SlideShare a Scribd company logo
1 of 61
BAB 9
SISTEM
KOORDINASI
Biologi SMA/MA Kelas XI
KOMPETENSI DASAR
• Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ
pada sistem koordinasi dan mebgaitkannya dengan proses
koordinasi sehingga dapat menjelaskan peran saraf dan hormon
dalam mekanisme koordinasi dan regulasi serta gangguan fungsi
yang mungkin terjadi pada sistem koordinasi manusia melalui studi
literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi.
• Mengevaluasi pemahaman diri tentang bahaya penggunaan
senyawa psikotropika dan dampaknya terhadap kesehatan diri,
lingkungan, dan masyarakat.
• Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi
saraf dan hormon pada sistem koordinasi yang disebabkan oleh
senyawa psikotropika yang menyebabkan gangguan sistem
koordinasi manusia dan melakukan kampanye antinarkoba pada
berbagai media.
• Melakukan kampanye antinarkoba melalui berbagai bentuk media
komunikasi, baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat.
TUJUAN PEMBELAJARAN AFEKTIF
• Siswa dapat mengubah sikap untuk mengagumi
keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang
struktur, fungsi, dan bioproses sistem koordinasi pada
manusia.
• Siswa dapat menunjukkan sikap ilmiah, yaitu teliti,
tekun, jujur sesuai dengan data dan fakta, disiplin,
tanggung jawab, peduli lingkungan, gotong royong,
serta bekerja sama dalam melakukan observasi dan
eksperiman tentang sistem koordinasi pada manusia.
• Siswa dapat mengubah sikap untuk peduli terhadap
keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan
prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan
pengamatan dan percobaan sistem koordinasi di
laboratorium dan di lingkungan sekitar.
TUJUAN PEMBELAJARAN KOGNITIF
• Siswa dapat memerinci organ-organ yang tergabung dalam
sistem koordinasi dengan menggunakan gambar/torso
manusia.
• Siswa dapat menunjukkan bagian-bagian neuron dengan
menggunakan gambar neuron.
• Siswa dapat memberikan contoh-contoh gerak refleks yang
biasa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
• Siswa dapat menjelaskan mekanisme penghantaran impuls
dengan menggunakan gambar.
• Siswa dapat menjelaskan struktur sistem saraf pusat melalui
pengamatan gambar.
• Siswa dapat mengumpulkan informasi atau data-data yang
berkaitan dengan susunan saraf tepi dari media.
TUJUAN PEMBELAJARAN
KOGNITIF (lanj.)
• Siswa dapat menganalisis berbagai jenis hormon yang
dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar endokrin.
• Siswa dapat menganalisis perbedaan sistem saraf dengan
sistem hormon.
• Siswa dapat menunjukkan struktur panca indra (mata,
telinga, kulit, lidah, dan hidung) dengan menggunakan
gambar.
• Siswa dapat menyajikan hasil analisis kelainan dan
gangguan sistem koordinasi melalui media presentasi.
• Siswa dapat menjelaskan mekanisme melihat dengan
menggunakan bagan.
• Siswa dapat mengurutkan tahapan mekanisme melihat oleh
mata.
TUJUAN PEMBELAJARAN
PSIKOMOTORIK
• Siswa dapat mengumpulkan data informasi berbagai jenis
NAPZA besarta bahayanya melalui media internet.
• Siswa dapat menentukan kiat-kiat untuk menghindari
penyalahgunaan NAPZA.
• Siswa dapat melakukan percobaan untuk menentukan area
kepekaan lidah terhadap rasa.
Tahukah Anda, bagaimana mekanisme kerja organ-
organ sistem indra berikut?
I. SISTEM SARAF PADA MANUSIA
• Neuron merupakan unit fungsional sistem saraf, terdiri atas
bagian:
• Badan sel. Berfungsi mengendalikan metabolisme
keseluruhan neuron.
• Dendrit. Juluran sitoplasma untuk menerima impuls
dari sel lain untuk dikirimkan ke badan sel.
• Akson. Juluran sitoplasma yang panjang untuk
mengirimkan impuls ke neuron lainnya. Akson
dibungkus selubung mielin. Bagian akson tanpa
mielin disebut nodus Ranvier untuk mempercepat
jalannya impuls. Mielin ditutupi oleh selubung
Schwann (neurilema).
A. Neuron (Sel Saraf)
• Neuron tidak dapat melakukan mitosis, namun serabutnya
dapat beregenerasi.
• Neuron berdasarkan fungsi:
• Neuron sensor (aferen): menghantarkan impuls dari organ
sensor ke saraf pusat.
• Neuron motor (eferen): menghantarkan impuls dari saraf
pusat ke organ motor atau kelenjar.
• Neuron konektor: penghubung antar neuron.
• Neuron berdasarkan juluran sitoplasma:
• Neuron multipolar: satu akson dan dua dendrit atau lebih.
• Neuron bipolar: dua juluran berupa dendrit dan akson.
• Neuron unipolar: neuron bipolar yang tampak hanya
memiliki satu juluran dari badan sel karena akson dan
dendritnya berfusi.
Gambar 9.3. Struktur sel saraf (neuron)
B. Sel Neuroglia (Glia)
Adalah sel penunjang pada saraf pusat yang berfungsi
sebagai jaringan ikat.
Jenis sel glia:
• Astrosit, sebagai lem yang menyatukan neuron.
• Oligodendrosit, membentuk lapisan mielin.
• Mikroglia, untuk pertahanan imun.
• Sel ependima, membran epitelium yang melapisi rongga
serebral dan medula spinalis.
C. Sinapsis
• Adalah hubungan satu neuron dengan yang lain; titik temu
ujung akson satu neuron dengan dendrit dari neuron lain;
atau hubungan ke otot dan kelenjar.
• Bagian sinapsis: prasinaps (bagian akson terminal), celah
sinaps (ruang antara prasinaps dengan pascasinaps),
dan pascasinaps (bagian dendrit).
• Pada celah sinaps terdapat substansi kimia neurotransmiter
untuk mengirimkan impuls.
• Neurotransmiter dapat bersifat eksitasi (meningkatkan
impuls) atau inhibisi (menghambat impuls).
Sinapsis
D. Impuls Saraf, Gerak Sadar, dan
Refleks
• Impuls saraf adalah rangsangan yang diterima oleh reseptor
dari lingkungan luar, kemudian dibawa oleh neuron menjalari
serabut saraf.
• Impuls akan menyebabkan terjadinya gerakan.
• Gerak sadar (disengaja/disadari):
impuls  reseptor/indra  saraf sensoris  otak 
saraf motor  efektor/otot
• Gerak refleks (tidak disengaja/tidak disadari):
Impuls  reseptor/indra  saraf sensoris  sumsum
tulang belakang  saraf motor  efektor/otot
E. Mekanisme Penghantaran Impuls
• Impuls yang diterima oleh reseptor dihantarkan oleh
dendrit menuju badan sel saraf dan akson,
kemudian dihantarkan ke neuron lainnya.
• Neuron dalam keadaan istirahat memiliki energi
potensial membran untuk bekerja mengirim impuls.
Energi tersebut dihasilkan oleh perbedaan
komposisi ion intraseluler dan ekstraseluler.
• Di dalam sel, kation (ion positif) utama adalah K+,
dan Na+ rendah. Di luar sel, kation utamanya Na+.
K+ rendah.
• Energi dipertahankan dengan cara pompa K+ ke
dalam sel dan Na+ ke luar sel.
Tahap penghantaran impuls
• Tahap istirahat (polarisasi). Neuron tidak menghantarkan
impuls, ekstraseluler bermuatan positif (+) dan intraseluler
bermuatan negatif (-).
• Tahap depolarisasi. Neuron mendapat rangsang, saluran Na+
terbuka dan Na+ masuk ke dalam sel. Terjadi perubahan
muatan listrik: ekstraseluler bermuatan negatif, intraseluler
bermuatan positif.
• Tahap repolarisasi. Saluran Na+ tertutup, saluran K+ terbuka
sehingga K+ keluar. Kondisi akan kembali seperti tahap
istirahat.
F. Sistem Saraf Pusat (SSP)
• Terdiri atas otak (serebral) dan sumsum tulang belakang
(medula spinalis). Keduanya dilapisi jaringan ikat yang
disebut meninges, yang terdiri atas:
• Pia meter, lapisan paling dalam dan mengandung
pembuluh darah.
• Araknoid, lapisan tengah dan mengandung sedikit
pembuluh darah.
• Dura meter, lapisan terluar yang terdiri atas dua
lapisan. Lapisan terluar melekat pada kranium.
• Otak dan medula spinalis memiliki substansi abu-abu
(bagian luar) dan substansi putih (bagian dalam).
1. OTAK
Tersusun dari 100 milyar neuron yang terhubung oleh sinapsis
membentuk anyaman kompleks.
Bagian-bagian otak:
(1) Serebrum (otak besar). Mengisi bagian depan dan atas
rongga tengkorak. Bagian terluarnya disebut korteks
serebral, dan bagian dalamnya disebut nukleus (ganglia)
basal. Area fungsional korteks serebral:
• Area motor primer, mengendalikan kemampuan bicara.
• Area sensor korteks, meliputi area sensor, area visual,
area auditori, area alfaktori, dan area pengecap.
• Area asosiasi, meliputi area frontal (pusat intelektual dan
fisik), area somatik (pusat interpretasi), area visual, dan
area wicara Wernicke.
Nukleus basal merupakan pusat koordinasi motor.
Bagian-bagian otak
Area fungsional serebrum
(2) Diensefalon. Terletak di antara serebrum dan otak tengah.
Terdiri atas:
• Talamus, berfungsi menerima dan meneruskan
impuls ke korteks otak besar, serta berperan dalam
sistem kesadaran dan kontrol motor.
• Hipotalamus, berfungsi mengendalikan sistem saraf
otonom, pusat pengaturan emosi, dan memengaruhi
