SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA
           DENGAN
     INKONTINENSIA URINE


               By :
       Prodalima, S.Kep, Ners
PENGERTIAN
Inkontinensia urine merupakan pelepasan
urine secara tidak terkontrol dalam jumlah
yang cukup banyak.
Inkontenensia urine merupakan eliminasi
urine dari kandung kemih yang tidak
terkendali atau terjadi diluar keinginan.
(Brunner, Sudart. 2002)
BENTUK_BENTUK
1.   Inkontinensia urine fungsional :
     Keadaan ketika individu mengalami inkontinensia karena kesulitan dalam mencapai atau ketidakmampuan
     untuk mencapai toilet sebelum berkemih.
     Batasan karakteristik :
     • Data mayor(harus terdapat)
     Inkontinensia sebelum atau selama usaha mencapai toilet.
2.   Inkontinensia urine reflex :
     Keadaan ketika individu mengalami pengeluaran urine involunter yang dapat diprediksi tanpa sensasi
     dorongan, berkemih, atau kandung kemih penuh.
     Batasan karakteristik :
     • Data mayor(harus terdapat, satu atau lebih)
     Kontraksi kandung kemih tidak terlambat
     Reflek involunter menghasilkan kandung kemih spontan
     Kehilangan sensasi penuh kandung kemih atau desakan berkemih sebagian atau komplet.
3.   Inkontinensia urine stress :
     Keadaan ketika individu mengalami pengeluaran urine involunter segera pada peningkatan tekanan
     intraabdominal.
     Batasan karakteristik :
     • Data mayor(harus terdapat)
     Individu melaporkan penurunan urine(biasanya kurang dari 50 cc) yang terjadi karena peningkatan tekanan
     abdominal akibat berdiri, bersin, batuk, berlari, atau mengangkat beban berat
NexT...
4. Inkontinensia urine total :
    Keadaan ketika individu mengalami urine terus menerus yang tidak dapat di
    perkirakan, tanpa distensi atau tidak menyadari kandung kemih penuh.
    Batasan karakteristik :
    • Data mayor(harus terdapat)
    Aliran konstan dari urine tanpa distensi
    Nokturia lebih dari 2 kali selama tidur
    Refraktori inkontinensia pada tindakan lain
    • Data minor(mungkin terdapat)
    Tidak menyadari isyarat kadung kemih untuk berkemih
    Tidak menyadari inkontinensia
5. Inkontinensia urine dorongan :
    Keadaan ketika individu mengalami pengeluaran urine involunter yang
    dihubungkan dengan keinginan kuat dan tiba-tiba untuk berkemih.
    Batasan karakteristik :
    • Data mayor(harus terdapat)
    Dorongan diikuti inkontinensia.
ETIOLOGI
Antara Lain :
• Melemahnya otot dasar panggul akibat
  kehamilan berkali-kali
• Kebisaan mengejan yang salah, atau batuk kronis
• Adanya kontraksi (gerakan) abnormal dari
  dinding kandung kemih, sehingga walaupun
  kandung kemih baru terisi sedikit,sudah
  menimbulkan rasa ingin berkemih.
• Isk ( Vaginitis, Uretritis)
MANIFESTASI KLINIS
Inkontinesia urine dapat terjadi dengan berbagai
manifestasi antara lain:
• Fungsi sfingter yang terganggu menyebabkan
  kandung kemih bocor bila batuk atau bersin. Bisa
  juga disebabkan oleh kelainan diseliling daerah
  saluran kencing.
• Fungsi otak besar yang terganggu dan
  mengakibatkan kontraksi kandung kemih.
• Terjadi hambatan pengeluaran urine dengan
  pelebaran kandung kemih, urine banyak dalam
  kandung kemih sampai kapasitas berlebih.
PENATALAKSANAAN
Yang sering dikerjakan pada penderita lanjut
usia dengan incontinensia urine adalah
memasang kateter secara menetap. Untuk
beberapa pertimbangan, misalnya memantau
produksi urine dan mengatur balance cairan
hal ini masih dapat diterima, tetapi sering kali
pemasangan kateter ini tidak jelas dan
mengandung       resiko    untuk     terjadinya
komplikasi umumnya adalah infeksi.
3 MACAM KATERISASI PADA
           INKONTINENSIA URINE
1. katerisasi luar
   Terutama pada pria yang memakai system kateter kondom. Efek
   samping yang utama adalah iritasi pada kulit dan sering lepas.
2. katerisasi intermiten
   Katerisasi secara intermiten dapat dicoba, terutama pada wanita
   lanjut usia yang menderita inkontinensia urine. Frekuensi
   pemasangan 2-4x sehari dengan sangat memperhatikan sterilisasi
   dan tehnik prosedurnya.
3. Katerisasi secara menetap
   Pemasangan kateter secara menetap harus benar-benar dibatasi
