SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
Download to read offline
PEMBANGUNAN PERTANIAN
“Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembangunan Pertanian”

Disusun Oleh :
Hana Kamila D
Sandra Rosandi
Christy Naomi
Elinsy Rahayu
Firdausi Cantika
Dedy Napitupulu
R . Moudy Ananda
Edo Indrawan
Erga Megantara S

150310080149
150310080141
150310080155
150310080172
150310080152
150310080138
150310080173
150310080146
150310080135

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2010
BAB I
PENDAHULUAN
Secara keseluruhan indikator utama pembangunan pertanian di tingkat
makro (nasional) dan mikro (petani) sebanyak 8 indikator yaitu : (1) pertumbuhan
luas lahan irigasi (%/tahun); (2) rasio tenaga kerja desa/kota di sektor pertanian;
(3) rasio tenaga kerjadesa/kota di sektor non pertanian; (4) pertumbuhan Indeks
Ketahanan Pangan (energi dan protein); (5) pertumbuhan PDRB sektor pertanian
(%/tahun); (6) pangsa PDRB sektor pertanian (%/tahuin); (7) penggunaan sarana
produksi (bibit, pupuk dan pestisida) dan (8) produktivitas usahatani.
Provinsi Kalimantan Selatan terkenal akan hasil alamnya. Lihat saja postur
PDRB-nya, Kandungan SDA-nya tidak perlu diragukan lagi. Ada dua sektor
dominan bebasis SDA yang membentuk struktur ekonomi Kalimantan Selatan,
yaitu sektor pertanian dan pertambangan dengan pangsa berturut-turut sebesar
23% dan 22% pada tahun 2008.
Pada tahun 2008, sektor pertanian mampu menampung 45,68 persen dari
total tenaga kerja di Kalimantan Selatan, sedangkan sektor pertambangan
tergabung bersama sektor industri, listrik gas air serta bangunan hanya mampu
menampung 13,90 persen tenaga kerja di Kalimantan Selatan (BPS-sakernas
2008). Diantara empat subsektor pertanian, mungkin hanya subsektor perkebunan
dan sebagian subsektor kehutanan (usaha sarang walet) yang memiliki tingkat
kesejahteraan lebih dibandingkan yang lainnya (perikanan, tanaman bahan
makanan). Sebaliknya, subsektor tanaman bahan makanan, khususnya komoditas
padi, rasanya belum mampu secara optimal dapat memberikan kesejahteraan bagi
petaninya.
Sebenarnya kinerja sektor pertanian Kalimantan Selatan cukup baik jika
dilihat dari indikator produksi. Dalam kurun waktu 2001-2008, rata-rata sektor
pertanian tumbuh 5,17 persen pertahun. Sedangkan sektor pertambangan lebih
besar, yaitu sebesar 5,85 persen pertahunnya. Namun pertumbuhan sektor
pertanian tersebut belum mampu mengangkat kesejahteraan petani (NTP) dengan
optimal.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Artikel perkembangan pembangunan pertanian di Kalimantan Selatan
terkait dengan pendapatan petani
Kesejahteraan Petani Kalimantan Selatan
Oleh : Miyan Andi Irawan, S.ST
Peningkatan kesejahteraan menjadi pekerjaan rumah yang harus
dikerjakan juga oleh pemerintah. Swasembada yang dicapaipun tidak serta merta
dapat menjamin akan meningkatkan taraf kesejahteraan petani, bahkan di daerahdaerah yang mengalami surplus produksi padi. Karena, pada umumnya
pendapatan yang diperoleh petani belum mampu secara wajar mengakses harga
kebutuhan pokok termasuk beras sendiri, meskipun pemerintah sudah melakukan
kebijakan meningkatkan harga pembelian pemerintah (HPP) baik terhadap gabah
kering panen (GKP) dan gabah kering giling (GKG) lewat BULOG. Seperti yang
sudah disinggung di atas, dik.r Kalimantan Selatan, terjadi asimetri dalam
pembentukan harga beras, antara sektor hulu (di tingkat petani) dan sektor hilir (di
tingkat konsumen)(gambar 2). Apabila kita perhatikan grafik harga eceran beras
dan grafik NTP, maka akan terlihat bahwa kenaikan harga di tingkat konsumen
(baik itu akibat imported inflation maupun inflasi domestik), tidak langsung
ditransmisikan ke kenaikan harga di petani. Akan tetapi, kenaikan harga di petani
biasanya akan langsung ditransmisikan kepada kenaikan harga di konsumen. Hal
ini menjadikan kelakuan harga perdagangan beras bersifat inelastis. Fenomena
tersebut terjadi karena didukung oleh beberapa hal baik di tingkat domestik
maupun internasional, diantaranya: terlalu panjangnya rantai distribusi
perdagangan, kebijakan perdagangan yang tidak fair terutama dari negara-negara
maju, serta ulah para spekulan nakal yang memainkan harga (menimbun, ijon).
Apabila fenomena asimetri ini belum mampu dikendalikan dan ditangani
pemerintah, maka tidak hanya program-program seperti HPP, bantuan beras
miskin (raskin) yang tidak efektif meningkatkan kesejahteraan petani, akan tetapi
juga transformasi agribisnis dari agriculture akan tersendat.
Berkaca dari beberapa masalah pertanian di atas, ada beberapa
rekomendasi yang dapat dilakukan pemerintah Kalimantan Selatan untuk
meningkatkan kesejahteraan petani, antara lain:
a.

Mengendalikan dan mengatasi masalah asimetri harga perdagangan di
tingkat petani dan konsumen. Hal ini dapat ditempuh dengan cara
mengintensifkan kembali operasi pasar, memberlakukan sangsi yang tegas
kepada pihak yang terbukti melanggar.
b.

Memperpendek rantai distribusi komoditas pertanian (beras) untuk
efisiensi. Hal ini dapat dilakukan antara lain dengan merevitalisasi peran
dan fungsi BULOG. BULOG harus benar-benar secara langsung membeli
beras/padi dari petani, tidak melalui perantara/mitra.

c.

Meningkatkan harga pembelian pemerintah yang lebih feasible (tidak
kurang dari inflasi). Dan meningkatkan efektifitas penyaluran beras
miskin, terutama untuk daerah-daerah yang kekurangan/defisit produksi
padinya. Jika penyaluran beras miskin di daerah-daerah yang mengalami
surplus, justru akan kontra produktif dengan upaya peningkatan
kesejahteraan, karena pasti akan menyebabkan harga menjadi anjlok.

d.

Perlunya sistem asuransi yang menjamin/melindungi petani, terutama
petani gurem dari kegagalan panen akibat bencana dan binatang perusak.
Jika penabung dan obligor saja memperoleh fasilitas keamanan akan
uangnya dari lembaga penjamin, maka sudah seharusnya sektor pertanian
(baca:kaum petani) yang notabene merupakan sektor yang menjadi tempat
menggantungkan hidup sebagian masyarakat Kalimantan Selatan
mendapatkan jaminan yangprudent. Untuk mewujudkannya, pemerintah
daerah perlu menggandeng kemitraan dengan pihak swasta (perusahaaan
asuransi). Dengan mediator DPRD, maka dapat dibangun sistem
penjaminan yang memberikan keuntungan win-win solution, tentunya
dengan adanya payung hukum yang jelas dan tegas. Dengan adanya sistem
penjaminan seperti itu, maka diharapkan tidak ada lagi petani yang
merosot daya belinya (kesejahteraannya) akibat puso/gagal panen.

e.

