SlideShare a Scribd company logo
BLOK KEGAWATDARURATAN
ANAK : SKENARIO 1
Kelompok 5
ANGGOTA KELOMPOK
Tutor: dr Maryam Kathrin L
Ketua : Risko Agung Julian
Sekretaris : Nurmalisa Gita Savitri
Anggota Kelompok :
1. Muhammad Imam Hanafi
2. Sheylla Nanda Todingbua
3. NurCahyani Apaseray
4. Priscillia J. Korwa
5. Nova Togodly
6. Ronny Ronald Yogi
7. Ruth Novia Yuliana Loisa Msiren
8. Veby Hamadi
Klasifikasi kata sulit
- Kejang
- Badan Kelojotan
- Mata Mendelik Ke Atas
Sikap di ugd : PENEGAKAN diagnosis
• Identitas Pasien : Anak berusia 2
tahun
• Keluan Utama : Kejang 1 kali di
rumah
• Riwayat Penyakit Sekarang :
• Kejang terjadi selama 5 menit
• Kesadaran pasien baik
(Sebelum-sesudah kejang)
Didapatkan :
• Pemeriksaan ekstremitas:
• Kejang tonik-klonik pada
ektremitas dan badan : nervus
XI (aksesorius)
• Pemeriksaan saraf kranial:
• Terdapat doll’s eye movement:
Saraf otak III-IV-VI
(okulomotorius, troklearis,
abdusen)
ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Penunjang
- Dikerjakan untuk mengevaluasi
sumber infeksi penyebab demam,
atau keadaan lain misalnya
gastroenteritis dehidrasi disertai
demam.
- Pemeriksaan laboratorium yang
dikerjakan :
Darah perifer
Elektrolit
Gula darah
- Pemeriksaan cairan serebrospinal
dilakukan untuk menyingkirkan atau
menegakan kemungkinan meningitis.
Risiko terjadinya meningitis bacterial
adalah 0,6%-6,7%.
- Sulit untuk menegakan diagnosis
karena manifestasinya tidak jelas,
sehingga dianjurkan :
- Bayi kurang dari 12 bulan sangat
dianjurkan dilakukan
- Bayi antara 12-18 bulan dianjurkan
- Bayi > 18 bulan tidak rutin
Pemeriksaan
Laboratorium
PUNGSI LUMBAL
Elektroensefalografi (EEG)
● EEG adalah instrumen untuk yang digunakan untuk
menangkap aktifitas listrik di otak. EEG
mencerminkan status kerja otak manusia dan
dianggap sebagai data fisiologis paling baik yang
dapat digunakan sebagai alat untuk mendeteksi
dan mendiagnosis depresi suatu kelainan.
● EEG tidak dapat memprediksi berulangnya kejang
atau memprediksi berulangnya kejang, atau
memperkirakan kemungkinan kejadian epilepsi.
● Pada EEG dilakukan pada kejang demam tidak
khas seperti kejang demam kompleks, pada anak
usia lebih dari 6 tahun, kejang demam fokal
Foto X-ray kepala dan pencitraan seperti
CT-Scan atau MRI jarang sekali dikerjakan,
tidak rutin dan dikerjakan hanya atas indikasi
seperti :
1. Kelainan neurologik fokal yang menetap
(hemiparesis)
2. Paresis nervus VI
3. Papiledema
PENCITRAAN
PERBEDAAN PASIEN KEJANG & BUKAN KEJANG
Definisi kejang
Manifestasi klinis yang disebabkan oleh lepasnya
muatan listrik di neuron. Kejang dapat disertai oleh
gangguan kesadaran, tingkah laku, emosi, motorik,
sensorik dan atau otonom.
2011; IDAI; Buku Ajar Kegawatdaruratan Pediatri; Jakarta
PATOFISIOLOGI KEJANG
Patofisiologi kejang pada tingkat selular berhubungan dengan
terjadinya paroxysmal depolarization shift (PDS) yaitu depolarisasi
potensial pascasinaps yang berlangsung lama (50 ms). Paroxysmal
depolarization shift merangsang lepas muatan listrik yang berlebihan
pada neuron otak dan merangsang sel neuron lain untuk melepaskan
muatan listrik secara bersama-sama sehingga timbul
