6. Monitoring 
tanda – 
tanda vital 
dan 
kesadaran
Tanggal S ( Subjek ) O ( Objek ) A (Asesment) P ( Planing ) 
31-12-2013 Demam (-), mual (-), 
muntah (-), Pasien 
meminta pulang 
KU baik, 
kesadaran 
compos mentis, 
TD : 
120/80mmHg 
N : 
80x/menit,regul 
er 
RR : 20x/menit 
T : 36,8°C 
Wajah dan 
sklera ikterik (-/- 
), 
Abd : nyeri 
tekan 
epigastrium (-) 
Sediaan 
Apusan Darah 
Tepi (SADT) 
ulang masih 
didapatkan 
1. Demam ec 
malaria 
falciparum 
P ( Planing ) 
1. IVFD RL 20 
tpm 
2. Inj. Ranitidin 2 
x 1 amp 
3. Paracetamol 
tablet 3x500 
mg (prn) 
4. Darplex 1x3 
tablet 
5. Doksisiklin 
2x1 tablet 
6. Pasien 
diminta 
untuk 
kontrol 
ulang ke 
Sp.PD yang 
merawat 
dan 
melakukan 
7. Pemeriksaa 
n ulang 
SADT dan 
dilakukan 
USG 
Abdomen 
setelah 3 
hari pulang 
8. (Jumat, 03 
Januari 
2014) dari 
Rumah 
Sakit Datu
PEMBAHASAN 
MALARIA FALCIPARUM
 Pasien adalah seorang laki - laki, 38 tahun, 
pekerjaan mendulang emas, dengan keluhan 
demam sejak 10 hari SMRS, demam disertai 
dengan menggigil, mual, dan muntah sejak 7 
hari SMRS. 
 Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan tampak 
sakit sedang, kesadaran kompos mentis, suhu 
: 37,8ºC, mata sklera ikterik dan pada 
abdomen didapatkan nyeri tekan epigastrium.
 Pemeriksaan laboratorium trombosit 38.000 
(nilai rujukan : 150 – 440 ribu/μL), eritrosit 3,89 
(nilai rujukan 4,5 – 6, 2 juta / mm3 ), SGOT/ 57 
(nilai rujukan <35), bilirubin total 20 mg/dL 
(nilai rujukan : < 1,1 mg/dL), creatinin 6,4 
mg/dL (nilai rujukan : 1,1 mg/dL), Sediaan 
Apusan Darah Tepi (SADT) : Malaria 
Falciparum (+), Malaria rapid test (-). 
 Berdasarkan data tersebut maka pasien ini di 
diagnosa awal dengan Malaria Falciparum.
DEFINISI 
 Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh 
infeksi protozoa genus Plasmodium yang 
menyerang eritrosit dan ditandai ditemukannya 
bentuk aseksual dalam darah. Penyakit malaria 
memiliki trias khas : menggigil, demam, keringat 
banyak. 
 Definisi malaria dengan ikterus adalah 
ditemukannya Plasmodium falciparum stadium 
aseksual pada pemeriksaan apusan darah tepi 
disertai kadar bilirubin total >3 mg/dl. Malaria 
dengan ikterus ditandai dengan adanya demam 
intermiten, mual, mata kuning.
 Berdasarkan anamnesis yang dilakukan, 
ditemukan trias khas malaria pada pasien yaitu 
demam, menggigil, dan keringat banyak. Gejala 
ini sesuai teori dimana terdapat keadaan 
menggigil yang diikuti dengan demam dan 
kemudian timbul keringat banyak. Pemeriksaan 
Laboratorium dilakukan pemeriksaan sediaan 
darah tebal dan tipis ditemukan plasmodium 
serologi malaria (+). 
 Pada pasien ini dari gejala dan pemeriksaan 
penunjang yang sudah dilakukan maka mengarah 
pada diagnosa Malaria Faciparum.
ETIOLOGI 
 Plasmodium ini pada manusia 
menginfeksi eritrosit, dan mengalami 
pembiakan aseksual di jaringan hati dan 
eritrosit 
 Pembiakan seksual terjadi pada tubuh 
nyamuk anopheles betina
PENATALAKSANAAN 
 Pada pasien ini diberikan terapi suportif 
dengan pemberian cairan intravena ringer 
laktat 20 tetes per menit. 
 Terapi suportif dimaksudkan untuk menjaga 
keseimbangan cairan elektrolit dan 
keseimbangan asam-basa, karena pada 
malaria terjadi gangguan hidrasi, maka sangat 
penting mengatasi keadaan hipovolemia ini.
PENATALAKSANAAN 
 Pasien diberikan darplex 1x3 tablet, selanjutnya 
setiap hari hingga hari ke 3. Pasien juga diberikan 
primakuin 3 Tablet ( single dose), primakuin dipakai 
sebagai obat pelengkap atau pengobatan radikal 
terhadap P.Falciparum dosis nya 45 mg dosis tunggal 
untuk membunuh gamet. 
 Pengobatan simptomatik yang diberikan pada pasien 
ini yaitu paracetamol 3 x 1 tablet. 
 Setelah diberi terapi darplex 1x3 tablet selama 3 hari 
dan primakuin 3 tablet (single dose), pada pasien ini 
dilakukan pemeriksaan Sediaan Apusan Darah Tepi 
(SADT) ulang dan didapatkan hasil Malaria falciparum 
(+). Maka pada pasien ini diberikan terapi malaria 
falciparum lini ke dua, terapi primakuin diganti dengan 
doksisiklin 2x1 tablet.
PENATALAKSANAAN 
 Penatalaksanaan malaria pada prinsipnya 
yaitu eliminasi parasit secepat mungkin 
dengan pemberian obat anti-malaria (OAM) 
parenteral, terapi suportif dan simptomatik, 
serta penanganan terhadap komplikasi.
PENATALAKSANAAN 
 Pada pasien ini diberikan artesunate dan primakuin 
yang merupakan pengobatan lini pertama pada 
malaria dengan rekomendasi WHO bahwa 
pengobatan malaria secara global menggunakan 
regimen obat ACT (Artemisine Combination therapy). 
 Artemisin saat ini merupakan pilihan pertama untuk 
penanganan malaria berat karena memiliki 
kemampuan parasite clearence paling cepat. 
 Pengobatan lini kedua malaria falciparum diberikan, 
jika pengobatan lini pertama tidak efektif dimana 
ditemukan : gejala klinis tidak memburuk tetapi parasit 
aseksual tidak berkurang (persisten) atau timbul 
kembali (rekrudesensi).
 Manajemen pada pasien ini sudah cukup 
optimal sesuai dengan acuan penanganan 
berdasarkan literature. Pada pasien ini 
diberikan artesunate dan primakuin yang 
merupakan pengobatan lini pertama pada 
malaria dengan rekomendasi WHO bahwa 
pengobatan malaria secara global 
menggunakan regimen obat ACT (Artemisine 
Combination therapy).
KOMPLIKASI 
 Malria cerebral 
 Anemia berat 
 Gagal ginjal 
 Splenomegali
PROGNOSIS 
 Pada pasien ini sudah terdapat kegagalan 
fungsi organ yaitu ginjal. 
 Pada Morfologi Darah Tepi didapatkan jumlah 
parasit yang banyak. Maka kemungkinan 
prognosis pasien ini buruk, selain itu juga jenis 
plasmodium yang ditemukan pada pasien ini 
adalah plasmodium falciparum yang 
merupakan plasmodium malaria berat yang 
bisa menimbulkan banyak komplikasi.
PROGNOSIS 
 Kecepatan atau ketepatan diagnosis dan 
pengobatan, makin cepat dan tepat dalam 
menegakkan diagnosis dan pengobatannya 
akan memperbaiki prognosisnya serta 
memperkecil angka kematiannya. 
 Kegagalan fungsi organ, yang dapat terjadi 
pada malaria berat terutama organ – organ 
vital. Semakin sedikit organ vital yang 
terganggu dan mengalami kegagalan dalam 
fungsinya, semakin baik prognosisnya.
PROGNOSIS 
 Kepadatan parasit, pada pemeriksaan hitung 
parasit (parasite count) semakin padat/banyak 
jumlah parasitnya yang didapatkan, semakin 
buruk prognosisnya.
TERIMA KASIH…
DAFTAR PUSTAKA 
1. Aziz RA,dkk. Malaria. Dalam : Panduan Pelayanan Medik. Editor: 
Sidartawan S,dkk. Jakarta : PB PAPDI; 2009.h.148 
2. Harijanto PN. Malaria. Dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 
Editor : Sudoyo AW.dkk. Edisi V. Jilid III. Jakarta : Interna 
Publishin; 2009.h. 2813. 
3. Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan 
Lingkungan Departemen Kesehatan RI. Pedoman 
Penatalaksanaan Kasus Malaria di Indonesia. Jakarta; 2008.h. 1. 
4. Harijanto PN, Nugroho A, Gunawan CA. Malaria dari Molekuler ke 
Klinis. EGC, Jakarta 2009, h.268-274. 
5. Zulkarnain I, Setiawan B. Malaria Berat. Dalam : Buku Ajar Ilmu 
Penyakit Dalam. Editor : Sudoyo AW, dkk. Edisi-4. Jilid III. Jakarta 
: Interna Publishing; 2006.h.1764. 
6. Harijanto PN. Malaria. Dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 
Editor : Sudoyo AW, dkk. Edisi-4. Jilid III. Jakarta : Interna 
Publishing; 2006.h. 1741.

