SlideShare a Scribd company logo
1 of 63
LAPORAN KASUS

PEMBIMBING :
dr. Budi Prakoso Sp.PD
OLEH :
Naila Esvandiari
(07700221)
IDENTITAS


Nama

: Ny. J



Umur

: 78 tahun



Jenis Kelamin

: wanita



Alamat

: Jl. Kepuh no. 20



Status

: Menikah



Pekerjaan

: ibu rumah tangga



Agama

: Islam



Tanggal MRS

: 6 September 2013



Tanggal pemeriksaan

: 7 September 2013
ANAMNESA( AUTOANAMNESA)
KeluhanUtama


Sesak

:
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Sesak sejak seminggu yang lalu. Sesak memberat sejak 2 hari
yang lalu. Pasien merasa sesak bila malam saja, tetapi berkurang
jika sudah pagi. Tetapi sejak 2 hari ini, pasien merasa sesak
sewaktu-waktu. Pasien tetap merasa sesak jika berbaring, dan
sesak berkurang jika pasien dalam posisi duduk. Sehari-harinya
pasien tidur dalam posisi duduk. Sesak dirasakan baru pertama kali
ini.



Pasien juga merasa nyeri dada sejak seminggu lalu. Nyeri dada
timbul jika pasien sesak, dan menghilang jika sesak berkurang.
Nyeri menjalar ke punggung belakang. Nyeri dada seperti tertusuktusuk


Nafsu makan menurun sejak seminggu lalu. Perut

terasa tegang dan sebah jika pasien merasa sesak.
Batuk(-) mual (-) muntah (-), BAB (+) normal, nyeri
saat BAK, terasa panas dan keluar sedikit-sedikit
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


Riwayat penyakit tekanan darah tinggi disangkal



Riwayat kencing manis (+) sejak 10 tahun yang lalu, rajin kontrol
dan suntik. 2 bulan lalu sempat MRS karena sakit kencing manis



Riwayat sakit maag (+) sejak 10 tahun lalu



Riwayat adanya benjolan di leher kiri sejak kecil tetapi tidak sakit
dan tidak membesar

Riwayat Penyakit Keluarga:


Tidak ada keluarga pasien yang pernah menderita sakit seperti

yang dikeluhkan pasien saat ini, Hipertensi (-), Diabetes (-)
Riwayat Obat


Lantus 0-0-0-22

obat maag



Obat sesak

Dexanta

Riwayat Sosial:


Jamu (+) selama 20 tahun, segelas tiap 3 hari sekali



Merokok (-)



Alkohol(-)



Kopi (+) 3 gelas/hari, kopi hitam



Jarang minum air putih



Status Gizi:



Pasien makan 3x sehari dengan lauk tahu, tempe, ikan, ayam, sayur dan
buah jarang.
PEMERIKSAAN FISIK
KeadaanUmum


KeadaanUmum



TekananDarah



Nadi

: lemas
: 140/90 mmhg, lengan kanan
: 90 x/menit, regular kuat
angkat



Pernapasan

: 28 x/menit



Temperatur



Kesadaran



Gizi : BB = 40 kg, TB = 157 cm, BMI= 16,26kg/m2

: 36,5 °C axilar

: compos mentis


Kepala



Mata

: conjunctiva palpebra inferior tampak pucat
(-/-),



Hidung

: nafas cuping hidung (+)



Mulut

: bibi pucat (-), bibir sianosis (-)



Telinga

: pendengaran berkurang (+)/ (+)



Leher
Tidak simetris, deviasi trakea ke arah dekstra, penigkatan JVP

(-), benjolan (+) di leher sebelah kiri, ukuran 7x7 cm, nyeri tekan
(-), hiperemi (-), konsistensi padat kenyal
Pemeriksaan Fisik Paru
Inspeksi
 Bentuk
: simetris
 Retraksi
: (+)
Palpasi
 Gerak nafas
: vesikuler
 Stem fremitus
: simetris ka/ki
Perkusi
 suara perkusi
: sonor ka/ki
Auskultasi
 Suara nafas : vesikuler
 Rhonki
:
(-)
(+)
(-)
(+)
(-)
(+)
 Wheezing
(-)
(+)
(-)
(+)
(-)
(+)


Pemeriksaan Fisik Jantung



Inspeksi

: ictus cordis tampak



Palpasi

: Thrill (+)



Perkusi

: Batas Kiri ICS VI midklvikular line dekstra
Batas Kanan ICS VI midklavikular line

sinistra
Pinggang Jantung ICS IV midklavikular line
sinistra
Kesan Jantung membesar


Auskultasi : S1 S2 tunggal regular
Pemeriksaan Fisik Abdomen
 Inspeksi
: flat, supel
 Auskultasi : BU(+) normal
 Palpasi
: nyeri tekan (-)
 Perkusi
: tympani


Anogenitalia

Ekstremitas
akral dingin (-)
(-)


: tak ada kelainan
:
(-)
(-)

oedem
(-)

(-)
(-)

(-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
( LABORATORIUM)
Darah lengkap
 Hb
: 11,1 (12-17 mg/dl)
 Leukosit
: 7200 (4-10 rb/cmm)
 Trombosit : 237.000
(150-450 rb)
 PCV: 33,5 (40-50 %)
Diabetes
 Gula darah sesaat
mg/dl)

185/neg

( <125/neg
Lemak
 Kolesterol
 HDL kolesterol
 LDL kolesterol
 Trigliserid

142
40
85
84

(<200 mg/dl)
(<45 mg/dl)
(<150 mg/dl)
(<150 mg/dl)

Faal ginjal
 Ureum
 Kreatinin
 Uric acid

4,4
1,12
6,7

( 15-45 mg/dl)
(0,7-1,4 mg/dl)
(2,5 – 7,7 mg/dl)
Faal hati
 SGOT
 SGPT
 Total protein
 Albumin
Elektrolit
 Natrium
 Kalium
 Chloride

14
12
7,27
4,08

( <33 U/L)
(<42 U/L)
(6,3-8,9 g/dl)
(3,6-5,2 g/dl)

147,4 (135-155 mmol/L)
4,92 (3,6-5,5 mmol/L)
105,3 98-107 mmol/L)

Urin lengkap
 Protein/reduksi
NEG/NEG (neg/neg)
 Bilirubin/ urobilin NEG/NEG
(neg/neg)
Sedimen


Leukosit/eritrosit/epitel



Silinder

2-4/3-3/+
-

(0-4/-1/- lbp)
(neg / lbp)

Hormone/endokrinologi


TSH

<0,05

(0,25-5,00 uIU/ml)
CTR 61%
Adanya butterfly appreance
EKG : TAKIARITMIA
QRS PATOLOGIS
RESUME
Telah diperiksa wanita umur 78 tahun
Anamnesa


Dyspneu (+)



Paroxymal nocturnal dyspneu (+)



Ortopneu (+)



Chest pain (+)



Penjalaran (+)



Nafsu makan menurun



Nyeri saat BAK (+)




Riwayat MRS dengan DM (+)
Riwayat maag



Riwayat adanya benjolan di leher kiri



Riwayat Obat : Lantus, obat maag, Obat sesak, Dexanta



Riwayat social : minum air putih jarang, Minum kopi 3 gelas sehari
Pemeriksaan Fisik


Tekanan Darah

: 140/90 mmHg, lengan kanan



Gizi : BB = 40 kg, TB = 157 cm, BMI= 16,26kg/m2



nafas cuping hidung (+)

Leher


Tidak simetris, deviasi trakea ke arah dekstra, benjolan
(+) di leher sebelah kiri, ukuran 7x7 cm, nyeri tekan (-),
hiperemi (-), konsistensi padat kenyal
Pemeriksaan Fisik Paru
 Inspeksi
: Retraksi (+)
 Rhonki
:
(-)
(-)
(-)
 Wheezing
(-)
(-)
(-)

(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)

Pemeriksaan Fisik Jantung
 Inspeksi
: ictus cordis tampak
 Palpasi
: Thrill (+)
 Perkusi
: Batas Kiri ICS VI midklvikular line dekstra
Batas Kanan ICS VI midklavikular line sinistra
Pinggang Jantung ICS IV midklavikular line sinistra
Kesan Jantung membesar
Pemeriksaan Penunjang ( Laboratorium)
Darah lengkap
 Hb
: 11,1 (12-17 mg/dl)
 PCV : 33,5 (40-50 %)
Diabetes
 Gula darah sesaat
185/neg
( <125/neg mg/dl)
Faal ginjal
 Ureum
4,4
( 15-45 mg/dl)
Sedimen
 Leukosit/eritrosit/epitel
2-4/3-3/+
(0-4/-1/- lbp)
 Silinder
(neg / lbp)
Hormone/endokrinologi
 TSH
<0,05
(0,25-5,00 uIU/ml)
Foto Thorak : CTR 61%
 Adanya butterfly appreance
 EKG : takiaritmia, QRS patologis
Problem clue list

Problem list

Diagnose

Planning diagnosa

Planning terapi

Planning monitoring

Infus NS 20 tpm

1.

