2. Penyakit infeksi yang banyak terjadi
di wilayah beriklim tropis, termasuk
Indonesia
Disebabkan oleh berbagai jenis infeksi
mulai dari infeksi virus, bakteri, jamur,
hingga parasit
Penyebaran atau penularan penyakit tersebut bisa
terjadi secara langsung antara satu orang ke orang
lainnya atau melalui hewan pembawa penyakit
(vektor), seperti nyamuk dan serangga
PENYAKIT
TROPIS
3. Hangat dan Kelembaban
Curah Hujan Tinggi
Kebersihan
Sanitasi Kurang
Penyebab tingginya kasus penyakit infeksi
di daerah tropis
7. Nyamuk betina dari jenis Aedes aegypti yang kerap
membawa virus
Penyakit yang mudah menular
Data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, demam
berdarah telah menjadi penyakit endemik di Indonesia
sejak tahun 1968.
Penyakit yang disebabkan oleh
salah satu dari empat virus
dengue.
Penyakit infeksi akut.
Sarana penularan : gigitan
nyamuk Aedes aegypti dan Aedes
albocpictus yang hidup di wilayah
tropis dan subtropis
8. Patofisiologi
• Demam berdarah tidak bisa menular lewat kontak fisik karena
virus penyebab demam berdarah ditularkan lewat gigitan
nyamuk
• Aedes aegypti (virus) yang menghisap darah orang sehat,
maka virus dengue pada tubuh nyamuk keluar bersama
melalui air liur nyamuk dan menginfeksi melalui gigitan, virus
masuk ke pembuluh darah manusia
• https://www.youtube.com/watch?v=79DJYtusHdk
• https://www.youtube.com/watch?v=1v55yg0RfoY
• https://www.youtube.com/watch?v=MxiWp8vkRFI
• https://www.youtube.com/watch?v=reKlLpbTHFs
9. Manifestasi klinik
• Virus DBD akan memperbanyak diri di dalam tubuh
dengan masa inkubasi DBD 4-10 hari, 8-12 hari. Akan
tetapi, pada umumnya lama inkubasi DBD ini adalah
sekitar 4-7 hari
• Demam tinggi mencapai 40 derajat Celsius;
• Nyeri kepala berat;
• Nyeri pada sendi, otot, dan tulang;
• Nyeri pada bagian belakang mata;
• Nafsu makan menurun;
• Mual dan muntah;
• Pembengkakan kelenjar getah bening;
• Ruam kemerahan sekitar 2-5 hari setelah demam
18. Pembengkakan tungkai akibat infeksi cacing jenis
filaria.
• Cacing ini menyerang pembuluh getah bening dan
ditularkan melalui gigitan nyamuk.
Terutama di daerah Papua, Nusa Tenggara Timur, Jawa
Barat, dan Nanggroe Aceh Darussalam. Menurut data
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, tercatat hampir
13.000 kasus kaki gajah di Indonesia.
19. Patofisiologi
• Nyamuk adalah perantara dari penularan penyakit kaki
gajah. Penularan dimulai ketika nyamuk terinfeksi larva
cacing gelang ketika mereka mengambil makanan darah
dari manusia yang terinfeksi. Nyamuk kemudian
menggigit orang lain dan menyebarkan larva ke aliran
darah orang tersebut. Akhirnya, larva cacing bermigrasi
ke limfatik melalui aliran darah dan matang di sistem
getah bening.
• Sarang cacing akan bersarang di pembuluh limfatik dan
mengganggu fungsi normal sistem limfatik. Cacing dapat
hidup selama sekitar 6–8 tahun dan selama masa
hidupnya cacing akan menghasilkan jutaan mikrofilaria
(larva imatur) yang bersirkulasi dalam darah
20. Nyamuk adalah perantara dari penularan penyakit kaki
gajah. Penularan kaki gajah dimulai ketika nyamuk
terinfeksi larva cacing gelang ketika mereka
mengambil makanan darah dari manusia yang
terinfeksi. Nyamuk kemudian menggigit orang lain dan
menyebarkan larva ke aliran darah orang tersebut.
