SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
PERAN APOTEKER DALAM UPAYA PREVENTIF
Dosen Pembimbing :
apt. Juni Fitrah, S.Si, M.Farm
KELOMPOK 7
KELAS A
MUHAMAD YUSUF, S.Farm (3105025)
SOFIA NOFIANTI, S.Farm (3105065)
ARISKA PERMATA SARI, S.Farm (3105069)
MITRA LESTARI, S.Farm (3105007)
FARMASI KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER (PSPA)
ANGKATAN 27
UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA
2020/2021
Promosi kesehatan
ilmu dan seni membantu orang mengubah gaya hidup mereka menuju keadaan kesehatan yang optimal.
Perubahan gaya hidup melalui kombinasi upaya-upaya pendidikan, kebijakan (politik),
peraturan, dan organisasi untuk mendukung kegiatan-kegiatan dan kondisi-kondisi hidup
yang menguntungkan kesehatan individu, kelompok, atau komunitas
PREVENTIF
(Pencegahan Penyakit)
Merupakan Tindakan yang
ditujukan untuk mencegah,
menunda, mengurangi,
membasmi,
mengeliminasi penyakit dan
kecacatan dgn menerapkan
sebuah atau sejumlah intervensi
yg telah dibuktikan efektif.
Tujuan pencegahan penyakit
Menghalangi perkembangan
penyakit dan kesakitan sebelum
sempat berlanjut. Sehingga
diharapkan upaya pencegahan
penyakit ini mampu
menyelesaikan masalah
kesehatan di masyarakat dan
menghasilkan derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya.
Menurut H.R. Leavell dan E.G. Clark menjabarkan 5 (lima) tingkatan untuk pencegahan
(preventif) suatu penyakit:
1. Meningkatkan kualitas kesehatan (promotion of health)
2. Melakukan perlindungan khusus untuk penyakit khusus (specific protection)
3. Mendiagnosa dan mengobati dengan tepat dan secepat mungkin (early diagnosis and
prompt treatment)
4. Menghentikan kecacatan atau menghilangkan gangguan kemampuan kerja akibat
suatu penyakit (disability limitation)
5. Melakukan rehabilitasi (rehabilitation)
Metode Individual (Perorangan)
Dalam pendidikan kesehatan, metode yang Bersifat
individual ini digunakan untuk membina perilaku
baru, atau membina seseorang yang telah mulai
tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau
inovasi.
Agar petugas kesehatan mengetahui dengan
tepat bagaimana cara membantunya maka perlu
menggunakan bentuk pendekatan (metode) berikut
ini, yaitu :
a. Bimbingan dan penyuluhan
b. Interview (wawancara)
Strategi Promosi Kesehatan
Metoda Komunitas (Massa)
sasaran promosi ini bersifat umum, dalam arti tidak membedakan
golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status sosial ekonomi,
tingkat pendidikan, dan sebagainya, maka pesan-pesan kesehatan
yang akan disampaikan harus dirancang sedemikian rupa.
Beberapa contoh metode pendidikan kesehatan secara massa ini,
antara lain:
a. Berbicara didepan umum (public speaking)
b. Diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik, baik TV
maupun radio
c. Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter atau petugas
kesehatan lainnya tentang suatu penyakit atau masalah kesehatan
d. Tulisan-tulisan di majalah atau koran, baik dalam bentuk artikel
maupun tanya jawab.
e. Bill Board, yang dipasang di pinggir jalan, spanduk, poster, dan
sebagainya juga merupakan bentuk promosi kesehatan massa.
Level/Tingkat Pencegahan Penyakit
1. Health Promotion (Promosi
Kesehatan)
Dalam tingkat ini pendidikan kesehatan
sangat diperlukan, misalnya dalam
peningkatan gizi, kebiasaan hidup,
perbaikan sanitasi lingkungan dan
sebagainya. seperti penyediaan air
rumah tangga yang baik, perbaikan cara
pembuangan sampah, kotoran, air
limbah, hygiene perorangan, rekreasi,
sex education, persiapan memasuki
kehidupan pra nikah dan persiapan
menopause. Usaha ini merupakan
pelayanan terhadap pemeliharaan
kesehatan pada umumnya.
2. Specific Protection (Perlindungan
Khusus)
Perlindungan khusus yang dimaksud
dalam tahapan ini adalah perlindungan
yang diberikan kepada orang-orang atau
kelompok yang beresiko terkena suatu
penyakit tertentu. Perlindungan tersebut
dimaksudkan agar kelompok yang
beresiko tersebut dapat bertahan dari
serangan penyakit yang mengincarnya.
Oleh karena demikian, perlindungan
khusus ini juga dapat disebut kekebalan
buatan.
level
Tingkat / Level Pencegahan Penyakit
3. Diagnosis Dini dan Pengobatan
yang Cepat dan Tepat
Diagnosis dini dan pengobatan yang
tepat dan cepat merupakan langkah
pertama ketika seseorang telah jatuh
sakit. Tentu saja sasarannya adalah
orang-orang yang telah jatuh sakit, agar
sakit yang dideritanya dapat segera
diidentifikasi dan secepatnya pula
diberikan pengobatan yang tepat
4. Disability Limitation (Pembatasan Kecacatan)
Karena kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat
tentang kesehatan dan penyakit, maka sering masyarakat
tidak melanjutkan pengobatannya sampai tuntas. Dengan
kata lain mereka tidak melakukan pemeriksaan dan
pengobatan yang komplit terhadap penyakitnya. Pengobatan
yang tidak layak dan sempurna dapat mengakibatkan orang
yang bersangkutan cacat atau ketidak mampuan.
Oleh karena itu, pendidikan kesehatan juga
diperlukan pada tahap ini. Penanganan secara tuntas pada
kasus-kasus infeksi organ reproduksi mencegah terjadinya
infertilitas. Pada tahapan ini dapat disebut juga Pengobatan
yang Sempurna (Perfect Treatment) karena kecacatannya
yang ditakutkan terjadi disebabkan pengobatan kepada
penderita tidak sempurna.
Tingkat / Level Pencegahan Penyakit
5. Rehabilitation (Rehabilitasi)
Selanjutnya yang terakhir adalah tahapan
rehabilitasi. Rehabilitasi merupakan tahapan yang
sifatnya pemulihan. Ditujukan pada kelompok
masyarakat yang dalam masa penyembuhan
sehingga diharapkan agar benar-benar pulih dari
sakit sehingga dapat beraktifitas dengan normal
kembali. Apalagi kalau suatu penyakit sampai
menimbulkan cacat kepada penderitanya, maka
tahapan rehabilitasi ini bisa dibilang tahapan yang
menentukan hidupnya kedepan akan seperti apa
nantinya..
Sedangkan berdasarkan Tingkat Pencegahan Penyakit
01 0302 04
Pencegahan
tingkat dasar
(Primordial)
Pencegahan
tingkat ketiga
(Tersier)
Pencegahan
tingkat kedua
(Sekunder)
Pencegahan
tingkat
pertama
(Primer)
mencegah terjadinya resiko
atau mempertahankan
keadaan resiko rendah
Contoh : penghentian
kebiasaan merokok, minum
alkohol
usaha pencegahan
penyakit melalui usaha
mengatasi atau mengontrol
faktor-faktor risiko dengan
sasaran utamanya orang
sehat (Promosi Kesehatan )
Tujuan utama untuk
mencegah meluasnya
penyakit atau terjadinya
wabah pada penyakit
menular dan untuk
menghentikan proses
penyakit lebih lanjut serta
mencegah komplikasi
Tujuan utamanya adalah
mencegah proses penyakit
lebih lanjut, seperti
pengobatan dan perawatan
khusus penderita kencing
manis, tekanan darah
tinggi, dll.
Teori dan model yang umum
digunakan dalam program
mengembangkan, intervensi
dan tindak lanjut promosi
kesehatan oleh Apoteker
model ekologi
Model ini memungkinkan pengembangan program,
implementasi, dan tindak lanjut dari berbagai perspektif
01
model keyakinan kesehatan
Model ini mengkaji persepsi manfaat dari menghindari
ancaman dan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan
untuk bertindak
02
model transtheoretical /tahapan perubahan
Model transtheoretical dikembangkan dari pekerjaan dengan para perokok
yang mencoba untuk berhenti
03
teori tindakan beralasan dan perilaku
terencana
berfokus pada faktor motivasi individu yang dapat menentukan kemungkinan
melakukan perilaku tertentu
04
teori kognitif sosial
Konsep teori kognitif sosial mengintegrasikan
proses pada tingkat kognitif, perilaku, dan sosial
05
Konsep Defenisi contoh
tingkat intrapersonal Ciri-ciri individu yang mempengaruhi tingkah laku, seperti
pengetahuan, sikap, kepercayaan, dan ciri-ciri
kepribadian .
Bisakah pasien menggambarkan gejala asma? Bagaimana
keyakinan pasien tentang kegunaan obat asmanya? Bagaimana
tingkat literasi kesehatan pasien?
tingkat interpersonal Proses interpersonal dan kelompok primer, termasuk
keluarga, teman, dan teman sebaya, yang memberikan
identitas sosial, dukungan, dan definisi peran.
Dukungan apa yang dimiliki pasien dari anggota keluarga untuk
mengatasi asmanya? Bagaimana hubungan pasien dan
pertukaran komunikasi dengan apoteker?
faktor kelembagaan, Aturan, kebijakan regulasi, dan struktur informal yang
dapat membatasi atau mendorong perilaku yang
direkomendasikan
Apakah pasien asma bekerja di lingkungan bebas asap rokok?
Apakah ada kebijakan yang diberlakukan di sekolah-sekolah
setempat yang melarang anak-anak membawa inhaler bersama
mereka di taman bermain?
faktor komunitas Jejaring sosial dan norma atau standar, formal.atau
informal, antar Individu, kelompok, organisasi
Adakah organisasi masyarakat setempat yang memberikan
bantuan dan dukungan bagi penderita asma? Apa upaya
masyarakat untuk mengatasi masalah lingkungan masyarakat
yang berdampak pada kesehatan pernapasan?
kebijakan publik Kebijakan dan hukum lokal, negara bagian, dan federal
yang mengatur atau mendukung tindakan dan praktik
sehat untuk pencegahan penyakit, deteksi dini,
pengendalian, dan manajemen.
Apakah asuransi kesehatan pasien mencakup "spacer"? Hukum
lokal, negara bagian, atau federal apa yang diberlakukan untuk
meminimalkan emisi beracun dalam komunitas dengan tingkat
asma yang tinggi?
1. Model Ekologi