Dyspneu (+)

1-9,21

ALO

2.

Paroxymal

ALO

O2 4l/menit

TTV

Thyrosol 2x20mg

Produksi
jam

Et causa

nocturnal

Thyroid heart disease

dyspneu (+)

EKG serial

Sesak

Propanolol 1x20mg

Wanita,78 th:

3.

Ortopneu(+)

4.

Chest pain (+)

5.

Penjalaran (+)

Arixtra 1x1

6.

Nafsu

Morfin bila perlu

PropilThyoUrasil

makan

menurun
7.
8.

Isoket 5amp/24jam

T:140/90 mmHg
BMI=
16,26kg/m2

9.

nafas

cuping

hidung
10.

Rriwayat
benjolan di leher 10-12Struma difusa
Toxica

kiri
11.

deviasi trakea ke

arah dekstra (+)
12.

benjolan (+) di
leher

sebelah

kiri, ukuran 7x7
cm,,padat kenyal

urin 24
Problem clue list

Problem list

Diagnose

Planning

Planning terapi

Diagnosa
13. retraksi paru
14. Rhonki
(-)

(+)

(-)

(+)

(-)

(+)

Wheezing
(- )

(+)

(-)

(+)

(-)

(+)

15. ictus cordis tampak
16. Thrill (+)
17. Kardiomegali

15-18
Decomb
cordis
sinistra

18. Odem ektremitas (-)
19 Ureum 44,5
20. TSH < 0,05
21.Foto thorak : butterfly
appereance,

19.
Uremic
Lung
20.
Hiper
tiroid

Plavix1x1

Planning monitoring
Problem clue list

roblem list

Diagnose

Planning

Planning terapi

Diagnosa
22.EKG : takiaritmia
QRS patologis
Wanita,78 th:
23.Riwayat

MRS dengan DM (+)

23,24
Hipergli
Kemi

Hipergli
Kemi
Et causa
DM tipe 2

24.GDS : 185/neg
25.Ureum

: 4,4

Wanita,78 th
26,T:140/90 mmHg

27.kardiomegali

GDP
GD 2jamPP
Hb
A1C

Lantus
0-0-0-20

funduscopi

Thyarit 1x1
Candesartan
1x8jam

Nefropati
Diabetic et
causa DM tipe 2

HT stage
1

Hipertensi heart
disease

Planning monitoring
Problem clue list

Problem list

Wanita,78 th:
28..Riwayat

minum

kopi

3gelas/hari
29.Jarang
minum

air

putit
30.BAK
sakit,keluar
sedikit (+)

31.leukosit/eri
trosut/epitel
2-4/3-3/+

Diagnose

28-30
Retensi
Urin

ISK

Planning diagnosa

Planning terapi

Inj.
Cefotaxim
3x1
Aspilet 1x1

Planning monitoring
ALO (AKUT LUNG OEDEM)


ALO (Akut Lung Oedem) : adalah akumulasi cairan di
paru-paru yang terjadi secara mendadak
MEKANISME TERJADINYA ALO

Membrane kapiler
alveoli
perpindahan cairan
dari darah ke ruang
interstitial/alveoli
yang melebihi jumlah
pengembalian cairan

System limfatik

tekanan yang lebih
negative di daerah
interstitial
peribronkial dan
perivaskular
Penurunan tekanan
onkotik plasma :
hipoalbumin

Ketidakseimbangan
“Starling Force :
Terjadi hanya apa bila
tekanan kapiler pulmonal
meningkat sampai
melebihi tekanan osmotic
koloid plasma

Peningkatan negatifitas
dari tekanan intercicial

Klasifikasi
edema paru
berdasarkan
mekanisme
pencetus
EPK

EPNK

Anamnesis
Acute cardiac event

(+)

Jarang
Penyakit dasar

Penemuan klinis
Perifer

Dingin

Hangat

S3gallop/kardiomegali

(+)

Nadi kuat
(-)

JVP

Meningkat

Tak meningkat

Ronki

Basah

Kering
Penyakit dasar

Laboratorium
EKG

Iskemia/infark

Biasanya normal

Foto torak

Distribusi perihiler

Distribusi perifer

Enzim cardiac

Meningkat

Normal

Pulmonary capilory wedge pressure

>18mmHg

<18mmHg

Shunt intra pulmonary

Sedikit

Hebat

Protein cairan edema

<0,5

>0,7
Stage 2 : hipoksemia.
hilangnya gambaran
paru yang normal,
hilangnya demarkasi
dari bayangan hilus
paru dan penebalan
septa interlobular
Stage 1 : Sesak nafas
saat melakukan
aktifitas fisik, dan
disertai ronki inspirasi

hipoksemia berat,

hipokapnea , batuk

EDEM PARU
KARDIOGENIK
Edema paru
kardiogenik akut

mengurangi
pengisian
dari
ventrikel kiri

hipoksia
berat
GJ kiri
Peningkatan
tekanan di
atrium kiri

Gangguan
atrium kiri,

peningkatan
volume atrium
kiri
MANIFESTASI KLINIS
Anamnesa

Pemeriksaan fisis

Radiologis

• Kejadian sangat
cepat
• Penderita merasa
ketakutan,
• batuk-batuk ,
seperti seserang
yang akan
tenggelam.
Penderita biasanya
dalam posisi duduk
• sesak hebat
• sianosis
• sering berkeringat
dingin
• pink frothy sputum

• Frekuensi nafas yang
meningkat
• dilatasi alae nasi
• terlihat retraksi
inspirasi pada sela
interkostal dan
fossa
supraklavikula.
• Ronki setengah
lapangan paru /
lebih
• sering disertai
wheezing
• Ditemukan gallop
• bunyi jantung II
pulmonal mengeras
• tekanan darah
meningkat.

• Adanya hilus yang
melebar dan densitas
meningkat disertai
tanda bendungan
paru akibat edema
interstitial / alveolar
Laboratorium

EKG

• Pemerikasaan kadar BNP
(Brain Natriuretik Peptide)
plasma

• Bisa normal / sering didaptkan
tanda iskemia / infark pada
infak dengan edema paru
• krisis hipertensi menunjukkan
hipertrofi ventrikel kiri.
• Edema paru kardiogenik tetapi
non iskemik menunjukkan
gambaran gelombang T
negative yang lebih dengan
QT memanjang yang khas,
dimana akan membaik dalam
24 jam dan hilang dalam 1
minggu.
PENATALAKSANAAN

Posisikan setengah duduk

Oksigen (40-50%) diberikan
sampai 8L /menit

diuretic iv :furosemid 4080mg iv bolus
dilangi/ditingkatkan setelah 4
jam dilanjutkan drip kontinyu
sampai dicapai produksi
urine 1ml/kgBB/jam

Nitrogliserin
sublingual/peroral 0,4-0,6 mg
tiap 5-10menit. Sampai
sistolik cukup baik
(>95mmHg) lalu nitrogiserin
iv diberikan dosis 0,30,5mgkg/BB

morfin sulfat : 3-5mg iv
diulangi tiap 15 menit sampai
total dosis 15mg

obat untuk menstabilkan
hemodinamik : nitropusid
,dopamine
THYROID HEART DISEASE



Hormone tiroid menyebabkan efek inotropik,

kronotropik, dan dromotropik yang mirip dengan
efek stimultasi adregenik.


Tiroid memproduksi 2 macam hormone biologis
yaitu T3 dan T4.
EFEK HORMONE TIROID TERHADAP HAEMODINAMIK

KARDIOVASKULAR
Peningkatan termogenesi
Jaringan

penurunan resistensi
sistemik
Penurunan pengisian volume
arteri efektif

Thyroithyronine

peningkatan reabsorpsi
natrium renal
peningkatan volume
darah

peningkatan cardiac output

peningkatan inotropik
dan kronotropik cardiac
HIPERTIROID

Penyebab terbanyak : struma difus
/toksik (Grave disease).

Gejala : kelelahan, hiperaktif,
insomnia, kepanasan, palpitasi,
sesak nafas, nafsu makan menigkat,
berat badan turun, nokturia, diare,
oligomenorea, kelemahan otot,
tremor, emosi labil, denyut jantung
meningkat, hipertensi sistolik,
hyperemia, kulit sembab dan hangat,
kelopak mata turun, dan reflek halus

Serum T4 meningkat, dan serum
TSH rendah.

