Tinjauan sistematik ini mengevaluasi kemanjuran intervensi psikologis untuk mengurangi nyeri dan kecemasan pada anak dan remaja selama prosedur terkait jarum. Tinjauan ini mencakup 39 penelitian dengan 3394 peserta, dan menemukan bukti kuat bahwa intervensi psikologis seperti distraksi, relaksasi, dan penghipnoterapi dapat mengurangi nyeri dan kecemasan pada anak selama prosedur medis. T
2. Perawat terdaftar (RN) memberikan perawatan kepada
pasien dengan menerapkan intervensi yang divalidasi.
Dalam program Bachelor of Science in Nursing (BSN),
perawat belajar tentang praktik berbasis bukti (EBP), yang
membantu mereka dalam menentukan strategi perawatan
yang dapat membantu pasien mereka. Dalam beberapa
dekade terakhir, EBP telah menjadi komponen kunci dari
perawatan pasien yang luar biasa.
3. Apa EBP dalam Keperawatan?
EBP dalam keperawatan adalah integrasi dari bukti penelitian,
keahlian klinis dan preferensi pasien. Pendekatan pemecahan
masalah pada praktik klinis ini mendorong perawat untuk
memberikan perawatan pasien secara individual.
Bagaimana EBP Dimasukkan dalam Keperawatan ?
EBP membantu perawat menentukan tindakan yang efektif untuk
pemberian perawatan.
4. EBP melibatkan lima langkah berikut:
1. Buat pertanyaan klinis untuk mengidentifikasi masalah.
2. Kumpulkan bukti terbaik.
3. Menganalisis bukti.
4. Menerapkan bukti pada praktik klinis.
5. Nilai hasilnya.
Jenis Penelitian Apa yang Digunakan dalam EBP?
Penelitian yang digunakan dalam EBP terbagi dalam empat
kategori.
5. a) Uji coba terkontrol secara acak.
b) Bukti yang dikumpulkan dari kohort, analisis
kasus-kontrol, atau studi observasi.
c) Pendapat ahli klinis yang didukung oleh
pengalaman, studi atau laporan dari panitia.
d) Pengalaman pribadi.
Empat kategori di atas dicantumkan dalam
urutan menurun dari yang paling kredibel hingga
kurang dapat diandalkan.
6. Bagaimana EBP Menguntungkan Perawat dan Pasien?
Dimasukkannya EBP dalam keperawatan memberi
perawat penelitian ilmiah untuk membuat keputusan
yang beralasan. Melalui EBP, perawat dapat terus
mengetahui tentang protokol medis baru untuk
perawatan pasien.
7. Dengan mencari intervensi terdokumentasi yang sesuai
dengan profil pasien mereka, perawat dapat
meningkatkan peluang pasien mereka untuk sembuh.
EBP memungkinkan perawat untuk mengevaluasi
penelitian sehingga mereka memahami risiko atau
efektivitas tes diagnostik atau perawatan. Penerapan
EBP memungkinkan perawat untuk memasukkan pasien
ke dalam rencana perawatan mereka.
8. Hal ini memungkinkan pasien untuk memiliki
peran proaktif dalam perawatan kesehatan
mereka sendiri karena mereka dapat
menyuarakan keprihatinan, berbagi nilai dan
preferensi mereka dan memberikan saran tentang
bagaimana mereka ingin melanjutkan.
9. Apa Keuntungan EBP untuk Organisasi
Perawatan Kesehatan?
Dengan penerapan EBP menghasilkan hasil pasien yang
lebih baik, yang dapat menurunkan permintaan akan
sumber daya kesehatan. Dengan demikian, organisasi
perawatan kesehatan dapat mengurangi biaya. Misalnya,
praktik yang sudah ketinggalan zaman mungkin termasuk
persediaan, peralatan, atau produk yang tidak lagi
diperlukan untuk prosedur atau teknik tertentu.
10. PICOT
P Population of interest
I Intervention or issue of interest
C Comparison of interest
O Outcome expected
T
Time for the intervention to
achieve the outcome
PICOT Format
The common and acceptable format to frame a clinical question for an EBP project is
PICOT.
This is a systematic process to standardize and guide the process with intent to
develop credible evidence.
11. DERAJAT EVIDENCE BASED NURSING
Hirarki bukti
Mekanisme untuk menentukan desain studi mana yang memiliki
kekuatan paling besar untuk memprediksi sebab dan akibat.
Tingkat bukti tertinggi adalah tinjauan sistematis uji coba
terkontrol secara acak, dan tingkat bukti terendah adalah
pendapat ahli dan pernyataan konsensus (2015).
