SlideShare a Scribd company logo
PENGATURAN
PERNAFASAN
Dr.Fionaliza,MKM
TUJUAN
 Untuk menghindari keadaan hipoksia atau
hiperkapnea
- kadar oksigen darah & jaringan tetap konstan,
- kadar CO2 darah & jaringan tetap dlm batas
normal
 shg metabolisme dapat terlaksana & tidak
menggangu homeostasis
PUSAT PERNAFASAN
• Bernafas adalah kerja otonom yg
dikendalikan oleh SSP (medulla
oblongata & pons)
• Terletak di bilateral Medula
Oblongata dan Pons
SEREBRUM
SEREBELUM
MEDULA OBLONGATA
OTAK
PENGATURAN
PERNAFASAN
3 KELOMPOK NEURON YG BERPERAN:
1. Kel. pernafasan dorsal/DRG (Dorsal
Respiratory Group)
Jk tereksitasi menimbulkan inspirasi
2. Kel. pernafasan ventral/VRG (Ventral
Respiratory Group)
Jk terkesitasi menimbulkan inspirasi &
ekspirasi
3. Pusat pneumotaksik (Kel.neuron di bag.
Atas pons )
 Mengontrol kecepatan & pola nafas
PUSAT PERNAFASAN
• Menempati sebag.besar panjang medula
• Sebag besar terletak dlm nc.tractus
solitarius yg merupakan akhir dr n.vagus &
n.glosofaringeus yg memindahkan sinyal
sensorisnya dari kemoreseptor perifer,
baroreseptor & berbagai reseptor di paru
ke dalam pusat nafas
KELOMPOK NEURON PERNAFASAN DORSAL
DRG
• Merupakan kumpulan neuron yang
mengatur kerja otot eksternal interkostal
dan otot diafragma.
• Irama dasar pernafasan t.u berasal dari
kelp perfasan dorsal
• Fungsi:
- Pencetus irama inspirasi  btk “ramp
signal” (gel potensial aksi berangsur2
progresif & berhenti, kmd mulai lagi)
- Ramp signal mengakibatkan penghentian
perangsangan diagfragma & timbul daya
lenting elastisitas dinding dada & paru 
ekspirasi
- Keuntungan ramp signal: peningkatan vol
paru yg mantap selama inspirasi shg tdk
mengalami terengah2 (mengeluarkan nafas
inspirasi yg penghabisan/ gaps)
• Cara pengaturan ramp signal:
1.Mengatur kecepatan peningkat sinyal
landai dgn cepat selama pernafasan aktif
shg paru dpt terisi dgn cepat
2.Mengatur titik batasan dimana sinyal
landai tiba2 berakhir
 Semakin dini sinyal landai berhenti ,
semakin singkat waktu inspirasi
KELOMPOK NEURON PERNAFASAN VENTRAL
• Terletak di sepanjang MO bag ventral 5 mm
ant.lateral kelompok dorsal di ujung
nc.retroambigus kaudalis & nc.ambigus
rostralis
• merupakan kumpulan neuron yang mengatur
kerja otot respirasi aksesori, yang
berfungsi saat bernapas dengan kuat, yaitu
saat inhalasi maksimal dan ekshalasi aktif.
• Tidak aktif selama respirasi normal dan
tenang
• Tidak mengatur irama
• Fungsi:
- Saat ispirasi & ekspirasi biasa tdk
menimbulkan potensial aksi
- Pot.aksi tjd saat level pernafasan
meningkat (jika O2 rendah atau CO2
tinggi) kelompok pernapasan dorsal
terangsang kuat dan akan diteruskan ke
kolompok pernapasan ventral dan ke otot
inspirasi-ekspirasi sehingga respirasi
menjadi kuat
- Rangsang listrik pd beberapa neuron
kelompok ventral menimbulkan efek
inspirasi & ekspirasi t.u untuk
menghasilkan signal ekspirasi yg kuat ke
otot2 abdomen selama ekspirasi
 mekanisme pendorong bila dibutuhkan
ventilasi yg lbh besar
a.  Aktivitas DRG meningkat selama periode 2
detik, sehingga menstimulasi otot-otot
inspirasi, lalu terjadilah proses inhalasi
b. Setelah 2 detik, DRG berubah menjadi
inaktif, lalu dibutuhkan waktu 3 sekon
untuk “quite” dan memungkinkan otot-otot
inspirasi berelaksasi. Maka terjadilah
ekshalasi normal (pasif)
Selama respirasi normal
Selama bernapas dengan kuat
a.  Meningkatnya aktivitas DRG, yang
menstimulasi aktivasi VRG pada otot-
otot inspirasi
b. Di akhir inhalasi, otot-otot ekspiratori
menstimulasi otot aksesori sehingga
mampu melakukan ekshalasi aktif
PUSAT PNEUMOTAKSIK
• Letak: di bag.dorsal nc parabrachialis pons
bag atas
• Berfungsi: membatasi kerja pusat neuron
bag.dorsal shg inspirasi dpt dihentikan
fase pengisian alveoli dibatasi
• Perangsangan akan mempercepat
frekuensi nafas
Pneumotaksik
• Sinyal pneumotaksik yg kuat dpt
meningkatkan pernafasan 30-40 kali
permenit
• Sinyal pneumotaksik yg lemah dapat
menurunkan kecepatan menjadi hanya
beberapa kali permenit
PUSAT APNEUSTIC
• Terletak di bag bawah pons
• Membantu mekanisme inspirasi
• Dalam keadaan normal fungsinya tak terlihat
(tertutup fungsi pusat pneumotaksik)
• Selama pernapasan normal, stimulasi dari
pusat apneustik membantu peningkatan
intensitas inhalasi sampai 2 sekon.
• Pada pernapasan kuat, pusat apneustik dapat
merespon input sensori dari nervus vagus
sehingga meningkatkan laju respirasi
MEKANISME RESPIRASI
NORMAL/ISTIRAHAT
PROSES INSPIRASI
 rangsangan otomatis datang dari pusat
pernafasan dorsal medula oblongata. Sinyal
dibawa n. splanknikus ke diafragma  diafragma
berkontraksi perluasan volume thorak & paru ,
penurunan tekanan intra thorak  udara
atmosfer mengalir masuk ke paru
PROSES EKSPIRASI
rangsang dari pusat pernafasan dorsal di
medula oblongata dihentikan oleh pusat
pneumotaksik di medula oblongata  sinyal
terhenti , diafragma relaksasi, rongga
thorak menyempit tekanan naik  udara
keluar
MEKANISME PERANGSANGAN PUSAT NAFAS
1. Kontrol kimiawi oleh ion hidrogen
2.Kontrol oleh tekanan oksigen yg
rendah
3.Kontrol oleh impuls sensorik
perifer
4.Kontrol oleh korteks serebri
I. KONTROL KIMIAWI OLEH ION HIDROGEN
• Melalui area sensitif di batang otak yg
terletak bilateral 1/5 mm dr kelp neuron
ventral (area khemosensitif)
• Jk area ini terangsang oleh ion
hidrogentjd potensial aksi yg mengimbas
ke daerah neuron klp ventral yg berfungsi
merangsang inspirasi & ekspirasi
a. Peran CO2 dlm mengontrol pusat nafas:
- CO2 dlm eritrosit berikatan dgn air
menghasilkan ion karbonat & ion hidrogen
shg peningkatan CO2 akan
meningkatkan ion hidrogen
- Ion Hidrogen mudah melewati barrier
darah otakmasuk ke lCS merangsang