More Related Content

What's hot

Supraventrikuler takikardi
Supraventrikuler takikardiSupraventrikuler takikardi
Supraventrikuler takikardirezky ilhamsyah
 
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusOrkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusAris Rahmanda
 
266199956 laporan-kasus-abortus-imminens
266199956 laporan-kasus-abortus-imminens266199956 laporan-kasus-abortus-imminens
266199956 laporan-kasus-abortus-imminensMuhammad Abu Dzar
 
Kasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHF
Kasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHFKasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHF
Kasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHFTenri Ashari Wanahari
 
Case Report BPPV
Case Report BPPVCase Report BPPV
Case Report BPPVKharima SD
 
BAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan SedangBAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan SedangSyscha Lumempouw
 
HIPOGLIKEMIA PADA ANAK
HIPOGLIKEMIA PADA ANAKHIPOGLIKEMIA PADA ANAK
HIPOGLIKEMIA PADA ANAKKindal
 
Laporan kasus graves disease
Laporan kasus graves diseaseLaporan kasus graves disease
Laporan kasus graves diseaseNoorahmah Adiany
 
SINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKSINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKPhil Adit R
 
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptSyscha Lumempouw
 

What's hot (20)

Supraventrikuler takikardi
Supraventrikuler takikardiSupraventrikuler takikardi
Supraventrikuler takikardi
 
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusOrkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
 
Shock dan Resusitasi Cairan
Shock dan Resusitasi CairanShock dan Resusitasi Cairan
Shock dan Resusitasi Cairan
 
Giovanni status bedah
Giovanni   status bedahGiovanni   status bedah
Giovanni status bedah
 
Sirosis hati
Sirosis hatiSirosis hati
Sirosis hati
 
Demam tifoid anak
Demam tifoid anakDemam tifoid anak
Demam tifoid anak
 
266199956 laporan-kasus-abortus-imminens
266199956 laporan-kasus-abortus-imminens266199956 laporan-kasus-abortus-imminens
266199956 laporan-kasus-abortus-imminens
 
Kasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHF
Kasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHFKasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHF
Kasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHF
 
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter IndonesiaStandar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
 
