Dokumen tersebut membahas tentang infeksi sistem saraf pusat (CNS) yang meliputi empat jenis utama: ensefalitis (peradangan otak), meningitis (peradangan selaput otak), abses otak (pus di otak), dan mielitis (peradangan sumsum tulang belakang). Berbagai etiologi seperti virus, bakteri, dan jamur dapat menyebabkan keempat jenis infeksi CNS tersebut dengan manifestasi klinis berupa gangguan kesadaran
2. Sistem saraf pusat /central nervous sistem
meliputi batang otak, sumsum tulang belakang,
meningen (selaput otak) dan ruang dalam kranium
(tengkorak).
Infeksi CNS mengakibatkan peradangan di
dalam dan sekitar otak dan dikategorikan sebagai
berikut :
1. Ensephalitis,
2. Meningitis,
3. Abses otak,
4. Myelitis.
3. Ensephalitis
Ensephalitis adalah peradangan jaringan
otak yang dapat mengenai selaput pembungkus
otak dan medula spinalis.
Ensephalitis adalah infeksi yang mengenai CNS
yang disebabkan oleh virus atau
mikroorganisme lain yang non purulen.
4. Etiologi
1. Virus:
a. Golongan enterovirus: Poliomyelitis, Virus
coxsackie, Virus ECHO.
b. Golongan virus arbo : Western equine
enchepalitis, Japanese B encephalitis.
2. Bakteri : Staphylococcus aureus,
streptococcus, E.Coli, M.Tuberculosa dan
T.Pallidum.
3. Jamur.
5.
6. Patofisiologi
Invasi bakteri melalui kulit, sal nafas, sal
cerna menyebar megikuti aliran
darah Sistem saraf pusat
menyerang otak Ensephalitis.
11. Meningitis
Suatu peradangan arakhnoid dan
piameter (lepto meningens) dari otak ke medula
spinalis.
Radang pada meningen (lapisan otak
dan medulla spinalis) dan disebabkan oleh
virus, bakteri atau organ-organ jamur.
(Brunner & Suddath. 2002 hal 2175)
14. Klasifikasi
1. Meningitis serosa : radang selaput otak
archnoid dan piamater yang disertai cairan
otak yang jernih. Penyebab terseringnya adalah
mycobacterium tuberculosa. Penyebab lainnya
lues, virus, toxoplasma gondhii dan Ricketsia.
2. Meningitis purulen : radang bernanah archnoid
dan piamater yang meliputi otak dan medulla
spinalis yang menimbulkan eksudasi berupa
pus, disebabkan oleh kuman nonspesifik dan
non virus.
15. Manifestasi klinis
1. Sakit kepala,
2. Mual,
3. Muntah,
4. Demam,
5. Sakit dan nyeri secara umum,
6. Perubahan tingkat kesadaran,
7. Kaku kuduk,
8. Kernig.
19. Penatalaksanaan
1. Antibiotik spektrum luas (ampisilin).
2. Gentamicin di gunakan untuk mengobati
organisme pseudomonas.
3. Chloramphenicol di gunakan untuk
mengobati hemophilus influenzae
20. Abses Otak
Suatu kumpulan pus yang terlokalisir di
dalam jaringan otak hal ini menunjukan
adanya suatu lesi massa.
Proses infeksi yang melibatkan parinkim
otak; terutama disebabkan oleh penyebaran
infeksi dari fokus yang berdekatan atau melalui
vaskuler.
21.
22. Etiologi
Organisme penyebaba dari abses otak meliputi :
1. Bakteri
a. Sterptococcus
b. Stapilococcus
c. Pneumococcus
2. Jamur : Nocardia asteroides, Cladoporium trichoides
dan spesies kandida dan aspergillus
3. Parasit : Entamuba histolitica
4. Komplikasi dari infeksi lain
23. Manifestasi Klinis
Manifestasi dari abses otak bergantung pada
lokasi abses yaitu :
1. Lobus prontal (berasal dari infeksi paranasal)
a. Sakit kepala yang terlokalisir di prontal
b. Letargi, lapatis dan disorientasi
c. Hemiparesis atau paralisis kontralateral
d. Demam tingggi
e. Kejang, disvagia (motorik)
24. 2. Lobus frontal (berasal dari infeksi telinga)
a. Disfagia
b. Gangguan palang pandang
c. Parasis dari sraf kranial III dan VI
d. Paresis pasial kontralateral
3. Serebelum (berasal dari infeksi telinga tengah dan mastoid)
a. Ipserateral ataksia
b. Nistagmus
c. Istonia
d. Muschal rigiditi
e. Sakit kepala
f. Disfungsi dari N III, IV, V, VI
25. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan Fisik
2. Pemeriksaan Laboratorium: pemeriksaan
darah dan CSS.