area kemoreseptor  rangsangan
diteruskan ke pusat nafas tjd
perubahan inspirasi & ekspirasi
b. Efek konsentrasi CO2 & ion hidrogen
terhadap ventilasi alveoli
• CO2 tinggi
- Kadar ion H meningkat merangsang
- pH darah meningkat pusat nafas
ventilasi alveoli
meningkat
kadar O2 kontans
• Oksigen tdk berpengaruh langsung
terhadap pusat nafas
- Ventilasi meningkat jk tek partial O2 <60
mmHg shg merangsang reseptor perifer di
bulbus aorta & bulbus karotis  impuls
diteruskan ke saraf sensorik yg berjalan
bersama N IX & X  medula oblongata
merangsang pusat nafas  pola nafas
berubah
2. KONTROL OLEH TEKANAN OKSIGEN
3. KONTROL OLEH RESEPTOR SENSORIK
PERIFER
• Di paru tdpt bbrp reseptor sensorik:
a.Reseptor J
- Tdpt di juxta dinding alveoli
- terangsang dgn bhn kimia dlm darah, saat
kapiler pulmonum penuh dgn darah atau pd
edem pulmonum pd gagal jtg
- Rangsangan pd reseptor dpt menimbulkan
percepatan nafas & dypsnoe
b. Reseptor regang di ddg bronchus &
bronchiolus
- Terangsang oleh inflasi yg maksimal dr
alveoli
- Untuk menghambat inspirasi maksimal yg
dapat membahayakan robekan paru
- Impuls dibawa oleh saraf sensorik
bersama N X ke batang otak &
merangsang kelp neuron dorsal MO  tjd
umpan balik ramp signal dihambat,
inspirasi dihentikan (Hering-Breuer
Reflek)
• Refleks Hering-Breuer tjd Apabila
tidal volume besar (> 1,5 liter),
 dipicu untuk mencegah pengembangan
paru berlebihan
c. Reseptor bersifat iritan di saluran
nafas
- Epitel trachea, bronchus & bronchiolus
mempunyai reseptor sensorikyg dapat
mengubah pola nafas berupa bersin &
batuk
Refleks Bersin
• Bersin dipicu oleh iritasi pada dinding nasal cavity
akibat partikel yang dianggap toksik, iritan kimia,
atau stimulasi mekanik.
• Glotis tertutup ketika paru-paru penuh oleh
udara.
• Otot perut dan otot internal interkostal
berkontraksi mendadak, menciptakan tekanan
yang mendorong udara keluar dari saluran
pernapasan ketika glotis terbuka.
• Udara yang keluar dari laring berkecepatan 160
km/jam membawa mukus, partikel asing, dan gas
iritan keluar dari saluran pernapasan melalui
hidung.
Refleks Batuk
• Refleks ini merupakan usaha untuk mempertahankan
udara yang masuk ke paru-paru tetap dalam keadaan
bersih dari benda-benda asing.
• Saat udara masuk, udara mengisi paru-paru dan
epiglotis menutup untuk menjebak udara dalam paru-
paru.
• Adanya zat asing di saluran pernapasan menyebabkan
kontraksi otot perut, diafragma, dan otot ekspirasi
lain  tekanan udara di dalam paru-paru
meningkatpita suara dan epiglotis tiba-tiba terbuka
lebar sehingga udara di dalam paru-paru seperti
“meledak” membawa benda asing yang berada di
sepanjang saluran pernapasan terbawa keluar melalui
mulut.
4. KONTROL PUSAT NAFAS OLEH KORTEKS
SEREBRI
• Tjd jk ada rangsangan:
- sensorik (emosi takut)
- motorik ( exsercise)
A.Pengaktifan pusat nafas melalui korteks
sensorik
Rangsangan Emosi
Merangsang Korteks sensorik
Impuls diteruskan ke sist.limbik & MO
merangsang kelp neuron dorsal & ventral
(pusat nafas)
B. Pengaturan Pernafasan Selama Latihan
• Latihan berat, pemakaian O2 s/d 20X
• Pd atlet sehat:
- Peningkatan ventilasi alveoli hampir
sama dgn peningkatan tingkat
metabolisme
 PO2, PCO2, pH arteri tetap hampir
mendekati normal
Perubahan pola nafas saat excercise
Disebabkan oleh:
1.Kiriman impuls yg berasal dari korteks ke
MO  permulaan eksercise
Saat latihan dimulai, ventilasi alveoli segera
meningkat tanpa didahului oleh peningkatan
PCO2 arteri otak melakukan antisipasi dgn
peningkatan ventilasi ekstra dgn cara
disamping mengirimkan impuls ke otot untuk
berkontraksi jg mengirimkan impuls
kolateral ke batang otak untuk merangsang
pusat pernafasan
tek.arteri meningkat, ventilasi meningkat
Pengaktifan pusat nafas saat exercise
Exercise  kortek motorik serebri aktif
Tract.piramidalis medula oblongata
Tract ekstrapiramidalis
mengaktifkan neuron MO
Medula spinalis (dorsal & ventral)
Mengaktifkan otot rangka Perubahan pola nafas
2. Penurunan kadar O2 & penumpukan CO2
 saat exercise metab meningkat 
pemakaian O2 banyak  O2 CO2
• Kontraksi otot butuhkan ATP
pembentukkan ATP O2 darah , CO2
darah .
- Penurunan O2 darah merangsang
kemoreseptor di bulbus aorta & bulbus
karotis n. vagus pusat pernafasan dorsal
MO & pusat pernafasan ventral MO 
peningkatan sinyal ke diafragma & otot-otot
inspirasi & ekspirasi  pernafasan cepat dan
- Peningkatan CO2 darah berdifusi melalui
sawar darah otak ke cairan serebrospinal
& terjadi reaksi CO2 + H2O H2CO3
- H+
+ HCO3
-
(kadar ion H+
akan merangsang
kemosensitif MO) rangsangan ke pusat
pernafasan ventral & dorsal peningkatan
frekuensi & kekuatan inspirasi dan
ekspirasi
3. Refleks perangsangan proprioseptif.
Selama latihan, gerakan tubuh t.u lengan &
tungkai dianggap merangsang proprioseptif
sendi & otot menjalarkan impuls ke pusat
nafas ventilasi meningkat.
Jk saraf sensorik dari tungkai di
hambatventilasi tdk meningkat meski ada
gerakan dari lengan & tungkai
Pengaruh Temperatur Terhadap Sistem
Respirasi
• Perubahan temperature mempengaruhi tingkat saturasi
(pengikatan O2 oleh Hb) hemoglobin.
• Jika temperature naik maka saturasi Hb turun sehingga
oksigen banyak dilepas.
• Jika temperature turun, Hb akan mengikat oksigen lebih
kuat sehingga oksigen akan sulit dilepas ke jaringan.
• Temperatur ini mempengaruhi sistem pernapasan secara
signifikan pada jaringan aktif yang panasnya terus
ditingkatkan. Contoh, otot skelet aktif meningkatkan
panas, dan panas ini menghangatkan darah yang mengalir
melalui organ.
• Karena darah menjadi hangat, molekul Hb melepaskan
lebih banyak oksigen.
Pengaturan pernafasan ok

