SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN DHF

A.

Pengertian
DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh Arbovirus ( arthro podborn virus ) dan
ditularkan melalui gigitan nyamuk AEDES ( AEDES ALBOPICTUS dan AEDES
AEGEPTY )

B.

Penyebab
Penyebab DHF adalah Arbovirus ( Arthropodborn Virus ) melalui gigitan nyamuk Aedes
( Aedes Albopictus dn Aedes Aegepty )

C.

Tanda dan gejala
Tanda dan gejala penyakit DHF adalah :
Meningkatnya suhu tubuh
Nyeri pada otot seluruh tubuh
Suara serak
Batuk
Epistaksis
Disuria
Nafsu makan menurun
Muntah
Ptekie
Ekimosis
Perdarahan gusi
Muntah darah
Hematuria masih
Melena

D. Klasifikasi DHF menurut WHO
Derajat I
Demam disertai gejala tidak khas, terdapat manifestasi perdarahan ( uju tourniquet positif
)
Derajat II
Derajat I ditambah gejala perdarahan spontan dikulit dan perdarahan lain.
Derajat III
Kegagalan sirkulasi darah, nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun ( 20 mmhg, kulit
dingin, lembab, gelisah, hipotensi )
Derajat IV
Nadi tak teraba, tekanan darah tak dapat diukur
Pemeriksaan Diagnostik
Darah Lengkap = Hemokonsentrasi ( Hemaokrit meningkat 20 % atau lebih )
Thrombocitopeni ( 100. 000/ mm3 atau kurang )
Serologi = Uji HI ( hemaaglutinaion Inhibition Test )
Rontgen Thorac = Effusi Pleura
E.

Pathways

F.

Penatalaksanaan
§ Medik
A. DHF tanpa Renjatan
Beri minum banyak ( 1 ½ - 2 Liter / hari )
Obat anti piretik, untuk menurunkan panas, dapat juga dilakukan kompres
Jika kejang maka dapat diberi luminal ( antionvulsan ) untuk anak <1th
dosis 50 mg Im dan untuk anak >1th 75 mg Im. Jika 15 menit kejang belum
teratasi , beri lagi luminal dengan dosis 3mg / kb BB ( anak <1th dan pada anak
>1th diberikan 5 mg/ kg BB.
Berikan infus jika terus muntah dan hematokrit meningkat

B.

DHF dengan Renjatan
Pasang infus RL
Jika dengan infus tidak ada respon maka berikan plasma expander ( 20 –
30 ml/ kg BB )
Tranfusi jika Hb dan Ht turun
§ Keperawatan
1. Pengawasan tanda – tanda Vital secara kontinue tiap jam
Pemeriksaan Hb, Ht, Trombocyt tiap 4 Jam
Observasi intik output
Pada pasienDHF derajat I : Pasien diistirahatkan, observasi tanda vital tiap
3 jam , periksa Hb, Ht, Thrombosit tiap 4 jam beri minum 1 ½ liter – 2 liter per
hari, beri kompres
Pada pasien DHF derajat II : pengawasan tanda vital, pemeriksaan Hb, Ht,
Thrombocyt, perhatikan gejala seperti nadi lemah, kecil dan cepat, tekanan darah
menurun, anuria dan sakit perut, beri infus.
Pada pasien DHF derajat III : Infus guyur, posisi semi fowler, beri o2
pengawasan tanda – tanda vital tiap 15 menit, pasang cateter, obsrvasi productie
urin tiap jam, periksa Hb, Ht dan thrombocyt.
2. Resiko Perdarahan
Obsevasi perdarahan : Pteckie, Epistaksis, Hematomesis dan melena
Catat banyak, warna dari perdarahan
Pasang NGT pada pasien dengan perdarahan tractus Gastro Intestinal
3. Peningkatan suhu tubuh
Observasi / Ukur suhu tubuh secara periodik
Beri minum banyak
Berikan kompres

F. Asuhan Keperawatan pada pasien DHF
Pengkajian
Kaji riwayat Keperawatan
Kaji adanya peningkatan suhu tubuh, tanda perdarahan , mual muntah,
tidak nafsu makan, nyeri ulu hai, nyeri otot dan tanda – tanda renjatan ( denyut
nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin dan lembab, terutama pada
ekstremitas, sianosis, gelisah, penurunan kesadaran )
Diagnose Keperawatan
1.
Kekurangan Volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas
kapiler , perdarahan, muntah, dan demam
2.
Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan perdarahan
3.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,
muntah, tidak ada nafsu makan
4.
Hiertermi berhubungan dengan proses infeksivirus
5.
Perubahan proses proses keluarga berhubungan dengan kondisi anak
Perencanaan
1.
Anak menunjukkan tanda – tanda terpenuhinya kebutuhan cairan
2.
Anak menunjukkan tanda – tanda perfusi jaringan perifer yang adekwat
3.
Anak menunjukkan tanda – tanda vital dalam batas normal
4.
Keluarga menunjukkan kekoping yang adaptif
Implementasi
1.
Mencegah terjadinya kekurangan volume cairan
Mengobservasi tanda – tanda vital paling sedikit setiap 4 jam
Monitor tanda – tanda meningkatnya kekurangan cairan : turgor tidak
elastis, ubun – ubun cekung, produktie urin menurun
Mengobservasi dan mencatat intake dan output
Memberikan hidrasi yang adekwat sesuai dengan kebutuhan tubuh
Memonitor nilai laboratorium : elektrolit / darah BJ urin , serum tubuh
Mempertahankan intake dan output yang adekwat
Memonitor dan mencatat berat badan
Memonitor pemberian cairan melalui intravena setiap jam
Mengurangi kehilangan cairan yang tidak telihat ( insesible water loss /
IWL )
2.

Perfusi jaringan Adekwat
Mengkaji dan mencatat tanda – tanda Vital ( kualitas dan Frekwensi
denyut nadi, tekanan darah , Cappilary Refill )
Mengkaji dan mencatat sirkulasi pada ektremitas ( suhu , kelembaban
dan warna )
Menilai kemungkinan terjadinya kematian aringan pada ekstremitas
seperti dingin , neri , pembengkakan kaki )

3.

Kebutuhan nutrisi adekwat
Ijinka anak memakan makanan yang dapa ditoleransi anak.
Rencanakan untuk memperbaiki kualitas gizi pada saat selera makan anak
meningkat.
Berikan makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi untuk
meningkatkan kualitas intake nutrisi
Menganjurkan kepada orang tua untuk memberikan makanan dengan
teknik porsi kecil tetapi sering
Menimbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama dan dengan
skala yang sama
Mempertahankan kebersihan mulut pasien
Menjelaskan pentingnya intake nutirisi yang adekwat untuk
penyembuhan penyakit
4.

Mempertahankan suhu tubuh normal
Ukur tanda – tanda vital suhu tubuh
Ajarkan keluarga dala pengukuran suhu
Lakukan “ tepid sponge” ( seka ) dengan air biasa
Tingkatkan intake cairan
Berikan terapi untuk menurunkan suhu
5.
Mensupport koping keluarga Adaptif
mengkaji perasaan dn persepsi orang tua atau anggota keluarga
terhadap situasi yang penuh stress
Ijinkan orang tua dan keluarga untuk memberikan respon secara
panjang lebar dan identifikasi faktor yang paling mencmaskan keluarga
Identifikasikan koping yang biasa digunakan dn seberapa besar
keberhasilannya dalam mengatasi keadaan
G. Pencegahan DHF
Menghindari atau mencegah berkembangnya nyamuk Aedes Aegepty dengan cara:
Rumah selalu terang
Tidak menggantung pakaian
Bak / tempat penampungan air sering dibersihkan dan diganti airnya
minimal 4 hari sekali
Kubur barang – barang bekas yang memungkinkan sebagai tempat
terkumpulnya air hujan
Tutup tempat penampungan air
Perencanaan pemulangan dan PEN KES
Berikan informasi tentang kebutuhan melakukan aktifitas sesuai dengan
tingkat perkembangan dan kondisi fisik anak
Jelaskan terapi yang diberikan, dosis efek samping
Menjelaskan gejala – gejala kekambuhan penyakit dan hal yang harus
dilakukan untuk mengatasi gejala
Tekankan untuk melakukan kontrol sesuai waktu yang ditentukan
DAFTAR PUSTAKA
Buku ajar IKA infeksi dan penyakit tropis IDAI Edisi I. Editor : Sumarmo, S Purwo
Sudomo, Harry Gama, Sri rejeki Bag IKA FKUI jkt 2002.
Christantie, Effendy. SKp, Perawatan Pasien DHF. Jakarta, EGC, 1995
Prinsip – Prinsip Keperawatan Nancy Roper hal 269 – 267
Satuan Acara Penyuluhan DHF pada Masyarakat
Posted by: widiarti on: 19 November 2009
In: Keperawatan

1.

1.
2.
1.

1.

1.

1.

1.

1.

