The subject on man and personality is one that has been discussed over the centuries. This topic has caught the attention of many scholars of diverse specialization in the East and West. The studies conducted on man, be it in the areas of psychology, biology, religion, history, anthropology, sociology, humanities, etc, are all aimed at exploring the yet undiscovered areas of his nature and potentials. Researchers believe that any latest findings on man will be added information to the existing knowledge and science on man. It is believed that such information can be beneficial in solving many of the problems faced by modern man who lives in an ever-changing world. Idealistically it is thought that solutions found in overcoming man’s problems, are expected to improve his quality of life and his state of psychological well being as an individual coexisting with others, including the flora and fauna. The present study in the area of philosophical psychology is an attempt to explore, investigate and analyze the ideas of two renowned scholars originating from two different parts of the world. Very specifically the researcher would like to investigate the ideas of Muhammad Iqbal (1879-1938) and Sigmund Freud (1856-1939) pertaining to their concepts on man and personality. Iqbal and Freud wrote and lectured on the hidden forces of the human psyche. The fact that they believed that the inner dimension of man particularly the ego, which plays a pivotal role in all human behaviour and personality, draws the attention of the researcher to explore their concept on the human psyche, and on how personality development takes place in individuals. The crux of this study is aimed at conducting a contrastive analysis on the theories presented by Iqbal and Freud.
Public Speaking is a show business. For effective pulic presentation follow th three principles:
1. Give the audience what they want.
2. Give them something more.
3. Leave them wanting more.
Great Speakers are not born, they are trained.
The subject on man and personality is one that has been discussed over the centuries. This topic has caught the attention of many scholars of diverse specialization in the East and West. The studies conducted on man, be it in the areas of psychology, biology, religion, history, anthropology, sociology, humanities, etc, are all aimed at exploring the yet undiscovered areas of his nature and potentials. Researchers believe that any latest findings on man will be added information to the existing knowledge and science on man. It is believed that such information can be beneficial in solving many of the problems faced by modern man who lives in an ever-changing world. Idealistically it is thought that solutions found in overcoming man’s problems, are expected to improve his quality of life and his state of psychological well being as an individual coexisting with others, including the flora and fauna. The present study in the area of philosophical psychology is an attempt to explore, investigate and analyze the ideas of two renowned scholars originating from two different parts of the world. Very specifically the researcher would like to investigate the ideas of Muhammad Iqbal (1879-1938) and Sigmund Freud (1856-1939) pertaining to their concepts on man and personality. Iqbal and Freud wrote and lectured on the hidden forces of the human psyche. The fact that they believed that the inner dimension of man particularly the ego, which plays a pivotal role in all human behaviour and personality, draws the attention of the researcher to explore their concept on the human psyche, and on how personality development takes place in individuals. The crux of this study is aimed at conducting a contrastive analysis on the theories presented by Iqbal and Freud.
Public Speaking is a show business. For effective pulic presentation follow th three principles:
1. Give the audience what they want.
2. Give them something more.
3. Leave them wanting more.
Great Speakers are not born, they are trained.
Tren Kemiskinan Provinsi Bali dari Tahun 2015-2019VaniaRiska
Nama Mahasiswa : Vania Riskasari YR
NIM : 1808541019
Nama Dosen : Desak Putu Eka Nilakusmawati, S.Si., M.Si
Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Program Studi : Matematika Universitas Udayana
Karya Ilmiah Popular ini ditujukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Matematika Populasi, Program Studi Matematika, Universitas Udayana
Dalam karya tulis ini, dijelaskan tren kemiskinan untuk Provinsi Bali dari Tahun 2015 sampai 2019.
Univeristas Udayana (https://www.unud.ac.id/)
Program Studi Matematika Universitas Udayana (https://math.unud.ac.id/)
Matematika Populasi (https://oase.unud.ac.id/course/view.php?id=6)
#unud
#matematikaunud
#matematikapopulasi
#karyailmiahpopuler
#artikel
#bali
#miskin
#kemiskinan
#pendudukmiskin
#kemiskinanbali
#bps
PENERAPAN PEMBELAJARAN TATAP MUKA YANG TERBATAS PADA SEKOLAH PEDESAAN DI MTSN...RismandaAnnisa
Jurnal ini disusun oleh saya Annisa Khotima Rismanda dengan Nim 202041047 untuk memenuhi Ujian Akhir Semester (UAS) dosen dari Bapak Novalia Agung Wardjito Ardhoyo, ST. M. Ikom. Pada mata kuliah Komunikasi Kelompok di Universitas Prof. Dr. Moestopo Beragama. Selain itu, saya juga berharap agar jurnal ini dapat menambah wawasan tentang “Komunikasi Kelompok”.
Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya karena Ujian Akhir Semester (UAS) yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan menyadari jurnal ini masih jauh dari kata sempurna.
Hasil Penelitian Wajib Belajar 12 Tahun di Kota Surakarta (Tahun 2022)IwanSetiyoko
Penelitian Wajib Belajar 12 Tahun merupakan bagian dari program Education Out Loud (EOL) yang dilaksanakan oleh JPPI (Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia) dengan dukungan dari Global Partnership for Education (GPE), yang dilaksanakan selama periode 1 bulan (10 November s/d 10 Desember 2022) di empat wilayah, yaitu: DKI Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Kota Surakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana pelaksanaan Wajib Belajar 12 Tahun di empat wilayah tersebut.
Yayasan Satu Karsa Karya (YSKK) sebagai salah satu anggota jaringan JPPI ditunjuk menjadi penanggungjawab dalam pelaksanaan penelitian di Kota Surakarta.
Tren Kemiskinan Provinsi Bali dari Tahun 2015-2019VaniaRiska
Nama Mahasiswa : Vania Riskasari YR
NIM : 1808541019
Nama Dosen : Desak Putu Eka Nilakusmawati, S.Si., M.Si
Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Program Studi : Matematika Universitas Udayana
Karya Ilmiah Popular ini ditujukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Matematika Populasi, Program Studi Matematika, Universitas Udayana
Dalam karya tulis ini, dijelaskan tren kemiskinan untuk Provinsi Bali dari Tahun 2015 sampai 2019.
Univeristas Udayana (https://www.unud.ac.id/)
Program Studi Matematika Universitas Udayana (https://math.unud.ac.id/)
Matematika Populasi (https://oase.unud.ac.id/course/view.php?id=6)
#unud
#matematikaunud
#matematikapopulasi
#karyailmiahpopuler
#artikel
#bali
#miskin
#kemiskinan
#pendudukmiskin
#kemiskinanbali
#bps
PENERAPAN PEMBELAJARAN TATAP MUKA YANG TERBATAS PADA SEKOLAH PEDESAAN DI MTSN...RismandaAnnisa
Jurnal ini disusun oleh saya Annisa Khotima Rismanda dengan Nim 202041047 untuk memenuhi Ujian Akhir Semester (UAS) dosen dari Bapak Novalia Agung Wardjito Ardhoyo, ST. M. Ikom. Pada mata kuliah Komunikasi Kelompok di Universitas Prof. Dr. Moestopo Beragama. Selain itu, saya juga berharap agar jurnal ini dapat menambah wawasan tentang “Komunikasi Kelompok”.
Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya karena Ujian Akhir Semester (UAS) yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan menyadari jurnal ini masih jauh dari kata sempurna.
Hasil Penelitian Wajib Belajar 12 Tahun di Kota Surakarta (Tahun 2022)IwanSetiyoko
Penelitian Wajib Belajar 12 Tahun merupakan bagian dari program Education Out Loud (EOL) yang dilaksanakan oleh JPPI (Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia) dengan dukungan dari Global Partnership for Education (GPE), yang dilaksanakan selama periode 1 bulan (10 November s/d 10 Desember 2022) di empat wilayah, yaitu: DKI Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Kota Surakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana pelaksanaan Wajib Belajar 12 Tahun di empat wilayah tersebut.
Yayasan Satu Karsa Karya (YSKK) sebagai salah satu anggota jaringan JPPI ditunjuk menjadi penanggungjawab dalam pelaksanaan penelitian di Kota Surakarta.
dari tahun ke ahun Ospek selalu saja membawa aktivitas yang tidak mendidik bagi para siswa.Artikel ini menelaah bagaimana seharusnya Ospek dilakukan oleh sekolah.
Kuriklum 2013 nampaknya mengalamai persoalan dalam implementasinya. Artikel ini mendiskusikan bagaimana Kurikulum 2013 menghadapai berbagai kendala dalam berbagai tahapan recana implementasinya.
1. PUTUS SEKOLAH PASCA KENAIKAN BBM
Oleh: Prof. Suyanto, Ph.D
Kenaikan BBM sudah menjadi kenyataan. Banyak ilmuwan, politisi,
dan akademisi memberikan kajiannya mengenai dampak kenaikan BBM
terhadap kehidupan ekonomi, politik, dan sosial di masyarakat kita. Tiba
saatnya saya mengajak para pembaca untuk merenung dan mewaspadai
terjadinya putus sekolah di daerah dan kawasan masing-masing. Putus
sekolah merupakan musuh utama bagi suatu negara jika negara itu ingin
maju, dan berkembang menjadi negara kuat berbasis teknologi. Bagaimana
tidak, kalau saja penduduk suatu negara banyak yang putus sekolah jelaslah
Human Development Index (HID) negara itu akan rendah pula. Jika HDI suatu
negara rendah, maka tak akan segera bisa maju negara itu. Para investor
asing enggan untuk menanamkan modalnya di negara yang HDI-nya rendah.
