SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
oleh:
Dr. Santi Martini, dr., M.Kes.
Besaran Masalah
 Angka kejadian Demam Tifoid:
6.000 – 1.300.000 per tahun
 Angka kematian demam tifoid: 20.000/thn
 Hampir 80% kasus demam tifoid ditemukan
pada anak-anak/dewasa, usia antara 5 sampai
29 tahun.
 Insiden demam tifoid terus meningkat, pada
tahun 2001 sebesar 680/100.000 penduduk dan
pada tahun 2002
menjadi 1.426/100.000 penduduk.
 Insiden demam tifoid ini dianggap tinggi jika
terjadi pada 100/100.000 penduduk atau lebih.
Sumber:
Riskesdas 2007
Prevalensi Tifoid Diare menurut Kelompok Umur
Sumber:
Riskesdas 2007
Prevalensi Tifoid Diare menurut Karakteristik Responden
Sumber:
Riskesdas 2007
Kerugian Ekonomis
 Biaya pengobatan pasien rawat jalan untuk
kasus demam tifoid ringan diperkirakan sekitar
US $50-150,
 Kasus rawat inap tanpa komplikasi sekitar
$100-150
 Kasus komplikasi sebesar US $250 atau lebih
 Sebagian besar pasien demam tifoid tidak
mampu melakukan aktivitas normal selama 20-
30 hari sehingga memerlukan bantuan dari
orang lain akibatnya aktivitas 1 atau 2 orang
anggota keluarga terganggu untuk memenuhi
kebutuhan pasien tersebut.
AGENT (1)
 Genus Salmonella lebih dari 2600
serovar/seritipe.
 Genus Salmonella (rekomendasi WHO),
ada 2 species: S. enteritica (ada 6
subspesies) & S. bongori.
 Subspesies I adalah serovar yang dapat
menyebabkan penyakit pada manusia dan
hewan-hewan berdarah panas (contoh:
serotipe enteritidis, typhimurium, typhi,
paratyphi, sendai, dublin, gallinarum/
pullorum dan abortus suis).
 Subspesies II-VI seringkali diisolasi dari
vertebrata berdarah dingin atau
poikilotermal dan dari lingkungan.
AGENT (2)
 Salmonella typhi, Salmonella paratyphi
A, Salmonella paratyphi B, dan
Salmonella paratyphi C
 Bakteri gram negatif
 Panjang 4 mikron
 Bakteri ini sangat rapuh, mati oleh
karena pengeringan, disinfeksi klorin,
atau panas.
Reservoir
 Manusia (tifoid & paratifoid), hewan peliharaan
(jarang).
 Sumber infeksi:
1. Pasien tifus
basil dikeluarkan dari tubuh melalui feses & urin ± 1
bulan, muntahan & nanah dari abses.
2. Karier, ada 3 macam:
- masa penyembuhan (convalescent carrier) (basil +
dalam feses sd 6 bulan setelah serangan tifus).
- faecal carrier - karier kronis (basil + pada feses secara
intermitten sd minimal1 tahun)
- urinary carrier – karier kronis (basil + pada urin)
 Karier lewat feses lebih umum daripada karier lewat
urin (dalam jangka pendek).
Reservoir (cont’d)
 Karier kronis lebih sering dijumpai
pada:
- Pada wanita daripada pria.
- Pada usia pertengahan (usia 30-an)
- Ada abnormalitas dari empedu (batu
empedu dan infeksi empedu kronis)
 Karier kronis lewat urin (urinary carrier)
berkaitan dengan infeksi
Schistosoma haematobium.
MASA INKUBASI
 Bervariasi tergantung ukuran dosis infektif.
 3 hari – 1 bulan; rata-rata 8 – 14 hari.
 1 – 10 hari (gastroenteritis paratyphoid)
Inokulum Attack rate Rata-rata masa
inkubasi (hari)
103
0/13 (0) -
105
77/200 (38,5) 9,3
107
13/27 (48,1) 7,4
108
- 109
24/25 (96,0) 4,7
Tabel 1. Respons sukarelawan terhadap infeksi eksperimen
dengan S.typhi
(Sumber: Harrison’s, Principal of Internal Medicine page 951, 1998)
PERIODE PENULARAN
 Selama basil terdapat dalam ekskreta
(biasanya minggu pertama – masa
penyembuhan).
 Pada orang yang sakit tifus tidak diobati:
- ± 10% basil + selama 3 bulan setelah
gejala muncul.
- 2 – 5% : karier permanen
 Orang yang terinfeksi paratifoid sedikit
menjadi karier permanen pada saluran
empedu.
KERENTANAN INDIVIDU
 Dalam jumlah yang sangat besar, orang
yang terpapar bakteri usus dapat
menjadi sakit.
 Dosis paling kecil S. typhi dapat
menginfeksi pada orang-orang yang
imatur atau stres secara imunologis,
orang muda, orang tua dan anak
malnutrisi.
 Dosis yang diperlukan: 109
basil hidup
(95% kasus)
GEJALA KLINIS & LABORATORIUM
