1. BEBERAPA PENYAKIT INFEKSI
DAN CARA PENULARANNYA
TIM PENGAJAR
HEALTHCARE PROFESSIONAL TRAINING PROGRAMME
RUMAH SAKIT PENYAKIT INFEKSI
PROF. DR. SULIANTI SAROSO
4-1
2. INFLUENZA
ETIOLOGI
TIPE A TIPE B TIPE C
15 subtipe jarang sekali kadang kadang
beberapa menimbulkan KLB kecil
berpotensi KLB terlokalisir
pandemi
Virus influenza A
4-2
3. Orthomyxoviridae
HIDUP MATI
•di air 22ºC : 4 hari • 60 C/ 30 menit,
• 0ºC : >30 hari • 56 C/ 3 jam,
• 80 C/ 1 menit.
• deterjen dan disinfektan mis:
• tinja unggas dan • para-chloro-meta-xylenol (PCMX),
tubuh unggas sakit: • formalin,
lama • iodine
• Alkohol 70%.
4-3
4. DIAGNOSIS
• klinis.
• pasti : RT-PCR atau kultur virus.
• Alternative: serologi; membandingkan
titer
antibody fase akut dan fase konvalesens .
• rapid test : sebagai penyaring (skrining)
4-4
5. EPIDEMIOLOGI
• seluruh dunia,
• musiman.
• Epidemi : subtipe, mendominasi peredaran
virus.
• Beberapa kali pandemi, kematian yang sangat
banyak.
4-5
6. Gejala Klinis
DEMAM dengan suhu > 38.0 C,
disertai salah satu atau lebih gejala
Influenza Like Ilness (ILI) yaitu :
- Batuk
- Pilek
- Nyeri otot
- Nyeri tenggorok
4-6
7. RINGAN SEDANG BERAT
ILI ILI + faktor risiko, Pneumonia luas (bilateral,
salah satu : multilobar)
asma, diabetes,PPOK, obesiti, ARDS (sindroma sesak
kurang gizi, kehamilan, umur < nafas akut)
5 th atau > 65 th.) Gagal napas
Sesak napas Sepsis,
Pneumonia ringan ( X-ray) Syok
Keluhan mengganggu: diare, Kesadaran menurun
muntah-muntah
Tanpa faktor risiko Gagal multi organ
4-7
8. TATALAKSANA
RINGAN SEDANG BERAT
suportif : parasetamol, cairan Oseltamivir/ zanamivir inhalasi Oseltamivir/ zanamivir
inhalasi + PNEUMONIA :
Antibiotik
Salisilat tidak boleh pada < 18 RT-PCR hari 1 dan ke 4 RT-PCR hari 1 dan ke 4
tahun ( Reye Syndrome)
Pengendalian infeksi
•tatacara batuk, Isolasi ICU/PICU/NICU isolasi
•kebersihan tangan
• ventilasi
Berobat jalan perburukan ICU
Klinis baik dipulangkan dengan
KIE
4-8
9. DOSIS OSELTAMIVIR
USIA DOSIS LAMA PEMBERIAN
Dewasa 2 x 75 mg 5 hari
Anak ≥ 13 th 2 x 75 mg 5 hari
Anak BB > 40 kg 2 x 75 mg 5 hari
Anak BB 23 – 40 kg 2 x 60 mg 5 hari
Anak BB 15 – 23 kg 2 x 45 mg 5 hari
Anak BB ≤ 15 kg 2 x 30 mg 5 hari
4-9
10. INFLUENZA A ( H1N1 )
Tatalaksana Influenza pada pandemi
• Tidak perlu diagnosis laboratorium
- klinis, tidak semua kasus dirawat.
- dirawat: kasus berat, kelompok risiko tinggi
(PPOK, asma, penyakit paru lainnya, obesiti,
hamil, anak <5 tahun dewasa >65 tahun)
- rawat jalan: kasus ringan, diberikan penyuluhan
(KIE).
4-10
11. Gambar : Gejala klinis influenza A baru H1N1
Tersering: batuk, panas, sakit tenggorokan, lesu dan sakit kepala.