12. Tingkat bukti
Didefinisikan oleh Melnke dan Fineout-Overholt (2015),
pemeringkatan bukti berdasarkan jenis desain atau
metodologi penelitian yang akan menjawab pertanyaan
dengan jumlah kesalahan dan memberikan temuan yang
paling andal.
13. Level I evidence. Evidence that is generated from systemic reviews or
meta-analysis of all relevant randomized control trials (RCTs) or
evidence-based clinical practice guideline based on systematic
reviews of RCTs (2015).
Level II evidence. Evidence generated from at least one well-
designed randomized clinical trial (2015).
Level III evidence. Evidence obtained from well-designed controlled
trials without randomization (2015).
…………………………………………………………………….....................
.....
Bukti tingkat I. Bukti yang dihasilkan dari tinjauan sistemik atau meta-
analisis dari semua uji coba kontrol acak (RCT) yang relevan atau
pedoman praktik klinis berbasis bukti berdasarkan tinjauan sistematis
RCT (2015).
Bukti Tingkat II. Bukti yang dihasilkan dari setidaknya satu uji klinis
acak yang dirancang dengan baik (2015).
Bukti Tingkat III. Bukti diperoleh dari uji coba terkontrol yang
dirancang dengan baik tanpa pengacakan (2015).
14. Level IV evidence. Evidence from well-designed case-control
and cohort studies (2015).
Level V evidence. Evidence from systematic reviews of
descriptive and qualitative studies (2015).
Level VI evidence. Evidence from a single descriptive or
qualitative study (2015).
Level VII evidence. Evidence from the opinion of authorities
or reports of expert committees (2015).
…………………………………………………………………….........
...
Bukti tingkat IV. Bukti dari studi kasus dan studi kohort yang
dirancang dengan baik (2015).
Bukti tingkat V. Bukti dari tinjauan sistematis studi deskriptif
dan kualitatif (2015).
Bukti Tingkat VI. Bukti dari studi deskriptif atau kualitatif
tunggal (2015).
Bukti Tingkat VII. Bukti dari pendapat otoritas atau laporan
komite ahli (2015).
15. Quality. The extent to which a study’s design, conduct, and analysis have
minimized selection, measure, and confounding bias (2015, p. 79).
Quantity. The number of studies that have evaluated the clinical issue,
overall sample size across all studies, magnitude of the treatment effect,
and strength from causality assessment for interventions such as relative
risk or odds ratio (2015, p. 80).
Consistency. Whether investigation with both similar and different study
designs report similar findings (2015, p. 80)
Kualitas
Sejauh mana desain, perilaku, dan analisis studi telah meminimalkan seleksi,
ukuran, dan bias perancu (2015, hlm. 79).
Kuantitas
Jumlah penelitian yang telah mengevaluasi masalah klinis, ukuran sampel
keseluruhan di semua penelitian, besarnya efek pengobatan, dan kekuatan
dari penilaian kausalitas untuk intervensi seperti rasio risiko atau peluang
relatif (2015, hlm. 80).
Konsistensi
Apakah investigasi dengan desain studi yang serupa dan berbeda
melaporkan temuan yang serupa (2015, h. 80)
16. APLIKASI
EVIDENCE BASED NURSING
Untuk kesehatan dan keselamatan pasien, penting
bagi perawat untuk mengikuti praktik berbasis bukti.
Berikut beberapa contoh penerapannya:
Pengendalian infeksi.
Kebijakan pengendalian infeksi berbasis bukti ada di setiap
pengaturan medis dan kepentingannya terus diulangi selama
pandemi COVID-19. EBP ini termasuk menjaga lingkungan
perawatan kesehatan bersih dan didesinfeksi, mengenakan
pakaian pelindung pribadi, menggunakan kewaspadaan
penghalang, dan mempraktikkan mencuci tangan yang
benar.
17. Penggunaan oksigen pada pasien PPOK. Berdasarkan bukti
penelitian yang baik, pengobatan yang tepat untuk membantu
mencegah hipoksia (oksigen rendah dalam darah) dan
kegagalan organ pada pasien dengan penyakit paru obstruktif
kronik (PPOK) adalah dengan pemberian oksigen.
18. Next..
Pengobatan angina
Penelitian ekstensif telah menyimpulkan beberapa pilihan
pengobatan untuk mengelola angina secara efektif,
termasuk nitrat, obat pencegah pembekuan, beta blocker,
statin, dan aspirin.
