Sistem respirasi manusia dan hewan coba mencit dipelajari melalui praktikum anatomi dan fisiologi. Organ-organ sistem pernapasan seperti hidung, tenggorokan, paru-paru dan mekanisme pertukaran gas dijelaskan. Hewan coba mencit dipersiapkan dan dibedah untuk mempelajari anatomi sistem pernapasan.
Laporan praktikum biokimia mendiskusikan pengaruh pH dan suhu terhadap aktivitas enzim diastase, serta menguji aktivitas enzim amilase pada biji kacang hijau dan tauge. Metode yang digunakan meliputi pengujian iod untuk mendeteksi karbohidrat dan reaksi Benedict untuk mendeteksi monosakarida hasil hidrolisis pati oleh enzim.
Sistem respirasi manusia dan hewan coba mencit dipelajari melalui praktikum anatomi dan fisiologi. Organ-organ sistem pernapasan seperti hidung, tenggorokan, paru-paru dan mekanisme pertukaran gas dijelaskan. Hewan coba mencit dipersiapkan dan dibedah untuk mempelajari anatomi sistem pernapasan.
Laporan praktikum biokimia mendiskusikan pengaruh pH dan suhu terhadap aktivitas enzim diastase, serta menguji aktivitas enzim amilase pada biji kacang hijau dan tauge. Metode yang digunakan meliputi pengujian iod untuk mendeteksi karbohidrat dan reaksi Benedict untuk mendeteksi monosakarida hasil hidrolisis pati oleh enzim.
Uji kelarutan lemak dilakukan untuk mengetahui kelarutan dua sampel (mayones dan minyak bunga matahari) dalam lima pelarut berbeda (air, alkohol, eter, kloroform, dan n-heksana). Hasilnya menunjukkan bahwa kelarutan mayones sesuai urutan polaritas pelarut dari yang paling polar ke yang paling nonpolar, sedangkan kelarutan minyak bunga matahari sesuai urutan nonpolaritas pelarut. Hal ini
Uji Biuret digunakan untuk mendeteksi keberadaan ikatan peptida pada protein. Reaksi antara protein dengan larutan CuSO4 dan NaOH akan menghasilkan warna ungu bila terdapat ikatan peptida. Hasil pengamatan menunjukkan sampel taoge dan kecap seharusnya memberikan warna positif karena mengandung protein, namun hasil yang didapat berbeda dengan laboratorium sebelumnya.
1. Dokumen tersebut membahas mekanisme transportasi aktif dan pasif pada sel mikroba.
2. Transportasi pasif terjadi melalui osmosis dan difusi tanpa menggunakan energi, sedangkan transportasi aktif menggunakan pompa Na-K dan energi dari ATP untuk memompa ion Na+ keluar dan K+ masuk ke dalam sel.
3. Pompa Na-K mempertahankan gradien elektrokimia untuk mengatur konsentrasi ion di dalam dan luar sel sehingga
Ringkasan dokumen tersebut adalah: Dokumen tersebut membahas berbagai bentuk sediaan farmasi yang umum digunakan beserta keuntungan dan kerugiannya, seperti tablet, kapsul, pil, larutan, salep, krim, gel, pasta, lotion, injeksi, suppositoria, inhaler, serbuk, tetes, emulsi, dan suspensi.
Laporan praktikum ini meneliti kandungan glukosa, protein, dan pH pada urine manusia. Praktikum dilakukan untuk mengetahui kadar ketiga zat tersebut dalam urine. Sampel urine dari delapan orang diuji menggunakan kertas indikator urinalis, kemudian hasilnya dibandingkan dengan tabel indikator untuk mengetahui kadar glukosa, protein, dan pH masing-masing sampel. Kebanyakan sampel menunjukkan kadar normal untuk
Praktikum ini bertujuan untuk melatih mahasiswa dalam menghitung jumlah sel darah putih dengan cara yang tepat. Metode yang digunakan adalah pengenceran darah dengan larutan Turk sebanyak 20 kali dilanjutkan dengan penghitungan sel darah putih di bawah mikroskop. Hasilnya menunjukkan bahwa dua mahasiswa memiliki jumlah sel darah putih normal sedangkan dua lainnya di atas normal, mungkin karena k
Dokumen tersebut merangkum percobaan identifikasi karbohidrat secara kualitatif dengan beberapa uji seperti uji Molisch, uji iodium, uji Barfoed dan uji Saliwanoff. Uji-uji tersebut dilakukan terhadap beberapa sampel karbohidrat seperti glukosa, fruktosa, sukrosa, maltosa, laktosa dan amilum serta sampel air kelapa untuk mengetahui kandungan karbohidratnya. Hasil uji menunjukkan air
Laporan praktikum ini menguji peran vitamin C sebagai antioksidan dalam menghambat oksidasi pada buah apel. Irisan apel yang dicelupkan larutan vitamin C tidak mengalami perubahan warna selama 30 menit, sedangkan irisan tanpa vitamin C cepat berubah warna menjadi cokelat. Hal ini menunjukkan vitamin C mampu menghambat reaksi oksidasi yang merusak buah apel.
