SlideShare a Scribd company logo
1 of 55
Download to read offline
Australia Indonesia Partnership for
Health Systems Strengthening
(AIPHSS)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Jakarta 2015
KOMUNIKASI DALAM
Tri Anjaswarni
KEPERAWATAN
SEMESTER 3
MODUL
Penerapan komunikasi pada pasien dengan kebutuhan khusus
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
i
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat
Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
berkah dan karuniNyalah penyusun
dapat menyelesaikan Modul Mata
Kuliah Komunikasi Dalam Keperawatan.
Buku ini disusun sebagai referensi
dan bahan belajar untuk mahasiswa
program Pendidikan Jarak Jauh Program
D.III Keperawatan yang diselenggarakan
oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Tenaga Kesehatan, Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
Penyusun mengucapkan terima
kasih atas berbagai bantuan baik materiil
maupun imateriil dari berbagai pihak
atas keberhasilan penyusunan modul
ini.
Mudah-mudahan Modul ini dapat
digunakan secara efektif dan dapat
menjadimediayangdapatmeningkatkan
pemahaman dan kemampuan
memberikan asuhan keperawatan jiwa
bagi mahasiswa Pendidikan Jarak Jauh
Program D.III Keperawatan.
Kata
Pengantar
Tim Penyusun
Gambar : Praktek Keperawatan Kejiwaan
ii
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
COVER
Kata pengantar
i
ii
Daftar Isi
Pendahuluan
Daftar isi 1
1
Kegiatan Belajar 1
Konsep Komunikasi Terapeutik pada Pasien dengan Kebutuhan
Khusus 	
4
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Kegiatan Belajar 2
16
Kegiatan Belajar 3
26
46
42
51
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Pasien dengan Gangguan
Penginderaan
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Pasien Gangguan Perilaku
Penutup
Tugas Akhir Mandiri
Daftar Gambar
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
1
Pendahuluan
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Halo…. Salam hangat dan bahagia selalu,
semoga Tuhan YME senantiasa memberikan
kekuatan, perlindungan dan keselamatan
kepada kita.
Saat ini Anda sedang belajar Modul ke-4
yang merupakan modul terakhir untuk mata
kuliah Komunikasi dalam Keperawatan.
Mohon diingat bahwa semua modul saling
berhubungan dan konsep atau materi
sebelumnya sangat diperlukan sampai di
akhir modul ini. Diharapkan Anda dapat
memahami semua modul yang disajikan.
Adakah kesulitan atau keragu-raguan yang
masih Anda pikirkan? Jika masih ada yang
Kurang Anda mengerti, catatlah dalam
buku catatan Anda, dan diskusikan dengan
fasilitator pada saat kegiatan tatap muka.
Modul ke-4 Mata Kuliah Komunikasi dalam
Keperawatan ini berjudul Penerapan
Komunikasipadapasiendengankebutuhan
khusus. Modul ini terdiri dari tiga (3)
Kegiatan Belajar dengan alokasi waktu 9
jampembelajaran.Modul ini disusun secara
berurutan sebagai berikut:
A. Rasional dan Diskripsi Singkat
Gambar : komunikasi senyum pasien
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
2
1.	 Kegiatan Belajar 1:	 Konsep komunikasi pada pasien kebutuhan khusus
2.	 Kegiatan Belajar 2: 	 Penerapan Komunikasi Pada Pasien dengan Penginderaan
					(wicara/pendengaran)
3.	 Kegiatan Belajar 3:	 Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Pasien dengan
					Gangguan Perilaku
Setelah mempelajari modul 4 ini, diharapkan Anda mampu menerapkan komunikasi
terapeutik pada pasien dengan kebutuhan khusus, pasien dengan gangguan penginderaan,
dan gangguan perilaku .
Dalam Modul 4 ini, Anda akan diberikan pengetahuan tentang bernagai kesulitan pasien
yang mempunyai masalah khusus dalam komunikasi. Selanjutnya lakukan latihan-latihan
yang diminta, dengan terlebih dahulu menyiapkan Strategi Pelaksanaan Komunikasi (SP
Komunikasi), serta mendemonstrasikan dengan bersama teman-teman Anda. Hal ini
penting untuk melatih Anda bagaimana berkomunikasi dalam aktivitas keperawatan Anda
pada kondisi khusus.
Penerapan komunikasi dalam asuhan keperawatan khususnya dalam menangani pasien
dengan kebutuhan khusus diperlukan penguasaan perawat dalam menggunakan
komunikasi sebagai alat kerjanya. Setiap berinteraksi dengan pasien, perawat selalu
menerapkan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan. Berkomunikasi dengan pasien
dengan kebutuhan khusus adalah sesuatu yang “spesial” karena memerlukan kesadaran,
kesabaran dan strategi khusus. Prinsip komunikasi adalah bahwa “KOMUNIKATOR HARUS
MEMAHAMI KOMUNIKASI PASIEN DENGAN KEBUTUHAN KHUSUS”
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
B. Relevansi
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
C. Petunjuk Belajar
Untuk memudahkan Anda mengikuti proses pembelajaran dalam modul 4 ini, maka Akan
lebih mudah bagi Anda untuk mengikuti langkah-langkah belajar sebagai berikut:
1.	 Pahami lebih dulu kepentingan dan kegunaan komunikasi dalam aktivitas sehari-hari 	
	 Anda sebagai manusia dan calon perawat ahli madya.
2.	 Review kembali materi dalam modul 1, 2 dan 3 yang telah Anda pelajari sebelumnya.
3.	 Pelajari secara berurutan kegiatan belajar 1, 2 dan 3 dalam modul ke-4 ini.
4.	 Baca dengan seksama materi yang disampaikan
5.	 Kerjakan latihan-latihan / tugas-tugas terkait dengan materi yang dibahas dan 		
	 diskusikan dengan teman Anda atau fasilitator / tutor pada saat kegiatan tatap muka.
6.	 Pada bagian akhir Anda diminta untuk latihan melakukan pengamatan terhadap 	
	 perilaku seseorang dalam berkomunikasi, selanjutnya Anda diminta untuk 		
	 mengidentifikasi jenis komunikasi yang dilakukan.
7.	 Buat ringkasan dari materi yang dibahas untuk memudahkan anda mengingat.
8.	 Kerjakan evaluasi proses pembelajaran untuk setiap materi yang dibahas dan 		
	 cocokkan jawaban anda dengan kunci yang disediakan pada akhir setiap unit.
9.	 Jika anda mengalami kesulitan diskusikan dengan teman Anda dan 			
	 konsultasikan kepada fasilitator
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
3
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Selamat belajar, semoga berhasil
10.	 Keberhasilan proses pembelajaran Anda dalam mempelajari materi dalam modul ini 		
	 tergantung dari kesungguhan Anda dalam mengerjakan latihan. Untuk itu belajarlah 		
	 dan berlatih secara mandiri atau berkelompok dengan teman sejawat Anda.
Kami mengharap, Anda dapat mengikuti keseluruhan kegiatan belajar dalam modul ini dengan
baik. Saya yakin Anda mampu menyelesaikan modul ini dengan baik.
Gambar : Pahami Petunjuk
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
D. Petunjuk Bagi Dosen Pengajar / Fasilitator
1.	 Pahami Capaian Pembelajaran dalam Modul 2 ini.
2.	 Motivasi peserta didik untuk membaca dengan seksama materi yang disampaikan 	
	 dan berikan penjelasan untuk hal-hal yang dianggap sulit
3.	 Motivasi peserta didik untuk mengerjakan latihan-latihan / tugas-tugas terkait 		
	 dengan materi yang dibahas.
4.	 Identifikasi kesulitan peserta didik dalam mempelajari modul terutama 	 	 	
	 materi-materi yang dianggap penting
5.	 Jika peserta didik mengalami kesulitan, mintalah mahasiswa mendiskusikan 		
	 dalam kelompok atau kelas dan berikan kesimpulan.
6.	 Motivasi peserta didik untuk mengerjakan evaluasi proses pembelajaran untuk 	
	 setiap materi yang dibahas dan mendiskusikannya dengan teman sejawat.
7.	 Bersama peserta didik lakukan penilaian terhadap kemampuan yang dicapai 		
	 peserta didik.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
4
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 1
ini diharapkan Anda mampu menerapkan
komunikasi terapeutik pasien dengan
gangguan kebutuhan khusus dalam asuhan
keperawatan.
Kegiatan
Belajar 1
Konsep Komunikasi Terapeutik Pada Pasien
dengan Kebutuhan Khusus
Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Berdasarkan tujuan pembelajaran pada kegiatan belajar 1, maka pokok-pokok materi yang
akan diuraikan secara berurutan adalah konsep gangguan komunikasi pada anak dengan
kebutuhan khusus, karakteristik dan macam-macam dan teknik komunikasi terapeutik
pada pasien dengan kebutuhan khusus.
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 1 dalam Modul 3 tentang Komunikasi dalam
keperawatan ini, diharapkan Anda dapat :
1.	 Menjelaskan konsep gangguan komunikasi pada anak dengan kebutuhan khusus
2.	 Mengidentifikasi Karakteristik Pasien Anak dengan Kebutuhan Khusus
3.	 Mengidentifikasi Macam-macam gangguan komunikasi pada anak dengan	 	
	 kebutuhan khusus
Gambar : komunikasi yang baik
Pokok-pokok Materi
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
5
Uraian
Materi
Ilustrasi kasus:
Dody adalah anak laki-laki berusia 2 tahun
dan masih belum bisa berbicara. Dia
dapat mengatakan beberapa kata, namun
dibandingkan teman sebayanya dia jauh
ketinggalan. Keterlambatan ini harus segera
dikenaliagartidakterlambatdalammenangani
masalah komunikasi Dody.
Kasus ini adalah kasus yang umum kita
temukan di kalangan orangtua yaitu kasus
anak terlambat berbicara.
Gambar : Komunikasi
Apakah kebutuhan khusus itu?
Cobalah pikirkan Bagaimanakah bentuk implementasi komunikasi terapeutik dalam
setiap tahap proses keperawatan?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka pelajarilah dengan seksama penerapan
komunikasi pada klien dengan kebutuhan khusus secara berturut-turut berikut ini:
1. Konsep gangguan komunikasi pada anak / Klien dengan kebutuhan khusus
Banyak orang tua ragu untuk mencari bantuan karena mereka berusaha meyakinkan diri
bahwa anaknya kelak juga akan bisa berbicara. Mengetahui apa itu normal dan yang tidak
di dalam perkembangan berbicara dan bahasa anak dapat membantu anda untuk lebih
teliti memperhatikan apakah anak masih dalam kemampuan bicara yang normal atau tidak
Apakah yang dimaksud gangguan komunikasi?.
Gangguan komunikasi adalah Gangguan bicara pada anak sebagai salah satu kelainan
yang sering dialami oleh anak-anak. Gangguan komunikasi ini sering terjadi pada usia
presekolah. Hal ini mencakup gangguan berbicara (3%) dan gagap (1%). Gangguan wicara
yang terlambat ditangani adalah jika terjadi perubahan yang signifikan dalam hal tingkah
laku, gangguan kejiwaan, kesulitan membaca, dan gangguan prestasi akademik termasuk
penurunan prestasi di sekolah sampai drop-out.
Kebutuhan khusus adalah suatu kondisi yang memerlukan pemahaman dan perlakuan
secara khusus pada pasien / anak yang mempunyai keterbatasan atau kelainan tertentu.
Di masyarakat cukup banyak anak-anak atau orang dewasa dengan kebutuhan khusus
sehingga mereka mengalami kesulitan hidup ditengah-tengah masyarakat normal. Sebagian
mereka seperti terkucilkan / tidak diterima karena “kelainan” atau “gangguannya” dan tidak
mendapatkan bantuan atau penanganan yang adekuat. Sebagian dari mereka yang berasal
dari kalangan mampu dapat mendapatkan penanganan ahli secara adekuat sehingga
mereka dapat bersekolah di tempat khusus dan mampu mandiri pada usia dewasa.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
6
Sedangkan gangguan pendengaran bervariasi sekitar 5% dari anak usia sekolah dengan
level pendengaran di bawah normal. Dari jumlah ini, 10-20% memerlukan pendidikan
khusus dan sekitar 1/3 dari anak yang memiliki gangguan pendengaran, bersekolah di
sekolah biasa, 2/3 dari mereka memasuki pendidikan khusus atau sekolah luar biasa untuk
tuna rungu.
Coba pelajari ilustrasi berikut dan pahami masalah yang terjadi:
Seorang bayi 4 bulan tampak tidak berespon dengan suara atau tidak bisa mengoceh. Bayi
hanya melihat ke suatu tempat tanpa respon yang wajar.
Coba pelajari dan pahami pula bayi – anak usia 12-24 bulan berikut:
•	 Tidak dapat menggunakan bahasa tubuh seperti menunjuk atau melambai pada usia 	
	 12 bulan
•	 Memilih menggunakan  bahasa tubuh dibandingkan vokalisasi untuk berkomunikasi 	
	 pada usia 18 bulan
•	 Memiliki kesulitan menirukan suara atau kata pertama tidak muncul pada usia 18 	
	bulan
Normalkah kemampuan komunikasi anak tersebut? Kenalilah secara dini adanya gangguan
komunikasi pada anak!
Gambar : Analisa masalah
2. Mengidentifikasi Karakteristik Pasien Anak dengan Kebutuhan Khusus
•	 Hanya dapat mengulang kata atau suara tanpa mampu menghasilkan kata atau 	
	 kalimat sendiri
•	 Hanya mengucapkan beberapa kata atau suara berulang-ulang
•	 Tidak dapat mengikuti petunjuk sederhana
•	 Memiliki suara yang tidak biasa (suara hidung)
•	 Lebih sulit dimengerti dibandingkan sebayanya
•	 Anak dengan keterlambatan bicara dan bahasa memiliki berbagai karakteristik 		
	 termasuk ketidakmampuan untuk mengikuti petunjuk, lambat dalam berbicara, 	
	 kesulitan artikulasi, dan kesulitan dalam membuat kalimat.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
7
•	 Gagap adalah gangguan dalam berbicara yang muncul antara usia 3-4 tahun 	 	
	 dan dapat berkembang menjadi kasus yang kronik apabila tidak ditangani secara 	
	 adekuat. Gagap dapat secara spontan menghilang pada usia remaja.
•	 Anak dengan gangguan pendengaran dapat muncul dengan berkurangnya 	 	
	 kemampuan pendengaran. Deteksi dan diagnosis dini gangguan pendengaran 		
	 sebaiknya segera dilakukan dan ditangani dengan segera.
Karakteristik lain anak dengan kebutuhan khusus karena mengalami gangguan komunikasi
adalah:
Secara umum Ada 4 macam bentuk gangguan komunikasi pada pasien dengan kebutuhan
khusus, yaitu gangguan bahasa, gangguan bicara, gangguan suara dan gangguan irama.
Berikut ini uraian macam-macam gangguan tersebut. Pelajarilah dan pahami bentuk
gangguan yang terjadi sebelum Anda memahami penerapan komunikasi terapeutik pada
keadaan khusus tersebut.
3. Macam-macam gangguan komunikasi pada anak dengan kebutuhan khusus
Bahasa adalah apa yang disampaikan dengan kata-kata (ujaran) dan bukan tulisan. Hal ini
sesuai dengan kaidah pertama bahasa, yakni sebagai lambing bunyi. Seorang pembicara
akan selalu sadar apa yang akan ia katakan, akan tetapi ia tidak sadar bagaimana ia
mengatakannya. Akan tetapi tidak semua orang dapat menggunakan bahasa dengan
baik dan mudah. Ada sebagian orang yang memerlukan kebutuhan khusus karena ia
bermasalah atau mengalami gangguan dalam menggunakan bahasa.
Ganguan bahasa merupakan salah satu jenis kelainan atau gangguan dalam komunikasi
dengan indikasi klien mengalami kesulitan atau kehilangan dalam proses simbolisasi.
Kesuliatan simbolisasi ini mengakibatkan seseorang tidak mampu memberikan symbol
yang diterima dan sebaliknya tidak mampu mengubah konsep pengertiannya menjadi
symbol-simbol yang dapat dimengerti oleh orang lain dalam lingkungannya. Gangguan
ini adalah satu bentuk kegagalan klien dalam mencapai tahapan perkembangannya sesuai
dengan perkembangan bahasa anak normal seusiannya.
A. Gangguan Bahasa
Gambar : Pengenalan bahasa
Apa sajakah macam gangguan yang termasuk dalam kebutuhan khusus?
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
8
1)	 Keterlambatan dalam perkembangan bahasa
Beberapa bentuk gangguan bahasa adalah keterlambatan dalam perkembangan bahasa
dan afasia seperti uraian berikut ini:
Kelambatan perkembangan bahasa antara lain disebabkan keterlambatan mental
intelekktual, tunarungu, afasia congenital , autisme, disfungsi minmal otak dan
kesulitan belajar. Anak-anak yang mengalami sebab-sebab tersebut di atas, terlambat
dalam perkembangan kemampuan bahasa sehingga anak mengalami kesulitan
transformasi yang diperlukan dalam komunikasi. Gangguan tingkah laku tersebut
sangat mempengaruhi proses pemerolehan bahasa diantaranya kurang perhatian
dan minat terhadap rangsangan yang ada disekelilingnya, perhatian yang mudah
beralih, konsentrasi yang kurang baik, nampak mudah bingung, cepat putus asa,
kreatifitas dan daya khayalnya kurang, serta kurangnya pemilikan konsep diri.
2)	Afasia
a) Afasia Sensoris
YaituKelainanyangditandaidengankesulitandalammemberikanmaknarangsangan
yang diterimanya . Bicara spontan biasanya lancar hanya kadang-kadang kurang
relevan dengan situasi pembicaraan atau konteks komunikasi.
Contoh:
Seorang aphasia dewasa akan kesulitan untuk menyebutkan kata buku walau
di hadapannya ditunjukan benda buku. Klien dengan susah menyebut busa….
bulu……… bubu. (klien nampak susah dan putus asa). Untuk aphasia auditory, klien
tidak mampu memberikan makna apa yang didengarnya. Ketika ditanya, “apakah
bapak sudah makan?. Maka jawabannya adalah piring…….piring…… meja….. ya…ya..
b) Afasia Motoris
Afasia motoris ini ditandai dengan kesulitan dalam mengkoordinasikan atau
menyusun fikiran, perasaan dan kemauan menjadi simbol yang bermakna dan
dimengerti oleh orang lain. Bicara lisan tidak lancar, terputus-putus dan sering
ucapannya tidak dimengerti orang lain. Apabila bertutur kalimatnya pendek-pendek
dan monoton. Seorang dengan kelainan ini mengerti dan dapat menginterpretasikan
rangsangan yang diterimanya, hanya untuk mengekspresikannya mengalami
kesulitan.
Pasien afasia motoris mengerti dan dapat menginterpretasikan rangsangan yang
diterimanya, tetapi tidak mampu mengekspresikannya bahasanya.
Contoh:
Seorang apasia dewasa berumur 59 tahun, kesulitan menjawab, rumah bapak
dimana?, maka dengan menunjuk ke arah barat , dan dengan kesal karena tidak ada
kemampuan dalam ucapannya. Jenis aphasia ini juga dialami dalam menuangkan ke
bentuk tulisan. Jenis ini disebur dengan disgraphia (agraphia).
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
9
c). Afasia Konduktif,
yaitukKelainan ini ditandai dengan kesulitan dalam meniru pengulangan bunyi-bunyi
bahasa. Pada ucapan kalimat-kalimat pendek cukup lancar, tetapi untuk kalimat panjang
mengalami kesulitan.
d). Afasia Amnestic,
yaitu kelainan yang ditandai dengan kesulitan dalam memilih dan menggunakan simbol-
simbol yang tepat. Umumnya simbol yang dipilih yang berhubungan dengan nama, aktivitas,
situasi yang berhubungan dengan aktivitas kehidupan.
Contoh:
apabila mau mengatakan kursi, maka pasien akan menjadi kata duduk.
2) Dislogia
Dislogia adalah bentuk kelainan bicara yang disebabkan oleh kemampuan kapasitas berpikir
atau taraf kecerdasan di bawah normal. Kesalahan pengucapan disebabkan karena tidak
mampu mengamati perbedaan bunyi-bunyi benda terutama bunyi-bunyi yang hampir
sama. Contoh: kata tadi diganti dengan dengan tapi, kopi dengan topi.
Rendahnya kemampuan mengingat menyebabkan penghilangan suku kata atau kata pada
waktu mengucapkan kalimat. Contoh: /makan/ diucapkan /kan/, /pergi/ diucapkan /gi/, /ibu
pergi ke pasar/ diucapkan / bu…gi….cal/.
Perkembanganbahasatidakdapatdipisahkandenganperkembanganbicara.Perkembangan
bahasa seseorang akan mempengaruhi perkembangan bicara. Perkembangan bahasa
dipengaruhi oleh situasi dan kondisi lingkungan dimana anak dibesarkan. Kelainan bicara
merupakansalahsatujeniskelainanataugangguanperilakukomunikasiyangditandaidengan
adanya kesalahan proses produksi bunyi bicara. Kelainan proses produksi menyebabkan
kesalahan artikulasi baik dalam titik artikulasinya maupun cara pengucapannya, akibatnya
terjadi kesalahan seperti penggantian/substitusi atau penghilangan.
Secara klinis, kelainan bicara dalam hubungannya dengan penyebab kelainannya, dapat
dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu disaudia, dislogia, disartria, displosia dan dislalia.
B. Gangguan bicara
1) Disaudia
Disaudia adalah satu jenis gangguan bicara yang disebabkan gangguan pendengaran
yang menyebabkan terjadinya kesulitan dalam menerima dan mengolah nada baik secara
intensitas maupun kualitas bunyi bicara. Gangguan ini menyebabkan terjadinya pesan
bunyi yang tidak sempurna dan mungkin salah arti.
Pada anak tunarungu kesalahan tersebut sering dipergunakan dalam berkomunikasi. Anak
yang mengalami gangguan pendengaran cenderung bersuara monoton dan bernada tinggi,
tidak mengenal lagu kalimat, mana kalimat tanya, kalimat penegasan, dan tidak mengenal
makna tanda seru dalam kalimat. Contoh: kata /kopi/, ia dengar /topi/, kata /bola/, ia dengar
/pola/.
Umumnya anak dengan disaudia , dalam berkomunikasi cenderung menggunakan bahasa
isyarat yang telah dikuasainya. Namun tidak semua lawan bicaranya dapat menerima
sehingga komunikasi secara umum komunikasinya terganggu.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
10
3) Disartria
Disartria diartikan jenis kelainan / ketidakmampuan bicara yang terjadi akibat adanya
kelumpuhan, kelemahan, kekakuan atau gangguan koordinasi otot alat-alat ucap atau
organ bicara karena adanya kerusakan susunan syaraf pusat. Gangguan ini disebabkan
oleh beberapa keadaan yaitu: akibat spastisitas atau kekakuan otot-otot bicara, lemahnya
otot-otot organ bicara, gangguan koordinasi gerakan-gerakan fonasi, artikulasi dan
resonansi, penurunan gerak dari otot-otot organ bicara terhadap rangsangan dari pusat/
cortex, dan kegagalan bicara karena adanya gerakan yang tidak disengaja
Gangguan-gangguan tersebut di atas dapat mengakibatkan kesulitan bicara,
keterlambatan, putus, putus atau tidak adanya produksi suara atau bicara dengan nada
monoton. Kondisi ini sulit dipahami lawan bicara.
Gambar : bunyi Rr
4)	Disglosia
Disglosia mengandung arti kelainan bicara yang terjadi karena adanya kelainan bentuk
struktur dari organ bicara. Kegagalan tersebut akibat adanya kelainan bentuk dan struktur
organ artikulasi yaitu:
sumbing langitan, tidak sesuai konstruksi gigi atas dan gigi bawah, kelainan anomali
yaitu kelainan atau penyimpangan/cacat bawaan misalnya bentuk lidah yangtebal, tidak
tumbuh atau tali lidah yang pendek
5)	 Dislalia
Yaitu gejala gangguan bicara karena ketidakmampuan dalam memperhatikan bunyi-bunyi
bicara yang diterima, sehingga tidak mampu membentuk konsep bahasa.
Misalnya /makan/ menjadi /kaman/ atau /nakam/
1) Kelainan Nada : gangguan pada frekuensi getaran pita suara pada waktu ponasi yang
berakibat pada gangguan nada yang diucapkan.
C. Gangguan Suara
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
11
2) Kelainan kualitas suara : yaitu gangguan suara yang terjadi karena adanya
ketidaksempurnaan kontak antara pita suara pada saat adduksi, sehingga suara yang
dihasilkan tidak sama dengan suara yang biasanya.Contoh gangguan: suara menjadi
sengau, mengecil atau membesar.
3) Afonia, Yaitu kelainan suara yang diakibatkan ketidakmampuan dalam memproduksi
suara atau tidak dapat bersuara sama sekali karena kelumpuhan pita suara.
Yaitu gangguan bicara dengan ditandai adanya ketidaklancaran pada saat berbicara,
antara lain gagap, yaitu gangguan dalam kelancaran berbicara berupa pengulangan bunyi
atau suku kata, perpanjangan dan ketidakmampuan untuk memulai pengucapan kata,
dan ganguan kelancaran bicara yang ditandai bicara yang sangat cepat, sehingga terjadi
kesalahan artikulasi yang sulit dipahami. dimengerti.
D. Gangguan Irama
Kesulitan bicara pada pasien / anak dengan kebutuhan khusus perlu dikenali dan
dipahami oleh perawat. Perawat harus berusaha memahami komunikasi pasien,
BUKAN pasien yang harus memahami komunikasi Perawat.
Gambar : sentuhan pada pasien
Sentuhan/Berpelukan sebagai salah satu bentuk komunikasi pada pasien kebutuhan khusus
Gambar 4.1
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
12
Kebutuhan khusus adalah suatu kondisi yang memerlukan pemahaman dan perlakuan
secara khusus pada pasien / anak yang mempunyai keterbatasan atau kelainan tertentu.
Gangguan komunikasi yang termasuk dalam kebutuhan khusus adalah gangguan
bicara pada anak sebagai salah satu kelainan yang sering terjadi pada usia presekolah
mencakup gangguan berbicara (3%) dan gagap (1% ). Termasuk penyebab gangguan
bicara pada anak kebutuhan khusus adalah gangguan pendengaran.
Macam-macam gangguan komunikasi pada anak dengan kebutuhan khusus, Secara
umum Ada 4 macam bentuk gangguan komunikasi yaitu gangguan bahasa, gangguan
bicara, gangguan suara dan gangguan irama.
Ganguan bahasa merupakan salah satu jenis kelainan atau gangguan dalam komunikasi
dengan indikasi klien mengalami kesulitan atau kehilangan dalam proses simbolisasi
yang mengakibatkan seseorang tidak mampu memberikan symbol yang diterima dan
sebaliknya tidak mampu mengubah konsep pengertiannya menjadi symbol-simbol yang
dapat dimengerti oleh orang lain.
Bentuk gangguan bahasa adalah keterlambatan dalam perkembangan bahasa dan
afasia.
a.	 Kelambatan perkembangan bahasa antara lain disebabkan keterlambatan 		
	 mental 	intelekktual, tunarungu, afasia congenital , autisme, disfungsi minmal otak 	
	 dan kesulitan belajar.
b.	 Afasia adalah salah satu jenis kelainan bahasa yang disebabkan adanya kerusakan 	
	 pada pusat-pusat bahasa di cortex cerebri. Secara klinis afasia dibedakan menjadi, 	
	 Afasia Sensoris, Afasia Motoris, Afasia Konduktif, dan Afasia Amnestic.
Gangguan bicara Perkembangan bahasa tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan
bicara. Perkembangan bahasa seseorang akan mempengaruhi perkembangan bicara.
Kelainan bicara merupakan salah satu jenis kelainan atau gangguan perilaku komunikasi
yang ditandai dengan adanya kesalahan proses produksi bunyi bicara. Kelainan proses
produksi menyebabkan kesalahan artikulasi baik dalam titik artikulasinya maupun
cara pengucapannya, akibatnya terjadi kesalahan seperti penggantian/substitusi atau
penghilangan. Secara klinis, kelainan bicara dapat dibedakan menjadi beberapa jenis,
yaitu disaudia, dislogia, disartria, displosia dan dislalia.
Gangguan Suara Yaitu salah satu jenis gangguan komunikasi yang disebabkan karena
adanya gangguan pada proses produksi suara, meliputi: gangguan nada, kelainan
kualitas suara dan afonia. .
Gangguan Irama Yaitu gangguan bicara dengan ditandai adanya ketidaklancaran pada
saat berbicara, antara lain gagap dan ganguan kelancaran bicara.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Rangkuman
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
13
Apakah yangb dimaksud anak dengan Kebutuhan khusus?
Sebutkan 4 macam bentuk gangguan komunikasi pada anak dengan 				
kebutuhan khusus! .
Sebutkan 2 bentuk gangguan bahasa secara umum!
Apa yang dimaksud dengan afasia?
Apa yang dimaksud dengan gangguan bicara
Apa saja yang termasuk jenis gangguan bicara?
Apakah yang dimaksud dengan gangguan Suara? .
Apakah yang dimaksud dengan gangguan Irama?
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Evaluasi
Formatif
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
14
1.	 Lakukan pengamatan pada orang disekitar lingkungan Anda yang mengalami 	 	
	 gangguan komunikasi
2.	 Coba pahami bahasa yang mereka gunakan
3.	 Bagaimanakah mereka menyatakan keinginannya baik verbal maupun non verbal? 	
	 Catatlah hasil pengamatan Anda pada buku tugas Anda.
Tugas
Terstruktur
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
15
Buat rangkuman singkat terkait kegiatan belajar 1 didalam buku Anda
Untuk menambah pemahaman Anda, Bacalah referensi lain terkait komunikasi dan
diskusikan dengan rekan sejawat Anda.
1.
2.
Gambar : melakukan tugas
Tugas
Mandiri
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
16
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar
2 diharapkan Anda mampu menerapkan
komunikasi terapeutik dalam melakukan
asuhan keperawatan pada pasien
kebutuhan khusus dengan masalah
mengideraan (gangguan wicara dan
pendengaran).
Kegiatan
Belajar 2
Penerapan Komunikasi Terapeutik Pada Pasien
dengan Gangguan Penginderaan
Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Berdasarkan tujuan pembelajaran pada kegiatan belajar 2 modul ini, maka uraian materi
yang akan dibahas adalah: masalah-masalahkomunikasi pada pasien gangguan wicara dan
pendengaran, teknik-teknik komunikasi terapeutik dan penerapan komunikasi terapeutik
pada pasien dengan gangguan wicara dan pendengaran.
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 2, diharapkan Anda dapat :
1.	 Memahami masalah komunikasi pada pasien gangguan wicara dan pendengaran
2.	 Memilih dan menggunakan teknik-teknik komunikasi terapeutik yang sesuai untuk 	
	 pasien dengan gangguan wicara dan pendengaran
3.	 Menerapkan Komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan wicara dan 		
	pendengaran
Gambar : gangguan bicara dan pendengaran
Pokok-pokok Materi
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
17
Uraian
Materi
Dalam kegiatan belajar 1 modul ini, telah Anda
pelajari tentang macam-macam gangguan
pada pasien yang mengalami gangguan wicara.
Gangguan wicara yang terjadi pada pasien
dengan kebutuhan khusus, bisa bersifat tunggal
gangguan wicara saja, bisa juga merupakan
masalah sekunder karena adanya gangguan
pendengaran, atau dua gangguan terjadi.
Gangguan ini bisa mengakibatkan masalah-
masalah dalam berkomunikasi.
Berikut ini masalah-masalah komunikasi
yang harus dipahami oleh perawat pada saat
berkomunikasi dengan pasien gangguan
wicara / pendengaran.
Gambar : penyampaian informasi
Cobalah bayangkan Bagaimanakah komunikasi yang akan kita lakukan jika kita
menghadapi pasien dengan kebutuhan khusus gangguan wicara dan pendengaran?
1. Masalah komunikasi pada pasien gangguan wicara dan pendengaran
•	 Kesulitan  mengungkapkan pendapat / perasaan
•	 Kesulitan memahami pembicaraan
•	 Kesalahan pesepsi
•	 Kegagalan menyampaian pesan / informasi
•	 Pengulangan kata-kata secara tidak tepat
•	 Kesalahan penggunaan kata-kata / kalimat
•	 Tidak dikenalinya kata-kata yang diucapkan klien oleh lawan bicara
•	 Tidak jelasnya vokal, dll
Sudahbisadibayangkan,betapa sulitnyakomunikasiyangakankitalakukanjikamenghadapi
klien dengan gangguan wicara dan pendengaran. Kita tidak dapat memahami apa maksud
pasien / klien dan diapun tidak paham apa maksud komunikasi perawat. Kondisi ini dapat
menyebabkan frustrasi dan terhambatnya komunikasi.
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 2 dalam modul 4 ini, Anda akan belajar tentang
bagaimana memahami masalah komunikasi pada pasien dengan gangguan wicara dan
pendengaran, memilih dan menggunakan teknik yang tepat serta melatih penerapan
komunikasi pada pasien gangguan wicara dan pendengaran.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
18
Pada saat Anda berkomunikasi dan berinteraksi dengan pasien / klien kebutuhan khusus
karenagangguanwicaraataupendengaran,secaraumumAndatetapharusmemperhatikan
sikap (kehadiran) secara fisik maupun secara psikologis.
Secara fisik Anda harus berhadapan dengan klien, mempertahankan kontak mata,
membungkuk ke arah klien, menjabat tangan klien, mempertahankan sikap terbuka dan
tetap rileks. Jangan frustrasi jika Anda sulit memahami komunikasi klien. Tetap rileks, sabar
dan ikhlas Disamping itu Anda harus memperjelas vokal dengan gerakan mulut / bibir yang
sesuai agar mudah dipahami klien, menggunakan bahasa isyarat yang mudah dipahami,
dan memberikan sentuhan.
Secara Psikologis Anda harus bersikap ikhlas, menghargai, dan empati, serta sikap psikologis
lain yang diperlukan dalam komunikasi.
Gambar : Seseorang yang terkena NAPZA
2. Strategi dan teknik komunikasi terapeutik yang sesuai untuk pasien 			
denggangguan wicara dan pendengaran
Bagaimanakah strategi dan teknik komunikasi pada pasien dengan gangguan wicara dan
pendengaran?
Berikut ini strategi khusus dan teknik komunikasi yang dapat digunakan pada pasien
kebutuhan khusus karena mengalami gangguan wicara dan pendengaran.
•	 Terimalah klien secara utuh.
	 Biarkan mereka tahu bahwa Anda benar-benar menerimnya. Hal. Ini akan 		
	 meningkatkan rasa percaya diri mereka dan akan memberikan pengaruh positif 	
	 dalam berinteraksi dengan orang lain.
•	 Jadilah pendengar yang aktif
	 Biarkan mereka tahu bahwa anda sedang mendengarkan mereka dan anda sangat 	
	 berminat dan ingin tahu apa yang mereka katakan.
•	 Jadikan diri anda teman buat klien, hal ini akan memberikan gambaran bahwa 		
	 Anda adalah bagian dari mereka dan menerima mereka bagian yang tidak		
	 terpisahkan dengan diri Anda.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
19
•	 Pertahankan kontak mata. Kontak mata yang Anda  petahankan memberikan 	 	
	 gambaran bahwa Anda sangat perhatian terhadap klien. Disamping itu dengan 	
	 kontak mata, memungkinkan kita untuk mencoba memahami makna komunikasi 	
	 yang dilakukan klien.
•	 Gunakan bahasa dan gerak tubuh yang sopan. Penggunaan kata-kata yang sopan  	
	 seperti tolong, maaf, terimakasih dll, akan membuat klien berperilaku sopan dan 	
	 membuat mereka merasa dihargai serta merasa penting.
•	 Gunakan kata-kata yang singkat dan jelas
•	 Pengulangan pertanyaan sebelum dapat menjawab yang benar
3. Penerapan Komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan wicara dan 	
pendengaran
Berikut Contoh penerapan Strategi komunikasi pada pasien yang mengalami gangguan
kebutuhan khusus (gangguan wicara dan pendengaran)
Ilustrasi kasus :
Gambar : Ganguan bicara
Seorang anak perempuan usia 10 tahun, tampak duduk menyendiri dan terpisah dari
teman-teman sebayanya. Diketahui bahwa anak tersebut mengalami kesulitan bicara
(gagap) dan fungsi pendengaran yang tidak normal. Anak seperti tertekan, tampak mata
berkaca-kaca seperti mau menangis. Anak tersebut sering diolok-olok temannya karena
tidak bisa berbicara secara normal.
Contoh komunikasi :
Anda sebagai Perawat sudah siap untuk melakukan pertemuan dengan anak, Anda
sudah tahu permasalahan anak dan Anda telah mengidentifikasi diri akan kekuatan dan
kelemahan sendiri.
(Mahasiswa membuat SP Komunikasi sebelum interaksi)
Fase Pra Interaksi :
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
20
•	 Tampak duduk menyendiri dan terpisah dari teman-teman sebayanya.
•	 Anak mengalami kesulitan bicara (gagap)
•	 Terdapat gangguan fungsi pendengaran
•	 Anak tampak seperti tertekan,
•	 Mata berkaca-kaca seperti mau menangis.
Tujuan Asuhan Keperawatan:
1.	 Harga diri anak meningkat
2.	 Anak mampu melakukan proses adaptasi dengan Komunikasi dan interaksi 		
	 efektif dengan orang lain
P 	 : Selamat pagi sayang, assalamu’alaikum (Mengulurkan tangan, mendekat pada 	
	 anak dan duduk disampingnya)
K 	 : Jawaban salam klien
P 	 : Apa yang kamu rasakan sayang? (sambil memegang bahu anak)
K 	 : Respon klien terkait perasaannya
P 	 : Saya akan mengajak kamu bermain…. ..
	 Permainan apa yang kamu suka? .
K 	 : Respon klien (memilih bermain ular tangga)
P 	 : Kamu mau main dimana?
K 	 : Respon klien (disini)
Kondisi Klien:
Diagnosis Keperawatan:
1.	 Gangguan komunikasi verbal
2.	 Isolasi sosial
Rencana Keperawatan:
1.	 Meningkatkan harga diri anak
2.	 Membantu meningkatkan kemampuan komunikasi verbal dan non verbal yang 		
	 mudah dipahami
Strategi Pelaksanaan (SP) Komunikasi:
Fase Orientasi :	 (salam terapeutik, evaluasi / validasi dan kontrak)
P 	 : (Melakukan permainan ular tangga). Sambil bermain perawat menggali			
	 kelebihan anak
	 sebagai potensi yang dapat dikembangkan.
K 	 : Respon terkait dengan pertanyaan perawat
P 	 : Kamu harus yakin bahwa kamu mempunyai kepandaian yang dapat kamu 		
	 banggakan dihadapan teman-temanmu. (Perawat terus menerus 				
membesarkan hati klien, mengajak dia bicara, menerima apa adanya dan 		
	 bersahabat dengan klien)
K	 : respon klien
P 	 : Terimakasih kamu telah menemani saya bermain ular tangga.
Fase Kerja (Tekait permaianan bersama yang dilakukan)
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
21
Gambar : dengarkan pasien
Anak dengan kebutuhan khusus harus dipahami komunikasi dan kebutuhannya. Bantulah
dia beradaptasi, tingkatkan harga dirinya dan berikan mereka perhatian khusus
P	 : Bagaimana perasaan kamu sekarang? (sambil memegang bahu anak)
K 	 : Respon klien
P 	 : Jelaskan apa yang membuat kamu sedih tadi? Apa yang kamu miliki			
	 sebagai kelebihanmu?
K 	 : Respon Klien
P 	 : Permisi ya, ibu akan kembali ke kamu dan kita bahas permasalahan kamu 		
	 dengan teman-temanmu. Selamat siang.
K 	 : Respon klien
Fase Terminasi :
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
22
Sangat sulit berkomunikasi dengan klien yang mengalami gangguan wicara dan
pendengaran. Kita tidak dapat memahami apa maksud pasien / klien dan diapun tidak
paham apa maksud komunikasi perawat. Kondisi ini dapat menyebabkan frustrasi dan
terhambatnya komunikasi.
Gangguan wicara yang terjadi pada pasien dengan kebutuhan khusus, bisa bersifat
tunggal gangguan wicara saja, bisa juga merupakan masalah sekunder karena adanya
gangguan pendengaran, atau dua gangguan terjadi. Gangguan ini bisa mengakibatkan
masalah-masalah dalam berkomunikasi.
Masalah-masalahkomunikasiyangharusdipahamiolehperawatpadasaatberkomunikasi
dengan pasien gangguan wicara / pendengaran.
•	 Kesulitan  mengungkapkan pendapat / perasaan
•	 Kesulitan memahami pembicaraan
•	 Kesalahan pesepsi
•	 Kegagalan menyampaian pesan / informasi
•	 Pengulangan kata-kata secara tidak tepat
•	 Kesalahan penggunaan kata-kata / kalimat
•	 Tidak dikenalinya kata-kata yang diucapkan klien oleh lawan bicara
•	 Tidak jelasnya vokal, dll
Pada saat berkomunikasi dan berinteraksi dengan pasien / klien kebutuhan khusus
karena gangguan wicara atau pendengaran, secara umum harus tetap memperhatikan
sikap (kehadiran) secara fisik maupun secara psikologis.Secara fisik harus berhadapan
dengan klien, mempertahankan kontak mata, membungkuk ke arah klien, menjabat
tangan klien, mempertahankan sikap terbuka dan tetap rileks. Jangan frustrasi jika
Anda sulit memahami komunikasi klien. Tetap rileks, sabar dan ikhlas Disamping itu
Anda harus memperjelas vokal dengan gerakan mulut / bibir yang sesuai agar mudah
dipahami klien, menggunakan bahasa isyarat yang mudah dipahami, dan memberikan
sentuhan sedangkan Secara Psikologis harus bersikap ikhlas, menghargai, dan empati,
serta sikap psikologis lain yang diperlukan dalam komunikasi.
Strategi khusus dan teknik komunikasi yang dapat digunakan pada pasien kebutuhan
khusus karena mengalami gangguan wicara dan pendengaran yaitu: Terimalah klien
secarautuh,jadilahpendengaryangaktif,jadikandiriandatemanbuatklien,pertahankan
kontak mata, gunakan bahasa dan gerak tubuh yang sopan, kata-kata yang singkat dan
jelas, serta lakukan Pengulangan pertanyaan sebelum dapat menjawab yang benar
Dalam setiap aktivitas komunikasi termasuk pada pasien dengan gangguan wicara
dan pendengaran harus melalui fase-fase mulai dari menyiapkan diri (pra orientasi),
orientasi, kerja dan terminasi. Membuat Strategi Pelaksanaan (SP) Komunikasi sebelum
berlatih interaksi dengan klien adalah hal yang penting karena dapat membantu perawat
untuk berinteraksi secara efektif dengan klien.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Rangkuman
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
23
Jelaskan kenapa berkomunikasi dengan klien yang mengalami gangguan wicara dan
pendengaran dapat menyebabkan frustrasi?
Apa sajakah masalah-masalah komunikasi yang harus dipahami oleh perawat pada saat
berkomunikasi dengan pasien gangguan wicara / pendengaran?
ApakahSikap(kehadiran)secarafisikyangharusdiperhatikanperawatsaatberkomunikasi
dengan klien dengan gangguan wicara atau pendengaran?
Apakah sikap Psikologis perawat saat berkomunikasi?
Apakah strategi khusus dan teknik komunikasi yang dapat digunakan pada pasien
kebutuhan khusus karena mengalami gangguan wicara dan pendengaran?
1.
2.
3.
4.
5.
Evaluasi
Formatif
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
24
1. Lakukan latihan untuk mempraktekkan penggunaan komunikasi terapeutik pada	 	
pasien dengan gangguan wicara dan pendengaran
2. Gunakan skenario pada SP komunikasi yang ada di kegiatan belajar 2 di atas dan 		
berlatihlah secara bergantian dengan teman Anda.
3. Mintalah teman Anda memberikan koreksi atas komunikasi Anda baik verbal 		
maupun non verbal.
Tugas
Terstruktur
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
25
Lakukan latihan secara terus menerus untuk berkomunikasi terapeutik pada 		 	
klien gangguan wicara atau pendengaran
Pahamilah komunikasi yang mereka gunakan
Gunakan tahap-tahap hubungan / komunikasi terapeutik dalam setiap interaksi
Diskusikan dengan teman setiap anda mengalami kesulitan.
1.
2.
3.
4.
Tugas
Mandiri
Gambar : melakukan tugas
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
26
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar
3 diharapkan Anda mampu menerapkan
komunikasi terapeutik dalam melakukan
asuhan keperawatan pada pasien dengan
gangguan perilaku.
Kegiatan
Belajar 3
Penerapan Komunikasi Terapeutik Pada Pasien
dengan Gangguan Perilaku
Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Berdasarkan tujuan pada kegiatan belajar 3 dalam modul 4 ini, maka berikut akan diuraikan
secara berurutan tentang pengertian gangguan perilaku, karakteristik gangguan perilaku,
masalah-masalah klien dengan gangguan perilaku, teknik dan strategi komunikasi pada
klien gangguan komunikasi dan Penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan
gangguan perilaku.
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 3 diharapkan Anda dapat :
1.	 Menjelaskan gangguan perilaku
2.	 Mengidentifikasi gangguan perilaku yang memerlukan kebutuhan khusus
3.	 Memahami masalah komunikasi pada pasien gangguan gangguan perilaku
4.	 Memilih dan menggunakan teknik-teknik komunikasi terapeutik yang sesuai 		
	 untuk pasien dengan gangguan perilaku
5.	 Menerapkan Komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan perilaku
Gambar : gangguan perilaku
Pokok-pokok Materi
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
27
Uraian
Materi
Dewasa ini Perkembangan Anak berkebutuhan
Khusus seperti autisme dan hiperaktif semakin
mengkhawatirkan mengingat sampai saat
ini penyebab Autisme masih misterius. Krisis
sosialisasi merupakan hal menonjol bagi anak
penderita autis maupun hiperaktif. Jumlah anak
Autis semakin besar. Mulai tahun 90 –an jumlah
anak yang mengalami gangguan autis semakin
meningkat dan ini tentunya memerlukan
perhatiankhususdarikitasemua.Autismedapat
terjadi pada siapa saja, dengan perbandingan
antara anak laki laki dan anak perempuan yang
mengalami gangguan tersebut adalah 4 : 1.
Kata Autisme berasal dari bahasa Yunani
“auto” berarti sendiri. Iatilah ini ditujukan
pada seeorang yang menunjukkan gejala
“hidup dalam dunianya sendiri”. Pada
umumnya penderita Autisma mengacuhkanGambar : Autis
Pernahkah Anda melihat seorang anak yang tidak bisa duduk diam, selalu bergerak, tidak
bisa duduk tenang, memanjat, melempar, bahkan lari-lari ke jalan raya?
1. Definisi Gangguan Perilaku (Autis & Hiperaktif)
suara, penglihatan ataupun kejadian yang melibatkan mereka. Jika ada reaksi biasanya
reaksi ini tidak sesuai dengan situasi atau malahan tidak ada reaksi sama sekali. Mereka
menghindari atau tidak berespon terhadap kontak sosial (pandangan mata, sentuhan kasih
sayang, bermain dengan anak lain dan sebagianya).
Itulah gangguan perilaku pada anak yang secara khusus harus mendapatkan perhatian
khusus dan penangannan secara khusus.
Apakah yang harus dilakukan perawat jika kita menghadapi anak dengan gangguan perilaku?
Sebelum diuraikan tentang penerapan komunikasi terapeutik pada anak kebutuhan khusus
karenagangguanperilaku,akandiuraikanlebihdulutentanghal-halterkaitdengangangguan
perilaku autis / hiperaktif yaitu definisi, karakteristik gangguan perilaku, memahami masalah
komunikasi anak dengan gangguan komunikasi, dan teknik serta strategi komunikasi pada
anak dengan gangguan perilaku.
Secara khusus gangguan perilaku yang akan di bahas dalam kegitan belajar ini adalah
hiperaktif / autis karena mempunyai karakteristik yang hampir sama.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
28
Autis (Autism/Autisme/Autisma) merupakan gangguan perkembangan neurobiologis yang
berat, yang timbul dalam 3 (tiga) tahun pertama kehidupan anak. Gejala-gejala bisa terlihat
sejak beberapa hari/minggu setelah bayi lahir, atau beberapa bulan kemudian setelah
tahap-tahap perkembangan yang seharusnya ada tetapi tidak dicapai oleh batita yang
bersangkutan. Ada juga anak-anak yang mula-mula perkembangannya tampak normal,
tetapi kemudian terjadi kemunduran pada umur 18 bulan, yaitu berbagai kemampuan yang
tadinya sudah ada tidak bisa berkembang dan kemudian menghilang.
Gambar : Hiperaktif
2. Karakteristik Gangguan Perilaku
Autis merupakan kelainan perilaku dimana penderita hanya tertarik pada aktivitas
mentalnya sendiri dan tidak mampu membentuk hubungan sosial atau komunikasi
Sedangkan Hiperaktif adalah defisit perhatian yang ditandai dengan sikap kurang
memperhatikan, overaktif dan impulsif. Gambaran penting gangguan pemusatan perhatian
adalah pola persisten tidak perhatian dan atau hiperaktivitas serta impulsivitas.
Gangguan perilaku, baik autis maupun hiperaktif sama-sama mempunyai ketidakmampuan
dalam membentuk hubungan sosial dan berkomunikasi. Mereka memerlukan kebutuhan
khusus untuk bisa berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang lain
Gangguan perilaku (autis) ditandai dengan tiga gejala utama, yaitu gangguan interaksi
sosial, gangguan komunikasi, dan gangguan perilaku. Gangguan perilaku yang terjadi
berupa kurangnya interaksi sosial, menghindari kontak mata, serta kesulitan dalam
bahasa. Anak dengan autis menunjukkan gejala kesulitan berhubungan dengan orang
lain, mengisolasi diri, perilaku yang tidak biasa dan cara berkomunikasi yang aneh
A. Autis
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
29
Menurut Power (1989) karakteristik anak dengan autisme  ada 6 gangguan spesifik yang
mulai tampak sejak lahir atau saat masih kecil; dan biasanya sebelum anak berusia 3
tahun dalam bidang:
Interaksi sosial, anak menunjukkan perilaku menolak / menghindar tatap muka.
Tidak menoleh bila dipanggil, sehingga sering diduga tuli. Merasa tidak senang atau
menolak dipeluk. Bila menginginkan sesuatu, menarik tangan orang yang terdekat
dan berharap orang tersebut melakukan sesuatu untuknya.
Komunikasi (bahasa dan bicara), anak menggunakan bahasa tubuh dan hanya dapat
berkomunikasi dalam waktu singkat. Menggunakan Kata-kata yang tidak dapat 	
dimengerti orang lain (“bahasa planet”)
Perilaku-Emosi, senang kerapian, harus menempatkan barang tertentu pada
tempatnya. Anak dapat terlihat hiperaktif misalnya bila masuk dalam rumah yang baru
pertama kali ia datang, ia akan membuka semua pintu, berjalan kesana kemari, berlari-
lari tak tentu arah. Mengulang suatu gerakan tertentu (menggerakkan tangannya
seperti burung terbang). Ia juga sering menyakiti diri sendiri seperti memukul kepala
atau membenturkan kepala di dinding. Dapat menjadi sangat hiperaktif atau sangat
pasif (pendiam), duduk diam bengong dengan tatap mata kosong. Sangat menaruh
perhatian pada satu benda, ide, aktifitas ataupun orang. Dapat sangat agresif ke orang
lain atau dirinya sendiri. Anak dapat pula mengalami Gangguan tidur, gangguan makan
dan gangguan perilaku lainnya. Gangguan perasaan dan emosi dapat pula dilihat dari
perilaku tertawa-tawa sendiri, menangis atau marah tanpa sebab nyata. Marah tanpa
alasan yang jelas dan sering ngamuk tak terkendali (temper tantrum), terutama bila
tidak mendapatkan sesuatu yang diinginkan bahkan bisa menjadi agresif, merusak.
Tidak dapat berbagi perasaan (empati) dengan anak lain.
Gambar : interaksi pola bermain
1.
2.
3.
Pola Bermain, sangat monoton dan aneh misalnya menderetkan sabut menjadi satu
deretan yang panjang, memutar ban pada mainan mobil dan mengamati dengan
seksama dalam jangka waktu lama. Ada kelekatan dengan benda tertentu seperti,
kertas, gambar, kartu atau guling, terus dipegang dibawa kemana saja dia pergi. Bila
senang satu mainan tidak mau mainanya lainnya. Lebih menyukai benda yang kurang
menarik seperti, botol, gelang karet, baterai atau benda lainnya. Bermain tidak spontan
dan tidak berimajinasi dengan baik. Tidak dapat meniru tindakan temannya dan tidak
dapat memulai permainan yang bersifat pura-pura. Sering memperhatikan jari-jarinya
sendiri, kipas angin yang berputar atau angin yang bergerak.
4.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
30
3. Masalah Komunikasi pada Anak dengan Gangguan Perilaku (Autis)
•	 Gelisah dan tidak dapat diam dan sukar untuk duduk diam walaupun	 	 	
	 diperintahkan demikian.
•	 Perhatian mudah teralihkan dengan rangsangan yang sedikit.
•	 Sukar untuk menunggu giliran dalam permainan atau ketika belajar di kelas.
•	 Langsung menjawab pertanyaan yang belum selesai di ucapkan.
•	 Sukar mengikuti instruksi yang beruntun
•	 Sukar menyimak dan menyulitkan dalam permainan.
•	 Sering beralih dari satu aktifitas yang belum diselesaikan ke aktifitas yang lain.
•	 Sukar untuk bermain dengan tenang.
•	 Sering menyela pembicaraan orang lain atau kegiatan orang lain.
•	 Waktu diajak bicara, ekspresi wajah seperti ekspresi tidak sedang mendengarkan.
•	 Sering kehilangan benda-benda penting, misal alat-alat keperluan sekolah.
•	 Banyak bicara.
•	 Melakukan kegiatan-kegaiatan yang berbahaya tanpa memikirkan akibatnya.
a. Bayi Autistik menununjukkan adanya gangguan awal komunikasi dengan 			
lingkungannya, antara lain:
Gangguan sensorik dan motorik, Gangguan dalam persepsi sensori meliputi perasaan
sensitif terhadap cahaya, pendengaran, sentuhan, penciuman dan rasa (lidah) dari
mulai ringan sampai berat. Menggigit, menjilat atau mencium mainan atau benda apa
saja. Bila mendengar suara keras, menutup telinga. Menangis setiap dicuci rambutnya,
merasa tidak nyaman bila diberi pakaian tertentu, tidak menyukai rabaan atau pelukan,
bila digendong sering merosot atau melepaskan diri dari pelukan
Perkembangan terlambat atau tidak normal, hal ini terjadi karena anak mengalami
gangguan kognitif dan hidup dengan dunianya sendiri sehingga stimulus eksternal
sebagai fasilitas untuk pengembangan diri tidak bisa dimanfaatkan dengan baik.
5.
6.
b. Hiperaktif
•	 Tidak berespon terhadap penglihatan/suara dari orang lain
•	 Tidak ada senyum sosial
•	 Tidak ada perasaan senang bila berada di dekat Ibunya
•	 Tidak mau berusaha menggapai seseorang secara fisik
•	 Tidak ada reaksi terhadap orang lain, perilaku bayi ini sering disalah artikan 	 	
	 sebagai “bayi yang penurut”
Pada usia yang agak besar, maka anak tidak ada kegiatan berimajinasi, suara abnormal
(volume nada) dan isi pembicaraan sering terbalik, adanya echolalia serta menggunakan
bahasanya sendiri.
Pengenalan dini tidak berkembangnya komunikasi bayi diawal kehidupannya penting bagi
perawat sebagai salah satu cara identifikasi dini gangguan perilaku
(autis atau hiperaktif).
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
31
Gambar : World auisem awarned day
b. Gangguan dalam komunikasi verbal maupun nonverbal meliputi:
•	 Ketidakmampuan berbahasa mengalami keterlambatan atau sama sekali 	 	
	 tidak dapat berbicara.
•	 Menggunakan kata-kata tanpa menghubungkannya dengan arti yang 	 	 	
	 lazim digunakan.
•	 Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa tubuh dan hanya dapat	 	 	
berkomunikasi dalam waktu singkat.
•	 Kata-kata yang tidak dapat dimengerti orang lain (“bahasa planet”).
•	 Tidak mengerti atau tidak menggunakan kata-kata dalam konteks yang sesuai.
•	 Ekolalia (meniru atau membeo), menirukan kata, kalimat atau lagu tanpa 	 	
	 tahu artinya. Bicaranya monoton seperti robot.
•	 Bicara sendiri dan mimik datar.
4. Teknik dan Strategi Komunikasi pada Anak dengan Gangguan Perilaku
(Autis / hiperaktif).
Adanya gangguan spesifik pada kemampuan interaksi dan komunikasi pada anak autis
atau hiperatif, memerlukan kemampuan perawat untuk memilih dan menggunakan
strategi yang tepat untuk meningkatkan kemampuan anak dengan kebutuhan khusus
(autis atau hiperatif). Perawat, orang tua atau orang dewasa lain harus menunjukkan
kesabaran yang tinggi waktu berkomunikasi dan berinteraksi.
Teknik komunikasi terapeutik apa sajakah yang efektif digunakan pada anak dengan
kebutuhan khusus karena autis atau hiperaktif?
Komunikasi dengan anak yang mengalami kerusakan hubungan sosial atau kerusakan
komunikasi verbal karena autis atau hiperatif, perlu selektif dalam memilih teknik
karena ada hal-hal yang tidak disenangi anak. Komunikasi bisa dilakukan secara verbal
maupun non verbal. Pada prinsipnya komunikasi yang dilakukan bertujuan untuk
mempertahankan kenyamanan dan keselamatan klien, serta menjaga interaksi dan
memperbaiki kerusakan komunikasi.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
32
•	 Ketidakmampuan berbahasa mengalami keterlambatan atau sama sekali 	 	
	 tidak dapat berbicara.
•	 Menggunakan kata-kata tanpa menghubungkannya dengan arti yang 	 	 	
	 lazim digunakan.
•	 Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa tubuh dan hanya dapat	 	 	
berkomunikasi dalam waktu singkat.
•	 Kata-kata yang tidak dapat dimengerti orang lain (“bahasa planet”).
•	 Tidak mengerti atau tidak menggunakan kata-kata dalam konteks yang sesuai.
•	 Ekolalia (meniru atau membeo), menirukan kata, kalimat atau lagu tanpa 	 	
	 tahu artinya. Bicaranya monoton seperti robot.
•	 Bicara sendiri dan mimik datar.
Komunikasi Non Verbal (Bahasa Tubuh) dan sikap:
•	 Pertanyaan sederhana atau tertutup, karena anak / klien sangat tidak koorperatif
•	 Mengulang pembicaraan yang kurang jelas
•	 Memperjelas ungkap verbal anak
•	 Jangan  berbicara sambil berjalan.
•	 Bicara singkat dan jelas sesuai kemampuan menerima anak
•	 Memfokuskan, dll yang sesuai dengan kondisi anak
Komunikasi Verbal dan teknik komunikasi yang digunakan
5. Penerapan Strategi Komunikasi Terapeutik pada Anak dengan Gangguan		
Perilaku (Autis)
Berikut Contoh penerapan Strategi komunikasi pada pasien yang mengalami gangguan
kebutuhan khusus (gangguan wicara dan pendengaran)
Ilustrasi kasus :
Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun diantar ibunya ke rumah sakit untuk konsultasi
karena mencurigai adanya gangguan perilaku pada anak. Menurut ibu, anaknya tidak
bisa duduk diam, sering lari-lari ke jalan raya, memanjat tembok atau pohon tanpa rasa
khawatir, dan tampak selalu gelisah. Saat pengkajian tampak anak selalu gelisah / tidak
bisa duduk diam, tidak ada kontak mata dan tidak respon dengan panggilan.
Contoh komunikasi :
Anda sebagai Perawat sudah siap untuk melakukan pertemuan dengan orang tua dan
anak. Anda sudah tahu permasalahan anak dan Anda telah mengidentifikasi diri akan
kekuatan dan kelemahan sendiri.
(Mahasiswa membuat SP Komunikasi sebelum interaksi)
Fase Pra Interaksi :
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
33
•	 Tidak bisa duduk tenang dan selalu gelisah, tidak ada kontak mata dan tidak	 	
	 berrespon ketika dipanggil namanya.
•	 Menurut ibumya, anak sering manjat tembok, pohon atau lari ke jalan raya.
