SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
Bovine Spongiform
Encephalopathy (BSE)
Oleh :
Nadiyah Tassa Geulisya
(2102101010116)
Dosen Pengampu : drh. Erina, M.Sc
Penyakit Infeksius I
01
Pengertian
Point-point Pembahasan
02
Etiologi
05
Diagnosis
04
Gejala
Klinis
03
Transmisi
06
Pencegahan
01
Pengertian
Bovine Spongiform Encephalopathy (BSE)
• Bovine spongiform encephalopathy (BSE) adalah penyakit progresif dan fatal pada
sistem saraf ternak yang disebabkan oleh akumulasi protein abnormal yang disebut
‘prion’ di jaringan saraf.
• BSE merupakan salah satu dari transmissible spongiform encephalopathies (TSE)
atau penyakit prion, yang ditandai dengan akumulasi protein infeksi abnormal
dalam jaringan saraf yang disebut prion.
• BSE merupakan zoonosis karena mengakibatkan kejadian varian penyakit
Creutzfeldt-Jakob pada manusia.
• BSE merupakan penyakit hewan menular strategis (PHMS) dan masuk sebagai
penyakit yang harus dilaporkan ke OIE
Agen Penyebab
Penyakit ini disebabkan oleh suatu jenis protein
bersifat infeksius yaitu PRION (Proteinaceous Infectious)
yang merupakan suatu molekul protein tanpa asam inti.
Berbeda dengan virus yang mempunyai asam inti, baik DNA
maupun RNA. Prion diketahui memiliki sifat tahan terhadap
panas dan beberapa bahan yang lazim digunakan sebagai
disinfektan.
02
Etiologi
 Saat ini penyakit BSE lebih dikenal dengan penyakit prion
 Prion Protein (PRP) atau biasa disebut prion adalah sejenis protein
yang diperoleh dari jaringan otak hewan yang terkena penyakit radang
otak yang tidak diketahui sebabnya yang disebut bovine spongiform
encephalopathy
 Prion dapat dibedakan dari virus atau viroid karena tidak memiliki
asam nukleat dan oleh karenanya dia tahan terhadap semua prosedur
yang bertujuan mengubah atau menghidrolisa asam nukleat termasuk
enzim protease, sinar ultraviolet, radiasi dan berbagai zat kimia seperti
deterjen, zat yang menimbulkan denaturasi protein seperti obat
disinfektan atau pemanasan.
Etiologi
BSE Klasik
Terjadi akibat pemberian
pakan yang
terkontaminasi oleh prion
yang bisa terbawa oleh
bahan akan tepung
daging dan tulang atau
meat and bone meal
(MBM).
BSE Atypical
Terjadi secara alamiah dan
sporadis, tidak terkait
pemberian bahan pakan
tertentu dan kejadiannya
sangat jarang ditemukan,
kecuali melalui sistem
surveilans yang sangat
sensitif.
Dua Bentuk BSE
03
Transmisi
Penyebaran penyakit prion diketahui dapat melalui mekanisme berikut:
1. Hewan ke hewan, melalui transmisi oral (praktik pemberian pakan
hewan yang berasal dari hewan sakit, melalui meat borne meal/MBM
dan juga secara eksperimental melalui inokulasi langsung ke otak.
2. Hewan ke manusia, melalui makanan yang berasal dari hewan (sapi)
penderita, material medis dan produk hewan seperti enzim, kapsul,
vaksin yang menggunakan biakan sel otak yang berasal dari hewan
penderita.
3. Manusia ke manusia, melalui jalur infeksi antara lain praktik
kanibalisme (memakan otak manusia penderita) seperti pada penyakit
Kuru di Papua New Guinea, melalui jalur iatrogenic seperti transplantasi
kornea, penggunaan elektrode terkontaminasi (deep insertion) pada
EEG, alat-alat nekropsi yang terkontaminasi, hormone pituitary,
tranfusi darah, dan produk asal darah dan terakhir secara genetik.
Penyebaran Penyakit
04
Gejala Klinis
• Perubahan mental: ketakutan, kegelisahan, dan mudah terkejut