Laporan praktikum ini membahas penentuan adanya vitamin C secara kualitatif pada larutan vegeta dengan dua metode, yaitu metode A menggunakan pereaksi benedict dan metode B dengan menetralkan larutan kemudian ditambahkan FeCl3. Hasilnya menunjukkan kedua metode memberikan hasil positif, menandakan larutan vegeta mengandung vitamin C.
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzimSantika Dewi
Eksperimen menguji pengaruh konsentrasi enzim saliva terhadap aktivitas hidrolisis amilum. Hasil menunjukkan aktivitas saliva bertambah dengan konsentrasi yang lebih tinggi, terlihat dari perubahan warna larutan menjadi lebih gelap.
Laporan praktikum biologi tentang sistem ekskresi menjelaskan tentang pengujian kandungan urine untuk mendeteksi gangguan pada pembentukan urine. Pengujian dilakukan dengan mengetes pH urine, kadar glukosa, protein dan klorida. Hasilnya menunjukkan pH rata-rata 6,3 yang normal, tidak adanya glukosa menandakan tidak ada diabetes, tidak adanya protein menunjukkan ginjal normal, dan kehadiran klorida sesuai dengan mekanis
Laporan praktikum biokimia ini membahas tentang percobaan protein yang meliputi uji susunan elementer protein, kelarutan protein, pengendapan protein dengan garam, logam dan asam organik, biuret, ninhidrin, xantroprotein, dan penentuan titik isoelektrik protein. Tujuan percobaan adalah untuk mengidentifikasi unsur penyusun protein, mengetahui kelarutan dan pengendapan protein oleh berbagai zat, serta membuktikan adanya asam amino
Praktikum ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh temperatur terhadap kelarutan asam benzoat dan asam borat. Kelarutan kedua zat diukur pada suhu kamar, 450C, dan 600C. Hasilnya menunjukkan bahwa kelarutan asam benzoat dan asam borat meningkat dengan peningkatan suhu.
Trombosit berperan penting dalam proses pembekuan darah. Ketika terjadi luka pada pembuluh darah, trombosit akan melekat dan membentuk gumpalan untuk menyumbat luka, mencegah kehilangan darah. Proses ini melibatkan aktivasi berbagai faktor pembekuan darah dan pembentukan serat fibrin yang mengikat trombosit dan membentuk bekuan darah permanen. Kelainan pada trombosit atau faktor pembekuan dapat menyebabkan gangguan
Uji kelarutan lemak dilakukan untuk mengetahui kelarutan dua sampel (mayones dan minyak bunga matahari) dalam lima pelarut berbeda (air, alkohol, eter, kloroform, dan n-heksana). Hasilnya menunjukkan bahwa kelarutan mayones sesuai urutan polaritas pelarut dari yang paling polar ke yang paling nonpolar, sedangkan kelarutan minyak bunga matahari sesuai urutan nonpolaritas pelarut. Hal ini
Uji Biuret digunakan untuk mendeteksi keberadaan ikatan peptida pada protein. Reaksi antara protein dengan larutan CuSO4 dan NaOH akan menghasilkan warna ungu bila terdapat ikatan peptida. Hasil pengamatan menunjukkan sampel taoge dan kecap seharusnya memberikan warna positif karena mengandung protein, namun hasil yang didapat berbeda dengan laboratorium sebelumnya.
1. Dokumen tersebut membahas mekanisme transportasi aktif dan pasif pada sel mikroba.
2. Transportasi pasif terjadi melalui osmosis dan difusi tanpa menggunakan energi, sedangkan transportasi aktif menggunakan pompa Na-K dan energi dari ATP untuk memompa ion Na+ keluar dan K+ masuk ke dalam sel.
3. Pompa Na-K mempertahankan gradien elektrokimia untuk mengatur konsentrasi ion di dalam dan luar sel sehingga
Ringkasan dokumen tersebut adalah: Dokumen tersebut membahas berbagai bentuk sediaan farmasi yang umum digunakan beserta keuntungan dan kerugiannya, seperti tablet, kapsul, pil, larutan, salep, krim, gel, pasta, lotion, injeksi, suppositoria, inhaler, serbuk, tetes, emulsi, dan suspensi.
Laporan praktikum ini meneliti kandungan glukosa, protein, dan pH pada urine manusia. Praktikum dilakukan untuk mengetahui kadar ketiga zat tersebut dalam urine. Sampel urine dari delapan orang diuji menggunakan kertas indikator urinalis, kemudian hasilnya dibandingkan dengan tabel indikator untuk mengetahui kadar glukosa, protein, dan pH masing-masing sampel. Kebanyakan sampel menunjukkan kadar normal untuk
Praktikum ini bertujuan untuk melatih mahasiswa dalam menghitung jumlah sel darah putih dengan cara yang tepat. Metode yang digunakan adalah pengenceran darah dengan larutan Turk sebanyak 20 kali dilanjutkan dengan penghitungan sel darah putih di bawah mikroskop. Hasilnya menunjukkan bahwa dua mahasiswa memiliki jumlah sel darah putih normal sedangkan dua lainnya di atas normal, mungkin karena k
Dokumen tersebut merangkum percobaan identifikasi karbohidrat secara kualitatif dengan beberapa uji seperti uji Molisch, uji iodium, uji Barfoed dan uji Saliwanoff. Uji-uji tersebut dilakukan terhadap beberapa sampel karbohidrat seperti glukosa, fruktosa, sukrosa, maltosa, laktosa dan amilum serta sampel air kelapa untuk mengetahui kandungan karbohidratnya. Hasil uji menunjukkan air
Laporan praktikum ini menguji peran vitamin C sebagai antioksidan dalam menghambat oksidasi pada buah apel. Irisan apel yang dicelupkan larutan vitamin C tidak mengalami perubahan warna selama 30 menit, sedangkan irisan tanpa vitamin C cepat berubah warna menjadi cokelat. Hal ini menunjukkan vitamin C mampu menghambat reaksi oksidasi yang merusak buah apel.
