Dokumen tersebut merangkum proses pengkajian keperawatan sistem persarafan yang meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik umum dan neurologis, studi diagnostik, dan konsultasi tim kesehatan. Pengkajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan sistem saraf pasien dan merencanakan tindakan keperawatan yang tepat.
2. Pengkajian
keperawatan sistem
persarafan
Analisa data
anamnesis
Keluhan
utama,
riwayat
kesehatan,
pengkajian
psikososial,spir
ituall
Pemeriksaan
kesehatan
Pemeriksaan
fisik umum,
pemeriksaan
fisik neurologis
Meninjau
catatn/pemer
iksaan
diagnostik
Studi pada status
keperawatan sebelum
interprestasi
pemeriksaan,
rontgen,foto,CT
scan,PET,MRI,angiogr
afi,elektromiografi,lu
mbal
fungsi,pemeriksaan
cairan
serebrospinal,laborat
orium
Konsul
tasi
dengan
tim
kesehat
an lain
Studi
literatur
3. Identitas klien
Nama
Usia (mayoritas usia tua)
Jenis kelamin
Pendidikan
Alamat
Pekerjaan
Agama
Suku bangsa
Tanggal dan jam masuk rumah sakit
Nomor register
Diagnosa media
4. Keluhan Utama
Biasanya akan terlihat jika
sudah terjadi disfungsi
neurologis
Berupa : kelemahan
anggota gerak sebaelah
badan, bicara pelo,tidak
dapat
berkomunikasi,konvulsi
(kejang), sakit kepala yang
hebat, nyeri otot, kaku
kuduk, sakit punggung, GCS
menurun (<15),akral dingin,
ekspresi rasa takut
5. Riwayat penyakit
Perawat berusaha memperoleh gambaran
umum status kesehatan klien,
6. Riwayat penyakit sekarang
Merupakan serangkaian wawancara yang
dilakukan perawat untuk menggali
permasalahan klien dari timbulnya keluhan
utama pada gangguan sistem persarafan
sampai pada saat pengkajian.
“ riwayat trauma,riwayat jatuh,keluhan mendadak
lumpuh pada saat klien sedang melalkukan
aktivitas, keluhan pada gastrointestinal seperti
mual,muntah bahkan kejang sampai tidak
sadar,gelisah,letargi,lelah apatis,perubahan
pupil,pemakaian obat-obat sedatif, obat
antipsikotik dll”
7. Riwayat penyakit dahulu
Beberapa pertanyaan yang mengarah pada
riwayat penyakit dahulu dalam pengkajian
neurologi:
Apakah klien menggunakan obat-obat, seperti
analgesik, sedatif,
hipnotis,antipsikotik,antideprsi,atau perangsang
sistem persarafan?
Apakah klien pernah mengeluhkan gejala sakit
kepala, kejang,tremor pusing, vertigo, kebas
atau kesemutan pada bagiantubuh, kelemahan
nyeti atau perubahan dalam bicara masa lalu
8. Bila klien telah mengalami salah satu gejala diatas, gali
lebihdetaild)
Diskusikan dengan pasangan klien atau anggota keluarga
danteman klien mengenai perubahan prilaku klien akhir-akhir
inie)
Perawat sebaiknya bertanya mengenai riwayat
perubahanpenglihatan pendengaran, penghidu, penegcapan,
perabaanf)
trauma kepala, atau batang spinal,
meningitis, kelainancongenital penyakit neurologism atau
konseling psikiatrig)
Riwayat peningkatan kadar gula darha dan tekanan darah
tinggih)
Riwayat tumor baik yang ganas, maupun jinak pada
systempersyarafan perlu ditanyakan karena kemungkinan
adahubungan nya dengan keluhan yang sekarang yg
dapatmemberikan metastasis ke system persyarafan pusat
dengansegala komplikasinyac.
9. Riwayat penyakit keluarga
Anamnesis akan adanya riwayat
keluarga yang menderitahipertensi
ataupun diabetes mellitus yang
memberikan hubungandengan beberapa
masalah disfungsi neurologis seperti
masalahstroke haemorafik dan
neuropati perifer4.
