1. Laporan ini membahas pembuatan preparat supravital epitelium mukosa mulut dengan cara mengambil sampel dari bibir bawah, mewarnainya dengan methylene blue, dan mengamatinya di bawah mikroskop.
2. Hasil pengamatan menunjukkan epitelium berbentuk kubus dengan inti bulat di tengah dan sitoplasma. Epitelium ini merupakan epitelium pipih berlapis yang menutupi permukaan tubuh.
3. Preparat terwarnai dengan
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanamanshafirasalsa11
Laporan ini ditujukan kepada kamu yang malas membuat laporan praktikum, but sebaiknya jangan copas semua, karena yang dikhawatirkan disuruh untuk membuat laporan lagi, SEMANGAT pejuang laprak!
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanamanshafirasalsa11
Laporan ini ditujukan kepada kamu yang malas membuat laporan praktikum, but sebaiknya jangan copas semua, karena yang dikhawatirkan disuruh untuk membuat laporan lagi, SEMANGAT pejuang laprak!
isolasi DNA yang dilakukan dengan metode kitcen preparation dengan memanfaatkan detergen dan garam dapur (NaCl) sebagai pengahncur memberan sel pada buah
Amfibia atau amfibi, umumnya didefinisikan sebagai hewan bertulang belakang yang hidup di dua alam; yakni di air dan di daratan. Amfibi mempunyai ciri-ciri: Amfibi merupakan satu-satunya vertebrata yang mengalami metamorfosis lengkap
Laporan Resmi dari Praktikum IPA 1 bertopik Nabitor (Natural Acid Base Indicator)
Laporan ini laporan lengkap mulai dari judul hingga daftar pustaka
semoga laporan ini bermanfaat dan dimanfaatkan dengan baik
1. Uji Molish dan Uji Karbohidrat pada Buah
Setelah dilakukan uji Molish, bahan yang mengandung karbohidrat karena menghasilkan cincin berwarna ungu setelah ditambahkan pereaksi Molish adalah: Glukosa, Fruktosa, Laktosa, Maltosa, Sukrosa, Jambu Biji Matang, Nanas (Mentah, Ranum, dan Matang), Tomat (Mentah, Ranum, dan Matang), Pisang (Mentah, Ranum, dan Matang), dan Belimbing (Mentah, Ranum, dan Matang).
2. Uji Benedict dan Uji Karbohidrat pada Buah
Uji Benedict yang menghasilkan endapan merah bata setelah dipanaskan sehingga termasuk Gula Pereduksi adalah: Glukosa, Fruktosa, Laktosa, Maltosa, dan Sukrosa. Sedangkan pada Buah yang termasuk Gula Pereduksi Tinggi karena menghasilkan Endapan Merah Bata adalah Tomat Matang, Manggis Mentah dan Belimbing (Mentah, Ranum, dan Matang). Gula Pereduksi Sedang karena menghasilkan Endapan Jingga ada pada buah Cabai Matang, Tomat (Matang dan Ranum), Pisang (Matang dan Ranum), Manggis Matang, Nanas (Ranum dan Matang), dan Jambu Biji (Mentah, Ranum, dan Matang). Terakhir Gula Pereduksi Lemah (tidak mereduksi) karena menghasilkan Endapan Kuning yaitu buah Cabai Ranum, dan Pisang Matang.
3. Uji Seliwanoff dan Uji Karbohidrat pada Buah
Adanya Fruktosa ditemukan pada campuran bahan yang menghasilkan perubahan warna menjadi jingga setelah dipanaskan adalah: Fruktosa, Sukrosa, Nanas (Mentah, Ranum, Matang), Jambu biji Mentah, Pisang (Mentah, Ranum, Matang), dan Manggis Ranum.
4. Uji Iodine dan Uji Karbohidrat pada Buah
Polisakarida terkandung pada bahan yang menghasilkan campuran berwarna biru kehitaman setelah dicampur dengan pereaksi Iodine adalah: Amilum, dan Pisang (Mentah, Ranum, Matang).
Struktur Histologi Rongga Mulut Oleh dr. I Wayan Sugiritama, M.KesHistologifkunud
materi kuliah blok overview in dentisry PSPDG FK UNUD Semester genap tahun 2014 . topik struktur histologi rongga mulut yang meliputi struktur mukosa mulut, palatum durum, palatum mole, bibir, gigi, lidah, dan ginggiva.
isolasi DNA yang dilakukan dengan metode kitcen preparation dengan memanfaatkan detergen dan garam dapur (NaCl) sebagai pengahncur memberan sel pada buah
Amfibia atau amfibi, umumnya didefinisikan sebagai hewan bertulang belakang yang hidup di dua alam; yakni di air dan di daratan. Amfibi mempunyai ciri-ciri: Amfibi merupakan satu-satunya vertebrata yang mengalami metamorfosis lengkap
Laporan Resmi dari Praktikum IPA 1 bertopik Nabitor (Natural Acid Base Indicator)
Laporan ini laporan lengkap mulai dari judul hingga daftar pustaka
semoga laporan ini bermanfaat dan dimanfaatkan dengan baik
1. Uji Molish dan Uji Karbohidrat pada Buah
Setelah dilakukan uji Molish, bahan yang mengandung karbohidrat karena menghasilkan cincin berwarna ungu setelah ditambahkan pereaksi Molish adalah: Glukosa, Fruktosa, Laktosa, Maltosa, Sukrosa, Jambu Biji Matang, Nanas (Mentah, Ranum, dan Matang), Tomat (Mentah, Ranum, dan Matang), Pisang (Mentah, Ranum, dan Matang), dan Belimbing (Mentah, Ranum, dan Matang).