Oleh sebab itu penting sekali kiranya para pemimpin pemerintah pusat dan
daerah di negeri ini mulai mewaspadai bertambahnya putus sekolah di
daerahnya masing-masing. Kalau saja dengan kenaikan BBM ini putus
1
2. sekolah terjadi dan merajalela di mana-mana pada semua jenjang
pendidikan, tentu hal ini akan menjadi ancaman serius bagi pencapaian target
Millennium Development Goals (MDGs) di republik ini.
Dari mana sumber putus sekolah? Kontributor putus sekolah yang
utama adalah aspek ekonomi, kalau kita mau mengatakan dengan cara yang
halus. Kalau mau mengatakan dengan terus terang, faktor utama
penyumbang putus sekolah adalah penduduk miskin. Angka rata-rata
penduduk miskin saat ini ialah 12, 49%. Angka absolutnya tinggal kalikan 240
juta penduduk Indonesia, sehingga kurang lebih penduduk miskin kita saat ini
mencapai 29, 97 juta. Ketika BBM naik, yang jelas jelas miskin itu mungkin
mudah di buatkan program subsidi bagi mereka. Tetapi yang sangat sulit
ialah bagi penduduk yang hampir miskin. Jumlah penduduk ini kadang sulit di
data, karena mereka tidak memenuhi kriteria miskin. Meskipun demikian,
begitu ada kanaikan harga bahan makan dan bahan keperluan pokok akibat
kenaikan BBM, mereka semua menjadi kelompok miskin ang baru. Kalau hal
ini terjadi berarti mereka berpotensi untuk menyumbang kenaikan angka
putus sekolah. Saat ini angka putus sekolah kita memang tidak begitu tinggi.
2
3. Untuk jenjang pendidikan dasar (SD), angka putus sekolah hanya 0,67%
(182.773 anak), dengan angka tertinggi Jawa Barat 0,65% (32.423 anak) dan
angka terendah putus sekolahnya adalah DIY, 0% alias tidak ada anak putus
sekolah SD di DIY. Bagaiman halnya dengan angka putus sekolah di
Pendidikan Dasar (SMP)? Persentase nasional anak putus sekolah di SMP
adalah 2,21% (209.976 anak) dengan persentase tertinggi angka putus
diduduki Propinsi Jawa Barat 2,58% (47.198 anak). Persentase angka putus
sekolah SMP terendah dimiliki Propinsi Kepulauan Riau 0,32% (171 anak),
dan dua Propinsi terendah yang dekat dengan Propinsi Kepulauan Riau
secara ber turut-turut adalah Propinsi DIY (0,34% atau 379 anak) dan Bali
(0,62% atau 831 anak). Akhirnya, untuk siswa SMA/SMK, persentase siswa
putus sekolah mencapai 3,41% (223,676) dengan persentase tertinggi di
Propinsi Jawa Timur, 3,44% (35.546 anak), dengan persentase terendah
berada di Propinsi Kepulauan Riau, 0,69% (287 anak). Dua Propinsi terendah
di atasnya adalah Propinsi Banten, 1,31% (4.569 anak) dan DIY 1,62% (1.954
anak).
Pada propinsi yang memiliki angka putus sekolah tertinggi tersebut di
3
4. atas harus waspada, jangan sampai persentasenya naik akibat bertambahnya
populasi orang miskin baru akibat dinaikannya harga BBM baru baru ini. Oleh
sebab itu Pemerintah Daerah Propinsi dan Kabupaten/Kota perlu memiliki
program jaring pengaman agar kenaikan BBM tidak memicu dan menambah
kemiskinan baru di daerahnya yang pada gilirannya akan meningkatkan
persentase dan jumlah absolut putus sekolah. Program jaring pengaman itu
bisa dilakukan dengan memberikan jumlah tambahan bantuan siswa miskin
berupa pemberian subsidi uang maupun pemberian sarana penunjang
sekolah seperti baju seragam, sepatu, pensil, buku tulis, alat transportasi bagi
siswi miskin yang tinggalnya jauh dari sekolah dengan cara mebelikan
mereka alat transportasi seperti sepeda, perahu, dan sejenisnya. Semoga
semua waspada baik Pemerintah pusat, maupun daerah dalam
mengendalikan angka putus sekolah sebagai dampak kenaikan BBM saat ini.
Prof. Suyanto, Ph.D., Guru Besar FE Universitas Negeri Ygyakarta,
Alumnus Boston University dan Michigan State University.
4