hipereksitabilitas neuron otak.
Paroxysmal depolarization shift diduga disebabkan oleh
kemampuan membran sel melepaskan muatan listrik yang berlebihan,
berkurangnya inhibisi oleh neurotransmiter asam gama amino butirat
(GABA), atau meningkatnya eksitasi sinaptik oleh neurotransmiter
glutamat dan aspartat melalui jalur eksitasi yang berulang
2011; IDAI; Buku Ajar Kegawatdaruratan Pediatri; Jakarta
Kejang demam
Kejang demam ialah bangkitan kejang
yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh
(suhu rektal diatas 38 C) yang disebabkan
oleh suatu proses ekstrakranium. Kejang
demam terjadi pada 2-4 % anak berumur
6 bulan-5 tahun.
Pusponegoro, H. D., Widodo, D. P., & Ismail, S. Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam. jakarta .
KlaSIFIKASI KEJANG DEMAM
kejang demam yang
berlangsung singkat, kurang
dari 15 menit, dan umumnya
akan berhenti sendiri. Kejang
tidak berulang dalam 24 jam.
Sebagian besar kejang
demam sederhana berlangsung
kurang dari 5 menit.
Kejang demam kompleks
dengan salah satu ciri dibawah
ini :
1. Kejang lama < 15 menit
2. Kejang fokal atau parsial satu
sisi, atau kejang umum didahului
kejang parsial
3. Berulang atau lebih dari 1 kali
dalam 24 jam.
Kejang demam sederhana
(Simple febrite seizuite)
Kejang demam kompleks
(compleks febrite seizuite)
Pusponegoro, H. D., Widodo, D. P., & Ismail, S. Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam. jakarta .
KEJANG SSP
……..
First Unprovoked Seizure (FUS)
• Kejang tanpa provokasi, terjadi dalam 1 episode 24 jam
• Onset akut
• Pulihnya kesadaran diantara kejang dan tidak diketahui adanya faktor pemicu terjadinya
kejang seperti demam, trauma kepala, infeksi sistem saraf pusat, tumor, atau kelainan
metabolik seperti hipoglikemia serta obat-obatan
• Dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium, EEG, pencitraan
EpILEPSI
●Kejang tanpa provokasi ≥ 2 kali, interval lebih dari 24 jam
●Onset akut
●Serangan : gangguan kesadaran, perilaku, emosi, motorik/sensoris, berhenti secara spontan
●Post iktal : tampak bingung, lelah, kadang keluar air liur/busa/inkontinensia urin, setelah itu
tidur
●Diluar serangan anak kembali normal
●Anamnesis dapat memunculkan informasi tentang trauma kepala dengan kehilangan
kesadaran, ensefalitis, malformasi vaskuler, meningitis, gangguan metabolik dan obat-obatan
tertentu.
●Untuk penderita anak-anak, pemeriksa harus memperhatikan adanya keterlambatan
perkembangan, organomegali, perbedaan ukuran antara anggota tubuh dapat menunjukan
awal gangguan pertumbuhan
●Dapat dilakukan pemeriksaan EEG, neuroimaging
TUMOR OTAK
PENCITRAAN TUMOR OTAK
TUMOR OTAK
SUPRATERITORIAL
TUMOR OTAK
INFRATERITORIAL
Kejang pada
Tumor otak
Lokasi
Subkorteks
Korteks serebri
Sawar darah otak
Aktivitas proliferasi sel-sel tumor akan
menghasilkan zat-zat yang akan merusak sawar
darah otak, sehingga menurunkan fungsi protein
transmembran, sehingga dihasilkan Vascular
Endothelial Growth Factor (VEGF)
Gap Juction Hipereaktivitas dari connexins merupakan salah
satu faktor pencetus kejang
KELAINAN METABOLIK
1 PENYAKIT DASAR • Syok
• Sesak Napas
