SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
TUGAS COMPOUNDING DAN DISPENSING
MASALAH DAN SOLUSI COMPOUNDING DAN DISPENSING SEDIAAN
CAIR, PADAT, SEMIPADAT, DAN STERIL
Oleh :
Sofia Nofianti (1305065)
Kelas : A
Dosen pengampu :
Apt. Farida Rahim, M. Farm
SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA
PERINTIS PADANG
2020
1. Masalah dan solusi yang terjadi saat compounding dan dispensing sediaan
cair, padat, semipadat, dan sediaan steril
Jawab :
1. Masalah dan solusi yang terjadi saat compounding dan dispensing sediaan
cair
KASUS 1
Kasus : Seorang apoteker memberikan obat kepada pasien. Obat tersebut
adalah antibiotik sirup kering sebanyak 60 ml. Setelah itu apoteker lupa
memberikan informasi kepada pasien kalau obat tersebut harus di tambahkan
air.
Masalahnya: wali atau pasien tidak tahu tentang cara pemakaian obat
amoxicilin sirup kering. Bisa saja obat antibiotik sirup kering itu langsung
ditambahkan aquadest sebanyak dia inginkan.
Solusinya : sebagai apoteker harus selalu ingat dan tidak boleh terburu-buru
untuk memberikan informasi kepada pasien kalau obat tersebut sudah
ditambahkan aquadest. Atau juga si wali harus menanyakan lagi kepada
apoteker cara memakai obat tersebut.
KASUS 2
Kasus : Melepaskan etiket obat asli pada botol syirup lalu diganti dengan
etiket apotik sendiri .
Masalah : Pasien tidak tahu dengan jelas obat apa yang digunakannya,
sehingga pasien jadi kurang mandiri untuk melakukan swamedikasi.
Solusi : Etiket tidak perlu diganti, atau walaupun diganti dilengkapi dengan
informasi yang jelas.
KASUS 3
Kasus : Ada beberapa jenis obat khususnya sirup yang tidak
menyediakan tutup takar. Seperti amoxicillin dry syrup, zinkids syrup, dan
lain-lain.
Masalah : Dikhawatirkan pasien tidak memiliki tutup takar
sendiri dirumah sehingga bisa terjadi ketidaktepat terhadap dosis.
Solusi : Apotek menyiapkan tutup takar sendiri untuk diberikan
kepada pasien disertai edukasi mengenai jumlah yang diminum
KASUS 4
Kasus : Seorang pasien datang ke apotek ingin membeli obat batuk
yang paten tetapi pada apotek tersebut obat paten yang pasien tersebut
maksudkan sedang restock dan kemudian Apoteker pada apotek tersebut
menawarkan obat generic yang memiliki komposisi dan khasiat yang sama
tetapi pasien tidak mau karena menurutnya obat paten lebih mahal sehingga
memiliki khasiat yang lebih baik.
Masalah : cara pemikiran pasien yang menyebutkan obat paten
lebih baik dari pada obat generik
Solusi : sebagai apoteker memberikan penjelasan tentang obat paten
dan obat generic yang memiliki khasiat dan efektifitas yang sama
KASUS 5
Kasus : Pada sebuah apotek yang memiliki praktek dokter anak setiap
harinya mengencerkan/melarutkan 20 botol Amoxicillin dry syrup. Setiap
syrup yang di encerkan terkadang tidak selalu habis diberikan kepada pasien
dalam sehari sehingga ada syrup yang telah diencerkan tersisa di apotek
Masalah : Syrup amoxicillin hanya tahan 7 hari setelah tutup
botol dibuka dan syrup diencerkan, sehingga bisa saja syrup amoxicillin
terkontaminasi selama penyimpanan diapotek yang dapat menyebabkan
menurun atau hilangnya khasiat dari obat.
Solusi : Syrup amoxicillin diencerkan seperlunya saja atau diencerkan
apabila ada resep masuk saja untuk mengindari kontaminasi dari luar.
KASUS 6
Kasus : R/ Amoxicillin dry syr I
S.3dd.5cc
Pro : Ana (5th)
Masalah : Diperlukan ketepatan penambahan pelarut
Solusi : diukur 60ml air dengan menggunakan gelas ukur kemudian
dimasukkan ¾ kedalam botol lalu kocok hingga terlarut dan homogen setelah
itu tambahkan sisa air hingga tanda batas.
KASUS 7
Kasus : Kebiasaaan meminum obat sesudah makan ex: gol antasida
Masalah : pasien kurangnya mengerti bahwa tidak smua obat syr
diminum langsung sesudah makan.
Solusi : seharusnya diberikan edukasi yang jeks tentang aturan makan
obat maag
KASUS 8
KASUS :
R/ Sodium salisilat 10 (1:10)
Sodium bicarbonat 10 (1:10)
Aqua cinnamomi 60
m.f sol
Masalah : pelarut untuk melarutkan bicarbonat kurang
Solusi :
 Aqua cinnamomi ditambah jadi 2x lipat 100 untuk melarutkan
Sodium bicarbonat, yang 20 untuk melarutkan Sodium salisilat
 Dosisnya: pemakaian jadi 2x semula
KASUS 9
R/ Lc Kemicetin syr FI 1
Stdd cth 1
Pro : anak rita
Masalah: kemicetin (kloramfenikol basa) pahit yang tidak bisa diatasi dengan
menambah corigen saporis
Solusi :
1. untuk anak dipakai kloramfenikol dalam bentuk ester (stearat dan
palmitat) yang tidak begitu pahit
2. penyesuaian dosis karena kloramfeniko ester dilambung ->
kloramfenikol yang berkhasiat
3. pergantian bentuk sediaan perhatikan kelarutannya (tidak larut)->
suspensi,
4. kalo dalam bentuk kapsul tidak perlu diganti
masalah :
1. injesi dipakai aminofilin lebih larut daripada teofilin
2. untuk pasien mag analgesik antiporetik tidak pakai asetosal, tapi pakai
parasetamol
R/ fenol : zat berkhasiat
Menthol :
Tragacanth :
Olive pio : bereaksi menjadi ca oleat
Lime water qs : (emulgataor w/o)
Solusi : karena tipe berlawanan, tragacanth dihilangkan
KASUS 10
R/ fenol 0,5 (zat berkhasiat)
menthol 0,1
tragacanth 0,5
olive oil 50 ml bereaksi jd ca oleat
lime water qs 100 ml (emulgator w/o)
MASALAH: tragacanth larut dalam air (emulgator tipe o/w)
SOLUSI: karena tipe berlawanan, tragacanth dihilangkan
o Dilakukan bila tak ada cara lain
o Bentuk sediaan diubah atau sediaannya dipisah
EX:
 Acetosal dalam sediaan obat minum harus dikeluarkan karena
terhidrolisa
 Tak bisa diubah jadi bentuk asamnya akarena mengiritasi
 Sediaan dipisah (bentuk kering, mis pulveres)
 Pembuatan pulveres disesuaikan dengan jumlah sendok obat
minum (solutionya)
KASUS 11
R/ Solutio Acidi Borici
 MASALAH: Menentukan kadar Acidi Borici dalam larutan
 SOLUSI: Dalam menentukan Acidi Borici dalam larutan dengan melihat
FMS dimana tercantum didalamnya Acidi Borici 3% yang akan dilakukan
sesuai resep yang diminta.
KASUS 12
R/ Solutio Camphorae Spirituosa
 Masalah:
1. Solutio dengan pelarut non aqua
2. Mengubah berat pelarut ke volume
 Solusi Masalah
1. Satu bagian Camphora spiritus diencerkan dengan 70 bagian
air yang merupakan campuran jernih karena kelarutan
Champhora adalah 1: 700.
2. Mengubah berat spiritus ke volume dengan menghitung BJ
spiritus lalu berat spiritus dibagi BJ spiritus.
KASUS 13
R/ Solutio Iodii Aquasa
 Permasalahan: Bahan aktif sukar larut dalam air
 Solusi masalah: Iodium ditambahkan Kalii Iodida yang akan
terbentuk senyawa rangkap.
KASUS 14
R/ Potio Alba Contra Tussim
 Permasalahan:
1. Solutio Formula Officinalis
2. Mengganti minyak menguap menjadi aqua aromatika
3. Meracik SASA dalam sediaan cair
 Penyelesaian Masalah: Solutio Formula Officinalis adalah resep yang
dikerjakan dengan melihat panduan yang dikeluarkan oleh pemerintah
diantaranya: Formularium Indonesia, Formularium Nasional, FMS,
Farmakope Belanda edisi IV dan Farmakope Indonesia edisi III.
- Pada resep terdapat Oleum Menthae PIP yang diganti dengan Aqua
Menthae PIP, sebab dalam resep ini pelarut yang digunakan yaitu
Aqua destillata. Dimana minyak tidak dapat larut dengan Aqua
Menthae PIP. Dalam meracik SASA dalam sediaan cair akan
mengalami pengendapan, sehingga perlu adanya pengolesan pada
botol yang akan digunakan atau botol dilapisi Sirup Simplex. Hal ini
dapat mengurangi pengendapan, SASA dalam botol sehingga SASA
dapat tepat campur dengan larutan yang lain dalam sediaan obat cair
tersebut.
2. Masalah dan solusi yang terjadi saat compounding dan dispensing sediaan
padat
KASUS 1
RACIKAN BAHAN OBAT YANG BERSIFAT HIGROSKOPIS
1. PERMASALAHAN
R/ Meixam 50 mg
Salbutamol 1 mg
Kenacort 1/5 tab
Tremenza 1/5 tab
m.f.l.a pulv dtd No XV
Obat-obat yang dicampur yaitu Tremenza (Pseudoefedrin HCl,
Triprolidin HCL,) Meixam (Kloksasilin), Salbutamol, Kenochort
(triamsinolon). Tremenza yang mengandung bahan aktif Pseudoephedrin
HCl dan Triprolidin HCl memiliki sifat Hygroscopic dan deliquescent
CATATAN:
Sediaanpadat yang tdk dpt diserbuk:
1. Sediaan Salut Enterik (enteric-coated / EC)
Ex:Astika, CardioAspirin, Cymbalta, Depakote, Dolofen, Neolanta Enzim, dll.
2. SediaanLepas Lambat (sustained-release/ SR, extended-release / XR,
controlled-release / CR, retard, depo)
Ex:Abbotic, Adalat, Aggrenox, Aldisa, Ciproxin, Tramal, Xatral, dll.
3. Sediaan SublingualatauBukal
Ex:Cedocard, Fasorbid, ISDN, dll.
akan menyerap air dari udara, sehingga pada saat dicampurkan dengan
obat-obat lain serbuk akan menjadi basah (Lowey, 2010).
2. Penyebab