Laporan praktikum ini membahas penentuan adanya vitamin C secara kualitatif pada larutan vegeta dengan dua metode, yaitu metode A menggunakan pereaksi benedict dan metode B dengan menetralkan larutan kemudian ditambahkan FeCl3. Hasilnya menunjukkan kedua metode memberikan hasil positif, menandakan larutan vegeta mengandung vitamin C.
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzimSantika Dewi
Eksperimen menguji pengaruh konsentrasi enzim saliva terhadap aktivitas hidrolisis amilum. Hasil menunjukkan aktivitas saliva bertambah dengan konsentrasi yang lebih tinggi, terlihat dari perubahan warna larutan menjadi lebih gelap.
Laporan praktikum biologi tentang sistem ekskresi menjelaskan tentang pengujian kandungan urine untuk mendeteksi gangguan pada pembentukan urine. Pengujian dilakukan dengan mengetes pH urine, kadar glukosa, protein dan klorida. Hasilnya menunjukkan pH rata-rata 6,3 yang normal, tidak adanya glukosa menandakan tidak ada diabetes, tidak adanya protein menunjukkan ginjal normal, dan kehadiran klorida sesuai dengan mekanis
Laporan praktikum biokimia ini membahas tentang percobaan protein yang meliputi uji susunan elementer protein, kelarutan protein, pengendapan protein dengan garam, logam dan asam organik, biuret, ninhidrin, xantroprotein, dan penentuan titik isoelektrik protein. Tujuan percobaan adalah untuk mengidentifikasi unsur penyusun protein, mengetahui kelarutan dan pengendapan protein oleh berbagai zat, serta membuktikan adanya asam amino
Praktikum ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh temperatur terhadap kelarutan asam benzoat dan asam borat. Kelarutan kedua zat diukur pada suhu kamar, 450C, dan 600C. Hasilnya menunjukkan bahwa kelarutan asam benzoat dan asam borat meningkat dengan peningkatan suhu.
Trombosit berperan penting dalam proses pembekuan darah. Ketika terjadi luka pada pembuluh darah, trombosit akan melekat dan membentuk gumpalan untuk menyumbat luka, mencegah kehilangan darah. Proses ini melibatkan aktivasi berbagai faktor pembekuan darah dan pembentukan serat fibrin yang mengikat trombosit dan membentuk bekuan darah permanen. Kelainan pada trombosit atau faktor pembekuan dapat menyebabkan gangguan
Trombosit berperan penting dalam proses pembekuan darah. Ketika terjadi luka pada pembuluh darah, trombosit akan melekat dan membentuk gumpalan untuk menyumbat luka, mencegah kehilangan darah. Proses ini melibatkan aktivasi berbagai faktor pembekuan darah dan pembentukan serat fibrin yang mengikat trombosit dan membentuk bekuan darah permanen. Kelainan pada trombosit atau faktor pembekuan dapat menyebabkan gangguan
1. Darah terdiri atas plasma dan unsur-unsur padat berupa sel darah. 2. Trombosit berperan dalam proses pembekuan darah dengan melekat pada dinding pembuluh darah yang rusak dan membentuk gumpalan untuk menghentikan perdarahan. 3. Kelainan pada proses pembekuan darah dapat menyebabkan perdarahan berlebihan atau pembekuan darah berlebihan yang berpotensi fatal.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai pengertian darah dan bagiannya. Darah dijelaskan sebagai jaringan cair yang beredar dalam pembuluh darah dan memiliki fungsi sebagai alat transportasi zat dan pembakaran serta pertahanan tubuh. Darah terdiri atas sel-sel darah seperti eritrosit, leukosit, dan trombosit serta plasma darah yang mengangkut zat organik dan anorganik.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem peredaran darah yang meliputi tiga kalimat:
1. Sistem peredaran darah manusia terdiri dari darah, alat-alat peredaran darah, dan proses yang menghubungkan organ-organ dan sel-sel tubuh.
2. Darah terdiri atas plasma, sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit yang memiliki berbagai fungsi untuk mengangkut zat, membentuk antibodi, dan memudahkan pembekuan darah.
Teks tersebut membahas tentang sel darah merah (eritrosit) yang merupakan komponen utama darah. Eritrosit berbentuk bundar tipis tanpa inti, mengandung hemoglobin yang mengikat oksigen, dan berperan mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Eritrosit diproduksi di sumsum tulang dan berumur sekitar 120 hari sebelum rusak.