2. model keyakinan kesehatan
konsep Defenisi Contoh kepercayaan
Kerentanan yang dirasakan, Persepsi individu tentang risiko tertular
penyakit
“Saya tidak pernah terkena flu. Saya tidak perlu mendapatkan vaksin flu."
"Saya menderita diabetes dan tertular flu akan berbahaya bagi saya."
Keparahan yang dirasakan, Persepsi orang tentang keseriusan suatu
kondisi kesehatan atau penyakit
jika kena flu, saya akan baik-baik saja. Saya mengonsumsi banyak Vitamin
C .
"Saya sudah tua dan saya pernah flu sebelumnya. Itu bukan piknik.
Manfaat yang dirasakan, Persepsi individu tentang hasil positif dari
suatu kegiatan untuk mereka
Saya percaya bahwa mendapatkan vaksin flu akan sangat menurunkan
peluang saya tertular flu.
Hambatan yang dirasakan Persepsi individu tentang apa yang harus
mereka atasi untuk dapat melakukan
kegiatan kesehatan
saya takut jarum, saya tidak bisa melalui dengan mendapatkan suntikan! ".
saya tidak memiliki asuransi untuk membayar vaksin flu
Tahun lalu saya menerima vaksin flu dan tetap tertular flu.
Isyarat untuk bertindak, Pesan-pesan yang lebih cerah yang akan
mengaktifkan individu untuk mengambil
tindakan
pengumuman layanan masyarakat di iklan radio di mana mendapatkan
vaksin flu gratis
Kemanjuran diri tingkat kepercayaan individu bahwa
mereka dapat berhasil melaksanakan atau
melaksanakan suatu perilaku
Vaksin flu gratis yang diberikan oleh pemberi kerja. Mencari informasi dari
apoteker tentang manfaat vaksin flu
3. Model tahapan Perubahan
tahapan defenisi Potensi strategi perubahan contoh
Precontemplation
Tidak ada niat untuk melakukan
tindakan dalam 6 bulan ke depan
meningkatkan kesadaran akan
perubahan, mempersonalisasi informasi
tentang risiko dan manfaat
memberikan informasi tentang risiko merokok.
Jelajahi bersama pasien manfaat yang mereka
rasakan dari berhenti
Kontemplasi Berminat untuk mengambil tindakan
dalam 6 bulan ke depan
Memotivasi, mendorong membuat
rencana khusus
menetapkan tanggal berhenti tertentu.
Identifikasi teman atau anggota keluarga yang
akan mendukung upaya tersebut. Diskusikan
alat bantu berhenti merokok yang tersedia untuk
pasien
Persiapan Bermaksud untuk mengambil tindakan
dalam 30 hari ke depan dan telah
mengambil beberapa langkah perilaku
ke arah ini
Membantu mengembangkan dan
melaksanakan tindakan nyata rencana,
bantu menetapkan tujuan tambahan
Tetapkan janji terapi, Belilah alat bantu berhenti
merokok. Siapkan log dan daftar pemicu yang
harus dihindari
tindakan telah mengubah perilaku selama kurang
dari 6 bulan
membantu dengan umpan balik,
pemecahan masalah, dukungan sosial,
dan penguatan
selamat pasien atas langkah-langkah kecil dan
diskusikan keinginan dan efek samping dari alat
bantu berhenti merokok. membantu pasien
merencanakan apa yang harus dilakukan jika
mereka merokok.
Pemeliharaan Telah mengubah perilaku selama lebih
dari 6 bulan
Membantu mengatasi, mengingatkan,
mencari alternatif, menghindari
terpeleset / kambuh (jika berlaku)
Kembangkan mekanisme dan rencana
penanggulangan untuk menghindari pemicu.
Berfokuslah pada manfaat berhenti merokok.
Konsep defenisi Contoh
niat perilaku persepsi individu bahwa mereka
cenderung melakukan perilaku
setelah menerima nomor layanan Smoker help,
seberapa besar kemungkinan individu akan atau
tidak akan melakukan panggilan?
sikap evluation individu dari perilaku akan memanggil layanan smoker help baik, buruk,
atau tidak membuat perbedaan sama sekali .
norma subyektif keyakinan individu bahwa perilaku
akan atau tidak akan disetujui dan
didukung oleh orang lain yang
penting
apakah Anda yakin bahwa kebanyakan orang
menyetujui atau tidak menyetujui panggilan layanan
smoker help?
kontrol perilaku yang
dirasakan
Keyakinan individu bahwa mereka
memiliki kendali dan kemampuan
untuk melakukan perilaku
siapa yang membuat keputusan akhir untuk
menelepon layanan smker help? Anda atau orang
lain?
4. Teori prilaku yang direncanakan
konsep defenisi Potensial perubahan strategi Contoh : program Asma
determinisme timbal balik Interaksi dinamis dari orang,
perilaku, dan lingkungan di mana
perilaku dilakukan
Pertimbangkan berbagai cara untuk
mempromosikan perubahan perilaku,
termasuk membuat penyesuaian terhadap
lingkungan atau mempengaruhi sikap
pribadi
Anak sekolah menengah pertama dan keluarganya
menjadi anggota kelompok dukungan komunitas untuk
penderita asma. Sekolah memiliki program untuk
mendukung anak-anak penderita asma, dan semua orang
menjadi lebih sadar tentang asma.
kemampuan perilaku Pengetahuan dan keterampilan
untuk melakukan perilaku yang
diberikan
Promosikan pembelajaran penguasaan
melalui pelatihan keterampilan
Pasien asma diajari keterampilan untuk menggunakan
steroid dan aibuterolinhaler mereka dengan benar Pasien
asma diajari tentang pemicu yang harus dihindari untuk
mencegah serangan asma akut.
harapan Hasil yang diharapkan dari suatu
perilaku
Modelkan hasil positif dari perilaku sehat Pasien mengalami bagaimana pernapasan mereka
menjadi kuat ketika mereka menggunakan obat-obatan
mereka dengan benar.
kemanjuran diri Keyakinan dalam kemampuan
seseorang untuk mengambil
tindakan dan mengatasi
hambatan
Dekati perubahan perilaku dalam
langkah-langkah kecil untuk memastikan
kesuksesan; spesifiklah tentang
perubahan yang diinginkan
Pasien asma dapat memperagakan penggunaan inhaler
mereka pada setiap kunjungan ke apotek; kunjungan
memperkuat teknik yang benar dan teknik yang tidak
benar
pembelajaran observasi
(pemodelan)
Akuisisi perilaku yang terjadi
dengan mengamati tindakan dan
hasil dari perilaku orang lain
Tawarkan model peran yang kredibel
yang melakukan perilaku yang ditargetkan
Dua saudara kandung menderita asma. Sang adik
mengamati sang kakak dengan menggunakan perangkat
inhaler. Sang kakak berperan sebagai panutan.
bala bantuan Respons terhadap perilaku
seseorang yang meningkatkan
atau menurunkan kemungkinan
terulang kembali
Promosikan penghargaan dan insentif
yang dimulai sendiri
Siswa sekolah menengah dipilih untuk membantu dalam
program untuk mendidik teman sekelasnya tentang asma
dan menjadi ahli kelas.
5. Teori Kognitif Sosial
Mengembangkan, Menerapkan dan Evaluasi
Program Promosi Kesehatan Komunitas
Tahap Pengembangan :
1. Menentukan dan mengidentifikasi Sasaran/Klien
2. Menentukan pengajaran/pokok bahasan
3. Menyusun Jadwal rencana pelaksanaan
4. Memilih strategi/metode belajar
5. Memilih alat bantu mengajar / media promosi kesehatan
6. Menyusun rencana evaluasi
Tahap Penerapan
Promosi Kesehatan Di Sekolah
Usia sekolah sangat baik untuk
memberikan edukasi dan
pemahaman mengenai Perilaku
Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS).
Tujuan Promosi Kesehatan Di
Sekolah:
1. Menciptakan siswa,guru dan
masyarakat lingkungan sekolah
untuk menerapkan PHBS.
2. Menciptakan lingkungan sekolah
yang sehat, bersih dan nyaman.
3. Mampu meningkatkan
pendidikan di sekolah.
4. Menciptakan pelayanan
kesehatan di sekolah yang bisa
dimanfaatkan dengan baik
Promosi Kesehatan Di Tempat Kerja
yang dilaksanakan di tempat kerja,
selain bisa mengatasi,memelihara,
meningkatkan serta melindungi
kesehatannya sendiri. Dengan
menerapkan promosi kesehatan di
tempat kerja hal ini akan bisa
meningkatkan produktivitas kerja dan
menciptakan lingkungan kerja yang
sehat.
Tujuan Promosi Kesehatan Di Tempat
Kerja:
1. Mampu menerapkan perilaku hidup
bersih dan sehat di tempat kerja
2. Bisa menurunkan angka absensi
tenaga kerja
3. Mengurangi angka penyakit baik
dalam lingkungan kerja atau diluar
lingkungan kerja
Mengembangkan, Menerapkan dan Evaluasi
Program Promosi Kesehatan Komunitas
Tahap Evaluasi
Efisiensi program promosi kesehatan diukur dari kesesuaian sumber daya
yang telah dialokasikan dengan tercapainyan tujuan. Sedangkan efikasi
program promosi kesehatan diukur dari perubahan yang terjadi apakah betul-
betul disebabkan oleh program promosi kesehatan yang dijalankan. Fraenkel
mengklasifikasi evaluasi menjadi 3, yaitu:
1. diagnostic evaluation, yaitu evaluasi yang dilakukan pada waktu
penilaian kebutuhan atau identifikasi masalah
2. formative evaluation, yaitu evaluasi yang dilakukan pada waktu program
promosi kesehatan sedang berlangsung, guna melihat efektivitas dari
program
3. summative evaluation, yaitu evaluasi yang dilakukan di akhir program,
untuk melihat apakah program masih akan dilanjutkan, dimodifikasi atau
dihentikan.
Mengembangkan, Menerapkan dan Evaluasi
Program Promosi Kesehatan Komunitas
01
yaitu evaluasi yang
dilakukan pada waktu
penilaian kebutuhan atau
identifikasi masalah
diagnostic
evaluation
02
yaitu evaluasi yang
dilakukan pada waktu
program promosi kesehatan
sedang berlangsung, guna
melihat efektivitas dari
program
formative
evaluation
03
yaitu evaluasi yang
dilakukan di akhir program,
untuk melihat apakah
program masih akan
dilanjutkan, dimodifikasi
atau dihentikan
summative
evaluation
Tahap Evaluasi
Pengaruh Faktor Budaya, Sosial Ekonomi dan Demografi pada
Edukasi Kesehatan Komunitas
Salah satu faktor yang menentukan kondisi kesehatan masyarakat
adalah perilaku kesehatan masyarakat itu sendiri. Dimana proses
terbentuknya perilaku ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi status kesehatan yaitu;