Menjadi basahnya serbuk kemungkinan disebabkan oleh adanya obat
tertentu yang bersifat higroskopis atau lembab, misalnya bentuk garam
(HCl, HBr, maleat dan sebagainya) dan dalam bentuk kapsul yang
kemudian dikeluarkan isinya untuk dicampurkan dengan bahan obat lain
sehingga membuat serbuk menjadi basah. Sebagai contoh, Mucohexin
yang mengandung Bromheksin HCl, Tremenza yang mengandung bahan
aktif Triprolidine HCl dan Pseudoefedrin HCl. Sehingga meskipun
disimpan pada wadah tertutup rapat masih bisa mengalami penurunan
stabilitas, hanya saja dengan disimpan pada wadah tertutup rapat dapat
memperlambat terjadinya proses tersebut dalam hal ini menjadi basahnya
serbuk.
3. Solusi masalah
Upaya-upaya yang dilakukan agar resep racikan tersebut tidak
mengalami inkompatibilitas adalah:
1. Bahan obat yang bersifat higroskopis ditambahkan terakhir.
2. Peracikan dilakukan pada ruangan yang dilengkapi dengan
pendingin ruangan.
3. Resep racikan di simpan pada wadah tertutup baik.
4. digerus dalam mortir kering dan hangat
5. ditambah absorben . MgCl2 Mg2C dan kaolin
6. dibungkus yang baik dan rapat
Pada saat penyimpanan pulveres bisa menjadi basah. Hal tersebut
dapat diatasi dengan memisahkan masing-masing obat yang bereaksi dan
dibungkus terpisah. Sementara untuk bahan-bahan yang mudah teroksidasi
antara lain bahan yang teraktifasi oleh panas, dan cahaya dapat diatasi
dengan disimpan pada wadah tertutup rapat dan tidak tembus cahaya
(Depkes RI, 1995).
KASUS 2
RACIKAN INKOMATIBILITAS TAK TERCAMPURKAN
1. Masalah
R/ Demacolin 1/4 tab
Vit B comp 1/2 tab
m.f.l.a. pulv dtd No XII
Pada resep terdiri dari Demacolin dengan salah kandungannya adalah
Pseudoefedrin dan vitamin B comp (B1, B2, B6, B12, nikotinamid dan Ca
Pantotenat) yang apabila dicampur menyebabkan terjadinya
inkompatibilitas.
2. Penyebab
Hal ini disebabkan karena adanya interaksi antara Pseudoefedrin
dengan vitamin B1dan B2, dimana pada saat penggerusan Pseudoefedrin
mengikat air dari udara sehingga menyebabkan campuran vitamin B1dan
B2 menjadi tak tercampurkan. Vitamin B1 dan B2 menjadi tak
tercampurkan ketika berada dalam larutan atau dalam keadaan basah
(Sweetman, 1983).
3. Solusi masalah
Pengerusan danperacikan harus di pisah antara pseaudoefedrin dan
vitamin B compleks.
KASUS 3
RACIKAN INKOMPITIBILITAS SERBUK BASAH DAN MELELEH
1. Masalah
R/ Decolsin 1 caps
Paracetamol 100 mg
DMP 12,5 mg
Mucohexin 2/3 tab
m.f.l.a caps dtd No XV
Resep terdiri dari obat-obat Decolcin (Paracetamol,
Phenylpropanolamine, Ethylephedrine HCl, Chlorpheniramine maleat,
Dextromethrophan HBr, Guaifenesin); paracetamol; DMP
(dextrometrophan HBr); Mucohexin (Bromheksin HCl). Dimana menurut
Sweetman (1983) chlorpeniramine maleat bersifat inkompatibel dengan
calcium chloride, noradrenaline acid trate, dan pentobarbitone sodium
selain itu ethylephedrine bersifat incompatible dengan chlorbutol, iodine,
silver salt, dan tannic acid. Sementara untuk guaifenesin, paracetamol,
phenylpropanolamine, dan dextrometrophan HBr, Bromheksin HCl tidak
ditemukan inkompatibel dengan bahan obat lain.
2. Penyebab
Terjadinya inkompatibilitas fisika disebabkan oleh banyaknya obat
dalam resep ini yang mengandung bentuk garam decolsin
(dextrometrophan HBr, Clorpeniramine maleat, ethylefedrine HCl); DMP
(dektrometrophan HBr); Mucohexin (Bromheksin HCl) yang sifatnya
Hygroscopic, sehingga pada saat dicampurkan satu sama lain akan terjadi
penurunan tekanan uap relatif dapat menyebabkan meleleh atau menjadi
basahnya campuran serbuk.
3. Solusi Masalah
1. Bahan obat yang bersifat higroskopis ditambahkan terakhir.
2. Peracikan dilakukan pada ruangan yang dilengkapi dengan pendingin
ruangan.
3. Resep racikan di simpan pada wadah tertutup baik.
4. Mengurangi jumlah obat atau mengganti obat yang mengandung garam
dan hygroskopis
5. Memisahkan peracikan dan pengerusan obat yang mengandung garam
dan yang bersifat hygroskopis
KASUS 4
RACIKAN INKOMPITIBILITAS PERUBAHAN WARNA
1. Masalah
R/ Aminophilin 0,2
Ephedrin HCl 0,015
Prednison 0,005
Vit C 0,05
m.f.pulv dtd No XXX
Terjadinya perubahan warna pada sediaan pada resep apabila
dicampur.
2. Penyebab
Terjadinya perubahan disebabkan kan oleh vitamin C yang bersifat
mudah teroksidasi sehingga apabila vitamin c di campurkan dengan
sediaan lain atau obat lain akan menyebab kan menurunnya stabilitas dari
obat lain dengan menunjukkan adanya perubahan warna (menjadi coklat)
pada campuran obat.
3. Solusi masalah
Vit C diberikan terpisah
KASUS 5
ATURAN PAKAI OBAT YANG TIDAK SAMA
1. Masalah
R/ Ambroxsol 1 Tab
Salbutamol 0,5 Mg
Metil Prednisolone 8 Mg
Loratadine 1/3 Tab
Telfast 60 Mg
M f Caps dtd no XV
S3dd caps 1
Ny. Sri Hariani
Pada resep terdapat obat yang dimunum satu kali sehari dan
tiga kali sehari yang dijadikan dalam satu waktu.
2. Penyebab
Aturan pakai obat yang satu kali sehari yaitu obat loratadine dan
telfast sedangkan yang penggunaan tiga kali sehari yaitu ambroxsol,
salbutamol, dan metil prednisolon
3. Solusi masalah
Peracikan obat di atas harus di pisah antara pemakaian satu kali
sehari dengan tiga kali sehari , dengan peracikan antara loratadine dan
telfast dapat di gabung dengan aturan satu kali sehari, dan peracikan
antara ambroxsol, salbutamol, dan metal prednisolone di gabung dengan
aturan pakai tiga kali sehari.
KASUS 5
TABLET SALUT YANG TIDAK DAPAT DI GERUS
1. Masalah
R/ Trental 2 Tab
bio ATP 1 Tab
asetosal 100 mg
mf caps dtd no XII
stdd caps 1
umur : 32 tahun
pada resep terdapat tablet salut enteric dan tablet bio ATP yang tidak
boleh untuk di gerus.
2. Penyebab masalah
Tablet salut enteric trental di harapkan hancur pada usus halus
jika tablet di hancurkan di luar maka zat aktif yangh ada di dalam
tablet dapat mengiritasi lambung.
Jika tablet bio ATP di hancurkan bahan aktif dari tablet dapat
rusak dengan adanya pencahayaan dan kelembaban.
3. Solusi masalah
Tablet salut enterik trental dan tablet bio ATP tidak boleh di
gerus dan harus langsung di minum.
KASUS 6
TABLET HISAP YANG TIDAK BOLEH DI GERUS
1. Masalah
R/ FG Troches 1 Tab
Paracetamol 1 Tab
Mf pulv dtd no XII
S3dd pulv 1
Tablet hisap yang di gerus menjadi puyer tidak memberikan
efek yang optimal. Dan tablet FG Troches tidak boleh di gabung
dengan tablet Paracetamol
2. Penyebab
Tablet hisap FG Troches merupakan tablet yang bekerja pada
faring sehingga jika tablet di gerus tablet tidak efektif bekerja pada
faring. Jika tablet hisap FG Troches di gabungkan dengan Paracetamol
Penggunaan FG Troches harus sampai habis karena merupakan
antibiotic. Sementara paracetamol dapat di hentikan apabila demam
sudah turun.
3. Solusi masalah
Tablet FG trochesdan tablet paracetamol tidak di gabung,
tablet FG Troches tidak di gerus dan harus di hisap.
KASUS 7
KOMPOSISI RACIKAN RESEP YANG KURANG RASIONAL
1. Masalah
R/ Amoxicillin 1/4 1 Tab
Paracetamol1/3 1 Tab
Mf pulvdtd no XII
S3dd pulv 1
Penggabungan Antibiotik dengan Paracetamol dalam satu puyer.
2. Penyebab
Pada resep diatas antibiotic dicampur dengan obat demam.
Antibiotik harus dihabiskan, sementara obat penurun demam harus
dihentikan ketika sudah tidak demam.Akibatnya jika dicampur, pasien
akan menghabiskan racikan antibiotic bersama obat penurun demam
yang sebenarnya pada waktu tersebut pasien sudah tidak demam lagi.
Lebih lanjut dapat muncul efek samping yang tidak diinginkan.
3. Solusi masalah
Amoxicillin digerus secara terpisah
KASUS 8
RACIKAN INKOMPITIBILITAS KARENA PENURUNAN TITIK
LEBUR
1. Masalah
R/ Menthol 0,5
Camphor 0,5
Talc. Ad 15
m.f.pulv.adsp
s.u.e
Terjadinya penurunan titik lebur pada sediaan apabila dicampur.
2. Penyebab
Adanya menthol dan camphor akan menghasilkan serbuk yang lembek.
Terjadi penurunan titik lebur campuran serbuk dibandingkan titik lebur masing-
masing zat.
3. Solusi masalah
a. Masing-masing zat dicampur satu-satu dengan serbuk netral lain, seperti:
SL, Amilum.
b. Larutkan camphora dengan spiritus fortior dalam mortil sampai cukup
larut, aduk tambahkan SL sampai spiritus fortior menguap semua.
c. Jangan ditekan untuk menghindari camphora menggumpal, begitu juga
dengan menthol. Setelah itu baru dicampur kedua zat tersebut.
KASUS 9
TAK TERCAMPURKAN SECARA FISIKA
1. Masalah
R/ Ephedrin 0,070
Luminal 0,035
Ac. Acetylsalicyl 0,5
m.f pulv d.t.d V
Menjadi lembab dan timbul bau asam asetat.
2. Penyebab
Adanya Efedrin dengan luminal maupun dengan asam asetilsalisilat
akan menjadi lembab atau meleleh. Pada pencampuran efedrin dengan
