[Ringkasan]
Dokumen tersebut merupakan pedoman untuk prosedur 'self declaration' kebebasan penyakit hewan oleh negara anggota OIE. Pedoman ini menjelaskan tahapan pengajuan, peninjauan, publikasi, dan kehilangan status 'self declared' bebas penyakit. Prosedur ini bertujuan untuk memastikan bahwa klaim kebebasan penyakit didukung oleh bukti surveilans dan tindakan pencegahan yang sesuai dengan standar OIE.
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
OIE-SelfDeclaration
1. Pedoman untuk ‘self declaration’
bebas penyakit ke OIE
Komisi Ahli Kesehatan Hewan, Kesehatan
Masyarakat Veteriner dan Karantina Hewan
Rapat Direktorat Kesehatan Hewan – 14 Januari 2021
2. Prosedur ‘Self-declaration’
• Bebas penyakit dari suatu negara, zona atau kompartemen
• Salah satu penyakit dalam ‘OIE isted diseases’
• Tidak ada pengakuan resmi dari OIE (no OIE official
recognition)
• Berdasarkan persyaratan yang ada dalam Terrestrial Animal
Health Code (TAHC)
• Berdasarkan persyaratan yang ada
dalam Terrestrial Animal Health Code
3. Contoh: Publikasi OIE dari klaim Negara
Anggota dalam OIE Bulletin
Kecuali untuk 6 penyakit
dimana suatu pengakuan
resmi akan diberikan
Publikasi tidak berarti
persetujuan atas klaim
Negara Anggota
4. Standar Operasional Prosedur(SOP) ‘self
declaration’ bebas penyakit menurut OIE
Bagian A: Pengajuan ‘self-declaration’ oleh Negara
Anggota
Bagian B: Skrining dan publikasi oleh OIE dari
‘self-declaration’ yang diajukan oleh
Negara Anggota
Bagian C: Kehilangan ‘self-declared’ bebas
penyakit
Bagian D: Pemulihan ‘self-declared’ bebas
penyakit
5. A. Pengajuan suatu ‘self-declaration’
oleh Negara Anggota
• Ketika merencanakan untuk ‘self-declare’ suatu negara, zona atau
kompartemen bebas dari penyakit tertentu, Delegate OIE harus
merujuk kepada ketentuan dalam Chapter penyakit yang spesifik
dalam Terrestrial Code atau Aquatic Code.
• Dengan tidak adanya persyaratan khusus untuk kebebasan
penyakit tertentu, kepatuhan terhadap Chapter horizontal yang
relevan dari Code harus diaplikasikan.
• Untuk publikasi, ‘self-declaration’ harus memberikan bukti
kepatuhan yang didokumentasikan yang relevan dengan
ketentuan-ketentuan pada Chapter-Chapter yang relevan dalam
Code, untuk mendukung kebebasan penyakit (disease freedom)
yang diklaim dan setiap perjanjian bilateral dengan mitra dagang
yang potensial.
6. A2. Struktur ‘self-declaration’
• Muatan (Content)
Setiap dokumen ‘self-declaration’ harus memuat hal-hal berikut:
a) Pendahuluan – termasuk permintaan resmi ke OIE untuk
mempublikasikan ‘self-declaration’ tersebut;
• Denominasi penyakit yang tepat dimana kebebasan itu akan
‘self-declared’ (misalnya highly pathogenic avian influenza atau
avian influenza pada unggas; infeksi dengan virus rabies atau
dog-mediated rabies; infeksi dengan virus nekrosis hypodermal
dan haematopoietic menular);
• Referensi ke Chapter-Chapter dan Artikel-Artikel yang relevan
dari Terrestrial Code atau Aquatic Code;
7. A2. Struktur ‘self-declaration’ (lanjutan)
• Ruang lingkup ‘self-declaration’ dalam hal:
• Deklarasi bebas pertama (apakah berdasarkan
kebebasan historis dari penyakit atau tidak sesuai
dengan Article 1.4.6.) atau pemulihan dari ‘self-
declared’ bebas penyakit;
• Perbatasan geografis (misalnya seluruh negara, satu
atau lebih zona atau suatu kompartemen);
• spesies dan target subpopulasi, jika relevan;
• Tanggal dimulainya deklarasi bebas;
• Suatu pernyataan bahwa Delegate bertanggungjawab
untuk ‘self-declaration’ (Annex I).