GEJALA KLINIS
 Panas: sampai
dengan 40 – 41o
C
 Sakit kepala, lemah,
menggigil.
 Pada orang yang sakit
tifoid tidak diobati,
demam selama 4 – 8
minggu (demam
persisten).
 Pada kasus akut &
parah bisa
menyebabkan
kematian.
LABORATORIUM
 Lekopenia, neutropenia
 Kultur basil
 Titer antibodi therhadap
antigen O dan H = Tes
Widal
 Aglutinasi latex atau tes
koaglutinasi antibodi
terhadap antigen Vi
(lebih spesifik dan
sensitif daripada tes
Widal)
DISTRIBUSI
 Penyakit tifus terdapat di seluruh dunia.
 Salah satu kelompok bakteri fekal-oral
yang menyebabkan penyakit yang
kejadiannya ditentukan oleh standart
higiene.
 Kejadiannya dapat digunakan sebagai
indikator tingkat higiene masyarakat.
 Masyarakat dengan higiene yang baik
maka penyakit ini hampir jarang terjadi.
DISTRIBUSI (cont’d)
 AS: insidens infeksi Salmonella typhi turun
sampai ketingkat yang rendah setelah
adanya perbaikan sanitasi lingkungan.
 Santiago (Chile): angka endemisitas
menurun setelah kualitas air dan
infrastruktur diperbaiki.
 New York: 1980 – 1990 kasus tifoid
meningkat dari 2/3 menjadi 4/5. Hal tsb
berkaitan dengan perjalanan ke daerah
Asia Selatan & Tenggara.
DISTRIBUSI (cont’d)
 Meksiko menjadi sumber penularan
utama untuk penduduk Amerika
terutama bagi orang-orang yang berada
di daerah perbatasan dan pelajar yang
bepergian.
 Daerah endemis infeksi S. typhi adalah
Peru, Alexandria (Mesir), Jakarta
(Indonesia), India, Pakistan, Nepal.
 India: setiap tahun kasus baru 1/100
anak usia s.d. 15 tahun.
DISTRIBUSI (cont’d)
 Infeksi tifus lebih sering terjadi pada masyarakat
dengan infeksi usus yang sering terjadi secara
teratur pada anak-anak.
 Pola penyebaran penyakit fekal-oral merupakan
pola yang umum terjadi pada suatu keluarga
atau desa pada daerah beriklim tropis.
 Daerah endemis: demam tifus banyak terjadi
pada usia pre-sekolah dan 5-19 tahun.
 Di daerah industri, KLB ditandai dengan adanya
kontaminasi terhadap suplai air oleh karier.
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
 Demam tifus merupakan ciri kejadian penyakit
pada keluarga, masyarakat tertutup dan desa.
 Organisma salmonella dapat menyesuaikan
pada lingkungan yang berubah.
 Ada karier yang mengolah makanan dan orang
yang mengkonsumsi makanan tersebut rentan.
 Dapat menyebabkan penyakit dalam jumlah
yang relatif sedikit & berasal pada air yang
tampaknya bersih.
 AS: KLB terjadi karena kontak dengan karier
atau melalui makanan.
SUMBER INFEKSI
 Manusia
 Air yang terkontaminasi kotoran manusia.
 Sayuran yang diberi pupuk feses manusia,
tidak dicuci dan dimasak sebelum makan.
 Telur
 Daging yang diawetkan dengan cara tidak
benar (media pertumbuhan kuman)
 Karier & karier kronis
TRANSMISI
 Penularan secara fekal-oral.
 Pada prosuk susu, basil masih tetap
hidup selama minimal 2 bulan
 Pada air yang tampak bersih, basil akan
tetap hidup selama minimal 4 minggu.
 Transmisi dapat terjadi sampai beribu-
ribu mil dari sumber infeksi.
SURVEILANS
 Pada pengolah makanan yang dikonsumsi
oleh masyarakat, rutin memeriksakan
sampel fesesnya (harus negatif S. typhi).
 Pendaftaran dan surveilans terhadap
karier.
 Pengamatan terhadap orang dengan
gangguan kandung empedu yang kronis.
 Menjamin warganya agar memeriksakan
diri setelah kembali dari daerah endemis
tifus atau mencari pengobatan bila
mengalami demam (warning sign) setelah
kembali ke rumah.
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
 Memperbaiki sanitasi lingkungan (pembuangan
limbah, penyediaan air bersih).
 Memperbaiki higiene keluarga & masyarakat.
 Mengatur penyiapan makanan & sistem
distribusi (ketersediaan air bersih untuk cuci
tangan).
 Adanya sabun cuci dan air pencuci tangan pada
karier.
 Tersedianya antibiotika (kloramfenikol, dll.)
 Pasteurisasi produk susu.
 Klorinasi air minum
 Pemberian vaksin.