More Related Content

What's hot

Power Point Sistem Pencernaan
Power Point Sistem Pencernaan Power Point Sistem Pencernaan
Power Point Sistem Pencernaan Firdika Arini
 
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem PerkemihanAnatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem PerkemihanYandrawati S.KM
 
Keseimbangan cairan dan elektrolit
Keseimbangan cairan dan elektrolitKeseimbangan cairan dan elektrolit
Keseimbangan cairan dan elektrolitViodeta Viodeta
 
Dokumen.tips kebutuhan eliminasi-power-point
Dokumen.tips kebutuhan eliminasi-power-pointDokumen.tips kebutuhan eliminasi-power-point
Dokumen.tips kebutuhan eliminasi-power-point
PutriPamungkas8
 
Anatomi dan Fisiologi Sistem reproduksi
Anatomi dan Fisiologi Sistem reproduksiAnatomi dan Fisiologi Sistem reproduksi
Anatomi dan Fisiologi Sistem reproduksi
Asyifa Robiatul adawiyah
 
Sistem Saraf (pptx version)
Sistem Saraf (pptx version)Sistem Saraf (pptx version)
Sistem Saraf (pptx version)
Agung Anggoro
 
Anatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologiAnatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologiYabniel Lit Jingga
 
Sistem reproduksi pria
Sistem reproduksi priaSistem reproduksi pria
Sistem reproduksi pria
Dokter Tekno
 
Sistem homeostatis tubuh
Sistem homeostatis tubuhSistem homeostatis tubuh
Sistem homeostatis tubuhImaaELF
 
Adaptasi sel
Adaptasi selAdaptasi sel
Adaptasi sel
Farida Sihotang
 
Fisiologi sistem pencernaan
Fisiologi sistem pencernaanFisiologi sistem pencernaan
Fisiologi sistem pencernaanShiAddung
 
Makalah Biolistrik
Makalah BiolistrikMakalah Biolistrik
Makalah Biolistrik
Selly Noviyanty Yunus
 