   pada indikasi yang tepat. Misalnya untuk ulkus dekubitus yang
   terganggu penyembuhannya karena ada inkontinensia urine ini.
Pengelolaan Inkontinensia Urine Pada
        Penderita Usia Lanjut
1. Program rehabilitasi
    • Melatih respon kandung kemih agar baik lagi
    • Melatih perilaku berkemih
    • Latihan otot-otot dasar panggul
    • Modifikasi tempat untuk berkemih
2. Katerisasi baik secara berkala atau menetap
3. Obat-obatan, antara lain untuk relaksasi kandung kemih, osterogen
4. Pembedahan, misalnya untuk mengangkat penyebab sumbatan atau
   keadaan patologi lain.
5. Lain-lain, misalkan penyesuaian lingkungan yang mendukung untuk
   kemudahan berkemih, penggunaan pakaian dalam dan bahan-bahan
   penyerap khusus untuk mengurangi dampak inkontinensia
PROSES KEPERAWATAN
• PENGKAJIAN
  a. Identitas klien
  --------
  Inkontinensia pada umumnya biasanya sering
  atau cenderung terjadi pada lansia (usia ke
  atas 65 tahun), dengan jenis kelamin
  perempuan,         tetapi tidak   menutup
  kemungkinan lansia laki-laki juga beresiko
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Antara Lain :
• Resiko infeksi b.d inkontinensia, imobilitas dalam
  waktu yang lama.
• Resiko     Kerusakan     Integitas   kulit    yang
  berhubungan dengan irigasi konstan oleh urine.
• Resiko ketidakefektifan penatalaksaan program
  terapeutik      yang     berhubungan        dengan
  ketidakcukupan pengetahuan tenttang penyebab
  inkontinen, penatalaksaan, progam latihan
  pemulihan kandung kemih, tanda dan gejala
  komplikasi, serta sumbe komonitas.
INTERVENSI
• Dx. I
  Tujuan :
  Berkemih dengan urine jernih tanpa ketidaknyamanan, urinalisis
  dalam batas normal, kultur urine menunjukkan tidak adanya
  bakteri.
  Intervensi :
  a. Berikan perawatan perineal dengan air sabun setiap shift. Jika
        pasien inkontinensia, cuci daerah perineal sesegera mungkin.
        R: Untuk mencegah kontaminasi uretra.
  b. Jika di pasang kateter indwelling, berikan perawatan kateter 2x
        sehari (merupakan bagian dari waktu mandi pagi dan pada
        waktu akan tidur) dan setelah buang air besar. R: Kateter
        memberikan jalan pada bakteri untuk memasuki kandung
        kemih dan naik ke saluran perkemihan.
NexT...
Dx. II
Tujuan :
       Kulit periostomal tetap utuh.
       Suhu 37° C.
       Urine jernih dengan sedimen minimal.
    Intervensi :
    a. Pantau penampilan kulit periostomal setiap 8jam.
    R: Untuk mengidentifikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang
           diharapkan.
    b. Ganti wafer stomehesif setiap minggu atau bila bocor terdeteksi. Yakinkan kulit
           bersih dan kering sebelum memasang wafer yang baru. Potong lubang wafer
           kira-kira setengah inci lebih besar dar diameter stoma untuk menjamin
           ketepatan ukuran kantung yang benar-benar menutupi kulit periostomal.
           Kosongkan kantung urostomi bila telah seperempat sampai setengah penuh.
    R: Peningkatan berat urine dapat merusak segel periostomal, memungkinkan
           kebocoran urine. Pemajanan menetap pada kulit periostomal terhadap asam
           urine dapat menyebabkan kerusakan kulit dan peningkatan resiko infeksi.
NexT...
•   Dx. III
    Tujuan :
       Mengungkapkan pemahaman tentang kondisi, pemeriksaan diagnostik, dan
            macam terapeutik.
       Keluhan berkurang tentang cemas atau gugup.
       Ekspresi wajah rileks.
    Intervensi :
    a. Berikan kesempatan kepada klien dan orang terdekat untuk mengekspresikan
            perasaan dan harapannya. Perbaiki konsep yang salah.
    R: Kemapuan pemecahan masalah pasien ditingkatkan bila lingkungan nyaman dan
            mendukung diberikan.
    b. Berikan informasi tentang:
       Sifat penyakit.
       Deskripsi singkat tentang tidur.
       Pemeriksaan setelah perawatan.
            Bila informasi harus diberikan selama episode nyeri, pertahankan intruksi
            dan penjelasan singkat dan sederhana. Berikan informasi lebih detail bila
            nyeri terkontrol. R: Pengetahuan apa yang akan dirasakan membantu
            mengurangi ansietas, nyeri mempengaruhi prose belajar.