More Related Content

What's hot (20)

Demam tifoid
Demam tifoidDemam tifoid
Demam tifoid
 
Demam tifoid anak
Demam tifoid anakDemam tifoid anak
Demam tifoid anak
 
P petri tifoid
P petri tifoidP petri tifoid
P petri tifoid
 
Tifoid Pada Anak
Tifoid Pada AnakTifoid Pada Anak
Tifoid Pada Anak
 
Konsep asuhan keperawatan Thypoid abdominalis
Konsep asuhan keperawatan Thypoid abdominalisKonsep asuhan keperawatan Thypoid abdominalis
Konsep asuhan keperawatan Thypoid abdominalis
 
demam tifoid amee
demam tifoid ameedemam tifoid amee
demam tifoid amee
 
THYPHOID
THYPHOIDTHYPHOID
THYPHOID
 
Makalah demam tyfoid
Makalah demam tyfoidMakalah demam tyfoid
Makalah demam tyfoid
 
47701333 typus-abdominalis
47701333 typus-abdominalis47701333 typus-abdominalis
47701333 typus-abdominalis
 
Campak
CampakCampak
Campak
 
P petri dbd
P petri dbdP petri dbd
P petri dbd
 
Tuberkulosis ppt
Tuberkulosis pptTuberkulosis ppt
Tuberkulosis ppt
 
Asuhan keperawatan pada klien dengan dhf
Asuhan keperawatan pada klien dengan dhfAsuhan keperawatan pada klien dengan dhf
Asuhan keperawatan pada klien dengan dhf
 
Promosi Kes & Pencegahan TB
Promosi Kes & Pencegahan TBPromosi Kes & Pencegahan TB
Promosi Kes & Pencegahan TB
 
Mikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologiMikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologi
 
Denggi
DenggiDenggi
Denggi
 
Tuberculosis
TuberculosisTuberculosis
Tuberculosis
 
Askep Demam Thypoid
Askep Demam ThypoidAskep Demam Thypoid
Askep Demam Thypoid
 
Tb
TbTb
Tb
 
Asuhan keperawatan pada klien dengan demam thypoid
Asuhan keperawatan pada klien dengan demam thypoidAsuhan keperawatan pada klien dengan demam thypoid
Asuhan keperawatan pada klien dengan demam thypoid
 

Viewers also liked

Beberapa penyakit infeksi dan cara penularannya
Beberapa penyakit infeksi dan cara penularannyaBeberapa penyakit infeksi dan cara penularannya
Beberapa penyakit infeksi dan cara penularannyaIbnu Kamajaya
 
Sales administration manager perfomance appraisal 2
Sales administration manager perfomance appraisal 2Sales administration manager perfomance appraisal 2
Sales administration manager perfomance appraisal 2tonychoper5704
 
Top 8 physical therapist assistant resume samples
Top 8 physical therapist assistant resume samplesTop 8 physical therapist assistant resume samples
Top 8 physical therapist assistant resume samplesRoyKeane789
 
simulation and hardware implementation of grid connected solar charge control...
simulation and hardware implementation of grid connected solar charge control...simulation and hardware implementation of grid connected solar charge control...
simulation and hardware implementation of grid connected solar charge control...editor1knowledgecuddle
 
How did you use new media technologies in the construction, research and plan...
How did you use new media technologies in the construction, research and plan...How did you use new media technologies in the construction, research and plan...
How did you use new media technologies in the construction, research and plan...Jake Wilde
 
Webcatalog sale
Webcatalog saleWebcatalog sale
Webcatalog saleronnagr
 
Stc call sheet 1-1
Stc call sheet 1-1Stc call sheet 1-1
Stc call sheet 1-1Manuel Bxyan
 
Piracy in Musical Audio-Visual Production and Distribution: A Forensic Engine...
Piracy in Musical Audio-Visual Production and Distribution: A Forensic Engine...Piracy in Musical Audio-Visual Production and Distribution: A Forensic Engine...
Piracy in Musical Audio-Visual Production and Distribution: A Forensic Engine...editor1knowledgecuddle
 