4-11
12. PENYAKIT TIPUS (SALMONELLOSIS)
Etiologi :
• Salmonella typhi atau Salmonella enteritica serovar Typhi.
• Lebih 2000 serotipe, strain manusia demam typhoid
/ paratyphoid.
• Salmonellosis ditularkan melalui makanan
( foodborne disease ).
• Incidence rate: pada bayi dan anak anak.
(60-80%) sporadik, dapat KLB kecil (RS, panti asuhan dll).
• Makanan atau sumber air minum yang terkontaminasi.
• Reservoir (unggas, babi kucing, anjing, tikus dll).
• Manusia dapat menjadi carrier kronis.
4-12
13. Gejala Klinis :
• demam, > 1 minggu disertai enterokolitis akut, sakit
perut, sakit kepala, diare, kadang kadang muntah.
• terlokalisir di jaringan tubuh tertentu septic
arthritis, kolesistitis, meningitis, endokarditis,
pneumonia.
• Kematian jarang, kecuali pada kelompok rentan
seperti orang tua, berpenyakit kronis.
• Bisa asimtomatis.
4-13
14. Cara penularan
• Makanan tercemar organisme dari kotoran orang /
binatang yang terinfeksi (telur, susu, unggas, daging,
buah, sayuran yang diolah dengan baik.
• Rute fekal-oral dari orang ke orang sangat penting.
• Melalui tangan yang tidak bersih.
• KLB melalui makanan / air minum umum. Jika terjadi
KLB di rumah sakit, dapat berlangsung lama karena
organisme ini dapat bertahan lama di lingkungan
rumah sakit.
4-14
15. Masa inkubasi sekitar 12-36 jam
Masa penularan
• selama sumbernya sakit (beberapa hari-minggu)
• Carrier : beberapa bulan - >1 tahun setelah sembuh
4-15
16. Pencegahan
• Cuci tangan.
• Memasak sempurna
• Desinfeksi : tinja diduga tercemar
Pengobatan
• Enterokolitis tanpa komplikasi tidak ada
pengobatan spesifik.
• Antibiotika: kelompok rentan (bayi, orang tua,
kelainan imunitas atau penderita dengan demam
yang tinggi dan terus menerus.
- Quinolon (ciprofloxacin) kecuali pada anak,
- ampisilin/amoksilin,
- TMP-SMX
- kloramfenicol
4-16
17. LEPTOSPIROSIS
• Zoonosis
• bakteri berbentuk spiral
• tikus, anjing, kucing, babi hingga manusia.
• gejala demam akut dan ikterus
• kekerapan: 0,02 – 10 per 100.000 di daerah (tropis)
• Hidup pada berbagai kondisi, terutama kelembaban
tinggi diiklim tropis seperti di Indonesia
• Musim hujan kuman dalam urin hewan terbawa air,
mencemari lingkungan
4-17
19. Gejala klinis
• Demam, nyeri otot (terutama betis), sakit kepala, kadang
disertai gejala saluran pencernaan berupa nyeri perut,
mual, muntah dan diare.
• Gejala lanjut/berat ikterus, perdarahan, kegagalan organ
multiple.
• Sebagian self limiting.
• mudah diobati, kematian ok terlambat berobat.
• Gejala yang tidak khas dokter sering tidak memikirkan sejak
awal
• kemungkinan paparan terhadap urine hewan,
• Waspada: musim hujan atau banjir
4-19
20. Diagnostik
• Urinalisis: proteinuria, piuria, atau hematuria.
• Fungsi hepar : peningkatan enzim transaminase.
• Diagnosis pasti: kultur, serologi.
• Kultur darah atau cairan otak positif pada 10 hari
pertama sakit,
• Kepositifan urin dapat bertahan hingga penderita
sudah sembuh.
• Baku emas : MAT (Microscopic Agglutination Test)
• Rapid test metode Elisa dan PCR: terbatas.
4-20
21. Pengobatan
• tanpa komplikasi : antibiotik seperti penisilin,
doksisiklin atau sefalosporin.
