1. PELATIHAN IPCN
Himpunan Perawat Pencegah dan
Pengendali Infeksi Indonesia (HIPPII
PUSAT)
Infection Control Risk Assesment
(ICRA) Program
2. Tujuan Umum dan Khusus
Peserta dapat menjelaskan definisi ICRA dengan baik dan
benar
Peserta dapat melakukan identifikasi berdasarkan kelompok
group Risk dengan baik dan benar
Peserta dapat menjelaskan proses pembuatan ICRA
program dengan baik dan benar
Peserta dapat melaksanakan ICRA program berdasarkan
kelompok group Risk dengan baik dan benar standard
akreditasi
3. POKOK BAHASAN
1. Pendahuluan
2. Standar Akreditasi Nasional
3. Pengertian
4. Tujuan flowchart risk
Management
5. Alur pengelolaan risiko
6. Kesimpulan
4. CDC : infeksi di dapat di RS jumlahnya
diperkirakan 1.7 juta, ada sekitar 99.000
meninggal setiap thn.
Di USA : 5 – 10% pasien dengan perawatan
acut memperoleh satu atau lebih infeksi di RS
Di USA : Infeksi di RS adalah penyebab utama
ke enam pasien meninggal dengan biaya
perawatan meningkat.
PENDAHULUAN
6. STANDAR NASIONAL AKREDITASI
MANAJEME
N
RISIKO PMKP 12 : Program manajemen risiko
berkelanjutan digunakan untuk melakukan
identifikasi dan mengurangi cidera serta
mengurangi risiko lain terhadap keselamatan
pasien dan staff
PPI 6 : Rumah sakit menggunakan pendekatan
berdasar risiko dalam menentukan fokus dari
program pencegahan dan pengendalian
infeksi di rumah sakit adalah pencegahan,
pengendalian dan pengurangan infeksi terkait
pelayanan
PPI 7 : Rumah sakit melaksanakan identifikasi
prosedur dan proses asuhan invasif yang
berisiko serta menerapkan strategi untuk
menurunkan infeksi
7. STANDAR PMKP 12 :
Program manajemen risiko berkelanjutan digunakan untuk
melakukan identifikasi dan mengurangi cidera serta mengurangi
risiko lain terhadap keselamatan pasien dan staff
Pendekatan proaktif untuk
manajemen risiko :
1. Identifikasi risiko
2. Prioritas risiko
3. Pelaporan risiko
4. Manajemen risiko
5. Investigasi kejadian yang
tidak diharapkan (KTD)
6. Manajemen terkait
tuntutan (klaim)
manajemen RS perlu
memperhatikan proses-proses
risiko yang dapat terjadi
pada pasien :
1. Manajemen pengobatan
2. Risiko jatuh
3. Pengendalian infeksi
4. Gizi
5. Risiko peralatan
6. Risiko sebagai akibat
kondisi yg sudah lama
berlangsung
STANDAR NASIONAL AKREDITASI
8. STANDAR PPI 6.2
Rumah sakit secara proaktif melakukan asesmen risiko infeksi yg dpt terjadi
& menyusun strategi untuk menurunkan risiko infeksi tsb
* Asesmen risiko HAI`s meliputi :
a. VAP ( Ventilation Associated Infection )
b. ISK ( Infeksi Saluran Kemih )
c. IADP ( Infeksi Aliran Darh Primer )
d. IDO ( Infeksi Daerah Operasi )
* Asesmen risiko Prosedur invasive meliputi:
Pelaksanaan bundle HAI`s
ICRA
PROGRAM PPI
9. STANDAR PPI 7
RS melaksanakan identifikasi prosedur dan proses asuhan invasif yang
berisiko serta menerapkan strategi untuk menurunkan infeksi
7.1 RS Melaksanakan identifikasi prosedur dan
kegiatan penunjang pelayanan yang berisiko
infeksi serta menerapkan strategi untuk
menurunkan risiko infeksi meliputi :
1. Pencampuran obat suntik, pemberian suntikan, terapi
cairan
1. Sterilisasi alat
2. Pengelolaan linen/londri
3. Pengelolaan sampah
4. Penyediaan makanan
5. Kamar jenazah
10. RISK MANAGEMENT
The process of making
and carrying out
decisions that will help
prevent adverse
consequences and
minimize the negative
effects of accidental
losses on an
organization.