Manifestasi klinis kardiovaskular :
palpitasi dan hipertensi sistolik
Gambaran
hiperdinamik pada
prekordial,peningkatan
tekanan nadi,

suara jantung kedua
komponen kedua
pulmonal, suara
jantung kedua
meningkat,Dapat pula
terdapat mid sistolik
mur-mur

Means-Lerman
scratch,Indeks cardiac
dan stroke volume
meningkat., Waktu
ejeksi sistolik dan
preejeksi singkat.

Tekanan nadi
meningkat dan
resistensi vascular
sistemik
menurun,Perubahan
penampilan ventikel kiri
Efek langsung hormon tiroid

Efek seperti adregenik beta

1. Denyut jantung saat istirahat >90x/menit (90%)

Denyut jantung saat istirahat >90x/menit (90%)

2. Palpitasi

Palpitasi

3. Fibrilasi atrial

Dyspneu de effort

4. Edema pedis

Peningkatan tekanan nadi (HT sistolik)

5. Peningkatan konsumsi oksigen (metabolisme Impuls apical aktif
basal)

Suara jantung ke 1 kerasdari suara jantung 2

6. Penurunana berat badan

Murmur mid-diastolik, biasanya di basal

7. Miopati otot skeletal

Suara jantung ke3 (kadang)

8. Peningkatan

bone

turnover(pada

osteoporosis/hiperkalsemia)

keadaan Means-Lerman scratch (jarang)
Tremor

9. Kulit pucat

Reflek halus

10. Rambut halus dan rapuh

Perspirasi meningkat

11. Kuku keras dan rapuh

Intoleransi panas

12. Oligimenorae/ amenorae

Insomnia

13. Diare/sering BAB

Asietas

Lid lag
EFEK HIPERTIROIDIME PADA SYSTEM
KARDIOVASKULAR
Peningkatan
volume darah
total

Peningkatan
relaksasi
diastolik

Peningkatan left
ventrikel end
siastolic volume

Peningkatan isi
sekuncup

Peningkatan
kontraktilitas
Peningkatan
resistensi
vascular
sistemik
Peningkatan
denyut jantung

Peningkatan left
ventrikel end
diastolic volume

Peningkatan
curah jantung
Pada pasien lansia
disebut hipertiroid
apetetik, manifestasi
kardiovaskularya:
atrial fibrilasi

Angina pectoris dan
gagal jantung dapat
pula terjadi pada
pasien hipertiroid.

serum tiroptroin yang
rendah (≤0,1
Mu/liter) .

Takikardi. Sinus
takikardi lebih sering
timbul dengan usia
muda,timbul pada
malam hari. Dapat
juga terjadi fibrilasi
ventrikel.

sinus atrial
cepat,pemanjangan
gelombang P
,pemanjangan
interval PR
TERAPI

antagonis adregenik :
propanolol 40-120 mg/dl

Penyekat beta
mengontrol takikardi,
palpitasi, tremor,
kecemasan dan
mengurangi aliran darah
ke kelenjar tiroid

Diagnosis hipertiroid
dipastikan dengan
adanya kadar TSH yang
rendah

Lansia dengan
hipertiroid apetetik,
manifestasi lebih
menonjol, khususnya
fibrilasi atrium dan atau
gagal jantung kongestif

Terapi terhadap
hipertiroid adalah
operasi pengangkatan
kelenjar tiriod/radiasi
dengan yodium radioaktif

antikoagulan : mencegah
terjadinya tromboemboli
diberikan sampai 4
minggu

Terapi antitiroid jangka
panjang diberikan
propiltiourasil, 100-15
mg tiap 6-8jam
DEFINISI DIABETES MELITUS


Menurut American Diabetes Association (ADA)
tahun 2010, Diabetes Mellitus merupakan suatu
kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik

hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi
insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya.
KLASIFIKASI

MENURUT

PERKENI 2011

Jenis

Etiologi

Tipe 1

Destruksi sel β, umumnya
menjurus ke defisiensi insulin
absolut
• Autoimun
• Idiopatik

Tipe 2

Bervariasi, mulai dari resistensi
insulin yang disertai defisiensi
insulin relatif hingga defek sekresi
insulin yang dibarengi resistensi
insulin.
Diabetes Melitus gestasional

Intoleransi glukosa yang timbul
atau terdeteksi pada kehamilan
pertama dan gangguan toleransi
glukosa setelah terminasi
kehamilan.

Tipe lain
•

• Defek genetik fungsi sel β
• Defek genetik kerja insulin
• Penyakit eksokrin pankreas
• Endokrinopati
• Karena obat atau zat kimia
• Infeksi
• Sebab imunologi (jarang)
• Sindrom genetik lain yang berkaitan
dengan DM
GAMBARAN KLINIS
(PERKENI, 2006) :


keluhan klasik berupa poliuria, polidipsi, polifagia,
dan penurunan berat badan yang tidak dapat
dijelaskan sebabnya



Keluhan lain : lemah, kesemutan, gatal, mata
kabur, disfungsi ereksi pada pria, pruritus vulvae
pada wanita
DIAGNOSA

Pemeriksaan penyaring : mengidentifikasi DM yang tidak

bergejala, dilakukan pada :


Usia > 45 tahun



BB >110% BB ideal



Hipertensi (≥140/90mmHg)



Riwayat DM dalam garis keturunan



Riwayat abortus berulang, melahirkan bayi cacat / BB

lahir bayi > 4000 gram


Kolesterol HDL ≤ 250 mg
KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU DAN PUASA
SEBAGAI PATOKAN PENYARING DAN DIAGNOSIS
Bukan DM

Belum pasti DM
DM

Kadar
Plasma vena
glukosa
darah
darah kapiler
sewaktu(mg/
dl)

<110

110-199

≥ 200

<90

90-199

≥200

Kadar
Plasma vena
glukosa
darah puasa darah kapiler
(mg/dl)

<110

110-125

≥126

<90

90-109

≥110

DM
Kriteria Diagnostik Diabetes Mellitus *)
(Konsensus PERKENI-2002, ADA-2003)
Gejala Klasik DM adalah Poliuria ,Polidipsia dan Penurunan BB
,
,
yang tidak jelas sebabnya plus :
1 Kadar Glukosa Darah Sewaktu (plasma vena)
> 200 mg/dl
2 Kadar Glukosa Darah Puasa (plasma vena)
atau

> 126 mg/dl

ASK-DNC

atau

3 Kadar Glukosa Plasma > 200 mg/dl pada 2 jam sesudah beban
glukosa 75 gram pada TTGO**)
*) Kriteria diagnosis tersebut harus dikonfirmasi ulang pada hari yang
lain, kecuali untuk keadaan khas hiperglikemia dengan dekompensasi
metabolik akut, seperti ketoasidosis, berat badan yang menurun cepat.
**) Cara diagnosis dengan kriteria ini tidak dipakai rutin di klinik
Untuk penelitian epidemiologis pada penduduk dianjurkan memakai
kriteria diagnosis kadar glukosa darah puasa.
Untuk DM Gestasional juga dianjurkan kriteria diagnostik yang sama
(Lihat Buku Konsensus Pengelolaan Diabetes dan Kehamilan).
UJI LABORATORIUM

• Orang normal : Reduksi negatif
Pemantauan reduksi urine 3x sehari, 30 menit
sebelum makan
atau
Pemantauan reduksi urine 4x sehari, 1x sebelum
makan yang 3x dilakukan setiap 2 jam sesudah
makan


Pemeriksaan kadar HbA1c (≥ 6,5%) : untuk
mengevaluasi pengendalian gula darah. ADA 2011
sudah memasukkan menjadi salah satu kriteria
diagnosis DM,
Penigkat
sensitivitas
terhadap insulin
: tiazolidindion

Penghambat
glukoneogenesis
: metformin

Obat
Hipoglikemik
Oral (OHO).
dibagi
menjadi 4 gol

penghambat
glukosidase alfa
; Acarbose

Pemicu sekresi
insulin (insulin
secretagogue) :
sulfonilurea dan
glinid


Insulin : keharusan bagi penderita DM tipe 1



Pada DM tipe 2: kegagalan terapi oral, kendali
kadar glukosa darah yang buruk (HbA1C > 7,5%) /
kadar glukosa darah puasa > 250 mg/dL, riwayat
pankreatektomi, atau disfungsi pankreas, riwayat

fluktuasi kadar glukosa darah yang lebar, riwayat
ketoasidosis, riwayat penggunaan insulin lebih dari
5 tahun, dan penyandang DM lebih dari 10 tahun
KOMPLIKASI
KRONIK

