Teks tersebut membahas tiga jenis pembelahan sel yaitu amitosis, mitosis dan meiosis. Amitosis adalah pembelahan sel secara langsung tanpa melalui tahapan, terjadi pada sel prokariotik seperti bakteri. Mitosis adalah pembelahan sel eukariotik yang melalui tahapan profase, metafase, anafase dan telofase untuk membelah inti sel dan sitoplasma menjadi dua sel anakan yang identik. Meiosis terjadi pada sel gonad unt
1. MIOSIS, MITOSIS DAN AMITOSIS
Kita mengenal tiga jenis reproduski sel, yaitu Amitosis, Mitosis dan Meiosis (pembelahan
reduksi). Amitosis adalah reproduksi sel di mana sel membelah diri secara langsung tanpa
melalui tahap-tahap pembelahan sel. Pembelahan cara ini banyak dijumpai pada sel-sel yang
bersifat prokariotik, misalnya pada bakteri, ganggang biru.
MITOSIS adalah cara reproduksi sel dimana sel membelah melalui tahap-tahap yang teratur,
yaitu Profase Metafase-Anafase-Telofase. Antara tahap telofase ke tahap profase berikutnya
terdapat masa istirahat sel yang dinarnakan Interfase (tahap ini tidak termasuk tahap pembelahan
sel). Pada tahap interfase inti sel melakukan sintesis bahan-bahan inti.
Secara garis besar ciri dari setiap tahap pembelahan pada mitosis adalah sebagai berikut:
1. Profase :
Pada tahap ini yang terpenting adalah benang-benang kromatin menebal menjadi kromosom dan
kromosom mulai berduplikasi menjadi kromatid.
2. Metafase:
Pada tahap ini kromosom/kromatid berjejer teratur dibidang
pembelahan (bidang equator) sehingga pada tahap inilah kromosom
/kromatid mudah diamati dan dipelajari.
3. Anafase:
pada fase ini kromatid akan tertarik oleh benang gelendong menuju
ke kutub-kutub pembelahan sel.
4. Telofase:
Pada tahap ini terjadi peristiwa KARIOKINESIS (pembagian inti
menjadi dua bagian) dan SITOKINESIS (pembagian sitoplasma
menjadi dua bagian).
Meiosis (Pembelahan Reduksi) adalah reproduksi sel melalui tahap-tahap pembelahan seperti
pada mitosis, tetapi dalam prosesnya terjadi pengurangan (reduksi) jumlah kromosom.
Meiosis terbagi menjadi due tahap besar yaitu Meiosis I dan Meiosis II Baik meiosis I maupun
meiosis II terbagi lagi menjadi tahap-tahap seperti pada mitosis. Secara lengkap pembagian tahap
pada pembelahan reduksi adalah sebagai berikut :
Berbeda dengan pembelahan mitosis, pada pembelahan meiosis antara telofase I dengan profase
II tidak terdapat fase istirahat (interface). Setelah selesai telofase II dan akan dilanjutkan ke
profase I barulah terdapat fase istirahat atau interface.
PERBEDAAN ANTARA MITOSIS DENGAN MEIOSIS
Aspek yang dibedakan Mitosis Meiosis
Tujuan Untuk pertumbuhan Sifat mempertahan-kan diploid
Hasil pembelahan 2 sel anak 4 sel anak
Sifat sel anak diploid (2n) haploid (n)
Tempat terjadinya sel somatis sel gonad
Pada hewan dikenal adanya peristiwa meiosis dalam pembentukan gamet, yaitu Oogenesis dan
Speatogenesis. Sedangkan pada tumbahan dikenal Makrosporogenesis (Megasporogenesis) dan
Mikrosporogenesis.
2. Penelitian menunjukkan bahwa satuan unit terkecil dari kehidupan adalah Sel. Kata "sel" itu
sendiri dikemukakan oleh Robert Hooke yang berarti "kotak-kotak kosong", setelah ia
mengamati sayatan gabus dengan mikroskop.
Selanjutnya disimpulkan bahwa sel terdiri dari kesatuan zat yang dinamakan Protoplasma. Istilah
protoplasma pertama kali dipakai oleh Johannes Purkinje; menurut Johannes Purkinje
protoplasma dibagi menjadi dua bagian yaitu Sitoplasma dan Nukleoplasma
Robert Brown mengemukakan bahwa Nukleus (inti sel) adalah bagian yang memegang peranan
penting dalam sel,Rudolf Virchow mengemukakan sel itu berasal dari sel (Omnis Cellula E
Cellula).
ANATOMI DAN FISIOLOGI SEL
Secara anatomis sel dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Selaput Plasma (Membran Plasma atau Plasmalemma).
2. Sitoplasma dan Organel Sel.
3. Inti Sel (Nukleus).
1. Selaput Plasma (Plasmalemma)
Yaitu selaput atau membran sel yang terletak paling luar yang tersusun dari senyawa kimia
Lipoprotein (gabungan dari senyawa lemak atau Lipid dan senyawa Protein).
Lipoprotein ini tersusun atas 3 lapisan yang jika ditinjau dari luar ke dalam urutannya adalah :
Protein - Lipid - Protein Trilaminer Layer.
Lemak bersifat Hidrofebik (tidak larut dalam air) sedangkan protein bersifat Hidrofilik (larut
dalam air); oleh karena itu selaput plasma bersifat Selektif Permeabel atau Semi Permeabel (teori
dari Overton).
Selektif permeabel berarti hanya dapat memasukkan /di lewati molekul tertentu saja.
Fungsi dari selaput plasma ini adalah menyelenggarakan Transportasi zat dari sel yang satu ke
sel yang lain.
Khusus pada sel tumbahan, selain mempunyai selaput plasma masih ada satu struktur lagi yang
letaknya di luar selaput plasma yang disebut Dinding Sel (Cell Wall).
Dinding sel tersusun dari dua lapis senyawa Selulosa, di antara kedua lapisan selulosa tadi
terdapat rongga yang dinamakan Lamel Tengah (Middle Lamel) yang dapat terisi oleh zat-zat
penguat seperti Lignin, Chitine, Pektin, Suberine dan lain-lain
Selain itu pada dinding sel tumbuhan kadang-kadang terdapat celah yang disebut Noktah. Pada
Noktah/Pit sering terdapat penjuluran Sitoplasma yang disebut Plasmodesma yang fungsinya
hampir sama dengan fungsi saraf pada hewan.
2. Sitoplasma dan Organel Sel
Bagian yang cair dalam sel dinamakan Sitoplasma khusus untuk cairan yang berada dalam inti
sel dinamakan Nukleoplasma), sedang bagian yang padat dan memiliki fungsi tertentu digunakan
Organel Sel.
Penyusun utama dari sitoplasma adalah air (90%), berfungsi sebagai pelarut zat-zat kimia serta
sebagai media terjadinya reaksi kirnia sel.
Organel sel adalah benda-benda solid yang terdapat di dalam sitoplasma dan bersifat
hidup(menjalankan fungsi-fungsi kehidupan).
Gbr. a. Ultrastruktur Sel Hewan, b. Ultrastruktur Sel Tumbuhan
Organel Sel tersebut antara lain :
a. Retikulum Endoplasma (RE.)
Yaitu struktur berbentuk benang-benang yang bermuara di inti sel.