More Related Content

What's hot

Pemeriksaan Fisik Sistem Perkemihan
Pemeriksaan Fisik Sistem PerkemihanPemeriksaan Fisik Sistem Perkemihan
Pemeriksaan Fisik Sistem PerkemihanFransiska Oktafiani
 
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITISASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITISBaskoro Abdiansyah
 
Aplikasi perhitungan tenaga keperawatan need (douglas)
Aplikasi perhitungan tenaga keperawatan need (douglas)Aplikasi perhitungan tenaga keperawatan need (douglas)
Aplikasi perhitungan tenaga keperawatan need (douglas)Yabniel Lit Jingga
 
8537398 analisis-kebutuhan-tenaga-perawatan-rumah-sakit
8537398 analisis-kebutuhan-tenaga-perawatan-rumah-sakit8537398 analisis-kebutuhan-tenaga-perawatan-rumah-sakit
8537398 analisis-kebutuhan-tenaga-perawatan-rumah-sakitALIYAH MS
 
Askep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brAskep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brTeye Onti
 
Konsep dasar proses keperawatan
Konsep dasar proses keperawatanKonsep dasar proses keperawatan
Konsep dasar proses keperawatanAde Rahman
 
Pengkajian Kebutuhan Promosi Kesehatan
Pengkajian Kebutuhan Promosi KesehatanPengkajian Kebutuhan Promosi Kesehatan
Pengkajian Kebutuhan Promosi Kesehatanpjj_kemenkes
 
Jenis model Dokumentasi Keperawatan
Jenis model Dokumentasi KeperawatanJenis model Dokumentasi Keperawatan
Jenis model Dokumentasi Keperawatanpjj_kemenkes
 
Evaluasi keperawatan
 Evaluasi keperawatan Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatanpjj_kemenkes
 
Asuhan Keperawatan Infeksi
Asuhan Keperawatan InfeksiAsuhan Keperawatan Infeksi
Asuhan Keperawatan InfeksiAmee Hidayat
 
Proses Keperawatan: Tahap evaluasi
Proses Keperawatan: Tahap evaluasiProses Keperawatan: Tahap evaluasi
Proses Keperawatan: Tahap evaluasiAnnisa Setia Candra
 
Konsep seksualitas
Konsep seksualitasKonsep seksualitas
Konsep seksualitasKANDA IZUL
 

What's hot (20)

Pemeriksaan Fisik Sistem Perkemihan
Pemeriksaan Fisik Sistem PerkemihanPemeriksaan Fisik Sistem Perkemihan
Pemeriksaan Fisik Sistem Perkemihan
 
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITISASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS
 
Aplikasi perhitungan tenaga keperawatan need (douglas)
Aplikasi perhitungan tenaga keperawatan need (douglas)Aplikasi perhitungan tenaga keperawatan need (douglas)
Aplikasi perhitungan tenaga keperawatan need (douglas)
 
Ii. askep hipertensi
Ii. askep hipertensiIi. askep hipertensi
Ii. askep hipertensi
 
Teori Nola. J.Pender
Teori Nola. J.PenderTeori Nola. J.Pender
Teori Nola. J.Pender
 
8537398 analisis-kebutuhan-tenaga-perawatan-rumah-sakit
8537398 analisis-kebutuhan-tenaga-perawatan-rumah-sakit8537398 analisis-kebutuhan-tenaga-perawatan-rumah-sakit
8537398 analisis-kebutuhan-tenaga-perawatan-rumah-sakit
 
Askep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brAskep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen br
 
Konsep dasar proses keperawatan
Konsep dasar proses keperawatanKonsep dasar proses keperawatan
Konsep dasar proses keperawatan
 
Pengkajian Kebutuhan Promosi Kesehatan
Pengkajian Kebutuhan Promosi KesehatanPengkajian Kebutuhan Promosi Kesehatan
Pengkajian Kebutuhan Promosi Kesehatan
 
Macam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikanMacam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikan
 
Jenis model Dokumentasi Keperawatan
Jenis model Dokumentasi KeperawatanJenis model Dokumentasi Keperawatan
Jenis model Dokumentasi Keperawatan
 
Evaluasi keperawatan
 Evaluasi keperawatan Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan
 
Asuhan Keperawatan Infeksi
Asuhan Keperawatan InfeksiAsuhan Keperawatan Infeksi
Asuhan Keperawatan Infeksi
 
Proses Keperawatan: Tahap evaluasi
Proses Keperawatan: Tahap evaluasiProses Keperawatan: Tahap evaluasi
Proses Keperawatan: Tahap evaluasi
 