1 Komentar
A. Pendahuluan
Desa Kajor yang terletak di pinggiran kota, lingkungannya tergolong kurang terawat. Disanasini banyak terdapat barang-barang bekas seperti kaleng bekas, ban bekas, dan drum-drum
bekas yang tidak terpakai sehingga barang-barang bekas tersebut digenangi oleh air. Sungai
dan selokan di desa tersebut terdapat banyak sampah, tersumbat dan tidak terawat.
Sudah sebulan ini di desa Kajor, kehilangan 6 orang warganya yang meninggal dengan
gejala panas yang tinggi, kadang disertai menggigil dan nyeri di seluruh badan pada hari
pertama hingga ketiga. Pada hari keempat panas turun, mereka mengira penyakit ini sembuh
namun pada keesokkan harinya penderita kembali mengalami panas tinggi hingga mimisan,
dan akhirnya meninggal dunia.
B. Pengkajian
Pengkajian Faktor Predisposisi ( factor predispocing)
Riwayat keperawatan
Sudah sebulan ini di desa Kajor, kehilangan 6 orang warganya yang meninggal dengan
gejala panas yang tinggi, kadang disertai menggigil dan nyeri di seluruh badan pada hari
pertama hingga ketiga. Pada hari keempat panas turun, mereka mengira penyakit ini sembuh
namun pada keesokkan harinya penderita kembali mengalami panas tinggi hingga mimisan,
dan akhirnya meninggal dunia.
Saat penderita panas keluarga sudah mengupayakan untuk membantu menurunkan panas
dengan cara mengompres dan pemberian obat turun panas. Tapi panas hanya turun beberapa
saat, kemudian panas lagi.
Keadaan fisik
Lingkungan di sekitar desa tersebut tergolong kurang terawat. Disana-sini banyak terdapat
barang-barang bekas seperti kaleng bekas, ban bekas, dan drum-drum bekas yang tidak
terpakai sehingga barang-barang bekas tersebut digenangi oleh air. Sungai dan selokan di
desa tersebut terdapat banyak sampah, tersumbat dan tidak terawat.
Kesiapan belajar
Para warga yang melihat kejadian tersebut berusaha untuk mengurangi jatuhnya korban
akibat penyakit tersebut. Akhirnya mereka bermusyawarah untuk mencari tahu penyebab dan
jenis penyakit tersebut, karena mereka merasa pengetahuan mereka tentang penyakit tersebut
masih sangat kurang. Atas saran dari salah satu warga, kepala desa Kajor mendatangi
puskemas kecamatan untuk mengkonsultasikan kejadian itu. Kepala dusun meminta diadakan
penyuluhan dengan bahasa Indonesia karena sebagian masyarakat mengerti bahasa Indonesia.
Motivasi belajar
Motivasi warga untuk mengetahui tentang penyakit ini sangat kuat, dan mereka mengatakan
apapun akan dilakukan asal desa mereka terbebas dari penyakit tersebut.
Kemampuan membaca
Sekitar 85% warga mampu membaca dan mengerti bahasa Indonesia dengan cukup baik
sehingga diharapkan informasi dapat diterima dengan baik dengan menggunakan metode
ceramah, disertai visualisasi beberapa leaflet atau lembar balik.
Pengkajian Factor Pemungkin ( factor enabling)
Di salah satu puskesmas kabupaten terdekat, perawat dan dokter yang melayani pasien telah
memiliki keterampilan memberikan penyuluhan kesehatan dengan baik karena telah sering
sekali mengikuti pelatihan untuk hal tersebut. Alat bantu penyuluhan berupa leaflet dan
lembar balik. Siap membantu warga melakukan penyuluhan.
1. Faktor Penguat ( factor reinforcing)
Seorang kader desa Kajor yang mempunyai pengetahuan cukup luas menyarankan kepada
warga untuk berkonsultasi kepada perawat atau dokter yang lebih tahu mengenai penyakit
tersebut. Akhirnya kepala desa setuju dan mendorong untuk dilaksanakan penyuluhan tentang
penyakit tersebut. Para perangkat desa setuju untuk diadakannya penyuluhan dan siap untuk
menyediakan tempat serta perlengkapan yang dibutuhkan.
1. C. Analisa data
DATA
MASALAH
ETIOLOGI
DO:
Ketidaktahuan
Perilaku, perawatan
Lingkungan di sekitar desa
atau kurang
diri dan kesehatan
tersebut tergolong kurang terawat. pengetahuan
lingkungan yang
Terdapat barang-barang bekas
tentang DHF
kurang bersih serta
seperti kaleng, ban bekas, dan
kurang pengetahuan
drum-drum bekas yang tidak
tentang DHF
terpakai dan digenangi oleh air.
Sungai dan selokan di desa Kajor
terdapat banyak sampah,
tersumbat dan tidak terawat.
DS:
6 warga meninggal dengan gejala
DHF.
Gejala dari penyakit ini adalah
panas yang tinggi, kadang disertai
menggigil dan nyeri di seluruh
badan pada hari pertama hingga
ketiga. Hari keempat panas turun.
1. D. Diagnosa Keperawatan
Ketidaktahuan atau kurang pengetahuan tentang DHF berhubungan dengan perilaku,
perawatan diri dan kesehatan lingkungan yang kurang bersih ditandai dengan lingkungan di
sekitar desa tersebut tergolong kurang terawat, terdapat barang-barang bekas seperti kaleng,
ban bekas, dan drum-drum bekas yang tidak terpakai dan digenangi oleh air, sungai dan
selokan di desa Kajor terdapat banyak sampah, tersumbat dan tidak terawat, adanya 6 warga
meninggal dengan gejala panas yang tinggi, kadang disertai menggigil dan nyeri di seluruh
badan pada hari pertama hingga ketiga dan pada hari keempat panas turun.

SATUAN ACARA PENYULUHAN
1. A. Topik
Demam berdarah
1. B. Sasaran
1. Sasaran penyuluhan
: Tokoh masyarakat dan perangkat desa Kajor.
2. Sasaran program
: warga desa Kajor.
1. C. Tujuan
2. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 20 menit warga diharapkan mampu memahami tentang
demam berdarah.
1. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 20 menit diharapkan warga mampu :
1. Menjelaskan pengertian demam berdarah.
2. Mengetahui penyebab demam bedarah.
3. Mengetahui cara penularan demam berdarah.
4. Menyebutkan gejala-gejala demam berdarah.
5. Menyebutkan cara pertolongan pertama pada penderita demam berdarah.
6. Mengetahui cara pencegahan demam berdarah.
7. D. Materi
Materi penyuluhan yang akan diberikan meliputi :
1. Pengertian demam bedarah.
2. Penyebab demam bedarah.
3. Cara penularan demam berdarah.
4. Gejala-gejala demam berdarah.
5. Pertolongan pertama pada penderita demam berdarah.
6. Cara pencegahan demam berdarah.
1. E. Metode
Ceramah dan Tanya jawab
1. F. Media
Media yang digunakan untuk penyuluhan antara lain:
1. Lembar balik, berisi:
1. Pengertian DHF
2. Penyebab DHF
3. Ciri nyamuk Aedes Aegypty
4. Siklus hidup nyamuk
5. Gejala DHF
6. Cara penularan DHF
7. Pengobatan pasien DHF
8. Pencegahan DHF
9. Pemberantasan DHF
10. Leaflet tentang DHF, meliputi :
1. Pengertian DHF
2. Penyebab DHF
3. Gejala DHF
4. Cara penularan DHF
5. Pengobatan pada penderita
6. Pencegahan DHF
7. Perawatan pasien DHF
8. Kursi 45 buah
9. Meja 2 buah
10. LCD
11. Komputer/laptop
1.
2.
3.
4.
5.

G. Waktu
Pelaksanaan
Hari
: Rabu
Tanggal
: 4 November 2009
Jam
: 19.30-20.00 WIB
Alokasi Waktu
No. Waktu Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan Peserta
1
3 mnt
Pembukaan (oleh Ara):
1. Salam pembuka
2. Memperkenalkan diri, dan
menjelaskan topik penyuluhan
dan tujuan penyuluhan.
3. Menggali pengetahuan
tentang demam berdarah.
4. Mendengarkan dan
memperhatikan
5. Menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh penyaji
2
20 mnt Penyajian (oleh Ria):
1. Menjelaskan materi tentang :
2. Pengertian Demam Berdarah
3. Cara Penularan Demam
Berdarah
4. Gejala Gejala Demam
Berdarah
5. Pertolongan Pertama Pada
Penderita Demam Berdarah
6. Cara Pencegahan Demam
Berdarah
1. Memberi kesempatan untuk
bertanya
2. Menjawab pertanyaan
3. Mendengarkan dan
memperhatikan
4. Mengajukan pertanyaan bila
kurang mengerti.
3
7 mnt
Penutup (oleh Ara):
1. Melakukan evaluasi dengan
memberikan pertanyaan
2. Menyimpulkan materi yang
telah disampaikan
3. Memberi kesempatan kepada
peserta untuk bertanya kembali
jika kurang jelas
4. Mengucapkan salam penutup.
5. Memperhatikan dan menjawab
pertanyaan
1. H. Tempat Pelaksanaan
2. Tempat
Balai desa Kajor
1. Setting Tempat Duduk
1.
2.
3.
1.

Keterangan
Kursi dan meja promotor.
Kursi dan meja operator
Kursi sasaran.
I. Rencana Evaluasi
No Aspek
Waktu
Metode
1
Kognitif
Segera setelah Tanya
2
Afektif
penyuluhan jawab
3
Psikomotor Segera setelah Tanya
penyuluhan jawab
Dua minggu Observasi
setelah
penyuluhan

Alat
Daftar
pertanyaan
mengenai
demam
berdarah
Daftar
pertanyaan
tentang
rencana
kedepan.
Lembar
observasi

Evaluator
Ina
Ina
Ina

LAMPIRAN EVALUASI
1. A. Aspek Kognitif
Berupa pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1. Apa pengertian DHF?
2. Apa saja yang bisa menyebabkan terjadinya demam berdarah?
3. Bagaimana cara penularan demam berdarah?
4. Sebutkan gejala-gejala demam berdarah?
5. Bagaimana cara pertolongan pertama pada penderita demam berdarah?
6. Apa saja cara pencegahan demam berdarah?
1. B. Aspek Afektif
Berupa pertanyaan sebagai berikut:
1. Jadi, dari penjelasan tentang DHF bagaimana kesimpulan Anda?
2. Apa yang akan anda lakukan setelah mengetahui tentang penyakit DHF?
1. C. Aspek Psikomotorik
Berupa lembar observasi sebagai berikut:
No. Keterangan
Ya
Tidak
1.
Menguras penampungan air.
2.
Menutup penampungan air.
3.
Mengubur barang bekas.
4.
Menaburkan bubuk abate.
5.
Membersihkan selokan.
6.
Memakai obat anti nyamuk.
7.
Tidur mamakai kelambu.

ISI MATERI
DENGUE HAEMORAGIC FEVER (DHF)
1. A. Definisi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
1.
2.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
4.

1.

2.

