SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Asuhan Keperawatan Typoid
Alasan memilih kasus
Fenomena di RS Advent Bandung
Demam Thypoid merupakan masalah kesehatan terpenting di sebagian besar negara berkembang
didunia (Irianto, 2014). Deman thypoid akan sangat berbahaya jika tidak segera diatasi secara baik
dan benar, dan bisa saja menyebabkan kematian. Deman thypoid merupakan infeksi bakteri
Salmonella paratyphi A, B dan C yang menyerang usus halus (Mustofa dkk, 2020). Penyakit ini
bisa ditularkan melalui makanan yang sudah terkontaminasi oleh bakteri tersebut. Yang ditandai
dengan adanya demam berkepanjangan, nyeri kepala, mual, kurang nafsu makan, sembelit atau
biasanya diare seringkali gejala tidak spesifik dan secara klinis tidak dapat dibedakan dari penyakit
demam lainnya (WHO, 2018).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa penyakit demam thypoid diseluruh dunia
mencapai 11-20 juta per tahunnya yang dapat menyebabkan sekitar 128.000 -161.000 kematian
setiap tahunnya dan pada dasarnya di negara maju demam thypoid itu sendiri disebabkan oleh
traveler yang baru saja bepergian dari daerah endemik dengan masalah demam thypoid (WHO,
2018). Sedangkan di negara berkembang, Salmonella typhi bisa ditularkan melalui makanan yang
berasal dari sinitasi makanan yang tidak atau kurang baik yaitu di warung pinggir jalan yang
menginfeksi berbagai jenis bahan makanan yaitu seperti air, sayuran mentah maupun buah-buahan
(Crump JA et al, 2015).
Di Negara Indonesia, demam thypoid dikatakan sebagai penyakit endemik atau penyakit yang
selalu ada sepanjang waktu di kalangan masyarakat baik itu dengan angka kejadian terkecil yang
dimana penyakit ini termasuk penyakit menular yang tercantum dalam Undang-Undang nomor 6
Tahun 1962 tentang wabah. Kelompok penyakit menular ini adalah penyakit yang mudah menular
dan dapat menyerang banyak orang sehingga menimbulkan wabah (Setiati, 2015). Maka dari itu
diperlukannya perhatian serius dari berbagai pihak, dikarenakan mengancam kesehatan
masyarakat. Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia dilaporkan sebesar 81,7/100.000
penduduk, dengan sebaran menurut kelompok umur 0,0/100.000 penduduk (0–1 tahun),
148,7/100.000 penduduk (2–4 tahun), 180,3/100.000 (5-15 tahun), dan 51,2/100.000 (≥16 tahun).
Angka ini menunjukkan bahwa penderita terbanyak adalah pada kelompok usia 2-15 tahun. Hasil
kajian kasus di rumah sakit besar di Indonesia 19 menunjukkan adanya kecenderungan
peningkatan jumlah kasus thypoid dari tahun ke tahun dengan rata-rata kesakitan 500/100.000
penduduk dan kematian diperkirakan sekitar 0,6–5% (Elisabeth Purba et al, 2016).
Angka kejadian demam thypoid berdasarkan data dari 14 provinsi di Indonesia yaitu Nanggroe
Aceh Darussalam (2,96%), Bengkulu (1,60%), Jawa Barat (2,14%), Jawa Tengah (1,61%), Banten
(2,24%), NTB (1,93%), NTT (2,33%), Kalimantan Selatan (1,95%), Kalimantan Timur (1,80%),
Sulawesi Selatan (1,80%), Sulawesi Tengah (1,65%), Gorontalo (2,25%), Papua Barat
(2,39%),dan Papua (2,11%), kemudian Prevalensi nasional untuk demam 3 thypoid (berdasarkan
diagnosis tenaga kesehatan) adalah sebanyak 1,60% (Riskesdas, 2013).
