SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
KONSEP
INTEGRITAS KULIT
DAN LUKA
NURUL SYUHFAL NINGSIH, S.ST, M.KES
Konsep integritas kulit akan menggambarkan pentingnya
menjaga kulit dalam kondisi utuh dan sehat. Dengan
memahami tentang struktur kulit, kita akan selalu
mempertahankan kesehatan kulit dan mendukung
penyembuhan luka. Kulit yang utuh dan sehat akan
melindungi kita dari cedera kimiawi dan mekanik. Saat kulit
cedera, epidermis berfungsi melindungi dari serangan
mikroorganisme pathogen. Dermis berfungsi
mengembalikan integritas struktural (kolagen) dan bagian
fisik kulit.
PENGERTIAN KULIT
Kulit merupakan organ tubuh yang
memiliki fungsi sebagai pertahanan
primer tubuhdalam mencegah invasi
mikroorganisme pa.thogen
Apabila sampai terjadi kerusakan di kulit,
maka mikroorganisme berpotensi
masuk dan menyebabkan infeksi.
Kulit terdiri dari dua lapisan, yaitu
epidemis dan dermis
PENGERTIAN LUKA
Luka adalah rusak atau terputusnya
kontinuitas jaringan kulit atau jaringan di
bawahnya.
Mekanisme Terjadinya Luka
1. Luka insisi (Incised wounds), terjadi karena teriris oleh instrumen yang tajam.
Misal, yang terjadi akibat pembedahan. Luka bersih (aseptik) biasanya tertutup
oleh sutura setelah seluruh pembuluh darah yang luka diikat (Ligasi).
2. Luka memar (Contusion Wound), terjadi akibat benturan oleh suatu tekanan
dan dikarakteristikkan oleh cedera pada jaringan lunak, perdarahan dan
bengkak.
3. Luka lecet (Abraded Wound), terjadi akibat kulit bergesekan dengan benda lain
yang biasanya dengan benda yang tidak tajam.
4. Luka tusuk (Punctured Wound), terjadi akibat adanya benda, seperti peluru atau
pisau yang masuk ke dalam kulit dengan diameter yang kecil.
5. Luka gores (Lacerated Wound), terjadi akibat benda yang tajam, seperti oleh
kaca atau oleh kawat.
6. Luka tembus (Penetrating Wound) yaitu luka yang menembus organ tubuh
biasanya pada bagian awal luka masuk diameternya kecil, tetapi pada bagian
ujung biasanya lukanya akan melebar.
7. Luka Bakar (Combustio) adalah kerusakan jaringan yang diakibatkan oleh karena
bersentuhan atau terpapar suhu yang tinggi.
Klasifikasi Luka Menurut Mansjoer (2007)
A. Berdasarkan Sifatnya
1) Luka Akut
Luka akut adalah luka yang sembuh sesuai dengan periode waktu yang
diharapkan. Luka akut dapat dikategorikan sebagai:
(a) Luka akut pembedahan, contoh: insisi, eksisi, dan skin graft.
(b) Luka akut bukan pembedahan, contoh: Luka bakar.
(c) Luka akut akibat faktor lain, contoh: abrasi, laserasi, atau injuri pada
lapisan kulit superfisial.
2) Luka Kronis
Luka kronis adalah luka yang proses penyembuhannya mengalami
keterlambatan
B. Berdasarkan Kehilangan Jaringan
1. Superfisial; luka hanya terbatas pada
lapisan epidermis.
2. Parsial (partial-thickness); luka meliputi
lapisan epidermis dan dermis.
3. Penuh (full-thickness); luka meliputi
epidermis, dermis dan jaringan subcutan
bahan dapat juga melibatkan otot,
tendon, dan tulang.
C. Berdasarkan Stadium
1) Stadium I (Stage I)
Lapisan epidermis utuh, namun terdapat eritema atau perubahan warna.
2) Stadium II (Stage II).
Kehilangan kulit superfisial dengan kerusakan lapisan epidermis dan
dermis. Eritema di jaringan sekitar yang nyeri, panasa, dan edema.
Exudate sedikit sampai sedang.
3) Stadium III (Stage III)
Kehilangan jaringan sampai dengan jaringan sub cutan, dengan
terbentuknya rongga (cavity), eksudasi sedang sampai banyak.
4) Stadium IV (Stage IV)
Hilangnya jaringan sub-cutan dengan terbentuknya rongga (cavity) yang
melibatkan otot, tendon dan atau tulang. Exudat sedang sampai banyak
D. Berdasarkan mekanisme terjadinya
1. Luka insisi (Incised wounds), terjadi karena teriris oleh instrumen yang
tajam. Misal, yang terjadi akibat pembedahan. Luka bersih (aseptik)
biasanya tertutup oleh sutura setelah seluruh pembuluh darah yang luka
diikat (Ligasi)
2. Luka memar (Contusion Wound), terjadi akibat benturan oleh suatu
tekanan dan dikarakteristikkan oleh cedera pada jaringan lunak,
perdarahan dan bengkak.
3. Luka lecet (Abraded Wound), terjadi akibat kulit bergesekan dengan
benda lain yang biasanya dengan benda yang tidak tajam
4. Luka tusuk (Punctured Wound), terjadi akibat adanya benda, seperti
peluru atau pisau yang masuk ke dalam kulit dengan diameter yang kecil.
5. Luka gores (Lacerated Wound), terjadi akibat benda yang tajam, seperti
oleh kaca atau oleh kawat.
6. Luka tembus (Penetrating Wound), yaitu luka yang menembus organ
tubuh biasanya pada bagian awal luka masuk diameternya kecil, tetapi
pada bagian ujung biasanya lukanya akan melebar.
7. Luka Bakar (Combustio), adalah luka yang disebabkan oleh trauma panas,
listrik, kimiawi, radiasi atau suhu dingin yang ekstrim.
E. Berdasarkan Penampilan Klinis
1. Nekrotik (hitam): Eschar yang mengeras dan
nekrotik, mungkin kering atau lembab.
2. Sloughy (kuning): Jaringan mati yang fibrous.
3. Terinfeksi (kehijauan): Terdapat tanda-tanda
klinis adanya infeksi, seperti nyeri, panas,
bengkak, kemerahan dan peningkatan