Konsep seksualitas
Konsep seksualitasKonsep seksualitas
Konsep seksualitas
 
Sop vulva hygiene
Sop vulva hygieneSop vulva hygiene
Sop vulva hygiene
 
Askep diare
Askep diareAskep diare
Askep diare
 
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa KeperawatanDiagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
 
Sp rpk
Sp rpkSp rpk
Sp rpk
 
Askep hipertensi
Askep hipertensiAskep hipertensi
Askep hipertensi
 

Viewers also liked

Askep inkontinensia urine
Askep inkontinensia urineAskep inkontinensia urine
Askep inkontinensia urinePaul_Gl
 
Inkontinensia urin
Inkontinensia urin Inkontinensia urin
Inkontinensia urin Ai Coryde
 
Standar asuhan keperawatan pasien dengan gangguan inkontinensia urine
Standar asuhan keperawatan pasien dengan gangguan inkontinensia urineStandar asuhan keperawatan pasien dengan gangguan inkontinensia urine
Standar asuhan keperawatan pasien dengan gangguan inkontinensia urineNanank Rhyzna
 
Inkontinensia urin Geriatri
Inkontinensia urin GeriatriInkontinensia urin Geriatri
Inkontinensia urin GeriatriZarah Dzulhijjah
 
Presentasi inkontinesia urine
Presentasi inkontinesia urinePresentasi inkontinesia urine
Presentasi inkontinesia urinesucipurnamaui
 
asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gatngguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urine
asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gatngguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urineasuhan Keperawatan Pasien Dengan Gatngguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urine
asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gatngguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urinepjj_kemenkes
 
Power point askep meningitis AKPER PEMKAB MUNA
Power point askep meningitis AKPER PEMKAB MUNAPower point askep meningitis AKPER PEMKAB MUNA
Power point askep meningitis AKPER PEMKAB MUNAOperator Warnet Vast Raha
 
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan continent urostomy
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan continent urostomyAsuhan keperawatan pada klien dengan gangguan continent urostomy
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan continent urostomyAlvian P Windiramadhan
 
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi FekalAnatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi FekalDestu Ayu Hapsari
 
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Bowel
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi BowelAsuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Bowel
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Bowelpjj_kemenkes
 
Konsep kebutuhan eliminasi Urine
Konsep kebutuhan eliminasi UrineKonsep kebutuhan eliminasi Urine
Konsep kebutuhan eliminasi UrineSulistia Rini
 
Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi
Pemenuhan Kebutuhan EliminasiPemenuhan Kebutuhan Eliminasi
Pemenuhan Kebutuhan Eliminasipjj_kemenkes
 
Patofisiologi pencernaan
Patofisiologi pencernaan Patofisiologi pencernaan
Patofisiologi pencernaan Dedi Kun
 

Viewers also liked (20)

Askep inkontinensia urine
Askep inkontinensia urineAskep inkontinensia urine
Askep inkontinensia urine
 
Inkontinensia urin
Inkontinensia urinInkontinensia urin
Inkontinensia urin
 
Inkontinensia urin
Inkontinensia urin Inkontinensia urin
Inkontinensia urin
 
Standar asuhan keperawatan pasien dengan gangguan inkontinensia urine
Standar asuhan keperawatan pasien dengan gangguan inkontinensia urineStandar asuhan keperawatan pasien dengan gangguan inkontinensia urine
Standar asuhan keperawatan pasien dengan gangguan inkontinensia urine
 
Inkontinensia urin Geriatri
Inkontinensia urin GeriatriInkontinensia urin Geriatri
Inkontinensia urin Geriatri
 
Presentasi inkontinesia urine
Presentasi inkontinesia urinePresentasi inkontinesia urine
Presentasi inkontinesia urine
 
asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gatngguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urine
asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gatngguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urineasuhan Keperawatan Pasien Dengan Gatngguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urine
asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gatngguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urine
 
Power point askep meningitis AKPER PEMKAB MUNA
Power point askep meningitis AKPER PEMKAB MUNAPower point askep meningitis AKPER PEMKAB MUNA
Power point askep meningitis AKPER PEMKAB MUNA
 
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan continent urostomy
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan continent urostomyAsuhan keperawatan pada klien dengan gangguan continent urostomy
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan continent urostomy
 
Eliminasi
EliminasiEliminasi
Eliminasi
 
KESEHATAN REPRODUKSI MENOPAUSE
KESEHATAN REPRODUKSI MENOPAUSEKESEHATAN REPRODUKSI MENOPAUSE
KESEHATAN REPRODUKSI MENOPAUSE
 
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi FekalAnatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
 
Eliminasi alvi (bab)
Eliminasi alvi (bab)Eliminasi alvi (bab)
Eliminasi alvi (bab)
 