AKUT



Hipoglikemia



Penyakit ginjal : nefropati
diabetik

Hiperglikemi :
 Ketoasidosis Diabetik
 Status hiperglikemi
hipersmolar




Penyakit mata : retinopati

diabetik


Neurologi : neuropati
diabetik



Komplikasi
makrovaskular
HIPOGLIKEMIA

menurunnya kadar
glukosa darah <60
mg/dL

Hipoglikemia paling
sering disebabkan oleh
penggunaan sulfonilurea
dan insulin

Gejala ; berkeringat,
gemetar, sakit
kepala, palpitasi,
sensorium yang
tumpul, dan koma
KETOASIDOSIS DIABETIK (KAD)

kadar
glukosa
darah
meningkat
dan
peningkata
n
penguraian
lemak

Osmolaritas
plasma
meningkat
(300-320
mOs/ mL).
Terjadi
poliuria dan
dehidrasi

ketosis

asidosis
metabolik

Gejala
:mual,
muntah
dan
nyeri
abdome
n.
berkepa
njangan
STATUS HIPERGLIKEMI HIPERSMOLAR

Penurunan volume
intravaskular menurunkan
laju filtrasi
glomerular.hilangnya air
yang yang lebih banyak
dibanding natrium
menyebabkan keadaan
hipeosmolar

pengeluaran berliter urine,
rasa haus , defisit kalium,
koma dan kematian
PENYAKIT GINJAL : NEFROPATI

Tahap 1 hipertrofi dan
hiperfiltrasi

Tahap3
Laju fltrasi gromerulus
meningkat atau
menurun

Tahap 2 Perubahan
histologis awal

Tahap 4
Simdroma nefrotik

Tahap 5
Gagal ginjal terminal
RETINOPATI DIABETIK

hipoksia
kronis

Terbentuk
jaringanjaringan infark
yang diikuti
neuvaskularisa
si

Pembuluh
baru
berdinding
tipis dan
sering
hemoragik,

Edema
interstisial
terjadi dan
tekanan
intaokulus
meningkat
NEUROPATI DIABETIK
hipoksia kronis sel saraf
dan hiperglikosilasi
protein yang melibatkan
fungsi sel saraf

yang akhirnya
mengakibatkan
demielinisasi
segmental saraf
perifer
KOMPLIKASI MAKROVASKULAR
arteri-arteri
perifer

arteri koronaria
dan aorta

klaudikasio
intermitten

angina

ganggren

infark
miokardiun

insufisiensi
serebral
dan stroke.
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolor
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolorLaporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolor
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolorazmiarraga
 
USG dasar dalam kehamilan
USG dasar dalam kehamilanUSG dasar dalam kehamilan
USG dasar dalam kehamilanHendrik Sutopo
 
Balans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolitBalans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolitAzis Aimaduddin
 
Laporan Kasus Bell's palsy
Laporan Kasus Bell's palsyLaporan Kasus Bell's palsy
Laporan Kasus Bell's palsyRindang Abas
 
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptSyscha Lumempouw
 
Tb duplex lama aktif
Tb duplex lama aktifTb duplex lama aktif
Tb duplex lama aktifdesierianto
 
193897174 case-bedah-hemoroid
193897174 case-bedah-hemoroid193897174 case-bedah-hemoroid
193897174 case-bedah-hemoroidhomeworkping3
 
Referat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur GinjalReferat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur GinjalKharima SD
 
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptxPerbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptxAditAditya19
 
Parese nervus fasialis
Parese nervus fasialisParese nervus fasialis
Parese nervus fasialisfikri asyura
 
Presentasi Kasus - Campak / Morbili
Presentasi Kasus - Campak / MorbiliPresentasi Kasus - Campak / Morbili
Presentasi Kasus - Campak / MorbiliAris Rahmanda
 
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerPem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerJafar Nyan
 

What's hot (20)

Cairan infuse
Cairan infuseCairan infuse
Cairan infuse
 
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolor
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolorLaporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolor
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolor
 
2.pemeriksaan ginekologi
2.pemeriksaan ginekologi2.pemeriksaan ginekologi
2.pemeriksaan ginekologi
 
USG dasar dalam kehamilan
USG dasar dalam kehamilanUSG dasar dalam kehamilan
USG dasar dalam kehamilan
 
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter IndonesiaStandar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
 
Resusitasi cairan
Resusitasi cairanResusitasi cairan
Resusitasi cairan
 
Balans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolitBalans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolit
 
Terapi cairan pada anak
Terapi cairan pada anakTerapi cairan pada anak
Terapi cairan pada anak
 
Laporan Kasus Bell's palsy
Laporan Kasus Bell's palsyLaporan Kasus Bell's palsy
Laporan Kasus Bell's palsy
 
Giovanni status bedah
Giovanni   status bedahGiovanni   status bedah
Giovanni status bedah
 
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
 
Tb duplex lama aktif
Tb duplex lama aktifTb duplex lama aktif
Tb duplex lama aktif
 
193897174 case-bedah-hemoroid
193897174 case-bedah-hemoroid193897174 case-bedah-hemoroid
193897174 case-bedah-hemoroid
 
Referat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur GinjalReferat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur Ginjal
 
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptxPerbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
 
Radiology pada urolithiasis
Radiology pada urolithiasisRadiology pada urolithiasis
Radiology pada urolithiasis
 
Baca ct scan
Baca ct scanBaca ct scan
Baca ct scan
 
Parese nervus fasialis
Parese nervus fasialisParese nervus fasialis
Parese nervus fasialis
 
Presentasi Kasus - Campak / Morbili
Presentasi Kasus - Campak / MorbiliPresentasi Kasus - Campak / Morbili
Presentasi Kasus - Campak / Morbili
 
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerPem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskuler
 

Viewers also liked

Presentasi kasus congestive heart failure
Presentasi kasus congestive heart failurePresentasi kasus congestive heart failure
Presentasi kasus congestive heart failureLetta Samudra
 
Makalah gagal jantung kongestif (chf)
Makalah gagal jantung kongestif (chf)Makalah gagal jantung kongestif (chf)
Makalah gagal jantung kongestif (chf)Sri Nala
 
Laporan kasus graves disease
Laporan kasus graves diseaseLaporan kasus graves disease
Laporan kasus graves diseaseNoorahmah Adiany
 
Lapkas glaukoma akut
Lapkas glaukoma akutLapkas glaukoma akut
Lapkas glaukoma akutbungasyifa
 
Presentasi laporan kasus impetigo krustosa
Presentasi laporan kasus impetigo krustosaPresentasi laporan kasus impetigo krustosa
Presentasi laporan kasus impetigo krustosaadiastron
 
83355370 presus-infeksi-saluran-kemih
83355370 presus-infeksi-saluran-kemih83355370 presus-infeksi-saluran-kemih
83355370 presus-infeksi-saluran-kemihTracey Rompas
 
Presentasi kasus jiwa
Presentasi kasus jiwaPresentasi kasus jiwa
Presentasi kasus jiwaIke Setyowati
 
Laporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensiLaporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensiYabniel Lit Jingga
 
Presentasi ckd (gagal ginjal kronik)
Presentasi ckd (gagal ginjal kronik)Presentasi ckd (gagal ginjal kronik)
Presentasi ckd (gagal ginjal kronik)Edhy Riawan
 
HHS in Diabetic Person
HHS in Diabetic PersonHHS in Diabetic Person
HHS in Diabetic PersonRafi Mahandaru
 
eDOCS DM 52 Technical Dive On DV
eDOCS DM 52 Technical Dive On DVeDOCS DM 52 Technical Dive On DV
eDOCS DM 52 Technical Dive On DVshawnasing
 
Kp 3.1.41 gangguan mental organik
Kp 3.1.41 gangguan mental organikKp 3.1.41 gangguan mental organik
Kp 3.1.41 gangguan mental organikAhmad Muhtar
 
Gastritis erosiva
Gastritis erosivaGastritis erosiva
Gastritis erosivaardi ansyah
 
Ketidakseimbangan Magnesium
Ketidakseimbangan MagnesiumKetidakseimbangan Magnesium
Ketidakseimbangan Magnesiumsidikjari
 

Viewers also liked (20)

Presentasi kasus congestive heart failure
Presentasi kasus congestive heart failurePresentasi kasus congestive heart failure
Presentasi kasus congestive heart failure
 
Makalah gagal jantung kongestif (chf)
Makalah gagal jantung kongestif (chf)Makalah gagal jantung kongestif (chf)
Makalah gagal jantung kongestif (chf)
 
Laporan kasus graves disease
Laporan kasus graves diseaseLaporan kasus graves disease
Laporan kasus graves disease
 
Lapkas glaukoma akut
Lapkas glaukoma akutLapkas glaukoma akut
Lapkas glaukoma akut
 
Laporan kasus
Laporan kasusLaporan kasus
Laporan kasus
 
Presentasi laporan kasus impetigo krustosa
Presentasi laporan kasus impetigo krustosaPresentasi laporan kasus impetigo krustosa
Presentasi laporan kasus impetigo krustosa
 