Demam Berdarah Dengue (DBD)/ Dengue Hemorragic Fever (DHF) adalah penyakit
menular yang disebabkan oleh virus dengue akut yang disertai sakit kepala, nyeri otot, sendi
dan tulang, penurunan jumlah sel darah putih dan ruam-ruam. Demam berdarah disebarkan
kepada manusia oleh nyamuk Aedes aegypti .
Pada keadaan yang lebih parah bisa terjadi kegagalan sirkulasi darah dan penderita jatuh
dalam keadaan syok akibat kebocoran plasma. Keadaan ini disebut Dengue Shock Syndrome
(DSS).
B. Cara Penularannya
DHF hanya dapat ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti betina, yang tersebar luas dirumahrumah dan tempat-tempat umum (sekolah, pasar, terminal, warung, dsb)
Nyamuk ini mendapatkan virus dengue sewaktu menggigit/menghisap darah orang yang sakit
DHF atau orang yang tidak sakit tetapi dalam darahnya terdapat Virus Dengue.
Orang yang darahnya mengandung virus dengue tetapi tidak sakit dapat pergi kemana-mana
dan menularkan virus itu kepada orang lain di tempat yang ada nyamuk Aedes Aegyptinya.
Virus dengue yang terhisap nyamuk Aedes aegypti akan bekembang biak dalam tubuh
nyamuk.
Bila nyamuk tersebut menggigit/menghisap darah orang lain, virus tersebut akan dipindahkan
bersama air liur nyamuk ke orang tersebut.
Orang yang digigit nyamuk Aedes aegypti yang mengandung virus dengue akan
menunjukkan gejala sakit/demam setelah 4-6 hari (masa inkubasi).
Bila orang yang ditulari tidak memiliki daya tahan tubuh yang baik, ia akan segera menderita
DHF.
Nyamuk Aedes aegypti yang sudah mengandung virus dengue, seumur hidupnya dapat
menularkan virus tersebut kepada orang lain.
C. Gejala Demam Berdarah
Panas badan mendadak tinggi (lebih tinggi dari 38 derajat celcius) selama 2-7 hari.
Tampak bintik-bintik merah pada kulit (kalau kulit diregangkan bintik-bintik merah lebih
jelas)
Kadang-kadang terjadi perdarahan di hidung (mimisan).
Mungkin terjadi muntah dan atau berak darah berwarna hitam & bau amis
5. Perdarahan di lambung juga menyebabkan nyeri di ulu hati dan mual.
Tekanan darah penderita turun, denyut nadi cepat dan lemah serta gelisah. Sedangkan ujung
kaki dan tangannya dingin berkeringat.
D. Pertolongan bagi Penderita
E. Cara Pencegahannya
Penderita diberi minum yang banyak
Penderita di kompres dengan air es
Penderita diberi obat penurun panas
Secepatnya penderita dibawa ke dokter, puskesmas atau Rumah Sakit, khususnya bila
penderita tampak gelisah, ujung kaki dan tangannya dingin dan berkeringat
Pertumbuhan nyamuk :
Pertumbuhan nyamuk Aedes aegypti terjadi dalam air jernih : bak mandi, gentong, vas bunga,
botol dan kaleng bekas, tempat minuman burung, ban bekas, perangkap semut, biasanya
beraktifitas di siang hari. Nyamuk yang menghisap darah adalah nyamuk betina yang
mencapai 2-3 bulan.
Pertumbuhannya dari telur, menjadi jentik, kemudian kepompong dan dewasa, membutuhkan
waktu 1-2 minggu.
Pemberantasan Nyamuk Demam Berdarah
1. Untuk memberantas telur, larva dan pupa nyamuk Aedes aegypti bisa dilakukan dengan
menaburkan bubuk Abate pada tempat penampungan air, dengan dosis 1 sendok makan peres
(10 gr) untuk 100 liter air.
2. Cara yang paling efektif adalah dengan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
dengan gerakan 3M:
1. Menguras dan menyikat tempat penampungan air seperti bak mandi. tandon air, gentong, vas
bunga, dll.
2. Mengubur/memusnahkan barang bekas (kaleng, botol, ban bekas, dll). Merombeng tidak
mengatasi masalah tapi hanya memindahkan masalah ketempat lain.
3. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air (tandon, gentong, dll).
4. Untuk memberantas nyamuk dewasa bisa dilakukan dengan :
1. Fogging/pengasapan dengan insektisida.
2. Memakai obat anti nyamuk, dll.
Tetapi cara fogging ini kurang efektif karena hanya berefek sementara dan dapat mencemari
lingkungan.
1. Perlindungan diri untuk mencegah jangan sampai digigit nyamuk dengan cara :
1. Tidur mamakai kelambu
2. Selalu beraktivitas
3. Menggunakan krem anti nyamuk, dsb.
2. F. Ciri nyamuk DBD :
3. Loreng hitam putih pada seluruh tubuhnya
4. Berbadan kecil
5. Biasanya menggigit pada pagi dan sore hari
6. Hidup di dalam dan sekitar rumah
7. Senang hinggap pada pakaian yang digantung di kamar
8. Jentik nyamuk berperan aktif dalam air
9. Posisi jentik tegak lurus dengan permukaan air
10. Gerakan jentik neik turun ke atas permukaan air untuk bernafas
11. Perkembang biak dalam tempat penampungan air bersih di dalam atau sekitar rumah
1. G. Cara Penularan
2. Nyamuk mendapatkan virus dengue sewaktu menggigit/menghisap darah orang yang sakit
DHF atau orang yang tidak sakit tetapi dalam darahnya terdapat Virus Dengue.
3. Nyamuk Aedes aegypti yang sudah mengandung virus dengue, seumur hidupnya dapat
menularkan virus tersebut kepada orang lain.
1. Virus dengue yang terhisap nyamuk Aedes aegypti akan berkembang biak dalam tubuh
nyamuk.
2. Bila nyamuk tersebut menggigit/menghisap darah orang lain, virus tersebut akan dipindahkan
bersama air liur nyamuk ke orang tersebut.
3. Orang yang digigit nyamuk Aedes aegypti yang mengandung virus dengue akan
menunjukkan gejala sakit/demam setelah 4-6 hari (masa inkubasi).
4. Bila orang yang ditulari tidak memiliki daya tahan tubuh yang baik, ia akan segera menderita
DHF.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.bratachem.com/abate/siklus.htm . 2004. Membasmi Jentik Nyamuk, Mencegah
Demam Berdarah.
http://www.e-dukasi.net/mapok/mp_files/mp_308/materi2.html . 2008.Demam Berdarah
Dengue.
http://www.kompas.com . 2007. Demam Berdarah Dengue.
http://118.98.213.22/aridata_web/e-dukasi/pp_full.php-ppid=245&fname=hal3a.htm.
2008. Demam Berdarah Dengue.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
DHF
Pokok Bahasan

: DENGUE HAEMORAGIC FEVER (DHF)

Sasaran : Pasien dan Keluarga Pasien
Hari / tanggal
: Sabtu, 10 Januari 2010
Waktu
: 30 menit
Tempat
:I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan pasien dan keluarga
pasien dapat memahami tentang penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
1. Keluarga dapat menyebutkan definisi, tanda dan gejala, serta cara penanganan penyakit
Demam Berdarah Dengue (DBD).
2.
Keluarga dapat berperan dalam melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang
menderita Demam Berdarah Dengue (DBD).
III. MATERI PENGAJARAN
1. Pengertian Demam Berdarah Dengue (DBD)
2. Penyebab terjadinya Demam Berdarah Dengue (DBD)
3. Tanda dan gejala Demam Berdarah Dengue (DBD)
4. Cara pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD)
IV. METODE
Ceramah dan tanya jawab.
Penyuluhan dilakukan dengan media diskusi secara terbuka, yaitu dengan memberikan
pendidikan kesehatan kepada keluarga. Keluarga dapat mengajukan pertanyaan setelah
penyampain materi selesai.
V. MATERI
Terlampir

VI. MEDIA
Leaflet dan lembar balik.

VII. KEGIATAN PENYULUHAN

NO

KEGIATAN

WAKTU

EVALUASI
1.

Memberi salam, menyakan
keadaan klien

5’

2.

Menjelaskan
maksud
kedatangan dan membuat
kontrak waktu
Melakukan
pendidikan
kesehatan tentangDemam
Berdarah Dengue (DBD)
Menanyakan kepada klien
tentang kejelasan materi
yang disampaikan.
Mempersilahkan
pasien/
keluarga
pasien
mengajukan pertanyaan
Mengakhiri kontrak waktu
dan berpamitan kepada
pasien dan keluarganya

5’

3.

4.

5.

10’

5’

Klien
menjawab
salam,
mempersilahkan
masuk
dan
menyetujui kontrak waktu
Klien mendengarkan dengan seksama
dan menyetujui kontrak waktu yang
ditetapkan bersama
Klien
memperhatikan
dengan
seksama.
Menanggapi
pertanyaan

dengan

melakukan

Menjawab pertanyaan dari pasien
atau keluarga.
5’

Klien dan keluarga mempersilahkan
dengan baik

Moderator : Puguh Satriya
Penyaji
: Mimma Miftaria
Observer
Fasilitator

: Hafifah Parwaningtyas
: Mardiani S.

VIII. EVALUASI
1. Evaluasi structural
a. Satuan Acara Pengajaran sudah siap sesuai dengan masalah keperawatan
b. Kontrak waktu sudah tepat dengan kelompok masyarakat
c. Media sudah disiapkan yaitu Leaflet
2. Evaluasi Proses
a. Peserta yang hadir
b. Media dapat digunakan dengan baik
c. Pendidikan kesehatan dapat dilaksanakan sesuai waktu.
d. Partisipasi peserta yang hadir
e. Peserta dapat mengikuti sampai selesai
3. Evaluasi Hasil
a. Kelompok masyarakat dapat menjelaskan tentang pengertian Demam Berdarah Dengue
(DBD) = ….%
b. Kelompok masyarakat dapat menjelaskan tentang penyebab Demam Berdarah Dengue
(DBD)= ….%
c. Kelompok masyarakat dapat menjelaskan tanda dan gejala Demam Berdarah Dengue
d.

(DBD)= ….%
Kelompok masyarakat dapat menjelaskan tentang cara pencegahan Demam Berdarah
Dengue (DBD)= ….%
IX.

DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif., et all. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI : Media
Aescullapius.
Price, Sylvia A. 2002. Patofisiologi Vol 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Carpenito, Lynda Juall. (2000.). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. (terjemahan).
Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.