BSE Kelas 8 IPA Semester 1 Materi Sistem Peredaran Darah.pdfEulisArumsari
Sistem peredaran darah manusia terdiri atas darah, jantung, pembuluh darah, dan organ lain yang bekerja sama untuk mengangkut nutrisi, oksigen, dan produk metabolisme ke seluruh tubuh serta membentuk jaringan fibrin untuk menghentikan pendarahan."
Tiga kelainan darah utama adalah anemia, leukemia, dan HIV/AIDS. Anemia merupakan kekurangan hemoglobin dalam darah yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Leukemia adalah pertumbuhan sel darah putih yang tidak normal. HIV/AIDS merupakan infeksi virus yang menyerang sel T dan mengganggu sistem kekebalan tubuh.
Sistem peredaran darah manusia terdiri atas jantung, pembuluh darah, dan darah. Jantung memompa darah ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah untuk mengangkut oksigen dan zat gizi serta membuang karbon dioksida dan limbah. Darah terdiri atas sel darah merah, putih, platelet, dan plasma. Sistem ini penting untuk menjaga homeostatis tubuh.
Anatomi fisiologi dalam sistem hematologiWarnet Raha
Makalah ini membahas anatomi dan fisiologi sistem hematologi, termasuk komposisi dan struktur darah, fungsi sel darah dan plasma, nilai normal komponen darah, jenis sel darah seperti sel darah merah dan putih, penyakit seperti anemia, imunitas dan alergi, golongan darah, serta proses pembekuan darah. Tujuannya adalah agar tenaga medis dapat memahami sistem ini untuk mencegah kesalahan dalam perawatan.
Dokumen tersebut membahas tentang keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh. Terdapat dua kompartemen utama cairan tubuh yaitu ruang intraseluler dan ekstraseluler. Tubuh menjaga keseimbangan elektrolit melalui proses osmosis, difusi, filtrasi, dan pompa natrium-kalium. Gangguan keseimbangan dapat menyebabkan dehidrasi yang berdampak buruk bagi tubuh.
Laporan praktikum fisiologi hewan tentang darah yang membahas tujuan menghitung jumlah sel darah merah dan putih. Hasil penghitungan menunjukkan jumlah sel darah merah 4,64600 dan sel darah putih 18480. Sel darah merah berfungsi mengangkut oksigen dan karbondioksida serta mengatur pH darah, sedangkan sel darah putih melindungi tubuh dari infeksi.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
1. 1
LAPORAN PRAKTIKUM
BIOKIMIA DARAH
OLEH :
RAYMOND DWI PRASETYA : 41160023
RUDOLF LINTANTYO GULTOM : 41160036
SINTA PUTRI NIRMALA : 41160037
TIARA ADELEDYA T K : 41160040
VACE LIANSA : 41160020
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA
2017
2. 1
BAB I
DASAR TEORI
Darah membentuk sekitar 8% dari berat tubuh total dan memiliki
volume rerata 5 liter pada wanita dan 5,5 liter pada pria. Darah terdiri dari
tiga jenis elemen selular khusus, eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel
darah putih), dan trombosit (keping darah), yang membentuk suspensi
dalam cairan kompleks plasma. Eritrosit dan leukosit adalah sel utuh,
sementara trombosit adalah fragmen/potongan sel. Untuk memudahkan,
kita akan menyebut secara kolektif elemen-elemen selular darah ini
sebagai "sel darah".
Fungsi utama sel darah merah, yang juga dikenal sebagai eritrosit,
adalah pengangkutan hemoglobin, yang selanjutnya mengangkut oksigen
dari paru-paru ke jaringan.Pada beberapa hewan tingkat rendah,
hemoglobin beredar sebagai protein bebas dalam plasma dan
tidak,terkungkung di dalam sel darah merah. Jika hemoglobin terbebas
dalam plasma manusia, kira-kira 3 persen dari hemoglobin tersebut bocor
melalui ,membran kapiler urasuk ke dalam ruang jaringan atau melalui
membran glomerulus ginjal masuk ke dalam filtrat glomertlus setiap kali
darah melewati kapiler.Oleh karena itu, agar hemoglobin tetap berada
dalam aliran darah manusia, hemoglobin harus tetap berada di dalam sel
darah merah.
Selain mengangkut hemoglobin, sel darah merah juga mempunyai
fungsi lain. Contohnya, sel tersebut mengandung sejumlah besar karbonik
anhidrnse, suatu senyawa yang mengatalisis reaksi reversibel antara
karbon dioksida dan air untuk membentuk asam karbonat , yang dapat
meningkatkan kecepatan reaksi ini betrerapa ribu kali lipat. Cepatnya
reaksi ini membuat air dalam darah dapat mengangkut sejumlah besar
CO2, dalam bentuk ion bikarbonat (HCO3
-) dari jaringan ke paru-paru. Di
paru-paru, ion tersebut diubah,kembali menjadi CO2 dan dikeluarkan ke
dalam atmosfer sebagai produk limbah tubuh. Hemoglobin yang terdapat
di datam ,sel merupakan dapar asam-basa yang baik (seperti halnya pada
kebanyakan protein), sehingga sel darah merah bertanggungjawab untuk
sebagian besar daya dapar asam.basa seluruh darah.