• keadaan berat + kegagalan multi organ:
komprehensif dan intensif
4-21
22. Pencegahan
1. Sepatu/ alas kaki tertutup
2. sarung tangan
3. Luka dibalut, hindari kontak
4. Cuci tangan dan kaki dengan sabun atau
cairan antiseptik
5. APD (sepatu boot, masker, sarung tangan,
kacamata) bila
bekerja dengan hewan pembawa penyakit
6. Vaksinasi leptospira pada hewan peliharaan
anda (anjing),
1 tutup botol => 840 ml
7. Jangan berikan daging mentah, mungkin
Untuk disinfektan mengandung
ruangan terkontaminasi leptospira
virus
4-22
23. HEPATITIS A
• penyakit liver, disebabkan virus hepatotropik.
• Epidemiologi: seluruh dunia, sporadik,
kadang- kadang KLB.
• Umumnya : anak usia sekolah & dewasa
muda.
• Case fatality rate rendah (0,1- 0,3%)
4-23
24. Etiologi
Family Picornaviridae.
Manusia: reservoir.
Banyak asimtomatis, gejala sangat ringan
Cara Penularan
Fecal-oral.
Virus pada tinja : 1-2 minggu sebelum gejala.
Sumber penularan: air minum/makanan
terkontaminasi atau tidak diolah sempurna
4-24
25. Masa inkubasi
15 sampai 50 hari, rata rata 28-30 hari
Masa penularan
Akhir masa inkubasi -- beberapa hari setelah
timbul ikterus.
Bayi & anak : virus pada tinja sampai 6 bulan
setelah sembuh.
4-25
26. Gejala Klinis
• Ringan : sembuh sendiri dalam 1-2 minggu
• Berat : beberapa bulan.
• Gejala: demam, malaise, anoreksia, nausea
dan gangguan abdominal, diikuti timbulnya
ikterus setelah beberapa hari
4-26
27. Diagnosis
antibodi IgM virus hepatitis A (IgM anti HAV) :
stadium akut atau baru sembuh.
Pengobatan
Belum ada yang efektif
Pencegahan
Sanitasi dan hygiene perorangan .
Penting:
• mencuci tangan secara benar
• jamban saniter.
4-27
28. AMUBIASIS
AMUBIASIS
• Dimana mana, sanitasi yang buruk.
• laki laki, jarang pada usia dibawah 5 tahun.
• Pada balita: shigella.
• Reservoir manusia : amubiasis kronis, pembawa kista
yang asimtomatis.
• Infeksi : kista yang infektif atau tropozoit pathogen.
• bisa hidup komensal
• Gejala : saluran pencernaan atau organ ekstra
intestinal seperti hati, paru atau otak
4-28
29. Etiologi
Protozoa: Entamoeba histolityca . Dapat berbentuk kista
Cara penularan Fecal-oral
• Mengkonsumsi makanan atau minuman
terkontaminasi.
• penularan seksual terutama kontak oral-anal.
Masa inkubasi
Bervariasi, beberapa hari - bulan, umumnya 2- minggu
Masa penularan
Selama ada E histolytica, kista dikeluarkan melalui tinja,
dapat berlangsung bertahun tahun.
4-29
30. Gejala Klinis
• bervariasi : akut atau disenteri fulminan,
• demam, menggigil, diare berdarah atau diare mukoid
(disenteri amuba)
• perasaan tidak enak di perut disertai diare berdarah
atau berlendir dengan periode konstipasi atau remisi.
• mirip dengan berbagai penyakit saluran pencernaan
infeksi lain atau non infeksi
4-30
31. Diagnosis
• tropozoit atau kista pada tinja segar.
• Tes serologis, terutama diagnosis amubiasis invasive
ekstra intestinal.
Pengobatan
• Pilihan: metronidasol.
• Tinidasol dan ornidasol dosis tunggal juga efektif
untuk amubiasis saluran pencernaan atau jaringan.
• Obat lain: dehidroemetin, iodokuinol, paromomisin.
4-31
32. PENCEGAHAN
Prinsip: Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
• Kebersihan perorangan : cuci tangan, terutama
setelah buang air besar dan sebelum makan atau
mengolah makanan
• Mengolah makanan dengan benar
• membuang tinja dengan cara saniter
• melindungi sumber air dari kontaminasi tinja.
4-32