asam asetilsalisilat terlihat adanya penguraian dengan terciumnya bau
asam asetat.
3. Solusi masalah
Efedrin diganti dengan dengan garam HCl nya yaitu Efedrin HCl
dalam jumlah yang setara, sehingga tidak terjadi perubahan apapun.
4. Masalah dan solusi yang terjadi saat compounding dan dispensing
sediaan semipadat
KASUS 1
Kasus : Seringnya krim menempel pada tangan saat meracik
Masalah : Dilapangan hal ini jarang dilakukan, sehingga kemungkinan
terjadi kontaminasi antara peracik dengan obat secara langsung maupun tidak
langsung.
Solusi : Penggunaan masker dan handscoon saat mengerjakan obat
racikan. Jadi pada kasus diatas obat tidak bersentuhan dengan kulit secara
langsung.
KASUS 2
Kasus : Sebuah apotek menerima resep pencampuran 2 krim dan
seorang asisten apoteker mencampurkannya langsung kedalam pot salep lal
diaduk untuk mrnghomogenkannya.
Masalah : pencampuran langsung pada pot dapat menyebabkan kurang
homogennya krim sehingga khasiat yang ingin dicapai mungkin saja tidak
maksimal
Solusi : pencampuran krim sebaiknya di kerjakan dilumpang terlebih
dahulu setelah homogen lalu dipindahkan ke pot salep atau wadahnya.
KASUS 3
Kasus : Adanya pasien yang kembali ke apotek yang sama mengeluh
obatnya mencair/ meleleh dan tidak bisa lagi digunakan. Setelah dicek obat
nya ternyata suppose.
Masalah : Obat tidak dapat lagi digunakan oleh pasien
Solusi :Berikan edukasi yang benar tentang penyimpanan dan
pemakaian suppose kepada pasien
KASUS 4
Kasus : Seorang pasien ke apotek untuk membeli obat untuk jerawat
kemudian diberikan gel niacef (nicotinamide 4%).
Masalah : Gel niacef (nicotinamide 4%) merupakan obat keras dan tidak
termasuk obat OWA
Solusi : Obat keras yang tidak termasuk OWA seharusnya hanya
dapat diberikan jika ada resep dari dokter.
KASUS 5
Kasus : Pemberian 2 salep kepada pasien lansia dengan khasiat dan
tujuan penggunaan berbeda 1 salep untuk mata dan 1 salep untuk kulit
Masalah : pasien lansia biasanya memiliki penrunan fungsi tubuh
termasuk penglihatan
Solusi : berikan edukasi yang tepat pada pasien tersebut atau pada
keluarganya tentang bagaimana membedakan 2 salep tersebut agar tidak
tertkar pada saat pemakaian.
KASUS 6
Kasus : Pada sediaan saleep/krim yang diracik di apotek tidak
dilengkapi dengan tanggal pembuatan dan expire date juga tidak diketahui
dengan jelas.
Masalah : Pasien bisa saja menggunakan kembali salep/krim tersebut
dikemudian harinya, sehingga tidak bisa lagi dijamin keamanan dan khasiat
dari obat tersebut.
Solusi : Pencantuman tanggal peracikan obat di etiket harus jelas agar
pasien mendapatkan informasi yang jelas.
KASUS 7
Kasus : Banyaknya krim racikan dokter, umumnya dokter kulit
seringkali menyediakan obat racikan tanpa etiket. Hanya diberi kode saja
seperti m1, m2, dll. Tanpa dilengkapi dengan etiket yang berisi informasi yang
jelas. Sedangkan nantinya obat-obat tersebut dibuat copy resep berdasarkan zat
yang terkandung, sehingga pada saat pengecekan dilakukan oleh BPOM
kecurangan tidak diketahui.
Masalah : Pasien tidak mengetahui tentang obat yang digunakan
Solusi : Dilengkapi etiket yang berisi informasi yang jelas dan benar,
jika sudah tercampurkan dan terjadi perubahan efek terapi misalnya overdosis/
keracunan segera konsultasi dengan dokter, atau diatasi sendiri tanpa
konsultasi dokter dengan pengetahuan kefarmasian yaitu : modifikasi cara
pencampuran, penambahan bahan lain, mengganti pelarut (dengan NaCl/WFI),
mneghilangkan salah satu bahan yang efek terapinya kecil atau tidak berefek
sama sekali, membuat dalam bentuk sediaan terpisah, merubah bentuk obat
(tidak merubah efek terapi).
5. Masalah dan solusi yang terjadi saat compounding dan dispensing sediaan
steril
KASUS 1
Inkompatibilitas antibiotik ceftriaxone dicampurkan / dilarutkan dengan
Ringer Laktat (RL) akan membentuk larutan keruh/ endapan dan terjadi
perubahan warna lebih pekat pada larutan, sedangkan kompatibilitas jika
dilarutkan dengan pelarut normal salin (NaCl) dan WFI akan menghasilkan
larutan jernih dan warna juning.
Masalah : Pasien tidak mengetahui tentang infus yang digunakan
Solusi : jika sudah tercampurkan dan terjadi perubahan efek terapi misalnya
overdosis/ keracunan segera konsultasi dengan dokter, atau diatasi sendiri
tanpa konsultasi ke dokter dengan pengetahuan kefarmasian yaitu : modifikasi
cara pencampuran (misal obat dalam bentuk garam (larut air) yang perlu
ditambah pelarut lain harus dilarutkan dulu dalam pelarut yang melarutkan),
penambahan bahan lain, mengganti pelarut (dengan NaCl/WFI),
mneghilangkan salah satu bahan yang efek terapinya kecil atau tidak berefek
sama sekali.
KASUS 2
Natrium bikarbonat dengan larutan kalsium -> pengendapan
KASUS 3
Inkompatibilitas: Fenitoin + ringer lactat = kristal
Masalah : pencampuran fenitoin ke dalam infus ringer lactat terjadi karena
tidak tersedianya atau belum terdapat NaCl 0,9% dalam resep pasien
Solusi :
disarankan pada pemberian fenitoin paling tidak memiliki konsentrasi 1
mg/mL dan pH optimal adalah 10,00 yang dapat dicapai dalam penggunaan
NaCl 0,9%.
Eg: aseton, metanol tidak untuk obat dalam karena bisa mengakibatkan
kebutaan
Gliserin  rasanya manis tp kalo kebanyakan panas, tidak untuk pelarut obat
minum
Halamn 19
Pencampuran fenitoin ke dalam ringer lactaat sebaiknya dihindari dan hanya
dipakai NaCl 0,9% sebagai larutan pencampur.
Perlu diperhatikan juga cara penghomogenisasian campuran melalui
pengocokan, untuk menghasilkan larutan yang terlarut sempurna
Faktor suhu merupakan faktor risiko inkompatibilitas fisika
KASUS 4
Inkompatibilitas : Fenitoin + NaCl = endapan dan kekeruhan pada larutan
Masalah : penyebab inkompatibilitas adalah pelarut yang mengandung
garam, konsentrasi fenitoin dalam larutan 1 mg/mL dan tidak terjadi pada
konsentrasi akhir 0,5 mg/mL, pH akhir campuran (lebih dari 11) dan
temperatur.
Solusi : ganti cairan pelarutnya
KASUS 5
Sianokobalamin + vitamin neurotopik = nyeri cukup hebat saat disuntikkan
KASUS 6
Trimetoprim – sulfametoksazol dengan dextrosa 5%, setelah 4 jam timbul
endapan
KASUS 7
Inkompatibilitas : Klorpromasin hidroklorida dalam Natrium klorida 0,9%,
bila ditambah alkali maka Klorpromasin base akan mengendap pada pH 6,7 –
6,8 (Penurunan kelarutan suatu obat dari senyawa non-elektrolit dan ion
hidrogen organik yang lemah dengan adanya senyawa elektrolit kuat
(tergantung: konsentrasi obat, suhu, pH)
Masalah : Pasien tidak mengetahui tentang infus yang digunakan
Solusi : UNTUK MENGANTISIPASI TERJADINYA ENDAPAN :
Endapan kristal mikro (< 50 μm): dipasang filter 0,22 μm
Senyawa kalsium sukar larut dalam air.
Hati-hati pencampuran infus yang mengandung kalsium ( larutan Ringer )
jangan dicampur dengan Na bikarbonat
Jangan memberikan campuran sediaan yang sudah terjadi endapan
Obat yang dicampur dengan pelarut khusus, tidak boleh dicampur dengan obat
lain, kecuali ada petunjuk.
KASUS 8
Inkompatibilitas :
PEMBENTUKAN KOMPLEKS
Tetrasiklin membentuk khelat dengan Al+3, Ca+2, Fe+2, Mg+2 (tergantung
konsentrasi dan pH )
Eritromisin gluseptat membentuk kompleks dengan preservatif dalam
bacteriostatic water for injection.
PERUBAHAN WARNA
Interaksi secara kimia yang menyebabkan perubahan molekul obat yang dapat
dilihat oleh mata
Contoh : Simpatomimetikamin (Adrenalin) dalam infus D5 dengan obat
yang bereaksi basa (Aminofilin) terjadi warna merah muda sampai coklat
dalam waktu 8 – 24 jam pada suhu kamar. Larutan tersebut kehilangan
potensi 10% dalam waktu 1,2 jam bila kena cahaya, dalam waktu 3 jam bila
kondisi gelap.
Injeksi, dipakai aminofilin yang lebih larut dr teofilin
PEMBENTUKAN GAS
Terjadi reaksi kimia antara karbonat atau bikarbonat dengan obat yang
asam, sehingga timbul gas CO2
FENOMENA SORPSI
Adsorpsi pada permukaan atau absorpsi ke dalam matriks bahan penyusun
wadah, selang infus, semprit injeksi, atau filter menyebabkan obat akan
menghilang dari larutan.
Absorpsi terjadi pada wadah PVC yang ditambah plasticizer agar plastiknya
menjadi fleksibel dapat menyebabkan obat yang larut dalam lemak
terabsorpsi
Kerugian: Pasien menerima obat lebih sedikit daripada seharusnya
Sangat bermakna: Bila obat dalam jumlah kecil atau konsentrasi rendah
Contoh: Klorpromasin HCl dalam NaCl 0,9%, dalam buret yang terbuat dari
selulosa propionat, dan selang PVC sepanjang 170 cm terabsorpsi 41% dalam
waktu 7 jam
Slide 13 364225532 inkompatibilitas campuran slide 19 dsb
Masalah dan Solusi Compounding Sediaan Padat

