1. Forum Diskusi Ekstra 4
Sucik Puji Utami (Mahasiswa UT Ambon)
Dr. Amri Darwis (Dosen Pengampu)
DISKUSI EKSTRA 4
Kamis, 4 Oktober 2018, 21:07
DALAM MATERI INISIASI 3 TENTANG STRESS DISEBUTKAN ADA PENYEBAB
ATAU SUMBER STRES POTENSIAL DAN KONSEKUENSINYA TERHADAP
ORGANISASI, MARI KITA DISKUSIKAN.
JAWAB:
Sumber stres potensial dan konsekuensinya terhadap organisasi dapat dilihat dari gambar
berikut:
SUMBER POTENSIAL STRES / STRESSOR
Sumber potensial stres / stressors merupakan aksi, situasi, atau kejadian-kejadian yang
mempengaruhi stres seseorang. Stressor adalah semua faktor lingkungan yang berada di luar diri
sesorang berdampak pada timbulnya stres. Seperti yang dikatakan Greenberg dan Baron, stresor
MEMAHAMI STRES DAN KONSEKUENSINYA
SUMBER POTENSIAL KONSEKUENSI
Faktor Lingkungan :
Ketidakpuasan ekonomi
Ketidakpuasan politik
Ketidakpuasan teknologi
Faktor Individu:
Masalah keluarga
Masalah ekonomi
Kepribadian
Faktor Organisasi :
Tuntutan tugas
Tuntutan sarana
Tuntutan antar personal
Struktur organisasi
Kepemimpinan organisasi
Tahap perkembangan
organisasi
Perbedaan Individu :
Persepsi
Pengalaman kerja
Dukungan sosial
Percaya dlm letak
pengawasan
permusuhan
PENGALAMAN STRES
Gejala Fisiologis :
Sakit kepala
Tekanan darah tinggi
Sakit hati
Gejala Psikologis:
Gelisah
Depresi
Penurunan kepuasan kerja
Gejala Prilaku:
Produktivitas
Tidak hadir
Perpindahan
2. adalah semua bentuk tuntutan, baik fisiologis maupun psikologis, yang dihadapi sesorang dalam
menjalani kehidupannya. Atau dengan kata lain stresor adalah sebuah prasayarat terjadinya stres.
Sesuai dengan sumbernya, stresor dikelompokan menjadi 3, yaitu:
1. Stressor lingkungan kerja
Stressor lingkungan merupakan adalah semua faktor yang terkait dengan kehidupan
seseorang dan tidak terkait langsung dengan kehidupan organisasi, tetapi sangat potensial
menimbulkan stres. Sebagai contoh para karyawan yang tinggal dan bekerja di kota besar,
seperti Jakarta, boleh jadi akan mengalami tingkat stres lebih tinggi dibandingkan dengan
para pekerja yang tinggal di kota kecil. Penyebabnya kompleksitas hidup yang harus
dihadapi karyawan, seperti mahalnya biaya hidup, kemacetan, dan persoalan hidup lainnya.
Selain itu stressor lingkungan kerja juga bisa disebabkan oleh :
Ketidakpuasan ekonomi
Seseorang yang status sosial ekonominya rendah biasanya lebih mudah terkena stres
ketimbang mereka yang status sosial ekonomi yang lebih baik. Status sosial ekonomi
biasanya ditandai oleh rendahnya tingkat pendapatan, pendidikan dan kedudukan dalam
organisasi. Kelompok ini biasanya rentan stres.
Ketidakpuasan politik
Situasi politik yang tidak menentu seperti yang terjadi di Indonesia, banyak sekali
demonstrasi dari berbagai kalangan yang tidak puas dengan keadaan mereka. Kejadian
semacam ini dapat membuat orang merasa tidak nyaman. Seperti penutupan jalan
karena ada yang berdemo atau mogoknya angkutan umum dan membuat para karyawan
terlambat masuk kerja.