927100WP0Box3800Spread00en00PUBLIC0
927100WP0Box3800Spread00en00PUBLIC0927100WP0Box3800Spread00en00PUBLIC0
927100WP0Box3800Spread00en00PUBLIC0David Dupont
 
Ke ipsos spec_poll_narrative_report _6th_may_2015
Ke ipsos spec_poll_narrative_report _6th_may_2015Ke ipsos spec_poll_narrative_report _6th_may_2015
Ke ipsos spec_poll_narrative_report _6th_may_2015Ipsos
 

Viewers also liked (18)

Beberapa penyakit infeksi dan cara penularannya
Beberapa penyakit infeksi dan cara penularannyaBeberapa penyakit infeksi dan cara penularannya
Beberapa penyakit infeksi dan cara penularannya
 
Typhoid
Typhoid Typhoid
Typhoid
 
Sales administration manager perfomance appraisal 2
Sales administration manager perfomance appraisal 2Sales administration manager perfomance appraisal 2
Sales administration manager perfomance appraisal 2
 
Top 8 physical therapist assistant resume samples
Top 8 physical therapist assistant resume samplesTop 8 physical therapist assistant resume samples
Top 8 physical therapist assistant resume samples
 
vocabu
vocabuvocabu
vocabu
 
simulation and hardware implementation of grid connected solar charge control...
simulation and hardware implementation of grid connected solar charge control...simulation and hardware implementation of grid connected solar charge control...
simulation and hardware implementation of grid connected solar charge control...
 
KSP-New beat system
KSP-New beat systemKSP-New beat system
KSP-New beat system
 
Space Apps 2015
Space Apps 2015Space Apps 2015
Space Apps 2015
 
How did you use new media technologies in the construction, research and plan...
How did you use new media technologies in the construction, research and plan...How did you use new media technologies in the construction, research and plan...
How did you use new media technologies in the construction, research and plan...
 
Webcatalog sale
Webcatalog saleWebcatalog sale
Webcatalog sale
 
Formas y animaciones
Formas y animacionesFormas y animaciones
Formas y animaciones
 
Stc call sheet 1-1
Stc call sheet 1-1Stc call sheet 1-1
Stc call sheet 1-1
 
Jaypee Business School
Jaypee Business SchoolJaypee Business School
Jaypee Business School
 
Dps crime
Dps crimeDps crime
Dps crime
 
Piracy in Musical Audio-Visual Production and Distribution: A Forensic Engine...
Piracy in Musical Audio-Visual Production and Distribution: A Forensic Engine...Piracy in Musical Audio-Visual Production and Distribution: A Forensic Engine...
Piracy in Musical Audio-Visual Production and Distribution: A Forensic Engine...
 
Matt Schultz 4.4
Matt Schultz 4.4Matt Schultz 4.4
Matt Schultz 4.4
 
927100WP0Box3800Spread00en00PUBLIC0
927100WP0Box3800Spread00en00PUBLIC0927100WP0Box3800Spread00en00PUBLIC0
927100WP0Box3800Spread00en00PUBLIC0
 
Ke ipsos spec_poll_narrative_report _6th_may_2015
Ke ipsos spec_poll_narrative_report _6th_may_2015Ke ipsos spec_poll_narrative_report _6th_may_2015
Ke ipsos spec_poll_narrative_report _6th_may_2015
 

Similar to DEMAM TIFOID

Similar to DEMAM TIFOID (20)

Demam Typhoid, disentri, difteri
Demam Typhoid, disentri, difteriDemam Typhoid, disentri, difteri
Demam Typhoid, disentri, difteri
 
194982607 demam-tifoid
194982607 demam-tifoid194982607 demam-tifoid
194982607 demam-tifoid
 
Askep diare
Askep diareAskep diare
Askep diare
 
Slide diare akut.pptx
Slide diare akut.pptxSlide diare akut.pptx
Slide diare akut.pptx
 
Askep thipoid
Askep  thipoidAskep  thipoid
Askep thipoid
 
Typhoid dan Cholera 2020
Typhoid dan Cholera 2020Typhoid dan Cholera 2020
Typhoid dan Cholera 2020
 
Belibis a17 demam_tifoid
Belibis a17 demam_tifoidBelibis a17 demam_tifoid
Belibis a17 demam_tifoid
 
