SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
I. PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Permasalahan pemenuhan kebutuhan pangan di Indonesia
merupakan salahsatu aspek yang menjadi prioritas untuk diselesaikan,
karena pangan dapat berpengaruh kepada kualitas sumberdaya manusia.
Sumberdaya manusia merupakan salahsatu modal penting untuk
kemajuan Indonesia itu sendiri dimasa yang akan datang.
Selain itu, pangan juga merupakan komoditas politik yang dapat
mempengaruhi kualitas pemerintahan, terkelolanya pangan dengan baik,
menunjukan kemampuan pengelolaan negara dalam bidang pertanian
berjalan dengan baik.
Komoditas pangan terpenting di Indonesia saat ini adalah beras,
hampir seluruh masyarakat indonesia saat ini menjadikan beras sebagai
makanan pokok sehari-hari, sehingga tuntutan akan peningkatan produksi
beras saat ini menjadi sangat tinggi, sehingga wajar jika saat ini
kementrian pertanian selaku stake holder dalam bidang pertanian
berusaha menggenjot produksi beras guna memenuhi kebutuhan
masyarakat tersebut.
Salahsatu program yang bertujuan untuk meningkatkan produksi
beras tersebut adalah program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman
Terpadu (SL-PTT) Padi Sawah yang bertujuan untuk meningkatkan
produksi padi (sebagai bahan penghasil beras) melalui penerapan dan
perakitan teknologi yang dilaksanakan secara partisipatif dan sesuai
dengan keadaan lingkungannya (spesifik lokasi).
Kegiatan SL-PTT Padi sawah dilaksanakan diseluruh Provinsi dan
Kabupaten di Indonesia, termasuk di Kabupaten Lebak. Di Kabupaten ini
kegiatan SL-PTT telah dilaksanakan sejak tahun 2008, kendati demikian
dalam pelaksanaannya kajian dan evaluasi terhadap dampak dari
kegiatan tersebut, belum pernah digali secara lebih mendalam, terutama
dalam aspek dampaknya bagi peningkatan produksi sebagai tujuan
utama dan peningkatan difusi inovasi sebagai bagian dari partisipasi
petani

untuk

menyebarkan

teknologi

SL-PTT

terhadap

petani

Berdasarkan hal tersebut, maka dalam kegiatan ini akan dicoba dikaji

1
tentang dampak SL-PTT Padi Sawah terhadap peningkatan produksi dan
peningkatan frekwensi difusi inovasi yang dilaksanakan oleh petani
penerima SL-PTT di Kabupaten Lebak, dengan harapan kegiatan
tersebut dapat menjawab sejauh mana pengaruh SL-PTT yang
dilaksanakan di Kabupaten Lebak dalam kedua aspek tersebut.
B.

Rumusan Masalah
Dalam kajian evaluasi dampak ini, masalah yang dirumuskan
adalah sebagai berikut:
1.

Sejauh mana pengaruh SL-PTT terhadap peningkatan produksi padi
di Kabupaten Lebak?

2.

Sejauh mana pengaruh SL-PTT terhadap peningkatan difusi inovasi
yang dilakukan petani di Kabupaten Lebak?

C.

Tujuan
Tujuan dari kajian evaluasi dampak ini adalah sebagai berikut:
1.

Untuk mengetahui sejauh mana kegiatan SL-PTT berpengaruh
terhadap peningkatan produksi padi di Kabuapten Lebak

2.

Untuk mengetahui sejauh maba kegiatan SL-PTT berpengaruh
terhadap peningkatan difusi inovasi yang dilakukan oleh petani di
Kabupaten Lebak
D.

Manfaat

Manfaat dari kegiatan kajian evaluasi dampak ini adalah sebagai
berikut:
1.

Dapat

diketahui

sejauh

mana

pengaruh

SL-PTT

terhadap

peningkatan produksi di Kabupaten Lebak
2.

Dapat diketahui sejau mana pengaruh SL-PTT terhadap difusi
inovasi yang dilakukan petani di Kabupaten Lebak

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

A.

Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT)
1. Pengertian
Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT)
adalah suatu pendekatan inovatif dalam upayakana meningkatkan
produktivitas

dan

efisiensi

usahatani

melalui

perbaikan

sistem/pendekatan dalam perakitan paket teknologi yang sinergis
antar komponen teknologi, dilakukan secara partisipatif oleh petani
serta bersifat spesifik lokasi (Pedum SL-PTT, 2003)
Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT)
adalah

suatu tempat Pendidikan non formal bagi petani untuk

meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam mengenali
potensi, menyusun rencana usahatani, mengatasi permasalahan,
mengambil keputusan dan menerapkan teknologi yang sesuai dengan
kondisi sumberdaya setempat (Pedum SL-PTT, 2003)
2. Prinsip-prinsip PTT
PTT adalah suatu pendekatan ekoregional yang ditempuh
untuk

meningkatkan

produktivitas

tanaman

pangan

dengan

memperhatikan:
a.

Prinsip-prinsip efisiensi. Dengan pendekatan PTT diharapkan
selain produktivitas naik, biaya produksi optimal, produk
berdaya saing dan lingkungan terpelihara.

b.

Dalam pengembangan inovasi teknologi dengan pendekatan
PTT,

digunakan prinsip sinergisme, yaitu bahwa pengaruh

komponen teknologi secara bersama terhadap produktivitas
lebih tinggi dari pengaruh penjumlahan dan komponen
teknologi sendiri-sendiri.
c.

Karena

lahan pertanian mempunyai tingkat

kesesuaian

bagi tanaman pangan yang berbeda antara sentra produksi dan
di dalam sentra produksi, maka kombinasi komponen teknologi
dapat berbeda antara sentra produksi satu dengan lainnya.

3
3. Tahapan Penerapan PTT
Langkah pertama penerapan PTT adalah pemandu bersama
petani melakukan pengamatan dan menganalisa potensi lahan yang
dimiliki, infrastruktur pendukungnya dan permasalahan yang ada,
menentukan pemilihan komponen teknologi PTT yang
lokasi

dll. Pada tahap ini

spesifik

dapat diketahui keinginan dan harapan

petani, karakteristik lingkunga biofisik, kondisi sosial ekonomi, budaya
petani setempat dan masyarakat sekitar.
Langkah kedua adalah menyusun komponen teknologi yang
sesuai dengan karakteristik dan masalah di daerah pengembangan.
Komponen teknologi tersebut bersifat dinamis yaitu mengalami
perbaikan dan perubahan, sesuai dengan perkembangan inovasi dan
masukan dari petani dan masyarakat setempat.
Langkah ketiga adalah menerapkan teknologi utama PTT di
lahan usahataninya.

4. Komponen Teknologi Unggulan PTT Padi
Komponen teknologi unggulan pengelolaan tanaman terpadu Padi
(Pedum SL-PTT, 2003) adalah sebagai berikut:
a.

Penggunaanvarietasunggulbaru(VUB) berlabel yang berdayahasil
tinggi, bernilai ekonomi tinggi.

b.

Pemupukanberimbangdenganpenggunaanpupuk
secaraberimbangdan sesuai kebutuhantanaman spesifik lokasi.

c.

Penggunaan pupuk organik berupa kompos dan pupuk kandang
sebagai penyedia hara dan pembenah tanah.

d.

Penggunaan

alat

mesin

(alsin)

berupa

alat

pra

panendanpascapanen untuk menekankerus hasil.
e.

Pengairan dan pompanisasi dengan pemanfaatan air irigasi, air
hujan, embung, sumur pantek, dan sumber air permukaan (sungai
danau, sumurbuatan).

f.

Penggunaan

benih

menghasilkandaya

bermutu

dengan

perkecambahan

varietas unggul
yangtinggi

dan

seragam,tanaman yangsehat denganperakaranyangbaik,tanaman
tumbuhlebih cepat, tahan terhadap hama dan penyakit, berpotensi

4
hasil tinggi dan mutu hasil yang lebih baik.
g.

Penanamanyang tepat

waktu, serentak dan jumlah populasi

yang optimaldapat menghindariserangan hama dan penyakit,
menekan

pertumbuhan

gulma,

memberikan

pertumbuhan

tanamanyangsehatdan seragamsertahasilyang tinggi.
h.