83355370 presus-infeksi-saluran-kemih
83355370 presus-infeksi-saluran-kemih83355370 presus-infeksi-saluran-kemih
83355370 presus-infeksi-saluran-kemih
 
Presentasi kasus jiwa
Presentasi kasus jiwaPresentasi kasus jiwa
Presentasi kasus jiwa
 
Askep hipertensi
Askep hipertensiAskep hipertensi
Askep hipertensi
 
Laporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensiLaporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensi
 
Presentasi ckd (gagal ginjal kronik)
Presentasi ckd (gagal ginjal kronik)Presentasi ckd (gagal ginjal kronik)
Presentasi ckd (gagal ginjal kronik)
 
Tugas askep kasus hipertensi
Tugas askep kasus hipertensiTugas askep kasus hipertensi
Tugas askep kasus hipertensi
 
HHS in Diabetic Person
HHS in Diabetic PersonHHS in Diabetic Person
HHS in Diabetic Person
 
eDOCS DM 52 Technical Dive On DV
eDOCS DM 52 Technical Dive On DVeDOCS DM 52 Technical Dive On DV
eDOCS DM 52 Technical Dive On DV
 
Kp 3.1.41 gangguan mental organik
Kp 3.1.41 gangguan mental organikKp 3.1.41 gangguan mental organik
Kp 3.1.41 gangguan mental organik
 
Gastritis erosiva
Gastritis erosivaGastritis erosiva
Gastritis erosiva
 
Preeklampsia
PreeklampsiaPreeklampsia
Preeklampsia
 
Presentasi kasus chf
Presentasi kasus chfPresentasi kasus chf
Presentasi kasus chf
 
Ketidakseimbangan Magnesium
Ketidakseimbangan MagnesiumKetidakseimbangan Magnesium
Ketidakseimbangan Magnesium
 
Makalah gagal jantung
Makalah gagal jantungMakalah gagal jantung
Makalah gagal jantung
 

Similar to Laporan Kasus Struma Toxica

91722104 case-dr-andi-fajar
91722104 case-dr-andi-fajar91722104 case-dr-andi-fajar
91722104 case-dr-andi-fajarhomeworkping4
 
Acute Coronary Syndrome.pptx
Acute Coronary Syndrome.pptxAcute Coronary Syndrome.pptx
Acute Coronary Syndrome.pptxICPtvchannel1
 
CRS Trauma tumpul abdomen fix.pptx
CRS Trauma tumpul abdomen fix.pptxCRS Trauma tumpul abdomen fix.pptx
CRS Trauma tumpul abdomen fix.pptxRadiPd
 
119497230 gastropati-nsaid
119497230 gastropati-nsaid119497230 gastropati-nsaid
119497230 gastropati-nsaidRais Reskiawan
 
Dokumen tips laporan_kasus_ckd_562babf2d
Dokumen tips laporan_kasus_ckd_562babf2dDokumen tips laporan_kasus_ckd_562babf2d
Dokumen tips laporan_kasus_ckd_562babf2dnajmiatulislami
 
PPT LAPKAS AMAY.pptx
PPT LAPKAS AMAY.pptxPPT LAPKAS AMAY.pptx
PPT LAPKAS AMAY.pptxSuciMayvera1
 
Gastrointestinal Akut (resus dr.maria)
Gastrointestinal Akut  (resus dr.maria)Gastrointestinal Akut  (resus dr.maria)
Gastrointestinal Akut (resus dr.maria)Jifani Rasyad
 
PPT Kasus Kecil Rheumatologi LINTANG edit.pptx
PPT Kasus Kecil Rheumatologi LINTANG edit.pptxPPT Kasus Kecil Rheumatologi LINTANG edit.pptx
PPT Kasus Kecil Rheumatologi LINTANG edit.pptxLintangFifgiAndila
 
Seorang anak laki laki dengan sindrom syok dengue
Seorang anak laki laki dengan sindrom syok dengueSeorang anak laki laki dengan sindrom syok dengue
Seorang anak laki laki dengan sindrom syok dengueArgo Dio
 
245494656-LAPORAN-KASUS-thypoid-fever-ppt.ppt
245494656-LAPORAN-KASUS-thypoid-fever-ppt.ppt245494656-LAPORAN-KASUS-thypoid-fever-ppt.ppt
245494656-LAPORAN-KASUS-thypoid-fever-ppt.pptImamMulyadi4
 
PPT Ujian Isna Zahra.pptx
PPT Ujian Isna Zahra.pptxPPT Ujian Isna Zahra.pptx
PPT Ujian Isna Zahra.pptxIsnaZahra4
 
Presentasi leukemia
Presentasi leukemiaPresentasi leukemia
Presentasi leukemiahendytea
 

Similar to Laporan Kasus Struma Toxica (20)

91722104 case-dr-andi-fajar
91722104 case-dr-andi-fajar91722104 case-dr-andi-fajar
91722104 case-dr-andi-fajar
 
Acute Coronary Syndrome.pptx
Acute Coronary Syndrome.pptxAcute Coronary Syndrome.pptx
Acute Coronary Syndrome.pptx
 
Kolelitiasis lapsus Rezza.docx
Kolelitiasis lapsus Rezza.docxKolelitiasis lapsus Rezza.docx
Kolelitiasis lapsus Rezza.docx
 
Ppt dhf
Ppt dhfPpt dhf
Ppt dhf
 
Laporan Kasus ACS STEMI
Laporan Kasus ACS STEMILaporan Kasus ACS STEMI
Laporan Kasus ACS STEMI
 
CRS Trauma tumpul abdomen fix.pptx
CRS Trauma tumpul abdomen fix.pptxCRS Trauma tumpul abdomen fix.pptx
CRS Trauma tumpul abdomen fix.pptx
 
119497230 gastropati-nsaid
119497230 gastropati-nsaid119497230 gastropati-nsaid
119497230 gastropati-nsaid
 
Dokumen tips laporan_kasus_ckd_562babf2d
Dokumen tips laporan_kasus_ckd_562babf2dDokumen tips laporan_kasus_ckd_562babf2d
Dokumen tips laporan_kasus_ckd_562babf2d
 
PPT LAPKAS AMAY.pptx
PPT LAPKAS AMAY.pptxPPT LAPKAS AMAY.pptx
PPT LAPKAS AMAY.pptx
 
Gastrointestinal Akut (resus dr.maria)
Gastrointestinal Akut  (resus dr.maria)Gastrointestinal Akut  (resus dr.maria)
Gastrointestinal Akut (resus dr.maria)
 
PPT Kasus Kecil Rheumatologi LINTANG edit.pptx
PPT Kasus Kecil Rheumatologi LINTANG edit.pptxPPT Kasus Kecil Rheumatologi LINTANG edit.pptx
PPT Kasus Kecil Rheumatologi LINTANG edit.pptx
 
Seorang anak laki laki dengan sindrom syok dengue
Seorang anak laki laki dengan sindrom syok dengueSeorang anak laki laki dengan sindrom syok dengue
Seorang anak laki laki dengan sindrom syok dengue
 
Kasus 1_PETA_17032022.ppt
Kasus 1_PETA_17032022.pptKasus 1_PETA_17032022.ppt
Kasus 1_PETA_17032022.ppt
 
245494656-LAPORAN-KASUS-thypoid-fever-ppt.ppt
245494656-LAPORAN-KASUS-thypoid-fever-ppt.ppt245494656-LAPORAN-KASUS-thypoid-fever-ppt.ppt
245494656-LAPORAN-KASUS-thypoid-fever-ppt.ppt
 
Lapkas colelithiasis
Lapkas colelithiasisLapkas colelithiasis
Lapkas colelithiasis
 
dokumen.tips_ppt-hhd.pptx
dokumen.tips_ppt-hhd.pptxdokumen.tips_ppt-hhd.pptx
dokumen.tips_ppt-hhd.pptx
 
PPT Ujian Isna Zahra.pptx
PPT Ujian Isna Zahra.pptxPPT Ujian Isna Zahra.pptx
PPT Ujian Isna Zahra.pptx
 
Presentasi leukemia
Presentasi leukemiaPresentasi leukemia
Presentasi leukemia
 
Psmba.pptx
Psmba.pptxPsmba.pptx
Psmba.pptx
 
Maju lapsus ima iship
Maju lapsus ima ishipMaju lapsus ima iship
Maju lapsus ima iship
 