Prosedur ROM
Prosedur ROMProsedur ROM
Prosedur ROM
iissugiarty
 
Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6
PuskesmasMapitara
 
Ppt sistem sensori
Ppt sistem sensoriPpt sistem sensori
Ppt sistem sensori
nita maulida
 
Anatomi Urinaria
Anatomi UrinariaAnatomi Urinaria
Anatomi Urinaria
dewisetiyana52
 
Sistem endokrin
Sistem endokrinSistem endokrin
Sistem endokrin
Brian Putra
 

What's hot (20)

Power Point Sistem Pencernaan
Power Point Sistem Pencernaan Power Point Sistem Pencernaan
Power Point Sistem Pencernaan
 
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem PerkemihanAnatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
 
Keseimbangan cairan dan elektrolit
Keseimbangan cairan dan elektrolitKeseimbangan cairan dan elektrolit
Keseimbangan cairan dan elektrolit
 
Dokumen.tips kebutuhan eliminasi-power-point
Dokumen.tips kebutuhan eliminasi-power-pointDokumen.tips kebutuhan eliminasi-power-point
Dokumen.tips kebutuhan eliminasi-power-point
 
Terminologi anatomi
Terminologi anatomiTerminologi anatomi
Terminologi anatomi
 
Anatomi dan Fisiologi Sistem reproduksi
Anatomi dan Fisiologi Sistem reproduksiAnatomi dan Fisiologi Sistem reproduksi
Anatomi dan Fisiologi Sistem reproduksi
 
Sistem Saraf (pptx version)
Sistem Saraf (pptx version)Sistem Saraf (pptx version)
Sistem Saraf (pptx version)
 
Mekanisme nyeri
Mekanisme nyeriMekanisme nyeri
Mekanisme nyeri
 
Anatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologiAnatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologi
 
Sistem reproduksi pria
Sistem reproduksi priaSistem reproduksi pria
Sistem reproduksi pria
 
Sistem homeostatis tubuh
Sistem homeostatis tubuhSistem homeostatis tubuh
Sistem homeostatis tubuh
 
Adaptasi sel
Adaptasi selAdaptasi sel
Adaptasi sel
 
Fisiologi sistem pencernaan
Fisiologi sistem pencernaanFisiologi sistem pencernaan
Fisiologi sistem pencernaan
 
Makalah Biolistrik
Makalah BiolistrikMakalah Biolistrik
Makalah Biolistrik
 
Ppt urine
Ppt urinePpt urine
Ppt urine
 
Prosedur ROM
Prosedur ROMProsedur ROM
Prosedur ROM
 
Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6
 
Ppt sistem sensori
Ppt sistem sensoriPpt sistem sensori
Ppt sistem sensori
 
Anatomi Urinaria
Anatomi UrinariaAnatomi Urinaria
Anatomi Urinaria
 
Sistem endokrin
Sistem endokrinSistem endokrin
Sistem endokrin
 

Similar to Pengaturan pernafasan ok

Pengaturan pernafasan
Pengaturan pernafasanPengaturan pernafasan
Pengaturan pernafasan
Lolyta Sucihara
 
Sistem respirasi
Sistem respirasiSistem respirasi
Sistem respirasi
Sela Maudia
 
MAKALAH PERNAPASAN PADA PARU PARU
MAKALAH PERNAPASAN PADA PARU PARUMAKALAH PERNAPASAN PADA PARU PARU
MAKALAH PERNAPASAN PADA PARU PARU
ikhsan saputra
 
Sistem penginderaan
Sistem penginderaanSistem penginderaan
Sistem penginderaanKANDA IZUL
 
Ventilasi, perfusi & difusi ok
Ventilasi, perfusi & difusi okVentilasi, perfusi & difusi ok
Ventilasi, perfusi & difusi ok
fikri asyura
 
Sistem pernafasan (rischa, noviana kibas)
Sistem pernafasan (rischa, noviana kibas)Sistem pernafasan (rischa, noviana kibas)
Sistem pernafasan (rischa, noviana kibas)
stikesby kebidanan
 
Sistem pernapasan-manusia (1)
Sistem pernapasan-manusia (1)Sistem pernapasan-manusia (1)
Sistem pernapasan-manusia (1)
sharifahnazami
 
3631917.ppt
3631917.ppt3631917.ppt
3631917.ppt
Rayasmp1
 
ppt respirasi
ppt respirasippt respirasi
ppt respirasi
Viliansyah Viliansyah
 
Kebutuhan Oksigenasi.pdf
Kebutuhan Oksigenasi.pdfKebutuhan Oksigenasi.pdf
Kebutuhan Oksigenasi.pdf
IchaPbg
 
Pernapasan 01
Pernapasan 01 Pernapasan 01
Pernapasan 01
Dedi Kun
 
Fisiologi Pernafasan
Fisiologi PernafasanFisiologi Pernafasan
Fisiologi Pernafasan
Dedi Kun
 
01-pemenuhan-kebutuhan-oksigen-oleh-mr-kusnanto-4-sept-2007.ppt
01-pemenuhan-kebutuhan-oksigen-oleh-mr-kusnanto-4-sept-2007.ppt01-pemenuhan-kebutuhan-oksigen-oleh-mr-kusnanto-4-sept-2007.ppt
01-pemenuhan-kebutuhan-oksigen-oleh-mr-kusnanto-4-sept-2007.ppt
AdrenaReaLyadi1
 
Sistem pernapasan-manusia (1)
Sistem pernapasan-manusia (1)Sistem pernapasan-manusia (1)
Sistem pernapasan-manusia (1)
sharifahnazami
 