Hepatitis Virus A
Hepatitis Virus AHepatitis Virus A
Hepatitis Virus A
 
INFEKSI ASAL AIR
INFEKSI ASAL AIRINFEKSI ASAL AIR
INFEKSI ASAL AIR
 
128114958 lp-febris
128114958 lp-febris128114958 lp-febris
128114958 lp-febris
 
Makalah penyakit tifus
Makalah penyakit tifusMakalah penyakit tifus
Makalah penyakit tifus
 
Makalah penyakit tifus
Makalah penyakit tifusMakalah penyakit tifus
Makalah penyakit tifus
 
Askep thipoid
Askep  thipoidAskep  thipoid
Askep thipoid
 
1. askep thipoid
1. askep  thipoid1. askep  thipoid
1. askep thipoid
 
Asuhan keperawatan gastroenteritis pada anak
Asuhan keperawatan gastroenteritis pada anakAsuhan keperawatan gastroenteritis pada anak
Asuhan keperawatan gastroenteritis pada anak
 
Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Typoid
Asuhan Keperawatan pada pasien dengan TypoidAsuhan Keperawatan pada pasien dengan Typoid
Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Typoid
 
Penyakit tropis
Penyakit tropisPenyakit tropis
Penyakit tropis
 
What is Epidemic?
What is Epidemic?What is Epidemic?
What is Epidemic?
 
Askep-diare-anak-phatways
Askep-diare-anak-phatwaysAskep-diare-anak-phatways
Askep-diare-anak-phatways
 
Gastroenteritis
GastroenteritisGastroenteritis
Gastroenteritis
 

More from Muhammad Munandar

4.1 karakteristik peserta didik
4.1 karakteristik peserta didik4.1 karakteristik peserta didik
4.1 karakteristik peserta didikMuhammad Munandar
 
4.3 bekal awal dan teknik teknik pengaktifannya
4.3 bekal awal dan teknik teknik pengaktifannya4.3 bekal awal dan teknik teknik pengaktifannya
4.3 bekal awal dan teknik teknik pengaktifannyaMuhammad Munandar
 
4.1 karakteristik peserta didik
4.1 karakteristik peserta didik4.1 karakteristik peserta didik
4.1 karakteristik peserta didikMuhammad Munandar
 
4.4 analisis kesulitan belajar
4.4 analisis kesulitan belajar4.4 analisis kesulitan belajar
4.4 analisis kesulitan belajarMuhammad Munandar
 
4.2 faktor faktor yang mempengaruhi potensi peserta didik
4.2 faktor faktor yang mempengaruhi potensi peserta didik4.2 faktor faktor yang mempengaruhi potensi peserta didik
4.2 faktor faktor yang mempengaruhi potensi peserta didikMuhammad Munandar
 
4.3 pendekatan, strategi, metode, dan teknik
4.3 pendekatan, strategi, metode, dan teknik4.3 pendekatan, strategi, metode, dan teknik
4.3 pendekatan, strategi, metode, dan teknikMuhammad Munandar
 
4.2 macam macam teori belajar
4.2 macam macam teori belajar4.2 macam macam teori belajar
4.2 macam macam teori belajarMuhammad Munandar
 
4.2 macam macam teori belajar
4.2 macam macam teori belajar4.2 macam macam teori belajar
4.2 macam macam teori belajarMuhammad Munandar
 
4.1 hakikat belajar, pembelajaran dan prinsip prinsipnya
4.1 hakikat belajar, pembelajaran dan prinsip prinsipnya4.1 hakikat belajar, pembelajaran dan prinsip prinsipnya
4.1 hakikat belajar, pembelajaran dan prinsip prinsipnyaMuhammad Munandar
 
4.1 hakikat belajar, pembelajaran dan prinsip prinsipnya
4.1 hakikat belajar, pembelajaran dan prinsip prinsipnya4.1 hakikat belajar, pembelajaran dan prinsip prinsipnya
4.1 hakikat belajar, pembelajaran dan prinsip prinsipnyaMuhammad Munandar
 
Pemeriksaan fisik pencernaan
Pemeriksaan fisik pencernaanPemeriksaan fisik pencernaan
Pemeriksaan fisik pencernaanMuhammad Munandar
 
Gastritis dan cara penanganannya
Gastritis dan cara penanganannyaGastritis dan cara penanganannya
Gastritis dan cara penanganannyaMuhammad Munandar
 
Diare & water related disease
Diare & water related diseaseDiare & water related disease
Diare & water related diseaseMuhammad Munandar
 
Sistem pencernaan (gerakan dasar & mekanisme saluran cerna) 4
Sistem pencernaan (gerakan dasar & mekanisme saluran cerna) 4Sistem pencernaan (gerakan dasar & mekanisme saluran cerna) 4
Sistem pencernaan (gerakan dasar & mekanisme saluran cerna) 4Muhammad Munandar
 