3. Dikenal dua jenis RE yaitu :
• RE. Granuler (Rough E.R)
• RE. Agranuler (Smooth E.R)
Fungsi R.E. adalah : sebagai alat transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri. Struktur R.E. hanya
dapat dilihat dengan mikroskop elektron.
b. Ribosom (Ergastoplasma)
Struktur ini berbentuk bulat terdiri dari dua partikel besar dan kecil, ada yang melekat sepanjang
R.E. dan ada pula yang soliter. Ribosom merupakan organel sel terkecil yang tersuspensi di
dalam sel.
Fungsi dari ribosom adalah : tempat sintesis protein.
Struktur ini hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.
c. Miitokondria (The Power House)
Struktur berbentuk seperti cerutu ini mempunyai dua lapis membran.
Lapisan dalamnya berlekuk-lekuk dan dinamakan Krista
Fungsi mitokondria adalah sebagai pusat respirasi seluler yang menghasilkan banyak ATP
(energi) ; karena itu mitokondria diberi julukan "The Power House".
d. Lisosom
Fungsi dari organel ini adalah sebagai penghasil dan penyimpan enzim pencernaan seluler. Salah
satu enzi nnya itu bernama Lisozym.
e. Badan Golgi (Apparatus Golgi = Diktiosom)
Organel ini dihubungkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat dilihat dengan
menggunakan mikroskop cahaya biasa.
Organel ini banyak dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya
ginjal.
f. Sentrosom (Sentriol)
Struktur berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel (Mitosis maupun Meiosis).
Sentrosom bertindak sebagai benda kutub dalam mitosis dan meiosis.
Struktur ini hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron.
g. Plastida
Dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Dikenal tiga jenis plastida yaitu :
1. Lekoplas
(plastida berwarna putih berfungsi sebagai penyimpan makanan),
terdiri dari:
• Amiloplas (untak menyimpan amilum) dan,
• Elaioplas (Lipidoplas) (untukmenyimpan lemak/minyak).
• Proteoplas (untuk menyimpan protein).
2. Kloroplas
yaitu plastida berwarna hijau. Plastida ini berfungsi menghasilkan
klorofil dan sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis.
3. Kromoplas
yaitu plastida yang mengandung pigmen, misalnya :
• Karotin (kuning)
4. • Fikodanin (biru)
• Fikosantin (kuning)
• Fikoeritrin (merah)
h. Vakuola (RonggaSel)
Beberapa ahli tidak memasukkan vakuola sebagai organel sel. Benda ini dapat dilihat dengan
mikroskop cahaya biasa. Selaput pembatas antara vakuola dengan sitoplasma disebut Tonoplas.
Vakuola berisi :
Garam-garam organik
Glikosida
Tanin (zat penyamak)
Minyak eteris (misalnya Jasmine pada melati, Roseine pada mawar
Zingiberine pada jahe).
Alkaloid (misalnya Kafein, Kinin, Nikotin, Likopersin dan lain-lain)
Enzim
Butir-butir pati
Pada boberapa spesies dikenal adanya vakuola kontraktil dan vaknola non kontraktil.
i. Mikrotubulus
Berbentuk benang silindris, kaku, berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel dan sebagai
"rangka sel".
Contoh organel ini antara lain benang-benang gelembung pembelahan Selain itu mikrotubulus
berguna dalam pembentakan Sentriol, Flagela dan Silia.
j. Mikrofilamen
Seperti Mikrotubulus, tetapi lebih lembut. Terbentuk dari komponen utamanya yaitu protein
aktin dan miosin (seperti pada otot). Mikrofilamen berperan dalam pergerakan sel.
k. Peroksisom (Badan Mikro)
Ukurannya sama seperti Lisosom. Organel ini senantiasa berasosiasi dengan organel lain, dan
banyak mengandung enzim oksidase dan katalase (banyak disimpan dalam sel-sel hati).
3. Inti Sel (Nukleus)
Inti sel terdiri dari bagian-bagian yaitu :
• Selapue Inti (Karioteka)
• Nukleoplasma (Kariolimfa)
• Kromatin / Kromosom
• Nukleolus(anak inti).
Berdasarkan ada tidaknya selaput inti kita mengenal 2 penggolongan sel yaitu :
Sel Prokariotik (sel yang tidak memiliki selaput inti), misalnya dijumpai
pada bakteri, ganggang biru.
Sel Eukariotik (sel yang memiliki selaput inti).
Fungsi dari inti sel adalah : mengatur semua aktivitas (kegiatan) sel, karena di dalam inti sel
terdapat kromosom yang berisi ADN yang mengatur sintesis protein.
A. Pembelahan sel secara Amitosis 12.1
Dari Crayonpedia
Pembelahan sel secara Amitosis
5. Proses pembelahan sel pada sel prokariotik berbeda dengan pembelahan sel pada eukariotik.
Pada prokariotik pembelahan sel berlangsung secara sederhana yang meliputi proses
pertumbuhan sel, duplikasi materi genetic, pembagian kromosom, dan pembelahan sitoplasma
yang didahului dengan pembentukan dinding sel baru. Proses pembelahan yang demikian
dinamakan amitosis, amitosis adalah pembelahan sel secara langsung tanpa melibatkan
kromosom, contohnya pada sel bakteri.
Kromosom hasil duplikasi, awalnya akan menempel pada membrane plasma. Selanjutnya, akan
terjadi pertumbuhan antara dua tempat perlekatan kromosom untuk melakukan pemisahan materi
inti. Kemudian akan terjadi sitokenesis yang diikuti dengan terbentuknya dinding sel baru hingga
dua sel anakan terbentuk, pembelahan yang demikian juga sering disebut dengan pembelahan
biner (binary fision) atau pembelahan sel secara langsung.
Gambar Pembelahan Sel Secara Amitosis
Mitosis adalah proses pembagian genom yang telah digandakan oleh sel ke dua sel identik yang
dihasilkan oleh pembelahan sel. Mitosis umumnya diikuti sitokinesis yang membagi sitoplasma
dan membran sel. Proses ini menghasilkan dua sel anakan yang identik, yang memiliki distribusi
organel dan komponen sel yang nyaris sama. Mitosis dan sitokenesis merupakan fase mitosis
(fase M) pada siklus sel, di mana sel awal terbagi menjadi dua sel anakan yang memiliki genetik
yang sama dengan sel awal.
Mitosis terjadi hanya pada sel eukariot. Pada organisme multisel, sel somatik mengalami mitosis,
sedangkan sel kelamin (yang akan menjadi sperma pada jantan atau sel telur pada betina)
membelah diri melalui proses yang berbeda yang disebut meiosis. Sel prokariot yang tidak
memiliki nukleus menjalani pembelahan yang disebut pembelahan biner.
Karena sitokinesis umumnya terjadi setelah mitosis, istilah "mitosis" sering digunakan untuk
menyatakan "fase mitosis". Perlu diketahui bahwa banyak sel yang melakukan mitosis dan
sitokinesis secara terpisah, membentuk sel tunggal dengan beberapa inti. Hal ini dilakukan
misalnya oleh fungi dan slime moulds. Pada hewan, sitokinesis dan mitosis juga dapat terjadi
terpisah, misalnya pada tahap tertentu pada perkembangan embrio lalat buah.