Kondisi Klien:
1.	 Kerusakan komunikasi verbal
2.	 Resiko cidera fisik
Diagnosis Keperawatan:
1.	 Meningkatkan kemampuan anak untuk mengenal komunikasinya
2.	 Meningkatkan kemampuan mengontrol perilaku dan mencegah trauma / cidera fisik
Rencana Keperawatan:
1.	 Mampu mengenal komunikasi
2.	 Tidak terjadi cidera fisik
Tujuan Asuhan Keperawatan:
Pelaksanaan (SP) Komunikasi:
P 	 : Selamat pagi sayang, assalamu’alaikum (Mengulurkan tangan, mendekat pada
	 anak dan duduk disampingnya)
K 	 : Respon klien
P 	 : Apa yang kamu rasakan sayang? (sambil memegang bahu anak)
K 	 : Respon klien
P 	 : Apa mau bermain dengan saya? .
	 Mana yang kamu suka? (sambil menunjukkan pilihan permainan)
K 	 : Respon klien (memilih bermain ular tangga)
P 	 : Main di sini saja ya?
K 	 : Respon klien
Fase Orientasi :	 (salam terapeutik, evaluasi / validasi dan kontrak)
Fase Kerja (Tekait permaianan bersama yang dilakukan)
P 	 : Mengamati perilaku anak bermain sambil mengajak bermain bersama ibunya.
K 	 : Respon klien terkait permainan
P 	 : Apa kamu senang permainannya?
K	 : respon klien
P 	 : Lanjutkan kalau kamu senang
Fase Terminasi :
P	 : Bagaimana perasaan kamu sekarang? (sambil memegang bahu anak)
K 	 : Respon klien
P 	 : Senang ya?
K 	 : Respon Klien
P 	 : Permainan mu sudah selesai ya, sekarang ayo duduk dekat ibu. Nanti dilanjutkan di
	 rumah bersama ibu. Selamat siang. (meminta jabatan tangan dengan anak)
K 	 : Respon klien
Anak dengan kebutuhan khusus harus dipahami komunikasi dan kebutuhannya. Bantulah
dia beradaptasi dan berikan perhatian khusus dengan penuh kesabaran dan keikhlasan
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
34
Autis (Autism/Autisme/Autisma) merupakan gangguan perkembangan neurobiologis
yang berat dimana individu tertarik pada aktivitas mentalnya sendiri, yang timbul dalam
3 (tiga) tahun pertama kehidupan anak, ditandai dengan gangguan interaksi, komunikasi
dan perilaku.. Sedangkan hiperaktif adalah defisit perhatian yang ditandai dengan
sikap kurang memperhatikan, overaktif dan impulsif. Gambaran penting gangguan
pemusatan perhatian adalah pola persisten tidak perhatian dan atau hiperaktivitas serta
impulsivitas. Gangguan perilaku, baik autis maupun hiperaktif sama-sama mempunyai
ketidakmampuan dalam membentuk hubungan sosial dan berkomunikasi. Mereka
memerlukan kebutuhan khusus untuk bisa berkomunikasi atau berinteraksi dengan
orang lain
Karakteristik Gangguan Perilaku
a. Autis
Gangguan perilaku (autis) ditandai dengan tiga gejala utama, yaitu gangguan interaksi
sosial, gangguan komunikasi, dan gangguan perilaku. Gangguan perilaku yang terjadi
berupa kurangnya interaksi sosial, menghindari kontak mata, serta kesulitan dalam
bahasa. Anak dengan autis menunjukkan gejala kesulitan berhubungan dengan orang
lain, mengisolasi diri, perilaku yang tidak biasa dan cara berkomunikasi yang aneh
Menurut Power (1989) karakteristik anak dengan autisme  ada 6 gangguan spesifik yang
mulai tampak sejak lahir atau saat masih kecil; dan biasanya sebelum anak berusia 3
tahun dalam bidang:Interaksi sosial, Komunikasi (bahasa dan bicara), Perilaku-Emosi,
Pola Bermain, Gangguan sensorik dan motorik, dan Perkembangan terlambat atau tidak
normal.
b. Hiperaktif,
karakteristik berfokus pada ketidakadaan perhatian / gangguan pemusatan perhatian
dan komunikasi. Klien selalu bergerak dan tidak bisa diam.
Masalah Komunikasi pada Anak dengan Gangguan Perilaku (Autis)
a. Bayi Autistik menununjukkan adanya gangguan awal komunikasi dengan 			
lingkungannya, antara lain:
•	 Tidak berespon terhadap penglihatan/suara dari orang lain
•	 Tidak ada senyum sosial
•	 Tidak ada perasaan senang bila berada di dekat Ibunya
•	 Tidak mau berusaha menggapai seseorang secara fisik
•	 Tidak ada reaksi terhadap orang lain, perilaku bayi ini sering disalah artikan 	 	
	 sebagai “bayi yang penurut”
b.	 Pada usia yang agak besar, maka anak tidak ada kegiatan berimajinasi, 			
	 suara abnormal (volume nada) dan isi pembicaraan sering terbalik, adanya 		
	 echolalia serta menggunakan bahasanya sendiri.
1.
2.
3.
Rangkuman
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
35
c.	 Gangguan dalam komunikasi verbal maupun nonverbal meliputi:
•	 Ketidakmampuan berbahasa menggunakan kata-kata tidak lazim dan tidak 	 	
	 dimengerti orang lain, menggunakan bahasa tubuh dan hanya dapat			
	 berkomunikasi dalam waktu singkat.
•	 Ekolalia (meniru atau membeo), menirukan kata, kalimat atau lagu tanpa tahu 	 	
	 artinya. Bicaranya monoton seperti robot.
•	 Bicara sendiri dan mimik datar.
Adanya gangguan spesifik pada kemampuan interaksi dan komunikasi pada anak autis
atau hiperatif, memerlukan kemampuan perawat untuk memilih dan menggunakan
strategi yang tepat untuk meningkatkan kemampuan anak dengan kebutuhan khusus
(autis atau hiperatif). Perawat, orang tua atau orang dewasa lain harus menunjukkan
kesabaran yang tinggi waktu berkomunikasi dan berinteraksi. Perlu selektif dalam
memilih teknik karena ada hal-hal yang tidak disenangi anak. Komunikasi bisa dilakukan
secara verbal maupun non verbal. Pada prinsipnya komunikasi yang dilakukan bertujuan
untuk mempertahankan kenyamanan dan keselamatan klien, serta menjaga interaksi
dan memperbaiki kerusakan komunikasi.
Penerapan Strategi Komunikasi Terapeutik pada Anak dengan Gangguan Perilaku (Autis)
Penggunaan strategi komunikasi dan teknik-teknik komunikasi terapeutik dalam
berinteraksi dengan klien. Perawat harus selalu menyiapkan diri sebelum berinteraksi
denganStrategi komunikasi spesifik sesuai masalah dan kondisi klien.
4.
5.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
36
Identifikasi gangguan perilaku anak dengan autis
Identifikasi gangguan perilaku anak dengan hiperaktif
Seorang Anak usia 6 tahun, saat ini sudah sekolah kelas 1 SD. Menurut guru sekolahnya,
bila di kelas anak banyak bicara (talk excessively), tidak perhatian bila guru menerangkan,
Jika waktu istirahat, Robert sering memanjat tembok sekolah,dan lari lari ke jalan raya.
Jika ditegur oleh guru, biasanya Robert akan tampak merasa kesal , menendang kursi,
melempar tas dan memporakporandakan isinya.
a.	 Identifikasi perilaku terkait dengan gangguan komunikasi pada anak
b.	 Identifikasi perilaku terkait gangguan psikomotor
Berdasarkan ilustrasi kasus pada soal no 3 di atas, Apakah Diagnosa keperawatan yang
tepat pada anak tersebut?
A.	 Resiko cidera fisik
B.	 Gangguan motorik
C.	 Gangguan konsep diri
D.	 Koping individu tidak efektif
E.	 Ketidakmampuan mengontrol perilaku
Saat interaksi dengan anak dengan hiperaktif perawat berkata: „bagaimana perasaanmu
saat ini? Saya lihat kamu gelisah, ada yang bisa saya bantu?
Apakah fase komunikasi yang sedang terjadi pada kasus di atas?
A.	 Fase perkenalan
B.	 Fase Pra interaksi
C.	 Fase orientasi
D.	 Fase kerja
E.	 Fase Terminasi
1.
2.
3.
4.
5.
Evaluasi
Formatif
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
37
1.	 Carilah kasus autis
2.	 Identifikasi gangguan perilaku yang terjadi
3.	 Buatlah ilustrasi kasus anak dengan autis
4.	 Buatlah SP Komunikasi sesuai dengan fase-fase orientasi. Kerja dan terminasi.
5.	 Diskusikan dengan teman Anda dan Konsultasikan SP komunikasi yang Anda 		
	 buat kepada fasilitator / tutor jika mengalami kesulitan.
6.	 Selanjutnya lakukan role play (bermain peran) dengan teman Anda untuk 		
	 menerapkan teknik-teknik komunikasi sesuai SP komunikasi yang telah Anda buat.
7.	 Mintalah tutor Anda memberikan penilaian terhadap penampilan Anda dalam 		
	 bermain peran dalam perawatan anak autis.
Tugas
Terstruktur
Kondisi Klien 		 :
Diagnosis Keperawatan	 :
Tujuan Keperawatan 	 :	
SP Komunikasi		 :
Fase Orientasi		 :
…………………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………………..
Fase Kerja :
…………………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………………..
Fase Terminasi :
Evaluasi subyektif dan obyektif …………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………………………………………………...
Rencana tidak lanjut ...................…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………………………………………………...
Kontrak yang akan datang .........…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………………………………………………...
STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
38
Tugas
Mandiri
Buat rangkuman singkat terkait kegiatan belajar 1 didalam buku Anda
Untuk menambah pemahaman diskusikan dengan rekan sejawat Anda hasil membaca
Anda dalam mengenal karakteristik gangguan perilaku.
1.
2.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
39
Buat Strategi Pelaksanaan (SP) Komunikasi dalam rangka pengkajian data keperawatan
dengan format yang telah disediakan.
Diskusikan dengan teman Anda dan Konsultasikan SP komunikasi yang Anda buat
kepada fasilitator / tutor jika mengalami kesulitan.
Lakukan role play (bermain peran) dengan teman Anda untuk menerapkan teknik-teknik
dan sikap komunikasi terapeutik secara bergantian.
Mintalah teman / tutor Anda memberikan penilaian terhadap penampilan Anda dalam
bermain peran konseling dalam keperawatan.
1.
2.
3.
4.
Tugas akhir terstruktur
Seorang anak berusia 5 tahun dibawa orang tua ke RS karena menunjukkan gejala perilaku
yang aneh. Menurut ibu anak asyik dengan “dunia” nya sendiri, tidak ada interaksi dan
komunikasi dengan orang lain dan lingkungannya. Anak lebih senang main sendiri daripana
bersama teman sebayanya.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
40
Tugas Akhir
Mandiri
Lakukan latihan terus menerus untuk mengamati gangguan perilaku anak 	 	 	
autis dan hiperaktif serta catat dalam buku tugas Anda
Lakukan latihan komunikasi untuk menggali masalah klien dan membantu mengatasi
gangguan perilaku yang terjadi. Sebelumnya buat lebih dulu SP Komunikasi sesuai
format.
1.
2.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
41
A.	 Bagaimana perasaan kamu sekarang? (sambil memegang bahu anak)
B.	 Saya lihat kamu tampak bersedih, Apa yang membuatmu bersedih?
C.	 Kamu tidak perlu bersedih lagi karena sekarang saya menjadi sahabatmu
D.	 Saya akan kembali lagi untuk bermain bersama kamu
E.	 Jelaskan kepada saya kenapa kamu menyendiri dan menangis
Bagaimanakah respon komunikasi verbal selanjutnya yang harus dilakukan perawat?
5.
A.	 Fase pra Orientasi
B.	 Fase orientasi
C.	 Fase interaksi
D.	 Fase kerja
E.	 Fase terminasi
Dody adalah anak laki-laki berusia 2 tahun dan masih belum bisa berbicara. Dia
dapat mengatakan beberapa kata, namun dibandingkan teman sebayanya dia jauh
ketinggalan. Berikut komunikasi antara orang tua anak kepada perawat,
Orang tua anak 	 :“Banyak orang tua ragu untuk mencari bantuan karena 		
				 mereka yakin bahwa anaknya kelak akan bisa berbicara. 		
				 Sayapun demikian, saya yakin anak saya normal”
Perawat 		 : Mendengarkan sambil memperhatian
Pada fase apakah proses komunikasi yang terjadi antara orang tua dan perawat?
6.
A.	Kemarahan
B.	Hiperaktif
C.	Autistik
D.	 Gangguan emosi
E.	 Perilaku tidak efektif
Seorang anak laki-laki berusia 9 tahun dibawa ibunya untuk konsultasi di Poli jiwa
karena menunjukkan perilaku sering marah-marah. Jika dia merasa kesal maka akan
menendang, melempar barang-barang yang ada disekitarnya. Anak suka menantang
dan tiba-tiba lari dan manjat tembok.
Apakah gangguan perilaku yang terjadi pada anak sehingga termasuk anak dgn
kebutuhan khusus?
7.
A.	 Fase pra Orientasi
B.	 Fase orientasi
C.	 Fase interaksi
D.	 Fase kerja
E.	 Fase terminasi
Seorang anak berusia 7 tahun diantar ibunya ke RS karena menurut ibu, anaknya
tidak bisa duduk diam, sering lari-lari ke jalan raya, memanjat tembok atau pohon
tanpa rasa khawatir, dan tampak selalu gelisah.
Apakah Diagnosa keperawatan yang tepat pada anak tersebut?
8.
A.	 Bicara dengan bahasa tubuh
B.	 Komunikasi dalam waktu yang singkat
C.	 Berlari-lari tidak tentu
D.	 Menghindar tatap muka
E.	 Senang dengan mainnya sendiri
Manakah Berikut ini yang merupakan karakteristik anak autis pada aspek gangguan
interaksi:
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
42
Test Akhir
Modul
Data obyektif yang menunjukkan bahwa anak mengalami masalah psikologis adalah:
A.	 Mata berkaca-kaca
B.	 Tidak bisa bicara normal
C.	 Gangguan fungsi pendengaran
D.	 Merasa tertekan
E.	 Sering diolok-olok teman
Seorang anak perempuan usia 10 tahun, tampak duduk menyendiri dan terpisah
dari teman-teman sebayanya. Diketahui bahwa anak tersebut mengalami kesulitan
bicara (gagap) dan fungsi pendengaran yang tidak normal. Anak seperti tertekan,
tampak mata berkaca-kaca seperti mau menangis. Anak tersebut sering diolok-olok
temannya karena tidak bisa berbicara secara normal.
1.
A.	 Gangguan alam perasaan
B.	 Gangguan interaksi sosial
C.	 Perasaan berduka
D.	 Gangguan pendengaran
E.	 Gangguan bicara
Berdasarkan kasus no 1 di atas, apakah masalah keperawatan yang terjadi pada
anak pada kasus di atas?
2.
P 	 : Saya akan mengajak kamu bermain. Permainan apa yang kamu suka? .
K 	 : Respon klien (memilih bermain ular tangga)
P 	 : Kamu mau main dimana?
K 	 : Respon klien (disini)
Seorang perawat sedang melakukan komunikasi dengan anak kebutuhan khusus.
Berikut gambaran proses komunikasi yang dilakukan perawat dengan anak tersebut:
3.
A.	 Melakukan kontrak
B.	 Evaluasi obyektif
C.	 Evaluasi subyektif
D.	 Penjelasan pada fase kerja
E.	 Rencana tindak lanjut
Apakah aktivitas komunikasi yang dilakukan perawat berdasarkan dialog tersebut?
4.
P 	 : Kamu harus yakin bahwa kamu mempunyai kepandaian yang dapat 		
	 kamu banggakan
	 dihadapan teman-temanmu. (Perawat terus menerus membesarkan hati 	
	 klien, mengajak
	 dia bicara, menerima apa adanya dan bersahabat dengan klien)
K	 : respon klien
P 	 : Terimakasih, kamu adalah teman yang menyenangkan buat saya
Seorang perawat sedang melakukan tindakan untuk meningkatkan harga diri anak
dengan kebutuhan khusus. Sambil mengajak bermain anak, perawat menggali
kelebihannya sebagai potensi yang dapat dikembangkan.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
43
9.
A.	 Gangguan persepsi
B.	 Gangguan pola bermain
C.	 Gangguan komuniksi
D.	 Gangguan sensorik –motorik
E.	 Gangguan perilaku emosi
Seorang laki-laki 6 tahun mengalai gangguan perilaku suka marah-marah tanpa
sebab dan ngamuk tanpa terkendali terutama jika keinginannya tidak terpenuhi.
Pada aspek apakah gangguan perilaku yang terjadi pada anak tersebut:
10.
A.	 Pra orientasi
B.	Interaksi
C.	Orientasi
D.	Kerja
E.	Terminasi
Seorang anak laki-laki 5 tahun, nampak duduk sendiri sambil memainkan jari-jarinya.
Kadang-kadang mengamati   suatu benda dalam waktu lama. Waktu dipanggil
namanya, anak tidak berespon dan tampak asyik dengan kesendiriannya. Perawat
duduk disamping anak, memagang pundak sambil bertanya “namamu siapa? Halo…
selamat pagi …. Namamu siapa? Saya ibu Tri, Boleh saya ikut bermain disini?
Apakah fase komunikasi dalam proses hubungan terapeutik di atas?
11.
1.	 Duduk di samping anak
2.	 Memberi salam
3.	 Memegang pundak anak
4.	 Bertanya tentang nama
Manakah sikap fisik terapeutik perawat yang dilakukan saat berinteraksi berdasarkan
kasus soal no: 10 di atas?
12.
1.	 Menggunakan kata-kata sederhana
2.	 Meningkatkan orientasi
3.	Mengulang
4.	Memaksa
Saat berinteraksi dengan anak dengan kebutuhan khusus karena gangguan perilaku,
perawat melakukan komunikasi “Halo… selamat pagi …. Namamu siapa? Saya ibu Tri,
Boleh saya ikut bermain disini? Halo….. selamat pagi…… namamu siapa? ….. Bu Tri
akan main dengan kamu disini…
Strategi komunikasi yang digunakan oleh perawat
13.
A.	 “Dimana kita akan bermain?”
B.	 “Mainanmu bagus, kamu suka?”
C.	 “Setelah ini, Saya akan tunjukkan mainan yang lain.
D.	 “Berapa lama kita akan bermain?”
E.	 “Siapa namamu, dari tadi belum menjawab”
Seorang perawat telah berhasil membina hubungan saling percaya dengan klien
anak yang mengalami autis dan saat ini telah masuk fase kerja. Manakah komunikasi
yang tepat menggambarkan fase kerja perawat?
14.
A.	 Menanyakan kenapa marah
B.	 Memberi kesempatan anak untuk mengekspresikan marahnya
C.	 Memberi nasehat untuk tidak marah
D.	 Memeluk anak
E.	 Menjaga kontak mata
Manakah berikut ini yang merupakan  sikap fisik yang harus dipertahankan pada
saat anak menunjukkan kemarahan?
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
44
15.
A.	 Bermain mata
B.	 Menerima secara terbuka
C.	 Rileks dan tenang
D.	 Melindungi anak supaya aman
E.	 Suara lembut
Bahasa tubuh yang harus dihindari perawat saat berinteraksi dengan anak autis
adalah:
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
45
Acuan Pustaka
1.	 Chitty (1997). Professional Nursing Practice. St. Louis : Mosby
2.	 Dani Vardiansyah. (2004). Pengantar Ilmu Komunikasi. Bogor. Ghalia Indonesia
3.	 Kozier & Erb (1999) Fundamental of Nursing : Concept and practice. St. Louis
4.	 Taylor, C; Lillis, C & LeMone, P. (1989). Fundamental of nursing : The art and science of 	
	 nursing care. Philadelphia : J.B. Lippincott.
5.	 Stuard, GW & Laraia, M.L. (1998). Principle and practice of psychiatric nursing. Mosby 	
	 year book6th edition. St. Louis : Mosby
6.	http://miftah88tea.wordpress.com/macam-macam-gangguan-komunikasi-pada-anak-	
	 berkebutuhan-khusus/ Posted on October 21, 2011 by jlc
7.	http://infowanitakarir.blogspot.com/2011/04/cara-berkomunikasi-dengan-anak.html
8.	http://dannyprijadi.wordpress.com/2009/01/19/gangguan-komunikasi-pada-anak/
9.	http://teguhsubianto.blogspot.com/2009/10/komunikasi-pada-anak.html
10.	http://www.infoautis.com/index.php
11.	http://www.resep.web.id/kesehatan/gangguan-autis-pada-anak.htm
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
46
Selamat Anda telah menyelesaikan Modul 4 Pembelajaran Komunikasi dalam
Keperawatan dengan baik dan tepat waktu. Modul 4 berjudul Penerapan Komunikasi
Pada Pasien dengan Kebutuhan Khusus ini dibagi dalam tiga kegiatan belajar, yaitu
(1) Konsep Komunikasi Terapeutik Pada Pasien dengan Kebutuhan Khusus, (2)
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Pasien dengan Gangguan Penginderaan,
dan (3) Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Pasien Gangguan Perilaku.
Pastikan bahwa Anda telah memahami Bagaimana penerapan komunikasi terapeutik
pada keadaan khusus tersebut dengan baik. Hal ini penting karena perlu kemampuan
dan pengetahuan khusus perawat dalam menangani pasien-pasien dengan
kebutuhan khusus. Untuk itu pastikan bahwa Anda telah menyelesaikan tugas-tugas
dan mendemonstrasikan latihan-latihan yang diminta. Kami berharap pemahaman
dan kemampuan Anda dalam mendemonstrasikan ketrampilan komunikasi pada
pasien dengan kebutuhan khusus, dapat membantu Anda untuk berkomunikasi
secara efektif saat melaksanakan tugas-tugas Anda sebagai perawat pada saat Anda
merawat dengan pasien dengan kebutuhan khusus.
Anda dianggap BERHASIL dalam mempelajari modul ini jika mampu menyelesaikan
test akhir yang terdapat pada bagian akhir modul ini dengan nilai lebih besar atau
sama dengan 70 %. Jika Anda mengalami kesulitan dalam mempelajari modul 3 ini,
atau ada bagian-bagian yang belum Anda pahami, mintalah bantuan pada fasilitator
/ tutor untuk membantu.
Dengan Anda telah menyelesaikan test akhir modul, berarti Anda telah selesai
mempelajari modul ini. Berlatihlah terus untuk menerapkan komunikasi terapeutik
dalam setiap aktivitas keperawatan dan dalam menangani pasien-pasien dengan
kebutuhan khusus……………….. sukses untuk Anda.
SALAM HANGAT & SEMOGA BERHASIL
Penutup
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
47
Kunci Jawaban Test Formatif
Kegiatan Belajar 2
1.	 Berkomunikasi dengan klien yang mengalami gangguan wicara dan pendengaran
	 dapat menyebabkan frustrasi karena membutuhkan waktu lama, harus diulang-
	 ulang dan membutuhkan kesabaran yang tinggi karena sering terjadi salah penerimaan
	 dan kegagalan komunikasi. Klien tidak paham dengan apayang kita bicarakan dan kita
	 sulit memahami apa yang dikatakan klien.
2.	 Masalah-masalah komunikasi yang harus dipahami oleh perawat pada saat
	 berkomunikasi dengan pasien gangguan wicara / pendengaran:
a.	 Kesulitan mengungkapkan pendapat / perasaan
b.	 Kesulitan memahami pembicaraan
c.	 Kesalahan pesepsi
d.	 Kegagalan menyampaian pesan / informasi
e.	 Pengulangan kata-kata secara tidak tepat
f.	 Kesalahan penggunaan kata-kata / kalimat
g.	 Tidak dikenalinya kata-kata yang diucapkan klien oleh lawan bicara
h.	 Tidak jelasnya vokal
Kegiatan Belajar 1
1.	 Anak dengan Kebutuhan khusus adalah kondisi dimana anak mempunyai keterbatasan
	 atau kelainan tertentu yang memerlukan pemahaman dan perlakuan secara khusus.
2.	 Empat Bentuk gangguan komunikasi pada anak dengan kebutuhan khusus:
	 gangguan bahasa, gangguan bicara, gangguan suara dan gangguan irama
3.	 Dua bentuk gangguan bahasa secara umum adalah: keterlambatan dalam
	 perkembangan bahasa dan afasia
4.	 Afasia salah satu jenis kelainan bahasa yang disebabkan adanya kerusakan pada pusat-
	 pusat bahasa di cortex cerebri
5.	 Gangguan bicara adalah gangguan perilaku komunikasi yang ditandai dengan adanya
	 kesalahan proses produksi bunyi bicara yang menyebabkan kesalahan artikulasi baik
	 dalam titik artikulasinya maupun cara pengucapannya.
6.	 Jenis gangguan bicara disaudia, dislogia, disartria, displosia dan dislalia
7.	 Gangguan Suara Yaitu salah satu jenis gangguan komunikasi karena adanya gangguan
	 pada proses produksi suara, meliputi: gangguan nada, kelainan kualitas suara
	 dan afonia. .
8.	 Gangguan Irama Yaitu gangguan bicara dengan ditandai adanya ketidaklancaran pada
	 saat berbicara, antara lain gagap dan ganguan kelancaran bicara.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
48
Kegiatan Belajar 3
Gangguan perilaku anak dengan autis meliputi: adanya gangguan Interaksi sosial,
Komunikasi (bahasa dan bicara), Perilaku-Emosi, Pola Bermain, Gangguan sensorik
dan motorik, dan Perkembangan terlambat atau tidak normal.
1.
Gangguan perilaku anak dengan hiperaktif sikap kurang memperhatikan (gangguan
perhatian), komunikasi, overaktif dan impulsif
2.
Jawaban Kasus
a.	 Gangguan komunikasi: banyak bicara
b.	 Gangguan psikomotor: sering memanjat tembok, lari-lari, menendang, 		
	 melempar tas.
3.
A4.
C4.
3.	 Sikap (kehadiran) secara fisik yang harus diperhatikan perawat saat berkomunikasi
	 dengan klien dengan gangguan wicara atau pendengaran: berhadapan, kontak mata,
	 memegang tangan klien
4.	 Sikap Psikologis perawat saat berkomunikasi: terbuka, ikhlas, menghargai
7.	 Strategi khusus dan teknik komunikasi yang dapat digunakan pada pasien kebutuhan
	 khusus karena mengalami gangguan wicara dan pendengaran antara lain:
a.	 Terimalah klien secara utuh
b.	 jadilah pendengar yang aktif
c.	 jadikan diri anda teman buat klien
d.	 pertahankan kontak mata
e.	 gunakan bahasa dan gerak tubuh yang sopan
f.	 kata-kata yang singkat dan jelas
g.	 lakukan Pengulangan pertanyaan sebelum dapat menjawab yang benar
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
49
Kunci Jawaban Test Akhir Modul
NO JAWABAN NO JAWABAN
1. A 11. B
2. B 12. B
3. A 13. B
4. C 14. D
5. D 15. A
6. D
7. A
8. D
9. E
10. C
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
50
Profil Singkat
Penulis
Tri Anjaswarni, S.Kp. M.Kep.,  Lahir	 di Madiun Jawa Timur pada tanggal 19 Mei 1967.
Riwayat Pendidikan
Penulis lulus sebagai Ahli Madya Keperawatan dari Akademi Keperawatan Depkes
Malang tahun 1989, melanjutkan kuliah dan lulus sebagai Sarjana Keperawatan dari
Program Studi Ilmu mKeperawatan - Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran pada
tahun 1998, selanjutnya kuliah dan lulus sebagai Magister Keperawatan dari Fakultas
Keperawatan Universitas Indonesia pada tahun 2002.
Riwayat Pekerjaan dan Organisasi
Sejak lulus penulis mengabdikan diri pada almamater sendiri di Akademi Keperawatan
Depkes Malang sampai tahun 2001 selanjutnya di Politeknik Kesehatan Kemenkes
Malang mulai 2001 sampai sekarang sebagai dosen. Pernah menjadi Kepala Urusan
Akademik dan Kemahasiswaan Jurusan Keperawatan periode 2006 – 2009, Ketua
Pengelola Program Unggulan Diploma III Keperawatan dan sebagai Kepala Sub Unit
Penjaminan Mutu. Saat ini penulis menjadi Ketua Jurusan Keperawatan pada Politeknik
Kesehatan Kemenkes Malang periode 2010 – 2014. Sebagai dosen, bidang studi yang
diajarkan adalah Komunikasi dalam Keperawatan, Etika Keperawatan, Manajemen dan
Kepemimpinan Keperawatan, serta Keperawatan Jiwa. Penulis pernah mengajar di
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang
sampai tahun 2009 dan beberapa perguruan tinggi swasta di Jawa Timur. Dalam bidang
organisasi, saat ini penulis sebagai sekretaris Himpunan Perawat Manajer Indonesia
(HPMI) Jawa Timur dan Sekretaris Asosiasi Institusi Pendidikan Diploma III (APDiKI)
Regional Jawa Timur.
Selainmengajar,saatinipenulisjugaaktifmenjadinarasumber/pembicaradanfasilitator
pada kegiatan workshop atau pelatihan yang diselenggarakan oleh Badan Diklat, rumah
sakit pemerintah maupun swasta, serta organisasi profesi bidang manajemen dan
kepemimpinan keperawatan khususnya terkait dengan pengembangan dan penerapan
Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP). Penulis juga aktif melakukan kegiatan
pengabdian masyarakat dan penelitian bidang Keperawatan.
Produk modul yang pernah ditulis adalah modul tentang psikoloogi, Keperawatan Jiwa
Anak dan Remaja, Manajemen dan Kepemimpinan Keperawatan, Komunikasi dalam
Keperawatan dan Etika Keperawatan.
--- 000 ---
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
51
Daftar
Gambar
http://dreamatico.com/data_images/sunset/sunset-2.jpg
https://drnusapurnawan.files.wordpress.com/2014/09/2014-01-26-14-04-43_deco.
jpg
http://www.hilo.hawaii.edu/~csav/gallery/beautyL/SunsetL.jpg
h t t p : / / m e d i c a r t e o n c o l o g i a . c o m / w p - c o n t e n t / u p l o a
ds/2013/08/1370370755_515918060_1-Gambar-Penyalur-Baby-Sitter-Nanny-
Governess-dan-Perawat-Lansia.jpg
http://4.bp.blogspot.com/-izs2GCssIhc/Tfom0dVy2FI/AAAAAAAAABo/qA_A_LfeJAM/
s1600/communication.bmp
http://www.dadangkadarusman.com/wp-content/uploads/2014/11/comunica-
tion-galleryhipcm.png
http://1.bp.blogspot.com/-CLkqNu__XFk/TeS_DEHCMWI/AAAAAAAAABg/8oWLPat-
GZ60/s1600/Bian%2Bno.073.jpg
http://kesehatangizianak.com/wp-content/uploads/2014/04/perkembangan-anak2.
jpg
http://www.orientacionandujar.es/wp-content/uploads/2013/05/r.jpg
https://4.bp.blogspot.com/-ntk_5KWrHQs/VGIeT9xfR_I/AAAAAAAAAAo/c5NpkKy-
5fM0/s1600/Music%2BWallpaper%2B(35).jpg
h t t p s : / / l h 3 . g o o g l e u s e r c o n t e n t . c o m / - e A l 2 G J h D p 1 s / U W T w _ K v 5 o V I /
AAAAAAAAAkE/3snQK3BXkck/s737/Nurse1+(1).jpg
http://3.bp.blogspot.com/-FpqptCWng0Y/U1KLUm6bpSI/AAAAAAAABIU/bt-
fvBOvb1_Q/s1600/311.png
http://blogs.independent.co.uk/wp-content/uploads/2012/11/public-services.jpg
http://1.bp.blogspot.com/-R1qbpVrspZ4/Uu27QuFMqzI/AAAAAAAAA9s/czLCvW-
ZczMw/s1600/20130616_124820.jpg
https://marianofaola.files.wordpress.com/2013/01/mental-health-insurance_xl.jpg
https://qeizhaza.files.wordpress.com/2013/03/brainwave.jpg
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
52
Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan
Australia Indonesia for Health Systems Strengthening (AIPHSS)
2015