Sistem pernapasan-manusia (1)
Sistem pernapasan-manusia (1)Sistem pernapasan-manusia (1)
Sistem pernapasan-manusia (1)
sharifahnazami
 
Sistem pernapasan-manusia
Sistem pernapasan-manusiaSistem pernapasan-manusia
Sistem pernapasan-manusia
nufi akma
 
IBD (Bu IGA) - Anatomi & Fisiologi Sistem Pernapasan.pptx
IBD (Bu IGA) - Anatomi & Fisiologi Sistem Pernapasan.pptxIBD (Bu IGA) - Anatomi & Fisiologi Sistem Pernapasan.pptx
IBD (Bu IGA) - Anatomi & Fisiologi Sistem Pernapasan.pptx
MilikPremiumstock903
 

Similar to Pengaturan pernafasan ok (20)

Pengaturan pernafasan
Pengaturan pernafasanPengaturan pernafasan
Pengaturan pernafasan
 
Sistem respirasi
Sistem respirasiSistem respirasi
Sistem respirasi
 
MAKALAH PERNAPASAN PADA PARU PARU
MAKALAH PERNAPASAN PADA PARU PARUMAKALAH PERNAPASAN PADA PARU PARU
MAKALAH PERNAPASAN PADA PARU PARU
 
Ppt. fisiologi hewan.
Ppt. fisiologi hewan.Ppt. fisiologi hewan.
Ppt. fisiologi hewan.
 
Sistem penginderaan
Sistem penginderaanSistem penginderaan
Sistem penginderaan
 
Ventilasi, perfusi & difusi ok
Ventilasi, perfusi & difusi okVentilasi, perfusi & difusi ok
Ventilasi, perfusi & difusi ok
 
Sistem pernafasan (rischa, noviana kibas)
Sistem pernafasan (rischa, noviana kibas)Sistem pernafasan (rischa, noviana kibas)
Sistem pernafasan (rischa, noviana kibas)
 
Sistem pernapasan-manusia (1)
Sistem pernapasan-manusia (1)Sistem pernapasan-manusia (1)
Sistem pernapasan-manusia (1)
 
3631917.ppt
3631917.ppt3631917.ppt
3631917.ppt
 
ppt respirasi
ppt respirasippt respirasi
ppt respirasi
 
Kebutuhan Oksigenasi.pdf
Kebutuhan Oksigenasi.pdfKebutuhan Oksigenasi.pdf
Kebutuhan Oksigenasi.pdf
 
Pernapasan 01
Pernapasan 01 Pernapasan 01
Pernapasan 01
 
Cpr
CprCpr
Cpr
 
Tugas inhalasi
Tugas inhalasiTugas inhalasi
Tugas inhalasi
 
Fisiologi Pernafasan
Fisiologi PernafasanFisiologi Pernafasan
Fisiologi Pernafasan
 
01-pemenuhan-kebutuhan-oksigen-oleh-mr-kusnanto-4-sept-2007.ppt
01-pemenuhan-kebutuhan-oksigen-oleh-mr-kusnanto-4-sept-2007.ppt01-pemenuhan-kebutuhan-oksigen-oleh-mr-kusnanto-4-sept-2007.ppt
01-pemenuhan-kebutuhan-oksigen-oleh-mr-kusnanto-4-sept-2007.ppt
 
Sistem pernapasan-manusia (1)
Sistem pernapasan-manusia (1)Sistem pernapasan-manusia (1)
Sistem pernapasan-manusia (1)
 
Sistem pernapasan-manusia (1)
Sistem pernapasan-manusia (1)Sistem pernapasan-manusia (1)
Sistem pernapasan-manusia (1)
 
Sistem pernapasan-manusia
Sistem pernapasan-manusiaSistem pernapasan-manusia
Sistem pernapasan-manusia
 
IBD (Bu IGA) - Anatomi & Fisiologi Sistem Pernapasan.pptx
IBD (Bu IGA) - Anatomi & Fisiologi Sistem Pernapasan.pptxIBD (Bu IGA) - Anatomi & Fisiologi Sistem Pernapasan.pptx
IBD (Bu IGA) - Anatomi & Fisiologi Sistem Pernapasan.pptx
 

More from fikri asyura

Angina pectoris stabil
Angina pectoris stabilAngina pectoris stabil
Angina pectoris stabil
fikri asyura
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
fikri asyura
 
Transfusi darah
Transfusi darahTransfusi darah
Transfusi darah
fikri asyura
 
Toksoplasmosis 3 a
Toksoplasmosis 3 aToksoplasmosis 3 a
Toksoplasmosis 3 a
fikri asyura
 
Sistosomiasis
SistosomiasisSistosomiasis
Sistosomiasis
fikri asyura
 
Reaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitasReaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitas
fikri asyura
 
Rabies
RabiesRabies
Rabies
fikri asyura
 
Lupus eritematosus sistemik
Lupus eritematosus sistemikLupus eritematosus sistemik
Lupus eritematosus sistemik
fikri asyura
 
Filariasis
FilariasisFilariasis
Filariasis
fikri asyura
 
Demam reumatik
Demam reumatikDemam reumatik
Demam reumatik
fikri asyura
 
Askariasis
AskariasisAskariasis
Askariasis
fikri asyura
 
Artritis reumatoid
Artritis reumatoidArtritis reumatoid
Artritis reumatoid
fikri asyura
 
Artritis gout
Artritis goutArtritis gout
Artritis gout
fikri asyura
 
Ankilostomiasis
AnkilostomiasisAnkilostomiasis
Ankilostomiasis
fikri asyura
 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
fikri asyura
 