sistem endokrin.
• Epitalamus, berperan dalam dorongan emosi.
(3) Sistem limbik, yaitu cincin struktur otak depan yang
mengelilingi otak dan berfungsi dalam pengaturan emosi,
mempertahankan kelangsungan hidup, pola perilaku
soioseksual, motivasi, dan belajar.
Sistem limbik penciuman dan respons emosional
(4) Mesensefalon (otak tengah), menghubungkan pons dan
serebelum (otak kecil) dengan otak besar, berfungsi sebagai
jalur penghantar dan pusat refleks, serta meneruskan
informasi penglihatan dan pendengaran.
(5) Pons Varolii (jembatan varol), mengatur frekuensi dan
kekuatan bernapas.
(6) Serebelum (otak kecil), mempertahankan keseimbangan,
kontrol gerakan mata, meningkatkan kontraksi otot, serta
koordinasi gerakan sadar yang berkaitan dengan
keterampilan.
(7) Medula oblongata, berfungsi dalam pengendalian ferkuensi
denyut jantung, tekanan darah, pernapasan, gerakan alat
pencernaan makanan, menelan, muntah, sekresi kelenjar
pencernaan, dan mengatur gerak refleks.
(8) Formasi retikuler, berfungsi memicu dan mempertahankan
kewaspadaan serta kesadaran.
2. MEDULA SPINALIS (SUMSUM TULANG BELAKANG)
• Berfungsi mengendalikan aktivitas refleks, komunikasi antara
otak dengan semua bagian tubuh, serta menghantarkan
rangsangan koordinasi antara otot dan sendi ke serebelum.
• Substansi abu-abu mengisi struktur dalam dan substansi putih
mengisi struktur bagian luar.
Struktur medua spinalis
G. Sistem Saraf Tepi (SST)
1. Saraf kranial
No Nama saraf kranial Fungsi
1 Saraf olfaktori (CN I) Indra penciuman
2 Saraf optik (CN II) Indra penglihatan
3 Saraf okulomotor (CN III) Impuls dari dan ke otot mata
4 Saraf troklear (CN IV) Impuls dari dan ke otot sadar mata
5 Saraf trigeminal (CN V) Impuls otot mastikasi, wajah, hidung, dan mulut
6 Saraf abdusen (CN VI) Impuls dari dan ke otot rektus lateral mata
7 Saraf fasial (CN VII) Impuls ekspresi wajah, lidah, kelenjar air mata dan saliva
8 Saraf vestibulokoklear (CN VIII) Impuls dari indra pendengaran
9 Saraf glosofaring (CN IX) Impuls otot bicara, menelan, kelenjar liudah, rasa pada lidah
10 Saraf vagus (CN X) Impuls organ pada toraks dan abdomen
11 Saraf aksesori spinal (CN XI) Impuls faring, laring, trapezius, dan sternokleidomastoid
12 Saraf hipoglosal (CN XII) Impuls dari dan ke otot lidah
2. Saraf spinal
• Terdiri atas 31 pasang saraf yang muncul dari segmen-
segmen medula spinalis dan diberi nama sesuai nama ruas
tulang belakang.
Berdasarkan arah impuls, SST dibagi menjadi divisi
aferen (membawa informasi dari reseptor ke SSP
dan divisi eferen (membawa instruksi dari SSP ke
organ efektor.
Divisi eferen: sistem saraf somatik (neuron motor
pada otot rangka) dan sistem saraf otonom (neuron
motor pada otot polos)
Sistem saraf otonom: sistem saraf simpatis dan
sistem saraf parasimpatis.
Perbedaan Saraf Simpatis Saraf Parasimpatis
Asal serat saraf Berasal dari bagian toraks
dan lumbar medula
spinalis
Berasal dari area
kranium (kepala) dan
sakrum
Ukuran serat
praganglion
Pendek Panjang
Ukuran serat
pascaganglion
Panjang Pendek
Jenis
neurotransmiter
Aaasetilkolin dan
noradrenalin
Asetilkolin
efek Untuk aktivitas fisik berat Untuk keadaan tenang
Perbedaan saraf simpatis dengan parasimpatis
H. Gangguan Sistem Saraf
• Meningitis, radang selaput otak karena infeksi bakteri atau virus.
• Ensefalitis, peradangan jaringan otak, biasanya disebabkan oleh virus.
• Neuritis, gangguan saraf tepi akibat peradangan, keracunan, atau
tekanan.
• Rasa baal (kebas) dan kesemutan, gangguan sistem saraf akibat
gangguan metabolisme, tertutupnya aliran darah, atau kekurangan
vitamin neurotropik (B1, B6, dan B12).
• Epilepsi (ayan), penyakit serangan mendadak karena trauma kepala,
tumor otak, kerusakan otak saat kelahiran, stroke, dan alkohol.
• Alzheimer, sindrom kematian sel otak secara bersamaan.
• Gegar otak, bergeraknya jaringan otak dalam tengkorak menyebabkan
perubahan fungsi mental atau kesadaran.
II. SISTEM ENDOKRIN (HORMON)
• Sistem endokrin adalah sekumpulan kelenjar dan organ yang
memproduksi hormon, yaitu senyawa organik pembawa
pesan kimiawi di dalam aliran darah menuju sel atau jaringan
tubuh.
• Sistem endokrin berinteraksi dengan sistem saraf berfungsi
mengatur aktivitas tubuh seperti metabolisme, homeostasis,
pertumbuhan, perkembangan seksual dan siklus reproduksi,
siklus tidur, serta siklus nutrisi.
A. Karakteristik Kelenjar Endokrin
• Tidak memiliki saluran dan menyekresikan hormon
langsung ke dalam cairan di sekitar sel.
• Menyekresi lebih dari satu jenis hormon, kecuali
kelenjar paratiroid.
• Memiliki sejumlah sel sekretori yang dikelilingi
banyak pembuluh darah dan ditopang oleh jaringan
ikat.
• Masa aktif kelenjar endokrin dalam menghasilkan
hormon berbeda-beda.
• Sekresi hormon dapat distimulasi atau dihambat
oleh kadar hormon lainnya dan senyawa nonhormon
dalam darah, serta impuls saraf.
B. Kelenjar Endokrin dan Sekresi
Hormon
1. HIPOFISIS (PITUITARI)
a. Lobus anterior, menghasilkan hormon:
• Hormon pertumbuhan (Growth Hormone/GH):
Mengendalikan pertumbuhan sel, tulang, dan
kartilago; mengatur laju sintesis protein; serta
mengatur pemakaian lemak.
• Hormon perangsang tiroid (Thyroid Stimulating
Hormone/TSH): meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan kelenjar tiroid (gondok), laju produksi
hormonnya (tiroksin), dan metabolisme sel.
• Hormon adrenokortikotropik (Adrenocorticotropic
Hormone/ACTH): merangsang kelenjar korteks
adrenal untuk menyekresi glukokortikoid.
• Hormon gonadotropin:
Follicle Stimulating Hormone (FSH): menstimulasi
pertumbuhan foliker ovarium dan memproduksi
hormon estrogen (wanita); menstimulasi
pertumbuhan dan perkembangan spermatozoa
(laki-laki)
Luteinizing Hormone (LH): bekerjasama dengan
FSH menstimulasi produksi estroge, berperan
dalam ovulasi dan sekresi progesteron (wanita);
menstimulasi produksi testosteron (laki-laki)
b. Lobus intermedia, menghasilkan endorfin
(mengilangkan nyeri alamiah, merespon stres, dan
aktivitas seperti olahraga) dan Melanocyte
Stimulating Hormone (MSH) (merangsang
pembentukan pigmen dan penyebaran sel
penghasilnya (melanosit) pada epidermis.
c. Lobus inferior, menghasilkan Antidiuretic
Hormone (ADH) (menurunkan volume air yang
hilang dalam urine) dan oksitosin (menstimulasi
kontraksi otot polos saat melahirkan dan
pengeluaran ASI pada ibu menyusui.
2. TIROID (KELENJAR GONDOK)
• Menghasilkan hormon tiroksin (meningkatkan laju
metabolisme sel, menstimulasi konsumsi oksigen,
meningkatkan pengeluaran energi panas, serta mengatur
pertumbuhan dan perkembangan normal tulang, gigi,
jaringan ikat, dan saraf) dan triiodotironin.
3. PARATIROID (KELENJAR ANAK GONDOK)
• Menghasilkan hormon parathormon (parathyroid
Hormone/PTH) untuk mengendalikan keseimbangan kalsium
dan fosfat dalam tubuh melalui stimulasi aktivitas osteoklas
(sel penghancur tulang), aktivasi vitamin D, dan stimulasi
reabsorpsi kalsium dari tubulus ginjal.
4. ADRENAL (SUPRARENALIS/ANAK GINJAL)
• Adrenal bagian medula menghasilkan adrenalin
(epinefrin) (meningkatkan frekuensi jantung,
metabolisme, dan konsumsi oksigen) dan
noradrenalin (norepinefrin) (meningkatkan tekanan
darah dan menstimulasi otot jantung).
• Adrenal bagian korteks menghasilkan aldosteron
(mengatur keseimbangan air dan elektrolit),
glukokortikoid (memengaruhi metabolisme glukosa,
protein, lemak, dan menjaga membran lisosom),
dan gonadokortikoid (sebagai prekursor
pengubahan testosteron dan estrogen oleh jaringan
lain.
5. PANKREAS
• Menghasilkan hormon glukagon (meningkatkan penguraian
glikogen di hati menjadi glukosa, dan sintesis glukosa dari
sumber nonkarbohidrat), insulin (menurunkan katabolisme
lemak dan protein, menurunkan kadar gula darah, serta
meningkatkan sintesis protein dan lemak), somatostatin
(penghalang hormon pertumbuhan dan penghambat sekresi
glukagon dan insulin), dan polipeptida pankreas (fungsi
belum diketahui)
6. PINEAL (EPIFISIS SEREBRI)
• Menghasilkan melatonin yang berpengaruh pada pelepasan
gonadotropin dan menghambat produksi melanin.
7. TIMUS
• Menghasilkan timosin untuk pengendalian perkembangan
sistem imun.
8. OVARIUM, TESTIS DAN PLASENTA
• Ovarium menghasilkan estrogen dan progesteron; testis
menghasilkan testosteron; plasenta menghasilkan
gonadotropin korion, estrogen, progesteron, dan
somatotropin.
Kelenjar endokrin pada manusia
III. PERBEDAAN SISTEM SARAF
DENGAN SISTEM ENDOKRIN
No Aspek
Pembeda
Sistem Hormon Sistem Saraf
