SlideShare a Scribd company logo
Pengaturan Appropriate Level of
Protection (ALOP) dan Analisis Risiko
Drh Tri Satya Putri Naipospos MPhil PhD
Komisi Ahli Kesehatan Hewan, Kesehatan Masyarakat Veteriner
dan Karantina Hewan - Kementerian Pertanian
Acara Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani
Presentasi Zoom, 13 Oktober 2020
Ketentuan utama Perjanjian SPS WTO
yang berkaitan dengan Analisis Risiko
• Menyediakan kerangka hukum yang mencakup semua
tindakan-tindakan Sanitary and Phytosanitary (SPS) yang
secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi
perdagangan internasional
• Mengharuskan tindakan-tindakan SPS dijustifikasi
berdasarkan sains dan penilaian risiko (risk assessment)
• Keputusan tentang ‘acceptable levels of risk’ / ’appropriate
levels of protection’ harus konsisten dan keputusan yang
sewenang-wenang (arbitrary) yang menghasilkan restriksi
perdagangan yang tidak dapat dijustifikasi harus dihindari
• Tindakan SPS alternatif yang memberikan tingkat
perlindungan yang sama harus dinilai setara (ekuivalen)
Prinsip Perjanjian SPS
• Prinsip-prinsip umum tindakan SPS (Artikel 2)
- Berdasarkan sains
- Diperlukan untuk melindungi kesehatan
- Tidak dibenarkan untuk diskriminatif
• Negara didorong untuk menggunakan standar internasional
yang ada (OIE/IPPC/Codex) artinya menerapkan prinsip
harmonisasi (Artikel 3), namun tidak dipaksakan
• Untuk menghindari tindakan SPS menjadi hambatan
perdagangan yang tidak dapat dijustifikasi, negara harus
menerapkan prinsip ekuivalensi (Artikel 4)
• ALOP harus dinilai menggunakan praktik penilaian risiko
(risk assessment) (Artikel 5)
Tindakan-tindakan SPS
• Tindakan-tindakan SPS termasuk semua
undang-undang yang relevan,
keputusan, regulasi, persyaratan dan
prosedur, termasuk diantaranya:
✓ kriteria produk
✓ tindakan karantina
✓ persyaratan produksi dan pemrosesan
✓ sertifikasi dan prosedur persetujuan
✓ inspeksi
✓ pengujian
✓ label terkait kesehatan
Sumber: Melvin Spreij 2010. Developing veterinary legislation in a WTO context.
Faktor negosiasi utama untuk
perdagangan internasional
hewan dan produk hewan
Bagaimana jaminan SPS dari negara pengekspor
diterima dan seberapa dekat jaminan tersebut
memenuhi tingkat perlindungan yang diinginkan
atau yang tepat (appropriate level of
protection/ALOP) untuk kesehatan manusia dan
hewan serta zoonosis dari negara pengimpor
Sumber: Gideon Brückner 2011. The OIE judgement of equivalence.
Kewajiban negara pengimpor
dan negara pengekspor
NEGARA PENGIMPOR
• Pertimbangkan status SPS
negara pengekspor
• Pilih ‘appropriate level of
protection’ (ALOP)
• Pertimbangkan jaminan
SPS yang ditawarkan
negara pengekspor
• Lakukan analisis risiko
impor (import risk analysis)
jika diperlukan
NEGARA PENGEKSPOR
• Sediakan informasi
sebagaimana diminta oleh
negara pengimpor
• Inspeksi dan sertifikasi oleh
dokter hewan pemerintah
dari negara pengimpor
• Transparansi dalam
memberikan informasi SPS
Sumber: Gideon Brückner 2011. The OIE judgement of equivalence.
Mitigasi risiko untuk perdagangan hewan
dan produk hewan – untuk impor baik dari
negara bebas dan negara tertular penyakit
• Tindakan-tindakan mitigasi risiko berdasarkan
penilaian risiko (risk assessment)
• OIE Terrestrial Animal Health Code (TAHC) dengan
sendirinya menyediakan persyaratan minimum impor
berdasarkan risiko
• Jika standar SPS atau ALOP yang lebih tinggi – maka
perdagangan dapat ditolak atau dilakukan penilaian
risiko impor (import risk assessment) tambahan
Sumber: Gideon Brückner 2011. The OIE judgement of equivalence.
Ketentuan nasional ALOP (1)
• PP No. 95/2012 tentang Kesmavet dan Kesrawan
• Analisis risiko rencana pemasukan produk hewan
(Pasal 30 ayat 3)
g. penetapan tingkat perlindungan yang dapat diterima;
• PP No. 3/2017 tentang Otoritas Veteriner
• Otoritas Veteriner Nasional (Pasal 6 ayat 2)
f. penetapan tingkat perlindungan yang dapat diterima;
g. penetapan analisis risiko penyakit hewan terhadap
pemasukan hewan dan produk hewan dari luar wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia;
Ketentuan nasional ALOP (2)
• UU No. 21/2019 tentang Karantina Hewan, Ikan dan
Tumbuhan
• Ruang lingkup pengaturan tentang karantina (Pasal 4)
b. tingkat pelindungan negara berdasarkan analisis risiko
• Penyelenggaraan Karantina (Pasal 5)
(1) Penyelenggaraan karantina didasarkan pada tingkat
pelindungan negara yang layak terhadap HPHK, HPIK, dan
OPTK
(2) Tingkat pelindungan yang layak sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilaksanakan dengan melakukan analisis risiko
(3) Ketentuan mengenai penetapan tingkat pelindungan yang
layak dan analisis risiko sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Pemerintah
Analisis Risiko dan ALOP
• ALOP merupakan output dari Penilaian
Risiko (Risk Assessment)
• Penting untuk membedakan secara jelas
antara ALOP yang ditetapkan oleh suatu
negara dan tindakan-tindakan SPS
• Tujuan ALOP adalah luas (broad objective)
• Tindakan-tindakan SPS ditetapkan untuk
mencapai tujuan ALOP
• Penetapan ALOP secara logis mendahului
penetapan suatu tindakan SPS
ALOP adalah tujuan,
sedangkan tindalkan
SPS adalah instrumen
untuk mencapai atau
mengimplementasika
n tujuan
Analisis Risiko
Pilihan melakukan Analisis Risiko
atau tidak
• Perjanjian SPS memberikan 2 pilihan untuk setiap negara:
- mendasarkan tindakan sanitary berdasarkan standar
internasional (OIE, Codex) (ini dianggap lebih baik)
ATAU
- melakukan analisis risiko yang saintifik dan transparan
• apabila tidak ada standar yang relevan, atau
• jika suatu negara memilih untuk mengadopsi tingkat
perlindungan yang lebih tinggi dari yang sudah
disediakan dalam standar OIE (OIE TAHC dan Manual)
• Tindakan sanitary dapat merupakan kombinasi dari standar
OIE dan tindakan tambahan yang dapat diterima oleh
negara pengimpor dan mitra dagangnya
Sumber: Joseph Domenech 2012. Risk assessment in international trade.
Komponen Analisis Risiko
• Ada 3 komponen
Analisis Risiko:
Penilaian Risiko,
Manajemen Risiko,
dan Komunikasi
Risiko
• Keputusan dalam
Manajemen Risiko
didasarkan atas
penggabungan
antara input
saintifik, kebijakan
dan nilai-nilai
Penilaian
Risiko
- Dasarnya
saintifik
Manajemen
Risiko
- Dasarnya
kebijakan
Komunikasi Risiko
Sumber: An overview and framework manual for biosecurity risk analysis. FAO Biosecurity Toolkit
Pertukaran informasi dan
pendapat interaktif
mengenai risiko
Kerangka Analisis Risiko
Identifikasi
Bahaya
Penilaian
Risiko
Manajemen
Risiko
Penilaian
Pemasukan
Penilaian
Pendedahan
Penilaian
Konsekuensi
Evaluasi Risiko
Evaluasi Opsi
Evaluasi
Pengamanan
Implementasi,
Monitoring &
Tinjauan
Estimasi
Risiko
ALOP
ALOR
<
ALOP
Analisis risiko
menghitung tingkat
risiko (bukan tingkat
perlindungan yang
diperlukan), ALOR
digunakan dalam
Evaluasi Risiko
Contoh: ALOR dalam Evaluasi Risiko
Penilaian Konsekuensi: Moderate (Sedang)
Estimasi Risiko: Very low (Sangat rendah)
ALOR yang diusulkan: Very Low (Very Low)
Kesimpulan: Ada tingkat risiko yang tidak dapat diterima
Penilaian Pemasukan:
Low (Rendah)
Penilaian Pendedahan:
Low (Rendah)
Penilaian Pemasukan
dan Pendedahan: Very
low (Sangat rendah)
Appropriate Level of
Protection (ALOP)
Pengertian ALOP
• Appropriate level of protection (ALOP):
- Tingkat perlindungan yang dianggap
tepat oleh suatu negara dalam menentukan
tindakan Sanitary atau Phytosanitary (SPS)
untuk melindungi kehidupan atau kesehatan
manusia, hewan atau tumbuhan di dalam
wilayah negaranya (WTO, 1995, Annex A
Perjanjian SPS)
• ALOP dapat disebut juga sebagai ALOR
(tingkat risiko yang dapat diterima atau risiko
yang dapat ditoleransi).
Hak untuk menetapkan ALOP
• Setiap negara memiliki hak berdaulat (sovereignity) untuk
menentukan ALOP-nya
• Ini bukan hak yang dibatasi, tetapi setiap negara harus
mempertimbangkan tujuannya yaitu meminimalkan dampak
negatif terhadap perdagangan (Pasal 5.4 Perjanjian SPS) dan
konsisten dalam penerapannya (Pasal 5.5 Perjanjian SPS)
• Perjanjian SPS tidak mengharuskan suatu negara untuk
memiliki dasar ilmiah untuk ALOP-nya, begitu juga untuk
mengekspresikannya dalam istilah kuantitatif
• ALOP adalah pernyataan kebijakan pemerintah dan
merefleksikan harapan masyarakat sehubungan dengan risiko
secara umum dan, khususnya, yang berkaitan dengan
perlindungan terhadap industri pertanian dan lingkungan
Sumber: David Wilson. The Appropriate Level of Protection. AFFA.
Konsep ALOP
• Konsep ALOP mendasari kebijakan dan
praktik KARANTINA kontemporer
• Istilah ALOP belum lama diperkenalkan
oleh WTO, tetapi konsepnya tidak baru
• Bagi suatu negara mungkin sulit untuk
secara jelas mendefinisikan ALOP-nya
tetapi memahami konsepnya tidak sulit,
dan harus selalu disadari bahwa tanggung
jawab KARANTINA adalah sangat penting
dalam melindungi wilayah negara terhadap
masuk, berkembang dan menyebarnya
HPHK yang tidak diinginkan
Sumber: David Wilson. The Appropriate Level of Protection. AFFA.
Penerapan konsep ALOP
• Tindakan karantina didasarkan pada ALOP dan dirancang
untuk diselaraskan dengan ALOP
• Penentuan ALOP adalah elemen dalam proses
pengambilan keputusan yang secara logis mendahului
pemilihan dan penggunaan tindakan SPS
• Namun, dengan tidak adanya pernyataan terperinci dari
setiap negara yang menggambarkan ALOP-nya secara
tepat, panduan untuk ALOP dapat ditemukan dalam
perlindungan yang diberikan kepada masyarakat dan
industri melalui kebijakan dan praktik karantina yang telah
dikembangkan dan diadopsi selama bertahun-tahun
Sumber: Gideon Brückner 2011. The OIE judgement of equivalence.
ALOP dan Analisis Risiko
• Jika tingkat risiko yang dinilai terkait dengan usulan impor
tidak mencapai ALOP, maka akan diusahakan untuk
mengidentifikasi tindakan-tindakan manajemen risiko yang
dapat mengurangi risiko untuk mencapai ALOP
• Jika tidak tersedia tindakan-tindakan manajemen risiko
yang mengurangi risiko untuk mencapai ALOP, maka
perdagangan tidak akan diizinkan sampai tindakan-
tindakan yang sesuai dapat diidentifikasi
• Jika tersedia tindakan-tindakan untuk mengatasi risiko,
maka impor akan diizinkan sepanjang tindakan-tindakan
manajemen risiko tersebut (atau justifikasi teknis lainnya)
dapat diterapkan
Sumber: https://www.agriculture.gov.au/biosecurity/risk-analysis/conducting/appropriate-level-of-protection
ALOP dan ALOR
• Tingkat perlindungan berbanding terbalik dengan risiko,
tetapi bukan risiko itu sendiri
• Risiko nol (atau perlindungan penuh) secara praktis tidak
dapat dicapai karena selalu ada beberapa kemungkinan
introduksi HPHK jika HPHK tersebut ada di negara/wilayah
asalnya
• Risiko introduksi HPHK meningkat dengan meningkatnya
jumlah impor, berarti suatu negara memerlukan kuota
tahunan importasi untuk mempertahankan ALOR
(meskipun secara teknis dapat dijustifikasi, implikasi praktis
dari implementasi persyaratan tersebut mungkin sulit)
Sumber: The WTO Sanitary and Phytosanitary (SPS) Agreemen. Australian Government.
Kunci penting ALOP/ALOR
• ALOP merupakan penilaian nilai sosial (societal) yang
