SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Download to read offline
WACANA Vol. 12 No.1 Januari 2009 ISSN. 1411-0199
179
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI
Studi Kasus di Kecamatan Nogosari, Boyolali, Jawa Tengah
Analysis of Influencing Factors in Increasing Rice Production (Case Study in the Nogosari-
Subdistrict, Boyolali Regency, Central Java Province).
MAHANANTO
Mahasiswa Program Magister IEP, PPSUB, Malang
Salyo Sutrisno
Dosen Jurusan SOSEK, Fakultas Pertanian, UB
Candra F Ananda
Dosen Jurusan SP, Fakultas Ekonomi, UB
ABSTRACT
The objective of this research were to analyze factors influencing the increase of
rice production and to analyze the optimum use of production factors on the rice farming.
This research was held in October 1999 on 120 farmer in 4 villages of Nogosari-
Subdistrict, Boyolali-Regency, Central Java-Province. The data collecting method was
divided to in two stages. First, to determine the village sampling done by using a stritified
random sampling method and second, to determine the farmers done by a simple random
sampling method. The method of collecting data was done an interview using quesionaire
instrument.
The results of this research were: The used simultaneously model showed that the
factors such as the cultivated land width, the quantityof effective labours, the quantity of
fertilizers, the quantity of pesticides, the farming experiences, the distance between the
farmer houses and the cultivated lands, and the irrigation system had a real influence to the
increase of the rice production. The model used in this research had indicated that partially
the cultivated land width, the quantity of effective labours, the quantity of fertilazers, the
quantity of pesticides, the distence between the farmers houses and the cultivated lands, and
the irrigation system had given influences to the increas of rice production, while the
farming experiences did not influence to (non-significant) the increasing of rice production.
The results of the analyze on the optimum use of production factors had indicated:
the cultivated land width was not optimum so that its use should be increased, the quantity
of effective labours was not optimum either so that its use should be decreased primarily on
the first planting seasion (MT. I) and the second planting seasion (MT. III), while on the
third planting seasion (MT. III) it was optimum. Further more, the quantity of fertilizers
was not optimum so that its use needed to be decreased and the quantity of pesticides was
not optimum either so that its use needed to be increased.
Keywords: Rice production, production factor
ABSTRAK
Tujuan penelitian antara lain untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
peningkatan produksi padi sawah, dan menganalisis tingkat optimasi penggunaan faktor-
WACANA Vol. 12 No.1 Januari 2009 ISSN. 1411-0199
180
faktor produksi pada usahatani padi sawah. Penelitian dilakukan terhadap 120 petani
sampel di empat desa sampel di wilayah Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyolali, Jawa
Tengah. Penarikan sampel dilakukan dalam dua tahap, yang pertama menentukan sampel
desa yang dilakukan dengan metode stratified random sampling dan yang kedua
menentukan petani sampel yang dilakukan dengan metode simpel random sampling.
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara dengan menggunakan instrumen
kuesioner. Alat analisis yang digunakan adalah model Fungsi produksi Transendental.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: model yang digunaka secara simultan
faktor-faktor luas lahan garapan, jumlah tenaga kerja efektif, jumlah pupuk, jumlah
pestisida, pengalaman petani dalam berusahatani, jarak rumah petani dengan lahan garapan,
dan sistem irigasi berpengaruh sangat nyata terhadap peningkatan produksi padi sawah.
Selain itu model yang digunakan menunjukkan bahwa: secara parsial luas lahan garapan,
jumlah tenaga kerja efektif, jumlah pupuk, jumlah pestisida (obat-obatan), jarak lahan
garapan dengan rumah petani, dan sistem irigasi berpengaruh terhadap peningkatan
produksi padi sawah, sedangkan, pengalaman petani tidak berpengaruh (non significant)
terhadap peningkatan produksi padi sawah.
Sedangkan hasil analisis optimasi (efisiensi ekonomis) penggunaan faktor
produksi menunjukkan bahwa: luas lahan garapan belum optimum (efisien) sehingga
penggunaannya perlu ditambah, jumlah tenaga kerja efektif tidak optimum sehingga
penggunaannya perlu dikurangi terutama pada MT. I dan MT. II sedangkan pada MT. III
sudah optimum (efisien), jumlah pupuk tidak optimum sehingga penggunaannya perlu
dikurangi, jumlah pestisida (obat-obatan) belum optimum sehingga penggunaannya perlu
ditambah.
Kata kunci: Produksi padi, faktor produksi.
PENDAHULUAN
Peranan pertanian dalam perekono-
mian di negara kita terutama sebagai
penghasil bahan makanan yang makin
bervariasi mengikuti permintaan dari
sektor lain yang makin besar, sebagai
penghasil bahan baku dan pasar hasil non
pertanian, sebagai sumber devisa dalam
persaingan global yang makin liberal,
sebagai sumber investasi, dan sebagai
sumber pemasok tenaga kerja.
Tanaman pangan yang banyak
diusahakan oleh rumah tangga petani
adalah padi sebagai penghasil beras. Di
Indonesia beras merupakan mata dagangan
yang sangat penting sebab beras meru-
pakan bahan makanan pokok dan meru-
pakan sumber kalori bagi sebagaian besar
penduduk dan situasi beras secara tidak
langsung dapat mempengaruhi bahan kon-
sumsi lain.
Untuk memberikan gambaran tentang
upaya peningkatan produksi beras di Indo-
nesia bahwa laju pertumbuhan produksi
padi, sebagai bahan pangan pokok, pada
awalnya meningkat hingga mencapai
tingkat tertinggi pada periode 1989-83
yang ternyata mampu membawa ke tingkat
swasembada beras pada tahun 1984
(Darwanto, 1998). Akan tetapi setelah ter-
capai swasembada pangan (beras) pada
tahun 1984 mengalami stagnasi dan pada
sisi lain ternyata impor bahan pangan pada
periode tersebut meningkat pula, seperti
impor beras netto yang meningkat dari
12.808 ton pada tahun 1988 menjadi
1.623.499 ton pada tahun 1996 (Darwanto,
1998).
Krisis ekonomi yang menimpa negara
kita akhir-akhir ini yang diikuti dengan
terpuruknya nilai tukar rupiah terhadap
nilai dollar menyebabkan harga bahan
pangan impor menjadi lebih mahal. Untuk
menanggulangi masalah tersebut maka
WACANA Vol. 12 No.1 Januari 2009 ISSN. 1411-0199
182
peningkatan produksi pangan di dalam
negeri perlu ditingkatkan lagi.
Program-program yang bertujuan
untuk meningkatkan produksi pertanian
terutama bahan pangan beras telah di-
rumuskan oleh pemerintah dalam Garis-
Garis Besar Haluan Negara, program-
program tersebut meliputi: intensifikasi,
ekstensifikasi, rehabilitasi, dan dever-
sifikasi. Akan tetapi didalam pelaksanaan
intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian
kita dapatkan perbedaan antara hasil nyata
(riil) yang diperoleh petani dengan hasil
potensial yang bisa dicapai oleh petani atau
disebut dengan yield gap.
Didalam usahatani salah satu peran
petani adalah sebagai manajer. Peran pe-
tani sebagai manajer bertugas untuk
mengambil keputusan tentang apa yang
akan dihasilkannya dan bagaimana cara
menghasilkannya, sehingga petani dituntut
untuk mempunyai pengetahuan-pengeta-
huan (Mosher, 1983). Akan tetapi menurut
Prasetya (1993) petani masih perlu bim-
bingan dalam pengambilan keputusan
sebab pada umumnya petani:
(a) Kurang pengetahuannya dalam cara-
cara berproduksi yang baik
(b) Kurang mengetahui cara-cara ber-
produksi yang akan datang
(c) Kurang mengetahui perubahan harga
dan keadaan harga yang terjadi
(d) Belum mengetahui orang-orang yang
dapat dijadikan teman untuk ber-
usahatani secara komersial.
Sehingga di dalam usahataninya pe-
tani belum mampu mencapai tingkat
penggunaan sumberdaya secara optimal.
Berdasarkan uraian pada latar
belakang tersebut di atas maka dapat
dirumuskan dua masalah penelitian, yaitu:
(1) faktor-faktor apa saja yang mempe-
ngaruhi terhadap peningkatan produksi
padi sawah ?; dan (2) apakah faktor
produksi yang dialokasikan untuk usaha-
tani padi sawah sudah optimal ?
Untuk menjawab permasalahan yang
telah dirumuskan sebelumnya maka tujuan
dari penelitian ini adalah:
(a) Menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi peningkatan produksi
padi sawah.
(b) Menganalisis tingkat optimasi peng-
gunaan faktor-faktor produksi pada
usahatani padi sawah.
KERANGKA KONSEP
Kerangka Pemikiran
Upaya untuk meningkatkan produksi
pertanian (padi) telah banyak dilakukan
baik oleh pemerintah, lembaga swadaya
masyarakat, dan perguruan tinggi. Akan
tetapi didalam pelaksanaannya diperoleh
fakta bahwa hasil potensial produksi padi
berbeda dengan hasil nyata (riil) yang
diperoleh petani. Perbedaan hasil ini (yield
gap) secara garis besar disebabkan oleh
dua faktor yaitu faktor non-teknis (sosial
ekonomi) dan faktor teknis (biologi).
Faktor non-teknis (sosial ekonomi) yaitu
keadaan yang menghalangi petani untuk
menggunakan teknologi yang direkomen-
dasikan, yang meliputi: pengetahuan petani
sebagai indikatornya adalah pengalaman
petani didalam berusahatani, prasarana
transportasi sebagai indikatornya adalah
jarak lahan garapan dengan tempat tinggal
petani. Sedangkan faktor (teknis) biologi
sebagai indikatornya adalah ketersediaan
air irigasi. Dimana faktor non-teknis
(sosial ekonomi) dan faktor teknis (biologi)
tersebut akan mempengaruhi pertimbangan
petani sebagai menajer untuk mengambil
keputusan dalam penggunaan input seperti
bibit, pupuk, tenaga kerja, dan obat-obatan.
Dengan demikian faktor-faktor non-teknis
(sosial ekonomi) dan faktor teknis (biologi)
bekerja secara simultan (besama-sama)
akan menentukan petani dalam penggu-
naan pupuk, tenaga kerja efektif, dan obat-
obatan yang akan menetukan tingkat
produksi dan produktivitas usahatani padi
sawah.
Petani sebagai pengusaha akan
bertindak secara rasional dalam mengelola
usahataninya. Sumberdaya yang terbatas
akan dimanfaatkan oleh petani secara
efisien, sehingga dengan sumberdaya yang
WACANA Vol. 12 No.1 Januari 2009 ISSN. 1411-0199
183
terbatas tersebut akan diperoleh ke-
untungan yang maksimum. Akan tetapi
karena keterbatasan pengetahuan petani
dalam konsep-konsep usahatani dan
ekonomi maka tingkat penggunaan sum-
berdaya secara optimal belum tercapai.
Oleh sebab itu dalam penelitian ini selain
akan diteliti tentang pengaruh faktor-faktor
yang telah disebutkan di atas juga akan
diteliti tingkat optimasi penggunaan faktor-
faktor produksi. Secara ringkas skema
kerangka pemikiran dapat dilihat pada
Gambar 1.
Untuk memberikan jawaban semen
tara atas permasalahan yang telah diru-
muskan serta tujuan yang akan dicapai
dalam penelitian ini, maka dirumuskan
hipotesis sebagai berikut:
(a) Diduga bahwa peningkatan produksi
padi sawah dipengaruhi oleh faktor-
faktor sebagai berikut: luas lahan
garapan, jumlah tenaga kerja efektif,
dosis pupuk, dosis pestisida, peng-
alaman petani dalam berusahatani,
jarak lahan garapan dengan tempat
tinggal petani, dan sistem pengairan
(irigasi).
(b) Petani dalam menggunakkan faktor
produksi belum optimum.
METODE PENELITIAN
Daerah Penelitian
Penelitian mengambil tempat di Ke-
camatan Nogosari, Kabupaten Boyolali,
Jawa Tengah. Adapun alasan pemilihan
lokasi adalah:
(a) Kecamatan Nogosari telah ditetapkan
sebagai salah satu kawasan pe-
FAKTOR
NON TEKNIS
Pengetahuan:
Pengalaman petani
dalam berusahatani
KEPUTUSAN
PETANI
PENGGUNAAN
INPUT
PENINGKATAN
PRODUKSI
Prasarana transportasi:
Jarak tempat tinggal petani
dengan lahan garapan
FAKTOR
TEKNIS
Sistem irigasi
Gambar 1: Skema Kerangka Pemikiran
WACANA Vol. 12 No.1 Januari 2009 ISSN. 1411-0199
184
ngembangan produksi tanaman pa-
ngan terutama beras.
(b) Dibandingkan dengan kecamatan-
kecamatan lain di Kabupaten Boyo-
lali, Kecamatan Nogosari merupakan
daerah dengan luas panen padi sawah
terbesar.
Metode Penentuan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dalam
dua tahap. Pertama adalah menentukan
sampel desa yang dilakukan secara
stratified random sampling (contoh acak
distratifikasi). Jumlah sampel desa yang
dipilih sebanyak 4 buah, yaitu Desa Rem-
bun dan Desa Ketitang, sebagai sampel
desa yang sawahnya beririgasi teknis,
sedangkan Desa Jeron dan Desa Sem-
bungan sebagai sampel desa yang sawah-
nya tidak beririgasi (tadah hujan).
Ke dua adalah menentukan petani
sampel. Petani sampel ditetapkan pada
petani pemilik penggarap yaitu petani yang
