Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor, 13 April 2023
1. RENCANA KONTINJENSI PADA
UNIT KOMPARTEMEN BEBAS
PENYAKIT (UKBP)
Drh Tri Satya Putri Naipospos MPhil, PhD
Epidemiolog Veteriner
Bimbingan Teknis Kompartementalisasi Bebas dari Penyakit Brucellosis
Direktorat Kesehatan Hewan - Sentul City, Bogor – Kamis, 13 April 2023
2. RENCANA KONTINJENSI
❑ RENCANA KONTINJENSI INTERNASIONAL
❑ RENCANA KONTINJENSI NASIONAL
❑ RENCANA KONTIJENSI WILAYAH/ZONA
❑ RENCANA KONTIJENSI PETERNAKAN /UNIT
KOMPARTEMEN BEBAS PENYAKIT
• GENERIK
• SPESIFIK PENYAKI
(PMK, ASF, AI)
3. Pentingnya RENCANA KONTINJENSI
❑ Setiap unit kompartemen bebas penyakit hewan menular
strategis (PHMS) harus mempersiapkan diri untuk munculnya
wabah penyakit dan memiliki RENCANA KONTINJENSI yang dapat
dipraktikkan dan dikaji ulang secara teratur.
❑ RENCANA KONTINJENSI ini sangat penting terutama pada unit
kompartemen bebas penyakit (UKBP) dengan output yang
tinggi, karena peternakan/komparteman yang mengendalikan
pergerakan hewan dalam jumlah besar akan paling terpengaruh
oleh penghentian pergerakan (movement standstill).
Sumber: Animal disease outbreak: contingency plan template - gov.scot (www.gov.scot).
4. Definisi RENCANA (PLAN)
❑ Untuk mengatur sebelumnya (to arrange beforehand)
(Pocket Oxford Dictionary, 1992)
❑ Untuk memastikan bahwa sumber daya yang tersedia saat ini
dan di masa yang akan datang digunakan dengan cara yang
paling efisien untuk mendapatkan tujuan tertentu (to ensure
that the resources available now and in the future are used
in the most efficient way to obtain specific objectives)
(Green, 1994)
❑ Untuk merasionalisasi perubahan (to rationalize change)
(U.S.P. 1981)
Sumber: WHO/EHA Emergency Health Training Programme For Africa (July 1999)
5. Definisi RENCANA KONTINJENSI
(CONTINGENCY PLANNING)
❑ Tindakan yang diambil untuk mempersiapkan keadaan darurat yang
akan datang (actions taken to prepare for an impending
emergency) (Cuny, 1988)
❑ Proses perencanaan ke depan dalam keadaan ketidakpastian,
dimana skenario dan tujuan disepakati, tindakan manajerial dan
teknis ditetapkan, dan sistim respons potensial diberlakukan, untuk
mencegah atau merespons keadaan darurat dengan lebih baik
(forward planning process in a state of uncertainty, in which
scenarios and objectives are agreed, managerial and technical
actions defined, and potential response systems put in place, in
order to prevent or better respond to an emergency) (UNHCR, 1996)
Sumber: WHO/EHA Emergency Health Training Programme For Africa (July 1999)
6. Tujuan adanya RENCANA KONTINJENSI
• Memberikan informasi tentang kemungkinan konsekuensi dari wabah penyakit
yang terjadi di unit kompartemen bebas penyakit (UKBP).
• Mendorong untuk meningkatkan tindakan-tindakan biosekuriti di UKBP.
• Membantu mempersiapkan usaha/bisnis anda terhadap kejadian wabah di
UKBP, atau memberlakukan kendali pergerakan ternak.
• Menyediakan satu sumber informasi untuk memungkinkan pemilik ternak dan
Dinas yang membidangi kesehatan hewan untuk menangani wabah dengan
cepat dan efisien dan mengembalikan UKBP secepat mungkin ke produktivitas
semula.
• Memastikan penerapan tindakan-tindakan untuk mencegah polusi lingkungan
atau yang membahayakan kesehatan hewan atau manusia, khususnya
mendorong untuk memikirkan tindakan yang berpotensi mencemarkan dan
menetapkan strategi mitigasi yang tepat.
Sumber: Animal disease outbreak: contingency plan template - gov.scot (www.gov.scot).
7. KEWASPADAAN UKBP TERHADAP PENYAKIT
❑ Manajer UBKP mempunyai peran penting dalam
mempertahankan kewaspadaan terhadap tanda-tanda awal
penyakit dan mampu melakukan deteksi dini.