MATERI PENYULUHAN
1. Definisi Demam Berdarah Dengue (DBD)
Dengue Hemorhagic Fever (DHF) atau dikenal dengan istilah demam berdarah adalah
penyakit yang disebabkan oleh Arbovirus ( arthro podborn virus ) dan ditularkan melalui gigitan
nyamuk Aedes ( Aedes Albopictus dan Aedes Aegepty ), dengan gejala utama demam, nyeri
otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam, perdarahan.
2. Klasifikasi
Menurut derajat ringannya penyakit, Dengue Haemoragic Fever (DHF) dibagi menjadi 4 tingkat,
yaitu:
a. Derajat I
Panas 2 – 7 hari, gejala umum tidak khas, uji tourniquet hasilnya positif, tanpa perdarahan
spontan.
b.
Derajat II
Sama dengan derajat I di tambah dengan gejala – gejala pendarahan spontan seperti
petekia, ekimosa, epimosa, epistaksis, haematemesis, melena, perdarahan gusi telinga dan
sebagainya.
c.
Derajat III
Penderita syok ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan cepat (>
120 / menit) tekanan nadi sempit (< 20 mmHg) tekanan darah menurun (120 / 80 mmHg) sampai
tekanan sistolik dibawah 80 mmHg.
d.
Derajat IV
Nadi tidak teraba,tekanan darah tidak terukur (denyut jantung > - 140 mmHg) anggota gerak
teraba dingin, berkeringat dan kulit tampak biru.
3. Penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyebab DHF adalah Arbovirus ( Arthropodborn Virus ) melalui gigitan nyamuk Aedes (
Aedes Albopictus dan Aedes Aegepty ). Virus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan
melalui vektor yaitu nyamuk aedes aegypti, nyamuk aedes albopictus, aedes polynesiensis dan
beberapa spesies lain merupakan vektor yang kurang berperan.
Nyamuk Aedes Aegypti maupun Aedes Albopictus merupakan vektor penularan
virus dengue dari penderita kepada orang lainnya melalui gigitannya nyamuk Aedes Aegyeti
merupakan vektor penting di daerah perkotaan (Viban) sedangkan di daerah pedesaan (rural)
kedua nyamuk tersebut berperan dalam penularan. Nyamuk Aedes berkembang biak pada
genangan Air bersih yang terdapat bejana – bejana yang terdapat di dalam rumah (Aedes
Aegypti) maupun yang terdapat di luar rumah di lubang – lubang pohon di dalam potongan
bambu, dilipatan daun dan genangan air bersih alami lainnya ( Aedes Albopictus). Nyamuk
betina lebih menyukai menghisap darah korbannya pada siang hari terutama pada waktu pagi
hari dan senja hari.
Ciri-ciri nyamuk Aides Aegypty
1. Tubuh kecil, hitam, ada bercak putih pada kaki dan badan nyamuk
2. Hinggap mendatar, senang ditempat gelap
3. Menggigit pada siang hari
4. Gejala Demam Berdarah Dengue (DBD)
Gejala klinik timbul secara mendadak berupa :
1. Demam
Demam terjadi secara mendadak berlangsung selama 2 – 7 hari kemudian turun menuju suhu
normal atau lebih rendah. Bersamaan dengan berlangsung demam, gejala – gejala klinik yang
tidak spesifik misalnya anoreksia. Nyeri punggung , nyeri tulang dan persediaan, nyeri kepala
dan rasa lemah dapat menyetainya.
2. Perdarahan
Perdarahan biasanya terjadi pada hari ke 2 dari demam dan umumnya terjadi pada kulit dan
dapat berupa uji tocniguet yang positif mudah terjadi perdarahan pada tempat fungsi vena,
petekia dan purpura. Perdarahan ringan hingga sedang dapat terlihat pada saluran cerna bagian
atas hingga menyebabkan haematemesis. Perdarahan gastrointestinal biasanya di dahului
dengan nyeri perut yang hebat.
3. Hepatomegali
Pada permulaan dari demam biasanya hati sudah teraba, meskipun pada anak yang kurang gizi
hati juga sudah. Bila terjadi peningkatan dari hepatomegali dan hati teraba kenyal harus di
perhatikan kemungkinan akan tejadi renjatan pada penderita.
4. Renjatan (Syok)
Permulaan syok biasanya terjadi pada hari ke 3 sejak sakitnya penderita, dimulai dengan tanda
– tanda kegagalan sirkulasi yaitu kulit lembab, dingin pada ujung hidung, jari tangan, jari kaki
serta sianosis disekitar mulut. Bila syok terjadi pada masa demam maka biasanya menunjukan
prognosis yang buruk.

5. Patofisiologi
Virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty. Pertamatama yang terjadi adalah viremia yang mengakibatkan penderita mengalami demam, sakit
kepala, mual, nyeri otot, pegal-pegal diseluruh tubuh, ruam atau bintik-bintik merah pada kulit
(petekie), hyperemia tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi seperti pembesaran kelenjar
getah bening, pembesaran hati (Hepatomegali) dan pembesaran limpa (Splenomegali).
Kemudian virus akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks virusantibody. Dalam sirkulasi akan mengaktivasi system komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5
akan dilepas C3a dan C5a, dua peptida yang berdaya untuk melepaskan histamine dan
merupakan mediator kuat sebagai factor meningkatnya permeabilitas dinding kapiler pembuluh
darah yang mengakibatkan terjadinya perembesan plasma ke ruang ekstra seluler.
Perembesan plasma ke ruang ekstra seluler mengakibatkan berkurangnya volume
plasma, terjadi hipotensi, hemokonsentrasi, dan hipoproteinemia serta efusi dan renjatan (syok).
Hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit > 20 %) menunjukkan atau menggambarkan adanya
kebocoran (perembesan) plasma sehingga nilai hematokrit menjadi penting untuk patokan
pemberian cairan intravena.
Terjadinya trobositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor
koagulasi (protombin dan fibrinogen) merupakan faktor penyebab terjadinya perdarahan hebat ,
terutama perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF.
Adanya kebocoran plasma ke daerah ekstra vaskuler dibuktikan dengan ditemukannya
cairan yang tertimbun dalam rongga serosa yaitu rongga peritoneum, pleura, dan pericard yang
pada otopsi ternyata melebihi cairan yang diberikan melalui infus.
Setelah pemberian cairan intravena, peningkatan jumlah trombosit menunjukkan
kebocoran plasma telah teratasi, sehingga pemberian cairan intravena harus dikurangi
kecepatan dan jumlahnya untuk mencegah terjadinya edema paru dan gagal jantung, sebaliknya
jika tidak mendapatkan cairan yang cukup, penderita akan mengalami kekurangan cairan yang
dapat mengakibatkan kondisi yang buruk bahkan bisa mengalami renjatan.
Jika renjatan atau hipovolemik berlangsung lama akan timbul anoksia jaringan,
metabolik asidosis dan kematian apabila tidak segera diatasi dengan baik. Gangguan
hemostasis pada DHF menyangkut 3 faktor yaitu : perubahan vaskuler, trombositopenia dan
gangguan koagulasi.
Pada otopsi penderita DHF, ditemukan tanda-tanda perdarahan hampir di seluruh
tubuh, seperti di kulit, paru, saluran pencernaan dan jaringan adrenal.
6. Tindakan yang dapat dilakukan sebagai terapi
Penatalaksanaan penderita dengan DHF adalah sebagai berikut :
a. Tirah baring atau istirahat baring.
b. Diet makan lunak.
c. Minum banyak (2 – 2,5 liter/24 jam) dapat berupa : air putih, susu, jus jambu merah, teh manis,
sirup dan beri penderita sedikit oralit, pemberian cairan merupakan hal yang paling penting bagi
penderita DHF.
d. Berikan Kompres dengan air hangat pada saat panas tinggi
e. Segera bawa ke dokter atau puskesmas terdekat
7. Tips menghindari atau mencegah berkembangnya nyamuk Aedes Aegepty dengan cara:
- Pemberantasan penyakit Dengue Haemoragic Fever (DHF) ini yang paling penting adalah upaya
1)
2)
3)
-

membasmi jentik nyamuk penularan ditempat perindukannya dengan melakukan “3M” yaitu
Menguras tempat – tampet penampungan air secara teratur sekurang – kurangnya 1 x seminggu
sekali atau menaburkan bubuk abate ke dalamnya
Menutup rapat – rapat tempat penampung air
Menguburkan / menyingkirkan barang kaleng bekas yang dapat menampung air hujan, seperti
kaleng bekas, botol pecah dan benda lain yang memungkinkan nyamuk bersarang.
Bak / tempat penampungan air sering dibersihkan dan diganti airnya minimal 4 hari sekali.
Menaburkan bubuk abate
Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk
Rumah dibersihkan, tidak menggantung baju
Panggil petugas untuk penyemprotan bila perlu

More Related Content

What's hot

Asuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada anAsuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada anRismayanti Hairil
 
ketoasidosis diabetikum
ketoasidosis diabetikumketoasidosis diabetikum
ketoasidosis diabetikumLetitia Kale
 
Kejang pada bayi baru lahir
Kejang pada bayi baru lahirKejang pada bayi baru lahir
Kejang pada bayi baru lahirKindal
 
Asuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berdukaAsuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berdukaAmalia Senja
 
Meningoensefalitis: minireview
Meningoensefalitis: minireviewMeningoensefalitis: minireview
Meningoensefalitis: minireviewErsifa Fatimah
 
Hiperplasia prostat benigna
Hiperplasia prostat benignaHiperplasia prostat benigna
Hiperplasia prostat benignaitachi0805
 
Asuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAsuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAbdul Ghony
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfﱞﱞ ﱞﱞ ﱞﱞ
 
Asuhan Keperawatan Infeksi
Asuhan Keperawatan InfeksiAsuhan Keperawatan Infeksi
Asuhan Keperawatan InfeksiAmee Hidayat
 
Asuhan keperawatan pada difteri
Asuhan keperawatan pada difteriAsuhan keperawatan pada difteri
Asuhan keperawatan pada difteriocto zulkarnain
 
Stroke 2003-151219052420
Stroke 2003-151219052420Stroke 2003-151219052420
Stroke 2003-151219052420yuli anggraeni
 
Ilmu Penyakit Disentri
Ilmu Penyakit DisentriIlmu Penyakit Disentri
Ilmu Penyakit DisentriEncepal Cere
 

What's hot (20)

Asuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada anAsuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada an
 
ketoasidosis diabetikum
ketoasidosis diabetikumketoasidosis diabetikum
ketoasidosis diabetikum
 
Kejang pada bayi baru lahir
Kejang pada bayi baru lahirKejang pada bayi baru lahir
Kejang pada bayi baru lahir
 
Kejang demam ppt
Kejang demam pptKejang demam ppt
Kejang demam ppt
 
Ii. askep hipertensi
Ii. askep hipertensiIi. askep hipertensi
Ii. askep hipertensi
 
Stilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafasStilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafas
 
Asuhan keperawatan tbc
Asuhan keperawatan tbcAsuhan keperawatan tbc
Asuhan keperawatan tbc
 
Askep diabetes mellitus AKPER PEMDA MUNA
Askep diabetes mellitus AKPER PEMDA MUNA Askep diabetes mellitus AKPER PEMDA MUNA
Askep diabetes mellitus AKPER PEMDA MUNA
 
Asuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berdukaAsuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berduka
 
Meningoensefalitis: minireview
Meningoensefalitis: minireviewMeningoensefalitis: minireview
Meningoensefalitis: minireview
 