Pemberianpupuksecaraberimbangberdasarkan kebutuhantanaman
dan

ketersediaan

hara

denganprinsiptepatjumlah,jenis,cara,dan

waktu

tanah
aplikasi

sesuai

dengan jenis tanaman memberikan pertumbuhan yang baik dan
meningkatkankemampuan tanamanmencapai hasil tinggi.
i.

Pemberianair padatanamansecaraefektifdan efisien sesuai dengan
kebutuhan tanamandan kondisi tanah merupfaktor penting bagi
pertumbuhan danhasiltanamanyaituairsebagai pelarut sekaligus
pengangkut hara dari tanah ke bagiantanaman. Kebutuhan air
disetiap stadia tanamanberbeda-beda,pemberian airsecaratepat
meningkatkan hasildanmenekanterjadinya stres pada tanaman
yang diakibatkan karena kekurangan dan kelebihanair.

j.

Perlindungan

tanaman

dilaksanakanakauntuk

mengantisipasidanmengendalikanserangan OPT tanaman dengan
meminimalkan

kerus

ataupenurunan produksi akibat serangan

OPT.Pengendalian dilakukan berdasarkan prinsipdan strategi
pengendalian hama terpadu (PHT). Khususnya pengendalian
denga pestisida merup

pilihan

terakhir

bila serangan

OPT

berada diatas ambang ekonomi. Penggunaan pestisida harus
memperhatikan jenis,
dengan

ketentuan

jumlah dan cara penggunaannya sesuai
dan

peraturanyangberlaku

sehinggatidak

menimbulkan resurjensi atau resistensi OPT atau dampak lain
yang merugikan lingkungan.
k.

Penanganan

panen

dan

pasca

panen

memberikan

hasilyangoptimaljikapanendilakukan pada umur dan cara yang
tepat yaitu tanamandipanen pada masak fisiologis berdasarkan
umurtanaman, kadar airdan penamp visualhasil sesuai dengan
diskripsi

varietas.

Pemanenandilakukandengansistem

kelompokyangdilengkapi dengan peralatandanmesinyang cocok
sehingga menekan kehilanganhasil.Hasil panendikemas dalam

5
wadahdan

disimpanditempatpenyimpanan

yangaman

dariOPT

danperusak hasillainnya sehingga mutu hasil tetap terjaga.
B.

Difusi Inovasi
1. Pengertian Difusi dan Inovasi
Difusi Inovasi terdiri dari dua padanan kata yaitu difusi dan
inovasi. Difusi sebagai proses dimana suatu inovasi dikomunikasikan
melalui saluran tertentu dalam jangka waktu tertentu di antara para
anggota suatu sistem sosial (the process by which an innovation is
communicated through certain channels overtime among the
members of a social system)(Rogers, 1983). Disamping itu, difusi juga
dapat dianggap sebagai suatu jenis perubahan sosial yaitu suatu
prosperubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi sistem sosial.
Sedangkan Inovasi adalah suatu gagasan, praktek, atau
benda yang dianggap/dirasa baru oleh individu atau kelompok
masyarakat. Ungkapan dianggap/dirasa baru terhadap suatu ide,
praktek atau benda oleh sebagian orang, belum tentu juga pada
sebagian yang lain. Kesemuanya tergantung apa yang dirasakan oleh
individu atau kelompok terhadap ide, praktek atau benda tersebut.
Dari kedua padanan kata di atas, maka difusi inovasi adalah
suatu proses penyebar serapan ide-ide atau hal-hal yang baru dalam
upaya untuk merubah suatu masyarakat yang terjadi secara terus
menerus dari suatu tempat ke tempat yang lain, dari suatu kurun
waktu ke kurun waktu yang berikut, dari suatu bidang tertentu ke
bidang yang lainnya kepada sekelompok anggota dari sistem sosial.
Tujuan utama dari difusi inovasi adalah diadopsinya suatu inovasi
(ilmu pengetahuan, tekhnologi, bidang pengembangan masyarakat)
oleh anggota sistem sosial tertentu. Sistem sosial dapat berupa
individu, kelompok informal, organisasi sampai kepada masyarakat.
2. Elemen Difusi Inovasi
Menurut Rogers (1983) dalam proses difusi inovasi terdapat 4
(empat) elemen pokok, yaitu: suatu inovasi, dikomunikasikan melalui
saluran komunikasi tertentu, dalam jangka waktu dan terjadi diantara
anggota-anggota suatu sistem sosial.

6
a.

Inovasi (gagasan, tindakan atau barang) yang dianggap baru
oleh seseorang. Dalam hal ini, kebaruan inovasi diukur secara
subjektif menurut pandangan individu yang menerimanya.

b.

Saluran komunikasi, adalah alat untuk menyampaikan pesanpesan inovasi dari sumber kepada penerima. Jika komunikasi
dimaksudkan untuk memperkenalkan suatu inovasi kepada
khalayak yang banyak dan tersebar luas, maka saluran
komunikasi yang lebih tepat, cepat dan efisien, adalah media
masa. Tetapi jika komunikasi dimaksudkan untuk mengubah
sikap atau perilaku penerima secara personal, maka saluran
komunikasi yang paling tepat adalah saluran interpersonal.

c.

Jangka waktu, yakni proses keputusan inovasi dari mulai
seseorang mengetahui sampai memutuskan untuk menerima
atau menolaknya. Pengukuhan terhadap keputusan itu sangat
berkaitan dengan dimensi waktu. Paling tidak dimensi waktu
terlihat dalam (a) proses pengambilan keputusan inovasi, (b)
keinovatifan seseorang (relatif lebih awal atau lebih lambat
dalam menerima inovasi), dan (c) kecepatan pengadopsian
inovasi dalam sistem sosial.

d.

Sistem sosial merupakan kumpulan unit yang berbeda secara
fungsional dan terikat dalam kerjasama untuk memecahkan
masalah dalam rangka mencapai tujuan bersama.

C.

Produksi
Kegiatan produksi sangat berperan penting dalam kegiatan
ekonomi karena menyangkut kebutuhan manusia. Tanpa adanya
produksi persediaan konsumsi akan menjadi langka dan masyarakat akan
mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhannya. Oleh sebab itu,
manusia harus berusaha memproduksi barang dan jasa agar alat pemuas
kebutuhannya terpenuhi.

7
1. Pengertian Produksi
a.

Pengertian produksi menurut ilmu ekonomi
Menurut ilmu ekonomi, produksi tidak terbatas pada
kegiatan menghasilkan barang atau jasa, tetapi juga kegiatan
yang sifatnya menambah nilai atau kegunaan barang yang
sudah ada menjadi lebih tinggi nilainya. Perhatikan contoh
berikut. Tukang kayu yang mengecat kursi hasil buatanya.
Pedagang yang membeli sepeda bekas lalu ia bersihkan,
perbaiki, dan dicat kembali lalu dijual. Berdasarkan uraian di
atas, produksi menurut ilmu ekonomi adalah setiap kegiatan
yang dilakukan manusia untuk menghasilkan/menaikan nilai
kegunaan barang/jasa.

2. Tujuan Produksi
Tujuan kegiatan produksi, antara lain:
a.

Menghasilkan/menciptakan suatu barang.

b.

Menambah serta meningkatkan nilai guna barang yang sudah
ada.

c.

Memenuhi kebutuhan manusia.

d.

Memperoleh tambahan penghasil untuk mendapatkan alat
pemuas lainya.

3. Jenis-jenis Usaha yang Memerlukan Produksi
a. Usaha ekstraktif, yaitu usaha yang dilakukan dengan cara
mengambil langsung sumber daya alam tanpa mengubah wujud
barang produksi tersebut.
b. Usaha jasa, merupakan merupakan kegiatan produksi alat
pemenuhan kebutuhan berupa jasa tertentu, seperti, salon
kecantikan, asuransi, penginapan, dan aneka produk jasa lainya.
c. Usaha Agraris, adalah usaha yang bergerak dengan cara
mengelola tanah dan hewan untuk menghasilkan alat pemenuh
kebutuhan manusia contohnya perkebunan.

8
D. Kerangka Pikir
Kerangka pikir yang dibangun dalam kegiatan kajian evaluasi dampak ini
adalah sebagai berikut:

Peningkatan
Produksi Padi
Model SL-PTT

Difusi Inovasi
Berdasarkan logical framework tersebut kajian evaluasi dampak SL-PTT
Padi ingin diketahui apakah kegiatan SL-PTT berpengaruh pada peningkatan
produksi padi dan difusi inovasi petani?