More Related Content

What's hot

Kb 1 penerapan komunikasi terapeutik padasetiap proses keperawatan
Kb 1 penerapan komunikasi terapeutik padasetiap proses keperawatanKb 1 penerapan komunikasi terapeutik padasetiap proses keperawatan
Kb 1 penerapan komunikasi terapeutik padasetiap proses keperawatanpjj_kemenkes
 
Aspek legal pendokumentasian Keperawatan
Aspek legal pendokumentasian KeperawatanAspek legal pendokumentasian Keperawatan
Aspek legal pendokumentasian KeperawatanAmalia Senja
 
Tugas legal etik, kelompok 4, sp ikd 1
Tugas legal etik, kelompok 4, sp ikd 1Tugas legal etik, kelompok 4, sp ikd 1
Tugas legal etik, kelompok 4, sp ikd 1Ns. Lutfi
 
Evaluasi keperawatan
 Evaluasi keperawatan Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatanpjj_kemenkes
 
Peran Fungsi dan tugas Perawat
Peran Fungsi dan tugas PerawatPeran Fungsi dan tugas Perawat
Peran Fungsi dan tugas PerawatUwes Chaeruman
 
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Remaja
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada RemajaPenerapan Komunikasi Terapeutik pada Remaja
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Remajapjj_kemenkes
 
Komunikasi terapeutik pada pasien dewasa
Komunikasi terapeutik pada pasien dewasaKomunikasi terapeutik pada pasien dewasa
Komunikasi terapeutik pada pasien dewasaandhika perceka
 
Konsep Stress dan Adaptasi
Konsep Stress dan AdaptasiKonsep Stress dan Adaptasi
Konsep Stress dan AdaptasiWidiastutiwiwi
 
Dokumentasi implementasi keperawatan
Dokumentasi implementasi keperawatanDokumentasi implementasi keperawatan
Dokumentasi implementasi keperawatanHerlin Nuraeni Wijaya
 
Model konsep-dan-teori-keperawatan
Model konsep-dan-teori-keperawatanModel konsep-dan-teori-keperawatan
Model konsep-dan-teori-keperawatanadeputra93
 
Kb 1 konsep komunikasi terapeutik pada pasien dengan kebutuhan khusus
Kb 1 konsep komunikasi terapeutik pada pasien dengan kebutuhan khususKb 1 konsep komunikasi terapeutik pada pasien dengan kebutuhan khusus
Kb 1 konsep komunikasi terapeutik pada pasien dengan kebutuhan khususpjj_kemenkes
 
konsep dan prinsip patient safety.ppt
konsep dan prinsip patient safety.pptkonsep dan prinsip patient safety.ppt
konsep dan prinsip patient safety.pptSriTursina
 
Nasopharyngeal Airway (NPA): Banyak Manfaat namun Kurang Dikenal
Nasopharyngeal Airway (NPA): Banyak Manfaat namun Kurang DikenalNasopharyngeal Airway (NPA): Banyak Manfaat namun Kurang Dikenal
Nasopharyngeal Airway (NPA): Banyak Manfaat namun Kurang DikenalRobertus Arian Datusanantyo
 
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwaKomunikasi terapeutik pada pasien jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwaCahya
 
Memberi Makan Melalui NGT
Memberi Makan Melalui NGTMemberi Makan Melalui NGT
Memberi Makan Melalui NGTpjj_kemenkes
 

What's hot (20)

Kb 1 penerapan komunikasi terapeutik padasetiap proses keperawatan
Kb 1 penerapan komunikasi terapeutik padasetiap proses keperawatanKb 1 penerapan komunikasi terapeutik padasetiap proses keperawatan
Kb 1 penerapan komunikasi terapeutik padasetiap proses keperawatan
 
Aspek legal pendokumentasian Keperawatan
Aspek legal pendokumentasian KeperawatanAspek legal pendokumentasian Keperawatan
Aspek legal pendokumentasian Keperawatan
 
Tugas legal etik, kelompok 4, sp ikd 1
Tugas legal etik, kelompok 4, sp ikd 1Tugas legal etik, kelompok 4, sp ikd 1
Tugas legal etik, kelompok 4, sp ikd 1
 
Sop vulva hygiene
Sop vulva hygieneSop vulva hygiene
Sop vulva hygiene
 
Evaluasi keperawatan
 Evaluasi keperawatan Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan
 