eksudat.
4. Granulasi (merah): Jaringan granulasi yang
sehat.
5. Epitelisasi (pink): Terjadi epitelisasi.
Proses Penyembuhan Luka
a. Fase Inflamasi
Berlangsung sampai hari ke-5. Akibat luka terjadi pendarahan,
tubuh akan berusaha menghentikannya dengan vasokonstriksi,
pengerutan ujung pembuluh yang terputuS (retraksi) dan reaksi
hemostasis. Hemostasis terjadi karena keluarnya trombosit, trombosit
mengeluarkan prostaglandin, tromboksan, bahan kimia tertentu dan
asam amino tertentu yang mempengaruhi pembekuan darah, mengatur
tonus dinding pembuluh darah dan kemotaksis terhadap leukosit. Sel
radang keluar dari pembuluh darah secara diapedesis dan menuju daerah
luka secara kemotaksis. Sel Mast mengeluarkan serotinin dan histamin
yang meningkatkan permiabilitas kapiler, terjadi eksudasi cairan edema.
Dengan demikian akan timbul tanda-tanda radang. Leukosit, limfosit dan
monosit menghancurkan dan memakan kotoran dan kuman. Pertautan
pada fase ini hanya oleh fibrin, belum ada kekuatan pertautan luka
sehingga disebut fase tertinggal (lag phase). Berat-ringannya reaksi
radang ini dipengaruhi juga oleh adanya benda-benda asing dari luar
tubuh, misalnya: benang jahit, infeksi kuman dll. Tidak adanya serum
maupun pus/nanah menunjukkan reaksi radang yang terjadi bukan
karena infeksi kuman, tetapi karena proses penyembuhan luka.
b. Fase Proliferasi atau Fibroplasi
Berlangsung dari akhir masa inflamasi
sampai kira-kira minggu ke-3. Pada fase ini
terjadi proliferasi dari fibroblast yang
menghasilkan mukopolisakarida,
asamaminoglisin dan prolin yang akan
mempertautkan tepi luka. Pada fase ini
terbentuk jaringan granulasi. Pembentukan
jaringan granulasi berhenti setelah seluruh
permukaan luka tertutup epitel dan mulailah
proses pendewasaan penyembuhan luka,
pengaturan kembali dan penyerapan yang
berlebih.
c. Fase Remodelling/Fase Resorbsi/Fase
penyudahan
Pada fase ini terjadi proses pematangan
yang terdiri dari penyerapan kembali
jaringan yang berlebih, pengerutan sesuai
dengan gaya gravitasi dan akhirnya
perupaan kembali jaringan yang baru
terbentuk. Fase ini berakhir bila tanda
radang sudah hilang.
Faktor-Faktor Yang Memengaruhi
Penyembuhan Luka
1. Koagulasi: adanya kelainan pembekuan darah
(koagulasi) akan menghambat penyembuhan
luka sebab hemostasis merupakan tolak dan
dasar fase inflamasi.
2. Gangguan sistem Imun (infeksi, virus): gangguan
sistem imun akan menghambat dan mengubah
reaksi tubuh terhadap luka, kematian jaringan
dan kontaminasi. Bila sistem daya tahan tubuh,
baik seluler maupun humoral terganggu, maka
pembersihan kontaminasi dan jaringan mati
serta penahanan infeksi tidak berjalan baik.
lanjutan
3. Gizi (kelaparan, malabsorbsi), gizi kurang juga:
memengaruhi sistem imun.
4. Penyakit Kronis: penyakit kronis, seperti TBC,
Diabetes, juga memengaruhi sistem imun.
5. Keganasan: keganasan tahap lanjut dapat
menyebabkan gangguan sistem imun yang akan
mengganggu penyembuhan luka.
6. Obat-obatan: pemberian sitostatika, obat penekan
reaksi imun, kortikosteroid dan sitotoksik
memengaruhi penyembuhan luka dengan menekan
pembelahan fibroblast dan sintesis kolagen.
lanjutan
7. Teknik Penjahitan: teknik penjahitan luka yang tidak
dilakukan lapisan demi lapisan akan mengganggu
penyembuhan luka.
8. Kebersihan diri/Personal Hygiene: kebersihan diri
seseorang akan memengaruhi proses penyembuhan
luka, karena kuman setiap saat dapat masuk melalui
luka bila kebersihan diri kurang.
9. Vaskularisasi baik proses penyembuhan berlangsung:
cepat, sementara daerah yang memiliki vaskularisasi
kurang baik proses penyembuhan membutuhkan
waktu lama.
10. Pergerakan, daerah yang relatif sering bergerak:
penyembuhan terjadi lebih lama.
11. Ketegangan tepi luka, pada daerah yang tight
Komplikasi Dari Luka
1. Hematoma (Hemorrhage), bidan harus mengetahui
lokasi insisi pada klien, sehingga balutan dapat
diinspeksi terhadap perdarahan dalam interval 24
jam pertama setelah pembedahan.
2. Infeksi (Wounds Sepsis) Merupakan infeksi luka yang
sering timbul akibat infeksi nosokomial di rumah
sakit. Proses peradangan biasanya muncul dalam 36 –
48 jam, denyut nadi dan temperatur tubuh klien
biasanya meningkat, sel darah putih meningkat, luka
biasanya menjadi bengkak, hangat dan nyeri
Jenis infeksi yang mungkin timbul
antara lain :
1. Cellulitis merupakan infeksi bakteri pada jaringan
2. Abses, merupakan infeksi bakteri terlokalisasi yang ditandai
oleh: terkumpulnya pus (bakteri, jaringan nekrotik, Sel
Darah Putih).
3. Lymphangitis, yaitu infeksi lanjutan dari selulitis atau abses
yang menuju ke sistem limphatik. Hal ini dapat diatasi
dengan istirahat dan antibiotik.
4. Dehiscence dan Eviscerasi adalah rusaknya luka bedah.
Eviscerasi merupakan keluarnya isi dari dalam luka.
5. Keloid merupakan jaringan ikat yang tumbuh secara
berlebihan. Keloid ini biasanya muncul tidak terduga dan
tidak pada setiap orang.
TERIMAKASIH
BUATLAH SOAP PASIEN DENGAN GANGGUAN
KEBUTUHAN OKSIGEN!.