9
I.

METODOLOGI KAJIAN EVALUASI DAMPAK

A. Model Evaluasi
Model evaluasi yang digun adalah model before and after evaluation yakni
membandingkan pengaruh sebelum dan sesudah dilaksankan SL-PTT terhadap
peningkatan produksi dan difusi inovasi.

B. Variabel
Variabel yang digunakan adalah Peningkatan Produksi dan Difusi Inovasi
oleh Petani.
C. Indikator
Indikator yang digun adalah penambahan produksi padi untuk variabel
peningkatan produksi dan frekwensi petani yang melakukan difusi.

D. Alat Ukur
Alat ukur yang digun adalah perbandingan jumlah produksi sebelum dan
sesudah

adanya

kegiatan

SL-PTT

dan

perbandingan

frekwensi

serta

peningkatan wilayah difusi oleh petani sebelum dan sesudah adanya kegiatan
SL-PTT

E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dengan petani
menggunakan kuesioner.
F. Penentuan Petani Sampel
Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling method,
sampel yang diambil adalah petani dari kelompok tani yang menerima program
SL-PTT pada tahun 2011 dengan jenis irigasi tadah hujan di Kecamatan Cibadak
dan Warunggunung Kabupaten Lebak sebanyak 30 orang.

G. Teknik Analisis Interpretasi Data

10
Analisis interpretasi data menggunakan SPSS 17, dengan model analisis
data yang digunakan adalah statistik parametrik Paired Sample T Test dimana
dua pengukuran pada subjek yang sama terhadap suatu pengaruh atau
perlakuan tertentu diukur. Dasar pemikirannya adalah apabila kegiatan SL-PTT
tidak memiliki pengaruh, maka perbedaan rata-ratanya adalah nol.
H. Keterbatasan Evaluasi
Evalusi ini terbatas pada aspek peningkatan produksi dan difusi inovasi,
meski dampak dari kegiatan SL-PTT memiliki dampak pada aspek-aspek lainnya
seperti Perilaku Petani, Kelembagaan Petani dan lain sebagainya.

11
II.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Evaluasi dampak SL-PTT padi dilaksanakanpada tanggal1sampai
dengan12 juli 2013, di Kecamatan Cibadak Desa Bojong Leles di Kelompok
dengan petani sampel sebanyak10 orang dan di Kecamatan Warunggunung
Desa Jagabaya dengan petani sample sebanyak 10.
Hasil analisis pengaruh SL-PTT terhadap produksi dan terhadap difusi
inovasi, dengan tingkat kepercayaan 0.05 menggunakan Paired –Sample T test
adalah sebagai berikut:
a.

Pengaruh SL-PTT terhadap Produksi
Pengaruh SL-PTT terhadap Produksi yang dianalisa menggunakan
SPSS 17 dengan hasil analisa sebagai berikut:

Paired Samples Statistics
Mean
Pair Sebelum 2.817500
1
Sesudah 3.2225

N

Std. Deviation

Std. Error Mean

20

.3703750

.0828184

20

.41310

.09237

Hasil analisa Paired Samples Statistic dengan jumlah samplel 20
orang dengan nilai rata-rata (mean) sebelum dilaksanakan kegiatan SLPTT Padi adalah 2.82 meningkat setelah adanya kegiatan SL-PTT Padi
menjadi 3.22.
Sedangkan untuk mengetahui apakah kegiatan SL-PTT Padi
berpengaruh terhadap peningkatan produksi dapat dijelaskan dalam Paired
Samples Correlation di bawah ini:
Paired Samples Correlations
N
Pair Sebelum & Sesudah
1

Correlation

Sig.

20

.918

.000

12
Nilai Sig (0.000) < tingkat kepercayaan (α) 0.05 menunjukan bahwa
SL-PTT memberikan pengaruh yang sangat kuat terhadap peningkatan
produksi padi yaitu sebesar 0.918.
Sedangkan untuk mengetahui apakah ada perubahan antara
sebelum dan sesudah dilaksanakan kegiatan SL-PTT terhadap Produksi
Padi dapat digambarkan sebagai berikut:
Paired Samples Test
Paired Differences

Std.
Std.
Deviatio Error
Mean n
Mean
Pair Sebelum
1
Sesudah

95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower

Upper

t

Df

-.163755 .036616 19
.4050 3
8
.481639 .328360 11.06
000
8
2
0

Sig. (2tailed)
.000

Hipotesis:
H0 = Tidak ada perbedaan antara jumlah produksi sebelum dan sesudah
dilaskanakan kegiatan SL-PTT.
H1

=

Ada perbedaan jumlah produksi antara sebelum dan sesudah

dilaksanakan kegiatan SL-PTT.
Dengan memutlakan nilai t hitung dan membandingkannya dengan nilai t
tabel maka dapat diketahui bahwa t hitung 11.060 > dari t tabel (0.975,19)
2.093. Dengan demikian H0 ditolak sehingga terdapat perbedaan jumlah
produksi antara sebelum dan sesudah dilaksankaan kegiatan SL-PTT.

Hasil analisis menggunakan paired sample t test di atas menunjukan
bahwa kegiatan SL-PTT memiliki pengaruh terhadap peningkatan produksi
yang signifikan, dengan demikian paket teknologi SL-PTT seperti
penggunaan pupuk berimbang, penggunaan varietas benih unggul,
pengelolaan hama terpadu, penggunaan sistem pertanaman spesifik lokasi
dan lain sebagainya menjadi komponen utama yang perlu dikembangkan
agar peningkatan produksi dapat terwujud.

13
b.

Pengaruh SL-PTT terhadap Difusi inovasi
Analisis pengaruh kegiatan SL-PTT terhadap peningkatan frekwensi
difusi inovasi yang dilakukan oleh petani dapat dilihat pada tabel Paired
Samples Statistics dibawah ini:
Paired Samples Statistics
Mean
Pair Sebelum 1.25
1
Sesudah 4.70

N

Std. Deviation

Std. Error Mean

20

.851

.190

20

1.081

.242

Hasil analisa menggunakan SPSS 17 tentang peningkatan frekwensi
difusi inovasi oleh petani menunjukan bahwa terdapat peningkatan nilai
rata-rata sebesar 3.45 dari jumlah sample sebanyak 20 orang petani.
Sedangkan untuk mengetahui apakah kegiatan SL-PTT memiliki
pengaruh terhadap aktivitas petani dalam melakukan difusi inovasi dapat
digambarkan pada tabel dibawah ini:
Paired Samples Correlations
N

Sig.

20

Pair Sebelum & Sesudah
1

Correlation
.544

.013

Nilai Sig (0.000) < tingkat kepercayaan (α) 0.05 menunjukan bahwa
SL-PTT memberikan pengaruh kuat terhadap peningkatan difusi inovasi
yaitu sebesar 0.544.
Sedangkan untuk mengetahui apakah ada perubahan antara
sebelum

dan

sesudah

dilaksanakan

kegiatan

SL-PTT

terhadap

peningkatan frekwensi difusi inovasi dapat digambarkan sebagai berikut:

Paired Samples Test
Paired Differences
Std.
Std.
Deviatio Error
Mean n
Mean

95% Confidence
Interval of the
Difference
T

df

Sig. (2tailed)

14
Lower
Pair Sebelum
1
Sesudah

-.945
3.450

.211

Upper

-3.892

-3.008

19
16.33
5

.000

Hipotesis:
H0 = Tidak ada perbedaan antara frekwnensi difusi inovasi oleh petani
sebelum dan sesudah dilaskanakan kegiatan SL-PTT
H1

=

Ada perbedaan jumlah frekwensi difusi inovasi oleh petani antara

sebelum dan sesudah dilaksanakan kegiatan SL-PTT
Dengan memutlakan nilai t hitung dan membandingkannya dengan nilai t
tabel maka dapat diketahui bahwa t hitung 16.335> dari t tabel (0.975,19)
2.093. Dengan demikian H0 ditolak sehingga terdapat perbedaan frekwensi
difusi inovasi oleh petani antara sebelum dan sesudah dilaksanakan
kegiatan SL-PTT.