lingkungan yang terdiri dari lingkungan fisik, sosial budaya,
ekonomi, perilaku, keturunan, dan pelayanan kesehatan,
selanjutnya lingkungan sosial budaya tersebut tidak saja
mempengaruhi status kesehatan, tetapi juga mempengaruhi
perilaku kesehatan. selain aspek sosial yang mempengaruhi
perilaku kesehatan, aspek budaya juga mempengaruhi kesehatan
seseorang antaranya tradisi, sikap fatalisme, nilai, etnocentrism,
dan unsur budaya yang dipelajari pada tingkat awal dalam proses
sosialisasi
IMUNISASI
DEFENISI
Imunisasi ?
Imunisasi adalah suatu upaya untuk
menimbulkan/meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu
penyakit, sehingga apabila suatu saat
terpajan dengan penyakit tersebut tidak
akan sakit atau hanya mengalami sakit
ringan.
Tujuan imunisasi
yaitu Menurunkan
angka kesakitan,
kematian dan
kecacatan akibat
penyakit yang dapat
dicegah dengan
imunisasi.
LATAR BELAKANG
Seiring waktu, semakin
banyak vaksin
dikembangkan, dapat
meningkatkan harapan
hidup dan kualitas
hidup
.
Sebelum adanya
imunisasi , anak-anak
meninggal dalam
jumlah besar karena
difteri, meningitis, dan
pertusis.
.
Vaksin yang
dilisensikan dalam
beberapa tahun
terakhir menawarkan
potensi untuk
mencegah
gastroenteritis parah,
kanker serviks, dan
herpes zoster.
Vaksin mencegah 10 penyakit
pada anak-anak (difteri, tetanus,
pertusis, Haemophilus influensa
tipe b, poliomielitis, campak,
gondongan, rubella, varicella, dan
hepatitis B) mencegah lebih dari
14 juta kasus penyakit dan lebih
dari 33.500 kematian selama
seumur hidup kelompok kelahiran
yang diimunisasi dari anak-anak
AS
.
Dalam beberapa
tahun, wabah cacar,
campak, poliomyelitis,
rubella, dan penyakit
menular lainnya
melanda kota-kota.
Tetanus, hepatitis, dan
rabies membunuh
banyak orang
1 2
543
Sejarah Keterlibatan Apoteker di Amerika
1890-an
dan awal
1900-an
• Apoteker di tahun 1890-an dan awal 1900-an hanya menyediakan vaksin sesuai dengan kebutuhan. Tapi
keterlibatan awal apoteker dengan imunologi ini berumur pendek.
1950-an
dan
1960-an
• Apoteker terlibat dalam program pendidikan dan advokasi vaksin. Tetapi ledakan keterlibatan
ini tidak bertahan sampai tingkat tertentu.
1984
• Apoteker secara tegas, mengambil peran advokasi dan pemberian vaksin. Biasanya, program imunisasi
influenza.
awal
1990-an
• Sudah menyediakan vaksin influenza di beberapa apotek.
1994
• Ribuan apotek menjadi pendukung aktif suntikan flu.
Novemb
er 1996
• Asosiasi Apoteker Amerika (APHA) bermitra dengan tiga organisasi untuk mengembangkan program model
untuk melatih apoteker untuk mengimunisasi
Pada tahun 1997, apoteker menyelesaikan program pelatihan formal
dengan kurikulum APHA di Alabama, Arkansas, Iowa , Michigan,
Tennessee, Texas, dan tempat lain. Dewan perwakilan APHA
mengeluarkan resolusi yang meminta semua apoteker untuk mengambil
salah satu dari tiga peran imunisasi: advokat, fasilitator, atau imunisasi.
Pada akhir 1997, lebih dari 1000 apoteker di seluruh negeri telah dilatih
untuk mengimunisasi, dan Dewan Pengawas APHA mengadopsi Pedoman
untuk Advokasi Imunisasi Berbasis Farmasi .
Pada bulan Oktober dan November 1997, dua rantai apotek di Negara
Bagian Washington menunjukkan potensi pemberian imunisasi oleh
seorang apoteker.
Pada akhir tahun 2000, lebih dari 3500 apoteker telah belajar
mengimunisasi melalui program-program seperti ini. Jumlahnya
meningkat secara dramatis selama sisa dekade tersebut.
Bayi Balita Anak SD
Wanita Usia
Subur
Sasaran Imunisasi
Pedoman Advokasi Imunisasi Berbasis Farmasi
1. Pencegahan
Apoteker harus memajukan kesehatan masyarakat dengan mengadvokasi dalam pemberian
imunisasi. Apoteker sebagai edukator, fasilitator,immunizer.
2. Kemitraan
Apoteker harus mengelola imunisasi melakukan kemitraan dengan komunitas mereka.
3. Kualitas
Apoteker harus mencapai dan mempertahankan kompetensi untuk mengelola imunisasi.
4. Dokumentasi
Apoteker harus mendokumentasikan imunisasi secara lengkap dan melaporkan kejadian yang
signifikan secara klinis dengan tepat.
5. Pemberdayaan
Apoteker harus mendidik pasien tentang imunisasi dan menghormati hak pasien.
Beberapa Penyakit yang Dapat
Dicegah dengan Imunisasi
Difteri
Penyakit yang
disebabkan oleh
bakteri
Corynebacteriu
m diphtheriae.
Pertusis
Penyakit pada
saluran
pernapasan yang
disebabkan oleh
bakteri Bordetella
pertussis. (batuk
rejan)
Tetanus
Penyakit yang
disebabkan oleh
Clostridium tetani
yang
menghasilkan
neurotoksin
Tuberculosis
(TBC)
Penyakit yang
disebabkan oleh
Mycobacterium
tuberculosa
disebut juga batuk
darah.
.
Campak
Penyakit yang
disebabkan oleh
virus myxovirus
viridae measles.
Jenis-jenis imunisasi
1. Imunisasi Wajib
Imunisasi wajib merupakan imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah untuk
seseorang sesuai dengan kebutuhannya dalam rangka melindungi yang
bersangkutan dan masyarakat sekitarnya dari penyakit menular tertentu.
a. Imunisasi Rutin : merupakan kegiatan imunisasi yang dilaksanakan secara terus-
menerus sesuai jadwal.
b. Imunisasi Tambahan : Imunisasi tambahan diberikan kepada kelompok umur
tertentu yang paling berisiko terkena penyakit sesuai kajian epidemiologis pada
periode waktu tertentu.
c. Imunisasi Khusus : Imunisasi khusus merupakan kegiatan imunisasi yang
dilaksanakan untuk melindungi masyarakat terhadap penyakit tertentu pada
situasi tertentu. Jenis imunisasi khusus, antara lain terdiri atas Imunisasi
Meningitis Meningokokus, Imunisasi Demam Kuning, dan Imunisasi Anti-Rabies.
2. Imunisasi Pilihan
merupakan imunisasi yang dapat diberikan kepada seseorang sesuai dengan
kebutuhannya dalam rangka melindungi yang bersangkutan dari penyakit
menular tertentu, yaitu vaksin MMR, Hib, Tifoid, Varisela, Hepatitis A, Influenza,
Pneumokokus, Rotavirus, Japanese Ensephalitis, dan HPV.
PERAN APOTEKER
Content Here
Apoteker memiliki kesempatan untuk mempromosikan
pencegahan penyakit, termasuk imunisasi yang tepat. Mereka
membantu melindungi pasien mereka dengan menjadi pendukung
imunisasi, dan mereka berperan sebagai pendidik, fasilitator, dan
imunizer.
Apoteker merupakan Pakar penggunaan obat yang sangat
dipercaya oleh masyarakat, apoteker memainkan peran dalam
mendidik pasien dan mengadvokasi pentingnya penggunaan obat
yang tepat. Advokasi ini mencakup peningkatan kesadaran tentang
manfaat kesehatan pribadi dan masyarakat dengan imunisasi.
Apoteker dapat mendidik pasien, penyedia layanan kesehatan,
dan pembuat kebijakan tentang pentingnya imunisasi dan peran
yang dapat dimainkan apoteker dalam meningkatkan tingkat
imunisasi.
Selain menentukan kebutuhan imunisasi, apoteker juga
berperan dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Apoteker yang
bukan imunisator sendiri dapat menampung orang lain yang
diimunisasi, untuk Misalnya, dengan mengadakan klinik
imunisasi yang dijalankan perawat di apotek atau fasilitas
mereka. Apoteker dapat merujuk pasien ke rumah medis
mereka atau penyedia layanan kesehatan lain untuk menerima
imunisasi. Apoteker juga dapat bekerja sama dengan
departemen kesehatan setempat dan rujuk pasien ke program
imunisasi komunitas. Rujukan sangat penting untuk bayi dan
anak-anak, yang apotekernya mungkin tidak berwenang atau
terlatih untuk mengimunisasi.
1. Sebelum menerima
vaksin, pasien harus
diberi informasi tentang
risiko dam manfaat yang
terkait dengan imunisasi
2. Melibatkan
penyimpanan &
penanganan vaksin
3. Riwayat
imunisasi
4. Kontra indikasi
5. Melibatkan
pencatatan dan
menekankan pentingnya
dokumentasi rahasia
6. Menyangkut
pemberian
vaksin
7. Dimonitor untuk
reaksi yang
merugikan setelah
menerima vaksin
Standar
Kualitas
untuk
Imunisasi
Berbasis
Farmasi
KESIMPULAN
POIN 01
Layanan kesehatan masyarakat sudah ada sejak abad ke-
19. Awalnya, upaya kesehatan masyarakat difokuskan
pada masalah lingkungan seperti sanitasi dan udara, air,
kualitas makanan dan pada penyediaan layanan kesehatan.
Ini adalah bentuk upaya membantu masyarakat menjaga
kesehatan dan mencegah penyakit. Sejak akhir tahun
1800-an, penerapan strategi promosi kesehatan tentang
penyakit, program pendidikan kesehatan, kampanye
imunisasi, dan perawatan medis telah menyebabkan
penurunan prevalensi penyakit infeksi akut seperti
tuberkulosis, difteri, dan gastroenteritis.
POIN 03
Apoteker dilatih untuk memberikan pendidikan tidak hanya
tentang penggunaan obat yang tepat tetapi juga tentang
perubahan gaya hidup dan aktivitas perawatan diri bagi
masyarakat ataupun lingkungan sosial. Pembelajaran
dalam pelatihan praktisi atau pembelajaran
edukasi/konseling Merupakan kerangka kerja teoritis yang
mendukung dan mengoptimalkan efektivitas promosi
kesehatan dan intervensi pencegahan penyakit dan
bagaimana apoteker dapat mengintegrasikan kerangka
kerja ini dalam kegiatan promosi kesehatan sehari-hari dan
pencegahan penyakit.
POIN 02
Apoteker menjalankan fungsi kesehatan masyarakat terkait
dengan aksesibilitas perawatan, aksesibilitas pengobatan,
dan layanan pencegahan. meningkatkan harapan hidup
dan kualitasnya serta mengurangi kesenjangan kesehatan.
dan tujuan Apoteker menjalankan fungsi ini merupakan
sebagai titik awal kontribusi apoteker untuk
mempromosikan kesehatan di berbagai lapisan masyarakat
Thank You