1. Aksi Lambat Cepat atau segera
2. Respons Tidak langsung, distribusi
lebih luas
Langsung, distribusi lebih
sempit
3. Pengaturan Jangka panjang (misal
pertumbuhan)
Jangka pendek (misal
kontraksi otot jantung)
4. Sekresi Hormon Neurotransmiter
5. Komunikasi Melalui sistem sirkulasi Antarneuron melalui
sinapsis
IV. SISTEM INDRA
• Mata adalah sistem optik yang memfokuskan berkas
cahaya pada fotoreseptor dan mengubah energi
cahaya menjadi impuls saraf.
• Aksesori mata: alis, orbita, kelopak mata, otot mata,
dan air mata.
A. Indra Penglihat (Mata)
Struktur mata
• Lapisan luar bola mata: tunika fibrosa, sklera, dan
kornea (untuk mentransmisikan dan memfokuskan
cahaya).
• Lapisan tengah bola mata: koroid, badan siliari, iris
(bagian yang berwarna, mengendalikan diameter
pupil), dan pupil (ruang terbuka yang dilalui cahaya)
• Lensa, struktur bikonveks yang bening.
• Rongga mata, ruang anterior berisi aqueous humor
(mengandung nutrisi untuk lensa dan kornea) dan
ruang posterior berisi vitreous humor
(mempertahankan bentuk bola mata dan posisi
retina terhadap kornea).
• Retina, lapisan paling dalam, tersusun dari:
• Bagian luar, terpigmentasi dan menyimpan vitamin A
• Bagian dalam, terdapat sel batang (berpigmen
rodopsin, tidak sensitif terhadap warna) dan sel
kerucut (berpigmen iodopsin, sensitif terhadap
warna).
• Lutea makula
• Fovea sentralis (bintik kuning). Jika bayangan
benda tepat jatuh di bintik kuning, bayangan akan
terlihat jelas.
• Saraf mata, terhubung di sisi superior kelenjar
hipofisis.
• Bintik buta, bagian yang tidak mengandung
fotoreseptor.
Anatomi mata manusia
Anatomi mata manusia
1. MEKANISME MELIHAT
• Cahaya yang dipantulkan oleh benda ditangkap
mata, menembus kornea dan pupil.
• Inttensitas cahaya diatur oleh pupil, lalu cahaya
diteruskan menembus lensa mata ke retina.
• Daya akomodasi mata mengatur cahaya agar tepat
jatuh di bintik kuning retina.
• Impuls cahaya disampaikan saraf optik ke otak.
• Cahaya akan diinterpretasikan sehingga kita bisa
mengetahui apa yang kita lihat.
Titik jauh: jarak benda terjauh yang masih dapat
dilihat dengan jelas.
Titik dekat: jarak benda terdekat yang masih dapat
dilihat dengan jelas.
2. ADAPTASI TERHADAP GELAP DAN TERANG
• Adalah penyesuaian penglihatan secara otomatis
terhadap intensitas cahaya yang memasuki retina
saat bergerak dari tempat gelap ke tempat terang,
atau sebaliknya.
• Dalam cahaya terang, semua rodopsin akan terurai
dengan cepat dan hanya tersisa sedikit. Berpindah
tempat dari terang ke gelap akan membutuhkan
waktu untuk menyintesis ulang rodopsin agar dapat
melihat jelas pada kondisi gelap.
• Sintesis rodopsin dan iodopsin perlu vitamin A.
• Pupil akan melebar dalam ruang gelap dan
menyempit dalam ruang terang
3. GANGGUAN/KELAINAN MATA
• Miopia (rabun dekat)
• Hipermetropia (rabun jauh)
• Presbiopia
• Kebutaan
• Kerabunan
• Rabun senja
• Buta warna
• Katarak
• Astigmatisma
• Mata juling (strabismus)
B. Indra Pembau (Hidung)
• Hidung memiliki kemoreseptor olfaktori untuk menerima
rangsangan berupa bau atau zat kimia yang berbentuk gas.
• Epitelium olfaktori mengandung sel penunjang, sel basal, dan
sel olfaktori.
• Mekanisme mencium bau: gas masuk ke hidung  larut
pada selaput mukosa  merangsang silia sel reseptor 
rangsangan diteruskan ke otak untuk diolah  jenis bau
dapat diketahui.
• Gangguan indra pembau: hiposmia dan anosmia,
hiperosmia, sinusitis, dan polip.
Epitelium olfaktori
C. Indra Pengecap (Lidah)
• Lidah memiliki kemoreseptor berupa kuncup pengecap yang
terdapat pada papila lidah langit-langit lunak, epiglotis, dan
faring.
• Bentuk papila: filiformis (kerucut), fungiformis (bulat),
sirkumvalata (menonjol dan tersusun seperti huruf V), dan
foliata (seperti daun).
• Area kepekaan rasa:
• Rasa manis, di ujung lidah.
• Rasa asin, reseptor banyak di bagian samping.
• Resa asam, bagian samping lidah agak ke belakang.
• Rasa pahit, bagian belakang pangkal lidah.
D. Indra Pendengar (Telinga)
Struktur telinga
• Telinga luar: pinna/aurikula (daun telinga) dan membran
timpanum (gendang pendengar).
• Telinga tengah: tabung Eustachius (penghubung telinga
dengan faring, berfungsi menyeimbangkan tekanan udara
pada kedua sisi membran timpanum) dan osikel auditori
(tulang pendengaran maleus (martil), inkus (landasan), dan
stapes (sanggurdi)).
• Telinga dalam: labirin tulang (terbagi menjadi vestibula
(mengandung reseptor keseimbangan tubuh), kanalis
semisirkularis (tiga saluran setengah lingkaran), dan koklea
(mengandung reseptor pendengaran)) dan labirin
membranosa (terdiri dari utrikulus dan sakulus yang
dihubungkan oleh duktus endolimfa).
1. MEKANISME MENDENGAR
• Gelombang bunyi ditangkap daun telinga  ke kanal auditori
eksternal  membantuk getaran pada membran timpanum
 ke osikel auditori  ke fenestra vestibuli  terbentuk
gelombang tekanan pada perilimfa skala vestibuli  ke skala
timpani  getaran pada membran basilar  sel-sel rambut
melengkung  memicu impuls saraf  ke serabut saraf
vestibulokoklear (CN VIII)  ke korteks auditori di otak 
bunyi diinterpretasikan.
2. PERANAN TELINGA DALAM KESEIMBANGAN
a. Ekuilibrium statis: kesadaran akan posisi kepala
terhadap gaya gravitasi jika tubuh diam.
• Reseptor yang berperan: makula pada dinding
utrikulus dan sakulus. Makula terdiri atas sel
penunjang dan sel rambut. Kumpulan sel rambut
membentuk masa gelatin yang mengandung otolit.
• Jika posisi kepala tegak lurus, otolit berada di
puncak sel rambut. Jika kepala miring arah otolit
berubah dan sel rambut melengkung  aktivasi sel
reseptor  ke saraf vestibulokoklear.
b. Ekuilibrium dinamis: kesadaran akan posisi kepala saat
merespons gerakan.
• Reseptor yang berperan: ampula yang berisi krista, pada
duktus semisirkular.
• Krista terdiri atas sel penunjang dan sel rambut yang
menonjol membentuk lapisan gelatin kupula
3. GANGGUAN INDRA PENDENGAR
• Tuli (tuna rungu), furunkulosis, otitis media, dan mastoiditis.
E. Indra Peraba (Kulit)
Reseptor sensor pada kulit:
• Korpuskula Pacini, mendeteksi tekanan yang
dalam (kuat) dan getaran.
• Korpuskula Meissner, mendeteksi sentuhan.
• Cakram Merkel, mendeteksi sentuhan dan sebagai
reseptor raba yang beradaptasi lambat.
• Korpuskula Ruffini, reseptor tekanan dan
tegangan di sekitar jaringan ikat.
• Ujung bulbus Krause, mendeteksi tekanan
sentuhan, kesadaran posisi, dan gerakan.
• Ujung saraf bebas, mendeteksi rasa nyeri,
sentuhan ringan, dan suhu (panas/dingin).
V. PENGARUH NAPZATERHADAP
SISTEM KOORDINASI
• NAPZA adalah singkatan dari narkotika,
psikotropika, dan zat adiktif, yaitu zat-zat yang jika
dikonsumsi akan memengaruhi sistem saraf pusat.
• Narkotika: zat/obat yang menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi/menghilangkan rasa nyeri, dan menimbulkan
ketergantungan.
• Psikotropika: zat/obat yang menyebabkan perubahan pada
aktivitas normal dan perilaku.
• Zat adiktif: zat/obat yang dapat menyebabkan ketagihan.
A. Pengertian NAPZA
B. Jenis NAPZA
1. Stimulan, dapat merangsang sistemsaraf pusat dan
menyebabkan organ tubuh bekerja lebih cepat.
Penggunanya lebih bertenaga serta lebih senang dan
gembira untuk sementara waktu. Contoh: amfetamin,
ekstasi, kokain, kafein, dan alkohol.
2. Depresan, menekan/mengurangi kerja sistem saraf
sehingga menurunkan aktivitas pemakainya menjadi
lambat atau tertidur. Contoh: opiat, barbiturat, alkohol,
dan ganja.
3. Halusinogen, mengacaukan sistem saraf pusat,
memberi mengaruh halusinasi berlebihan, dan
khawatir berlebihan. Contoh: ganja, bunga kecubung,
lem, bensin, dan jamur kotoran sapi.
C. Dampak Buruk Penyalahgunaan
NAPZA
Gangguan fisik
• Jumlah zat yang sama tidak mampu menghasilkan
rasa atau akibat yang sama.
• Gejala berhenti menggunakan obat: rasa sakit di
sekujur tubuh.
• Mengacaukan denyut nadi, jantung, dan paru-paru.
Psikologis
• Kemampuan berpikir rasional menurun drastis.
• Ketergantungan psikologis
• Gangguan mental dan emosional
Ekonomi
• Butuh biaya besar untuk memenuhi ketergantungan terhadap
obat-obatan.
• Kerugian dalam berbagai aspek, seperti kemanan, biaya
kesehatan, dan kesempatan pendidikan.
Sosial
• Rusuknya hubungan kekeluargaan dan pertemanan.
• Berpengaruh pada kesehatan masyarakat.
D. Kiat-kiat Menghindari
Penyalahgunaan NAPZA
• Tidak mencoba-coba menggunakan obat terlarang.
• Meyakinkan diri tidak membutuhkan NAPZA dalam
menghadapi persoalan hidup.
• Membatasi pergaulan dengan kelompok pengguna
NAPZA.