memiliki lahan sawah sendiri (hak milik)
dan digarap sendiri.
Penarikan petani sampel untuk ma-
sing-masing desa menggunakkan metode
simple random sampling (acak sederhana).
Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan meliputi data
primer dan data sekunder. Data primer.
Data primer diperoleh dengan menggu
nakan metode survei.
Data sekunder adalah data yang
dikumpulkan melalui buku, arsip dan
laporan yang terkumpul pada kantor-kantor
instansi pemerintah baik tingkat desa,
kecamatan, atau kabupaten.
Definisi Operasional dan Peng-
ukuran Variabel
(a) Produksi padi adalah jumlah produksi
yang dihasilkan oleh setiap petani
selama satu musim tanam (MT) yaitu
pada MT. I, MT. II, dan MT. III.
Untuk kepentingan analisis fungsi
produksi, produksi padi diukur dalam
kuintal, sedang kan harga produksi
dinilai berdasarkan harga pada saat
penelitian dan dinyatakan dalam
rupiah per kilogram.
(b) Luas lahan yang digarap adalah luas
lahan sawah yang digarap oleh petani
untuk menghasilkan padi dan diukur
dalam satuan hektar, sedangkan harga
lahan garapan dinilai berdasarkan
harga sewa pada saat penelitian
dilakukan dan di-nyatakan dalam
rupiah per hektar.
(c) Jumlah tenaga kerja efektif adalah
semua tenaga kerja yang digunakan
dalam usahatani padi baik tenaga
kerja keluarga maupun tenaga kerja
luar. Semua tenaga kerja dikon-
versikan kedalam tenaga kerja laki-
laki dan diukur dalam satuan hari
orang kerja (HOK), sedangkan harga
tenaga kerja dinilai berdasarkan upah
per hari orang kerja saat penelitian
dilakukan dan dinyatakan dalam
rupiah per HOK.
(d) Jumlah pupuk adalah jumlah pupuk
yang digunakan dalam usahatani padi
diukur dalam satuan kilogram, sedang
kan harga pupuk dinilai berdasarkan
harga pupuk saat penelitian dilaksa-
nakan dan dinyatakan dalam rupiah
per kilogram.
(e) Jumlah obat-obatan adalah jumlah
obat-obatan (pestisida) yang digu-
nakan dalam usahatani padi diukur
dalam satuan liter, sedangkan harga
obat-obatan (pestisida) dinilai ber-
dasarkan harga obat-obatan (pesti-
sida) saat penelitian dilaksa-nakan
dan dinyatakan dalam rupiah per liter.
(f) Pengalaman petani adalah lama-nya
petani berusahatani dalam usahatani
padi, dihitung jumlah tahun sejak
petani berkecimpung dalam usahatani
padi. Dalam pengukuran variabel ini
penga-laman petani dalam berusaha
tani tidak diperinci berdasarkan jenis
pekerjaannya akan tetapi diasumsikan
jenis pekerjaan dalam berusahatani
adalah sama.
(g) Jarak lahan garapan adalah jarak
antara tempat tinggal petani dengan
WACANA Vol. 12 No.1 Januari 2009 ISSN. 1411-0199
185
lahan garapannya dan dinyatakan
dalam kilo-meter. Dalam pengukuran
variabel ini diasumsikan kodisi jalan
dan jenis kendaraan yang digunakan
petani adalah sama.
(h) Lahan irigasi adalah lahan yang
mendapatkan kebutuhan akan airnya
dari jaringan atau saluran irigasi.
(i) Lahan non-irigasi (tadah hujan)
adalah lahan yang mendapatkan
kebu-tuhan airnya semata-mata dari
curah hujan.
Metode Analisis Data
Metode Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Peningkatan Produksi
Padi.
Dengan menggunakan fungsi pro-
duksi transendental. Pemilihan model
fungsi produksi transendental. Model
matematis fungsi produksi transendental
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y = AX1
a1
X2
a2
…X6
a6
eb1X1 + b2X2 …. +b6X6 +
d1D1
dimana : Y = produksi dari proses produksi
(kuintal); A = intercept; X1 = luas lahan
garapan (hektar); X2 = jumlah tenaga kerja
efektif (HOK); X3 = jumlah pupuk yang
digunakan (kilogram); X4 = jumlah
pestisida (liter); X5 = pengalaman petani
(tahun); X6 = jarak lahan garapan (kilo-
meter); D1 = variabel boneka, jika D1 = 1
daerah irigasi, D1 = 0 daerah non-irigasi
(tadah hujan); a1…a6; b1…b6; dan d1 =
parameter yang ditaksir.
Agar parameter-parameter dapat
diestimasi maka model tersebut di atas
dirubah kedalam bentuk double logaritma
natural (Ln), sehingga merupakan bentuk
linier berganda sebagai berikut:
Ln Y = Ln A + a1 Ln X1 + a2 Ln X2 … + a6
Ln X6 + b1 X1 + b2 X2 + … b6 X6 + d1 D1
Untuk mengetahui goodness of fit dari
model dilihat dari nilai R2
. Model
dikatakan baik apabila nilai R2
mendekati
1. Untuk mengetahui pengaruh dari
variabel bebas terhadap variabel terikat
secara serentak dilakukan dengan pengu-
jian uji F. Selanjutnya untuk mengetahui
pengaruh dari masing-masing variabel
bebas secara individu/parsial digunakan uji
t.
Untuk menguji atau mendeteksi ada
tidaknya multikolinieriti digunakan Uji F
yang dikembangkan oleh Farrar-Glauber,
untuk menguji atau mendeteksi ada
tidaknya autokorelasi digunakan uji Durbin
Watson, dan untuk menguji adatau men-
deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas
digunakan uji Park yaitu meregresikan ei
2
dengan Xi dimana ei adalah kesalahan
pengganggu dan Xi adalah variabel bebas
(Gaspersz, 1991 ; Gujarati, 1995).
Metode Analisis Tingkat Optimasi
Penggunaan Faktor-Faktor Produksi
Dengan menggunakkan persyaratan
bahwa nilai produk marjinal (NPMxi) sama
dengan harga dari inputnya (ri). Dalam
kondisi ini berlaku asumsi pasar per-
saingan sempurna.
NPMxi = k ri
dimana: k = koefisien pengukur tingkat
efisiensi alokasi masukan ke i (Xi).
Ada tiga kemungkinan kasus yang
dapat terjadi, yaitu:
1) k = 1, berarti penggunaan faktor
produksi X ke i sudah optimum atau
sudah efisien.
2) k < 1, berarti penggunaan faktor
produksi X ke i melebihi tingkat
optimum atau sudah tidak efisien,
sehingga penggunaannya perlu
dikurangi.
3) k > 1, berarti penggunaan faktor
produksi X ke i belum optimum atau
belum efisien, sehingga penggu-
naannya perlu ditingkatkan.
Asumsi-Asumsi
WACANA Vol. 12 No.1 Januari 2009 ISSN. 1411-0199
186
(a) Keadaan daerah penelitian dianggap
sama, seperti: kesuburan tanah, jenis
tanah, agroklimat, ketinggian tempat.
Jadi faktor-faktor tersebut tidak
mempengaruhi hasil penelitian.
(b) Keadaan pasar faktor produksi ma-
upun hasil produksi berada dalam
keadaan persaingan sempurna. Hal ini
disebabkan dalam kenyataannya pe-
tani dapat memperoleh faktor
produksi yang dibutuhkan di pasar
demikian pula dengan penjualan hasil
produksi. Harga faktor produksi
maupun harga produk diperhitungkan
pada harga setempat dan pada waktu
penelitian dilakukan.
(c) Petani dalam mengelola usahataninya
dalam keadaan rasional karena setiap
petani berusaha untuk mencapai
tingkat keuntungan yang maksimum.
(d) Petani dalam mengelola usahataninya
menggunakan teknologi yang sama
dalam hal berproduksi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan analisis penyimpangan
asumsi klasik dalam rangka analisis regresi
(multikolinieriti, autokorelasi, dan hetero-
skedastisitas) didapatkan hasil bahwa
semua model fungsi produksi tidak ter-
dapat penyimpangan asumsi autokorelai
dan heteroskedastisitas akan tetapi semua
model fungsi produksi yang digunakan
terdapat penyimpangan asumsi multi
kolenieriti.
Pada model fungsi produksi kemung
kinan besar dapat terjadi hal tersebut
seperti: lahan dengan pupuk, tenaga kerja
dan sebagainya. Jalan termudah untuk
menghindari multikolenieriti dalah dengan
membuang variabel yang menyebabkan
terjadinya multikolenieriti. Akan tetapi
apabila menurut teori variabel tersebut
memang harus disertakan dalam model
maka membuang salah satu variabel bebas
akan menyebabkan kesalahan spesifikasi.
Tidak terpenuhinya asumsi ini sebenarnya
tidak mengganggu estimator i yang
diperoleh hanya saja variansnya yang
diperoleh tidak selalu minimum. Dengan
demikian keterbatasan utama dengan
digunakannya asumsi klasik dalam rangka
analisis regresi ini adalah tidak dapat
digunakannya hasil persamaan regresi
yang diperoleh untuk kepentingan pera-
malan (Gujarati, 1995; Gaspersz, 1991).
Karena penelitian ini tidak ditujukan untuk
kepentingan peramalan maka andaikata
asumsi klasik tidak terpenuhi tidak akan
mengganggu analisis secara keseluruhan.
Pengujian efisiensi alokatif bukan
hanya berkenaan dengan hubungan teknis
antara masukan dan produksi, tetapi secara
implisit terkait pengujian perilaku peng-
optimalan masukan untuk memperoleh
keuntungan paling besar. Dengan demikian
dalam pengujian ini ada dua hal dilakukan
sekaligus. Persoalan ini dengan mudah
diperlihatkan dalam pendugaan fungsi
produksi. Akan tetapi dalam pendugaan ini
akan terjadi bias simultan dan ini
merupakan pelanggaran terhadap asumsi
klasik (Semaoen, 1992).
Hoch dalam Semaoen (1992) menge-
mukakan cara mwnanggulangi masalah
bias simultan tersebut yaitu dengan
modifikasi persamaan fungsi produksi.
Petani tidak memaksimumkan keuntungan
nyata (actual profit) disebabkan unsur
ketidakpastian karena keuntungan nyata
dipengaruhi oleh faktor-faktor eksogen
seperti iklim. Lebih logis apabila di-
asumsikan petani akan menetapkan alokasi
masukan dengan memaksimumkan keun-
tungan yang diharapkan (anticipated pro-
fit). Dengan demikian diasumsikan
variabel gangguan sama dengan satu.
Sebagai justifikasi dapat dipakainya per-
samaan fungsi tunggal untuk menduga
fungsi produksi. Maksimisasi keuntungan
yang diharapkan merupakan salah satu cara
untuk menghindari keraguan yang timbul
karena bias simultan.
Hasil analisis signifikansi, elastisitas
produksi, dan efisiensi ekonomis dari
variabel bebas selama satu tahun masa
tanam (MT. I, MT. II, dan MT. III) dapat
dilihat pada Tabel 1.
WACANA Vol. 12 No.1 Januari 2009 ISSN. 1411-0199
1
Tabel 1. Tingkat Signifikansi Variabel Bebas, Elastisitas Produksi, dan Efisiensi Ekonomis
Faktor-Faktor Produksi Selama Satu Tahun Masa Tanam (MT. I, MT. II, dan MT.
III)
Variabel MT. I MT. II MT. III
Bebas Ep. k Ep. k Ep. k
Luas lahan
garapan (X1)
1,2
***
4,8
***
0,86
***
3,4
***
0,45
*
2,25
***
Tenaga kerja
efektif (X2)
-0,46
***
-1,3
***
0,14
***
0,25
***
0,22
***
1,05
Jumlah pupuk
(X3)
0,156
NS
3,26
***
-0,007
**
0,01
***
0,32
NS
12,9
***
Jumlah pestisida
(X4)
0,05
***
3,4
***
0,008
NS
0,2
***
-0,009
NS
-4,6
***
Pengalaman
petani (X5)
-0,01
NS
- -0,02
NS
- -0,08
NS
-
Jarak lahan
garapan (X6)
0,42
NS
- -0,002
*
- -0,002
***
-
Sisten irigasi (D1) -
***
- -
***
- - -
Keterangan : MT = musim tanam; Ep = elastisitas produksi; k = koefisien pengukur
tingkat efisiensi ekonomis ; *** = nyata pada taraf kepercayaan 99%; ** = nyata
pada taraf kepercayaan 95%; * = nyata pada taraf kepercayaan 90%; NS = tidak
nyata (non significant).
Berdasarkan dari tingkat signifikansi,
elastisitas produksi dan efisiensi ekonomis
tersebut di atas maka dicoba untuk mem-
buat pembahasan sebagai berikut:
(1) Luas Lahan Garapan (X1)
Dari semua fungsi produksi baik pada
MT. I, MT. II, dan MT. III yang dianalisis
memperlihatkan bahwa faktor produksi
luas lahan garapan berpengaruh sangat
nyata terhadap peningkatan produksi padi
sawah. Untuk MT. I dan MT. II rata-rata
luas lahan garapan sebesar 0,58 hektar
sedangkan untuk MT. III rata-rata luas
lahan garapan sebesar 0,54 hektar. Sawah
seluas ini belum memungkinkan untuk
diperoleh keuntungan yang maksimum
atau belum tercapai efisisiensi ekonomis
(optimal). Hal ini bisa dilihat dari nilai
koefisien pengukur tingkat efisiensi
ekonomis (k) yang lebih besar daripada 1,
sehingga luas lahan garapan perlu
ditambah luasnya.
Di daerah penelitian penambahan luas
lahan garapan tidak memungkinkan lagi
karena tanah-tanah kosong sudah tidak ada
lagi. Kemungkinan penambahan luas lahan
garapan dengan cara menambah luas tanam
dengan cara meningkatkan intensitas pena
naman masih dimungkinkan dengan jalan
membuat jaringan irigasi baru untuk sa-
wah-sawah tadah hujan atau dengan
membentuk kelompok-kelompok tani se-
hamparan yang lebih luas untuk menanam
secara serentak.
(2) Tenaga Kerja (X2)
Dari semua fungsi produksi baik MT.
I, MT. II, dan MT. III yang dianalisis
diperoleh hasil bahwa faktor produksi
jumlah tenaga kerja efektif berpengaruh
sangat nyata terhadap peningkatan pro-
duksi padi sawah.
Penggunaan jumlah tenaga kerja
efektif pada MT. I dan MT. II telah
melebihi tingkat optimum hal ini dapat
dilihat dari nilai k yang lebih kecil dari 1.
Rata-rata jumlah tenaga kerja efektif pada
MT. I adalah 159,6 HOK dan rata-rata
pada MT. II adalah 176,9 HOK.
Penggunaan jumlah tenaga kerja yang
terlalu banyak ini disebabkan oleh petani
WACANA Vol. 12 No.1 Januari 2009 ISSN. 1411-0199
188
yang bekerja sampingan disektor informal
selama musim kering di kota pada pulang
untuk menggarap sawah sebab pada MT. I
(mangsa labuhan) dan MT. II (mangsa
rendengan) sudah mulai ada air hal ini
terutama terjadi pada sawah tadah hujan.
Sedangkan pada MT. III (mangsa
mareng) jumlah tenag kerja efektif telah
mencapai tingkat optimum hal ini dapat