Sistem pencernaan (fungsi & pergerakan saluran cerna) 3
Sistem pencernaan (fungsi & pergerakan saluran cerna) 3Sistem pencernaan (fungsi & pergerakan saluran cerna) 3
Sistem pencernaan (fungsi & pergerakan saluran cerna) 3Muhammad Munandar
 

More from Muhammad Munandar (20)

4.1 karakteristik peserta didik
4.1 karakteristik peserta didik4.1 karakteristik peserta didik
4.1 karakteristik peserta didik
 
4.3 bekal awal dan teknik teknik pengaktifannya
4.3 bekal awal dan teknik teknik pengaktifannya4.3 bekal awal dan teknik teknik pengaktifannya
4.3 bekal awal dan teknik teknik pengaktifannya
 
4.1 karakteristik peserta didik
4.1 karakteristik peserta didik4.1 karakteristik peserta didik
4.1 karakteristik peserta didik
 
4.4 analisis kesulitan belajar
4.4 analisis kesulitan belajar4.4 analisis kesulitan belajar
4.4 analisis kesulitan belajar
 
4.2 faktor faktor yang mempengaruhi potensi peserta didik
4.2 faktor faktor yang mempengaruhi potensi peserta didik4.2 faktor faktor yang mempengaruhi potensi peserta didik
4.2 faktor faktor yang mempengaruhi potensi peserta didik
 
4.3 pendekatan, strategi, metode, dan teknik
4.3 pendekatan, strategi, metode, dan teknik4.3 pendekatan, strategi, metode, dan teknik
4.3 pendekatan, strategi, metode, dan teknik
 
4.2 macam macam teori belajar
4.2 macam macam teori belajar4.2 macam macam teori belajar
4.2 macam macam teori belajar
 
4.2 macam macam teori belajar
4.2 macam macam teori belajar4.2 macam macam teori belajar
4.2 macam macam teori belajar
 
4.1 hakikat belajar, pembelajaran dan prinsip prinsipnya
4.1 hakikat belajar, pembelajaran dan prinsip prinsipnya4.1 hakikat belajar, pembelajaran dan prinsip prinsipnya
4.1 hakikat belajar, pembelajaran dan prinsip prinsipnya
 
4.1 hakikat belajar, pembelajaran dan prinsip prinsipnya
4.1 hakikat belajar, pembelajaran dan prinsip prinsipnya4.1 hakikat belajar, pembelajaran dan prinsip prinsipnya
4.1 hakikat belajar, pembelajaran dan prinsip prinsipnya
 
Farmakologi obat pencernaan
Farmakologi obat pencernaanFarmakologi obat pencernaan
Farmakologi obat pencernaan
 
Farmakologi pencernaan
Farmakologi pencernaanFarmakologi pencernaan
Farmakologi pencernaan
 
Pemeriksaan fisik pencernaan
Pemeriksaan fisik pencernaanPemeriksaan fisik pencernaan
Pemeriksaan fisik pencernaan
 
Gastritis dan cara penanganannya
Gastritis dan cara penanganannyaGastritis dan cara penanganannya
Gastritis dan cara penanganannya
 
Penanggulangan diare
Penanggulangan diarePenanggulangan diare
Penanggulangan diare
 
Diare & water related disease
Diare & water related diseaseDiare & water related disease
Diare & water related disease
 
Sistem pencernaan (gerakan dasar & mekanisme saluran cerna) 4
Sistem pencernaan (gerakan dasar & mekanisme saluran cerna) 4Sistem pencernaan (gerakan dasar & mekanisme saluran cerna) 4
Sistem pencernaan (gerakan dasar & mekanisme saluran cerna) 4
 
Sistem pencernaan (fungsi & pergerakan saluran cerna) 3
Sistem pencernaan (fungsi & pergerakan saluran cerna) 3Sistem pencernaan (fungsi & pergerakan saluran cerna) 3
Sistem pencernaan (fungsi & pergerakan saluran cerna) 3
 
Anatomi fisiologi 2
Anatomi fisiologi 2Anatomi fisiologi 2
Anatomi fisiologi 2
 
Anatomi fisiologi 1
Anatomi fisiologi 1Anatomi fisiologi 1
Anatomi fisiologi 1
 

Recently uploaded

TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 

Recently uploaded (20)

TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 

DEMAM TIFOID

  • 2. Besaran Masalah  Angka kejadian Demam Tifoid: 6.000 – 1.300.000 per tahun  Angka kematian demam tifoid: 20.000/thn  Hampir 80% kasus demam tifoid ditemukan pada anak-anak/dewasa, usia antara 5 sampai 29 tahun.  Insiden demam tifoid terus meningkat, pada tahun 2001 sebesar 680/100.000 penduduk dan pada tahun 2002 menjadi 1.426/100.000 penduduk.  Insiden demam tifoid ini dianggap tinggi jika terjadi pada 100/100.000 penduduk atau lebih.
  • 4. Prevalensi Tifoid Diare menurut Kelompok Umur Sumber: Riskesdas 2007
  • 5. Prevalensi Tifoid Diare menurut Karakteristik Responden Sumber: Riskesdas 2007
  • 6. Kerugian Ekonomis  Biaya pengobatan pasien rawat jalan untuk kasus demam tifoid ringan diperkirakan sekitar US $50-150,  Kasus rawat inap tanpa komplikasi sekitar $100-150  Kasus komplikasi sebesar US $250 atau lebih  Sebagian besar pasien demam tifoid tidak mampu melakukan aktivitas normal selama 20- 30 hari sehingga memerlukan bantuan dari orang lain akibatnya aktivitas 1 atau 2 orang anggota keluarga terganggu untuk memenuhi kebutuhan pasien tersebut.
  • 7. AGENT (1)  Genus Salmonella lebih dari 2600 serovar/seritipe.  Genus Salmonella (rekomendasi WHO), ada 2 species: S. enteritica (ada 6 subspesies) & S. bongori.  Subspesies I adalah serovar yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan-hewan berdarah panas (contoh: serotipe enteritidis, typhimurium, typhi, paratyphi, sendai, dublin, gallinarum/ pullorum dan abortus suis).  Subspesies II-VI seringkali diisolasi dari vertebrata berdarah dingin atau poikilotermal dan dari lingkungan.
  • 8. AGENT (2)  Salmonella typhi, Salmonella paratyphi A, Salmonella paratyphi B, dan Salmonella paratyphi C  Bakteri gram negatif  Panjang 4 mikron  Bakteri ini sangat rapuh, mati oleh karena pengeringan, disinfeksi klorin, atau panas.
  • 9. Reservoir  Manusia (tifoid & paratifoid), hewan peliharaan (jarang).  Sumber infeksi: 1. Pasien tifus basil dikeluarkan dari tubuh melalui feses & urin ± 1 bulan, muntahan & nanah dari abses. 2. Karier, ada 3 macam: - masa penyembuhan (convalescent carrier) (basil + dalam feses sd 6 bulan setelah serangan tifus). - faecal carrier - karier kronis (basil + pada feses secara intermitten sd minimal1 tahun) - urinary carrier – karier kronis (basil + pada urin)  Karier lewat feses lebih umum daripada karier lewat urin (dalam jangka pendek).
  • 10. Reservoir (cont’d)  Karier kronis lebih sering dijumpai pada: - Pada wanita daripada pria. - Pada usia pertengahan (usia 30-an) - Ada abnormalitas dari empedu (batu empedu dan infeksi empedu kronis)  Karier kronis lewat urin (urinary carrier) berkaitan dengan infeksi Schistosoma haematobium.
  • 11. MASA INKUBASI  Bervariasi tergantung ukuran dosis infektif.  3 hari – 1 bulan; rata-rata 8 – 14 hari.  1 – 10 hari (gastroenteritis paratyphoid)
  • 12. Inokulum Attack rate Rata-rata masa inkubasi (hari) 103 0/13 (0) - 105 77/200 (38,5) 9,3 107 13/27 (48,1) 7,4 108 - 109 24/25 (96,0) 4,7 Tabel 1. Respons sukarelawan terhadap infeksi eksperimen dengan S.typhi (Sumber: Harrison’s, Principal of Internal Medicine page 951, 1998)
  • 13. PERIODE PENULARAN  Selama basil terdapat dalam ekskreta (biasanya minggu pertama – masa penyembuhan).  Pada orang yang sakit tifus tidak diobati: - ± 10% basil + selama 3 bulan setelah gejala muncul. - 2 – 5% : karier permanen  Orang yang terinfeksi paratifoid sedikit menjadi karier permanen pada saluran empedu.
  • 14. KERENTANAN INDIVIDU  Dalam jumlah yang sangat besar, orang yang terpapar bakteri usus dapat menjadi sakit.  Dosis paling kecil S. typhi dapat menginfeksi pada orang-orang yang imatur atau stres secara imunologis, orang muda, orang tua dan anak malnutrisi.  Dosis yang diperlukan: 109 basil hidup (95% kasus)