• Gangguan Elktrolit
• Krisis Hipertensi/Uremia
• Sirosis bilier, gagal hati.
2 Kejang • Penurunan kesadaran
3 Pemeriksaan Penunjang • Tergantung indikasi
• DPL
• AGD
• CXR
• Kultur darah
• Fungsi ginjal
• Fungsi hati
• EKG/ECHO
Prinsip TATALAKSANA
• Menghentikan kejang sesegera mungkin
• Mencegah menjadi status epilepticus
• Mencegah komplikasi yang mungkin terjadi
Pre-hospital
Ugd / HOSPITAL
o Fase stabilisasi ( 0 – 5 mnit pertama )
1. Airway => Bebaskan jalan nafas, posisi, suction
2. Breathing => Oksigen
3. Circulation => Monitor nadi, tekanan darah, EKG
4. Dextrose => Cek GD ( koreksi bila hipoglikemia <
60mg/dl )
5. Established => Askes vena
b. Di rumah
Diberikan Diazepam rektal → Dosis diazepam rektal
adalah 0,5-0,75 mg/kg atau diazepam rektal 5 mg
untuk anak dengan berat badan kurang dari 12 kg
dan 10 mg untuk berat badan lebih dari 12 kg.
Diulagi 5 menit kemudian bila masih kejang bila masih
kejang diberikan Diazepam Intravena (Di RS)
Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2016. Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam. Jakarta: IDAI
Pemberian obat saat demam
A. Antipiretik
Dosis parasetamol yang digunakan adalah 10-15 mg/kg/kali diberikan tiap 4-6 jam. Dosis
ibuprofen 5-10 mg/kg/kali, 3-4 kali sehari.
1. B.Antikonvulsa
Pemberian obat antikonvulsan intermiten → hanya pada saat demam. Profilaksis
intermiten diberikan pada kejang demam dengan salah satu faktor risiko di bawah ini:
a. Kelainan neurologis berat, misalnya palsi serebral.
b. Berulang 4 kali atau lebih dalam setahun
c. Usia <6 bulan
d. Bila kejang terjadi pada suhu tubuh kurang dari 390C
e. Apabila pada episode kejang demam sebelumnya, suhu tubuh
meningkat dengan cepat.
Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2016. Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam. Jakarta: IDAI
Lanjutaan…..
C. Antikonvulsan
Pemberian obat antikonvulsan intermiten
Obat yang digunakan adalah diazepam oral 0,3 mg/kg/kali per
oral atau rektal 0,5 mg/kg/kali (5 mg untuk berat badan <12 kg dan
10 mg untuk berat badan >12 kg), sebanyak 3 kali sehari, dengan
dosis maksimum diazepam 7,5 mg/kali.
Pemberian obat antikonvulsan rumat
Indikasi pengobatan rumat:
1. Kejang fokal
2. Kejang lama >15 menit
3.Terdapat kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah
kejang, misalnya palsi serebral, hidrosefalus, hemiparesis.
Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2016. Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam. Jakarta: IDAI
Lanjutan antikonvulsan…..
Pemberian obat antikonvulsan rumat Jenis antikonvulsan
untuk pengobatan rumat adalah asam valproat. Dosis asam
valproat adalah 15-40 mg/kg/hari dibagi dalam 2 dosis, dan
fenobarbital 3-4 mg/kg/hari dalam 1-2 dosis.
Lama pengobatan rumat → Pengobatan diberikan
selama 1 tahun, penghentian pengobatan rumat untuk kejang
demam tidak membutuhkan tapering off, namun dilakukan
pada saat anak tidak sedang demam.
Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2016. Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam. Jakarta: IDAI
PROGNOSIS & EDUKASI
……..
KESIMPULAN
Klik heree..