❑ Pelaporan cepat dari PHMS yang dicurigai perlu dilakukan ke
pihak Dinas yang membidangi peternakan dan kesehatan hewan
dan yang melaporkanya ke Direktorat Kesehatan Hewan.
❑ Pelaporan cepat dalam RENCANA KONTINJENSI harus merupakan
persyaratan hukum dan akan membantu otoritas veteriner
untuk mengidentifikasi sumber penyakit sebelum penyakit
memiliki kesempatan untuk menyebar, sehingga mengurangi
dampak pada masyarakat luas.
Sumber: Chapter 1. Principles of disease control - Exotic animal disease contingency
framework plan: August 2022 - gov.scot (www.gov.scot)
8. Tindakan segera setelah wabah dikonfirmasi
❑ Begitu wabah penyakit hewan yang wajib dilaporkan (notifiable
disease) telah dikonfirmasi di suatu unit kompartemen bebas
penyakit (UKBP), maka tindakan segera yang harus dilakukan untuk
mencegah penyebaran penyakit adalah:
○ Lakukan aksi di tempat (isolasi ternak sakit/penangan hewan
abortus, pemusnahan apabila diperlukan, vaksinasi,
pengobatan);
○ Lakukan pembersihan dan disinfeksi secara menyeluruh;
○ Kendalikan pergerakan hewan di area yang lebih luas;
○ Lakukan pengendalian terhadap produk hewan;
○ Investigasi asal sumber wabah; dan
○ Monitoring penyebaran penyakit lebih lanjut.
Sumber: Scottish Government. Contingency Plan for the Outbreak of Notifiable Animal Disease. 2010.
9. Pembuatan dokumen RENCANA KONTINJENSI
❑ Dokumen ini akan membantu manajer UKBP untuk mencatat semua
informasi biosekuriti dan perencanaan wabah penyakit yang relevan
dengan UKBP dalam satu dokumen.
❑ Dokumen dimaksudkan sebagai bantuan untuk sendiri (self help) bagi
pemilik ternak/manajer UKBP.
❑ Dengan mempertimbangkan sejumlah poin dengan cermat, operator
UKBP dapat mengurangi peluang wabah penyakit di UKBP dan
memitigasi masalah, jika wabah terjadi.
❑ Dokumen ini untuk digunakan oleh manajer dan operator UKBP dalam
menyediakan baik informasi dan kerangka kerja untuk pengembangan
RENCANA KONTINJENSI. RENCANA tersebut menjadi milik operator dan
dapat diubah atau direvisi untuk memenuhi kebutuhan dan keadaan
spesifik dari usaha/bisnis UKBP.
Sumber: Animal disease outbreak: contingency plan template - gov.scot (www.gov.scot).
10. RENCANA KONTINJENSI
1. TINDAKAN
BIOSEKURITI
PENCEGAHAN
2. RENCANA
KEBERLANGSU-
NGAN USAHA
3. INFORMASI
KESWAN YANG
DIPERLUKAN
CEPAT SETELAH
ADA WABAH
4. PETA/ RENCANA
PETERNAKAN
ANDA
5. STASIUN
PEMBERSIHAN
DAN
DISINFEKSI
6. PEMUSNAHAN
TERNAK,
PENYIMPANAN
DAN
PENGHILANGAN
KARKAS
7. PEMBERSIHAN
DAN DISINFEKSI
BANGUNAN DAN
PERALATAN
8.PENGHILANGAN
KOTORAN,
LITTER, SLURRY,
PAKAN, ALAS
KANDANG DAN
LAINNYA
9. DISPOSAL
KARKAS
(PEMBAKARAN
DI TEMPAT)
10. DISPOSAL
KARKAS
(PENGUBURAN
DI TEMPAT)
11. 1. TINDAKAN BIOSEKURITI PENCEGAHAN
❑ Memiliki prosedur untuk mengintroduksi ternak baru ke UKBP;
❑ Memiliki tempat penerimaan khusus bagi pengunjung dan mengendalikan
akses pengunjung;
❑ Memiliki buku penerimaan pengunjung (esensial untuk penelusuran)
❑ Menyediakan, memelihara dan menggunakan fasilitas disinfeksi untuk
sepatu bot dan kendaraan;
❑ Membatasi akses pengunjung ke ternak (perlu akses ke peraturan yang
diberlakukan di UKBP);
❑ Pengendalian hama yang baik;
❑ Periode waktu minimum antara kontak dengan ternak di luar UKBP dan
ternak di dalam UKBP sendiri;
❑ Pelatihan regular untuk pekerja kandang/operator UKBP mengenai
pengenalan penyakit dan tindakan yang harus diambil;
❑ Sistim untuk mengurangi risiko yang ditimbulkan oleh pengunjung regular
seperti pengantar bahan baku pakan atau pengumpul sampah.