More Related Content

What's hot

Pertemuan 2 - Digital Image Processing - Image Enhancement - Citra Digital
Pertemuan 2 - Digital Image Processing - Image Enhancement - Citra DigitalPertemuan 2 - Digital Image Processing - Image Enhancement - Citra Digital
Pertemuan 2 - Digital Image Processing - Image Enhancement - Citra Digitalahmad haidaroh
 
Bangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AerobikBangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AerobikJoy Irman
 
Penentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet
Penentuan Status Mutu Air dengan Metode StoretPenentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet
Penentuan Status Mutu Air dengan Metode StoretYahya M Aji
 
Farmakokinetika pengaturan dosis
Farmakokinetika   pengaturan dosisFarmakokinetika   pengaturan dosis
Farmakokinetika pengaturan dosisDwi Ramdhini
 
Pengantar Sistem Pengelolaan Sampah (1/4)
Pengantar Sistem Pengelolaan Sampah (1/4)Pengantar Sistem Pengelolaan Sampah (1/4)
Pengantar Sistem Pengelolaan Sampah (1/4)Joy Irman
 
MANAJEMEN FARMASI RUMAH SAKIT
MANAJEMEN FARMASI RUMAH SAKITMANAJEMEN FARMASI RUMAH SAKIT
MANAJEMEN FARMASI RUMAH SAKITssusere6c40f
 
Permenkes RI no. 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...
Permenkes RI no. 30 Tahun 2014  tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...Permenkes RI no. 30 Tahun 2014  tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...
Permenkes RI no. 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...Ulfah Hanum
 
S T O I K I O M E T R I
S T O I K I O M E T R IS T O I K I O M E T R I
S T O I K I O M E T R IIwan Setiawan
 
Rancangan Acak Kelompok (RAK)
Rancangan Acak Kelompok (RAK)Rancangan Acak Kelompok (RAK)
Rancangan Acak Kelompok (RAK)Ade Setiawan
 
Manajemen pemeliharaan fasilitas
Manajemen pemeliharaan fasilitasManajemen pemeliharaan fasilitas
Manajemen pemeliharaan fasilitasbambangwisaksono
 
Penanaman dan isolasi mikroba, mikrobiologi
Penanaman dan isolasi mikroba, mikrobiologiPenanaman dan isolasi mikroba, mikrobiologi
Penanaman dan isolasi mikroba, mikrobiologiIsponi Umayah
 
Termodinamika kimia (pertemuan 2)
Termodinamika kimia (pertemuan 2)Termodinamika kimia (pertemuan 2)
Termodinamika kimia (pertemuan 2)Utami Irawati
 
KIMIA DASAR-1. pendahuluan
KIMIA DASAR-1. pendahuluanKIMIA DASAR-1. pendahuluan
KIMIA DASAR-1. pendahuluanArdian Muhtar
 
Kimia inti dan radioaktif-radioaktif
Kimia inti dan radioaktif-radioaktifKimia inti dan radioaktif-radioaktif
Kimia inti dan radioaktif-radioaktiffarid miftah
 
Decison Matrix Analysis_Perbanas
Decison Matrix Analysis_PerbanasDecison Matrix Analysis_Perbanas
Decison Matrix Analysis_Perbanasapriyantieka
 

What's hot (20)

Pertemuan 2 - Digital Image Processing - Image Enhancement - Citra Digital
Pertemuan 2 - Digital Image Processing - Image Enhancement - Citra DigitalPertemuan 2 - Digital Image Processing - Image Enhancement - Citra Digital
Pertemuan 2 - Digital Image Processing - Image Enhancement - Citra Digital
 
Slide minggu 6 (citra digital)
Slide minggu 6 (citra digital)Slide minggu 6 (citra digital)
Slide minggu 6 (citra digital)
 
Bangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AerobikBangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
 
Penentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet
Penentuan Status Mutu Air dengan Metode StoretPenentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet
Penentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet
 
Farmakokinetika pengaturan dosis
Farmakokinetika   pengaturan dosisFarmakokinetika   pengaturan dosis
Farmakokinetika pengaturan dosis
 
Pengantar Sistem Pengelolaan Sampah (1/4)
Pengantar Sistem Pengelolaan Sampah (1/4)Pengantar Sistem Pengelolaan Sampah (1/4)
Pengantar Sistem Pengelolaan Sampah (1/4)
 
MANAJEMEN FARMASI RUMAH SAKIT
MANAJEMEN FARMASI RUMAH SAKITMANAJEMEN FARMASI RUMAH SAKIT
MANAJEMEN FARMASI RUMAH SAKIT
 
Permenkes RI no. 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...
Permenkes RI no. 30 Tahun 2014  tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...Permenkes RI no. 30 Tahun 2014  tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...
Permenkes RI no. 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...
 
S T O I K I O M E T R I
S T O I K I O M E T R IS T O I K I O M E T R I
S T O I K I O M E T R I
 
Rancangan Acak Kelompok (RAK)
Rancangan Acak Kelompok (RAK)Rancangan Acak Kelompok (RAK)
Rancangan Acak Kelompok (RAK)
 
Manajemen pemeliharaan fasilitas
Manajemen pemeliharaan fasilitasManajemen pemeliharaan fasilitas
Manajemen pemeliharaan fasilitas
 
Penanaman dan isolasi mikroba, mikrobiologi
Penanaman dan isolasi mikroba, mikrobiologiPenanaman dan isolasi mikroba, mikrobiologi
Penanaman dan isolasi mikroba, mikrobiologi
 
Metode knn
Metode knnMetode knn
Metode knn
 
Tutorial powersim
Tutorial powersimTutorial powersim
Tutorial powersim
 
Termodinamika kimia (pertemuan 2)
Termodinamika kimia (pertemuan 2)Termodinamika kimia (pertemuan 2)
Termodinamika kimia (pertemuan 2)
 
Pertemuan 1 anorg.lanjut
Pertemuan 1 anorg.lanjutPertemuan 1 anorg.lanjut
Pertemuan 1 anorg.lanjut
 
KIMIA DASAR-1. pendahuluan
KIMIA DASAR-1. pendahuluanKIMIA DASAR-1. pendahuluan
KIMIA DASAR-1. pendahuluan
 
Kimia inti dan radioaktif-radioaktif
Kimia inti dan radioaktif-radioaktifKimia inti dan radioaktif-radioaktif
Kimia inti dan radioaktif-radioaktif
 
Decison Matrix Analysis_Perbanas
Decison Matrix Analysis_PerbanasDecison Matrix Analysis_Perbanas
Decison Matrix Analysis_Perbanas
 
Penatalaksanaan gg-jiwa
Penatalaksanaan gg-jiwaPenatalaksanaan gg-jiwa
Penatalaksanaan gg-jiwa
 

Similar to Upaya apoteker dalam (preventif) mencegah penyakit

KONSEP DASAR PENCEGAHAN PENYAKIT KLPK 2.pptx
KONSEP DASAR PENCEGAHAN PENYAKIT KLPK 2.pptxKONSEP DASAR PENCEGAHAN PENYAKIT KLPK 2.pptx
KONSEP DASAR PENCEGAHAN PENYAKIT KLPK 2.pptxjennyjosephkim
 
Administrasi kebijakan kesehatan by dwi ayu
Administrasi kebijakan kesehatan by dwi ayuAdministrasi kebijakan kesehatan by dwi ayu
Administrasi kebijakan kesehatan by dwi ayuDwi Ayu
 
Pengantar IKM.pptx
Pengantar IKM.pptxPengantar IKM.pptx
Pengantar IKM.pptxafgun2
 
Presentase mata kuliah Ilmu kesmas dan Kesehatan Global
Presentase mata kuliah Ilmu kesmas dan Kesehatan GlobalPresentase mata kuliah Ilmu kesmas dan Kesehatan Global
Presentase mata kuliah Ilmu kesmas dan Kesehatan GlobalLaOdeMuhTaufiq
 
Perbedaan pelayanan kesehatan kuratif
Perbedaan pelayanan kesehatan kuratifPerbedaan pelayanan kesehatan kuratif
Perbedaan pelayanan kesehatan kuratifLeni Yanti
 
Teori Dasar Promosi Kesehatan
Teori Dasar Promosi KesehatanTeori Dasar Promosi Kesehatan
Teori Dasar Promosi Kesehatanpjj_kemenkes
 
Teori Dasar Promosi Kesehatan
Teori Dasar Promosi KesehatanTeori Dasar Promosi Kesehatan
Teori Dasar Promosi Kesehatanpjj_kemenkes
 
Pelayanan kesehatan promotif,preventif,kuratif dan rehabilitatif
Pelayanan kesehatan promotif,preventif,kuratif dan rehabilitatifPelayanan kesehatan promotif,preventif,kuratif dan rehabilitatif
Pelayanan kesehatan promotif,preventif,kuratif dan rehabilitatifOperator Warnet Vast Raha
 
Pelayanan kesehatan promotif,preventif,kuratif dan rehabilitatif
Pelayanan kesehatan promotif,preventif,kuratif dan rehabilitatifPelayanan kesehatan promotif,preventif,kuratif dan rehabilitatif
Pelayanan kesehatan promotif,preventif,kuratif dan rehabilitatifOperator Warnet Vast Raha
 
Konsep Islam dalam Pencegahan Penyakit
Konsep Islam dalam Pencegahan PenyakitKonsep Islam dalam Pencegahan Penyakit
Konsep Islam dalam Pencegahan PenyakitShofiraNabila
 
tugas prevensi epidemiologi_Nabila Rizkika.ppt
tugas prevensi epidemiologi_Nabila Rizkika.ppttugas prevensi epidemiologi_Nabila Rizkika.ppt
tugas prevensi epidemiologi_Nabila Rizkika.pptNabilaRizkika3
 
promosi kesehatan dan edukasi kesehatan.ppt
promosi kesehatan dan edukasi kesehatan.pptpromosi kesehatan dan edukasi kesehatan.ppt
promosi kesehatan dan edukasi kesehatan.pptRoniAlfaqih2
 
Program kerja-kkn-tematik
Program kerja-kkn-tematikProgram kerja-kkn-tematik
Program kerja-kkn-tematikNur Khairiyah
 
Kb 3 epidemiologi -
Kb 3    epidemiologi -Kb 3    epidemiologi -
Kb 3 epidemiologi -pjj_kemenkes
 
Konsep promosi kesehatan
Konsep promosi kesehatanKonsep promosi kesehatan
Konsep promosi kesehatanzaraamalia1
 
Konsep promosi kesehatan
Konsep promosi kesehatanKonsep promosi kesehatan
Konsep promosi kesehatanzaraamalia1
 

Similar to Upaya apoteker dalam (preventif) mencegah penyakit (20)

Kelompok2 kmunitas
Kelompok2 kmunitasKelompok2 kmunitas
Kelompok2 kmunitas
 
KONSEP DASAR PENCEGAHAN PENYAKIT KLPK 2.pptx
KONSEP DASAR PENCEGAHAN PENYAKIT KLPK 2.pptxKONSEP DASAR PENCEGAHAN PENYAKIT KLPK 2.pptx
KONSEP DASAR PENCEGAHAN PENYAKIT KLPK 2.pptx
 