More Related Content

What's hot

Epilepsi
EpilepsiEpilepsi
Epilepsi
Ela Angela
 
Asuhan keperawatan klien dengan epilepsi
Asuhan keperawatan klien dengan epilepsiAsuhan keperawatan klien dengan epilepsi
Asuhan keperawatan klien dengan epilepsianche_meys
 
Farmakologi antiepilepsi
Farmakologi antiepilepsiFarmakologi antiepilepsi
Farmakologi antiepilepsi
maulianaamirudin
 
Leaflet epilepsi
Leaflet epilepsiLeaflet epilepsi
Leaflet epilepsiaskep33
 
Bedah saraf kejang epilepsi
Bedah saraf kejang epilepsiBedah saraf kejang epilepsi
Bedah saraf kejang epilepsi
widia ningsih
 
askep Seizure atau epilepsi
askep Seizure atau epilepsiaskep Seizure atau epilepsi
askep Seizure atau epilepsi
STIKES FORT DE KOCK BUKITTINGGI
 
EPILEPSI
EPILEPSIEPILEPSI
Epilepsi (sawan)
Epilepsi (sawan)Epilepsi (sawan)
Epilepsi (sawan)
Hanani Halim
 
Ppt dedek selvi
Ppt dedek selviPpt dedek selvi
Ppt dedek selvi
Yani West
 
how it happened Epilepsi
how it happened Epilepsihow it happened Epilepsi
how it happened Epilepsi
SofiaNofianti
 
Epilepsi s1-va
Epilepsi s1-vaEpilepsi s1-va
Epilepsi s1-va
raesatartilla
 
Epilepsi
EpilepsiEpilepsi
Epilepsi
RATNA S
 
Patofisologi farmasi semster2
Patofisologi farmasi semster2Patofisologi farmasi semster2
Patofisologi farmasi semster2Nova Lestary
 
Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran
Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran
Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran
Ade Wijaya
 
Patofisiologi kelainan sistem persarafan
Patofisiologi kelainan sistem persarafanPatofisiologi kelainan sistem persarafan
Patofisiologi kelainan sistem persarafan
ardiners
 

What's hot (20)

Epilepsi
EpilepsiEpilepsi
Epilepsi
 
Asuhan keperawatan klien dengan epilepsi
Asuhan keperawatan klien dengan epilepsiAsuhan keperawatan klien dengan epilepsi
Asuhan keperawatan klien dengan epilepsi
 
Farmakologi antiepilepsi
Farmakologi antiepilepsiFarmakologi antiepilepsi
Farmakologi antiepilepsi
 
Leaflet epilepsi
Leaflet epilepsiLeaflet epilepsi
Leaflet epilepsi
 
Bedah saraf kejang epilepsi
Bedah saraf kejang epilepsiBedah saraf kejang epilepsi
Bedah saraf kejang epilepsi
 
askep Seizure atau epilepsi
askep Seizure atau epilepsiaskep Seizure atau epilepsi
askep Seizure atau epilepsi
 
EPILEPSI
EPILEPSIEPILEPSI
EPILEPSI
 
Epilepsi (sawan)
Epilepsi (sawan)Epilepsi (sawan)
Epilepsi (sawan)
 
Ppt dedek selvi
Ppt dedek selviPpt dedek selvi
Ppt dedek selvi
 
how it happened Epilepsi
how it happened Epilepsihow it happened Epilepsi
how it happened Epilepsi
 
Epilepsi s1-va
Epilepsi s1-vaEpilepsi s1-va
Epilepsi s1-va
 
Epilepsi
EpilepsiEpilepsi
Epilepsi
 
Epilepsi
EpilepsiEpilepsi
Epilepsi
 
Epilepsi
EpilepsiEpilepsi
Epilepsi
 
Eeg encefalopati
Eeg encefalopatiEeg encefalopati
Eeg encefalopati
 
Patofisologi farmasi semster2
Patofisologi farmasi semster2Patofisologi farmasi semster2
Patofisologi farmasi semster2
 
Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran
Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran
Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran
 
Sawan babi
Sawan babiSawan babi
Sawan babi
 
Diagnosa gangguan kesadaran
Diagnosa gangguan kesadaranDiagnosa gangguan kesadaran
Diagnosa gangguan kesadaran
 
Patofisiologi kelainan sistem persarafan
Patofisiologi kelainan sistem persarafanPatofisiologi kelainan sistem persarafan
Patofisiologi kelainan sistem persarafan
 