P petri dbd
P petri dbdP petri dbd
P petri dbd
fikri asyura
 
P petri tifoid
P petri tifoidP petri tifoid
P petri tifoid
fikri asyura
 
P petri sepsis
P petri sepsisP petri sepsis
P petri sepsis
fikri asyura
 
P petri malaria
P petri malariaP petri malaria
P petri malaria
fikri asyura
 

More from fikri asyura (20)

Angina pectoris stabil
Angina pectoris stabilAngina pectoris stabil
Angina pectoris stabil
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Tb
TbTb
Tb
 
Transfusi darah
Transfusi darahTransfusi darah
Transfusi darah
 
Toksoplasmosis 3 a
Toksoplasmosis 3 aToksoplasmosis 3 a
Toksoplasmosis 3 a
 
Sistosomiasis
SistosomiasisSistosomiasis
Sistosomiasis
 
Reaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitasReaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitas
 
Rabies
RabiesRabies
Rabies
 
Lupus eritematosus sistemik
Lupus eritematosus sistemikLupus eritematosus sistemik
Lupus eritematosus sistemik
 
Filariasis
FilariasisFilariasis
Filariasis
 
Demam reumatik
Demam reumatikDemam reumatik
Demam reumatik
 
Askariasis
AskariasisAskariasis
Askariasis
 
Artritis reumatoid
Artritis reumatoidArtritis reumatoid
Artritis reumatoid
 
Artritis gout
Artritis goutArtritis gout
Artritis gout
 
Ankilostomiasis
AnkilostomiasisAnkilostomiasis
Ankilostomiasis
 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
 
P petri dbd
P petri dbdP petri dbd
P petri dbd
 
P petri tifoid
P petri tifoidP petri tifoid
P petri tifoid
 
P petri sepsis
P petri sepsisP petri sepsis
P petri sepsis
 
P petri malaria
P petri malariaP petri malaria
P petri malaria
 

Recently uploaded

TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
rifdahatikah1
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
BayuEkaKurniawan1
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Jumainmain1
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
jualobat34
 
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan txPRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
rrherningputriganisw
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
AFMLS
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
YernimaDaeli1
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
fitrianakartikasari5
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
pinkhocun
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
gerald rundengan
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
nadyahermawan
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
lansiapola
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
ssuser9f2868
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
jualobat34
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
meta emilia surya dharma
 

Recently uploaded (20)

TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
 
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan txPRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
 

