SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
ANOMALI PERILAKU SISWA
Oleh Prof. Suyanto, Ph.D
Dunia pendidikan kembali berduka. Jatuh korban sadisme baru pada
tanggal 8 Juli 2013 di kawasan Sleman. Tindakan sadis itu berakibat
melayangnya nyawa seorang siswi SMP kelas 9 di kawasan Grogol,
Purwomartani, Kalasan, Sleman. Perilaku yang tidak normal itu tidak saja
terjadi di Yogyakarta, tetapi juga telah terjadi di tempat-tempat lain seperti
Jakarta, Bogor, Medan, Nusa Tenggara Barat (Lombok Timur), Tangerang,
dan tempat-tempat lain di negeri ini. Perilaku abnormal itu, bahkan sudah
terjadi dan dilakukan oleh siswa dari berbagai jenjang, baik itu sekolah umum
maupun sekolah yang berbasis keagamaan. Memang tidak banyak yang
melakukan kekerasan dilihat dari populasi siswa kita yang mencapai kurang
lebih 50 juta. Paling jumlah mereka yang memiliki anomali perilaku itu tidak
akan mencapai seribu. Namun, kaualitas abnormalitas negatifnya semakin
meningkat. Tidak saja sekadar bullying, tetapi sudah berada pada suatu
tingkat yang mana mereka rela dan berani menghabisi nyawa kawan
1
sesekolahnya. Jumlah mereka tidak banyak, tetapi kalau sudah berani
menghilangkan nyawa kawannya sendiri, kita para pendidik, orangtua, dan
masyarakat harus turun tangan ikut mencari solusi agar anomalitas perilaku
siswa seperti itu tidak menyebar dan tidak menular ke siswa-siwa lainnya.
Kemudian pertanyaanya, apa yang bisa kita lakukan dengan peristiwa
naas yang selalu minta korban siswi itu? Dari sisi hukum jelas, mereka para
pelaku itu mungkin bisa dijerat dengan Pasal 340 Undang-Undang Pidana
dengan tuntutan hukuman yang tinggi pula jika terbukti ada unsur
pembunuhan berencana. Bahkan Pasal 82 dan 181 Undang-Undang
Perlindungan Anak juga bisa dikenakan secara brsamaan kepada para
pembunuh sadis yang memiliki perilaku abnormal itu. Itu semua urusan para
penegak hukum, dan sudah jelas aturan normatifnya. Pendekatan itu perlu
dibarengi dengan langkah dan program lain yang bersifat preventif,
pemberdayaan, edukatif-pedagogis agar di masa yag akan datang tidak
terulang lagi. Dari modus operandi yang telah terjadi, para siswa pembunuh
ternyata tidak saja melibatkan komunitas sekolah, tetapi juga ada yang
berasal dari anggota masyarakat orang dewasa. Oleh karena itu sudah
2
saatnya para kepala sekolah kita mulai memiliki program bersama yang bisa
dilakukan oleh sekolah dan masyarakat sekitar sekolah. Dalam program itu
perlu ada satu bahasa mengenai tujuan bersama dalam bidang pendidikan
yang dimiliki sekolah dan yang dicita-citakan oleh masyarakat. Dengan
adanya common goals yang dipegang oleh sekolah dan masyarkat, akan
terjadi kohesifitas sosiologis antara sekolah dan masarakat. Akhirnya
masyarakat akan ikut merasa memiliki sekolah itu secara fisik maupun secara
kelembagaan. Dengan demikian masyarakat akan ikut mengawai, menjaga,
dan membantu sekolah untuk mencapai tujuan bersama.
Dari sisi sekolah, juga sudah saatnya pendidikan karakter
dimanfaatkan untuk membangun kesadaran siswa akan rasa empati, simpati,
toleransi, saling mencintai, saling menghargai sesama siswa dalam ranah
tidak saja pengetahuan, tetapi juga dalam tataran praksis. Kalau berbicara
praksis berarti siswa harus diajak untuk menginternalisasi dan meng-
aplikasikan nilai nilai mulia yang diajarkan dalam pendidikan karakter.
Caranya bagaimana? Gampang saja. Siswa bisa diajak untuk melihat best
practice yang dimiliki oleh institusi lain yang memang bisa dijadikan model.
3
Ajak anak-anak ke tempat publik yang memiliki sistem pelayanan yang baik,
agar mereka mengenal dan melihat bagaimana antri yang teratur, tidak
memotong hak orang lain, melayani dengan baik, tersenyum tulus, dsb. Pada
saat lain ajak para siswa kita ke rumah sakit untuk melihat pasien-pasien
korban kekerasan agar mereka tumbuh rasa empatinya. Di lain hari ajak
siswa ke tempat panti asuhan yatim piatu, agar tergerak rasa syukurnya,
sehingga tumbuh rasa kasih sayang kepada sesama. Pada kesempatan lain
siswa bisa juga diajak masuk ke lembaga pemasyarakatan agar mereka tahu
betapa terkungkungnya kebebasan jika seorang merampas hak orang secara
pidana. Dengan cara seperti itu kita bisa mencegah sadisme secara preventif,
pedagogis, dan edukatif. Semoga.
Prof. Suyanto, Ph.D.,
Guru Besar FE Universitas Negeri Yogyakarta,
Alumnus Boston dan Michigan State University.
4