Akhirnya, larva cacing bermigrasi ke limfatik melalui
aliran darah dan matang di sistem getah bening
https://www.youtube.com/watch?v=_Vofn1vpHYQ
21. Manifestasi Klinis
• Awal penyakit, biasanya tidak mengalami gejala apa pun. Hal
ini menyebabkan penderita tidak sadar telah tertular penyakit
kaki gajah (filariasis), sehingga terlambat melakukan
penanganan.
• Gejala utama pembengkakan pada tungkai. Selain di tungkai,
pembengkakan juga bisa terjadi di bagian tubuh lainnya,
seperti lengan, kelamin, dan dada.
• Kulit pada tungkai yang bengkak akan menebal, kering,
menjadi lebih gelap, pecah-pecah, dan terkadang muncul luka
------- tungkai yang sudah mengalami pembengkakan dan
perubahan kulit tidak dapat kembali seperti semula –-- Fase
Kronik
22. Pemeriksaan Penunjang
• Sampel darah --- Apakah
terdapat cacing filaria atau
tidak. Pemeriksaan ini
dilakukan dengan
mikroskop atau melalui tes
kimia khusus
menggunakan antigen.
23. Penatalaksanaan
• Untuk mencegah infeksi bertambah buruk dan
menghindari komplikasi filariasis dengan mengonsumsi
obat cacing, seperti ivermectin, albendazole,
atau diethylcarbamazine.
• Untuk menjaga kebersihan kaki yang bengkak, antara
lain:
• Istirahatkan tungkai dan selalu jaga posisi tungkai lebih tinggi, saat
duduk atau berbaring.
• Gunakan stocking kompres, sesuai anjuran dokter.
• Bersihkan bagian tungkai yang bengkak dengan air dan sabun
setiap hari.
• Jika mengalami luka, segera bersihkan luka dengan antiseptik.
• Gerakkan tungkai melalui olahraga ringan untuk menjaga
kelancaran aliran getah bening di bagian yang bengkak.
24.
25. Malaria adalah penyakit menular
yang
disebabkan plasmodium, yaitu
makhluk hidup bersel satu yang
termasuk dalam
kelompok protozoa.
Malaria ditularkan melalui gigitan
nyamuk Anopheles betina yang
mengandung Plasmodium di
dalamnya. Plasmodium yang berpindah
ke tubuh manusia melalui gigitan
nyamuk, lalu akan hidup dan
berkembang biak dalam sel darah merah
manusia
Gejala malaria biasanya muncul 10-15 hari setelah
parasit masuk ke tubuh manusia. Jika tidak ada
penanganan medis dalam 24 jam, maka gejala
dengan cepat akan menjadi penyakit kronis yang
tidak jarang berujung pada kematian.
33. Pengertian
• Penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhii, dapat
menular dengan cepat, umumnya melalui konsumsi makanan atau
minuman yang sudah terkontaminasi tinja yang mengandung bakteri
• Seseorang yang terinfeksi bakteri penyebab tipes bisa menyebar ke
seluruh tubuh yang dapat mempengaruhi banyak organ tubuh
penderitanya.
• Orang yang terinfeksi penyakit demam tifoid / tipes dapat menularkan
bakteri melalui fases dan urine, makan dan minuman yang sudah
terkontaminasi dengan urine atau fases penderita tipes. Ataupun
mengkonsumsi makanan yang ditangani oleh orang yang sedang
mengalami tipes dan belum dinyatakan sembuh oleh dokter,
• Demam tifoid termasuk infeksi bakteri yang bisa menyebar ke seluruh
tubuh dan memengaruhi banyak organ. Tanpa perawatan yang cepat
dan tepat, penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi serius yang
berakibat fatal.
34. Manifestasi Klinik
• Demam yang meningkat secara bertahap tiap hari hingga
mencapai 39°C–40°C dan biasanya akan lebih tinggi
pada malam hari
• Nyeri otot
• Merasa tidak enak badan
• Sakit perut
• Berat badan menurun
• Sakit kepala
• Lemah dan lelah
• Gangguan pencernaan, seperti diare atau sembelit
• Hilang nafsu makan
• Mual dan muntah
39. Bebas dari penularan lokal
(kasus indigenous) malaria
dalam tiga tahun terakhir.