Sudah seharusnya dinas pertanian (divisi penelitian dan pengembangan)
memiliki satu lahan yang dikhususkan untuk penelitian dan pengembangan
(R&D) yang melakukan berbagai terobosan untuk memajukan pertanian,
misalnya menguji berbagai produk yang dapat meningkatkan nilai
rendemen padi, sehingga akan meningkatkan produktivitas; menguji
berbagai
benih
yang
unggul.
Setelah
semua instrument dan treatment tersebut benar-benar layak dan cocok
diterapkan didaerah, maka baru diluncurkan ke petani.
Kita semua tentu berharap, bahwa nantinya sektor pertanian tidak hanya
sebagai pelarian bagi tenaga kerja yang tidak tertampung di sektor-sektor
sekunder maupun tersier. Hal ini dapat terwujud dengan adanya perbaikan
kesejahteraan petani yang signifikan. Apabila kesejahteraan petani sudah layak
(minimal sama dengan kesejahteraan sektor lainnya), maka hal ini akan membuka
keran akses terhadap berbagai hal (pendidikan, kesehatan, kondisi ekonomi) yang
tertutup. Sehingga pada akhirnya akan mengurangi kemiskinan.
Sesuai deqngan tugas pokok dan fungsi Dinas Pertanian Provinsi
Kalimantan Selatan, dan memperhatikan kondisi, potensi dan permasalahan yang
ada maka Visi Pembangunan Pertanian tahun 2006 – 2010 adalah:Terwujudnya
Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalimantan Selatan yang
Unggul dan Maju Tahun 2010, maka Program Pembangunan Pertanian TPH
mencakup (1) Program Peningkatan Ketahanan Pangan, (2) Program
Pengembangan Agribisnis/Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing Produk
Pertanian (3) Program Peningkatan Kesejahteraan Petani.
Untuk mewujudkan visi dari pembangunan pertanian tahun 2006-2010 tersebut,
maka pemerintah Kalimantan Selatan membuat beberapa kebijakan :
1. . Kebijakan dalam pengamanan Ketahanan Pangan diarahkan untuk:



Mempertahankan/meningkatkan surplus produksi beras di Kalimantan
Selatan.
Meningkatkan ketersediaan pangan lainnya (palawija dan hortikultura).

2. Kebijakan dalam peningkatan produksi, produktifitas, daya saing dan nilai
tambah produk TPH melalui:







Memfokuskan kepada pengembangan komoditas unggulan (Padi, jagung,
kacang tanah,jeruk, pisang dan rimpang) dengan pendekatan pewilayahan
komoditas.
Meningkatkan penyediaan, pengawasan, distribusi dan pemanfaatan benih
bermutu.
Optimalisasi penerapan teknologi produksi dan pasca panen.
Optimalisasi pengendalian OPT dan antisipasi bencana alam di lahan
pertanian.
Meningkatkan kinerja pembinaan dan pengembangan usaha, kemitraan,
pasca panen/pengolahan dan pemasaran hasil pertanian.
3. Kebijakan dalam Pengembangan Sarana dan Prasarana TPH mendukung
peningkatan produksi, produktivitas dan mutu hasil TPH melalui:






Memfasilitasi Peningkatan akses petani terhadap modal yang dan murah,
serta sarana produksi (pupuk dan pestisida)
Optimalisasi
pengelolaan
lahan
(melalui
kegiatan
cetak
sawah/penambahan baku lahan, rehabilitasi dan konservasi lahan, dan
Optimalisasi pemanfaatan lahan, serta jalan usahatani
Peningkatan mekanisasi pertanian baik di on farm maupun off farm.
Optimalisasi pengelolaan air (Tata air mikro, jaringan irigasi ditingkat
petani dan drainase).

4. Kebijakan dalam peningkatan kemampuan petani/pelaku pertanian dan
penguatan kelembagaan pendukungnya dilaksanakan melalui:







Revitalisasi Penyuluhan (Peningkatan SDM penyuluh pertanian,
Kelembagaan penyuluhan pertanian dan Optimalisasi pelaksanaan
penyuluhan).
Memperkuat lembaga pertanian dan pedesaan untuk meningkatkan akses
petani terhadap sumberdaya produktif dan meningkatkan posisi tawar
petani.
Meningkatkan kemampuan/kualitas SDM Pertanian.
Peningkatan kinerja manajemen pembangunan TPH (koordinasi,
perencanaan, pembenahan data dan informasi TPH, serta pengembangan
sistem monitoring, evaluasi dan pengendalian).