Pengkajian keperawatan sistem persarafan
Pengkajian keperawatan sistem persarafanPengkajian keperawatan sistem persarafan
Pengkajian keperawatan sistem persarafan
 
Eliminasi
EliminasiEliminasi
Eliminasi
 
Eliminasi fekal ppt
Eliminasi fekal pptEliminasi fekal ppt
Eliminasi fekal ppt
 
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Bowel
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi BowelAsuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Bowel
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Bowel
 
Konsep kebutuhan eliminasi Urine
Konsep kebutuhan eliminasi UrineKonsep kebutuhan eliminasi Urine
Konsep kebutuhan eliminasi Urine
 
Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi
Pemenuhan Kebutuhan EliminasiPemenuhan Kebutuhan Eliminasi
Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi
 
Patofisiologi pencernaan
Patofisiologi pencernaan Patofisiologi pencernaan
Patofisiologi pencernaan
 

Similar to ASUHAN

Similar to ASUHAN (20)

Inkontenensia urin
Inkontenensia urinInkontenensia urin
Inkontenensia urin
 
Inkontinensia urin AKPER PEMKAB MUNA
Inkontinensia urin AKPER PEMKAB MUNA Inkontinensia urin AKPER PEMKAB MUNA
Inkontinensia urin AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep retensi urine (3)
Askep retensi urine (3)Askep retensi urine (3)
Askep retensi urine (3)
 
PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASI
PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASIPEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASI
PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASI
 
ujian
ujianujian
ujian
 
Askep bph
Askep bphAskep bph
Askep bph
 
Asuhan keperawatan pada klien dengan bph (5)
Asuhan keperawatan pada klien dengan bph (5)Asuhan keperawatan pada klien dengan bph (5)
Asuhan keperawatan pada klien dengan bph (5)
 
askep intususepsi
askep intususepsiaskep intususepsi
askep intususepsi
 
Askep isk fitri fix
Askep isk fitri fixAskep isk fitri fix
Askep isk fitri fix
 
Retensi urine
Retensi urineRetensi urine
Retensi urine
 
Management Nefrostomi of Nursing For Patient.ppt
Management Nefrostomi of Nursing For Patient.pptManagement Nefrostomi of Nursing For Patient.ppt
Management Nefrostomi of Nursing For Patient.ppt
 
3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene
3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene
3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene
 
Eliminasi urine
Eliminasi urineEliminasi urine
Eliminasi urine
 
Prosedur asuhan tndkn pemnuhan kebuthn eliminasi
Prosedur asuhan tndkn pemnuhan kebuthn eliminasiProsedur asuhan tndkn pemnuhan kebuthn eliminasi
Prosedur asuhan tndkn pemnuhan kebuthn eliminasi
 
Askep isk
Askep iskAskep isk
Askep isk
 
Revisi_Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi.pptx
Revisi_Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi.pptxRevisi_Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi.pptx
Revisi_Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi.pptx
 
Asuhan Keperawatan Hirschprung
Asuhan Keperawatan HirschprungAsuhan Keperawatan Hirschprung
Asuhan Keperawatan Hirschprung
 
PPT Gerontik Kelompok 2.pptx
PPT Gerontik Kelompok 2.pptxPPT Gerontik Kelompok 2.pptx
PPT Gerontik Kelompok 2.pptx
 
304906675 referat-intususepsi
304906675 referat-intususepsi304906675 referat-intususepsi
304906675 referat-intususepsi
 
Retensi urin
Retensi urinRetensi urin
Retensi urin
 

More from Prodalima Sinulingga, M.Kep

Emergancy Concept Of Macsofacial and Servical Injury
Emergancy Concept Of Macsofacial and Servical InjuryEmergancy Concept Of Macsofacial and Servical Injury
Emergancy Concept Of Macsofacial and Servical InjuryProdalima Sinulingga, M.Kep
 
Presentasi Jenjang Karir Perawat Di RS. PTPN II (Persero) Bangkatan Binjai
Presentasi Jenjang Karir Perawat Di RS. PTPN II (Persero) Bangkatan BinjaiPresentasi Jenjang Karir Perawat Di RS. PTPN II (Persero) Bangkatan Binjai
Presentasi Jenjang Karir Perawat Di RS. PTPN II (Persero) Bangkatan BinjaiProdalima Sinulingga, M.Kep
 
Seminar Lokakarya Mini Mahasiswa PSIK STIKes Nurul Hasanah Kutacane 2013
Seminar Lokakarya Mini Mahasiswa PSIK STIKes Nurul Hasanah Kutacane 2013Seminar Lokakarya Mini Mahasiswa PSIK STIKes Nurul Hasanah Kutacane 2013
Seminar Lokakarya Mini Mahasiswa PSIK STIKes Nurul Hasanah Kutacane 2013Prodalima Sinulingga, M.Kep
 