More Related Content

What's hot

MATERI Sistem indra KELAS XI SMA
MATERI Sistem indra KELAS XI SMAMATERI Sistem indra KELAS XI SMA
MATERI Sistem indra KELAS XI SMAZona Bebas
 
SISTEM GERAK PADA MANUSIA KELAS XI IPA
SISTEM GERAK PADA MANUSIA KELAS XI IPASISTEM GERAK PADA MANUSIA KELAS XI IPA
SISTEM GERAK PADA MANUSIA KELAS XI IPADeybi Wasida
 
MATERI Sistem eksresi KELAS XII SMA
MATERI Sistem eksresi KELAS XII SMAMATERI Sistem eksresi KELAS XII SMA
MATERI Sistem eksresi KELAS XII SMAZona Bebas
 
Anatomi dan fisiologi sel
Anatomi dan fisiologi selAnatomi dan fisiologi sel
Anatomi dan fisiologi selHetty Astri
 
MATERI Sistem hormon KELAS XII SMA
MATERI Sistem hormon KELAS XII SMAMATERI Sistem hormon KELAS XII SMA
MATERI Sistem hormon KELAS XII SMAZona Bebas
 
Power Point Biologi SMA Kelas XI Sistem Ekskresi Pada Manusia
Power Point Biologi SMA Kelas XI Sistem Ekskresi Pada ManusiaPower Point Biologi SMA Kelas XI Sistem Ekskresi Pada Manusia
Power Point Biologi SMA Kelas XI Sistem Ekskresi Pada ManusiaRian Maulana
 
PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1indri yetti
 
Sistem Reproduksi Manusia Kelas XI IPA
Sistem Reproduksi Manusia Kelas XI IPASistem Reproduksi Manusia Kelas XI IPA
Sistem Reproduksi Manusia Kelas XI IPAMutiara Dwi Faiska
 
Jaringan saraf hewan (2)
Jaringan saraf hewan (2)Jaringan saraf hewan (2)
Jaringan saraf hewan (2)Joko Setiawan
 
Obat sistem endokrin
Obat sistem endokrin Obat sistem endokrin
Obat sistem endokrin Dedi Kun
 

What's hot (20)

MATERI Sistem indra KELAS XI SMA
MATERI Sistem indra KELAS XI SMAMATERI Sistem indra KELAS XI SMA
MATERI Sistem indra KELAS XI SMA
 
SISTEM GERAK PADA MANUSIA KELAS XI IPA
SISTEM GERAK PADA MANUSIA KELAS XI IPASISTEM GERAK PADA MANUSIA KELAS XI IPA
SISTEM GERAK PADA MANUSIA KELAS XI IPA
 
Materi biologi x ppt bab 11 fix
Materi biologi x ppt bab 11 fixMateri biologi x ppt bab 11 fix
Materi biologi x ppt bab 11 fix
 
Sistem koordinasi
Sistem koordinasiSistem koordinasi
Sistem koordinasi
 
SISTEM HORMON
SISTEM HORMON SISTEM HORMON
SISTEM HORMON
 
MATERI Sistem eksresi KELAS XII SMA
MATERI Sistem eksresi KELAS XII SMAMATERI Sistem eksresi KELAS XII SMA
MATERI Sistem eksresi KELAS XII SMA
 
Anatomi dan fisiologi sel
Anatomi dan fisiologi selAnatomi dan fisiologi sel
Anatomi dan fisiologi sel
 
PPT Sistem Koordinasi
PPT Sistem KoordinasiPPT Sistem Koordinasi
PPT Sistem Koordinasi
 
MATERI Sistem hormon KELAS XII SMA
MATERI Sistem hormon KELAS XII SMAMATERI Sistem hormon KELAS XII SMA
MATERI Sistem hormon KELAS XII SMA
 
Power Point Biologi SMA Kelas XI Sistem Ekskresi Pada Manusia
Power Point Biologi SMA Kelas XI Sistem Ekskresi Pada ManusiaPower Point Biologi SMA Kelas XI Sistem Ekskresi Pada Manusia
Power Point Biologi SMA Kelas XI Sistem Ekskresi Pada Manusia
 
Mitokondria
MitokondriaMitokondria
Mitokondria
 
Materi biologi x ppt bab 8 fix
Materi biologi x ppt bab 8 fixMateri biologi x ppt bab 8 fix
Materi biologi x ppt bab 8 fix
 
Makalah sistem urinaria
Makalah sistem urinariaMakalah sistem urinaria
Makalah sistem urinaria
 
PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1
 
Sistem Reproduksi Manusia Kelas XI IPA
Sistem Reproduksi Manusia Kelas XI IPASistem Reproduksi Manusia Kelas XI IPA
Sistem Reproduksi Manusia Kelas XI IPA
 
Jaringan saraf hewan (2)
Jaringan saraf hewan (2)Jaringan saraf hewan (2)
Jaringan saraf hewan (2)
 
Materi biologi x ppt bab 4 fix
Materi biologi x ppt bab 4 fixMateri biologi x ppt bab 4 fix
Materi biologi x ppt bab 4 fix
 
Sistem endokrin
Sistem endokrinSistem endokrin
Sistem endokrin
 
Antibiotik Penicilin
Antibiotik PenicilinAntibiotik Penicilin
Antibiotik Penicilin
 
Obat sistem endokrin
Obat sistem endokrin Obat sistem endokrin
Obat sistem endokrin
 

Viewers also liked

Sistem saraf
Sistem sarafSistem saraf
Sistem sarafKei Che
 
Bab 9 sistem koordinasi
Bab 9 sistem koordinasiBab 9 sistem koordinasi
Bab 9 sistem koordinasiKevin Simbolon
 
Bab 8 sistem regulasi manusia
Bab 8 sistem regulasi manusiaBab 8 sistem regulasi manusia
Bab 8 sistem regulasi manusiaRio Armando
 
Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap
Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarapModul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap
Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarapsuher lambang
 
Medula spinalis
Medula spinalisMedula spinalis
Medula spinaliselmakrufi
 
Power Point Interaktif Sistem Reproduksi Manusia
Power Point Interaktif Sistem Reproduksi ManusiaPower Point Interaktif Sistem Reproduksi Manusia
Power Point Interaktif Sistem Reproduksi ManusiaFirdhani Hayani
 
Bab 9 regulasi kurikulum 2013 biologi kelas 2
Bab 9 regulasi kurikulum 2013 biologi kelas 2Bab 9 regulasi kurikulum 2013 biologi kelas 2
Bab 9 regulasi kurikulum 2013 biologi kelas 2Jeny Hardiah
 
ppt sri indarsih 078
ppt sri indarsih 078ppt sri indarsih 078
ppt sri indarsih 078angeleeca
 
Bab 8 sistem regulasi manusia
Bab 8 sistem regulasi manusiaBab 8 sistem regulasi manusia
Bab 8 sistem regulasi manusiaSMAN 2 Indramayu
 
Sistem reproduksi pada manusia
Sistem reproduksi pada manusiaSistem reproduksi pada manusia
Sistem reproduksi pada manusiaMonica Lintang
 
Buku Biologi SMA Kelas X [BSE] 2009 – Sri Widayati
Buku Biologi SMA Kelas X [BSE] 2009 – Sri WidayatiBuku Biologi SMA Kelas X [BSE] 2009 – Sri Widayati
Buku Biologi SMA Kelas X [BSE] 2009 – Sri WidayatiRian Maulana
 
Alat indera manusia
Alat indera manusiaAlat indera manusia
Alat indera manusiasekaremma
 

Viewers also liked (20)

Sistem saraf
Sistem sarafSistem saraf
Sistem saraf
 
Bab 9 sistem koordinasi
Bab 9 sistem koordinasiBab 9 sistem koordinasi
Bab 9 sistem koordinasi
 
SISTEM KOORDIASI
SISTEM KOORDIASISISTEM KOORDIASI
SISTEM KOORDIASI
 
Sistem endokrin
Sistem endokrinSistem endokrin
Sistem endokrin
 
Bab 8 sistem regulasi manusia
Bab 8 sistem regulasi manusiaBab 8 sistem regulasi manusia
Bab 8 sistem regulasi manusia
 
Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap
Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarapModul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap
Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap
 
Medula spinalis
Medula spinalisMedula spinalis
Medula spinalis
 
Sistem Koordinasi dan Indra Manusia
Sistem Koordinasi dan Indra ManusiaSistem Koordinasi dan Indra Manusia
Sistem Koordinasi dan Indra Manusia
 
Power Point Interaktif Sistem Reproduksi Manusia
Power Point Interaktif Sistem Reproduksi ManusiaPower Point Interaktif Sistem Reproduksi Manusia
Power Point Interaktif Sistem Reproduksi Manusia
 
Sistem koordinasi
Sistem koordinasiSistem koordinasi
Sistem koordinasi
 
Bab 9 regulasi kurikulum 2013 biologi kelas 2
Bab 9 regulasi kurikulum 2013 biologi kelas 2Bab 9 regulasi kurikulum 2013 biologi kelas 2
Bab 9 regulasi kurikulum 2013 biologi kelas 2
 
Sistem Koordinasi
Sistem KoordinasiSistem Koordinasi
Sistem Koordinasi
 
KE
KEKE
KE
 
Bab 10.ekosistem
Bab 10.ekosistemBab 10.ekosistem
Bab 10.ekosistem
 
Sistem saraf
Sistem sarafSistem saraf
Sistem saraf
 
ppt sri indarsih 078
ppt sri indarsih 078ppt sri indarsih 078
ppt sri indarsih 078
 
Bab 8 sistem regulasi manusia
Bab 8 sistem regulasi manusiaBab 8 sistem regulasi manusia
Bab 8 sistem regulasi manusia
 
Sistem reproduksi pada manusia
Sistem reproduksi pada manusiaSistem reproduksi pada manusia
Sistem reproduksi pada manusia
 
Buku Biologi SMA Kelas X [BSE] 2009 – Sri Widayati
Buku Biologi SMA Kelas X [BSE] 2009 – Sri WidayatiBuku Biologi SMA Kelas X [BSE] 2009 – Sri Widayati
Buku Biologi SMA Kelas X [BSE] 2009 – Sri Widayati
 
Alat indera manusia
Alat indera manusiaAlat indera manusia
Alat indera manusia
 

Similar to Materi biologi x ppt bab 9 fix

BAB 9 sistem koordinasi.pptx
BAB 9 sistem koordinasi.pptxBAB 9 sistem koordinasi.pptx
BAB 9 sistem koordinasi.pptxicuntaribiya
 
PPT_Materi Sistem Koordinasi (sistem saraf) 2.pptx
PPT_Materi Sistem Koordinasi (sistem saraf) 2.pptxPPT_Materi Sistem Koordinasi (sistem saraf) 2.pptx
PPT_Materi Sistem Koordinasi (sistem saraf) 2.pptxMUHAMMADMUSLIM40
 
fdokumen.com_slide-powerpoint-sistem-koordinasi-kelas-xi-mipa-kurikulum-2013....
fdokumen.com_slide-powerpoint-sistem-koordinasi-kelas-xi-mipa-kurikulum-2013....fdokumen.com_slide-powerpoint-sistem-koordinasi-kelas-xi-mipa-kurikulum-2013....
fdokumen.com_slide-powerpoint-sistem-koordinasi-kelas-xi-mipa-kurikulum-2013....NATASYATasya14
 