2.2. Dampak Postitif dan Negatif Dari Kebijakan Tersebut
2.2.1. Dampak Positif
Dampak positif dari adanya kebijakan tersebut adalah dapat membantu
meningkatkan mutu pertanian dan menggerakan semangat para pelaku pertanian
dalam menggarap lahanya lebih maksimal sehingga dapat mencapai swasembada
pangan tingkat daerah tersebut. Kebijakan ini juga dapat membantu meningkatkan
kesejahteraan para petani yang biasanya menjadi pihak paling dirugikan dalam
rantai agribisnis serta merangsang jiwa kemandirian para petani dalam mengatasi
masalah-masalah yang berhubungan dengan pertanian.
2.2.2. Dampak Negatif
Dampak negatif dari kebijakan ini adalah biasanya kegiatan semacam
pemberdayaan masayarakat di bidang pertanian ini jika belum mempunyai
landasan dan mengetahui keadaan masyarakat yang akan diberdayakan maka
kebijakan ini akan berjalan dengan sia-sia, hendaknya kebijakan-kebijakan yang
akan dilakukan diatas,terlebih dahulu harus ditelusuri mengenai keadaan desa dan
kependudukan terlebih dahulu agar tepat sasaran. Selain itu, kebijakan mekanisasi
dan pengembangan teknologi pertanian juga dikawatirkan justru akan menambah
beban biaya para petani dan belum tentu menghasilkan hasil panen yang
diharapkan, maka harus adanya pendampingan secara lebih intim untuk dapat
menyuseskan kebijakan ini.
2.3 Artikel Cerita Kesuksesan dalam Pembangunan Pertanian
Kembangkan Beras Organik, Terima Penghargaan Presiden
Beras organik, sekarang ini menjadi pilihan masyarakat yang
menginginkan sumber karbohidrat (makanan pokok), terbebas dari unsur pupuk
kimia. Dipilihnya makanan pokok bebas bahan kimia tersebut, membuat peminat
beras itu semakin bertambah banyak. Dengan dasar tersebut, sejumlah kelompok
petani berupaya mengembangkannya.
Salah satunya dilakukan Paguyuban Petani Al Barokah Desa Ketapan
Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang. Mereka sudah mengembangkan beras
organik itu selama 10 tahun terakhir ini. Meskipun belum seluruhnya berhasil,
tetapi di wilayah tersebut beberapa sawah milik anggota paguyuban, sudah tidak
lagi menggunakan pupuk kimia jenis urea. Mereka lebih memilih menggunakan
pupuk organik.
Pengembangan pupuk organik tersebut tidak lepas dari peran Mustofa,
petani sekaligus ketua Paguyuban Petani Al Barokah. Diakuinya, untuk mengubah
budaya petani menggunakan pupuk organik tidak mudah. Secara bertahap dengan
bukti hasil dan pemasaran, akhirnya petani telah percaya dengan pertanian
organik. Petani juga percaya bahwa penggunakan pupuk nonkimia, berdampak
positif bagi kelestarian lahan sawah. Jenis tanaman padi yang dipakai adalah
varitas tanaman lokal, yakni mentik wangi super, pandan wangi, beras merah,
aromatika, dan lainnya. Tahan Lama Mustafa mengungkapkan, sawah organik
yang sudah digarap paguyuban lebih dari 40 hektare. Berdasarkan hasil panen
terakhir setiap hektare sawah organik menghasilkan panen 8,2 ton. Biasanya lahan
pertanian pupuk kimia menghasilkan lima hingga enam ton/hektare.
Beras yang dihasilkan kemudian dikemas dengan ukuran 5 kg, 10 kg, dan
25 kg. Beras organik tersebut ada yang dijual langsung kepada konsumen, namun
ada pula yang diolah kembali oleh pedagang perantara, untuk dikemas dan dijual
kembali lewat pertokoan dan supermarket. Harganya tidak berbeda jauh dengan
beras jenis lainnya. ’’Keunggulan beras organik lebih harum dan nasi lebih tahan
lama,’’ imbuh Mustafa. Keberhasilan dari hasil pertanian itu, dikembangkan
Paguyuban Al Barokah untuk memperkuat jaringan pendidikan anak petani,
pembuatan lumbung padi, koperasi, dan pengembangkan sistem pertanian lainnya.
Atas usaha tersebut, Paguyuban Petani Al Barokah mendapat penghargaan dari
Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan Gubernur Jateng, beberapa waktu
lalu.
Sekilas Tentang Al- Barokah
Paguyuban Petani Al-Barokah merupakan sebuah organisasi masyarakat
pedesaan yang berbasis pada pertanian dimana salah satu unggulannya adalah
pertanian padi / beras organik.
Al-Barokah didirikan pada 16 September 1999 oleh para petani penggarap
di Desa Ketapang, Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang. Yang tergabung
dalam organisasi yaitu 286 petani (220 laki-laki, 66 perempuan) yang menyebar di
2 Kecamatan (Susukan dan Kaliwungu) dengan luas lahan 63 ha, dan dalam
perjalanaanya akan bertambah meluas se provinsi Jawa Tengah.
VISI
Membentuk masyarakat tani yang kuat, mandiri adil dan sejahtera yang
mampu mengelola sumberdaya alam, dengan menjaga kelestarian lingkungan
serta memperhatikan kesetaraan dan kebersamaan antara laki-laki dan perempuan.
MISI
1. Membangun kesadaran kolektif petani ( laki-laki dan perempuan) untuk
mengelola dan menentukan pengelolaan sumber dayanya,dengan
kesadaran untuk mengubah perilaku dan system kehidpan yang lebih bijak
2. Membangun organisasi yang kuat sebagai wadah perjuangan ekonomi
petani.
3. Mengembangkan system informasi yang berbasis petani dan jaringan kerja
dengan fihak-fihak lain yang memiliki kesamaan visi dan misi.
4. Mengembangkan pertanian organic terpadu sebagai alat perjuangan
gerakan tani yang berpihak pada pemberdayaan masyarakat dalam rangka
memperkuat perekonomian petani berbasis keadilan dan kelestarian serta
mampu menguasai dan mengembangkan tehnologi petani dan menjunjung
tinggi kearifan lokal serta kelestarian lingkungan.
5. Mendesakkan perubahan kebijakan-kebijakan berkaitan dengan
penguasaan dan pemanfaatan benih, tanah, air, udara, dan harga dasar hasil
pertanian, agar berpihak pada petani.
6. Menguatkan Organisasi gerakan tani yang efektif untuk mewujudkan visi
dan misi gerakan pemberdayaan petani.
Analisis Artikel:
Artikel diatas menjelaskan mengenai cerita kesuksesan dari pendirian
Paguyuban Petani Al-Baraqah di Desa Ketapan Kecamatan Susukan Kabupaten
Semarang. Paguyuban ini sendiri merupakan bagian dari pembangunan pertanian
berkelanjutan yang menerapkan system Pertanian Organik.
Seperti yang kita ketahui, pertanian organik merupakan salah satu bagian
pendekatan pertanian berkelanjutan, yang di dalamnya meliputi berbagai teknik
sistem pertanian, seperti tumpangsari (intercropping), penggunaan mulsa,
penanganan tanaman dan pasca panen. Pertanian organik memiliki ciri khas dalam
hukum dan sertifikasi, larangan penggunaan bahan sintetik, serta pemeliharaan
produktivitas tanah. Sedangkan pengertian pertanian berkelanjutan (sustainable
agriculture) itu sendiri adalah pemanfaatan sumber daya yang dapat diperbaharui
(renewable resources) dan sumberdaya tidak dapat diperbaharui (unrenewable
resources) untuk proses produksi pertanian dengan menekan dampak negatif
terhadap lingkungan seminimal mungkin (Kasumbogo Untung, 1997).
Atau menurut Technical Advisorry Committee of the CGIAR (TACCGIAR, 1988), Pertanian Berkelanjutan adalah pengelolaan sumberdaya yang
berhasil untuk usaha pertanian guna membantu kebutuhan manusia yang berubah
sekaligus mempertahankan atau meningkatkan kualitas lingkungan dan
melestarikan sumberdaya alam.
Paguyuban Petani Al-Baraqah ini telah menerapkan sistem manajemen
produksi pertanian yang holistik dan terpadu, mengoptimalkan kesehatan dan
produktifitas agroekosistem secara alami, sehingga mampu menghasilkan pangan
dan serat berkualitas dan berkelanjutan. Selain itu mereka juga telah menerapkan
asas yang mendasari konsep pertanian organik di dalam organisasi mereka. Asasasas yang mendasari konsep pertanian organik itu sendiri diantaranya yaitu:
1. Peningkatan dan stabilitas produksi dalam jangka panjang untuk generasi yang
akan datang (berkelanjutan)
2. Memperbaharui kelestarian alam, keseimbangan dan sumberdaya kehidupan
pertanian (Tanah, air, tanaman, dan tenaga kerja)
3. Membebaskan petani dari ketergantungan terhadap asupan luar dan
perlindungan tanaman (benih)
4. Mempertimbangkan semua aspek lingkungan pertanian secara bersama-sama
yang mencakup faktor budi daya, ekologi, ekonomi, Infra struktur, Sosial,
Budaya dan Politik
Terdapat 3 pilar capaian yang diinginkan dalam pengembangan Pertanian
berkelanjutan (Organik), yaitu:
a. Adanya peningkatan produktivitas dan pendapatan komunitas manusia;
b. Peningkatan keseimbangan (alam)
c. Peningkatan stabilitas dan berkelanjutan dari sistem melalui konservasi air,
tanah dan unsur hara.
Pada prinsipnya pertanian organik sejalan dengan pengembangan
pertanian dengan masukan teknologi rendah (low input technology) dan upaya
menuju pembangunan pertanian yang berkelanjutan. Menurut Mugnisyah (2001),
penerapan teknologi budiaya yang berkelanjutan bila mana lahan yang dikelola
dapat memberikan produksi tanaman dan/atau hewan yang memuaskan tanpa
menimbulkan kerusakan atas lahan tersebut sehingga produktivitasnya dapat
dipertahankan oleh sistem pertanian itu sendiri.
Tujuan pembangunan pertanian (pertanian organic) itu sendiri
meningkatkan hasil produksi usahatani. Hal ini sudah terbukti di Paguyuban ini
yang menggarap lahan sawah lebih dari 40 hektare. Berdasarkan hasil panen
mereka terakhir, setiap hektare sawah organik menghasilkan panen 8,2 ton.
Biasanya lahan pertanian pupuk kimia menghasilkan lima hingga 6 ton/hektare.
Hal ini menunjukkan telah adanya peningkatan hasil produksi petani. Dapat
dikatakan bahwa peningkatan hasil produksi ini juga merupakan gambaran bahwa
telah terjadi peningkatan pendapatan petani di desa tersebut.
Penerapan pertanian organik merupakan peluang bisnis besar bagi para
petani. Dengan adanya perubahan pola gaya hidup masyarakat yang kini mulai
beralih ke pola hidup sehat dan lebih memilih hasil pertanian yang tanpa
menggunakan bahan kimia, maka permintaan akan produk-produk organik itu
sendiri merupakan peluang dunia usaha baru baik untuk tujuan ekspor maupun
kebutuhan domestik. Umumnya, ekspor produk organik dijual dengan harga
cukup tinggi, biasanya 20 persen lebih tinggi dari produk pertanian non-organik.
Keuntungan pokok pertanian organik sangat bervariasi, dalam beberapa kajian
ekonomi menyatakan bahwa pertanian organik memiliki akses nyata terhadap
prospek jangka panjang. Saat ini hasil usaha oleh petani (beras organic) telah
mampu menembus pasar lokal maupun non lokal, dan bahkan dari waktu ke
waktu permintaan terus meningkat khususnya beras organik.
Selain itu beberapa studi menunjukkan bahwa pertanian organik
berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah tenaga kerja dibandingkan dengan
pertanian konvensional. Terutama pada sistem pertanian organik melalui
diversifikasi tanaman, perbedaan pola tanam dan jadwal tanam dapat
mendistribusikan kebutuhan tenaga kerja berdasarkan waktunya.

