2. Indonesia memiliki sumberdaya manusia dan sumberdaya alam yang
cukup besar dan berpotensi untuk mengembangkan produk-produk
pertanian. Peran sektor pertanian cukup krusial yaitu sebagai
penyedia bahan makanan bagi masyarakat, penghasil devisa negara
dan mampu menyerap tenaga kerja. Produk pertanian di Indonesia
memiliki tiga subsektor utama, yaitu tanaman pangan, perkebunan,
dan hortikultura. Tanaman sagu merupakan salah satu tanaman
perkebunan yang memiliki nilai penting bagi kehidupan masyarakat
indonesia terutama bila ditinjau dan aspek ketersediaan pangan
dalam penganekaragaman pangan nasional.
Berdasarkan catatan BPPT, produksi sagu saat ini kurang lebih
200.000 ton per tahun, namun baru sekitar 56 persen saja yang
dimanfaatkan dengan baik. Padahal sagu tidak hanya dipakai untuk
bahan baku industri namun sebagian besar dipergunakan sebagai
bahan pangan pokok pengganti beras. Hal ini mengakibatkan
kebutuhan bahan baku industri sekitar 200.000 ton setiap tahunnya
harus diimport. Rendahnya produksi sagu disebabkan karena
pemerintah saat mi tidak serius mengembangkan budidaya tanaman
tahunan tersebut.
3. Padahal, di Indonesia sebagai penghasil sari pati terbesar tanaman
sagu menjanjikan produksi pati sepanjang tahun. memiliki nilai yang
sangat potensial dalam menunjang ketahanan pangan dan ekonomi
masyarakat. Dilihat dari sisi ketahanan pangan, produk pangan
mengandung dan menyuplai karbohidrat yang dapat mendukung
penganekaragaman pangan. Dilihat dan sisi ekonomi, budidaya
tanaman sagu dapat berkontribusi dalam meningkatkan penghasilan
dan kesejahteraan petani serta pengrajin yang mengolahnya.
Mencermati potensi aci sagu yang dihasilkan di Kecamatan
Anggaberi dan khususnya di Kelurahan Lawulo yang sebahagian
besar masih menggunakan cara pengolahan yang sederhana bahkan
tradisional maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian apakah
usaha pengolahan sagu dengan menggunakan proses pengolahan
yang lebih baik di Kecamatan Anggaberi khususnya di Kelurahan
Lawulo mendatangkan pendapatan dan keuntungan bagi pengolah
sagu didaerah tersebut, bedasarkan uraian diatas maka penulis
mengangkat judul “Analisis Pendapatan Pengolah Sagu di Kelurahan
Lawulo Kecamatan Anggaberi Kabupaten Konawe”. dengan harapan
penelitian ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang
membutuhkannya.
4. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang maka permasalahan yang
dapat dirumuskan dalam penelitian ini yaitu untuk melihat
seberapa besar pendapatan yang diperoleh Pengolah Sagu di
Kelurahan Lawulo Kecamatan Anggaberi Kabupaten Konawe?
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dan penelitian ini adalah sebagai berikut:
Untuk menganalisis pendapatan pengolah sagu di Kelurahan
Lawulo Kecamatan Anggaberi.
Untuk mengetahui kelayakan usaha pengolahan sagu di Kelurahan
Lawulo Kecamatan Anggaberi.
5. Tanaman sagu (Metroxylon Sp.) merupakan salah satu jenis tanaman
pangan yang berasal dan keluarga (famili) palmae) dan merupakan
tumbuhan monokotil. Terdapat lima marga palma yang zat
tepungnya telah banyak dimanfaatkan. yaitu Arenga, Caryota,
Coripha, Euqeissona, dan Metroxylon (Ruddle, et at., 1976). Di
Indonesia dikenal dua jenis sagu yaitu Merroxylonrumppii Mart.
yang memiliki duri pada pelepahnya dan Metroxytonsagu Rotb.
yang tidak berduri (Rostiwati, 1995).
Pertumbuhan sagu yang paling baik terjadi pada tanah yang kadar
bahan organiknya tinggi dan bereaksi sedikit asam pH 5.5-6.5. Sagu
mampu tumbuh pada lahan yang memiliki keasaman tinggi.
Kelembaban udara optimal untuk pertumbuhan sagu adalah 60%.
Suhu yang optimal bagi pertumbuhan sagu sekitar 24-30°C dengan
kelembaban udara sekitar 90° dan intensitas cahava matahari
sekurang-kurangnya 900 joule/cm2/hari (Rahman. 2009). Namun
sagu dapat ditanam di daerah dengan kelembaban nisbi udara 40%.
6. a. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan
pada April sampai dengan Juni
2020, di Kelurahan Lawulo
Kecamatan Anggebri Kabupaten
Konawe. Penelitian ini merupakan
penelitian kuantitatif yaitu
penelitian tentang data yang
dikumpulkan dan dinyatakan
dalam bentuk angka-angka.
b. Populasi dan Teknik Pengambilan
Sampel
Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh pelaku usaha atau
pengolah sagu di Kelurahan Lawulo
Kecamatan Anggaberi, dimana
jumlah pengolah sagu sebanyak 6
orang, Penentuan sampel
dilakukan dengan sensus
7. c. Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan adalah data kualitatif
dan kuantitatif. Sedangkan sumber data yang digunakan adalah :
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari pengolah sagu
melalui wawancara dan kuesioner yang relevan, mengenai
pertanyaan dan pernyataan dengan kebutuhan penelitian.
Data sekunder adalah data sekunder diperoleh dari berbagai
instansi atau dinas serta media cetak yang berkaitan dengan
masalah penelitian seperti Badan Pusat Statistik Kabupaten
Konawe.
8. d. Variabel Yang Diamati
Variabel yang diamati atau diukur dalam pelaksanaan penelitian
ini adalah sebagai berikut :
9. e. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
1. Biaya
Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam
satuan uang yang terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk
mencapai tujuan tertentu. Untuk menghitung biaya yang
dikeluarkan selama proses pengolahan sagu adalah sebagi
berikut :
10. 2. Penerimaan
Penerimaan usaha adalah penerimaan dari semua usaha meliputi
jumlah penambahan inventaris, nilai penjualan hasil, dan nilai
yang dikonsumsi. Penerimaan usaha dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu penerimaan bersih usaha dan penerimaan kotor usaha
(gross income). Untuk mengetahui total penerimaan yang
didapatkan oleh pengolah adalah sebagai berikut :
11. 3. Pendapatan
Pendapatan adalah selisih jumlah penerimaan dengan jumlah
biaya yang dikeluarkan dalam menjalankan kegiatan usaha.
Sedangkan laba bersih adalah jumlah pendapatan setelah
dikurangi dengan pajak penghasilan. Data yang telah terkumpul
dianalisis dengan menggunakan analisis pendapatan usaha,
sesuai teori Padangaran (2014), dengan formulasi rumus sebagai
berikut :