More Related Content

What's hot

2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolitmasantian
 
134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasinanang aw aw
 
Warna dasar luka 2
Warna dasar luka 2Warna dasar luka 2
Warna dasar luka 2Iwan Saputra
 
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem PerkemihanAnatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem PerkemihanYandrawati S.KM
 
Tahapan komunikasi taraputik
Tahapan komunikasi taraputikTahapan komunikasi taraputik
Tahapan komunikasi taraputikwidya1972
 
Sejarah keperawatan di indonesia
Sejarah keperawatan di indonesiaSejarah keperawatan di indonesia
Sejarah keperawatan di indonesiawahdaoctiasakti
 
Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
Anatomi dan Fisiologi Sistem KardiovaskulerAnatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
Anatomi dan Fisiologi Sistem KardiovaskulerYesi Tika
 
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada LukaKonsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada LukaSulistia Rini
 
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatanTeori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatanMuhammad Awaludin
 
Makalah asuhan hiv aids
Makalah asuhan hiv aidsMakalah asuhan hiv aids
Makalah asuhan hiv aidsWarnet Raha
 
Anatomi fisiologi sistem integumen 2
Anatomi fisiologi sistem integumen 2Anatomi fisiologi sistem integumen 2
Anatomi fisiologi sistem integumen 2Budi Supriyono
 
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi FekalAnatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi FekalDestu Ayu Hapsari
 
Aspek hukum dalam keperawatan
Aspek hukum dalam keperawatanAspek hukum dalam keperawatan
Aspek hukum dalam keperawatanyunike ashadi
 

What's hot (20)

2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
 
134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi
 
Askep lupus
Askep lupusAskep lupus
Askep lupus
 
Warna dasar luka 2
Warna dasar luka 2Warna dasar luka 2
Warna dasar luka 2
 
Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri
 
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem PerkemihanAnatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
 
Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6
 
Tahapan komunikasi taraputik
Tahapan komunikasi taraputikTahapan komunikasi taraputik
Tahapan komunikasi taraputik
 
Sejarah keperawatan di indonesia
Sejarah keperawatan di indonesiaSejarah keperawatan di indonesia
Sejarah keperawatan di indonesia
 
Form askep JIWA
Form askep JIWAForm askep JIWA
Form askep JIWA
 
Sp isolasi sosial
Sp isolasi sosialSp isolasi sosial
Sp isolasi sosial
 
Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
Anatomi dan Fisiologi Sistem KardiovaskulerAnatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
 
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada LukaKonsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
 
Sp rpk
Sp rpkSp rpk
Sp rpk
 
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatanTeori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatan
 
Konsep Keperawatan Maternitas
Konsep Keperawatan Maternitas Konsep Keperawatan Maternitas
Konsep Keperawatan Maternitas
 