Similar to Kelompok 5 Skenario 1.pptx

Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
AFMLS
 
penatalaksaanaan kasus status epilepsi baru
penatalaksaanaan kasus status epilepsi barupenatalaksaanaan kasus status epilepsi baru
penatalaksaanaan kasus status epilepsi baru
setianingsihparamita
 
Anti headache dan vertigo
Anti headache dan vertigoAnti headache dan vertigo
Anti headache dan vertigo
Fadhol Romdhoni
 
Asuhan keperawatan anak kejang demam
Asuhan keperawatan anak kejang demamAsuhan keperawatan anak kejang demam
Asuhan keperawatan anak kejang demam
sulisratnawati
 
Status Epileptikus.pptx
Status Epileptikus.pptxStatus Epileptikus.pptx
Status Epileptikus.pptx
JasmineTartila1
 
Kejang demam ppt
Kejang demam pptKejang demam ppt
Kejang demam ppt
Estiza Havel
 
Farmakoterapi EPILEPSI, farmasi, penyakit
Farmakoterapi EPILEPSI, farmasi, penyakitFarmakoterapi EPILEPSI, farmasi, penyakit
Farmakoterapi EPILEPSI, farmasi, penyakit
LisaSofitriana
 
Ensefalitis Autoimun.pptx
Ensefalitis Autoimun.pptxEnsefalitis Autoimun.pptx
Ensefalitis Autoimun.pptx
YohannesKurniawan1
 
Kejang Demam
Kejang DemamKejang Demam
Kejang Demam
Emmi Pardede
 
Presentasi Seminar Kejang pada Anak dr. Asih, Sp.A.pdf
Presentasi Seminar Kejang pada Anak dr. Asih, Sp.A.pdfPresentasi Seminar Kejang pada Anak dr. Asih, Sp.A.pdf
Presentasi Seminar Kejang pada Anak dr. Asih, Sp.A.pdf
WildaAlAlufRiandini
 
Kejang Demam.pptx
Kejang Demam.pptxKejang Demam.pptx
Kejang Demam.pptx
Rais8
 
Epilepsi revisi pak arif Baiq Qorin
Epilepsi revisi pak arif Baiq QorinEpilepsi revisi pak arif Baiq Qorin
Epilepsi revisi pak arif Baiq Qorin
Okis2
 
Kejang demam pada Anak
Kejang demam pada AnakKejang demam pada Anak
Kejang demam pada AnakKindal
 

Similar to Kelompok 5 Skenario 1.pptx (20)

Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
 
penatalaksaanaan kasus status epilepsi baru
penatalaksaanaan kasus status epilepsi barupenatalaksaanaan kasus status epilepsi baru
penatalaksaanaan kasus status epilepsi baru
 
Anti headache dan vertigo
Anti headache dan vertigoAnti headache dan vertigo
Anti headache dan vertigo
 
Asuhan keperawatan anak kejang demam
Asuhan keperawatan anak kejang demamAsuhan keperawatan anak kejang demam
Asuhan keperawatan anak kejang demam
 
Pp kejang demam
Pp kejang demamPp kejang demam
Pp kejang demam
 
Status Epileptikus.pptx
Status Epileptikus.pptxStatus Epileptikus.pptx
Status Epileptikus.pptx
 
Kejang demam ppt
Kejang demam pptKejang demam ppt
Kejang demam ppt
 
Farmakoterapi EPILEPSI, farmasi, penyakit
Farmakoterapi EPILEPSI, farmasi, penyakitFarmakoterapi EPILEPSI, farmasi, penyakit
Farmakoterapi EPILEPSI, farmasi, penyakit
 
Hie referat
Hie referatHie referat
Hie referat
 
Ensefalitis Autoimun.pptx
Ensefalitis Autoimun.pptxEnsefalitis Autoimun.pptx
Ensefalitis Autoimun.pptx
 
Kejang Demam
Kejang DemamKejang Demam
Kejang Demam
 
Presentasi Seminar Kejang pada Anak dr. Asih, Sp.A.pdf
Presentasi Seminar Kejang pada Anak dr. Asih, Sp.A.pdfPresentasi Seminar Kejang pada Anak dr. Asih, Sp.A.pdf
Presentasi Seminar Kejang pada Anak dr. Asih, Sp.A.pdf
 