Hasil kajian tentang pengaruh SL-PTT terhadap difusi inovasi memiliki
korelasi yang signifikan dan terjadi peningkatan frekwensi difusi inovasi
yang dilakukan oleh petani. Meingkatnya difusi inovasi setelah kegiatan SLPTT diakibatkan karena petani mengambil keputusan untuk menerapkan
SL-PTT dan adopsi tersebut berhasil dan sehingga petani melakukan difusi
ke petani lain.

III.

A.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan kajian evaluasi
dampak ini adalah sebagai berikut:

15
1.

Kegiatan SL-PTT Padi Sawah berpengaruh sangat kuat(signifikan)
terhadap meningkatnya produksi sebesar 0.918

2.

Kegiatan SL-PTT padi sawah berpengaruh kuat terhadap
peningkatan frekwensi difusi oleh petani sebesar 0,544.

B.

Saran
1.

Peningkatan produksi sebagai akibat dari kegiatan SL-PTT padi
sawah perlu dipertahankan dan ditingkatkan sehingga dapat
memenuhi target.

2.

Peningkatan difusi inovasi perlu ditingkatkan dengan cara
mendorong

petani

terutama

oleh

penyuluh

untuk

mensosialisasikan keunggulan teknologi SL-PTT kepada petani
lain.

16
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, dkk. 2008, Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoritis Praktis
Bagi Mahasiswa dan Praktisi pendidikan, edisi 2, Bumi Aksara, Jakarta.
Deptan, 2008, Pedoman SL-PTT Padi Sawah, Departemen Pertanian, Jakarta
Effendi L, 2011 Modul Evaluasi Dampak, Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian,
Bogor. Bogor.
Ellies, Peter, 2006, Impact Evaluation: Methodological and Operational Issues.
Australan Aid Office of Development effectiveness
Rossi, Peter H., and Freeman, Howard E., 1985, Evaluation: A Systematic
Approach, Sage Publication Inc. Beverly Hills, California, USA
Yulianto, G. 2008, Evaluasi Dampak Penyuluhan Pertanian di Kecamatan Bantul,
STPP Yogyakarta, Yogyakarta

17

More Related Content

What's hot

kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alam
kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alamkearifan dalam pemanfaatan sumber daya alam
kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alamFarah Della
 
Pembangunan Pertanian Berkelanjutan
Pembangunan Pertanian BerkelanjutanPembangunan Pertanian Berkelanjutan
Pembangunan Pertanian BerkelanjutanSri Wahyuni
 
Makalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanian
Makalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanianMakalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanian
Makalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanianOpissen Yudisyus
 
PENGEMBANGAN MODEL KEMITRAAN AGRIBISNIS: ASPEK MEKANISASI PERTANIAN
PENGEMBANGAN MODEL KEMITRAAN AGRIBISNIS: ASPEK MEKANISASI PERTANIANPENGEMBANGAN MODEL KEMITRAAN AGRIBISNIS: ASPEK MEKANISASI PERTANIAN
PENGEMBANGAN MODEL KEMITRAAN AGRIBISNIS: ASPEK MEKANISASI PERTANIANRepository Ipb
 
Kearifan Lokal dalam Pemanfaatan Sumber Daya Alam
Kearifan Lokal dalam Pemanfaatan Sumber Daya AlamKearifan Lokal dalam Pemanfaatan Sumber Daya Alam
Kearifan Lokal dalam Pemanfaatan Sumber Daya AlamFarah Della
 
Geografi - kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alam
Geografi - kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alamGeografi - kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alam
Geografi - kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alamFarah Della
 
kurikulum 2013 geografi bab 6
kurikulum 2013 geografi bab 6kurikulum 2013 geografi bab 6
kurikulum 2013 geografi bab 6Muhammad Irfan
 
Potensi & Prospek Sektor Agribisnis
Potensi & Prospek Sektor AgribisnisPotensi & Prospek Sektor Agribisnis
Potensi & Prospek Sektor AgribisnisDennisaDianita
 
Ppt Kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alam
Ppt Kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alamPpt Kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alam
Ppt Kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alamDoris Agusnita
 
Masalah Perkebunan di Indonesia
Masalah Perkebunan di IndonesiaMasalah Perkebunan di Indonesia
Masalah Perkebunan di IndonesiaHeri Saputra
 
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian TerpaduBahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian TerpaduPurwandaru Widyasunu
 
Strategi pengembangan komoditas unggulan sektor pertanian tanaman pangan di k...
Strategi pengembangan komoditas unggulan sektor pertanian tanaman pangan di k...Strategi pengembangan komoditas unggulan sektor pertanian tanaman pangan di k...
Strategi pengembangan komoditas unggulan sektor pertanian tanaman pangan di k...anif fahmi
 
GEOGRAFI XI MIA 5 Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam
GEOGRAFI XI MIA 5 Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alamGEOGRAFI XI MIA 5 Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam
GEOGRAFI XI MIA 5 Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alamfarahmaudy47
 
Perspektif Agribisnis
Perspektif AgribisnisPerspektif Agribisnis
Perspektif Agribisniskodok666
 
Akalah tentang pertanian di indonesia
Akalah tentang pertanian di indonesiaAkalah tentang pertanian di indonesia
Akalah tentang pertanian di indonesiaFebrilidia
 

What's hot (20)

Pengantar agribisnis
Pengantar agribisnisPengantar agribisnis
Pengantar agribisnis
 
kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alam
kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alamkearifan dalam pemanfaatan sumber daya alam
kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alam
 
Pembangunan Pertanian Berkelanjutan
Pembangunan Pertanian BerkelanjutanPembangunan Pertanian Berkelanjutan
Pembangunan Pertanian Berkelanjutan
 
Makalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanian
Makalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanianMakalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanian
Makalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanian
 
PENGEMBANGAN MODEL KEMITRAAN AGRIBISNIS: ASPEK MEKANISASI PERTANIAN
PENGEMBANGAN MODEL KEMITRAAN AGRIBISNIS: ASPEK MEKANISASI PERTANIANPENGEMBANGAN MODEL KEMITRAAN AGRIBISNIS: ASPEK MEKANISASI PERTANIAN
PENGEMBANGAN MODEL KEMITRAAN AGRIBISNIS: ASPEK MEKANISASI PERTANIAN
 
Kearifan Lokal dalam Pemanfaatan Sumber Daya Alam
Kearifan Lokal dalam Pemanfaatan Sumber Daya AlamKearifan Lokal dalam Pemanfaatan Sumber Daya Alam
Kearifan Lokal dalam Pemanfaatan Sumber Daya Alam
 
Geografi - kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alam
Geografi - kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alamGeografi - kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alam
Geografi - kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alam
 
kurikulum 2013 geografi bab 6
kurikulum 2013 geografi bab 6kurikulum 2013 geografi bab 6
kurikulum 2013 geografi bab 6
 
Potensi & Prospek Sektor Agribisnis
Potensi & Prospek Sektor AgribisnisPotensi & Prospek Sektor Agribisnis
Potensi & Prospek Sektor Agribisnis
 
Ppt Kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alam
Ppt Kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alamPpt Kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alam
Ppt Kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alam
 
Buku ekonomi pertanian
Buku ekonomi pertanianBuku ekonomi pertanian
Buku ekonomi pertanian
 
Masalah Perkebunan di Indonesia
Masalah Perkebunan di IndonesiaMasalah Perkebunan di Indonesia
Masalah Perkebunan di Indonesia
 
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian TerpaduBahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
 
Strategi pengembangan komoditas unggulan sektor pertanian tanaman pangan di k...
Strategi pengembangan komoditas unggulan sektor pertanian tanaman pangan di k...Strategi pengembangan komoditas unggulan sektor pertanian tanaman pangan di k...
Strategi pengembangan komoditas unggulan sektor pertanian tanaman pangan di k...
 