Makalah asuhan hiv aids
Makalah asuhan hiv aidsMakalah asuhan hiv aids
Makalah asuhan hiv aids
 
Anatomi fisiologi sistem integumen 2
Anatomi fisiologi sistem integumen 2Anatomi fisiologi sistem integumen 2
Anatomi fisiologi sistem integumen 2
 
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi FekalAnatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
 
Aspek hukum dalam keperawatan
Aspek hukum dalam keperawatanAspek hukum dalam keperawatan
Aspek hukum dalam keperawatan
 

Similar to SOAP Pasien Gangguan Kebutuhan OksigenS- Nama:- Umur: - Keluhan utama: Sesak napas- Riwayat penyakit: Asma bronkial kronisO- Pemeriksaan fisik:Detak jantung: 100 x/menitNadi: 24 x/menitRespirasi: 32 x/menitSPO2: 90%Paru-paru: Ada wheezing- Hasil lab/radiologi: Rontgen dada menunjukkan penyempitan saluran pernaf

Similar to SOAP Pasien Gangguan Kebutuhan OksigenS- Nama:- Umur: - Keluhan utama: Sesak napas- Riwayat penyakit: Asma bronkial kronisO- Pemeriksaan fisik:Detak jantung: 100 x/menitNadi: 24 x/menitRespirasi: 32 x/menitSPO2: 90%Paru-paru: Ada wheezing- Hasil lab/radiologi: Rontgen dada menunjukkan penyempitan saluran pernaf (20)

Perawatan luka dalam praktik kebidanan
Perawatan luka dalam praktik kebidananPerawatan luka dalam praktik kebidanan
Perawatan luka dalam praktik kebidanan
 
INTEGRITAS KULIT.pdf
INTEGRITAS KULIT.pdfINTEGRITAS KULIT.pdf
INTEGRITAS KULIT.pdf
 
Luka dan penyembuhan
Luka dan penyembuhanLuka dan penyembuhan
Luka dan penyembuhan
 
Luka dan penyembuhan AKPER PEMKAB MUNA
Luka dan penyembuhan  AKPER PEMKAB MUNA Luka dan penyembuhan  AKPER PEMKAB MUNA
Luka dan penyembuhan AKPER PEMKAB MUNA
 
Perawatan luka
Perawatan luka Perawatan luka
Perawatan luka
 
Merawat luka
Merawat lukaMerawat luka
Merawat luka
 
Materi Luka Dasar.docx
Materi Luka Dasar.docxMateri Luka Dasar.docx
Materi Luka Dasar.docx
 
Perawatan Luka
Perawatan LukaPerawatan Luka
Perawatan Luka
 
Perawatan luka dasar
Perawatan luka dasarPerawatan luka dasar
Perawatan luka dasar
 
Teknik perawatan luka
Teknik perawatan lukaTeknik perawatan luka
Teknik perawatan luka
 
Luka dan perawatan nya
Luka dan perawatan nyaLuka dan perawatan nya
Luka dan perawatan nya
 
Seminar Wound revisi
Seminar Wound revisi Seminar Wound revisi
Seminar Wound revisi
 
Seminar wound revise
Seminar wound reviseSeminar wound revise
Seminar wound revise
 
14PROSES_PENYEMBUHAN_LUKA_pptx.pptx
14PROSES_PENYEMBUHAN_LUKA_pptx.pptx14PROSES_PENYEMBUHAN_LUKA_pptx.pptx
14PROSES_PENYEMBUHAN_LUKA_pptx.pptx
 
PENJAHITAN PERAWATAN LUKA KEBIDANAN
PENJAHITAN  PERAWATAN LUKA KEBIDANANPENJAHITAN  PERAWATAN LUKA KEBIDANAN
PENJAHITAN PERAWATAN LUKA KEBIDANAN
 
Penyembuhanluka1 180402013348
Penyembuhanluka1 180402013348Penyembuhanluka1 180402013348
Penyembuhanluka1 180402013348
 
Penyembuhan luka part 1
Penyembuhan luka part 1Penyembuhan luka part 1
Penyembuhan luka part 1
 
LUKA DAN WOUND HEALING SERTA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEMBUHAN LUKA.pptx
LUKA DAN WOUND HEALING SERTA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEMBUHAN LUKA.pptxLUKA DAN WOUND HEALING SERTA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEMBUHAN LUKA.pptx
LUKA DAN WOUND HEALING SERTA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEMBUHAN LUKA.pptx
 
Konsep luka traumatic
Konsep luka traumaticKonsep luka traumatic
Konsep luka traumatic
 
Konsep luka traumatic
Konsep luka traumaticKonsep luka traumatic
Konsep luka traumatic
 

More from Valny Majid

KONSEP DASAR ELIMINASI URINE.pptx
KONSEP DASAR ELIMINASI URINE.pptxKONSEP DASAR ELIMINASI URINE.pptx
KONSEP DASAR ELIMINASI URINE.pptxValny Majid
 
MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR.pptx
MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR.pptxMENYIAPKAN TEMPAT TIDUR.pptx
MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR.pptxValny Majid
 