Garis besar
Hasil utama dari mitosis adalah pembagian genom sel awal kepada dua sel anakan. Genom
terdiri dari sejumlah kromosom, yaitu kompleks DNA yang berpilin rapat yang mengandung
informasi genetik vital untuk menjalankan fungsi sel secara benar. Karena tiap sel anakan harus
identik secara genetik dengan sel awal, sel awal harus menggandakan tiap kromosom sebelum
melakukan mitosis. Proses penggandaan terjadi pada pertengaha intefase, yaitu fase sebelum fase
mitosis pada siklus sel.
Setelah penggandaan, tiap kromosom memiliki kopi identik yang disebut sister chromatid, yang
berlekatan pada daerah kromosom yang disebut sentromer. Sister chromatid itu sendiri tidak
dianggap sebagai kromosom.
Penelusuran terkait: meiosis
6. Reproduksi Sel (2) : Amitosis dan Mitosis (plus video animasi)
Artikel ini telah dibaca 8,233 kali
Reproduksi sel bertujuan untuk menambah jumlah dan jenis sel, atau membentuk sel-sel lain
dengan tujuan tertentu. Ada tiga jenis pembelahan sel, yaitu amitosis, mitosis, dan meiosis.
Pembelahan Amitosis
Pembelahan amitosis merupakan pembelahan sel yang tidak melalui urutan tahap-tahap tertentu.
Pada pembelahan ini nukleus langsung membelah menjadi dua lalu didistribusikan pada sel anak
tanpa didahului oleh pembentukan benang spindel, peleburan membran inti, penampakan
kromosom, atau ciri lain. Contoh pembelahan ini terjadi pada bakteri, Amoeba, Paramecium,
atau alga biru.
Perhatikan pembelahan pada Amoeba tersebut. Itu adalah contoh pembelahan amitosis
Pembelahan Mitosis
Pembelahan mitosis merupakan pembelahan sel yang melalui tahap-tahap pembelahan tertentu,
yaitu: profase, metafase, anafase, dan telofase (PMAT). Pembelahan ini memiliki ciri sebagai
berikut:
terjadi pada pembelahan sel tubuh (somatis)
bertujuan untuk pertumbuhan dan regenerasi
menghasilkan dua sel anak yang identik dengan sel induk semula (diploid menjadi
diploid/haploid menjadi haploid)
berlangsung dalam satu kali PMAT
Tahap-tahap yang berlangsung pada pembelahan mitosis adalah sebagai berikut:
7. 1. Profase : Tahap ini merupakan fase pembelahan mitosis yang paling
lama dan paling banyak memerlukan energi. Peristiwa yang
berlangsung selama profase adalah sebagai berikut:
benang kromatin menjadi kromosom, lalu kromosom
mengganda menjadi dua kromatid tetapi masih melekat
dalam satu sentromer
membran inti dan nukleolus lenyap
sentrosom memisah menjadi dua sentriole, dan diantaranya
terbentang benang spindel
2. Metafase : Pada tahap ini
kromosom terletak berjajar
pada bidang ekuator. Bagian
sentromer kromosom berikatan
dengan kinetokor yang
berhubungan dengan benang
spindel. Pada fase ini kromosom
tampak paling jelas terlihat
sehingga jumlahnya mudah
diidentifikasi. Metafase adalah
tahap yang memerlukan energi
terkecil dan waktu yang paling
singkat.
8. 3. Anafase : Saat anafase
sentromer membelah, lalu
benang spindel menarik
kromosom menuju kutub sel
yang berlawanan. Pergerakan
kromosom tersebut dipengaruhi
oleh enzim dynein.
4. Telofase : Pada tahap ini
terjadi peristiwa sebagai
berikut:
Kromosom berubah
menjadi benang
kromatin
Membran inti dan
nukleolus terbentuk
kembali
Terjadi sitokinesis
(pembagian sitoplasma)
sehingga dihasilkan dua
sel yang identik dengan
sel semula
Agar lebih jelas perhatikan video tentang pembelahan mitosis berikut ini:
9. Siklus sel
Di antara mitosis pertama dan mitosis berikutnya terdapat interfase. Saat interfase sel tidak
membelah melainkan aktif melakukan metabolisme untuk pertumbuhan dan pembentukan energi
untuk pembelahan mitosis berikutnya. Interfase tidak termasuk dalam tahap PMAT dan
dibedakan dalam tiga tahap, yaitu:
G1 (gap 1) : merupakan akhir mitosis dan awal sintesis (presintesis), pada fase ini sel mulai
tumbuh membesar
S (sintesis) : terjadi duplikasi organel dan sintesis DNA, pada tahap ini sel aktif melakukan
metabolisme, tumbuh, dan berkembang
G2 (gap2) : merupakan akhir fase sintesis (postsintesis) dan awal dari mitosis berikutnya
Demikian seterusnya, setelah selesai melakukan pembelahan pada tahap mitotik, sel akan masuk
interfase, dilanjutkan mitosis lagi, dan seterusnya. Hampir pada setiap kasus misalnya
pembelahan sel untuk penyembuhan luka (regenerasi), sel akan berhenti membelah manakala
10. luka telah sembuh. Itulah salah satu kehebatan sel. Tahu kapan harus membelah, dan tahu kapan
harus berhenti. Sel yang tahu diri untuk berhenti dari pembelahan akan masuk ke fase G0 atau
fase stationer. Pada tahap ini sel tidak akan melakukan pembelahan. Jika terjadi luka, sel segera
memasuki fase G1 untuk melakukan pembelahan. Sel yang tidak tahu diri, harusnya masuk G0
tetapi nekat masuk ke G1, itulah yang disebut sel tumor atau kanker.
LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKAREPRODUKSI SEL MITOSIS
LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA
ACARA 6
REPRODUKSI SEL MITOSIS
11. NAMA : KURNIA ANDRY SETYAWAN
NPM : E1J011029
Shift 2 : Senin (10.00-11.40)
Kelompok : 1 (Satu)
LABORATORIUM AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Dasar Teori
12. Reproduksi merupakan salah satu dari esensi kehidupan yang mendasar. Pada acara ini Anda akan
mempelajari salah satu system reproduksi yang ada di tingkat sel. Proses reproduksi seluler meliputi
proses pembelahan inti untuk membentuk inti baru (mitosis), diikuti dengan pembagian sitoplasma
(sitokinesis). Proses ini menghasilkan dua buah inti yang terpisah dalam sel yang berbeda. Mitosis dan
sitokinesis adalah komponen pembelahan sel yang secara keseluruhan disebut reproduksi sel. Proses
mitosis di seluruh organism pada dasarnya sama, baik di hewan maupun tanaman. Walaupun
pengamatan umumnya dilakukan pada sel tanaman, prinsip yang didapat berlaku jua untuk hewan.
Memang ada perbedaan mengenai proses pembelahan sel yang ada pada tanaman dan hewan.
Perbedaan itu tidak mengenai pembentukan spindle dan perilaku sitokinesis. Pembentukan spindle
melibatkan sentriol pada hewan dan tanpa sentriol pada tanaman tinggi. Sitokinesis pada hewan terjadi
dengan cara furrowing, sedangkan pada tanaman dengan pembentukan pemisah sel.