Proses pembuatan
dan pelaksanaan
keputusan yang akan
membantu mencegah
konsekuensi yang
merugikan dan
meminimalkan
dampak negatif dari
kerugian yg disengaja
pada suatu organisasi
(Carroll,RL,Nakamura,P
,Rose,RV:EnterpriseRiskManagement HandbookforHealthcareEntities.AmericanHealthLawyersAssociation,2013)
11. RISK ASSESMENT ?
Risk Assessment - adalah penilaian yang
meneliti proses secara rinci termasuk urutan
kejadian dan risiko aktual dan potensial,
kegagalan atau titik kerentanan, dan bahwa,
melalui proses logis, memprioritaskan area
untuk perbaikan didasarkan pada dampak
aktual, atau potensial (kekritisan) perawatan,
pengobatan, atau pelayanan (TJC, 2010)
12. INFECTION CONTROL RISK
ASSESMENT
Sistem yang digunakan untuk menilai
bahaya dari infeksi di fasilitas pelayanan
kesehatan yang dapat menyebabkan
kerugian bagi pasien, keluarga, petugas,
pengunjung dan lingkungan (JCIA,2010)
13. KONSEP DASAR RISIKO
Resiko adalah potensi kehilangan sesuatu yang
bernilai,
Risiko juga dapat didefinisikan sebagai interaksi yang
disengaja dengan ketidakpastian.
Persepsi risiko adalah penilaian subjektif orang tentang
keparahan risiko, dan dapat bervariasi orang ke orang.
Setiap usaha manusia membawa beberapa risiko,
namun ada juga yang jauh lebih berisiko daripada yang
lain. [1]
Hansson, Sven Ove; Edward N. Zalta, editor (Spring 2014). "Risk". The Stanford Encyclopedia of Philosophy.
Retrieved 9 May 2014.
14. TUJUAN
Mencegah dan mengontrol frekuensi dan dampak
risiko terhadap HAI`s
Mengidentifikasi resiko yang berhubungan
dengan infeksi di pelayanan sterilisasi alat,
Linen/londri, Pengelolaan limbah, Penyediaan
Makanan dan Kamar Jenazah
Mengembangkan program pencegahan
pengendalian Infeksi diunit terkait berdasarkan
hasil indentifikasi risiko tinggi
15. Tujuan
Mengontrol staff dalam melaksanakan praktek
pencegahan dan pengendalian infeksi dalam
mengurangi risiko
Mengembangkan hypotesa untuk antisipasi
kemungkinan risiko yg akan terjadi.
Meningkatkan keselamatan pasien RS
Meningkatkan keselamatan staf
Meningkatkan efficiency
Mengidentifikasi issue kebutuhan training staf
Menghindari potensial KTD
16. Hindari Risiko
Bila risiko tidak dapat dihilangkan
Maka harus dikelola /diatur
- Kebijakan/Standar prosedur
-- tugas yg jelas
Identifikasi risiko
Apa penyebab terjadinya infeksi?
Bagainama cara transmisi?
Siapa saja yg berisiko?
(pasien, petugas atau lingkungan)?
Analisa risiko
Mengapa bisa terjadi
(activitas, prosedur)?
Hal2 apa saja yg bs meminimalkan risiko
Berapa sering terjadi/konsekuensi apa?
Evaluasi risiko
Hal2 apa saja penyebab risiko
rendah/meminimalkan risiko atau
risiko penularan (staff, pasien)?