dilihat dari nilai k sama dengan 1. Rata-
rata jumlah tenaga kerja efektif pada MT.
III adalah 175,2 HOK. Dalam usahatani
padi sawah curahan tenaga kerja efektif
disesuaikan dengan kegiatan produksi yang
meliputi: pengolahan lahan, pembibitan,
penanaman, pemeliharaan, dan panen.
Curahan tenaga kerja yang tepat akan
memberikan dampak positif terhadap
peningkatan produksi padi sawah.
(3) Pupuk (X3)
Penggunaan pupuk berdasarkan hasil
analisis berpengaruh sangat nyata terhadap
peningkatan produksi padi sawah pada saat
MT. II dengan rata-rata penggunaan
sebesar 171,96 kilogram, sedangkan pada
MT. I dan MT. III penggunaan pupuk tidak
berpengaruh terhadap peningkatan produk
si padi sawah.
Penggunaan pupuk pada MT. II telah
melebihi tingkat efisiensi ekonomis
(optimal) artinya penggunaan pupuk sudah
tidak menguntungkan lagi karena terlalu
banyak, hal ini dapat dilihat dari nilai k
yang lebih kecil dari 1. Tingginya
penggunaan faktor produksi pupuk di
daerah penelitian kemungkinan disebabkan
oleh rekomendasi (anjuran) dari Petugas
Penyuluh Lapangan (PPL) yang tidak
didasarkan pada jenis tanah dan keadaan
agroklimat stempat akan tetapi berdasarkan
rekomendasi (anjuran) secara global
(nasional).
(4) Pestisida (X4)
Berdasarkan hasil analisis penggu
naan pestisida (obat-obatan) berpengaruh
sangat nyata terhadap peningkatan pro-
duksi padi sawah pada MT. I, sedangkan
pada MT. II dan MT. III tidak ber
pengaruh.
Penggunaan pestisida pada MT. I
belum mencapai tingkat efisiensi eko
nomis, hal ini bisa dilihat dari nilai k yang
lebih besar daripada 1, sehingga penggu
naannya perlu ditambah. Masih rendahnya
penggunaan faktor produksi pestisida
dalam proses produksi di daearh penelitian
ini kemungkinan disebabkan oleh miskin-
nya petani sehingga tidak sanggup untuk
membeli pestisida atau kemungkinan pe-
tani tidak tanggap terhadap arti penting-
nya faktor produksi pestisida didalam
menunjang proses produksi.
(5) Pengalaman (X5)
Dari semua fungsi produksi yang
dianalisis memperlihatkan bahwa variabel
bebas pengalaman petani dalam ber-
usahatani tidak berpengaruh (non signi-
ficant) terhadap peningkatan produksi padi
sawah. Akan tetapi berdasarkan nilai
elastisitas produksi menunjukkan hubung
an yang negatif yang berarti bahwa
semakin tinggi pengalaman akan meng-
akibatkan penurunan tingkat produksi padi
sawah.
Pengalaman sebagai salah satu
variabel proxy dari informasi. Informasi
tersebut meliputi pengetahuan teknik
berproduksi dan pengetahuan pemasaran.
Kemampuan petani mengakumulasikan
kedua informasi tersebut akan menentukan
keberhasilan usahanya. Pengalaman petani
dalam mengakumulasikan informasi erat
kaitannya dengan kemampuan petani
dalam meningkatkan produkstivitas kon-
vensional input. Dengan demikian penga-
laman berkaitan pula dengan besarnya
produksi usahatani yang akan dicapai.
Akan tetapi hal ini tidak berlangsung terus
menerus, ini disebabkan karena pada taraf
tertentu tingginya pengalaman juga berarti
makin tua umur petani, semakin tua umur
petani berarti makin berkurang kemam-
puannya terutama fisiknya untuk bekerja.
(6) Jarak Lahan Garapan (X6)
WACANA Vol. 12 No.1 Januari 2009 ISSN. 1411-0199
189
Berdasarkan hasil analisis jarak lahan
garapan dengan rumah tempat tinggal
petani berpengaruh terhadap peningkatan
produksi padi sawah pada MT. II dan MT.
III, sedangkan pana MT. III tidak
berpengaruh (non significant).
Dari hasil perhitungan nilai elastisitas
produksi dari variabel bebas jarak lahan
garapan dengan rumah petani menunjuk
kan hubungan yang negatif yang berarti
semakin jauh jarak lahan garapan dengan
rumah petani akan mengakibatkan penu
runan produksi.
Pengaruh jarak ini adalah melalui
pengelolaan usahatani, semakin jauh maka
petani akan membutuhkan waktu dan
tenaga yang lebih banyak untuk mencapai
tempat kerjanya (lahan garapannya). Hal
ini akan mengakibatkan intensitas penge
lolaan usahtaninya seperti: mengikuti
pertumbuhan tanaman, menjaga tanaman
dari serangan hama dan penyakit, dan juga
mengurusi irigasi menjadi turun sehingga
secara langsung variabel jarak lahan
garapan dengan rumah petani akan mampu
menurunkan produktivitas tanaman padi
sawah.
(7) Sistem Irigasi (D1)
Dari hasi analisis menunjukkan
bahwa sistem irigasi berpengaruh sangat
nyata terhadap peningkatan produksi padi
sawah, dimana sawah yang berpengairan
teknis mampu meningkatkan produksi
sebesar 3,159 lebih besar daripada sawah
tadah hujan pada MT. I dan meningkatkan
produksi sebesar 4,77 lebih besar daripada
sawah tadah hujan pada MT. II.
Sistem irigasi teknis berfungsi untuk
mengatur air, baik untuk mendatangkan air
yang diperlukan untuk kehidupan tanaman
dan membuang air yang berlebihan bagi
tanaman, mempertahankan dan menambah
kesuburan tanah. Dengan melihat fungsi
dari sistem irigasi teknis yang dapat
mempertahankan dan menambahn kesubur
an tanah maka sawah yang beririgasi teknis
akan memberikan tingkat produktivitas
yang lebih tinggi apabila dibandingkan
dengan sawah tadah hujan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan analisis hasil
penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai
beikut:
1. Secara bersama-sama (simultan) faktor-
faktor: luas lahan garapan, jumlah
tenaga kerja efektif, jumlah pupuk,
jumlah pestisida, pengalaman petani
dalam berusahatani, jarak rumah
dengan lahan garapan, dan sistem
irigasi berpengaruh sangat nyata
(significant) terhadap peningkatan
produksi padi sawah.
2. Secara sendiri-sendiri (parsial) faktor-
faktor yang berpengaruh (signi ficant)
terhadap peningkatan produksi padi
sawah adalah: luas lahan garapan,
jumlah tenaga kerja efektif, jumlah
pupuk, jumlah pestisida (obat-obatan),
dan jarak lahan garapan dengan rumah
petani.
3. Secara sendiri-sendiri (parsial) faktor-
faktor yang tidak berpengaruh (non
significant) terhadap peningkatan pro-
duksi padi sawah adalah: pengalaman
petani dalam berusahatani.
4. Melalui analisis optimasi penggu naan
faktor produksi dapat disimpulkan:
a) Luas lahan garapan, dilihat dari
segi efisiensi teknis penggunaan
nya berada pada daerah II (ra-
sional) pada MT. II dan MT. III,
serta pada daerah I (tidak rasional)
untuk MT. I, sedangkan dilihat
dari segi efisiensi ekonomis
(tingkat optimasi) penggu-
naannya belum mencapai titik
optimum atau belum efisien, se-
hingga penggunaannya perlu
ditambah.
b) Jumlah tenaga kerja efektif,
dilihat dari segi efisiensi teknis
penggunaannya berada pada
daerah II (rasional) pada MT. II
dan MT. III, sedangkan MT. I
berada pada daerah I (tidak
rasional), apabila dilihat dari segi
efisiensi ekonomis (tingkat opti
WACANA Vol. 12 No.1 Januari 2009 ISSN. 1411-0199
190
masi) maka penggunaan jumlah
tenaga kerja efektif pada MT. I
dan MT. II melebihi titik optimum
atau tidak efisien, sehingga peng-
gunaannya perlu dikurangi, se-
dangkan penggunaan tenaga kerja
efektif pada MT. III telah tercapai
optimum.
c) Pupuk, dilihat dari efisiensi teknis
penggunaannya berada pada
daerah III (tidak rasional), akan
tetapi apabila dilihat dari segi
efisiensi ekonomis (tingkat
optimasi) maka penggunaannya
melebihi titik optimum atau tidak
efisien, sehingga penggunaannya
perlu dikurangi.
d) Pestisida, dilihat dari segi efisiensi
teknis penggunaannya berada pa-
da daerah II (rasional), sedangkan
dilihat dari segi efisiensi ekono-
mis (tingkat optimasi) maka
penggunaannya belum mencapai
titik optimum atau belum efisien,
sehingga penggunaannya perlu
ditambah.
Implikasi Kebijakan
Dari hasil kesimpulan penelitian ini
maka dapat disarankan sebagai berikut:
1. Mengingat penggunaan faktor-
faktor produksi tidak optimum maka agar
penggunaan faktor-faktor produksi tersebut
optimum perlu adanya pengurangan dan
penambahan faktor-faktor produksi ter-
sebut. Agar penggunaan faktor produksi
tersebut optimum atau efisien dapat
dilakukan dengan:
a) Meningkatkan daya beli para
pengelola usahatani (petani) ter-
hadap faktor-faktor produksi
melalui pemupukan modal dan
meningkatkan pemanfaatan fasi-
litas modal kredit.
b) Meningkatkan pengetahuan, wa-
wasan, dan ketrampilan petani
sebagai pengelola usahatani mela
lui kegiatan penyuluhan.
2. Untuk meningkatkan luas tanam
padi sawah dapat dilakukan dengan
meningkatkan intensitas tanam padi sawah
terutama pada sawah tadah hujan dengan
cara membangun jaringan irigasi baru atau
dengan membentuk kelompok-kelompok
tani sehamparan untuk menanam padi
sawah secara serentak.
DAFTAR PUSTAKA
Adiwilaga, A. 1974. Ilmu Usahatani,
Penerbit Alumni, Bandung.
Anonim, (1983), Dasar-dasar Bercocok
Tanam, Penerbit Kanisius, Yogya
karta.
Beattie, B.R. and Taylor, C.R. 1996. The
Economics of Production, (Eko-
nomi Produksi), terjemahan: Joso-
hardjo no, penyunting: Sumo-
diningrat, G. Gadjah Mada Univer-
sity Press, Yogyakarta.
Darwanto, H.D. 1998. Peningkatan
Produksi Pangan dan Pendapatan
Petani, makalah pada Seminar
Nasional Pemberdayaan Pertanian
Menuju Pemulihan Ekonomi Indo
nesia diselenggarakan pada tanggal
3 Oktober 1998 oleh Universitas
Wangsa Manggala, Yogyakarta.
Djiwandi, 1980. Penyuluhan Pertanian,
Penerbit Fakultas Pertanian, Univer
sitas Sebelas Maret, Surakarta.
Dubertin, D.L. 1986. Agricultural Pro-
duction Economics, Macmillan
Publishing Company, New York.
Fajarningsih, R.U. 1992. Pengaruh Pro-
gram Intensifikasi terhadap Efi-
siensi Usahatani Padi di Kabupaten
Sragen, Tesis Program Pasca-
sarjana, Universitas Gajah Mada,
Yogyakarta.
Ferguson, C.E. dan Gould, I.P. 1975.
Microeconomic Theory and Appli
cation, Prentice Hall International,
Inc, London.
Gaspersz, V. 1991. Ekonometrika Terap
an 2, Penerbit Tarsito, Bandung.
Geneng, B. 1986. Identifikasi dan Ana-
lisis Faktor-Faktor yang Mem-pe-
ngaruhi Pendapatan Petani, Tesis
WACANA Vol. 12 No.1 Januari 2009 ISSN. 1411-0199
191
Pascasarjana, Universitas Gajah
Mada, Yogyakarta.
Gujarati, D.N. 1995. Basic Economtrics,
Mc Graw-Hill International Edi-
tions, Printed in Singapore, Third
Edition.
Heady, E.O. and Dillon, J.L. 1972.
Agricultural Productions Function,
The Iowa State University Press,
Printed in USA.
Iskandar. 1988. Pengaruh Program Supra
Insus terhadap Efisiensi Usahatani
Padi di Sleman, Skripsi Fakultas
Pertanian, Universitas Gajah Mada,
Yogyakarta.
Koutsoyiannis, A. 1982. Modern Micro-
economics, The Mac Millan Press
Ltd. Printed in Hongkong, Second
Edition.
Mantra, I.B. dan Kasto. 1986. Penentuan
Sampel”, dalam Metode Penelitian
Survai (Penyunting: Masri Singa-
rimbun dan Sofian Effendi),
Penerbit LP3ES, Jakarta.
Nicholson, W. 1983. Intermediate Micro
economics and Its Appli-cation, The
Dryden Press, England.
Pakpahan, A. 1981. Penggunaan Analisa
Ekonometrik Sederhana dalam Pen-
dugaan Fungsi Produksi Usahatani,
Penerbit Pusat Agro Ekonomi,
Bogor.
Semaoen, I. 1992. Ekonomi Produksi Per-
tanian (Teori dan Aplikasi), Pe-
nerbit Ikatan Sarjana Ekonomi
Indonesia, Cabang Jakarta.
Semaoen, I. 1996. Teori Mikroekonomi
Pendekatan Matematik, Diterbitkan
oleh Program Pascasarjana, Uni-
versitas Brawijaya, Malang.
Sinaga, B. 1995. Metode Sampling. Ba-
han Penataran Metodologi Pene-
litian Dosen Perguruan Tinggi
Swasta se Indonesia. Direktorat
Perguruan Tinggi Swasta, Dirjend.
Dikti., Depdikbud. Republik Indo-
nesia, Jakarta.
Singh, L.R. 1980 . Economic Principles of
Production. The Agricultural Deve-
lopment Council, Inc, New York.
Soekartawi, 1987. Prinsip Dasar Eko-
nomi Produksi Teori dan Apli-
kasinya, Penerbit CV Rajawali,
Jakarta.
Suharno, 1995. Analisis Efisiensi dan
Pendapatan Usahatani Tebu dan
Padi pada Lahan Sawah Beririgasi
di Kabupaten Bantul, Tesis Pasca-
sarjana, Universitas Gajah Mada,
Yogyakarta.
Suprapti, Djiwandi, Prasetya, P. 1982.
Ekonomi Pertanian, Penerbit Fa-
kultas Pertanian, Universitas Sebe-
las Maret, Surakarta.
Teken, dan Asnawi, S. 1977. Teori
Ekonomi Mikro, Penerbit Depar-
temen Ilmu Sosial Ekonomi, Fakul-
tas Pertanian, Institut Pertanian
Bogor, Bogor.
Timmer, C.P. 1971. Using a Probalistic
Frontier Production to Measure
Technical Efficiency, Food Re-
search Institute, Stanford Uni-
versity.
Widodo, S. 1989. Production Efficiency
of Rice in Java, Indonesia, Uni-
versitas Gajah Mada Press, Yogya-
karta.
Widodo, S. 1998. Reorientasi Kebijakan
Pembangunan Pertanian, makalah
pada Seminar Nasional Pember-
dayaan pertanian menuju Pemulihan
Ekonomi Indonesia diselenggarakan
pada tanggal 3 Oktober 1998 oleh
Universitas Wangsa Manggala,
Yogyakarta.
Yotopoulus, P.A. and Nugent J.B. 1982.
Economic of Development, Empi-
rical Investigation, Harper and Raw
Publisher.