Memiliki sistem yang baik
untuk menjamin tidak ada
penularan kembali
Tingkat positivitas kurang
dari 5%
API (Annual Parasite
Incidence) atau jumlah
penderita malaria kurang
dari 1 per 1.000 penduduk
Setiap wilayah akan dinilai bebas malaria apabila
memenuhi syarat-syarat berikut:
40. • Pembangunan Milenium (Millennium Development
Goals/MDGs) di Indonesia pada tahun 2000, yang
ditargetkan untuk menghentikan penyebaran dan
mengurangi kejadian insiden malaria hingga tahun 2015.
• Tahun 2015, WHO telah mencanangkan program
Sustainable Development Goals (SDGs). Program global
ini pada tahun 2030 mentargetkan untuk mengakhiri
epidemi AIDS, tuberkulosis, malaria dan penyakit tropis
yang terabaikan, serta memerangi hepatitis, penyakit
bersumber air dan penyakit menular
Program Pemerintah
41. • Indonesia mencanangkan program ”Menuju Indonesia Bebas
Malaria” tahun 2030. Program ini telah dituangkan dalam
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 293/
MENKES/SK/IV/2009 tanggal 28 April 2009 tentang Eliminasi
Malaria di Indonesia untuk mewujudkan masyarakat yang
hidup sehat, terbebas dari penularan malaria secara bertahap
yang akan tercapai hingga tahun 2030.
• Awal Sasaran wilayah eliminasi dibagi menjadi empat tahap
• Kepulauan Seribu (Provinsi DKI Jakarta), Bali, dan Batam pada tahun
2010.
• Pulau Jawa, Provinsi Aceh, dan Provinsi Kepulauan Riau pada tahun
2015.
• Tahap ketiga adalah Sumatera (kecuali Aceh dan Kepulauan Riau),
NTB, Kalimantan, dan Sulawesi pada tahun 2020.
• Terakhir adalah Provinsi Papua, Papua Barat, Maluku, NTT, dan
Maluku Utara, pada tahun 2030.
42. • Tahapan eliminasi malaria berubah dengan target terbagi
menjadi lima regional sampai eliminasi nasional pada
tahun 2030.
• Kementerian Kesehatan akan mengajukan penilaian
sertifikasi eliminasi malaria untuk Indonesia kepada WHO
pada tahun 2030.
• Eliminasi untuk Jawa dan Bali pada tahun 2023;
• Untuk Sumatera, NTB dan Sulawesi pada tahun 2025;
• Untuk Kalimantan dan Maluku Utara pada tahun 2027
• Untuk NTT dan Maluku pada tahun 2028 dan
• Untuk Papua Barat dan Papua pada tahun 2029 (Direktorat
Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, 2019
43. • Khusus di Maluku ada tiga penyakit tular vector yang
merupakan masalah penting untuk ditanggulangi yakni
malaria, Deman Berdarah Dengue (DBD) dan Filariasis
atau penyakit kaki gajah,“
• Berdasarkan capaian endemisitas per provinsi tahun
2020 terdapat 3 provinsi yang telah mencapai 100%
eliminasi malaria, antara lain DKI Jakarta, Jawa Timur,
dan Bali).
• Tahun 2020 masih ada 23 kabupaten/kota yang endemis
malarianya masih tinggi, 21 kabupaten/kota endemis
sedang, dan 152 kabupaten/kota endemis rendah
• Papua tetap menjadi penyumbang terbesar, mencapai
80% dari total kasus di Indonesia (GATRA.com)
• Info malaria www.malaria.id
44. DBD
• Kelompok Kerja Operasional
Pemberantasan Penyakit
Demam Berdarah Dengue
(Pokjanal DBD)
• Gerakan PSN dengan
menaikkan indikator entomologi
angka bebas jentik (ABJ)
• Kemenkes menggalakkan
program 1 rumah 1 jumantik.
45. Filariasis
• Program pencegahan dan pengendalian
kaki gajah ini dinamakan Bulan Eliminasi
Kaki Gajah (BELKAGA).
• BELKAGA diadakan tiap bulan Oktober dari
tahun 2015-2020