Recently uploaded

PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 

Laporan Kasus Struma Toxica

  • 1. LAPORAN KASUS PEMBIMBING : dr. Budi Prakoso Sp.PD OLEH : Naila Esvandiari (07700221)
  • 2. IDENTITAS  Nama : Ny. J  Umur : 78 tahun  Jenis Kelamin : wanita  Alamat : Jl. Kepuh no. 20  Status : Menikah  Pekerjaan : ibu rumah tangga  Agama : Islam  Tanggal MRS : 6 September 2013  Tanggal pemeriksaan : 7 September 2013
  • 4. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG  Sesak sejak seminggu yang lalu. Sesak memberat sejak 2 hari yang lalu. Pasien merasa sesak bila malam saja, tetapi berkurang jika sudah pagi. Tetapi sejak 2 hari ini, pasien merasa sesak sewaktu-waktu. Pasien tetap merasa sesak jika berbaring, dan sesak berkurang jika pasien dalam posisi duduk. Sehari-harinya pasien tidur dalam posisi duduk. Sesak dirasakan baru pertama kali ini.  Pasien juga merasa nyeri dada sejak seminggu lalu. Nyeri dada timbul jika pasien sesak, dan menghilang jika sesak berkurang. Nyeri menjalar ke punggung belakang. Nyeri dada seperti tertusuktusuk
  • 5.  Nafsu makan menurun sejak seminggu lalu. Perut terasa tegang dan sebah jika pasien merasa sesak. Batuk(-) mual (-) muntah (-), BAB (+) normal, nyeri saat BAK, terasa panas dan keluar sedikit-sedikit
  • 6. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU  Riwayat penyakit tekanan darah tinggi disangkal  Riwayat kencing manis (+) sejak 10 tahun yang lalu, rajin kontrol dan suntik. 2 bulan lalu sempat MRS karena sakit kencing manis  Riwayat sakit maag (+) sejak 10 tahun lalu  Riwayat adanya benjolan di leher kiri sejak kecil tetapi tidak sakit dan tidak membesar Riwayat Penyakit Keluarga:  Tidak ada keluarga pasien yang pernah menderita sakit seperti yang dikeluhkan pasien saat ini, Hipertensi (-), Diabetes (-)
  • 7. Riwayat Obat  Lantus 0-0-0-22 obat maag  Obat sesak Dexanta Riwayat Sosial:  Jamu (+) selama 20 tahun, segelas tiap 3 hari sekali  Merokok (-)  Alkohol(-)  Kopi (+) 3 gelas/hari, kopi hitam  Jarang minum air putih  Status Gizi:  Pasien makan 3x sehari dengan lauk tahu, tempe, ikan, ayam, sayur dan buah jarang.
  • 8. PEMERIKSAAN FISIK KeadaanUmum  KeadaanUmum  TekananDarah  Nadi : lemas : 140/90 mmhg, lengan kanan : 90 x/menit, regular kuat angkat  Pernapasan : 28 x/menit  Temperatur  Kesadaran  Gizi : BB = 40 kg, TB = 157 cm, BMI= 16,26kg/m2 : 36,5 °C axilar : compos mentis
  • 9.  Kepala  Mata : conjunctiva palpebra inferior tampak pucat (-/-),  Hidung : nafas cuping hidung (+)  Mulut : bibi pucat (-), bibir sianosis (-)  Telinga : pendengaran berkurang (+)/ (+)  Leher Tidak simetris, deviasi trakea ke arah dekstra, penigkatan JVP (-), benjolan (+) di leher sebelah kiri, ukuran 7x7 cm, nyeri tekan (-), hiperemi (-), konsistensi padat kenyal
  • 10. Pemeriksaan Fisik Paru Inspeksi  Bentuk : simetris  Retraksi : (+) Palpasi  Gerak nafas : vesikuler  Stem fremitus : simetris ka/ki Perkusi  suara perkusi : sonor ka/ki Auskultasi  Suara nafas : vesikuler  Rhonki : (-) (+) (-) (+) (-) (+)  Wheezing (-) (+) (-) (+) (-) (+)
  • 11.  Pemeriksaan Fisik Jantung  Inspeksi : ictus cordis tampak  Palpasi : Thrill (+)  Perkusi : Batas Kiri ICS VI midklvikular line dekstra Batas Kanan ICS VI midklavikular line sinistra Pinggang Jantung ICS IV midklavikular line sinistra Kesan Jantung membesar  Auskultasi : S1 S2 tunggal regular
  • 12. Pemeriksaan Fisik Abdomen  Inspeksi : flat, supel  Auskultasi : BU(+) normal  Palpasi : nyeri tekan (-)  Perkusi : tympani  Anogenitalia Ekstremitas akral dingin (-) (-)  : tak ada kelainan : (-) (-) oedem (-) (-) (-) (-)
  • 13. PEMERIKSAAN PENUNJANG ( LABORATORIUM) Darah lengkap  Hb : 11,1 (12-17 mg/dl)  Leukosit : 7200 (4-10 rb/cmm)  Trombosit : 237.000 (150-450 rb)  PCV: 33,5 (40-50 %) Diabetes  Gula darah sesaat mg/dl) 185/neg ( <125/neg
  • 14. Lemak  Kolesterol  HDL kolesterol  LDL kolesterol  Trigliserid 142 40 85 84 (<200 mg/dl) (<45 mg/dl) (<150 mg/dl) (<150 mg/dl) Faal ginjal  Ureum  Kreatinin  Uric acid 4,4 1,12 6,7 ( 15-45 mg/dl) (0,7-1,4 mg/dl) (2,5 – 7,7 mg/dl)
  • 15. Faal hati  SGOT  SGPT  Total protein  Albumin Elektrolit  Natrium  Kalium  Chloride 14 12 7,27 4,08 ( <33 U/L) (<42 U/L) (6,3-8,9 g/dl) (3,6-5,2 g/dl) 147,4 (135-155 mmol/L) 4,92 (3,6-5,5 mmol/L) 105,3 98-107 mmol/L) Urin lengkap  Protein/reduksi NEG/NEG (neg/neg)  Bilirubin/ urobilin NEG/NEG (neg/neg)
  • 16. Sedimen  Leukosit/eritrosit/epitel  Silinder 2-4/3-3/+ - (0-4/-1/- lbp) (neg / lbp) Hormone/endokrinologi  TSH <0,05 (0,25-5,00 uIU/ml)
  • 19. RESUME Telah diperiksa wanita umur 78 tahun Anamnesa  Dyspneu (+)  Paroxymal nocturnal dyspneu (+)  Ortopneu (+)  Chest pain (+)  Penjalaran (+)  Nafsu makan menurun  Nyeri saat BAK (+)   Riwayat MRS dengan DM (+) Riwayat maag  Riwayat adanya benjolan di leher kiri  Riwayat Obat : Lantus, obat maag, Obat sesak, Dexanta  Riwayat social : minum air putih jarang, Minum kopi 3 gelas sehari
  • 20. Pemeriksaan Fisik  Tekanan Darah : 140/90 mmHg, lengan kanan  Gizi : BB = 40 kg, TB = 157 cm, BMI= 16,26kg/m2  nafas cuping hidung (+) Leher  Tidak simetris, deviasi trakea ke arah dekstra, benjolan (+) di leher sebelah kiri, ukuran 7x7 cm, nyeri tekan (-), hiperemi (-), konsistensi padat kenyal
  • 21. Pemeriksaan Fisik Paru  Inspeksi : Retraksi (+)  Rhonki : (-) (-) (-)  Wheezing (-) (-) (-) (+) (+) (+) (+) (+) (+) Pemeriksaan Fisik Jantung  Inspeksi : ictus cordis tampak  Palpasi : Thrill (+)  Perkusi : Batas Kiri ICS VI midklvikular line dekstra Batas Kanan ICS VI midklavikular line sinistra Pinggang Jantung ICS IV midklavikular line sinistra Kesan Jantung membesar
  • 22. Pemeriksaan Penunjang ( Laboratorium) Darah lengkap  Hb : 11,1 (12-17 mg/dl)  PCV : 33,5 (40-50 %) Diabetes  Gula darah sesaat 185/neg ( <125/neg mg/dl) Faal ginjal  Ureum 4,4 ( 15-45 mg/dl) Sedimen  Leukosit/eritrosit/epitel 2-4/3-3/+ (0-4/-1/- lbp)  Silinder (neg / lbp) Hormone/endokrinologi  TSH <0,05 (0,25-5,00 uIU/ml) Foto Thorak : CTR 61%  Adanya butterfly appreance  EKG : takiaritmia, QRS patologis
  • 23. Problem clue list Problem list Diagnose Planning diagnosa Planning terapi Planning monitoring Infus NS 20 tpm 1. Dyspneu (+) 1-9,21 ALO 2. Paroxymal ALO O2 4l/menit TTV Thyrosol 2x20mg Produksi jam Et causa nocturnal Thyroid heart disease dyspneu (+) EKG serial Sesak Propanolol 1x20mg Wanita,78 th: 3. Ortopneu(+) 4. Chest pain (+) 5. Penjalaran (+) Arixtra 1x1 6. Nafsu Morfin bila perlu PropilThyoUrasil makan menurun 7. 8. Isoket 5amp/24jam T:140/90 mmHg BMI= 16,26kg/m2 9. nafas cuping hidung 10. Rriwayat benjolan di leher 10-12Struma difusa Toxica kiri 11. deviasi trakea ke arah dekstra (+) 12. benjolan (+) di leher sebelah kiri, ukuran 7x7 cm,,padat kenyal urin 24