MATERI PENYULUHAN DEMAM BERDARAH
MATERI PENYULUHAN DEMAM BERDARAHMATERI PENYULUHAN DEMAM BERDARAH
MATERI PENYULUHAN DEMAM BERDARAH
 
Hiperplasia prostat benigna
Hiperplasia prostat benignaHiperplasia prostat benigna
Hiperplasia prostat benigna
 
Materi dbd
Materi  dbdMateri  dbd
Materi dbd
 
Asuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAsuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumonia
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
 
Asuhan Keperawatan Infeksi
Asuhan Keperawatan InfeksiAsuhan Keperawatan Infeksi
Asuhan Keperawatan Infeksi
 
Luka bakar
Luka bakarLuka bakar
Luka bakar
 
Asuhan keperawatan pada difteri
Asuhan keperawatan pada difteriAsuhan keperawatan pada difteri
Asuhan keperawatan pada difteri
 
Stroke 2003-151219052420
Stroke 2003-151219052420Stroke 2003-151219052420
Stroke 2003-151219052420
 
Ilmu Penyakit Disentri
Ilmu Penyakit DisentriIlmu Penyakit Disentri
Ilmu Penyakit Disentri
 

Similar to DHF Pencegahan

Similar to DHF Pencegahan (20)

Askep dhf
Askep dhfAskep dhf
Askep dhf
 
3. askep dhf
3. askep dhf3. askep dhf
3. askep dhf
 
A
AA
A
 
Asuhan keperawatan pada klien dengan demam thypoid
Asuhan keperawatan pada klien dengan demam thypoidAsuhan keperawatan pada klien dengan demam thypoid
Asuhan keperawatan pada klien dengan demam thypoid
 
PPT asuhan keperawatan.pptx
PPT asuhan keperawatan.pptxPPT asuhan keperawatan.pptx
PPT asuhan keperawatan.pptx
 
DSS casse report.pptx
DSS casse report.pptxDSS casse report.pptx
DSS casse report.pptx
 
1. askep thipoid
1. askep  thipoid1. askep  thipoid
1. askep thipoid
 
Askep thipoid
Askep  thipoidAskep  thipoid
Askep thipoid
 
Asuhan keperawatan pada pasien dengan demam tifoid
Asuhan keperawatan pada pasien dengan demam tifoidAsuhan keperawatan pada pasien dengan demam tifoid
Asuhan keperawatan pada pasien dengan demam tifoid
 
Sindrom nefrotik
Sindrom nefrotikSindrom nefrotik
Sindrom nefrotik
 
Askep gea
Askep geaAskep gea
Askep gea
 
Penyakit penyikit potensial wabah
Penyakit penyikit potensial wabahPenyakit penyikit potensial wabah
Penyakit penyikit potensial wabah
 
Hipo & Hipertiroid
Hipo & HipertiroidHipo & Hipertiroid
Hipo & Hipertiroid
 
Case Report Typhoid Fever
Case Report Typhoid FeverCase Report Typhoid Fever
Case Report Typhoid Fever
 
Lp hypertermi
Lp hypertermiLp hypertermi
Lp hypertermi
 
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DHF.ppt
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DHF.pptASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DHF.ppt
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DHF.ppt
 
Askep gea sanciiii
Askep gea   sanciiiiAskep gea   sanciiii
Askep gea sanciiii
 
SLIDE DHF.pptx
SLIDE DHF.pptxSLIDE DHF.pptx
SLIDE DHF.pptx
 
Pengelolaan Obat
Pengelolaan ObatPengelolaan Obat
Pengelolaan Obat
 
173625893 sap-gastroenteritis
173625893 sap-gastroenteritis173625893 sap-gastroenteritis
173625893 sap-gastroenteritis
 

More from Phosphate Dicky

More from Phosphate Dicky (6)

Sop tes penciuman
Sop tes penciumanSop tes penciuman
Sop tes penciuman
 
Lampiran persyaratan futsal cup
Lampiran persyaratan futsal cupLampiran persyaratan futsal cup
Lampiran persyaratan futsal cup
 
Bagan pertandingan futsal cup
Bagan pertandingan futsal cupBagan pertandingan futsal cup
Bagan pertandingan futsal cup
 
Proposal futsal cup
Proposal futsal cupProposal futsal cup
Proposal futsal cup
 
Flowchart1
Flowchart1Flowchart1
Flowchart1
 
Askep kanker serviks
Askep kanker serviksAskep kanker serviks
Askep kanker serviks
 

Recently uploaded

PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 

Recently uploaded (19)

PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 

DHF Pencegahan

  • 1. ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN DHF A. Pengertian DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh Arbovirus ( arthro podborn virus ) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk AEDES ( AEDES ALBOPICTUS dan AEDES AEGEPTY ) B. Penyebab Penyebab DHF adalah Arbovirus ( Arthropodborn Virus ) melalui gigitan nyamuk Aedes ( Aedes Albopictus dn Aedes Aegepty ) C. Tanda dan gejala Tanda dan gejala penyakit DHF adalah : Meningkatnya suhu tubuh Nyeri pada otot seluruh tubuh Suara serak Batuk Epistaksis Disuria Nafsu makan menurun Muntah Ptekie Ekimosis Perdarahan gusi Muntah darah Hematuria masih Melena D. Klasifikasi DHF menurut WHO Derajat I Demam disertai gejala tidak khas, terdapat manifestasi perdarahan ( uju tourniquet positif ) Derajat II Derajat I ditambah gejala perdarahan spontan dikulit dan perdarahan lain. Derajat III Kegagalan sirkulasi darah, nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun ( 20 mmhg, kulit dingin, lembab, gelisah, hipotensi ) Derajat IV Nadi tak teraba, tekanan darah tak dapat diukur Pemeriksaan Diagnostik Darah Lengkap = Hemokonsentrasi ( Hemaokrit meningkat 20 % atau lebih ) Thrombocitopeni ( 100. 000/ mm3 atau kurang ) Serologi = Uji HI ( hemaaglutinaion Inhibition Test ) Rontgen Thorac = Effusi Pleura
  • 2. E. Pathways F. Penatalaksanaan § Medik A. DHF tanpa Renjatan Beri minum banyak ( 1 ½ - 2 Liter / hari ) Obat anti piretik, untuk menurunkan panas, dapat juga dilakukan kompres Jika kejang maka dapat diberi luminal ( antionvulsan ) untuk anak <1th dosis 50 mg Im dan untuk anak >1th 75 mg Im. Jika 15 menit kejang belum teratasi , beri lagi luminal dengan dosis 3mg / kb BB ( anak <1th dan pada anak >1th diberikan 5 mg/ kg BB. Berikan infus jika terus muntah dan hematokrit meningkat B. DHF dengan Renjatan Pasang infus RL Jika dengan infus tidak ada respon maka berikan plasma expander ( 20 – 30 ml/ kg BB ) Tranfusi jika Hb dan Ht turun § Keperawatan 1. Pengawasan tanda – tanda Vital secara kontinue tiap jam Pemeriksaan Hb, Ht, Trombocyt tiap 4 Jam Observasi intik output Pada pasienDHF derajat I : Pasien diistirahatkan, observasi tanda vital tiap 3 jam , periksa Hb, Ht, Thrombosit tiap 4 jam beri minum 1 ½ liter – 2 liter per hari, beri kompres Pada pasien DHF derajat II : pengawasan tanda vital, pemeriksaan Hb, Ht, Thrombocyt, perhatikan gejala seperti nadi lemah, kecil dan cepat, tekanan darah menurun, anuria dan sakit perut, beri infus. Pada pasien DHF derajat III : Infus guyur, posisi semi fowler, beri o2 pengawasan tanda – tanda vital tiap 15 menit, pasang cateter, obsrvasi productie urin tiap jam, periksa Hb, Ht dan thrombocyt. 2. Resiko Perdarahan Obsevasi perdarahan : Pteckie, Epistaksis, Hematomesis dan melena Catat banyak, warna dari perdarahan Pasang NGT pada pasien dengan perdarahan tractus Gastro Intestinal 3. Peningkatan suhu tubuh Observasi / Ukur suhu tubuh secara periodik Beri minum banyak Berikan kompres F. Asuhan Keperawatan pada pasien DHF Pengkajian Kaji riwayat Keperawatan Kaji adanya peningkatan suhu tubuh, tanda perdarahan , mual muntah, tidak nafsu makan, nyeri ulu hai, nyeri otot dan tanda – tanda renjatan ( denyut nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin dan lembab, terutama pada
  • 3. ekstremitas, sianosis, gelisah, penurunan kesadaran ) Diagnose Keperawatan 1. Kekurangan Volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler , perdarahan, muntah, dan demam 2. Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan perdarahan 3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, tidak ada nafsu makan 4. Hiertermi berhubungan dengan proses infeksivirus 5. Perubahan proses proses keluarga berhubungan dengan kondisi anak Perencanaan 1. Anak menunjukkan tanda – tanda terpenuhinya kebutuhan cairan 2. Anak menunjukkan tanda – tanda perfusi jaringan perifer yang adekwat 3. Anak menunjukkan tanda – tanda vital dalam batas normal 4. Keluarga menunjukkan kekoping yang adaptif Implementasi 1. Mencegah terjadinya kekurangan volume cairan Mengobservasi tanda – tanda vital paling sedikit setiap 4 jam Monitor tanda – tanda meningkatnya kekurangan cairan : turgor tidak elastis, ubun – ubun cekung, produktie urin menurun Mengobservasi dan mencatat intake dan output Memberikan hidrasi yang adekwat sesuai dengan kebutuhan tubuh Memonitor nilai laboratorium : elektrolit / darah BJ urin , serum tubuh Mempertahankan intake dan output yang adekwat Memonitor dan mencatat berat badan Memonitor pemberian cairan melalui intravena setiap jam Mengurangi kehilangan cairan yang tidak telihat ( insesible water loss / IWL ) 2. Perfusi jaringan Adekwat Mengkaji dan mencatat tanda – tanda Vital ( kualitas dan Frekwensi denyut nadi, tekanan darah , Cappilary Refill ) Mengkaji dan mencatat sirkulasi pada ektremitas ( suhu , kelembaban dan warna ) Menilai kemungkinan terjadinya kematian aringan pada ekstremitas seperti dingin , neri , pembengkakan kaki ) 3. Kebutuhan nutrisi adekwat Ijinka anak memakan makanan yang dapa ditoleransi anak. Rencanakan untuk memperbaiki kualitas gizi pada saat selera makan anak meningkat. Berikan makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi untuk meningkatkan kualitas intake nutrisi Menganjurkan kepada orang tua untuk memberikan makanan dengan teknik porsi kecil tetapi sering Menimbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama dan dengan skala yang sama Mempertahankan kebersihan mulut pasien Menjelaskan pentingnya intake nutirisi yang adekwat untuk
  • 4. penyembuhan penyakit 4. Mempertahankan suhu tubuh normal Ukur tanda – tanda vital suhu tubuh Ajarkan keluarga dala pengukuran suhu Lakukan “ tepid sponge” ( seka ) dengan air biasa Tingkatkan intake cairan Berikan terapi untuk menurunkan suhu 5. Mensupport koping keluarga Adaptif mengkaji perasaan dn persepsi orang tua atau anggota keluarga terhadap situasi yang penuh stress Ijinkan orang tua dan keluarga untuk memberikan respon secara panjang lebar dan identifikasi faktor yang paling mencmaskan keluarga Identifikasikan koping yang biasa digunakan dn seberapa besar keberhasilannya dalam mengatasi keadaan G. Pencegahan DHF Menghindari atau mencegah berkembangnya nyamuk Aedes Aegepty dengan cara: Rumah selalu terang Tidak menggantung pakaian Bak / tempat penampungan air sering dibersihkan dan diganti airnya minimal 4 hari sekali Kubur barang – barang bekas yang memungkinkan sebagai tempat terkumpulnya air hujan Tutup tempat penampungan air Perencanaan pemulangan dan PEN KES Berikan informasi tentang kebutuhan melakukan aktifitas sesuai dengan tingkat perkembangan dan kondisi fisik anak Jelaskan terapi yang diberikan, dosis efek samping Menjelaskan gejala – gejala kekambuhan penyakit dan hal yang harus dilakukan untuk mengatasi gejala Tekankan untuk melakukan kontrol sesuai waktu yang ditentukan DAFTAR PUSTAKA Buku ajar IKA infeksi dan penyakit tropis IDAI Edisi I. Editor : Sumarmo, S Purwo Sudomo, Harry Gama, Sri rejeki Bag IKA FKUI jkt 2002. Christantie, Effendy. SKp, Perawatan Pasien DHF. Jakarta, EGC, 1995 Prinsip – Prinsip Keperawatan Nancy Roper hal 269 – 267
  • 5. Satuan Acara Penyuluhan DHF pada Masyarakat Posted by: widiarti on: 19 November 2009 In: Keperawatan 1. 1. 2. 1. 1. 1. 1. 1. 1. 1 Komentar A. Pendahuluan Desa Kajor yang terletak di pinggiran kota, lingkungannya tergolong kurang terawat. Disanasini banyak terdapat barang-barang bekas seperti kaleng bekas, ban bekas, dan drum-drum bekas yang tidak terpakai sehingga barang-barang bekas tersebut digenangi oleh air. Sungai dan selokan di desa tersebut terdapat banyak sampah, tersumbat dan tidak terawat. Sudah sebulan ini di desa Kajor, kehilangan 6 orang warganya yang meninggal dengan gejala panas yang tinggi, kadang disertai menggigil dan nyeri di seluruh badan pada hari pertama hingga ketiga. Pada hari keempat panas turun, mereka mengira penyakit ini sembuh namun pada keesokkan harinya penderita kembali mengalami panas tinggi hingga mimisan, dan akhirnya meninggal dunia. B. Pengkajian Pengkajian Faktor Predisposisi ( factor predispocing) Riwayat keperawatan Sudah sebulan ini di desa Kajor, kehilangan 6 orang warganya yang meninggal dengan gejala panas yang tinggi, kadang disertai menggigil dan nyeri di seluruh badan pada hari pertama hingga ketiga. Pada hari keempat panas turun, mereka mengira penyakit ini sembuh namun pada keesokkan harinya penderita kembali mengalami panas tinggi hingga mimisan, dan akhirnya meninggal dunia. Saat penderita panas keluarga sudah mengupayakan untuk membantu menurunkan panas dengan cara mengompres dan pemberian obat turun panas. Tapi panas hanya turun beberapa saat, kemudian panas lagi. Keadaan fisik Lingkungan di sekitar desa tersebut tergolong kurang terawat. Disana-sini banyak terdapat barang-barang bekas seperti kaleng bekas, ban bekas, dan drum-drum bekas yang tidak terpakai sehingga barang-barang bekas tersebut digenangi oleh air. Sungai dan selokan di desa tersebut terdapat banyak sampah, tersumbat dan tidak terawat. Kesiapan belajar Para warga yang melihat kejadian tersebut berusaha untuk mengurangi jatuhnya korban akibat penyakit tersebut. Akhirnya mereka bermusyawarah untuk mencari tahu penyebab dan jenis penyakit tersebut, karena mereka merasa pengetahuan mereka tentang penyakit tersebut masih sangat kurang. Atas saran dari salah satu warga, kepala desa Kajor mendatangi puskemas kecamatan untuk mengkonsultasikan kejadian itu. Kepala dusun meminta diadakan penyuluhan dengan bahasa Indonesia karena sebagian masyarakat mengerti bahasa Indonesia. Motivasi belajar Motivasi warga untuk mengetahui tentang penyakit ini sangat kuat, dan mereka mengatakan apapun akan dilakukan asal desa mereka terbebas dari penyakit tersebut. Kemampuan membaca Sekitar 85% warga mampu membaca dan mengerti bahasa Indonesia dengan cukup baik sehingga diharapkan informasi dapat diterima dengan baik dengan menggunakan metode ceramah, disertai visualisasi beberapa leaflet atau lembar balik. Pengkajian Factor Pemungkin ( factor enabling) Di salah satu puskesmas kabupaten terdekat, perawat dan dokter yang melayani pasien telah memiliki keterampilan memberikan penyuluhan kesehatan dengan baik karena telah sering