Administrasi kebijakan kesehatan by dwi ayu
Administrasi kebijakan kesehatan by dwi ayuAdministrasi kebijakan kesehatan by dwi ayu
Administrasi kebijakan kesehatan by dwi ayu
 
Pengantar IKM.pptx
Pengantar IKM.pptxPengantar IKM.pptx
Pengantar IKM.pptx
 
Presentase mata kuliah Ilmu kesmas dan Kesehatan Global
Presentase mata kuliah Ilmu kesmas dan Kesehatan GlobalPresentase mata kuliah Ilmu kesmas dan Kesehatan Global
Presentase mata kuliah Ilmu kesmas dan Kesehatan Global
 
Perbedaan pelayanan kesehatan kuratif
Perbedaan pelayanan kesehatan kuratifPerbedaan pelayanan kesehatan kuratif
Perbedaan pelayanan kesehatan kuratif
 
Teori Dasar Promosi Kesehatan
Teori Dasar Promosi KesehatanTeori Dasar Promosi Kesehatan
Teori Dasar Promosi Kesehatan
 
Teori Dasar Promosi Kesehatan
Teori Dasar Promosi KesehatanTeori Dasar Promosi Kesehatan
Teori Dasar Promosi Kesehatan
 
Pelayanan kesehatan promotif,preventif,kuratif dan rehabilitatif
Pelayanan kesehatan promotif,preventif,kuratif dan rehabilitatifPelayanan kesehatan promotif,preventif,kuratif dan rehabilitatif
Pelayanan kesehatan promotif,preventif,kuratif dan rehabilitatif
 
Pelayanan kesehatan promotif,preventif,kuratif dan rehabilitatif
Pelayanan kesehatan promotif,preventif,kuratif dan rehabilitatifPelayanan kesehatan promotif,preventif,kuratif dan rehabilitatif
Pelayanan kesehatan promotif,preventif,kuratif dan rehabilitatif
 
Konsep Islam dalam Pencegahan Penyakit
Konsep Islam dalam Pencegahan PenyakitKonsep Islam dalam Pencegahan Penyakit
Konsep Islam dalam Pencegahan Penyakit
 
tugas prevensi epidemiologi_Nabila Rizkika.ppt
tugas prevensi epidemiologi_Nabila Rizkika.ppttugas prevensi epidemiologi_Nabila Rizkika.ppt
tugas prevensi epidemiologi_Nabila Rizkika.ppt
 
Konsep dasar promkes
Konsep dasar promkesKonsep dasar promkes
Konsep dasar promkes
 
promosi kesehatan dan edukasi kesehatan.ppt
promosi kesehatan dan edukasi kesehatan.pptpromosi kesehatan dan edukasi kesehatan.ppt
promosi kesehatan dan edukasi kesehatan.ppt
 
Analisis promkes
Analisis promkesAnalisis promkes
Analisis promkes
 
Makalah kesmas AKBID PARAMATA RAHA
Makalah kesmas AKBID PARAMATA RAHA Makalah kesmas AKBID PARAMATA RAHA
Makalah kesmas AKBID PARAMATA RAHA
 
Program kerja-kkn-tematik
Program kerja-kkn-tematikProgram kerja-kkn-tematik
Program kerja-kkn-tematik
 
Kb 3 epidemiologi -
Kb 3    epidemiologi -Kb 3    epidemiologi -
Kb 3 epidemiologi -
 
Konsep promosi kesehatan
Konsep promosi kesehatanKonsep promosi kesehatan
Konsep promosi kesehatan
 
Konsep promosi kesehatan
Konsep promosi kesehatanKonsep promosi kesehatan
Konsep promosi kesehatan
 

More from SofiaNofianti

PERBANDINGAN AKRILAMIDA KOPI BUBUK TRADISIONAL DAN KOPI BUBUK LUWAK DENGAN ME...
PERBANDINGAN AKRILAMIDA KOPI BUBUK TRADISIONAL DAN KOPI BUBUK LUWAK DENGAN ME...PERBANDINGAN AKRILAMIDA KOPI BUBUK TRADISIONAL DAN KOPI BUBUK LUWAK DENGAN ME...
PERBANDINGAN AKRILAMIDA KOPI BUBUK TRADISIONAL DAN KOPI BUBUK LUWAK DENGAN ME...SofiaNofianti
 
Rheologi (SIFAT ALIRAN FLUIDA) MATERI UKAI 2020
Rheologi (SIFAT ALIRAN FLUIDA)  MATERI UKAI 2020Rheologi (SIFAT ALIRAN FLUIDA)  MATERI UKAI 2020
Rheologi (SIFAT ALIRAN FLUIDA) MATERI UKAI 2020SofiaNofianti
 
flayer Kembang sepatu
flayer Kembang sepatu flayer Kembang sepatu
flayer Kembang sepatu SofiaNofianti
 
flayer fitoterapi daun kembang sepatu sebagai obat demam malaria
flayer fitoterapi daun kembang sepatu sebagai obat demam malariaflayer fitoterapi daun kembang sepatu sebagai obat demam malaria
flayer fitoterapi daun kembang sepatu sebagai obat demam malariaSofiaNofianti
 
flayer fitoterapi daun insulin Tithonia diversifolia
flayer fitoterapi daun insulin Tithonia diversifoliaflayer fitoterapi daun insulin Tithonia diversifolia
flayer fitoterapi daun insulin Tithonia diversifoliaSofiaNofianti
 
NEWSLETTER OBAT STROKE RINGAN
NEWSLETTER OBAT STROKE RINGANNEWSLETTER OBAT STROKE RINGAN
NEWSLETTER OBAT STROKE RINGANSofiaNofianti
 
BROSUR obat Clopidogrel 75 mg tablet
BROSUR obat Clopidogrel 75 mg tabletBROSUR obat Clopidogrel 75 mg tablet
BROSUR obat Clopidogrel 75 mg tabletSofiaNofianti
 
MASALAH DAN SOLUSI COMPOUNDING AND DISPENSING SEDIAAN PADAT SEMIPADAT STERIL ...
MASALAH DAN SOLUSI COMPOUNDING AND DISPENSING SEDIAAN PADAT SEMIPADAT STERIL ...MASALAH DAN SOLUSI COMPOUNDING AND DISPENSING SEDIAAN PADAT SEMIPADAT STERIL ...
MASALAH DAN SOLUSI COMPOUNDING AND DISPENSING SEDIAAN PADAT SEMIPADAT STERIL ...SofiaNofianti
 
UKAI Konstipasi Diare Gerd Mual muntah
UKAI Konstipasi Diare Gerd Mual muntahUKAI Konstipasi Diare Gerd Mual muntah
UKAI Konstipasi Diare Gerd Mual muntahSofiaNofianti
 
komunikasi dan konseling efek samping obat TB dan combine amoksisilin pulveres
komunikasi dan konseling efek samping obat TB dan combine amoksisilin pulveres komunikasi dan konseling efek samping obat TB dan combine amoksisilin pulveres
komunikasi dan konseling efek samping obat TB dan combine amoksisilin pulveres SofiaNofianti
 
VISKOSITAS BROOKFIELD
VISKOSITAS BROOKFIELDVISKOSITAS BROOKFIELD
VISKOSITAS BROOKFIELDSofiaNofianti
 
simulasi industri vsikometer brookfield
simulasi industri vsikometer brookfieldsimulasi industri vsikometer brookfield
simulasi industri vsikometer brookfieldSofiaNofianti
 
strategi apoteker dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dengan konseling ob...
strategi apoteker dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dengan konseling ob...strategi apoteker dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dengan konseling ob...
strategi apoteker dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dengan konseling ob...SofiaNofianti
 
100 dosis obat sofia nofianti
100 dosis obat sofia nofianti100 dosis obat sofia nofianti
100 dosis obat sofia nofiantiSofiaNofianti
 
PELAYANAN KEFARMASIAN epilepsi
PELAYANAN KEFARMASIAN epilepsiPELAYANAN KEFARMASIAN epilepsi
PELAYANAN KEFARMASIAN epilepsiSofiaNofianti
 
C&d padat cair semipadat steril
C&d padat cair semipadat sterilC&d padat cair semipadat steril
C&d padat cair semipadat sterilSofiaNofianti
 
OSCE praktek simulasi industri
 OSCE praktek simulasi industri  OSCE praktek simulasi industri
OSCE praktek simulasi industri SofiaNofianti
 

More from SofiaNofianti (20)

PERBANDINGAN AKRILAMIDA KOPI BUBUK TRADISIONAL DAN KOPI BUBUK LUWAK DENGAN ME...
PERBANDINGAN AKRILAMIDA KOPI BUBUK TRADISIONAL DAN KOPI BUBUK LUWAK DENGAN ME...PERBANDINGAN AKRILAMIDA KOPI BUBUK TRADISIONAL DAN KOPI BUBUK LUWAK DENGAN ME...
PERBANDINGAN AKRILAMIDA KOPI BUBUK TRADISIONAL DAN KOPI BUBUK LUWAK DENGAN ME...
 
Rheologi (SIFAT ALIRAN FLUIDA) MATERI UKAI 2020
Rheologi (SIFAT ALIRAN FLUIDA)  MATERI UKAI 2020Rheologi (SIFAT ALIRAN FLUIDA)  MATERI UKAI 2020
Rheologi (SIFAT ALIRAN FLUIDA) MATERI UKAI 2020
 
flayer Kembang sepatu
flayer Kembang sepatu flayer Kembang sepatu
flayer Kembang sepatu
 
flayer fitoterapi daun kembang sepatu sebagai obat demam malaria
flayer fitoterapi daun kembang sepatu sebagai obat demam malariaflayer fitoterapi daun kembang sepatu sebagai obat demam malaria
flayer fitoterapi daun kembang sepatu sebagai obat demam malaria
 
flayer fitoterapi daun insulin Tithonia diversifolia
flayer fitoterapi daun insulin Tithonia diversifoliaflayer fitoterapi daun insulin Tithonia diversifolia
flayer fitoterapi daun insulin Tithonia diversifolia
 
NEWSLETTER OBAT STROKE RINGAN
NEWSLETTER OBAT STROKE RINGANNEWSLETTER OBAT STROKE RINGAN
NEWSLETTER OBAT STROKE RINGAN
 
BROSUR obat Clopidogrel 75 mg tablet
BROSUR obat Clopidogrel 75 mg tabletBROSUR obat Clopidogrel 75 mg tablet
BROSUR obat Clopidogrel 75 mg tablet
 
MASALAH DAN SOLUSI COMPOUNDING AND DISPENSING SEDIAAN PADAT SEMIPADAT STERIL ...
MASALAH DAN SOLUSI COMPOUNDING AND DISPENSING SEDIAAN PADAT SEMIPADAT STERIL ...MASALAH DAN SOLUSI COMPOUNDING AND DISPENSING SEDIAAN PADAT SEMIPADAT STERIL ...
MASALAH DAN SOLUSI COMPOUNDING AND DISPENSING SEDIAAN PADAT SEMIPADAT STERIL ...
 