GEOGRAFI XI MIA 5 Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam
GEOGRAFI XI MIA 5 Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alamGEOGRAFI XI MIA 5 Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam
GEOGRAFI XI MIA 5 Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam
 
Perspektif Agribisnis
Perspektif AgribisnisPerspektif Agribisnis
Perspektif Agribisnis
 
Ptpt
PtptPtpt
Ptpt
 
Pertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutanPertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutan
 
Ptpt 1
Ptpt 1Ptpt 1
Ptpt 1
 
Akalah tentang pertanian di indonesia
Akalah tentang pertanian di indonesiaAkalah tentang pertanian di indonesia
Akalah tentang pertanian di indonesia
 

Similar to Peningkatan Produksi dan Difusi Inovasi SL-PTT Lebak

SEMINAR PROPOSAL IRWANTO.pptx
SEMINAR PROPOSAL IRWANTO.pptxSEMINAR PROPOSAL IRWANTO.pptx
SEMINAR PROPOSAL IRWANTO.pptxAzharKurnianto
 
Perspektif Agribisnis
Perspektif AgribisnisPerspektif Agribisnis
Perspektif AgribisnisBBPP_Batu
 
Sucik Puji Utami, Dr. Ceacilia Sri Midarti, M.Si, Diskusi 2.1 Contoh Peneliti...
Sucik Puji Utami, Dr. Ceacilia Sri Midarti, M.Si, Diskusi 2.1 Contoh Peneliti...Sucik Puji Utami, Dr. Ceacilia Sri Midarti, M.Si, Diskusi 2.1 Contoh Peneliti...
Sucik Puji Utami, Dr. Ceacilia Sri Midarti, M.Si, Diskusi 2.1 Contoh Peneliti...SUCIK PUJI UTAMI
 
Sukma, peranan sektor pertanian
Sukma, peranan sektor pertanianSukma, peranan sektor pertanian
Sukma, peranan sektor pertanianSukma Wijaya
 
PERTANIAN YANG BERKEBUDAYAAN INDUSTRI.pptx
PERTANIAN YANG BERKEBUDAYAAN INDUSTRI.pptxPERTANIAN YANG BERKEBUDAYAAN INDUSTRI.pptx
PERTANIAN YANG BERKEBUDAYAAN INDUSTRI.pptxWan Na
 
Perspektif pengembangan pertanian bioindustri 7 april 2015
Perspektif  pengembangan pertanian bioindustri 7 april 2015Perspektif  pengembangan pertanian bioindustri 7 april 2015
Perspektif pengembangan pertanian bioindustri 7 april 2015IAARD/Bogor, Indonesia
 
Proposal padi organik srimukti desa atapang
Proposal padi organik srimukti desa atapangProposal padi organik srimukti desa atapang
Proposal padi organik srimukti desa atapangirwandeni
 
Adm Pembangunan PENGEMBANGAN SEKTOR PERTANIAN Aning dan Inas Prodi AP UGK
Adm Pembangunan PENGEMBANGAN SEKTOR PERTANIAN Aning dan Inas Prodi AP UGKAdm Pembangunan PENGEMBANGAN SEKTOR PERTANIAN Aning dan Inas Prodi AP UGK
Adm Pembangunan PENGEMBANGAN SEKTOR PERTANIAN Aning dan Inas Prodi AP UGKUGK
 
PPT DIFUSI INOVASI PERTANIAN.pptx
PPT DIFUSI INOVASI PERTANIAN.pptxPPT DIFUSI INOVASI PERTANIAN.pptx
PPT DIFUSI INOVASI PERTANIAN.pptxauliaseftiari
 
Peran sektor Pertanian
Peran sektor PertanianPeran sektor Pertanian
Peran sektor PertanianEem Masitoh
 
Menyusun materi penyuluhan
Menyusun materi penyuluhanMenyusun materi penyuluhan
Menyusun materi penyuluhanwika_wibowo
 

Similar to Peningkatan Produksi dan Difusi Inovasi SL-PTT Lebak (20)

SEMINAR PROPOSAL IRWANTO.pptx
SEMINAR PROPOSAL IRWANTO.pptxSEMINAR PROPOSAL IRWANTO.pptx
SEMINAR PROPOSAL IRWANTO.pptx
 
KOMUNIKASI PERTANIAN
KOMUNIKASI PERTANIANKOMUNIKASI PERTANIAN
KOMUNIKASI PERTANIAN
 
Kata pengantar
Kata  pengantarKata  pengantar
Kata pengantar
 
11816-24749-1-PB.pdf
11816-24749-1-PB.pdf11816-24749-1-PB.pdf
11816-24749-1-PB.pdf
 
Sinkronisasi rumusan 1
Sinkronisasi rumusan 1Sinkronisasi rumusan 1
Sinkronisasi rumusan 1
 
Sinkronisasi rumusan 1
Sinkronisasi rumusan 1Sinkronisasi rumusan 1
Sinkronisasi rumusan 1
 
Perspektif Agribisnis
Perspektif AgribisnisPerspektif Agribisnis
Perspektif Agribisnis
 
Rdhptaman agro inovasi
Rdhptaman agro inovasiRdhptaman agro inovasi
Rdhptaman agro inovasi
 
Sucik Puji Utami, Dr. Ceacilia Sri Midarti, M.Si, Diskusi 2.1 Contoh Peneliti...
Sucik Puji Utami, Dr. Ceacilia Sri Midarti, M.Si, Diskusi 2.1 Contoh Peneliti...Sucik Puji Utami, Dr. Ceacilia Sri Midarti, M.Si, Diskusi 2.1 Contoh Peneliti...
Sucik Puji Utami, Dr. Ceacilia Sri Midarti, M.Si, Diskusi 2.1 Contoh Peneliti...
 
Sukma, peranan sektor pertanian
Sukma, peranan sektor pertanianSukma, peranan sektor pertanian
Sukma, peranan sektor pertanian
 
PERTANIAN YANG BERKEBUDAYAAN INDUSTRI.pptx
PERTANIAN YANG BERKEBUDAYAAN INDUSTRI.pptxPERTANIAN YANG BERKEBUDAYAAN INDUSTRI.pptx
PERTANIAN YANG BERKEBUDAYAAN INDUSTRI.pptx
 
Perspektif pengembangan pertanian bioindustri 7 april 2015
Perspektif  pengembangan pertanian bioindustri 7 april 2015Perspektif  pengembangan pertanian bioindustri 7 april 2015
Perspektif pengembangan pertanian bioindustri 7 april 2015
 
Proposal padi organik srimukti desa atapang
Proposal padi organik srimukti desa atapangProposal padi organik srimukti desa atapang
Proposal padi organik srimukti desa atapang
 
Adm Pembangunan PENGEMBANGAN SEKTOR PERTANIAN Aning dan Inas Prodi AP UGK
Adm Pembangunan PENGEMBANGAN SEKTOR PERTANIAN Aning dan Inas Prodi AP UGKAdm Pembangunan PENGEMBANGAN SEKTOR PERTANIAN Aning dan Inas Prodi AP UGK
Adm Pembangunan PENGEMBANGAN SEKTOR PERTANIAN Aning dan Inas Prodi AP UGK
 
Rdhp upsus 2018
Rdhp upsus 2018Rdhp upsus 2018
Rdhp upsus 2018
 
PPT DIFUSI INOVASI PERTANIAN.pptx
PPT DIFUSI INOVASI PERTANIAN.pptxPPT DIFUSI INOVASI PERTANIAN.pptx
PPT DIFUSI INOVASI PERTANIAN.pptx
 
1MM01745.pdf
1MM01745.pdf1MM01745.pdf
1MM01745.pdf
 
Peran sektor Pertanian
Peran sektor PertanianPeran sektor Pertanian
Peran sektor Pertanian
 
Menyusun materi penyuluhan
Menyusun materi penyuluhanMenyusun materi penyuluhan
Menyusun materi penyuluhan
 