merefleksikan risiko maksimal (atau kerugian yang hilang)
dari penyebaran dan/atau berkembangnya patogen yang
dianggap ‘dapat diterima’ (acceptable) oleh suatu negara
• Menetapkan ALOP nasional merupakan keputusan
politik, sehingga para analis risiko tidak menetapkan
ALOP, mereka hanya menggunakannya untuk menentukan
apakah risiko ‘dapat diterima’ atau ‘tidak dapat diterima’
• Risiko ‘dapat diterima’ jika berada dalam ALOP (yaitu sama
dengan atau lebih rendah dari ALOP nasional
• ALOP nasional harus konsisten di semua sektor – baik
untuk tumbuhan, hewan darat dan hewan akuatik
Implementasi ALOP dalam
perdagangan internasional
• ALOP dapat dicapai dengan mengurangi risiko
berkembangnya HPHK sampai ke tingkat risko tertentu
yang dapat diterima (ALOR)
• ALOP suatu negara harus dapat memastikan ALOR.
Tingkat risiko ini berbeda untuk setiap negara, tetapi
tidak bisa nol (zero)
• Jika risiko yang ditimbulkan oleh negara pengekspor
dapat diterima oleh suatu negara pengimpor, risiko yang
sama dari negara lain juga harus dapat diterima oleh
negara pengimpor tersebut
Sumber: http://spstraining.pk/spsweb/Trainings/Module1/index-page_id=2032.html
ALOP berbeda untuk risiko berbeda
• Penggunaan konsep ALOP dalam Pasal 5 Perjanjian SPS
menunjukkan bahwa ALOP mungkin berbeda untuk risiko
dan situasi yang berbeda di negara manapun
• Pasal 5.5 Perjanjian SPS menyatakan bahwa untuk
konsisiten setiap negara harus memenuhi 3 (tiga) elemen:
- mengadopsi ALOP berbeda untuk sejumlah situasi berbeda;
- ALOP tersebut menunjukkan perbedaan sewenang-wenang
(arbitrary) atau tidak dapat dijustifikasi dalam perlakuan mereka
terhadap situasi berbeda; dan
- Tindakan yang mewujudkan atau mengimplementasikan
perbedaan tersebut mengakibatkan diskriminasi atau restriksi
yang tersama dalam perdagangan internasional
Sumber: http://spstraining.pk/spsweb/Trainings/Module1/index-page_id=2032.html
Keterkaitan ALOP dan analisis risiko
• ALOP dan ALOR adalah topik
penting dalam harmonisasi
tindakan-tindakan SPS dalam
perdagangan bilateral
Pilihan
‘Appropriate
Level of
Protection’
(ALOP)
Estimasi
‘Acceptable
Level of
Risk’
(ALOR)
Analisis
Risiko Impor
Risiko
<
ALOR
Analisis dan
pilihan
tindakan
SPS
Tidak
diperlukan
tindakan
SPS
Sumber: Ricardo Sgrillo. Considerations on the Appropriate Level of
Protection, Acceptable Level of Risk and Phytosanitary Measures
Tidak
Ya
Ketentuan Komite SPS WTO
dalam penetapan ALOP
1. ALOP harus ditentukan dengan cara cukup jelas sehingga
memungkinkan dilakukan pemeriksaan sejauh mana
tindakan SPS mencapai tingkat perlindungan tersebut
2. ALOP dapat kualitatif atau kuantitatif, meskipun yang
terakhir akan lebih berguna dalam membantu identifikasi
aplikasi yang tidak konsisten
3. ALOP harus diterapkan secara konsisten dari waktu ke
waktu
4. ALOP dapat dimodifikasi pada suatu waktu
5. ALOP dapat dinyatakan sebagai tujuan kebijakan secara
menyeluruh atau untuk situasi tertentu
Sumber: Howard Pharo. Methodologies for risk assessment: state of the art & challenges.
Kegunaan ALOP
• ALOP merupakan pernyataan praktis dalam
penentuan kebijakan impor nasional tetapi
juga dalam pelaksanaan Analisis Risiko Impor
(ARI) yang digunakan untuk menginformasikan
keputusan tentang aplikasi impor hewan dan
produk hewan dari luar negeri.
• ALOP dapat digunakan sebagai sarana
untuk menyelesaikan sengketa
perdagangan dengan membandingkan
tingkat risiko yang dapat diterima (ALOR)
oleh negara yang berbeda untuk jenis
produk yang sama (WTO, 1995)
Pertimbangan penetapan ALOP (1)
• Keputusan untuk menentukan ALOP tidak hanya didasarkan
pada kriteria biologik tetapi juga dapat memperhitungkan
aspek ekonomi, sosial, lingkungan, budaya, dan politik
• Contoh:
- Negara memproduksi kurang dari yang dibutuhkan dan oleh
karenanya harus mengimpor untuk mensuplai pasar domestik
(menekan ALOP turun)
- Negara akan kehilangan pasar internasional dengan
berkembangnya HPHK (menekan ALOP naik)
- Importasi akan menurunkan harga produk, mengurangi tekanan
permintaan dan membantu mengurangi tekanan inflasi
(mendorong ALOP turun)
- Perkembangan HPHK akan meningkatkan biaya produksi dan
produk akan kehilangan daya saing (mendorong ALOP turun)
Pertimbangan penetapan ALOP (2)
• Contoh (lanjutan):
- Industri nasional harus meningkatkan daya saing produknya
dengan memperbaiki kualitas produk dan menurunkan harga
(mendorong ALOP turun)
- Lapangan kerja baru akan dihasilkan karena kebutuhan
penanganan volume produk yang lebih besar (mendorong
ALOP turun)
- Industri ternak di negara pengimpor memiliki kedudukan
ekonomi yang strategis dan kepentingan sosial yang besar,
dan perkembangan suatu HPHK baru akan menyebabkan
konsekuensi bencana yang besar (mendorong sangat kuat
ALOP naik)
Sumber: Ricardo Sgrillo. Considerations on the Appropriate Level of
Protection, Acceptable Level of Risk and Phytosanitary Measures
Contoh: ALOP Australia
Australia: Proses Analisis Risiko
Impor (ARI)
• Berdasarkan sains (science-based)
- Tim ARI yang dipilih berdasarkan keahliannya
- Penggunaan pakar eksternal
- Tinjauan sejawat (peer review)
• Transparan
- Informasikan semua ‘stakeholder’ dalam register
- Informasi berbasis web dan file publik untuk setiap ARI
- Proses dan metodologi terbuka dan terdokumentasi
- Konsultasi hal-hal penting terbuka dengan ‘stakeholder’
Sumber: Mary Harwood 2003. Australia’s Import Risk Analysis Process Compared and Contrasted.
Australia: Pendekatan Kebijakan
Karantina
• Pendekatan yang diterapkan adalah risiko yang dapat
dikelola (managed-risk) – bukan risiko nol
• Mengurangi risiko masuk, berkembang atau menyebarnya
hama penyakit hewan karantina (HPHK) eksotik sampai
ke tingkat yang sangat rendah (very low level)
• Kebijakan karantina harus didukung oleh sains
- menggunakan proses analisis risiko impor (ARI)
yang saintifik dan transparan
• Keputusan untuk memberlakukan restriksi karantina
terhadap impor harus memperhitungkan baik ARI dan
panduan kebijakan yang terkandung dalam ALOP
Konsep ALOP Australia
• Australia menganggap pendekatan konservatif terhadap
risiko sebagai ALOP
• ALOP adalah pernyataan eksplisit atau implisit dari ALOR
suatu negara
• Eksplisit: ALOP dinyatakan dengan jelas dalam kebijakan
dan/atau dokumen resmi. Dalam menghadapi risiko yang
ditimbulkan oleh ancaman terhadap kesehatan dan
kesejahteraan manusia, hewan dan tumbuhan, Australia
memiliki tingkat perlindungan (ALOP) yang sangat tinggi
• Implisit: Ditentukan oleh kelompok kerja analisis risiko
melalui pemeriksaan terhadap sejarah negara di masa lalu
dan kinerja yang berkaitan dengan perdagangan
Australia: Proses pencapaian
menuju penetapan ALOP
• Identifikasi, pemetaan dan analisis ‘stakeholder’
- 18 organisasi industri
- 2 komite industri/pemerintah
- 2 organisasi peternak
- 10 institusi pemerintah (Federal dan Negara Bagian)
- 8 institusi penelitian,
- asosiasi profesi
- LSM lingkungan
- institusi manajemen lahan
- kelompok konsumen
- organisasi pribumi (indigenous)
- organisasi kesejahteraan hewan
Penetapan ALOP Australia
• Australia memiliki hak kedaulatan untuk menetapkan ALOP
yang merefleksikan kebijakan pemerintah dan ekspektasi
industri dan masyarakat
• ALOP Australia saat ini dikembangkan antara Menteri yang
relevan di tingkat Federal, Negara Bagian, dan Teritori
setelah komite Senat Australia menyelidiki impor ikan
salmon dari Kanada, dimana Kanada memenangkan
banding di WTO terhadap ARI Pemerintah Australia
• Pemerintah Australia, dengan persetujuan pemerintah
Negara Bagian dan Teritori telah menyatakan ALOP-nya
dalam istilah kualitatif
Sumber: https://www.agriculture.gov.au/biosecurity/risk-analysis/conducting/appropriate-level-of-protection
Peraturan ALOP Australia
• BIOSECURITY ACT 2015 - SECTION 5
Appropriate Level of Protection (ALOP) for Australia
against biosecurity risks
• ALOP Australia dinyatakan sebagai upaya untuk
memberikan tingkat perlindungan SPS yang tinggi yang
bertujuan untuk mengurangi risiko ke tingkat yang sangat
rendah, tetapi tidak ke tingkat nol (LIHAT MATRIKS)
The Appropriate Level of Protection (or ALOP) for
Australia is a high level of sanitary and phytosanitary
protection aimed at reducing biosecurity risks to a
very low level, but not to zero.
Matriks Estimasi Risiko
Kemungkinanmasuk,berkembangdan
menyebarnyaHPHK
High Negligible
risk
Very low
risk
Low risk Moderate
risk
High risk Extreme
risk
Moderate Negligible
risk
Very low
risk
Low risk Moderate
risk
High risk Extreme
risk
Low Negligible
risk
Negligible
risk
Very low
risk
Low risk Moderate
risk
High risk
Very low Negligible
risk
Negligbile
risk
Negligible
risk
Very low
risk
Low risk Moderate
risk
Extremely
low
Negligible
risk
Negligible
risk
Negligible
risk
Negligible
risk
Very low
risk
Low risk
Negligible Negligible
risk
Negligible
risk
Negligible
risk
Negligible
risk
Negligible
risk
Very low
risk
Negligible
risk
Very low Low Moderate High Extreme
Konsekuensi masuk, berkembang dan menyebarnya HPHK
Pembacaan Matriks Risiko
• Jika analisis yang dilakukan menunjukkan Estimasi Risiko
yang ditimbulkan oleh hama atau penyakit berada pada
atau di bawah ‘sangat rendah’ (very low) dalam matriks,
risiko itu dianggap dapat diterima tanpa Australia perlu
memberlakukan tindakan-tindakan SPS.
• Ini tidak berarti bahwa tindakan karantina umum dapat
tidak diterapkan, terutama dimana tingkat ketidakpastian
yang tinggi berlaku pada setiap skenario risiko
• Jika Estimasi Risiko jatuh di atas ‘sangat rendah’ (very
low) pada matriks, maka tindakan mitigasi dapat dilakukan
untuk mengurangi risiko menjadi ‘sangat rendah’ (very low)
Sumber: Mark Burgman et al. 2010. Comparing Biosecurity Risk Assessment Systems.
Australia: Manfaat ALOP ditetapkan
dalam peraturan perundangan
• Dengan mengesahkan ALOP Australia, Parlemen Australia
telah memberikan pernyataan yang jelas bahwa Parlemen
mengharapkan Menteri dan Departement of Agriculture
Pemerintah Australia untuk mengelola komponen sistem
biosekuriti yang bertanggung jawab sedemikian rupa
untuk mencapai ALOP yang diperlukan
• Oleh karena itu, hal ini harus diikuti dengan tingkat
pendanaan komponen-komponen sistem biosekuriti yang
diperlukan yang cukup untuk mempertahankan ALOP
Sumber: Wendy Craik et al. 2017. Priorities for Australia’s biosecurity system. An independent review
of the capacity of the national biosecurity system and its underpinning intergovernmental agreement..
Penutup
• Hak untuk menetapkan ALOP secara fleksibel, dibarengi
juga dengan beberapa kewajiban, termasuk bahwa ALOP
harus diterapkan secara konsisten dan harus
meminimalkan efek negatif terhadap perdagangan
• Perjanjian SPS tidak membatasi penetapan ALOP.
Berbagai nilai dan pertimbangan kepentingan nasional -
sosial, ekonomi, lingkungan, budaya, politik - dapat
diterapkan dalam menetapkan ALOP
• ALOP juga harus diterapkan secara konsisten dan
transparan di situasi risiko impor yang berbeda
• Sampai saat ini, tidak ada negara yang menyatakan
ALOP-nya dengan ketepatan (precision) yang tinggi
Terima kasih