RECIPE R/
RECIPE R/RECIPE R/
RECIPE R/
 
UKAI Konstipasi Diare Gerd Mual muntah
UKAI Konstipasi Diare Gerd Mual muntahUKAI Konstipasi Diare Gerd Mual muntah
UKAI Konstipasi Diare Gerd Mual muntah
 
ASHMA CASE STUDY
ASHMA CASE STUDYASHMA CASE STUDY
ASHMA CASE STUDY
 
komunikasi dan konseling efek samping obat TB dan combine amoksisilin pulveres
komunikasi dan konseling efek samping obat TB dan combine amoksisilin pulveres komunikasi dan konseling efek samping obat TB dan combine amoksisilin pulveres
komunikasi dan konseling efek samping obat TB dan combine amoksisilin pulveres
 
VISKOSITAS BROOKFIELD
VISKOSITAS BROOKFIELDVISKOSITAS BROOKFIELD
VISKOSITAS BROOKFIELD
 
simulasi industri vsikometer brookfield
simulasi industri vsikometer brookfieldsimulasi industri vsikometer brookfield
simulasi industri vsikometer brookfield
 
strategi apoteker dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dengan konseling ob...
strategi apoteker dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dengan konseling ob...strategi apoteker dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dengan konseling ob...
strategi apoteker dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dengan konseling ob...
 
100 dosis obat sofia nofianti
100 dosis obat sofia nofianti100 dosis obat sofia nofianti
100 dosis obat sofia nofianti
 
PIO OBAT SOFIA
PIO OBAT SOFIAPIO OBAT SOFIA
PIO OBAT SOFIA
 
PELAYANAN KEFARMASIAN epilepsi
PELAYANAN KEFARMASIAN epilepsiPELAYANAN KEFARMASIAN epilepsi
PELAYANAN KEFARMASIAN epilepsi
 
C&d padat cair semipadat steril
C&d padat cair semipadat sterilC&d padat cair semipadat steril
C&d padat cair semipadat steril
 
OSCE praktek simulasi industri
 OSCE praktek simulasi industri  OSCE praktek simulasi industri
OSCE praktek simulasi industri
 

Recently uploaded

2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 

Recently uploaded (20)