Case Report BPPV
Case Report BPPVCase Report BPPV
Case Report BPPV
 
BAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan SedangBAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
 
HIPOGLIKEMIA PADA ANAK
HIPOGLIKEMIA PADA ANAKHIPOGLIKEMIA PADA ANAK
HIPOGLIKEMIA PADA ANAK
 
Keseimbangan cairan & elektrolit
Keseimbangan cairan & elektrolitKeseimbangan cairan & elektrolit
Keseimbangan cairan & elektrolit
 
Laporan kasus graves disease
Laporan kasus graves diseaseLaporan kasus graves disease
Laporan kasus graves disease
 
Kebutuhan Cairan
Kebutuhan CairanKebutuhan Cairan
Kebutuhan Cairan
 
SINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKSINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIK
 
Syok pada anak
Syok pada anak Syok pada anak
Syok pada anak
 
Tanatologi
TanatologiTanatologi
Tanatologi
 
Fototerapi
FototerapiFototerapi
Fototerapi
 
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
 

Viewers also liked

Viewers also liked (20)

Laporan Pendahuluan MALARIA (LP)
Laporan Pendahuluan MALARIA (LP)Laporan Pendahuluan MALARIA (LP)
Laporan Pendahuluan MALARIA (LP)
 
Laporan tutorial skenario A (Malaria Falciparum)
Laporan tutorial skenario A (Malaria Falciparum)Laporan tutorial skenario A (Malaria Falciparum)
Laporan tutorial skenario A (Malaria Falciparum)
 
Tatalaksana kasus malaria
Tatalaksana kasus malaria Tatalaksana kasus malaria
Tatalaksana kasus malaria
 
Malaria
MalariaMalaria
Malaria
 
Ppt malaria
Ppt malariaPpt malaria
Ppt malaria
 
Malária
MaláriaMalária
Malária
 
Malaria powerpoint
Malaria powerpointMalaria powerpoint
Malaria powerpoint
 
Lp dbd
Lp dbdLp dbd
Lp dbd
 
Makalah malaria fatin
Makalah malaria fatinMakalah malaria fatin
Makalah malaria fatin
 
262578620 laporan-pendahuluan-stroke-non-hemoragik
262578620 laporan-pendahuluan-stroke-non-hemoragik262578620 laporan-pendahuluan-stroke-non-hemoragik
262578620 laporan-pendahuluan-stroke-non-hemoragik
 
Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume
Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resumePendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume
Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume
 
Satuan acara penyuluhan stroke ii
Satuan acara penyuluhan stroke iiSatuan acara penyuluhan stroke ii
Satuan acara penyuluhan stroke ii
 
4m plus--pencegahan demam berdarah dengue
4m plus--pencegahan demam berdarah dengue4m plus--pencegahan demam berdarah dengue
4m plus--pencegahan demam berdarah dengue
 
Lp hipertensi
Lp hipertensiLp hipertensi
Lp hipertensi
 
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN KEJANG DEMAM
LAPORAN PENDAHULUAN  ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN  KEJANG DEMAMLAPORAN PENDAHULUAN  ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN  KEJANG DEMAM
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN KEJANG DEMAM
 
Makalah Demam Berdarah Dengue
Makalah Demam Berdarah DengueMakalah Demam Berdarah Dengue
Makalah Demam Berdarah Dengue
 
Laporan kasus
Laporan kasusLaporan kasus
Laporan kasus
 
Laporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensiLaporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensi
 
Kasus anemia
Kasus anemiaKasus anemia
Kasus anemia
 
Askep gagal ginjal kronik
Askep gagal ginjal kronikAskep gagal ginjal kronik
Askep gagal ginjal kronik
 

Similar to Laporan kasus malaria falciparum fix

91722104 case-dr-andi-fajar
91722104 case-dr-andi-fajar91722104 case-dr-andi-fajar
91722104 case-dr-andi-fajarhomeworkping4
 
Longcase Demam Dengue Dr Galuh - Nadya Rahma Indarti.pptx
Longcase Demam Dengue Dr Galuh - Nadya Rahma Indarti.pptxLongcase Demam Dengue Dr Galuh - Nadya Rahma Indarti.pptx
Longcase Demam Dengue Dr Galuh - Nadya Rahma Indarti.pptxnadyarahma111
 
Lapsus poliomyelitis
Lapsus poliomyelitisLapsus poliomyelitis
Lapsus poliomyelitisaindrayoga
 
Co Infection Dengue and HIV/AIDS
Co Infection Dengue and HIV/AIDSCo Infection Dengue and HIV/AIDS
Co Infection Dengue and HIV/AIDSSoroy Lardo
 
118672571 case-farmako
118672571 case-farmako118672571 case-farmako
118672571 case-farmakohomeworkping9
 
1. CRS - DHF (iin, nurul) .pptx
1. CRS - DHF (iin, nurul) .pptx1. CRS - DHF (iin, nurul) .pptx
1. CRS - DHF (iin, nurul) .pptxayuniendar
 
Presentasi leukemia
Presentasi leukemiaPresentasi leukemia
Presentasi leukemiahendytea
 
Weekly Report Urologi 13 Januari 2023.pptx
Weekly Report Urologi 13 Januari 2023.pptxWeekly Report Urologi 13 Januari 2023.pptx
Weekly Report Urologi 13 Januari 2023.pptxNizarAgustian1
 
Presentasi kasus diare akut dehidrasi ringansedang : Sub SMF/Divisi Tropik In...
Presentasi kasus diare akut dehidrasi ringansedang : Sub SMF/Divisi Tropik In...Presentasi kasus diare akut dehidrasi ringansedang : Sub SMF/Divisi Tropik In...
Presentasi kasus diare akut dehidrasi ringansedang : Sub SMF/Divisi Tropik In...Soroy Lardo
 