SISTEM KOORDINASI.pptx
SISTEM KOORDINASI.pptxSISTEM KOORDINASI.pptx
SISTEM KOORDINASI.pptxssusera169c01
 
Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf
Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf
Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf pjj_kemenkes
 
Anatomi fisiologi-sistem-saraf
Anatomi fisiologi-sistem-sarafAnatomi fisiologi-sistem-saraf
Anatomi fisiologi-sistem-sarafsardiantidwitirta
 
fdokumen.com_slide-powerpoint-sistem-koordinasi-kelas-xi-mipa-kurikulum-2013....
fdokumen.com_slide-powerpoint-sistem-koordinasi-kelas-xi-mipa-kurikulum-2013....fdokumen.com_slide-powerpoint-sistem-koordinasi-kelas-xi-mipa-kurikulum-2013....
fdokumen.com_slide-powerpoint-sistem-koordinasi-kelas-xi-mipa-kurikulum-2013....MeinaLegista
 
Sistem saraf
Sistem sarafSistem saraf
Sistem sarafIs Wanto
 
BAB 9 - SISTEM KOORDINASI - NEW-std.pptx
BAB 9 - SISTEM KOORDINASI - NEW-std.pptxBAB 9 - SISTEM KOORDINASI - NEW-std.pptx
BAB 9 - SISTEM KOORDINASI - NEW-std.pptxTarkani Abahnanda
 
SISTEM SARAF (NURHALIZA-105441101421).pptx
SISTEM SARAF (NURHALIZA-105441101421).pptxSISTEM SARAF (NURHALIZA-105441101421).pptx
SISTEM SARAF (NURHALIZA-105441101421).pptxNavantryRosyida
 
Anatomi dan fisiologi sistem persarafan
Anatomi dan fisiologi sistem persarafanAnatomi dan fisiologi sistem persarafan
Anatomi dan fisiologi sistem persarafanFedi Nurrizall
 
Sistem koordinasi manusia
Sistem koordinasi manusiaSistem koordinasi manusia
Sistem koordinasi manusiaSugeng Pamudji
 
PPT Sistem Saraf 1.ppt
PPT Sistem Saraf 1.pptPPT Sistem Saraf 1.ppt
PPT Sistem Saraf 1.pptshelvianazhar1
 

Similar to Materi biologi x ppt bab 9 fix (20)

Lks sistem koordinasi
Lks sistem koordinasiLks sistem koordinasi
Lks sistem koordinasi
 
Ssp4 rpp sistem saraf_pertm. 1&2
Ssp4 rpp sistem saraf_pertm. 1&2Ssp4 rpp sistem saraf_pertm. 1&2
Ssp4 rpp sistem saraf_pertm. 1&2
 
Ssp4 ba sistem saraf_ ajeng_pertm. 1&2
Ssp4 ba sistem saraf_ ajeng_pertm. 1&2Ssp4 ba sistem saraf_ ajeng_pertm. 1&2
Ssp4 ba sistem saraf_ ajeng_pertm. 1&2
 
BAB 9 sistem koordinasi.pptx
BAB 9 sistem koordinasi.pptxBAB 9 sistem koordinasi.pptx
BAB 9 sistem koordinasi.pptx
 
PPT_Materi Sistem Koordinasi (sistem saraf) 2.pptx
PPT_Materi Sistem Koordinasi (sistem saraf) 2.pptxPPT_Materi Sistem Koordinasi (sistem saraf) 2.pptx
PPT_Materi Sistem Koordinasi (sistem saraf) 2.pptx
 
fdokumen.com_slide-powerpoint-sistem-koordinasi-kelas-xi-mipa-kurikulum-2013....
fdokumen.com_slide-powerpoint-sistem-koordinasi-kelas-xi-mipa-kurikulum-2013....fdokumen.com_slide-powerpoint-sistem-koordinasi-kelas-xi-mipa-kurikulum-2013....
fdokumen.com_slide-powerpoint-sistem-koordinasi-kelas-xi-mipa-kurikulum-2013....
 
SISTEM KOORDINASI.pptx
SISTEM KOORDINASI.pptxSISTEM KOORDINASI.pptx
SISTEM KOORDINASI.pptx
 
Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf
Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf
Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf
 
Anatomi fisiologi-sistem-saraf
Anatomi fisiologi-sistem-sarafAnatomi fisiologi-sistem-saraf
Anatomi fisiologi-sistem-saraf
 
fdokumen.com_slide-powerpoint-sistem-koordinasi-kelas-xi-mipa-kurikulum-2013....
fdokumen.com_slide-powerpoint-sistem-koordinasi-kelas-xi-mipa-kurikulum-2013....fdokumen.com_slide-powerpoint-sistem-koordinasi-kelas-xi-mipa-kurikulum-2013....
fdokumen.com_slide-powerpoint-sistem-koordinasi-kelas-xi-mipa-kurikulum-2013....
 
Sistem saraf
Sistem sarafSistem saraf
Sistem saraf
 
BAB 9 - SISTEM KOORDINASI - NEW-std.pptx
BAB 9 - SISTEM KOORDINASI - NEW-std.pptxBAB 9 - SISTEM KOORDINASI - NEW-std.pptx
BAB 9 - SISTEM KOORDINASI - NEW-std.pptx
 
Anatomi dan fisiologi sistem persyarafan
Anatomi dan fisiologi sistem persyarafanAnatomi dan fisiologi sistem persyarafan
Anatomi dan fisiologi sistem persyarafan
 
SISTEM SARAF (NURHALIZA-105441101421).pptx
SISTEM SARAF (NURHALIZA-105441101421).pptxSISTEM SARAF (NURHALIZA-105441101421).pptx
SISTEM SARAF (NURHALIZA-105441101421).pptx
 
Anatomi dan fisiologi sistem persarafan
Anatomi dan fisiologi sistem persarafanAnatomi dan fisiologi sistem persarafan
Anatomi dan fisiologi sistem persarafan
 
Sistem koordinasi
Sistem koordinasiSistem koordinasi
Sistem koordinasi
 
sistem saraf
sistem sarafsistem saraf
sistem saraf
 
Sistem koordinasi manusia
Sistem koordinasi manusiaSistem koordinasi manusia
Sistem koordinasi manusia
 
Sistem saraf
Sistem sarafSistem saraf
Sistem saraf
 
PPT Sistem Saraf 1.ppt
PPT Sistem Saraf 1.pptPPT Sistem Saraf 1.ppt
PPT Sistem Saraf 1.ppt
 

More from eli priyatna laidan

Up ppg daljab latihan soal-pgsd-set-2
Up ppg daljab latihan soal-pgsd-set-2Up ppg daljab latihan soal-pgsd-set-2
Up ppg daljab latihan soal-pgsd-set-2eli priyatna laidan
 
Soal up sosial kepribadian pendidik 5
Soal up sosial kepribadian pendidik 5Soal up sosial kepribadian pendidik 5
Soal up sosial kepribadian pendidik 5eli priyatna laidan
 
Soal up sosial kepribadian pendidik 4
Soal up sosial kepribadian pendidik 4Soal up sosial kepribadian pendidik 4
Soal up sosial kepribadian pendidik 4eli priyatna laidan
 
Soal up sosial kepribadian pendidik 3
Soal up sosial kepribadian pendidik 3Soal up sosial kepribadian pendidik 3
Soal up sosial kepribadian pendidik 3eli priyatna laidan
 
Soal up sosial kepribadian pendidik 2
Soal up sosial kepribadian pendidik 2Soal up sosial kepribadian pendidik 2
Soal up sosial kepribadian pendidik 2eli priyatna laidan
 
Soal up sosial kepribadian pendidik 1
Soal up sosial kepribadian pendidik 1Soal up sosial kepribadian pendidik 1
Soal up sosial kepribadian pendidik 1eli priyatna laidan
 
Soal sospri ukm ulang i 2017 1 (1)
Soal sospri ukm ulang i 2017 1 (1)Soal sospri ukm ulang i 2017 1 (1)
Soal sospri ukm ulang i 2017 1 (1)eli priyatna laidan
 
Soal perkembangan kognitif peserta didik
Soal perkembangan kognitif peserta didikSoal perkembangan kognitif peserta didik
Soal perkembangan kognitif peserta didikeli priyatna laidan
 
Soal latihan utn pedagogik plpg 2017
Soal latihan utn pedagogik plpg 2017Soal latihan utn pedagogik plpg 2017
Soal latihan utn pedagogik plpg 2017eli priyatna laidan
 
Bank soal pedagogik terbaru 175 soal-v2
Bank soal pedagogik terbaru 175 soal-v2Bank soal pedagogik terbaru 175 soal-v2
Bank soal pedagogik terbaru 175 soal-v2eli priyatna laidan
 

More from eli priyatna laidan (20)

Up ppg daljab latihan soal-pgsd-set-2
Up ppg daljab latihan soal-pgsd-set-2Up ppg daljab latihan soal-pgsd-set-2
Up ppg daljab latihan soal-pgsd-set-2
 
Soal utn plus kunci gurusd.net
Soal utn plus kunci gurusd.netSoal utn plus kunci gurusd.net
Soal utn plus kunci gurusd.net
 
Soal up sosial kepribadian pendidik 5
Soal up sosial kepribadian pendidik 5Soal up sosial kepribadian pendidik 5
Soal up sosial kepribadian pendidik 5
 
Soal up sosial kepribadian pendidik 4
Soal up sosial kepribadian pendidik 4Soal up sosial kepribadian pendidik 4
Soal up sosial kepribadian pendidik 4
 
Soal up sosial kepribadian pendidik 3
Soal up sosial kepribadian pendidik 3Soal up sosial kepribadian pendidik 3
Soal up sosial kepribadian pendidik 3
 
Soal up sosial kepribadian pendidik 2
Soal up sosial kepribadian pendidik 2Soal up sosial kepribadian pendidik 2
Soal up sosial kepribadian pendidik 2
 
Soal up sosial kepribadian pendidik 1
Soal up sosial kepribadian pendidik 1Soal up sosial kepribadian pendidik 1
Soal up sosial kepribadian pendidik 1
 
Soal up akmal
Soal up akmalSoal up akmal
Soal up akmal
 
Soal tkp serta kunci jawabannya
Soal tkp serta kunci jawabannyaSoal tkp serta kunci jawabannya
Soal tkp serta kunci jawabannya
 