More Related Content

What's hot

ANALISIS RISIKO PRODUKSI WORTEL DAN BAWANG DAUN DI KAWASAN AGROPOLITAN CIANJU...
ANALISIS RISIKO PRODUKSI WORTEL DAN BAWANG DAUN DI KAWASAN AGROPOLITAN CIANJU...ANALISIS RISIKO PRODUKSI WORTEL DAN BAWANG DAUN DI KAWASAN AGROPOLITAN CIANJU...
ANALISIS RISIKO PRODUKSI WORTEL DAN BAWANG DAUN DI KAWASAN AGROPOLITAN CIANJU...Repository Ipb
 
Boks2 nilaitukarpetanintp provinsijambimenggunakanta
Boks2 nilaitukarpetanintp provinsijambimenggunakantaBoks2 nilaitukarpetanintp provinsijambimenggunakanta
Boks2 nilaitukarpetanintp provinsijambimenggunakantaKurniawan Djj
 
Makalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanian
Makalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanianMakalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanian
Makalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanianOpissen Yudisyus
 
JURNAL SKRIPSI "HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIFITAS KERJA PETA...
JURNAL SKRIPSI "HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIFITAS KERJA PETA...JURNAL SKRIPSI "HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIFITAS KERJA PETA...
JURNAL SKRIPSI "HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIFITAS KERJA PETA...Ana Puja Prihatin
 
Analisis pendapatan usahatani kelapa sawit
Analisis pendapatan usahatani kelapa sawitAnalisis pendapatan usahatani kelapa sawit
Analisis pendapatan usahatani kelapa sawitFeby Kusuma
 
Strategi pengembangan komoditas unggulan sektor pertanian tanaman pangan di k...
Strategi pengembangan komoditas unggulan sektor pertanian tanaman pangan di k...Strategi pengembangan komoditas unggulan sektor pertanian tanaman pangan di k...
Strategi pengembangan komoditas unggulan sektor pertanian tanaman pangan di k...anif fahmi
 
Fenomena revolusi hijau
Fenomena revolusi hijauFenomena revolusi hijau
Fenomena revolusi hijauYuca Siahaan
 
Masalah Perkebunan di Indonesia
Masalah Perkebunan di IndonesiaMasalah Perkebunan di Indonesia
Masalah Perkebunan di IndonesiaHeri Saputra
 
Pemasaran kedelai mataram 1
Pemasaran kedelai mataram 1Pemasaran kedelai mataram 1
Pemasaran kedelai mataram 1Krisna Setiawan
 
Analisis struktur pasar dan margin beras di kab malang
Analisis struktur pasar dan margin beras di kab malangAnalisis struktur pasar dan margin beras di kab malang
Analisis struktur pasar dan margin beras di kab malangBBPP_Batu
 
Analisis Struktur Pasar
Analisis Struktur PasarAnalisis Struktur Pasar
Analisis Struktur PasarBBPP_Batu
 

What's hot (20)

makalah pertanian
makalah pertanianmakalah pertanian
makalah pertanian
 
ANALISIS RISIKO PRODUKSI WORTEL DAN BAWANG DAUN DI KAWASAN AGROPOLITAN CIANJU...
ANALISIS RISIKO PRODUKSI WORTEL DAN BAWANG DAUN DI KAWASAN AGROPOLITAN CIANJU...ANALISIS RISIKO PRODUKSI WORTEL DAN BAWANG DAUN DI KAWASAN AGROPOLITAN CIANJU...
ANALISIS RISIKO PRODUKSI WORTEL DAN BAWANG DAUN DI KAWASAN AGROPOLITAN CIANJU...
 
Boks2 nilaitukarpetanintp provinsijambimenggunakanta
Boks2 nilaitukarpetanintp provinsijambimenggunakantaBoks2 nilaitukarpetanintp provinsijambimenggunakanta
Boks2 nilaitukarpetanintp provinsijambimenggunakanta
 
Rdhp upbs jagung 2018
Rdhp upbs jagung 2018Rdhp upbs jagung 2018
Rdhp upbs jagung 2018
 
Makalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanian
Makalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanianMakalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanian
Makalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanian
 
JURNAL SKRIPSI "HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIFITAS KERJA PETA...
JURNAL SKRIPSI "HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIFITAS KERJA PETA...JURNAL SKRIPSI "HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIFITAS KERJA PETA...
JURNAL SKRIPSI "HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIFITAS KERJA PETA...
 
Analisis pendapatan usahatani kelapa sawit
Analisis pendapatan usahatani kelapa sawitAnalisis pendapatan usahatani kelapa sawit
Analisis pendapatan usahatani kelapa sawit
 
Strategi pengembangan komoditas unggulan sektor pertanian tanaman pangan di k...
Strategi pengembangan komoditas unggulan sektor pertanian tanaman pangan di k...Strategi pengembangan komoditas unggulan sektor pertanian tanaman pangan di k...
Strategi pengembangan komoditas unggulan sektor pertanian tanaman pangan di k...
 
Fenomena revolusi hijau
Fenomena revolusi hijauFenomena revolusi hijau
Fenomena revolusi hijau
 
Masalah Perkebunan di Indonesia
Masalah Perkebunan di IndonesiaMasalah Perkebunan di Indonesia
Masalah Perkebunan di Indonesia
 
Makalah_50 Makalah mosher
Makalah_50 Makalah mosherMakalah_50 Makalah mosher
Makalah_50 Makalah mosher
 
RPT PERTANIAN T4 2018
RPT PERTANIAN T4  2018RPT PERTANIAN T4  2018
RPT PERTANIAN T4 2018
 
Jurnal yuni (1)
Jurnal yuni (1)Jurnal yuni (1)
Jurnal yuni (1)
 
Pemasaran kedelai mataram 1
Pemasaran kedelai mataram 1Pemasaran kedelai mataram 1
Pemasaran kedelai mataram 1
 
Buku ekonomi pertanian
Buku ekonomi pertanianBuku ekonomi pertanian
Buku ekonomi pertanian
 
konsep dasar ekonomi pertanian
konsep dasar ekonomi pertanian konsep dasar ekonomi pertanian
konsep dasar ekonomi pertanian
 
Rpt spn 2017
Rpt spn 2017Rpt spn 2017
Rpt spn 2017
 
1.pendahuluan
1.pendahuluan1.pendahuluan
1.pendahuluan
 
Analisis struktur pasar dan margin beras di kab malang
Analisis struktur pasar dan margin beras di kab malangAnalisis struktur pasar dan margin beras di kab malang
Analisis struktur pasar dan margin beras di kab malang
 
Analisis Struktur Pasar
Analisis Struktur PasarAnalisis Struktur Pasar
Analisis Struktur Pasar
 

Similar to Sucik Puji Utami, Dr. Ceacilia Sri Midarti, M.Si, Diskusi 2.1 Contoh Penelitian, Metode Penelitian Bisnis

Kajian efektivitas distribusi subsidi pupuk di kabupaten Karawang Jawa Barat
Kajian efektivitas distribusi subsidi pupuk di kabupaten Karawang Jawa Barat Kajian efektivitas distribusi subsidi pupuk di kabupaten Karawang Jawa Barat
Kajian efektivitas distribusi subsidi pupuk di kabupaten Karawang Jawa Barat anna sinaga
 
Beras harga
Beras hargaBeras harga
Beras hargamaner b1
 
EKSTENSIFIKASI DAN INTENSIFIKASI
EKSTENSIFIKASI DAN INTENSIFIKASIEKSTENSIFIKASI DAN INTENSIFIKASI
EKSTENSIFIKASI DAN INTENSIFIKASIAna Puja Prihatin
 
Peran sektor Pertanian
Peran sektor PertanianPeran sektor Pertanian
Peran sektor PertanianEem Masitoh
 
Manajemen usaha pelayanan jasa alat mesin
Manajemen usaha pelayanan jasa alat mesinManajemen usaha pelayanan jasa alat mesin
Manajemen usaha pelayanan jasa alat mesinKhairul Amri
 
Peningkatan kualitas pupuk organik produksi pokta rukun sejahtera desa bualo ...
Peningkatan kualitas pupuk organik produksi pokta rukun sejahtera desa bualo ...Peningkatan kualitas pupuk organik produksi pokta rukun sejahtera desa bualo ...
Peningkatan kualitas pupuk organik produksi pokta rukun sejahtera desa bualo ...NurdinUng
 
PROPOSAL USAHA PENGOLAHAN SAGU.pptx
PROPOSAL USAHA PENGOLAHAN SAGU.pptxPROPOSAL USAHA PENGOLAHAN SAGU.pptx
PROPOSAL USAHA PENGOLAHAN SAGU.pptxputri894680
 
Perspektif Agribisnis
Perspektif AgribisnisPerspektif Agribisnis
Perspektif Agribisniskodok666
 
PPT SEMINAR PROPOSAL DZUHRI
PPT SEMINAR PROPOSAL DZUHRIPPT SEMINAR PROPOSAL DZUHRI
PPT SEMINAR PROPOSAL DZUHRIDzuhri06
 
Laporan praktikum tataniaga pertanian
Laporan praktikum tataniaga pertanianLaporan praktikum tataniaga pertanian
Laporan praktikum tataniaga pertanianAef Saepul Anwar
 
GANGGA. BAHAN PERSENTSI UP.pptx
GANGGA. BAHAN PERSENTSI UP.pptxGANGGA. BAHAN PERSENTSI UP.pptx
GANGGA. BAHAN PERSENTSI UP.pptxLanlanBoystoyz1
 

Similar to Sucik Puji Utami, Dr. Ceacilia Sri Midarti, M.Si, Diskusi 2.1 Contoh Penelitian, Metode Penelitian Bisnis (20)

67594733 pembangunan-pertanian
67594733 pembangunan-pertanian67594733 pembangunan-pertanian
67594733 pembangunan-pertanian
 
67594733 pembangunan-pertanian
67594733 pembangunan-pertanian67594733 pembangunan-pertanian
67594733 pembangunan-pertanian
 
Kajian efektivitas distribusi subsidi pupuk di kabupaten Karawang Jawa Barat
Kajian efektivitas distribusi subsidi pupuk di kabupaten Karawang Jawa Barat Kajian efektivitas distribusi subsidi pupuk di kabupaten Karawang Jawa Barat
Kajian efektivitas distribusi subsidi pupuk di kabupaten Karawang Jawa Barat
 
125 225-1-sm
125 225-1-sm125 225-1-sm
125 225-1-sm
 
Beras harga
Beras hargaBeras harga
Beras harga
 
EKSTENSIFIKASI DAN INTENSIFIKASI
EKSTENSIFIKASI DAN INTENSIFIKASIEKSTENSIFIKASI DAN INTENSIFIKASI
EKSTENSIFIKASI DAN INTENSIFIKASI
 
Peran sektor Pertanian
Peran sektor PertanianPeran sektor Pertanian
Peran sektor Pertanian
 
Makalah_7 Laporan tugas produksi tanaman 1
Makalah_7 Laporan tugas produksi tanaman 1Makalah_7 Laporan tugas produksi tanaman 1
Makalah_7 Laporan tugas produksi tanaman 1
 
Manajemen usaha pelayanan jasa alat mesin
Manajemen usaha pelayanan jasa alat mesinManajemen usaha pelayanan jasa alat mesin
Manajemen usaha pelayanan jasa alat mesin
 
Peningkatan kualitas pupuk organik produksi pokta rukun sejahtera desa bualo ...
Peningkatan kualitas pupuk organik produksi pokta rukun sejahtera desa bualo ...Peningkatan kualitas pupuk organik produksi pokta rukun sejahtera desa bualo ...
Peningkatan kualitas pupuk organik produksi pokta rukun sejahtera desa bualo ...
 