SLPTT
SLPTTSLPTT
SLPTT
 

Recently uploaded

AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 

Peningkatan Produksi dan Difusi Inovasi SL-PTT Lebak

  • 1. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan pemenuhan kebutuhan pangan di Indonesia merupakan salahsatu aspek yang menjadi prioritas untuk diselesaikan, karena pangan dapat berpengaruh kepada kualitas sumberdaya manusia. Sumberdaya manusia merupakan salahsatu modal penting untuk kemajuan Indonesia itu sendiri dimasa yang akan datang. Selain itu, pangan juga merupakan komoditas politik yang dapat mempengaruhi kualitas pemerintahan, terkelolanya pangan dengan baik, menunjukan kemampuan pengelolaan negara dalam bidang pertanian berjalan dengan baik. Komoditas pangan terpenting di Indonesia saat ini adalah beras, hampir seluruh masyarakat indonesia saat ini menjadikan beras sebagai makanan pokok sehari-hari, sehingga tuntutan akan peningkatan produksi beras saat ini menjadi sangat tinggi, sehingga wajar jika saat ini kementrian pertanian selaku stake holder dalam bidang pertanian berusaha menggenjot produksi beras guna memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut. Salahsatu program yang bertujuan untuk meningkatkan produksi beras tersebut adalah program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Padi Sawah yang bertujuan untuk meningkatkan produksi padi (sebagai bahan penghasil beras) melalui penerapan dan perakitan teknologi yang dilaksanakan secara partisipatif dan sesuai dengan keadaan lingkungannya (spesifik lokasi). Kegiatan SL-PTT Padi sawah dilaksanakan diseluruh Provinsi dan Kabupaten di Indonesia, termasuk di Kabupaten Lebak. Di Kabupaten ini kegiatan SL-PTT telah dilaksanakan sejak tahun 2008, kendati demikian dalam pelaksanaannya kajian dan evaluasi terhadap dampak dari kegiatan tersebut, belum pernah digali secara lebih mendalam, terutama dalam aspek dampaknya bagi peningkatan produksi sebagai tujuan utama dan peningkatan difusi inovasi sebagai bagian dari partisipasi petani untuk menyebarkan teknologi SL-PTT terhadap petani Berdasarkan hal tersebut, maka dalam kegiatan ini akan dicoba dikaji 1
  • 2. tentang dampak SL-PTT Padi Sawah terhadap peningkatan produksi dan peningkatan frekwensi difusi inovasi yang dilaksanakan oleh petani penerima SL-PTT di Kabupaten Lebak, dengan harapan kegiatan tersebut dapat menjawab sejauh mana pengaruh SL-PTT yang dilaksanakan di Kabupaten Lebak dalam kedua aspek tersebut. B. Rumusan Masalah Dalam kajian evaluasi dampak ini, masalah yang dirumuskan adalah sebagai berikut: 1. Sejauh mana pengaruh SL-PTT terhadap peningkatan produksi padi di Kabupaten Lebak? 2. Sejauh mana pengaruh SL-PTT terhadap peningkatan difusi inovasi yang dilakukan petani di Kabupaten Lebak? C. Tujuan Tujuan dari kajian evaluasi dampak ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui sejauh mana kegiatan SL-PTT berpengaruh terhadap peningkatan produksi padi di Kabuapten Lebak 2. Untuk mengetahui sejauh maba kegiatan SL-PTT berpengaruh terhadap peningkatan difusi inovasi yang dilakukan oleh petani di Kabupaten Lebak D. Manfaat Manfaat dari kegiatan kajian evaluasi dampak ini adalah sebagai berikut: 1. Dapat diketahui sejauh mana pengaruh SL-PTT terhadap peningkatan produksi di Kabupaten Lebak 2. Dapat diketahui sejau mana pengaruh SL-PTT terhadap difusi inovasi yang dilakukan petani di Kabupaten Lebak 2
  • 3. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) 1. Pengertian Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT) adalah suatu pendekatan inovatif dalam upayakana meningkatkan produktivitas dan efisiensi usahatani melalui perbaikan sistem/pendekatan dalam perakitan paket teknologi yang sinergis antar komponen teknologi, dilakukan secara partisipatif oleh petani serta bersifat spesifik lokasi (Pedum SL-PTT, 2003) Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) adalah suatu tempat Pendidikan non formal bagi petani untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam mengenali potensi, menyusun rencana usahatani, mengatasi permasalahan, mengambil keputusan dan menerapkan teknologi yang sesuai dengan kondisi sumberdaya setempat (Pedum SL-PTT, 2003) 2. Prinsip-prinsip PTT PTT adalah suatu pendekatan ekoregional yang ditempuh untuk meningkatkan produktivitas tanaman pangan dengan memperhatikan: a. Prinsip-prinsip efisiensi. Dengan pendekatan PTT diharapkan selain produktivitas naik, biaya produksi optimal, produk berdaya saing dan lingkungan terpelihara. b. Dalam pengembangan inovasi teknologi dengan pendekatan PTT, digunakan prinsip sinergisme, yaitu bahwa pengaruh komponen teknologi secara bersama terhadap produktivitas lebih tinggi dari pengaruh penjumlahan dan komponen teknologi sendiri-sendiri. c. Karena lahan pertanian mempunyai tingkat kesesuaian bagi tanaman pangan yang berbeda antara sentra produksi dan di dalam sentra produksi, maka kombinasi komponen teknologi dapat berbeda antara sentra produksi satu dengan lainnya. 3
  • 4. 3. Tahapan Penerapan PTT Langkah pertama penerapan PTT adalah pemandu bersama petani melakukan pengamatan dan menganalisa potensi lahan yang dimiliki, infrastruktur pendukungnya dan permasalahan yang ada, menentukan pemilihan komponen teknologi PTT yang lokasi dll. Pada tahap ini spesifik dapat diketahui keinginan dan harapan petani, karakteristik lingkunga biofisik, kondisi sosial ekonomi, budaya petani setempat dan masyarakat sekitar. Langkah kedua adalah menyusun komponen teknologi yang sesuai dengan karakteristik dan masalah di daerah pengembangan. Komponen teknologi tersebut bersifat dinamis yaitu mengalami perbaikan dan perubahan, sesuai dengan perkembangan inovasi dan masukan dari petani dan masyarakat setempat. Langkah ketiga adalah menerapkan teknologi utama PTT di lahan usahataninya. 4. Komponen Teknologi Unggulan PTT Padi Komponen teknologi unggulan pengelolaan tanaman terpadu Padi (Pedum SL-PTT, 2003) adalah sebagai berikut: a. Penggunaanvarietasunggulbaru(VUB) berlabel yang berdayahasil tinggi, bernilai ekonomi tinggi. b. Pemupukanberimbangdenganpenggunaanpupuk secaraberimbangdan sesuai kebutuhantanaman spesifik lokasi. c. Penggunaan pupuk organik berupa kompos dan pupuk kandang sebagai penyedia hara dan pembenah tanah. d. Penggunaan alat mesin (alsin) berupa alat pra panendanpascapanen untuk menekankerus hasil. e. Pengairan dan pompanisasi dengan pemanfaatan air irigasi, air hujan, embung, sumur pantek, dan sumber air permukaan (sungai danau, sumurbuatan). f. Penggunaan benih menghasilkandaya bermutu dengan perkecambahan varietas unggul yangtinggi dan seragam,tanaman yangsehat denganperakaranyangbaik,tanaman tumbuhlebih cepat, tahan terhadap hama dan penyakit, berpotensi 4