(4). metode & media pembelajaran dlm standar proses pendidikan
(4). metode & media pembelajaran dlm standar proses pendidikan(4). metode & media pembelajaran dlm standar proses pendidikan
(4). metode & media pembelajaran dlm standar proses pendidikanProdalima Sinulingga, M.Kep
 
(1). program pemerintah dalam penanggulangan masalah
(1). program pemerintah dalam penanggulangan masalah(1). program pemerintah dalam penanggulangan masalah
(1). program pemerintah dalam penanggulangan masalahProdalima Sinulingga, M.Kep
 
Asuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskuler
Asuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskulerAsuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskuler
Asuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskulerProdalima Sinulingga, M.Kep
 
Bahaya mengguncang bayi (shaken baby sindrome (sbs) )
Bahaya mengguncang bayi (shaken baby sindrome (sbs) )Bahaya mengguncang bayi (shaken baby sindrome (sbs) )
Bahaya mengguncang bayi (shaken baby sindrome (sbs) )Prodalima Sinulingga, M.Kep
 

More from Prodalima Sinulingga, M.Kep (20)

Emergancy Concept Of Cerebral Injury
Emergancy Concept Of Cerebral InjuryEmergancy Concept Of Cerebral Injury
Emergancy Concept Of Cerebral Injury
 
Emergancy Concept Of Macsofacial and Servical Injury
Emergancy Concept Of Macsofacial and Servical InjuryEmergancy Concept Of Macsofacial and Servical Injury
Emergancy Concept Of Macsofacial and Servical Injury
 
Presentasi Jenjang Karir Perawat Di RS. PTPN II (Persero) Bangkatan Binjai
Presentasi Jenjang Karir Perawat Di RS. PTPN II (Persero) Bangkatan BinjaiPresentasi Jenjang Karir Perawat Di RS. PTPN II (Persero) Bangkatan Binjai
Presentasi Jenjang Karir Perawat Di RS. PTPN II (Persero) Bangkatan Binjai
 
Time Value Of Money
Time Value Of MoneyTime Value Of Money
Time Value Of Money
 
Benefit Cost Analysis
Benefit Cost AnalysisBenefit Cost Analysis
Benefit Cost Analysis
 
Manajemen Resiko Di Rumah Sakit
Manajemen Resiko Di Rumah SakitManajemen Resiko Di Rumah Sakit
Manajemen Resiko Di Rumah Sakit
 
Holistic nursing theory
Holistic nursing theoryHolistic nursing theory
Holistic nursing theory
 
Desai Penelitian Kualitatif : Fenomenologi
Desai Penelitian Kualitatif : FenomenologiDesai Penelitian Kualitatif : Fenomenologi
Desai Penelitian Kualitatif : Fenomenologi
 
Focus group discussion
Focus group discussionFocus group discussion
Focus group discussion
 
Paradigma keperawatan
Paradigma keperawatanParadigma keperawatan
Paradigma keperawatan
 
Leadership in nursing
Leadership in nursingLeadership in nursing
Leadership in nursing
 
Seminar Lokakarya Mini Mahasiswa PSIK STIKes Nurul Hasanah Kutacane 2013
Seminar Lokakarya Mini Mahasiswa PSIK STIKes Nurul Hasanah Kutacane 2013Seminar Lokakarya Mini Mahasiswa PSIK STIKes Nurul Hasanah Kutacane 2013
Seminar Lokakarya Mini Mahasiswa PSIK STIKes Nurul Hasanah Kutacane 2013
 
(5). program pembinaan kesehatan komunitas
(5). program pembinaan kesehatan komunitas(5). program pembinaan kesehatan komunitas
(5). program pembinaan kesehatan komunitas
 
(4). metode & media pembelajaran dlm standar proses pendidikan
(4). metode & media pembelajaran dlm standar proses pendidikan(4). metode & media pembelajaran dlm standar proses pendidikan
(4). metode & media pembelajaran dlm standar proses pendidikan
 
(3). proses pembelajaran di komunitas
(3). proses pembelajaran di komunitas(3). proses pembelajaran di komunitas
(3). proses pembelajaran di komunitas
 
(2). konsep keperawatan komunitas
(2). konsep keperawatan komunitas(2). konsep keperawatan komunitas
(2). konsep keperawatan komunitas
 
(1). program pemerintah dalam penanggulangan masalah
(1). program pemerintah dalam penanggulangan masalah(1). program pemerintah dalam penanggulangan masalah
(1). program pemerintah dalam penanggulangan masalah
 
Asuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskuler
Asuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskulerAsuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskuler
Asuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskuler
 