More Related Content

Similar to Anomali perilaku siswa kr

Makalah tawuran pelajar
Makalah   tawuran pelajarMakalah   tawuran pelajar
Makalah tawuran pelajar
zulvamunayati
 
Guru berkarakter
Guru berkarakterGuru berkarakter
Guru berkarakter
totok aris
 
Guru Mesti Pelopor Anti Kekerasan
Guru  Mesti  Pelopor  Anti  KekerasanGuru  Mesti  Pelopor  Anti  Kekerasan
Guru Mesti Pelopor Anti Kekerasan
KHAIRIL ARI
 
Langkah-langkah mengatasi ponteng sekolah
Langkah-langkah mengatasi ponteng sekolahLangkah-langkah mengatasi ponteng sekolah
Langkah-langkah mengatasi ponteng sekolah
Tangan-tangan Putih
 
08410041_Bab_1.pdf latar belakang dan masalh kebakLan rekamja
08410041_Bab_1.pdf latar belakang dan masalh kebakLan rekamja08410041_Bab_1.pdf latar belakang dan masalh kebakLan rekamja
08410041_Bab_1.pdf latar belakang dan masalh kebakLan rekamja
Marulituazalukhu
 
Tinjauan Sosial terhadap Peserta Didik
Tinjauan Sosial terhadap Peserta DidikTinjauan Sosial terhadap Peserta Didik
Tinjauan Sosial terhadap Peserta Didik
AndhinaFitrianitaPutri
 

Similar to Anomali perilaku siswa kr (20)

Makalah tawuran pelajar
Makalah   tawuran pelajarMakalah   tawuran pelajar
Makalah tawuran pelajar
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Tri Pusat Pendidikan
Tri Pusat PendidikanTri Pusat Pendidikan
Tri Pusat Pendidikan
 
14_Akhiri Mendidik Anak Dengan Kekerasan
14_Akhiri Mendidik Anak Dengan Kekerasan14_Akhiri Mendidik Anak Dengan Kekerasan
14_Akhiri Mendidik Anak Dengan Kekerasan
 
ulgisb salinan.docx
ulgisb salinan.docxulgisb salinan.docx
ulgisb salinan.docx
 
Guru berkarakter
Guru berkarakterGuru berkarakter
Guru berkarakter
 
Guru Mesti Pelopor Anti Kekerasan
Guru  Mesti  Pelopor  Anti  KekerasanGuru  Mesti  Pelopor  Anti  Kekerasan
Guru Mesti Pelopor Anti Kekerasan
 
Kekerasan di sekolah dan konselor sekolah
Kekerasan di sekolah dan konselor sekolahKekerasan di sekolah dan konselor sekolah
Kekerasan di sekolah dan konselor sekolah
 
Langkah-langkah mengatasi ponteng sekolah
Langkah-langkah mengatasi ponteng sekolahLangkah-langkah mengatasi ponteng sekolah
Langkah-langkah mengatasi ponteng sekolah
 
Sosiologi tawuran pelajar
Sosiologi tawuran pelajarSosiologi tawuran pelajar
Sosiologi tawuran pelajar
 
Musni Umar Pencegahan Tawuran antar Warga dan Kumpulan Orang Banyak
Musni Umar Pencegahan Tawuran antar Warga dan Kumpulan Orang BanyakMusni Umar Pencegahan Tawuran antar Warga dan Kumpulan Orang Banyak
Musni Umar Pencegahan Tawuran antar Warga dan Kumpulan Orang Banyak
 
dokumen.tips_gejala-buli-dalam-kalangan-pelajar.pptx
dokumen.tips_gejala-buli-dalam-kalangan-pelajar.pptxdokumen.tips_gejala-buli-dalam-kalangan-pelajar.pptx
dokumen.tips_gejala-buli-dalam-kalangan-pelajar.pptx
 