2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 

Upaya apoteker dalam (preventif) mencegah penyakit

  • 1. PERAN APOTEKER DALAM UPAYA PREVENTIF Dosen Pembimbing : apt. Juni Fitrah, S.Si, M.Farm KELOMPOK 7 KELAS A MUHAMAD YUSUF, S.Farm (3105025) SOFIA NOFIANTI, S.Farm (3105065) ARISKA PERMATA SARI, S.Farm (3105069) MITRA LESTARI, S.Farm (3105007) FARMASI KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER (PSPA) ANGKATAN 27 UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA 2020/2021
  • 2. Promosi kesehatan ilmu dan seni membantu orang mengubah gaya hidup mereka menuju keadaan kesehatan yang optimal. Perubahan gaya hidup melalui kombinasi upaya-upaya pendidikan, kebijakan (politik), peraturan, dan organisasi untuk mendukung kegiatan-kegiatan dan kondisi-kondisi hidup yang menguntungkan kesehatan individu, kelompok, atau komunitas PREVENTIF (Pencegahan Penyakit) Merupakan Tindakan yang ditujukan untuk mencegah, menunda, mengurangi, membasmi, mengeliminasi penyakit dan kecacatan dgn menerapkan sebuah atau sejumlah intervensi yg telah dibuktikan efektif. Tujuan pencegahan penyakit Menghalangi perkembangan penyakit dan kesakitan sebelum sempat berlanjut. Sehingga diharapkan upaya pencegahan penyakit ini mampu menyelesaikan masalah kesehatan di masyarakat dan menghasilkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
  • 3. Menurut H.R. Leavell dan E.G. Clark menjabarkan 5 (lima) tingkatan untuk pencegahan (preventif) suatu penyakit: 1. Meningkatkan kualitas kesehatan (promotion of health) 2. Melakukan perlindungan khusus untuk penyakit khusus (specific protection) 3. Mendiagnosa dan mengobati dengan tepat dan secepat mungkin (early diagnosis and prompt treatment) 4. Menghentikan kecacatan atau menghilangkan gangguan kemampuan kerja akibat suatu penyakit (disability limitation) 5. Melakukan rehabilitasi (rehabilitation)
  • 4. Metode Individual (Perorangan) Dalam pendidikan kesehatan, metode yang Bersifat individual ini digunakan untuk membina perilaku baru, atau membina seseorang yang telah mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Agar petugas kesehatan mengetahui dengan tepat bagaimana cara membantunya maka perlu menggunakan bentuk pendekatan (metode) berikut ini, yaitu : a. Bimbingan dan penyuluhan b. Interview (wawancara) Strategi Promosi Kesehatan Metoda Komunitas (Massa) sasaran promosi ini bersifat umum, dalam arti tidak membedakan golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status sosial ekonomi, tingkat pendidikan, dan sebagainya, maka pesan-pesan kesehatan yang akan disampaikan harus dirancang sedemikian rupa. Beberapa contoh metode pendidikan kesehatan secara massa ini, antara lain: a. Berbicara didepan umum (public speaking) b. Diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik, baik TV maupun radio c. Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter atau petugas kesehatan lainnya tentang suatu penyakit atau masalah kesehatan d. Tulisan-tulisan di majalah atau koran, baik dalam bentuk artikel maupun tanya jawab. e. Bill Board, yang dipasang di pinggir jalan, spanduk, poster, dan sebagainya juga merupakan bentuk promosi kesehatan massa.
  • 5. Level/Tingkat Pencegahan Penyakit 1. Health Promotion (Promosi Kesehatan) Dalam tingkat ini pendidikan kesehatan sangat diperlukan, misalnya dalam peningkatan gizi, kebiasaan hidup, perbaikan sanitasi lingkungan dan sebagainya. seperti penyediaan air rumah tangga yang baik, perbaikan cara pembuangan sampah, kotoran, air limbah, hygiene perorangan, rekreasi, sex education, persiapan memasuki kehidupan pra nikah dan persiapan menopause. Usaha ini merupakan pelayanan terhadap pemeliharaan kesehatan pada umumnya. 2. Specific Protection (Perlindungan Khusus) Perlindungan khusus yang dimaksud dalam tahapan ini adalah perlindungan yang diberikan kepada orang-orang atau kelompok yang beresiko terkena suatu penyakit tertentu. Perlindungan tersebut dimaksudkan agar kelompok yang beresiko tersebut dapat bertahan dari serangan penyakit yang mengincarnya. Oleh karena demikian, perlindungan khusus ini juga dapat disebut kekebalan buatan. level
  • 6. Tingkat / Level Pencegahan Penyakit 3. Diagnosis Dini dan Pengobatan yang Cepat dan Tepat Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat dan cepat merupakan langkah pertama ketika seseorang telah jatuh sakit. Tentu saja sasarannya adalah orang-orang yang telah jatuh sakit, agar sakit yang dideritanya dapat segera diidentifikasi dan secepatnya pula diberikan pengobatan yang tepat 4. Disability Limitation (Pembatasan Kecacatan) Karena kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan dan penyakit, maka sering masyarakat tidak melanjutkan pengobatannya sampai tuntas. Dengan kata lain mereka tidak melakukan pemeriksaan dan pengobatan yang komplit terhadap penyakitnya. Pengobatan yang tidak layak dan sempurna dapat mengakibatkan orang yang bersangkutan cacat atau ketidak mampuan. Oleh karena itu, pendidikan kesehatan juga diperlukan pada tahap ini. Penanganan secara tuntas pada kasus-kasus infeksi organ reproduksi mencegah terjadinya infertilitas. Pada tahapan ini dapat disebut juga Pengobatan yang Sempurna (Perfect Treatment) karena kecacatannya yang ditakutkan terjadi disebabkan pengobatan kepada penderita tidak sempurna.
  • 7. Tingkat / Level Pencegahan Penyakit 5. Rehabilitation (Rehabilitasi) Selanjutnya yang terakhir adalah tahapan rehabilitasi. Rehabilitasi merupakan tahapan yang sifatnya pemulihan. Ditujukan pada kelompok masyarakat yang dalam masa penyembuhan sehingga diharapkan agar benar-benar pulih dari sakit sehingga dapat beraktifitas dengan normal kembali. Apalagi kalau suatu penyakit sampai menimbulkan cacat kepada penderitanya, maka tahapan rehabilitasi ini bisa dibilang tahapan yang menentukan hidupnya kedepan akan seperti apa nantinya..
  • 8. Sedangkan berdasarkan Tingkat Pencegahan Penyakit 01 0302 04 Pencegahan tingkat dasar (Primordial) Pencegahan tingkat ketiga (Tersier) Pencegahan tingkat kedua (Sekunder) Pencegahan tingkat pertama (Primer) mencegah terjadinya resiko atau mempertahankan keadaan resiko rendah Contoh : penghentian kebiasaan merokok, minum alkohol usaha pencegahan penyakit melalui usaha mengatasi atau mengontrol faktor-faktor risiko dengan sasaran utamanya orang sehat (Promosi Kesehatan ) Tujuan utama untuk mencegah meluasnya penyakit atau terjadinya wabah pada penyakit menular dan untuk menghentikan proses penyakit lebih lanjut serta mencegah komplikasi Tujuan utamanya adalah mencegah proses penyakit lebih lanjut, seperti pengobatan dan perawatan khusus penderita kencing manis, tekanan darah tinggi, dll.
  • 9. Teori dan model yang umum digunakan dalam program mengembangkan, intervensi dan tindak lanjut promosi kesehatan oleh Apoteker model ekologi Model ini memungkinkan pengembangan program, implementasi, dan tindak lanjut dari berbagai perspektif 01 model keyakinan kesehatan Model ini mengkaji persepsi manfaat dari menghindari ancaman dan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan untuk bertindak 02 model transtheoretical /tahapan perubahan Model transtheoretical dikembangkan dari pekerjaan dengan para perokok yang mencoba untuk berhenti 03 teori tindakan beralasan dan perilaku terencana berfokus pada faktor motivasi individu yang dapat menentukan kemungkinan melakukan perilaku tertentu 04 teori kognitif sosial Konsep teori kognitif sosial mengintegrasikan proses pada tingkat kognitif, perilaku, dan sosial 05
  • 10. Konsep Defenisi contoh tingkat intrapersonal Ciri-ciri individu yang mempengaruhi tingkah laku, seperti pengetahuan, sikap, kepercayaan, dan ciri-ciri kepribadian . Bisakah pasien menggambarkan gejala asma? Bagaimana keyakinan pasien tentang kegunaan obat asmanya? Bagaimana tingkat literasi kesehatan pasien? tingkat interpersonal Proses interpersonal dan kelompok primer, termasuk keluarga, teman, dan teman sebaya, yang memberikan identitas sosial, dukungan, dan definisi peran. Dukungan apa yang dimiliki pasien dari anggota keluarga untuk mengatasi asmanya? Bagaimana hubungan pasien dan pertukaran komunikasi dengan apoteker? faktor kelembagaan, Aturan, kebijakan regulasi, dan struktur informal yang dapat membatasi atau mendorong perilaku yang direkomendasikan Apakah pasien asma bekerja di lingkungan bebas asap rokok? Apakah ada kebijakan yang diberlakukan di sekolah-sekolah setempat yang melarang anak-anak membawa inhaler bersama mereka di taman bermain? faktor komunitas Jejaring sosial dan norma atau standar, formal.atau informal, antar Individu, kelompok, organisasi Adakah organisasi masyarakat setempat yang memberikan bantuan dan dukungan bagi penderita asma? Apa upaya masyarakat untuk mengatasi masalah lingkungan masyarakat yang berdampak pada kesehatan pernapasan? kebijakan publik Kebijakan dan hukum lokal, negara bagian, dan federal yang mengatur atau mendukung tindakan dan praktik sehat untuk pencegahan penyakit, deteksi dini, pengendalian, dan manajemen. Apakah asuransi kesehatan pasien mencakup "spacer"? Hukum lokal, negara bagian, atau federal apa yang diberlakukan untuk meminimalkan emisi beracun dalam komunitas dengan tingkat asma yang tinggi? 1. Model Ekologi
  • 11. 2. model keyakinan kesehatan konsep Defenisi Contoh kepercayaan Kerentanan yang dirasakan, Persepsi individu tentang risiko tertular penyakit “Saya tidak pernah terkena flu. Saya tidak perlu mendapatkan vaksin flu." "Saya menderita diabetes dan tertular flu akan berbahaya bagi saya." Keparahan yang dirasakan, Persepsi orang tentang keseriusan suatu kondisi kesehatan atau penyakit jika kena flu, saya akan baik-baik saja. Saya mengonsumsi banyak Vitamin C . "Saya sudah tua dan saya pernah flu sebelumnya. Itu bukan piknik. Manfaat yang dirasakan, Persepsi individu tentang hasil positif dari suatu kegiatan untuk mereka Saya percaya bahwa mendapatkan vaksin flu akan sangat menurunkan peluang saya tertular flu. Hambatan yang dirasakan Persepsi individu tentang apa yang harus mereka atasi untuk dapat melakukan kegiatan kesehatan saya takut jarum, saya tidak bisa melalui dengan mendapatkan suntikan! ". saya tidak memiliki asuransi untuk membayar vaksin flu Tahun lalu saya menerima vaksin flu dan tetap tertular flu. Isyarat untuk bertindak, Pesan-pesan yang lebih cerah yang akan mengaktifkan individu untuk mengambil tindakan pengumuman layanan masyarakat di iklan radio di mana mendapatkan vaksin flu gratis Kemanjuran diri tingkat kepercayaan individu bahwa mereka dapat berhasil melaksanakan atau melaksanakan suatu perilaku Vaksin flu gratis yang diberikan oleh pemberi kerja. Mencari informasi dari apoteker tentang manfaat vaksin flu
  • 12. 3. Model tahapan Perubahan tahapan defenisi Potensi strategi perubahan contoh Precontemplation Tidak ada niat untuk melakukan tindakan dalam 6 bulan ke depan meningkatkan kesadaran akan perubahan, mempersonalisasi informasi tentang risiko dan manfaat memberikan informasi tentang risiko merokok. Jelajahi bersama pasien manfaat yang mereka rasakan dari berhenti Kontemplasi Berminat untuk mengambil tindakan dalam 6 bulan ke depan Memotivasi, mendorong membuat rencana khusus menetapkan tanggal berhenti tertentu. Identifikasi teman atau anggota keluarga yang akan mendukung upaya tersebut. Diskusikan alat bantu berhenti merokok yang tersedia untuk pasien Persiapan Bermaksud untuk mengambil tindakan dalam 30 hari ke depan dan telah mengambil beberapa langkah perilaku ke arah ini Membantu mengembangkan dan melaksanakan tindakan nyata rencana, bantu menetapkan tujuan tambahan Tetapkan janji terapi, Belilah alat bantu berhenti merokok. Siapkan log dan daftar pemicu yang harus dihindari tindakan telah mengubah perilaku selama kurang dari 6 bulan membantu dengan umpan balik, pemecahan masalah, dukungan sosial, dan penguatan selamat pasien atas langkah-langkah kecil dan diskusikan keinginan dan efek samping dari alat bantu berhenti merokok. membantu pasien merencanakan apa yang harus dilakukan jika mereka merokok. Pemeliharaan Telah mengubah perilaku selama lebih dari 6 bulan Membantu mengatasi, mengingatkan, mencari alternatif, menghindari terpeleset / kambuh (jika berlaku) Kembangkan mekanisme dan rencana penanggulangan untuk menghindari pemicu. Berfokuslah pada manfaat berhenti merokok.
  • 13. Konsep defenisi Contoh niat perilaku persepsi individu bahwa mereka cenderung melakukan perilaku setelah menerima nomor layanan Smoker help, seberapa besar kemungkinan individu akan atau tidak akan melakukan panggilan? sikap evluation individu dari perilaku akan memanggil layanan smoker help baik, buruk, atau tidak membuat perbedaan sama sekali . norma subyektif keyakinan individu bahwa perilaku akan atau tidak akan disetujui dan didukung oleh orang lain yang penting apakah Anda yakin bahwa kebanyakan orang menyetujui atau tidak menyetujui panggilan layanan smoker help? kontrol perilaku yang dirasakan Keyakinan individu bahwa mereka memiliki kendali dan kemampuan untuk melakukan perilaku siapa yang membuat keputusan akhir untuk menelepon layanan smker help? Anda atau orang lain? 4. Teori prilaku yang direncanakan