Dalam mitosis, semua sifat yang terkandung di dalam inti sel terekam secara lengkap pada sel
yang baru. Mitosis terjadi secara aktif pada jaringan meristem yang sedang tumbuh dengan pesat
seperti ujung akar, pucuk, dan tunas. Kecepatan pembelahan sel pada setiap organ-organ berbeda. Sel-
sel epitelnya misalnya, memiliki masa hidup relative pendek. Karenanya pengantian dan pembuatan sel-
sel baru terjadi secara terus-menerus dan cepat. Fase-fase mitosis terdiri dari profase, metaphase,
anaphase, dan telofase. Masing-masing fase dan pembagian selanjutnya dapat dilihat pada bagan fase
mitosis.
Reproduksi Sel113
Kita mengenal tiga jenis reproduski sel, yaitu Amitosis, Mitosis dan Meiosis (pembelahan reduksi).
Amitosis adalah reproduksi sel di mana sel membelah diri secara langsung tanpa melalui tahap-tahap
pembelahan sel. Pembelahan cara ini banyak dijumpai pada sel-sel yang bersifat prokariotik, misalnya
pada bakteri, ganggang biru.
MITOSIS adalah cara reproduksi sel dimana sel membelah melalui tahap-tahap yang teratur, yaitu
Profase Metafase-Anafase-Telofase. Antara tahap telofase ke tahap profase berikutnya terdapat masa
istirahat sel yang dinarnakan Interfase (tahap ini tidak termasuk tahap pembelahan sel). Pada tahap
interfase inti sel melakukan sintesis bahan-bahan inti.
Secara garis besar ciri dari setiap tahap pembelahan pada mitosis adalah sebagai berikut:
13. 1. Profase :
pada tahap ini yang terpenting adalah benang-benang kromatin
menebal menjadi kromosom dan kromosom mulai berduplikasi menjadi
kromatid.
2. Metafase:
pada tahap ini kromosom/kromatid berjejer teratur dibidang
pembelahan (bidang equator) sehingga pada tahap inilah kromosom
/kromatid mudah diamati dan dipelajari.
3. Anafase:
pada fase ini kromatid akan tertarik oleh benang gelendong menuju
ke kutub-kutub pembelahan sel.
4. Telofase:
pada tahap ini terjadi peristiwa KARIOKINESIS (pembagian inti
menjadi dua bagian) dan SITOKINESIS (pembagian sitoplasma
menjadi dua bagian).
1.2 Tujuan Praktikum
1. Mengamati tahapan yang ada dalam proses mitosis.
2. Memahami fungsi asetokarmin untuk mengamati proses mitosis.
3. Membandingkan dan mendiskusikan perbedaan setiap fase yang ada pada proses mitosis.
BAB II
BAHAN DAN METODE PRAKTIKUM
2.1 Bahan dan Alat
14. Mikroskop
Ujung akar bawang merah
Gelas pengamat
Gelas objek
Gelas penutup
Jarum pengiris
Skalpel
Forset
Pewarna asetokarmin
Larutan 1 M HCl
Larutan 70% dan 96% alcohol
2.2 Prosedur Kerja
Teteskan larutan 1 M HCl di atas gelas pengamat secukupnya.
Letakkan potongan ujung akar sepanjang 1 cm di atas HCl tersebut, lebih kurang 5 menit. Lebih lama
lebih baik.
Ambil ujung akar yang sudah lunak tersebut dan pindahkan ke gelas objek yang sebelumnya telah
ditetesi dengan asetokarmin.
Cacah potongan akar yang ada dalam asetokarmin tersebut dengan scalpel sampai halus. Ingat! Waktu
mencacah jangan terputus akarnya, tapi dipipihkan dengan pangkal scalpel. Catat : besi yang ada pada
scalpel atau jarum pengiris akan bereaksi ddengan asetokarmin untuk menghasilkan pewarna yang lebih
baik.
Tutp gelas objek dengan gelas penutup.
15. Lewatkan gelas objek tersebut di atas api alcohol, jangan sampai mendidih. Kemudian balik slide
tersebut, letakkan di atas tissue dan tekan agak keras dengan menggunakan ibu jari. Halini akan
meratakan sel-sl dan memencarkan jaringan sehingga memungkinkan untuk di amati di bawah
mikroskop.
Diatas gelas penutup diteteskan minyak emerson untuk memperjelas pengamatan.
Amati objek tersebut di bawah mikroskop. Gunakan pembesaran rendah (10x) dahulu, Kemudian
pembesaran lebih tinggi (40x), dan pembesaran paling tinggi (100x).
Gambar fase-fase mitosis yang dapat ditemukan,cocokkan pada fase-fase mitosis yang ada pada
preparat yang telah disediakan atau dengan bagan yang sudah ada.
17. Pada pengamatan pertama, didapatkan sel yang memiliki kromosom yang belum membelah,
dan letaknya bergerombol di tengah dengan warna yang jelas dan susunannya agak merenggang.
Sehingga pada sel ini dapat disimpulkan mengalami pembelahan mitosis pada tahap awal yaitu profase.
Pada pengamatan kedua tampak sebuah sel yang kromosomnya sudah memisah dan menuju ke kedua
kutub yang berlawanan. Sehingga fase ini kami simpulkan bahwa terjadi pembelahan sel yaitu
pembelahan pada fase anafase. Pada pengamatan ketiga, didapatkan sel yang intinya (kromosom) sudah
terpisah sempurna namun dinding selnya belum terpisah secara sempurna. Sehingga dengan demikian
kami menyimpulkan bahwa pada saat ini sel mengalami pembelahan mitosis tahap telofase.
Pengamatan yang tidak teramati adalah fase metafase, pada fase ini kromosom menyusun diri secara
acak pada satu bidang ekuator atau tengah-tengah sel.
Pemotongan bagian ujung akar yang kemudian dilanjutkan dengan perendaman potongan ke
dalam larutan FAA. Perendaman dilakukan agar sel tidak mengalami pembelahan lagi, karena tidak
memungkinkan bagi kami untuk langsung mengamati tahap-tahap mitosis pada tudung akar bawang
merah pada saat itu juga. Larutan FAA merupakan larutan fiksatif yang dapat menahan sel untuk tidak
membelah lagi sehingga tahap-tahap pembelahan mitosis dapat teramati. Sebelum pengamatan atau
pembuatan preparat, dilakukan dua kali perendaman dengan perendaman pertama pada alkohol 70%
selama dua menit dan rendaman selanjutnya pada larutan HCL 1M selama lima menit. Perendaman
pada alkohol bertujuan untuk mensterilkan dan membersihkan sisa larutan FAA yang kemungkinan
masih menempel pada potongan akar. Sementara itu, larutan HCL 1M berfungsi memperjelas batas
antara daerah tudung akar dengan bagian yang lain karena dengan pemberian larutan ini daerah tudung
akar akan terlihat lebih putih daripada bagian lainnya.
Setelah terlihat jelas perbedaan antara tudung akar dengan bagian akar yang bukan tudung
akar, maka dilanjutkan dengan pemotongan bagian tudung dan peletakan potongan pada kaca benda
yang diikuti dengan pemberian acetocarmin dan pencacahan tudung akar menggunakan silet berkarat.