Tabel Produktivitas Tanaman Padi Provinsi Jawa Tengah :

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa produksi padi di daerah
Jawa Tengah terlihat peningkatan dari tahun ke tahun. Dari tahun 2008 jumlah
produksi padi masih 8.594.043 peningkatan terus bertambah. Dengan berbagai
macam kegiatan yang salah satunya peningkatan kemampuan sumber daya alam
manusianya, yaitu tepatnya kemampuan para petani di daerah semarang itu,
dengan peningkatan kemampuan tersebut produksi padi telah berhasil bertambah.
sehingga pada tahun 2009 jumlah produksi mencapai 9.600.415 .
Oleh karena itu, bentuk dari kegiatan pertanian seperti paguyuban terbukti
telah meningkatkan produktivitas pertanian. Dengan dilaksanakannya system
pertanian organic yang dimulai tahun 1999 terjadi peningkatan produktivitas
tanaman padi. Jadi dapat kita simpulkan dengan melaksanakan system pertanian
organic itu bisa meningkatkan pendapatan petani dari hasil peningktan hasil
produktivitas hasil tanaman padi. Oleh karenma itu, terlihat kesuksesan dari
penerapan system pembangunan pertanian berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
Surya Yuli. 2010. Kembangkan Beras Organik , Terima Penghargaan Presiden.
www.suaramerdeka.com. Diakses tanggal 4 Oktober 2010.
Pemerintah Kabupaten Semarang. 2010. www.semarangkab.go.id. Diakses
tanggal 4 Oktober 2010
Rija Sudirja. 2008. Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Berbasis Sistem
Pertanian Organik. www.pustaka.unpad.ac.id. Diakses tanggal 4 Oktober 2010
Badan Pusat Statistik. 2010. Tanaman Pangan. www.bps.go.id. Diakses tanggal 5
Oktober 2010
Miyan Andi . 2010.www.tanahbumbukab.bps.go.id diakses tanggal 1 oktober
2010

More Related Content

What's hot

Peranan sektor pertanian
Peranan sektor pertanianPeranan sektor pertanian
Peranan sektor pertanianLutfiyah Siti
 
Week 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
Week 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vmaWeek 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
Week 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vmaYusinadia Sekar Sari
 
Charisma 11140935 peranan sektor pertanian
Charisma 11140935 peranan sektor pertanianCharisma 11140935 peranan sektor pertanian
Charisma 11140935 peranan sektor pertanianCharisma Al-ma'arij
 
Strategi pengembangan komoditas unggulan sektor pertanian tanaman pangan di k...
Strategi pengembangan komoditas unggulan sektor pertanian tanaman pangan di k...Strategi pengembangan komoditas unggulan sektor pertanian tanaman pangan di k...
Strategi pengembangan komoditas unggulan sektor pertanian tanaman pangan di k...anif fahmi
 
peranan sektor pertanian
peranan sektor pertanianperanan sektor pertanian
peranan sektor pertanianAsgari S
 
Tugas 8. peranan sektor pertanian ppt
Tugas 8. peranan sektor pertanian pptTugas 8. peranan sektor pertanian ppt
Tugas 8. peranan sektor pertanian pptsiti aisah
 
10 peranan sektor pertanian
10 peranan sektor pertanian10 peranan sektor pertanian
10 peranan sektor pertanianbayuajinugraha21
 
Investasi sektor pertanian
Investasi sektor pertanianInvestasi sektor pertanian
Investasi sektor pertanianJoel mabes
 
Pengembangan Usaha Budidaya Tanaman Pangan Berskala Besar (food estate)
Pengembangan Usaha Budidaya Tanaman Pangan Berskala Besar (food estate)Pengembangan Usaha Budidaya Tanaman Pangan Berskala Besar (food estate)
Pengembangan Usaha Budidaya Tanaman Pangan Berskala Besar (food estate)Togar Simatupang
 
(8)peranan sektor pertanian
(8)peranan sektor pertanian(8)peranan sektor pertanian
(8)peranan sektor pertanianElisabeth Marina
 
PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN BANGSA DAN PERAN SUMBER D...
PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN BANGSA DAN PERAN SUMBER D...PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN BANGSA DAN PERAN SUMBER D...
PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN BANGSA DAN PERAN SUMBER D...Miftakhul Jannah
 
Peran sektor pertanian
Peran sektor pertanianPeran sektor pertanian
Peran sektor pertanianNursyidah alit
 
Kebijakan Ekonomi: Impor Beras 500 Ribu Ton Pada Awal Tahun 2018
Kebijakan Ekonomi: Impor Beras 500 Ribu Ton Pada Awal Tahun 2018Kebijakan Ekonomi: Impor Beras 500 Ribu Ton Pada Awal Tahun 2018
Kebijakan Ekonomi: Impor Beras 500 Ribu Ton Pada Awal Tahun 2018Vianney Vee
 
10.2 peranan sektor pertanian terhadap perekonomian
10.2 peranan sektor pertanian terhadap perekonomian10.2 peranan sektor pertanian terhadap perekonomian
10.2 peranan sektor pertanian terhadap perekonomianvia ultuflia
 
Peranan sektor pertanian
Peranan sektor pertanianPeranan sektor pertanian
Peranan sektor pertaniansuhemah emah
 
10 peranan sektor pertanian
10 peranan sektor pertanian10 peranan sektor pertanian
10 peranan sektor pertanianfirman sahari
 

What's hot (20)

8 peranan sektor pertanian
8 peranan sektor pertanian8 peranan sektor pertanian
8 peranan sektor pertanian
 
Peranan sektor pertanian
Peranan sektor pertanianPeranan sektor pertanian
Peranan sektor pertanian
 
Week 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
Week 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vmaWeek 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
Week 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
 
Charisma 11140935 peranan sektor pertanian
Charisma 11140935 peranan sektor pertanianCharisma 11140935 peranan sektor pertanian
Charisma 11140935 peranan sektor pertanian
 
Subsidi Pertanian Terpadu
Subsidi Pertanian TerpaduSubsidi Pertanian Terpadu
Subsidi Pertanian Terpadu
 
Strategi pengembangan komoditas unggulan sektor pertanian tanaman pangan di k...
Strategi pengembangan komoditas unggulan sektor pertanian tanaman pangan di k...Strategi pengembangan komoditas unggulan sektor pertanian tanaman pangan di k...
Strategi pengembangan komoditas unggulan sektor pertanian tanaman pangan di k...
 
peranan sektor pertanian
peranan sektor pertanianperanan sektor pertanian
peranan sektor pertanian
 
Tugas 8. peranan sektor pertanian ppt
Tugas 8. peranan sektor pertanian pptTugas 8. peranan sektor pertanian ppt
Tugas 8. peranan sektor pertanian ppt
 
10 peranan sektor pertanian
10 peranan sektor pertanian10 peranan sektor pertanian
10 peranan sektor pertanian
 
Investasi sektor pertanian
Investasi sektor pertanianInvestasi sektor pertanian
Investasi sektor pertanian
 
Pengembangan Usaha Budidaya Tanaman Pangan Berskala Besar (food estate)
Pengembangan Usaha Budidaya Tanaman Pangan Berskala Besar (food estate)Pengembangan Usaha Budidaya Tanaman Pangan Berskala Besar (food estate)
Pengembangan Usaha Budidaya Tanaman Pangan Berskala Besar (food estate)
 
(8)peranan sektor pertanian
(8)peranan sektor pertanian(8)peranan sektor pertanian
(8)peranan sektor pertanian
 
PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN BANGSA DAN PERAN SUMBER D...
PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN BANGSA DAN PERAN SUMBER D...PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN BANGSA DAN PERAN SUMBER D...
PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN BANGSA DAN PERAN SUMBER D...
 
Peran sektor pertanian
Peran sektor pertanianPeran sektor pertanian
Peran sektor pertanian
 
Kebijakan Ekonomi: Impor Beras 500 Ribu Ton Pada Awal Tahun 2018
Kebijakan Ekonomi: Impor Beras 500 Ribu Ton Pada Awal Tahun 2018Kebijakan Ekonomi: Impor Beras 500 Ribu Ton Pada Awal Tahun 2018
Kebijakan Ekonomi: Impor Beras 500 Ribu Ton Pada Awal Tahun 2018
 
Dasar agromakanan negara
Dasar agromakanan negaraDasar agromakanan negara
Dasar agromakanan negara
 
10.2 peranan sektor pertanian terhadap perekonomian
10.2 peranan sektor pertanian terhadap perekonomian10.2 peranan sektor pertanian terhadap perekonomian
10.2 peranan sektor pertanian terhadap perekonomian
 
Peranan sektor pertanian
Peranan sektor pertanianPeranan sektor pertanian
Peranan sektor pertanian
 
143
143143
143
 
10 peranan sektor pertanian
10 peranan sektor pertanian10 peranan sektor pertanian
10 peranan sektor pertanian
 

Similar to 67594733 pembangunan-pertanian

Sukma, peranan sektor pertanian
Sukma, peranan sektor pertanianSukma, peranan sektor pertanian
Sukma, peranan sektor pertanianSukma Wijaya
 
Pembangunan pertanian di indonesia
Pembangunan pertanian di indonesiaPembangunan pertanian di indonesia
Pembangunan pertanian di indonesiasarianputra
 