Soal tes wawasan kebangsaan
Soal tes wawasan kebangsaanSoal tes wawasan kebangsaan
Soal tes wawasan kebangsaan
 
Soal sospri ukm ulang i 2017 1 (1)
Soal sospri ukm ulang i 2017 1 (1)Soal sospri ukm ulang i 2017 1 (1)
Soal sospri ukm ulang i 2017 1 (1)
 
Soal perkembangan kognitif peserta didik
Soal perkembangan kognitif peserta didikSoal perkembangan kognitif peserta didik
Soal perkembangan kognitif peserta didik
 
Soal latihan utn pedagogik plpg 2017
Soal latihan utn pedagogik plpg 2017Soal latihan utn pedagogik plpg 2017
Soal latihan utn pedagogik plpg 2017
 
Rekap soal kompetensi pedagogi
Rekap soal kompetensi pedagogiRekap soal kompetensi pedagogi
Rekap soal kompetensi pedagogi
 
Bank soal pedagogik terbaru 175 soal-v2
Bank soal pedagogik terbaru 175 soal-v2Bank soal pedagogik terbaru 175 soal-v2
Bank soal pedagogik terbaru 175 soal-v2
 
Bank soal ppg
Bank soal ppgBank soal ppg
Bank soal ppg
 
Soal cpns-paket-17
Soal cpns-paket-17Soal cpns-paket-17
Soal cpns-paket-17
 
Soal cpns-paket-14
Soal cpns-paket-14Soal cpns-paket-14
Soal cpns-paket-14
 
Soal cpns-paket-13
Soal cpns-paket-13Soal cpns-paket-13
Soal cpns-paket-13
 
Soal cpns-paket-12
Soal cpns-paket-12Soal cpns-paket-12
Soal cpns-paket-12
 

Recently uploaded

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 

Recently uploaded (20)