Peran Fungsi dan tugas Perawat
Peran Fungsi dan tugas PerawatPeran Fungsi dan tugas Perawat
Peran Fungsi dan tugas Perawat
 
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Remaja
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada RemajaPenerapan Komunikasi Terapeutik pada Remaja
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Remaja
 
Komunikasi terapeutik pada pasien dewasa
Komunikasi terapeutik pada pasien dewasaKomunikasi terapeutik pada pasien dewasa
Komunikasi terapeutik pada pasien dewasa
 
Konsep Stress dan Adaptasi
Konsep Stress dan AdaptasiKonsep Stress dan Adaptasi
Konsep Stress dan Adaptasi
 
Dokumentasi implementasi keperawatan
Dokumentasi implementasi keperawatanDokumentasi implementasi keperawatan
Dokumentasi implementasi keperawatan
 
Model konsep-dan-teori-keperawatan
Model konsep-dan-teori-keperawatanModel konsep-dan-teori-keperawatan
Model konsep-dan-teori-keperawatan
 
Kb 1 konsep komunikasi terapeutik pada pasien dengan kebutuhan khusus
Kb 1 konsep komunikasi terapeutik pada pasien dengan kebutuhan khususKb 1 konsep komunikasi terapeutik pada pasien dengan kebutuhan khusus
Kb 1 konsep komunikasi terapeutik pada pasien dengan kebutuhan khusus
 
konsep dan prinsip patient safety.ppt
konsep dan prinsip patient safety.pptkonsep dan prinsip patient safety.ppt
konsep dan prinsip patient safety.ppt
 
Nasopharyngeal Airway (NPA): Banyak Manfaat namun Kurang Dikenal
Nasopharyngeal Airway (NPA): Banyak Manfaat namun Kurang DikenalNasopharyngeal Airway (NPA): Banyak Manfaat namun Kurang Dikenal
Nasopharyngeal Airway (NPA): Banyak Manfaat namun Kurang Dikenal
 
Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri
 
Konsep diri
Konsep diriKonsep diri
Konsep diri
 
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwaKomunikasi terapeutik pada pasien jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwa
 
Konsep dan-perspektif-kmb
Konsep dan-perspektif-kmbKonsep dan-perspektif-kmb
Konsep dan-perspektif-kmb
 
Memberi Makan Melalui NGT
Memberi Makan Melalui NGTMemberi Makan Melalui NGT
Memberi Makan Melalui NGT
 
Askep diare
Askep diareAskep diare
Askep diare
 

Similar to Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus

Kb 2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan
Kb 2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguanKb 2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan
Kb 2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguanpjj_kemenkes
 
Kb 3 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan
Kb 3 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguanKb 3 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan
Kb 3 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguanpjj_kemenkes
 
Modul 3 penerapan komunikasi dalam asuhan keperawatan
Modul 3 penerapan komunikasi dalam asuhan keperawatanModul 3 penerapan komunikasi dalam asuhan keperawatan
Modul 3 penerapan komunikasi dalam asuhan keperawatanpjj_kemenkes
 
Kb2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan kebutuhan das...
Kb2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan kebutuhan das...Kb2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan kebutuhan das...
Kb2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan kebutuhan das...pjj_kemenkes
 
Kb3 penerapan komunikasi terapeutik dalam konseling keperawatan
Kb3 penerapan komunikasi terapeutik dalam konseling keperawatanKb3 penerapan komunikasi terapeutik dalam konseling keperawatan
Kb3 penerapan komunikasi terapeutik dalam konseling keperawatanpjj_kemenkes
 
Kb 2 pesiapan akan dilakukan
Kb 2 pesiapan akan dilakukanKb 2 pesiapan akan dilakukan
Kb 2 pesiapan akan dilakukanpjj_kemenkes
 
PTK bab 1-5 lengkap_merged.pdf
PTK bab 1-5 lengkap_merged.pdfPTK bab 1-5 lengkap_merged.pdf
PTK bab 1-5 lengkap_merged.pdfTiarahman4
 
PTK bab 1-5 lengkap_merged.pdf
PTK bab 1-5 lengkap_merged.pdfPTK bab 1-5 lengkap_merged.pdf
PTK bab 1-5 lengkap_merged.pdfTiarahman4
 
Aplikasi Komunikasi Dan Interaksi
Aplikasi Komunikasi Dan InteraksiAplikasi Komunikasi Dan Interaksi
Aplikasi Komunikasi Dan Interaksipjj_kemenkes
 
Materi xii kd 3.5 teks interaksi transaksional lisan dan tulis
Materi xii kd 3.5 teks interaksi  transaksional lisan dan tulisMateri xii kd 3.5 teks interaksi  transaksional lisan dan tulis
Materi xii kd 3.5 teks interaksi transaksional lisan dan tulisKaniaRismayanti
 
TUGAS PRIS 2.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 2.2 RPP ALAT UKUR TEKNIK ...
TUGAS PRIS 2.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 2.2 RPP ALAT UKUR TEKNIK ...TUGAS PRIS 2.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 2.2 RPP ALAT UKUR TEKNIK ...
TUGAS PRIS 2.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 2.2 RPP ALAT UKUR TEKNIK ...prissetyoharyono09
 
Aplikasi Komunikasi dan Interaksi
Aplikasi Komunikasi dan InteraksiAplikasi Komunikasi dan Interaksi
Aplikasi Komunikasi dan Interaksipjj_kemenkes
 
Praktika ansietas, citra tubuh, kehilangan
Praktika   ansietas, citra tubuh, kehilanganPraktika   ansietas, citra tubuh, kehilangan
Praktika ansietas, citra tubuh, kehilanganpjj_kemenkes
 
Praktika komunikasi terapeutik
Praktika   komunikasi terapeutikPraktika   komunikasi terapeutik
Praktika komunikasi terapeutikpjj_kemenkes
 

Similar to Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus (20)

Kb 2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan
Kb 2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguanKb 2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan
Kb 2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan
 
Kb 3 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan
Kb 3 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguanKb 3 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan
Kb 3 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan
 
Modul 3 penerapan komunikasi dalam asuhan keperawatan
Modul 3 penerapan komunikasi dalam asuhan keperawatanModul 3 penerapan komunikasi dalam asuhan keperawatan
Modul 3 penerapan komunikasi dalam asuhan keperawatan
 
Kb2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan kebutuhan das...
Kb2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan kebutuhan das...Kb2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan kebutuhan das...
Kb2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan kebutuhan das...
 
Kb3 penerapan komunikasi terapeutik dalam konseling keperawatan
Kb3 penerapan komunikasi terapeutik dalam konseling keperawatanKb3 penerapan komunikasi terapeutik dalam konseling keperawatan
Kb3 penerapan komunikasi terapeutik dalam konseling keperawatan
 
Modul 7 cetak
Modul 7 cetakModul 7 cetak
Modul 7 cetak
 
Modul 2 cetak
Modul 2 cetakModul 2 cetak
Modul 2 cetak
 
Kb 2 pesiapan akan dilakukan
Kb 2 pesiapan akan dilakukanKb 2 pesiapan akan dilakukan
Kb 2 pesiapan akan dilakukan
 
PTK bab 1-5 lengkap_merged.pdf
PTK bab 1-5 lengkap_merged.pdfPTK bab 1-5 lengkap_merged.pdf
PTK bab 1-5 lengkap_merged.pdf
 
PTK bab 1-5 lengkap_merged.pdf
PTK bab 1-5 lengkap_merged.pdfPTK bab 1-5 lengkap_merged.pdf
PTK bab 1-5 lengkap_merged.pdf
 
Aplikasi Komunikasi Dan Interaksi
Aplikasi Komunikasi Dan InteraksiAplikasi Komunikasi Dan Interaksi
Aplikasi Komunikasi Dan Interaksi
 
Modul 1 cetak
Modul 1 cetakModul 1 cetak
Modul 1 cetak
 
C b id-3
C b id-3C b id-3
C b id-3
 
Materi xii kd 3.5 teks interaksi transaksional lisan dan tulis
Materi xii kd 3.5 teks interaksi  transaksional lisan dan tulisMateri xii kd 3.5 teks interaksi  transaksional lisan dan tulis
Materi xii kd 3.5 teks interaksi transaksional lisan dan tulis
 
TUGAS PRIS 2.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 2.2 RPP ALAT UKUR TEKNIK ...
TUGAS PRIS 2.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 2.2 RPP ALAT UKUR TEKNIK ...TUGAS PRIS 2.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 2.2 RPP ALAT UKUR TEKNIK ...
TUGAS PRIS 2.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 2.2 RPP ALAT UKUR TEKNIK ...
 
Aplikasi Komunikasi dan Interaksi
Aplikasi Komunikasi dan InteraksiAplikasi Komunikasi dan Interaksi
Aplikasi Komunikasi dan Interaksi
 
C b id-7
C b id-7C b id-7
C b id-7
 
Praktika ansietas, citra tubuh, kehilangan
Praktika   ansietas, citra tubuh, kehilanganPraktika   ansietas, citra tubuh, kehilangan
Praktika ansietas, citra tubuh, kehilangan
 
Modul 2
Modul 2Modul 2
Modul 2
 
Praktika komunikasi terapeutik
Praktika   komunikasi terapeutikPraktika   komunikasi terapeutik
Praktika komunikasi terapeutik
 

More from pjj_kemenkes

Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 

More from pjj_kemenkes (20)

Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
 
Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
 

Recently uploaded

SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionolivia371624
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxdrrheinz
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 

Recently uploaded (20)

SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung function
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 

Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus

  • 1. Australia Indonesia Partnership for Health Systems Strengthening (AIPHSS) Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Jakarta 2015 KOMUNIKASI DALAM Tri Anjaswarni KEPERAWATAN SEMESTER 3 MODUL Penerapan komunikasi pada pasien dengan kebutuhan khusus
  • 2. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan i Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan berkah dan karuniNyalah penyusun dapat menyelesaikan Modul Mata Kuliah Komunikasi Dalam Keperawatan. Buku ini disusun sebagai referensi dan bahan belajar untuk mahasiswa program Pendidikan Jarak Jauh Program D.III Keperawatan yang diselenggarakan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Penyusun mengucapkan terima kasih atas berbagai bantuan baik materiil maupun imateriil dari berbagai pihak atas keberhasilan penyusunan modul ini. Mudah-mudahan Modul ini dapat digunakan secara efektif dan dapat menjadimediayangdapatmeningkatkan pemahaman dan kemampuan memberikan asuhan keperawatan jiwa bagi mahasiswa Pendidikan Jarak Jauh Program D.III Keperawatan. Kata Pengantar Tim Penyusun Gambar : Praktek Keperawatan Kejiwaan
  • 3. ii Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . COVER Kata pengantar i ii Daftar Isi Pendahuluan Daftar isi 1 1 Kegiatan Belajar 1 Konsep Komunikasi Terapeutik pada Pasien dengan Kebutuhan Khusus 4 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Kegiatan Belajar 2 16 Kegiatan Belajar 3 26 46 42 51 Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Pasien dengan Gangguan Penginderaan Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Pasien Gangguan Perilaku Penutup Tugas Akhir Mandiri Daftar Gambar
  • 4. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 1 Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Halo…. Salam hangat dan bahagia selalu, semoga Tuhan YME senantiasa memberikan kekuatan, perlindungan dan keselamatan kepada kita. Saat ini Anda sedang belajar Modul ke-4 yang merupakan modul terakhir untuk mata kuliah Komunikasi dalam Keperawatan. Mohon diingat bahwa semua modul saling berhubungan dan konsep atau materi sebelumnya sangat diperlukan sampai di akhir modul ini. Diharapkan Anda dapat memahami semua modul yang disajikan. Adakah kesulitan atau keragu-raguan yang masih Anda pikirkan? Jika masih ada yang Kurang Anda mengerti, catatlah dalam buku catatan Anda, dan diskusikan dengan fasilitator pada saat kegiatan tatap muka. Modul ke-4 Mata Kuliah Komunikasi dalam Keperawatan ini berjudul Penerapan Komunikasipadapasiendengankebutuhan khusus. Modul ini terdiri dari tiga (3) Kegiatan Belajar dengan alokasi waktu 9 jampembelajaran.Modul ini disusun secara berurutan sebagai berikut: A. Rasional dan Diskripsi Singkat Gambar : komunikasi senyum pasien
  • 5. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 2 1. Kegiatan Belajar 1: Konsep komunikasi pada pasien kebutuhan khusus 2. Kegiatan Belajar 2: Penerapan Komunikasi Pada Pasien dengan Penginderaan (wicara/pendengaran) 3. Kegiatan Belajar 3: Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Pasien dengan Gangguan Perilaku Setelah mempelajari modul 4 ini, diharapkan Anda mampu menerapkan komunikasi terapeutik pada pasien dengan kebutuhan khusus, pasien dengan gangguan penginderaan, dan gangguan perilaku . Dalam Modul 4 ini, Anda akan diberikan pengetahuan tentang bernagai kesulitan pasien yang mempunyai masalah khusus dalam komunikasi. Selanjutnya lakukan latihan-latihan yang diminta, dengan terlebih dahulu menyiapkan Strategi Pelaksanaan Komunikasi (SP Komunikasi), serta mendemonstrasikan dengan bersama teman-teman Anda. Hal ini penting untuk melatih Anda bagaimana berkomunikasi dalam aktivitas keperawatan Anda pada kondisi khusus. Penerapan komunikasi dalam asuhan keperawatan khususnya dalam menangani pasien dengan kebutuhan khusus diperlukan penguasaan perawat dalam menggunakan komunikasi sebagai alat kerjanya. Setiap berinteraksi dengan pasien, perawat selalu menerapkan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan. Berkomunikasi dengan pasien dengan kebutuhan khusus adalah sesuatu yang “spesial” karena memerlukan kesadaran, kesabaran dan strategi khusus. Prinsip komunikasi adalah bahwa “KOMUNIKATOR HARUS MEMAHAMI KOMUNIKASI PASIEN DENGAN KEBUTUHAN KHUSUS” . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . B. Relevansi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . C. Petunjuk Belajar Untuk memudahkan Anda mengikuti proses pembelajaran dalam modul 4 ini, maka Akan lebih mudah bagi Anda untuk mengikuti langkah-langkah belajar sebagai berikut: 1. Pahami lebih dulu kepentingan dan kegunaan komunikasi dalam aktivitas sehari-hari Anda sebagai manusia dan calon perawat ahli madya. 2. Review kembali materi dalam modul 1, 2 dan 3 yang telah Anda pelajari sebelumnya. 3. Pelajari secara berurutan kegiatan belajar 1, 2 dan 3 dalam modul ke-4 ini. 4. Baca dengan seksama materi yang disampaikan 5. Kerjakan latihan-latihan / tugas-tugas terkait dengan materi yang dibahas dan diskusikan dengan teman Anda atau fasilitator / tutor pada saat kegiatan tatap muka. 6. Pada bagian akhir Anda diminta untuk latihan melakukan pengamatan terhadap perilaku seseorang dalam berkomunikasi, selanjutnya Anda diminta untuk mengidentifikasi jenis komunikasi yang dilakukan. 7. Buat ringkasan dari materi yang dibahas untuk memudahkan anda mengingat. 8. Kerjakan evaluasi proses pembelajaran untuk setiap materi yang dibahas dan cocokkan jawaban anda dengan kunci yang disediakan pada akhir setiap unit. 9. Jika anda mengalami kesulitan diskusikan dengan teman Anda dan konsultasikan kepada fasilitator
  • 6. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 3 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Selamat belajar, semoga berhasil 10. Keberhasilan proses pembelajaran Anda dalam mempelajari materi dalam modul ini tergantung dari kesungguhan Anda dalam mengerjakan latihan. Untuk itu belajarlah dan berlatih secara mandiri atau berkelompok dengan teman sejawat Anda. Kami mengharap, Anda dapat mengikuti keseluruhan kegiatan belajar dalam modul ini dengan baik. Saya yakin Anda mampu menyelesaikan modul ini dengan baik. Gambar : Pahami Petunjuk . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . D. Petunjuk Bagi Dosen Pengajar / Fasilitator 1. Pahami Capaian Pembelajaran dalam Modul 2 ini. 2. Motivasi peserta didik untuk membaca dengan seksama materi yang disampaikan dan berikan penjelasan untuk hal-hal yang dianggap sulit 3. Motivasi peserta didik untuk mengerjakan latihan-latihan / tugas-tugas terkait dengan materi yang dibahas. 4. Identifikasi kesulitan peserta didik dalam mempelajari modul terutama materi-materi yang dianggap penting 5. Jika peserta didik mengalami kesulitan, mintalah mahasiswa mendiskusikan dalam kelompok atau kelas dan berikan kesimpulan. 6. Motivasi peserta didik untuk mengerjakan evaluasi proses pembelajaran untuk setiap materi yang dibahas dan mendiskusikannya dengan teman sejawat. 7. Bersama peserta didik lakukan penilaian terhadap kemampuan yang dicapai peserta didik.
  • 7. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 4 Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 1 ini diharapkan Anda mampu menerapkan komunikasi terapeutik pasien dengan gangguan kebutuhan khusus dalam asuhan keperawatan. Kegiatan Belajar 1 Konsep Komunikasi Terapeutik Pada Pasien dengan Kebutuhan Khusus Tujuan Pembelajaran Umum Tujuan Pembelajaran Khusus Berdasarkan tujuan pembelajaran pada kegiatan belajar 1, maka pokok-pokok materi yang akan diuraikan secara berurutan adalah konsep gangguan komunikasi pada anak dengan kebutuhan khusus, karakteristik dan macam-macam dan teknik komunikasi terapeutik pada pasien dengan kebutuhan khusus. Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 1 dalam Modul 3 tentang Komunikasi dalam keperawatan ini, diharapkan Anda dapat : 1. Menjelaskan konsep gangguan komunikasi pada anak dengan kebutuhan khusus 2. Mengidentifikasi Karakteristik Pasien Anak dengan Kebutuhan Khusus 3. Mengidentifikasi Macam-macam gangguan komunikasi pada anak dengan kebutuhan khusus Gambar : komunikasi yang baik Pokok-pokok Materi
  • 8. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 5 Uraian Materi Ilustrasi kasus: Dody adalah anak laki-laki berusia 2 tahun dan masih belum bisa berbicara. Dia dapat mengatakan beberapa kata, namun dibandingkan teman sebayanya dia jauh ketinggalan. Keterlambatan ini harus segera dikenaliagartidakterlambatdalammenangani masalah komunikasi Dody. Kasus ini adalah kasus yang umum kita temukan di kalangan orangtua yaitu kasus anak terlambat berbicara. Gambar : Komunikasi Apakah kebutuhan khusus itu? Cobalah pikirkan Bagaimanakah bentuk implementasi komunikasi terapeutik dalam setiap tahap proses keperawatan? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka pelajarilah dengan seksama penerapan komunikasi pada klien dengan kebutuhan khusus secara berturut-turut berikut ini: 1. Konsep gangguan komunikasi pada anak / Klien dengan kebutuhan khusus Banyak orang tua ragu untuk mencari bantuan karena mereka berusaha meyakinkan diri bahwa anaknya kelak juga akan bisa berbicara. Mengetahui apa itu normal dan yang tidak di dalam perkembangan berbicara dan bahasa anak dapat membantu anda untuk lebih teliti memperhatikan apakah anak masih dalam kemampuan bicara yang normal atau tidak Apakah yang dimaksud gangguan komunikasi?. Gangguan komunikasi adalah Gangguan bicara pada anak sebagai salah satu kelainan yang sering dialami oleh anak-anak. Gangguan komunikasi ini sering terjadi pada usia presekolah. Hal ini mencakup gangguan berbicara (3%) dan gagap (1%). Gangguan wicara yang terlambat ditangani adalah jika terjadi perubahan yang signifikan dalam hal tingkah laku, gangguan kejiwaan, kesulitan membaca, dan gangguan prestasi akademik termasuk penurunan prestasi di sekolah sampai drop-out. Kebutuhan khusus adalah suatu kondisi yang memerlukan pemahaman dan perlakuan secara khusus pada pasien / anak yang mempunyai keterbatasan atau kelainan tertentu. Di masyarakat cukup banyak anak-anak atau orang dewasa dengan kebutuhan khusus sehingga mereka mengalami kesulitan hidup ditengah-tengah masyarakat normal. Sebagian mereka seperti terkucilkan / tidak diterima karena “kelainan” atau “gangguannya” dan tidak mendapatkan bantuan atau penanganan yang adekuat. Sebagian dari mereka yang berasal dari kalangan mampu dapat mendapatkan penanganan ahli secara adekuat sehingga mereka dapat bersekolah di tempat khusus dan mampu mandiri pada usia dewasa.
  • 9. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 6 Sedangkan gangguan pendengaran bervariasi sekitar 5% dari anak usia sekolah dengan level pendengaran di bawah normal. Dari jumlah ini, 10-20% memerlukan pendidikan khusus dan sekitar 1/3 dari anak yang memiliki gangguan pendengaran, bersekolah di sekolah biasa, 2/3 dari mereka memasuki pendidikan khusus atau sekolah luar biasa untuk tuna rungu. Coba pelajari ilustrasi berikut dan pahami masalah yang terjadi: Seorang bayi 4 bulan tampak tidak berespon dengan suara atau tidak bisa mengoceh. Bayi hanya melihat ke suatu tempat tanpa respon yang wajar. Coba pelajari dan pahami pula bayi – anak usia 12-24 bulan berikut: • Tidak dapat menggunakan bahasa tubuh seperti menunjuk atau melambai pada usia 12 bulan • Memilih menggunakan bahasa tubuh dibandingkan vokalisasi untuk berkomunikasi pada usia 18 bulan • Memiliki kesulitan menirukan suara atau kata pertama tidak muncul pada usia 18 bulan Normalkah kemampuan komunikasi anak tersebut? Kenalilah secara dini adanya gangguan komunikasi pada anak! Gambar : Analisa masalah 2. Mengidentifikasi Karakteristik Pasien Anak dengan Kebutuhan Khusus • Hanya dapat mengulang kata atau suara tanpa mampu menghasilkan kata atau kalimat sendiri • Hanya mengucapkan beberapa kata atau suara berulang-ulang • Tidak dapat mengikuti petunjuk sederhana • Memiliki suara yang tidak biasa (suara hidung) • Lebih sulit dimengerti dibandingkan sebayanya • Anak dengan keterlambatan bicara dan bahasa memiliki berbagai karakteristik termasuk ketidakmampuan untuk mengikuti petunjuk, lambat dalam berbicara, kesulitan artikulasi, dan kesulitan dalam membuat kalimat.
  • 10. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 7 • Gagap adalah gangguan dalam berbicara yang muncul antara usia 3-4 tahun dan dapat berkembang menjadi kasus yang kronik apabila tidak ditangani secara adekuat. Gagap dapat secara spontan menghilang pada usia remaja. • Anak dengan gangguan pendengaran dapat muncul dengan berkurangnya kemampuan pendengaran. Deteksi dan diagnosis dini gangguan pendengaran sebaiknya segera dilakukan dan ditangani dengan segera. Karakteristik lain anak dengan kebutuhan khusus karena mengalami gangguan komunikasi adalah: Secara umum Ada 4 macam bentuk gangguan komunikasi pada pasien dengan kebutuhan khusus, yaitu gangguan bahasa, gangguan bicara, gangguan suara dan gangguan irama. Berikut ini uraian macam-macam gangguan tersebut. Pelajarilah dan pahami bentuk gangguan yang terjadi sebelum Anda memahami penerapan komunikasi terapeutik pada keadaan khusus tersebut. 3. Macam-macam gangguan komunikasi pada anak dengan kebutuhan khusus Bahasa adalah apa yang disampaikan dengan kata-kata (ujaran) dan bukan tulisan. Hal ini sesuai dengan kaidah pertama bahasa, yakni sebagai lambing bunyi. Seorang pembicara akan selalu sadar apa yang akan ia katakan, akan tetapi ia tidak sadar bagaimana ia mengatakannya. Akan tetapi tidak semua orang dapat menggunakan bahasa dengan baik dan mudah. Ada sebagian orang yang memerlukan kebutuhan khusus karena ia bermasalah atau mengalami gangguan dalam menggunakan bahasa. Ganguan bahasa merupakan salah satu jenis kelainan atau gangguan dalam komunikasi dengan indikasi klien mengalami kesulitan atau kehilangan dalam proses simbolisasi. Kesuliatan simbolisasi ini mengakibatkan seseorang tidak mampu memberikan symbol yang diterima dan sebaliknya tidak mampu mengubah konsep pengertiannya menjadi symbol-simbol yang dapat dimengerti oleh orang lain dalam lingkungannya. Gangguan ini adalah satu bentuk kegagalan klien dalam mencapai tahapan perkembangannya sesuai dengan perkembangan bahasa anak normal seusiannya. A. Gangguan Bahasa Gambar : Pengenalan bahasa Apa sajakah macam gangguan yang termasuk dalam kebutuhan khusus?
  • 11. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 8 1) Keterlambatan dalam perkembangan bahasa Beberapa bentuk gangguan bahasa adalah keterlambatan dalam perkembangan bahasa dan afasia seperti uraian berikut ini: Kelambatan perkembangan bahasa antara lain disebabkan keterlambatan mental intelekktual, tunarungu, afasia congenital , autisme, disfungsi minmal otak dan kesulitan belajar. Anak-anak yang mengalami sebab-sebab tersebut di atas, terlambat dalam perkembangan kemampuan bahasa sehingga anak mengalami kesulitan transformasi yang diperlukan dalam komunikasi. Gangguan tingkah laku tersebut sangat mempengaruhi proses pemerolehan bahasa diantaranya kurang perhatian dan minat terhadap rangsangan yang ada disekelilingnya, perhatian yang mudah beralih, konsentrasi yang kurang baik, nampak mudah bingung, cepat putus asa, kreatifitas dan daya khayalnya kurang, serta kurangnya pemilikan konsep diri. 2) Afasia a) Afasia Sensoris YaituKelainanyangditandaidengankesulitandalammemberikanmaknarangsangan yang diterimanya . Bicara spontan biasanya lancar hanya kadang-kadang kurang relevan dengan situasi pembicaraan atau konteks komunikasi. Contoh: Seorang aphasia dewasa akan kesulitan untuk menyebutkan kata buku walau di hadapannya ditunjukan benda buku. Klien dengan susah menyebut busa…. bulu……… bubu. (klien nampak susah dan putus asa). Untuk aphasia auditory, klien tidak mampu memberikan makna apa yang didengarnya. Ketika ditanya, “apakah bapak sudah makan?. Maka jawabannya adalah piring…….piring…… meja….. ya…ya.. b) Afasia Motoris Afasia motoris ini ditandai dengan kesulitan dalam mengkoordinasikan atau menyusun fikiran, perasaan dan kemauan menjadi simbol yang bermakna dan dimengerti oleh orang lain. Bicara lisan tidak lancar, terputus-putus dan sering ucapannya tidak dimengerti orang lain. Apabila bertutur kalimatnya pendek-pendek dan monoton. Seorang dengan kelainan ini mengerti dan dapat menginterpretasikan rangsangan yang diterimanya, hanya untuk mengekspresikannya mengalami kesulitan. Pasien afasia motoris mengerti dan dapat menginterpretasikan rangsangan yang diterimanya, tetapi tidak mampu mengekspresikannya bahasanya. Contoh: Seorang apasia dewasa berumur 59 tahun, kesulitan menjawab, rumah bapak dimana?, maka dengan menunjuk ke arah barat , dan dengan kesal karena tidak ada kemampuan dalam ucapannya. Jenis aphasia ini juga dialami dalam menuangkan ke bentuk tulisan. Jenis ini disebur dengan disgraphia (agraphia).
  • 12. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 9 c). Afasia Konduktif, yaitukKelainan ini ditandai dengan kesulitan dalam meniru pengulangan bunyi-bunyi bahasa. Pada ucapan kalimat-kalimat pendek cukup lancar, tetapi untuk kalimat panjang mengalami kesulitan. d). Afasia Amnestic, yaitu kelainan yang ditandai dengan kesulitan dalam memilih dan menggunakan simbol- simbol yang tepat. Umumnya simbol yang dipilih yang berhubungan dengan nama, aktivitas, situasi yang berhubungan dengan aktivitas kehidupan. Contoh: apabila mau mengatakan kursi, maka pasien akan menjadi kata duduk. 2) Dislogia Dislogia adalah bentuk kelainan bicara yang disebabkan oleh kemampuan kapasitas berpikir atau taraf kecerdasan di bawah normal. Kesalahan pengucapan disebabkan karena tidak mampu mengamati perbedaan bunyi-bunyi benda terutama bunyi-bunyi yang hampir sama. Contoh: kata tadi diganti dengan dengan tapi, kopi dengan topi. Rendahnya kemampuan mengingat menyebabkan penghilangan suku kata atau kata pada waktu mengucapkan kalimat. Contoh: /makan/ diucapkan /kan/, /pergi/ diucapkan /gi/, /ibu pergi ke pasar/ diucapkan / bu…gi….cal/. Perkembanganbahasatidakdapatdipisahkandenganperkembanganbicara.Perkembangan bahasa seseorang akan mempengaruhi perkembangan bicara. Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh situasi dan kondisi lingkungan dimana anak dibesarkan. Kelainan bicara merupakansalahsatujeniskelainanataugangguanperilakukomunikasiyangditandaidengan adanya kesalahan proses produksi bunyi bicara. Kelainan proses produksi menyebabkan kesalahan artikulasi baik dalam titik artikulasinya maupun cara pengucapannya, akibatnya terjadi kesalahan seperti penggantian/substitusi atau penghilangan. Secara klinis, kelainan bicara dalam hubungannya dengan penyebab kelainannya, dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu disaudia, dislogia, disartria, displosia dan dislalia. B. Gangguan bicara 1) Disaudia Disaudia adalah satu jenis gangguan bicara yang disebabkan gangguan pendengaran yang menyebabkan terjadinya kesulitan dalam menerima dan mengolah nada baik secara intensitas maupun kualitas bunyi bicara. Gangguan ini menyebabkan terjadinya pesan bunyi yang tidak sempurna dan mungkin salah arti. Pada anak tunarungu kesalahan tersebut sering dipergunakan dalam berkomunikasi. Anak yang mengalami gangguan pendengaran cenderung bersuara monoton dan bernada tinggi, tidak mengenal lagu kalimat, mana kalimat tanya, kalimat penegasan, dan tidak mengenal makna tanda seru dalam kalimat. Contoh: kata /kopi/, ia dengar /topi/, kata /bola/, ia dengar /pola/. Umumnya anak dengan disaudia , dalam berkomunikasi cenderung menggunakan bahasa isyarat yang telah dikuasainya. Namun tidak semua lawan bicaranya dapat menerima sehingga komunikasi secara umum komunikasinya terganggu.
  • 13. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 10 3) Disartria Disartria diartikan jenis kelainan / ketidakmampuan bicara yang terjadi akibat adanya kelumpuhan, kelemahan, kekakuan atau gangguan koordinasi otot alat-alat ucap atau organ bicara karena adanya kerusakan susunan syaraf pusat. Gangguan ini disebabkan oleh beberapa keadaan yaitu: akibat spastisitas atau kekakuan otot-otot bicara, lemahnya otot-otot organ bicara, gangguan koordinasi gerakan-gerakan fonasi, artikulasi dan resonansi, penurunan gerak dari otot-otot organ bicara terhadap rangsangan dari pusat/ cortex, dan kegagalan bicara karena adanya gerakan yang tidak disengaja Gangguan-gangguan tersebut di atas dapat mengakibatkan kesulitan bicara, keterlambatan, putus, putus atau tidak adanya produksi suara atau bicara dengan nada monoton. Kondisi ini sulit dipahami lawan bicara. Gambar : bunyi Rr 4) Disglosia Disglosia mengandung arti kelainan bicara yang terjadi karena adanya kelainan bentuk struktur dari organ bicara. Kegagalan tersebut akibat adanya kelainan bentuk dan struktur organ artikulasi yaitu: sumbing langitan, tidak sesuai konstruksi gigi atas dan gigi bawah, kelainan anomali yaitu kelainan atau penyimpangan/cacat bawaan misalnya bentuk lidah yangtebal, tidak tumbuh atau tali lidah yang pendek 5) Dislalia Yaitu gejala gangguan bicara karena ketidakmampuan dalam memperhatikan bunyi-bunyi bicara yang diterima, sehingga tidak mampu membentuk konsep bahasa. Misalnya /makan/ menjadi /kaman/ atau /nakam/ 1) Kelainan Nada : gangguan pada frekuensi getaran pita suara pada waktu ponasi yang berakibat pada gangguan nada yang diucapkan. C. Gangguan Suara
  • 14. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 11 2) Kelainan kualitas suara : yaitu gangguan suara yang terjadi karena adanya ketidaksempurnaan kontak antara pita suara pada saat adduksi, sehingga suara yang dihasilkan tidak sama dengan suara yang biasanya.Contoh gangguan: suara menjadi sengau, mengecil atau membesar. 3) Afonia, Yaitu kelainan suara yang diakibatkan ketidakmampuan dalam memproduksi suara atau tidak dapat bersuara sama sekali karena kelumpuhan pita suara. Yaitu gangguan bicara dengan ditandai adanya ketidaklancaran pada saat berbicara, antara lain gagap, yaitu gangguan dalam kelancaran berbicara berupa pengulangan bunyi atau suku kata, perpanjangan dan ketidakmampuan untuk memulai pengucapan kata, dan ganguan kelancaran bicara yang ditandai bicara yang sangat cepat, sehingga terjadi kesalahan artikulasi yang sulit dipahami. dimengerti. D. Gangguan Irama Kesulitan bicara pada pasien / anak dengan kebutuhan khusus perlu dikenali dan dipahami oleh perawat. Perawat harus berusaha memahami komunikasi pasien, BUKAN pasien yang harus memahami komunikasi Perawat. Gambar : sentuhan pada pasien Sentuhan/Berpelukan sebagai salah satu bentuk komunikasi pada pasien kebutuhan khusus Gambar 4.1
  • 15. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 12 Kebutuhan khusus adalah suatu kondisi yang memerlukan pemahaman dan perlakuan secara khusus pada pasien / anak yang mempunyai keterbatasan atau kelainan tertentu. Gangguan komunikasi yang termasuk dalam kebutuhan khusus adalah gangguan bicara pada anak sebagai salah satu kelainan yang sering terjadi pada usia presekolah mencakup gangguan berbicara (3%) dan gagap (1% ). Termasuk penyebab gangguan bicara pada anak kebutuhan khusus adalah gangguan pendengaran. Macam-macam gangguan komunikasi pada anak dengan kebutuhan khusus, Secara umum Ada 4 macam bentuk gangguan komunikasi yaitu gangguan bahasa, gangguan bicara, gangguan suara dan gangguan irama. Ganguan bahasa merupakan salah satu jenis kelainan atau gangguan dalam komunikasi dengan indikasi klien mengalami kesulitan atau kehilangan dalam proses simbolisasi yang mengakibatkan seseorang tidak mampu memberikan symbol yang diterima dan sebaliknya tidak mampu mengubah konsep pengertiannya menjadi symbol-simbol yang dapat dimengerti oleh orang lain. Bentuk gangguan bahasa adalah keterlambatan dalam perkembangan bahasa dan afasia. a. Kelambatan perkembangan bahasa antara lain disebabkan keterlambatan mental intelekktual, tunarungu, afasia congenital , autisme, disfungsi minmal otak dan kesulitan belajar. b. Afasia adalah salah satu jenis kelainan bahasa yang disebabkan adanya kerusakan pada pusat-pusat bahasa di cortex cerebri. Secara klinis afasia dibedakan menjadi, Afasia Sensoris, Afasia Motoris, Afasia Konduktif, dan Afasia Amnestic. Gangguan bicara Perkembangan bahasa tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan bicara. Perkembangan bahasa seseorang akan mempengaruhi perkembangan bicara. Kelainan bicara merupakan salah satu jenis kelainan atau gangguan perilaku komunikasi yang ditandai dengan adanya kesalahan proses produksi bunyi bicara. Kelainan proses produksi menyebabkan kesalahan artikulasi baik dalam titik artikulasinya maupun cara pengucapannya, akibatnya terjadi kesalahan seperti penggantian/substitusi atau penghilangan. Secara klinis, kelainan bicara dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu disaudia, dislogia, disartria, displosia dan dislalia. Gangguan Suara Yaitu salah satu jenis gangguan komunikasi yang disebabkan karena adanya gangguan pada proses produksi suara, meliputi: gangguan nada, kelainan kualitas suara dan afonia. . Gangguan Irama Yaitu gangguan bicara dengan ditandai adanya ketidaklancaran pada saat berbicara, antara lain gagap dan ganguan kelancaran bicara. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Rangkuman
  • 16. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 13 Apakah yangb dimaksud anak dengan Kebutuhan khusus? Sebutkan 4 macam bentuk gangguan komunikasi pada anak dengan kebutuhan khusus! . Sebutkan 2 bentuk gangguan bahasa secara umum! Apa yang dimaksud dengan afasia? Apa yang dimaksud dengan gangguan bicara Apa saja yang termasuk jenis gangguan bicara? Apakah yang dimaksud dengan gangguan Suara? . Apakah yang dimaksud dengan gangguan Irama? 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Evaluasi Formatif
  • 17. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 14 1. Lakukan pengamatan pada orang disekitar lingkungan Anda yang mengalami gangguan komunikasi 2. Coba pahami bahasa yang mereka gunakan 3. Bagaimanakah mereka menyatakan keinginannya baik verbal maupun non verbal? Catatlah hasil pengamatan Anda pada buku tugas Anda. Tugas Terstruktur
  • 18. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 15 Buat rangkuman singkat terkait kegiatan belajar 1 didalam buku Anda Untuk menambah pemahaman Anda, Bacalah referensi lain terkait komunikasi dan diskusikan dengan rekan sejawat Anda. 1. 2. Gambar : melakukan tugas Tugas Mandiri