  • 15. GEJALA KLINIS & LABORATORIUM GEJALA KLINIS  Panas: sampai dengan 40 – 41o C  Sakit kepala, lemah, menggigil.  Pada orang yang sakit tifoid tidak diobati, demam selama 4 – 8 minggu (demam persisten).  Pada kasus akut & parah bisa menyebabkan kematian. LABORATORIUM  Lekopenia, neutropenia  Kultur basil  Titer antibodi therhadap antigen O dan H = Tes Widal  Aglutinasi latex atau tes koaglutinasi antibodi terhadap antigen Vi (lebih spesifik dan sensitif daripada tes Widal)
  • 16.
  • 17. DISTRIBUSI  Penyakit tifus terdapat di seluruh dunia.  Salah satu kelompok bakteri fekal-oral yang menyebabkan penyakit yang kejadiannya ditentukan oleh standart higiene.  Kejadiannya dapat digunakan sebagai indikator tingkat higiene masyarakat.  Masyarakat dengan higiene yang baik maka penyakit ini hampir jarang terjadi.
  • 18. DISTRIBUSI (cont’d)  AS: insidens infeksi Salmonella typhi turun sampai ketingkat yang rendah setelah adanya perbaikan sanitasi lingkungan.  Santiago (Chile): angka endemisitas menurun setelah kualitas air dan infrastruktur diperbaiki.  New York: 1980 – 1990 kasus tifoid meningkat dari 2/3 menjadi 4/5. Hal tsb berkaitan dengan perjalanan ke daerah Asia Selatan & Tenggara.
  • 19. DISTRIBUSI (cont’d)  Meksiko menjadi sumber penularan utama untuk penduduk Amerika terutama bagi orang-orang yang berada di daerah perbatasan dan pelajar yang bepergian.  Daerah endemis infeksi S. typhi adalah Peru, Alexandria (Mesir), Jakarta (Indonesia), India, Pakistan, Nepal.  India: setiap tahun kasus baru 1/100 anak usia s.d. 15 tahun.
  • 20. DISTRIBUSI (cont’d)  Infeksi tifus lebih sering terjadi pada masyarakat dengan infeksi usus yang sering terjadi secara teratur pada anak-anak.  Pola penyebaran penyakit fekal-oral merupakan pola yang umum terjadi pada suatu keluarga atau desa pada daerah beriklim tropis.  Daerah endemis: demam tifus banyak terjadi pada usia pre-sekolah dan 5-19 tahun.  Di daerah industri, KLB ditandai dengan adanya kontaminasi terhadap suplai air oleh karier.
  • 21. KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)  Demam tifus merupakan ciri kejadian penyakit pada keluarga, masyarakat tertutup dan desa.  Organisma salmonella dapat menyesuaikan pada lingkungan yang berubah.  Ada karier yang mengolah makanan dan orang yang mengkonsumsi makanan tersebut rentan.  Dapat menyebabkan penyakit dalam jumlah yang relatif sedikit & berasal pada air yang tampaknya bersih.  AS: KLB terjadi karena kontak dengan karier atau melalui makanan.
  • 22. SUMBER INFEKSI  Manusia  Air yang terkontaminasi kotoran manusia.  Sayuran yang diberi pupuk feses manusia, tidak dicuci dan dimasak sebelum makan.  Telur  Daging yang diawetkan dengan cara tidak benar (media pertumbuhan kuman)  Karier & karier kronis
  • 23. TRANSMISI  Penularan secara fekal-oral.  Pada prosuk susu, basil masih tetap hidup selama minimal 2 bulan  Pada air yang tampak bersih, basil akan tetap hidup selama minimal 4 minggu.  Transmisi dapat terjadi sampai beribu- ribu mil dari sumber infeksi.
  • 24. SURVEILANS  Pada pengolah makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat, rutin memeriksakan sampel fesesnya (harus negatif S. typhi).  Pendaftaran dan surveilans terhadap karier.  Pengamatan terhadap orang dengan gangguan kandung empedu yang kronis.  Menjamin warganya agar memeriksakan diri setelah kembali dari daerah endemis tifus atau mencari pengobatan bila mengalami demam (warning sign) setelah kembali ke rumah.
  • 25. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN  Memperbaiki sanitasi lingkungan (pembuangan limbah, penyediaan air bersih).  Memperbaiki higiene keluarga & masyarakat.  Mengatur penyiapan makanan & sistem distribusi (ketersediaan air bersih untuk cuci tangan).  Adanya sabun cuci dan air pencuci tangan pada karier.  Tersedianya antibiotika (kloramfenikol, dll.)  Pasteurisasi produk susu.  Klorinasi air minum  Pemberian vaksin.