19. CRITICAL APPRAISAL WORKSHEET :
SYSTEMATIC REVIEW
’’Psychological intervention for needle –
related procedural pain and distress in
children and adolescents (Review)”
Link jurnal :
https://www.cochranelibrary.com/cdsr/doi/10.1002/14651858.CD00
5179.pub4/epdf/full
-Amalia senja-
20. The case
An. Sj (6 tahun) merupakan pasien leukemia yang
telah menyatakan kesulitan dalam menghadapi
prosedur terkait jarum seperti aspirasi sumsum
tulang dan pungsi lumbal yang merupakan bagian
penting dari pengobatan untuk kankernya. Perawat
membutuhkan intervensi lain untuk mengurangi
rasa nyeri pada anak ketika dilakukan prosedur
tersebut. Ners Am mendapatkan informasi tentang
intervensi psikologis melalui buku kedokteran.
Selanjutnya Ners Am merasa perlu mencari
evidence tentang intervensi psikologis yang terbukti
efektif untuk bisa melakukan aspirasi sumsum
tulang pada anak tanpa atau minim rasa sakit untuk
prosedur perawatan berikutnya
21. PICO
Populasi/ problem : anak yang dilakukan prosedur terkait
jarum
Intervensi : intervensi psikologis
Comparison (kontrol) : -
Outcome (s) : penurunan respon nyeri
23. PENELUSURAN
PUBMED
BOOLEAN :
psychological
interventions AND
needle-related
procedures AND pain
AND child*
( 5 th terakhir, full text)
2 Jurnal:
* Psychological interventions
for needle-related procedural
pain and distress in children
and adolescents. (Cochrane
Database Syst Rev. 2013)
* Understanding needle-related
distress in children with cystic
fibrosis.
Which
one I
choose
n
BUT NO ACCESS!!
FREE FULL TEXT
25. VALIDITY
1) Apakah tinjauan sistematik mengacu pada pertanyaan terfokus (PICO)?
memasukkan informasi berikut pada tujuan dan seleksi artikel
‘’ Tujuan ‘’ : Untuk menilai kemanjuran intervensi psikologis untuk
nyeri prosedur injeksi dan distress pada anak-anak dan remaja.
Pada bagian pendahuluan dan metode dapat diidentifikasi semua
elemen PICO.
Dalam kriteria seleksi (pada abstrak) dijelaskan bahwa kriteria
yang dipilih adalah uji terkendali acak
26. Dalam review ini quasi experimental dikecualikan agar lebih
konsisten dan ketat dalam pendekatan yang dilakukan dan yang
dimasukkan adalah hanya uji coba yang dipublikasikan.
39 percobaan yang diidentifikasi dengan 3394 peserta yang
dilibatkan. 28 RCT yang diambil, karena 7 diantaranya disertasi yang
tidak dipublikasikan atau merupakan quasi experimental maka pada
maret 2012 strategi pencarian diperbarui dan mengidentifikasi 18
tambahan RCT yang memenuhi kriteria inklusi untuk dimasukkan.
Makalah ini : Ya
27. 2) Apakah menggunakan pertanyaan untuk mengarahkan pencarian dan
pemilihan artikel yang akan dimasukkan?
Dalam bagian metode dijelaskan dijelaskan kriteria
pertimbangan studi yang dimasukkan termasuk
kriteria inklusi atau eksklusi penelitian dalam tinjauan
sistematik. Tipe penelitian adalah RCT
Kriteria kelayakan dalam menentukan pasien,
intervensi atau pemaparan dan outcomes yang dicari
dijelaskan
Makalah ini : Ya
28. 3) Apakah pencarian dapat menemukan semua bukti yang relevan?
Pada bagian metode diuraikan tentang metode pencarian yang menunjukkan
dengan jelas metode yang digunakan untuk pencarian literatur.
Enam database elektronik yang digunakan untuk percobaan yang relevan
melalui titik awal pencarian yang komprehensif dan relevan yaitu database
bibliografi utama (yaitu MEDLINE, Cochrane, EMBASE)
Pada bagian metode menjelaskan strategi pencarian termasuk penggunaan
istilah, strategi pencarian memasukkan baik istilah MeSH maupun kata dalam
teks.
29. Istilah pencarian secara detail dengan menggunakan tabel dan bagian hasil
menguraikan jumlah judul dan abstrak yang dikaji, jumlah penelitian yang diambil,
dan jumlah penelitian yang dieksklusi beserta alasannya
Tetapi informasi ini tidak ditampilkan dalam bagan alur
Pencarian tidak dibatasi hanya pada informasi yang berbahasa inggris
saja: Portugis, Jerman, Italia.