KONSEP PERSONAL HJIGIENE IBU DAN BAYI.pptx
KONSEP PERSONAL HJIGIENE IBU DAN BAYI.pptxKONSEP PERSONAL HJIGIENE IBU DAN BAYI.pptx
KONSEP PERSONAL HJIGIENE IBU DAN BAYI.pptxValny Majid
 
KONSEP DASAR KEBUTUHAN NUTRISI.pptx
KONSEP DASAR KEBUTUHAN NUTRISI.pptxKONSEP DASAR KEBUTUHAN NUTRISI.pptx
KONSEP DASAR KEBUTUHAN NUTRISI.pptxValny Majid
 
KEBUTUHAN-NUTRISI.ppt
KEBUTUHAN-NUTRISI.pptKEBUTUHAN-NUTRISI.ppt
KEBUTUHAN-NUTRISI.pptValny Majid
 
KONSEP DASAR MANUSIA SEBAGAI SISTEM.pptx
KONSEP DASAR MANUSIA SEBAGAI SISTEM.pptxKONSEP DASAR MANUSIA SEBAGAI SISTEM.pptx
KONSEP DASAR MANUSIA SEBAGAI SISTEM.pptxValny Majid
 
Keterampilan observasi dalam praktik kebidanan
Keterampilan observasi dalam praktik kebidananKeterampilan observasi dalam praktik kebidanan
Keterampilan observasi dalam praktik kebidananValny Majid
 
Komunikasi interpersonal dalam oraktik Kebidanan
Komunikasi interpersonal dalam oraktik KebidananKomunikasi interpersonal dalam oraktik Kebidanan
Komunikasi interpersonal dalam oraktik KebidananValny Majid
 
Hubungan antar manusia
Hubungan antar manusiaHubungan antar manusia
Hubungan antar manusiaValny Majid
 
Komunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutikKomunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutikValny Majid
 
Bentuk bentuk komunikasi
Bentuk bentuk komunikasiBentuk bentuk komunikasi
Bentuk bentuk komunikasiValny Majid
 
Konsep umum komunikasi
Konsep umum komunikasiKonsep umum komunikasi
Konsep umum komunikasiValny Majid
 
Konsep dokumentasi
Konsep dokumentasi Konsep dokumentasi
Konsep dokumentasi Valny Majid
 
Kebutuhan psikososial, konsep diri, seksualitas, spritual, stress dan koping
Kebutuhan psikososial, konsep diri, seksualitas, spritual, stress dan kopingKebutuhan psikososial, konsep diri, seksualitas, spritual, stress dan koping
Kebutuhan psikososial, konsep diri, seksualitas, spritual, stress dan kopingValny Majid
 
Prosedur asuhan tndkn pemnuhan kebuthn eliminasi
Prosedur asuhan tndkn pemnuhan kebuthn eliminasiProsedur asuhan tndkn pemnuhan kebuthn eliminasi
Prosedur asuhan tndkn pemnuhan kebuthn eliminasiValny Majid
 
Personal higiene
Personal higienePersonal higiene
Personal higieneValny Majid
 
Konsep dasar eliminasi urine
Konsep dasar eliminasi urineKonsep dasar eliminasi urine
Konsep dasar eliminasi urineValny Majid
 
Konsep dasar kebutuhan manusia
Konsep dasar kebutuhan manusiaKonsep dasar kebutuhan manusia
Konsep dasar kebutuhan manusiaValny Majid
 
Kebutuhan cairan dan elektrolit
Kebutuhan cairan dan elektrolitKebutuhan cairan dan elektrolit
Kebutuhan cairan dan elektrolitValny Majid
 
Gangguan oksigenasi
Gangguan oksigenasiGangguan oksigenasi
Gangguan oksigenasiValny Majid
 

More from Valny Majid (20)

KONSEP DASAR ELIMINASI URINE.pptx
KONSEP DASAR ELIMINASI URINE.pptxKONSEP DASAR ELIMINASI URINE.pptx
KONSEP DASAR ELIMINASI URINE.pptx
 
MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR.pptx
MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR.pptxMENYIAPKAN TEMPAT TIDUR.pptx
MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR.pptx
 
KONSEP PERSONAL HJIGIENE IBU DAN BAYI.pptx
KONSEP PERSONAL HJIGIENE IBU DAN BAYI.pptxKONSEP PERSONAL HJIGIENE IBU DAN BAYI.pptx
KONSEP PERSONAL HJIGIENE IBU DAN BAYI.pptx
 
KONSEP DASAR KEBUTUHAN NUTRISI.pptx
KONSEP DASAR KEBUTUHAN NUTRISI.pptxKONSEP DASAR KEBUTUHAN NUTRISI.pptx
KONSEP DASAR KEBUTUHAN NUTRISI.pptx
 
KEBUTUHAN-NUTRISI.ppt
KEBUTUHAN-NUTRISI.pptKEBUTUHAN-NUTRISI.ppt
KEBUTUHAN-NUTRISI.ppt
 
KONSEP DASAR MANUSIA SEBAGAI SISTEM.pptx
KONSEP DASAR MANUSIA SEBAGAI SISTEM.pptxKONSEP DASAR MANUSIA SEBAGAI SISTEM.pptx
KONSEP DASAR MANUSIA SEBAGAI SISTEM.pptx
 