  • 5. hasil tinggi dan mutu hasil yang lebih baik. g. Penanamanyang tepat waktu, serentak dan jumlah populasi yang optimaldapat menghindariserangan hama dan penyakit, menekan pertumbuhan gulma, memberikan pertumbuhan tanamanyangsehatdan seragamsertahasilyang tinggi. h. Pemberianpupuksecaraberimbangberdasarkan kebutuhantanaman dan ketersediaan hara denganprinsiptepatjumlah,jenis,cara,dan waktu tanah aplikasi sesuai dengan jenis tanaman memberikan pertumbuhan yang baik dan meningkatkankemampuan tanamanmencapai hasil tinggi. i. Pemberianair padatanamansecaraefektifdan efisien sesuai dengan kebutuhan tanamandan kondisi tanah merupfaktor penting bagi pertumbuhan danhasiltanamanyaituairsebagai pelarut sekaligus pengangkut hara dari tanah ke bagiantanaman. Kebutuhan air disetiap stadia tanamanberbeda-beda,pemberian airsecaratepat meningkatkan hasildanmenekanterjadinya stres pada tanaman yang diakibatkan karena kekurangan dan kelebihanair. j. Perlindungan tanaman dilaksanakanakauntuk mengantisipasidanmengendalikanserangan OPT tanaman dengan meminimalkan kerus ataupenurunan produksi akibat serangan OPT.Pengendalian dilakukan berdasarkan prinsipdan strategi pengendalian hama terpadu (PHT). Khususnya pengendalian denga pestisida merup pilihan terakhir bila serangan OPT berada diatas ambang ekonomi. Penggunaan pestisida harus memperhatikan jenis, dengan ketentuan jumlah dan cara penggunaannya sesuai dan peraturanyangberlaku sehinggatidak menimbulkan resurjensi atau resistensi OPT atau dampak lain yang merugikan lingkungan. k. Penanganan panen dan pasca panen memberikan hasilyangoptimaljikapanendilakukan pada umur dan cara yang tepat yaitu tanamandipanen pada masak fisiologis berdasarkan umurtanaman, kadar airdan penamp visualhasil sesuai dengan diskripsi varietas. Pemanenandilakukandengansistem kelompokyangdilengkapi dengan peralatandanmesinyang cocok sehingga menekan kehilanganhasil.Hasil panendikemas dalam 5
  • 6. wadahdan disimpanditempatpenyimpanan yangaman dariOPT danperusak hasillainnya sehingga mutu hasil tetap terjaga. B. Difusi Inovasi 1. Pengertian Difusi dan Inovasi Difusi Inovasi terdiri dari dua padanan kata yaitu difusi dan inovasi. Difusi sebagai proses dimana suatu inovasi dikomunikasikan melalui saluran tertentu dalam jangka waktu tertentu di antara para anggota suatu sistem sosial (the process by which an innovation is communicated through certain channels overtime among the members of a social system)(Rogers, 1983). Disamping itu, difusi juga dapat dianggap sebagai suatu jenis perubahan sosial yaitu suatu prosperubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi sistem sosial. Sedangkan Inovasi adalah suatu gagasan, praktek, atau benda yang dianggap/dirasa baru oleh individu atau kelompok masyarakat. Ungkapan dianggap/dirasa baru terhadap suatu ide, praktek atau benda oleh sebagian orang, belum tentu juga pada sebagian yang lain. Kesemuanya tergantung apa yang dirasakan oleh individu atau kelompok terhadap ide, praktek atau benda tersebut. Dari kedua padanan kata di atas, maka difusi inovasi adalah suatu proses penyebar serapan ide-ide atau hal-hal yang baru dalam upaya untuk merubah suatu masyarakat yang terjadi secara terus menerus dari suatu tempat ke tempat yang lain, dari suatu kurun waktu ke kurun waktu yang berikut, dari suatu bidang tertentu ke bidang yang lainnya kepada sekelompok anggota dari sistem sosial. Tujuan utama dari difusi inovasi adalah diadopsinya suatu inovasi (ilmu pengetahuan, tekhnologi, bidang pengembangan masyarakat) oleh anggota sistem sosial tertentu. Sistem sosial dapat berupa individu, kelompok informal, organisasi sampai kepada masyarakat. 2. Elemen Difusi Inovasi Menurut Rogers (1983) dalam proses difusi inovasi terdapat 4 (empat) elemen pokok, yaitu: suatu inovasi, dikomunikasikan melalui saluran komunikasi tertentu, dalam jangka waktu dan terjadi diantara anggota-anggota suatu sistem sosial. 6
  • 7. a. Inovasi (gagasan, tindakan atau barang) yang dianggap baru oleh seseorang. Dalam hal ini, kebaruan inovasi diukur secara subjektif menurut pandangan individu yang menerimanya. b. Saluran komunikasi, adalah alat untuk menyampaikan pesanpesan inovasi dari sumber kepada penerima. Jika komunikasi dimaksudkan untuk memperkenalkan suatu inovasi kepada khalayak yang banyak dan tersebar luas, maka saluran komunikasi yang lebih tepat, cepat dan efisien, adalah media masa. Tetapi jika komunikasi dimaksudkan untuk mengubah sikap atau perilaku penerima secara personal, maka saluran komunikasi yang paling tepat adalah saluran interpersonal. c. Jangka waktu, yakni proses keputusan inovasi dari mulai seseorang mengetahui sampai memutuskan untuk menerima atau menolaknya. Pengukuhan terhadap keputusan itu sangat berkaitan dengan dimensi waktu. Paling tidak dimensi waktu terlihat dalam (a) proses pengambilan keputusan inovasi, (b) keinovatifan seseorang (relatif lebih awal atau lebih lambat dalam menerima inovasi), dan (c) kecepatan pengadopsian inovasi dalam sistem sosial. d. Sistem sosial merupakan kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat dalam kerjasama untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan bersama. C. Produksi Kegiatan produksi sangat berperan penting dalam kegiatan ekonomi karena menyangkut kebutuhan manusia. Tanpa adanya produksi persediaan konsumsi akan menjadi langka dan masyarakat akan mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhannya. Oleh sebab itu, manusia harus berusaha memproduksi barang dan jasa agar alat pemuas kebutuhannya terpenuhi. 7
  • 8. 1. Pengertian Produksi a. Pengertian produksi menurut ilmu ekonomi Menurut ilmu ekonomi, produksi tidak terbatas pada kegiatan menghasilkan barang atau jasa, tetapi juga kegiatan yang sifatnya menambah nilai atau kegunaan barang yang sudah ada menjadi lebih tinggi nilainya. Perhatikan contoh berikut. Tukang kayu yang mengecat kursi hasil buatanya. Pedagang yang membeli sepeda bekas lalu ia bersihkan, perbaiki, dan dicat kembali lalu dijual. Berdasarkan uraian di atas, produksi menurut ilmu ekonomi adalah setiap kegiatan yang dilakukan manusia untuk menghasilkan/menaikan nilai kegunaan barang/jasa. 2. Tujuan Produksi Tujuan kegiatan produksi, antara lain: a. Menghasilkan/menciptakan suatu barang. b. Menambah serta meningkatkan nilai guna barang yang sudah ada. c. Memenuhi kebutuhan manusia. d. Memperoleh tambahan penghasil untuk mendapatkan alat pemuas lainya. 3. Jenis-jenis Usaha yang Memerlukan Produksi a. Usaha ekstraktif, yaitu usaha yang dilakukan dengan cara mengambil langsung sumber daya alam tanpa mengubah wujud barang produksi tersebut. b. Usaha jasa, merupakan merupakan kegiatan produksi alat pemenuhan kebutuhan berupa jasa tertentu, seperti, salon kecantikan, asuransi, penginapan, dan aneka produk jasa lainya. c. Usaha Agraris, adalah usaha yang bergerak dengan cara mengelola tanah dan hewan untuk menghasilkan alat pemenuh kebutuhan manusia contohnya perkebunan. 8
  • 9. D. Kerangka Pikir Kerangka pikir yang dibangun dalam kegiatan kajian evaluasi dampak ini adalah sebagai berikut: Peningkatan Produksi Padi Model SL-PTT Difusi Inovasi Berdasarkan logical framework tersebut kajian evaluasi dampak SL-PTT Padi ingin diketahui apakah kegiatan SL-PTT berpengaruh pada peningkatan produksi padi dan difusi inovasi petani? 9
  • 10. I. METODOLOGI KAJIAN EVALUASI DAMPAK A. Model Evaluasi Model evaluasi yang digun adalah model before and after evaluation yakni membandingkan pengaruh sebelum dan sesudah dilaksankan SL-PTT terhadap peningkatan produksi dan difusi inovasi. B. Variabel Variabel yang digunakan adalah Peningkatan Produksi dan Difusi Inovasi oleh Petani. C. Indikator Indikator yang digun adalah penambahan produksi padi untuk variabel peningkatan produksi dan frekwensi petani yang melakukan difusi. D. Alat Ukur Alat ukur yang digun adalah perbandingan jumlah produksi sebelum dan sesudah adanya kegiatan SL-PTT dan perbandingan frekwensi serta peningkatan wilayah difusi oleh petani sebelum dan sesudah adanya kegiatan SL-PTT E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dengan petani menggunakan kuesioner. F. Penentuan Petani Sampel Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling method, sampel yang diambil adalah petani dari kelompok tani yang menerima program SL-PTT pada tahun 2011 dengan jenis irigasi tadah hujan di Kecamatan Cibadak dan Warunggunung Kabupaten Lebak sebanyak 30 orang. G. Teknik Analisis Interpretasi Data 10