apabila diganggu.
• Perubahan sikap: ataksia, tremor, dan kadang-kadang tidak
dapat bangun apabila terjatuh.
• Perubahan sensasi (hiperastesia): khususnya rangsangan rabaan
dan rangsangan suara
• Kehilangan berat badan dan kondisi tubuh serta penurunan
produksi susu, sedangkan nafsu makan masih terus dipertahankan
Pada Hewan
• Masa inkubasi Transmissible Encelophaty (transmisi
antarspesies) yang slow degeneration pada sistem syaraf
pusat domba selama 2-4 tahun, sapi selama 3-6 tahun dan
gejala kliniknya muncul dalam beberapa bulan
• BSE menyerang sapi berumur 3-5 tahun dengan gejala
penurunan produksi susu, gemetar/kejang-kejang dan TSE
(Transmissible Encelophaty).
 Gejala klinis awal berupa sakit kepala, ketidakseimbangan refleks berjalan,
gangguan penglihatan (mata kabur), dan vertigo. Juga gangguan mental
berupa hilang ingatan dan perubahan mood (bisa menjadi kalem, marah atau
romantis)
 Gejala ini muncul berkisar dua tahun sampai sepuluh tahun setelah
seseorang mengkonsumsi daging sapi gila
 Gejala klinis yang tampak adalah degenerasi neurologik seperti ataxia
(serupa dengan gejala Penyakit Alzaimer atau Parkinson), tremor, kelelahan,
ngantuk, kerusakan daya ingat, perubahan tingkah laku, vertigo, kemunduran
mental yang sangat cepat diikuti dengan dementia, gangguan motorik (bagian
kepala/leher, pundak sampai gluteus lumbal sensitive terhadap rangsangan
suara, cahaya dan sentuhan), dan gambaran spesifik dari elektro
encephalogram (EEG) dan perubahan patologinya adalah terbentuk
amyloidplaque di otak cerebral (terlihat berlubang-lubang)
Pada Manusia
05
Diagnosis
Sebagaimana penyakit-penyakit pada ternak lainnya beberapa kriteria
untuk penegasan diagnosis perlu dilakukan meliputi:
a. Gejala klinis: ataxia, tremor, kelemahan, kekurusan, haus, sensitif
terhadap suara dan sinar, perubahan behavior, gangguan motorik.
b. Histopatologik: Perubahan utama adalah adanya vakuolisasi/ degenerasi
spongious pada susunan saraf pusat.
c. Imunohistokimia: menggunakan antibodi terhadap prion protein, melalui
teknik histopatologik.
d. Isolasi PrPSc menggunakan beberapa teknik yang berbasis
Elektroforesis.
e. Uji biologik menggunakan hewan coba.
Diagnosis Penyakit BSE
06
Pencegahan
1) Meminimalisasi risiko pada manusia akibat penggunaan produk dan alat
medis yang berasal dari sapi (terinfeksi)
2) Meminimalisasi risiko pada manusia akibat penggunaan produk dan alat
medis yang berasal dari orang terinfeksi
3) Minimalisasi risiko transmisi CJD akibat konsumsi produk makanan yang
berasal dari hewan ruminansia (terinfeksi).
4) Sosialisasi pada masyarakat luas terutama konsumen produk asal ternak
tentang bahaya, cara penanganan dan pengendalian penyakit BSE/PRION.
5) Melarang importasi ternak, bahan (pakan, medis dan lainnya) yang dapat
menularkan BSE dari negara yang tidak bebas penyakit tersebut.
6) Penegakan Hukum dan aturan yang berlaku setiap kegiatan yang
berkaitan dengan peternakan, khususnya masuknya bahan yang dapat
menularkan BSE
7) Melarang penggunaan bahan baku pakan ternak yang terbuat dari
tepung daging dan tulang sapi/ruminansia (meat and bone meal/MBM) yang
tercemar Prion.
Status BSE Indonesia
Berdasarkan hasil surveilans dan penilaian
risiko, Indonesia menyatakan diri sebagai negara
bebas BSE melalui Keputusan Menteri Pertanian
Nomor 367/Kpts/TN.530/12/2002
Terima Kasih!