BAB I (1).pdf
BAB I (1).pdfBAB I (1).pdf
BAB I (1).pdf
 
11816-24749-1-PB.pdf
11816-24749-1-PB.pdf11816-24749-1-PB.pdf
11816-24749-1-PB.pdf
 
Rdhp bioindustri pasut
Rdhp bioindustri pasutRdhp bioindustri pasut
Rdhp bioindustri pasut
 
Rdhp upbs
Rdhp upbsRdhp upbs
Rdhp upbs
 
PROPOSAL USAHA PENGOLAHAN SAGU.pptx
PROPOSAL USAHA PENGOLAHAN SAGU.pptxPROPOSAL USAHA PENGOLAHAN SAGU.pptx
PROPOSAL USAHA PENGOLAHAN SAGU.pptx
 
Perspektif Agribisnis
Perspektif AgribisnisPerspektif Agribisnis
Perspektif Agribisnis
 
PPT SEMINAR PROPOSAL DZUHRI
PPT SEMINAR PROPOSAL DZUHRIPPT SEMINAR PROPOSAL DZUHRI
PPT SEMINAR PROPOSAL DZUHRI
 
Laporan praktikum tataniaga pertanian
Laporan praktikum tataniaga pertanianLaporan praktikum tataniaga pertanian
Laporan praktikum tataniaga pertanian
 
GANGGA. BAHAN PERSENTSI UP.pptx
GANGGA. BAHAN PERSENTSI UP.pptxGANGGA. BAHAN PERSENTSI UP.pptx
GANGGA. BAHAN PERSENTSI UP.pptx
 
6 - Indah Listiana.pdf
6 - Indah Listiana.pdf6 - Indah Listiana.pdf
6 - Indah Listiana.pdf
 

More from SUCIK PUJI UTAMI

"AD DHUHA " SURAT PENYEMANGAT HIDUP
"AD DHUHA " SURAT PENYEMANGAT HIDUP "AD DHUHA " SURAT PENYEMANGAT HIDUP
"AD DHUHA " SURAT PENYEMANGAT HIDUP SUCIK PUJI UTAMI
 
Sucik puji utami, hapzi ali, forum 9 strategi bersaing bandar udara karel sad...
Sucik puji utami, hapzi ali, forum 9 strategi bersaing bandar udara karel sad...Sucik puji utami, hapzi ali, forum 9 strategi bersaing bandar udara karel sad...
Sucik puji utami, hapzi ali, forum 9 strategi bersaing bandar udara karel sad...SUCIK PUJI UTAMI
 
Jawaban diskusi minggu 11 METODE KUANTITATIF
Jawaban diskusi minggu 11 METODE KUANTITATIFJawaban diskusi minggu 11 METODE KUANTITATIF
Jawaban diskusi minggu 11 METODE KUANTITATIFSUCIK PUJI UTAMI
 
Sucik puji utami, hapzi ali, forum 7 minggu 11, ut ambon, 2018
Sucik puji utami, hapzi ali, forum 7 minggu 11, ut ambon, 2018Sucik puji utami, hapzi ali, forum 7 minggu 11, ut ambon, 2018
Sucik puji utami, hapzi ali, forum 7 minggu 11, ut ambon, 2018SUCIK PUJI UTAMI
 
Sucik puji utami, hapzi ali, mencegah sistem informasi dari gangguan hacker, ...
Sucik puji utami, hapzi ali, mencegah sistem informasi dari gangguan hacker, ...Sucik puji utami, hapzi ali, mencegah sistem informasi dari gangguan hacker, ...
Sucik puji utami, hapzi ali, mencegah sistem informasi dari gangguan hacker, ...SUCIK PUJI UTAMI
 
Tugas 3 metode penelitian bisnis
Tugas 3 metode penelitian bisnisTugas 3 metode penelitian bisnis
Tugas 3 metode penelitian bisnisSUCIK PUJI UTAMI
 
Sucik puji utami, hapzi ali, rancangan sistem pendukung pengambilan keputusan...
Sucik puji utami, hapzi ali, rancangan sistem pendukung pengambilan keputusan...Sucik puji utami, hapzi ali, rancangan sistem pendukung pengambilan keputusan...
Sucik puji utami, hapzi ali, rancangan sistem pendukung pengambilan keputusan...SUCIK PUJI UTAMI
 
Sucik puji utami, hapzi ali, menyusun csf dan model eis, ut ambon, 2018
Sucik puji utami, hapzi ali, menyusun csf dan model eis, ut ambon, 2018Sucik puji utami, hapzi ali, menyusun csf dan model eis, ut ambon, 2018
Sucik puji utami, hapzi ali, menyusun csf dan model eis, ut ambon, 2018SUCIK PUJI UTAMI
 
Sucik Puji Utami, Liswandi, Ph.D, Diskusi 5 Simlulasi Permodelan, UT-Ambon, 2018
Sucik Puji Utami, Liswandi, Ph.D, Diskusi 5 Simlulasi Permodelan, UT-Ambon, 2018Sucik Puji Utami, Liswandi, Ph.D, Diskusi 5 Simlulasi Permodelan, UT-Ambon, 2018
Sucik Puji Utami, Liswandi, Ph.D, Diskusi 5 Simlulasi Permodelan, UT-Ambon, 2018SUCIK PUJI UTAMI
 
Sucik Puji Utami, Diskusi khusus2 PERILAKU ORGANISASI, PRINSIP MEMBANGUN KERJ...
Sucik Puji Utami, Diskusi khusus2 PERILAKU ORGANISASI, PRINSIP MEMBANGUN KERJ...Sucik Puji Utami, Diskusi khusus2 PERILAKU ORGANISASI, PRINSIP MEMBANGUN KERJ...
Sucik Puji Utami, Diskusi khusus2 PERILAKU ORGANISASI, PRINSIP MEMBANGUN KERJ...SUCIK PUJI UTAMI
 
Sucik Puji Utami, Dr. Amri Darwis, Diskusi ekstra 4, Ut-Ambon, 2018
Sucik Puji Utami, Dr. Amri Darwis, Diskusi ekstra 4, Ut-Ambon, 2018Sucik Puji Utami, Dr. Amri Darwis, Diskusi ekstra 4, Ut-Ambon, 2018
Sucik Puji Utami, Dr. Amri Darwis, Diskusi ekstra 4, Ut-Ambon, 2018SUCIK PUJI UTAMI
 
Sucik Puji Utami, Liswandi, Ph.D, Tugas II, UT-Ambon, 2018
Sucik Puji Utami, Liswandi, Ph.D, Tugas II, UT-Ambon, 2018Sucik Puji Utami, Liswandi, Ph.D, Tugas II, UT-Ambon, 2018
Sucik Puji Utami, Liswandi, Ph.D, Tugas II, UT-Ambon, 2018SUCIK PUJI UTAMI
 
Sucik Puji Utami, Dr. Amri Darwis, membentuk tim yang solid, UT-Ambon, 2018
Sucik Puji Utami, Dr. Amri Darwis, membentuk tim yang solid, UT-Ambon, 2018Sucik Puji Utami, Dr. Amri Darwis, membentuk tim yang solid, UT-Ambon, 2018
Sucik Puji Utami, Dr. Amri Darwis, membentuk tim yang solid, UT-Ambon, 2018SUCIK PUJI UTAMI
 
Sucik puji utami, hapzi ali, merancang sistem informasi hasil penjualan dan p...
Sucik puji utami, hapzi ali, merancang sistem informasi hasil penjualan dan p...Sucik puji utami, hapzi ali, merancang sistem informasi hasil penjualan dan p...
Sucik puji utami, hapzi ali, merancang sistem informasi hasil penjualan dan p...SUCIK PUJI UTAMI
 
Sucik Puji Utami, Dr. Ceacilia Sri Mindarti, M.Si, Diskusi 4, Menghindari Pal...
Sucik Puji Utami, Dr. Ceacilia Sri Mindarti, M.Si, Diskusi 4, Menghindari Pal...Sucik Puji Utami, Dr. Ceacilia Sri Mindarti, M.Si, Diskusi 4, Menghindari Pal...
Sucik Puji Utami, Dr. Ceacilia Sri Mindarti, M.Si, Diskusi 4, Menghindari Pal...SUCIK PUJI UTAMI
 
Sucik Puji Utami, Liswandi, Ph.D, Diskusi 4, Analisis I-O, UT-Ambon, 2018
Sucik Puji Utami, Liswandi, Ph.D, Diskusi 4, Analisis I-O, UT-Ambon, 2018Sucik Puji Utami, Liswandi, Ph.D, Diskusi 4, Analisis I-O, UT-Ambon, 2018
Sucik Puji Utami, Liswandi, Ph.D, Diskusi 4, Analisis I-O, UT-Ambon, 2018SUCIK PUJI UTAMI
 
Sucik puji utami, hapzi ali, sistem penunjang keputusan dss, ut ambon, 2018
Sucik puji utami, hapzi ali, sistem penunjang keputusan dss, ut ambon, 2018Sucik puji utami, hapzi ali, sistem penunjang keputusan dss, ut ambon, 2018
Sucik puji utami, hapzi ali, sistem penunjang keputusan dss, ut ambon, 2018SUCIK PUJI UTAMI
 
Sucik puji utami, dr. amri darwis, faktor penentu keberhasilan dalam membangu...
Sucik puji utami, dr. amri darwis, faktor penentu keberhasilan dalam membangu...Sucik puji utami, dr. amri darwis, faktor penentu keberhasilan dalam membangu...
Sucik puji utami, dr. amri darwis, faktor penentu keberhasilan dalam membangu...SUCIK PUJI UTAMI
 
Sucik Puji Utami, Dr. Ceacilia Sri Mindarti, M.Si, Diskusi 3 metode penelitia...
Sucik Puji Utami, Dr. Ceacilia Sri Mindarti, M.Si, Diskusi 3 metode penelitia...Sucik Puji Utami, Dr. Ceacilia Sri Mindarti, M.Si, Diskusi 3 metode penelitia...
Sucik Puji Utami, Dr. Ceacilia Sri Mindarti, M.Si, Diskusi 3 metode penelitia...SUCIK PUJI UTAMI
 

More from SUCIK PUJI UTAMI (20)

"AD DHUHA " SURAT PENYEMANGAT HIDUP
"AD DHUHA " SURAT PENYEMANGAT HIDUP "AD DHUHA " SURAT PENYEMANGAT HIDUP
"AD DHUHA " SURAT PENYEMANGAT HIDUP
 
Sucik puji utami, hapzi ali, forum 9 strategi bersaing bandar udara karel sad...
Sucik puji utami, hapzi ali, forum 9 strategi bersaing bandar udara karel sad...Sucik puji utami, hapzi ali, forum 9 strategi bersaing bandar udara karel sad...
Sucik puji utami, hapzi ali, forum 9 strategi bersaing bandar udara karel sad...
 
Jawaban diskusi minggu 11 METODE KUANTITATIF
Jawaban diskusi minggu 11 METODE KUANTITATIFJawaban diskusi minggu 11 METODE KUANTITATIF
Jawaban diskusi minggu 11 METODE KUANTITATIF
 
Sucik puji utami, hapzi ali, forum 7 minggu 11, ut ambon, 2018
Sucik puji utami, hapzi ali, forum 7 minggu 11, ut ambon, 2018Sucik puji utami, hapzi ali, forum 7 minggu 11, ut ambon, 2018
Sucik puji utami, hapzi ali, forum 7 minggu 11, ut ambon, 2018
 
Sucik puji utami, hapzi ali, mencegah sistem informasi dari gangguan hacker, ...
Sucik puji utami, hapzi ali, mencegah sistem informasi dari gangguan hacker, ...Sucik puji utami, hapzi ali, mencegah sistem informasi dari gangguan hacker, ...
Sucik puji utami, hapzi ali, mencegah sistem informasi dari gangguan hacker, ...
 
Tugas 3 metode penelitian bisnis
Tugas 3 metode penelitian bisnisTugas 3 metode penelitian bisnis
Tugas 3 metode penelitian bisnis
 
Sucik puji utami, hapzi ali, rancangan sistem pendukung pengambilan keputusan...
Sucik puji utami, hapzi ali, rancangan sistem pendukung pengambilan keputusan...Sucik puji utami, hapzi ali, rancangan sistem pendukung pengambilan keputusan...
Sucik puji utami, hapzi ali, rancangan sistem pendukung pengambilan keputusan...
 
Sucik puji utami, hapzi ali, menyusun csf dan model eis, ut ambon, 2018
Sucik puji utami, hapzi ali, menyusun csf dan model eis, ut ambon, 2018Sucik puji utami, hapzi ali, menyusun csf dan model eis, ut ambon, 2018
Sucik puji utami, hapzi ali, menyusun csf dan model eis, ut ambon, 2018
 
Sucik Puji Utami, Liswandi, Ph.D, Diskusi 5 Simlulasi Permodelan, UT-Ambon, 2018
Sucik Puji Utami, Liswandi, Ph.D, Diskusi 5 Simlulasi Permodelan, UT-Ambon, 2018Sucik Puji Utami, Liswandi, Ph.D, Diskusi 5 Simlulasi Permodelan, UT-Ambon, 2018
Sucik Puji Utami, Liswandi, Ph.D, Diskusi 5 Simlulasi Permodelan, UT-Ambon, 2018
 
Sucik Puji Utami, Diskusi khusus2 PERILAKU ORGANISASI, PRINSIP MEMBANGUN KERJ...
Sucik Puji Utami, Diskusi khusus2 PERILAKU ORGANISASI, PRINSIP MEMBANGUN KERJ...Sucik Puji Utami, Diskusi khusus2 PERILAKU ORGANISASI, PRINSIP MEMBANGUN KERJ...
Sucik Puji Utami, Diskusi khusus2 PERILAKU ORGANISASI, PRINSIP MEMBANGUN KERJ...
 
Sucik Puji Utami, Dr. Amri Darwis, Diskusi ekstra 4, Ut-Ambon, 2018
Sucik Puji Utami, Dr. Amri Darwis, Diskusi ekstra 4, Ut-Ambon, 2018Sucik Puji Utami, Dr. Amri Darwis, Diskusi ekstra 4, Ut-Ambon, 2018
Sucik Puji Utami, Dr. Amri Darwis, Diskusi ekstra 4, Ut-Ambon, 2018
 
Sucik Puji Utami, Liswandi, Ph.D, Tugas II, UT-Ambon, 2018
Sucik Puji Utami, Liswandi, Ph.D, Tugas II, UT-Ambon, 2018Sucik Puji Utami, Liswandi, Ph.D, Tugas II, UT-Ambon, 2018
Sucik Puji Utami, Liswandi, Ph.D, Tugas II, UT-Ambon, 2018
 
Sucik Puji Utami, Dr. Amri Darwis, membentuk tim yang solid, UT-Ambon, 2018
Sucik Puji Utami, Dr. Amri Darwis, membentuk tim yang solid, UT-Ambon, 2018Sucik Puji Utami, Dr. Amri Darwis, membentuk tim yang solid, UT-Ambon, 2018
Sucik Puji Utami, Dr. Amri Darwis, membentuk tim yang solid, UT-Ambon, 2018
 
Sucik puji utami, hapzi ali, merancang sistem informasi hasil penjualan dan p...
Sucik puji utami, hapzi ali, merancang sistem informasi hasil penjualan dan p...Sucik puji utami, hapzi ali, merancang sistem informasi hasil penjualan dan p...
Sucik puji utami, hapzi ali, merancang sistem informasi hasil penjualan dan p...
 
Sucik Puji Utami, Dr. Ceacilia Sri Mindarti, M.Si, Diskusi 4, Menghindari Pal...
Sucik Puji Utami, Dr. Ceacilia Sri Mindarti, M.Si, Diskusi 4, Menghindari Pal...Sucik Puji Utami, Dr. Ceacilia Sri Mindarti, M.Si, Diskusi 4, Menghindari Pal...
Sucik Puji Utami, Dr. Ceacilia Sri Mindarti, M.Si, Diskusi 4, Menghindari Pal...
 