  • 14. konsep defenisi Potensial perubahan strategi Contoh : program Asma determinisme timbal balik Interaksi dinamis dari orang, perilaku, dan lingkungan di mana perilaku dilakukan Pertimbangkan berbagai cara untuk mempromosikan perubahan perilaku, termasuk membuat penyesuaian terhadap lingkungan atau mempengaruhi sikap pribadi Anak sekolah menengah pertama dan keluarganya menjadi anggota kelompok dukungan komunitas untuk penderita asma. Sekolah memiliki program untuk mendukung anak-anak penderita asma, dan semua orang menjadi lebih sadar tentang asma. kemampuan perilaku Pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan perilaku yang diberikan Promosikan pembelajaran penguasaan melalui pelatihan keterampilan Pasien asma diajari keterampilan untuk menggunakan steroid dan aibuterolinhaler mereka dengan benar Pasien asma diajari tentang pemicu yang harus dihindari untuk mencegah serangan asma akut. harapan Hasil yang diharapkan dari suatu perilaku Modelkan hasil positif dari perilaku sehat Pasien mengalami bagaimana pernapasan mereka menjadi kuat ketika mereka menggunakan obat-obatan mereka dengan benar. kemanjuran diri Keyakinan dalam kemampuan seseorang untuk mengambil tindakan dan mengatasi hambatan Dekati perubahan perilaku dalam langkah-langkah kecil untuk memastikan kesuksesan; spesifiklah tentang perubahan yang diinginkan Pasien asma dapat memperagakan penggunaan inhaler mereka pada setiap kunjungan ke apotek; kunjungan memperkuat teknik yang benar dan teknik yang tidak benar pembelajaran observasi (pemodelan) Akuisisi perilaku yang terjadi dengan mengamati tindakan dan hasil dari perilaku orang lain Tawarkan model peran yang kredibel yang melakukan perilaku yang ditargetkan Dua saudara kandung menderita asma. Sang adik mengamati sang kakak dengan menggunakan perangkat inhaler. Sang kakak berperan sebagai panutan. bala bantuan Respons terhadap perilaku seseorang yang meningkatkan atau menurunkan kemungkinan terulang kembali Promosikan penghargaan dan insentif yang dimulai sendiri Siswa sekolah menengah dipilih untuk membantu dalam program untuk mendidik teman sekelasnya tentang asma dan menjadi ahli kelas. 5. Teori Kognitif Sosial
  • 15. Mengembangkan, Menerapkan dan Evaluasi Program Promosi Kesehatan Komunitas Tahap Pengembangan : 1. Menentukan dan mengidentifikasi Sasaran/Klien 2. Menentukan pengajaran/pokok bahasan 3. Menyusun Jadwal rencana pelaksanaan 4. Memilih strategi/metode belajar 5. Memilih alat bantu mengajar / media promosi kesehatan 6. Menyusun rencana evaluasi
  • 16. Tahap Penerapan Promosi Kesehatan Di Sekolah Usia sekolah sangat baik untuk memberikan edukasi dan pemahaman mengenai Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS). Tujuan Promosi Kesehatan Di Sekolah: 1. Menciptakan siswa,guru dan masyarakat lingkungan sekolah untuk menerapkan PHBS. 2. Menciptakan lingkungan sekolah yang sehat, bersih dan nyaman. 3. Mampu meningkatkan pendidikan di sekolah. 4. Menciptakan pelayanan kesehatan di sekolah yang bisa dimanfaatkan dengan baik Promosi Kesehatan Di Tempat Kerja yang dilaksanakan di tempat kerja, selain bisa mengatasi,memelihara, meningkatkan serta melindungi kesehatannya sendiri. Dengan menerapkan promosi kesehatan di tempat kerja hal ini akan bisa meningkatkan produktivitas kerja dan menciptakan lingkungan kerja yang sehat. Tujuan Promosi Kesehatan Di Tempat Kerja: 1. Mampu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat di tempat kerja 2. Bisa menurunkan angka absensi tenaga kerja 3. Mengurangi angka penyakit baik dalam lingkungan kerja atau diluar lingkungan kerja Mengembangkan, Menerapkan dan Evaluasi Program Promosi Kesehatan Komunitas
  • 17. Tahap Evaluasi Efisiensi program promosi kesehatan diukur dari kesesuaian sumber daya yang telah dialokasikan dengan tercapainyan tujuan. Sedangkan efikasi program promosi kesehatan diukur dari perubahan yang terjadi apakah betul- betul disebabkan oleh program promosi kesehatan yang dijalankan. Fraenkel mengklasifikasi evaluasi menjadi 3, yaitu: 1. diagnostic evaluation, yaitu evaluasi yang dilakukan pada waktu penilaian kebutuhan atau identifikasi masalah 2. formative evaluation, yaitu evaluasi yang dilakukan pada waktu program promosi kesehatan sedang berlangsung, guna melihat efektivitas dari program 3. summative evaluation, yaitu evaluasi yang dilakukan di akhir program, untuk melihat apakah program masih akan dilanjutkan, dimodifikasi atau dihentikan. Mengembangkan, Menerapkan dan Evaluasi Program Promosi Kesehatan Komunitas
  • 18. 01 yaitu evaluasi yang dilakukan pada waktu penilaian kebutuhan atau identifikasi masalah diagnostic evaluation 02 yaitu evaluasi yang dilakukan pada waktu program promosi kesehatan sedang berlangsung, guna melihat efektivitas dari program formative evaluation 03 yaitu evaluasi yang dilakukan di akhir program, untuk melihat apakah program masih akan dilanjutkan, dimodifikasi atau dihentikan summative evaluation Tahap Evaluasi
  • 19. Pengaruh Faktor Budaya, Sosial Ekonomi dan Demografi pada Edukasi Kesehatan Komunitas Salah satu faktor yang menentukan kondisi kesehatan masyarakat adalah perilaku kesehatan masyarakat itu sendiri. Dimana proses terbentuknya perilaku ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi status kesehatan yaitu; lingkungan yang terdiri dari lingkungan fisik, sosial budaya, ekonomi, perilaku, keturunan, dan pelayanan kesehatan, selanjutnya lingkungan sosial budaya tersebut tidak saja mempengaruhi status kesehatan, tetapi juga mempengaruhi perilaku kesehatan. selain aspek sosial yang mempengaruhi perilaku kesehatan, aspek budaya juga mempengaruhi kesehatan seseorang antaranya tradisi, sikap fatalisme, nilai, etnocentrism, dan unsur budaya yang dipelajari pada tingkat awal dalam proses sosialisasi
  • 21. DEFENISI Imunisasi ? Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Tujuan imunisasi yaitu Menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
  • 22. LATAR BELAKANG Seiring waktu, semakin banyak vaksin dikembangkan, dapat meningkatkan harapan hidup dan kualitas hidup . Sebelum adanya imunisasi , anak-anak meninggal dalam jumlah besar karena difteri, meningitis, dan pertusis. . Vaksin yang dilisensikan dalam beberapa tahun terakhir menawarkan potensi untuk mencegah gastroenteritis parah, kanker serviks, dan herpes zoster. Vaksin mencegah 10 penyakit pada anak-anak (difteri, tetanus, pertusis, Haemophilus influensa tipe b, poliomielitis, campak, gondongan, rubella, varicella, dan hepatitis B) mencegah lebih dari 14 juta kasus penyakit dan lebih dari 33.500 kematian selama seumur hidup kelompok kelahiran yang diimunisasi dari anak-anak AS . Dalam beberapa tahun, wabah cacar, campak, poliomyelitis, rubella, dan penyakit menular lainnya melanda kota-kota. Tetanus, hepatitis, dan rabies membunuh banyak orang 1 2 543
  • 23. Sejarah Keterlibatan Apoteker di Amerika 1890-an dan awal 1900-an • Apoteker di tahun 1890-an dan awal 1900-an hanya menyediakan vaksin sesuai dengan kebutuhan. Tapi keterlibatan awal apoteker dengan imunologi ini berumur pendek. 1950-an dan 1960-an • Apoteker terlibat dalam program pendidikan dan advokasi vaksin. Tetapi ledakan keterlibatan ini tidak bertahan sampai tingkat tertentu. 1984 • Apoteker secara tegas, mengambil peran advokasi dan pemberian vaksin. Biasanya, program imunisasi influenza. awal 1990-an • Sudah menyediakan vaksin influenza di beberapa apotek. 1994 • Ribuan apotek menjadi pendukung aktif suntikan flu. Novemb er 1996 • Asosiasi Apoteker Amerika (APHA) bermitra dengan tiga organisasi untuk mengembangkan program model untuk melatih apoteker untuk mengimunisasi
  • 24. Pada tahun 1997, apoteker menyelesaikan program pelatihan formal dengan kurikulum APHA di Alabama, Arkansas, Iowa , Michigan, Tennessee, Texas, dan tempat lain. Dewan perwakilan APHA mengeluarkan resolusi yang meminta semua apoteker untuk mengambil salah satu dari tiga peran imunisasi: advokat, fasilitator, atau imunisasi. Pada akhir 1997, lebih dari 1000 apoteker di seluruh negeri telah dilatih untuk mengimunisasi, dan Dewan Pengawas APHA mengadopsi Pedoman untuk Advokasi Imunisasi Berbasis Farmasi . Pada bulan Oktober dan November 1997, dua rantai apotek di Negara Bagian Washington menunjukkan potensi pemberian imunisasi oleh seorang apoteker. Pada akhir tahun 2000, lebih dari 3500 apoteker telah belajar mengimunisasi melalui program-program seperti ini. Jumlahnya meningkat secara dramatis selama sisa dekade tersebut.
  • 25. Bayi Balita Anak SD Wanita Usia Subur Sasaran Imunisasi
  • 26. Pedoman Advokasi Imunisasi Berbasis Farmasi 1. Pencegahan Apoteker harus memajukan kesehatan masyarakat dengan mengadvokasi dalam pemberian imunisasi. Apoteker sebagai edukator, fasilitator,immunizer. 2. Kemitraan Apoteker harus mengelola imunisasi melakukan kemitraan dengan komunitas mereka. 3. Kualitas Apoteker harus mencapai dan mempertahankan kompetensi untuk mengelola imunisasi. 4. Dokumentasi Apoteker harus mendokumentasikan imunisasi secara lengkap dan melaporkan kejadian yang signifikan secara klinis dengan tepat. 5. Pemberdayaan Apoteker harus mendidik pasien tentang imunisasi dan menghormati hak pasien.
  • 27. Beberapa Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi Difteri Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacteriu m diphtheriae. Pertusis Penyakit pada saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis. (batuk rejan) Tetanus Penyakit yang disebabkan oleh Clostridium tetani yang menghasilkan neurotoksin Tuberculosis (TBC) Penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa disebut juga batuk darah. . Campak Penyakit yang disebabkan oleh virus myxovirus viridae measles.
  • 28. Jenis-jenis imunisasi 1. Imunisasi Wajib Imunisasi wajib merupakan imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah untuk seseorang sesuai dengan kebutuhannya dalam rangka melindungi yang bersangkutan dan masyarakat sekitarnya dari penyakit menular tertentu. a. Imunisasi Rutin : merupakan kegiatan imunisasi yang dilaksanakan secara terus- menerus sesuai jadwal. b. Imunisasi Tambahan : Imunisasi tambahan diberikan kepada kelompok umur tertentu yang paling berisiko terkena penyakit sesuai kajian epidemiologis pada periode waktu tertentu. c. Imunisasi Khusus : Imunisasi khusus merupakan kegiatan imunisasi yang dilaksanakan untuk melindungi masyarakat terhadap penyakit tertentu pada situasi tertentu. Jenis imunisasi khusus, antara lain terdiri atas Imunisasi Meningitis Meningokokus, Imunisasi Demam Kuning, dan Imunisasi Anti-Rabies. 2. Imunisasi Pilihan merupakan imunisasi yang dapat diberikan kepada seseorang sesuai dengan kebutuhannya dalam rangka melindungi yang bersangkutan dari penyakit menular tertentu, yaitu vaksin MMR, Hib, Tifoid, Varisela, Hepatitis A, Influenza, Pneumokokus, Rotavirus, Japanese Ensephalitis, dan HPV.
  • 29. PERAN APOTEKER Content Here Apoteker memiliki kesempatan untuk mempromosikan pencegahan penyakit, termasuk imunisasi yang tepat. Mereka membantu melindungi pasien mereka dengan menjadi pendukung imunisasi, dan mereka berperan sebagai pendidik, fasilitator, dan imunizer. Apoteker merupakan Pakar penggunaan obat yang sangat dipercaya oleh masyarakat, apoteker memainkan peran dalam mendidik pasien dan mengadvokasi pentingnya penggunaan obat yang tepat. Advokasi ini mencakup peningkatan kesadaran tentang manfaat kesehatan pribadi dan masyarakat dengan imunisasi. Apoteker dapat mendidik pasien, penyedia layanan kesehatan, dan pembuat kebijakan tentang pentingnya imunisasi dan peran yang dapat dimainkan apoteker dalam meningkatkan tingkat imunisasi.
  • 30. Selain menentukan kebutuhan imunisasi, apoteker juga berperan dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Apoteker yang bukan imunisator sendiri dapat menampung orang lain yang diimunisasi, untuk Misalnya, dengan mengadakan klinik imunisasi yang dijalankan perawat di apotek atau fasilitas mereka. Apoteker dapat merujuk pasien ke rumah medis mereka atau penyedia layanan kesehatan lain untuk menerima imunisasi. Apoteker juga dapat bekerja sama dengan departemen kesehatan setempat dan rujuk pasien ke program imunisasi komunitas. Rujukan sangat penting untuk bayi dan anak-anak, yang apotekernya mungkin tidak berwenang atau terlatih untuk mengimunisasi.
  • 31. 1. Sebelum menerima vaksin, pasien harus diberi informasi tentang risiko dam manfaat yang terkait dengan imunisasi 2. Melibatkan penyimpanan & penanganan vaksin 3. Riwayat imunisasi 4. Kontra indikasi 5. Melibatkan pencatatan dan menekankan pentingnya dokumentasi rahasia 6. Menyangkut pemberian vaksin 7. Dimonitor untuk reaksi yang merugikan setelah menerima vaksin Standar Kualitas untuk Imunisasi Berbasis Farmasi
  • 32. KESIMPULAN POIN 01 Layanan kesehatan masyarakat sudah ada sejak abad ke- 19. Awalnya, upaya kesehatan masyarakat difokuskan pada masalah lingkungan seperti sanitasi dan udara, air, kualitas makanan dan pada penyediaan layanan kesehatan. Ini adalah bentuk upaya membantu masyarakat menjaga kesehatan dan mencegah penyakit. Sejak akhir tahun 1800-an, penerapan strategi promosi kesehatan tentang penyakit, program pendidikan kesehatan, kampanye imunisasi, dan perawatan medis telah menyebabkan penurunan prevalensi penyakit infeksi akut seperti tuberkulosis, difteri, dan gastroenteritis. POIN 03 Apoteker dilatih untuk memberikan pendidikan tidak hanya tentang penggunaan obat yang tepat tetapi juga tentang perubahan gaya hidup dan aktivitas perawatan diri bagi masyarakat ataupun lingkungan sosial. Pembelajaran dalam pelatihan praktisi atau pembelajaran edukasi/konseling Merupakan kerangka kerja teoritis yang mendukung dan mengoptimalkan efektivitas promosi kesehatan dan intervensi pencegahan penyakit dan bagaimana apoteker dapat mengintegrasikan kerangka kerja ini dalam kegiatan promosi kesehatan sehari-hari dan pencegahan penyakit. POIN 02 Apoteker menjalankan fungsi kesehatan masyarakat terkait dengan aksesibilitas perawatan, aksesibilitas pengobatan, dan layanan pencegahan. meningkatkan harapan hidup dan kualitasnya serta mengurangi kesenjangan kesehatan. dan tujuan Apoteker menjalankan fungsi ini merupakan sebagai titik awal kontribusi apoteker untuk mempromosikan kesehatan di berbagai lapisan masyarakat