8. A2. Informasi yang harus disediakan
dalam dokumen
• Bukti bahwa penyakit adalah penyakit yang wajib
dilaporkan (notifiable disease) di seluruh wilayah negara
• Sejarah dari tidak adanya atau eradikasi dari penyakit di
negara, zona atau kompartemen
• Surveilans termasuk sistim peringatan dini untuk
seluruh spesies yang relevan di negara, zona atau
kompartemen
• Tindakan-tindakan yang diimplementasikan untuk
mempertahankan kebebasan di negara, zona atau
kompartemen
9. A2. Informasi yang harus disediakan dalam
dokumen (untuk Terrestrial animal diseases)
• Bukti bahwa penyakit adalah penyakit yang wajib dilaporkan
(notifiable disease) di seluruh wilayah negara:
Ini harus dirujuk secara jelas ke legislasi nasional, regulasi dan Keputusan
Otoritas Veteriner menyangkut penyakit tersebut.
• Sejarah dari tidak adanya atau eradikasi dari penyakit di negara,
zona atau kompartemen:
‘Self-declaration’ harus secara jelas dinyatakan apakah negara
mengklaim kebebasan untuk pertama kali atau pemulihan dari
kebebasan.
Suatu ringkasan (summary) dari sejarah penyakit, termasuk deskripsi dari
populasi hewan yang rentan di negara tersebut, tanggal kejadian terakhir
dari penyakit, di negara, zona atau kompartemen harus diberikan. Peta
harus disediakan, apabila memungkinkan.
10. A2. Informasi yang harus disediakan dalam
dokumen (untuk Terrestrial animal diseases)
• Apabila relevan, deskripsi dari tindakan-tindakan yang mengarah pada
pengendalian dan eradikasi penyakit di negara, zona dan
kompartemen harus disediakan.
• Informasi yang disediakan dalam ‘self-declaration’ dan melalui WAHIS
(misal: tanggal dan jumlah kasus/wabah yang dilaporkan, tindakan-
tindakan pengendalian, dlsbnya) harus konsisten.
• Harus ditentukan, apabila relevan, jika vaksin pernah digunakan di
negara, zona atau kompartemen untuk eradikasi penyakit yang
kebebasannya dideklarasikan dan kapan vaksinasi terakhir dilakukan.
• Jika vaksinasi masih diterapkan, maka harus jelas ditentukan dalam
keadaan apa, bagaimana hal ini sejalan dengan ketentuan OIE
Terrestrial Code dan Terrestrial Manual, dan bagaimana risiko
diperhitungkan dalam program surveilans.
11. A2. Informasi yang harus disediakan dalam
dokumen (untuk Terrestrial animal diseases)
• Surveilans termasuk sistim peringatan dini untuk seluruh
spesies yang relevan di negara, zona atau kompartemen:
• Bukti yang sahih harus dapat disediakan bahwa surveilans
sudah sesuai dengan ketentuan artikel-artikel yang relevan
dari Chapter spesifik penyakit dari Terrestrial Code (untuk
‘OIE listed diseases’), atau dengan Chapter 1.4. (termasuk
untuk ‘non-listed diseases’), yang menguatkan kebebasan
‘self-declared’.
• Surveilans termasuk suatu sistim peringatan dini harus
digambarkan secara jelas dan didukung dengan data.
12. A2. Informasi yang harus disediakan dalam
dokumen (untuk Terrestrial animal diseases)
• Suatu ‘self-declaration’ berdasarkan bebas historis harus juga mengikuti
ketentuan yang dinyatakan dalam Chapter spesifik penyakit yang relevan,
atau kalau tidak ada, ‘self-declaration’ harus menyediakan bukti bahwa
program surveilans sesuai dengan Article 1.4.6. dari Terrestrial Code.
• Jika tidak ada aplikasi resmi surveilans spesifik patogen, ‘self-declaration’
harus dijustifikasi melalui gambaran kepatuhan terhadap ketentuan
Article 1.4.6. paragraph 2, termasuk bahwa agen patogen cenderung
menghasilkan gejala klinis atau patologis yang dapat diidentifikasi pada
hewan yang rentan.
• Pada kasus ‘self-declaration’ untuk pemulihan bebas penyakit, bukti
harus disediakan berupa kepatuhan terhadap ketentuan artikel-artikel
yang relevan dalam pemulihan bebas penyakit begitu juga setiap
surveilans tambahan atau tindakan pengendalian yang telah
diimplementasikan untuk mengendalikan dan memberantas wabah.
13. A2. Informasi yang harus disediakan dalam
dokumen (untuk Terrestrial animal diseases)
• Tindakan-tindakan yang diimplementasikan untuk
mempertahankan kebebasan di negara, zona atau
kompartemen:
• Bukti harus diberikan bahwa persyaratan-persyaratan untuk
mempertahankan kebebasan dipenuhi sesuai dengan Chapter
spesifik penyakit yang relevan (untuk ‘listed diseases’).
• Sebagai contoh, tindakan-tindakan yang diberlakukan untuk
mencegah re-introduksi penyakit di negara, zona atau
kompartemen harus dijelaskan.