Tehnik Aseptik, APD dll
Perlakuan risiko
Hindari risiko
Kurangi risiko ( langkah pencegahan,
ada sistem dan kontrol
The risk management flowchart as it is applied to HAI`s
Communicate
and
consult
Informasi
yang
berkaitan
dg
risiko
harus
diinformasikan
kepihak
terkait
Monitor
dan
review
Pastikan
risiko
teridentifikasi,
dianalisa
dan
dilakukan
tindakan
17. Alur Pengelolaan Risiko
1. Identifikasi risiko
2. Analisa risiko (pembuatan matriks grading)
3. Penilaian dan penentuan skor
4. Pengelolaan risiko
5. Membuat plan of action (rencana kegiatan)
18. Prosedur & proses kegiatan di pelayanan penunjang sterilisasi
instrumen
Regulasi :
1. Kebijakan penggunaan alat single use reuse dan reuse
2. Pedoman CSSD
3. Pedoman unit pelayanan CSSD
4. SPO CSSD ( Pemrosesan alat single use re use, Monitoring mutu sterilisasi, pengecekan air,
suhu, dll)
Fasilitas :
1. Pembagian area CSSD (dekontaminasi, pembungkusan, sterilisasi dan penyimpanan)
2. Alur terpisah antara instrumen bersih dan kotor
3. Alat monitoring indikator mutu sterilisasi ( steril tip, boidick test, biological test, dll)
4. Kontainer tertutup dan terpisah untuk instrumen steril dan kotor
1. Identifikasi Masalah
19. Lanjutan …………….
Monitoring mutu
1. Kualitas air pencucian
2. Monitoring mutu sterilisasi melalui hasil test (indikator internal, Boidick test, leak
test, biological test, dll)
3. Monitoring kepatuhan kewaspadaan standar
4. Monitoring proses dekontamisasi & sterilisasi
5. Monitoring expired date
6. Monitoring suhu penyimpanan instrumen di CSSD dan di ruangan
SDM
1. Ada pelatihan CSSD dan PPI dasar
2. Terlatih dalam pengelolaan instrumen
3. Uji kompetensis proses di CSSD setiap tahun
4. Kesehatan karyawan
20. Prosedur & proses kegiatan di pelayanan
penunjang Linen/londri
Regulasi :
1. Pedoman loundry
2. Pedoman unit pelayanan Linen/londri
3. SPO linen/londri terkait PPI
4. Standarisasi linen
Fasilitas :
1. Pembagian area
2. Alur linen bersih dan kotor
3. Mesin cuci dipisahkan antara infeksius dan non infeksius
4. Fasilitas pengering dan setrika
21. Lanjutan …………….
Monitoring mutu
1. Kualitas air pencucian
2. Monitoring mutu linen kamar bedah (chek apakah ada lubang, bebas
debu, benang, dll)
3. Monitoring kepatuhan kewaspadaan standar
4. Monitoring suhu penyimpanan dan sistem FIFO linen bersih
SDM
1. Ikut seminar tentang linen/londri dan PPI dasar
2. Terlatih dalam pengelolaan instrumen
3. Kesehatan karyawan
22. 1. Identifikasi Masalah
PPI STANDAR IDENTIFIKASI RISIKO ANALISA RISIKO
6.2 HAI`s Terdapat 5 angka kejadian IDO
RCA, FMEA, Risk
grading
Terdapat 3 angka kejadian IADP
RCA, FMEA, Risk
grading
Penggunaan bundle HAI`s tidak
konsisten
RCA, FMEA, Risk
grading
7
Tindakan
invasive
Pencampuran obat suntik in adekuat
(di kamar pasien)
RCA, FMEA, Risk
grading
Tidak melakukan tehnik aseptik pada
pemberian suntikan
RCA, FMEA, Risk
grading
Pemberian terapi cairan konsentrasi
tinggi in adekuat
RCA, FMEA, Risk
grading
7.2 Sterilisasi alkes Dekontaminasi instrumen in adekuat
RCA, FMEA, Risk
grading
Sterilisasi in adekuat
RCA, FMEA, Risk
grading
Tidak terdapat masa kadaluarsa pada
instrumen yg sudah disterilkan
RCA, FMEA, Risk
grading
Pengontrolan mutu sterilisasi in adekuat
pada proses sterilisasi yg dilakukan di
RCA, FMEA, Risk
grading
23. PPI STANDAR IDENTIFIKASI RISIKO ANALISA RISIKO
7.2.1 Alkes kadaluwarsa Pengelolaan alat kadaluwarsa in adekuat
RCA, FMEA, Risk
grading
Single use – re use Pengelolaan single use-re use in adekuat