Makalah ini : Ya
30. Cochrane Central Registerof Controlled Trials ( CENTRAL ) ( The Cochrane Library
2013 , Issue 2 )
MEDLINE ( 1966 sampai Maret 2013 ) ;
EMBASE (1989 hingga Maret 2013 ) ;
PsycINFO( Maret 2013 ) ;
Indeks kumulatif untuk Keperawatan dan Kesehatan Sekutu Sastra; CINAHL )
( Maret 2013 ) ;
Web of Science ( IBI Web of Knowledge ) ( Maret 2013 ) .
31. 4) Sudahkah penelitian dikaji secara kritis?
Pada bagian metode menggambarkan penilaian kualitas dan penggunaan
kriteria. Artikel menggambarkan bagaimana kualitas dari setiap penelitian yang
dikaji, menggunakan kriteria kualitas yang telah ditentukan sesuai dengan
pertanyaan klinis ( yaitu randomisasi, penyamaran).
Makalah ini : Ya
32. 5) Apakah kualitasnya secara keseluruhan cukup?
(↓) resiko selection bias, Penelitian dinilai secara independepen oleh dua pre-review
(LU dan CC)
2 tambahan ulasan penulis (MN dan KB) dilakukan ekstraksi data untuk tambahan
33. Pada bagian metode menjelaskan bagaimana penilaian dilakukan
Bagian hasil menyediakan tabel dengan informasi tentang kualitas penelitian dan
kemungkinan derajat bias
Makalah ini : Ya
34. 6) Sudahkahhasilnya disintesis dengantabel ringkasan dan plot yang tepat?
Meta-analisis memberikan nilai tertimbang untuk setiap studi individu sesuai
dengan ukuran mereka
Hasil dari studi individual diungkapkan dengan cara yang standar perbedaan
antara kelompok.
Hasil secara tradisional ditampilkan -dalam angka yang disebut forest plot.
37. 7) Apa kesamaan hasil antar penelitian tersebut?
Analisis subkelompok terbatas pada menganalisis setiap kategori intervensi
psikologis secara terpisah (misalnya, distraksi, hipnosis, dll) sebagai
intervensi dianggap secara kualitatif berbeda untuk digabungkan, dan
analisis secara keseluruhan termasuk semua RCT tidak akan bermakna.
setiap intervensi analisis kategori yang dipecah oleh kategori hasil (nyeri
dibandingkan hasil distress) dan dalam masing-masing kategori mereka
yang selanjutnya dipecah oleh hasil pengukuran (yaitu, laporan diri,
laporan-pengamat, skala penilaian perilaku, dan fisiologis intervensi)
38. Hasil fisiologis dianalisis lebih lanjut secara terpisah karena mereka mewakili
fungsi atau proses yang berbeda (untuk misalnya, denyut jantung versus
tekanan darah)
Tes Chi2 dan I2 statistik heterogenitas dilakukan.
39.
40. Pada contoh forest plot hipnosis terhadap distress dengan pengukuran
behavioral menunjukkan hasil tes untuk heterogenitas.
Nilai Cochran Q pada contoh diatas adalah 0,004 (df = 5) sehingga terima
Ho yaitu kemungkinan tidak ada heterogenitas
Makalah ini : Ya
41. Langkah 3:
Apa makna penelitian hasil?
Apa ukuran yang digunakan dan seberapa
besar efeknya? (Bisakah ini terjadi karena
kebetulan?)
presisi, kita dapat melihat besar sampel dan lebar interval kepercayaan,
semakin sempit interval kepercayaan atau semakin dekat nilai hasil akhir
dengan skor estimasi interval kepercayaan maka semakin presisi hasil
akhir yang diinginkan.
Pada review ini jumlah sampel penelitian RCT > 100
Artikel intervensi psikologis ini menyajikan forest plot
42. Analisis 1. (19) penelitian menilai
outcome ini. Hanya 7 penelitian primer
yang signifikan secara statistik. Secara
estimasi ringkasan menunjukkan Std
mean different – 0,61 (95% CI -0,91- (-
0,32)), yang tidak melewati 0
(perbandingan untuk ‘tidak ada efek’)
dan oleh karena itu outcome ini
signifikan secara statistik. Skor
heterogenitas (Cochran Q): P=
<0,00001 df= 18, Q/df = <1. Ini
menandakan heterogenitas
kemungkinan tidak terjadi.