3. Thorax foto
4. EEG
5. Pemeriksaan Radiologi, seperti CT-scan
26. Penatalaksaan Medis
1. Tindakan isolasi atau pengiontrolan infeksi
sebagaimana indikasi dari organisme.
2. Pemberian obat- obatan antibiotik,
Analgesik, Anti kejang, Anti piretik.
3. Dukungan ventilator atau oksigen
27. MIELITIS
Mielitis adalah peradangan dari saraf
tulang belakang yang mengganggu sistem saraf
pusat.
Mielitis transversal adalah suatu proses
inflamasi akut yang mengenai suatu area fokal
di medula spinalis, ditandai dengan disfungsi
neurologis pada saraf motorik, sensorik dan
otonom, dan traktus saraf di medulla spinalis
(Krishnan dan Kerr D, 2004)
28.
29. Etiologi
Para peneliti tidak dapat menentukan secara
pasti penyebab mielitis transversa.
Faktor prdisposisi :
1. Infeksi viral: Herpes Virus simplex,
Cytomegalovirus (CMV), dan HIV.
2. Reaksi autoimun.
3. Penyakit pembuluh darah : atrerosklerosis.
30. Patofisiologi
Invasi bakteri masuk ke aliran darah masuk
ke sumsum tulang dan menginfeksi mielin.
Invasi bakteri pengeluaran leukosit terjadi
respon autoimun di meielin inflamasi mielin dan
menyebabkan kerusakan sumsum tulang belakang.
Aterosklerosis menghambat jalannya nutrisi dan
oksigen yang akan masuk ke sumsum tulang
belakang kekurang nutrisi dan oksigen
iskemik kerusakan jaringan inflamasi mielitis
31. Manifestasi Klinis
1. Demam,
2. Sakit kepala,
3. Kesemutan.
Empat gejala klasik meilitis transversal:
1. Kelemahan otot,
2. Nyeri,
3. Kehilangan rasa pada kaki dan jari-jari kaki,
4. Disfungsi kandung kemih dan bowel.
32. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan foto polos vertebra antero-
posteriot dan lateral
2. MRI (Myelografi)
3. Scan Tomografi memastikan adanya lesi
pada medulla spinalis
4. Test darah
a. Protein lebih tinggi
b. Leukositosis
34. Asuhan Keperawatan CNS
1. Pengkajian
a. Data pasien
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama : Masalah-masalah yg dijumpai
seperti penurunan kesadaran, kelemahan,
kelumpuhan, nyeri kepala, kejang, trismus,
inkontinensia, gangguan tidur dan perubahan
kepribadian
2) Kesehatan masa lalu : mengalami trauma pada
kepala & tulang belakang, mengalami infeksi
khususnya 3 bln terakhir, menderita penyakit
jantung, hipertensi, ginjal.dsb
3) Kesehatan keluarga :-
35. e. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan neurologis
2) Pungsi lumbal
3) Kultur darah
4) MRI
5) CT scan
6) Biopsi
36. c. Pemeriksaan fisik : head to toe
d. Keadaan umum :
1) Adakah kelainan sikap tubuh,gerakan
abnormal, penurunan kesadaran, bentuk
ukuran kepala, gelisah.
2) Mengukur TTV : TD,N,R,S
3) Test fungsi serebral/kortikal meliputi :
4) Pemeriksaan tingkat kesadaran dengan
GCS(Glasgow Coma Scale).
5) Daya ingat (memori).
6) Berbicara
37. Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi.
2. Gangguan rasa aman nyaman: nyeri berhubungan
dengan iritasi meningeal.
3. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan
dengan proses peradangan, peningkatan tekanan
intrakranial.
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan anoreksia, kelemahan,
mual&muntah, intake yang tidak adekuat.
5. Gangguan mobilitas berhubungan dengan
kelemahan umum, defisit neurologik.
6. Resiko injuri: jatuh berhubungan dengan aktifasi
kejang, penurunan kesadaran dan status mental.