More Related Content

What's hot

Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Tata Naipospos
 
Progressive Control Pathway (PCP) Penyakit Mulut dan Kuku - Ditkeswan-AIHSP, ...
Progressive Control Pathway (PCP) Penyakit Mulut dan Kuku - Ditkeswan-AIHSP, ...Progressive Control Pathway (PCP) Penyakit Mulut dan Kuku - Ditkeswan-AIHSP, ...
Progressive Control Pathway (PCP) Penyakit Mulut dan Kuku - Ditkeswan-AIHSP, ...
Tata Naipospos
 
Epidemiologi, Vaksin dan Vaksinasi PMK - Direktorat Kesehatan Hewan, 8-9 Agus...
Epidemiologi, Vaksin dan Vaksinasi PMK - Direktorat Kesehatan Hewan, 8-9 Agus...Epidemiologi, Vaksin dan Vaksinasi PMK - Direktorat Kesehatan Hewan, 8-9 Agus...
Epidemiologi, Vaksin dan Vaksinasi PMK - Direktorat Kesehatan Hewan, 8-9 Agus...
Tata Naipospos
 
Pertimbangan Teknis Rencana Aksi dan Strategi Pengendalian LSD di Indonesia -...
Pertimbangan Teknis Rencana Aksi dan Strategi Pengendalian LSD di Indonesia -...Pertimbangan Teknis Rencana Aksi dan Strategi Pengendalian LSD di Indonesia -...
Pertimbangan Teknis Rencana Aksi dan Strategi Pengendalian LSD di Indonesia -...
Tata Naipospos
 
Penerapan Konsep 'One Health' di Peternakan dan Pasar Unggas dengan Mengoptim...
Penerapan Konsep 'One Health' di Peternakan dan Pasar Unggas dengan Mengoptim...Penerapan Konsep 'One Health' di Peternakan dan Pasar Unggas dengan Mengoptim...
Penerapan Konsep 'One Health' di Peternakan dan Pasar Unggas dengan Mengoptim...
Tata Naipospos
 
Kesiagaan dan Respons Darurat Wabah Penyakit Mulut dan Kuku - Dr. B The Vet S...
Kesiagaan dan Respons Darurat Wabah Penyakit Mulut dan Kuku - Dr. B The Vet S...Kesiagaan dan Respons Darurat Wabah Penyakit Mulut dan Kuku - Dr. B The Vet S...
Kesiagaan dan Respons Darurat Wabah Penyakit Mulut dan Kuku - Dr. B The Vet S...
Tata Naipospos
 
Potensi Kerugian Ekonomi Akibat PMK - Suatu Laporan ke OIE - LSM PATAKA, Jaka...
Potensi Kerugian Ekonomi Akibat PMK - Suatu Laporan ke OIE - LSM PATAKA, Jaka...Potensi Kerugian Ekonomi Akibat PMK - Suatu Laporan ke OIE - LSM PATAKA, Jaka...
Potensi Kerugian Ekonomi Akibat PMK - Suatu Laporan ke OIE - LSM PATAKA, Jaka...
Tata Naipospos
 
Potensi dampak ekonomi apabila terjadi wabah penyakit mulut-dan-kuku di Indon...
Potensi dampak ekonomi apabila terjadi wabah penyakit mulut-dan-kuku di Indon...Potensi dampak ekonomi apabila terjadi wabah penyakit mulut-dan-kuku di Indon...
Potensi dampak ekonomi apabila terjadi wabah penyakit mulut-dan-kuku di Indon...
Tata Naipospos
 
Prinsip Zona dalam Perdagangan Hewan dan Produk Hewan - Februari 2016
Prinsip Zona dalam Perdagangan Hewan dan Produk Hewan - Februari 2016Prinsip Zona dalam Perdagangan Hewan dan Produk Hewan - Februari 2016
Prinsip Zona dalam Perdagangan Hewan dan Produk Hewan - Februari 2016
Tata Naipospos
 
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
Tata Naipospos
 
Kompetensi Biosekuriti dan Kompartemen Bebas Penyakit di Balai Pembibitan Ter...
Kompetensi Biosekuriti dan Kompartemen Bebas Penyakit di Balai Pembibitan Ter...Kompetensi Biosekuriti dan Kompartemen Bebas Penyakit di Balai Pembibitan Ter...
Kompetensi Biosekuriti dan Kompartemen Bebas Penyakit di Balai Pembibitan Ter...
Tata Naipospos
 