1 Materi - Kebijakan Pembangunan Pertanian Berbasis Smart Farming.pptx
1 Materi - Kebijakan Pembangunan Pertanian Berbasis Smart Farming.pptx1 Materi - Kebijakan Pembangunan Pertanian Berbasis Smart Farming.pptx
1 Materi - Kebijakan Pembangunan Pertanian Berbasis Smart Farming.pptxratnaermawati3
 
Makalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesia
Makalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesiaMakalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesia
Makalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesiaOperator Warnet Vast Raha
 
Sawit bagian-a
Sawit bagian-aSawit bagian-a
Sawit bagian-adinooaku
 
Raskin dan Ketahanan Pangan
Raskin dan Ketahanan PanganRaskin dan Ketahanan Pangan
Raskin dan Ketahanan PanganAmin Sudarsono
 
Manajemen Agro industri
Manajemen Agro industriManajemen Agro industri
Manajemen Agro industriAhya Alamsyah
 
Pola pengembangan kelembagaan upja untuk menunjang
Pola pengembangan kelembagaan upja untuk menunjangPola pengembangan kelembagaan upja untuk menunjang
Pola pengembangan kelembagaan upja untuk menunjangKhairul Amri
 
Strategi kemandirian pangan indonesia
Strategi kemandirian pangan indonesiaStrategi kemandirian pangan indonesia
Strategi kemandirian pangan indonesiaTogar Simatupang
 
Sucik Puji Utami, Dr. Ceacilia Sri Midarti, M.Si, Diskusi 2.1 Contoh Peneliti...
Sucik Puji Utami, Dr. Ceacilia Sri Midarti, M.Si, Diskusi 2.1 Contoh Peneliti...Sucik Puji Utami, Dr. Ceacilia Sri Midarti, M.Si, Diskusi 2.1 Contoh Peneliti...
Sucik Puji Utami, Dr. Ceacilia Sri Midarti, M.Si, Diskusi 2.1 Contoh Peneliti...SUCIK PUJI UTAMI
 
Strategi Pembangunan Pertanian di Indonesia.pdf
Strategi Pembangunan Pertanian di Indonesia.pdfStrategi Pembangunan Pertanian di Indonesia.pdf
Strategi Pembangunan Pertanian di Indonesia.pdflembaga2023
 
Ada apa dengan paket stimulus fiskal 2009 umi hanik
Ada apa dengan paket stimulus fiskal 2009 umi hanikAda apa dengan paket stimulus fiskal 2009 umi hanik
Ada apa dengan paket stimulus fiskal 2009 umi hanikUmi Hanik
 
Efek penetesan sektor pertanian
Efek penetesan sektor pertanianEfek penetesan sektor pertanian
Efek penetesan sektor pertanianRustan Amarullah
 
Pembangunan pertanian indonesia
Pembangunan pertanian indonesiaPembangunan pertanian indonesia
Pembangunan pertanian indonesiaIrmaSetia Gsb
 
Arus utama pembangunan perdesaan umi hanik
Arus utama pembangunan perdesaan umi hanikArus utama pembangunan perdesaan umi hanik
Arus utama pembangunan perdesaan umi hanikUmi Hanik
 
Presentation8 peranan sektor pertanian
Presentation8 peranan sektor pertanianPresentation8 peranan sektor pertanian
Presentation8 peranan sektor pertanianiswah yuni
 
sapi perah - fix.ppt
sapi perah - fix.pptsapi perah - fix.ppt
sapi perah - fix.pptnandomaulida
 
peran SDM_sdmp.pptx
peran SDM_sdmp.pptxperan SDM_sdmp.pptx
peran SDM_sdmp.pptxHamyanaYana
 
1-paradigma-baru-penyuluhan-pertanian.pptx
1-paradigma-baru-penyuluhan-pertanian.pptx1-paradigma-baru-penyuluhan-pertanian.pptx
1-paradigma-baru-penyuluhan-pertanian.pptxRosmalahUMK
 

Similar to 67594733 pembangunan-pertanian (20)

Sukma, peranan sektor pertanian
Sukma, peranan sektor pertanianSukma, peranan sektor pertanian
Sukma, peranan sektor pertanian
 
Pembangunan pertanian di indonesia
Pembangunan pertanian di indonesiaPembangunan pertanian di indonesia
Pembangunan pertanian di indonesia
 
1 Materi - Kebijakan Pembangunan Pertanian Berbasis Smart Farming.pptx
1 Materi - Kebijakan Pembangunan Pertanian Berbasis Smart Farming.pptx1 Materi - Kebijakan Pembangunan Pertanian Berbasis Smart Farming.pptx
1 Materi - Kebijakan Pembangunan Pertanian Berbasis Smart Farming.pptx
 
Makalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesia
Makalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesiaMakalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesia
Makalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesia
 
Bab ii-1
Bab ii-1Bab ii-1
Bab ii-1
 
Sawit bagian-a
Sawit bagian-aSawit bagian-a
Sawit bagian-a
 
Raskin dan Ketahanan Pangan
Raskin dan Ketahanan PanganRaskin dan Ketahanan Pangan
Raskin dan Ketahanan Pangan
 
Manajemen Agro industri
Manajemen Agro industriManajemen Agro industri
Manajemen Agro industri
 
Pola pengembangan kelembagaan upja untuk menunjang
Pola pengembangan kelembagaan upja untuk menunjangPola pengembangan kelembagaan upja untuk menunjang
Pola pengembangan kelembagaan upja untuk menunjang
 
Strategi kemandirian pangan indonesia
Strategi kemandirian pangan indonesiaStrategi kemandirian pangan indonesia
Strategi kemandirian pangan indonesia
 
Sucik Puji Utami, Dr. Ceacilia Sri Midarti, M.Si, Diskusi 2.1 Contoh Peneliti...
Sucik Puji Utami, Dr. Ceacilia Sri Midarti, M.Si, Diskusi 2.1 Contoh Peneliti...Sucik Puji Utami, Dr. Ceacilia Sri Midarti, M.Si, Diskusi 2.1 Contoh Peneliti...
Sucik Puji Utami, Dr. Ceacilia Sri Midarti, M.Si, Diskusi 2.1 Contoh Peneliti...
 
Strategi Pembangunan Pertanian di Indonesia.pdf
Strategi Pembangunan Pertanian di Indonesia.pdfStrategi Pembangunan Pertanian di Indonesia.pdf
Strategi Pembangunan Pertanian di Indonesia.pdf
 
Ada apa dengan paket stimulus fiskal 2009 umi hanik
Ada apa dengan paket stimulus fiskal 2009 umi hanikAda apa dengan paket stimulus fiskal 2009 umi hanik
Ada apa dengan paket stimulus fiskal 2009 umi hanik
 
Efek penetesan sektor pertanian
Efek penetesan sektor pertanianEfek penetesan sektor pertanian
Efek penetesan sektor pertanian
 
Pembangunan pertanian indonesia
Pembangunan pertanian indonesiaPembangunan pertanian indonesia
Pembangunan pertanian indonesia
 
Arus utama pembangunan perdesaan umi hanik
Arus utama pembangunan perdesaan umi hanikArus utama pembangunan perdesaan umi hanik
Arus utama pembangunan perdesaan umi hanik
 
Presentation8 peranan sektor pertanian
Presentation8 peranan sektor pertanianPresentation8 peranan sektor pertanian
Presentation8 peranan sektor pertanian
 
sapi perah - fix.ppt
sapi perah - fix.pptsapi perah - fix.ppt
sapi perah - fix.ppt
 
peran SDM_sdmp.pptx
peran SDM_sdmp.pptxperan SDM_sdmp.pptx
peran SDM_sdmp.pptx
 
1-paradigma-baru-penyuluhan-pertanian.pptx
1-paradigma-baru-penyuluhan-pertanian.pptx1-paradigma-baru-penyuluhan-pertanian.pptx
1-paradigma-baru-penyuluhan-pertanian.pptx
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