More Related Content

What's hot

Laporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIA
Laporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIALaporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIA
Laporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIAKlara Tri Meiyana
 
Anatomi dan-fisiologi-pertemuan-1 materi jun
Anatomi dan-fisiologi-pertemuan-1 materi junAnatomi dan-fisiologi-pertemuan-1 materi jun
Anatomi dan-fisiologi-pertemuan-1 materi junDae Zhun
 
Antomi Fisiologi Sistem Endokrin
Antomi Fisiologi Sistem EndokrinAntomi Fisiologi Sistem Endokrin
Antomi Fisiologi Sistem EndokrinHetty Astri
 
Metabolisme Purin dan Pirimidin
Metabolisme Purin dan PirimidinMetabolisme Purin dan Pirimidin
Metabolisme Purin dan PirimidinDaniel Marison
 
Makalah batu ginjal
Makalah batu ginjalMakalah batu ginjal
Makalah batu ginjalWarnet Raha
 
Defisiensi mineral
Defisiensi mineralDefisiensi mineral
Defisiensi mineralfikri asyura
 
Metabolisme karbohidrat@ummuhasna.com.pptx
Metabolisme karbohidrat@ummuhasna.com.pptxMetabolisme karbohidrat@ummuhasna.com.pptx
Metabolisme karbohidrat@ummuhasna.com.pptxyoe5oep
 
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNESLaporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNESdewisetiyana52
 
Ppt vitamin dan mineral
Ppt vitamin dan mineral Ppt vitamin dan mineral
Ppt vitamin dan mineral JumiatiCN
 
Patofisiologi Manusia: Fenilketonuria
Patofisiologi Manusia: FenilketonuriaPatofisiologi Manusia: Fenilketonuria
Patofisiologi Manusia: FenilketonuriaNesha Mutiara
 
histologi ginjal 2015
histologi ginjal 2015histologi ginjal 2015
histologi ginjal 2015koko ryannur
 

What's hot (20)

Laporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIA
Laporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIALaporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIA
Laporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIA
 
Asam Amino
Asam AminoAsam Amino
Asam Amino
 
Anatomi dan-fisiologi-pertemuan-1 materi jun
Anatomi dan-fisiologi-pertemuan-1 materi junAnatomi dan-fisiologi-pertemuan-1 materi jun
Anatomi dan-fisiologi-pertemuan-1 materi jun
 
Ppt protein
Ppt proteinPpt protein
Ppt protein
 
Antomi Fisiologi Sistem Endokrin
Antomi Fisiologi Sistem EndokrinAntomi Fisiologi Sistem Endokrin
Antomi Fisiologi Sistem Endokrin
 
Metabolisme Vitamin
Metabolisme VitaminMetabolisme Vitamin
Metabolisme Vitamin
 
Sistem traktus urinarius
Sistem traktus urinariusSistem traktus urinarius
Sistem traktus urinarius
 
Anatomi umum
Anatomi umumAnatomi umum
Anatomi umum
 
Metabolisme Purin dan Pirimidin
Metabolisme Purin dan PirimidinMetabolisme Purin dan Pirimidin
Metabolisme Purin dan Pirimidin
 
Anatomi sistem respirasi
Anatomi sistem respirasiAnatomi sistem respirasi
Anatomi sistem respirasi
 
Makalah batu ginjal
Makalah batu ginjalMakalah batu ginjal
Makalah batu ginjal
 
Laporan Praktikum Biokimia Darah
Laporan Praktikum Biokimia DarahLaporan Praktikum Biokimia Darah
Laporan Praktikum Biokimia Darah
 
Defisiensi mineral
Defisiensi mineralDefisiensi mineral
Defisiensi mineral
 
Soal tentang sel beserta jawabannya
Soal tentang sel beserta jawabannyaSoal tentang sel beserta jawabannya
Soal tentang sel beserta jawabannya
 