Definisi
Demam typhoid adalah sebuah penyakit infeksi pada usus yang menimbulkan gejala-gejala
sistematik yang disebabkan oleh ―Salmonella Typhosa‖, atau disebut Salmonella paratyphi A, B,
dan C. Penularannya secara fekal oral, melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh
nasi. Sumber infeksi terutama ―Carrier‖ yang dimana penderita mungkin sedang sakit (―Carrier
akut‖), selanjutnya ―Carrier‖ menahun yang dimana terus mengeluarkan kuman atau ―Carrier‖
pasif yaitu mereka yang mengeluarkan kuman melalui eksketa tetapi tak pernah sakit, dan penyakit
ini termasuk penyakit endemik di Indonesia (Andra & Yessie, 2013). Perjalanan awal demam
thypoid ini, dimana biasanya pasien tidak merasakan keluhan atau gejala apapun, namun berberapa
hari kemudian akan timbul beberapa gejala khas misalnya demam disore hari dan gejala infeksi
umum yang dirasakan yaitu disaluran pencernaan (Saputra, 2021).
Demam thyoid di Indonesia dikatakan sebagai penyakit endemik. Yang dimana penyakit ini masuk
dalam golongan penyakit menular seperti yang tercantum dalam Undang-Undang nomor 6 Tahun
1962 yang membahas tentang wabah. Penyakit menular merupakan penyakit 9 mudah menular
dan bisa saja menyerang banyak orang sehingga menimbulkan terjadinya wabah (Setiati, 2015)
Demam thypoid atau enteric fever adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran
pencernaan dengan gejala demam lebih dari satu minggu, gangguan pada pencernaan dan
gangguan keasadaran. Demam thypoid disebabkan oleh infeksi salmonella typhi. (Lestari Titik,
2016).
Thypoid fever atau demam tifoid adalah penyakit infeksi akut pada usus halus dengan gejala
demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan dan dengan gangguan
kesadaran. (Wijayaningsih kartika sari, 2013).
Fisiologi
Fisiologi
Penyebab dari demam thypoid yaitu infeksi organisme Salmonella Enterica Serovar Typhi yang
umumnya dikenal dengan nama Salmonella Typhi. Cara penularannya melalui jalur fekal-oral dari
konsumsi makanan maupun minuman yang telah terkontaminasi oleh bakteri Salmonella Typhi.
Bakteri tersebut hanya bisa menyebar melalui manusia ke manusia karena hanya manusia yang
mampu menjadi inangnya (Bhandari, 2020).
Pada Temperatur 57oC selama beberapa menit bakteri Salmonella Typhi akan mati. Kuman ini
mempunyai tiga antigen penting di dalam pemeriksaan laboratorium, yaitu seperti: Antigen O
(Somatik), Antigen H (Flagela) dan Antigen K (Selaput) (Widoyono, 2011).
Patofisiologi
Cara penularan Salmonella thypi bisa terjadi melalui beberapa cara, yang biasanya dikenal dengan
istilah 5 F ialah Food diartikan sebagai makanan, Fingers yang artinya jari tangan/kuku, Fomitus
dikenal sevagai muntah, Fly artinya lalat, dan terakhir melalui Feses. Penderita typhoid dapat
menularkan Salmonella thypi melalui feses atau muntahan dari orang lain (Akhsin Zulkoni, 2010).
Kuman yang mati karena ada suasana asam dalam lambung dengan pH <2.
Pada usus halus, bakteri tersebut akan menempel di sel-sel mukosa dan biasanya menginvasi
mukosa dan menembus dinding yang ada diusus, yang bertempat di ileum dan jejunum
Ada periode masa inkubasi yang lamanya akan ditentukan berdasarkan jumlah kuman yang masuk
serta respon imun disetiap individu lalu Salmonella typhi akan keluar dari habitatnya dan melalui
duktus torasikus masuk ke dalam sirkulasi sistemik kemudian akan bersarang di plak peyeri, limpa,
hati, dan bagianbagian lain sistem retikuloendotrlial.
Endotoksin Salmonella typhi berperan dalam proses inflamasi lokal pada jaringan tempat kuman
tersebut berkembang biak. Salmonella typhi dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan
zat pirogen dan leukosit pada jaringan yang meradang, sehingga terjadi demam, (Andra & Yessie,
2013).
Jurnal Pendukung
Apriyadi dan Sarwili. (2018). Perilaku Higiene Perseorangan dengan Kejadian Demam Tyfoid.
Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 8 No. 1.
Bahar, dkk. (2015). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kesembuhan Paien Penderita
Demam Typoid Di Ruang Perawatan Interna RSUD Kota Makassar. Jurnal Ilmiah Kesehatan
Diagnosis Volume 5 Nomor 6.