Laporan Kasus GNAPS RSUD Bayung Lencir - Arrinalhaq Andre Sondakh.pptx
Laporan Kasus GNAPS RSUD Bayung Lencir - Arrinalhaq Andre Sondakh.pptxLaporan Kasus GNAPS RSUD Bayung Lencir - Arrinalhaq Andre Sondakh.pptx
Laporan Kasus GNAPS RSUD Bayung Lencir - Arrinalhaq Andre Sondakh.pptxNabilahHaptriani2
 
Case Thyroid Heart Disease
Case Thyroid Heart DiseaseCase Thyroid Heart Disease
Case Thyroid Heart DiseaseDondy Juliansyah
 
Status pasien sindrom nefrotik
Status pasien sindrom nefrotikStatus pasien sindrom nefrotik
Status pasien sindrom nefrotikFiqha Rosa
 
PPT LAPKAS AMAY.pptx
PPT LAPKAS AMAY.pptxPPT LAPKAS AMAY.pptx
PPT LAPKAS AMAY.pptxSuciMayvera1
 
Tuberculosis Milier dan Meningitis Tbc
Tuberculosis Milier dan Meningitis TbcTuberculosis Milier dan Meningitis Tbc
Tuberculosis Milier dan Meningitis TbcSoroy Lardo
 
Seorang anak laki laki dengan sindrom syok dengue
Seorang anak laki laki dengan sindrom syok dengueSeorang anak laki laki dengan sindrom syok dengue
Seorang anak laki laki dengan sindrom syok dengueArgo Dio
 

Similar to Laporan kasus malaria falciparum fix (20)

91722104 case-dr-andi-fajar
91722104 case-dr-andi-fajar91722104 case-dr-andi-fajar
91722104 case-dr-andi-fajar
 
Longcase Demam Dengue Dr Galuh - Nadya Rahma Indarti.pptx
Longcase Demam Dengue Dr Galuh - Nadya Rahma Indarti.pptxLongcase Demam Dengue Dr Galuh - Nadya Rahma Indarti.pptx
Longcase Demam Dengue Dr Galuh - Nadya Rahma Indarti.pptx
 
Lapsus poliomyelitis
Lapsus poliomyelitisLapsus poliomyelitis
Lapsus poliomyelitis
 
Co Infection Dengue and HIV/AIDS
Co Infection Dengue and HIV/AIDSCo Infection Dengue and HIV/AIDS
Co Infection Dengue and HIV/AIDS
 
Kolelitiasis lapsus Rezza.docx
Kolelitiasis lapsus Rezza.docxKolelitiasis lapsus Rezza.docx
Kolelitiasis lapsus Rezza.docx
 
Severe Malaria
Severe MalariaSevere Malaria
Severe Malaria
 
118672571 case-farmako
118672571 case-farmako118672571 case-farmako
118672571 case-farmako
 
1. CRS - DHF (iin, nurul) .pptx
1. CRS - DHF (iin, nurul) .pptx1. CRS - DHF (iin, nurul) .pptx
1. CRS - DHF (iin, nurul) .pptx
 
LASKAP ANAK ITP (2) copy.pptx
LASKAP ANAK ITP (2) copy.pptxLASKAP ANAK ITP (2) copy.pptx
LASKAP ANAK ITP (2) copy.pptx
 
Presentasi leukemia
Presentasi leukemiaPresentasi leukemia
Presentasi leukemia
 
Weekly Report Urologi 13 Januari 2023.pptx
Weekly Report Urologi 13 Januari 2023.pptxWeekly Report Urologi 13 Januari 2023.pptx
Weekly Report Urologi 13 Januari 2023.pptx
 
Presentasi kasus diare akut dehidrasi ringansedang : Sub SMF/Divisi Tropik In...
Presentasi kasus diare akut dehidrasi ringansedang : Sub SMF/Divisi Tropik In...Presentasi kasus diare akut dehidrasi ringansedang : Sub SMF/Divisi Tropik In...
Presentasi kasus diare akut dehidrasi ringansedang : Sub SMF/Divisi Tropik In...
 
Laporan Kasus GNAPS RSUD Bayung Lencir - Arrinalhaq Andre Sondakh.pptx
Laporan Kasus GNAPS RSUD Bayung Lencir - Arrinalhaq Andre Sondakh.pptxLaporan Kasus GNAPS RSUD Bayung Lencir - Arrinalhaq Andre Sondakh.pptx
Laporan Kasus GNAPS RSUD Bayung Lencir - Arrinalhaq Andre Sondakh.pptx
 
STEMI LIVIA LAPSUS.pptx
STEMI LIVIA LAPSUS.pptxSTEMI LIVIA LAPSUS.pptx
STEMI LIVIA LAPSUS.pptx
 
Case Thyroid Heart Disease
Case Thyroid Heart DiseaseCase Thyroid Heart Disease
Case Thyroid Heart Disease
 
Status pasien sindrom nefrotik
Status pasien sindrom nefrotikStatus pasien sindrom nefrotik
Status pasien sindrom nefrotik
 
PPT LAPKAS AMAY.pptx
PPT LAPKAS AMAY.pptxPPT LAPKAS AMAY.pptx
PPT LAPKAS AMAY.pptx
 
Tuberculosis Milier dan Meningitis Tbc
Tuberculosis Milier dan Meningitis TbcTuberculosis Milier dan Meningitis Tbc
Tuberculosis Milier dan Meningitis Tbc
 
Ppt dhf
Ppt dhfPpt dhf
Ppt dhf
 
Seorang anak laki laki dengan sindrom syok dengue
Seorang anak laki laki dengan sindrom syok dengueSeorang anak laki laki dengan sindrom syok dengue
Seorang anak laki laki dengan sindrom syok dengue
 

Recently uploaded

Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 

Recently uploaded (18)

Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 

Laporan kasus malaria falciparum fix

  • 1. LAPORAN KASUS SINDROM MALARIA FLCIPARUM Oleh : dr. Pangeran E. K Pembimbing : dr. Teguh Rumanto, Sp.PD
  • 2. Identitas Pasien  Nama : Tn. M  Usia : 38 tahun  Alamat : Mandarian  Agama : Islam  Pekerjaan : Pendulang Emas  Jenis Kelamin : Laki - laki  Tanggal MRS : 19 – 12 – 2013 / 22.30 WITA  No. Rekam Medik : 09. 90. xx
  • 3. Anamnesis  Keluhan Utama Demam sejak 10 hari SMRS
  • 4. Riwayat Penyakit Sekarang  Demam sejak 10 hari SMRS. Demam dirasakan tinggi secara tiba – tiba, dan naik turun, demam timbul tidak menentu.  Keluhan demam juga disertai dengan menggigil selama 15 – 30 menit, kemudian badannya terasa panas dan berkeringat.  Keluhan juga disertai mual dan muntah yang berisi setiap makanan yang dimakan.  Muntah darah disangkal. BAB darah disangkal, BAB berwarna kehitaman disangkal, BAB seperti dempul disangkal.  BAK warna kuning jernih, tidak ada keluhan menurut pasien.
  • 5. • Pasien tidak pernah mengalami sakit seperti ini sebelumnya. • Riwayat penyakit ginjal disangkal, riwayat sakit kuning disangkal, riwayat batuk lama atau sakit paru disangkal, riwayat darah tinggi disangkal, asma disangkal, kencing manis disangkal Riwayat Penyakit Dahulu • Tidak ada yang mempunyai keluhan yang seperti ini. • Riwayat DM(-) • Riwayat hipertensi (-) • Riwayat hepatitis (-) Riwayat Penyakit Keluarga • Pasien hanya berobat ke mantri yang ada di kampungnya, diberi obat penurun panas tapi tidak ada perbaikan. Riwayat Pengobatan
  • 6. Riwayat Psikososial  Pasien bekerja sebagai pendulang emas  Minum obat – obatan dalam jangka waktu lama disangkal  Minum jamu – jamuan disangkal  Memakai narkoba dan jarum suntik disangkal  Minum alkohol disangkal  Merokok disangkal
  • 7. Pemeriksaan Fisik  Keadaan umum : Pasien tampak sakit sedang  Kesadaran : Compos Mentis  Vital sign : - Tekanan darah : 110/80 mmHg - Suhu : 37,8 C - Frek. Nadi : 80 x/menit - Frek. Napas : 22 x/ menit
  • 8. Status Gizi  Berat Badan : 75 kg  Tinggi Badan : 175 cm  Kesimpulan : IMT = 24.4 (normal)
  • 9. Status Generalis  Kepala : Rambut Hitam, lurus, tidak rontok  Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (+/+), reflek cahaya (+/+), pupil isokor  Hidung : Septum deviasi (-), sekret (-)  Telinga : Normotia, serumen (-/-)  Mulut : Bibir pucat (-), bibir kering (-), sianosis (-), lidah kotor (-),stomatitis (-), tonsil hiperemis (-)  Leher : Pembesaran kelenjar KGB (-)
  • 10. Status Generalis  Dada : Normochest (+) Inspeksi : Dada simetris (+), retraksi dinding dada (-) Palpasi : Bagian dada tidak ada yang tertinggal (-) Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru Auskultasi : Vesikuler (+/+), ronki (-/-), wheezing (-/-)  Jantung : Inspeksi : Ictus cordis (-) Palpasi : Ictus cordis tidak teraba Perkusi : - Auskultasi : BJ I/II murni Reguler, murmur (-), gallop (-)
  • 11. Status Generalis  Abdomen : Inspeksi : Perut tampak datar Auskultasi : Bising Usus ( + ) Normal Palpasi : Supel Perkusi : Timpani  Ektremitas : Akral hangat, RCT <2 detik, edema (-/-)  Inguinal : Pembesaran kelenjar inguinal ( - )  Anus dan rektum : Dalam batas normal  Genitalia : Laki – laki
  • 12. Pemeriksaan Penunjang Dilakukan pemeriksaan Laboratorium (11 September 2013)  Hb : 10,6 g/dL  Hematokrit : 30 %  Trombosit : 380.000  Leukosit : 5.100  SGOT : 57  SGPT : 27  Bilirubin Total : 20 mg/dL  Creatinin : 6,4 mg/dL  HbsAg : negatif  Malaria Rapid Test : negatif
  • 13. Pemeriksaan Penunjang Urinalisa : Makroskopis : Warna kuning tua agak keruh Kimia : Protein +1 Mikroskopis : Leukosit 0 – 3, eritrosit 0 – 1, silinder (-), bakteri (-)
  • 14. RESUME  Seorang laki - laki, 38 tahun, pekerjaan mendulang emas, dengan keluhan demam sejak 10 hari SMRS, demam disertai dengan menggigil, mual, dan muntah.  Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan tampak sakit sedang, kesadaran kompos mentis, suhu : 37,8ºC, mata sklera ikterik dan pada abdomen didapatkan nyeri tekan epigastrium.
  • 15. RESUME  Pemeriksaan laboratorium trombosit 38.000 (nilai rujukan : 150 – 440 ribu/μL), eritrosit 3,89 (nilai rujukan 4,5 – 6, 2 juta / mm3 ), SGOT/ 57 (nilai rujukan <35), bilirubin total 20 mg/dL (nilai rujukan : < 1,1 mg/dL), creatinin 6,4 mg/dL (nilai rujukan : 1,1 mg/dL), Sediaan Apusan Darah Tepi (SADT) : Malaria Falciparum (+), Malaria rapid test (-).