Keterampilan observasi dalam praktik kebidanan
Keterampilan observasi dalam praktik kebidananKeterampilan observasi dalam praktik kebidanan
Keterampilan observasi dalam praktik kebidanan
 
Komunikasi interpersonal dalam oraktik Kebidanan
Komunikasi interpersonal dalam oraktik KebidananKomunikasi interpersonal dalam oraktik Kebidanan
Komunikasi interpersonal dalam oraktik Kebidanan
 
Hubungan antar manusia
Hubungan antar manusiaHubungan antar manusia
Hubungan antar manusia
 
Komunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutikKomunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutik
 
Bentuk bentuk komunikasi
Bentuk bentuk komunikasiBentuk bentuk komunikasi
Bentuk bentuk komunikasi
 
Konsep umum komunikasi
Konsep umum komunikasiKonsep umum komunikasi
Konsep umum komunikasi
 
Konsep dokumentasi
Konsep dokumentasi Konsep dokumentasi
Konsep dokumentasi
 
Kebutuhan psikososial, konsep diri, seksualitas, spritual, stress dan koping
Kebutuhan psikososial, konsep diri, seksualitas, spritual, stress dan kopingKebutuhan psikososial, konsep diri, seksualitas, spritual, stress dan koping
Kebutuhan psikososial, konsep diri, seksualitas, spritual, stress dan koping
 
Prosedur asuhan tndkn pemnuhan kebuthn eliminasi
Prosedur asuhan tndkn pemnuhan kebuthn eliminasiProsedur asuhan tndkn pemnuhan kebuthn eliminasi
Prosedur asuhan tndkn pemnuhan kebuthn eliminasi
 
Personal higiene
Personal higienePersonal higiene
Personal higiene
 
Konsep dasar eliminasi urine
Konsep dasar eliminasi urineKonsep dasar eliminasi urine
Konsep dasar eliminasi urine
 
Konsep dasar kebutuhan manusia
Konsep dasar kebutuhan manusiaKonsep dasar kebutuhan manusia
Konsep dasar kebutuhan manusia
 
Kebutuhan cairan dan elektrolit
Kebutuhan cairan dan elektrolitKebutuhan cairan dan elektrolit
Kebutuhan cairan dan elektrolit
 
Gangguan oksigenasi
Gangguan oksigenasiGangguan oksigenasi
Gangguan oksigenasi
 

Recently uploaded

MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaUpdate 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaErdinataKusuma1
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 

Recently uploaded (20)

MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaUpdate 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 

SOAP Pasien Gangguan Kebutuhan OksigenS- Nama:- Umur: - Keluhan utama: Sesak napas- Riwayat penyakit: Asma bronkial kronisO- Pemeriksaan fisik:Detak jantung: 100 x/menitNadi: 24 x/menitRespirasi: 32 x/menitSPO2: 90%Paru-paru: Ada wheezing- Hasil lab/radiologi: Rontgen dada menunjukkan penyempitan saluran pernaf

