Laporan kasus ini membahas pasien laki-laki berusia 25 tahun dengan keluhan demam, mual, dan muntah darah. Berdasarkan pemeriksaan fisik dan laboratorium ditemukan trombositopenia. Diagnosis yang ditetapkan adalah Dengue Hemorrhagic Fever grade II.
1. CASE REPORT SESSION
DHF
Nurul Fauziah Mahmudah
Iin Farlina
Preseptor : H. Octo Indradjaja, dr, SP.PD
SMF ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNISBA
RS. MUHAMMADIYAH BANDUNG
2014
2. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. A
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 25 tahun
Alamat :Jln. Sekehonje Rt/Rw 01/06 Cisurupan
Cibiru
Status : Belum Menikah
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Tanggal Pemeriksaan: 17 Desember 2014
Tanggal masuk RS : 17 Desember 2014
4. Pasien datang dengan keluhan demam sejak 3 hari SMRS.
demam muncul secara tiba-tiba dan dirasakan terus menerus,
demam tinggi terutama pada malam hari, suhu tidak diukur,
demam disertai dengan menggigil dan keringkat malam hari
tanpa beraktivitas.
5. Keluhan demam disertai dengan mual, muntah berisi
cairan bercampur dengan sisa makanan hampir setiap 5
menit paien mengalami muntah.
1 hari SMRS pasien mengeluhkan muntah berisi darah
berwarna merah segar, sebanyak kira-kira setengah gelas
kecil. Pasien juga mengeluhkan mual yang dialami beberapa
saat sebelum muntah, kemudian pasien merasa lemas setelah
muntah.
6. Keluhan disertai dengan rasa perih pada ulu hati yang
terasa pada saat sebelum makan dan hilang sesaat setelah
pasien makan, pusing, lemas, badan terasa pegal- pegal.
Pasien menyangkal adanya bintik-bintik merah di badan,
memar pada tubuh, mimisan dan gusi berdarah perdarahan .
Pasien tidak mengeluh ada gangguan pola buang air besar dan
buang air kecilnya.
Pasien mengaku seminggu yang lalu habis berpergian ke
Pangandaran.
7. Pasien belum pernah mengalami keluhan seperti ini
sebelumnya
Adanya penyakit yang sama dikeluarganya atau dilingkungan
tempat tinggal disangkal oleh pasien.
Riwayat penyakit maagh, riwayat penyakit kuning, riwayat
penyakit darah tinggi, riwayat gangguan darah, riwayat
kencing manis, riwayat minum jamu-jamuan, riwayat minum
obat pereda nyeri diwarung disangkal oleh pasien.
8.
9. Pasien saat ini dirawat sudah 3 hari, diberikan infus dan
diberikan pengobatan oleh dokter yang merawatnya, antara lain :
Pranza 1x1, vomceron 1x1,Parasetamol 3x1, dan Benovitam 3x1.
Pasien juga sudah dilakukan pemeriksaan laboratorium.
Hasil pemeriksaan lab terakhir (19/12/2014)
- Hb 15 gr/dl
- Ht 45 %
- Leukosit 5.400 sel/mm kubik
- Trombosit 79.000 sel/mm kubik
10. Keadaan Umum : tampak sakit ringan
Kesadaran : composmentis
BB : 50 kg
TB : 165 cm
Status gizi : normal (BMI : 18,38)
Vital Sign :
Tekanan darah : 110/70
Respirasi : 20x/menit (abdominotorakal )
Nadi : 80x/menit.