Eritrosit, leukosit, dan trombosit tersuspensi dalam plasma
darah.Plasma merupakan komponen cairan dari darah yang mengandung
fibrinogen terlarut.Setelah aktivasi oleh enzim plasmin, terbentuklah
gumpalan fibrin.Sesudah gumpalan ini disingkirkan, sisa yang tertinggal
3. 2
disebut serum. Plasma terdiri 90% air yang terlarut dalam zat-zat
elektrolit dan beberapa protein, yaitu Globulin (alfa,betta,gamma),
albumin, faktor pembekuan darah, karbohidrat, dan lipid. Karena dinding
kapiler permiabel bagi air dan elektrolit maka plasma darah selalu ada
dalam pertukaran zat dengan cairan interstisial.Dalam 1 menit sekitar
70% cairan plasma bertukaran dengan cairan interstisial.Serum darah
adalah cairan bening yang memisah setelah darah dibekukan.Plasma
adalah supernatan yang diperoleh setelah dilakukan sentrifugasi darah
bercampur koagulan dalam suatu tabung reaksi.Sedangkan serum adalah
supernatant yang didapatkan setelah sampel darah dibiarkan menggumpal
secara spontan.Plasma darah berbeda dengan serum darah terutama
pada serum tidak terdapat faktor pembentukan fibrinogen.
Protein plasma mempunyai peran yang penting dalam pengaturan
distribusi air antara plasma dan ruang interstisila, karena sebagai protein
ia tidak dapat melewati dinding kapiler. Dengan demikian, tekanan
osmotic koloidnya akan menahan air dalam sirkulasi darah. Peran yang
terbesar dilakukan albumin (kurang lebih 80%).Albumin juga mempunyai
arti yang besar untuk ikatan protein obat.Globulin diperlukan untuk
berbagai fungsi biologik, di antaranya mengangkut vitamin B12,
bertanggung jawab untuk transport besi bervalensi tiga dalam
plasma.Sementara itu, gamma-globulim merupakan glikoprotein yang
pada reaksi imun, maka gamma-globulin disebut juga immunoglobulin.
Trombosit adalah fragmen sel kecil yang ditemukan dalam darah
kita.Mereka berasal dari sumsum tulang yang merupakan potongan dari
sel yang lebih besar.Fungsi utama dari trombosit adalah untuk
menghentikan pendarahan bila ada cedera pada tubuh.Sebuah
penghalang disebut bekuan darah harus dibentuk untuk menutup
luka.Kalsium dan vitamin K harus hadir dalam darah untuk mendukung
pembentukan bekuan. Jika darah yang kurang gizi ini, maka akan
memakan waktu lebih lama dari biasanya untuk darah untuk membeku.
4. 3
BAB II
PERSIAPAN PRAKTIKUM
A. ALAT DAN BAHAN
ALAT :
1. Spuit
2. Tabung reaksi
3. Stopwatch
4. Vortex
BAHAN :
1. Darah Sitrat
2. Darah bebas fibrin
3. Serum Darah
4. Cacl2 5%
5. Ammonium Sulfat Jenuh
6. (NH4)2SO4 padat
7. Indiktaor Klorfenol merah
8. HNO3 pekat
9. Hidrogen Peroksida
10.Larutan AgNO3
11. Amonum Molibdat
12.Kalium Oksalat
13.Gliserol
14.CH2SO4 2%
15.Na2CO3 padatx
16.Akuades
17.Reagen Tauber
18.CH2SO4 2%
5. 4
B. CARA KERJA
A. Koagulasi Darah
Percobaan 1 : Pengaruh Ion Cadan Fibrin terhadap koagulasi darah
B. Protein Serum
Percobaan 2 : Pengendapan Albumin
Percobaan 3: Pengendapan Albumin
Darah bebas
fibrin(dihomogenkan)
5 tetes CaCl2(dibolak
balik 10 x,pelan)
Amati tiap 30 detik
sampai terjadi
koagulasi secara
berkala
Darah dengan
sitrat(dihomogenkan)
5 tetes CaCl2 (dibolak
balik 5 x,pelan)
Amati tiap 30 detik
sampai terjadi
koagulasi secara
berkala
5cc serum darah 5cc
(NH4)2SO4(pekat)
vortex
Saring (endpan dan
filtrate dipisah)
5cc serum darah
Saring (endpan dan
filtrate dipisah)
5cc serum darah
Endapan ditambahkan
air hingga larut
kemudian ditambahkan
lagi supaya muncul
endapan
Filtrat percobaan 2
+ (NH4)2SO4
seujung sendok
kecil
Saring (pindahkan
endapan ke tabung
baru )
Saring (pindahkan
endapan ke tabung
baru ) + akuades
hingga larut (vortex) +
tambahkan lagi
akuades
6. 5
C. ZAT- ZAT NON-PROTEINPADA SERUM DARAH
Percobaan 4 : Deproteinisasi
Percobaan 5: Menunjukkan Adanya Klorida
Percobaan 6 : menunjukkan adanya fosfat
Percobaan 7 : menunjukkan adanya kalsium