Ketidakpuasan teknologi
Teknologi mengalami perkembangan dari waktu ke waktu dan tingkat kecanggihannya
pun semakin tinggi. Tidak heran mengapa saat ini sangat banyak teknologi-teknologi
yang canggih bermunculan. Teknologi sering dikaitkan dengan internet. Internet
merupakan bagian dari teknologi informasi dan komunikasi. Teknologi sangat
bermanfaat bagi kehidupan manusia tetapi tidak jarang teknologi pun memberikan
dampak negatif khususnya terhadap kehidupan sosialisasi di masyarakat. Perkembangan
teknologi saat ini telah mempengaruhi perilaku sosial seseorang. Masyarakat telah
sangat bergantung pada teknologi. Dengan semakin canggihnya perkembangan
teknologi yang ada, semakin banyak pula dampak yang diakibatkan dari perkembangan
teknologi tersebut. Perkembangan teknologi tersebut menghasilkan berbagai macam hal
yang kita gunakan saat ini seperti gadget, smartphone, bahkan aplikasi-aplikasi yang
telah banyak digunakan saat ini. Perkembangan teknologi tersebut ada yang berdampak
positif namun ada pula yang berdampak negatif. Hal yang berdampak negatif inilah
yang nantinya dapat menjadi faktor pendukung stres.
.
2. Stressors individual
Stressors yang berasal dari individu adalah semua faktor lingkungan yang terkait langsung
dengan pekerjaan seseorang. contoh yang banyak ditemui dalam kehidupan kerja adalah:
tuntutan pekerjaan yang tidak seimbang dengan kapabilitas seseorang,
terlalu banyak pekerjaan (work overload) atau sebaliknya terlalu sering menganggur
(work underload);
pekerjaan yang menoton tidak variatif
3. pekerjaan yang menimbulkan role conflik : tuntutan pekerjaan yang berbeda-beda pada
saat yang bersamaan atau role ambiquity;
karyawan tidak tau apa yang harus dikerjakan karena perintah yang bereda-beda dari
atasan;
dering cekcok dengan teman kerja atau atasan;
karakteristik pekerjaan yang secara natural memiliki tingkat stres yang tinggi;
tidak adanya jaminan bahwa seseorang akan tetap dipekerjakan.
3. Stressors Organisasional
Stresor yang bersumber dari organisasi boleh jadi tidak hanya menyebabkan stres pada satu
atau dua orang karyawan, tetapi tidak tertutup kemungkinan melibatkan sebagian besar
karyawan. Secara umum faktor yang dapat memicu stres di dalam organisasi ialah :
Tuntutan tugas
Merupakan faktor yang terkait dengan pekerjaan seseorang. Tuntutan tersebut meliputi
desain pekerjaan individual, kondisi kerja, dan tata letak fisik pekerjaan. Sebagai
contoh, bekerja di ruangan yang terlalu sesak atau di lokasi yang selalu terganggu oleh
suara bising dapat meningkatkan kecemasan dan stres. Dengan semakin pentingnya
layanan pelanggan, pekerjaan yang menuntut faktor emosional bisa menjadi sumber
stres
Tuntutan sarana
Dalam melakukan pekerjaan seorang karyawan memerlukan sarana dan prasarana.
Namun sering terjadi pekerjaan dituntut untuk dilaksanakan dengan baik tanpa adanya
sarana pendukung. Sebagai contoh: seorang pegawai di bagian administrasi bertugas
untuk mengantar surat, namun tidak di fasilitasi dengan sarana kendaraan untuk
mengantar surat tersebut. Hal ini akan menimbulkan kesulitan pegawai dalam
mendistribusikan suratnya yang akhirnya menjadikan stresor baginya.
Tuntutan antar personal
Merupakan tekanan yang diciptakan oleh karyawan. Tidak adanya dukungan dari
kolega dan hubungan antarpribadi yang buruk dapat meyebabkan stres, terutama di
antara para karyawan yang memiliki kebutuhan sosial yang tinggi.