Roadmap Pembebasan Rabies Menuju Indonesia Bebas Rabies 2030 - PUSVETMA, Sura...
Roadmap Pembebasan Rabies Menuju Indonesia Bebas Rabies 2030 - PUSVETMA, Sura...Roadmap Pembebasan Rabies Menuju Indonesia Bebas Rabies 2030 - PUSVETMA, Sura...
Roadmap Pembebasan Rabies Menuju Indonesia Bebas Rabies 2030 - PUSVETMA, Sura...
Tata Naipospos
 
Peran Veteriner Dalam Pengendalian Zoonosis Berbasis One Health - Sekolah Keb...
Peran Veteriner Dalam Pengendalian Zoonosis Berbasis One Health - Sekolah Keb...Peran Veteriner Dalam Pengendalian Zoonosis Berbasis One Health - Sekolah Keb...
Peran Veteriner Dalam Pengendalian Zoonosis Berbasis One Health - Sekolah Keb...
Tata Naipospos
 
Epidemiologi dan Dampak Ekonomi Lumpy Skin Disease - PDHI, Hotel Grand Swiz, ...
Epidemiologi dan Dampak Ekonomi Lumpy Skin Disease - PDHI, Hotel Grand Swiz, ...Epidemiologi dan Dampak Ekonomi Lumpy Skin Disease - PDHI, Hotel Grand Swiz, ...
Epidemiologi dan Dampak Ekonomi Lumpy Skin Disease - PDHI, Hotel Grand Swiz, ...
Tata Naipospos
 
Kesiapsiagaan Penyakit Mulut dan Kuku - Rapat Koordinasi Balai Besar Veterine...
Kesiapsiagaan Penyakit Mulut dan Kuku - Rapat Koordinasi Balai Besar Veterine...Kesiapsiagaan Penyakit Mulut dan Kuku - Rapat Koordinasi Balai Besar Veterine...
Kesiapsiagaan Penyakit Mulut dan Kuku - Rapat Koordinasi Balai Besar Veterine...
Tata Naipospos
 
Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. II - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 Fe...
Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. II - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 Fe...Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. II - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 Fe...
Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. II - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 Fe...
Tata Naipospos
 
Risiko Masuknya Virus PMK Melalui Importasi Ternak Ruminansia Besar Dari Braz...
Risiko Masuknya Virus PMK Melalui Importasi Ternak Ruminansia Besar Dari Braz...Risiko Masuknya Virus PMK Melalui Importasi Ternak Ruminansia Besar Dari Braz...
Risiko Masuknya Virus PMK Melalui Importasi Ternak Ruminansia Besar Dari Braz...
Tata Naipospos
 
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Tata Naipospos
 
Situasi, Epidemiologi dan Mitigasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Daring Pusat KH...
Situasi, Epidemiologi dan Mitigasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Daring Pusat KH...Situasi, Epidemiologi dan Mitigasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Daring Pusat KH...
Situasi, Epidemiologi dan Mitigasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Daring Pusat KH...
Tata Naipospos
 
Kajian singkat Lumpy Skin Disease - Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019
Kajian singkat Lumpy Skin Disease -  Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019Kajian singkat Lumpy Skin Disease -  Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019
Kajian singkat Lumpy Skin Disease - Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019
Tata Naipospos
 

What's hot (20)

Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
 
Progressive Control Pathway (PCP) Penyakit Mulut dan Kuku - Ditkeswan-AIHSP, ...
Progressive Control Pathway (PCP) Penyakit Mulut dan Kuku - Ditkeswan-AIHSP, ...Progressive Control Pathway (PCP) Penyakit Mulut dan Kuku - Ditkeswan-AIHSP, ...
Progressive Control Pathway (PCP) Penyakit Mulut dan Kuku - Ditkeswan-AIHSP, ...
 
Epidemiologi, Vaksin dan Vaksinasi PMK - Direktorat Kesehatan Hewan, 8-9 Agus...
Epidemiologi, Vaksin dan Vaksinasi PMK - Direktorat Kesehatan Hewan, 8-9 Agus...Epidemiologi, Vaksin dan Vaksinasi PMK - Direktorat Kesehatan Hewan, 8-9 Agus...
Epidemiologi, Vaksin dan Vaksinasi PMK - Direktorat Kesehatan Hewan, 8-9 Agus...
 
Pertimbangan Teknis Rencana Aksi dan Strategi Pengendalian LSD di Indonesia -...
Pertimbangan Teknis Rencana Aksi dan Strategi Pengendalian LSD di Indonesia -...Pertimbangan Teknis Rencana Aksi dan Strategi Pengendalian LSD di Indonesia -...
Pertimbangan Teknis Rencana Aksi dan Strategi Pengendalian LSD di Indonesia -...
 
Penerapan Konsep 'One Health' di Peternakan dan Pasar Unggas dengan Mengoptim...
Penerapan Konsep 'One Health' di Peternakan dan Pasar Unggas dengan Mengoptim...Penerapan Konsep 'One Health' di Peternakan dan Pasar Unggas dengan Mengoptim...
Penerapan Konsep 'One Health' di Peternakan dan Pasar Unggas dengan Mengoptim...
 
Kesiagaan dan Respons Darurat Wabah Penyakit Mulut dan Kuku - Dr. B The Vet S...
Kesiagaan dan Respons Darurat Wabah Penyakit Mulut dan Kuku - Dr. B The Vet S...Kesiagaan dan Respons Darurat Wabah Penyakit Mulut dan Kuku - Dr. B The Vet S...
Kesiagaan dan Respons Darurat Wabah Penyakit Mulut dan Kuku - Dr. B The Vet S...
 
Potensi Kerugian Ekonomi Akibat PMK - Suatu Laporan ke OIE - LSM PATAKA, Jaka...
Potensi Kerugian Ekonomi Akibat PMK - Suatu Laporan ke OIE - LSM PATAKA, Jaka...Potensi Kerugian Ekonomi Akibat PMK - Suatu Laporan ke OIE - LSM PATAKA, Jaka...
Potensi Kerugian Ekonomi Akibat PMK - Suatu Laporan ke OIE - LSM PATAKA, Jaka...
 
Potensi dampak ekonomi apabila terjadi wabah penyakit mulut-dan-kuku di Indon...
Potensi dampak ekonomi apabila terjadi wabah penyakit mulut-dan-kuku di Indon...Potensi dampak ekonomi apabila terjadi wabah penyakit mulut-dan-kuku di Indon...
Potensi dampak ekonomi apabila terjadi wabah penyakit mulut-dan-kuku di Indon...
 
Prinsip Zona dalam Perdagangan Hewan dan Produk Hewan - Februari 2016
Prinsip Zona dalam Perdagangan Hewan dan Produk Hewan - Februari 2016Prinsip Zona dalam Perdagangan Hewan dan Produk Hewan - Februari 2016
Prinsip Zona dalam Perdagangan Hewan dan Produk Hewan - Februari 2016
 
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
 
Kompetensi Biosekuriti dan Kompartemen Bebas Penyakit di Balai Pembibitan Ter...
Kompetensi Biosekuriti dan Kompartemen Bebas Penyakit di Balai Pembibitan Ter...Kompetensi Biosekuriti dan Kompartemen Bebas Penyakit di Balai Pembibitan Ter...
Kompetensi Biosekuriti dan Kompartemen Bebas Penyakit di Balai Pembibitan Ter...
 
Roadmap Pembebasan Rabies Menuju Indonesia Bebas Rabies 2030 - PUSVETMA, Sura...
Roadmap Pembebasan Rabies Menuju Indonesia Bebas Rabies 2030 - PUSVETMA, Sura...Roadmap Pembebasan Rabies Menuju Indonesia Bebas Rabies 2030 - PUSVETMA, Sura...
Roadmap Pembebasan Rabies Menuju Indonesia Bebas Rabies 2030 - PUSVETMA, Sura...
 
Peran Veteriner Dalam Pengendalian Zoonosis Berbasis One Health - Sekolah Keb...
Peran Veteriner Dalam Pengendalian Zoonosis Berbasis One Health - Sekolah Keb...Peran Veteriner Dalam Pengendalian Zoonosis Berbasis One Health - Sekolah Keb...
Peran Veteriner Dalam Pengendalian Zoonosis Berbasis One Health - Sekolah Keb...
 
Epidemiologi dan Dampak Ekonomi Lumpy Skin Disease - PDHI, Hotel Grand Swiz, ...
Epidemiologi dan Dampak Ekonomi Lumpy Skin Disease - PDHI, Hotel Grand Swiz, ...Epidemiologi dan Dampak Ekonomi Lumpy Skin Disease - PDHI, Hotel Grand Swiz, ...
Epidemiologi dan Dampak Ekonomi Lumpy Skin Disease - PDHI, Hotel Grand Swiz, ...
 
Kesiapsiagaan Penyakit Mulut dan Kuku - Rapat Koordinasi Balai Besar Veterine...
Kesiapsiagaan Penyakit Mulut dan Kuku - Rapat Koordinasi Balai Besar Veterine...Kesiapsiagaan Penyakit Mulut dan Kuku - Rapat Koordinasi Balai Besar Veterine...
Kesiapsiagaan Penyakit Mulut dan Kuku - Rapat Koordinasi Balai Besar Veterine...
 
Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. II - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 Fe...
Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. II - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 Fe...Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. II - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 Fe...
Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. II - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 Fe...
 
Risiko Masuknya Virus PMK Melalui Importasi Ternak Ruminansia Besar Dari Braz...
Risiko Masuknya Virus PMK Melalui Importasi Ternak Ruminansia Besar Dari Braz...Risiko Masuknya Virus PMK Melalui Importasi Ternak Ruminansia Besar Dari Braz...
Risiko Masuknya Virus PMK Melalui Importasi Ternak Ruminansia Besar Dari Braz...
 
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
 
Situasi, Epidemiologi dan Mitigasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Daring Pusat KH...
Situasi, Epidemiologi dan Mitigasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Daring Pusat KH...Situasi, Epidemiologi dan Mitigasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Daring Pusat KH...
Situasi, Epidemiologi dan Mitigasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Daring Pusat KH...
 
