2. Gynoecium (Alat Kelamin
Betina)
Pistilum (Putik)
Putik mengalami diferensiasi menjadi :
1. Ovarium (bakal buah), terdapat di daerah
basal
2. Stilus atau tangkai putik, merupakan
bagian yang memanjang
3. Stigma atau kepala putik, merupakan
daerah ujung stilus
5. Angiosperms: Production of Female
Gametophyte An ovary may contain a number of ovules.
Meiosis takes place inside the ovules, resulting in the production
of female spores.
6. OVARIUM
Ovarium mempunyai 2 atau lebih dari 2 ovulum (bakal biji).
Suatu ovulum terdiri dari :
1. Megasporangium (kandung lembaga=embryo sac), yaitu
suatu badan sentral yang merupakan hasil
perkembangan lebih lanjut dari megaspore
2. Nuselus, yaitu jaringan yang menyelubungi badan
sentral.
3. Integumen, yaitu suatu jaringan yang menyelubungi
nuselus
4. Funikulus, yaitu tangkai yang mendukung bakal biji,
dimana bakal biji tersebut melekat pada plasenta
7. Ovulum
• Umumnya berasal dari jaringan plasenta dalam ovarium
• Penggolongan Ovulum
a. Orthotropus : Mikropil menghadap ke atas terletak
segaris dengan hilus
b. Anatropus : Mikropil dan hilus letaknya sangat
berdekatan
c. Kampilotropus : Ovulum berbentuk kurva
d. Hemianatropus: Integumen dan nuselus terletak di
sekitar sudut funikulus
e. Amphitropus : Ovarium berbentuk seperti sepatu
kuda
f. Sirsinotropus : Sejalan dengan perkembangan ovulum,
funikulus bertambah panjang, melengkung di bagian
ujung dan funikulus tersebut menyelubungi ovulum
8. Nuselus
Merupakan dinding megasporangium. Biasanya satu
ovulum hanya mempunyai 1 nuselus
Pada awal pembentukan ovulum, nuselus yang pertama
terbentuk, terdiri dari sel-sel homogen yang
diselubungi epidermis. Di bawah epidermis ini ada sel-
sel arkesporium yang kadang bisa langsung berfungsi
sebagai sel induk megaspora (sel sporogen)
9. Integumen
• Ovulum umumnya mempunyai 1 atau 2 integumen
o Unitegmik : ovulum hanya punya 1 integumen, contohnya
pada Cystinus dan tumb Sympetalae. Kemungkinan
disebabkan karena hilangnya salah satu integumen
o Bitegmik : ovulum punya 2 integumen, contohnya pada
monokotil dan Polypetalae
o Ategmik : ovulum tidak berintegumen, contohnya pada
Olacaceae
• Integumen berasal dari bagian basal primordium ovulum
• Pd Euphorbiaceae dikenal adanya karunkula yang berasal
dari proliferasi sel-sel integumen di daerah mikropil. Pada
Ricinus proliferasi ini sangat kuat sehingga karunkula bisa
terlihat sampai biji masak
10. Mikropil
Merupakan lubang yang ada pada ovulum
Dapat dibentuk oleh integumen luar atau
integumen dalam
Lubang mikropil yang dibentuk integumen
luar disebut eksostoma, sedang yang
dibentuk oleh integumen dalam disebut
endostoma
11. Tapetum Integumen
(endotelium)
• Pada beberapa tumbuhan, nuselus segera
mengalami disorganisasi dan embryo sac
langsung mengadakan kontak dengan
lapisan integumen yang semula berbatasan
dengan nuselus.
• Lapisan yang semula berbatasan dengan
nuselus tersebut terdiferensiasi menjadi
lapisan khusus, yang sel-selnya
memanjang ke arah radial, dan kadang
menjadi binukleat.
12. • Karena sel-sel tersebut mempunyai
persamaan dengan sel tapetum pada
antera, sel-sel itu disebut tapetum
integumen (endotelium)
• Fungsi nutritif, untuk membantu
transport bahan makanan dari
integumen menuju embryo sac
• Saat embrio dewasa, lapisan ini berubah
menjadi lapisan pelindung
13. MEGASPOROGENESIS
1. Pada ontogeni ovulum, nuselus terbentuk lebih dulu,
merupakan masa sel yang diselubungi epidermis,
berasal dari proliferasi sel-sel plasenta.