  • 6. sekali mengikuti pelatihan untuk hal tersebut. Alat bantu penyuluhan berupa leaflet dan lembar balik. Siap membantu warga melakukan penyuluhan. 1. Faktor Penguat ( factor reinforcing) Seorang kader desa Kajor yang mempunyai pengetahuan cukup luas menyarankan kepada warga untuk berkonsultasi kepada perawat atau dokter yang lebih tahu mengenai penyakit tersebut. Akhirnya kepala desa setuju dan mendorong untuk dilaksanakan penyuluhan tentang penyakit tersebut. Para perangkat desa setuju untuk diadakannya penyuluhan dan siap untuk menyediakan tempat serta perlengkapan yang dibutuhkan. 1. C. Analisa data DATA MASALAH ETIOLOGI DO: Ketidaktahuan Perilaku, perawatan Lingkungan di sekitar desa atau kurang diri dan kesehatan tersebut tergolong kurang terawat. pengetahuan lingkungan yang Terdapat barang-barang bekas tentang DHF kurang bersih serta seperti kaleng, ban bekas, dan kurang pengetahuan drum-drum bekas yang tidak tentang DHF terpakai dan digenangi oleh air. Sungai dan selokan di desa Kajor terdapat banyak sampah, tersumbat dan tidak terawat. DS: 6 warga meninggal dengan gejala DHF. Gejala dari penyakit ini adalah panas yang tinggi, kadang disertai menggigil dan nyeri di seluruh badan pada hari pertama hingga ketiga. Hari keempat panas turun. 1. D. Diagnosa Keperawatan Ketidaktahuan atau kurang pengetahuan tentang DHF berhubungan dengan perilaku, perawatan diri dan kesehatan lingkungan yang kurang bersih ditandai dengan lingkungan di sekitar desa tersebut tergolong kurang terawat, terdapat barang-barang bekas seperti kaleng, ban bekas, dan drum-drum bekas yang tidak terpakai dan digenangi oleh air, sungai dan selokan di desa Kajor terdapat banyak sampah, tersumbat dan tidak terawat, adanya 6 warga meninggal dengan gejala panas yang tinggi, kadang disertai menggigil dan nyeri di seluruh badan pada hari pertama hingga ketiga dan pada hari keempat panas turun. SATUAN ACARA PENYULUHAN 1. A. Topik
  • 7. Demam berdarah 1. B. Sasaran 1. Sasaran penyuluhan : Tokoh masyarakat dan perangkat desa Kajor. 2. Sasaran program : warga desa Kajor. 1. C. Tujuan 2. Tujuan Umum Setelah diberikan penyuluhan selama 20 menit warga diharapkan mampu memahami tentang demam berdarah. 1. Tujuan Khusus Setelah diberikan penyuluhan selama 20 menit diharapkan warga mampu : 1. Menjelaskan pengertian demam berdarah. 2. Mengetahui penyebab demam bedarah. 3. Mengetahui cara penularan demam berdarah. 4. Menyebutkan gejala-gejala demam berdarah. 5. Menyebutkan cara pertolongan pertama pada penderita demam berdarah. 6. Mengetahui cara pencegahan demam berdarah. 7. D. Materi Materi penyuluhan yang akan diberikan meliputi : 1. Pengertian demam bedarah. 2. Penyebab demam bedarah. 3. Cara penularan demam berdarah. 4. Gejala-gejala demam berdarah. 5. Pertolongan pertama pada penderita demam berdarah. 6. Cara pencegahan demam berdarah. 1. E. Metode Ceramah dan Tanya jawab 1. F. Media Media yang digunakan untuk penyuluhan antara lain: 1. Lembar balik, berisi: 1. Pengertian DHF 2. Penyebab DHF 3. Ciri nyamuk Aedes Aegypty 4. Siklus hidup nyamuk 5. Gejala DHF 6. Cara penularan DHF 7. Pengobatan pasien DHF 8. Pencegahan DHF 9. Pemberantasan DHF 10. Leaflet tentang DHF, meliputi : 1. Pengertian DHF 2. Penyebab DHF 3. Gejala DHF 4. Cara penularan DHF 5. Pengobatan pada penderita 6. Pencegahan DHF 7. Perawatan pasien DHF 8. Kursi 45 buah 9. Meja 2 buah 10. LCD 11. Komputer/laptop
  • 8. 1. 2. 3. 4. 5. G. Waktu Pelaksanaan Hari : Rabu Tanggal : 4 November 2009 Jam : 19.30-20.00 WIB Alokasi Waktu No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta 1 3 mnt Pembukaan (oleh Ara): 1. Salam pembuka 2. Memperkenalkan diri, dan menjelaskan topik penyuluhan dan tujuan penyuluhan. 3. Menggali pengetahuan tentang demam berdarah. 4. Mendengarkan dan memperhatikan 5. Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh penyaji 2 20 mnt Penyajian (oleh Ria): 1. Menjelaskan materi tentang : 2. Pengertian Demam Berdarah 3. Cara Penularan Demam Berdarah 4. Gejala Gejala Demam Berdarah 5. Pertolongan Pertama Pada Penderita Demam Berdarah 6. Cara Pencegahan Demam Berdarah 1. Memberi kesempatan untuk bertanya 2. Menjawab pertanyaan 3. Mendengarkan dan memperhatikan 4. Mengajukan pertanyaan bila kurang mengerti. 3 7 mnt Penutup (oleh Ara): 1. Melakukan evaluasi dengan memberikan pertanyaan 2. Menyimpulkan materi yang telah disampaikan 3. Memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya kembali jika kurang jelas 4. Mengucapkan salam penutup. 5. Memperhatikan dan menjawab pertanyaan 1. H. Tempat Pelaksanaan 2. Tempat Balai desa Kajor 1. Setting Tempat Duduk
  • 9. 1. 2. 3. 1. Keterangan Kursi dan meja promotor. Kursi dan meja operator Kursi sasaran. I. Rencana Evaluasi No Aspek Waktu Metode 1 Kognitif Segera setelah Tanya 2 Afektif penyuluhan jawab 3 Psikomotor Segera setelah Tanya penyuluhan jawab Dua minggu Observasi setelah penyuluhan Alat Daftar pertanyaan mengenai demam berdarah Daftar pertanyaan tentang rencana kedepan. Lembar observasi Evaluator Ina Ina Ina LAMPIRAN EVALUASI 1. A. Aspek Kognitif Berupa pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: 1. Apa pengertian DHF? 2. Apa saja yang bisa menyebabkan terjadinya demam berdarah? 3. Bagaimana cara penularan demam berdarah? 4. Sebutkan gejala-gejala demam berdarah? 5. Bagaimana cara pertolongan pertama pada penderita demam berdarah? 6. Apa saja cara pencegahan demam berdarah? 1. B. Aspek Afektif Berupa pertanyaan sebagai berikut: 1. Jadi, dari penjelasan tentang DHF bagaimana kesimpulan Anda? 2. Apa yang akan anda lakukan setelah mengetahui tentang penyakit DHF? 1. C. Aspek Psikomotorik Berupa lembar observasi sebagai berikut: No. Keterangan Ya Tidak 1. Menguras penampungan air. 2. Menutup penampungan air. 3. Mengubur barang bekas. 4. Menaburkan bubuk abate. 5. Membersihkan selokan. 6. Memakai obat anti nyamuk. 7. Tidur mamakai kelambu. ISI MATERI DENGUE HAEMORAGIC FEVER (DHF) 1. A. Definisi
  • 10. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 1. 2. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 4. 1. 2. Demam Berdarah Dengue (DBD)/ Dengue Hemorragic Fever (DHF) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue akut yang disertai sakit kepala, nyeri otot, sendi dan tulang, penurunan jumlah sel darah putih dan ruam-ruam. Demam berdarah disebarkan kepada manusia oleh nyamuk Aedes aegypti . Pada keadaan yang lebih parah bisa terjadi kegagalan sirkulasi darah dan penderita jatuh dalam keadaan syok akibat kebocoran plasma. Keadaan ini disebut Dengue Shock Syndrome (DSS). B. Cara Penularannya DHF hanya dapat ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti betina, yang tersebar luas dirumahrumah dan tempat-tempat umum (sekolah, pasar, terminal, warung, dsb) Nyamuk ini mendapatkan virus dengue sewaktu menggigit/menghisap darah orang yang sakit DHF atau orang yang tidak sakit tetapi dalam darahnya terdapat Virus Dengue. Orang yang darahnya mengandung virus dengue tetapi tidak sakit dapat pergi kemana-mana dan menularkan virus itu kepada orang lain di tempat yang ada nyamuk Aedes Aegyptinya. Virus dengue yang terhisap nyamuk Aedes aegypti akan bekembang biak dalam tubuh nyamuk. Bila nyamuk tersebut menggigit/menghisap darah orang lain, virus tersebut akan dipindahkan bersama air liur nyamuk ke orang tersebut. Orang yang digigit nyamuk Aedes aegypti yang mengandung virus dengue akan menunjukkan gejala sakit/demam setelah 4-6 hari (masa inkubasi). Bila orang yang ditulari tidak memiliki daya tahan tubuh yang baik, ia akan segera menderita DHF. Nyamuk Aedes aegypti yang sudah mengandung virus dengue, seumur hidupnya dapat menularkan virus tersebut kepada orang lain. C. Gejala Demam Berdarah Panas badan mendadak tinggi (lebih tinggi dari 38 derajat celcius) selama 2-7 hari. Tampak bintik-bintik merah pada kulit (kalau kulit diregangkan bintik-bintik merah lebih jelas) Kadang-kadang terjadi perdarahan di hidung (mimisan). Mungkin terjadi muntah dan atau berak darah berwarna hitam & bau amis 5. Perdarahan di lambung juga menyebabkan nyeri di ulu hati dan mual. Tekanan darah penderita turun, denyut nadi cepat dan lemah serta gelisah. Sedangkan ujung kaki dan tangannya dingin berkeringat. D. Pertolongan bagi Penderita E. Cara Pencegahannya Penderita diberi minum yang banyak Penderita di kompres dengan air es Penderita diberi obat penurun panas Secepatnya penderita dibawa ke dokter, puskesmas atau Rumah Sakit, khususnya bila penderita tampak gelisah, ujung kaki dan tangannya dingin dan berkeringat Pertumbuhan nyamuk : Pertumbuhan nyamuk Aedes aegypti terjadi dalam air jernih : bak mandi, gentong, vas bunga, botol dan kaleng bekas, tempat minuman burung, ban bekas, perangkap semut, biasanya beraktifitas di siang hari. Nyamuk yang menghisap darah adalah nyamuk betina yang mencapai 2-3 bulan. Pertumbuhannya dari telur, menjadi jentik, kemudian kepompong dan dewasa, membutuhkan waktu 1-2 minggu. Pemberantasan Nyamuk Demam Berdarah
  • 11. 1. Untuk memberantas telur, larva dan pupa nyamuk Aedes aegypti bisa dilakukan dengan menaburkan bubuk Abate pada tempat penampungan air, dengan dosis 1 sendok makan peres (10 gr) untuk 100 liter air. 2. Cara yang paling efektif adalah dengan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan gerakan 3M: 1. Menguras dan menyikat tempat penampungan air seperti bak mandi. tandon air, gentong, vas bunga, dll. 2. Mengubur/memusnahkan barang bekas (kaleng, botol, ban bekas, dll). Merombeng tidak mengatasi masalah tapi hanya memindahkan masalah ketempat lain. 3. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air (tandon, gentong, dll). 4. Untuk memberantas nyamuk dewasa bisa dilakukan dengan : 1. Fogging/pengasapan dengan insektisida. 2. Memakai obat anti nyamuk, dll. Tetapi cara fogging ini kurang efektif karena hanya berefek sementara dan dapat mencemari lingkungan. 1. Perlindungan diri untuk mencegah jangan sampai digigit nyamuk dengan cara : 1. Tidur mamakai kelambu 2. Selalu beraktivitas 3. Menggunakan krem anti nyamuk, dsb. 2. F. Ciri nyamuk DBD : 3. Loreng hitam putih pada seluruh tubuhnya 4. Berbadan kecil 5. Biasanya menggigit pada pagi dan sore hari 6. Hidup di dalam dan sekitar rumah 7. Senang hinggap pada pakaian yang digantung di kamar 8. Jentik nyamuk berperan aktif dalam air 9. Posisi jentik tegak lurus dengan permukaan air 10. Gerakan jentik neik turun ke atas permukaan air untuk bernafas 11. Perkembang biak dalam tempat penampungan air bersih di dalam atau sekitar rumah 1. G. Cara Penularan 2. Nyamuk mendapatkan virus dengue sewaktu menggigit/menghisap darah orang yang sakit DHF atau orang yang tidak sakit tetapi dalam darahnya terdapat Virus Dengue. 3. Nyamuk Aedes aegypti yang sudah mengandung virus dengue, seumur hidupnya dapat menularkan virus tersebut kepada orang lain. 1. Virus dengue yang terhisap nyamuk Aedes aegypti akan berkembang biak dalam tubuh nyamuk. 2. Bila nyamuk tersebut menggigit/menghisap darah orang lain, virus tersebut akan dipindahkan bersama air liur nyamuk ke orang tersebut. 3. Orang yang digigit nyamuk Aedes aegypti yang mengandung virus dengue akan menunjukkan gejala sakit/demam setelah 4-6 hari (masa inkubasi). 4. Bila orang yang ditulari tidak memiliki daya tahan tubuh yang baik, ia akan segera menderita DHF. DAFTAR PUSTAKA http://www.bratachem.com/abate/siklus.htm . 2004. Membasmi Jentik Nyamuk, Mencegah Demam Berdarah. http://www.e-dukasi.net/mapok/mp_files/mp_308/materi2.html . 2008.Demam Berdarah Dengue. http://www.kompas.com . 2007. Demam Berdarah Dengue. http://118.98.213.22/aridata_web/e-dukasi/pp_full.php-ppid=245&fname=hal3a.htm. 2008. Demam Berdarah Dengue.