2. Uji Benedict dan Uji Karbohidrat pada Buah
Uji Benedict yang menghasilkan endapan merah bata setelah dipanaskan sehingga termasuk Gula Pereduksi adalah: Glukosa, Fruktosa, Laktosa, Maltosa, dan Sukrosa. Sedangkan pada Buah yang termasuk Gula Pereduksi Tinggi karena menghasilkan Endapan Merah Bata adalah Tomat Matang, Manggis Mentah dan Belimbing (Mentah, Ranum, dan Matang). Gula Pereduksi Sedang karena menghasilkan Endapan Jingga ada pada buah Cabai Matang, Tomat (Matang dan Ranum), Pisang (Matang dan Ranum), Manggis Matang, Nanas (Ranum dan Matang), dan Jambu Biji (Mentah, Ranum, dan Matang). Terakhir Gula Pereduksi Lemah (tidak mereduksi) karena menghasilkan Endapan Kuning yaitu buah Cabai Ranum, dan Pisang Matang.
3. Uji Seliwanoff dan Uji Karbohidrat pada Buah
Adanya Fruktosa ditemukan pada campuran bahan yang menghasilkan perubahan warna menjadi jingga setelah dipanaskan adalah: Fruktosa, Sukrosa, Nanas (Mentah, Ranum, Matang), Jambu biji Mentah, Pisang (Mentah, Ranum, Matang), dan Manggis Ranum.
4. Uji Iodine dan Uji Karbohidrat pada Buah
Polisakarida terkandung pada bahan yang menghasilkan campuran berwarna biru kehitaman setelah dicampur dengan pereaksi Iodine adalah: Amilum, dan Pisang (Mentah, Ranum, Matang).
Struktur Histologi Rongga Mulut Oleh dr. I Wayan Sugiritama, M.KesHistologifkunud
materi kuliah blok overview in dentisry PSPDG FK UNUD Semester genap tahun 2014 . topik struktur histologi rongga mulut yang meliputi struktur mukosa mulut, palatum durum, palatum mole, bibir, gigi, lidah, dan ginggiva.
Epulis Fibromatosa ,Clinical Case (Oral surgery)Univ.Moestopo
Clinical case of Epulis Fibromatosa, that founded back in oral surgery RSGM FKG MOESTOPO Indonesia. it was been recovery by insision. thus furthermore the use of this file is for dentistry applied student Co-assistant or even students.
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
1. LAPORAN PEMBUATAN PREPARAT SUPRAVITAL
EPITHELIUM MUKOSA MULUT
A. HARI, TANGGAL
Jum’at, 6 Juni 2013
B. TUJUAN
1. Membuat preparat supravital Epitelium mukosa mulut
2. Mengamati struktur Epitelium mukosa mulut.
C. DASAR TEORI
Pada kegiatan praktikum ini, preparat yang akan dihasilkan merupakan jenis
preparat sementara. Preparat sementara adalah preparat yang keawetannya hanya
sementara/beberapa jam saja, tidak lebih dari 24 jam. Preparat ini tidak diawetkan dengan
proses apapun. Tujuan pembuatan preparat sementara adalah untuk mempelajari sesuatu
obyek (bagian dari sel, sel, jaringan, organ maupun tubuh makhluk hidup) dalam keadaan
segar.
Prosedur pembuatan preparat sementara sangat sederhana. Obyek yang akan diamati
diletakan di atas gelas benda yang telah ditetesi dengan medium pengamatan. Medium
pengamatan untuk preparat sementara biasanya digunakan aquades, walaupun untuk
maksud-maksud tertentu digunakan gliserin. Kemudian ditutup dengan gelas penutup untuk
mengurangi laju penguapan, sehingga preparat dapat dipertahankan strukturnya selama
proses pengamatan berlangsung. Penutupan tersebut juga bertujuan untuk keamanan lensa
obyektif dari sentuhan langsung dengan medium pengamatan.
Untuk maksud-maksud tertentu, preparat sementara dapat diwarnai dengan
menggunakan zat warna, misalnya zat warna supravital untuk mengamati epithelium
mukosa mulut; safranin untuk mempelajari vakuola makanan pada Paramaecium sp, dan
untuk memberikan kontras pada berbagai irisan organ tubuh tumbuhan. Setelah pengamatan,
preparat sementara tersebut dapat langsung dibuang atau dibersihkan. Jaringan epithelium
mempunyai ciri-ciri umum sebagai berikut:
2. 1. Epithelium hanya terdiri atas sel-sel yang saling berdekatan, yang berbentuk pipih. Hanya
ada sedikit material antarsel.