More Related Content

What's hot

Makalah penanganan hewan coba
Makalah penanganan hewan cobaMakalah penanganan hewan coba
Makalah penanganan hewan cobaRhiza Amalia
 
Pengantar hubungan struktur & aktivitas biologis
Pengantar hubungan struktur & aktivitas biologisPengantar hubungan struktur & aktivitas biologis
Pengantar hubungan struktur & aktivitas biologisdimaswp
 
Biofarmasetik Sediaan Rektal
Biofarmasetik Sediaan RektalBiofarmasetik Sediaan Rektal
Biofarmasetik Sediaan RektalTrie Marcory
 
Laporan sirup
Laporan sirupLaporan sirup
Laporan sirupsisabihi
 
Laporan resmi asetaldehid
Laporan resmi asetaldehidLaporan resmi asetaldehid
Laporan resmi asetaldehidHafni Zuhroh
 
77599001 dosis-obat
77599001 dosis-obat77599001 dosis-obat
77599001 dosis-obatFaizal Akbar
 
FARMAKOKINETIK NON LINIER
FARMAKOKINETIK NON LINIERFARMAKOKINETIK NON LINIER
FARMAKOKINETIK NON LINIERTaofik Rusdiana
 
Pelayanan Kefarmasian di Apotek
Pelayanan Kefarmasian di ApotekPelayanan Kefarmasian di Apotek
Pelayanan Kefarmasian di ApotekSurya Amal
 
Studi Kasus Drug Related Problems
Studi Kasus Drug Related ProblemsStudi Kasus Drug Related Problems
Studi Kasus Drug Related ProblemsMaulana Sakti
 
Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul DeLas Rac
 
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Filania Kanja
 

What's hot (20)

Makalah penanganan hewan coba
Makalah penanganan hewan cobaMakalah penanganan hewan coba
Makalah penanganan hewan coba
 
Jenis jenis obat paten (1)
Jenis jenis obat paten (1)Jenis jenis obat paten (1)
Jenis jenis obat paten (1)
 
Pengantar hubungan struktur & aktivitas biologis
Pengantar hubungan struktur & aktivitas biologisPengantar hubungan struktur & aktivitas biologis
Pengantar hubungan struktur & aktivitas biologis
 
Biofarmasetik Sediaan Rektal
Biofarmasetik Sediaan RektalBiofarmasetik Sediaan Rektal
Biofarmasetik Sediaan Rektal
 
Laporan sirup
Laporan sirupLaporan sirup
Laporan sirup
 
Laporan resmi asetaldehid
Laporan resmi asetaldehidLaporan resmi asetaldehid
Laporan resmi asetaldehid
 
Iodometri dan iodimetri
Iodometri dan iodimetriIodometri dan iodimetri
Iodometri dan iodimetri
 
77599001 dosis-obat
77599001 dosis-obat77599001 dosis-obat
77599001 dosis-obat
 
Naranjo naranjo
Naranjo naranjoNaranjo naranjo
Naranjo naranjo
 
FARMAKOKINETIK NON LINIER
FARMAKOKINETIK NON LINIERFARMAKOKINETIK NON LINIER
FARMAKOKINETIK NON LINIER
 
Pelayanan Kefarmasian di Apotek
Pelayanan Kefarmasian di ApotekPelayanan Kefarmasian di Apotek
Pelayanan Kefarmasian di Apotek
 
Pill
PillPill
Pill
 
Bentuk Sediaan Obat
Bentuk Sediaan ObatBentuk Sediaan Obat
Bentuk Sediaan Obat
 
Studi Kasus Drug Related Problems
Studi Kasus Drug Related ProblemsStudi Kasus Drug Related Problems
Studi Kasus Drug Related Problems
 
Uji Klinik
Uji KlinikUji Klinik
Uji Klinik
 
Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul
 
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
 
Bahan Ajar Alat Kesehatan
Bahan Ajar Alat KesehatanBahan Ajar Alat Kesehatan
Bahan Ajar Alat Kesehatan
 
Farmasi Klinik
Farmasi KlinikFarmasi Klinik
Farmasi Klinik
 
Visite Pasien
Visite PasienVisite Pasien
Visite Pasien
 

Similar to Masalah dan Solusi Compounding Sediaan Padat

Similar to Masalah dan Solusi Compounding Sediaan Padat (20)

Kuliah 2 farmakope
Kuliah 2 farmakopeKuliah 2 farmakope
Kuliah 2 farmakope
 
penulisan-resep
penulisan-reseppenulisan-resep
penulisan-resep
 
Bentuk Sediaan.pptx
Bentuk Sediaan.pptxBentuk Sediaan.pptx
Bentuk Sediaan.pptx
 
MATERI KELAS XI (LARUTAN).pptx
MATERI KELAS XI (LARUTAN).pptxMATERI KELAS XI (LARUTAN).pptx
MATERI KELAS XI (LARUTAN).pptx
 
Produksi Sediaan suspensi paracetamol yang baik
Produksi Sediaan suspensi paracetamol yang baikProduksi Sediaan suspensi paracetamol yang baik
Produksi Sediaan suspensi paracetamol yang baik
 
TABLET DAN METODE PEMBUATAN TABLET
TABLET DAN METODE PEMBUATAN TABLETTABLET DAN METODE PEMBUATAN TABLET
TABLET DAN METODE PEMBUATAN TABLET
 
Kuliah formulasi dasar 1
Kuliah formulasi dasar 1Kuliah formulasi dasar 1
Kuliah formulasi dasar 1
 
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazolLaporan resmi dry syrup kotrimoxazol
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol
 
GALENIKA.pptx
GALENIKA.pptxGALENIKA.pptx
GALENIKA.pptx
 
Salep
SalepSalep
Salep
 
7.KAPSUL.ppt
7.KAPSUL.ppt7.KAPSUL.ppt
7.KAPSUL.ppt
 
Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1
 
ppt 5.pdf
ppt 5.pdfppt 5.pdf
ppt 5.pdf
 
TABLET
TABLETTABLET
TABLET
 
Formulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
Formulasi dan Evaluasi Kapsul AsamefenamatFormulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
Formulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
 
19008 self formulation asetosal.
19008 self formulation asetosal.19008 self formulation asetosal.
19008 self formulation asetosal.
 
4. Pulvis pulveres new.pptx
4. Pulvis pulveres new.pptx4. Pulvis pulveres new.pptx
4. Pulvis pulveres new.pptx
 
Otm gentamisin 2
Otm gentamisin 2Otm gentamisin 2
Otm gentamisin 2
 
Petunjuk Praktikum Teknologi Sediaan Liquid dan Semisolid 2020
Petunjuk Praktikum Teknologi Sediaan Liquid dan Semisolid 2020Petunjuk Praktikum Teknologi Sediaan Liquid dan Semisolid 2020
Petunjuk Praktikum Teknologi Sediaan Liquid dan Semisolid 2020
 
SOLUTIO (Larutan).pptx
SOLUTIO (Larutan).pptxSOLUTIO (Larutan).pptx
SOLUTIO (Larutan).pptx
 

More from SofiaNofianti

PERBANDINGAN AKRILAMIDA KOPI BUBUK TRADISIONAL DAN KOPI BUBUK LUWAK DENGAN ME...
PERBANDINGAN AKRILAMIDA KOPI BUBUK TRADISIONAL DAN KOPI BUBUK LUWAK DENGAN ME...PERBANDINGAN AKRILAMIDA KOPI BUBUK TRADISIONAL DAN KOPI BUBUK LUWAK DENGAN ME...
PERBANDINGAN AKRILAMIDA KOPI BUBUK TRADISIONAL DAN KOPI BUBUK LUWAK DENGAN ME...SofiaNofianti
 