Sucik Puji Utami, Liswandi, Ph.D, Diskusi 4, Analisis I-O, UT-Ambon, 2018
Sucik Puji Utami, Liswandi, Ph.D, Diskusi 4, Analisis I-O, UT-Ambon, 2018Sucik Puji Utami, Liswandi, Ph.D, Diskusi 4, Analisis I-O, UT-Ambon, 2018
Sucik Puji Utami, Liswandi, Ph.D, Diskusi 4, Analisis I-O, UT-Ambon, 2018
 
Sucik puji utami, hapzi ali, sistem penunjang keputusan dss, ut ambon, 2018
Sucik puji utami, hapzi ali, sistem penunjang keputusan dss, ut ambon, 2018Sucik puji utami, hapzi ali, sistem penunjang keputusan dss, ut ambon, 2018
Sucik puji utami, hapzi ali, sistem penunjang keputusan dss, ut ambon, 2018
 
Sucik puji utami, dr. amri darwis, faktor penentu keberhasilan dalam membangu...
Sucik puji utami, dr. amri darwis, faktor penentu keberhasilan dalam membangu...Sucik puji utami, dr. amri darwis, faktor penentu keberhasilan dalam membangu...
Sucik puji utami, dr. amri darwis, faktor penentu keberhasilan dalam membangu...
 
Sucik Puji Utami, Dr. Ceacilia Sri Mindarti, M.Si, Diskusi 3 metode penelitia...
Sucik Puji Utami, Dr. Ceacilia Sri Mindarti, M.Si, Diskusi 3 metode penelitia...Sucik Puji Utami, Dr. Ceacilia Sri Mindarti, M.Si, Diskusi 3 metode penelitia...
Sucik Puji Utami, Dr. Ceacilia Sri Mindarti, M.Si, Diskusi 3 metode penelitia...
 
Isi tugas 1 po
Isi tugas 1 poIsi tugas 1 po
Isi tugas 1 po
 

Recently uploaded

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...nuraji51
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
 

Recently uploaded (20)

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 

Sucik Puji Utami, Dr. Ceacilia Sri Midarti, M.Si, Diskusi 2.1 Contoh Penelitian, Metode Penelitian Bisnis