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 

Materi biologi x ppt bab 9 fix

  • 2. KOMPETENSI DASAR • Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem koordinasi dan mebgaitkannya dengan proses koordinasi sehingga dapat menjelaskan peran saraf dan hormon dalam mekanisme koordinasi dan regulasi serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem koordinasi manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi. • Mengevaluasi pemahaman diri tentang bahaya penggunaan senyawa psikotropika dan dampaknya terhadap kesehatan diri, lingkungan, dan masyarakat. • Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi saraf dan hormon pada sistem koordinasi yang disebabkan oleh senyawa psikotropika yang menyebabkan gangguan sistem koordinasi manusia dan melakukan kampanye antinarkoba pada berbagai media. • Melakukan kampanye antinarkoba melalui berbagai bentuk media komunikasi, baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat.
  • 3. TUJUAN PEMBELAJARAN AFEKTIF • Siswa dapat mengubah sikap untuk mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur, fungsi, dan bioproses sistem koordinasi pada manusia. • Siswa dapat menunjukkan sikap ilmiah, yaitu teliti, tekun, jujur sesuai dengan data dan fakta, disiplin, tanggung jawab, peduli lingkungan, gotong royong, serta bekerja sama dalam melakukan observasi dan eksperiman tentang sistem koordinasi pada manusia. • Siswa dapat mengubah sikap untuk peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan sistem koordinasi di laboratorium dan di lingkungan sekitar.
  • 4. TUJUAN PEMBELAJARAN KOGNITIF • Siswa dapat memerinci organ-organ yang tergabung dalam sistem koordinasi dengan menggunakan gambar/torso manusia. • Siswa dapat menunjukkan bagian-bagian neuron dengan menggunakan gambar neuron. • Siswa dapat memberikan contoh-contoh gerak refleks yang biasa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. • Siswa dapat menjelaskan mekanisme penghantaran impuls dengan menggunakan gambar. • Siswa dapat menjelaskan struktur sistem saraf pusat melalui pengamatan gambar. • Siswa dapat mengumpulkan informasi atau data-data yang berkaitan dengan susunan saraf tepi dari media.
  • 5. TUJUAN PEMBELAJARAN KOGNITIF (lanj.) • Siswa dapat menganalisis berbagai jenis hormon yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar endokrin. • Siswa dapat menganalisis perbedaan sistem saraf dengan sistem hormon. • Siswa dapat menunjukkan struktur panca indra (mata, telinga, kulit, lidah, dan hidung) dengan menggunakan gambar. • Siswa dapat menyajikan hasil analisis kelainan dan gangguan sistem koordinasi melalui media presentasi. • Siswa dapat menjelaskan mekanisme melihat dengan menggunakan bagan. • Siswa dapat mengurutkan tahapan mekanisme melihat oleh mata.
  • 6. TUJUAN PEMBELAJARAN PSIKOMOTORIK • Siswa dapat mengumpulkan data informasi berbagai jenis NAPZA besarta bahayanya melalui media internet. • Siswa dapat menentukan kiat-kiat untuk menghindari penyalahgunaan NAPZA. • Siswa dapat melakukan percobaan untuk menentukan area kepekaan lidah terhadap rasa.
  • 7. Tahukah Anda, bagaimana mekanisme kerja organ- organ sistem indra berikut?
  • 8. I. SISTEM SARAF PADA MANUSIA • Neuron merupakan unit fungsional sistem saraf, terdiri atas bagian: • Badan sel. Berfungsi mengendalikan metabolisme keseluruhan neuron. • Dendrit. Juluran sitoplasma untuk menerima impuls dari sel lain untuk dikirimkan ke badan sel. • Akson. Juluran sitoplasma yang panjang untuk mengirimkan impuls ke neuron lainnya. Akson dibungkus selubung mielin. Bagian akson tanpa mielin disebut nodus Ranvier untuk mempercepat jalannya impuls. Mielin ditutupi oleh selubung Schwann (neurilema). A. Neuron (Sel Saraf)
  • 9. • Neuron tidak dapat melakukan mitosis, namun serabutnya dapat beregenerasi. • Neuron berdasarkan fungsi: • Neuron sensor (aferen): menghantarkan impuls dari organ sensor ke saraf pusat. • Neuron motor (eferen): menghantarkan impuls dari saraf pusat ke organ motor atau kelenjar. • Neuron konektor: penghubung antar neuron. • Neuron berdasarkan juluran sitoplasma: • Neuron multipolar: satu akson dan dua dendrit atau lebih. • Neuron bipolar: dua juluran berupa dendrit dan akson. • Neuron unipolar: neuron bipolar yang tampak hanya memiliki satu juluran dari badan sel karena akson dan dendritnya berfusi.
  • 10. Gambar 9.3. Struktur sel saraf (neuron)
  • 11. B. Sel Neuroglia (Glia) Adalah sel penunjang pada saraf pusat yang berfungsi sebagai jaringan ikat. Jenis sel glia: • Astrosit, sebagai lem yang menyatukan neuron. • Oligodendrosit, membentuk lapisan mielin. • Mikroglia, untuk pertahanan imun. • Sel ependima, membran epitelium yang melapisi rongga serebral dan medula spinalis.
  • 12. C. Sinapsis • Adalah hubungan satu neuron dengan yang lain; titik temu ujung akson satu neuron dengan dendrit dari neuron lain; atau hubungan ke otot dan kelenjar. • Bagian sinapsis: prasinaps (bagian akson terminal), celah sinaps (ruang antara prasinaps dengan pascasinaps), dan pascasinaps (bagian dendrit). • Pada celah sinaps terdapat substansi kimia neurotransmiter untuk mengirimkan impuls. • Neurotransmiter dapat bersifat eksitasi (meningkatkan impuls) atau inhibisi (menghambat impuls).
  • 14. D. Impuls Saraf, Gerak Sadar, dan Refleks • Impuls saraf adalah rangsangan yang diterima oleh reseptor dari lingkungan luar, kemudian dibawa oleh neuron menjalari serabut saraf. • Impuls akan menyebabkan terjadinya gerakan. • Gerak sadar (disengaja/disadari): impuls  reseptor/indra  saraf sensoris  otak  saraf motor  efektor/otot • Gerak refleks (tidak disengaja/tidak disadari): Impuls  reseptor/indra  saraf sensoris  sumsum tulang belakang  saraf motor  efektor/otot
  • 15. E. Mekanisme Penghantaran Impuls • Impuls yang diterima oleh reseptor dihantarkan oleh dendrit menuju badan sel saraf dan akson, kemudian dihantarkan ke neuron lainnya. • Neuron dalam keadaan istirahat memiliki energi potensial membran untuk bekerja mengirim impuls. Energi tersebut dihasilkan oleh perbedaan komposisi ion intraseluler dan ekstraseluler. • Di dalam sel, kation (ion positif) utama adalah K+, dan Na+ rendah. Di luar sel, kation utamanya Na+. K+ rendah. • Energi dipertahankan dengan cara pompa K+ ke dalam sel dan Na+ ke luar sel.
  • 16. Tahap penghantaran impuls • Tahap istirahat (polarisasi). Neuron tidak menghantarkan impuls, ekstraseluler bermuatan positif (+) dan intraseluler bermuatan negatif (-). • Tahap depolarisasi. Neuron mendapat rangsang, saluran Na+ terbuka dan Na+ masuk ke dalam sel. Terjadi perubahan muatan listrik: ekstraseluler bermuatan negatif, intraseluler bermuatan positif. • Tahap repolarisasi. Saluran Na+ tertutup, saluran K+ terbuka sehingga K+ keluar. Kondisi akan kembali seperti tahap istirahat.
  • 17. F. Sistem Saraf Pusat (SSP) • Terdiri atas otak (serebral) dan sumsum tulang belakang (medula spinalis). Keduanya dilapisi jaringan ikat yang disebut meninges, yang terdiri atas: • Pia meter, lapisan paling dalam dan mengandung pembuluh darah. • Araknoid, lapisan tengah dan mengandung sedikit pembuluh darah. • Dura meter, lapisan terluar yang terdiri atas dua lapisan. Lapisan terluar melekat pada kranium. • Otak dan medula spinalis memiliki substansi abu-abu (bagian luar) dan substansi putih (bagian dalam).
  • 18. 1. OTAK Tersusun dari 100 milyar neuron yang terhubung oleh sinapsis membentuk anyaman kompleks. Bagian-bagian otak: (1) Serebrum (otak besar). Mengisi bagian depan dan atas rongga tengkorak. Bagian terluarnya disebut korteks serebral, dan bagian dalamnya disebut nukleus (ganglia) basal. Area fungsional korteks serebral: • Area motor primer, mengendalikan kemampuan bicara. • Area sensor korteks, meliputi area sensor, area visual, area auditori, area alfaktori, dan area pengecap. • Area asosiasi, meliputi area frontal (pusat intelektual dan fisik), area somatik (pusat interpretasi), area visual, dan area wicara Wernicke. Nukleus basal merupakan pusat koordinasi motor.
  • 21. (2) Diensefalon. Terletak di antara serebrum dan otak tengah. Terdiri atas: • Talamus, berfungsi menerima dan meneruskan impuls ke korteks otak besar, serta berperan dalam sistem kesadaran dan kontrol motor. • Hipotalamus, berfungsi mengendalikan sistem saraf otonom, pusat pengaturan emosi, dan memengaruhi sistem endokrin. • Epitalamus, berperan dalam dorongan emosi. (3) Sistem limbik, yaitu cincin struktur otak depan yang mengelilingi otak dan berfungsi dalam pengaturan emosi, mempertahankan kelangsungan hidup, pola perilaku soioseksual, motivasi, dan belajar.
  • 22. Sistem limbik penciuman dan respons emosional
  • 23. (4) Mesensefalon (otak tengah), menghubungkan pons dan serebelum (otak kecil) dengan otak besar, berfungsi sebagai jalur penghantar dan pusat refleks, serta meneruskan informasi penglihatan dan pendengaran. (5) Pons Varolii (jembatan varol), mengatur frekuensi dan kekuatan bernapas. (6) Serebelum (otak kecil), mempertahankan keseimbangan, kontrol gerakan mata, meningkatkan kontraksi otot, serta koordinasi gerakan sadar yang berkaitan dengan keterampilan. (7) Medula oblongata, berfungsi dalam pengendalian ferkuensi denyut jantung, tekanan darah, pernapasan, gerakan alat pencernaan makanan, menelan, muntah, sekresi kelenjar pencernaan, dan mengatur gerak refleks. (8) Formasi retikuler, berfungsi memicu dan mempertahankan kewaspadaan serta kesadaran.
  • 24. 2. MEDULA SPINALIS (SUMSUM TULANG BELAKANG) • Berfungsi mengendalikan aktivitas refleks, komunikasi antara otak dengan semua bagian tubuh, serta menghantarkan rangsangan koordinasi antara otot dan sendi ke serebelum. • Substansi abu-abu mengisi struktur dalam dan substansi putih mengisi struktur bagian luar.
  • 26. G. Sistem Saraf Tepi (SST) 1. Saraf kranial No Nama saraf kranial Fungsi 1 Saraf olfaktori (CN I) Indra penciuman 2 Saraf optik (CN II) Indra penglihatan 3 Saraf okulomotor (CN III) Impuls dari dan ke otot mata 4 Saraf troklear (CN IV) Impuls dari dan ke otot sadar mata 5 Saraf trigeminal (CN V) Impuls otot mastikasi, wajah, hidung, dan mulut 6 Saraf abdusen (CN VI) Impuls dari dan ke otot rektus lateral mata 7 Saraf fasial (CN VII) Impuls ekspresi wajah, lidah, kelenjar air mata dan saliva 8 Saraf vestibulokoklear (CN VIII) Impuls dari indra pendengaran 9 Saraf glosofaring (CN IX) Impuls otot bicara, menelan, kelenjar liudah, rasa pada lidah 10 Saraf vagus (CN X) Impuls organ pada toraks dan abdomen 11 Saraf aksesori spinal (CN XI) Impuls faring, laring, trapezius, dan sternokleidomastoid 12 Saraf hipoglosal (CN XII) Impuls dari dan ke otot lidah
  • 27. 2. Saraf spinal • Terdiri atas 31 pasang saraf yang muncul dari segmen- segmen medula spinalis dan diberi nama sesuai nama ruas tulang belakang. Berdasarkan arah impuls, SST dibagi menjadi divisi aferen (membawa informasi dari reseptor ke SSP dan divisi eferen (membawa instruksi dari SSP ke organ efektor. Divisi eferen: sistem saraf somatik (neuron motor pada otot rangka) dan sistem saraf otonom (neuron motor pada otot polos) Sistem saraf otonom: sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis.
  • 28. Perbedaan Saraf Simpatis Saraf Parasimpatis Asal serat saraf Berasal dari bagian toraks dan lumbar medula spinalis Berasal dari area kranium (kepala) dan sakrum Ukuran serat praganglion Pendek Panjang Ukuran serat pascaganglion Panjang Pendek Jenis neurotransmiter Aaasetilkolin dan noradrenalin Asetilkolin efek Untuk aktivitas fisik berat Untuk keadaan tenang Perbedaan saraf simpatis dengan parasimpatis
  • 29. H. Gangguan Sistem Saraf • Meningitis, radang selaput otak karena infeksi bakteri atau virus. • Ensefalitis, peradangan jaringan otak, biasanya disebabkan oleh virus. • Neuritis, gangguan saraf tepi akibat peradangan, keracunan, atau tekanan. • Rasa baal (kebas) dan kesemutan, gangguan sistem saraf akibat gangguan metabolisme, tertutupnya aliran darah, atau kekurangan vitamin neurotropik (B1, B6, dan B12). • Epilepsi (ayan), penyakit serangan mendadak karena trauma kepala, tumor otak, kerusakan otak saat kelahiran, stroke, dan alkohol. • Alzheimer, sindrom kematian sel otak secara bersamaan. • Gegar otak, bergeraknya jaringan otak dalam tengkorak menyebabkan perubahan fungsi mental atau kesadaran.
  • 30. II. SISTEM ENDOKRIN (HORMON) • Sistem endokrin adalah sekumpulan kelenjar dan organ yang memproduksi hormon, yaitu senyawa organik pembawa pesan kimiawi di dalam aliran darah menuju sel atau jaringan tubuh. • Sistem endokrin berinteraksi dengan sistem saraf berfungsi mengatur aktivitas tubuh seperti metabolisme, homeostasis, pertumbuhan, perkembangan seksual dan siklus reproduksi, siklus tidur, serta siklus nutrisi.