  • 1. KONSEP INTEGRITAS KULIT DAN LUKA NURUL SYUHFAL NINGSIH, S.ST, M.KES
  • 2. Konsep integritas kulit akan menggambarkan pentingnya menjaga kulit dalam kondisi utuh dan sehat. Dengan memahami tentang struktur kulit, kita akan selalu mempertahankan kesehatan kulit dan mendukung penyembuhan luka. Kulit yang utuh dan sehat akan melindungi kita dari cedera kimiawi dan mekanik. Saat kulit cedera, epidermis berfungsi melindungi dari serangan mikroorganisme pathogen. Dermis berfungsi mengembalikan integritas struktural (kolagen) dan bagian fisik kulit.
  • 3. PENGERTIAN KULIT Kulit merupakan organ tubuh yang memiliki fungsi sebagai pertahanan primer tubuhdalam mencegah invasi mikroorganisme pa.thogen
  • 4. Apabila sampai terjadi kerusakan di kulit, maka mikroorganisme berpotensi masuk dan menyebabkan infeksi. Kulit terdiri dari dua lapisan, yaitu epidemis dan dermis
  • 5.
  • 6. PENGERTIAN LUKA Luka adalah rusak atau terputusnya kontinuitas jaringan kulit atau jaringan di bawahnya.
  • 7. Mekanisme Terjadinya Luka 1. Luka insisi (Incised wounds), terjadi karena teriris oleh instrumen yang tajam. Misal, yang terjadi akibat pembedahan. Luka bersih (aseptik) biasanya tertutup oleh sutura setelah seluruh pembuluh darah yang luka diikat (Ligasi). 2. Luka memar (Contusion Wound), terjadi akibat benturan oleh suatu tekanan dan dikarakteristikkan oleh cedera pada jaringan lunak, perdarahan dan bengkak. 3. Luka lecet (Abraded Wound), terjadi akibat kulit bergesekan dengan benda lain yang biasanya dengan benda yang tidak tajam. 4. Luka tusuk (Punctured Wound), terjadi akibat adanya benda, seperti peluru atau pisau yang masuk ke dalam kulit dengan diameter yang kecil. 5. Luka gores (Lacerated Wound), terjadi akibat benda yang tajam, seperti oleh kaca atau oleh kawat. 6. Luka tembus (Penetrating Wound) yaitu luka yang menembus organ tubuh biasanya pada bagian awal luka masuk diameternya kecil, tetapi pada bagian ujung biasanya lukanya akan melebar. 7. Luka Bakar (Combustio) adalah kerusakan jaringan yang diakibatkan oleh karena bersentuhan atau terpapar suhu yang tinggi.
  • 8. Klasifikasi Luka Menurut Mansjoer (2007) A. Berdasarkan Sifatnya 1) Luka Akut Luka akut adalah luka yang sembuh sesuai dengan periode waktu yang diharapkan. Luka akut dapat dikategorikan sebagai: (a) Luka akut pembedahan, contoh: insisi, eksisi, dan skin graft. (b) Luka akut bukan pembedahan, contoh: Luka bakar. (c) Luka akut akibat faktor lain, contoh: abrasi, laserasi, atau injuri pada lapisan kulit superfisial. 2) Luka Kronis Luka kronis adalah luka yang proses penyembuhannya mengalami keterlambatan
  • 9. B. Berdasarkan Kehilangan Jaringan 1. Superfisial; luka hanya terbatas pada lapisan epidermis. 2. Parsial (partial-thickness); luka meliputi lapisan epidermis dan dermis. 3. Penuh (full-thickness); luka meliputi epidermis, dermis dan jaringan subcutan bahan dapat juga melibatkan otot, tendon, dan tulang.
  • 10. C. Berdasarkan Stadium 1) Stadium I (Stage I) Lapisan epidermis utuh, namun terdapat eritema atau perubahan warna. 2) Stadium II (Stage II). Kehilangan kulit superfisial dengan kerusakan lapisan epidermis dan dermis. Eritema di jaringan sekitar yang nyeri, panasa, dan edema. Exudate sedikit sampai sedang. 3) Stadium III (Stage III) Kehilangan jaringan sampai dengan jaringan sub cutan, dengan terbentuknya rongga (cavity), eksudasi sedang sampai banyak. 4) Stadium IV (Stage IV) Hilangnya jaringan sub-cutan dengan terbentuknya rongga (cavity) yang melibatkan otot, tendon dan atau tulang. Exudat sedang sampai banyak
  • 11. D. Berdasarkan mekanisme terjadinya 1. Luka insisi (Incised wounds), terjadi karena teriris oleh instrumen yang tajam. Misal, yang terjadi akibat pembedahan. Luka bersih (aseptik) biasanya tertutup oleh sutura setelah seluruh pembuluh darah yang luka diikat (Ligasi) 2. Luka memar (Contusion Wound), terjadi akibat benturan oleh suatu tekanan dan dikarakteristikkan oleh cedera pada jaringan lunak, perdarahan dan bengkak. 3. Luka lecet (Abraded Wound), terjadi akibat kulit bergesekan dengan benda lain yang biasanya dengan benda yang tidak tajam 4. Luka tusuk (Punctured Wound), terjadi akibat adanya benda, seperti peluru atau pisau yang masuk ke dalam kulit dengan diameter yang kecil. 5. Luka gores (Lacerated Wound), terjadi akibat benda yang tajam, seperti oleh kaca atau oleh kawat. 6. Luka tembus (Penetrating Wound), yaitu luka yang menembus organ tubuh biasanya pada bagian awal luka masuk diameternya kecil, tetapi pada bagian ujung biasanya lukanya akan melebar. 7. Luka Bakar (Combustio), adalah luka yang disebabkan oleh trauma panas, listrik, kimiawi, radiasi atau suhu dingin yang ekstrim.
  • 12. E. Berdasarkan Penampilan Klinis 1. Nekrotik (hitam): Eschar yang mengeras dan nekrotik, mungkin kering atau lembab. 2. Sloughy (kuning): Jaringan mati yang fibrous. 3. Terinfeksi (kehijauan): Terdapat tanda-tanda klinis adanya infeksi, seperti nyeri, panas, bengkak, kemerahan dan peningkatan eksudat. 4. Granulasi (merah): Jaringan granulasi yang sehat. 5. Epitelisasi (pink): Terjadi epitelisasi.