Kallo, dkk. (2015). Hubungan Personal Hygiene Dengan Kejadian Demam Typoid Di Wilayah
Kerja Puskesmas Tumaratas ejournal Keperawatan (eKp) Volume 3. Nomor 2. Lestari Titik.
(2016). Asuhan Keperawatan Anak. Yogjakarta: Nuha Medika.
Mutiarasari dan Handayani. (2017). Karakteristik Usia, Jenis Kelamin, Tingkat Demam, Kadar
Hemoglobin, Leukosit dan Trombosit Penderita Demam tipoid Pada Pasien Anak Di RSU
Anutapura Tahun 2013. Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 2
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. X
DENGAN TYPHOID FEVER DI RUANG PERAWATAN PAVILIUN RSA BANDUNG
Data diri pasien
Nama : Tn. Dedi Setiadi
No. RM : 00899815
Umur : 60 tahun
Agama : Islam
DPJP : dr. Ruddy Satigi, SpPD
Diagnosa Awal : Typhoid+DHF perawatan tgl 4 dan 5. Masuk tgl 4, plg tgl 9
Diagnosa Akhir : Typhoid
Keluhan dan Riwayat Penyakit
Keluhan utama : Demam, Mual badan Linu-linu, sakit kepala, BAB cair, tidak selera
makan
Alasan di rawat : NT abdomen +
Plat: 87.000
Salmonela tubex +
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat Penyakit Keluarga :
Riwayat Pengobatan :
Riwayat Alergi :
Pengkajian
Kesadaran : Compos mentis
GCS : 15
TTV Awal Masuk
Suhu : 36,5
Nadi : 89X/menit
Pernafasan : 20X/menit
Tekanan Darah : 110/70
Pemeriksaan Fisik
Kepala : Normal
Rambut : Normal
Muka : Normal
Mata : Normal
Telinga : Normal
Hidung : Normal
Mulut : Normal
Gigi : Normal
Lidah : Normal
Tenggorokan : Normal
Leher : Normal
Dada : Simetris
Abdomen : Normal (Bising Usus 12X/menit)
Kulit : Pink
Jenis Kelamin : Perempuan
Eksremitas Atas : Normal (CRT < 2 detik)
Eksremitas Bawah : Normal
Muskuloskeletal : Normal
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal: 24-01-2024
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan
WBC 3,950 5,000-11,000 /µL
Hemoglobin 14,0 10,85 -14,9 g/dl
Hematrokrit 39,8 37-47 %
Platelet 113,000 150,000-
440,000
/µL
Tanggal: 25-01-2024
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan
WBC 3,910 5,000-11,000 /µL
Hemoglobin 14,8 10,85 -14,9 g/dl
Hematrokrit 42,0 37-47 %
Platelet 64,000 150,000-
440,000
/µL
Tanggal: 26-01-2024
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan
WBC 13,050 5,000 - 11,000 /µL
Hemoglobin 14,3 10,85 - 14,9 g/dl
Hematrokrit 40,8 37-47 %
Platelet 69,000 150,000-
440,000
/µL
Tanggal: 27-01-2024
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan
WBC 10,890 5,000-11,000 /µL
Hemoglobin 14,5 10,85 -14,9 g/dl
Hematrokrit 41,3 37-47 %
Platelet 94,000 150,000 -
440,000
/µL
Tanggal: 28-01-2024
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan
WBC 10,940 5,000 - 11,000 /µL
Hemoglobin 15,1 10,85 -14,9 g/dl
Hematrokrit 43,3 37-47 %
Platelet 171,000 150,000-
440,000
/µL
Diagnosa Keperawatan
- Hipertermia b/d proses penyakit
- Nyeri akut b/d agen pencedera fisiologis inflamasi
- Risiko pendarahaan b/d gangguan koagulasi trombositsitopenia
ASKEP
Tanggal
dan
Jam
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan dan
Kriteria
Hasil
Intervensi Implementasi Evaluasi
23-01-
2024
At 15
Nyeri akut b/d
agen
pencedera
fisiologis
(inflamasi)
DS: ps