Metabolisme karbohidrat@ummuhasna.com.pptx
Metabolisme karbohidrat@ummuhasna.com.pptxMetabolisme karbohidrat@ummuhasna.com.pptx
Metabolisme karbohidrat@ummuhasna.com.pptx
 
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNESLaporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
 
Ppt vitamin dan mineral
Ppt vitamin dan mineral Ppt vitamin dan mineral
Ppt vitamin dan mineral
 
Vitamin
 Vitamin Vitamin
Vitamin
 
Patofisiologi Manusia: Fenilketonuria
Patofisiologi Manusia: FenilketonuriaPatofisiologi Manusia: Fenilketonuria
Patofisiologi Manusia: Fenilketonuria
 
histologi ginjal 2015
histologi ginjal 2015histologi ginjal 2015
histologi ginjal 2015
 

Similar to Nadiyah Tassa Geulisya_BSE_21-116.pptx

Similar to Nadiyah Tassa Geulisya_BSE_21-116.pptx (20)

Japanese encep
Japanese encepJapanese encep
Japanese encep
 
CRS EPILEPSI ATONIK MARSYA.pdf
CRS EPILEPSI ATONIK MARSYA.pdfCRS EPILEPSI ATONIK MARSYA.pdf
CRS EPILEPSI ATONIK MARSYA.pdf
 
Sawan babi
Sawan babiSawan babi
Sawan babi
 
Infeksi cns (central nervous system)
Infeksi cns (central nervous system)Infeksi cns (central nervous system)
Infeksi cns (central nervous system)
 
Infeksi cns (central nervous system)
Infeksi cns (central nervous system)Infeksi cns (central nervous system)
Infeksi cns (central nervous system)
 
53120516 parkinson-disease
53120516 parkinson-disease53120516 parkinson-disease
53120516 parkinson-disease
 
Referat parkinson
Referat parkinsonReferat parkinson
Referat parkinson
 
Askep anak dengan ensefalitis
Askep anak dengan ensefalitisAskep anak dengan ensefalitis
Askep anak dengan ensefalitis
 
38128375 epilepsi
38128375 epilepsi38128375 epilepsi
38128375 epilepsi
 
Migrain
MigrainMigrain
Migrain
 
Epilepsi 0
Epilepsi 0Epilepsi 0
Epilepsi 0
 
PPT Referat.pptx
PPT Referat.pptxPPT Referat.pptx
PPT Referat.pptx
 
askep-poliomyelitis_compress.pptxgahshshjd
askep-poliomyelitis_compress.pptxgahshshjdaskep-poliomyelitis_compress.pptxgahshshjd
askep-poliomyelitis_compress.pptxgahshshjd
 
Kelompok 5 Skenario 1.pptx
Kelompok 5 Skenario 1.pptxKelompok 5 Skenario 1.pptx
Kelompok 5 Skenario 1.pptx
 
Askep enchapalitis
Askep enchapalitisAskep enchapalitis
Askep enchapalitis
 
Tahajjud & Kesehatan
Tahajjud & KesehatanTahajjud & Kesehatan
Tahajjud & Kesehatan
 
Demam pada anak
Demam pada anakDemam pada anak
Demam pada anak
 
Referat jiwai
Referat jiwaiReferat jiwai
Referat jiwai
 
SGB
SGBSGB
SGB
 
Demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA
Demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA Demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA
Demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA
 

Recently uploaded

PPT TUGAS DISKUSI KELOMPOK 3 KELAS 224 MODUL 1.4.pdf
PPT TUGAS DISKUSI KELOMPOK 3 KELAS 224 MODUL 1.4.pdfPPT TUGAS DISKUSI KELOMPOK 3 KELAS 224 MODUL 1.4.pdf
PPT TUGAS DISKUSI KELOMPOK 3 KELAS 224 MODUL 1.4.pdfssuser8410f71
 
Laporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdf
Laporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdfLaporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdf
Laporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdfSriHandayaniLubisSpd
 
Kisi-kisi soal IPA 8.docx 2023-2024.docx
Kisi-kisi soal IPA 8.docx 2023-2024.docxKisi-kisi soal IPA 8.docx 2023-2024.docx
Kisi-kisi soal IPA 8.docx 2023-2024.docx1101416
 
KISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.doc
KISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.docKISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.doc
KISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.docriska190321
 
Tugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKN
Tugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKNTugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKN
Tugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKNssuser419260
 
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.docPresentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.docLeoRahmanBoyanese
 
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerakAksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerakDianPermana63
 
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannyaModul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannyaNovi Cherly
 
PPT MODUL 6 Bahasa Indonesia UT Bjn.pptx
PPT MODUL 6 Bahasa Indonesia UT Bjn.pptxPPT MODUL 6 Bahasa Indonesia UT Bjn.pptx
PPT MODUL 6 Bahasa Indonesia UT Bjn.pptxZubedImut
 
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptxAKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptxFipkiAdrianSarandi
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf
1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf
1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdfindahningsih541
 
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptxSlide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptxtressa8
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PPT PEMBELAJARAN KELAS 3 TEMATIK TEMA 3 SUBTEMA SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1
PPT PEMBELAJARAN KELAS 3 TEMATIK TEMA 3 SUBTEMA SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1PPT PEMBELAJARAN KELAS 3 TEMATIK TEMA 3 SUBTEMA SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1
PPT PEMBELAJARAN KELAS 3 TEMATIK TEMA 3 SUBTEMA SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1AdiKurniawan24529
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Soal BAB 6 IPAS KELAS 4.doc tentang kebudayaan
Soal BAB 6 IPAS KELAS 4.doc tentang kebudayaanSoal BAB 6 IPAS KELAS 4.doc tentang kebudayaan
Soal BAB 6 IPAS KELAS 4.doc tentang kebudayaanressyefrina15
 

Recently uploaded (20)

PPT TUGAS DISKUSI KELOMPOK 3 KELAS 224 MODUL 1.4.pdf
PPT TUGAS DISKUSI KELOMPOK 3 KELAS 224 MODUL 1.4.pdfPPT TUGAS DISKUSI KELOMPOK 3 KELAS 224 MODUL 1.4.pdf
PPT TUGAS DISKUSI KELOMPOK 3 KELAS 224 MODUL 1.4.pdf
 
Laporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdf
Laporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdfLaporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdf
Laporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdf
 
Kisi-kisi soal IPA 8.docx 2023-2024.docx
Kisi-kisi soal IPA 8.docx 2023-2024.docxKisi-kisi soal IPA 8.docx 2023-2024.docx
Kisi-kisi soal IPA 8.docx 2023-2024.docx
 
KISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.doc
KISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.docKISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.doc
KISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.doc
 
Tugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKN
Tugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKNTugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKN
Tugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKN
 
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.docPresentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
 
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerakAksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
 
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannyaModul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
 
PPT MODUL 6 Bahasa Indonesia UT Bjn.pptx
PPT MODUL 6 Bahasa Indonesia UT Bjn.pptxPPT MODUL 6 Bahasa Indonesia UT Bjn.pptx
PPT MODUL 6 Bahasa Indonesia UT Bjn.pptx
 
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptxAKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf
1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf
1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf
 
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptxSlide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT PEMBELAJARAN KELAS 3 TEMATIK TEMA 3 SUBTEMA SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1
PPT PEMBELAJARAN KELAS 3 TEMATIK TEMA 3 SUBTEMA SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1PPT PEMBELAJARAN KELAS 3 TEMATIK TEMA 3 SUBTEMA SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1
PPT PEMBELAJARAN KELAS 3 TEMATIK TEMA 3 SUBTEMA SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Soal BAB 6 IPAS KELAS 4.doc tentang kebudayaan
Soal BAB 6 IPAS KELAS 4.doc tentang kebudayaanSoal BAB 6 IPAS KELAS 4.doc tentang kebudayaan
Soal BAB 6 IPAS KELAS 4.doc tentang kebudayaan
 

