2. ·Ing Ngarso Sung Tulodo : Di Depan sebagai Teladan, artinya sebagai Guru harus mampu memberikan teladan bagi Murid dan
rekan guru, dan kita yang mana kita harus dapat menganalisis dan mempertimbangkan secara matang atas apa yang akan
kita putuskan, karena keputusan yang kita ambil itu pastinya akan dicontoh oleh Rekan sejawat kita dan juga Murid-Murid kita
di sekolah.
·Ing Madyo Mangun Karso : Di tengah membangun semangat, artinya kita sebagai Guru harus mampu mengambil keputusan –
keputusan yang berpihak pada murid sehingga itu akan membangkitkan semangat murid dalam belajar dan akhirnya akan
meningkatkan kemampuan murid-murid kita.
·Tut wuri Handayani : Dibelakang selalu memberi dorongan, artinya sebagai Guru kita harus mampu mengambil keputusan-
keputusan terkait proses pembelajaran dan seluruh kegiatan sekolah yang dapat mendorong kinerja murid agar dapat
berkembang sesuai minat dan bakat mereka masing-masing sehingga tercipta profil pelajar pancasila.
Sehingga dapat saya simpulkan bahwa : Pandangan KHD ini sangat berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan
sebagai seorang pemimpin pembelajaran adalah : ketika Guru mampu menyadari bahwa dalam lingkungan sekolah seringkali
kita dihadapkan dengan berbagai kasus-kasus dilema etika dan bujukan moral. Maka berdasarkan keadaan itulah maka Guru
harus memiliki kompetensi dan peran sesuai dengan Filosofi KHD dengan cara menjadi sosok yang mampu menjadi teladan
yang baik, fasilitator dan motivator bagi murid-murid kita yang akhirnya akan terwujud profil pelajar pancasila yang kita
harapkan.
Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka
memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan
sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?
3. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh
kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu
keputusan?
• Nilai-Nilai Kejujuran, Integritas, dan Komitmen teguh terhadap aturan yang ada pada
diri kita tentunya akan sangat berpengaruh terhadap Prinsip ( Rule-Based thinking)
yang mengedepankan intuisi dan kejujuran dalam pengambilan keputusan.
• Nilai-Nilai Murni dari Agama, penghargaan akan hidup dan masa depan akan sangat
berpengaruh terhadap Prinsip ( End-Based Thinking ).
• Nilai-Nilai Kesetiaan, kecintaan, toleransi, kasih sayang dan empati yang ada pada
diri kita sebagai Guru tentu juga akan sangat berpengaruh terhadap Prinsip ( Care-
Based Thinking ).
4. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’
(bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses
pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita
ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada
pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal
ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya
Keterkaitan pengambilan keputusan dengan kegiatan Coaching yang diberikan
pendampingan atau fasilitator sangat efektif, karena dengan mempelajari materi
coaching kita dapat membantu kita memahami cara berkomunikasi dangan
memberdayakan, teknik mindfullnes, dan coaching model Alur TIRTA. Artinya, dengan
kemampuan penerapan coaching untuk membantu memecahkan masalah, yang dialami
oleh murid atau komunitas praktisi di sekolah yang merupakan cara dalam pengambilan
keputusan ketika dihadapkan dengan dilema etika dan bujukan moral. Selain itu, dalam
pengambilan keputusan juga menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah dalam
pengambilan keputusan bersama murid dan seluruh komunitas di sekolah kita.
5. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek
sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan
khususnya masalah dilema etika?
Dalam proses mengelola aspek sosial dan emosional saat
pengambilan keputusan maka diperlukan teknik mindfullnes atau
kesadaran penuh, hadir sepenuhnya dalam masalah yang dialami
dan mampu memahami tujuan pembelajaran sosial emosional.
Ketika Guru mampu menerapkan mindfullnes yang didalamnya
juga terdapat nilai-nilai kebajikan, maka dalam mengambil suatu
keputusan tentunya akan berdasarkan pada nilai-nilai yang telah
ia miliki dalam dirinya sendiri.
6. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau
etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik
Penanganan masalah studi kasus yang telah disediakan memberikan contoh dan
praktik secara langsung. Hal tersebut merupakan masalah yang sering kita
jumpai di sekolah baik yang dialami oleh murid maupun Guru dalam proses
interaksi di sekolah. Tugas Pendidik dalam pendidikan adalah melakukan yang
terbaik. Apa yang diinginkan kadang-kadang belum tentu itulah yang terbaik, tapi
setidaknya pengambilan keputusan yang dilakukan berdampak pada
peningkatan pembelajaran murid dan tetap memegang teguh nilai-nilai kebajikan
universal. Kemampuan guru dalam mengelola aspek sosial emosionalnya harus
memiliki kesadaran penuh tentang nilai-nilai kebajikan universal sehingga dalam
pengambilan keputusan suatu permasalahan dapat diterima dan dipertanggung
jawabkan.
7. • Dalam pengambilan keputusan tentunya memilik arti yang sangat penting bagi
berkembangnya sebuah organisasi atau satuan pendidikan. Pada pengambilan suatu
keputusan yang tepat akan menghasilkan suatu perubahan terhadap organisasi atau
lembaga tersebut ke arah yang lebih baik, berkembang dan mampu mewujudkan visi
dan misi yang telah disusun bersama. Namun jika dalam pengambilan keputusan terjadi
suatu kesalahan, maka akan berdampak buruk bagi organisasi atau lembaga tersebut,
sehingga dalam melakukan pengambilan keputusan harus berpedoman pada
paradigma, prinsip dan 9 langkah dalam proses pengujuan dan pengambilan keputusan
itu, agar tercipta Lingkungan yang Positif, kondusif, aman dan nyaman.
8. • Tantangan dari warga sekolah yang awalnya kurang mendukung juga pernah
saya alami, maka Perlu adanya sosialisasi dan komunikasi secara persuasif
secara terus-menerus agar lingkungan yang masih menggunakan paradigma
lama akan memiliki pemahaman baru dan mampu beradaptasi dengan
adanya perubahan. Pengambilan keputusan atas adanya perubahan maka
perlu dilakukan dari hal kecil agar menjadi kebiasaan dan budaya positif
dalam lingkungan sekolah kita. Dengan berdasarkan visi dan misi serta tujuan
sekolah, maka akan mencapai perubahan yang dapat diterima oleh
lingkungan atau warga sekolah lainnya.
9. • Kita sebagai Pemimpin pembelajaran tentunya sudah memahami
pokok-pokok atas perubahan yang salah satunya pembelajaran yang
berpihak pada murid, sehingga seorang pemimpin pembelajaran dalam
melakukan pengambilan keputusan pembelajaran yang tepat untuk
potensi murid kita yang berbeda-beda maka kita harus mampu
memfasilitasi kebutuhan murid kita yang bergam itu degan
pembelajaran yang berdiferensiasi sehingga hal itu akan memerdekakan
murid dalam proses pembelajaran yang kita lakukan di sekolah kita.
10. • Sebagai seorang pemimpin dalam pembelajaran yang selalu
memberikan pelayanan terbaik bagi murid dan akan selalu
memperhatikan rencana jangka panjang yang akan dihadapi seorang
murid ketika terjun ke masyarakat, sehingga Guru harus menjadi
motivator, coach dan pengaruh yang baik kepada murid agar mampu
beradaptasi dan berkembang susuai dengan kodrat zamannya.
11. • Kesimpulan yang dapat saya ambil dari modul yang sudah saya pelajari ini dan
kaitannya dengan modul-modul sebelumnya adalah bahwa sebagai Guru yang
merupakan pemimpin pembelajaran bagi murid dan komunitas praktisi di Lingkungan
sekolah kita, maka diharapkan mampu memiliki sikap among berdasarkan Pratap
Triloka KHD yang dapat membantu murid dalam tumbuh kembang dan menjadi
modeling bagi lingkungan kita, selain itu, kemampuan kita sebagai Guru dalam
mengambil suatu keputusan didasari oleh kemampuan kita dalam melaksanakan
coaching, sehingga pengambilan keputusan yang diperoleh memberikan dampak
positif bagi murid dan sekolah secara menyeluruh.