  • 31. A. Karakteristik Kelenjar Endokrin • Tidak memiliki saluran dan menyekresikan hormon langsung ke dalam cairan di sekitar sel. • Menyekresi lebih dari satu jenis hormon, kecuali kelenjar paratiroid. • Memiliki sejumlah sel sekretori yang dikelilingi banyak pembuluh darah dan ditopang oleh jaringan ikat. • Masa aktif kelenjar endokrin dalam menghasilkan hormon berbeda-beda. • Sekresi hormon dapat distimulasi atau dihambat oleh kadar hormon lainnya dan senyawa nonhormon dalam darah, serta impuls saraf.
  • 32. B. Kelenjar Endokrin dan Sekresi Hormon 1. HIPOFISIS (PITUITARI) a. Lobus anterior, menghasilkan hormon: • Hormon pertumbuhan (Growth Hormone/GH): Mengendalikan pertumbuhan sel, tulang, dan kartilago; mengatur laju sintesis protein; serta mengatur pemakaian lemak. • Hormon perangsang tiroid (Thyroid Stimulating Hormone/TSH): meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan kelenjar tiroid (gondok), laju produksi hormonnya (tiroksin), dan metabolisme sel.
  • 33. • Hormon adrenokortikotropik (Adrenocorticotropic Hormone/ACTH): merangsang kelenjar korteks adrenal untuk menyekresi glukokortikoid. • Hormon gonadotropin: Follicle Stimulating Hormone (FSH): menstimulasi pertumbuhan foliker ovarium dan memproduksi hormon estrogen (wanita); menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan spermatozoa (laki-laki) Luteinizing Hormone (LH): bekerjasama dengan FSH menstimulasi produksi estroge, berperan dalam ovulasi dan sekresi progesteron (wanita); menstimulasi produksi testosteron (laki-laki)
  • 34. b. Lobus intermedia, menghasilkan endorfin (mengilangkan nyeri alamiah, merespon stres, dan aktivitas seperti olahraga) dan Melanocyte Stimulating Hormone (MSH) (merangsang pembentukan pigmen dan penyebaran sel penghasilnya (melanosit) pada epidermis. c. Lobus inferior, menghasilkan Antidiuretic Hormone (ADH) (menurunkan volume air yang hilang dalam urine) dan oksitosin (menstimulasi kontraksi otot polos saat melahirkan dan pengeluaran ASI pada ibu menyusui.
  • 35. 2. TIROID (KELENJAR GONDOK) • Menghasilkan hormon tiroksin (meningkatkan laju metabolisme sel, menstimulasi konsumsi oksigen, meningkatkan pengeluaran energi panas, serta mengatur pertumbuhan dan perkembangan normal tulang, gigi, jaringan ikat, dan saraf) dan triiodotironin. 3. PARATIROID (KELENJAR ANAK GONDOK) • Menghasilkan hormon parathormon (parathyroid Hormone/PTH) untuk mengendalikan keseimbangan kalsium dan fosfat dalam tubuh melalui stimulasi aktivitas osteoklas (sel penghancur tulang), aktivasi vitamin D, dan stimulasi reabsorpsi kalsium dari tubulus ginjal.
  • 36. 4. ADRENAL (SUPRARENALIS/ANAK GINJAL) • Adrenal bagian medula menghasilkan adrenalin (epinefrin) (meningkatkan frekuensi jantung, metabolisme, dan konsumsi oksigen) dan noradrenalin (norepinefrin) (meningkatkan tekanan darah dan menstimulasi otot jantung). • Adrenal bagian korteks menghasilkan aldosteron (mengatur keseimbangan air dan elektrolit), glukokortikoid (memengaruhi metabolisme glukosa, protein, lemak, dan menjaga membran lisosom), dan gonadokortikoid (sebagai prekursor pengubahan testosteron dan estrogen oleh jaringan lain.
  • 37. 5. PANKREAS • Menghasilkan hormon glukagon (meningkatkan penguraian glikogen di hati menjadi glukosa, dan sintesis glukosa dari sumber nonkarbohidrat), insulin (menurunkan katabolisme lemak dan protein, menurunkan kadar gula darah, serta meningkatkan sintesis protein dan lemak), somatostatin (penghalang hormon pertumbuhan dan penghambat sekresi glukagon dan insulin), dan polipeptida pankreas (fungsi belum diketahui)
  • 38. 6. PINEAL (EPIFISIS SEREBRI) • Menghasilkan melatonin yang berpengaruh pada pelepasan gonadotropin dan menghambat produksi melanin. 7. TIMUS • Menghasilkan timosin untuk pengendalian perkembangan sistem imun. 8. OVARIUM, TESTIS DAN PLASENTA • Ovarium menghasilkan estrogen dan progesteron; testis menghasilkan testosteron; plasenta menghasilkan gonadotropin korion, estrogen, progesteron, dan somatotropin.
  • 40. III. PERBEDAAN SISTEM SARAF DENGAN SISTEM ENDOKRIN No Aspek Pembeda Sistem Hormon Sistem Saraf 1. Aksi Lambat Cepat atau segera 2. Respons Tidak langsung, distribusi lebih luas Langsung, distribusi lebih sempit 3. Pengaturan Jangka panjang (misal pertumbuhan) Jangka pendek (misal kontraksi otot jantung) 4. Sekresi Hormon Neurotransmiter 5. Komunikasi Melalui sistem sirkulasi Antarneuron melalui sinapsis
  • 41. IV. SISTEM INDRA • Mata adalah sistem optik yang memfokuskan berkas cahaya pada fotoreseptor dan mengubah energi cahaya menjadi impuls saraf. • Aksesori mata: alis, orbita, kelopak mata, otot mata, dan air mata. A. Indra Penglihat (Mata)
  • 42. Struktur mata • Lapisan luar bola mata: tunika fibrosa, sklera, dan kornea (untuk mentransmisikan dan memfokuskan cahaya). • Lapisan tengah bola mata: koroid, badan siliari, iris (bagian yang berwarna, mengendalikan diameter pupil), dan pupil (ruang terbuka yang dilalui cahaya) • Lensa, struktur bikonveks yang bening. • Rongga mata, ruang anterior berisi aqueous humor (mengandung nutrisi untuk lensa dan kornea) dan ruang posterior berisi vitreous humor (mempertahankan bentuk bola mata dan posisi retina terhadap kornea).
  • 43. • Retina, lapisan paling dalam, tersusun dari: • Bagian luar, terpigmentasi dan menyimpan vitamin A • Bagian dalam, terdapat sel batang (berpigmen rodopsin, tidak sensitif terhadap warna) dan sel kerucut (berpigmen iodopsin, sensitif terhadap warna). • Lutea makula • Fovea sentralis (bintik kuning). Jika bayangan benda tepat jatuh di bintik kuning, bayangan akan terlihat jelas. • Saraf mata, terhubung di sisi superior kelenjar hipofisis. • Bintik buta, bagian yang tidak mengandung fotoreseptor.
  • 46. 1. MEKANISME MELIHAT • Cahaya yang dipantulkan oleh benda ditangkap mata, menembus kornea dan pupil. • Inttensitas cahaya diatur oleh pupil, lalu cahaya diteruskan menembus lensa mata ke retina. • Daya akomodasi mata mengatur cahaya agar tepat jatuh di bintik kuning retina. • Impuls cahaya disampaikan saraf optik ke otak. • Cahaya akan diinterpretasikan sehingga kita bisa mengetahui apa yang kita lihat. Titik jauh: jarak benda terjauh yang masih dapat dilihat dengan jelas. Titik dekat: jarak benda terdekat yang masih dapat dilihat dengan jelas.
  • 47. 2. ADAPTASI TERHADAP GELAP DAN TERANG • Adalah penyesuaian penglihatan secara otomatis terhadap intensitas cahaya yang memasuki retina saat bergerak dari tempat gelap ke tempat terang, atau sebaliknya. • Dalam cahaya terang, semua rodopsin akan terurai dengan cepat dan hanya tersisa sedikit. Berpindah tempat dari terang ke gelap akan membutuhkan waktu untuk menyintesis ulang rodopsin agar dapat melihat jelas pada kondisi gelap. • Sintesis rodopsin dan iodopsin perlu vitamin A. • Pupil akan melebar dalam ruang gelap dan menyempit dalam ruang terang
  • 48. 3. GANGGUAN/KELAINAN MATA • Miopia (rabun dekat) • Hipermetropia (rabun jauh) • Presbiopia • Kebutaan • Kerabunan • Rabun senja • Buta warna • Katarak • Astigmatisma • Mata juling (strabismus)
  • 49. B. Indra Pembau (Hidung) • Hidung memiliki kemoreseptor olfaktori untuk menerima rangsangan berupa bau atau zat kimia yang berbentuk gas. • Epitelium olfaktori mengandung sel penunjang, sel basal, dan sel olfaktori. • Mekanisme mencium bau: gas masuk ke hidung  larut pada selaput mukosa  merangsang silia sel reseptor  rangsangan diteruskan ke otak untuk diolah  jenis bau dapat diketahui. • Gangguan indra pembau: hiposmia dan anosmia, hiperosmia, sinusitis, dan polip.
  • 51. C. Indra Pengecap (Lidah) • Lidah memiliki kemoreseptor berupa kuncup pengecap yang terdapat pada papila lidah langit-langit lunak, epiglotis, dan faring. • Bentuk papila: filiformis (kerucut), fungiformis (bulat), sirkumvalata (menonjol dan tersusun seperti huruf V), dan foliata (seperti daun). • Area kepekaan rasa: • Rasa manis, di ujung lidah. • Rasa asin, reseptor banyak di bagian samping. • Resa asam, bagian samping lidah agak ke belakang. • Rasa pahit, bagian belakang pangkal lidah.
  • 52. D. Indra Pendengar (Telinga) Struktur telinga • Telinga luar: pinna/aurikula (daun telinga) dan membran timpanum (gendang pendengar). • Telinga tengah: tabung Eustachius (penghubung telinga dengan faring, berfungsi menyeimbangkan tekanan udara pada kedua sisi membran timpanum) dan osikel auditori (tulang pendengaran maleus (martil), inkus (landasan), dan stapes (sanggurdi)). • Telinga dalam: labirin tulang (terbagi menjadi vestibula (mengandung reseptor keseimbangan tubuh), kanalis semisirkularis (tiga saluran setengah lingkaran), dan koklea (mengandung reseptor pendengaran)) dan labirin membranosa (terdiri dari utrikulus dan sakulus yang dihubungkan oleh duktus endolimfa).
  • 53. 1. MEKANISME MENDENGAR • Gelombang bunyi ditangkap daun telinga  ke kanal auditori eksternal  membantuk getaran pada membran timpanum  ke osikel auditori  ke fenestra vestibuli  terbentuk gelombang tekanan pada perilimfa skala vestibuli  ke skala timpani  getaran pada membran basilar  sel-sel rambut melengkung  memicu impuls saraf  ke serabut saraf vestibulokoklear (CN VIII)  ke korteks auditori di otak  bunyi diinterpretasikan.
  • 54. 2. PERANAN TELINGA DALAM KESEIMBANGAN a. Ekuilibrium statis: kesadaran akan posisi kepala terhadap gaya gravitasi jika tubuh diam. • Reseptor yang berperan: makula pada dinding utrikulus dan sakulus. Makula terdiri atas sel penunjang dan sel rambut. Kumpulan sel rambut membentuk masa gelatin yang mengandung otolit. • Jika posisi kepala tegak lurus, otolit berada di puncak sel rambut. Jika kepala miring arah otolit berubah dan sel rambut melengkung  aktivasi sel reseptor  ke saraf vestibulokoklear.
  • 55. b. Ekuilibrium dinamis: kesadaran akan posisi kepala saat merespons gerakan. • Reseptor yang berperan: ampula yang berisi krista, pada duktus semisirkular. • Krista terdiri atas sel penunjang dan sel rambut yang menonjol membentuk lapisan gelatin kupula 3. GANGGUAN INDRA PENDENGAR • Tuli (tuna rungu), furunkulosis, otitis media, dan mastoiditis.
  • 56. E. Indra Peraba (Kulit) Reseptor sensor pada kulit: • Korpuskula Pacini, mendeteksi tekanan yang dalam (kuat) dan getaran. • Korpuskula Meissner, mendeteksi sentuhan. • Cakram Merkel, mendeteksi sentuhan dan sebagai reseptor raba yang beradaptasi lambat. • Korpuskula Ruffini, reseptor tekanan dan tegangan di sekitar jaringan ikat. • Ujung bulbus Krause, mendeteksi tekanan sentuhan, kesadaran posisi, dan gerakan. • Ujung saraf bebas, mendeteksi rasa nyeri, sentuhan ringan, dan suhu (panas/dingin).
  • 57. V. PENGARUH NAPZATERHADAP SISTEM KOORDINASI • NAPZA adalah singkatan dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif, yaitu zat-zat yang jika dikonsumsi akan memengaruhi sistem saraf pusat. • Narkotika: zat/obat yang menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi/menghilangkan rasa nyeri, dan menimbulkan ketergantungan. • Psikotropika: zat/obat yang menyebabkan perubahan pada aktivitas normal dan perilaku. • Zat adiktif: zat/obat yang dapat menyebabkan ketagihan. A. Pengertian NAPZA
  • 58. B. Jenis NAPZA 1. Stimulan, dapat merangsang sistemsaraf pusat dan menyebabkan organ tubuh bekerja lebih cepat. Penggunanya lebih bertenaga serta lebih senang dan gembira untuk sementara waktu. Contoh: amfetamin, ekstasi, kokain, kafein, dan alkohol. 2. Depresan, menekan/mengurangi kerja sistem saraf sehingga menurunkan aktivitas pemakainya menjadi lambat atau tertidur. Contoh: opiat, barbiturat, alkohol, dan ganja. 3. Halusinogen, mengacaukan sistem saraf pusat, memberi mengaruh halusinasi berlebihan, dan khawatir berlebihan. Contoh: ganja, bunga kecubung, lem, bensin, dan jamur kotoran sapi.
  • 59. C. Dampak Buruk Penyalahgunaan NAPZA Gangguan fisik • Jumlah zat yang sama tidak mampu menghasilkan rasa atau akibat yang sama. • Gejala berhenti menggunakan obat: rasa sakit di sekujur tubuh. • Mengacaukan denyut nadi, jantung, dan paru-paru. Psikologis • Kemampuan berpikir rasional menurun drastis. • Ketergantungan psikologis • Gangguan mental dan emosional
  • 60. Ekonomi • Butuh biaya besar untuk memenuhi ketergantungan terhadap obat-obatan. • Kerugian dalam berbagai aspek, seperti kemanan, biaya kesehatan, dan kesempatan pendidikan. Sosial • Rusuknya hubungan kekeluargaan dan pertemanan. • Berpengaruh pada kesehatan masyarakat.
  • 61. D. Kiat-kiat Menghindari Penyalahgunaan NAPZA • Tidak mencoba-coba menggunakan obat terlarang. • Meyakinkan diri tidak membutuhkan NAPZA dalam menghadapi persoalan hidup. • Membatasi pergaulan dengan kelompok pengguna NAPZA.