Suhu : 36.0
12. Bibir : Lembab
Gigi dan gusi : Edem gusi (-)
Atap mulut : Palatum durum merah, intak
Lidah : Basah, atrofi papil(-), frenulum linguae
tidak ikterik
Farings : Tidak hiperemis
Tonsil : T1 = T1
Uvula & Palatum mole : Normal
13. KGB : Tidak ada pembesaran
JVP : 5 + 2 cmH2O
Kelenjar tiroid : Tidak ada kelainan
Trakea : Deviasi (-)
14. Thorax
Thorax depan
Inspeksi
Bentuk simetris
Tidak terdapat penyempitan ataupun pelebaran pada sela iga
Pergerakan dada simetris
Tidak terdapat deformitas skeletal
Kulit : t.a.k
Tidak terlihat iktus cordis
Tidak terlihat adanya tumor
Tidak terdapat pembesaran vena
15. Palpasi
Kulit : t.a.k
Muskulatur : t.a.k
Vokal fremitus : normal, ki=ka
Mammae : t.a.k
Iktus kordis : lokalisasi : ICS V, irama regular
Paru-paru : ka : sonor pada seluruh lapang paru
ki : sonor pada seluruh lapang paru
COR :
Batas kanan jantung : ICS 5 parasternal dextra
Batas kiri jantung : ICS 5 linea midclavicularis sinistra
Batas atas jantung : ICS 3 linea parasternal sinistra
16. Auskultasi
Paru-paru : suara pernafasan normal VBS ki=ka
vokal resonans normal ki=ka
tidak terdapat suara tambahan seperti
ronchi,wheezing
Jantung : bunyi jantung normal, tidak terdapat murmur, gallop
17. Inspeksi : datar, retraksi epigastrium (-)
Palpasi : lembut, nyeri tekan (+) di epigastrium,
hepatosplenomegali (-)
Perkusi : tympani pada 4 kuadran, pekak pindah (-),
pekak samping (-), ruang traube kosong.
Auskultasi : BU (+) frekuensi normal.
Ekstremitas: akral dingin, sianosis (-), edema
(-), deformitas (-), CRT <2 detik.
18. RESUME
Os datang dengan keluhan demam sejak 3 hari SMRS, demam
intermittent terutama malam hari. Keluhan demam diiringi
dengan menggigil, dan keringat malam.
Keluhan panas badan ini disertai dengan mual, muntah berisi
cairan dan sisa makanan sejak 3 hari SMRS tiap 5 menit sekali.
Muntah berisi darah berwarna merah segar, sebanyak kira-kira
setengah gelas kecil. Os juga mengeluhkan mual yang
dialami beberapa saat sebelum muntah, kemudian pasien merasa
lemas setelah muntah.
Keluhan disertai dengan rasa perih pada ulu hati yang terasa
pada saat sebelum makan dan hilang sesaat setelah os makan,
pusing, lemas, badan terasa pegal- pegal.
19. RESUME
Pasien mengaku seminggu yang lalu habis
berpergian ke Pangandaran.
Dari tanda vital semua dalam batas normal,
dari pemeriksaan fisik adanya nyeri tekan di
epigastrium.
Pemeriksaan laboratorium ditemukan
trombositopenia (79.000 sel/mm kubik).
Pemeriksaan lain-lain dalam batas normal.
25. DIET dan KEBUTUHAN
KALORI
BB : 50 kg , TB : 165 cm , (BMI : 18,38)
Body Basal Calori : BB x kal/hari
= 58,5 x 30 kkal = 1500 kkal
BB ideal : 90% x (TB-100) kg =
90% x 65 = 58,5 kg
Kebutuhan Kalori
Aktivitas ringan +10% = 150 kkal
Stress +10% = 150 kkal
Total = 1500+300 = 1800 kkal
26. Kebutuhan Asupan Makanan
Anjuran KH : 45-65% total asupan energi
Pasien = 50% x 1800 = 900 kkal/hari
Anjuran Lemak : 20-25% total asupan
energi
Pasien = 20% x 1800 = 360 kkal/hari
Anjuran Protein : 10-20% total asupan
energi
27. Komposisi kalori :
Makan pagi (20%) = 20% x 1800 = 360
kkal
Makan siang (30%) = 30% x 1800 = 540
kkal
Makan sore (25%) = 25% x 1800 = 450
kkal
2-3 porsi makan ringan (10-15%) = 10% x
1800 = 180 kkal
28. KEBUTUHAN CAIRAN
1500 + (20 x (BB dalam kg – 20)) ml
Pada pasien
= 1500 + (20 x (50-20)) ml
= 1500 + 600 ml
= 2100 ml
29. EDUKASI
Nyamuk berasal dari :bak tempat penyimpanan
air, vas bunga, botol, kaleng, eliminasi tempat
asal nyamuk dan cegah transmisi nyamuk
Pencegahan
3M plus : menutup, menguras, mengubur, dan
penggunaan abate
30. PROGNOSIS
Quo ad vitam: ad bonam
Quo ad functionam: ad bonam
Quo ad sanationam : ad bonam
31. PEMBAHASAN
Kami menetapkan Diagnosis Kerja pada pasien ini adalah
DHF grade II karena :
Pada keluhan utama didapatkan demam sejak 3 hari
SMRS, demam tinggi terutama pada malam hari.