67594733 pembangunan-pertanian

  • 1. PEMBANGUNAN PERTANIAN “Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembangunan Pertanian” Disusun Oleh : Hana Kamila D Sandra Rosandi Christy Naomi Elinsy Rahayu Firdausi Cantika Dedy Napitupulu R . Moudy Ananda Edo Indrawan Erga Megantara S 150310080149 150310080141 150310080155 150310080172 150310080152 150310080138 150310080173 150310080146 150310080135 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2010
  • 2. BAB I PENDAHULUAN Secara keseluruhan indikator utama pembangunan pertanian di tingkat makro (nasional) dan mikro (petani) sebanyak 8 indikator yaitu : (1) pertumbuhan luas lahan irigasi (%/tahun); (2) rasio tenaga kerja desa/kota di sektor pertanian; (3) rasio tenaga kerjadesa/kota di sektor non pertanian; (4) pertumbuhan Indeks Ketahanan Pangan (energi dan protein); (5) pertumbuhan PDRB sektor pertanian (%/tahun); (6) pangsa PDRB sektor pertanian (%/tahuin); (7) penggunaan sarana produksi (bibit, pupuk dan pestisida) dan (8) produktivitas usahatani. Provinsi Kalimantan Selatan terkenal akan hasil alamnya. Lihat saja postur PDRB-nya, Kandungan SDA-nya tidak perlu diragukan lagi. Ada dua sektor dominan bebasis SDA yang membentuk struktur ekonomi Kalimantan Selatan, yaitu sektor pertanian dan pertambangan dengan pangsa berturut-turut sebesar 23% dan 22% pada tahun 2008. Pada tahun 2008, sektor pertanian mampu menampung 45,68 persen dari total tenaga kerja di Kalimantan Selatan, sedangkan sektor pertambangan tergabung bersama sektor industri, listrik gas air serta bangunan hanya mampu menampung 13,90 persen tenaga kerja di Kalimantan Selatan (BPS-sakernas 2008). Diantara empat subsektor pertanian, mungkin hanya subsektor perkebunan dan sebagian subsektor kehutanan (usaha sarang walet) yang memiliki tingkat kesejahteraan lebih dibandingkan yang lainnya (perikanan, tanaman bahan makanan). Sebaliknya, subsektor tanaman bahan makanan, khususnya komoditas padi, rasanya belum mampu secara optimal dapat memberikan kesejahteraan bagi petaninya. Sebenarnya kinerja sektor pertanian Kalimantan Selatan cukup baik jika dilihat dari indikator produksi. Dalam kurun waktu 2001-2008, rata-rata sektor pertanian tumbuh 5,17 persen pertahun. Sedangkan sektor pertambangan lebih besar, yaitu sebesar 5,85 persen pertahunnya. Namun pertumbuhan sektor pertanian tersebut belum mampu mengangkat kesejahteraan petani (NTP) dengan optimal.
  • 3. BAB II PEMBAHASAN 2.1. Artikel perkembangan pembangunan pertanian di Kalimantan Selatan terkait dengan pendapatan petani Kesejahteraan Petani Kalimantan Selatan Oleh : Miyan Andi Irawan, S.ST Peningkatan kesejahteraan menjadi pekerjaan rumah yang harus dikerjakan juga oleh pemerintah. Swasembada yang dicapaipun tidak serta merta dapat menjamin akan meningkatkan taraf kesejahteraan petani, bahkan di daerahdaerah yang mengalami surplus produksi padi. Karena, pada umumnya pendapatan yang diperoleh petani belum mampu secara wajar mengakses harga kebutuhan pokok termasuk beras sendiri, meskipun pemerintah sudah melakukan kebijakan meningkatkan harga pembelian pemerintah (HPP) baik terhadap gabah kering panen (GKP) dan gabah kering giling (GKG) lewat BULOG. Seperti yang sudah disinggung di atas, dik.r Kalimantan Selatan, terjadi asimetri dalam pembentukan harga beras, antara sektor hulu (di tingkat petani) dan sektor hilir (di tingkat konsumen)(gambar 2). Apabila kita perhatikan grafik harga eceran beras dan grafik NTP, maka akan terlihat bahwa kenaikan harga di tingkat konsumen (baik itu akibat imported inflation maupun inflasi domestik), tidak langsung ditransmisikan ke kenaikan harga di petani. Akan tetapi, kenaikan harga di petani biasanya akan langsung ditransmisikan kepada kenaikan harga di konsumen. Hal ini menjadikan kelakuan harga perdagangan beras bersifat inelastis. Fenomena tersebut terjadi karena didukung oleh beberapa hal baik di tingkat domestik maupun internasional, diantaranya: terlalu panjangnya rantai distribusi perdagangan, kebijakan perdagangan yang tidak fair terutama dari negara-negara maju, serta ulah para spekulan nakal yang memainkan harga (menimbun, ijon). Apabila fenomena asimetri ini belum mampu dikendalikan dan ditangani pemerintah, maka tidak hanya program-program seperti HPP, bantuan beras miskin (raskin) yang tidak efektif meningkatkan kesejahteraan petani, akan tetapi juga transformasi agribisnis dari agriculture akan tersendat. Berkaca dari beberapa masalah pertanian di atas, ada beberapa rekomendasi yang dapat dilakukan pemerintah Kalimantan Selatan untuk meningkatkan kesejahteraan petani, antara lain: a. Mengendalikan dan mengatasi masalah asimetri harga perdagangan di tingkat petani dan konsumen. Hal ini dapat ditempuh dengan cara
  • 4. mengintensifkan kembali operasi pasar, memberlakukan sangsi yang tegas kepada pihak yang terbukti melanggar. b. Memperpendek rantai distribusi komoditas pertanian (beras) untuk efisiensi. Hal ini dapat dilakukan antara lain dengan merevitalisasi peran dan fungsi BULOG. BULOG harus benar-benar secara langsung membeli beras/padi dari petani, tidak melalui perantara/mitra. c. Meningkatkan harga pembelian pemerintah yang lebih feasible (tidak kurang dari inflasi). Dan meningkatkan efektifitas penyaluran beras miskin, terutama untuk daerah-daerah yang kekurangan/defisit produksi padinya. Jika penyaluran beras miskin di daerah-daerah yang mengalami surplus, justru akan kontra produktif dengan upaya peningkatan kesejahteraan, karena pasti akan menyebabkan harga menjadi anjlok. d. Perlunya sistem asuransi yang menjamin/melindungi petani, terutama petani gurem dari kegagalan panen akibat bencana dan binatang perusak. Jika penabung dan obligor saja memperoleh fasilitas keamanan akan uangnya dari lembaga penjamin, maka sudah seharusnya sektor pertanian (baca:kaum petani) yang notabene merupakan sektor yang menjadi tempat menggantungkan hidup sebagian masyarakat Kalimantan Selatan mendapatkan jaminan yangprudent. Untuk mewujudkannya, pemerintah daerah perlu menggandeng kemitraan dengan pihak swasta (perusahaaan asuransi). Dengan mediator DPRD, maka dapat dibangun sistem penjaminan yang memberikan keuntungan win-win solution, tentunya dengan adanya payung hukum yang jelas dan tegas. Dengan adanya sistem penjaminan seperti itu, maka diharapkan tidak ada lagi petani yang merosot daya belinya (kesejahteraannya) akibat puso/gagal panen. e. Sudah seharusnya dinas pertanian (divisi penelitian dan pengembangan) memiliki satu lahan yang dikhususkan untuk penelitian dan pengembangan (R&D) yang melakukan berbagai terobosan untuk memajukan pertanian, misalnya menguji berbagai produk yang dapat meningkatkan nilai rendemen padi, sehingga akan meningkatkan produktivitas; menguji berbagai benih yang unggul. Setelah semua instrument dan treatment tersebut benar-benar layak dan cocok diterapkan didaerah, maka baru diluncurkan ke petani.