Struktur organisasi
Struktur Organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara
yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi.
Dalam struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa
melapor kepada siapa, jadi ada satu pertanggung jawaban apa yang akan di kerjakan.
Jika struktur organisasi tidak jelas maka akan menjadi stresor.
Kepemimpinan organisasi
Kepemimpinan dalam organisasi adalah sebuah proses dimana seorang pemimpin
memengaruhi dan memberikan contoh kepada pengikutnya dalam upaya mencapai
tujuan organisasi. Pemimpin yang baik bukan dilihat dari seberapa banyak orang yang
menjadi pengikutnya, bukan juga dilihat dari seberapa lama ia memimpin. Pemimpin
yang baik ialah pemimpin yang mampu memberikan keteladanan bagi setiap karyawan.
Ketika kepemimpinan organisasi tidak mampu memberikan keteladanan bagi karyawan
maka hal ini akan menjadi stresor.
4. Tahap perkembangan organisasi.
Perkembangan Organisasi merupakan suatu proses yang meliputi serangkaian
perencanaan perubahan yang sistematis yang dilakukan secara terus-menerus oleh suatu
organisasi. Perkembangan Organisasi berpengaruh pada proses efektif, proses
manajemen dan proses pelaksanaan kerja. Sebagai contoh budaya yang dikembangkan
pada sebuah organisasi. Cameron dan Quinn membedakan budaya organisasi menjadi
empat macam tipe, yaitu support culture, ad hoc culture, market culture, dan
hierarchical culture. Keempat budaya tersebut masing-masing memiliki karakteristik
tersendiri dan tentunya memberikan tuntutan yang berbeda kepada karyawan. Market
culture misalnya adalah tipikal budaya organisasi yang menuntut karyawannya bekerja
keras, memiliki kemampuan bersaing baik secara internal maupun eksternal, dan
memiliki target kinerja yang tinggi. Dengan tuntutan seperti ini, hampir pasti sesama
karyawan harus saling bersaing sehingga tidak bisa dipungkiri kehidupan organisasi
juga sangat menegangkan. Sehingga Market culture sangat potensial menjadi stresor.
KONSEKUENSI STRES
Meski bisa berdampak positif, dalam banyak kasus stres lebih banyak mengakibatkan dampak
negatif. Dalam konteks kehidupan kerja, stres berkorelasi negatif dengan kepuasan kerja,
komitmen organisasi, kinerja dan emosi positif.
1. Individu
Stres ditempat kerja dapat menimbulkan berbagai konsekuensi pada individu pekerja. Secara
fisiologis, pekerja dengan tingkat stres tinggi memiliki gejala seperti sakit kepala, tekanan
darah tinggi, dan sakit hati. Secara psikologis timbul gejala seperti panik, frustasi, apatis,
berkurangnya harga diri, dan depresi. Selain itu gejala lain yang dapat terjadi ialah gejala
perilaku seperti produktivitas menurun, ketidak hadiran dan perpindahan (mutasi). Stres
yang dialami secara terus menerus dan tidak terkendali, dapat menyebabkan terjadinya burn
out yaitu kombinasi kelelahan secara fisik, psikis dan emosi (Reni Hidayati, 2008).
2. Organisasi
Bagi organisasi stres membebani biaya organisasi (biaya rumah sakit, kehilangan jam kerja,
biaya turnover), meningkatkan ketidakpuasan kerja dan mengurangi kinerja.
REFERENSI
Sobirin, Achmad (2016). Perilaku Organisasi. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka.
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2011/02/stres-kerja-definisi-kategori-dan.html
https://wawasan-ilmiah.blogspot.com/2014/12/potensi-dan-pemicu-sumber-
stress.html#.W7gYXRExXIU
http://psikologikelompok-alexanderzulfikar.blogspot.com/2011/04/sumber-sumber-potensi-
stress.html