RCA, FMEA, Risk
grading
7.3 Linen/londri
Proses pengontrolan linen/londri oleh pihak ketiga
in adekuat
RCA, FMEA, Risk
grading
Proses pengelolaan linen/londri oleh pihak ketiga in
adekuat
RCA, FMEA, Risk
grading
7.4
Sampah infectious
& cairan tubuh
Pengelolaan sampah infeksius & cairan tubuh in
adekuat
RCA, FMEA, Risk
grading
Pembuangan dan pengelolaan limbah cairan
tubuh in adekuat
RCA, FMEA, Risk
grading
Darah dan
komponen darah
Pembuangan darah & komponen darah in
adekuat
RCA, FMEA, Risk
grading
7.4.1
Kamar mayat &
postmortem
Pengelolaan kamar mayat & post mortem in
adekuat
RCA, FMEA, Risk
grading
7. 5
Benda tajam dan
jarum
Pembuangan benda tajam dan jarum in adekuat
RCA, FMEA, Risk
grading
Pengontrolan pengelolaan benda tajam in
adekuat
RCA, FMEA, Risk
grading
Terdapat 10 kejadian NSI dalam 1 tahun
RCA, FMEA, Risk
grading
7. 6
Dapur dan
makanan
Peyimpanan makanan, bahan makanan dan
produk nutrisi in adekuat
RCA, FMEA, Risk
grading
Pengelolaan bahan makanan in adekuat
RCA, FMEA, Risk
grading
Pengelolaan sanitasi dapur in adekuat
RCA, FMEA, Risk
grading
Standar bangunan, fasilitas dapur dan pantry tidak RCA, FMEA, Risk
24. Risk Register
RS harus membuat /punya Program Risk
Assessment tahunan berupa Risk Register
Risk Register :
1. Risiko yg teridentifikasi dalam 1 tahun
2. Informasi Insiden keselamatan pasien, klaim
litigasi dan komplain, investigasi eksternal &
internal, external assessments dan Akreditasi
3. Informasi potensial risiko maupun risiko aktual
25. 2. Analisa Risiko (Grading Matrix)
Probability /Kemungkinan terjadi
Impact, dan /Dampak
Current Systems /Sistem yang
sedang berlangsung
Item tambahan boleh ditambahkan
jika diperlukan
26. Risiko sebagai suatu fungsi dari Probabilitas (Change,
likelihood) dari suatu kejadian yang tidak diinginkan dan
tingkat keparahan / besarnya dampak dari kejadian serta
sistem yang ada :
Probability /Kemungkinan terjadi
Impact, dan /Dampak
Current Systems /Sistem yang sedang berlangsung
Item tambahan boleh ditambahkan jika diperlukan
2. Analisa Risiko (Grading Matrix)
27. PENILAIAN
PROBABILITAS/FREKUENSI
TK Risk Deskrips
i
Kejadian
1 Very low 0–5% – extremely unlikely or virtually impossible
Hampir mungkin tidak terjadi ( terjadi dalam lebih dari 5 tahun )
2 Low Jarang (Frekuensi 1-2 x /tahun)
6–30% – low but not impossible
Jarang tapi bukan tidak mungkin terjadi (terjadi dalam 2-5 tahun
)
3 Medium Kadang (Frekuensi 3- 4 x/tahun)
31–70% – fairly likely to occur
Mungkin terjadi/bisa terjadi (dapat terjadi tiap 1-2 thn)
4 Hight Agak sering (Frekuensi 4-6 x/tahun)
71–95% – more likely to occur than not
Sangat mungkin (terjadi setiap bulan/beberapa kali dlm
setahun)
5 Very hight Sering (Frekuensi > 6 – 12 x /tahun )
91–100% – almost certainly will occur
Hampir pasti akan terjadi (terjadi dalam minggu/bulan)
ANALISA
RISIKO
28. ANALISA RISIKO
TK
RIKS
Deskripsi Dampak
1 Minimal clinical Tidak ada cedera, kerugian keuangan kecil
2 Moderate
clinical
• Cedera ringan , mis luka lecet
• Dapat diatasi dng P3K
• kerugian keuangan sedang
3 Prolonged
length of stay
• Cedera sedang, mis : luka robek
• Berkurangnya fungsi motorik/sensorik/psikologis atau intelektual
(reversibel ). Tdk berhubungan dg penyakit
• Setiap kasus yg meperpanjang perawatan
4 Temporer loss
of function
• Cedera luas/berat, mis : cacat, lumpuh
• Kehilangan fungsi motorik/sensorik/ psikologis atau intelektual
(irreversibel), tdk berhubungan dng penyakit yg mendasarinya
• Kerugian keuangan besar.