  • 5. Kita semua tentu berharap, bahwa nantinya sektor pertanian tidak hanya sebagai pelarian bagi tenaga kerja yang tidak tertampung di sektor-sektor sekunder maupun tersier. Hal ini dapat terwujud dengan adanya perbaikan kesejahteraan petani yang signifikan. Apabila kesejahteraan petani sudah layak (minimal sama dengan kesejahteraan sektor lainnya), maka hal ini akan membuka keran akses terhadap berbagai hal (pendidikan, kesehatan, kondisi ekonomi) yang tertutup. Sehingga pada akhirnya akan mengurangi kemiskinan. Sesuai deqngan tugas pokok dan fungsi Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Selatan, dan memperhatikan kondisi, potensi dan permasalahan yang ada maka Visi Pembangunan Pertanian tahun 2006 – 2010 adalah:Terwujudnya Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalimantan Selatan yang Unggul dan Maju Tahun 2010, maka Program Pembangunan Pertanian TPH mencakup (1) Program Peningkatan Ketahanan Pangan, (2) Program Pengembangan Agribisnis/Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing Produk Pertanian (3) Program Peningkatan Kesejahteraan Petani. Untuk mewujudkan visi dari pembangunan pertanian tahun 2006-2010 tersebut, maka pemerintah Kalimantan Selatan membuat beberapa kebijakan : 1. . Kebijakan dalam pengamanan Ketahanan Pangan diarahkan untuk:   Mempertahankan/meningkatkan surplus produksi beras di Kalimantan Selatan. Meningkatkan ketersediaan pangan lainnya (palawija dan hortikultura). 2. Kebijakan dalam peningkatan produksi, produktifitas, daya saing dan nilai tambah produk TPH melalui:      Memfokuskan kepada pengembangan komoditas unggulan (Padi, jagung, kacang tanah,jeruk, pisang dan rimpang) dengan pendekatan pewilayahan komoditas. Meningkatkan penyediaan, pengawasan, distribusi dan pemanfaatan benih bermutu. Optimalisasi penerapan teknologi produksi dan pasca panen. Optimalisasi pengendalian OPT dan antisipasi bencana alam di lahan pertanian. Meningkatkan kinerja pembinaan dan pengembangan usaha, kemitraan, pasca panen/pengolahan dan pemasaran hasil pertanian.
  • 6. 3. Kebijakan dalam Pengembangan Sarana dan Prasarana TPH mendukung peningkatan produksi, produktivitas dan mutu hasil TPH melalui:     Memfasilitasi Peningkatan akses petani terhadap modal yang dan murah, serta sarana produksi (pupuk dan pestisida) Optimalisasi pengelolaan lahan (melalui kegiatan cetak sawah/penambahan baku lahan, rehabilitasi dan konservasi lahan, dan Optimalisasi pemanfaatan lahan, serta jalan usahatani Peningkatan mekanisasi pertanian baik di on farm maupun off farm. Optimalisasi pengelolaan air (Tata air mikro, jaringan irigasi ditingkat petani dan drainase). 4. Kebijakan dalam peningkatan kemampuan petani/pelaku pertanian dan penguatan kelembagaan pendukungnya dilaksanakan melalui:     Revitalisasi Penyuluhan (Peningkatan SDM penyuluh pertanian, Kelembagaan penyuluhan pertanian dan Optimalisasi pelaksanaan penyuluhan). Memperkuat lembaga pertanian dan pedesaan untuk meningkatkan akses petani terhadap sumberdaya produktif dan meningkatkan posisi tawar petani. Meningkatkan kemampuan/kualitas SDM Pertanian. Peningkatan kinerja manajemen pembangunan TPH (koordinasi, perencanaan, pembenahan data dan informasi TPH, serta pengembangan sistem monitoring, evaluasi dan pengendalian). 2.2. Dampak Postitif dan Negatif Dari Kebijakan Tersebut 2.2.1. Dampak Positif Dampak positif dari adanya kebijakan tersebut adalah dapat membantu meningkatkan mutu pertanian dan menggerakan semangat para pelaku pertanian dalam menggarap lahanya lebih maksimal sehingga dapat mencapai swasembada pangan tingkat daerah tersebut. Kebijakan ini juga dapat membantu meningkatkan kesejahteraan para petani yang biasanya menjadi pihak paling dirugikan dalam rantai agribisnis serta merangsang jiwa kemandirian para petani dalam mengatasi masalah-masalah yang berhubungan dengan pertanian.
  • 7. 2.2.2. Dampak Negatif Dampak negatif dari kebijakan ini adalah biasanya kegiatan semacam pemberdayaan masayarakat di bidang pertanian ini jika belum mempunyai landasan dan mengetahui keadaan masyarakat yang akan diberdayakan maka kebijakan ini akan berjalan dengan sia-sia, hendaknya kebijakan-kebijakan yang akan dilakukan diatas,terlebih dahulu harus ditelusuri mengenai keadaan desa dan kependudukan terlebih dahulu agar tepat sasaran. Selain itu, kebijakan mekanisasi dan pengembangan teknologi pertanian juga dikawatirkan justru akan menambah beban biaya para petani dan belum tentu menghasilkan hasil panen yang diharapkan, maka harus adanya pendampingan secara lebih intim untuk dapat menyuseskan kebijakan ini. 2.3 Artikel Cerita Kesuksesan dalam Pembangunan Pertanian Kembangkan Beras Organik, Terima Penghargaan Presiden Beras organik, sekarang ini menjadi pilihan masyarakat yang menginginkan sumber karbohidrat (makanan pokok), terbebas dari unsur pupuk kimia. Dipilihnya makanan pokok bebas bahan kimia tersebut, membuat peminat beras itu semakin bertambah banyak. Dengan dasar tersebut, sejumlah kelompok petani berupaya mengembangkannya. Salah satunya dilakukan Paguyuban Petani Al Barokah Desa Ketapan Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang. Mereka sudah mengembangkan beras organik itu selama 10 tahun terakhir ini. Meskipun belum seluruhnya berhasil, tetapi di wilayah tersebut beberapa sawah milik anggota paguyuban, sudah tidak lagi menggunakan pupuk kimia jenis urea. Mereka lebih memilih menggunakan pupuk organik. Pengembangan pupuk organik tersebut tidak lepas dari peran Mustofa, petani sekaligus ketua Paguyuban Petani Al Barokah. Diakuinya, untuk mengubah budaya petani menggunakan pupuk organik tidak mudah. Secara bertahap dengan bukti hasil dan pemasaran, akhirnya petani telah percaya dengan pertanian organik. Petani juga percaya bahwa penggunakan pupuk nonkimia, berdampak positif bagi kelestarian lahan sawah. Jenis tanaman padi yang dipakai adalah varitas tanaman lokal, yakni mentik wangi super, pandan wangi, beras merah, aromatika, dan lainnya. Tahan Lama Mustafa mengungkapkan, sawah organik yang sudah digarap paguyuban lebih dari 40 hektare. Berdasarkan hasil panen terakhir setiap hektare sawah organik menghasilkan panen 8,2 ton. Biasanya lahan pertanian pupuk kimia menghasilkan lima hingga enam ton/hektare.
  • 8. Beras yang dihasilkan kemudian dikemas dengan ukuran 5 kg, 10 kg, dan 25 kg. Beras organik tersebut ada yang dijual langsung kepada konsumen, namun ada pula yang diolah kembali oleh pedagang perantara, untuk dikemas dan dijual kembali lewat pertokoan dan supermarket. Harganya tidak berbeda jauh dengan beras jenis lainnya. ’’Keunggulan beras organik lebih harum dan nasi lebih tahan lama,’’ imbuh Mustafa. Keberhasilan dari hasil pertanian itu, dikembangkan Paguyuban Al Barokah untuk memperkuat jaringan pendidikan anak petani, pembuatan lumbung padi, koperasi, dan pengembangkan sistem pertanian lainnya. Atas usaha tersebut, Paguyuban Petani Al Barokah mendapat penghargaan dari Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan Gubernur Jateng, beberapa waktu lalu. Sekilas Tentang Al- Barokah Paguyuban Petani Al-Barokah merupakan sebuah organisasi masyarakat pedesaan yang berbasis pada pertanian dimana salah satu unggulannya adalah pertanian padi / beras organik. Al-Barokah didirikan pada 16 September 1999 oleh para petani penggarap di Desa Ketapang, Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang. Yang tergabung dalam organisasi yaitu 286 petani (220 laki-laki, 66 perempuan) yang menyebar di 2 Kecamatan (Susukan dan Kaliwungu) dengan luas lahan 63 ha, dan dalam perjalanaanya akan bertambah meluas se provinsi Jawa Tengah. VISI Membentuk masyarakat tani yang kuat, mandiri adil dan sejahtera yang mampu mengelola sumberdaya alam, dengan menjaga kelestarian lingkungan serta memperhatikan kesetaraan dan kebersamaan antara laki-laki dan perempuan. MISI 1. Membangun kesadaran kolektif petani ( laki-laki dan perempuan) untuk mengelola dan menentukan pengelolaan sumber dayanya,dengan kesadaran untuk mengubah perilaku dan system kehidpan yang lebih bijak 2. Membangun organisasi yang kuat sebagai wadah perjuangan ekonomi petani. 3. Mengembangkan system informasi yang berbasis petani dan jaringan kerja dengan fihak-fihak lain yang memiliki kesamaan visi dan misi. 4. Mengembangkan pertanian organic terpadu sebagai alat perjuangan gerakan tani yang berpihak pada pemberdayaan masyarakat dalam rangka