Analisis 1.2 Perbandingan I Distraksi terhadap
nyeri hasil observasi
Lima (5) penelitian menilai outcome ini. Tidak
ada penelitian primer yang signifikan secara
statistik. Secara estimasi ringkasan menunjukkan
Std mean different – 0,87 (95% CI -1,75-0,02),
yang melewati 0 (perbandingan untuk ‘tidak ada
efek’) dan oleh karena itu outcome ini tidak
signifikan secara statistik. Skor heterogenitas
(Cochran Q): P= <0,00001 df= 4, Q/df = <1. Ini
menandakan heterogenitas kemungkinan tidak
terjadi.
43. Analisis 1.3 Perbandingan I Distraksi terhadap
distress yang dilaporkan
Tiga (3) penelitian menilai outcome ini. Hanya 2
penelitian primer yang signifikan secara statistik.
Secara estimasi ringkasan menunjukkan Std
mean different – 0,61 (95% CI -1,37- 0,06)), yang
tidak melewati 0 (perbandingan untuk ‘tidak ada
efek’) dan oleh karena itu outcome ini signifikan
secara statistik. Skor heterogenitas (Cochran Q):
P= 0,00039 df= 2, Q/df = <1. Ini menandakan
heterogenitas kemungkinan tidak terjadi.
Analisis 1.4 Perbandingan I Distraksi terhadap
distress hasil observasi
Dua (2) penelitian menilai outcome ini. Hanya 1
penelitian primer yang signifikan secara statistik.
Secara estimasi ringkasan menunjukkan Std
mean different – 1,15 (95% CI -2,73- 0,42)), yang
melewati 0 (perbandingan untuk ‘tidak ada efek’)
dan oleh karena itu outcome ini tidak signifikan
secara statistik. Skor heterogenitas (Cochran Q):
P= <0,00001 df= 1, Q/df = <1. Ini menandakan
heterogenitas kemungkinan tidak terjadi.
44. Analisis 1.5 Perbandingan I Distraksi
terhadap nyeri hasil pengukuran
perilaku
Dua (2) penelitian menilai outcome ini.
Tidak ada penelitian primer yang
signifikan secara statistik. Secara
estimasi ringkasan menunjukkan Std
mean different – 0,15 (95% CI -0,69-
0,40), yang melewati 0 (perbandingan
untuk ‘tidak ada efek’) dan oleh karena
itu outcome ini tidak signifikan secara
statistik. Skor heterogenitas (Cochran
Q): P= <0,10 df= 1, Q/df = <1. Ini
menandakan heterogenitas
kemungkinan tidak terjadi.
Analisis 1.6 Perbandingan I Distraksi
terhadap distress hasil pengukuran
perilaku
Lima (5) penelitian menilai outcome ini.
Hanya 1 penelitian primer yang
signifikan secara statistik. Secara
estimasi ringkasan menunjukkan Std
mean different – 0,30 (95% CI -0,76-
0,16), yang melewati 0 (perbandingan
untuk ‘tidak ada efek’) dan oleh karena
itu outcome ini tidak signifikan secara
statistik. Skor heterogenitas (Cochran
Q): P= 0,03 df= 4, Q/df = <1. Ini
menandakan heterogenitas
kemungkinan tidak terjadi.
45. Analisis 1.7 Perbandingan I Distraksi terhadap
pengukuran fisiologidenyut jantung
Dua (2) penelitian menilai outcome ini. Tidak ada
penelitian primer yang signifikan secara statistik.
Secara estimasi ringkasan menunjukkan Std mean
different – 0,70 (95% CI -1,08- (-0,32)), yang melewati
0 (perbandingan untuk ‘tidak ada efek’) dan oleh
karena itu outcome ini tidak signifikan secara statistik.
Skor heterogenitas (Cochran Q): P= 0,33 df= 1, Q/df =
<1. Ini menandakan heterogenitas kemungkinan tidak
terjadi.
Analisis 1.8 Perbandingan I Distraksi terhadap
pengukuran fisiologisaturasi oksigen
Dua (2) penelitian menilai outcome ini. Tidak ada
penelitian primer yang signifikan secara statistik.
Secara estimasi ringkasan menunjukkan Std mean
different 0,60 (95% CI 0,22- 0,98), yang melewati 0
(perbandingan untuk ‘tidak ada efek’) dan oleh
karena itu outcome ini tidak signifikan secara statistik.
Skor heterogenitas (Cochran Q): P= 0,03 df= 1, Q/df =
<1. Ini menandakan heterogenitas kemungkinan tidak
terjadi.