5 cc serum + 10
ml aquades
(tutup dengan
parafilm , vortex)
Panaskan di penanas
+ tambahkan asam
asetat (3-5 tetes
hingga terbentuk
endapan protein
Disaring ,filtrate
diberi klorfenol
merah hingga warna
merah muda hilang
(pH :5,4)
Jika merah muda
belum hilang
teteskan as.asetat
dan panaskan
Bagi filtrate menjadi
4 untuk percobaan :
Klorida,Fosfat,Calsiu
m,Glukosa.buat satu
tabung kontrol
Filtrat + 1 tetes HNO3
pekat + 1 tetes AgNO3
Terbentuk endapan
AgCl putih
Filtrat + 1 tetes
HNO3(pekat) + 2-3 tetes
Amonium Molibdat
Panaskan (water bath) ,
terbentuk endapan
kuning jeruk
Filtrat + beberapa tetes kalium oksalat
,vortex . Amati dan bandingkan dengan
kontrol
7. 6
Percobaan 8 : menunjukkan adanya glukosa
D. PIGMEN DARAH
Percobaan 9: Pemecahan eritrosit
Catatan : Saat ditambahkan aqudes dan sebelum di vortex ditutup
dengan parafilm,ketika di panaskan dilepas. Hasil didiamkan
digunakan untuk percobaan tes benzidin
Percobaan 10:Tes Benzidin
Filtrat + 3 tetes gliserol
+seujung sendok Kristal
anhidrat + 2 tetes larutan
CuSO4 2,5% amati
Panaskan menggungakan
spirtus amati yang terjadi
(5 menit)
1 tetes darah oksalat + 10 mL akuades , vortex
,panaskan (spirtus) dinginkan (air) ,amati
perubahan
2 cc reagen touber + 2 cc
hydrogen peroksida ,vortex
perlahan.
Darah percb.9 tetes demi
tetes ditambahkan kedalam
tabung sambil digoyang -
goyang.Akan terjadi warna
hijau biru (jika positif
8. 7
BAB III
HASIL
A. KOAGULASI DARAH
Percobaan 1: Pengaruh Ion Ca dan fibrin terhadap koagulasi darah
Reaksi a (tabung sitrat/tutup biru) :
terjadi koagulasi
Reaksi b (tabung bebas fibrin/tutup ungu) :
terjadi koagulasi
B. PROTEIN SERUM
Percobaan 2 : Pengendapan Globulin
5cc serum darah +5 cc larutan ammonium sulfat jenuh campur
dengan vortex larutan menjadi kuning jenuh disaring. Filtrate
dibuat percobaan 3 dan endapan diambil.
Endapan diencerkan dengan aquades berlebih endapan menjadi
larut
Percobaan 3: Pengendapan Albumin
(NH4)2SO4 padat 3 sendok kecil + filtrate hasil peercobaan 2
dicampur disaringdiambil endapannya
endapan diencerkan dengan aquades larutan berwarna kuning
bening
C. ZAT- ZAT PROTEIN PADA SERUM
Percobaan 4 : Deproteinisasi
5cc serum +air dipanaskan disaring, endapan dan filtrate
dipisah.Filtrate dipakai untuk percobaan berikutnya (5,6,7,8).
Percobaan 5: Menunjukkan Adanya Klorida
Hasil endapan putih
Percobaan 6 : menunjukkan adanya fosfat
Hasil endapan warna kuning jeruk.
9. 8
Percobaan 7 : menunjukkan adanya kalsium
Ungu keruh
Percobaan 8 : menunjukkan adanya glukosa
Coklat dan ada endapan
D. PIGMEN DARAH
Percobaan 9: Pemecahan eritrosit
Endapan berwarna coklat
Percobaan 10:Tes benzidin
Larutan berwarna biru kehijauan
10. 9
BAB IV
PEMBAHASAN
Percobaan 1 : Koagulasi Darah
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk membuktikan bahwa darah
sitrat lebih cepat mengalami koagulasi dibanding darah bebas fibrin
setelah ditambahkan CaCl2. Darah sitrat mengalami koagulasi karena
ditambahkan CaCl2 karena unsur kalsium dalam kalsium klorida
membebaskan trombokinase, trombin dari protombin dan fibrin yang
terbentuk dari fibrinogen. Mengapa darah yang berantikoagulant justru
lebih cepat koagulasi? Hal ini disebabkan antikoagulant mencegah
koagulasi pada darah sehingga plasma darah tidak terkoagulasi.
Sedangkan pada tabung bebas fibrin terbentuk serum setelah didiamkan.
Seperti yang kita tahu bahwa perbedaan serum dan plasma adalah serum
tidak memiliki fibrin. Jadi, tabung sitrat mengandung fibrin dan bereaksi
mengikat Ca2+ yang dilepaskan dari CaCl2 sehingga terjadi
koagulasi.Tetapi pada percobaan ini, tidak terjadi koagulasi meskipun
sudah 1 jam 22 menit.Hal ini dapat disebabkan karena kesalahan saat
mencampurkan CaCl2 dan kurangnya pencampuran pada saat bolak balik.