Muntah darah 1 hari SMRS, darah berwarna merah segar
sebanyak kira-kira setengah gelas kecil.
Trombositopenia (79.000 sel/mm3 )
33. Definisi Dengue Hemorhagic
Fever
Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit demam akut
yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui
gigitan nyamuk Aedes aegypty dan Aedes albopictus serta
memenuhi kriteria WHO
34. Etiologi
Infeksi dengue disebabkan 4 antigen
: DEN1, DEN2, DEN3, DEN4
Family Flaviviridae, arbovirus
- Single stranded RNA viris
Transmisi: nyamuk Aedes
36. EPIDEMIOLOGI
negara tropik dan subtropik seperti Asia
Tenggara, Pasifik Barat dan Karibia
50-100 juta kasus per tahun.
menyerang semua umur.
Rasio pria : wanita = 1 : 1
37. Kriteria diagnosis WHO
Demam atau riwayat demam akut, antara 2-7 hari, biasanya bifasik
Terdapat minimal satu dari manifestasi perdarahan berikut ini:
- Uji touniquet positif (> 20 petekie dalam 2,54 cm2)
- Petekie, ekimosis, atau purpura
- Perdarahan mukosa, saluran cerna, bekas suntikan, atau tempat lain
- Hematemesis atau melena
Trombositopenia (<100.000/mm3)
Terdapat minimal satu tanda-tanda plasma leakage:
Hematokrit meningkat >20% dibanding hematokrit rata-rata pada usia, jenis
kelamin, dan populasi yang sama.
Hematokrit turun hingga > 20% dari hematokrit awal, setelah pemberian cairan
Terdapat efusi pleura, efusi perikard, asites dan hipoproteinemia
39. Derajat Dengue Hemorhagic
Fever
DD/DB
D
Deraja
t
Gejala Laboratorium
DD Demam disertai 2 atau lebih tanda:sakit
kepala,nyeri retro-orbital, mialgia,artralgia
Leukopenia
Trombositopenia,tidak ditemukan
bukti kebocoran plasma
Serologi dengue positif
DBD I Gejala di atas ditambah uji bendung
positif
Trombositopenia, bukti kebocoran
plasma
DBD II Gejala di atas ditambah perdarahan
spontan
Trombositopenia, bukti kebocoran
plasma
DBD III Gejala di atas ditambah kegagalan
sirkulasi (kulit dingin dan lembab serta
gelisah)
Trombositopenia, bukti kebocoran
plasma
DBD IV Syok berat disertai dengan tekanan darah
dan nadi tidak terukur
Trombositopenia, bukti kebocoran
plasma
40. Replikasi dan transmisi Dengue
Virus
Virus ditransmisikan ke
manusia dalam saliva
nyamuk
Virus bereplikasi
dalam organ target
Virus menginfeksi
sel darah putih dan
jaringan limfatik
Virus dilepaskan dan
bersikulasi dalam
darah
41. Nyamuk kedua memakan
virus dalam darah
Virus bereplikasi dalam
midgut nyamuk, dan organ2
lain, menginfeksi kelenjar
saliva
Virus bereplikasi
dalam kelenjar saliva
5
45. Gejala Klinis
Empat manifestasi klinis utama pada DHF:
Demam tinggi 2-7 hari, sifat bifasik
Fenomena hemoragis, dapat dikonfirmasi dengan adanya:
Tes torniquet positif
Mudah memar
Petekie pada ekstrimitas, aksila, wajah, dan palatum lunak pada
fase awal demam.