46. Analisis 2.1 Perbandingan 2 Hipnosis terhadap nyeri
yang dilaporkan
Lima (5) penelitian menilai outcome ini. Hanya 4
penelitian primer yang signifikan secara statistik.
Secara estimasi ringkasan menunjukkan Std mean
different – 1,40 (95% CI -2,32- (-0,48)), yang tidak
melewati 0 (perbandingan untuk ‘tidak ada efek’) dan
oleh karena itu outcome ini signifikan secara statistik.
Skor heterogenitas (Cochran Q): P= <0,00002 df= 4,
Q/df = <1. Ini menandakan heterogenitas
kemungkinan tidak terjadi.
Analisis 2.2 Perbandingan Hipnosis terhadap distress
yang dilaporkan
Lima (5) penelitian menilai outcome ini. Hanya 4
penelitian primer yang signifikan secara statistik.
Secara estimasi ringkasan menunjukkan Std mean
different – 2,53 (95% CI -3,93- (-1,12)), yang tidak
melewati 0 (perbandingan untuk ‘tidak ada efek’) dan
oleh karena itu outcome ini signifikan secara statistik.
Skor heterogenitas (Cochran Q): P= <0,00001 df= 4,
Q/df = <1. Ini menandakan heterogenitas
kemungkinan tidak terjadi.
47. Analisis 2.3 Perbandingan Hipnosis terhadap distress
pengukuran perilaku
Enam (6) penelitian menilai outcome ini. Hanya 4
penelitian primer yang signifikan secara statistik.
Secara estimasi ringkasan menunjukkan Std mean
different – 1,15 (95% CI -1,76- (-0,53)), yang tidak
melewati 0 (perbandingan untuk ‘tidak ada efek’) dan
oleh karena itu outcome ini signifikan secara statistik.
Skor heterogenitas (Cochran Q): P= 0,004 df= 5, Q/df
= <1. Ini menandakan heterogenitas kemungkinan
tidak terjadi.
Analisis 3.1 Perbandingan 3 persiapan dan informasi
terhadap nyeri yang dilaporkan
Dua (2) penelitian menilai outcome ini. Hanya 1
penelitian primer yang signifikan secara statistik.
Secara estimasi ringkasan menunjukkan Std mean
different – 0,22 (95% CI -1,20- 0,76), yang melewati 0
(perbandingan untuk ‘tidak ada efek’) dan oleh
karena itu outcome ini tidak signifikan secara statistik.
Skor heterogenitas (Cochran Q): P= 0,003 df= 1, Q/df
= <1. Ini menandakan heterogenitas kemungkinan
tidak terjadi.
48. Analisis 4.1 Perbandingan 4 virtual reality
terhadap nyeri yang dilaporkan
Dua (2) penelitian menilai outcome ini. Tidak ada
penelitian primer yang signifikan secara statistik.
Secara estimasi ringkasan menunjukkan Std
mean different – 0,23 (95% CI -0,79- 0,33), yang
melewati 0 (perbandingan untuk ‘tidak ada efek’)
dan oleh karena itu outcome ini tidak signifikan
secara statistik. Skor heterogenitas (Cochran Q):
P= 0,78 df= 1, Q/df = <1. Ini menandakan
heterogenitas kemungkinan tidak terjadi.
Analisis 5.1 Perbandingan 5 CBT dikombinasikan
terhadap nyeri yang dilaporkan Tiga (3) penelitian
menilai outcome ini. Hanya 1 penelitian primer
yang signifikan secara statistik. Secara estimasi
ringkasan menunjukkan Std mean different – 0,59
(95% CI -1,62- 0,44), yang melewati 0
(perbandingan untuk ‘tidak ada efek’) dan oleh
karena itu outcome ini tidak signifikan secara
statistik. Skor heterogenitas (Cochran Q): P=
0,00094 df= 2, Q/df = <1. Ini menandakan
heterogenitas kemungkinan tidak terjadi.
49. Analisis 5.2 Perbandingan 5 CBT
dikombinasikan terhadap distress yang
dilaporkan
Tiga (3) penelitian menilai outcome ini.
Hanya 1 penelitian primer yang signifikan
secara statistik. Secara estimasi ringkasan
menunjukkan Std mean different – 0,50
(95% CI -1,08- 0,07), yang melewati 0
(perbandingan untuk ‘tidak ada efek’) dan
oleh karena itu outcome ini tidak signifikan
secara statistik. Skor heterogenitas (Cochran
Q): P= 0,085 df= 2, Q/df = <1. Ini
menandakan heterogenitas kemungkinan
tidak terjadi.