  • 16.  Dari data tersebut maka pasien ini didiagnosa awal dengan Malaria Falciparum, rencana tindakan terapi pasien ini : - IVFD RL 20 tpm - Inj. Ranitidin 2 x 1 amp - Paracetamol tablet 3x500 mg (prn) - Darplex 1x3 tablet - Primakuin 1x3 tablet - Monitoring tanda – tanda vital dan kesadaran
  • 17. PROBLEM / ASSESSMENT  Demam DD/ :  Malaria  Thyfoid Fever  Hepatitis
  • 18. INITIAL PLAN  Px/ Morfologi Darah Tepi, Hemoglobin, Hematokrit, Leukosit, Trombosit, Eritrosit, Urinalisa  Tx/ - IVFD RL 20 tpm - Paracetamol 3x500 mg  Mx/ Tanda - tanda vital dan kesadaran  Ex/ - Menghindari gigitan nyamuk dengan menggunakan kelambu saat tidur - Menggunakan obat nyamuk atau kawat anti nyamuk - Modifikasi lingkungan disekitar rumah - Menggunakan obat profilaksis malaria sebelum bepergian ke daerah endemis
  • 20. Tanggal S ( Subjek ) O ( Objek ) A (Asesment) P ( Planing ) 21-12-2013 Demam (-), mual (+), muntah (-) TD : 100/70mmHg, N : 80x/menit,regule r RR : 20x/menit T : 36,8°C Wajah dan sklera ikterik (+/+) Abd : nyeri tekan epigastrium (+) Bilirubin total 20 mg/dL ( nilai rujukan : < 1,1 mg/dL ). 1. Demam ec DD/ Malaria 1. IVFD RL 20 tpm 2. Inj. Ranitidin 2 x 1 amp 3. Paracetamol tablet 3x500 mg (prn) 4. Monitoring tanda – tanda vital dan kesadaran 5. Cek SADT & USG Abdomen
  • 21. Tanggal S ( Subjek ) O ( Objek ) A (Asesment) P ( Planing ) 22-12-2013 Demam (-), mual (+), muntah (-) O ( Objek ) TD : 100/70mmHg N : 80x/menit,reguler RR : 20x/menit T : 36,8°C Wajah dan sklera ikterik (+/+) Abd : nyeri tekan epigastrium (+), Sediaan Apusan Darah Tepi (SADT) pada pasien ini dan didapatkan hasil eritrosit (anisositosis dan poikilositosis sedang), leukosit (estimasi jumlah normal, gametosit falciparum +), trombosit (estimasi jumlah menurun ringan, bentuk dan sebaran normal), kesan anemia hemolitik, trombositopenia, malaria falciparum. USG Abd : tidak 1. Demam ec Malaria Falciparum 1. IVFD RL 20 tpm 2. Inj. Ranitidin 2 x 1 amp 3. Paracetamol tablet 3x500 mg (prn) 4. Monitoring tanda – tanda vital dan kesadaran
  • 22. Gambaran SADT  Eritrosit : anisositosis dan poikilositosis sedang  Leukosit : estimasi jumlah normal, gametosit falciparum +  Trombosit : estimasi jumlah menurun ringan, bentuk dan sebaran normal  Kesan : anemia hemolitik, trombositopenia, malaria falciparum
  • 23. USG Abdomen  Kesan : tidak ditemukan adanya kelainan organ pada USG Abdomen.
  • 24. Tanggal S ( Subjek ) O ( Objek ) A (Asesment) P ( Planing ) 23-12-2013 Demam (-), mual (+), muntah (-) TD : 100/80mmHg N : 80x/menit,regule r RR : 20x/menit T : 36,8°C Wajah dan sklera ikterik (+/+) Abd : nyeri tekan epigastrium (+) HCV (-) Creatinin 2,4 mg/dL (nilai rujukan : 1,1 mg/dL) 1. Demam ec Malaria Falciparum 1. IVFD RL 20 tpm 2. Inj. Ranitidin 2 x 1 amp 3. Paracetamol tablet 3x500 mg (prn) 4. Darplex 1x3 tablet 5. Primakuin 1x3 tablet 6. Monitoring tanda – tanda vital dan kesadaran
  • 25. Tanggal S ( Subjek ) O ( Objek ) A (Asesment) P ( Planing ) 24-12-2013 Demam (-), mual (+), muntah (-) TD : 100/80mmHg N : 80x/menit,regule r RR : 20x/menit T : 36,8°C Wajah dan sklera ikterik (-/-) Abd : nyeri tekan epigastrium (+) 1. Demam ec Malaria Falciparum 1. IVFD RL 20 tpm 2. Inj. Ranitidin 2 x 1 amp 3. Paracetamol tablet 3x500 mg (prn) 4. Darplex 1x3 tablet 5. Monitoring tanda – tanda vital dan kesadaran
  • 26. Tanggal S ( Subjek ) O ( Objek ) A (Asesment) P ( Planing ) 25-12-2013 Demam (-), mual (+), muntah (-) KU baik, kesadaran compos mentis TD : 100/80mmHg N : 80x/menit,regule r RR : 20x/menit T : 36,8°C Wajah dan sklera ikterik (-/-) Abd : nyeri tekan epigastrium (+) 1. Demam ec Malaria Falciparum 1. IVFD RL 20 tpm 2. Inj. Ranitidin 2 x 1 amp 3. Paracetamol tablet 3x500 mg (prn) 4. Darplex 1x3 tablet 5. Monitoring tanda – tanda vital dan kesadaran
  • 27. Tanggal S ( Subjek ) O ( Objek ) A (Asesment) P ( Planing ) 26-12-2013 Demam (-), mual (-), muntah (-) KU baik, kesadaran compos mentis TD : 100/80mmHg N : 80x/menit,regule r RR : 20x/menit T : 36,8°C Wajah dan sklera ikterik (-/-) Abd : nyeri tekan epigastrium (-) Sediaan Apusan Darah Tepi (SADT) ulang masih didapatkan Malaria falciparum (+) 1. Demam ec Malaria Falciparum 1. IVFD RL 20 tpm 2. Inj. Ranitidin 2 x 1 amp 3. Paracetamol tablet 3x500 mg (prn) 4. Darplex 1x3 tablet 5. Doksisiklin 2x1 tablet 6. Monitoring tanda – tanda vital dan kesadaran