  • 13. Proses Penyembuhan Luka a. Fase Inflamasi Berlangsung sampai hari ke-5. Akibat luka terjadi pendarahan, tubuh akan berusaha menghentikannya dengan vasokonstriksi, pengerutan ujung pembuluh yang terputuS (retraksi) dan reaksi hemostasis. Hemostasis terjadi karena keluarnya trombosit, trombosit mengeluarkan prostaglandin, tromboksan, bahan kimia tertentu dan asam amino tertentu yang mempengaruhi pembekuan darah, mengatur tonus dinding pembuluh darah dan kemotaksis terhadap leukosit. Sel radang keluar dari pembuluh darah secara diapedesis dan menuju daerah luka secara kemotaksis. Sel Mast mengeluarkan serotinin dan histamin yang meningkatkan permiabilitas kapiler, terjadi eksudasi cairan edema. Dengan demikian akan timbul tanda-tanda radang. Leukosit, limfosit dan monosit menghancurkan dan memakan kotoran dan kuman. Pertautan pada fase ini hanya oleh fibrin, belum ada kekuatan pertautan luka sehingga disebut fase tertinggal (lag phase). Berat-ringannya reaksi radang ini dipengaruhi juga oleh adanya benda-benda asing dari luar tubuh, misalnya: benang jahit, infeksi kuman dll. Tidak adanya serum maupun pus/nanah menunjukkan reaksi radang yang terjadi bukan karena infeksi kuman, tetapi karena proses penyembuhan luka.
  • 14. b. Fase Proliferasi atau Fibroplasi Berlangsung dari akhir masa inflamasi sampai kira-kira minggu ke-3. Pada fase ini terjadi proliferasi dari fibroblast yang menghasilkan mukopolisakarida, asamaminoglisin dan prolin yang akan mempertautkan tepi luka. Pada fase ini terbentuk jaringan granulasi. Pembentukan jaringan granulasi berhenti setelah seluruh permukaan luka tertutup epitel dan mulailah proses pendewasaan penyembuhan luka, pengaturan kembali dan penyerapan yang berlebih.
  • 15. c. Fase Remodelling/Fase Resorbsi/Fase penyudahan Pada fase ini terjadi proses pematangan yang terdiri dari penyerapan kembali jaringan yang berlebih, pengerutan sesuai dengan gaya gravitasi dan akhirnya perupaan kembali jaringan yang baru terbentuk. Fase ini berakhir bila tanda radang sudah hilang.
  • 16. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Penyembuhan Luka 1. Koagulasi: adanya kelainan pembekuan darah (koagulasi) akan menghambat penyembuhan luka sebab hemostasis merupakan tolak dan dasar fase inflamasi. 2. Gangguan sistem Imun (infeksi, virus): gangguan sistem imun akan menghambat dan mengubah reaksi tubuh terhadap luka, kematian jaringan dan kontaminasi. Bila sistem daya tahan tubuh, baik seluler maupun humoral terganggu, maka pembersihan kontaminasi dan jaringan mati serta penahanan infeksi tidak berjalan baik.
  • 17. lanjutan 3. Gizi (kelaparan, malabsorbsi), gizi kurang juga: memengaruhi sistem imun. 4. Penyakit Kronis: penyakit kronis, seperti TBC, Diabetes, juga memengaruhi sistem imun. 5. Keganasan: keganasan tahap lanjut dapat menyebabkan gangguan sistem imun yang akan mengganggu penyembuhan luka. 6. Obat-obatan: pemberian sitostatika, obat penekan reaksi imun, kortikosteroid dan sitotoksik memengaruhi penyembuhan luka dengan menekan pembelahan fibroblast dan sintesis kolagen.
  • 18. lanjutan 7. Teknik Penjahitan: teknik penjahitan luka yang tidak dilakukan lapisan demi lapisan akan mengganggu penyembuhan luka. 8. Kebersihan diri/Personal Hygiene: kebersihan diri seseorang akan memengaruhi proses penyembuhan luka, karena kuman setiap saat dapat masuk melalui luka bila kebersihan diri kurang. 9. Vaskularisasi baik proses penyembuhan berlangsung: cepat, sementara daerah yang memiliki vaskularisasi kurang baik proses penyembuhan membutuhkan waktu lama. 10. Pergerakan, daerah yang relatif sering bergerak: penyembuhan terjadi lebih lama. 11. Ketegangan tepi luka, pada daerah yang tight
  • 19. Komplikasi Dari Luka 1. Hematoma (Hemorrhage), bidan harus mengetahui lokasi insisi pada klien, sehingga balutan dapat diinspeksi terhadap perdarahan dalam interval 24 jam pertama setelah pembedahan. 2. Infeksi (Wounds Sepsis) Merupakan infeksi luka yang sering timbul akibat infeksi nosokomial di rumah sakit. Proses peradangan biasanya muncul dalam 36 – 48 jam, denyut nadi dan temperatur tubuh klien biasanya meningkat, sel darah putih meningkat, luka biasanya menjadi bengkak, hangat dan nyeri
  • 20. Jenis infeksi yang mungkin timbul antara lain : 1. Cellulitis merupakan infeksi bakteri pada jaringan 2. Abses, merupakan infeksi bakteri terlokalisasi yang ditandai oleh: terkumpulnya pus (bakteri, jaringan nekrotik, Sel Darah Putih). 3. Lymphangitis, yaitu infeksi lanjutan dari selulitis atau abses yang menuju ke sistem limphatik. Hal ini dapat diatasi dengan istirahat dan antibiotik. 4. Dehiscence dan Eviscerasi adalah rusaknya luka bedah. Eviscerasi merupakan keluarnya isi dari dalam luka. 5. Keloid merupakan jaringan ikat yang tumbuh secara berlebihan. Keloid ini biasanya muncul tidak terduga dan tidak pada setiap orang.
  • 22. BUATLAH SOAP PASIEN DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGEN!.