  • 19. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 16 Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 2 diharapkan Anda mampu menerapkan komunikasi terapeutik dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien kebutuhan khusus dengan masalah mengideraan (gangguan wicara dan pendengaran). Kegiatan Belajar 2 Penerapan Komunikasi Terapeutik Pada Pasien dengan Gangguan Penginderaan Tujuan Pembelajaran Umum Tujuan Pembelajaran Khusus Berdasarkan tujuan pembelajaran pada kegiatan belajar 2 modul ini, maka uraian materi yang akan dibahas adalah: masalah-masalahkomunikasi pada pasien gangguan wicara dan pendengaran, teknik-teknik komunikasi terapeutik dan penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan wicara dan pendengaran. Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 2, diharapkan Anda dapat : 1. Memahami masalah komunikasi pada pasien gangguan wicara dan pendengaran 2. Memilih dan menggunakan teknik-teknik komunikasi terapeutik yang sesuai untuk pasien dengan gangguan wicara dan pendengaran 3. Menerapkan Komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan wicara dan pendengaran Gambar : gangguan bicara dan pendengaran Pokok-pokok Materi
  • 20. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 17 Uraian Materi Dalam kegiatan belajar 1 modul ini, telah Anda pelajari tentang macam-macam gangguan pada pasien yang mengalami gangguan wicara. Gangguan wicara yang terjadi pada pasien dengan kebutuhan khusus, bisa bersifat tunggal gangguan wicara saja, bisa juga merupakan masalah sekunder karena adanya gangguan pendengaran, atau dua gangguan terjadi. Gangguan ini bisa mengakibatkan masalah- masalah dalam berkomunikasi. Berikut ini masalah-masalah komunikasi yang harus dipahami oleh perawat pada saat berkomunikasi dengan pasien gangguan wicara / pendengaran. Gambar : penyampaian informasi Cobalah bayangkan Bagaimanakah komunikasi yang akan kita lakukan jika kita menghadapi pasien dengan kebutuhan khusus gangguan wicara dan pendengaran? 1. Masalah komunikasi pada pasien gangguan wicara dan pendengaran • Kesulitan mengungkapkan pendapat / perasaan • Kesulitan memahami pembicaraan • Kesalahan pesepsi • Kegagalan menyampaian pesan / informasi • Pengulangan kata-kata secara tidak tepat • Kesalahan penggunaan kata-kata / kalimat • Tidak dikenalinya kata-kata yang diucapkan klien oleh lawan bicara • Tidak jelasnya vokal, dll Sudahbisadibayangkan,betapa sulitnyakomunikasiyangakankitalakukanjikamenghadapi klien dengan gangguan wicara dan pendengaran. Kita tidak dapat memahami apa maksud pasien / klien dan diapun tidak paham apa maksud komunikasi perawat. Kondisi ini dapat menyebabkan frustrasi dan terhambatnya komunikasi. Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 2 dalam modul 4 ini, Anda akan belajar tentang bagaimana memahami masalah komunikasi pada pasien dengan gangguan wicara dan pendengaran, memilih dan menggunakan teknik yang tepat serta melatih penerapan komunikasi pada pasien gangguan wicara dan pendengaran.
  • 21. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 18 Pada saat Anda berkomunikasi dan berinteraksi dengan pasien / klien kebutuhan khusus karenagangguanwicaraataupendengaran,secaraumumAndatetapharusmemperhatikan sikap (kehadiran) secara fisik maupun secara psikologis. Secara fisik Anda harus berhadapan dengan klien, mempertahankan kontak mata, membungkuk ke arah klien, menjabat tangan klien, mempertahankan sikap terbuka dan tetap rileks. Jangan frustrasi jika Anda sulit memahami komunikasi klien. Tetap rileks, sabar dan ikhlas Disamping itu Anda harus memperjelas vokal dengan gerakan mulut / bibir yang sesuai agar mudah dipahami klien, menggunakan bahasa isyarat yang mudah dipahami, dan memberikan sentuhan. Secara Psikologis Anda harus bersikap ikhlas, menghargai, dan empati, serta sikap psikologis lain yang diperlukan dalam komunikasi. Gambar : Seseorang yang terkena NAPZA 2. Strategi dan teknik komunikasi terapeutik yang sesuai untuk pasien denggangguan wicara dan pendengaran Bagaimanakah strategi dan teknik komunikasi pada pasien dengan gangguan wicara dan pendengaran? Berikut ini strategi khusus dan teknik komunikasi yang dapat digunakan pada pasien kebutuhan khusus karena mengalami gangguan wicara dan pendengaran. • Terimalah klien secara utuh. Biarkan mereka tahu bahwa Anda benar-benar menerimnya. Hal. Ini akan meningkatkan rasa percaya diri mereka dan akan memberikan pengaruh positif dalam berinteraksi dengan orang lain. • Jadilah pendengar yang aktif Biarkan mereka tahu bahwa anda sedang mendengarkan mereka dan anda sangat berminat dan ingin tahu apa yang mereka katakan. • Jadikan diri anda teman buat klien, hal ini akan memberikan gambaran bahwa Anda adalah bagian dari mereka dan menerima mereka bagian yang tidak terpisahkan dengan diri Anda.
  • 22. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 19 • Pertahankan kontak mata. Kontak mata yang Anda petahankan memberikan gambaran bahwa Anda sangat perhatian terhadap klien. Disamping itu dengan kontak mata, memungkinkan kita untuk mencoba memahami makna komunikasi yang dilakukan klien. • Gunakan bahasa dan gerak tubuh yang sopan. Penggunaan kata-kata yang sopan seperti tolong, maaf, terimakasih dll, akan membuat klien berperilaku sopan dan membuat mereka merasa dihargai serta merasa penting. • Gunakan kata-kata yang singkat dan jelas • Pengulangan pertanyaan sebelum dapat menjawab yang benar 3. Penerapan Komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan wicara dan pendengaran Berikut Contoh penerapan Strategi komunikasi pada pasien yang mengalami gangguan kebutuhan khusus (gangguan wicara dan pendengaran) Ilustrasi kasus : Gambar : Ganguan bicara Seorang anak perempuan usia 10 tahun, tampak duduk menyendiri dan terpisah dari teman-teman sebayanya. Diketahui bahwa anak tersebut mengalami kesulitan bicara (gagap) dan fungsi pendengaran yang tidak normal. Anak seperti tertekan, tampak mata berkaca-kaca seperti mau menangis. Anak tersebut sering diolok-olok temannya karena tidak bisa berbicara secara normal. Contoh komunikasi : Anda sebagai Perawat sudah siap untuk melakukan pertemuan dengan anak, Anda sudah tahu permasalahan anak dan Anda telah mengidentifikasi diri akan kekuatan dan kelemahan sendiri. (Mahasiswa membuat SP Komunikasi sebelum interaksi) Fase Pra Interaksi :
  • 23. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 20 • Tampak duduk menyendiri dan terpisah dari teman-teman sebayanya. • Anak mengalami kesulitan bicara (gagap) • Terdapat gangguan fungsi pendengaran • Anak tampak seperti tertekan, • Mata berkaca-kaca seperti mau menangis. Tujuan Asuhan Keperawatan: 1. Harga diri anak meningkat 2. Anak mampu melakukan proses adaptasi dengan Komunikasi dan interaksi efektif dengan orang lain P : Selamat pagi sayang, assalamu’alaikum (Mengulurkan tangan, mendekat pada anak dan duduk disampingnya) K : Jawaban salam klien P : Apa yang kamu rasakan sayang? (sambil memegang bahu anak) K : Respon klien terkait perasaannya P : Saya akan mengajak kamu bermain…. .. Permainan apa yang kamu suka? . K : Respon klien (memilih bermain ular tangga) P : Kamu mau main dimana? K : Respon klien (disini) Kondisi Klien: Diagnosis Keperawatan: 1. Gangguan komunikasi verbal 2. Isolasi sosial Rencana Keperawatan: 1. Meningkatkan harga diri anak 2. Membantu meningkatkan kemampuan komunikasi verbal dan non verbal yang mudah dipahami Strategi Pelaksanaan (SP) Komunikasi: Fase Orientasi : (salam terapeutik, evaluasi / validasi dan kontrak) P : (Melakukan permainan ular tangga). Sambil bermain perawat menggali kelebihan anak sebagai potensi yang dapat dikembangkan. K : Respon terkait dengan pertanyaan perawat P : Kamu harus yakin bahwa kamu mempunyai kepandaian yang dapat kamu banggakan dihadapan teman-temanmu. (Perawat terus menerus membesarkan hati klien, mengajak dia bicara, menerima apa adanya dan bersahabat dengan klien) K : respon klien P : Terimakasih kamu telah menemani saya bermain ular tangga. Fase Kerja (Tekait permaianan bersama yang dilakukan)
  • 24. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 21 Gambar : dengarkan pasien Anak dengan kebutuhan khusus harus dipahami komunikasi dan kebutuhannya. Bantulah dia beradaptasi, tingkatkan harga dirinya dan berikan mereka perhatian khusus P : Bagaimana perasaan kamu sekarang? (sambil memegang bahu anak) K : Respon klien P : Jelaskan apa yang membuat kamu sedih tadi? Apa yang kamu miliki sebagai kelebihanmu? K : Respon Klien P : Permisi ya, ibu akan kembali ke kamu dan kita bahas permasalahan kamu dengan teman-temanmu. Selamat siang. K : Respon klien Fase Terminasi :
  • 25. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 22 Sangat sulit berkomunikasi dengan klien yang mengalami gangguan wicara dan pendengaran. Kita tidak dapat memahami apa maksud pasien / klien dan diapun tidak paham apa maksud komunikasi perawat. Kondisi ini dapat menyebabkan frustrasi dan terhambatnya komunikasi. Gangguan wicara yang terjadi pada pasien dengan kebutuhan khusus, bisa bersifat tunggal gangguan wicara saja, bisa juga merupakan masalah sekunder karena adanya gangguan pendengaran, atau dua gangguan terjadi. Gangguan ini bisa mengakibatkan masalah-masalah dalam berkomunikasi. Masalah-masalahkomunikasiyangharusdipahamiolehperawatpadasaatberkomunikasi dengan pasien gangguan wicara / pendengaran. • Kesulitan mengungkapkan pendapat / perasaan • Kesulitan memahami pembicaraan • Kesalahan pesepsi • Kegagalan menyampaian pesan / informasi • Pengulangan kata-kata secara tidak tepat • Kesalahan penggunaan kata-kata / kalimat • Tidak dikenalinya kata-kata yang diucapkan klien oleh lawan bicara • Tidak jelasnya vokal, dll Pada saat berkomunikasi dan berinteraksi dengan pasien / klien kebutuhan khusus karena gangguan wicara atau pendengaran, secara umum harus tetap memperhatikan sikap (kehadiran) secara fisik maupun secara psikologis.Secara fisik harus berhadapan dengan klien, mempertahankan kontak mata, membungkuk ke arah klien, menjabat tangan klien, mempertahankan sikap terbuka dan tetap rileks. Jangan frustrasi jika Anda sulit memahami komunikasi klien. Tetap rileks, sabar dan ikhlas Disamping itu Anda harus memperjelas vokal dengan gerakan mulut / bibir yang sesuai agar mudah dipahami klien, menggunakan bahasa isyarat yang mudah dipahami, dan memberikan sentuhan sedangkan Secara Psikologis harus bersikap ikhlas, menghargai, dan empati, serta sikap psikologis lain yang diperlukan dalam komunikasi. Strategi khusus dan teknik komunikasi yang dapat digunakan pada pasien kebutuhan khusus karena mengalami gangguan wicara dan pendengaran yaitu: Terimalah klien secarautuh,jadilahpendengaryangaktif,jadikandiriandatemanbuatklien,pertahankan kontak mata, gunakan bahasa dan gerak tubuh yang sopan, kata-kata yang singkat dan jelas, serta lakukan Pengulangan pertanyaan sebelum dapat menjawab yang benar Dalam setiap aktivitas komunikasi termasuk pada pasien dengan gangguan wicara dan pendengaran harus melalui fase-fase mulai dari menyiapkan diri (pra orientasi), orientasi, kerja dan terminasi. Membuat Strategi Pelaksanaan (SP) Komunikasi sebelum berlatih interaksi dengan klien adalah hal yang penting karena dapat membantu perawat untuk berinteraksi secara efektif dengan klien. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Rangkuman
  • 26. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 23 Jelaskan kenapa berkomunikasi dengan klien yang mengalami gangguan wicara dan pendengaran dapat menyebabkan frustrasi? Apa sajakah masalah-masalah komunikasi yang harus dipahami oleh perawat pada saat berkomunikasi dengan pasien gangguan wicara / pendengaran? ApakahSikap(kehadiran)secarafisikyangharusdiperhatikanperawatsaatberkomunikasi dengan klien dengan gangguan wicara atau pendengaran? Apakah sikap Psikologis perawat saat berkomunikasi? Apakah strategi khusus dan teknik komunikasi yang dapat digunakan pada pasien kebutuhan khusus karena mengalami gangguan wicara dan pendengaran? 1. 2. 3. 4. 5. Evaluasi Formatif
  • 27. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 24 1. Lakukan latihan untuk mempraktekkan penggunaan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan wicara dan pendengaran 2. Gunakan skenario pada SP komunikasi yang ada di kegiatan belajar 2 di atas dan berlatihlah secara bergantian dengan teman Anda. 3. Mintalah teman Anda memberikan koreksi atas komunikasi Anda baik verbal maupun non verbal. Tugas Terstruktur
  • 28. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 25 Lakukan latihan secara terus menerus untuk berkomunikasi terapeutik pada klien gangguan wicara atau pendengaran Pahamilah komunikasi yang mereka gunakan Gunakan tahap-tahap hubungan / komunikasi terapeutik dalam setiap interaksi Diskusikan dengan teman setiap anda mengalami kesulitan. 1. 2. 3. 4. Tugas Mandiri Gambar : melakukan tugas
  • 29. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 26 Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 3 diharapkan Anda mampu menerapkan komunikasi terapeutik dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan perilaku. Kegiatan Belajar 3 Penerapan Komunikasi Terapeutik Pada Pasien dengan Gangguan Perilaku Tujuan Pembelajaran Umum Tujuan Pembelajaran Khusus Berdasarkan tujuan pada kegiatan belajar 3 dalam modul 4 ini, maka berikut akan diuraikan secara berurutan tentang pengertian gangguan perilaku, karakteristik gangguan perilaku, masalah-masalah klien dengan gangguan perilaku, teknik dan strategi komunikasi pada klien gangguan komunikasi dan Penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan perilaku. Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 3 diharapkan Anda dapat : 1. Menjelaskan gangguan perilaku 2. Mengidentifikasi gangguan perilaku yang memerlukan kebutuhan khusus 3. Memahami masalah komunikasi pada pasien gangguan gangguan perilaku 4. Memilih dan menggunakan teknik-teknik komunikasi terapeutik yang sesuai untuk pasien dengan gangguan perilaku 5. Menerapkan Komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan perilaku Gambar : gangguan perilaku Pokok-pokok Materi
  • 30. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 27 Uraian Materi Dewasa ini Perkembangan Anak berkebutuhan Khusus seperti autisme dan hiperaktif semakin mengkhawatirkan mengingat sampai saat ini penyebab Autisme masih misterius. Krisis sosialisasi merupakan hal menonjol bagi anak penderita autis maupun hiperaktif. Jumlah anak Autis semakin besar. Mulai tahun 90 –an jumlah anak yang mengalami gangguan autis semakin meningkat dan ini tentunya memerlukan perhatiankhususdarikitasemua.Autismedapat terjadi pada siapa saja, dengan perbandingan antara anak laki laki dan anak perempuan yang mengalami gangguan tersebut adalah 4 : 1. Kata Autisme berasal dari bahasa Yunani “auto” berarti sendiri. Iatilah ini ditujukan pada seeorang yang menunjukkan gejala “hidup dalam dunianya sendiri”. Pada umumnya penderita Autisma mengacuhkanGambar : Autis Pernahkah Anda melihat seorang anak yang tidak bisa duduk diam, selalu bergerak, tidak bisa duduk tenang, memanjat, melempar, bahkan lari-lari ke jalan raya? 1. Definisi Gangguan Perilaku (Autis & Hiperaktif) suara, penglihatan ataupun kejadian yang melibatkan mereka. Jika ada reaksi biasanya reaksi ini tidak sesuai dengan situasi atau malahan tidak ada reaksi sama sekali. Mereka menghindari atau tidak berespon terhadap kontak sosial (pandangan mata, sentuhan kasih sayang, bermain dengan anak lain dan sebagianya). Itulah gangguan perilaku pada anak yang secara khusus harus mendapatkan perhatian khusus dan penangannan secara khusus. Apakah yang harus dilakukan perawat jika kita menghadapi anak dengan gangguan perilaku? Sebelum diuraikan tentang penerapan komunikasi terapeutik pada anak kebutuhan khusus karenagangguanperilaku,akandiuraikanlebihdulutentanghal-halterkaitdengangangguan perilaku autis / hiperaktif yaitu definisi, karakteristik gangguan perilaku, memahami masalah komunikasi anak dengan gangguan komunikasi, dan teknik serta strategi komunikasi pada anak dengan gangguan perilaku. Secara khusus gangguan perilaku yang akan di bahas dalam kegitan belajar ini adalah hiperaktif / autis karena mempunyai karakteristik yang hampir sama.
  • 31. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 28 Autis (Autism/Autisme/Autisma) merupakan gangguan perkembangan neurobiologis yang berat, yang timbul dalam 3 (tiga) tahun pertama kehidupan anak. Gejala-gejala bisa terlihat sejak beberapa hari/minggu setelah bayi lahir, atau beberapa bulan kemudian setelah tahap-tahap perkembangan yang seharusnya ada tetapi tidak dicapai oleh batita yang bersangkutan. Ada juga anak-anak yang mula-mula perkembangannya tampak normal, tetapi kemudian terjadi kemunduran pada umur 18 bulan, yaitu berbagai kemampuan yang tadinya sudah ada tidak bisa berkembang dan kemudian menghilang. Gambar : Hiperaktif 2. Karakteristik Gangguan Perilaku Autis merupakan kelainan perilaku dimana penderita hanya tertarik pada aktivitas mentalnya sendiri dan tidak mampu membentuk hubungan sosial atau komunikasi Sedangkan Hiperaktif adalah defisit perhatian yang ditandai dengan sikap kurang memperhatikan, overaktif dan impulsif. Gambaran penting gangguan pemusatan perhatian adalah pola persisten tidak perhatian dan atau hiperaktivitas serta impulsivitas. Gangguan perilaku, baik autis maupun hiperaktif sama-sama mempunyai ketidakmampuan dalam membentuk hubungan sosial dan berkomunikasi. Mereka memerlukan kebutuhan khusus untuk bisa berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang lain Gangguan perilaku (autis) ditandai dengan tiga gejala utama, yaitu gangguan interaksi sosial, gangguan komunikasi, dan gangguan perilaku. Gangguan perilaku yang terjadi berupa kurangnya interaksi sosial, menghindari kontak mata, serta kesulitan dalam bahasa. Anak dengan autis menunjukkan gejala kesulitan berhubungan dengan orang lain, mengisolasi diri, perilaku yang tidak biasa dan cara berkomunikasi yang aneh A. Autis
  • 32. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 29 Menurut Power (1989) karakteristik anak dengan autisme ada 6 gangguan spesifik yang mulai tampak sejak lahir atau saat masih kecil; dan biasanya sebelum anak berusia 3 tahun dalam bidang: Interaksi sosial, anak menunjukkan perilaku menolak / menghindar tatap muka. Tidak menoleh bila dipanggil, sehingga sering diduga tuli. Merasa tidak senang atau menolak dipeluk. Bila menginginkan sesuatu, menarik tangan orang yang terdekat dan berharap orang tersebut melakukan sesuatu untuknya. Komunikasi (bahasa dan bicara), anak menggunakan bahasa tubuh dan hanya dapat berkomunikasi dalam waktu singkat. Menggunakan Kata-kata yang tidak dapat dimengerti orang lain (“bahasa planet”) Perilaku-Emosi, senang kerapian, harus menempatkan barang tertentu pada tempatnya. Anak dapat terlihat hiperaktif misalnya bila masuk dalam rumah yang baru pertama kali ia datang, ia akan membuka semua pintu, berjalan kesana kemari, berlari- lari tak tentu arah. Mengulang suatu gerakan tertentu (menggerakkan tangannya seperti burung terbang). Ia juga sering menyakiti diri sendiri seperti memukul kepala atau membenturkan kepala di dinding. Dapat menjadi sangat hiperaktif atau sangat pasif (pendiam), duduk diam bengong dengan tatap mata kosong. Sangat menaruh perhatian pada satu benda, ide, aktifitas ataupun orang. Dapat sangat agresif ke orang lain atau dirinya sendiri. Anak dapat pula mengalami Gangguan tidur, gangguan makan dan gangguan perilaku lainnya. Gangguan perasaan dan emosi dapat pula dilihat dari perilaku tertawa-tawa sendiri, menangis atau marah tanpa sebab nyata. Marah tanpa alasan yang jelas dan sering ngamuk tak terkendali (temper tantrum), terutama bila tidak mendapatkan sesuatu yang diinginkan bahkan bisa menjadi agresif, merusak. Tidak dapat berbagi perasaan (empati) dengan anak lain. Gambar : interaksi pola bermain 1. 2. 3. Pola Bermain, sangat monoton dan aneh misalnya menderetkan sabut menjadi satu deretan yang panjang, memutar ban pada mainan mobil dan mengamati dengan seksama dalam jangka waktu lama. Ada kelekatan dengan benda tertentu seperti, kertas, gambar, kartu atau guling, terus dipegang dibawa kemana saja dia pergi. Bila senang satu mainan tidak mau mainanya lainnya. Lebih menyukai benda yang kurang menarik seperti, botol, gelang karet, baterai atau benda lainnya. Bermain tidak spontan dan tidak berimajinasi dengan baik. Tidak dapat meniru tindakan temannya dan tidak dapat memulai permainan yang bersifat pura-pura. Sering memperhatikan jari-jarinya sendiri, kipas angin yang berputar atau angin yang bergerak. 4.
  • 33. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 30 3. Masalah Komunikasi pada Anak dengan Gangguan Perilaku (Autis) • Gelisah dan tidak dapat diam dan sukar untuk duduk diam walaupun diperintahkan demikian. • Perhatian mudah teralihkan dengan rangsangan yang sedikit. • Sukar untuk menunggu giliran dalam permainan atau ketika belajar di kelas. • Langsung menjawab pertanyaan yang belum selesai di ucapkan. • Sukar mengikuti instruksi yang beruntun • Sukar menyimak dan menyulitkan dalam permainan. • Sering beralih dari satu aktifitas yang belum diselesaikan ke aktifitas yang lain. • Sukar untuk bermain dengan tenang. • Sering menyela pembicaraan orang lain atau kegiatan orang lain. • Waktu diajak bicara, ekspresi wajah seperti ekspresi tidak sedang mendengarkan. • Sering kehilangan benda-benda penting, misal alat-alat keperluan sekolah. • Banyak bicara. • Melakukan kegiatan-kegaiatan yang berbahaya tanpa memikirkan akibatnya. a. Bayi Autistik menununjukkan adanya gangguan awal komunikasi dengan lingkungannya, antara lain: Gangguan sensorik dan motorik, Gangguan dalam persepsi sensori meliputi perasaan sensitif terhadap cahaya, pendengaran, sentuhan, penciuman dan rasa (lidah) dari mulai ringan sampai berat. Menggigit, menjilat atau mencium mainan atau benda apa saja. Bila mendengar suara keras, menutup telinga. Menangis setiap dicuci rambutnya, merasa tidak nyaman bila diberi pakaian tertentu, tidak menyukai rabaan atau pelukan, bila digendong sering merosot atau melepaskan diri dari pelukan Perkembangan terlambat atau tidak normal, hal ini terjadi karena anak mengalami gangguan kognitif dan hidup dengan dunianya sendiri sehingga stimulus eksternal sebagai fasilitas untuk pengembangan diri tidak bisa dimanfaatkan dengan baik. 5. 6. b. Hiperaktif • Tidak berespon terhadap penglihatan/suara dari orang lain • Tidak ada senyum sosial • Tidak ada perasaan senang bila berada di dekat Ibunya • Tidak mau berusaha menggapai seseorang secara fisik • Tidak ada reaksi terhadap orang lain, perilaku bayi ini sering disalah artikan sebagai “bayi yang penurut” Pada usia yang agak besar, maka anak tidak ada kegiatan berimajinasi, suara abnormal (volume nada) dan isi pembicaraan sering terbalik, adanya echolalia serta menggunakan bahasanya sendiri. Pengenalan dini tidak berkembangnya komunikasi bayi diawal kehidupannya penting bagi perawat sebagai salah satu cara identifikasi dini gangguan perilaku (autis atau hiperaktif).
  • 34. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 31 Gambar : World auisem awarned day b. Gangguan dalam komunikasi verbal maupun nonverbal meliputi: • Ketidakmampuan berbahasa mengalami keterlambatan atau sama sekali tidak dapat berbicara. • Menggunakan kata-kata tanpa menghubungkannya dengan arti yang lazim digunakan. • Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa tubuh dan hanya dapat berkomunikasi dalam waktu singkat. • Kata-kata yang tidak dapat dimengerti orang lain (“bahasa planet”). • Tidak mengerti atau tidak menggunakan kata-kata dalam konteks yang sesuai. • Ekolalia (meniru atau membeo), menirukan kata, kalimat atau lagu tanpa tahu artinya. Bicaranya monoton seperti robot. • Bicara sendiri dan mimik datar. 4. Teknik dan Strategi Komunikasi pada Anak dengan Gangguan Perilaku (Autis / hiperaktif). Adanya gangguan spesifik pada kemampuan interaksi dan komunikasi pada anak autis atau hiperatif, memerlukan kemampuan perawat untuk memilih dan menggunakan strategi yang tepat untuk meningkatkan kemampuan anak dengan kebutuhan khusus (autis atau hiperatif). Perawat, orang tua atau orang dewasa lain harus menunjukkan kesabaran yang tinggi waktu berkomunikasi dan berinteraksi. Teknik komunikasi terapeutik apa sajakah yang efektif digunakan pada anak dengan kebutuhan khusus karena autis atau hiperaktif? Komunikasi dengan anak yang mengalami kerusakan hubungan sosial atau kerusakan komunikasi verbal karena autis atau hiperatif, perlu selektif dalam memilih teknik karena ada hal-hal yang tidak disenangi anak. Komunikasi bisa dilakukan secara verbal maupun non verbal. Pada prinsipnya komunikasi yang dilakukan bertujuan untuk mempertahankan kenyamanan dan keselamatan klien, serta menjaga interaksi dan memperbaiki kerusakan komunikasi.
  • 35. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 32 • Ketidakmampuan berbahasa mengalami keterlambatan atau sama sekali tidak dapat berbicara. • Menggunakan kata-kata tanpa menghubungkannya dengan arti yang lazim digunakan. • Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa tubuh dan hanya dapat berkomunikasi dalam waktu singkat. • Kata-kata yang tidak dapat dimengerti orang lain (“bahasa planet”). • Tidak mengerti atau tidak menggunakan kata-kata dalam konteks yang sesuai. • Ekolalia (meniru atau membeo), menirukan kata, kalimat atau lagu tanpa tahu artinya. Bicaranya monoton seperti robot. • Bicara sendiri dan mimik datar. Komunikasi Non Verbal (Bahasa Tubuh) dan sikap: • Pertanyaan sederhana atau tertutup, karena anak / klien sangat tidak koorperatif • Mengulang pembicaraan yang kurang jelas • Memperjelas ungkap verbal anak • Jangan berbicara sambil berjalan. • Bicara singkat dan jelas sesuai kemampuan menerima anak • Memfokuskan, dll yang sesuai dengan kondisi anak Komunikasi Verbal dan teknik komunikasi yang digunakan 5. Penerapan Strategi Komunikasi Terapeutik pada Anak dengan Gangguan Perilaku (Autis) Berikut Contoh penerapan Strategi komunikasi pada pasien yang mengalami gangguan kebutuhan khusus (gangguan wicara dan pendengaran) Ilustrasi kasus : Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun diantar ibunya ke rumah sakit untuk konsultasi karena mencurigai adanya gangguan perilaku pada anak. Menurut ibu, anaknya tidak bisa duduk diam, sering lari-lari ke jalan raya, memanjat tembok atau pohon tanpa rasa khawatir, dan tampak selalu gelisah. Saat pengkajian tampak anak selalu gelisah / tidak bisa duduk diam, tidak ada kontak mata dan tidak respon dengan panggilan. Contoh komunikasi : Anda sebagai Perawat sudah siap untuk melakukan pertemuan dengan orang tua dan anak. Anda sudah tahu permasalahan anak dan Anda telah mengidentifikasi diri akan kekuatan dan kelemahan sendiri. (Mahasiswa membuat SP Komunikasi sebelum interaksi) Fase Pra Interaksi :