Kejang demam pada anak
Kejang demam pada anakKejang demam pada anak
Kejang demam pada anak
 
Kejang Demam.pptx
Kejang Demam.pptxKejang Demam.pptx
Kejang Demam.pptx
 
Kejang demam
Kejang demamKejang demam
Kejang demam
 
Askep tumor otak
Askep tumor otakAskep tumor otak
Askep tumor otak
 
Bab ii fitra
Bab ii  fitraBab ii  fitra
Bab ii fitra
 
Epilepsi revisi pak arif Baiq Qorin
Epilepsi revisi pak arif Baiq QorinEpilepsi revisi pak arif Baiq Qorin
Epilepsi revisi pak arif Baiq Qorin
 
Kejang demam pada Anak
Kejang demam pada AnakKejang demam pada Anak
Kejang demam pada Anak
 
Askep kejang demama
Askep kejang demamaAskep kejang demama
Askep kejang demama
 

Recently uploaded

RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
RinawatiRinawati10
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
yuniarmadyawati361
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
TarkaTarka
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 

Recently uploaded (20)

RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 

Kelompok 5 Skenario 1.pptx

  • 1. BLOK KEGAWATDARURATAN ANAK : SKENARIO 1 Kelompok 5
  • 2. ANGGOTA KELOMPOK Tutor: dr Maryam Kathrin L Ketua : Risko Agung Julian Sekretaris : Nurmalisa Gita Savitri Anggota Kelompok : 1. Muhammad Imam Hanafi 2. Sheylla Nanda Todingbua 3. NurCahyani Apaseray 4. Priscillia J. Korwa 5. Nova Togodly 6. Ronny Ronald Yogi 7. Ruth Novia Yuliana Loisa Msiren 8. Veby Hamadi
  • 3. Klasifikasi kata sulit - Kejang - Badan Kelojotan - Mata Mendelik Ke Atas
  • 4. Sikap di ugd : PENEGAKAN diagnosis • Identitas Pasien : Anak berusia 2 tahun • Keluan Utama : Kejang 1 kali di rumah • Riwayat Penyakit Sekarang : • Kejang terjadi selama 5 menit • Kesadaran pasien baik (Sebelum-sesudah kejang) Didapatkan : • Pemeriksaan ekstremitas: • Kejang tonik-klonik pada ektremitas dan badan : nervus XI (aksesorius) • Pemeriksaan saraf kranial: • Terdapat doll’s eye movement: Saraf otak III-IV-VI (okulomotorius, troklearis, abdusen) ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK
  • 5. Pemeriksaan Penunjang - Dikerjakan untuk mengevaluasi sumber infeksi penyebab demam, atau keadaan lain misalnya gastroenteritis dehidrasi disertai demam. - Pemeriksaan laboratorium yang dikerjakan : Darah perifer Elektrolit Gula darah - Pemeriksaan cairan serebrospinal dilakukan untuk menyingkirkan atau menegakan kemungkinan meningitis. Risiko terjadinya meningitis bacterial adalah 0,6%-6,7%. - Sulit untuk menegakan diagnosis karena manifestasinya tidak jelas, sehingga dianjurkan : - Bayi kurang dari 12 bulan sangat dianjurkan dilakukan - Bayi antara 12-18 bulan dianjurkan - Bayi > 18 bulan tidak rutin Pemeriksaan Laboratorium PUNGSI LUMBAL
  • 6. Elektroensefalografi (EEG) ● EEG adalah instrumen untuk yang digunakan untuk menangkap aktifitas listrik di otak. EEG mencerminkan status kerja otak manusia dan dianggap sebagai data fisiologis paling baik yang dapat digunakan sebagai alat untuk mendeteksi dan mendiagnosis depresi suatu kelainan. ● EEG tidak dapat memprediksi berulangnya kejang atau memprediksi berulangnya kejang, atau memperkirakan kemungkinan kejadian epilepsi. ● Pada EEG dilakukan pada kejang demam tidak khas seperti kejang demam kompleks, pada anak usia lebih dari 6 tahun, kejang demam fokal
  • 7. Foto X-ray kepala dan pencitraan seperti CT-Scan atau MRI jarang sekali dikerjakan, tidak rutin dan dikerjakan hanya atas indikasi seperti : 1. Kelainan neurologik fokal yang menetap (hemiparesis) 2. Paresis nervus VI 3. Papiledema PENCITRAAN