  • 24. Problem clue list Problem list Diagnose Planning Planning terapi Diagnosa 13. retraksi paru 14. Rhonki (-) (+) (-) (+) (-) (+) Wheezing (- ) (+) (-) (+) (-) (+) 15. ictus cordis tampak 16. Thrill (+) 17. Kardiomegali 15-18 Decomb cordis sinistra 18. Odem ektremitas (-) 19 Ureum 44,5 20. TSH < 0,05 21.Foto thorak : butterfly appereance, 19. Uremic Lung 20. Hiper tiroid Plavix1x1 Planning monitoring
  • 25. Problem clue list roblem list Diagnose Planning Planning terapi Diagnosa 22.EKG : takiaritmia QRS patologis Wanita,78 th: 23.Riwayat MRS dengan DM (+) 23,24 Hipergli Kemi Hipergli Kemi Et causa DM tipe 2 24.GDS : 185/neg 25.Ureum : 4,4 Wanita,78 th 26,T:140/90 mmHg 27.kardiomegali GDP GD 2jamPP Hb A1C Lantus 0-0-0-20 funduscopi Thyarit 1x1 Candesartan 1x8jam Nefropati Diabetic et causa DM tipe 2 HT stage 1 Hipertensi heart disease Planning monitoring
  • 26. Problem clue list Problem list Wanita,78 th: 28..Riwayat minum kopi 3gelas/hari 29.Jarang minum air putit 30.BAK sakit,keluar sedikit (+) 31.leukosit/eri trosut/epitel 2-4/3-3/+ Diagnose 28-30 Retensi Urin ISK Planning diagnosa Planning terapi Inj. Cefotaxim 3x1 Aspilet 1x1 Planning monitoring
  • 27. ALO (AKUT LUNG OEDEM)  ALO (Akut Lung Oedem) : adalah akumulasi cairan di paru-paru yang terjadi secara mendadak
  • 28. MEKANISME TERJADINYA ALO Membrane kapiler alveoli perpindahan cairan dari darah ke ruang interstitial/alveoli yang melebihi jumlah pengembalian cairan System limfatik tekanan yang lebih negative di daerah interstitial peribronkial dan perivaskular
  • 29. Penurunan tekanan onkotik plasma : hipoalbumin Ketidakseimbangan “Starling Force : Terjadi hanya apa bila tekanan kapiler pulmonal meningkat sampai melebihi tekanan osmotic koloid plasma Peningkatan negatifitas dari tekanan intercicial Klasifikasi edema paru berdasarkan mekanisme pencetus
  • 30. EPK EPNK Anamnesis Acute cardiac event (+) Jarang Penyakit dasar Penemuan klinis Perifer Dingin Hangat S3gallop/kardiomegali (+) Nadi kuat (-) JVP Meningkat Tak meningkat Ronki Basah Kering Penyakit dasar Laboratorium EKG Iskemia/infark Biasanya normal Foto torak Distribusi perihiler Distribusi perifer Enzim cardiac Meningkat Normal Pulmonary capilory wedge pressure >18mmHg <18mmHg Shunt intra pulmonary Sedikit Hebat Protein cairan edema <0,5 >0,7
  • 31. Stage 2 : hipoksemia. hilangnya gambaran paru yang normal, hilangnya demarkasi dari bayangan hilus paru dan penebalan septa interlobular Stage 1 : Sesak nafas saat melakukan aktifitas fisik, dan disertai ronki inspirasi hipoksemia berat, hipokapnea , batuk EDEM PARU KARDIOGENIK
  • 32. Edema paru kardiogenik akut mengurangi pengisian dari ventrikel kiri hipoksia berat GJ kiri Peningkatan tekanan di atrium kiri Gangguan atrium kiri, peningkatan volume atrium kiri
  • 33. MANIFESTASI KLINIS Anamnesa Pemeriksaan fisis Radiologis • Kejadian sangat cepat • Penderita merasa ketakutan, • batuk-batuk , seperti seserang yang akan tenggelam. Penderita biasanya dalam posisi duduk • sesak hebat • sianosis • sering berkeringat dingin • pink frothy sputum • Frekuensi nafas yang meningkat • dilatasi alae nasi • terlihat retraksi inspirasi pada sela interkostal dan fossa supraklavikula. • Ronki setengah lapangan paru / lebih • sering disertai wheezing • Ditemukan gallop • bunyi jantung II pulmonal mengeras • tekanan darah meningkat. • Adanya hilus yang melebar dan densitas meningkat disertai tanda bendungan paru akibat edema interstitial / alveolar
  • 34. Laboratorium EKG • Pemerikasaan kadar BNP (Brain Natriuretik Peptide) plasma • Bisa normal / sering didaptkan tanda iskemia / infark pada infak dengan edema paru • krisis hipertensi menunjukkan hipertrofi ventrikel kiri. • Edema paru kardiogenik tetapi non iskemik menunjukkan gambaran gelombang T negative yang lebih dengan QT memanjang yang khas, dimana akan membaik dalam 24 jam dan hilang dalam 1 minggu.
  • 35. PENATALAKSANAAN Posisikan setengah duduk Oksigen (40-50%) diberikan sampai 8L /menit diuretic iv :furosemid 4080mg iv bolus dilangi/ditingkatkan setelah 4 jam dilanjutkan drip kontinyu sampai dicapai produksi urine 1ml/kgBB/jam Nitrogliserin sublingual/peroral 0,4-0,6 mg tiap 5-10menit. Sampai sistolik cukup baik (>95mmHg) lalu nitrogiserin iv diberikan dosis 0,30,5mgkg/BB morfin sulfat : 3-5mg iv diulangi tiap 15 menit sampai total dosis 15mg obat untuk menstabilkan hemodinamik : nitropusid ,dopamine
  • 36. THYROID HEART DISEASE  Hormone tiroid menyebabkan efek inotropik, kronotropik, dan dromotropik yang mirip dengan efek stimultasi adregenik.  Tiroid memproduksi 2 macam hormone biologis yaitu T3 dan T4.
  • 37. EFEK HORMONE TIROID TERHADAP HAEMODINAMIK KARDIOVASKULAR Peningkatan termogenesi Jaringan penurunan resistensi sistemik Penurunan pengisian volume arteri efektif Thyroithyronine peningkatan reabsorpsi natrium renal peningkatan volume darah peningkatan cardiac output peningkatan inotropik dan kronotropik cardiac
  • 38. HIPERTIROID Penyebab terbanyak : struma difus /toksik (Grave disease). Gejala : kelelahan, hiperaktif, insomnia, kepanasan, palpitasi, sesak nafas, nafsu makan menigkat, berat badan turun, nokturia, diare, oligomenorea, kelemahan otot, tremor, emosi labil, denyut jantung meningkat, hipertensi sistolik, hyperemia, kulit sembab dan hangat, kelopak mata turun, dan reflek halus Serum T4 meningkat, dan serum TSH rendah. Manifestasi klinis kardiovaskular : palpitasi dan hipertensi sistolik
  • 39. Gambaran hiperdinamik pada prekordial,peningkatan tekanan nadi, suara jantung kedua komponen kedua pulmonal, suara jantung kedua meningkat,Dapat pula terdapat mid sistolik mur-mur Means-Lerman scratch,Indeks cardiac dan stroke volume meningkat., Waktu ejeksi sistolik dan preejeksi singkat. Tekanan nadi meningkat dan resistensi vascular sistemik menurun,Perubahan penampilan ventikel kiri
  • 40. Efek langsung hormon tiroid Efek seperti adregenik beta 1. Denyut jantung saat istirahat >90x/menit (90%) Denyut jantung saat istirahat >90x/menit (90%) 2. Palpitasi Palpitasi 3. Fibrilasi atrial Dyspneu de effort 4. Edema pedis Peningkatan tekanan nadi (HT sistolik) 5. Peningkatan konsumsi oksigen (metabolisme Impuls apical aktif basal) Suara jantung ke 1 kerasdari suara jantung 2 6. Penurunana berat badan Murmur mid-diastolik, biasanya di basal 7. Miopati otot skeletal Suara jantung ke3 (kadang) 8. Peningkatan bone turnover(pada osteoporosis/hiperkalsemia) keadaan Means-Lerman scratch (jarang) Tremor 9. Kulit pucat Reflek halus 10. Rambut halus dan rapuh Perspirasi meningkat 11. Kuku keras dan rapuh Intoleransi panas 12. Oligimenorae/ amenorae Insomnia 13. Diare/sering BAB Asietas Lid lag
  • 41. EFEK HIPERTIROIDIME PADA SYSTEM KARDIOVASKULAR Peningkatan volume darah total Peningkatan relaksasi diastolik Peningkatan left ventrikel end siastolic volume Peningkatan isi sekuncup Peningkatan kontraktilitas Peningkatan resistensi vascular sistemik Peningkatan denyut jantung Peningkatan left ventrikel end diastolic volume Peningkatan curah jantung