Rheologi (SIFAT ALIRAN FLUIDA) MATERI UKAI 2020
Rheologi (SIFAT ALIRAN FLUIDA)  MATERI UKAI 2020Rheologi (SIFAT ALIRAN FLUIDA)  MATERI UKAI 2020
Rheologi (SIFAT ALIRAN FLUIDA) MATERI UKAI 2020SofiaNofianti
 
flayer Kembang sepatu
flayer Kembang sepatu flayer Kembang sepatu
flayer Kembang sepatu SofiaNofianti
 
flayer fitoterapi daun kembang sepatu sebagai obat demam malaria
flayer fitoterapi daun kembang sepatu sebagai obat demam malariaflayer fitoterapi daun kembang sepatu sebagai obat demam malaria
flayer fitoterapi daun kembang sepatu sebagai obat demam malariaSofiaNofianti
 
flayer fitoterapi daun insulin Tithonia diversifolia
flayer fitoterapi daun insulin Tithonia diversifoliaflayer fitoterapi daun insulin Tithonia diversifolia
flayer fitoterapi daun insulin Tithonia diversifoliaSofiaNofianti
 
Upaya apoteker dalam (preventif) mencegah penyakit
Upaya apoteker dalam (preventif) mencegah penyakitUpaya apoteker dalam (preventif) mencegah penyakit
Upaya apoteker dalam (preventif) mencegah penyakitSofiaNofianti
 
NEWSLETTER OBAT STROKE RINGAN
NEWSLETTER OBAT STROKE RINGANNEWSLETTER OBAT STROKE RINGAN
NEWSLETTER OBAT STROKE RINGANSofiaNofianti
 
BROSUR obat Clopidogrel 75 mg tablet
BROSUR obat Clopidogrel 75 mg tabletBROSUR obat Clopidogrel 75 mg tablet
BROSUR obat Clopidogrel 75 mg tabletSofiaNofianti
 
MASALAH DAN SOLUSI COMPOUNDING AND DISPENSING SEDIAAN PADAT SEMIPADAT STERIL ...
MASALAH DAN SOLUSI COMPOUNDING AND DISPENSING SEDIAAN PADAT SEMIPADAT STERIL ...MASALAH DAN SOLUSI COMPOUNDING AND DISPENSING SEDIAAN PADAT SEMIPADAT STERIL ...
MASALAH DAN SOLUSI COMPOUNDING AND DISPENSING SEDIAAN PADAT SEMIPADAT STERIL ...SofiaNofianti
 
UKAI Konstipasi Diare Gerd Mual muntah
UKAI Konstipasi Diare Gerd Mual muntahUKAI Konstipasi Diare Gerd Mual muntah
UKAI Konstipasi Diare Gerd Mual muntahSofiaNofianti
 
komunikasi dan konseling efek samping obat TB dan combine amoksisilin pulveres
komunikasi dan konseling efek samping obat TB dan combine amoksisilin pulveres komunikasi dan konseling efek samping obat TB dan combine amoksisilin pulveres
komunikasi dan konseling efek samping obat TB dan combine amoksisilin pulveres SofiaNofianti
 
VISKOSITAS BROOKFIELD
VISKOSITAS BROOKFIELDVISKOSITAS BROOKFIELD
VISKOSITAS BROOKFIELDSofiaNofianti
 
simulasi industri vsikometer brookfield
simulasi industri vsikometer brookfieldsimulasi industri vsikometer brookfield
simulasi industri vsikometer brookfieldSofiaNofianti
 
strategi apoteker dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dengan konseling ob...
strategi apoteker dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dengan konseling ob...strategi apoteker dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dengan konseling ob...
strategi apoteker dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dengan konseling ob...SofiaNofianti
 
100 dosis obat sofia nofianti
100 dosis obat sofia nofianti100 dosis obat sofia nofianti
100 dosis obat sofia nofiantiSofiaNofianti
 
PELAYANAN KEFARMASIAN epilepsi
PELAYANAN KEFARMASIAN epilepsiPELAYANAN KEFARMASIAN epilepsi
PELAYANAN KEFARMASIAN epilepsiSofiaNofianti
 
OSCE praktek simulasi industri
 OSCE praktek simulasi industri  OSCE praktek simulasi industri
OSCE praktek simulasi industri SofiaNofianti
 

More from SofiaNofianti (20)

PERBANDINGAN AKRILAMIDA KOPI BUBUK TRADISIONAL DAN KOPI BUBUK LUWAK DENGAN ME...
PERBANDINGAN AKRILAMIDA KOPI BUBUK TRADISIONAL DAN KOPI BUBUK LUWAK DENGAN ME...PERBANDINGAN AKRILAMIDA KOPI BUBUK TRADISIONAL DAN KOPI BUBUK LUWAK DENGAN ME...
PERBANDINGAN AKRILAMIDA KOPI BUBUK TRADISIONAL DAN KOPI BUBUK LUWAK DENGAN ME...
 
Rheologi (SIFAT ALIRAN FLUIDA) MATERI UKAI 2020
Rheologi (SIFAT ALIRAN FLUIDA)  MATERI UKAI 2020Rheologi (SIFAT ALIRAN FLUIDA)  MATERI UKAI 2020
Rheologi (SIFAT ALIRAN FLUIDA) MATERI UKAI 2020
 
flayer Kembang sepatu
flayer Kembang sepatu flayer Kembang sepatu
flayer Kembang sepatu
 
flayer fitoterapi daun kembang sepatu sebagai obat demam malaria
flayer fitoterapi daun kembang sepatu sebagai obat demam malariaflayer fitoterapi daun kembang sepatu sebagai obat demam malaria
flayer fitoterapi daun kembang sepatu sebagai obat demam malaria
 
flayer fitoterapi daun insulin Tithonia diversifolia
flayer fitoterapi daun insulin Tithonia diversifoliaflayer fitoterapi daun insulin Tithonia diversifolia
flayer fitoterapi daun insulin Tithonia diversifolia
 
Upaya apoteker dalam (preventif) mencegah penyakit
Upaya apoteker dalam (preventif) mencegah penyakitUpaya apoteker dalam (preventif) mencegah penyakit
Upaya apoteker dalam (preventif) mencegah penyakit
 
NEWSLETTER OBAT STROKE RINGAN
NEWSLETTER OBAT STROKE RINGANNEWSLETTER OBAT STROKE RINGAN
NEWSLETTER OBAT STROKE RINGAN
 
BROSUR obat Clopidogrel 75 mg tablet
BROSUR obat Clopidogrel 75 mg tabletBROSUR obat Clopidogrel 75 mg tablet
BROSUR obat Clopidogrel 75 mg tablet
 
MASALAH DAN SOLUSI COMPOUNDING AND DISPENSING SEDIAAN PADAT SEMIPADAT STERIL ...
MASALAH DAN SOLUSI COMPOUNDING AND DISPENSING SEDIAAN PADAT SEMIPADAT STERIL ...MASALAH DAN SOLUSI COMPOUNDING AND DISPENSING SEDIAAN PADAT SEMIPADAT STERIL ...
MASALAH DAN SOLUSI COMPOUNDING AND DISPENSING SEDIAAN PADAT SEMIPADAT STERIL ...
 
RECIPE R/
RECIPE R/RECIPE R/
RECIPE R/
 
UKAI Konstipasi Diare Gerd Mual muntah
UKAI Konstipasi Diare Gerd Mual muntahUKAI Konstipasi Diare Gerd Mual muntah
UKAI Konstipasi Diare Gerd Mual muntah
 
ASHMA CASE STUDY
ASHMA CASE STUDYASHMA CASE STUDY
ASHMA CASE STUDY
 
komunikasi dan konseling efek samping obat TB dan combine amoksisilin pulveres
komunikasi dan konseling efek samping obat TB dan combine amoksisilin pulveres komunikasi dan konseling efek samping obat TB dan combine amoksisilin pulveres
komunikasi dan konseling efek samping obat TB dan combine amoksisilin pulveres
 
VISKOSITAS BROOKFIELD
VISKOSITAS BROOKFIELDVISKOSITAS BROOKFIELD
VISKOSITAS BROOKFIELD
 
simulasi industri vsikometer brookfield
simulasi industri vsikometer brookfieldsimulasi industri vsikometer brookfield
simulasi industri vsikometer brookfield
 
strategi apoteker dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dengan konseling ob...
strategi apoteker dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dengan konseling ob...strategi apoteker dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dengan konseling ob...
strategi apoteker dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dengan konseling ob...
 
100 dosis obat sofia nofianti
100 dosis obat sofia nofianti100 dosis obat sofia nofianti
100 dosis obat sofia nofianti
 
PIO OBAT SOFIA
PIO OBAT SOFIAPIO OBAT SOFIA
PIO OBAT SOFIA
 
PELAYANAN KEFARMASIAN epilepsi
PELAYANAN KEFARMASIAN epilepsiPELAYANAN KEFARMASIAN epilepsi
PELAYANAN KEFARMASIAN epilepsi
 
OSCE praktek simulasi industri
 OSCE praktek simulasi industri  OSCE praktek simulasi industri
OSCE praktek simulasi industri
 

Recently uploaded

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 

Recently uploaded (20)