08410041_Bab_1.pdf latar belakang dan masalh kebakLan rekamja
08410041_Bab_1.pdf latar belakang dan masalh kebakLan rekamja08410041_Bab_1.pdf latar belakang dan masalh kebakLan rekamja
08410041_Bab_1.pdf latar belakang dan masalh kebakLan rekamja
 
contoh program bulying.pdf
contoh program bulying.pdfcontoh program bulying.pdf
contoh program bulying.pdf
 
Tawuran remaja sma70 vs sma6 jakarta
Tawuran remaja sma70 vs sma6 jakartaTawuran remaja sma70 vs sma6 jakarta
Tawuran remaja sma70 vs sma6 jakarta
 
Real tikkkkkkkkkkkkkk
Real tikkkkkkkkkkkkkkReal tikkkkkkkkkkkkkk
Real tikkkkkkkkkkkkkk
 
Real tikkkkkkkkkkkkkk
Real tikkkkkkkkkkkkkkReal tikkkkkkkkkkkkkk
Real tikkkkkkkkkkkkkk
 
Kekerasan Seksual Anak Terhadap Anak
Kekerasan Seksual Anak Terhadap AnakKekerasan Seksual Anak Terhadap Anak
Kekerasan Seksual Anak Terhadap Anak
 
Kasus pendidikan
Kasus pendidikanKasus pendidikan
Kasus pendidikan
 
Tinjauan Sosial terhadap Peserta Didik
Tinjauan Sosial terhadap Peserta DidikTinjauan Sosial terhadap Peserta Didik
Tinjauan Sosial terhadap Peserta Didik
 

More from Suyanto Suyanto

Puasa dan pendidikan karakter
Puasa dan pendidikan karakterPuasa dan pendidikan karakter
Puasa dan pendidikan karakter
Suyanto Suyanto
 
Puasa dan pendidikan karakter
Puasa dan pendidikan karakterPuasa dan pendidikan karakter
Puasa dan pendidikan karakter
Suyanto Suyanto
 
Kurikulum pendidikan dasar
Kurikulum pendidikan dasarKurikulum pendidikan dasar
Kurikulum pendidikan dasar
Suyanto Suyanto
 
Putus sekolah kenaikan bbm kr
Putus sekolah kenaikan bbm krPutus sekolah kenaikan bbm kr
Putus sekolah kenaikan bbm kr
Suyanto Suyanto
 
Putus sekolah kenaikan bbm kr
Putus sekolah kenaikan bbm krPutus sekolah kenaikan bbm kr
Putus sekolah kenaikan bbm kr
Suyanto Suyanto
 
Pengunduran ujian nasioanal
Pengunduran ujian nasioanalPengunduran ujian nasioanal
Pengunduran ujian nasioanal
Suyanto Suyanto
 
Pendidikan gratis berkualitas kr
Pendidikan gratis berkualitas krPendidikan gratis berkualitas kr
Pendidikan gratis berkualitas kr
Suyanto Suyanto
 
Guru pendamping kurikulum 2013 kompas
Guru pendamping kurikulum 2013 kompasGuru pendamping kurikulum 2013 kompas
Guru pendamping kurikulum 2013 kompas
Suyanto Suyanto
 

More from Suyanto Suyanto (20)

Puasa dan pendidikan karakter
Puasa dan pendidikan karakterPuasa dan pendidikan karakter
Puasa dan pendidikan karakter
 
Puasa dan pendidikan karakter
Puasa dan pendidikan karakterPuasa dan pendidikan karakter
Puasa dan pendidikan karakter
 
Kurikulum pendidikan dasar
Kurikulum pendidikan dasarKurikulum pendidikan dasar
Kurikulum pendidikan dasar
 
Istimewa pendidikan diy
Istimewa pendidikan diyIstimewa pendidikan diy
Istimewa pendidikan diy
 
Pelajaran di balik ukg
Pelajaran di balik ukgPelajaran di balik ukg
Pelajaran di balik ukg
 
Pendekatan baru ospek kr.
Pendekatan baru ospek kr.Pendekatan baru ospek kr.
Pendekatan baru ospek kr.
 