10. Pengkajian Psikososial
Pengkajian psikologis klien meliputi beberapa dimensi
yangmemungkinkan perawat untuk memperoleh persepsi
yang jelasmengenai status emosi, kognitif dan perilaku
klienPengkajian status emosiolan dan mental secara fisik
lebih banyak termasuk pengkajian fungsi serebral
meliputi tingkat kesadaran klien,prilaku kdan penampilan
bahasa dan fungsi intelektual termasuk ingatan,
pengetahuan kemampuan berpikir abstrak asosiasi
danpenilaian sebagian besar pengkajian ini dapat
diselesaikan melaluiinteraksi menyeluruh dengan klien
dalam melaksanakan pengkajianlain dengan memebri
pertanyaan dan tetap melakukan pengawwasan
sepanjang waktu unutk menentukan kelayakan ekspresi
emosi danpikiran
11. Kemampuan koping normal.
Pengkajian mekanisme koping yang digunakan
klien juga pentinguntuk menilai respon emosi
klien terhadap penyakit yangdideritanya dan
perubahan peran klien dalam keluarga
seramasyarakat dan respon atau pengaruhnya
dalam kehidupan sehari-harinya baik dalam
keluarga ataupun dalam masyarakat apakah
adadampak yang timbul pada klien yaitu seperti
ktakutan
akankecacatan rasa cemas, rasa ketidakmampua
n utnuk melakukanaktivitas secara optimal dan
pandangan terhadap dirinya yangsalah
gangguan citra tubuh
12. Pengkajian sosiekonomispritual
Oleh Karena klien harus menjalani rawat inap
maka perawat harusmengkaji apakah keadaan ini
member dampak pada status ekonomiklien sebab
biaya perawatan dan pengobatan memerlukan
danayang tidak sedikit. Perawat juga melakukan
pengkajian terhadapfungsi neurologis dengan
dampak gangguan neurologis yang akanterjadi
pada gaya hidup individu. Perspektif
keperawatan dalammengkaji terdiri atas dua
masalah yaitu keterbatasan yangdiakibatkan oleh
deficit neurologis dalam hubungannya denganperan
social klien dan rencana pelayanan yang akan
mendukungadaptasi pada gangguan neurologis
didalam system dukunganindividu
13. Pemeriksaan Fisik Neurologis
Pengkajian tingkat
kesadaran
Pengkajian fungsi
serebral
Pengkajian saraf
kraniak
Pengkajian system
motorik
Pengkajian respons
reflex
Pengkajian system
sensorik
15. Fungsi serebral
Observasi penampilan klien dan tingkah lakunya
denganmelihat cara berpakaian klien, kerapihan,
dan kebersihan diri.2.
Observasi postur, sikap, gerakan-gerakan tubuh,
ekspresi wajahdan aktifitas motorik semua ini sering
memberikan informasipenting tentang klien.3.
Penilaian gaya bicara klien dan tingkat kesadaran
jugadiobservasi.4.
Apakah gaya bicara klien jelas atau masuk akal ?5.
Apakah klien sadar dan berespons atau mengantuk
dan stupor
17. Pengkajian Sistem Motorik
Pemeriksaan yang teliti pada
sistem motorik meliputi inspeksi
umum(postur, ukuran otot,
gerakan abnormal, dan kulit),
fasikulasi, tonusotot, kekuatan
otot, reflex koordinasi dan
keseimbangan. Pada peemriksaan
system sensorik nilai persepsi
nyeri, temeperatur, vibrasidan
motorik halus.
18. Inspeksi umum
perawat mundur sebentar dan perhatikan
adanya postur yang abnormalmisalnya pada
klien dengan hemiplegia akibat stroke
padapemeriksaan ini anggita badan atas
dalam posisi refleksi dan lengan dalam
posisi aduksi dan pronasi sedangkan
anggota badan bawahdalam posisi ekstensi
kemudian indentifikasi artrofi otot
yangmenunjukan adanya denervasi otot,
penyakit otot primer atau kelainanatrofi.
19. Anggota badan atas
Secara umum pemeriksaan dimulai dari jabat
tangan dengan klien danperkenalan diri anda.