Epistaksis dan jarang terjadi perdarahan gusi dan perdarahan
gastrointestinal ringan selama periode demam.
46. Hepatomegali, dapat dikonfirmasi dengan
adanya:
Ditemukan pada fase awal demam
2-4 cm di bawah margin kostal
Lebih sering pada kasus-kasus syok
Kegagalan sirkulasi
Perubahan patofisiologi yang membedakan DHF
dengan DF adalah adanya plasma leakage yang
dapat dikonfirmasi dengan:
Peningkatan Ht (hemokonsentrasi)
Efusi serosa
49. Temuan Laboratorium
Darah Rutin
Leukosit dapat normal atau turun
Trombosit turun
Hematocrit meningkat
PT/APTT
Albumin menurun
SGOT/SGPT dapat meningkat
Imunoserologi
IgM (terdeteksi : 3-5 hr, meningkat : hingga minggu ke-3,
menghilang setelah 60-90 hr)
IgG (terdeteksi : 14 hr [primer] 2 hr [sekunder]
HI IgM IgG Interpretasi
+ - Infeksi Primer
+ + Infeksi Sekunder
- + Kemungkinan DHF atau Infeksi
50. Terapi
Nonfarmakologis
Tirah baring
Makanan lunak
Bila belum ada nafsu makan dianjurkan
untuk minum banyak 1.5 – 2 liter dalam 24
jam (susu, air dengan gula atau sirop) atau
air tawar ditambah dengan garam saja.
51. Terapi
Farmakologis
Simtomatis : antipiretik parasetamol bila demam
Antipiretik sebaiknya dari golongan asetaminofen,
eukinin atau dipiron
Cairan intravena : Ringer Laktat atau ringer asetat (4-6
jam/labu)
Koloid atau plasma ekspander pada DBD stadium III
dan IV diperlukan
Transfusi trombosit dan komponen darah sesuai
indikasi
Pertimbangan heparinisasi pada DBD stadium III atau
IV dengan koagulasi intravaskular diseminata.
52. Terapi cairan pada pasien
demam berdarah dengue
sebagai berikut :
1. Pemberian cairan pada pasien DBD di ruang
rawat
Diberikan cairan kristaloid dengan memakai rumus
perhitungan :
1500 + (20 x (BB dalam kg – 20)) ml
Pada pasien
= 1500 + (20 x (50-20)) ml
= 1500 + 600 ml
= 2100 ml
53. Setelah pemberian cairan dilakukan
pemeriksaan Hb,Ht, trombosit tiap 24 jam :
Bila Hb,Ht meningkat 10-20% dan trombosit <
100000 jumlah pemberian cairan tetap seperti
rumus di atas tetapi pemantauan
Hb,Ht,Trombosit dilakukan tiap 12 jam.
Bila Hb,Ht meningkat > 20% dan trombosit <
100000 maka pemberian cairan sesuai
dengan protokol penatalaksanaan DBD
dengan peningkatan Ht> 20%.
54. 2. Pemberian cairan pada DBD
dengan peningkatan Ht > 20%
Terapi awal dengan memberikan infus cairan
kristaloid 6-7 ml/kg/jam, dipantau 3-4 jam
kemudian.
Bila terjadi perbaikan (ditandai dg ↓ Ht, HR ↓,
TD stabil, produksi urin ↑, maka pemberian
infus dikurangi jadi 5 ml/kg/jam. pantau 2
jam kemudian, bila tetap menunjukkan
perbaikan maka infus dikurangi jd 3 ml/kg/jam.