Nadiyah Tassa Geulisya_BSE_21-116.pptx

  • 1. Bovine Spongiform Encephalopathy (BSE) Oleh : Nadiyah Tassa Geulisya (2102101010116) Dosen Pengampu : drh. Erina, M.Sc Penyakit Infeksius I
  • 4. Bovine Spongiform Encephalopathy (BSE) • Bovine spongiform encephalopathy (BSE) adalah penyakit progresif dan fatal pada sistem saraf ternak yang disebabkan oleh akumulasi protein abnormal yang disebut ‘prion’ di jaringan saraf. • BSE merupakan salah satu dari transmissible spongiform encephalopathies (TSE) atau penyakit prion, yang ditandai dengan akumulasi protein infeksi abnormal dalam jaringan saraf yang disebut prion. • BSE merupakan zoonosis karena mengakibatkan kejadian varian penyakit Creutzfeldt-Jakob pada manusia. • BSE merupakan penyakit hewan menular strategis (PHMS) dan masuk sebagai penyakit yang harus dilaporkan ke OIE
  • 5. Agen Penyebab Penyakit ini disebabkan oleh suatu jenis protein bersifat infeksius yaitu PRION (Proteinaceous Infectious) yang merupakan suatu molekul protein tanpa asam inti. Berbeda dengan virus yang mempunyai asam inti, baik DNA maupun RNA. Prion diketahui memiliki sifat tahan terhadap panas dan beberapa bahan yang lazim digunakan sebagai disinfektan.
  • 7.  Saat ini penyakit BSE lebih dikenal dengan penyakit prion  Prion Protein (PRP) atau biasa disebut prion adalah sejenis protein yang diperoleh dari jaringan otak hewan yang terkena penyakit radang otak yang tidak diketahui sebabnya yang disebut bovine spongiform encephalopathy  Prion dapat dibedakan dari virus atau viroid karena tidak memiliki asam nukleat dan oleh karenanya dia tahan terhadap semua prosedur yang bertujuan mengubah atau menghidrolisa asam nukleat termasuk enzim protease, sinar ultraviolet, radiasi dan berbagai zat kimia seperti deterjen, zat yang menimbulkan denaturasi protein seperti obat disinfektan atau pemanasan. Etiologi
  • 8. BSE Klasik Terjadi akibat pemberian pakan yang terkontaminasi oleh prion yang bisa terbawa oleh bahan akan tepung daging dan tulang atau meat and bone meal (MBM). BSE Atypical Terjadi secara alamiah dan sporadis, tidak terkait pemberian bahan pakan tertentu dan kejadiannya sangat jarang ditemukan, kecuali melalui sistem surveilans yang sangat sensitif. Dua Bentuk BSE
  • 10. Penyebaran penyakit prion diketahui dapat melalui mekanisme berikut: 1. Hewan ke hewan, melalui transmisi oral (praktik pemberian pakan hewan yang berasal dari hewan sakit, melalui meat borne meal/MBM dan juga secara eksperimental melalui inokulasi langsung ke otak. 2. Hewan ke manusia, melalui makanan yang berasal dari hewan (sapi) penderita, material medis dan produk hewan seperti enzim, kapsul, vaksin yang menggunakan biakan sel otak yang berasal dari hewan penderita. 3. Manusia ke manusia, melalui jalur infeksi antara lain praktik kanibalisme (memakan otak manusia penderita) seperti pada penyakit Kuru di Papua New Guinea, melalui jalur iatrogenic seperti transplantasi kornea, penggunaan elektrode terkontaminasi (deep insertion) pada EEG, alat-alat nekropsi yang terkontaminasi, hormone pituitary, tranfusi darah, dan produk asal darah dan terakhir secara genetik. Penyebaran Penyakit