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 

Masalah dan Solusi Compounding Sediaan Padat

  • 1. TUGAS COMPOUNDING DAN DISPENSING MASALAH DAN SOLUSI COMPOUNDING DAN DISPENSING SEDIAAN CAIR, PADAT, SEMIPADAT, DAN STERIL Oleh : Sofia Nofianti (1305065) Kelas : A Dosen pengampu : Apt. Farida Rahim, M. Farm SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA PERINTIS PADANG 2020
  • 2. 1. Masalah dan solusi yang terjadi saat compounding dan dispensing sediaan cair, padat, semipadat, dan sediaan steril Jawab : 1. Masalah dan solusi yang terjadi saat compounding dan dispensing sediaan cair KASUS 1 Kasus : Seorang apoteker memberikan obat kepada pasien. Obat tersebut adalah antibiotik sirup kering sebanyak 60 ml. Setelah itu apoteker lupa memberikan informasi kepada pasien kalau obat tersebut harus di tambahkan air. Masalahnya: wali atau pasien tidak tahu tentang cara pemakaian obat amoxicilin sirup kering. Bisa saja obat antibiotik sirup kering itu langsung ditambahkan aquadest sebanyak dia inginkan. Solusinya : sebagai apoteker harus selalu ingat dan tidak boleh terburu-buru untuk memberikan informasi kepada pasien kalau obat tersebut sudah ditambahkan aquadest. Atau juga si wali harus menanyakan lagi kepada apoteker cara memakai obat tersebut. KASUS 2 Kasus : Melepaskan etiket obat asli pada botol syirup lalu diganti dengan etiket apotik sendiri . Masalah : Pasien tidak tahu dengan jelas obat apa yang digunakannya, sehingga pasien jadi kurang mandiri untuk melakukan swamedikasi. Solusi : Etiket tidak perlu diganti, atau walaupun diganti dilengkapi dengan informasi yang jelas. KASUS 3 Kasus : Ada beberapa jenis obat khususnya sirup yang tidak menyediakan tutup takar. Seperti amoxicillin dry syrup, zinkids syrup, dan lain-lain. Masalah : Dikhawatirkan pasien tidak memiliki tutup takar sendiri dirumah sehingga bisa terjadi ketidaktepat terhadap dosis. Solusi : Apotek menyiapkan tutup takar sendiri untuk diberikan kepada pasien disertai edukasi mengenai jumlah yang diminum KASUS 4
  • 3. Kasus : Seorang pasien datang ke apotek ingin membeli obat batuk yang paten tetapi pada apotek tersebut obat paten yang pasien tersebut maksudkan sedang restock dan kemudian Apoteker pada apotek tersebut menawarkan obat generic yang memiliki komposisi dan khasiat yang sama tetapi pasien tidak mau karena menurutnya obat paten lebih mahal sehingga memiliki khasiat yang lebih baik. Masalah : cara pemikiran pasien yang menyebutkan obat paten lebih baik dari pada obat generik Solusi : sebagai apoteker memberikan penjelasan tentang obat paten dan obat generic yang memiliki khasiat dan efektifitas yang sama KASUS 5 Kasus : Pada sebuah apotek yang memiliki praktek dokter anak setiap harinya mengencerkan/melarutkan 20 botol Amoxicillin dry syrup. Setiap syrup yang di encerkan terkadang tidak selalu habis diberikan kepada pasien dalam sehari sehingga ada syrup yang telah diencerkan tersisa di apotek Masalah : Syrup amoxicillin hanya tahan 7 hari setelah tutup botol dibuka dan syrup diencerkan, sehingga bisa saja syrup amoxicillin terkontaminasi selama penyimpanan diapotek yang dapat menyebabkan menurun atau hilangnya khasiat dari obat. Solusi : Syrup amoxicillin diencerkan seperlunya saja atau diencerkan apabila ada resep masuk saja untuk mengindari kontaminasi dari luar. KASUS 6 Kasus : R/ Amoxicillin dry syr I S.3dd.5cc Pro : Ana (5th) Masalah : Diperlukan ketepatan penambahan pelarut Solusi : diukur 60ml air dengan menggunakan gelas ukur kemudian dimasukkan ¾ kedalam botol lalu kocok hingga terlarut dan homogen setelah itu tambahkan sisa air hingga tanda batas. KASUS 7 Kasus : Kebiasaaan meminum obat sesudah makan ex: gol antasida
  • 4. Masalah : pasien kurangnya mengerti bahwa tidak smua obat syr diminum langsung sesudah makan. Solusi : seharusnya diberikan edukasi yang jeks tentang aturan makan obat maag KASUS 8 KASUS : R/ Sodium salisilat 10 (1:10) Sodium bicarbonat 10 (1:10) Aqua cinnamomi 60 m.f sol Masalah : pelarut untuk melarutkan bicarbonat kurang Solusi :  Aqua cinnamomi ditambah jadi 2x lipat 100 untuk melarutkan Sodium bicarbonat, yang 20 untuk melarutkan Sodium salisilat  Dosisnya: pemakaian jadi 2x semula KASUS 9 R/ Lc Kemicetin syr FI 1 Stdd cth 1 Pro : anak rita Masalah: kemicetin (kloramfenikol basa) pahit yang tidak bisa diatasi dengan menambah corigen saporis Solusi : 1. untuk anak dipakai kloramfenikol dalam bentuk ester (stearat dan palmitat) yang tidak begitu pahit
  • 5. 2. penyesuaian dosis karena kloramfeniko ester dilambung -> kloramfenikol yang berkhasiat 3. pergantian bentuk sediaan perhatikan kelarutannya (tidak larut)-> suspensi, 4. kalo dalam bentuk kapsul tidak perlu diganti masalah : 1. injesi dipakai aminofilin lebih larut daripada teofilin 2. untuk pasien mag analgesik antiporetik tidak pakai asetosal, tapi pakai parasetamol R/ fenol : zat berkhasiat Menthol : Tragacanth : Olive pio : bereaksi menjadi ca oleat Lime water qs : (emulgataor w/o) Solusi : karena tipe berlawanan, tragacanth dihilangkan KASUS 10 R/ fenol 0,5 (zat berkhasiat) menthol 0,1 tragacanth 0,5 olive oil 50 ml bereaksi jd ca oleat lime water qs 100 ml (emulgator w/o) MASALAH: tragacanth larut dalam air (emulgator tipe o/w) SOLUSI: karena tipe berlawanan, tragacanth dihilangkan o Dilakukan bila tak ada cara lain o Bentuk sediaan diubah atau sediaannya dipisah EX:  Acetosal dalam sediaan obat minum harus dikeluarkan karena terhidrolisa  Tak bisa diubah jadi bentuk asamnya akarena mengiritasi
  • 6.  Sediaan dipisah (bentuk kering, mis pulveres)  Pembuatan pulveres disesuaikan dengan jumlah sendok obat minum (solutionya) KASUS 11 R/ Solutio Acidi Borici  MASALAH: Menentukan kadar Acidi Borici dalam larutan  SOLUSI: Dalam menentukan Acidi Borici dalam larutan dengan melihat FMS dimana tercantum didalamnya Acidi Borici 3% yang akan dilakukan sesuai resep yang diminta. KASUS 12 R/ Solutio Camphorae Spirituosa  Masalah: 1. Solutio dengan pelarut non aqua 2. Mengubah berat pelarut ke volume  Solusi Masalah 1. Satu bagian Camphora spiritus diencerkan dengan 70 bagian air yang merupakan campuran jernih karena kelarutan Champhora adalah 1: 700. 2. Mengubah berat spiritus ke volume dengan menghitung BJ spiritus lalu berat spiritus dibagi BJ spiritus. KASUS 13 R/ Solutio Iodii Aquasa  Permasalahan: Bahan aktif sukar larut dalam air  Solusi masalah: Iodium ditambahkan Kalii Iodida yang akan terbentuk senyawa rangkap.
  • 7. KASUS 14 R/ Potio Alba Contra Tussim  Permasalahan: 1. Solutio Formula Officinalis 2. Mengganti minyak menguap menjadi aqua aromatika 3. Meracik SASA dalam sediaan cair  Penyelesaian Masalah: Solutio Formula Officinalis adalah resep yang dikerjakan dengan melihat panduan yang dikeluarkan oleh pemerintah diantaranya: Formularium Indonesia, Formularium Nasional, FMS, Farmakope Belanda edisi IV dan Farmakope Indonesia edisi III. - Pada resep terdapat Oleum Menthae PIP yang diganti dengan Aqua Menthae PIP, sebab dalam resep ini pelarut yang digunakan yaitu Aqua destillata. Dimana minyak tidak dapat larut dengan Aqua Menthae PIP. Dalam meracik SASA dalam sediaan cair akan mengalami pengendapan, sehingga perlu adanya pengolesan pada botol yang akan digunakan atau botol dilapisi Sirup Simplex. Hal ini dapat mengurangi pengendapan, SASA dalam botol sehingga SASA dapat tepat campur dengan larutan yang lain dalam sediaan obat cair tersebut.
  • 8. 2. Masalah dan solusi yang terjadi saat compounding dan dispensing sediaan padat KASUS 1 RACIKAN BAHAN OBAT YANG BERSIFAT HIGROSKOPIS 1. PERMASALAHAN R/ Meixam 50 mg Salbutamol 1 mg Kenacort 1/5 tab Tremenza 1/5 tab m.f.l.a pulv dtd No XV Obat-obat yang dicampur yaitu Tremenza (Pseudoefedrin HCl, Triprolidin HCL,) Meixam (Kloksasilin), Salbutamol, Kenochort (triamsinolon). Tremenza yang mengandung bahan aktif Pseudoephedrin HCl dan Triprolidin HCl memiliki sifat Hygroscopic dan deliquescent CATATAN: Sediaanpadat yang tdk dpt diserbuk: 1. Sediaan Salut Enterik (enteric-coated / EC) Ex:Astika, CardioAspirin, Cymbalta, Depakote, Dolofen, Neolanta Enzim, dll. 2. SediaanLepas Lambat (sustained-release/ SR, extended-release / XR, controlled-release / CR, retard, depo) Ex:Abbotic, Adalat, Aggrenox, Aldisa, Ciproxin, Tramal, Xatral, dll. 3. Sediaan SublingualatauBukal Ex:Cedocard, Fasorbid, ISDN, dll.