  • 1. WACANA Vol. 12 No.1 Januari 2009 ISSN. 1411-0199 179 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI Studi Kasus di Kecamatan Nogosari, Boyolali, Jawa Tengah Analysis of Influencing Factors in Increasing Rice Production (Case Study in the Nogosari- Subdistrict, Boyolali Regency, Central Java Province). MAHANANTO Mahasiswa Program Magister IEP, PPSUB, Malang Salyo Sutrisno Dosen Jurusan SOSEK, Fakultas Pertanian, UB Candra F Ananda Dosen Jurusan SP, Fakultas Ekonomi, UB ABSTRACT The objective of this research were to analyze factors influencing the increase of rice production and to analyze the optimum use of production factors on the rice farming. This research was held in October 1999 on 120 farmer in 4 villages of Nogosari- Subdistrict, Boyolali-Regency, Central Java-Province. The data collecting method was divided to in two stages. First, to determine the village sampling done by using a stritified random sampling method and second, to determine the farmers done by a simple random sampling method. The method of collecting data was done an interview using quesionaire instrument. The results of this research were: The used simultaneously model showed that the factors such as the cultivated land width, the quantityof effective labours, the quantity of fertilizers, the quantity of pesticides, the farming experiences, the distance between the farmer houses and the cultivated lands, and the irrigation system had a real influence to the increase of the rice production. The model used in this research had indicated that partially the cultivated land width, the quantity of effective labours, the quantity of fertilazers, the quantity of pesticides, the distence between the farmers houses and the cultivated lands, and the irrigation system had given influences to the increas of rice production, while the farming experiences did not influence to (non-significant) the increasing of rice production. The results of the analyze on the optimum use of production factors had indicated: the cultivated land width was not optimum so that its use should be increased, the quantity of effective labours was not optimum either so that its use should be decreased primarily on the first planting seasion (MT. I) and the second planting seasion (MT. III), while on the third planting seasion (MT. III) it was optimum. Further more, the quantity of fertilizers was not optimum so that its use needed to be decreased and the quantity of pesticides was not optimum either so that its use needed to be increased. Keywords: Rice production, production factor ABSTRAK Tujuan penelitian antara lain untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan produksi padi sawah, dan menganalisis tingkat optimasi penggunaan faktor-
  • 2. WACANA Vol. 12 No.1 Januari 2009 ISSN. 1411-0199 180 faktor produksi pada usahatani padi sawah. Penelitian dilakukan terhadap 120 petani sampel di empat desa sampel di wilayah Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Penarikan sampel dilakukan dalam dua tahap, yang pertama menentukan sampel desa yang dilakukan dengan metode stratified random sampling dan yang kedua menentukan petani sampel yang dilakukan dengan metode simpel random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara dengan menggunakan instrumen kuesioner. Alat analisis yang digunakan adalah model Fungsi produksi Transendental. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: model yang digunaka secara simultan faktor-faktor luas lahan garapan, jumlah tenaga kerja efektif, jumlah pupuk, jumlah pestisida, pengalaman petani dalam berusahatani, jarak rumah petani dengan lahan garapan, dan sistem irigasi berpengaruh sangat nyata terhadap peningkatan produksi padi sawah. Selain itu model yang digunakan menunjukkan bahwa: secara parsial luas lahan garapan, jumlah tenaga kerja efektif, jumlah pupuk, jumlah pestisida (obat-obatan), jarak lahan garapan dengan rumah petani, dan sistem irigasi berpengaruh terhadap peningkatan produksi padi sawah, sedangkan, pengalaman petani tidak berpengaruh (non significant) terhadap peningkatan produksi padi sawah. Sedangkan hasil analisis optimasi (efisiensi ekonomis) penggunaan faktor produksi menunjukkan bahwa: luas lahan garapan belum optimum (efisien) sehingga penggunaannya perlu ditambah, jumlah tenaga kerja efektif tidak optimum sehingga penggunaannya perlu dikurangi terutama pada MT. I dan MT. II sedangkan pada MT. III sudah optimum (efisien), jumlah pupuk tidak optimum sehingga penggunaannya perlu dikurangi, jumlah pestisida (obat-obatan) belum optimum sehingga penggunaannya perlu ditambah. Kata kunci: Produksi padi, faktor produksi. PENDAHULUAN Peranan pertanian dalam perekono- mian di negara kita terutama sebagai penghasil bahan makanan yang makin bervariasi mengikuti permintaan dari sektor lain yang makin besar, sebagai penghasil bahan baku dan pasar hasil non pertanian, sebagai sumber devisa dalam persaingan global yang makin liberal, sebagai sumber investasi, dan sebagai sumber pemasok tenaga kerja. Tanaman pangan yang banyak diusahakan oleh rumah tangga petani adalah padi sebagai penghasil beras. Di Indonesia beras merupakan mata dagangan yang sangat penting sebab beras meru- pakan bahan makanan pokok dan meru- pakan sumber kalori bagi sebagaian besar penduduk dan situasi beras secara tidak langsung dapat mempengaruhi bahan kon- sumsi lain. Untuk memberikan gambaran tentang upaya peningkatan produksi beras di Indo- nesia bahwa laju pertumbuhan produksi padi, sebagai bahan pangan pokok, pada awalnya meningkat hingga mencapai tingkat tertinggi pada periode 1989-83 yang ternyata mampu membawa ke tingkat swasembada beras pada tahun 1984 (Darwanto, 1998). Akan tetapi setelah ter- capai swasembada pangan (beras) pada tahun 1984 mengalami stagnasi dan pada sisi lain ternyata impor bahan pangan pada periode tersebut meningkat pula, seperti impor beras netto yang meningkat dari 12.808 ton pada tahun 1988 menjadi 1.623.499 ton pada tahun 1996 (Darwanto, 1998). Krisis ekonomi yang menimpa negara kita akhir-akhir ini yang diikuti dengan terpuruknya nilai tukar rupiah terhadap nilai dollar menyebabkan harga bahan pangan impor menjadi lebih mahal. Untuk menanggulangi masalah tersebut maka
  • 3. WACANA Vol. 12 No.1 Januari 2009 ISSN. 1411-0199 182 peningkatan produksi pangan di dalam negeri perlu ditingkatkan lagi. Program-program yang bertujuan untuk meningkatkan produksi pertanian terutama bahan pangan beras telah di- rumuskan oleh pemerintah dalam Garis- Garis Besar Haluan Negara, program- program tersebut meliputi: intensifikasi, ekstensifikasi, rehabilitasi, dan dever- sifikasi. Akan tetapi didalam pelaksanaan intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian kita dapatkan perbedaan antara hasil nyata (riil) yang diperoleh petani dengan hasil potensial yang bisa dicapai oleh petani atau disebut dengan yield gap. Didalam usahatani salah satu peran petani adalah sebagai manajer. Peran pe- tani sebagai manajer bertugas untuk mengambil keputusan tentang apa yang akan dihasilkannya dan bagaimana cara menghasilkannya, sehingga petani dituntut untuk mempunyai pengetahuan-pengeta- huan (Mosher, 1983). Akan tetapi menurut Prasetya (1993) petani masih perlu bim- bingan dalam pengambilan keputusan sebab pada umumnya petani: (a) Kurang pengetahuannya dalam cara- cara berproduksi yang baik (b) Kurang mengetahui cara-cara ber- produksi yang akan datang (c) Kurang mengetahui perubahan harga dan keadaan harga yang terjadi (d) Belum mengetahui orang-orang yang dapat dijadikan teman untuk ber- usahatani secara komersial. Sehingga di dalam usahataninya pe- tani belum mampu mencapai tingkat penggunaan sumberdaya secara optimal. Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut di atas maka dapat dirumuskan dua masalah penelitian, yaitu: (1) faktor-faktor apa saja yang mempe- ngaruhi terhadap peningkatan produksi padi sawah ?; dan (2) apakah faktor produksi yang dialokasikan untuk usaha- tani padi sawah sudah optimal ? Untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya maka tujuan dari penelitian ini adalah: (a) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan produksi padi sawah. (b) Menganalisis tingkat optimasi peng- gunaan faktor-faktor produksi pada usahatani padi sawah. KERANGKA KONSEP Kerangka Pemikiran Upaya untuk meningkatkan produksi pertanian (padi) telah banyak dilakukan baik oleh pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan perguruan tinggi. Akan tetapi didalam pelaksanaannya diperoleh fakta bahwa hasil potensial produksi padi berbeda dengan hasil nyata (riil) yang diperoleh petani. Perbedaan hasil ini (yield gap) secara garis besar disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor non-teknis (sosial ekonomi) dan faktor teknis (biologi). Faktor non-teknis (sosial ekonomi) yaitu keadaan yang menghalangi petani untuk menggunakan teknologi yang direkomen- dasikan, yang meliputi: pengetahuan petani sebagai indikatornya adalah pengalaman petani didalam berusahatani, prasarana transportasi sebagai indikatornya adalah jarak lahan garapan dengan tempat tinggal petani. Sedangkan faktor (teknis) biologi sebagai indikatornya adalah ketersediaan air irigasi. Dimana faktor non-teknis (sosial ekonomi) dan faktor teknis (biologi) tersebut akan mempengaruhi pertimbangan petani sebagai menajer untuk mengambil keputusan dalam penggunaan input seperti bibit, pupuk, tenaga kerja, dan obat-obatan. Dengan demikian faktor-faktor non-teknis (sosial ekonomi) dan faktor teknis (biologi) bekerja secara simultan (besama-sama) akan menentukan petani dalam penggu- naan pupuk, tenaga kerja efektif, dan obat- obatan yang akan menetukan tingkat produksi dan produktivitas usahatani padi sawah. Petani sebagai pengusaha akan bertindak secara rasional dalam mengelola usahataninya. Sumberdaya yang terbatas akan dimanfaatkan oleh petani secara efisien, sehingga dengan sumberdaya yang
  • 4. WACANA Vol. 12 No.1 Januari 2009 ISSN. 1411-0199 183 terbatas tersebut akan diperoleh ke- untungan yang maksimum. Akan tetapi karena keterbatasan pengetahuan petani dalam konsep-konsep usahatani dan ekonomi maka tingkat penggunaan sum- berdaya secara optimal belum tercapai. Oleh sebab itu dalam penelitian ini selain akan diteliti tentang pengaruh faktor-faktor yang telah disebutkan di atas juga akan diteliti tingkat optimasi penggunaan faktor- faktor produksi. Secara ringkas skema kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 1. Untuk memberikan jawaban semen tara atas permasalahan yang telah diru- muskan serta tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut: (a) Diduga bahwa peningkatan produksi padi sawah dipengaruhi oleh faktor- faktor sebagai berikut: luas lahan garapan, jumlah tenaga kerja efektif, dosis pupuk, dosis pestisida, peng- alaman petani dalam berusahatani, jarak lahan garapan dengan tempat tinggal petani, dan sistem pengairan (irigasi). (b) Petani dalam menggunakkan faktor produksi belum optimum. METODE PENELITIAN Daerah Penelitian Penelitian mengambil tempat di Ke- camatan Nogosari, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Adapun alasan pemilihan lokasi adalah: (a) Kecamatan Nogosari telah ditetapkan sebagai salah satu kawasan pe- FAKTOR NON TEKNIS Pengetahuan: Pengalaman petani dalam berusahatani KEPUTUSAN PETANI PENGGUNAAN INPUT PENINGKATAN PRODUKSI Prasarana transportasi: Jarak tempat tinggal petani dengan lahan garapan FAKTOR TEKNIS Sistem irigasi Gambar 1: Skema Kerangka Pemikiran
  • 5. WACANA Vol. 12 No.1 Januari 2009 ISSN. 1411-0199 184 ngembangan produksi tanaman pa- ngan terutama beras. (b) Dibandingkan dengan kecamatan- kecamatan lain di Kabupaten Boyo- lali, Kecamatan Nogosari merupakan daerah dengan luas panen padi sawah terbesar. Metode Penentuan Sampel Pengambilan sampel dilakukan dalam dua tahap. Pertama adalah menentukan sampel desa yang dilakukan secara stratified random sampling (contoh acak distratifikasi). Jumlah sampel desa yang dipilih sebanyak 4 buah, yaitu Desa Rem- bun dan Desa Ketitang, sebagai sampel desa yang sawahnya beririgasi teknis, sedangkan Desa Jeron dan Desa Sem- bungan sebagai sampel desa yang sawah- nya tidak beririgasi (tadah hujan). Ke dua adalah menentukan petani sampel. Petani sampel ditetapkan pada petani pemilik penggarap yaitu petani yang memiliki lahan sawah sendiri (hak milik) dan digarap sendiri. Penarikan petani sampel untuk ma- sing-masing desa menggunakkan metode simple random sampling (acak sederhana). Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer. Data primer diperoleh dengan menggu nakan metode survei. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan melalui buku, arsip dan laporan yang terkumpul pada kantor-kantor instansi pemerintah baik tingkat desa, kecamatan, atau kabupaten. Definisi Operasional dan Peng- ukuran Variabel (a) Produksi padi adalah jumlah produksi yang dihasilkan oleh setiap petani selama satu musim tanam (MT) yaitu pada MT. I, MT. II, dan MT. III. Untuk kepentingan analisis fungsi produksi, produksi padi diukur dalam kuintal, sedang kan harga produksi dinilai berdasarkan harga pada saat penelitian dan dinyatakan dalam rupiah per kilogram. (b) Luas lahan yang digarap adalah luas lahan sawah yang digarap oleh petani untuk menghasilkan padi dan diukur dalam satuan hektar, sedangkan harga lahan garapan dinilai berdasarkan harga sewa pada saat penelitian dilakukan dan di-nyatakan dalam rupiah per hektar. (c) Jumlah tenaga kerja efektif adalah semua tenaga kerja yang digunakan dalam usahatani padi baik tenaga kerja keluarga maupun tenaga kerja luar. Semua tenaga kerja dikon- versikan kedalam tenaga kerja laki- laki dan diukur dalam satuan hari orang kerja (HOK), sedangkan harga tenaga kerja dinilai berdasarkan upah per hari orang kerja saat penelitian dilakukan dan dinyatakan dalam rupiah per HOK. (d) Jumlah pupuk adalah jumlah pupuk yang digunakan dalam usahatani padi diukur dalam satuan kilogram, sedang kan harga pupuk dinilai berdasarkan harga pupuk saat penelitian dilaksa- nakan dan dinyatakan dalam rupiah per kilogram. (e) Jumlah obat-obatan adalah jumlah obat-obatan (pestisida) yang digu- nakan dalam usahatani padi diukur dalam satuan liter, sedangkan harga obat-obatan (pestisida) dinilai ber- dasarkan harga obat-obatan (pesti- sida) saat penelitian dilaksa-nakan dan dinyatakan dalam rupiah per liter. (f) Pengalaman petani adalah lama-nya petani berusahatani dalam usahatani padi, dihitung jumlah tahun sejak petani berkecimpung dalam usahatani padi. Dalam pengukuran variabel ini penga-laman petani dalam berusaha tani tidak diperinci berdasarkan jenis pekerjaannya akan tetapi diasumsikan jenis pekerjaan dalam berusahatani adalah sama. (g) Jarak lahan garapan adalah jarak antara tempat tinggal petani dengan
  • 6. WACANA Vol. 12 No.1 Januari 2009 ISSN. 1411-0199 185 lahan garapannya dan dinyatakan dalam kilo-meter. Dalam pengukuran variabel ini diasumsikan kodisi jalan dan jenis kendaraan yang digunakan petani adalah sama. (h) Lahan irigasi adalah lahan yang mendapatkan kebutuhan akan airnya dari jaringan atau saluran irigasi. (i) Lahan non-irigasi (tadah hujan) adalah lahan yang mendapatkan kebu-tuhan airnya semata-mata dari curah hujan. Metode Analisis Data Metode Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peningkatan Produksi Padi. Dengan menggunakan fungsi pro- duksi transendental. Pemilihan model fungsi produksi transendental. Model matematis fungsi produksi transendental dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Y = AX1 a1 X2 a2 …X6 a6 eb1X1 + b2X2 …. +b6X6 + d1D1 dimana : Y = produksi dari proses produksi (kuintal); A = intercept; X1 = luas lahan garapan (hektar); X2 = jumlah tenaga kerja efektif (HOK); X3 = jumlah pupuk yang digunakan (kilogram); X4 = jumlah pestisida (liter); X5 = pengalaman petani (tahun); X6 = jarak lahan garapan (kilo- meter); D1 = variabel boneka, jika D1 = 1 daerah irigasi, D1 = 0 daerah non-irigasi (tadah hujan); a1…a6; b1…b6; dan d1 = parameter yang ditaksir. Agar parameter-parameter dapat diestimasi maka model tersebut di atas dirubah kedalam bentuk double logaritma natural (Ln), sehingga merupakan bentuk linier berganda sebagai berikut: Ln Y = Ln A + a1 Ln X1 + a2 Ln X2 … + a6 Ln X6 + b1 X1 + b2 X2 + … b6 X6 + d1 D1 Untuk mengetahui goodness of fit dari model dilihat dari nilai R2 . Model dikatakan baik apabila nilai R2 mendekati 1. Untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat secara serentak dilakukan dengan pengu- jian uji F. Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel bebas secara individu/parsial digunakan uji t. Untuk menguji atau mendeteksi ada tidaknya multikolinieriti digunakan Uji F yang dikembangkan oleh Farrar-Glauber, untuk menguji atau mendeteksi ada tidaknya autokorelasi digunakan uji Durbin Watson, dan untuk menguji adatau men- deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas digunakan uji Park yaitu meregresikan ei 2 dengan Xi dimana ei adalah kesalahan pengganggu dan Xi adalah variabel bebas (Gaspersz, 1991 ; Gujarati, 1995). Metode Analisis Tingkat Optimasi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Dengan menggunakkan persyaratan bahwa nilai produk marjinal (NPMxi) sama dengan harga dari inputnya (ri). Dalam kondisi ini berlaku asumsi pasar per- saingan sempurna. NPMxi = k ri dimana: k = koefisien pengukur tingkat efisiensi alokasi masukan ke i (Xi). Ada tiga kemungkinan kasus yang dapat terjadi, yaitu: 1) k = 1, berarti penggunaan faktor produksi X ke i sudah optimum atau sudah efisien. 2) k < 1, berarti penggunaan faktor produksi X ke i melebihi tingkat optimum atau sudah tidak efisien, sehingga penggunaannya perlu dikurangi. 3) k > 1, berarti penggunaan faktor produksi X ke i belum optimum atau belum efisien, sehingga penggu- naannya perlu ditingkatkan. Asumsi-Asumsi