  • 9. memperkuat perekonomian petani berbasis keadilan dan kelestarian serta mampu menguasai dan mengembangkan tehnologi petani dan menjunjung tinggi kearifan lokal serta kelestarian lingkungan. 5. Mendesakkan perubahan kebijakan-kebijakan berkaitan dengan penguasaan dan pemanfaatan benih, tanah, air, udara, dan harga dasar hasil pertanian, agar berpihak pada petani. 6. Menguatkan Organisasi gerakan tani yang efektif untuk mewujudkan visi dan misi gerakan pemberdayaan petani. Analisis Artikel: Artikel diatas menjelaskan mengenai cerita kesuksesan dari pendirian Paguyuban Petani Al-Baraqah di Desa Ketapan Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang. Paguyuban ini sendiri merupakan bagian dari pembangunan pertanian berkelanjutan yang menerapkan system Pertanian Organik. Seperti yang kita ketahui, pertanian organik merupakan salah satu bagian pendekatan pertanian berkelanjutan, yang di dalamnya meliputi berbagai teknik sistem pertanian, seperti tumpangsari (intercropping), penggunaan mulsa, penanganan tanaman dan pasca panen. Pertanian organik memiliki ciri khas dalam hukum dan sertifikasi, larangan penggunaan bahan sintetik, serta pemeliharaan produktivitas tanah. Sedangkan pengertian pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) itu sendiri adalah pemanfaatan sumber daya yang dapat diperbaharui (renewable resources) dan sumberdaya tidak dapat diperbaharui (unrenewable resources) untuk proses produksi pertanian dengan menekan dampak negatif terhadap lingkungan seminimal mungkin (Kasumbogo Untung, 1997). Atau menurut Technical Advisorry Committee of the CGIAR (TACCGIAR, 1988), Pertanian Berkelanjutan adalah pengelolaan sumberdaya yang berhasil untuk usaha pertanian guna membantu kebutuhan manusia yang berubah sekaligus mempertahankan atau meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikan sumberdaya alam. Paguyuban Petani Al-Baraqah ini telah menerapkan sistem manajemen produksi pertanian yang holistik dan terpadu, mengoptimalkan kesehatan dan produktifitas agroekosistem secara alami, sehingga mampu menghasilkan pangan dan serat berkualitas dan berkelanjutan. Selain itu mereka juga telah menerapkan asas yang mendasari konsep pertanian organik di dalam organisasi mereka. Asasasas yang mendasari konsep pertanian organik itu sendiri diantaranya yaitu: 1. Peningkatan dan stabilitas produksi dalam jangka panjang untuk generasi yang akan datang (berkelanjutan)
  • 10. 2. Memperbaharui kelestarian alam, keseimbangan dan sumberdaya kehidupan pertanian (Tanah, air, tanaman, dan tenaga kerja) 3. Membebaskan petani dari ketergantungan terhadap asupan luar dan perlindungan tanaman (benih) 4. Mempertimbangkan semua aspek lingkungan pertanian secara bersama-sama yang mencakup faktor budi daya, ekologi, ekonomi, Infra struktur, Sosial, Budaya dan Politik Terdapat 3 pilar capaian yang diinginkan dalam pengembangan Pertanian berkelanjutan (Organik), yaitu: a. Adanya peningkatan produktivitas dan pendapatan komunitas manusia; b. Peningkatan keseimbangan (alam) c. Peningkatan stabilitas dan berkelanjutan dari sistem melalui konservasi air, tanah dan unsur hara. Pada prinsipnya pertanian organik sejalan dengan pengembangan pertanian dengan masukan teknologi rendah (low input technology) dan upaya menuju pembangunan pertanian yang berkelanjutan. Menurut Mugnisyah (2001), penerapan teknologi budiaya yang berkelanjutan bila mana lahan yang dikelola dapat memberikan produksi tanaman dan/atau hewan yang memuaskan tanpa menimbulkan kerusakan atas lahan tersebut sehingga produktivitasnya dapat dipertahankan oleh sistem pertanian itu sendiri. Tujuan pembangunan pertanian (pertanian organic) itu sendiri meningkatkan hasil produksi usahatani. Hal ini sudah terbukti di Paguyuban ini yang menggarap lahan sawah lebih dari 40 hektare. Berdasarkan hasil panen mereka terakhir, setiap hektare sawah organik menghasilkan panen 8,2 ton. Biasanya lahan pertanian pupuk kimia menghasilkan lima hingga 6 ton/hektare. Hal ini menunjukkan telah adanya peningkatan hasil produksi petani. Dapat dikatakan bahwa peningkatan hasil produksi ini juga merupakan gambaran bahwa telah terjadi peningkatan pendapatan petani di desa tersebut. Penerapan pertanian organik merupakan peluang bisnis besar bagi para petani. Dengan adanya perubahan pola gaya hidup masyarakat yang kini mulai beralih ke pola hidup sehat dan lebih memilih hasil pertanian yang tanpa menggunakan bahan kimia, maka permintaan akan produk-produk organik itu sendiri merupakan peluang dunia usaha baru baik untuk tujuan ekspor maupun kebutuhan domestik. Umumnya, ekspor produk organik dijual dengan harga cukup tinggi, biasanya 20 persen lebih tinggi dari produk pertanian non-organik. Keuntungan pokok pertanian organik sangat bervariasi, dalam beberapa kajian ekonomi menyatakan bahwa pertanian organik memiliki akses nyata terhadap prospek jangka panjang. Saat ini hasil usaha oleh petani (beras organic) telah
  • 11. mampu menembus pasar lokal maupun non lokal, dan bahkan dari waktu ke waktu permintaan terus meningkat khususnya beras organik. Selain itu beberapa studi menunjukkan bahwa pertanian organik berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah tenaga kerja dibandingkan dengan pertanian konvensional. Terutama pada sistem pertanian organik melalui diversifikasi tanaman, perbedaan pola tanam dan jadwal tanam dapat mendistribusikan kebutuhan tenaga kerja berdasarkan waktunya. Tabel Produktivitas Tanaman Padi Provinsi Jawa Tengah : Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa produksi padi di daerah Jawa Tengah terlihat peningkatan dari tahun ke tahun. Dari tahun 2008 jumlah produksi padi masih 8.594.043 peningkatan terus bertambah. Dengan berbagai macam kegiatan yang salah satunya peningkatan kemampuan sumber daya alam
  • 12. manusianya, yaitu tepatnya kemampuan para petani di daerah semarang itu, dengan peningkatan kemampuan tersebut produksi padi telah berhasil bertambah. sehingga pada tahun 2009 jumlah produksi mencapai 9.600.415 . Oleh karena itu, bentuk dari kegiatan pertanian seperti paguyuban terbukti telah meningkatkan produktivitas pertanian. Dengan dilaksanakannya system pertanian organic yang dimulai tahun 1999 terjadi peningkatan produktivitas tanaman padi. Jadi dapat kita simpulkan dengan melaksanakan system pertanian organic itu bisa meningkatkan pendapatan petani dari hasil peningktan hasil produktivitas hasil tanaman padi. Oleh karenma itu, terlihat kesuksesan dari penerapan system pembangunan pertanian berkelanjutan.
  • 13. DAFTAR PUSTAKA Surya Yuli. 2010. Kembangkan Beras Organik , Terima Penghargaan Presiden. www.suaramerdeka.com. Diakses tanggal 4 Oktober 2010. Pemerintah Kabupaten Semarang. 2010. www.semarangkab.go.id. Diakses tanggal 4 Oktober 2010 Rija Sudirja. 2008. Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Berbasis Sistem Pertanian Organik. www.pustaka.unpad.ac.id. Diakses tanggal 4 Oktober 2010 Badan Pusat Statistik. 2010. Tanaman Pangan. www.bps.go.id. Diakses tanggal 5 Oktober 2010 Miyan Andi . 2010.www.tanahbumbukab.bps.go.id diakses tanggal 1 oktober 2010