  • 12. • Perubahan mental: ketakutan, kegelisahan, dan mudah terkejut apabila diganggu. • Perubahan sikap: ataksia, tremor, dan kadang-kadang tidak dapat bangun apabila terjatuh. • Perubahan sensasi (hiperastesia): khususnya rangsangan rabaan dan rangsangan suara • Kehilangan berat badan dan kondisi tubuh serta penurunan produksi susu, sedangkan nafsu makan masih terus dipertahankan Pada Hewan
  • 13. • Masa inkubasi Transmissible Encelophaty (transmisi antarspesies) yang slow degeneration pada sistem syaraf pusat domba selama 2-4 tahun, sapi selama 3-6 tahun dan gejala kliniknya muncul dalam beberapa bulan • BSE menyerang sapi berumur 3-5 tahun dengan gejala penurunan produksi susu, gemetar/kejang-kejang dan TSE (Transmissible Encelophaty).
  • 14.  Gejala klinis awal berupa sakit kepala, ketidakseimbangan refleks berjalan, gangguan penglihatan (mata kabur), dan vertigo. Juga gangguan mental berupa hilang ingatan dan perubahan mood (bisa menjadi kalem, marah atau romantis)  Gejala ini muncul berkisar dua tahun sampai sepuluh tahun setelah seseorang mengkonsumsi daging sapi gila  Gejala klinis yang tampak adalah degenerasi neurologik seperti ataxia (serupa dengan gejala Penyakit Alzaimer atau Parkinson), tremor, kelelahan, ngantuk, kerusakan daya ingat, perubahan tingkah laku, vertigo, kemunduran mental yang sangat cepat diikuti dengan dementia, gangguan motorik (bagian kepala/leher, pundak sampai gluteus lumbal sensitive terhadap rangsangan suara, cahaya dan sentuhan), dan gambaran spesifik dari elektro encephalogram (EEG) dan perubahan patologinya adalah terbentuk amyloidplaque di otak cerebral (terlihat berlubang-lubang) Pada Manusia
  • 16. Sebagaimana penyakit-penyakit pada ternak lainnya beberapa kriteria untuk penegasan diagnosis perlu dilakukan meliputi: a. Gejala klinis: ataxia, tremor, kelemahan, kekurusan, haus, sensitif terhadap suara dan sinar, perubahan behavior, gangguan motorik. b. Histopatologik: Perubahan utama adalah adanya vakuolisasi/ degenerasi spongious pada susunan saraf pusat. c. Imunohistokimia: menggunakan antibodi terhadap prion protein, melalui teknik histopatologik. d. Isolasi PrPSc menggunakan beberapa teknik yang berbasis Elektroforesis. e. Uji biologik menggunakan hewan coba. Diagnosis Penyakit BSE
  • 18. 1) Meminimalisasi risiko pada manusia akibat penggunaan produk dan alat medis yang berasal dari sapi (terinfeksi) 2) Meminimalisasi risiko pada manusia akibat penggunaan produk dan alat medis yang berasal dari orang terinfeksi 3) Minimalisasi risiko transmisi CJD akibat konsumsi produk makanan yang berasal dari hewan ruminansia (terinfeksi). 4) Sosialisasi pada masyarakat luas terutama konsumen produk asal ternak tentang bahaya, cara penanganan dan pengendalian penyakit BSE/PRION.
  • 19. 5) Melarang importasi ternak, bahan (pakan, medis dan lainnya) yang dapat menularkan BSE dari negara yang tidak bebas penyakit tersebut. 6) Penegakan Hukum dan aturan yang berlaku setiap kegiatan yang berkaitan dengan peternakan, khususnya masuknya bahan yang dapat menularkan BSE 7) Melarang penggunaan bahan baku pakan ternak yang terbuat dari tepung daging dan tulang sapi/ruminansia (meat and bone meal/MBM) yang tercemar Prion.
  • 20. Status BSE Indonesia Berdasarkan hasil surveilans dan penilaian risiko, Indonesia menyatakan diri sebagai negara bebas BSE melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor 367/Kpts/TN.530/12/2002