Asuhan keperawatan pada anak dengan thalasemia
Asuhan keperawatan pada anak dengan thalasemiaAsuhan keperawatan pada anak dengan thalasemia
Asuhan keperawatan pada anak dengan thalasemia
 
Bahaya mengguncang bayi (shaken baby sindrome (sbs) )
Bahaya mengguncang bayi (shaken baby sindrome (sbs) )Bahaya mengguncang bayi (shaken baby sindrome (sbs) )
Bahaya mengguncang bayi (shaken baby sindrome (sbs) )
 

ASUHAN

  • 1. ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN INKONTINENSIA URINE By : Prodalima, S.Kep, Ners
  • 2. PENGERTIAN Inkontinensia urine merupakan pelepasan urine secara tidak terkontrol dalam jumlah yang cukup banyak. Inkontenensia urine merupakan eliminasi urine dari kandung kemih yang tidak terkendali atau terjadi diluar keinginan. (Brunner, Sudart. 2002)
  • 3. BENTUK_BENTUK 1. Inkontinensia urine fungsional : Keadaan ketika individu mengalami inkontinensia karena kesulitan dalam mencapai atau ketidakmampuan untuk mencapai toilet sebelum berkemih. Batasan karakteristik : • Data mayor(harus terdapat) Inkontinensia sebelum atau selama usaha mencapai toilet. 2. Inkontinensia urine reflex : Keadaan ketika individu mengalami pengeluaran urine involunter yang dapat diprediksi tanpa sensasi dorongan, berkemih, atau kandung kemih penuh. Batasan karakteristik : • Data mayor(harus terdapat, satu atau lebih) Kontraksi kandung kemih tidak terlambat Reflek involunter menghasilkan kandung kemih spontan Kehilangan sensasi penuh kandung kemih atau desakan berkemih sebagian atau komplet. 3. Inkontinensia urine stress : Keadaan ketika individu mengalami pengeluaran urine involunter segera pada peningkatan tekanan intraabdominal. Batasan karakteristik : • Data mayor(harus terdapat) Individu melaporkan penurunan urine(biasanya kurang dari 50 cc) yang terjadi karena peningkatan tekanan abdominal akibat berdiri, bersin, batuk, berlari, atau mengangkat beban berat
  • 4. NexT... 4. Inkontinensia urine total : Keadaan ketika individu mengalami urine terus menerus yang tidak dapat di perkirakan, tanpa distensi atau tidak menyadari kandung kemih penuh. Batasan karakteristik : • Data mayor(harus terdapat) Aliran konstan dari urine tanpa distensi Nokturia lebih dari 2 kali selama tidur Refraktori inkontinensia pada tindakan lain • Data minor(mungkin terdapat) Tidak menyadari isyarat kadung kemih untuk berkemih Tidak menyadari inkontinensia 5. Inkontinensia urine dorongan : Keadaan ketika individu mengalami pengeluaran urine involunter yang dihubungkan dengan keinginan kuat dan tiba-tiba untuk berkemih. Batasan karakteristik : • Data mayor(harus terdapat) Dorongan diikuti inkontinensia.
  • 5. ETIOLOGI Antara Lain : • Melemahnya otot dasar panggul akibat kehamilan berkali-kali • Kebisaan mengejan yang salah, atau batuk kronis • Adanya kontraksi (gerakan) abnormal dari dinding kandung kemih, sehingga walaupun kandung kemih baru terisi sedikit,sudah menimbulkan rasa ingin berkemih. • Isk ( Vaginitis, Uretritis)
  • 6. MANIFESTASI KLINIS Inkontinesia urine dapat terjadi dengan berbagai manifestasi antara lain: • Fungsi sfingter yang terganggu menyebabkan kandung kemih bocor bila batuk atau bersin. Bisa juga disebabkan oleh kelainan diseliling daerah saluran kencing. • Fungsi otak besar yang terganggu dan mengakibatkan kontraksi kandung kemih. • Terjadi hambatan pengeluaran urine dengan pelebaran kandung kemih, urine banyak dalam kandung kemih sampai kapasitas berlebih.
  • 7. PENATALAKSANAAN Yang sering dikerjakan pada penderita lanjut usia dengan incontinensia urine adalah memasang kateter secara menetap. Untuk beberapa pertimbangan, misalnya memantau produksi urine dan mengatur balance cairan hal ini masih dapat diterima, tetapi sering kali pemasangan kateter ini tidak jelas dan mengandung resiko untuk terjadinya komplikasi umumnya adalah infeksi.