Pemberian acetocarmin akan memberikan pewarnaan dan akan mempermudah pengamatan,
sementara pencacahan dengan silet berkarat dapat membantu pengikatan warna yang dilakukan oleh
kromosom karena silet yang berkarat terdapat Fe yang teroksidasi. Tahap terakhir adalah pemanasan,
pemanasan dilakukan bertujuan untuk mempercepat proses penyerapan warna dari asetocarmin.
Dari hasil pengamatan pada pembelahan mitosis di dapatkan tiga fase, fase pertama yang
ditemukan yaitu profase. Pada fase ini terlihat sel dengan bagian inti yang sudah mulai terakhir seperti
benang-benang yang tidak teratur. Pada fase ini sel sudah mempersiapkan diri untuk membelah yang
18. ditandai dengan berubahnya memadatnya kromosom, membran inti tidak terlihat dan nukleolus
menghilang. Selanjutnya ditemukan fase anafase. Berdasarkan pengamatan, fase ini memperlihatkan
kromosom yang sudah mulai memisah dan menuju ke arah dua kutub yang berlawanan. Fase
selanjutnya yang ditemukan adalah telofase. Pada fase ini kromosom telah menyelesaikan
pergerakannya menuju kutub dan mulai menyebar di dalam membran nukleus. Selama tahap ini
berlangsung suatu dinding sel baru mulai terbentuk diantara dua nukleus baru. Dalam pengamatan, fase
ini terlihat sel yang memiliki dua inti dengan dinding sel bagian tengah yang sudah mengalami
sitokinesis. Fase yang tidak ditemukan pada pengamatan kali ini adalah metafase. Pada fase ini
kromosom menyusun diri secara acak pada satu bidang ekuator atau tengah-tengah sel. Pada awal fase
ini, membran nukleus dan nukleolus lenyap. Sentromer, suatu daerah vital bagi pergerakan kromosom,
melekat pada serabut gelendong yang bertanggung jawab terhadap arah pembelahan kromosom
selama pembelahan
BAB V
KESIMPULAN
19. Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan pada praktikum reproduksi sel mitosis, dapat disimpulkan
bahwa :
Mitosis adalah cara reproduksi sel dimana sel membelah melalui tahap-tahap yang teratur, yaitu
Profase Metafase-Anafase-Telofase.
Profase : pada tahap ini yang terpenting adalah benang-benang kromatin menebal menjadi kromosom
dan kromosom mulai berduplikasi menjadi kromatid.
Metafase: pada tahap ini kromosom/kromatid berjejer teratur dibidang pembelahan (bidang equator)
sehingga pada tahap inilah kromosom /kromatid mudah diamati.
Anafase: pada fase ini kromatid akan tertarik oleh benang gelendong menuju ke kutub-kutub
pembelahan sel.
Telofase: pada tahap ini terjadi peristiwa kariokinesis (pembagian inti menjadi dua bagian) dan
sitokinesis (pembagian sitoplasma menjadi dua bagian).
DAFTAR PUSTAKA
20. Suryati, Dotti. 2012. Penuntun Pratikum Genetika Dasar. Bengkulu: Lab. Agronomi Universitas Bengkulu.
Syamsuri, Istamar, dkk. 2004. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Welsh, James R.. 1991. Dasar-Dasar Genetika dan Pemuliaan Tanaman. Jakarta: Erlangga
LINK :
http://laporanpraktikumpertanian.blogspot.com/2010/12/laporan-praktikum-
genetika-reproduksi-sel-mitosis.html ,29 April 2012
http://muhammadalialfi.blogspot.com/2011/12/ laporan-praktikum-genetika-
reproduksi-sel-mitosis-acara-6.html.29 April 2012
REPRODUKSI SEL
Diposkan oleh nursalinahbiologi , Sabtu, 03 April 2010 1:00:00 AM
Setiap mahluk hidup tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan diawali dari pembelahan sel. Pada
organisme uniseluler, seperti Amoeba dan Pleurococcus, pembelahan sel adalah reproduksi sel
secara aseksual atau reproduksi vegetatif. Sebuah sel membelah diri menjadi dua sel anak,
kemudian membelah lagi menjadi 4, 8, 16, dan seterusnya. Dengan demikian polulasi organisme
semakin bertambah. Pada organisme multiseluler, seperti hewan dan tumbuhan tingkat tinggi,
pembelahan sel atau reproduksi sel adalah cara pertumbuhan atau perkembangan. Organisme ini
menjadi bertambah besar ukurannya, isinya sehingga mencapai ukuran dewasa.
Sel bereproduksi secara mitosis dan meiosis
Amitosis
Pembelahan amitosis adalah pembelahan sel secara langsung. Pembelahan ini dimulai dengan
pembelahan inti sel (nukleus) menjadi dua bagian secara langsung tanpa melalui pembentukan
benang spindel, tanpa adanya pelarutan dinding nukleus serta kromosom tidak tampak.
Kromosom yang terdapat dalam nukleus sel induk didistribusikan kepada kedua anak nukleus
secara acak. Urutan tahap pembelahan tidak ada.
Contoh : pembelahan nukleus sel endosperm tumbuhan Angiospermae, dan pembelahan
makronukleus pada sel hewan Ciliata.
Mitosis
Mitosis terjadi pada perbanyakan sel tubuh, dan menghasilkan sel anak dengan jumlah
kromosom sama dengan sel induk (2n). Pembelahan mitosis terjadi pada perbanyakan sel tubuh
atau sel somatik, misalnya sel meristem pada tumbuhan, seperti pada ujung batang, ujung akar,
dan sel kambium. Apabila sel ini membelah, jumlah sel menjadi berlipat ganda, akibatnya tubuh
21. tumbuhan bertambah besar ukurannya.
Mitosis mudah ditelaah pada jaringan meristem pada titik tumbuh akar bawang. Sel akar bawang
yang baru terbentuk berisi 16 kromosom, 8 diantaranya disumbangkan oleh paternal yaitu
tumbuhan yang menyediakan gamet jantan. Sisa yang 8 lagi disediakan oleh maternal, yaitu
bawang yang menghasilkan telur. Untuk setiap kromosom maternal ada kromosom paternal yang
amat mirip. Kromosom-kromosom yang serupa ini merupakan pasangan homolog.
Apabila sel tidak sedang dalam proses membelah diri, kromosom-kromosom (yang tersimpan di
dalam nukleus) tidak tampak dengan bantuan mikroskop cahaya. Manakala kromosom itu dalam
keadaan seperti ini, kadang-kadang secara bersama disebut kromatin. Dari segi kimia, kromatin
terdiri atas DNA dan protein dalam jumlah yang kira-kira sama. Pada keadaan ini sel aktif dalam
sintesis RNA, dan juga dalam sintesis DNA sejenak sebelum pembelahan sel berikutnya. Pada
banyak sel, termasuk bawang, satu atau lebih kromosom mempunyai nukleolus. Ini dapat diamati
dengan mikroskop biasa.
