Dokumen tersebut merangkum proses pembelahan sel secara langsung (amitosis) dan tidak langsung (mitosis dan meiosis) serta pembentukan gamet melalui proses gametogenesis yang melibatkan meiosis. Pembelahan sel dapat terjadi secara biner tanpa tahapan (amitosis) atau melalui tahapan seperti profase, metafase, anafase, dan telofase (mitosis). Meiosis terjadi dalam pembentukan gamet dan menghasilkan sel kel
2. PEMBELAHAN SEL
Pada tahun 1858, Rudolf Virchow, seorang dokter dari
jerman, menyatakan teori selnya, yaitu " Omnis cellula e
cellula " yang artinya bahwa setiap sel berasal dari sel
lainnya. Sel memiliki kemampuan untuk membelah atau
memperbanyak diri.
Cara pembelahan sel dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu pembelahan secara langsung (amitosis)
dan pembelahan secara tidak langsung (mitosis dan
meiosis).
3. A. Pembelahan Sel Secara Langsung (Amitosis)
Amitosis adalah pembelahan sel secara langsung atau
spontan tanpa melalui tahap-tahap pembelahan. Dari
satu sel membelah menjadi dua sel sehingga disebut
juga pembelahan biner (binary fission). Pembelahan
amitosis terjadi pada organisme prokariotik, yaitu
organisme yang tidak memiliki membran inti yang
membatasi nukleoplasma dengan sitoplasma.
4. Mekanisme pembelahan amitosis adalah sebagai
berikut:
Kromosom bakteri menempel pada membran plasma.
Kromosom berduplikasi (mengganda).
Protein FtsZ (filamenting temperature sensitive mutan Z)
berpindah ke bagian tengah sel dan membentuk cincin.
Membran plasma melekuk ke dalam membagi sel menjadi
dua bagian.
Terbentuk dinding sel baru di antara sel-sel anak sehingga
dihasilkan dua sel anak yang sifatnya sama dengan sel
induknya.
5. B. Pembelahan sel secara tidak langsung
Pembelahan sel secara tidak langsung terjadi melalui
fase-fase tertentu. Pembelahan sel secara tidak langsung
dapat terjadi melalui pembelahan Mitosis dan Meiosis.
Mitosis dan meiosis terjadi pada organisme eukariotik.
Meiosis hanya terjadi pada organisme eukariotik yang
mengalami reproduksi secara generatif (seksual). Pada
organisme eukariotik multiseluler, sel- sel tubuh (somatik)
dihasilkan melalui mitosis, sedangkan sel-sel kelaminnya
dihasilkan melalui meiosis
6. Mitosis dibagi menjadi lima subfase, yaitu Profase,
Perometafase, Metafase anafase dan Telofase.
a. Profase
Profase berlangsung lebih lama dan membutuhkan energi lebih banyak
dibandingkan dengan subfase lainnya. Pada profase terjadi sebagai berikut:
Benang-benang kromatin dalam inti sel mulai tergulung menjadi rapat, padat,
pendek, dan menebal menjadi kromosom yang dapat diamati dengan
mikroskop cahaya.
Anak inti (nukleoli) menghilang sehingga tidak terjadi lagi DNA yang
membentuk RNA.
Di dalam sitoplasma, mulai terbentuk gelendong mitotik (benang-benang
spindel) yang terbuat dari mikrotubula yang memancar dari kedua sentrosom
yang saling menjauh.
7. b. Prometafase
Pada perometafase, terjadi hal- hal berkut:
Membran inti terfragmentasi, melebur, kemudian menghilang sehingga
mikrotubula dapat memasuki inti sel dan berinteraksi dengan kromosom.
Berkas mikrotubula memanjang dari setiap kutub ke arah pertengahan sel.
Sebagian mikrotubula melekat pada kinetokor di dalam Sentromer,
menyebabkan sentrosom bergerak terserentak-serentak. Mikrotubula yang
melekat pada kinetokor sentromer disebut mikrotubula kinetokor. Semntara
itu, mikrotubula yang tidak melekat pada kinetokor disebut mikrotubula
nonkinetokor. Mikrotubula nonkinetokor berhubungan dengan mikrotubula
lainya dari kutub sel yang berlawanan.
8. c. Metafase
Metafase berlangsung paling cepat. Pada metafase
terjadi hal-hal sebagai berikut:
Kromosom bergerak dan berjajar di tengah sel yang disebut Bidang ekuatorial
atau lempeng metafase (bidang khayal yang membagi sel dengan jarak yang
sama)
Sentromer dari seluruh kromosom membuat formasi satu baris, kinetokor dari
kromatid saudara melekat pada mikrotubula yang berasal dari arah kutub
yang berlawanan.
9. d. Anafase
Pada anafase, terjadi hal-hal berikut:
Pasangan sentromer dari setiap kromosom berpisa sehingga kromatid saudara
yang semula menyatu akhirnya dan terbentuk kromosom yang lengkap.
Masing-masing kromatid bergerak menuju ke arah kutub yang berlawanan
pada saat mikrotubula kinetokor memendek.
Mikrotubula nonkinetokor terus memanjang sehingga kutub sel berpindah
lebih jauh.
Pada akhir anafase, kedua kutub sel memiliki koleksi kromosom yang
ekuivalen dan lengkap (2n).
10. e. Telofase
Pada telofase, terjadi hal-hal berikut:
Mikrotubula nonkinetokor memanjang lagi sehingga sel semakin panjang.
Terbentuk nukleolus (anak inti) pada kedua kutub sel.
Kromosom di kedua kutub mulai membuka kumparannya dan berubah kembali
menjadi benang-benang kromatin yang longgar.
Gelendong bergenerasi, membran inti terbentuk kembali dari fragmen-
fargmen mebran inti sel induk dan bagian lain sistem endomembran.
Tahap akhir telofase ini segera diikuti dengan sitokinesis (pembelahan
sitoplasma).
11. Gametogenesis
Gametogenesis (gamet= sel kelamin, genesis= kelahiran)
adalah proses pembentukan sel kelamin. Gametogenesis
yang melibatkan meiosis dan meiosis terjadi di dalam organ
reproduksi generatif organisme eukariotik multiseluler
(misalnya tumbuhan, hewan, dan manusia).
12. Mikrosporogenesis
Mikrosporogenesis adalah proses pembentukan
mikrospora (serbuk sari/polen). Mikrosporogenesis
terjadi di kantong sari (anther). Mekanisme
mikrosporogenesis sebagai berikut:
Sel induk mikrospora (mikrosporosit) diploid mengalami pembelahan meiosis I
kemudian meiosis II. Pembelahan tersebut menghasilkan 4 sel mikrospora
berkromosom haploid (n) yang menempel menjadi satu.
Masing-masing mikrospora (n) terpisah satu sama lainnya, kemudian
berkembang menjadi butir serbuk sarisari (polen) yang haploid (n).
13. Megasporogenesis
Megasporogenesis merupakan proses
pembentukan megaspora. Proses
pembentukan Megasporogenesis di mulai dari
pembelahan meiosis I dan meiosis II sel induk
megaspora diploid, menghasilkan empat sel
megaspora yang haploid. Pada tumbuhan
Angiospermae hanya satu megaspora saja
yang fungsional, sedangkan tiga lainnya
mengalami degenerasi.