  • 8. 3 MACAM KATERISASI PADA INKONTINENSIA URINE 1. katerisasi luar Terutama pada pria yang memakai system kateter kondom. Efek samping yang utama adalah iritasi pada kulit dan sering lepas. 2. katerisasi intermiten Katerisasi secara intermiten dapat dicoba, terutama pada wanita lanjut usia yang menderita inkontinensia urine. Frekuensi pemasangan 2-4x sehari dengan sangat memperhatikan sterilisasi dan tehnik prosedurnya. 3. Katerisasi secara menetap Pemasangan kateter secara menetap harus benar-benar dibatasi pada indikasi yang tepat. Misalnya untuk ulkus dekubitus yang terganggu penyembuhannya karena ada inkontinensia urine ini.
  • 9. Pengelolaan Inkontinensia Urine Pada Penderita Usia Lanjut 1. Program rehabilitasi • Melatih respon kandung kemih agar baik lagi • Melatih perilaku berkemih • Latihan otot-otot dasar panggul • Modifikasi tempat untuk berkemih 2. Katerisasi baik secara berkala atau menetap 3. Obat-obatan, antara lain untuk relaksasi kandung kemih, osterogen 4. Pembedahan, misalnya untuk mengangkat penyebab sumbatan atau keadaan patologi lain. 5. Lain-lain, misalkan penyesuaian lingkungan yang mendukung untuk kemudahan berkemih, penggunaan pakaian dalam dan bahan-bahan penyerap khusus untuk mengurangi dampak inkontinensia
  • 10. PROSES KEPERAWATAN • PENGKAJIAN a. Identitas klien -------- Inkontinensia pada umumnya biasanya sering atau cenderung terjadi pada lansia (usia ke atas 65 tahun), dengan jenis kelamin perempuan, tetapi tidak menutup kemungkinan lansia laki-laki juga beresiko
  • 11. DIAGNOSA KEPERAWATAN Antara Lain : • Resiko infeksi b.d inkontinensia, imobilitas dalam waktu yang lama. • Resiko Kerusakan Integitas kulit yang berhubungan dengan irigasi konstan oleh urine. • Resiko ketidakefektifan penatalaksaan program terapeutik yang berhubungan dengan ketidakcukupan pengetahuan tenttang penyebab inkontinen, penatalaksaan, progam latihan pemulihan kandung kemih, tanda dan gejala komplikasi, serta sumbe komonitas.
  • 12. INTERVENSI • Dx. I Tujuan : Berkemih dengan urine jernih tanpa ketidaknyamanan, urinalisis dalam batas normal, kultur urine menunjukkan tidak adanya bakteri. Intervensi : a. Berikan perawatan perineal dengan air sabun setiap shift. Jika pasien inkontinensia, cuci daerah perineal sesegera mungkin. R: Untuk mencegah kontaminasi uretra. b. Jika di pasang kateter indwelling, berikan perawatan kateter 2x sehari (merupakan bagian dari waktu mandi pagi dan pada waktu akan tidur) dan setelah buang air besar. R: Kateter memberikan jalan pada bakteri untuk memasuki kandung kemih dan naik ke saluran perkemihan.
  • 13. NexT... Dx. II Tujuan : Kulit periostomal tetap utuh. Suhu 37° C. Urine jernih dengan sedimen minimal. Intervensi : a. Pantau penampilan kulit periostomal setiap 8jam. R: Untuk mengidentifikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan. b. Ganti wafer stomehesif setiap minggu atau bila bocor terdeteksi. Yakinkan kulit bersih dan kering sebelum memasang wafer yang baru. Potong lubang wafer kira-kira setengah inci lebih besar dar diameter stoma untuk menjamin ketepatan ukuran kantung yang benar-benar menutupi kulit periostomal. Kosongkan kantung urostomi bila telah seperempat sampai setengah penuh. R: Peningkatan berat urine dapat merusak segel periostomal, memungkinkan kebocoran urine. Pemajanan menetap pada kulit periostomal terhadap asam urine dapat menyebabkan kerusakan kulit dan peningkatan resiko infeksi.
  • 14. NexT... • Dx. III Tujuan : Mengungkapkan pemahaman tentang kondisi, pemeriksaan diagnostik, dan macam terapeutik. Keluhan berkurang tentang cemas atau gugup. Ekspresi wajah rileks. Intervensi : a. Berikan kesempatan kepada klien dan orang terdekat untuk mengekspresikan perasaan dan harapannya. Perbaiki konsep yang salah. R: Kemapuan pemecahan masalah pasien ditingkatkan bila lingkungan nyaman dan mendukung diberikan. b. Berikan informasi tentang: Sifat penyakit. Deskripsi singkat tentang tidur. Pemeriksaan setelah perawatan. Bila informasi harus diberikan selama episode nyeri, pertahankan intruksi dan penjelasan singkat dan sederhana. Berikan informasi lebih detail bila nyeri terkontrol. R: Pengetahuan apa yang akan dirasakan membantu mengurangi ansietas, nyeri mempengaruhi prose belajar.