Pada tahun 1879 Boveri dan Flemming menggambarkan peristiwa yang terjadi di dalam nukleus
saat sel sedang membelah diri. Peristiwa yang terjadi dalam nukleus saat berlangsung
pembelahan mitosis, yaitu profase, metafase, anafase dan telofase. Antara mitosis pertama dan
mitosis berikutnya terdapat interfase, yang sering dinamakan fase istirahat.
a. Profase
Tahap profase dimulai dengan pembelitan awal kromosom. Sementara pembelitan dan
kondensasi (penebalan ) berlangsung, dua kromatid bersaudara dari masing-masing kromosom
sering dapat dibedakan. Nukleolus mulai menghilang sedangkan kromosomnya mulai nampak.
Melalui mikroskop elektron akan nampak partikel-partikel komponen nukleolus menyebar d
seluruh nukleus. Masing-masing dari 16 kromosom (8 pasang homolog) yang ada dalam sel yang
semula terbentuk kini timbul kembali, berganda. Duplikatnya saling melekat di daerah khusus
yang dinamai sentromer. Seluruh struktur itu dinamakan kromosom, dan setiap untaiannya
disebut kromatid seasal. Kromosom-kromosom yang diduplikasi ini dapat dikatakan membentuk
dublet. Dalam hal ini, sel bawang dalam profase mempunyai kromosom sejumlah 32. Pada sel
hewan dan sel tumbuhan tingkat rendah, masing-masing sepasang sentriol bergerak menuju ke
kutub sel yang berlawanan. Sentriol pada masing-masing kutub sel kemudian
membentuk lengan-lengan (aster) di sekitarnya dan juga membentuk benang spindel (gelendong
inti) menuju ke bidang ekuator. Pada tumbuhan tingkat tinggi sentriol tidak ada, pembentukan
benang spindel dilakukan oleh materi sitoplasma yang letaknya berdekatan dengan nukleus.
b. Metafase
Metafase ditandai dengan munculnya gelendong. Kromosom yang sudah terdiri atas dua
kromatid dan bergandengan pada sentromer menyusun diri pada bidang ekuator (bidang
pembelahan). Kromosom tersebut terkait pada benang spindel (sekumpulan mikrotubula) di
bagian sentromer.
c. Anafase
Anafase dimulai dengan pembelahan sentromer kromatid saudara dari pasangan yang kemudian
memisah, masing-masing bergerak menuju kutub gelendong yang terdekat. Sekali berpisah,
kromatid-kromatid itu dianggap sebagai kromosom anak. Secara fisik, kromatid dan kromosom
itu adalah struktur yang ekuivalen.
d. Telofase
Telofase merupakan kebalikan dari profase. Sekali perpindahan ke arah kutub telah diselesaikan,
tebentuklah membran nuklear di sekitar perangkat kromosom anak, nukleolus terbentuk kembali.
22. Pada saat ini gelendong mikrotubula menghilang, kromosom melepaskan gulungannya, dan
akhirnya lenyap, begitu pula benang spindel juga menghilang. Masing-masing nukleus anak
sedikit demi sedikit menerima morfologi anafase. Bersamaan dengan kejadian tersebut terjadi
pembelahan (pembagian) isi sel menjadi dua bagian yang sama disebut sitokinesis, dan nukleus
kembali ke interfase.
Sitokinesis pada sel hewan diawali dengan pelekukan (konstriksi) membran plasma. Sedangkan
pada sel tumbuhan dibentuk bidang pembelahan pada bagian
tengah sel. Pada akhir telofase terbentuk dua sel anakan yang masing-masing sel anakan
membawa atau mewarisi seperangkat kromosom yang jumlah dan bentuknya sama dengan yang
dimiliki sel induk.
e. Interfase
Di antara mitosis pertama dan mitosis berikutnya terdapat interfase. Pada interfase sel tidak
membelah diri, oleh karena itu dinamakan fase istirahat. Pengertian istirahat bukan berarti tidak
ada kegiatan sama sekali di dalam nukleus. Sebenarnya di dalam nukleus terjadi kegiatan-
kegiatan penting untuk persiapan mitosis berikutnya, seperti sintesis protein untuk bahan
organel, sintesis ribosom, replikasi DNA, sehingga masing-masing kromososm sudah terdiri atas
dua kromatid yang diikat oleh sentromer. Hanya saja kegiatan tersebut tidak nampak. Interfase
bukan bagian tahapan pembelahan mitosis, tetapi merupakan bagian dari siklus (daur) sel.
Pembelahan mitosis terjadi hanya pada bagian tubuh mahluk hidup yang masih mengalami
pertumbuhan, yaitu pada jaringan embrional. Pada tumbuhan terjadi pada sel meristem,
sedangkan pada hewan terjadi pada sel somatik. Banyaknya waktu yang diperlukan dalam proses
pembelahan mitosis berkisar antara 30 menit sampai dengan beberapa jam. Lamanya waktu yang
tepat sangat beragam dengan tipe sel, spesies dan suhu lingkungan. Sebagai contoh pada sejenis
kacang 25,5 jam dalam suhu 15oC, sedangkan dalam suhu 25oC memerlukan waktu 15 8 jam.
Dengan adanya mitosis, sel bertambah memerlukan waktu banyak, dan sel anak yang baru
terbentuk selalu tetap 2n atau diploid asal keadaan tetap normal. Jumlah kromosom setiap spesies
selalu tetap dari generasi ke generasi. Setiap sel anak mendapat seperangkat lengkap kromosom
yang identik dengan yang terdapat pada sel induknya. Jadi mitosis memberikan cara untuk
memindahkan informasi ini tanpa mengalami perubahan pengurangan dari sel induk kepada sel
anak. Dengan demikian fungsi mitosis adalah menjaga faktor genetik agar tetap. Semua macam
reproduksi aseksual dilakukan oleh mitosis. Selain itu, pertumbuhan, regenerasi, dan penggantian
sel pada mikroorganisme multiseluler dilaksanakan semuanya oleh mitosis sel-sel yang
bersangkutan.
Siklus sel
Urutan kejadian-kejadian yang berlangsung di antara pembentukan sel dan pembelahan sel
23. dalam membentuk anakan sel dinamakan siklus sel atau daur sel, yang terdiri atas tiga tingkatan :
a. Interfase
Fase interfase merupakan periode sintesis dan pertumbuhan yang intensif. Sel membentuk
banyak materi zat yang diperlukan untuk pertumbuhan dan untuk menyelenggarakan kegiatan
sel, serta replikasi DNA.
b. Mitosis
Mitosis adalah proses pembelahan nukleus yang melibatkan pemisahan kromatid dan
pendistribusiannya sebagai kromososm kepada anakan sel. Mitosis terdiri atas empat fase, yaitu
profase, metafase, anafase, dan telofase.
c. Pembelahan sel
Pada pembelahan sel terjadi pembagian sitoplasma dan organel kepada anak sel dalam jumlah
yang sama.
Setelah interfase, selang beberapa waktu sel akan mulai lagi melakukan pembelahan secara
mitosis sehingga merupakan suatu siklus. Secara keseluruhan siklus sel terdiri atas 5 fase besar,
yaitu fase G1, fase S, fase G2, fase mitosis,, dan fase sitokinesis. Siklus sel memerlukan waktu
tidak sama bagi setiap sel. Ada yang memerlukan waktu hanya beberapa jam dan ada pula yang
sampai beberapa hari.