Analisis 5.3 Perbandingan 5 CBT
dikombinasikan terhadap distress hasil
observasi
Dua (2) penelitian menilai outcome ini.
Tidak ada penelitian primer yang signifikan
secara statistik. Secara estimasi ringkasan
menunjukkan Std mean different 0,04 (95%
CI -0,87- 0,95), yang melewati 0
(perbandingan untuk ‘tidak ada efek’) dan
oleh karena itu outcome ini tidak signifikan
secara statistik. Skor heterogenitas (Cochran
Q): P= 0,05 df= 1 Q/df = <1. Ini menandakan
heterogenitas kemungkinan tidak terjadi.
50. Analisis 5.2 Perbandingan 5 CBT dikombinasikan
terhadap distress pengukuran perilaku
Empat penelitian menilai outcome ini. Hanya 1
penelitian primer yang signifikan secara statistik.
Secara estimasi ringkasan menunjukkan Std
mean different – 0,54 (95% CI -1,16- 0,09), yang
melewati 0 (perbandingan untuk ‘tidak ada efek’)
dan oleh karena itu outcome ini tidak signifikan
secara statistik. Skor heterogenitas (Cochran Q):
P= 0,01 df= 3, Q/df = <1. Ini menandakan
heterogenitas kemungkinan tidak terjadi.
Analisis 6.1 Perbandingan 6 pembinaan orang tua
+ distraksi terhadap nyeri yang dilaporkan
Tiga (3) penelitian menilai outcome ini. Tidak ada
penelitian primer yang signifikan secara statistik.
Secara estimasi ringkasan menunjukkan Std
mean different 0,60 (95% CI -0,19- 0,31), yang
melewati 0 (perbandingan untuk ‘tidak ada efek’)
dan oleh karena itu outcome ini tidak signifikan
secara statistik. Skor heterogenitas (Cochran Q):
P= 0,27 df= 2, Q/df = <1. Ini menandakan
heterogenitas kemungkinan tidak terjadi.
51. Analisis 6.2 Perbandingan 6 pembinaan
orang tua + distraksi terhadap distress
hasil observasi
Dua (2) penelitian menilai outcome ini.
Tidak ada penelitian primer yang
signifikan secara statistik. Secara
estimasi ringkasan menunjukkan Std
mean different – 0,04 (95% CI -0,21-
0,12), yang melewati 0 (perbandingan
untuk ‘tidak ada efek’) dan oleh karena
itu outcome ini tidak signifikan secara
statistik. Skor heterogenitas (Cochran
Q): P= 0,37 df= 1, Q/df = <1. Ini
menandakan heterogenitas
kemungkinan tidak terjadi.
Analisis 6.3 Perbandingan 6 pembinaan
orang tua + distraksi terhadap distress
pengukuran perilaku
Tiga (3) penelitian menilai outcome ini.
Hanya 1 penelitian primer yang
signifikan secara statistik. Secara
estimasi ringkasan menunjukkan Std
mean different – 0,36 (95% CI -0,97-
0,25), yang melewati 0 (perbandingan
untuk ‘tidak ada efek’) dan oleh karena
itu outcome ini tidak signifikan secara
statistik. Skor heterogenitas (Cochran
Q): P= 0,002 df= 2, Q/df = <1. Ini
menandakan heterogenitas
kemungkinan tidak terjadi.
52. Analisis 7.1 Perbandingan 7 sugesti terhadap nyeri yang dilaporkan
Tiga (3) penelitian menilai outcome ini. Tidak ada penelitian primer yang signifikan secara
statistik. Secara estimasi ringkasan menunjukkan Std mean different – 0,13 (95% CI -0,40-
0,15), yang melewati 0 (perbandingan untuk ‘tidak ada efek’) dan oleh karena itu outcome ini
tidak signifikan secara statistik. Skor heterogenitas (Cochran Q): P= 0,37 df= 2, Q/df = <1.
Ini menandakan heterogenitaskemungkinan tidak terjadi.
53. Kesimpulan:
Artikel ini merupakan tinjauan sistematik yang berkualitas baik,
yang menunjukkan penurunan signifikan secara statistik level nyeri
setelah intervensi psikologis untuk hipnosis (nyeri yang dilaporkan,
nyeri yang diobservasi, dan nyeri dari pengukuran perilaku),
sedangkan distraksi terbukti menurunkan level nyeri yang
dilaporkan saja.
54. MENGAPLIKASIKAN BUKTI
1) Apakah perlakuan atau tes ini bisa diterapkan di lingkungan saya?