  • 8. PERBEDAAN PASIEN KEJANG & BUKAN KEJANG
  • 9. Definisi kejang Manifestasi klinis yang disebabkan oleh lepasnya muatan listrik di neuron. Kejang dapat disertai oleh gangguan kesadaran, tingkah laku, emosi, motorik, sensorik dan atau otonom. 2011; IDAI; Buku Ajar Kegawatdaruratan Pediatri; Jakarta
  • 10. PATOFISIOLOGI KEJANG Patofisiologi kejang pada tingkat selular berhubungan dengan terjadinya paroxysmal depolarization shift (PDS) yaitu depolarisasi potensial pascasinaps yang berlangsung lama (50 ms). Paroxysmal depolarization shift merangsang lepas muatan listrik yang berlebihan pada neuron otak dan merangsang sel neuron lain untuk melepaskan muatan listrik secara bersama-sama sehingga timbul hipereksitabilitas neuron otak. Paroxysmal depolarization shift diduga disebabkan oleh kemampuan membran sel melepaskan muatan listrik yang berlebihan, berkurangnya inhibisi oleh neurotransmiter asam gama amino butirat (GABA), atau meningkatnya eksitasi sinaptik oleh neurotransmiter glutamat dan aspartat melalui jalur eksitasi yang berulang 2011; IDAI; Buku Ajar Kegawatdaruratan Pediatri; Jakarta
  • 11. Kejang demam Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal diatas 38 C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. Kejang demam terjadi pada 2-4 % anak berumur 6 bulan-5 tahun. Pusponegoro, H. D., Widodo, D. P., & Ismail, S. Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam. jakarta .
  • 12. KlaSIFIKASI KEJANG DEMAM kejang demam yang berlangsung singkat, kurang dari 15 menit, dan umumnya akan berhenti sendiri. Kejang tidak berulang dalam 24 jam. Sebagian besar kejang demam sederhana berlangsung kurang dari 5 menit. Kejang demam kompleks dengan salah satu ciri dibawah ini : 1. Kejang lama < 15 menit 2. Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial 3. Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam. Kejang demam sederhana (Simple febrite seizuite) Kejang demam kompleks (compleks febrite seizuite) Pusponegoro, H. D., Widodo, D. P., & Ismail, S. Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam. jakarta .
  • 14. First Unprovoked Seizure (FUS) • Kejang tanpa provokasi, terjadi dalam 1 episode 24 jam • Onset akut • Pulihnya kesadaran diantara kejang dan tidak diketahui adanya faktor pemicu terjadinya kejang seperti demam, trauma kepala, infeksi sistem saraf pusat, tumor, atau kelainan metabolik seperti hipoglikemia serta obat-obatan • Dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium, EEG, pencitraan EpILEPSI ●Kejang tanpa provokasi ≥ 2 kali, interval lebih dari 24 jam ●Onset akut ●Serangan : gangguan kesadaran, perilaku, emosi, motorik/sensoris, berhenti secara spontan ●Post iktal : tampak bingung, lelah, kadang keluar air liur/busa/inkontinensia urin, setelah itu tidur ●Diluar serangan anak kembali normal ●Anamnesis dapat memunculkan informasi tentang trauma kepala dengan kehilangan kesadaran, ensefalitis, malformasi vaskuler, meningitis, gangguan metabolik dan obat-obatan tertentu. ●Untuk penderita anak-anak, pemeriksa harus memperhatikan adanya keterlambatan perkembangan, organomegali, perbedaan ukuran antara anggota tubuh dapat menunjukan awal gangguan pertumbuhan ●Dapat dilakukan pemeriksaan EEG, neuroimaging
  • 16. PENCITRAAN TUMOR OTAK TUMOR OTAK SUPRATERITORIAL TUMOR OTAK INFRATERITORIAL