12. 2. RENCANA KEBERLANGSUNGAN USAHA
❑ Potensial untuk merelokasi kegiatan atau manajemen dalam
usaha/bisinis UKBP;
❑ Instruksi tambahan kepada staf dan operator UKBP (pekerja
kendang) tentang tanggung jawab biosekuriti mereka;
❑ Perhatian pada kesejahteraan hewan – misalnya akses ke pakan,
alas kandang, penyediaan kandang yang layak dan memadai,
potensial kandang temporer untuk mengurangi kepadatan ternak;
❑ Pergerakan ternak dalam satu alur/rantai, misalnya dari tempat
penetasan ke peternakan;
❑ Kontak dengan pemasok dan pelanggan;
❑ Potensial alternatif untuk stok yang dapat dipasarkan;
❑ Pertimbangan non-usaha/bisnis lainnya.
13. 3. INFORMASI KESWAN YANG DIPERLUKAN
CEPAT SETELAH ADA WABAH
❑ Jumlah ternak di setiap kandang (menurut kategori ternak)
❑ Rincian pergerakan baru-baru ini – baik dari peternakan eksternal
/luar atau dari kandang atau flok di UKBP jika ada pergerakan
internal.
❑ Catatan produksi dalam 21 hari terakhir.
❑ Asupan/penggunaan pakan dan air.
❑ Angka berat badan (jika sesuai)
❑ Mortalitas (dengan tanggal)
❑ Penggunaan obat-obatan hewan pada ‘batch’ saat ini dan
sebelumnya.
❑ Penggunaan inseminasi buatan/transfer embrio.
14. 3.1 INFORMASI UNTUK KOMPENSASI
❑ Jenis ternak – bersilsilah (pedigree)/komersial
❑ Tanggal ternak ditempatkan di setiap kandang.
❑ Rincian ternak di UKBP yang berada di bawah kepemilikan lain,
termasuk spesies yang dipelihara dan jumlahnya.
❑ Apakah ada keadaan khusus yang dapat menjustifikasi
penggunaan tenaga penilai barang (specialist valuer)?
❑ Jumlah dan jenis kandang ternak.
❑ Kapasitas setiap kandang ternak.
❑ Jumlah ternak yang ada di setiap kandang.
15. 3.2 INFORMASI PERGERAKAN, PETERNAKAN
TERKAIT DAN BERTETANGGA
❑ Pergerakan ternak KE dalam UKBP dalam 21 hari terakhir;
❑ Pergerakan ternak KELUAR dari UKBP dalam 21 hari terakhir;
❑ Daftar pengunjung termasuk staf dalam 21 hari terakhir;
❑ Rincian perusahaan peternakan lain yang punya tautan
dengan UKBP termasuk jenis tautan, misalnya personel
bersama, pengiriman pakan dengan kendaraan yang sama;
❑ Rincian usaha/bisnis lain dan residensi pribadi dalam batas-
batas UKBP anda;
❑ Rincian peternakan lain di sekitar UKBP dengan ternak serupa.
16. ❑ Unit kandang (diidentifikasi dengan nama/nomor);
❑ Titik akses kendaraan termasuk pintu masuk dan area parkir
kendaraan;
❑ Area mandi/ganti baju;
❑ Permukaan – indikasikan apakah beton/aspal/kayu keras/rumput;
❑ Asupan air/meteran/tangki penyimpanan;
❑ Sakelar listrik/meteran;
❑ Penyimpanan gas/sakelar gas;
❑ Rincian sistim drainase (termasuk saluran masuk dan titik
pembuangan);
❑ Penyimpanan slurry/bubur limbah, termasuk pompa dan katup
penutup.
4. PEMETAAN/RENCANA PETERNAKAN ANDA
17. ❑ Fasilitas penyimpanan pakan termasuk silo, alat hopper dan
klem silase;
❑ Tempat penyimpanan alas kandang (bedding);
❑ Tempat penyimpanan kemasan telur;
❑ Usulan lokasi penyimpanan darurat kotoran/litter;
❑ Area kesejahteraan staff dan indikasikan akomodasi untuk
manajer dan operator UKBP/pekerja kandang;
❑ Usulan area pembersihan dan disinfeksi kendaraan;
❑ Jalan umum atau hak jalan.