Percobaan 2 :Pengendapan Globulin
Globulin adalah protein yang terdapat pada serum. Globulin
berfungsi untuk membentuk zat kekebalan / antibody. Dalam serum
terdapat albumin dan globulin. Untuk mendapatkan/ menentukkan adanya
globulin, 5cc serum ditambahkan (NH4)2SO4 22% (ammonium sulfat
jenuh) yang akan memisahkan protein dengan salting out. Protein
mempunyai struktur yang tidak stabil sehingga akan mengalami proses
denaturasi (prespitasi dan koagulasi). Globulin mempunyai sifat larut
dalam air. Ditambahkan ammonium sulfat, maka protein akan mengalami
denaturasi sehingga globulin akan terpisah sebagai endapan.
Pengendapan terjadi karena pada saat ammonium sulfat
ditambahkan pada serum , ion - ion garam amounium sulfat menarik
molekul air dan albumin menjauh dari globulin. Ion ion garam pada
ammonium sulfat mempunyai muatan jenis yang lebih besar di banding
protein, sehingga berikatan dengan molekul air dan albumin yang
11. 10
menyebabkan terpresifitasi. Setelah ini akan didapatkan endapan globulin
yang akan disaring dengan kertas saring dan akan didapatkan filtrate
untuk percobaan albumin. Pemisahan globulin dengan cara menuangkan
cairan pada corong yang telah diberi kertas saring. Endapan berupa gel
akan tersangkut di kertas saring dan nanti akan dilarutkan dengan
aquades (sifat globulin larut dalam garam encer).
Dari hasil percobaan yang kami lakukan , setelah dilarutkan dengan
aquades. Ketika dilihat endapan larut tetapi masih terlihat adanya
endapan. Itu menunjukan bahwa globulin bersifat hidrofobik
Percobaan3 : Pengendapan Albumin
Albumin adalah protein utama dalam plasma manusia dan
membentuk sekitar 60 % protein plasma total. Sekitar 40 % albumin
terdapat dalam plasma dan 60 % sisanya terdapat di ruang ekstrasel
.Albumin mula-mula dibentuk sebagai praprotein. Peptida sinyalnya
dikeluarkan sewaktu protein ini masuk ke dalam reticulum endoplasma
kasar,dan heksapeptida di terminal amino yang terbentuk kemudian
diputuskan ketika protein ini menempuh jalur sekretorik. Sintesis albumin
berkurang pada beragam penyakit. Peranan albumin dalam darah adalah
menjaga tekanan osmotik dari cairan koloid plasma, sebagai alat
pengangkut dan memperbaiki kadar bilirubin, sebagai alat pengangkut
asam lemak dan bahan metabolit lain seperti hormon dan enzim.
Dengan demikian albumin sering kali dipakai pada penelitian karena
kemampuan mempertahankan tekanan osmotik, sebagai plasma dan
kemampuannya sebagai pengikat berbagai bahan toksik, termasuk
bilirubin serta logam berat, serta kemampuan angkutnya dalam
mengangkut asam lemak, bahan metabolit, hormon serta enzim, sebagai
antioksidan dan buffer.
Dari hasil percobaan yang kami lakukan di dapatkan filtrat larut
dalam aquades. Hal ini menunjukkan uji albumin dalam serum darah
positif (+). Karena endapan dari hasil filtrate penegendapan globulin
ditambah (NH4)2SO4 yang diberi aquades larut berwarna bening. Yang
menandakan bahwa albumin merupakan protein yang larut dalam
air(Hidrofilik).
12. 11
Percobaan 4 : Deproteinasi
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menghilangkan protein
dalam serum darah agar tidak mengganggu uji-uji yang akan dilakukan
selanjutnya. Hasil yang diperoleh ketika serum darah ditambah air dan
asam asetat yang kemudian dididihkan, didapati adanya endapan dalam
larutan. Larutan tersebut kemudian ditetesi klorfenol merah dan
diasamkan yang menyebabkaan terjadi perubahan warna menjadi kuning
bening.
Fungsi dari penambahan asam asetat dan pemanasan adalah untuk
proses penggumpalan, sebab di dalam darah terkandung protein. Protein
adalah senyawa yang akan mengalami denaturasi dalam keadaan asam
dan menggumpal bila dipasaskan. Penggumpalan terjadi ketika protein
telah mencapai titik isolistriknya. Titik isolistrik dalam darah adalah 4,88.
Fungsi dari penambahan indicator klorfenol merah adalah untuk
mendapatkan pH diluar titik isolistrik protein.
Percobaan 5: Menunjukkan adanya Klorida
Dari hasi pengamatan yang kami lakukan, filtrat yang ditambah
larutan AgNO3 encer dan HNO3 didapatkan endapan putih AgCl dengan
larutan keruh. Endapan putih yang terbentuk karena penambahan HN03
dan AgNo3 sehingga membentuk AgCl. Hal ini menunjukkan uji adanya
ion klorida dalam darah hasilnya positif (+). HNO3 pekat mengubah Cl
organik menjadi Cl anorganik. Cl organik dapat diikat oleh AgNO3, selain
itu juga penambahan HN03 mencegah terjadinya endapan perak fosfat
pada larutan. Jumlah kadar khlor tiap spesies dan jenis kelamin berbeda,
tergantung pada pakan yang dimakannya (Murray,2009)
Reaksi yang terjadi:
Cl- + AgNO3 → AgCl + NO3
-
Percobaan 6: Menunjukkan adanya fosfat
Tujuan uji fosfat adalah mengetahui adanya senyawa fosfat dalam
darah. Hasil yang diperoleh dari percobaan ini filtrat ditambah ammonium
molibdat dan HNO3 pekat yang kemudian dipanaskan adalah timbul
endapan warna kuning pada larutan. Endapan kuning yang terbentuk
13. 12
pada larutan merupakan endapan ammoniumfosfomolibdat yang diperoleh
dari reaksi ammonium molibdat dan fosfat dalam filtrat.Penambahan HNO3
berfungsi untuk mencegah terjadinya endapan peroksida dan untuk
melepaskan ikatan fosfat dalam darah, sehingga dapat berikatan dengan
ammoniumfosfomolibdat (Ganong).