  • 9. akan menyerap air dari udara, sehingga pada saat dicampurkan dengan obat-obat lain serbuk akan menjadi basah (Lowey, 2010). 2. Penyebab Menjadi basahnya serbuk kemungkinan disebabkan oleh adanya obat tertentu yang bersifat higroskopis atau lembab, misalnya bentuk garam (HCl, HBr, maleat dan sebagainya) dan dalam bentuk kapsul yang kemudian dikeluarkan isinya untuk dicampurkan dengan bahan obat lain sehingga membuat serbuk menjadi basah. Sebagai contoh, Mucohexin yang mengandung Bromheksin HCl, Tremenza yang mengandung bahan aktif Triprolidine HCl dan Pseudoefedrin HCl. Sehingga meskipun disimpan pada wadah tertutup rapat masih bisa mengalami penurunan stabilitas, hanya saja dengan disimpan pada wadah tertutup rapat dapat memperlambat terjadinya proses tersebut dalam hal ini menjadi basahnya serbuk. 3. Solusi masalah Upaya-upaya yang dilakukan agar resep racikan tersebut tidak mengalami inkompatibilitas adalah: 1. Bahan obat yang bersifat higroskopis ditambahkan terakhir. 2. Peracikan dilakukan pada ruangan yang dilengkapi dengan pendingin ruangan. 3. Resep racikan di simpan pada wadah tertutup baik.
  • 10. 4. digerus dalam mortir kering dan hangat 5. ditambah absorben . MgCl2 Mg2C dan kaolin 6. dibungkus yang baik dan rapat Pada saat penyimpanan pulveres bisa menjadi basah. Hal tersebut dapat diatasi dengan memisahkan masing-masing obat yang bereaksi dan dibungkus terpisah. Sementara untuk bahan-bahan yang mudah teroksidasi antara lain bahan yang teraktifasi oleh panas, dan cahaya dapat diatasi dengan disimpan pada wadah tertutup rapat dan tidak tembus cahaya (Depkes RI, 1995). KASUS 2 RACIKAN INKOMATIBILITAS TAK TERCAMPURKAN 1. Masalah R/ Demacolin 1/4 tab Vit B comp 1/2 tab m.f.l.a. pulv dtd No XII Pada resep terdiri dari Demacolin dengan salah kandungannya adalah Pseudoefedrin dan vitamin B comp (B1, B2, B6, B12, nikotinamid dan Ca Pantotenat) yang apabila dicampur menyebabkan terjadinya inkompatibilitas.
  • 11. 2. Penyebab Hal ini disebabkan karena adanya interaksi antara Pseudoefedrin dengan vitamin B1dan B2, dimana pada saat penggerusan Pseudoefedrin mengikat air dari udara sehingga menyebabkan campuran vitamin B1dan B2 menjadi tak tercampurkan. Vitamin B1 dan B2 menjadi tak tercampurkan ketika berada dalam larutan atau dalam keadaan basah (Sweetman, 1983). 3. Solusi masalah Pengerusan danperacikan harus di pisah antara pseaudoefedrin dan vitamin B compleks. KASUS 3 RACIKAN INKOMPITIBILITAS SERBUK BASAH DAN MELELEH 1. Masalah R/ Decolsin 1 caps Paracetamol 100 mg DMP 12,5 mg Mucohexin 2/3 tab m.f.l.a caps dtd No XV Resep terdiri dari obat-obat Decolcin (Paracetamol, Phenylpropanolamine, Ethylephedrine HCl, Chlorpheniramine maleat,
  • 12. Dextromethrophan HBr, Guaifenesin); paracetamol; DMP (dextrometrophan HBr); Mucohexin (Bromheksin HCl). Dimana menurut Sweetman (1983) chlorpeniramine maleat bersifat inkompatibel dengan calcium chloride, noradrenaline acid trate, dan pentobarbitone sodium selain itu ethylephedrine bersifat incompatible dengan chlorbutol, iodine, silver salt, dan tannic acid. Sementara untuk guaifenesin, paracetamol, phenylpropanolamine, dan dextrometrophan HBr, Bromheksin HCl tidak ditemukan inkompatibel dengan bahan obat lain. 2. Penyebab Terjadinya inkompatibilitas fisika disebabkan oleh banyaknya obat dalam resep ini yang mengandung bentuk garam decolsin (dextrometrophan HBr, Clorpeniramine maleat, ethylefedrine HCl); DMP (dektrometrophan HBr); Mucohexin (Bromheksin HCl) yang sifatnya Hygroscopic, sehingga pada saat dicampurkan satu sama lain akan terjadi penurunan tekanan uap relatif dapat menyebabkan meleleh atau menjadi basahnya campuran serbuk. 3. Solusi Masalah 1. Bahan obat yang bersifat higroskopis ditambahkan terakhir. 2. Peracikan dilakukan pada ruangan yang dilengkapi dengan pendingin ruangan. 3. Resep racikan di simpan pada wadah tertutup baik.
  • 13. 4. Mengurangi jumlah obat atau mengganti obat yang mengandung garam dan hygroskopis 5. Memisahkan peracikan dan pengerusan obat yang mengandung garam dan yang bersifat hygroskopis KASUS 4 RACIKAN INKOMPITIBILITAS PERUBAHAN WARNA 1. Masalah R/ Aminophilin 0,2 Ephedrin HCl 0,015 Prednison 0,005 Vit C 0,05 m.f.pulv dtd No XXX Terjadinya perubahan warna pada sediaan pada resep apabila dicampur. 2. Penyebab Terjadinya perubahan disebabkan kan oleh vitamin C yang bersifat mudah teroksidasi sehingga apabila vitamin c di campurkan dengan sediaan lain atau obat lain akan menyebab kan menurunnya stabilitas dari obat lain dengan menunjukkan adanya perubahan warna (menjadi coklat) pada campuran obat. 3. Solusi masalah Vit C diberikan terpisah
  • 14. KASUS 5 ATURAN PAKAI OBAT YANG TIDAK SAMA 1. Masalah R/ Ambroxsol 1 Tab Salbutamol 0,5 Mg Metil Prednisolone 8 Mg Loratadine 1/3 Tab Telfast 60 Mg M f Caps dtd no XV S3dd caps 1 Ny. Sri Hariani Pada resep terdapat obat yang dimunum satu kali sehari dan tiga kali sehari yang dijadikan dalam satu waktu. 2. Penyebab Aturan pakai obat yang satu kali sehari yaitu obat loratadine dan telfast sedangkan yang penggunaan tiga kali sehari yaitu ambroxsol, salbutamol, dan metil prednisolon 3. Solusi masalah Peracikan obat di atas harus di pisah antara pemakaian satu kali sehari dengan tiga kali sehari , dengan peracikan antara loratadine dan telfast dapat di gabung dengan aturan satu kali sehari, dan peracikan
  • 15. antara ambroxsol, salbutamol, dan metal prednisolone di gabung dengan aturan pakai tiga kali sehari. KASUS 5 TABLET SALUT YANG TIDAK DAPAT DI GERUS 1. Masalah R/ Trental 2 Tab bio ATP 1 Tab asetosal 100 mg mf caps dtd no XII stdd caps 1 umur : 32 tahun pada resep terdapat tablet salut enteric dan tablet bio ATP yang tidak boleh untuk di gerus. 2. Penyebab masalah Tablet salut enteric trental di harapkan hancur pada usus halus jika tablet di hancurkan di luar maka zat aktif yangh ada di dalam tablet dapat mengiritasi lambung. Jika tablet bio ATP di hancurkan bahan aktif dari tablet dapat rusak dengan adanya pencahayaan dan kelembaban. 3. Solusi masalah Tablet salut enterik trental dan tablet bio ATP tidak boleh di gerus dan harus langsung di minum.
  • 16. KASUS 6 TABLET HISAP YANG TIDAK BOLEH DI GERUS 1. Masalah R/ FG Troches 1 Tab Paracetamol 1 Tab Mf pulv dtd no XII S3dd pulv 1 Tablet hisap yang di gerus menjadi puyer tidak memberikan efek yang optimal. Dan tablet FG Troches tidak boleh di gabung dengan tablet Paracetamol 2. Penyebab Tablet hisap FG Troches merupakan tablet yang bekerja pada faring sehingga jika tablet di gerus tablet tidak efektif bekerja pada faring. Jika tablet hisap FG Troches di gabungkan dengan Paracetamol Penggunaan FG Troches harus sampai habis karena merupakan antibiotic. Sementara paracetamol dapat di hentikan apabila demam sudah turun. 3. Solusi masalah Tablet FG trochesdan tablet paracetamol tidak di gabung, tablet FG Troches tidak di gerus dan harus di hisap.
  • 17. KASUS 7 KOMPOSISI RACIKAN RESEP YANG KURANG RASIONAL 1. Masalah R/ Amoxicillin 1/4 1 Tab Paracetamol1/3 1 Tab Mf pulvdtd no XII S3dd pulv 1 Penggabungan Antibiotik dengan Paracetamol dalam satu puyer. 2. Penyebab Pada resep diatas antibiotic dicampur dengan obat demam. Antibiotik harus dihabiskan, sementara obat penurun demam harus dihentikan ketika sudah tidak demam.Akibatnya jika dicampur, pasien akan menghabiskan racikan antibiotic bersama obat penurun demam yang sebenarnya pada waktu tersebut pasien sudah tidak demam lagi. Lebih lanjut dapat muncul efek samping yang tidak diinginkan. 3. Solusi masalah Amoxicillin digerus secara terpisah
  • 18. KASUS 8 RACIKAN INKOMPITIBILITAS KARENA PENURUNAN TITIK LEBUR 1. Masalah R/ Menthol 0,5 Camphor 0,5 Talc. Ad 15 m.f.pulv.adsp s.u.e Terjadinya penurunan titik lebur pada sediaan apabila dicampur. 2. Penyebab Adanya menthol dan camphor akan menghasilkan serbuk yang lembek. Terjadi penurunan titik lebur campuran serbuk dibandingkan titik lebur masing- masing zat. 3. Solusi masalah a. Masing-masing zat dicampur satu-satu dengan serbuk netral lain, seperti: SL, Amilum. b. Larutkan camphora dengan spiritus fortior dalam mortil sampai cukup larut, aduk tambahkan SL sampai spiritus fortior menguap semua. c. Jangan ditekan untuk menghindari camphora menggumpal, begitu juga dengan menthol. Setelah itu baru dicampur kedua zat tersebut.