Klein yang tidak dapat melepaskan
genggamantangannya merupakan tanda-tanda
menderita miotonia, penyebab darikelainan
penyakit otot yang peling sering ini adalah
distrofiamiotonika. Setelah memelepaskan
tangan dari genggaman klien dansetelah
melakukan inspensi umum sekilas sangat
penting, klien diminatmelepaskan pakaianya
sehingga lengan dan gelang bahu
terbukaselurhnya
20. Fasikulasi
Kelainan ini merupakan kontraksi bagian-bagian kecil
dari otot yangtidak regular yang tidak mempunyai pila
yang ritmis. Fasikulasi dapatbersifat kasar atau halus dan
terlihat pada waktu isitirahat, tetapi tidak terjadi selama
gerakan volunteer. Jika tidak ditemukan fasikulasi.Ketuk
otot brakiordialisis dan biseps dengan palu reflex dan
amati lagi.Tindakan ini dapat menstimulasi fasikulasi.
Jika fasikulasi terjadibersama-sama dengan kelumpuhan
dan atrofi maka fasikulasimenunjukan degenerasi dari
LMN. Penyebab=peneyebab fasikulasimeliputi penyakit
saraf mototrik, kompresi radiks motorik,
neuropatimototrik (Misalnya keganasan), miopati auisita
(misalnya polimiositis,tirotoksikosis)
21. Tonus Otot
Pada waktu lengan bawah digerak-gerakkan
pada sendi siku secarapasif, otot-otot
ekstensordan fleksor lengan membiarkan
dirinya ditarik dengan sedikit tahanan wajar.
Jika semua unsure saraf disingkirkandari
otot (Denervasi) maka tahanan tersebut
sama sekali lenyao.Tahanan itu disebut
sebagai tonus otot yang merupakan
manifestari dari resultan gaya saraf (baik
motorik maupun sensorik) yang berada
diotot dalam keadaan sehat
22. Kekuatan otot
Kekeuatan otot dinilai dari perbandingan antara kemampuan
pemeriksadengan kemampuan untuk melawan tahanan otot
volunteer secarapenuh dari klien untuk menentukan apakah
kekuata normal, makaumum klien, jenis kelamin, dan bentuk
tubuh harus dipertimbangkan.Fungsi otot atau kelompok otot
klien dievaluasi dengan caramenempatkan otot pada keadaan
yang tidak menguntukngkan. Sebagaicontoh otot kuadrisep
adalah otot yang secara penuh
bertanggung jawab untuk meluruskan kaki pada saat kaki dalam
keadaan lurus,pengkaji sulit sekali membuat fleksi pada lutu
sebaiknya jika lututdalam keadaan fleksi dan klien
diperintahkan untuk meluruskan kakidengan diberi tahanan,
maka akan menghasilkan ketidakmampuanunutk meluruskan
kakinya. Walaupun kurang sensitive pembagiankekuatan otot
berdasarkan tingkat dapat dijadikan panduan bagiperawat
untuk melakukan penelitian
23. PENGKAJIAN REFLEK
Pemeriksaan Refleks Profunda
Gerakan reflekrorik yang
timbul akibat perangsangan
terhadap ototdapat dilakukan
dengan melakukan ketukan pada
tendon,ligamentum atau periosreum.
Palu refleks tidak boleh dipegang
secara keras. Gagang palu
refleksdipegang dengan ibu jari dan
jari telunjuk sedemikian
rupasehingga palu dapat diayun
secara bebas. Pengetukan tidak
bolehdilakukan seperti gerakan
memotong atau menebas
kayu,melainkan menjatuhkan secara
terarah kepala palu refleks ketendon
atau periosteum
24. Refleks Plantar.
Penggoresan terhadap kulit telapak kaki
akanmenimbulkan plantar fleksi kaki dan
fleksi semua jari kaki padakebanyakan orang
yang sehat
Respons yang abnormal terdiri atasekstensi
serta pengembangan jari-jari kaki dan elevasi
ibu jari kaki. ( refleks Babinski positif)
25. Gerakan sekutu
(associated ntouements)
adalah gerakan
tidak volunter dan
reflekrorik yang selalu
timbul pada setiap
gerakanvolunter.
Gerakan involunter
merupakan gerakanyang
tidak sesuai dengan
kemauan, ddak
dikehendaki, dan
tidak bertujuan. adapun
gerakan involunter yang
sering dijumpai,meliputi
gerakan tremotis
spasmus, serta diskinesia
dan distonia.