  • 13. Pokok Bahasan : DENGUE HAEMORAGIC FEVER (DHF) Sasaran : Pasien dan Keluarga Pasien Hari / tanggal : Sabtu, 10 Januari 2010 Waktu : 30 menit Tempat :I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan pasien dan keluarga pasien dapat memahami tentang penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS 1. Keluarga dapat menyebutkan definisi, tanda dan gejala, serta cara penanganan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). 2. Keluarga dapat berperan dalam melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang menderita Demam Berdarah Dengue (DBD). III. MATERI PENGAJARAN 1. Pengertian Demam Berdarah Dengue (DBD) 2. Penyebab terjadinya Demam Berdarah Dengue (DBD) 3. Tanda dan gejala Demam Berdarah Dengue (DBD) 4. Cara pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) IV. METODE Ceramah dan tanya jawab. Penyuluhan dilakukan dengan media diskusi secara terbuka, yaitu dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga. Keluarga dapat mengajukan pertanyaan setelah penyampain materi selesai. V. MATERI Terlampir VI. MEDIA Leaflet dan lembar balik. VII. KEGIATAN PENYULUHAN NO KEGIATAN WAKTU EVALUASI
  • 14. 1. Memberi salam, menyakan keadaan klien 5’ 2. Menjelaskan maksud kedatangan dan membuat kontrak waktu Melakukan pendidikan kesehatan tentangDemam Berdarah Dengue (DBD) Menanyakan kepada klien tentang kejelasan materi yang disampaikan. Mempersilahkan pasien/ keluarga pasien mengajukan pertanyaan Mengakhiri kontrak waktu dan berpamitan kepada pasien dan keluarganya 5’ 3. 4. 5. 10’ 5’ Klien menjawab salam, mempersilahkan masuk dan menyetujui kontrak waktu Klien mendengarkan dengan seksama dan menyetujui kontrak waktu yang ditetapkan bersama Klien memperhatikan dengan seksama. Menanggapi pertanyaan dengan melakukan Menjawab pertanyaan dari pasien atau keluarga. 5’ Klien dan keluarga mempersilahkan dengan baik Moderator : Puguh Satriya Penyaji : Mimma Miftaria Observer Fasilitator : Hafifah Parwaningtyas : Mardiani S. VIII. EVALUASI 1. Evaluasi structural a. Satuan Acara Pengajaran sudah siap sesuai dengan masalah keperawatan b. Kontrak waktu sudah tepat dengan kelompok masyarakat c. Media sudah disiapkan yaitu Leaflet 2. Evaluasi Proses a. Peserta yang hadir b. Media dapat digunakan dengan baik c. Pendidikan kesehatan dapat dilaksanakan sesuai waktu. d. Partisipasi peserta yang hadir e. Peserta dapat mengikuti sampai selesai 3. Evaluasi Hasil a. Kelompok masyarakat dapat menjelaskan tentang pengertian Demam Berdarah Dengue (DBD) = ….% b. Kelompok masyarakat dapat menjelaskan tentang penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD)= ….% c. Kelompok masyarakat dapat menjelaskan tanda dan gejala Demam Berdarah Dengue d. (DBD)= ….% Kelompok masyarakat dapat menjelaskan tentang cara pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD)= ….%
  • 15. IX. DAFTAR PUSTAKA Mansjoer, Arif., et all. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI : Media Aescullapius. Price, Sylvia A. 2002. Patofisiologi Vol 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Carpenito, Lynda Juall. (2000.). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. (terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta. MATERI PENYULUHAN
  • 16. 1. Definisi Demam Berdarah Dengue (DBD) Dengue Hemorhagic Fever (DHF) atau dikenal dengan istilah demam berdarah adalah penyakit yang disebabkan oleh Arbovirus ( arthro podborn virus ) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes ( Aedes Albopictus dan Aedes Aegepty ), dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam, perdarahan. 2. Klasifikasi Menurut derajat ringannya penyakit, Dengue Haemoragic Fever (DHF) dibagi menjadi 4 tingkat, yaitu: a. Derajat I Panas 2 – 7 hari, gejala umum tidak khas, uji tourniquet hasilnya positif, tanpa perdarahan spontan. b. Derajat II Sama dengan derajat I di tambah dengan gejala – gejala pendarahan spontan seperti petekia, ekimosa, epimosa, epistaksis, haematemesis, melena, perdarahan gusi telinga dan sebagainya. c. Derajat III Penderita syok ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan cepat (> 120 / menit) tekanan nadi sempit (< 20 mmHg) tekanan darah menurun (120 / 80 mmHg) sampai tekanan sistolik dibawah 80 mmHg. d. Derajat IV Nadi tidak teraba,tekanan darah tidak terukur (denyut jantung > - 140 mmHg) anggota gerak teraba dingin, berkeringat dan kulit tampak biru. 3. Penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD) Penyebab DHF adalah Arbovirus ( Arthropodborn Virus ) melalui gigitan nyamuk Aedes ( Aedes Albopictus dan Aedes Aegepty ). Virus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui vektor yaitu nyamuk aedes aegypti, nyamuk aedes albopictus, aedes polynesiensis dan beberapa spesies lain merupakan vektor yang kurang berperan. Nyamuk Aedes Aegypti maupun Aedes Albopictus merupakan vektor penularan virus dengue dari penderita kepada orang lainnya melalui gigitannya nyamuk Aedes Aegyeti merupakan vektor penting di daerah perkotaan (Viban) sedangkan di daerah pedesaan (rural) kedua nyamuk tersebut berperan dalam penularan. Nyamuk Aedes berkembang biak pada genangan Air bersih yang terdapat bejana – bejana yang terdapat di dalam rumah (Aedes Aegypti) maupun yang terdapat di luar rumah di lubang – lubang pohon di dalam potongan bambu, dilipatan daun dan genangan air bersih alami lainnya ( Aedes Albopictus). Nyamuk betina lebih menyukai menghisap darah korbannya pada siang hari terutama pada waktu pagi hari dan senja hari. Ciri-ciri nyamuk Aides Aegypty 1. Tubuh kecil, hitam, ada bercak putih pada kaki dan badan nyamuk 2. Hinggap mendatar, senang ditempat gelap
  • 17. 3. Menggigit pada siang hari 4. Gejala Demam Berdarah Dengue (DBD) Gejala klinik timbul secara mendadak berupa : 1. Demam Demam terjadi secara mendadak berlangsung selama 2 – 7 hari kemudian turun menuju suhu normal atau lebih rendah. Bersamaan dengan berlangsung demam, gejala – gejala klinik yang tidak spesifik misalnya anoreksia. Nyeri punggung , nyeri tulang dan persediaan, nyeri kepala dan rasa lemah dapat menyetainya. 2. Perdarahan Perdarahan biasanya terjadi pada hari ke 2 dari demam dan umumnya terjadi pada kulit dan dapat berupa uji tocniguet yang positif mudah terjadi perdarahan pada tempat fungsi vena, petekia dan purpura. Perdarahan ringan hingga sedang dapat terlihat pada saluran cerna bagian atas hingga menyebabkan haematemesis. Perdarahan gastrointestinal biasanya di dahului dengan nyeri perut yang hebat. 3. Hepatomegali Pada permulaan dari demam biasanya hati sudah teraba, meskipun pada anak yang kurang gizi hati juga sudah. Bila terjadi peningkatan dari hepatomegali dan hati teraba kenyal harus di perhatikan kemungkinan akan tejadi renjatan pada penderita. 4. Renjatan (Syok) Permulaan syok biasanya terjadi pada hari ke 3 sejak sakitnya penderita, dimulai dengan tanda – tanda kegagalan sirkulasi yaitu kulit lembab, dingin pada ujung hidung, jari tangan, jari kaki serta sianosis disekitar mulut. Bila syok terjadi pada masa demam maka biasanya menunjukan prognosis yang buruk. 5. Patofisiologi Virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty. Pertamatama yang terjadi adalah viremia yang mengakibatkan penderita mengalami demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal-pegal diseluruh tubuh, ruam atau bintik-bintik merah pada kulit (petekie), hyperemia tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi seperti pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran hati (Hepatomegali) dan pembesaran limpa (Splenomegali). Kemudian virus akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks virusantibody. Dalam sirkulasi akan mengaktivasi system komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a, dua peptida yang berdaya untuk melepaskan histamine dan merupakan mediator kuat sebagai factor meningkatnya permeabilitas dinding kapiler pembuluh darah yang mengakibatkan terjadinya perembesan plasma ke ruang ekstra seluler. Perembesan plasma ke ruang ekstra seluler mengakibatkan berkurangnya volume plasma, terjadi hipotensi, hemokonsentrasi, dan hipoproteinemia serta efusi dan renjatan (syok). Hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit > 20 %) menunjukkan atau menggambarkan adanya kebocoran (perembesan) plasma sehingga nilai hematokrit menjadi penting untuk patokan pemberian cairan intravena.
  • 18. Terjadinya trobositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor koagulasi (protombin dan fibrinogen) merupakan faktor penyebab terjadinya perdarahan hebat , terutama perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF. Adanya kebocoran plasma ke daerah ekstra vaskuler dibuktikan dengan ditemukannya cairan yang tertimbun dalam rongga serosa yaitu rongga peritoneum, pleura, dan pericard yang pada otopsi ternyata melebihi cairan yang diberikan melalui infus. Setelah pemberian cairan intravena, peningkatan jumlah trombosit menunjukkan kebocoran plasma telah teratasi, sehingga pemberian cairan intravena harus dikurangi kecepatan dan jumlahnya untuk mencegah terjadinya edema paru dan gagal jantung, sebaliknya jika tidak mendapatkan cairan yang cukup, penderita akan mengalami kekurangan cairan yang dapat mengakibatkan kondisi yang buruk bahkan bisa mengalami renjatan. Jika renjatan atau hipovolemik berlangsung lama akan timbul anoksia jaringan, metabolik asidosis dan kematian apabila tidak segera diatasi dengan baik. Gangguan hemostasis pada DHF menyangkut 3 faktor yaitu : perubahan vaskuler, trombositopenia dan gangguan koagulasi. Pada otopsi penderita DHF, ditemukan tanda-tanda perdarahan hampir di seluruh tubuh, seperti di kulit, paru, saluran pencernaan dan jaringan adrenal. 6. Tindakan yang dapat dilakukan sebagai terapi Penatalaksanaan penderita dengan DHF adalah sebagai berikut : a. Tirah baring atau istirahat baring. b. Diet makan lunak. c. Minum banyak (2 – 2,5 liter/24 jam) dapat berupa : air putih, susu, jus jambu merah, teh manis, sirup dan beri penderita sedikit oralit, pemberian cairan merupakan hal yang paling penting bagi penderita DHF. d. Berikan Kompres dengan air hangat pada saat panas tinggi e. Segera bawa ke dokter atau puskesmas terdekat 7. Tips menghindari atau mencegah berkembangnya nyamuk Aedes Aegepty dengan cara: - Pemberantasan penyakit Dengue Haemoragic Fever (DHF) ini yang paling penting adalah upaya 1) 2) 3) - membasmi jentik nyamuk penularan ditempat perindukannya dengan melakukan “3M” yaitu Menguras tempat – tampet penampungan air secara teratur sekurang – kurangnya 1 x seminggu sekali atau menaburkan bubuk abate ke dalamnya Menutup rapat – rapat tempat penampung air Menguburkan / menyingkirkan barang kaleng bekas yang dapat menampung air hujan, seperti kaleng bekas, botol pecah dan benda lain yang memungkinkan nyamuk bersarang. Bak / tempat penampungan air sering dibersihkan dan diganti airnya minimal 4 hari sekali. Menaburkan bubuk abate Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk Rumah dibersihkan, tidak menggantung baju Panggil petugas untuk penyemprotan bila perlu