Dalam jurnal dijelaskan tentang bagaimana prosedur hipnosis dilakukan antara
lain : prosedur Ericksonian, dan teknik hipnotis di mana menjadikan cerita favorit
anak menjadi hipnotis untuk menciptakan keterlibatan imajinatif menyenangkan
yang akan mengakibatkan interpretasi yang berbeda dari pengalaman prosedur
injeksi. Sedikit penjelasan dalam sistematik review ini sehingga perlu untuk
memperoleh jurnal RCT secara lengkap dan mempelajari keterampilan yang
diperlukan untuk mereplikasi perlakuan.
55. 2) Apalagi yang perlu saya lakukan untuk
mengaplikasikan bukti ini?
Next action:
Mendapatkan lebih banyak informasi:
kita perlu untuk mengkaji lebih jauh lagi mengenai keterampilan
hipnosis ini untuk dipelajari dan dilakukan oleh perawat, sebagian
besar yang melakukan intervensi ini adalah psikolog. Hypnocaring
adalah salah satu intervensi keperawatan dengan jalan mempelajari
pola pikir manusia (klien) dan mensugesti pikiran bawah sadar
56. kita perlu mengkaji percobaan lain tentang kemanjuran intervensi
hipnosis untuk prosedur jarum yang berbeda , khususnya mereka yang
lebih rutin memperoleh prosedur terkait jarum ( misalnya , imunisasi ,
venepuncture) dibandingkan dengan mereka yang dianggap lebih invasif (
Misalnya , pungsi lumbal, aspirasi sumsum tulang) serta peristiwa tunggal
dibandingkan prosedur jarum berulang.
57. Selain itu, itu akan menjadi penting untuk menilai rasa sakit dan skor
distress pada tahapan prosedur (misalnya , pra - prosedur , selama
prosedur , pasca-prosedur , dan pada prosedur mendatang berikutnya)
untuk menilai hasil jangka panjang dan untuk menentukan apakah
tambahan praktek dan paparan intervensi psikologis menyebabkan
manajemen nyeri yang lebih optimal .
58. Menemukan lebih rinci tentang intervensi
Dalam sistematik review memang dijelaskan tentang prosedur
singkat mengenai hipnosis yang dilakukan tetapi kurang rinci
dan jelas. Sehingga kita mempunyai next action: (1) menulis
kepada penulis tinjauan sistematis untuk rincian intervensi;
(2) mendapatkan literatur/ buku yang bisa menunjang
pemahaman tentang prosedur hipnosis.
59. 3) Alternatif apakah yang tersedia?
Alternatif yang mempertimbangkan bahwa prosedur hipnosis ini juga perlu
mempertimbangkan usia perkembangan anak, maka apabila prosedur ini
tidak dapat dilakukan maka alternatif lain adalah dengan distraksi yang
terbukti efektif secara self-reported.
Asupan ASI pada anak usia di bawah enam bulan dan penggunaan sukrosa
atau lidokain-prilokain pada anak usia 6 sampai 48 bulan secara signifikan
mengurangi waktu menangis dan nilai nyeri.
60. 4) Apakah pasien saya sangat berbeda dengan pasien dalam
penelitian tersebut, sehingga benar-benar tidak bisa
diaplikasikan?
Pasien saya memiliki karakteristik usia yang masuk dalam
kriteria inklusi dalam penelitian. Pasien leukemia usia 6 tahun
yang telah menyatakan kesulitan dalam menghadapi BMAs
berulang dan Lumbar Punctures (LPs) yang merupakan
bagian penting dari pengobatan mereka untuk kanker.
61. 5) Apakah potensi perlakuan yang menguntungkan lebih banyak dibandingkan potensi
yang merugikan bagi pasien saya?
Hipnosis dan hipnoterapi sangat aman apabila dilakukan oleh orang yang benar-benar
memahami bidang ini. Sama sekali tidak ada efek samping yang merugikan apabila
klien dihipnosisatau mengikuti hipnoterapi.
62. 6) Apakah yang dipikirkan oleh pasien saya tentang hal ini?
Mempertimbangkan apa yang dipikirkan tentang intervensi ini oleh keluarga pasien,
resiko dan manfaatnya. Sebuah proses komunikasi penting dilakukan untuk menjelaskan
atau memberikan pengetahuan misalnya apa efek yang terjadi apabila tidak melakukan
sesuatu. Menjelaskan pilihan-pilihan intervensi yang tersedia atau bisa dilakukan, dan
menjelaskan efektivitasnya dalam menurunkan nyeri. Menggali pengalaman dan
keinginan anak dan keluarga pasien.