2. Jaringan bersifat avaskular atau tanpa pembuluh darah.
3. Permukaan atas epithelium bebas, atau terbuka bagi bagian luar tubuh atau rongga tubuh
bagian dalam. Permukaan basal berada pada jaringan ikat.
4. Pembelahan sel pada epithelium terjadi secara terus menerus untuk menggantikan sel-sel
yang rusak.
Ada 2 macam jaringan epithelium:
1. Epithelium pelapis berbaris yang menutupi permukaan tubuh dan organ tubuh bagian
dalam,
2. Epitelium kelenjar menyekresi hormon atau produk lain.
Jaringan epithelium pelapis diklasifikasikan oleh bentuk sel dan jumlah lapisan sel.
Beberapa bentuk sel epithelium:
1. Sel sisik berbentuk pipih. Inti terletak di dekat permukaan atas, memberikan sel-sel ini
penampakan seperti “telur goreng”.
2. Sel kubus adalah sel yang berbentuk kubus atau heksagonal (segi 6) dengan inti sel
berbentuk melingkar ditengah-tengahnya.
3. Sel pilar berbentuk tiang dengan inti berbentuk oval di dekat membrane dasar.
4. Sel-sel peralihan, berkisar dari pipih sampai tiang yang dapat memanjang atau memendek
tergantung gerakan tubuh.
D. PROSEDUR KERJA
Mulut harus dibersihkan dengan cara berkumur dengan air. Epithelium mukosa
mulut diambil menggunakan tangkai scalpel steril pada bibir bawah bagian dalam.
Epithelium mukosa mulut dilekatkan pada gelas benda yang bebas lemak. Pewarnaan
dengan meneteskan 1 tetes zat warna supravital methylene blue 0,25% dalam larutan garam
fisiologis (NaCl 0,9%) pada epithelium mukosa mulut. Obyek ditutup menggunakan gelas
penutup secara hati-hati. Selanjutnya adalah pengamatan dengan menggunakan mikoskop
dan pengambilan foto obyek.
3. E. HASIL PENGAMATAN
Gambar preparat Keterangan
Foto preparat supravital
epithelium mukosa mulut.
Perbesaran 10 X 10
Foto preparat supravital
epithelium mukosa mulut.
Ket:
1. Inti sel
2. Sitoplasma
Perbesaran 40 X 10
1
2
4. F. PEMBAHASAN
Secara umum, prosedur pembuatan preparat supravital epithelium mukosa mulut ini
sangat sederhana. Tidak memerlukan langkah-langkah yang panjang seperti halnya dalam
pembuatan preparat protozoa, karena preparat supravital ini bersifat sementara. Secara
singkat, langkah-langkah dalam pembuatan preparat supravital epithelium mukosa mulut
yaitu: afiksing, pewarnaan, dan penutupan.
Setelah proses afiksing, epithelium mukosa mulut langsung diwarnai menggunakan
zat warna supravital methylene blue 0,25% dalam larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%).
Proses pewarnaan tidak diawali dengan proses fiksasi terlebih dahulu. Pewarnaan ini
merupakan pewarnaan tunggal, yaitu pewarnaan yang hanya menggunakan satu macam zat
warna saja. Setelah proses pewarnaan dan penutupan dengan gelas penutup, preparat
langsung diamati dengan menggunakan mikroskop. Setelah pengamatan, gelas benda
langsung dibersihkan.
Dari hasil pengamatan, terlihat bahwa anatomi sel terdiri dari inti sel berbentuk bulat
ditengah-tengah dan sitoplasma. Epithelium mukosa mulut merupakan epithelium pipih
berlapis. Epithelium ini menutupi permukaan tubuh dan organ tubuh bagian dalam.
Preparat sudah cukup terwarnai dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan
warna yang kontras antara inti sel dengan sitoplasma. Masih banyak terlihat epithelium
mukosa mulut yang bertumpuk-tumpuk, tetapi tetap dapat teramati dengan baik karena tidak
semuanya bertumpuk.
G. KESIMPULAN
Kesimpulan
1. Preparat supravital epithelium mukosa mulut merupakan preparat sementara.
2. Epithelium mukosa mulut berbentuk kubus/heksagonal dengan inti sel berbentuk
lingkaran, berada ditengah-tengah sel.
3. Epithelium mukosa mulut merupakan epithelium pipih berlapis.
Saran
Pada saat meratakan epithelium mukosa mulut pada gelas benda, hendaknya benar-benar
diperhatikan proses perataannya agar tidak dihasilkan preparat yang bertumpuk-tumpuk.
5. DAFTAR PUSTAKA
Budiono, Djoko. 1992. Pembuatan Preparat Mikroskopis. Surabaya: IKIP Surabaya
Rudyatmi Ely. 2013. Bahan Ajar Mikroteknik. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA
UNNES.
Suntoro HS. 1983. Metode Pewarnaan. Jakarta: Penerbit Bhratara Karya Aksara.
Subowo. 1992. Histologi Umum. Bandung: Bumi Aksara