Pengaturan pernafasan ok

  • 2. TUJUAN  Untuk menghindari keadaan hipoksia atau hiperkapnea - kadar oksigen darah & jaringan tetap konstan, - kadar CO2 darah & jaringan tetap dlm batas normal  shg metabolisme dapat terlaksana & tidak menggangu homeostasis
  • 3. PUSAT PERNAFASAN • Bernafas adalah kerja otonom yg dikendalikan oleh SSP (medulla oblongata & pons) • Terletak di bilateral Medula Oblongata dan Pons
  • 5.
  • 7. 3 KELOMPOK NEURON YG BERPERAN: 1. Kel. pernafasan dorsal/DRG (Dorsal Respiratory Group) Jk tereksitasi menimbulkan inspirasi 2. Kel. pernafasan ventral/VRG (Ventral Respiratory Group) Jk terkesitasi menimbulkan inspirasi & ekspirasi 3. Pusat pneumotaksik (Kel.neuron di bag. Atas pons )  Mengontrol kecepatan & pola nafas
  • 9. • Menempati sebag.besar panjang medula • Sebag besar terletak dlm nc.tractus solitarius yg merupakan akhir dr n.vagus & n.glosofaringeus yg memindahkan sinyal sensorisnya dari kemoreseptor perifer, baroreseptor & berbagai reseptor di paru ke dalam pusat nafas KELOMPOK NEURON PERNAFASAN DORSAL
  • 10. DRG • Merupakan kumpulan neuron yang mengatur kerja otot eksternal interkostal dan otot diafragma. • Irama dasar pernafasan t.u berasal dari kelp perfasan dorsal
  • 11. • Fungsi: - Pencetus irama inspirasi  btk “ramp signal” (gel potensial aksi berangsur2 progresif & berhenti, kmd mulai lagi) - Ramp signal mengakibatkan penghentian perangsangan diagfragma & timbul daya lenting elastisitas dinding dada & paru  ekspirasi - Keuntungan ramp signal: peningkatan vol paru yg mantap selama inspirasi shg tdk mengalami terengah2 (mengeluarkan nafas inspirasi yg penghabisan/ gaps)
  • 12. • Cara pengaturan ramp signal: 1.Mengatur kecepatan peningkat sinyal landai dgn cepat selama pernafasan aktif shg paru dpt terisi dgn cepat 2.Mengatur titik batasan dimana sinyal landai tiba2 berakhir  Semakin dini sinyal landai berhenti , semakin singkat waktu inspirasi
  • 13. KELOMPOK NEURON PERNAFASAN VENTRAL • Terletak di sepanjang MO bag ventral 5 mm ant.lateral kelompok dorsal di ujung nc.retroambigus kaudalis & nc.ambigus rostralis • merupakan kumpulan neuron yang mengatur kerja otot respirasi aksesori, yang berfungsi saat bernapas dengan kuat, yaitu saat inhalasi maksimal dan ekshalasi aktif. • Tidak aktif selama respirasi normal dan tenang • Tidak mengatur irama
  • 14. • Fungsi: - Saat ispirasi & ekspirasi biasa tdk menimbulkan potensial aksi - Pot.aksi tjd saat level pernafasan meningkat (jika O2 rendah atau CO2 tinggi) kelompok pernapasan dorsal terangsang kuat dan akan diteruskan ke kolompok pernapasan ventral dan ke otot inspirasi-ekspirasi sehingga respirasi menjadi kuat
  • 15. - Rangsang listrik pd beberapa neuron kelompok ventral menimbulkan efek inspirasi & ekspirasi t.u untuk menghasilkan signal ekspirasi yg kuat ke otot2 abdomen selama ekspirasi  mekanisme pendorong bila dibutuhkan ventilasi yg lbh besar
  • 16. a.  Aktivitas DRG meningkat selama periode 2 detik, sehingga menstimulasi otot-otot inspirasi, lalu terjadilah proses inhalasi b. Setelah 2 detik, DRG berubah menjadi inaktif, lalu dibutuhkan waktu 3 sekon untuk “quite” dan memungkinkan otot-otot inspirasi berelaksasi. Maka terjadilah ekshalasi normal (pasif) Selama respirasi normal
  • 17. Selama bernapas dengan kuat a.  Meningkatnya aktivitas DRG, yang menstimulasi aktivasi VRG pada otot- otot inspirasi b. Di akhir inhalasi, otot-otot ekspiratori menstimulasi otot aksesori sehingga mampu melakukan ekshalasi aktif
  • 18. PUSAT PNEUMOTAKSIK • Letak: di bag.dorsal nc parabrachialis pons bag atas • Berfungsi: membatasi kerja pusat neuron bag.dorsal shg inspirasi dpt dihentikan fase pengisian alveoli dibatasi • Perangsangan akan mempercepat frekuensi nafas
  • 19. Pneumotaksik • Sinyal pneumotaksik yg kuat dpt meningkatkan pernafasan 30-40 kali permenit • Sinyal pneumotaksik yg lemah dapat menurunkan kecepatan menjadi hanya beberapa kali permenit
  • 20. PUSAT APNEUSTIC • Terletak di bag bawah pons • Membantu mekanisme inspirasi • Dalam keadaan normal fungsinya tak terlihat (tertutup fungsi pusat pneumotaksik) • Selama pernapasan normal, stimulasi dari pusat apneustik membantu peningkatan intensitas inhalasi sampai 2 sekon. • Pada pernapasan kuat, pusat apneustik dapat merespon input sensori dari nervus vagus sehingga meningkatkan laju respirasi
  • 21. MEKANISME RESPIRASI NORMAL/ISTIRAHAT PROSES INSPIRASI  rangsangan otomatis datang dari pusat pernafasan dorsal medula oblongata. Sinyal dibawa n. splanknikus ke diafragma  diafragma berkontraksi perluasan volume thorak & paru , penurunan tekanan intra thorak  udara atmosfer mengalir masuk ke paru
  • 22. PROSES EKSPIRASI rangsang dari pusat pernafasan dorsal di medula oblongata dihentikan oleh pusat pneumotaksik di medula oblongata  sinyal terhenti , diafragma relaksasi, rongga thorak menyempit tekanan naik  udara keluar
  • 23. MEKANISME PERANGSANGAN PUSAT NAFAS 1. Kontrol kimiawi oleh ion hidrogen 2.Kontrol oleh tekanan oksigen yg rendah 3.Kontrol oleh impuls sensorik perifer 4.Kontrol oleh korteks serebri
  • 24. I. KONTROL KIMIAWI OLEH ION HIDROGEN • Melalui area sensitif di batang otak yg terletak bilateral 1/5 mm dr kelp neuron ventral (area khemosensitif) • Jk area ini terangsang oleh ion hidrogentjd potensial aksi yg mengimbas ke daerah neuron klp ventral yg berfungsi merangsang inspirasi & ekspirasi
  • 25. a. Peran CO2 dlm mengontrol pusat nafas: - CO2 dlm eritrosit berikatan dgn air menghasilkan ion karbonat & ion hidrogen shg peningkatan CO2 akan meningkatkan ion hidrogen - Ion Hidrogen mudah melewati barrier darah otakmasuk ke lCS merangsang area kemoreseptor  rangsangan diteruskan ke pusat nafas tjd perubahan inspirasi & ekspirasi