Modal sosial kr
Modal sosial krModal sosial kr
Modal sosial kr
 
Kegalauan kurikulum 2013
Kegalauan kurikulum 2013Kegalauan kurikulum 2013
Kegalauan kurikulum 2013
 
Kecemasan kurikulum 2013
Kecemasan kurikulum 2013Kecemasan kurikulum 2013
Kecemasan kurikulum 2013
 
Buku kurikulum 2013
Buku kurikulum 2013Buku kurikulum 2013
Buku kurikulum 2013
 
Putus sekolah kenaikan bbm kr
Putus sekolah kenaikan bbm krPutus sekolah kenaikan bbm kr
Putus sekolah kenaikan bbm kr
 
Putus sekolah kenaikan bbm kr
Putus sekolah kenaikan bbm krPutus sekolah kenaikan bbm kr
Putus sekolah kenaikan bbm kr
 
Pornografi pelajar
Pornografi pelajarPornografi pelajar
Pornografi pelajar
 
Pengunduran ujian nasioanal
Pengunduran ujian nasioanalPengunduran ujian nasioanal
Pengunduran ujian nasioanal
 
Pendidikan gratis berkualitas kr
Pendidikan gratis berkualitas krPendidikan gratis berkualitas kr
Pendidikan gratis berkualitas kr
 
Kurikulum 2013 kr
Kurikulum 2013 krKurikulum 2013 kr
Kurikulum 2013 kr
 
Hapuskan un sd:mi
Hapuskan un sd:miHapuskan un sd:mi
Hapuskan un sd:mi
 
Guru dalam pembelajaran
Guru dalam pembelajaranGuru dalam pembelajaran
Guru dalam pembelajaran
 
Guru pendamping kurikulum 2013 kompas
Guru pendamping kurikulum 2013 kompasGuru pendamping kurikulum 2013 kompas
Guru pendamping kurikulum 2013 kompas
 
Guru dalam pembelajaran
Guru dalam pembelajaranGuru dalam pembelajaran
Guru dalam pembelajaran
 

Recently uploaded

perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxperwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
Mas PauLs
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
DewiUmbar
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
ErikaPutriJayantini
 
ATP MM FASE E MATEMATIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKA
ATP MM FASE E MATEMATIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKAATP MM FASE E MATEMATIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKA
ATP MM FASE E MATEMATIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKA
VeonaHartanti
 

Recently uploaded (20)

Materi Pertemuan 2.pptxMateri Pertemuan 2
Materi Pertemuan 2.pptxMateri Pertemuan 2Materi Pertemuan 2.pptxMateri Pertemuan 2
Materi Pertemuan 2.pptxMateri Pertemuan 2
 
NOVEL PELARI MUDA TINGKATAN 1 KARYA NGAH AZIA.pptx
NOVEL PELARI MUDA TINGKATAN 1 KARYA NGAH AZIA.pptxNOVEL PELARI MUDA TINGKATAN 1 KARYA NGAH AZIA.pptx
NOVEL PELARI MUDA TINGKATAN 1 KARYA NGAH AZIA.pptx
 
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxperwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
 
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi PerapotekanPembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
 
Materi Pertemuan 4 Materi Pertemuan 4.pptx
Materi Pertemuan 4 Materi Pertemuan 4.pptxMateri Pertemuan 4 Materi Pertemuan 4.pptx
Materi Pertemuan 4 Materi Pertemuan 4.pptx
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 
ATP MM FASE E MATEMATIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKA
ATP MM FASE E MATEMATIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKAATP MM FASE E MATEMATIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKA
ATP MM FASE E MATEMATIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKA
 
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia pptMateri Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
 
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxKegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
 
Materi Pertemuan 1Materi Pertemuan 1.pptx
Materi Pertemuan 1Materi Pertemuan 1.pptxMateri Pertemuan 1Materi Pertemuan 1.pptx
Materi Pertemuan 1Materi Pertemuan 1.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Anomali perilaku siswa kr