  • 7. WACANA Vol. 12 No.1 Januari 2009 ISSN. 1411-0199 186 (a) Keadaan daerah penelitian dianggap sama, seperti: kesuburan tanah, jenis tanah, agroklimat, ketinggian tempat. Jadi faktor-faktor tersebut tidak mempengaruhi hasil penelitian. (b) Keadaan pasar faktor produksi ma- upun hasil produksi berada dalam keadaan persaingan sempurna. Hal ini disebabkan dalam kenyataannya pe- tani dapat memperoleh faktor produksi yang dibutuhkan di pasar demikian pula dengan penjualan hasil produksi. Harga faktor produksi maupun harga produk diperhitungkan pada harga setempat dan pada waktu penelitian dilakukan. (c) Petani dalam mengelola usahataninya dalam keadaan rasional karena setiap petani berusaha untuk mencapai tingkat keuntungan yang maksimum. (d) Petani dalam mengelola usahataninya menggunakan teknologi yang sama dalam hal berproduksi. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan analisis penyimpangan asumsi klasik dalam rangka analisis regresi (multikolinieriti, autokorelasi, dan hetero- skedastisitas) didapatkan hasil bahwa semua model fungsi produksi tidak ter- dapat penyimpangan asumsi autokorelai dan heteroskedastisitas akan tetapi semua model fungsi produksi yang digunakan terdapat penyimpangan asumsi multi kolenieriti. Pada model fungsi produksi kemung kinan besar dapat terjadi hal tersebut seperti: lahan dengan pupuk, tenaga kerja dan sebagainya. Jalan termudah untuk menghindari multikolenieriti dalah dengan membuang variabel yang menyebabkan terjadinya multikolenieriti. Akan tetapi apabila menurut teori variabel tersebut memang harus disertakan dalam model maka membuang salah satu variabel bebas akan menyebabkan kesalahan spesifikasi. Tidak terpenuhinya asumsi ini sebenarnya tidak mengganggu estimator i yang diperoleh hanya saja variansnya yang diperoleh tidak selalu minimum. Dengan demikian keterbatasan utama dengan digunakannya asumsi klasik dalam rangka analisis regresi ini adalah tidak dapat digunakannya hasil persamaan regresi yang diperoleh untuk kepentingan pera- malan (Gujarati, 1995; Gaspersz, 1991). Karena penelitian ini tidak ditujukan untuk kepentingan peramalan maka andaikata asumsi klasik tidak terpenuhi tidak akan mengganggu analisis secara keseluruhan. Pengujian efisiensi alokatif bukan hanya berkenaan dengan hubungan teknis antara masukan dan produksi, tetapi secara implisit terkait pengujian perilaku peng- optimalan masukan untuk memperoleh keuntungan paling besar. Dengan demikian dalam pengujian ini ada dua hal dilakukan sekaligus. Persoalan ini dengan mudah diperlihatkan dalam pendugaan fungsi produksi. Akan tetapi dalam pendugaan ini akan terjadi bias simultan dan ini merupakan pelanggaran terhadap asumsi klasik (Semaoen, 1992). Hoch dalam Semaoen (1992) menge- mukakan cara mwnanggulangi masalah bias simultan tersebut yaitu dengan modifikasi persamaan fungsi produksi. Petani tidak memaksimumkan keuntungan nyata (actual profit) disebabkan unsur ketidakpastian karena keuntungan nyata dipengaruhi oleh faktor-faktor eksogen seperti iklim. Lebih logis apabila di- asumsikan petani akan menetapkan alokasi masukan dengan memaksimumkan keun- tungan yang diharapkan (anticipated pro- fit). Dengan demikian diasumsikan variabel gangguan sama dengan satu. Sebagai justifikasi dapat dipakainya per- samaan fungsi tunggal untuk menduga fungsi produksi. Maksimisasi keuntungan yang diharapkan merupakan salah satu cara untuk menghindari keraguan yang timbul karena bias simultan. Hasil analisis signifikansi, elastisitas produksi, dan efisiensi ekonomis dari variabel bebas selama satu tahun masa tanam (MT. I, MT. II, dan MT. III) dapat dilihat pada Tabel 1.
  • 8. WACANA Vol. 12 No.1 Januari 2009 ISSN. 1411-0199 1 Tabel 1. Tingkat Signifikansi Variabel Bebas, Elastisitas Produksi, dan Efisiensi Ekonomis Faktor-Faktor Produksi Selama Satu Tahun Masa Tanam (MT. I, MT. II, dan MT. III) Variabel MT. I MT. II MT. III Bebas Ep. k Ep. k Ep. k Luas lahan garapan (X1) 1,2 *** 4,8 *** 0,86 *** 3,4 *** 0,45 * 2,25 *** Tenaga kerja efektif (X2) -0,46 *** -1,3 *** 0,14 *** 0,25 *** 0,22 *** 1,05 Jumlah pupuk (X3) 0,156 NS 3,26 *** -0,007 ** 0,01 *** 0,32 NS 12,9 *** Jumlah pestisida (X4) 0,05 *** 3,4 *** 0,008 NS 0,2 *** -0,009 NS -4,6 *** Pengalaman petani (X5) -0,01 NS - -0,02 NS - -0,08 NS - Jarak lahan garapan (X6) 0,42 NS - -0,002 * - -0,002 *** - Sisten irigasi (D1) - *** - - *** - - - Keterangan : MT = musim tanam; Ep = elastisitas produksi; k = koefisien pengukur tingkat efisiensi ekonomis ; *** = nyata pada taraf kepercayaan 99%; ** = nyata pada taraf kepercayaan 95%; * = nyata pada taraf kepercayaan 90%; NS = tidak nyata (non significant). Berdasarkan dari tingkat signifikansi, elastisitas produksi dan efisiensi ekonomis tersebut di atas maka dicoba untuk mem- buat pembahasan sebagai berikut: (1) Luas Lahan Garapan (X1) Dari semua fungsi produksi baik pada MT. I, MT. II, dan MT. III yang dianalisis memperlihatkan bahwa faktor produksi luas lahan garapan berpengaruh sangat nyata terhadap peningkatan produksi padi sawah. Untuk MT. I dan MT. II rata-rata luas lahan garapan sebesar 0,58 hektar sedangkan untuk MT. III rata-rata luas lahan garapan sebesar 0,54 hektar. Sawah seluas ini belum memungkinkan untuk diperoleh keuntungan yang maksimum atau belum tercapai efisisiensi ekonomis (optimal). Hal ini bisa dilihat dari nilai koefisien pengukur tingkat efisiensi ekonomis (k) yang lebih besar daripada 1, sehingga luas lahan garapan perlu ditambah luasnya. Di daerah penelitian penambahan luas lahan garapan tidak memungkinkan lagi karena tanah-tanah kosong sudah tidak ada lagi. Kemungkinan penambahan luas lahan garapan dengan cara menambah luas tanam dengan cara meningkatkan intensitas pena naman masih dimungkinkan dengan jalan membuat jaringan irigasi baru untuk sa- wah-sawah tadah hujan atau dengan membentuk kelompok-kelompok tani se- hamparan yang lebih luas untuk menanam secara serentak. (2) Tenaga Kerja (X2) Dari semua fungsi produksi baik MT. I, MT. II, dan MT. III yang dianalisis diperoleh hasil bahwa faktor produksi jumlah tenaga kerja efektif berpengaruh sangat nyata terhadap peningkatan pro- duksi padi sawah. Penggunaan jumlah tenaga kerja efektif pada MT. I dan MT. II telah melebihi tingkat optimum hal ini dapat dilihat dari nilai k yang lebih kecil dari 1. Rata-rata jumlah tenaga kerja efektif pada MT. I adalah 159,6 HOK dan rata-rata pada MT. II adalah 176,9 HOK. Penggunaan jumlah tenaga kerja yang terlalu banyak ini disebabkan oleh petani
  • 9. WACANA Vol. 12 No.1 Januari 2009 ISSN. 1411-0199 188 yang bekerja sampingan disektor informal selama musim kering di kota pada pulang untuk menggarap sawah sebab pada MT. I (mangsa labuhan) dan MT. II (mangsa rendengan) sudah mulai ada air hal ini terutama terjadi pada sawah tadah hujan. Sedangkan pada MT. III (mangsa mareng) jumlah tenag kerja efektif telah mencapai tingkat optimum hal ini dapat dilihat dari nilai k sama dengan 1. Rata- rata jumlah tenaga kerja efektif pada MT. III adalah 175,2 HOK. Dalam usahatani padi sawah curahan tenaga kerja efektif disesuaikan dengan kegiatan produksi yang meliputi: pengolahan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, dan panen. Curahan tenaga kerja yang tepat akan memberikan dampak positif terhadap peningkatan produksi padi sawah. (3) Pupuk (X3) Penggunaan pupuk berdasarkan hasil analisis berpengaruh sangat nyata terhadap peningkatan produksi padi sawah pada saat MT. II dengan rata-rata penggunaan sebesar 171,96 kilogram, sedangkan pada MT. I dan MT. III penggunaan pupuk tidak berpengaruh terhadap peningkatan produk si padi sawah. Penggunaan pupuk pada MT. II telah melebihi tingkat efisiensi ekonomis (optimal) artinya penggunaan pupuk sudah tidak menguntungkan lagi karena terlalu banyak, hal ini dapat dilihat dari nilai k yang lebih kecil dari 1. Tingginya penggunaan faktor produksi pupuk di daerah penelitian kemungkinan disebabkan oleh rekomendasi (anjuran) dari Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) yang tidak didasarkan pada jenis tanah dan keadaan agroklimat stempat akan tetapi berdasarkan rekomendasi (anjuran) secara global (nasional). (4) Pestisida (X4) Berdasarkan hasil analisis penggu naan pestisida (obat-obatan) berpengaruh sangat nyata terhadap peningkatan pro- duksi padi sawah pada MT. I, sedangkan pada MT. II dan MT. III tidak ber pengaruh. Penggunaan pestisida pada MT. I belum mencapai tingkat efisiensi eko nomis, hal ini bisa dilihat dari nilai k yang lebih besar daripada 1, sehingga penggu naannya perlu ditambah. Masih rendahnya penggunaan faktor produksi pestisida dalam proses produksi di daearh penelitian ini kemungkinan disebabkan oleh miskin- nya petani sehingga tidak sanggup untuk membeli pestisida atau kemungkinan pe- tani tidak tanggap terhadap arti penting- nya faktor produksi pestisida didalam menunjang proses produksi. (5) Pengalaman (X5) Dari semua fungsi produksi yang dianalisis memperlihatkan bahwa variabel bebas pengalaman petani dalam ber- usahatani tidak berpengaruh (non signi- ficant) terhadap peningkatan produksi padi sawah. Akan tetapi berdasarkan nilai elastisitas produksi menunjukkan hubung an yang negatif yang berarti bahwa semakin tinggi pengalaman akan meng- akibatkan penurunan tingkat produksi padi sawah. Pengalaman sebagai salah satu variabel proxy dari informasi. Informasi tersebut meliputi pengetahuan teknik berproduksi dan pengetahuan pemasaran. Kemampuan petani mengakumulasikan kedua informasi tersebut akan menentukan keberhasilan usahanya. Pengalaman petani dalam mengakumulasikan informasi erat kaitannya dengan kemampuan petani dalam meningkatkan produkstivitas kon- vensional input. Dengan demikian penga- laman berkaitan pula dengan besarnya produksi usahatani yang akan dicapai. Akan tetapi hal ini tidak berlangsung terus menerus, ini disebabkan karena pada taraf tertentu tingginya pengalaman juga berarti makin tua umur petani, semakin tua umur petani berarti makin berkurang kemam- puannya terutama fisiknya untuk bekerja. (6) Jarak Lahan Garapan (X6)
  • 10. WACANA Vol. 12 No.1 Januari 2009 ISSN. 1411-0199 189 Berdasarkan hasil analisis jarak lahan garapan dengan rumah tempat tinggal petani berpengaruh terhadap peningkatan produksi padi sawah pada MT. II dan MT. III, sedangkan pana MT. III tidak berpengaruh (non significant). Dari hasil perhitungan nilai elastisitas produksi dari variabel bebas jarak lahan garapan dengan rumah petani menunjuk kan hubungan yang negatif yang berarti semakin jauh jarak lahan garapan dengan rumah petani akan mengakibatkan penu runan produksi. Pengaruh jarak ini adalah melalui pengelolaan usahatani, semakin jauh maka petani akan membutuhkan waktu dan tenaga yang lebih banyak untuk mencapai tempat kerjanya (lahan garapannya). Hal ini akan mengakibatkan intensitas penge lolaan usahtaninya seperti: mengikuti pertumbuhan tanaman, menjaga tanaman dari serangan hama dan penyakit, dan juga mengurusi irigasi menjadi turun sehingga secara langsung variabel jarak lahan garapan dengan rumah petani akan mampu menurunkan produktivitas tanaman padi sawah. (7) Sistem Irigasi (D1) Dari hasi analisis menunjukkan bahwa sistem irigasi berpengaruh sangat nyata terhadap peningkatan produksi padi sawah, dimana sawah yang berpengairan teknis mampu meningkatkan produksi sebesar 3,159 lebih besar daripada sawah tadah hujan pada MT. I dan meningkatkan produksi sebesar 4,77 lebih besar daripada sawah tadah hujan pada MT. II. Sistem irigasi teknis berfungsi untuk mengatur air, baik untuk mendatangkan air yang diperlukan untuk kehidupan tanaman dan membuang air yang berlebihan bagi tanaman, mempertahankan dan menambah kesuburan tanah. Dengan melihat fungsi dari sistem irigasi teknis yang dapat mempertahankan dan menambahn kesubur an tanah maka sawah yang beririgasi teknis akan memberikan tingkat produktivitas yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan sawah tadah hujan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil penelitian dan analisis hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai beikut: 1. Secara bersama-sama (simultan) faktor- faktor: luas lahan garapan, jumlah tenaga kerja efektif, jumlah pupuk, jumlah pestisida, pengalaman petani dalam berusahatani, jarak rumah dengan lahan garapan, dan sistem irigasi berpengaruh sangat nyata (significant) terhadap peningkatan produksi padi sawah. 2. Secara sendiri-sendiri (parsial) faktor- faktor yang berpengaruh (signi ficant) terhadap peningkatan produksi padi sawah adalah: luas lahan garapan, jumlah tenaga kerja efektif, jumlah pupuk, jumlah pestisida (obat-obatan), dan jarak lahan garapan dengan rumah petani. 3. Secara sendiri-sendiri (parsial) faktor- faktor yang tidak berpengaruh (non significant) terhadap peningkatan pro- duksi padi sawah adalah: pengalaman petani dalam berusahatani. 4. Melalui analisis optimasi penggu naan faktor produksi dapat disimpulkan: a) Luas lahan garapan, dilihat dari segi efisiensi teknis penggunaan nya berada pada daerah II (ra- sional) pada MT. II dan MT. III, serta pada daerah I (tidak rasional) untuk MT. I, sedangkan dilihat dari segi efisiensi ekonomis (tingkat optimasi) penggu- naannya belum mencapai titik optimum atau belum efisien, se- hingga penggunaannya perlu ditambah. b) Jumlah tenaga kerja efektif, dilihat dari segi efisiensi teknis penggunaannya berada pada daerah II (rasional) pada MT. II dan MT. III, sedangkan MT. I berada pada daerah I (tidak rasional), apabila dilihat dari segi efisiensi ekonomis (tingkat opti
  • 11. WACANA Vol. 12 No.1 Januari 2009 ISSN. 1411-0199 190 masi) maka penggunaan jumlah tenaga kerja efektif pada MT. I dan MT. II melebihi titik optimum atau tidak efisien, sehingga peng- gunaannya perlu dikurangi, se- dangkan penggunaan tenaga kerja efektif pada MT. III telah tercapai optimum. c) Pupuk, dilihat dari efisiensi teknis penggunaannya berada pada daerah III (tidak rasional), akan tetapi apabila dilihat dari segi efisiensi ekonomis (tingkat optimasi) maka penggunaannya melebihi titik optimum atau tidak efisien, sehingga penggunaannya perlu dikurangi. d) Pestisida, dilihat dari segi efisiensi teknis penggunaannya berada pa- da daerah II (rasional), sedangkan dilihat dari segi efisiensi ekono- mis (tingkat optimasi) maka penggunaannya belum mencapai titik optimum atau belum efisien, sehingga penggunaannya perlu ditambah. Implikasi Kebijakan Dari hasil kesimpulan penelitian ini maka dapat disarankan sebagai berikut: 1. Mengingat penggunaan faktor- faktor produksi tidak optimum maka agar penggunaan faktor-faktor produksi tersebut optimum perlu adanya pengurangan dan penambahan faktor-faktor produksi ter- sebut. Agar penggunaan faktor produksi tersebut optimum atau efisien dapat dilakukan dengan: a) Meningkatkan daya beli para pengelola usahatani (petani) ter- hadap faktor-faktor produksi melalui pemupukan modal dan meningkatkan pemanfaatan fasi- litas modal kredit. b) Meningkatkan pengetahuan, wa- wasan, dan ketrampilan petani sebagai pengelola usahatani mela lui kegiatan penyuluhan. 2. Untuk meningkatkan luas tanam padi sawah dapat dilakukan dengan meningkatkan intensitas tanam padi sawah terutama pada sawah tadah hujan dengan cara membangun jaringan irigasi baru atau dengan membentuk kelompok-kelompok tani sehamparan untuk menanam padi sawah secara serentak. DAFTAR PUSTAKA Adiwilaga, A. 1974. Ilmu Usahatani, Penerbit Alumni, Bandung. Anonim, (1983), Dasar-dasar Bercocok Tanam, Penerbit Kanisius, Yogya karta. Beattie, B.R. and Taylor, C.R. 1996. The Economics of Production, (Eko- nomi Produksi), terjemahan: Joso- hardjo no, penyunting: Sumo- diningrat, G. Gadjah Mada Univer- sity Press, Yogyakarta. Darwanto, H.D. 1998. Peningkatan Produksi Pangan dan Pendapatan Petani, makalah pada Seminar Nasional Pemberdayaan Pertanian Menuju Pemulihan Ekonomi Indo nesia diselenggarakan pada tanggal 3 Oktober 1998 oleh Universitas Wangsa Manggala, Yogyakarta. Djiwandi, 1980. Penyuluhan Pertanian, Penerbit Fakultas Pertanian, Univer sitas Sebelas Maret, Surakarta. Dubertin, D.L. 1986. Agricultural Pro- duction Economics, Macmillan Publishing Company, New York. Fajarningsih, R.U. 1992. Pengaruh Pro- gram Intensifikasi terhadap Efi- siensi Usahatani Padi di Kabupaten Sragen, Tesis Program Pasca- sarjana, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Ferguson, C.E. dan Gould, I.P. 1975. Microeconomic Theory and Appli cation, Prentice Hall International, Inc, London. Gaspersz, V. 1991. Ekonometrika Terap an 2, Penerbit Tarsito, Bandung. Geneng, B. 1986. Identifikasi dan Ana- lisis Faktor-Faktor yang Mem-pe- ngaruhi Pendapatan Petani, Tesis
  • 12. WACANA Vol. 12 No.1 Januari 2009 ISSN. 1411-0199 191 Pascasarjana, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Gujarati, D.N. 1995. Basic Economtrics, Mc Graw-Hill International Edi- tions, Printed in Singapore, Third Edition. Heady, E.O. and Dillon, J.L. 1972. Agricultural Productions Function, The Iowa State University Press, Printed in USA. Iskandar. 1988. Pengaruh Program Supra Insus terhadap Efisiensi Usahatani Padi di Sleman, Skripsi Fakultas Pertanian, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Koutsoyiannis, A. 1982. Modern Micro- economics, The Mac Millan Press Ltd. Printed in Hongkong, Second Edition. Mantra, I.B. dan Kasto. 1986. Penentuan Sampel”, dalam Metode Penelitian Survai (Penyunting: Masri Singa- rimbun dan Sofian Effendi), Penerbit LP3ES, Jakarta. Nicholson, W. 1983. Intermediate Micro economics and Its Appli-cation, The Dryden Press, England. Pakpahan, A. 1981. Penggunaan Analisa Ekonometrik Sederhana dalam Pen- dugaan Fungsi Produksi Usahatani, Penerbit Pusat Agro Ekonomi, Bogor. Semaoen, I. 1992. Ekonomi Produksi Per- tanian (Teori dan Aplikasi), Pe- nerbit Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia, Cabang Jakarta. Semaoen, I. 1996. Teori Mikroekonomi Pendekatan Matematik, Diterbitkan oleh Program Pascasarjana, Uni- versitas Brawijaya, Malang. Sinaga, B. 1995. Metode Sampling. Ba- han Penataran Metodologi Pene- litian Dosen Perguruan Tinggi Swasta se Indonesia. Direktorat Perguruan Tinggi Swasta, Dirjend. Dikti., Depdikbud. Republik Indo- nesia, Jakarta. Singh, L.R. 1980 . Economic Principles of Production. The Agricultural Deve- lopment Council, Inc, New York. Soekartawi, 1987. Prinsip Dasar Eko- nomi Produksi Teori dan Apli- kasinya, Penerbit CV Rajawali, Jakarta. Suharno, 1995. Analisis Efisiensi dan Pendapatan Usahatani Tebu dan Padi pada Lahan Sawah Beririgasi di Kabupaten Bantul, Tesis Pasca- sarjana, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Suprapti, Djiwandi, Prasetya, P. 1982. Ekonomi Pertanian, Penerbit Fa- kultas Pertanian, Universitas Sebe- las Maret, Surakarta. Teken, dan Asnawi, S. 1977. Teori Ekonomi Mikro, Penerbit Depar- temen Ilmu Sosial Ekonomi, Fakul- tas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Timmer, C.P. 1971. Using a Probalistic Frontier Production to Measure Technical Efficiency, Food Re- search Institute, Stanford Uni- versity. Widodo, S. 1989. Production Efficiency of Rice in Java, Indonesia, Uni- versitas Gajah Mada Press, Yogya- karta. Widodo, S. 1998. Reorientasi Kebijakan Pembangunan Pertanian, makalah pada Seminar Nasional Pember- dayaan pertanian menuju Pemulihan Ekonomi Indonesia diselenggarakan pada tanggal 3 Oktober 1998 oleh Universitas Wangsa Manggala, Yogyakarta. Yotopoulus, P.A. and Nugent J.B. 1982. Economic of Development, Empi- rical Investigation, Harper and Raw Publisher.