14. A2. Struktur ‘self-declaration’
• Ukuran (Size)
• Setiap ‘self-declaration’ harus dibatasi dengan suatu dokumen
tidak lebih dari 5 halaman per penyakit dalam format A4, spasi
tunggal menggunakan Times New Roman font size 10pt.
• Apendiks yang relevan dapat dilampirkan ke dokumen inti dan
harus secara jelas di referensi silang (cross-referenced).
• Referensi ke informasi yang lebih detil untuk mendukung ‘self-
declaration’ didorong untuk dilakukan, misalnya ke publikasi
dalam literatur ilmiah atau informasi lain di website Otoritas
Kompeten.
• Bahasa (Language)
• Dokumen dan setiap apendiks harus disiapkan dalam salah satu
Bahasa resmi OIE (Inggris, Perancis atau Spanyol).
15. A2. Struktur ‘self-declaration’ (Lanj.)
• Kompatabilitas file (File compatability)
• Untuk tujuan revisi, pengeditan dan penterjemahan For
revision, ‘self-declaration’ harus disediakan dalam format
Word.
• Tabel dan grafik harus dapat diedit dan disediakan dalam file
asli.
• Peta dan gambar lain harus disediakan dengan resolusi
setidaknya 300 dpi.
• Transformasi format (Transformation format)
• Dokumen harus disediakan dalam format elektronik ke Disease
Status Department OIE (menggunakan email berikut: self-
declaration@oie.int).
16. A2. Struktur ‘self-declaration’ (lanjutan)
b) Informasi terdokumentasi berikut yang mendukung kepatuhan
terhadap persyaratan Terrestrial dan Aquatic Code; pda keadaan
tidak adanya persyaratan spesifik untuk kebebasan dari penyakit
tertentu, kepatuhan dengan Chapter-Chapter horizontal yang
relevan dari Code harus dipertimbangkan.
17. B1. Review oleh DSD
• Pemberitahuan dari DSD dalam waktu 24 jam setelah
menerima ‘self declaration’
• Kalau tidak menerima dalam waktu 24 jam, negara yang
mengirimkan dapat minta verifikasi ke DSD
• DSD memerlukan waktu 2 minggu untuk melakukan analisis:
• Skrining administratif – apakah pengajuan ‘self
declaration’ sudah sesuai dengan SOP
• Skrining teknis – apakah ‘self declaration’ sudah
berdasarkan WAHIS dan Chapter yang relevan dalam OIE
TAHC
18. B1. Review oleh DSD (lanjutan)
• Kalau diidentifikasi ada gap-gap, DSD memerlukan untuk
kontak dengan negara yang bersangkutan dengan
mengirimkan email ke Delegate atau ke contact point yang
dinominasi untuk meminta informasi tambahan dan klarifikasi
untuk disediakan sebelum batas waktu akhir (deadline).
• Negara Anggota harus menyediakan klarifikasi atau informasi
tambahan dalam jangka waktu yang dialokasikan.
• Begitu informasi tersedia, DSD akan mengirimkan versi yang
sudah diedit dari dokumen ‘self-declaration’ kepada Delegate
atau contact point yang dinominasi.
19. B1. Review oleh DSD (lanjutan)
• DSD akan mengirimkan dua kali peringatan kepada Delegate
atai contact point untuk mengirimkan informasi yang diminta
dalam jangka waktu yang telah dialokasikan.
• Jika tidak ada ‘feedback’ yang diterima pada saat ‘deadline’
pada peringatan ke-dua. OIE akan mempertimbangkan bahwa
proses publikasi dari ‘self-declaration’ tidak dilanjutkan.
• Negara Anggota harus memvalidasi atau menyediakan
komentar terhadap versi final dari ‘self-declaration’ ke OIE
sebelum ‘deadline’ yang diindikasikan dalam rangka
menindaklanjuti langkah-langkah untuk publikasi di website
OIE.
20. B2. Publikasi di website OIE
• Versi final dari dokumen ‘self-declaration’ yang telah
divalidasi oleh Negara Anggota akan dikaji ulang oleh
Deputy Director General OIE sebelum dipublikasikan di
website OIE.
• Dokumen ‘self-declaration’ kemudian akan
diterjemahkan ke dalam bahasa resmi lainnya yang ada di
OIE dan diunggah ke website OIE di bagian yang relevan.
• Delegates atau contact points mengirimkan konfirmasi
dari publikasi dari ‘self-declaration’ yang diminta.
21. B2. Publikasi di website OIE (lanjutan)
• OIE akan mempublikasikan dokumen ‘self-declaration’ jika
memenuhi sesuai dengan bagian A “Submission of self-
declarations by Members” dari prosedur ini.