  • 26. b. Efek konsentrasi CO2 & ion hidrogen terhadap ventilasi alveoli • CO2 tinggi - Kadar ion H meningkat merangsang - pH darah meningkat pusat nafas ventilasi alveoli meningkat kadar O2 kontans
  • 27. • Oksigen tdk berpengaruh langsung terhadap pusat nafas - Ventilasi meningkat jk tek partial O2 <60 mmHg shg merangsang reseptor perifer di bulbus aorta & bulbus karotis  impuls diteruskan ke saraf sensorik yg berjalan bersama N IX & X  medula oblongata merangsang pusat nafas  pola nafas berubah 2. KONTROL OLEH TEKANAN OKSIGEN
  • 28. 3. KONTROL OLEH RESEPTOR SENSORIK PERIFER • Di paru tdpt bbrp reseptor sensorik: a.Reseptor J - Tdpt di juxta dinding alveoli - terangsang dgn bhn kimia dlm darah, saat kapiler pulmonum penuh dgn darah atau pd edem pulmonum pd gagal jtg - Rangsangan pd reseptor dpt menimbulkan percepatan nafas & dypsnoe
  • 29. b. Reseptor regang di ddg bronchus & bronchiolus - Terangsang oleh inflasi yg maksimal dr alveoli - Untuk menghambat inspirasi maksimal yg dapat membahayakan robekan paru - Impuls dibawa oleh saraf sensorik bersama N X ke batang otak & merangsang kelp neuron dorsal MO  tjd umpan balik ramp signal dihambat, inspirasi dihentikan (Hering-Breuer Reflek)
  • 30. • Refleks Hering-Breuer tjd Apabila tidal volume besar (> 1,5 liter),  dipicu untuk mencegah pengembangan paru berlebihan
  • 31. c. Reseptor bersifat iritan di saluran nafas - Epitel trachea, bronchus & bronchiolus mempunyai reseptor sensorikyg dapat mengubah pola nafas berupa bersin & batuk
  • 32. Refleks Bersin • Bersin dipicu oleh iritasi pada dinding nasal cavity akibat partikel yang dianggap toksik, iritan kimia, atau stimulasi mekanik. • Glotis tertutup ketika paru-paru penuh oleh udara. • Otot perut dan otot internal interkostal berkontraksi mendadak, menciptakan tekanan yang mendorong udara keluar dari saluran pernapasan ketika glotis terbuka. • Udara yang keluar dari laring berkecepatan 160 km/jam membawa mukus, partikel asing, dan gas iritan keluar dari saluran pernapasan melalui hidung.
  • 33. Refleks Batuk • Refleks ini merupakan usaha untuk mempertahankan udara yang masuk ke paru-paru tetap dalam keadaan bersih dari benda-benda asing. • Saat udara masuk, udara mengisi paru-paru dan epiglotis menutup untuk menjebak udara dalam paru- paru. • Adanya zat asing di saluran pernapasan menyebabkan kontraksi otot perut, diafragma, dan otot ekspirasi lain  tekanan udara di dalam paru-paru meningkatpita suara dan epiglotis tiba-tiba terbuka lebar sehingga udara di dalam paru-paru seperti “meledak” membawa benda asing yang berada di sepanjang saluran pernapasan terbawa keluar melalui mulut.
  • 34. 4. KONTROL PUSAT NAFAS OLEH KORTEKS SEREBRI • Tjd jk ada rangsangan: - sensorik (emosi takut) - motorik ( exsercise)
  • 35. A.Pengaktifan pusat nafas melalui korteks sensorik Rangsangan Emosi Merangsang Korteks sensorik Impuls diteruskan ke sist.limbik & MO merangsang kelp neuron dorsal & ventral (pusat nafas)
  • 36. B. Pengaturan Pernafasan Selama Latihan • Latihan berat, pemakaian O2 s/d 20X • Pd atlet sehat: - Peningkatan ventilasi alveoli hampir sama dgn peningkatan tingkat metabolisme  PO2, PCO2, pH arteri tetap hampir mendekati normal
  • 37. Perubahan pola nafas saat excercise Disebabkan oleh: 1.Kiriman impuls yg berasal dari korteks ke MO  permulaan eksercise Saat latihan dimulai, ventilasi alveoli segera meningkat tanpa didahului oleh peningkatan PCO2 arteri otak melakukan antisipasi dgn peningkatan ventilasi ekstra dgn cara disamping mengirimkan impuls ke otot untuk berkontraksi jg mengirimkan impuls kolateral ke batang otak untuk merangsang pusat pernafasan tek.arteri meningkat, ventilasi meningkat
  • 38. Pengaktifan pusat nafas saat exercise Exercise  kortek motorik serebri aktif Tract.piramidalis medula oblongata Tract ekstrapiramidalis mengaktifkan neuron MO Medula spinalis (dorsal & ventral) Mengaktifkan otot rangka Perubahan pola nafas
  • 39. 2. Penurunan kadar O2 & penumpukan CO2  saat exercise metab meningkat  pemakaian O2 banyak  O2 CO2 • Kontraksi otot butuhkan ATP pembentukkan ATP O2 darah , CO2 darah . - Penurunan O2 darah merangsang kemoreseptor di bulbus aorta & bulbus karotis n. vagus pusat pernafasan dorsal MO & pusat pernafasan ventral MO  peningkatan sinyal ke diafragma & otot-otot inspirasi & ekspirasi  pernafasan cepat dan
  • 40. - Peningkatan CO2 darah berdifusi melalui sawar darah otak ke cairan serebrospinal & terjadi reaksi CO2 + H2O H2CO3 - H+ + HCO3 - (kadar ion H+ akan merangsang kemosensitif MO) rangsangan ke pusat pernafasan ventral & dorsal peningkatan frekuensi & kekuatan inspirasi dan ekspirasi
  • 41. 3. Refleks perangsangan proprioseptif. Selama latihan, gerakan tubuh t.u lengan & tungkai dianggap merangsang proprioseptif sendi & otot menjalarkan impuls ke pusat nafas ventilasi meningkat. Jk saraf sensorik dari tungkai di hambatventilasi tdk meningkat meski ada gerakan dari lengan & tungkai
  • 42. Pengaruh Temperatur Terhadap Sistem Respirasi • Perubahan temperature mempengaruhi tingkat saturasi (pengikatan O2 oleh Hb) hemoglobin. • Jika temperature naik maka saturasi Hb turun sehingga oksigen banyak dilepas. • Jika temperature turun, Hb akan mengikat oksigen lebih kuat sehingga oksigen akan sulit dilepas ke jaringan. • Temperatur ini mempengaruhi sistem pernapasan secara signifikan pada jaringan aktif yang panasnya terus ditingkatkan. Contoh, otot skelet aktif meningkatkan panas, dan panas ini menghangatkan darah yang mengalir melalui organ. • Karena darah menjadi hangat, molekul Hb melepaskan lebih banyak oksigen.