  • 19. KASUS 9 TAK TERCAMPURKAN SECARA FISIKA 1. Masalah R/ Ephedrin 0,070 Luminal 0,035 Ac. Acetylsalicyl 0,5 m.f pulv d.t.d V Menjadi lembab dan timbul bau asam asetat. 2. Penyebab Adanya Efedrin dengan luminal maupun dengan asam asetilsalisilat akan menjadi lembab atau meleleh. Pada pencampuran efedrin dengan asam asetilsalisilat terlihat adanya penguraian dengan terciumnya bau asam asetat. 3. Solusi masalah Efedrin diganti dengan dengan garam HCl nya yaitu Efedrin HCl dalam jumlah yang setara, sehingga tidak terjadi perubahan apapun.
  • 20. 4. Masalah dan solusi yang terjadi saat compounding dan dispensing sediaan semipadat KASUS 1 Kasus : Seringnya krim menempel pada tangan saat meracik Masalah : Dilapangan hal ini jarang dilakukan, sehingga kemungkinan terjadi kontaminasi antara peracik dengan obat secara langsung maupun tidak langsung. Solusi : Penggunaan masker dan handscoon saat mengerjakan obat racikan. Jadi pada kasus diatas obat tidak bersentuhan dengan kulit secara langsung. KASUS 2 Kasus : Sebuah apotek menerima resep pencampuran 2 krim dan seorang asisten apoteker mencampurkannya langsung kedalam pot salep lal diaduk untuk mrnghomogenkannya. Masalah : pencampuran langsung pada pot dapat menyebabkan kurang homogennya krim sehingga khasiat yang ingin dicapai mungkin saja tidak maksimal Solusi : pencampuran krim sebaiknya di kerjakan dilumpang terlebih dahulu setelah homogen lalu dipindahkan ke pot salep atau wadahnya. KASUS 3 Kasus : Adanya pasien yang kembali ke apotek yang sama mengeluh obatnya mencair/ meleleh dan tidak bisa lagi digunakan. Setelah dicek obat nya ternyata suppose. Masalah : Obat tidak dapat lagi digunakan oleh pasien Solusi :Berikan edukasi yang benar tentang penyimpanan dan pemakaian suppose kepada pasien KASUS 4
  • 21. Kasus : Seorang pasien ke apotek untuk membeli obat untuk jerawat kemudian diberikan gel niacef (nicotinamide 4%). Masalah : Gel niacef (nicotinamide 4%) merupakan obat keras dan tidak termasuk obat OWA Solusi : Obat keras yang tidak termasuk OWA seharusnya hanya dapat diberikan jika ada resep dari dokter. KASUS 5 Kasus : Pemberian 2 salep kepada pasien lansia dengan khasiat dan tujuan penggunaan berbeda 1 salep untuk mata dan 1 salep untuk kulit Masalah : pasien lansia biasanya memiliki penrunan fungsi tubuh termasuk penglihatan Solusi : berikan edukasi yang tepat pada pasien tersebut atau pada keluarganya tentang bagaimana membedakan 2 salep tersebut agar tidak tertkar pada saat pemakaian. KASUS 6 Kasus : Pada sediaan saleep/krim yang diracik di apotek tidak dilengkapi dengan tanggal pembuatan dan expire date juga tidak diketahui dengan jelas. Masalah : Pasien bisa saja menggunakan kembali salep/krim tersebut dikemudian harinya, sehingga tidak bisa lagi dijamin keamanan dan khasiat dari obat tersebut. Solusi : Pencantuman tanggal peracikan obat di etiket harus jelas agar pasien mendapatkan informasi yang jelas. KASUS 7 Kasus : Banyaknya krim racikan dokter, umumnya dokter kulit seringkali menyediakan obat racikan tanpa etiket. Hanya diberi kode saja seperti m1, m2, dll. Tanpa dilengkapi dengan etiket yang berisi informasi yang jelas. Sedangkan nantinya obat-obat tersebut dibuat copy resep berdasarkan zat
  • 22. yang terkandung, sehingga pada saat pengecekan dilakukan oleh BPOM kecurangan tidak diketahui. Masalah : Pasien tidak mengetahui tentang obat yang digunakan Solusi : Dilengkapi etiket yang berisi informasi yang jelas dan benar, jika sudah tercampurkan dan terjadi perubahan efek terapi misalnya overdosis/ keracunan segera konsultasi dengan dokter, atau diatasi sendiri tanpa konsultasi dokter dengan pengetahuan kefarmasian yaitu : modifikasi cara pencampuran, penambahan bahan lain, mengganti pelarut (dengan NaCl/WFI), mneghilangkan salah satu bahan yang efek terapinya kecil atau tidak berefek sama sekali, membuat dalam bentuk sediaan terpisah, merubah bentuk obat (tidak merubah efek terapi). 5. Masalah dan solusi yang terjadi saat compounding dan dispensing sediaan steril KASUS 1 Inkompatibilitas antibiotik ceftriaxone dicampurkan / dilarutkan dengan Ringer Laktat (RL) akan membentuk larutan keruh/ endapan dan terjadi perubahan warna lebih pekat pada larutan, sedangkan kompatibilitas jika dilarutkan dengan pelarut normal salin (NaCl) dan WFI akan menghasilkan larutan jernih dan warna juning. Masalah : Pasien tidak mengetahui tentang infus yang digunakan Solusi : jika sudah tercampurkan dan terjadi perubahan efek terapi misalnya overdosis/ keracunan segera konsultasi dengan dokter, atau diatasi sendiri tanpa konsultasi ke dokter dengan pengetahuan kefarmasian yaitu : modifikasi cara pencampuran (misal obat dalam bentuk garam (larut air) yang perlu ditambah pelarut lain harus dilarutkan dulu dalam pelarut yang melarutkan), penambahan bahan lain, mengganti pelarut (dengan NaCl/WFI), mneghilangkan salah satu bahan yang efek terapinya kecil atau tidak berefek sama sekali. KASUS 2 Natrium bikarbonat dengan larutan kalsium -> pengendapan
  • 23. KASUS 3 Inkompatibilitas: Fenitoin + ringer lactat = kristal Masalah : pencampuran fenitoin ke dalam infus ringer lactat terjadi karena tidak tersedianya atau belum terdapat NaCl 0,9% dalam resep pasien Solusi : disarankan pada pemberian fenitoin paling tidak memiliki konsentrasi 1 mg/mL dan pH optimal adalah 10,00 yang dapat dicapai dalam penggunaan NaCl 0,9%. Eg: aseton, metanol tidak untuk obat dalam karena bisa mengakibatkan kebutaan Gliserin  rasanya manis tp kalo kebanyakan panas, tidak untuk pelarut obat minum Halamn 19 Pencampuran fenitoin ke dalam ringer lactaat sebaiknya dihindari dan hanya dipakai NaCl 0,9% sebagai larutan pencampur. Perlu diperhatikan juga cara penghomogenisasian campuran melalui pengocokan, untuk menghasilkan larutan yang terlarut sempurna Faktor suhu merupakan faktor risiko inkompatibilitas fisika KASUS 4 Inkompatibilitas : Fenitoin + NaCl = endapan dan kekeruhan pada larutan Masalah : penyebab inkompatibilitas adalah pelarut yang mengandung garam, konsentrasi fenitoin dalam larutan 1 mg/mL dan tidak terjadi pada konsentrasi akhir 0,5 mg/mL, pH akhir campuran (lebih dari 11) dan temperatur. Solusi : ganti cairan pelarutnya KASUS 5 Sianokobalamin + vitamin neurotopik = nyeri cukup hebat saat disuntikkan
  • 24. KASUS 6 Trimetoprim – sulfametoksazol dengan dextrosa 5%, setelah 4 jam timbul endapan KASUS 7 Inkompatibilitas : Klorpromasin hidroklorida dalam Natrium klorida 0,9%, bila ditambah alkali maka Klorpromasin base akan mengendap pada pH 6,7 – 6,8 (Penurunan kelarutan suatu obat dari senyawa non-elektrolit dan ion hidrogen organik yang lemah dengan adanya senyawa elektrolit kuat (tergantung: konsentrasi obat, suhu, pH) Masalah : Pasien tidak mengetahui tentang infus yang digunakan Solusi : UNTUK MENGANTISIPASI TERJADINYA ENDAPAN : Endapan kristal mikro (< 50 μm): dipasang filter 0,22 μm Senyawa kalsium sukar larut dalam air. Hati-hati pencampuran infus yang mengandung kalsium ( larutan Ringer ) jangan dicampur dengan Na bikarbonat Jangan memberikan campuran sediaan yang sudah terjadi endapan Obat yang dicampur dengan pelarut khusus, tidak boleh dicampur dengan obat lain, kecuali ada petunjuk. KASUS 8 Inkompatibilitas : PEMBENTUKAN KOMPLEKS Tetrasiklin membentuk khelat dengan Al+3, Ca+2, Fe+2, Mg+2 (tergantung konsentrasi dan pH ) Eritromisin gluseptat membentuk kompleks dengan preservatif dalam bacteriostatic water for injection. PERUBAHAN WARNA
  • 25. Interaksi secara kimia yang menyebabkan perubahan molekul obat yang dapat dilihat oleh mata Contoh : Simpatomimetikamin (Adrenalin) dalam infus D5 dengan obat yang bereaksi basa (Aminofilin) terjadi warna merah muda sampai coklat dalam waktu 8 – 24 jam pada suhu kamar. Larutan tersebut kehilangan potensi 10% dalam waktu 1,2 jam bila kena cahaya, dalam waktu 3 jam bila kondisi gelap. Injeksi, dipakai aminofilin yang lebih larut dr teofilin PEMBENTUKAN GAS Terjadi reaksi kimia antara karbonat atau bikarbonat dengan obat yang asam, sehingga timbul gas CO2 FENOMENA SORPSI Adsorpsi pada permukaan atau absorpsi ke dalam matriks bahan penyusun wadah, selang infus, semprit injeksi, atau filter menyebabkan obat akan menghilang dari larutan. Absorpsi terjadi pada wadah PVC yang ditambah plasticizer agar plastiknya menjadi fleksibel dapat menyebabkan obat yang larut dalam lemak terabsorpsi Kerugian: Pasien menerima obat lebih sedikit daripada seharusnya Sangat bermakna: Bila obat dalam jumlah kecil atau konsentrasi rendah Contoh: Klorpromasin HCl dalam NaCl 0,9%, dalam buret yang terbuat dari selulosa propionat, dan selang PVC sepanjang 170 cm terabsorpsi 41% dalam waktu 7 jam Slide 13 364225532 inkompatibilitas campuran slide 19 dsb