Bila dalam pemantauan keadaan tetap
membaik maka pemberian cairan dapat
dihentikan 24-48 jam kemudian.
55. Bila setelah pemberian cairan awal 6-7
ml/kg/jam, keadaan tidak membaik yang
ditandai dengan Ht dan HR ↑, TD ↓ <20
mmHg, produksi urin ↓, maka cairan dinaikkan
jd 10 ml/kg/jam pantau 2 jam kemudian, bila
menunjukkan perbaikan maka cairan
diturunkan jadi 5 ml/kg/jam. Tetapi bila
keadaan tidak menunjukkan perbaikan maka
cairan dinaikkan menjadi 15 ml/kg/jam.
56. 3. Pemberian cairan pada
pasien DBD dengan
perdarahan spontan
Terapi cairan sama dengan langkah di atas
hanya pemeriksaan Hb, Ht, trombosit diulang
setiap 4-6 jam.
57. Pasien DHF perlu diobservasi teliti terhadap
penemuan dini tanda renjatan, yaitu:
Keadaan umum memburuk
Hati makin membesar
Massa perdarahan memanjang karena trombositopenia
Hematokrit meninggi pada pemeriksaan berkala
Kriteria DSS :
(kriteria DHF disertai dengan ) :
1. Nadi cepat, lemah, tekanan nadi
<20mmHg, perfusi perifer
menurun
2. Hipotensi Kulit dingin lembab,
tampak gelisah
58. Warning Signs for Dengue
Shock
When Patients Develop
DSS:
• 3 to 6 days after onset of
symptoms
Initial Warning
Signals:
• Disappearance of
fever
• Drop in platelets
• Increase in
hematocrit
Alarm Signals:
• Severe abdominal pain
• Prolonged vomiting
• Abrupt change from
fever
to hypothermia
• Change in level of
consciousness
(irritability
or somnolence)
Four Criteria for DHF:
• Fever
• Hemorrhagic manifestations
• Excessive capillary
permeability
• 100,000/mm3 platelets
59. Jika ditemukan...
Observasi vital sign tiap jam, Hb dan Ht setiap 4-6 jam pada
hari2 pengamatan selanjutnya tiap 24 jam
Terapi DSS untuk: mengembalikan volume cairan
intravaskular ke tingkat yang normal dengan segera
pemberian intravena
Jenis cairan: NaCl fisiologis, Ringer Laktat/ bila terdapat
renjatan yang berat dapat dipakai plasma atau ekspander
plasma
Jumlah dan kecepatan sesuai dengan perkembangan klinis:
Permulaan: 20 ml/kg BB
Renjatan telah diatasi→ 10 ml/kg BB/jam
60. Renjatan Berat
- Cairan diberikan dengan diguyur dan jika tidak ada
perbaikan diberikan pemberian plasma atau
ekspander plasma/dekstran/preparat hemasel
dengan jumlah 15-29 ml/kg BB
- Jika terjadi asidosis: Na-bikarbonas
- Cairan IV dipertahankan 12-48 jam sesudah renjatan
teratasi
61. Transfusi darah dilakukan
pada:
1. Pasien dengan perdarahan yang membahayakan
(hematemesis dan melena)
2. Pasien DSS yang pada pemeriksaan berkala,
menunjukkan penurunan kadar Hb dan Hct
63. Indikasi keluar dari RS
Absence of fever for 24 hours (without
anti-fever therapy) and return of
appetite
Visible improvement in clinical picture
Stable hematocrit
3 days after recovery from shock
Platelets 50,000/mm3
No respiratory distress from pleural
effusions/ascites
Pan American Health Organization: Dengue and Dengue Hemorrhagic Fever: Guidelines for Prevention and
Control.
PAHO: Washington, D.C., 1994: 69.