  • 28. Tanggal S ( Subjek ) O ( Objek ) A (Asesment) P ( Planing ) 27-12-2013 Demam (-), mual (-), muntah (-) KU baik, kesadaran compos mentis TD : 100/80mmHg N : 80x/menit,regule r RR : 20x/menit T : 36,8°C Wajah dan sklera ikterik (-/-) Abd : nyeri tekan epigastrium (-) 1. Demam ec malaria falciparum 1. IVFD RL 20 tpm 2. Inj. Ranitidin 2 x 1 amp 3. Paracetamol tablet 3x500 mg (prn) 4. Darplex 1x3 tablet 5. Doksisiklin 2x1 tablet 6. Monitoring tanda – tanda vital dan kesadaran
  • 29. Tanggal S ( Subjek ) O ( Objek ) A (Asesment) P ( Planing ) 28-12-2013 Demam (-), mual (-), muntah (-) KU baik, kesadaran compos mentis TD : 100/80mmHg N : 80x/menit,regule r RR : 20x/menit T : 36,8°C Wajah dan sklera ikterik (-/-) Abd : Nyeri tekan epigastrium (-) 1. Demam ec malaria falciparum 1. IVFD RL 20 tpm 2. Inj. Ranitidin 2 x 1 amp 3. Paracetamol tablet 3x500 mg (prn) 4. Darplex 1x3 tablet 5. Doksisiklin 2x1 tablet 6. Monitoring tanda – tanda vital dan kesadaran
  • 30. Tanggal S ( Subjek ) O ( Objek ) A (Asesment) P ( Planing ) 29-12-2013 Demam (-), mual (-), muntah (-) KU baik, kesadaran compos mentis, TD : 100/80mmHg N : 80x/menit,regule r RR : 20x/menit T : 36,8°C Wajah dan sklera ikterik (-/-) Abd : nyeri tekan epigastrium (-) 1. Demam ec malaria falciparum 1. IVFD RL 20 tpm 2. Inj. Ranitidin 2 x 1 amp 3. Paracetamol tablet 3x500 mg (prn) 4. Darplex 1x3 tablet 5. Doksisiklin 2x1 tablet 6. Monitoring tanda – tanda vital dan kesadaran
  • 31. Tanggal S ( Subjek ) O ( Objek ) A (Asesment) P ( Planing ) 30-12-2013 Demam (-), mual (-), muntah (-) KU baik, kesadaran compos mentis, TD : 100/80mmHg N : 80x/menit,regule r RR : 20x/menit T : 36,8°C Wajah dan sklera ikterik (-/- ), Abd : nyeri tekan epigastrium (-), Sediaan Apusan Darah Tepi (SADT) ulang 1. Demam ec malaria falciparum 1. IVFD RL 20 tpm 2. Inj. Ranitidin 2 x 1 amp 3. Paracetamol tablet 3x500 mg (prn) 4. Darplex 1x3 tablet 5. Doksisiklin 2x1 tablet 6. Monitoring tanda – tanda vital dan kesadaran
  • 32. Tanggal S ( Subjek ) O ( Objek ) A (Asesment) P ( Planing ) 31-12-2013 Demam (-), mual (-), muntah (-), Pasien meminta pulang KU baik, kesadaran compos mentis, TD : 120/80mmHg N : 80x/menit,regul er RR : 20x/menit T : 36,8°C Wajah dan sklera ikterik (-/- ), Abd : nyeri tekan epigastrium (-) Sediaan Apusan Darah Tepi (SADT) ulang masih didapatkan 1. Demam ec malaria falciparum P ( Planing ) 1. IVFD RL 20 tpm 2. Inj. Ranitidin 2 x 1 amp 3. Paracetamol tablet 3x500 mg (prn) 4. Darplex 1x3 tablet 5. Doksisiklin 2x1 tablet 6. Pasien diminta untuk kontrol ulang ke Sp.PD yang merawat dan melakukan 7. Pemeriksaa n ulang SADT dan dilakukan USG Abdomen setelah 3 hari pulang 8. (Jumat, 03 Januari 2014) dari Rumah Sakit Datu
  • 34.  Pasien adalah seorang laki - laki, 38 tahun, pekerjaan mendulang emas, dengan keluhan demam sejak 10 hari SMRS, demam disertai dengan menggigil, mual, dan muntah sejak 7 hari SMRS.  Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan tampak sakit sedang, kesadaran kompos mentis, suhu : 37,8ºC, mata sklera ikterik dan pada abdomen didapatkan nyeri tekan epigastrium.
  • 35.  Pemeriksaan laboratorium trombosit 38.000 (nilai rujukan : 150 – 440 ribu/μL), eritrosit 3,89 (nilai rujukan 4,5 – 6, 2 juta / mm3 ), SGOT/ 57 (nilai rujukan <35), bilirubin total 20 mg/dL (nilai rujukan : < 1,1 mg/dL), creatinin 6,4 mg/dL (nilai rujukan : 1,1 mg/dL), Sediaan Apusan Darah Tepi (SADT) : Malaria Falciparum (+), Malaria rapid test (-).  Berdasarkan data tersebut maka pasien ini di diagnosa awal dengan Malaria Falciparum.
  • 36. DEFINISI  Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi protozoa genus Plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai ditemukannya bentuk aseksual dalam darah. Penyakit malaria memiliki trias khas : menggigil, demam, keringat banyak.  Definisi malaria dengan ikterus adalah ditemukannya Plasmodium falciparum stadium aseksual pada pemeriksaan apusan darah tepi disertai kadar bilirubin total >3 mg/dl. Malaria dengan ikterus ditandai dengan adanya demam intermiten, mual, mata kuning.
  • 37.  Berdasarkan anamnesis yang dilakukan, ditemukan trias khas malaria pada pasien yaitu demam, menggigil, dan keringat banyak. Gejala ini sesuai teori dimana terdapat keadaan menggigil yang diikuti dengan demam dan kemudian timbul keringat banyak. Pemeriksaan Laboratorium dilakukan pemeriksaan sediaan darah tebal dan tipis ditemukan plasmodium serologi malaria (+).  Pada pasien ini dari gejala dan pemeriksaan penunjang yang sudah dilakukan maka mengarah pada diagnosa Malaria Faciparum.