4. PEMETAAN/RENCANA PETERNAKAN ANDA
18. STASIUN PEMBERSIHAN DAN INFEKSI
5. STASIUN PEMBERSIHAN DAN DISINFEKSI
❑ Jika wabah penyakit dicurigai di UKBP anda, maka perlu dibuat
stasiun pembersihan dan disinfeksi untuk membersihkan dan
mendisinfeksi semua kendaraan, personel dan peralatan yang
masuk dan meninggalkan lokasi.
❑ Perlu ada yang bertanggung jawab dalam mengoperasikan stasiun
tersebut dan mengumpulkan sisa air mengalir (run-off).
❑ Perhatian khusus selama operasi ini adalah potensi air pencuci dan
disinfektan untuk mengalir keluar secara bebas dan menyebabkan
polusi serius pada aliran air atau air tanah.
❑ Fasilitas pembersihan dan disinfeksi tidak boleh terletak dalam
jarak 10 m dari saluran air permukaan, parit atau lubang bor, atau
dalam jarak 50 m dari mata air, sumur atau lubang bor, meskipun
keadaan ini tidak selalu memungkinkan.
19. Pembersihan dan disinfeksi kendaraan
❑ Lokasi yang tepat perlu diidentifikasi untuk membersihkan dan
mendisinfeksi kendaraan hingga ukuran truk lori saat
kendaraan tersebut memasuki dan meninggalkan UKBP.
❑ Dalam memilih lokasi tersebut, maka perlu dipertimbangkan
kedekatan dengan saluran pembuangan, parit dan aliran air
serta bagaimana air pencuci dan deterjen dapat dikumpulkan,
ditahan, diberi perlakuan dan digunakan/dibuang.
❑ Perencanaan ke depan perlu memastikan bahwa standar
pembersihan dan disinfeksi serupa dapat dilakukan tanpa
mencemari UKBP.
20. 6. PEMUSNAHAN TERNAK, PENYIMPANAN DAN
PENGHILANGAN KARKAS
❑ Jika terjadi wabah penyakit yang wajib dilaporkan (notifiable
disease) di UKBP, maka pemusnahan ternak yang terkena
dampak dapat dilakukan menggunakan kekuatan yang
terkandung dalam Undang-Undang Republik Indonesia.
❑ Dalam skenario ini, keputusan operasional tentang
pemusnahan didasarkan kepada situasi di lapangan pada
saat wabah.
❑ Sebagai bagian dari opsi pemusnahan dan lokasi perlu
diidentifikasi dengan berkonsultasi dengan Dinas yang
membidangi peternakan dan kesehatan hewan.
21. KEBUTUHAN PERALATAN DARURAT
❑ Ketersediaan peralatan yang digunakan untuk mengendalikan
wabah penyakit adalah bagian yang sangat penting dari
RENCANA KONTIJENSI.
❑ Tindakan-tindakan yang berbeda selama pengendalian
penyakit seperti:
○ pemusnahan dan destruksi ternak;
○ pembersihan dan disinfeksi UKBP yang telah terinfeksi; dan
○ transpor memerlukan keterlibatan peralatan spesifik
(termasuk sistim IT untuk komunikasi dan pelaporan) dalam
waktu singkat.
Sumber: Nordic Council of Ministers 2014. Contingency Planning for Animal Diseases.
22. PERSYARATAN TEKNIS PERALATAN DARURAT
❑ Tersedia untuk digunakan dalam periode waktu singkat
❑ Ketersediaan untuk digunakan dalam kondisi lapangan
(mobile, mandiri, kompak dlsb.);
❑ Kapasitas besar, mampu digunakan tahan lama – untuk
mengendalikan wabah secara cepat;
❑ Mudah dibersihkan dan didisinfeksi (untuk mencegah
penyebaran agen penyakit);
❑ Dalam kondisi teknis yang baik (dirawat dengan baik dan
diperiksa secara reguler);
❑ Ketrampilan dan terlatih untuk mengoperasikan peralatan dan
akses ke bantuan teknis permanen.
Sumber: Nordic Council of Ministers 2014. Contingency Planning for Animal Diseases.
23. 7. PEMBERSIHAN DAN DISINFEKSI BANGUNAN
DAN PERALATAN
❑ Setelah wabah penyakit muncul, bangunan, halaman, dan
peralatan perlu dibersihkan dan didisinfeksi sebelum
pemulihan stok (restocking) dimulai.
❑ Lama dan metoda pembersihan dan disinfeksi diperlukan,
termasuk penyiapan lahan perlu ditentukan.