  • 1. ANOMALI PERILAKU SISWA Oleh Prof. Suyanto, Ph.D Dunia pendidikan kembali berduka. Jatuh korban sadisme baru pada tanggal 8 Juli 2013 di kawasan Sleman. Tindakan sadis itu berakibat melayangnya nyawa seorang siswi SMP kelas 9 di kawasan Grogol, Purwomartani, Kalasan, Sleman. Perilaku yang tidak normal itu tidak saja terjadi di Yogyakarta, tetapi juga telah terjadi di tempat-tempat lain seperti Jakarta, Bogor, Medan, Nusa Tenggara Barat (Lombok Timur), Tangerang, dan tempat-tempat lain di negeri ini. Perilaku abnormal itu, bahkan sudah terjadi dan dilakukan oleh siswa dari berbagai jenjang, baik itu sekolah umum maupun sekolah yang berbasis keagamaan. Memang tidak banyak yang melakukan kekerasan dilihat dari populasi siswa kita yang mencapai kurang lebih 50 juta. Paling jumlah mereka yang memiliki anomali perilaku itu tidak akan mencapai seribu. Namun, kaualitas abnormalitas negatifnya semakin meningkat. Tidak saja sekadar bullying, tetapi sudah berada pada suatu tingkat yang mana mereka rela dan berani menghabisi nyawa kawan 1
  • 2. sesekolahnya. Jumlah mereka tidak banyak, tetapi kalau sudah berani menghilangkan nyawa kawannya sendiri, kita para pendidik, orangtua, dan masyarakat harus turun tangan ikut mencari solusi agar anomalitas perilaku siswa seperti itu tidak menyebar dan tidak menular ke siswa-siwa lainnya. Kemudian pertanyaanya, apa yang bisa kita lakukan dengan peristiwa naas yang selalu minta korban siswi itu? Dari sisi hukum jelas, mereka para pelaku itu mungkin bisa dijerat dengan Pasal 340 Undang-Undang Pidana dengan tuntutan hukuman yang tinggi pula jika terbukti ada unsur pembunuhan berencana. Bahkan Pasal 82 dan 181 Undang-Undang Perlindungan Anak juga bisa dikenakan secara brsamaan kepada para pembunuh sadis yang memiliki perilaku abnormal itu. Itu semua urusan para penegak hukum, dan sudah jelas aturan normatifnya. Pendekatan itu perlu dibarengi dengan langkah dan program lain yang bersifat preventif, pemberdayaan, edukatif-pedagogis agar di masa yag akan datang tidak terulang lagi. Dari modus operandi yang telah terjadi, para siswa pembunuh ternyata tidak saja melibatkan komunitas sekolah, tetapi juga ada yang berasal dari anggota masyarakat orang dewasa. Oleh karena itu sudah 2
  • 3. saatnya para kepala sekolah kita mulai memiliki program bersama yang bisa dilakukan oleh sekolah dan masyarakat sekitar sekolah. Dalam program itu perlu ada satu bahasa mengenai tujuan bersama dalam bidang pendidikan yang dimiliki sekolah dan yang dicita-citakan oleh masyarakat. Dengan adanya common goals yang dipegang oleh sekolah dan masyarkat, akan terjadi kohesifitas sosiologis antara sekolah dan masarakat. Akhirnya masyarakat akan ikut merasa memiliki sekolah itu secara fisik maupun secara kelembagaan. Dengan demikian masyarakat akan ikut mengawai, menjaga, dan membantu sekolah untuk mencapai tujuan bersama. Dari sisi sekolah, juga sudah saatnya pendidikan karakter dimanfaatkan untuk membangun kesadaran siswa akan rasa empati, simpati, toleransi, saling mencintai, saling menghargai sesama siswa dalam ranah tidak saja pengetahuan, tetapi juga dalam tataran praksis. Kalau berbicara praksis berarti siswa harus diajak untuk menginternalisasi dan meng- aplikasikan nilai nilai mulia yang diajarkan dalam pendidikan karakter. Caranya bagaimana? Gampang saja. Siswa bisa diajak untuk melihat best practice yang dimiliki oleh institusi lain yang memang bisa dijadikan model. 3
  • 4. Ajak anak-anak ke tempat publik yang memiliki sistem pelayanan yang baik, agar mereka mengenal dan melihat bagaimana antri yang teratur, tidak memotong hak orang lain, melayani dengan baik, tersenyum tulus, dsb. Pada saat lain ajak para siswa kita ke rumah sakit untuk melihat pasien-pasien korban kekerasan agar mereka tumbuh rasa empatinya. Di lain hari ajak siswa ke tempat panti asuhan yatim piatu, agar tergerak rasa syukurnya, sehingga tumbuh rasa kasih sayang kepada sesama. Pada kesempatan lain siswa bisa juga diajak masuk ke lembaga pemasyarakatan agar mereka tahu betapa terkungkungnya kebebasan jika seorang merampas hak orang secara pidana. Dengan cara seperti itu kita bisa mencegah sadisme secara preventif, pedagogis, dan edukatif. Semoga. Prof. Suyanto, Ph.D., Guru Besar FE Universitas Negeri Yogyakarta, Alumnus Boston dan Michigan State University. 4