  • 11. Analisis interpretasi data menggunakan SPSS 17, dengan model analisis data yang digunakan adalah statistik parametrik Paired Sample T Test dimana dua pengukuran pada subjek yang sama terhadap suatu pengaruh atau perlakuan tertentu diukur. Dasar pemikirannya adalah apabila kegiatan SL-PTT tidak memiliki pengaruh, maka perbedaan rata-ratanya adalah nol. H. Keterbatasan Evaluasi Evalusi ini terbatas pada aspek peningkatan produksi dan difusi inovasi, meski dampak dari kegiatan SL-PTT memiliki dampak pada aspek-aspek lainnya seperti Perilaku Petani, Kelembagaan Petani dan lain sebagainya. 11
  • 12. II. HASIL DAN PEMBAHASAN Evaluasi dampak SL-PTT padi dilaksanakanpada tanggal1sampai dengan12 juli 2013, di Kecamatan Cibadak Desa Bojong Leles di Kelompok dengan petani sampel sebanyak10 orang dan di Kecamatan Warunggunung Desa Jagabaya dengan petani sample sebanyak 10. Hasil analisis pengaruh SL-PTT terhadap produksi dan terhadap difusi inovasi, dengan tingkat kepercayaan 0.05 menggunakan Paired –Sample T test adalah sebagai berikut: a. Pengaruh SL-PTT terhadap Produksi Pengaruh SL-PTT terhadap Produksi yang dianalisa menggunakan SPSS 17 dengan hasil analisa sebagai berikut: Paired Samples Statistics Mean Pair Sebelum 2.817500 1 Sesudah 3.2225 N Std. Deviation Std. Error Mean 20 .3703750 .0828184 20 .41310 .09237 Hasil analisa Paired Samples Statistic dengan jumlah samplel 20 orang dengan nilai rata-rata (mean) sebelum dilaksanakan kegiatan SLPTT Padi adalah 2.82 meningkat setelah adanya kegiatan SL-PTT Padi menjadi 3.22. Sedangkan untuk mengetahui apakah kegiatan SL-PTT Padi berpengaruh terhadap peningkatan produksi dapat dijelaskan dalam Paired Samples Correlation di bawah ini: Paired Samples Correlations N Pair Sebelum & Sesudah 1 Correlation Sig. 20 .918 .000 12
  • 13. Nilai Sig (0.000) < tingkat kepercayaan (α) 0.05 menunjukan bahwa SL-PTT memberikan pengaruh yang sangat kuat terhadap peningkatan produksi padi yaitu sebesar 0.918. Sedangkan untuk mengetahui apakah ada perubahan antara sebelum dan sesudah dilaksanakan kegiatan SL-PTT terhadap Produksi Padi dapat digambarkan sebagai berikut: Paired Samples Test Paired Differences Std. Std. Deviatio Error Mean n Mean Pair Sebelum 1 Sesudah 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper t Df -.163755 .036616 19 .4050 3 8 .481639 .328360 11.06 000 8 2 0 Sig. (2tailed) .000 Hipotesis: H0 = Tidak ada perbedaan antara jumlah produksi sebelum dan sesudah dilaskanakan kegiatan SL-PTT. H1 = Ada perbedaan jumlah produksi antara sebelum dan sesudah dilaksanakan kegiatan SL-PTT. Dengan memutlakan nilai t hitung dan membandingkannya dengan nilai t tabel maka dapat diketahui bahwa t hitung 11.060 > dari t tabel (0.975,19) 2.093. Dengan demikian H0 ditolak sehingga terdapat perbedaan jumlah produksi antara sebelum dan sesudah dilaksankaan kegiatan SL-PTT. Hasil analisis menggunakan paired sample t test di atas menunjukan bahwa kegiatan SL-PTT memiliki pengaruh terhadap peningkatan produksi yang signifikan, dengan demikian paket teknologi SL-PTT seperti penggunaan pupuk berimbang, penggunaan varietas benih unggul, pengelolaan hama terpadu, penggunaan sistem pertanaman spesifik lokasi dan lain sebagainya menjadi komponen utama yang perlu dikembangkan agar peningkatan produksi dapat terwujud. 13
  • 14. b. Pengaruh SL-PTT terhadap Difusi inovasi Analisis pengaruh kegiatan SL-PTT terhadap peningkatan frekwensi difusi inovasi yang dilakukan oleh petani dapat dilihat pada tabel Paired Samples Statistics dibawah ini: Paired Samples Statistics Mean Pair Sebelum 1.25 1 Sesudah 4.70 N Std. Deviation Std. Error Mean 20 .851 .190 20 1.081 .242 Hasil analisa menggunakan SPSS 17 tentang peningkatan frekwensi difusi inovasi oleh petani menunjukan bahwa terdapat peningkatan nilai rata-rata sebesar 3.45 dari jumlah sample sebanyak 20 orang petani. Sedangkan untuk mengetahui apakah kegiatan SL-PTT memiliki pengaruh terhadap aktivitas petani dalam melakukan difusi inovasi dapat digambarkan pada tabel dibawah ini: Paired Samples Correlations N Sig. 20 Pair Sebelum & Sesudah 1 Correlation .544 .013 Nilai Sig (0.000) < tingkat kepercayaan (α) 0.05 menunjukan bahwa SL-PTT memberikan pengaruh kuat terhadap peningkatan difusi inovasi yaitu sebesar 0.544. Sedangkan untuk mengetahui apakah ada perubahan antara sebelum dan sesudah dilaksanakan kegiatan SL-PTT terhadap peningkatan frekwensi difusi inovasi dapat digambarkan sebagai berikut: Paired Samples Test Paired Differences Std. Std. Deviatio Error Mean n Mean 95% Confidence Interval of the Difference T df Sig. (2tailed) 14
  • 15. Lower Pair Sebelum 1 Sesudah -.945 3.450 .211 Upper -3.892 -3.008 19 16.33 5 .000 Hipotesis: H0 = Tidak ada perbedaan antara frekwnensi difusi inovasi oleh petani sebelum dan sesudah dilaskanakan kegiatan SL-PTT H1 = Ada perbedaan jumlah frekwensi difusi inovasi oleh petani antara sebelum dan sesudah dilaksanakan kegiatan SL-PTT Dengan memutlakan nilai t hitung dan membandingkannya dengan nilai t tabel maka dapat diketahui bahwa t hitung 16.335> dari t tabel (0.975,19) 2.093. Dengan demikian H0 ditolak sehingga terdapat perbedaan frekwensi difusi inovasi oleh petani antara sebelum dan sesudah dilaksanakan kegiatan SL-PTT. Hasil kajian tentang pengaruh SL-PTT terhadap difusi inovasi memiliki korelasi yang signifikan dan terjadi peningkatan frekwensi difusi inovasi yang dilakukan oleh petani. Meingkatnya difusi inovasi setelah kegiatan SLPTT diakibatkan karena petani mengambil keputusan untuk menerapkan SL-PTT dan adopsi tersebut berhasil dan sehingga petani melakukan difusi ke petani lain. III. A. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan kajian evaluasi dampak ini adalah sebagai berikut: 15
  • 16. 1. Kegiatan SL-PTT Padi Sawah berpengaruh sangat kuat(signifikan) terhadap meningkatnya produksi sebesar 0.918 2. Kegiatan SL-PTT padi sawah berpengaruh kuat terhadap peningkatan frekwensi difusi oleh petani sebesar 0,544. B. Saran 1. Peningkatan produksi sebagai akibat dari kegiatan SL-PTT padi sawah perlu dipertahankan dan ditingkatkan sehingga dapat memenuhi target. 2. Peningkatan difusi inovasi perlu ditingkatkan dengan cara mendorong petani terutama oleh penyuluh untuk mensosialisasikan keunggulan teknologi SL-PTT kepada petani lain. 16
  • 17. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, dkk. 2008, Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi pendidikan, edisi 2, Bumi Aksara, Jakarta. Deptan, 2008, Pedoman SL-PTT Padi Sawah, Departemen Pertanian, Jakarta Effendi L, 2011 Modul Evaluasi Dampak, Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Bogor. Bogor. Ellies, Peter, 2006, Impact Evaluation: Methodological and Operational Issues. Australan Aid Office of Development effectiveness Rossi, Peter H., and Freeman, Howard E., 1985, Evaluation: A Systematic Approach, Sage Publication Inc. Beverly Hills, California, USA Yulianto, G. 2008, Evaluasi Dampak Penyuluhan Pertanian di Kecamatan Bantul, STPP Yogyakarta, Yogyakarta 17