Kajian singkat Lumpy Skin Disease - Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019
Kajian singkat Lumpy Skin Disease -  Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019Kajian singkat Lumpy Skin Disease -  Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019
Kajian singkat Lumpy Skin Disease - Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019
 

Similar to Pengaturan Appropriate Level of Protection (ALOP) dan Analisis Risiko - Presentasi Zoom, Pusat KH & Kehani, Barantan,14 Oktober 2020

Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. I - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 Feb...
Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. I - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 Feb...Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. I - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 Feb...
Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. I - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 Feb...
Tata Naipospos
 
Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. V - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 Feb...
Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. V - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 Feb...Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. V - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 Feb...
Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. V - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 Feb...
Tata Naipospos
 
Perjanjian Internasional yang Mengikat Negara Dalam Isu Veteriner - LKKV PDHI...
Perjanjian Internasional yang Mengikat Negara Dalam Isu Veteriner - LKKV PDHI...Perjanjian Internasional yang Mengikat Negara Dalam Isu Veteriner - LKKV PDHI...
Perjanjian Internasional yang Mengikat Negara Dalam Isu Veteriner - LKKV PDHI...
Tata Naipospos
 
Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. IV - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 Fe...
Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. IV - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 Fe...Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. IV - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 Fe...
Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. IV - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 Fe...
Tata Naipospos
 
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Tata Naipospos
 
Wawasan Kesehatan Hewan Global - Pelatihan Medik Veteriner Karantina, BARANTA...
Wawasan Kesehatan Hewan Global - Pelatihan Medik Veteriner Karantina, BARANTA...Wawasan Kesehatan Hewan Global - Pelatihan Medik Veteriner Karantina, BARANTA...
Wawasan Kesehatan Hewan Global - Pelatihan Medik Veteriner Karantina, BARANTA...
Tata Naipospos
 
Aquatic Animal Health Code dan ALOP - BKIPM-KKP, 29 Oktober 2021
Aquatic Animal Health Code dan ALOP - BKIPM-KKP, 29 Oktober 2021Aquatic Animal Health Code dan ALOP - BKIPM-KKP, 29 Oktober 2021
Aquatic Animal Health Code dan ALOP - BKIPM-KKP, 29 Oktober 2021
Tata Naipospos
 
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Tata Naipospos
 
International Health Regulations dan Performance of Veterinary Services - FKF...
International Health Regulations dan Performance of Veterinary Services - FKF...International Health Regulations dan Performance of Veterinary Services - FKF...
International Health Regulations dan Performance of Veterinary Services - FKF...
Tata Naipospos
 
Peran Aktif Karantina Hewan dalam Mengelola Risiko - Pusat KH dan Kehani, BAR...
Peran Aktif Karantina Hewan dalam Mengelola Risiko - Pusat KH dan Kehani, BAR...Peran Aktif Karantina Hewan dalam Mengelola Risiko - Pusat KH dan Kehani, BAR...
Peran Aktif Karantina Hewan dalam Mengelola Risiko - Pusat KH dan Kehani, BAR...
Tata Naipospos
 
Mungkinkah Kompartemen Bebas PMK di Indonesia? - Ditkeswan, Jakarta, 12-13 Ju...
Mungkinkah Kompartemen Bebas PMK di Indonesia? - Ditkeswan, Jakarta, 12-13 Ju...Mungkinkah Kompartemen Bebas PMK di Indonesia? - Ditkeswan, Jakarta, 12-13 Ju...
Mungkinkah Kompartemen Bebas PMK di Indonesia? - Ditkeswan, Jakarta, 12-13 Ju...
Tata Naipospos
 
Tinjauan Prinsip dan Pedoman Kompartemen Bebas AI Sesuai Standar Internasiona...
Tinjauan Prinsip dan Pedoman Kompartemen Bebas AI Sesuai Standar Internasiona...Tinjauan Prinsip dan Pedoman Kompartemen Bebas AI Sesuai Standar Internasiona...
Tinjauan Prinsip dan Pedoman Kompartemen Bebas AI Sesuai Standar Internasiona...
Tata Naipospos
 
Mempertahankan Indonesia Bebas PMK Sesuai Kaidah OIE TAHC - Ditkeswan, Denpas...
Mempertahankan Indonesia Bebas PMK Sesuai Kaidah OIE TAHC - Ditkeswan, Denpas...Mempertahankan Indonesia Bebas PMK Sesuai Kaidah OIE TAHC - Ditkeswan, Denpas...
Mempertahankan Indonesia Bebas PMK Sesuai Kaidah OIE TAHC - Ditkeswan, Denpas...
Tata Naipospos
 
ICRA FKTP LAFKESPRI.pptx
ICRA FKTP LAFKESPRI.pptxICRA FKTP LAFKESPRI.pptx
ICRA FKTP LAFKESPRI.pptx
UPTDPuskesmasPeninja
 
Komunikasi Risiko Pemasukan Ternak & Produk Hewan dari Negara Belum Bebas PMK...
Komunikasi Risiko Pemasukan Ternak & Produk Hewan dari Negara Belum Bebas PMK...Komunikasi Risiko Pemasukan Ternak & Produk Hewan dari Negara Belum Bebas PMK...
Komunikasi Risiko Pemasukan Ternak & Produk Hewan dari Negara Belum Bebas PMK...
Tata Naipospos
 
Cara Pengolahan Pangan Olahan yang Baik BPPOM
Cara Pengolahan Pangan Olahan yang Baik BPPOMCara Pengolahan Pangan Olahan yang Baik BPPOM
Cara Pengolahan Pangan Olahan yang Baik BPPOM
indah784916
 
8. ICRA PROGRAM .pdf
8. ICRA PROGRAM .pdf8. ICRA PROGRAM .pdf
8. ICRA PROGRAM .pdf
vivinrahmawati2
 
Biosekuriti di Pulau Karantina - Pusat KH dan Kehani, BARANTAN, Bogor, 8-10 J...
Biosekuriti di Pulau Karantina - Pusat KH dan Kehani, BARANTAN, Bogor, 8-10 J...Biosekuriti di Pulau Karantina - Pusat KH dan Kehani, BARANTAN, Bogor, 8-10 J...
Biosekuriti di Pulau Karantina - Pusat KH dan Kehani, BARANTAN, Bogor, 8-10 J...
Tata Naipospos
 
Kesepakatan WTO Mengenai Sanitary & Fitosanitary (Sanitary & Phyosanitary Mea...
Kesepakatan WTO Mengenai Sanitary & Fitosanitary (Sanitary & Phyosanitary Mea...Kesepakatan WTO Mengenai Sanitary & Fitosanitary (Sanitary & Phyosanitary Mea...
Kesepakatan WTO Mengenai Sanitary & Fitosanitary (Sanitary & Phyosanitary Mea...
Wahono Diphayana
 
IMPORT RISK ANALYSIS.pdf
IMPORT RISK ANALYSIS.pdfIMPORT RISK ANALYSIS.pdf
IMPORT RISK ANALYSIS.pdf
Wiwin Kusuma Atmaja Putra
 

Similar to Pengaturan Appropriate Level of Protection (ALOP) dan Analisis Risiko - Presentasi Zoom, Pusat KH & Kehani, Barantan,14 Oktober 2020 (20)

Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. I - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 Feb...
Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. I - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 Feb...Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. I - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 Feb...
Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. I - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 Feb...
 
Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. V - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 Feb...
Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. V - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 Feb...Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. V - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 Feb...
Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. V - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 Feb...
 
Perjanjian Internasional yang Mengikat Negara Dalam Isu Veteriner - LKKV PDHI...
Perjanjian Internasional yang Mengikat Negara Dalam Isu Veteriner - LKKV PDHI...Perjanjian Internasional yang Mengikat Negara Dalam Isu Veteriner - LKKV PDHI...
Perjanjian Internasional yang Mengikat Negara Dalam Isu Veteriner - LKKV PDHI...
 
Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. IV - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 Fe...
Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. IV - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 Fe...Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. IV - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 Fe...
Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. IV - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 Fe...
 
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
 
Wawasan Kesehatan Hewan Global - Pelatihan Medik Veteriner Karantina, BARANTA...
Wawasan Kesehatan Hewan Global - Pelatihan Medik Veteriner Karantina, BARANTA...Wawasan Kesehatan Hewan Global - Pelatihan Medik Veteriner Karantina, BARANTA...
Wawasan Kesehatan Hewan Global - Pelatihan Medik Veteriner Karantina, BARANTA...
 
Aquatic Animal Health Code dan ALOP - BKIPM-KKP, 29 Oktober 2021
Aquatic Animal Health Code dan ALOP - BKIPM-KKP, 29 Oktober 2021Aquatic Animal Health Code dan ALOP - BKIPM-KKP, 29 Oktober 2021
Aquatic Animal Health Code dan ALOP - BKIPM-KKP, 29 Oktober 2021
 
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
 
International Health Regulations dan Performance of Veterinary Services - FKF...
International Health Regulations dan Performance of Veterinary Services - FKF...International Health Regulations dan Performance of Veterinary Services - FKF...
International Health Regulations dan Performance of Veterinary Services - FKF...
 
Peran Aktif Karantina Hewan dalam Mengelola Risiko - Pusat KH dan Kehani, BAR...
Peran Aktif Karantina Hewan dalam Mengelola Risiko - Pusat KH dan Kehani, BAR...Peran Aktif Karantina Hewan dalam Mengelola Risiko - Pusat KH dan Kehani, BAR...
Peran Aktif Karantina Hewan dalam Mengelola Risiko - Pusat KH dan Kehani, BAR...
 
Mungkinkah Kompartemen Bebas PMK di Indonesia? - Ditkeswan, Jakarta, 12-13 Ju...
Mungkinkah Kompartemen Bebas PMK di Indonesia? - Ditkeswan, Jakarta, 12-13 Ju...Mungkinkah Kompartemen Bebas PMK di Indonesia? - Ditkeswan, Jakarta, 12-13 Ju...
Mungkinkah Kompartemen Bebas PMK di Indonesia? - Ditkeswan, Jakarta, 12-13 Ju...
 
Tinjauan Prinsip dan Pedoman Kompartemen Bebas AI Sesuai Standar Internasiona...
Tinjauan Prinsip dan Pedoman Kompartemen Bebas AI Sesuai Standar Internasiona...Tinjauan Prinsip dan Pedoman Kompartemen Bebas AI Sesuai Standar Internasiona...
Tinjauan Prinsip dan Pedoman Kompartemen Bebas AI Sesuai Standar Internasiona...
 
Mempertahankan Indonesia Bebas PMK Sesuai Kaidah OIE TAHC - Ditkeswan, Denpas...
Mempertahankan Indonesia Bebas PMK Sesuai Kaidah OIE TAHC - Ditkeswan, Denpas...Mempertahankan Indonesia Bebas PMK Sesuai Kaidah OIE TAHC - Ditkeswan, Denpas...
Mempertahankan Indonesia Bebas PMK Sesuai Kaidah OIE TAHC - Ditkeswan, Denpas...
 