  • 42. Pada pasien lansia disebut hipertiroid apetetik, manifestasi kardiovaskularya: atrial fibrilasi Angina pectoris dan gagal jantung dapat pula terjadi pada pasien hipertiroid. serum tiroptroin yang rendah (≤0,1 Mu/liter) . Takikardi. Sinus takikardi lebih sering timbul dengan usia muda,timbul pada malam hari. Dapat juga terjadi fibrilasi ventrikel. sinus atrial cepat,pemanjangan gelombang P ,pemanjangan interval PR
  • 43. TERAPI antagonis adregenik : propanolol 40-120 mg/dl Penyekat beta mengontrol takikardi, palpitasi, tremor, kecemasan dan mengurangi aliran darah ke kelenjar tiroid Diagnosis hipertiroid dipastikan dengan adanya kadar TSH yang rendah Lansia dengan hipertiroid apetetik, manifestasi lebih menonjol, khususnya fibrilasi atrium dan atau gagal jantung kongestif Terapi terhadap hipertiroid adalah operasi pengangkatan kelenjar tiriod/radiasi dengan yodium radioaktif antikoagulan : mencegah terjadinya tromboemboli diberikan sampai 4 minggu Terapi antitiroid jangka panjang diberikan propiltiourasil, 100-15 mg tiap 6-8jam
  • 44. DEFINISI DIABETES MELITUS  Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2010, Diabetes Mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya.
  • 45. KLASIFIKASI MENURUT PERKENI 2011 Jenis Etiologi Tipe 1 Destruksi sel β, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut • Autoimun • Idiopatik Tipe 2 Bervariasi, mulai dari resistensi insulin yang disertai defisiensi insulin relatif hingga defek sekresi insulin yang dibarengi resistensi insulin.
  • 46. Diabetes Melitus gestasional Intoleransi glukosa yang timbul atau terdeteksi pada kehamilan pertama dan gangguan toleransi glukosa setelah terminasi kehamilan. Tipe lain • • Defek genetik fungsi sel β • Defek genetik kerja insulin • Penyakit eksokrin pankreas • Endokrinopati • Karena obat atau zat kimia • Infeksi • Sebab imunologi (jarang) • Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM
  • 47. GAMBARAN KLINIS (PERKENI, 2006) :  keluhan klasik berupa poliuria, polidipsi, polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya  Keluhan lain : lemah, kesemutan, gatal, mata kabur, disfungsi ereksi pada pria, pruritus vulvae pada wanita
  • 48. DIAGNOSA Pemeriksaan penyaring : mengidentifikasi DM yang tidak bergejala, dilakukan pada :  Usia > 45 tahun  BB >110% BB ideal  Hipertensi (≥140/90mmHg)  Riwayat DM dalam garis keturunan  Riwayat abortus berulang, melahirkan bayi cacat / BB lahir bayi > 4000 gram  Kolesterol HDL ≤ 250 mg
  • 49. KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU DAN PUASA SEBAGAI PATOKAN PENYARING DAN DIAGNOSIS Bukan DM Belum pasti DM DM Kadar Plasma vena glukosa darah darah kapiler sewaktu(mg/ dl) <110 110-199 ≥ 200 <90 90-199 ≥200 Kadar Plasma vena glukosa darah puasa darah kapiler (mg/dl) <110 110-125 ≥126 <90 90-109 ≥110 DM
  • 50. Kriteria Diagnostik Diabetes Mellitus *) (Konsensus PERKENI-2002, ADA-2003) Gejala Klasik DM adalah Poliuria ,Polidipsia dan Penurunan BB , , yang tidak jelas sebabnya plus : 1 Kadar Glukosa Darah Sewaktu (plasma vena) > 200 mg/dl 2 Kadar Glukosa Darah Puasa (plasma vena) atau > 126 mg/dl ASK-DNC atau 3 Kadar Glukosa Plasma > 200 mg/dl pada 2 jam sesudah beban glukosa 75 gram pada TTGO**) *) Kriteria diagnosis tersebut harus dikonfirmasi ulang pada hari yang lain, kecuali untuk keadaan khas hiperglikemia dengan dekompensasi metabolik akut, seperti ketoasidosis, berat badan yang menurun cepat. **) Cara diagnosis dengan kriteria ini tidak dipakai rutin di klinik Untuk penelitian epidemiologis pada penduduk dianjurkan memakai kriteria diagnosis kadar glukosa darah puasa. Untuk DM Gestasional juga dianjurkan kriteria diagnostik yang sama (Lihat Buku Konsensus Pengelolaan Diabetes dan Kehamilan).
  • 51. UJI LABORATORIUM • Orang normal : Reduksi negatif Pemantauan reduksi urine 3x sehari, 30 menit sebelum makan atau Pemantauan reduksi urine 4x sehari, 1x sebelum makan yang 3x dilakukan setiap 2 jam sesudah makan
  • 52.  Pemeriksaan kadar HbA1c (≥ 6,5%) : untuk mengevaluasi pengendalian gula darah. ADA 2011 sudah memasukkan menjadi salah satu kriteria diagnosis DM,
  • 53. Penigkat sensitivitas terhadap insulin : tiazolidindion Penghambat glukoneogenesis : metformin Obat Hipoglikemik Oral (OHO). dibagi menjadi 4 gol penghambat glukosidase alfa ; Acarbose Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue) : sulfonilurea dan glinid
  • 54.  Insulin : keharusan bagi penderita DM tipe 1  Pada DM tipe 2: kegagalan terapi oral, kendali kadar glukosa darah yang buruk (HbA1C > 7,5%) / kadar glukosa darah puasa > 250 mg/dL, riwayat pankreatektomi, atau disfungsi pankreas, riwayat fluktuasi kadar glukosa darah yang lebar, riwayat ketoasidosis, riwayat penggunaan insulin lebih dari 5 tahun, dan penyandang DM lebih dari 10 tahun
  • 55. KOMPLIKASI KRONIK AKUT  Hipoglikemia  Penyakit ginjal : nefropati diabetik Hiperglikemi :  Ketoasidosis Diabetik  Status hiperglikemi hipersmolar   Penyakit mata : retinopati diabetik  Neurologi : neuropati diabetik  Komplikasi makrovaskular
  • 56. HIPOGLIKEMIA menurunnya kadar glukosa darah <60 mg/dL Hipoglikemia paling sering disebabkan oleh penggunaan sulfonilurea dan insulin Gejala ; berkeringat, gemetar, sakit kepala, palpitasi, sensorium yang tumpul, dan koma
  • 57. KETOASIDOSIS DIABETIK (KAD) kadar glukosa darah meningkat dan peningkata n penguraian lemak Osmolaritas plasma meningkat (300-320 mOs/ mL). Terjadi poliuria dan dehidrasi ketosis asidosis metabolik Gejala :mual, muntah dan nyeri abdome n. berkepa njangan
  • 58. STATUS HIPERGLIKEMI HIPERSMOLAR Penurunan volume intravaskular menurunkan laju filtrasi glomerular.hilangnya air yang yang lebih banyak dibanding natrium menyebabkan keadaan hipeosmolar pengeluaran berliter urine, rasa haus , defisit kalium, koma dan kematian
  • 59. PENYAKIT GINJAL : NEFROPATI Tahap 1 hipertrofi dan hiperfiltrasi Tahap3 Laju fltrasi gromerulus meningkat atau menurun Tahap 2 Perubahan histologis awal Tahap 4 Simdroma nefrotik Tahap 5 Gagal ginjal terminal
  • 60. RETINOPATI DIABETIK hipoksia kronis Terbentuk jaringanjaringan infark yang diikuti neuvaskularisa si Pembuluh baru berdinding tipis dan sering hemoragik, Edema interstisial terjadi dan tekanan intaokulus meningkat
  • 61. NEUROPATI DIABETIK hipoksia kronis sel saraf dan hiperglikosilasi protein yang melibatkan fungsi sel saraf yang akhirnya mengakibatkan demielinisasi segmental saraf perifer
  • 62. KOMPLIKASI MAKROVASKULAR arteri-arteri perifer arteri koronaria dan aorta klaudikasio intermitten angina ganggren infark miokardiun insufisiensi serebral dan stroke.