Fase G1, S, danG2, semuanya termasuk dalam interfase. Fase G1 ialah fase gap pertama, yaitu
periode pertumbuhan secara umum dan pada fase ini terjadi replikasi organel-organel di dalam
sitoplasma.. Fase S, adalah fase danreplikasi DNA. Fase G2 adalah fase gap kedua yaitu
penyusunan struktur sel tertentu yang diperlukan pada pembelahan kromosom selama mitosis
berlangsung. Setiap sel dari organisme yang berbeda, berbeda pula lamanya siklus sel. Sebagai
contoh pada tanaman kacang, siklus sel memerlukan waktu kira-kira 19 jam, yang terdiri dari G1
5 jam, S 7 jam, G2 5 jam, dan mitosis dengan sitokinesis 2 jam. Siklus sel tikus 22 jam, terdiri
dari G1 9 jam, S 10 jam,, G2 2 jam lebih dan mitosis berikut sitokinesis kurang dari 1 jam.,
Meiosis.
Dalam meiosis terjadi tahap meiosis I (pembelahan reduksi) dan meiosis II, yang masing-masing
menghasilkan sel dengan jumlah kromososm tereduksi, yaitu dari jumlah kromosom diploid (2n)
menjadi jumlah kromosom haploid (n). Karena terjadi pengurangan jmlah kromosom, maka
pembelahan meiosis disebut pembelahan reduksi (meio artinya reduksi).
Pembelahan meiosis terjadi pada gonade atau alat reproduksi. Pada hewan terjadi pada testis
ketika membentuk spermatozoa, dan pada ovarium ketika membentuk ovum. Pada tumbuhan biji
terjadi pada putik ketika membentuk ovum dan pada benang sari ketika membentuk serbuk sari.
Pada tumbuhan paku dan lumut, terjadi pada anteridium ketika membentuk spermatozoid dan
pada arkegonium pada waktu membentuk ovum. Dibandingkan mitosis, meiosis merupakan
proses panjang, daur lengkapnya memakan waktu berhari-hari atau berminggu-minggu.
Tahapannya adalah sebagai berikut : profase I, matafase I, anafase I dan telofase I yang diikuti
oleh profase II, metafase II, anafase II dan telofase II.
a. Meiosis I
Profase I
Profase merupakan tahapan yang lebih lamban dan sangat kompleks. Profase I umumnya dibagi
menjadi lima subtahap dengan ciri-ciri sebagai berikut :
24. 1) Leptonema (leptoten); kromosom memanjang, tampak sebagai benang tunggal dan tidak
berpilin.
2) Zygonema (zigoten); pasangan kromosom homolog, membentuk pasangan disebut bivalen.
3) Pachynema (pakiten); bivalen memendek, masing-masing anggota sepasang kromosom
homolog menduplikasi diri, sehingga terbentuk empat kromatid yang disebut tetrad. Sentriol
bergerak menuju ke kutub sel.
4) Diplonema (diploten); homolog sedikit tertarik berpisahan sehingga tampak kromatid dan
kiasmata yang terpisah. Kiasmata yaitu peristiwa dimana dua kromatid di bagian tengah dari
kromatid tetrad bersilangan pada satu atau beberapa tempat, sehingga terjadi pertukaran segmen
kromatid yang mengandung gen ‘crossingover’.
5) Diakinesis; sentromer homolog bergerak menjauh, kromatid terus memendek. Nukleolus dan
membran nukleus menghilang.
Ketika kromososm-kromosom mula-mula mulai tampak (leptoten profase I), setiap homolog
ternyata merupakan struktur tunggal. Namun seperti halnya pada mitosis, kebanyakan daripada
DNA selnya berganda selama fase S yang mendahului profase I. Selagi profase berlanjut
(zigoten dan pakiten), setiap kromosom dalam sel itu berpasang-pasangan dengan homolognya
menurut panjangnya. Proses berpasangan ini (disebut sinopsis), merupakanciri khas bagi
meiosis. Homolog yang berpasangan itu disebut bivalen.
Metafase I
Pada metafase I, kromosom homolog yang bivalen dan tetrad menempatkan diri pada bidang
ekuator nukleus, berhadapan dan melekat pada benang spindel pada bagian sentromer
kromosom.
Anafase I
Pada anafase I, masing-masing anggota pasangan kromosom homolog ditarik menuju ke kutub
sel . Dengan demikian masing-masing kutub sel memperoleh setengah jumlah kromosom sel
induk.
Telofase I
Pada telofase I terjadi pembentukan membran anakan nukleus pada masing-masing kutub.
Bersamaan dengan kejadian tersebut terjadi pula sitokinesis.
b. Meiosis II
Meiosis II adalah pembelahan mitosis
Profase II
Pada profase II kromosom pada nukleus sel anak memendek dan menebal. Nukleolus
menghilang. Sentriol (sepasang) bergerak menuju ke kutub anakan sel. Benang spindel
memencar dari masing-masing kutub.
Metafase II
Pada metafase II masing-masing kromosom yang sudah terdiri atas dua kromatid menempatkan
diri pada bidang ekuator. Benang spindel mengikat kromosom tersebut pada bagian kromosom.
Membran nukleus menghilang.
Anafase II
Pada anafase II sentromer membelah diri sehingga kedua kromatid pada satu kromosom terpisah.
Masing-masing kromatid ditarik menuju ke kutub oleh benang spindel.
Telofase II
Pada telofase II membran nukleus terbentuk pada masing-masing kutub. Kromosom kemudian
memipih, memanjang, dan menghilang. Benag spindel lenyap. Bersamaan dengan kejadian
tersebut terjadi pelekukan pada membran sel, sehingga terbentuk empat anakan sel yang masing-
25. masing sel anak memiliki setengah jumlah kromosom yang dimiliki sel induknya.
Jika tidak terjadi pembelahan meiosis pada sel-sel gametofit atau gonad, maka individu jantan
akan menghasilkan sperma dengan jumlah kromosom tetap, yaitu 46 buah, demikian pula sel
telur, yaitu tetap 46 buah. Jika terjadi perkawinan, maka jumlah kromosom anak 92 buah. Hal ini
sudah tentu tidak mungkin karena telah diketahui bahwa jumlah kromosom dari generasi ke
generasi pada individu dalam spesies selalu tetap. Untuk menghindari jumlah kromosom yang
berlipat ganda pada generasi berikutnya, maka perlu adanya pembelahan meiosis ( reduksi).
Dengan demikian sperma memiliki 23 kromosom (haploid), demikian pula sel telur memiliki 23
buah kromosom. Jika terjadi perkawinan, jumlah kromosom sel anak menjadi 46 buah.