ICRA FKTP LAFKESPRI.pptx
ICRA FKTP LAFKESPRI.pptxICRA FKTP LAFKESPRI.pptx
ICRA FKTP LAFKESPRI.pptx
 
Komunikasi Risiko Pemasukan Ternak & Produk Hewan dari Negara Belum Bebas PMK...
Komunikasi Risiko Pemasukan Ternak & Produk Hewan dari Negara Belum Bebas PMK...Komunikasi Risiko Pemasukan Ternak & Produk Hewan dari Negara Belum Bebas PMK...
Komunikasi Risiko Pemasukan Ternak & Produk Hewan dari Negara Belum Bebas PMK...
 
Cara Pengolahan Pangan Olahan yang Baik BPPOM
Cara Pengolahan Pangan Olahan yang Baik BPPOMCara Pengolahan Pangan Olahan yang Baik BPPOM
Cara Pengolahan Pangan Olahan yang Baik BPPOM
 
8. ICRA PROGRAM .pdf
8. ICRA PROGRAM .pdf8. ICRA PROGRAM .pdf
8. ICRA PROGRAM .pdf
 
Biosekuriti di Pulau Karantina - Pusat KH dan Kehani, BARANTAN, Bogor, 8-10 J...
Biosekuriti di Pulau Karantina - Pusat KH dan Kehani, BARANTAN, Bogor, 8-10 J...Biosekuriti di Pulau Karantina - Pusat KH dan Kehani, BARANTAN, Bogor, 8-10 J...
Biosekuriti di Pulau Karantina - Pusat KH dan Kehani, BARANTAN, Bogor, 8-10 J...
 
Kesepakatan WTO Mengenai Sanitary & Fitosanitary (Sanitary & Phyosanitary Mea...
Kesepakatan WTO Mengenai Sanitary & Fitosanitary (Sanitary & Phyosanitary Mea...Kesepakatan WTO Mengenai Sanitary & Fitosanitary (Sanitary & Phyosanitary Mea...
Kesepakatan WTO Mengenai Sanitary & Fitosanitary (Sanitary & Phyosanitary Mea...
 
IMPORT RISK ANALYSIS.pdf
IMPORT RISK ANALYSIS.pdfIMPORT RISK ANALYSIS.pdf
IMPORT RISK ANALYSIS.pdf
 

More from Tata Naipospos

Risk mapping Penyakit Hewan dan Zoonosis di Kenya Afrika - 30 Januari 2024.pdf
Risk mapping Penyakit Hewan dan Zoonosis di Kenya Afrika - 30 Januari 2024.pdfRisk mapping Penyakit Hewan dan Zoonosis di Kenya Afrika - 30 Januari 2024.pdf
Risk mapping Penyakit Hewan dan Zoonosis di Kenya Afrika - 30 Januari 2024.pdf
Tata Naipospos
 
Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...
Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...
Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...
Tata Naipospos
 
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Tata Naipospos
 
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Tata Naipospos
 
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Tata Naipospos
 
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Tata Naipospos
 
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Tata Naipospos
 
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Tata Naipospos
 
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Tata Naipospos
 
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Tata Naipospos
 
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Tata Naipospos
 
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Tata Naipospos
 
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Tata Naipospos
 
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
Tata Naipospos
 
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Tata Naipospos
 
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Tata Naipospos
 
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Tata Naipospos
 
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Tata Naipospos
 
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
Tata Naipospos
 
Bahan Pembahasan Penyusunan Peta Jalan Pengendalian PMK - Ditkeswan-AIHSP, 24...
Bahan Pembahasan Penyusunan Peta Jalan Pengendalian PMK - Ditkeswan-AIHSP, 24...Bahan Pembahasan Penyusunan Peta Jalan Pengendalian PMK - Ditkeswan-AIHSP, 24...
Bahan Pembahasan Penyusunan Peta Jalan Pengendalian PMK - Ditkeswan-AIHSP, 24...
Tata Naipospos
 

More from Tata Naipospos (20)

Risk mapping Penyakit Hewan dan Zoonosis di Kenya Afrika - 30 Januari 2024.pdf
Risk mapping Penyakit Hewan dan Zoonosis di Kenya Afrika - 30 Januari 2024.pdfRisk mapping Penyakit Hewan dan Zoonosis di Kenya Afrika - 30 Januari 2024.pdf
Risk mapping Penyakit Hewan dan Zoonosis di Kenya Afrika - 30 Januari 2024.pdf
 
Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...
Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...
Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...
 
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
 
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
 
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
 
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
 
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
 
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
 
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
 
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
 
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
 
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
 
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
 
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
 
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
 
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
 
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
 
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
 
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
 
Bahan Pembahasan Penyusunan Peta Jalan Pengendalian PMK - Ditkeswan-AIHSP, 24...
Bahan Pembahasan Penyusunan Peta Jalan Pengendalian PMK - Ditkeswan-AIHSP, 24...Bahan Pembahasan Penyusunan Peta Jalan Pengendalian PMK - Ditkeswan-AIHSP, 24...
Bahan Pembahasan Penyusunan Peta Jalan Pengendalian PMK - Ditkeswan-AIHSP, 24...
 

Recently uploaded

SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
NanieIbrahim
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
NavaldiMalau
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
sitispd78
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
Annisa Syahfitri
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
ananda238570
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
esmaducoklat
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
fadlurrahman260903
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
YongYongYong1
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Sosdiklihparmassdm
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
fildiausmayusuf1
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
inganahsholihahpangs
 
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawanpelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
EvaMirzaSyafitri
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
maulatamah
 

Recently uploaded (20)

SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
 
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawanpelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
 

Pengaturan Appropriate Level of Protection (ALOP) dan Analisis Risiko - Presentasi Zoom, Pusat KH & Kehani, Barantan,14 Oktober 2020