5 Katatropik Kematian yg tdk berhubungan dg perjalanan penyakit
PENILAIAN DAMPAK RISIKO
29. ANALISA RISIKO
Sistem yang ada
TK
RISK
Deskripsi Kegiatan
1 Solid Peraturan ada, fasilitas ada, dilaksanakan
2 Good Peraturan ada, fasilitas ada, tidak selalu
dilaksanakan
3 Fair Peraturan ada, fasilitas ada, tidak
dilaksanakan
4 Poor Peraturan ada, fasilitas tidak ada, tidak
dilaksanakan
5 None Tidak ada peraturan
30. FORMAT ICRA
No KELOMPOK
RISIKO
PROBABILITAS DAMPAK SYSTEM YG
ADA
SKOR
E
RESIK
O
RANGKIN
G RISIKO
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
Kejadian HAIs
Prosedur Invasive
Pencampuran obat suntik, pemberian suntikan, terapi cairan, (ICRA
Cairan)
31. No KELOMPOK
RISIKO
PROBABILITAS DAMPAK SYSTEM YG
ADA
SKORE
RESIKO
RANG
KING
RISIKO
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
Pelayanan Sterilisasi
Pelayanan linen/londri
Pengelolaan Limbah
Dapur dan makanan
32. Menyusun skor jumlah
Probability, Impact, Current Systems
score for probability : 3
score dampak : 2
sistem berkelanjutan : 4
total score 3X2X4 =24
Program prioritas berdasarkan nilai terbesar
3. Penilaian dan Penentuan Skor
33. 4. Pengelolaan risiko
TATA KELOLA
RISIKO
Susun action plan untuk pencegahan
risiko, berdasarkan ranking risiko
MONITORING,
AUDIT DAN
REVIEW
Lakukan monitoring, audit dan review
KOMUNIKASI DAN
KONSULTASI
Risiko hasil dari risk assessment agar di
sampaikan/diinformasikan ke staf
medis, staf keperawatan dan
manajemen
35. • Proaktif
• Melibatkan tim yang multidisiplin
• Memperioritaskan risiko :
• Tidak membuat semuanya menjadi prioritas
• Jangan menggunakan beberapa jenis tools untuk
diprioritaskan
• Lakukan pendokumentasian prioritas risiko dan
diseleksi secara rasional
• Dilakukan setiap tahun dan bila ada perubahan yang
terjadi secara signifikan
• Monitoring pelaksanaan apakah sudah menjawab
semua masalah yang sudah teridentifikasi melalui ICRA
yang sudah dibuat
Kesimpulan
36. Referensi
1. Risk Assesment for the Prevention and Control of
Healthcare Assodiated Infection (HCAI) Guidance,
Wirral, NHS
2. Infection Control Risk Assessment Guidelines
3. Instrumen Survei Standar Nasional Akreditasi
Rumah Sakit Edisi 1
4. National Infection Control Guidelines , 2016
5. Materi Manajemen Risiko, dr. Sutoto, M.Kes
6. Materi PPI SNARS Edisi 1, dr Luwiarsih, MSc