2. Sekelompok sel hipodermal pada nuselus dengan
ukuran besar, sitoplasma padat dan inti besar,
berfungsi sebagai sel arkesporium. Sel ini membelah
secara periklinal atau langsung berfungsi sebagai sel
induk megaspora
14. 1. Sel arkesporium tersebut ke arah dalam menghasilkan
sel sporogen primer dan ke arah luar menghasilkan sel
parietal primer. Sel sporogen langsung berfungsi
sebagai sel induk megaspora (megasporosit)
2. Sel induk megaspora (megasporosit) membelah secara
meiosis membentuk 4 megaspora haploid, yang
umumnya bertipe linear walau ada juga yang bertipe
isobilateral, tetrahidris, dan bentuk T
3. Dari 4 inti megaspora tersebut, hanya 1 inti megaspora
yang bisa berfungsi, yaitu yang terletak paling bawah
dari tetrad, tiga lainnya mengalami degenerasi
15.
16. PERKEMBANGAN GAMETOFIT
BETINA
(MEGAGAMETOGENESIS)
• Gametofit betina (embryo sac) dewasa terdiri dari 7 sel,
yaitu :
• Sel sentral besar dengan 2 inti kutub
• 2 sel sinergid dan 1 sel telur di bagian mikropil
• 3 sel antipoda di bagian khalaza
Perkembangan embryo sac dimulai dengan memanjangnya
inti megaspora.
20. Angiosperms: Female
GametophyteOnly one of the haploid spores resulting from meiosis
in the ovule matures. It undergoes 2 rounds of mitosis
to form the “embryo sac”, which has 8 haploid nuclei.
Embryo sac = female
gametophyte
21.
22. Ada 3 tipe perkembangan gametofit
betina :
1. Monosporik
Hanya ada 1 inti megaspora yang berperan selama
perkembangan gametofit
Ada 2 tipe :
a.Tipe Polygonum atau tipe normal, dimana inti
megaspora yang berfungsi membelah 3 kali berturut-turut
menghasilkan 8 inti (4 inti di khalaza, 4 inti di mikropil)
b.Tipe Oenothera, terjadi 2 kali pembelahan inti
megaspora sehingga hanya ada 4 inti di bagian mikropil
(terdiri dari 2 inti sinergid, 1 sel telur dan 1 inti kutub).
Hanya ada pada famili Onagraceae.
23. 2. Bisporik
Ada 2 inti megaspora yg berperan selama
perkembangan gametofit
Setelah meiosis I pada megasporogenesis
terbentuk 2 sel, 1 melanjutkan meiosis II, 1
mengalami degenerasi
Pada pembelahan meiosis II tidak terjadi
pembentukan dinding sekat, dan kedua inti
megaspora berperan dalam pembentukan
embryo sac . 2 inti kemudian bermitosis 3 kali
menghasilkan 8 inti (seperti tipe
normal/polygonum)
24. Ada 2 tipe :
a. tipe allium, dimana megaspora yang
berfungsi berada di bagian khalaza, sedang
yang di bagian mikropil terdegenerasi
setelah meiosis I
b. tipe Endymion, dimana megaspora yang
berfungsi yang berada di bagian mikropil,
sedang yang di bagian khalaza
terdegenerasi setelah meiosis I
25. 3. Tetrasporik
Pembelahan meiosis sel induk megaspora
selama megasporogenesis tidak diikuti
pembentukan dinding sekat, sehingga
pada akhir meiosis, 4 inti sel haploid tetap
di dalam sitoplasma sel yang sama
(terjadi pembelahan inti bebas)
26. Pola organisasi embryo sac tetrasporik sangat bervariasi.
Susunan embryo sac sebelum mengalami mitosis sbb :
a.Terdiri dari 4 inti yang tersusun 1+1+1+1, masing-masing
di bagian mikropil, khalaza dan bagian lateral lembaga
b.Terdiri dari 4 inti yang tersusun 1+3, 1 di bagian
mikropil, 3 di bagian khalaza
c.Terdiri dari 4 inti yang tersusun 2+2, 2 inti di bagian
mikropil, 2 di bagian khalaza
27. Selected monosporic (A), bisporic (B) and tetrasporic (C–G) patterns of female gametophyte development from Maheshwari (1950).
Madrid E N , Friedman W E Ann Bot 2009;aob.mcp011
Selected monosporic (A), bisporic (B) and tetrasporic (C–G) patterns of female gametophyte development from Maheshwari (1950). Each of these ontogenies is found in Piperales.
Figure 38.3b The development of male and female gametophytes in angiosperms