  • 1. Pengaturan Appropriate Level of Protection (ALOP) dan Analisis Risiko Drh Tri Satya Putri Naipospos MPhil PhD Komisi Ahli Kesehatan Hewan, Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Karantina Hewan - Kementerian Pertanian Acara Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani Presentasi Zoom, 13 Oktober 2020
  • 2. Ketentuan utama Perjanjian SPS WTO yang berkaitan dengan Analisis Risiko • Menyediakan kerangka hukum yang mencakup semua tindakan-tindakan Sanitary and Phytosanitary (SPS) yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi perdagangan internasional • Mengharuskan tindakan-tindakan SPS dijustifikasi berdasarkan sains dan penilaian risiko (risk assessment) • Keputusan tentang ‘acceptable levels of risk’ / ’appropriate levels of protection’ harus konsisten dan keputusan yang sewenang-wenang (arbitrary) yang menghasilkan restriksi perdagangan yang tidak dapat dijustifikasi harus dihindari • Tindakan SPS alternatif yang memberikan tingkat perlindungan yang sama harus dinilai setara (ekuivalen)
  • 3. Prinsip Perjanjian SPS • Prinsip-prinsip umum tindakan SPS (Artikel 2) - Berdasarkan sains - Diperlukan untuk melindungi kesehatan - Tidak dibenarkan untuk diskriminatif • Negara didorong untuk menggunakan standar internasional yang ada (OIE/IPPC/Codex) artinya menerapkan prinsip harmonisasi (Artikel 3), namun tidak dipaksakan • Untuk menghindari tindakan SPS menjadi hambatan perdagangan yang tidak dapat dijustifikasi, negara harus menerapkan prinsip ekuivalensi (Artikel 4) • ALOP harus dinilai menggunakan praktik penilaian risiko (risk assessment) (Artikel 5)
  • 4. Tindakan-tindakan SPS • Tindakan-tindakan SPS termasuk semua undang-undang yang relevan, keputusan, regulasi, persyaratan dan prosedur, termasuk diantaranya: ✓ kriteria produk ✓ tindakan karantina ✓ persyaratan produksi dan pemrosesan ✓ sertifikasi dan prosedur persetujuan ✓ inspeksi ✓ pengujian ✓ label terkait kesehatan Sumber: Melvin Spreij 2010. Developing veterinary legislation in a WTO context.
  • 5. Faktor negosiasi utama untuk perdagangan internasional hewan dan produk hewan Bagaimana jaminan SPS dari negara pengekspor diterima dan seberapa dekat jaminan tersebut memenuhi tingkat perlindungan yang diinginkan atau yang tepat (appropriate level of protection/ALOP) untuk kesehatan manusia dan hewan serta zoonosis dari negara pengimpor Sumber: Gideon Brückner 2011. The OIE judgement of equivalence.
  • 6. Kewajiban negara pengimpor dan negara pengekspor NEGARA PENGIMPOR • Pertimbangkan status SPS negara pengekspor • Pilih ‘appropriate level of protection’ (ALOP) • Pertimbangkan jaminan SPS yang ditawarkan negara pengekspor • Lakukan analisis risiko impor (import risk analysis) jika diperlukan NEGARA PENGEKSPOR • Sediakan informasi sebagaimana diminta oleh negara pengimpor • Inspeksi dan sertifikasi oleh dokter hewan pemerintah dari negara pengimpor • Transparansi dalam memberikan informasi SPS Sumber: Gideon Brückner 2011. The OIE judgement of equivalence.
  • 7. Mitigasi risiko untuk perdagangan hewan dan produk hewan – untuk impor baik dari negara bebas dan negara tertular penyakit • Tindakan-tindakan mitigasi risiko berdasarkan penilaian risiko (risk assessment) • OIE Terrestrial Animal Health Code (TAHC) dengan sendirinya menyediakan persyaratan minimum impor berdasarkan risiko • Jika standar SPS atau ALOP yang lebih tinggi – maka perdagangan dapat ditolak atau dilakukan penilaian risiko impor (import risk assessment) tambahan Sumber: Gideon Brückner 2011. The OIE judgement of equivalence.
  • 8. Ketentuan nasional ALOP (1) • PP No. 95/2012 tentang Kesmavet dan Kesrawan • Analisis risiko rencana pemasukan produk hewan (Pasal 30 ayat 3) g. penetapan tingkat perlindungan yang dapat diterima; • PP No. 3/2017 tentang Otoritas Veteriner • Otoritas Veteriner Nasional (Pasal 6 ayat 2) f. penetapan tingkat perlindungan yang dapat diterima; g. penetapan analisis risiko penyakit hewan terhadap pemasukan hewan dan produk hewan dari luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
  • 9. Ketentuan nasional ALOP (2) • UU No. 21/2019 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan • Ruang lingkup pengaturan tentang karantina (Pasal 4) b. tingkat pelindungan negara berdasarkan analisis risiko • Penyelenggaraan Karantina (Pasal 5) (1) Penyelenggaraan karantina didasarkan pada tingkat pelindungan negara yang layak terhadap HPHK, HPIK, dan OPTK (2) Tingkat pelindungan yang layak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan melakukan analisis risiko (3) Ketentuan mengenai penetapan tingkat pelindungan yang layak dan analisis risiko sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah
  • 10. Analisis Risiko dan ALOP • ALOP merupakan output dari Penilaian Risiko (Risk Assessment) • Penting untuk membedakan secara jelas antara ALOP yang ditetapkan oleh suatu negara dan tindakan-tindakan SPS • Tujuan ALOP adalah luas (broad objective) • Tindakan-tindakan SPS ditetapkan untuk mencapai tujuan ALOP • Penetapan ALOP secara logis mendahului penetapan suatu tindakan SPS ALOP adalah tujuan, sedangkan tindalkan SPS adalah instrumen untuk mencapai atau mengimplementasika n tujuan
  • 12. Pilihan melakukan Analisis Risiko atau tidak • Perjanjian SPS memberikan 2 pilihan untuk setiap negara: - mendasarkan tindakan sanitary berdasarkan standar internasional (OIE, Codex) (ini dianggap lebih baik) ATAU - melakukan analisis risiko yang saintifik dan transparan • apabila tidak ada standar yang relevan, atau • jika suatu negara memilih untuk mengadopsi tingkat perlindungan yang lebih tinggi dari yang sudah disediakan dalam standar OIE (OIE TAHC dan Manual) • Tindakan sanitary dapat merupakan kombinasi dari standar OIE dan tindakan tambahan yang dapat diterima oleh negara pengimpor dan mitra dagangnya Sumber: Joseph Domenech 2012. Risk assessment in international trade.
  • 13. Komponen Analisis Risiko • Ada 3 komponen Analisis Risiko: Penilaian Risiko, Manajemen Risiko, dan Komunikasi Risiko • Keputusan dalam Manajemen Risiko didasarkan atas penggabungan antara input saintifik, kebijakan dan nilai-nilai Penilaian Risiko - Dasarnya saintifik Manajemen Risiko - Dasarnya kebijakan Komunikasi Risiko Sumber: An overview and framework manual for biosecurity risk analysis. FAO Biosecurity Toolkit Pertukaran informasi dan pendapat interaktif mengenai risiko
  • 14. Kerangka Analisis Risiko Identifikasi Bahaya Penilaian Risiko Manajemen Risiko Penilaian Pemasukan Penilaian Pendedahan Penilaian Konsekuensi Evaluasi Risiko Evaluasi Opsi Evaluasi Pengamanan Implementasi, Monitoring & Tinjauan Estimasi Risiko ALOP ALOR < ALOP Analisis risiko menghitung tingkat risiko (bukan tingkat perlindungan yang diperlukan), ALOR digunakan dalam Evaluasi Risiko
  • 15. Contoh: ALOR dalam Evaluasi Risiko Penilaian Konsekuensi: Moderate (Sedang) Estimasi Risiko: Very low (Sangat rendah) ALOR yang diusulkan: Very Low (Very Low) Kesimpulan: Ada tingkat risiko yang tidak dapat diterima Penilaian Pemasukan: Low (Rendah) Penilaian Pendedahan: Low (Rendah) Penilaian Pemasukan dan Pendedahan: Very low (Sangat rendah)
  • 17. Pengertian ALOP • Appropriate level of protection (ALOP): - Tingkat perlindungan yang dianggap tepat oleh suatu negara dalam menentukan tindakan Sanitary atau Phytosanitary (SPS) untuk melindungi kehidupan atau kesehatan manusia, hewan atau tumbuhan di dalam wilayah negaranya (WTO, 1995, Annex A Perjanjian SPS) • ALOP dapat disebut juga sebagai ALOR (tingkat risiko yang dapat diterima atau risiko yang dapat ditoleransi).
  • 18. Hak untuk menetapkan ALOP • Setiap negara memiliki hak berdaulat (sovereignity) untuk menentukan ALOP-nya • Ini bukan hak yang dibatasi, tetapi setiap negara harus mempertimbangkan tujuannya yaitu meminimalkan dampak negatif terhadap perdagangan (Pasal 5.4 Perjanjian SPS) dan konsisten dalam penerapannya (Pasal 5.5 Perjanjian SPS) • Perjanjian SPS tidak mengharuskan suatu negara untuk memiliki dasar ilmiah untuk ALOP-nya, begitu juga untuk mengekspresikannya dalam istilah kuantitatif • ALOP adalah pernyataan kebijakan pemerintah dan merefleksikan harapan masyarakat sehubungan dengan risiko secara umum dan, khususnya, yang berkaitan dengan perlindungan terhadap industri pertanian dan lingkungan Sumber: David Wilson. The Appropriate Level of Protection. AFFA.
  • 19. Konsep ALOP • Konsep ALOP mendasari kebijakan dan praktik KARANTINA kontemporer • Istilah ALOP belum lama diperkenalkan oleh WTO, tetapi konsepnya tidak baru • Bagi suatu negara mungkin sulit untuk secara jelas mendefinisikan ALOP-nya tetapi memahami konsepnya tidak sulit, dan harus selalu disadari bahwa tanggung jawab KARANTINA adalah sangat penting dalam melindungi wilayah negara terhadap masuk, berkembang dan menyebarnya HPHK yang tidak diinginkan Sumber: David Wilson. The Appropriate Level of Protection. AFFA.
  • 20. Penerapan konsep ALOP • Tindakan karantina didasarkan pada ALOP dan dirancang untuk diselaraskan dengan ALOP • Penentuan ALOP adalah elemen dalam proses pengambilan keputusan yang secara logis mendahului pemilihan dan penggunaan tindakan SPS • Namun, dengan tidak adanya pernyataan terperinci dari setiap negara yang menggambarkan ALOP-nya secara tepat, panduan untuk ALOP dapat ditemukan dalam perlindungan yang diberikan kepada masyarakat dan industri melalui kebijakan dan praktik karantina yang telah dikembangkan dan diadopsi selama bertahun-tahun Sumber: Gideon Brückner 2011. The OIE judgement of equivalence.
  • 21. ALOP dan Analisis Risiko • Jika tingkat risiko yang dinilai terkait dengan usulan impor tidak mencapai ALOP, maka akan diusahakan untuk mengidentifikasi tindakan-tindakan manajemen risiko yang dapat mengurangi risiko untuk mencapai ALOP • Jika tidak tersedia tindakan-tindakan manajemen risiko yang mengurangi risiko untuk mencapai ALOP, maka perdagangan tidak akan diizinkan sampai tindakan- tindakan yang sesuai dapat diidentifikasi • Jika tersedia tindakan-tindakan untuk mengatasi risiko, maka impor akan diizinkan sepanjang tindakan-tindakan manajemen risiko tersebut (atau justifikasi teknis lainnya) dapat diterapkan Sumber: https://www.agriculture.gov.au/biosecurity/risk-analysis/conducting/appropriate-level-of-protection
  • 22. ALOP dan ALOR • Tingkat perlindungan berbanding terbalik dengan risiko, tetapi bukan risiko itu sendiri • Risiko nol (atau perlindungan penuh) secara praktis tidak dapat dicapai karena selalu ada beberapa kemungkinan introduksi HPHK jika HPHK tersebut ada di negara/wilayah asalnya • Risiko introduksi HPHK meningkat dengan meningkatnya jumlah impor, berarti suatu negara memerlukan kuota tahunan importasi untuk mempertahankan ALOR (meskipun secara teknis dapat dijustifikasi, implikasi praktis dari implementasi persyaratan tersebut mungkin sulit) Sumber: The WTO Sanitary and Phytosanitary (SPS) Agreemen. Australian Government.