Percobaan 7 : Menunjukkan adanya kalsium
Tujuan uji kalsium adalah untuk mengetahui adanya kalsium dalam
darah. Hasil yang diperoleh pada percobaan ini ketika filtrat dari
percobaan 4 ditambahkan larutan kalium oksalat adalah larutan menjadi
keruh .Keruhnya larutan tersebut filtrat bereaksi dengan kalium oksalat
membentuk kalsium oksalat.
Reaksi yang terjadi adalah :
K2C204 + Ca2+ → CaC2O4 + 2K-
Percobaan 8: Menunjukkan adanya Glukosa
Prinsip kerjanya dari uji glukosa ini adalah endapan kecoklatan
yang terbentuk dikarenakan glukosa pada darah mereduksi larutan
benedict lalu membentuk Cu20 yang berwarna kecoklatan. Dari hasil
pengamatan pula, filtrat yang ditambah larutan gliserol, natrium karbonat
tidak berair atau padat, dan larutan cupri sulfat menghasilkan endapan
merah bata Cu2O.Hal ini menunjukkan bahwa glukosa dalam darah dapat
mereduksi larutan benedict membentuk Cu20, sehingga hasilnya positif.
Na2CO3 (Natrium Karbonat) anhidrat yang dipakai memberikan suasana
basa sehingga glukosa menjadi enol reaktif, lalu enol reaktif akan
mereduksi Cu2+. Dalam uji ini, Na sitrat diganti dengan gliserol, karena
na sitrat sifatnya lebih mudah mengikat Ca daripada Cu, oleh karena
digunakanlah gliserol yang mudah mengikat Cu.
Reaksi yang terjadi :
2Cu2++ + 4OH-Cu2O+ 2H2
14. 13
Percobaan 9: Pemecahan pigmen eritrosit
Prinsip kerja dari percobaan ini untuh pemecahan eritrosit dengan
menggunakan aquades sebagai pengencer dan pemanasan larutan untuk
pemecahan eritrosit.Air bersifat hipotonis sedangkan darah bersifat
hipertonis. Air akan masuk ke dalam sel darah sehingga eritrosit
menggembung dan pecah. Hb menyebabkan warna merah. Fe2+ keluar
dari heme sehingga warna menjadi merah cokelat.
Percobaan 10: Uji Benzidine
Prinsip kerja dalam uji benzidine /alders ini menggunakan p-
diamimodiphenyl (larutan tauber) dan hydrogen peroksida sebagai
reagent.Uji ini berdasarkan fakta bahwa hemoglobin dapat berfungsi
seperti enzim peroksidase. Yang mempercepat oksdasi substrat tertentu
seperti phenol atau amina aromatic. Ketika benzidine dan hydrogen
peroksida ditambahkan darah, suatu reaksi redoks akan terjai yang
mengkonversi benzidine menjadi produk dengan warna hijau kebiruan
yang dikenal sebagai dianzo.
Hasil reaksi :
Fe2+ + H2O2 Fe3+ + OH- + OH
15. 14
BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, kami menarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Dalam proses pembekuan darah, memerlukan fibrin dan Ca.
2. Dalam plasma darah terdapat protein (albumin dan globulin),
karbohidrat (glukosa), danelektrolit (Ca, K, Cl, dan P)
3. Hemoglobin dalam eritrosit dapat bersifat seperti enzim ketika di
beri reagen tertentu.
16. 15
DAFTAR PUSTAKA
Murray, Robert K. et. al. 2006.Biokimia Harper Edisi 27.Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Ganong, W. F. 2003. Fisiologi Kedokteran
Pearce, Evelyn. C. 2006; “Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis”. PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Poeidjiadi, dkk. 2007. Dasar Dasar Biokimia. Jakarta: Universitas
Indonesia
Yazid, Estien; Nursanti, Lisda.2006. Penuntun Praktikum biokimia untuk
Mahasiswa Analis. Yogyakarta: Penerbit ANDI
Hawab, H.M. 2003. Pengantar Biokimia. Malang: Bayumedia Publishing.
Rodwell, V. W. (2015). Harper’s Illustrated Biochemistry (30th ed.). New
York:Mc-Graw Hill.
Tortora, G. J. (2014). Principles of Anatomy and Physiology (14th
ed.).USA:Wiley.
Sherwood, L. (2013). Human Physiology from Cells to Systems (8th
ed.).Canada: Cengage Learning.
Hall, J. E. (2014). Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology (12th
ed.).USA: Saunders.
Sunarya, Y. (2013). Kimia Dasar 2 (2 th ed.). Bandung: CV Yrama Widya.