Gametogenesis
Gametogenesis berlangsung pada sel tertentu dalam alat perkembangbiakan. Pembentukan gamet
terjadi secara meiosis dan berlangsung dalam alat perkembangbiakan jantan dan betina pada
individu dewasa. Peristiwa pembentukan sel-sel kelamin atau sel-sel gamet disebut
gametogenesis, yang berlangsung di dalam gonad. Gametogenesis terutama terjadi pada hewan-
hewan bertulang belakang,
termasuk manusia. Gametogenesis terdiri atas spermatogenesis, yaitu proses pembentukan
sperma di dalam testis dan oogenesis, yaitu proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam
ovarium.
a. Spermatogenesis
Sel benih pertama (primordial germ cell) di dalam testis membelah berulang-ulang secara mitosis
menghasilkan spermatogonia dengan 2n kromosom. Spermatogonia tumbuh membesar
membentuk spermatosit 1 (primary spermatocyte). Sel ini kemudian membelah secara meiosis I,
menghasilkan spermatosit 2 (secondary spermatocyte) yang n kromosom. Spermatosit 2 akan
membelah secara meiosis II, menghasilkan spermatid yang juga n kromosom. Spermatid
berdiferensiasi tumbuh menjadi sperma yang mempunyai kepala dan ekor. Selesailah proses
spermatogenesis yang setiap satu sel spermatogonia menghasilkan 4 buah sperma yang haploid
(n kromosom).
b. Oogenesis
Proses oogenesis pada dasarnya sama dengan spermatogenesis. Sel benih pertama membelah
secara mitosis berkali-kali dan menghasilkan oogonia, tapi hanya satu oogonia yang tumbuh
berkembang menjadi oosit 1 (primary oocyte), sedangkan yang lain mengalami degenerasi. Sel
oosit pertama ini lebih besar daripada sel sperma.
Oosit 1 mengalami pembelahan meiosis I, menghasilkan 2 buah sel yang tidak sama besarnya,
yaitu satu sel yang besar disebut oosit 2 yang haploid dan yang kecil disebut badan polar (polar-
body) yang haploid. Biasanya badan polar menempel pada kutub sel telur.
Oosit 2 mengalami pembelahan mengalami pembelahan meiosis II, menghasilkan sebuah ovum
atau sel telur yang berfungsi sebagai n kromosom (haploid) dan sebuah badan polar haploid
tetapi tidak dapat berfungsi. Sementara itu badan polar pertama membelah menghasilkan 2 buah
badan polar. Dengan demikian pada akhir proses oogenesis menghasilkan sebuah ovum yang
besar dengan n kromosom (haploid) yang dapat berfungsi jika dibuahi dan 3 buah badan polar
masing-masing haploid tetapi tidak berfungsi dan akhirnya mengalami degenerasi.
b. Gametogenesis pada Tumbuhan Berbiji
Pada tumbuhan pun terutama pada tumbuhan tingkat tinggi atau tumbuhan berbiji, juga
berlangsung peristiwa gametogenesis. Pembentukan gamet terjadi di dalam gametofit jantan,
yaitu dalam kepala sari (anther), hingga menghasilkan butir serbuk sari (pollen grain) yang
26. haploid. Pembentukan gamet betina berlangsung dalam gametofit betina pada embrio di dalam
bakal biji (ovule), dan menghasilkan sel telur atau ovum. Bunga yang lengkap mempunyai alat
pembiak jantan yang disebut benang sari (stamen). Benang sari terdiri dari kepala sari (anther)
dan tangkai sari (filament). Di dalam kepala sari terdapat 4 buah kantung serbuk sari (pollen
sacs), yang merupakan tempat terbentuknya serbuk sari, sebagai alat pembiak jantan yang
disebut mikrospor. Kantung serbuk sari berisi sejumlah sel yang rapat susunannya disebut sel
induk serbuk sari (pollen mother cell) atau sel induk mikrospor yang masing-masing sel diploid.
Sel induk serbuk sari mengalami pembelahan meiosis menghasilkan tetrad yang terdiri atas 4
buah sel mikrospor haploid yang masih bersatu. Selanjutnya akan memisah diri membentuk butir
serbuk sari yang haploid. Di dalam serbuk sari, inti yang haploid ini membelah secara mitosis
menghasilkan 2 buah inti, aitu inti generatif (generative nucleus) dan inti pembuluh (tube
nucleus) yang kelak akan berguna dalam proses pembuahan.
Bunga yang lengkap juga memiliki putik (carpel). Putik terdiri atas kepala putik (stigma),
tangkai putik (style), dan bakal buah (ovary) yang di dalamnya mengandung satu atau lebih
bakal biji (ovule). Bakal biji berkembang membentuk 3 bagian yaitu; funicle, plasenta, dan
nucellus yang terdiri dari sel-sel ang tersusun rapat. Dinding bakal biji berdiferensiasi. Ke
sebelah dalam membentuk jaringan pelindung dan ke sebelah luar membentuk integument yang
membungkus jaringan nucellus. Bagian dasar integument terbuka membentuk mikrofil, yaitu
tempat masuknya sel kelamin jantan. Di bagian ujung yang berlawanan membentuk chalaza. Di
bagian tengah bakal biji terbentuk kantung embrio sel induk atau disebut pula sel induk
megaspor. Sel ini mengalami meiosis, menghasilkan 4 sel induk megaspor. Tiga sel mengalami
degenerasi, satu sel sisanya membentuk kantung embrio muda (young embryosac) atau sel
megaspor. Megaspor mengalami 3 kali pembelahan mitosis, sehingga menghasilkan 8 sel anak
megaspor yang masing-masing selnya haploid. Dua sel di bagian tengah membentuk inti polar
atau sel kandung lembaga sekunder. Tiga buah sel bergerak ke arah mikrofil dan selanjutnya
akan membentuk satu sel telur (ovum) di bagian tengah dan di bagian tepi membentuk dua sel
sinergid. Tiga buah sel lainnya bergerak ke arah daerah chalaza membentuk antipoda.
Rangkuman
Reproduksi sel terdiri atas : 1) Amitosis, yaitu pembelahan nukleus secara langsung tanpa
melalui tahapan; 2) Mitosis, yaitu pembelahan nukleus secara tidak langsung, melalui tahapan
profase, metafase, anafase, dan telofase; dan 3) Meiosis, yaitu pembelahan reduksi melalui
tahapan meiosis I (Profase I : leptoten, zygoten, pachyten, diploten, diakinesis; Metafase I;
Anafase I; Telofase I) dan meiosis II (Profase II, Matafase II, Anafase II, dan Telofase II).
Mitosis terjadi pada sel somatik/embrional yaitu pada perbanyakan sel tubuh (somatik) dan
menghasilkan sel anak dengan jumlah kromosom sama dengan sel induk (2n)
1 sel induk 2 sel anak
(2n kromosom) (masing-masing membawa 2n kromosom)
Meiosis terjadi pada organ reproduksi/gonad yaitu perbanyakan sel gonad pada saat membentuk
gamet. Sel anak memiliki kromosom setengah jumlah kromosom sel induk.
1 sel induk 4 sel anak
(2n kromosom) (masing-masing membawa n kromosom)
Fungsi mitosis adalah menjaga agar faktor genetik tetap, pertumbuhan, dan reproduksi.
Sedangkan fungsi meiosis adalah untuk kelangsungan hidup organisme.
Siklus sel adalah urutan kejadian-kejadian yang berlangsung di antara pembentukan sel dan
pembelahan sel dalam membentuk sel anakan, terdiri atas : interfase, mitosis, dan pembelahan
27. sel.
Gametogenesis adalah proses pembentukan gamet, yang terdiri dari : a) Sper-matogenesis,
proses pembentukan sel sperma; b) Oogenesis, proses pembentukan sel telur (ovum); dan c) Pada
tumbuhan biji, pembentukan gamet jantan (serbuk sari) pada gametofit jantan (benang sari),
pembentukan gamet betina berlangsung pada gametofit betina (kantong embrio di dalam bakal
biji).