  • 23. Kunci penting ALOP/ALOR • ALOP merupakan penilaian nilai sosial (societal) yang merefleksikan risiko maksimal (atau kerugian yang hilang) dari penyebaran dan/atau berkembangnya patogen yang dianggap ‘dapat diterima’ (acceptable) oleh suatu negara • Menetapkan ALOP nasional merupakan keputusan politik, sehingga para analis risiko tidak menetapkan ALOP, mereka hanya menggunakannya untuk menentukan apakah risiko ‘dapat diterima’ atau ‘tidak dapat diterima’ • Risiko ‘dapat diterima’ jika berada dalam ALOP (yaitu sama dengan atau lebih rendah dari ALOP nasional • ALOP nasional harus konsisten di semua sektor – baik untuk tumbuhan, hewan darat dan hewan akuatik
  • 24. Implementasi ALOP dalam perdagangan internasional • ALOP dapat dicapai dengan mengurangi risiko berkembangnya HPHK sampai ke tingkat risko tertentu yang dapat diterima (ALOR) • ALOP suatu negara harus dapat memastikan ALOR. Tingkat risiko ini berbeda untuk setiap negara, tetapi tidak bisa nol (zero) • Jika risiko yang ditimbulkan oleh negara pengekspor dapat diterima oleh suatu negara pengimpor, risiko yang sama dari negara lain juga harus dapat diterima oleh negara pengimpor tersebut Sumber: http://spstraining.pk/spsweb/Trainings/Module1/index-page_id=2032.html
  • 25. ALOP berbeda untuk risiko berbeda • Penggunaan konsep ALOP dalam Pasal 5 Perjanjian SPS menunjukkan bahwa ALOP mungkin berbeda untuk risiko dan situasi yang berbeda di negara manapun • Pasal 5.5 Perjanjian SPS menyatakan bahwa untuk konsisiten setiap negara harus memenuhi 3 (tiga) elemen: - mengadopsi ALOP berbeda untuk sejumlah situasi berbeda; - ALOP tersebut menunjukkan perbedaan sewenang-wenang (arbitrary) atau tidak dapat dijustifikasi dalam perlakuan mereka terhadap situasi berbeda; dan - Tindakan yang mewujudkan atau mengimplementasikan perbedaan tersebut mengakibatkan diskriminasi atau restriksi yang tersama dalam perdagangan internasional Sumber: http://spstraining.pk/spsweb/Trainings/Module1/index-page_id=2032.html
  • 26. Keterkaitan ALOP dan analisis risiko • ALOP dan ALOR adalah topik penting dalam harmonisasi tindakan-tindakan SPS dalam perdagangan bilateral Pilihan ‘Appropriate Level of Protection’ (ALOP) Estimasi ‘Acceptable Level of Risk’ (ALOR) Analisis Risiko Impor Risiko < ALOR Analisis dan pilihan tindakan SPS Tidak diperlukan tindakan SPS Sumber: Ricardo Sgrillo. Considerations on the Appropriate Level of Protection, Acceptable Level of Risk and Phytosanitary Measures Tidak Ya
  • 27. Ketentuan Komite SPS WTO dalam penetapan ALOP 1. ALOP harus ditentukan dengan cara cukup jelas sehingga memungkinkan dilakukan pemeriksaan sejauh mana tindakan SPS mencapai tingkat perlindungan tersebut 2. ALOP dapat kualitatif atau kuantitatif, meskipun yang terakhir akan lebih berguna dalam membantu identifikasi aplikasi yang tidak konsisten 3. ALOP harus diterapkan secara konsisten dari waktu ke waktu 4. ALOP dapat dimodifikasi pada suatu waktu 5. ALOP dapat dinyatakan sebagai tujuan kebijakan secara menyeluruh atau untuk situasi tertentu Sumber: Howard Pharo. Methodologies for risk assessment: state of the art & challenges.
  • 28. Kegunaan ALOP • ALOP merupakan pernyataan praktis dalam penentuan kebijakan impor nasional tetapi juga dalam pelaksanaan Analisis Risiko Impor (ARI) yang digunakan untuk menginformasikan keputusan tentang aplikasi impor hewan dan produk hewan dari luar negeri. • ALOP dapat digunakan sebagai sarana untuk menyelesaikan sengketa perdagangan dengan membandingkan tingkat risiko yang dapat diterima (ALOR) oleh negara yang berbeda untuk jenis produk yang sama (WTO, 1995)
  • 29. Pertimbangan penetapan ALOP (1) • Keputusan untuk menentukan ALOP tidak hanya didasarkan pada kriteria biologik tetapi juga dapat memperhitungkan aspek ekonomi, sosial, lingkungan, budaya, dan politik • Contoh: - Negara memproduksi kurang dari yang dibutuhkan dan oleh karenanya harus mengimpor untuk mensuplai pasar domestik (menekan ALOP turun) - Negara akan kehilangan pasar internasional dengan berkembangnya HPHK (menekan ALOP naik) - Importasi akan menurunkan harga produk, mengurangi tekanan permintaan dan membantu mengurangi tekanan inflasi (mendorong ALOP turun) - Perkembangan HPHK akan meningkatkan biaya produksi dan produk akan kehilangan daya saing (mendorong ALOP turun)
  • 30. Pertimbangan penetapan ALOP (2) • Contoh (lanjutan): - Industri nasional harus meningkatkan daya saing produknya dengan memperbaiki kualitas produk dan menurunkan harga (mendorong ALOP turun) - Lapangan kerja baru akan dihasilkan karena kebutuhan penanganan volume produk yang lebih besar (mendorong ALOP turun) - Industri ternak di negara pengimpor memiliki kedudukan ekonomi yang strategis dan kepentingan sosial yang besar, dan perkembangan suatu HPHK baru akan menyebabkan konsekuensi bencana yang besar (mendorong sangat kuat ALOP naik) Sumber: Ricardo Sgrillo. Considerations on the Appropriate Level of Protection, Acceptable Level of Risk and Phytosanitary Measures
  • 32. Australia: Proses Analisis Risiko Impor (ARI) • Berdasarkan sains (science-based) - Tim ARI yang dipilih berdasarkan keahliannya - Penggunaan pakar eksternal - Tinjauan sejawat (peer review) • Transparan - Informasikan semua ‘stakeholder’ dalam register - Informasi berbasis web dan file publik untuk setiap ARI - Proses dan metodologi terbuka dan terdokumentasi - Konsultasi hal-hal penting terbuka dengan ‘stakeholder’ Sumber: Mary Harwood 2003. Australia’s Import Risk Analysis Process Compared and Contrasted.
  • 33. Australia: Pendekatan Kebijakan Karantina • Pendekatan yang diterapkan adalah risiko yang dapat dikelola (managed-risk) – bukan risiko nol • Mengurangi risiko masuk, berkembang atau menyebarnya hama penyakit hewan karantina (HPHK) eksotik sampai ke tingkat yang sangat rendah (very low level) • Kebijakan karantina harus didukung oleh sains - menggunakan proses analisis risiko impor (ARI) yang saintifik dan transparan • Keputusan untuk memberlakukan restriksi karantina terhadap impor harus memperhitungkan baik ARI dan panduan kebijakan yang terkandung dalam ALOP
  • 34. Konsep ALOP Australia • Australia menganggap pendekatan konservatif terhadap risiko sebagai ALOP • ALOP adalah pernyataan eksplisit atau implisit dari ALOR suatu negara • Eksplisit: ALOP dinyatakan dengan jelas dalam kebijakan dan/atau dokumen resmi. Dalam menghadapi risiko yang ditimbulkan oleh ancaman terhadap kesehatan dan kesejahteraan manusia, hewan dan tumbuhan, Australia memiliki tingkat perlindungan (ALOP) yang sangat tinggi • Implisit: Ditentukan oleh kelompok kerja analisis risiko melalui pemeriksaan terhadap sejarah negara di masa lalu dan kinerja yang berkaitan dengan perdagangan
  • 35. Australia: Proses pencapaian menuju penetapan ALOP • Identifikasi, pemetaan dan analisis ‘stakeholder’ - 18 organisasi industri - 2 komite industri/pemerintah - 2 organisasi peternak - 10 institusi pemerintah (Federal dan Negara Bagian) - 8 institusi penelitian, - asosiasi profesi - LSM lingkungan - institusi manajemen lahan - kelompok konsumen - organisasi pribumi (indigenous) - organisasi kesejahteraan hewan
  • 36. Penetapan ALOP Australia • Australia memiliki hak kedaulatan untuk menetapkan ALOP yang merefleksikan kebijakan pemerintah dan ekspektasi industri dan masyarakat • ALOP Australia saat ini dikembangkan antara Menteri yang relevan di tingkat Federal, Negara Bagian, dan Teritori setelah komite Senat Australia menyelidiki impor ikan salmon dari Kanada, dimana Kanada memenangkan banding di WTO terhadap ARI Pemerintah Australia • Pemerintah Australia, dengan persetujuan pemerintah Negara Bagian dan Teritori telah menyatakan ALOP-nya dalam istilah kualitatif Sumber: https://www.agriculture.gov.au/biosecurity/risk-analysis/conducting/appropriate-level-of-protection
  • 37. Peraturan ALOP Australia • BIOSECURITY ACT 2015 - SECTION 5 Appropriate Level of Protection (ALOP) for Australia against biosecurity risks • ALOP Australia dinyatakan sebagai upaya untuk memberikan tingkat perlindungan SPS yang tinggi yang bertujuan untuk mengurangi risiko ke tingkat yang sangat rendah, tetapi tidak ke tingkat nol (LIHAT MATRIKS) The Appropriate Level of Protection (or ALOP) for Australia is a high level of sanitary and phytosanitary protection aimed at reducing biosecurity risks to a very low level, but not to zero.
  • 38. Matriks Estimasi Risiko Kemungkinanmasuk,berkembangdan menyebarnyaHPHK High Negligible risk Very low risk Low risk Moderate risk High risk Extreme risk Moderate Negligible risk Very low risk Low risk Moderate risk High risk Extreme risk Low Negligible risk Negligible risk Very low risk Low risk Moderate risk High risk Very low Negligible risk Negligbile risk Negligible risk Very low risk Low risk Moderate risk Extremely low Negligible risk Negligible risk Negligible risk Negligible risk Very low risk Low risk Negligible Negligible risk Negligible risk Negligible risk Negligible risk Negligible risk Very low risk Negligible risk Very low Low Moderate High Extreme Konsekuensi masuk, berkembang dan menyebarnya HPHK
  • 39. Pembacaan Matriks Risiko • Jika analisis yang dilakukan menunjukkan Estimasi Risiko yang ditimbulkan oleh hama atau penyakit berada pada atau di bawah ‘sangat rendah’ (very low) dalam matriks, risiko itu dianggap dapat diterima tanpa Australia perlu memberlakukan tindakan-tindakan SPS. • Ini tidak berarti bahwa tindakan karantina umum dapat tidak diterapkan, terutama dimana tingkat ketidakpastian yang tinggi berlaku pada setiap skenario risiko • Jika Estimasi Risiko jatuh di atas ‘sangat rendah’ (very low) pada matriks, maka tindakan mitigasi dapat dilakukan untuk mengurangi risiko menjadi ‘sangat rendah’ (very low) Sumber: Mark Burgman et al. 2010. Comparing Biosecurity Risk Assessment Systems.
  • 40. Australia: Manfaat ALOP ditetapkan dalam peraturan perundangan • Dengan mengesahkan ALOP Australia, Parlemen Australia telah memberikan pernyataan yang jelas bahwa Parlemen mengharapkan Menteri dan Departement of Agriculture Pemerintah Australia untuk mengelola komponen sistem biosekuriti yang bertanggung jawab sedemikian rupa untuk mencapai ALOP yang diperlukan • Oleh karena itu, hal ini harus diikuti dengan tingkat pendanaan komponen-komponen sistem biosekuriti yang diperlukan yang cukup untuk mempertahankan ALOP Sumber: Wendy Craik et al. 2017. Priorities for Australia’s biosecurity system. An independent review of the capacity of the national biosecurity system and its underpinning intergovernmental agreement..
  • 41. Penutup • Hak untuk menetapkan ALOP secara fleksibel, dibarengi juga dengan beberapa kewajiban, termasuk bahwa ALOP harus diterapkan secara konsisten dan harus meminimalkan efek negatif terhadap perdagangan • Perjanjian SPS tidak membatasi penetapan ALOP. Berbagai nilai dan pertimbangan kepentingan nasional - sosial, ekonomi, lingkungan, budaya, politik - dapat diterapkan dalam menetapkan ALOP • ALOP juga harus diterapkan secara konsisten dan transparan di situasi risiko impor yang berbeda • Sampai saat ini, tidak ada negara yang menyatakan ALOP-nya dengan ketepatan (precision) yang tinggi