  • 17. Kejang pada Tumor otak Lokasi Subkorteks Korteks serebri Sawar darah otak Aktivitas proliferasi sel-sel tumor akan menghasilkan zat-zat yang akan merusak sawar darah otak, sehingga menurunkan fungsi protein transmembran, sehingga dihasilkan Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF) Gap Juction Hipereaktivitas dari connexins merupakan salah satu faktor pencetus kejang
  • 18. KELAINAN METABOLIK 1 PENYAKIT DASAR • Syok • Sesak Napas • Gangguan Elktrolit • Krisis Hipertensi/Uremia • Sirosis bilier, gagal hati. 2 Kejang • Penurunan kesadaran 3 Pemeriksaan Penunjang • Tergantung indikasi • DPL • AGD • CXR • Kultur darah • Fungsi ginjal • Fungsi hati • EKG/ECHO
  • 19. Prinsip TATALAKSANA • Menghentikan kejang sesegera mungkin • Mencegah menjadi status epilepticus • Mencegah komplikasi yang mungkin terjadi
  • 21. Ugd / HOSPITAL o Fase stabilisasi ( 0 – 5 mnit pertama ) 1. Airway => Bebaskan jalan nafas, posisi, suction 2. Breathing => Oksigen 3. Circulation => Monitor nadi, tekanan darah, EKG 4. Dextrose => Cek GD ( koreksi bila hipoglikemia < 60mg/dl ) 5. Established => Askes vena
  • 22.
  • 23. b. Di rumah Diberikan Diazepam rektal → Dosis diazepam rektal adalah 0,5-0,75 mg/kg atau diazepam rektal 5 mg untuk anak dengan berat badan kurang dari 12 kg dan 10 mg untuk berat badan lebih dari 12 kg. Diulagi 5 menit kemudian bila masih kejang bila masih kejang diberikan Diazepam Intravena (Di RS) Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2016. Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam. Jakarta: IDAI
  • 24. Pemberian obat saat demam A. Antipiretik Dosis parasetamol yang digunakan adalah 10-15 mg/kg/kali diberikan tiap 4-6 jam. Dosis ibuprofen 5-10 mg/kg/kali, 3-4 kali sehari. 1. B.Antikonvulsa Pemberian obat antikonvulsan intermiten → hanya pada saat demam. Profilaksis intermiten diberikan pada kejang demam dengan salah satu faktor risiko di bawah ini: a. Kelainan neurologis berat, misalnya palsi serebral. b. Berulang 4 kali atau lebih dalam setahun c. Usia <6 bulan d. Bila kejang terjadi pada suhu tubuh kurang dari 390C e. Apabila pada episode kejang demam sebelumnya, suhu tubuh meningkat dengan cepat. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2016. Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam. Jakarta: IDAI
  • 25. Lanjutaan….. C. Antikonvulsan Pemberian obat antikonvulsan intermiten Obat yang digunakan adalah diazepam oral 0,3 mg/kg/kali per oral atau rektal 0,5 mg/kg/kali (5 mg untuk berat badan <12 kg dan 10 mg untuk berat badan >12 kg), sebanyak 3 kali sehari, dengan dosis maksimum diazepam 7,5 mg/kali. Pemberian obat antikonvulsan rumat Indikasi pengobatan rumat: 1. Kejang fokal 2. Kejang lama >15 menit 3.Terdapat kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah kejang, misalnya palsi serebral, hidrosefalus, hemiparesis. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2016. Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam. Jakarta: IDAI
  • 26. Lanjutan antikonvulsan….. Pemberian obat antikonvulsan rumat Jenis antikonvulsan untuk pengobatan rumat adalah asam valproat. Dosis asam valproat adalah 15-40 mg/kg/hari dibagi dalam 2 dosis, dan fenobarbital 3-4 mg/kg/hari dalam 1-2 dosis. Lama pengobatan rumat → Pengobatan diberikan selama 1 tahun, penghentian pengobatan rumat untuk kejang demam tidak membutuhkan tapering off, namun dilakukan pada saat anak tidak sedang demam. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2016. Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam. Jakarta: IDAI