  • 38. ETIOLOGI  Plasmodium ini pada manusia menginfeksi eritrosit, dan mengalami pembiakan aseksual di jaringan hati dan eritrosit  Pembiakan seksual terjadi pada tubuh nyamuk anopheles betina
  • 39. PENATALAKSANAAN  Pada pasien ini diberikan terapi suportif dengan pemberian cairan intravena ringer laktat 20 tetes per menit.  Terapi suportif dimaksudkan untuk menjaga keseimbangan cairan elektrolit dan keseimbangan asam-basa, karena pada malaria terjadi gangguan hidrasi, maka sangat penting mengatasi keadaan hipovolemia ini.
  • 40. PENATALAKSANAAN  Pasien diberikan darplex 1x3 tablet, selanjutnya setiap hari hingga hari ke 3. Pasien juga diberikan primakuin 3 Tablet ( single dose), primakuin dipakai sebagai obat pelengkap atau pengobatan radikal terhadap P.Falciparum dosis nya 45 mg dosis tunggal untuk membunuh gamet.  Pengobatan simptomatik yang diberikan pada pasien ini yaitu paracetamol 3 x 1 tablet.  Setelah diberi terapi darplex 1x3 tablet selama 3 hari dan primakuin 3 tablet (single dose), pada pasien ini dilakukan pemeriksaan Sediaan Apusan Darah Tepi (SADT) ulang dan didapatkan hasil Malaria falciparum (+). Maka pada pasien ini diberikan terapi malaria falciparum lini ke dua, terapi primakuin diganti dengan doksisiklin 2x1 tablet.
  • 41. PENATALAKSANAAN  Penatalaksanaan malaria pada prinsipnya yaitu eliminasi parasit secepat mungkin dengan pemberian obat anti-malaria (OAM) parenteral, terapi suportif dan simptomatik, serta penanganan terhadap komplikasi.
  • 42. PENATALAKSANAAN  Pada pasien ini diberikan artesunate dan primakuin yang merupakan pengobatan lini pertama pada malaria dengan rekomendasi WHO bahwa pengobatan malaria secara global menggunakan regimen obat ACT (Artemisine Combination therapy).  Artemisin saat ini merupakan pilihan pertama untuk penanganan malaria berat karena memiliki kemampuan parasite clearence paling cepat.  Pengobatan lini kedua malaria falciparum diberikan, jika pengobatan lini pertama tidak efektif dimana ditemukan : gejala klinis tidak memburuk tetapi parasit aseksual tidak berkurang (persisten) atau timbul kembali (rekrudesensi).
  • 43.  Manajemen pada pasien ini sudah cukup optimal sesuai dengan acuan penanganan berdasarkan literature. Pada pasien ini diberikan artesunate dan primakuin yang merupakan pengobatan lini pertama pada malaria dengan rekomendasi WHO bahwa pengobatan malaria secara global menggunakan regimen obat ACT (Artemisine Combination therapy).
  • 44. KOMPLIKASI  Malria cerebral  Anemia berat  Gagal ginjal  Splenomegali
  • 45. PROGNOSIS  Pada pasien ini sudah terdapat kegagalan fungsi organ yaitu ginjal.  Pada Morfologi Darah Tepi didapatkan jumlah parasit yang banyak. Maka kemungkinan prognosis pasien ini buruk, selain itu juga jenis plasmodium yang ditemukan pada pasien ini adalah plasmodium falciparum yang merupakan plasmodium malaria berat yang bisa menimbulkan banyak komplikasi.
  • 46. PROGNOSIS  Kecepatan atau ketepatan diagnosis dan pengobatan, makin cepat dan tepat dalam menegakkan diagnosis dan pengobatannya akan memperbaiki prognosisnya serta memperkecil angka kematiannya.  Kegagalan fungsi organ, yang dapat terjadi pada malaria berat terutama organ – organ vital. Semakin sedikit organ vital yang terganggu dan mengalami kegagalan dalam fungsinya, semakin baik prognosisnya.
  • 47. PROGNOSIS  Kepadatan parasit, pada pemeriksaan hitung parasit (parasite count) semakin padat/banyak jumlah parasitnya yang didapatkan, semakin buruk prognosisnya.
  • 49.
  • 50. DAFTAR PUSTAKA 1. Aziz RA,dkk. Malaria. Dalam : Panduan Pelayanan Medik. Editor: Sidartawan S,dkk. Jakarta : PB PAPDI; 2009.h.148 2. Harijanto PN. Malaria. Dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Editor : Sudoyo AW.dkk. Edisi V. Jilid III. Jakarta : Interna Publishin; 2009.h. 2813. 3. Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan RI. Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria di Indonesia. Jakarta; 2008.h. 1. 4. Harijanto PN, Nugroho A, Gunawan CA. Malaria dari Molekuler ke Klinis. EGC, Jakarta 2009, h.268-274. 5. Zulkarnain I, Setiawan B. Malaria Berat. Dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Editor : Sudoyo AW, dkk. Edisi-4. Jilid III. Jakarta : Interna Publishing; 2006.h.1764. 6. Harijanto PN. Malaria. Dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Editor : Sudoyo AW, dkk. Edisi-4. Jilid III. Jakarta : Interna Publishing; 2006.h. 1741.