  • 36. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 33 • Tidak bisa duduk tenang dan selalu gelisah, tidak ada kontak mata dan tidak berrespon ketika dipanggil namanya. • Menurut ibumya, anak sering manjat tembok, pohon atau lari ke jalan raya. Kondisi Klien: 1. Kerusakan komunikasi verbal 2. Resiko cidera fisik Diagnosis Keperawatan: 1. Meningkatkan kemampuan anak untuk mengenal komunikasinya 2. Meningkatkan kemampuan mengontrol perilaku dan mencegah trauma / cidera fisik Rencana Keperawatan: 1. Mampu mengenal komunikasi 2. Tidak terjadi cidera fisik Tujuan Asuhan Keperawatan: Pelaksanaan (SP) Komunikasi: P : Selamat pagi sayang, assalamu’alaikum (Mengulurkan tangan, mendekat pada anak dan duduk disampingnya) K : Respon klien P : Apa yang kamu rasakan sayang? (sambil memegang bahu anak) K : Respon klien P : Apa mau bermain dengan saya? . Mana yang kamu suka? (sambil menunjukkan pilihan permainan) K : Respon klien (memilih bermain ular tangga) P : Main di sini saja ya? K : Respon klien Fase Orientasi : (salam terapeutik, evaluasi / validasi dan kontrak) Fase Kerja (Tekait permaianan bersama yang dilakukan) P : Mengamati perilaku anak bermain sambil mengajak bermain bersama ibunya. K : Respon klien terkait permainan P : Apa kamu senang permainannya? K : respon klien P : Lanjutkan kalau kamu senang Fase Terminasi : P : Bagaimana perasaan kamu sekarang? (sambil memegang bahu anak) K : Respon klien P : Senang ya? K : Respon Klien P : Permainan mu sudah selesai ya, sekarang ayo duduk dekat ibu. Nanti dilanjutkan di rumah bersama ibu. Selamat siang. (meminta jabatan tangan dengan anak) K : Respon klien Anak dengan kebutuhan khusus harus dipahami komunikasi dan kebutuhannya. Bantulah dia beradaptasi dan berikan perhatian khusus dengan penuh kesabaran dan keikhlasan
  • 37. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 34 Autis (Autism/Autisme/Autisma) merupakan gangguan perkembangan neurobiologis yang berat dimana individu tertarik pada aktivitas mentalnya sendiri, yang timbul dalam 3 (tiga) tahun pertama kehidupan anak, ditandai dengan gangguan interaksi, komunikasi dan perilaku.. Sedangkan hiperaktif adalah defisit perhatian yang ditandai dengan sikap kurang memperhatikan, overaktif dan impulsif. Gambaran penting gangguan pemusatan perhatian adalah pola persisten tidak perhatian dan atau hiperaktivitas serta impulsivitas. Gangguan perilaku, baik autis maupun hiperaktif sama-sama mempunyai ketidakmampuan dalam membentuk hubungan sosial dan berkomunikasi. Mereka memerlukan kebutuhan khusus untuk bisa berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang lain Karakteristik Gangguan Perilaku a. Autis Gangguan perilaku (autis) ditandai dengan tiga gejala utama, yaitu gangguan interaksi sosial, gangguan komunikasi, dan gangguan perilaku. Gangguan perilaku yang terjadi berupa kurangnya interaksi sosial, menghindari kontak mata, serta kesulitan dalam bahasa. Anak dengan autis menunjukkan gejala kesulitan berhubungan dengan orang lain, mengisolasi diri, perilaku yang tidak biasa dan cara berkomunikasi yang aneh Menurut Power (1989) karakteristik anak dengan autisme ada 6 gangguan spesifik yang mulai tampak sejak lahir atau saat masih kecil; dan biasanya sebelum anak berusia 3 tahun dalam bidang:Interaksi sosial, Komunikasi (bahasa dan bicara), Perilaku-Emosi, Pola Bermain, Gangguan sensorik dan motorik, dan Perkembangan terlambat atau tidak normal. b. Hiperaktif, karakteristik berfokus pada ketidakadaan perhatian / gangguan pemusatan perhatian dan komunikasi. Klien selalu bergerak dan tidak bisa diam. Masalah Komunikasi pada Anak dengan Gangguan Perilaku (Autis) a. Bayi Autistik menununjukkan adanya gangguan awal komunikasi dengan lingkungannya, antara lain: • Tidak berespon terhadap penglihatan/suara dari orang lain • Tidak ada senyum sosial • Tidak ada perasaan senang bila berada di dekat Ibunya • Tidak mau berusaha menggapai seseorang secara fisik • Tidak ada reaksi terhadap orang lain, perilaku bayi ini sering disalah artikan sebagai “bayi yang penurut” b. Pada usia yang agak besar, maka anak tidak ada kegiatan berimajinasi, suara abnormal (volume nada) dan isi pembicaraan sering terbalik, adanya echolalia serta menggunakan bahasanya sendiri. 1. 2. 3. Rangkuman
  • 38. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 35 c. Gangguan dalam komunikasi verbal maupun nonverbal meliputi: • Ketidakmampuan berbahasa menggunakan kata-kata tidak lazim dan tidak dimengerti orang lain, menggunakan bahasa tubuh dan hanya dapat berkomunikasi dalam waktu singkat. • Ekolalia (meniru atau membeo), menirukan kata, kalimat atau lagu tanpa tahu artinya. Bicaranya monoton seperti robot. • Bicara sendiri dan mimik datar. Adanya gangguan spesifik pada kemampuan interaksi dan komunikasi pada anak autis atau hiperatif, memerlukan kemampuan perawat untuk memilih dan menggunakan strategi yang tepat untuk meningkatkan kemampuan anak dengan kebutuhan khusus (autis atau hiperatif). Perawat, orang tua atau orang dewasa lain harus menunjukkan kesabaran yang tinggi waktu berkomunikasi dan berinteraksi. Perlu selektif dalam memilih teknik karena ada hal-hal yang tidak disenangi anak. Komunikasi bisa dilakukan secara verbal maupun non verbal. Pada prinsipnya komunikasi yang dilakukan bertujuan untuk mempertahankan kenyamanan dan keselamatan klien, serta menjaga interaksi dan memperbaiki kerusakan komunikasi. Penerapan Strategi Komunikasi Terapeutik pada Anak dengan Gangguan Perilaku (Autis) Penggunaan strategi komunikasi dan teknik-teknik komunikasi terapeutik dalam berinteraksi dengan klien. Perawat harus selalu menyiapkan diri sebelum berinteraksi denganStrategi komunikasi spesifik sesuai masalah dan kondisi klien. 4. 5.
  • 39. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 36 Identifikasi gangguan perilaku anak dengan autis Identifikasi gangguan perilaku anak dengan hiperaktif Seorang Anak usia 6 tahun, saat ini sudah sekolah kelas 1 SD. Menurut guru sekolahnya, bila di kelas anak banyak bicara (talk excessively), tidak perhatian bila guru menerangkan, Jika waktu istirahat, Robert sering memanjat tembok sekolah,dan lari lari ke jalan raya. Jika ditegur oleh guru, biasanya Robert akan tampak merasa kesal , menendang kursi, melempar tas dan memporakporandakan isinya. a. Identifikasi perilaku terkait dengan gangguan komunikasi pada anak b. Identifikasi perilaku terkait gangguan psikomotor Berdasarkan ilustrasi kasus pada soal no 3 di atas, Apakah Diagnosa keperawatan yang tepat pada anak tersebut? A. Resiko cidera fisik B. Gangguan motorik C. Gangguan konsep diri D. Koping individu tidak efektif E. Ketidakmampuan mengontrol perilaku Saat interaksi dengan anak dengan hiperaktif perawat berkata: „bagaimana perasaanmu saat ini? Saya lihat kamu gelisah, ada yang bisa saya bantu? Apakah fase komunikasi yang sedang terjadi pada kasus di atas? A. Fase perkenalan B. Fase Pra interaksi C. Fase orientasi D. Fase kerja E. Fase Terminasi 1. 2. 3. 4. 5. Evaluasi Formatif
  • 40. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 37 1. Carilah kasus autis 2. Identifikasi gangguan perilaku yang terjadi 3. Buatlah ilustrasi kasus anak dengan autis 4. Buatlah SP Komunikasi sesuai dengan fase-fase orientasi. Kerja dan terminasi. 5. Diskusikan dengan teman Anda dan Konsultasikan SP komunikasi yang Anda buat kepada fasilitator / tutor jika mengalami kesulitan. 6. Selanjutnya lakukan role play (bermain peran) dengan teman Anda untuk menerapkan teknik-teknik komunikasi sesuai SP komunikasi yang telah Anda buat. 7. Mintalah tutor Anda memberikan penilaian terhadap penampilan Anda dalam bermain peran dalam perawatan anak autis. Tugas Terstruktur Kondisi Klien : Diagnosis Keperawatan : Tujuan Keperawatan : SP Komunikasi : Fase Orientasi : ………………………………………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………………………………………….. Fase Kerja : ………………………………………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………………………………………….. Fase Terminasi : Evaluasi subyektif dan obyektif ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………... ………………………………………………………………………………………………………………………... Rencana tidak lanjut ...................………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………... ………………………………………………………………………………………………………………………... Kontrak yang akan datang .........………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………... ………………………………………………………………………………………………………………………... STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI
  • 41. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 38 Tugas Mandiri Buat rangkuman singkat terkait kegiatan belajar 1 didalam buku Anda Untuk menambah pemahaman diskusikan dengan rekan sejawat Anda hasil membaca Anda dalam mengenal karakteristik gangguan perilaku. 1. 2.
  • 42. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 39 Buat Strategi Pelaksanaan (SP) Komunikasi dalam rangka pengkajian data keperawatan dengan format yang telah disediakan. Diskusikan dengan teman Anda dan Konsultasikan SP komunikasi yang Anda buat kepada fasilitator / tutor jika mengalami kesulitan. Lakukan role play (bermain peran) dengan teman Anda untuk menerapkan teknik-teknik dan sikap komunikasi terapeutik secara bergantian. Mintalah teman / tutor Anda memberikan penilaian terhadap penampilan Anda dalam bermain peran konseling dalam keperawatan. 1. 2. 3. 4. Tugas akhir terstruktur Seorang anak berusia 5 tahun dibawa orang tua ke RS karena menunjukkan gejala perilaku yang aneh. Menurut ibu anak asyik dengan “dunia” nya sendiri, tidak ada interaksi dan komunikasi dengan orang lain dan lingkungannya. Anak lebih senang main sendiri daripana bersama teman sebayanya.
  • 43. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 40 Tugas Akhir Mandiri Lakukan latihan terus menerus untuk mengamati gangguan perilaku anak autis dan hiperaktif serta catat dalam buku tugas Anda Lakukan latihan komunikasi untuk menggali masalah klien dan membantu mengatasi gangguan perilaku yang terjadi. Sebelumnya buat lebih dulu SP Komunikasi sesuai format. 1. 2.
  • 44. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 41 A. Bagaimana perasaan kamu sekarang? (sambil memegang bahu anak) B. Saya lihat kamu tampak bersedih, Apa yang membuatmu bersedih? C. Kamu tidak perlu bersedih lagi karena sekarang saya menjadi sahabatmu D. Saya akan kembali lagi untuk bermain bersama kamu E. Jelaskan kepada saya kenapa kamu menyendiri dan menangis Bagaimanakah respon komunikasi verbal selanjutnya yang harus dilakukan perawat? 5. A. Fase pra Orientasi B. Fase orientasi C. Fase interaksi D. Fase kerja E. Fase terminasi Dody adalah anak laki-laki berusia 2 tahun dan masih belum bisa berbicara. Dia dapat mengatakan beberapa kata, namun dibandingkan teman sebayanya dia jauh ketinggalan. Berikut komunikasi antara orang tua anak kepada perawat, Orang tua anak :“Banyak orang tua ragu untuk mencari bantuan karena mereka yakin bahwa anaknya kelak akan bisa berbicara. Sayapun demikian, saya yakin anak saya normal” Perawat : Mendengarkan sambil memperhatian Pada fase apakah proses komunikasi yang terjadi antara orang tua dan perawat? 6. A. Kemarahan B. Hiperaktif C. Autistik D. Gangguan emosi E. Perilaku tidak efektif Seorang anak laki-laki berusia 9 tahun dibawa ibunya untuk konsultasi di Poli jiwa karena menunjukkan perilaku sering marah-marah. Jika dia merasa kesal maka akan menendang, melempar barang-barang yang ada disekitarnya. Anak suka menantang dan tiba-tiba lari dan manjat tembok. Apakah gangguan perilaku yang terjadi pada anak sehingga termasuk anak dgn kebutuhan khusus? 7. A. Fase pra Orientasi B. Fase orientasi C. Fase interaksi D. Fase kerja E. Fase terminasi Seorang anak berusia 7 tahun diantar ibunya ke RS karena menurut ibu, anaknya tidak bisa duduk diam, sering lari-lari ke jalan raya, memanjat tembok atau pohon tanpa rasa khawatir, dan tampak selalu gelisah. Apakah Diagnosa keperawatan yang tepat pada anak tersebut? 8. A. Bicara dengan bahasa tubuh B. Komunikasi dalam waktu yang singkat C. Berlari-lari tidak tentu D. Menghindar tatap muka E. Senang dengan mainnya sendiri Manakah Berikut ini yang merupakan karakteristik anak autis pada aspek gangguan interaksi:
  • 45. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 42 Test Akhir Modul Data obyektif yang menunjukkan bahwa anak mengalami masalah psikologis adalah: A. Mata berkaca-kaca B. Tidak bisa bicara normal C. Gangguan fungsi pendengaran D. Merasa tertekan E. Sering diolok-olok teman Seorang anak perempuan usia 10 tahun, tampak duduk menyendiri dan terpisah dari teman-teman sebayanya. Diketahui bahwa anak tersebut mengalami kesulitan bicara (gagap) dan fungsi pendengaran yang tidak normal. Anak seperti tertekan, tampak mata berkaca-kaca seperti mau menangis. Anak tersebut sering diolok-olok temannya karena tidak bisa berbicara secara normal. 1. A. Gangguan alam perasaan B. Gangguan interaksi sosial C. Perasaan berduka D. Gangguan pendengaran E. Gangguan bicara Berdasarkan kasus no 1 di atas, apakah masalah keperawatan yang terjadi pada anak pada kasus di atas? 2. P : Saya akan mengajak kamu bermain. Permainan apa yang kamu suka? . K : Respon klien (memilih bermain ular tangga) P : Kamu mau main dimana? K : Respon klien (disini) Seorang perawat sedang melakukan komunikasi dengan anak kebutuhan khusus. Berikut gambaran proses komunikasi yang dilakukan perawat dengan anak tersebut: 3. A. Melakukan kontrak B. Evaluasi obyektif C. Evaluasi subyektif D. Penjelasan pada fase kerja E. Rencana tindak lanjut Apakah aktivitas komunikasi yang dilakukan perawat berdasarkan dialog tersebut? 4. P : Kamu harus yakin bahwa kamu mempunyai kepandaian yang dapat kamu banggakan dihadapan teman-temanmu. (Perawat terus menerus membesarkan hati klien, mengajak dia bicara, menerima apa adanya dan bersahabat dengan klien) K : respon klien P : Terimakasih, kamu adalah teman yang menyenangkan buat saya Seorang perawat sedang melakukan tindakan untuk meningkatkan harga diri anak dengan kebutuhan khusus. Sambil mengajak bermain anak, perawat menggali kelebihannya sebagai potensi yang dapat dikembangkan.
  • 46. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 43 9. A. Gangguan persepsi B. Gangguan pola bermain C. Gangguan komuniksi D. Gangguan sensorik –motorik E. Gangguan perilaku emosi Seorang laki-laki 6 tahun mengalai gangguan perilaku suka marah-marah tanpa sebab dan ngamuk tanpa terkendali terutama jika keinginannya tidak terpenuhi. Pada aspek apakah gangguan perilaku yang terjadi pada anak tersebut: 10. A. Pra orientasi B. Interaksi C. Orientasi D. Kerja E. Terminasi Seorang anak laki-laki 5 tahun, nampak duduk sendiri sambil memainkan jari-jarinya. Kadang-kadang mengamati suatu benda dalam waktu lama. Waktu dipanggil namanya, anak tidak berespon dan tampak asyik dengan kesendiriannya. Perawat duduk disamping anak, memagang pundak sambil bertanya “namamu siapa? Halo… selamat pagi …. Namamu siapa? Saya ibu Tri, Boleh saya ikut bermain disini? Apakah fase komunikasi dalam proses hubungan terapeutik di atas? 11. 1. Duduk di samping anak 2. Memberi salam 3. Memegang pundak anak 4. Bertanya tentang nama Manakah sikap fisik terapeutik perawat yang dilakukan saat berinteraksi berdasarkan kasus soal no: 10 di atas? 12. 1. Menggunakan kata-kata sederhana 2. Meningkatkan orientasi 3. Mengulang 4. Memaksa Saat berinteraksi dengan anak dengan kebutuhan khusus karena gangguan perilaku, perawat melakukan komunikasi “Halo… selamat pagi …. Namamu siapa? Saya ibu Tri, Boleh saya ikut bermain disini? Halo….. selamat pagi…… namamu siapa? ….. Bu Tri akan main dengan kamu disini… Strategi komunikasi yang digunakan oleh perawat 13. A. “Dimana kita akan bermain?” B. “Mainanmu bagus, kamu suka?” C. “Setelah ini, Saya akan tunjukkan mainan yang lain. D. “Berapa lama kita akan bermain?” E. “Siapa namamu, dari tadi belum menjawab” Seorang perawat telah berhasil membina hubungan saling percaya dengan klien anak yang mengalami autis dan saat ini telah masuk fase kerja. Manakah komunikasi yang tepat menggambarkan fase kerja perawat? 14. A. Menanyakan kenapa marah B. Memberi kesempatan anak untuk mengekspresikan marahnya C. Memberi nasehat untuk tidak marah D. Memeluk anak E. Menjaga kontak mata Manakah berikut ini yang merupakan sikap fisik yang harus dipertahankan pada saat anak menunjukkan kemarahan?
  • 47. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 44 15. A. Bermain mata B. Menerima secara terbuka C. Rileks dan tenang D. Melindungi anak supaya aman E. Suara lembut Bahasa tubuh yang harus dihindari perawat saat berinteraksi dengan anak autis adalah:
  • 48. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 45 Acuan Pustaka 1. Chitty (1997). Professional Nursing Practice. St. Louis : Mosby 2. Dani Vardiansyah. (2004). Pengantar Ilmu Komunikasi. Bogor. Ghalia Indonesia 3. Kozier & Erb (1999) Fundamental of Nursing : Concept and practice. St. Louis 4. Taylor, C; Lillis, C & LeMone, P. (1989). Fundamental of nursing : The art and science of nursing care. Philadelphia : J.B. Lippincott. 5. Stuard, GW & Laraia, M.L. (1998). Principle and practice of psychiatric nursing. Mosby year book6th edition. St. Louis : Mosby 6. http://miftah88tea.wordpress.com/macam-macam-gangguan-komunikasi-pada-anak- berkebutuhan-khusus/ Posted on October 21, 2011 by jlc 7. http://infowanitakarir.blogspot.com/2011/04/cara-berkomunikasi-dengan-anak.html 8. http://dannyprijadi.wordpress.com/2009/01/19/gangguan-komunikasi-pada-anak/ 9. http://teguhsubianto.blogspot.com/2009/10/komunikasi-pada-anak.html 10. http://www.infoautis.com/index.php 11. http://www.resep.web.id/kesehatan/gangguan-autis-pada-anak.htm
  • 49. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 46 Selamat Anda telah menyelesaikan Modul 4 Pembelajaran Komunikasi dalam Keperawatan dengan baik dan tepat waktu. Modul 4 berjudul Penerapan Komunikasi Pada Pasien dengan Kebutuhan Khusus ini dibagi dalam tiga kegiatan belajar, yaitu (1) Konsep Komunikasi Terapeutik Pada Pasien dengan Kebutuhan Khusus, (2) Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Pasien dengan Gangguan Penginderaan, dan (3) Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Pasien Gangguan Perilaku. Pastikan bahwa Anda telah memahami Bagaimana penerapan komunikasi terapeutik pada keadaan khusus tersebut dengan baik. Hal ini penting karena perlu kemampuan dan pengetahuan khusus perawat dalam menangani pasien-pasien dengan kebutuhan khusus. Untuk itu pastikan bahwa Anda telah menyelesaikan tugas-tugas dan mendemonstrasikan latihan-latihan yang diminta. Kami berharap pemahaman dan kemampuan Anda dalam mendemonstrasikan ketrampilan komunikasi pada pasien dengan kebutuhan khusus, dapat membantu Anda untuk berkomunikasi secara efektif saat melaksanakan tugas-tugas Anda sebagai perawat pada saat Anda merawat dengan pasien dengan kebutuhan khusus. Anda dianggap BERHASIL dalam mempelajari modul ini jika mampu menyelesaikan test akhir yang terdapat pada bagian akhir modul ini dengan nilai lebih besar atau sama dengan 70 %. Jika Anda mengalami kesulitan dalam mempelajari modul 3 ini, atau ada bagian-bagian yang belum Anda pahami, mintalah bantuan pada fasilitator / tutor untuk membantu. Dengan Anda telah menyelesaikan test akhir modul, berarti Anda telah selesai mempelajari modul ini. Berlatihlah terus untuk menerapkan komunikasi terapeutik dalam setiap aktivitas keperawatan dan dalam menangani pasien-pasien dengan kebutuhan khusus……………….. sukses untuk Anda. SALAM HANGAT & SEMOGA BERHASIL Penutup
  • 50. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 47 Kunci Jawaban Test Formatif Kegiatan Belajar 2 1. Berkomunikasi dengan klien yang mengalami gangguan wicara dan pendengaran dapat menyebabkan frustrasi karena membutuhkan waktu lama, harus diulang- ulang dan membutuhkan kesabaran yang tinggi karena sering terjadi salah penerimaan dan kegagalan komunikasi. Klien tidak paham dengan apayang kita bicarakan dan kita sulit memahami apa yang dikatakan klien. 2. Masalah-masalah komunikasi yang harus dipahami oleh perawat pada saat berkomunikasi dengan pasien gangguan wicara / pendengaran: a. Kesulitan mengungkapkan pendapat / perasaan b. Kesulitan memahami pembicaraan c. Kesalahan pesepsi d. Kegagalan menyampaian pesan / informasi e. Pengulangan kata-kata secara tidak tepat f. Kesalahan penggunaan kata-kata / kalimat g. Tidak dikenalinya kata-kata yang diucapkan klien oleh lawan bicara h. Tidak jelasnya vokal Kegiatan Belajar 1 1. Anak dengan Kebutuhan khusus adalah kondisi dimana anak mempunyai keterbatasan atau kelainan tertentu yang memerlukan pemahaman dan perlakuan secara khusus. 2. Empat Bentuk gangguan komunikasi pada anak dengan kebutuhan khusus: gangguan bahasa, gangguan bicara, gangguan suara dan gangguan irama 3. Dua bentuk gangguan bahasa secara umum adalah: keterlambatan dalam perkembangan bahasa dan afasia 4. Afasia salah satu jenis kelainan bahasa yang disebabkan adanya kerusakan pada pusat- pusat bahasa di cortex cerebri 5. Gangguan bicara adalah gangguan perilaku komunikasi yang ditandai dengan adanya kesalahan proses produksi bunyi bicara yang menyebabkan kesalahan artikulasi baik dalam titik artikulasinya maupun cara pengucapannya. 6. Jenis gangguan bicara disaudia, dislogia, disartria, displosia dan dislalia 7. Gangguan Suara Yaitu salah satu jenis gangguan komunikasi karena adanya gangguan pada proses produksi suara, meliputi: gangguan nada, kelainan kualitas suara dan afonia. . 8. Gangguan Irama Yaitu gangguan bicara dengan ditandai adanya ketidaklancaran pada saat berbicara, antara lain gagap dan ganguan kelancaran bicara.
  • 51. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 48 Kegiatan Belajar 3 Gangguan perilaku anak dengan autis meliputi: adanya gangguan Interaksi sosial, Komunikasi (bahasa dan bicara), Perilaku-Emosi, Pola Bermain, Gangguan sensorik dan motorik, dan Perkembangan terlambat atau tidak normal. 1. Gangguan perilaku anak dengan hiperaktif sikap kurang memperhatikan (gangguan perhatian), komunikasi, overaktif dan impulsif 2. Jawaban Kasus a. Gangguan komunikasi: banyak bicara b. Gangguan psikomotor: sering memanjat tembok, lari-lari, menendang, melempar tas. 3. A4. C4. 3. Sikap (kehadiran) secara fisik yang harus diperhatikan perawat saat berkomunikasi dengan klien dengan gangguan wicara atau pendengaran: berhadapan, kontak mata, memegang tangan klien 4. Sikap Psikologis perawat saat berkomunikasi: terbuka, ikhlas, menghargai 7. Strategi khusus dan teknik komunikasi yang dapat digunakan pada pasien kebutuhan khusus karena mengalami gangguan wicara dan pendengaran antara lain: a. Terimalah klien secara utuh b. jadilah pendengar yang aktif c. jadikan diri anda teman buat klien d. pertahankan kontak mata e. gunakan bahasa dan gerak tubuh yang sopan f. kata-kata yang singkat dan jelas g. lakukan Pengulangan pertanyaan sebelum dapat menjawab yang benar
  • 52. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 49 Kunci Jawaban Test Akhir Modul NO JAWABAN NO JAWABAN 1. A 11. B 2. B 12. B 3. A 13. B 4. C 14. D 5. D 15. A 6. D 7. A 8. D 9. E 10. C
  • 53. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 50 Profil Singkat Penulis Tri Anjaswarni, S.Kp. M.Kep., Lahir di Madiun Jawa Timur pada tanggal 19 Mei 1967. Riwayat Pendidikan Penulis lulus sebagai Ahli Madya Keperawatan dari Akademi Keperawatan Depkes Malang tahun 1989, melanjutkan kuliah dan lulus sebagai Sarjana Keperawatan dari Program Studi Ilmu mKeperawatan - Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran pada tahun 1998, selanjutnya kuliah dan lulus sebagai Magister Keperawatan dari Fakultas Keperawatan Universitas Indonesia pada tahun 2002. Riwayat Pekerjaan dan Organisasi Sejak lulus penulis mengabdikan diri pada almamater sendiri di Akademi Keperawatan Depkes Malang sampai tahun 2001 selanjutnya di Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang mulai 2001 sampai sekarang sebagai dosen. Pernah menjadi Kepala Urusan Akademik dan Kemahasiswaan Jurusan Keperawatan periode 2006 – 2009, Ketua Pengelola Program Unggulan Diploma III Keperawatan dan sebagai Kepala Sub Unit Penjaminan Mutu. Saat ini penulis menjadi Ketua Jurusan Keperawatan pada Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang periode 2010 – 2014. Sebagai dosen, bidang studi yang diajarkan adalah Komunikasi dalam Keperawatan, Etika Keperawatan, Manajemen dan Kepemimpinan Keperawatan, serta Keperawatan Jiwa. Penulis pernah mengajar di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang sampai tahun 2009 dan beberapa perguruan tinggi swasta di Jawa Timur. Dalam bidang organisasi, saat ini penulis sebagai sekretaris Himpunan Perawat Manajer Indonesia (HPMI) Jawa Timur dan Sekretaris Asosiasi Institusi Pendidikan Diploma III (APDiKI) Regional Jawa Timur. Selainmengajar,saatinipenulisjugaaktifmenjadinarasumber/pembicaradanfasilitator pada kegiatan workshop atau pelatihan yang diselenggarakan oleh Badan Diklat, rumah sakit pemerintah maupun swasta, serta organisasi profesi bidang manajemen dan kepemimpinan keperawatan khususnya terkait dengan pengembangan dan penerapan Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP). Penulis juga aktif melakukan kegiatan pengabdian masyarakat dan penelitian bidang Keperawatan. Produk modul yang pernah ditulis adalah modul tentang psikoloogi, Keperawatan Jiwa Anak dan Remaja, Manajemen dan Kepemimpinan Keperawatan, Komunikasi dalam Keperawatan dan Etika Keperawatan. --- 000 ---
  • 54. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 51 Daftar Gambar http://dreamatico.com/data_images/sunset/sunset-2.jpg https://drnusapurnawan.files.wordpress.com/2014/09/2014-01-26-14-04-43_deco. jpg http://www.hilo.hawaii.edu/~csav/gallery/beautyL/SunsetL.jpg h t t p : / / m e d i c a r t e o n c o l o g i a . c o m / w p - c o n t e n t / u p l o a ds/2013/08/1370370755_515918060_1-Gambar-Penyalur-Baby-Sitter-Nanny- Governess-dan-Perawat-Lansia.jpg http://4.bp.blogspot.com/-izs2GCssIhc/Tfom0dVy2FI/AAAAAAAAABo/qA_A_LfeJAM/ s1600/communication.bmp http://www.dadangkadarusman.com/wp-content/uploads/2014/11/comunica- tion-galleryhipcm.png http://1.bp.blogspot.com/-CLkqNu__XFk/TeS_DEHCMWI/AAAAAAAAABg/8oWLPat- GZ60/s1600/Bian%2Bno.073.jpg http://kesehatangizianak.com/wp-content/uploads/2014/04/perkembangan-anak2. jpg http://www.orientacionandujar.es/wp-content/uploads/2013/05/r.jpg https://4.bp.blogspot.com/-ntk_5KWrHQs/VGIeT9xfR_I/AAAAAAAAAAo/c5NpkKy- 5fM0/s1600/Music%2BWallpaper%2B(35).jpg h t t p s : / / l h 3 . g o o g l e u s e r c o n t e n t . c o m / - e A l 2 G J h D p 1 s / U W T w _ K v 5 o V I / AAAAAAAAAkE/3snQK3BXkck/s737/Nurse1+(1).jpg http://3.bp.blogspot.com/-FpqptCWng0Y/U1KLUm6bpSI/AAAAAAAABIU/bt- fvBOvb1_Q/s1600/311.png http://blogs.independent.co.uk/wp-content/uploads/2012/11/public-services.jpg http://1.bp.blogspot.com/-R1qbpVrspZ4/Uu27QuFMqzI/AAAAAAAAA9s/czLCvW- ZczMw/s1600/20130616_124820.jpg https://marianofaola.files.wordpress.com/2013/01/mental-health-insurance_xl.jpg https://qeizhaza.files.wordpress.com/2013/03/brainwave.jpg
  • 55. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 52 Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan Australia Indonesia for Health Systems Strengthening (AIPHSS) 2015