• Dalam kasus dimana ‘self-declaration’ tidak memenuhi syarat
meskipun klarifikasi dan tambahan informasi telah disediakan
oleh Delegate, ini tidak akan dipublikasikan oleh OIE.
• Delegate akan menerima surat resmi yang ditandatangani
oleh Director General OIE yang mengindikasikan gap-gap
yangakan diisi untuk setiap ‘self-declaration’ di masa depan.
• Publikasi ‘self-declaration’ akan diumumkan dalam Bulletin
OIE untuk informasi seluruh Negara Anggota OIE.
22. C. Kehilangan status ‘self-declared’
bebas penyakit
• Wabah yang terjadi di suatu negara, zona atau kompartemen
yang memiliki ‘self-declared’ bebas penyakit harus dinotifikasi
ke OIE melalui notifikasi segera (immediate notification) di
WAHIS.
• Departemen ‘World Animal Health Information and Analysis’
OIE bekerja sama setiap hari untuk mengidentifikasi semua
notifikasi yang dapat berdampak terhadap ‘self-declaration’
bebas penyakit.
• Setiap kehilangan ‘self-declared’ bebas penyakit
dikomunikasikan ke Negara Anggota dan terrefleksikan di
website OIE, termasuk via tautan ke notifikasi WAHIS.
23. D. ‘Self-declaration’ pemulihan
bebas penyakit
• Delegate dari Negara Anggota yang bersangkutan yang
menginginkan untuk memperoleh kembali bebas
penyakit harus menyampaikan dokumen ‘self-
declaration’ yang baru ke OIE (self-declaration@oie.int),
dengan memberikan bukti yang didokumentasikan
bahwa negara, zona atau kompartemen telah
memulihkan ‘self-declared’ bebas penyakit sesuai
dengan ketentuan yang relevan dalam Terrestrial atau
Aquatic Code, mengikuti langkah-langkah untuk ‘self-
declaration’ yang pertama.
24. Determinasi status avian influenza dari
suatu negara, zona atau kompartemen
Article 10.4.2.
1. Avian influenza adalah wajib dilaporkan (notifiable) di seluruh
negara, suatu program kesadaran masyarakat diberlakukan, dan
terhadap seluruh kejadian terduga avian influenza yang
dilaporkan dilakukan investigasi lapangan, dan jika diperlukan
investigasi laboratorium;
2. Surveilans yang tepat diberlakukan untuk menunjukkan adanya
infeksi tanpa adanya gejala-gejala klinis pada unggas, dan risiko
yang ditimbulkan oleh unggas selain ayam; hal ini dapat dicapai
melalui program surveilans avian influenza sesuai dengan Artikel
10.4.27. dan 10.4.33.;
3. Pertimbangan semua faktor epidemiologi untuk kejadian avian
influenza dan perspektif historisnya.
25. Negara, zona atau kompartemen
bebas avian influenza
Article 10.4.3.
• Suatu negara, zona atau kompartemen dapat
dipertimbangkan bebas avian influenza Ketika telah
ditunjukkan bahwa infeksi dengan virus avian influenza
pada unggas tidak ada di negara, zona atau
kompartemen dalam 12 bulan terakhir, berdasarkan
surveilans sesuai dengan Artikel 10.4.27. - 10.4.33.
26. Negara, zona atau kompartemen
bebas infeksi virus HPAI pada ayam
Article 10.4.4.
1. Telah dtunjukkan bahwa infeksi dengan virus high
pathogenicity avian influenza (HPAI) pada ayam tidak
ada di negara, zona atau kompartemen selama 12
bulan, meskipun status berkaitan dengan virus low
pathogenicity avian influenza (LPAI) mungkin tidak
diketahui; atau
2. Ketika, berdasarkan surveilans sesuai dengan Artikel
10.4.27. – 10.4.33., tidak memenuhi kriteria bebas
avian influenza tetapi setiap virus yang terdeteksi tidak
teridentifikasi sebagai virus high pathogenicity avian
influenza.
27. Negara, zona atau kompartemen
bebas infeksi virus HPAI pada ayam
Article 10.4.4. (lanjutan)
• Surveilans mungkin perlu disesuaikan dengan bagian-bagian
negara atau zona atau kompartemen yang ada tergantung pada
faktor-faktor historis atau geografis, struktur industri, data
populasi, atau kedekatan dengan waktu kejadian wabah
terbaru.
• Jika infeksi dilakukan pada ayam di suatu negara, zona atau
kompartemen yang sebelumnya bebas, status bebas dapat
diperoleh kembali 3 bulan setelah kebijakan ‘stamping-out’
(termasuk disinfeksi dari seluruh peternakan yang terdampak)
telah diterapkan, asalkan surveilans sesuai dengan Artikel
10.4.27. – 10.4.33. telah dilakukan selama periode 3 bulan
tersebut.