❑ Dalam keadaan wabah, ada kebutuhan bahwa semua
bangunan di mana ternak atau karkas terinfeksi dipelihara
dan semua lokasi, peralatan, perkakas, kendaraan dan
saluran air yang mungkin terkontaminasi akan membutuhkan
pembersihan dan disinfeksi secara menyeluruh.
24. 8. PENGHILANGAN KOTORAN, LITTER, SLURRY,
PAKAN, ALAS KANDANG DAN LAINNYA
❑ Semua bahan organik yang telah kontak dengan hewan yang
terinfeksi (seperti pakan, alas kandang, dan kotoran yang
diekskresikan) perlu ditangani dengan menghilangkan setiap
residual vektor penyakit untuk meminimalkan risiko
penyebaran penyakit.
❑ Kotoran, litter, slurry, pakan, alas kandang dan material
lainnya yang diduga terinfeksi dengan penyakit yang dapat
disebut sebagai limbah berbahaya sampai risiko infeksi telah
ditangani dan material tersebut dapat digunakan kembali
sesuai dengan praktik budidaya yang baik.
25. DISPOSAL KARKAS
❑ Untuk kepentingan RENCANA KONTINJENSI:
o Insinerasi atau ‘rendering’ komersial
adalah opsi yang lebih dipilih untuk
disposal karkas.
○ Metoda lain seperti pembakaran/
penguburan di lahan pertanian hanya
dipertimbangkan dalam keadaan yang
luar biasa.
26. 9. DISPOSAL KARKAS (PEMBAKARAN DI TEMPAT)
❑ Pembakaran karkas menunjukkan tantangan logistik yang
membutuhkan penggalian dan sejumlah besar bahan bakar padat
dan cair, tenaga kerja dan peralatan.
❑ Pembakaran menimbulkan risiko signifikan bagi kesehatan
manusia, kualitas udara dan lingkungan air.
❑ Pembakaran di tempat tidak mungkin menjadi pilihan yang layak
untuk unggas.
❑ Berbagai polutan yang dikeluarkan oleh pembakaran, partikel
yang dihirup dan sulfur dioksida cenderung menimbulkan
ancaman langsung bagi kesehatan masyarakat, terutama bagi
orang dengan kondisi medis yang hidup atau bekerja dekat
dengan pembakaran.
27. 10. DISPOSAL KARKAS (PENGUBURAN DI TEMPAT)
❑ Jika pengangkutan karkas di luar lokasi UKBP untuk insinerasi atau
‘rendering’ tidak memungkinkan, maka penguburan di tempat
dapat dipertimbangkan.
❑ Namun, jika akibat karena pembatasan pergerakan maka anda
harus memusnahkan ternak dengan alasan kesejahteraan,
misalnya karena pakan, alas kandang atau kandang yang tidak
mencukupi, maka pengaturan disposal karkas dapat dilakukan
tersendiri, dengan saran dari Dinas yang membidangi peternakan
dan kesehatan hewan.
❑ Saran mencakup pertimbangan kebutuhan untuk mematuhi
pembatasan lalu lintas yang mungkin berlaku untuk ternak anda.
28. DISPOSAL KARKAS (PEMBAKARAN ATAU
PENGUBURAN DI TEMPAT)
❑ Untuk melindungi lingkungan air, tempat pembakaran dan
penguburan karkas harus tidak berlokasi:
○ dalam jarak 250 m dari sumur, lubang bor atau mata air yang
digunakan untuk abstraksi;
○ dalam jarak 250 m dari suplai air minum;
○ dalam jarak 50 m dari aliran air, lahan basah dlsb;
○ dalam jarak 10 m dari saluran pembuangan lapangan;
○ di daerah di mana permukaan air tanah dekat dengan permukaan,
seperti dataran rendah atau tanah berawa;
○ di daerah di mana tanahnya sangat berpori (permeable), misalnya
pasir dan kerikil;
○ Di daerah di mana tanahnya berpori rendah, misalnya tanah liat;
○ Di daerah di mana tanahnya rawan. to flooding.
29. Referensi
❑ SEAR natural Scotland. Scottish government. Contigency plan
for the outbreak of a notifiable disease. 21/01/2010.
Contingency+plan+for+the+outbreak+of+a+notifiable+disease.pdf
(www.gov.scot).
❑ Nordic Council of Ministers 2014. Contingency Planning for
Animal Diseases.
Contingency Planning for Animal Diseases : Baltic Seminar on
"Contingency Planning for the next Decade" held 19 - 20 September
2012 Helsinki, Finland (diva-portal.org).