mengeluh
nyeri kepala
P:Inflamasi
Q:seperti
ditusuk-tusuk
R:Nyeri
kepala
S:Skala nyeri
2(0-10)
T:Hilang
timbul
DO: ps
tampak
meringis
Tingkat
nyeri
menurun
1X7 jam
setelah
dilakukan
tindakan
perawatan
dengan
kriteria
hasil:
-keluhan
nyeri
menurun
-meringis
menurun
- Idetifikasi nyeri
dengan PQRST secara
berkala
- Identifikasi respon
nyeri non verbal
- Berikan tehnik
fermatologis untuk
mengurangi nyeri
(mis: TENS,
akupresur, terapi
musik, pijat, aroma
terapi, kompres
hangat/dingin
- Ciptakan lingjungan
nyaman (suhu, suara,
cahaya)
- Jelaskan penyebab
periode dan pemicu
nyeri
- Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
- Ajarkan teknik
nonfarmakologi
mengurangi nyeri
- Identifikasi teknik
relaksasi yang pernah
efektif digunakan
- Periksa ketegangan
otot, frekuensi nadi,
BP dan suhu sebelum
dan sesudah latihan
relaksasi
- Monitor respons
terhadap terapi
relaksasi
- Anjurkan
mengambil posisi
nyaman
-Mengkaji skala nyeri
Dengan pqrst, skala
nyeri 2(0-10)
-Mengajarkan ps tehnik
relaksasi tarik napas
dalam, dengan cara
tarik napas dari hidung
dan keluarkan dari
mulut
-Mengompres kepala
dengan air hangat
-Mengtur pencahayaan
ruangan
-Mengkaji ps pemicu
terjadinya nyeri
-Mengedukasi ps
memonitor nyeri secara
mandiri dengan
mengatur posisi
senyaman mungkin
sesuai yang di inginkan
ps
-Mengukur vital sign
ps T. 39.1.c, P 93x/m,
Bp 120/80 mmhg
-Mengedukasi ps untuk
mendengarkan musik
relaksasi saat merasa
nyeri, untuk
mengurangi rasa nyeri
-Memberi ps terapi
obat sumagesik 1 tab,
sesuai dengan order
dokter
AT 21:00
S: Sakit kepala, badan
pegal-pegal dan demam
O: KU ps sedang,
kesadaran CM, ps
masih sakit kepala
skala nyeri NRS 2(0-
10) T 39,1C, terpasang
inf RL at 20 gtt/m
A: Masalah belum
teratasi
P: Tingkatkan
intervensi
Hipertermia
b/d proses
penyakit
Termogulasi
membaik
setelah
- Identifikasi
penyebab hipertermia
(mis: dehidrasi,
-Mengukur vital sign
ps, T 38,1, P: 88x/m,
RR 20x/m, Bp 120/70
S: Demam naik turun
O: KU pasien lemah,
kesadaran CM, GCS 15,
DS: demam
DO: suhu
tubuh di atas
normal, T
39,1C
dilakukan
intervensi
keperawatan
selama 1x7
jam dengan
kriteria
hasil:
-suhu tubuh
membaik
terpapar lingkungan
panas
- Monitor suhu tubuh
- Monitor pengeluaran
urine
- Sediakan lingkungan
yang dingin
- Berikan cairan oral
- Ganti linen setiap
hari atau lebih sering
jika mengalami
hiperhidrosis
(keringat berlebih)
- Anjurkan tirah
baring
- Monitor BP, nadi
dan respirasi
- Kaloborasi untuk
pemberian anti piretik
jika perlu
-Mengatur tetesan infus
RL 30gtt/m
-Menganjurkan ps
badrest
-Memberi ps terapi
obat sumagesik 1 tab
sesuai dengan order
dokter
-Memberi ps minum air
hangat 200 cc
-Ps dikompres dengan
menggunakan air
hangat
-Membuat lingkungan
yang nyaman dan aman
dengan mengganti
linen yang basah, dan
merapikan lingkungan
sekitar
infus terpasang RL
30gtt/m ps masih
demam T 38,2 C
A:masalah belum
teratasi
P: Tingkatkan
intervensi

More Related Content

Similar to Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Typoid

Asuhan keperawatan pada pasien dengan demam typoid.pptx
Asuhan keperawatan pada pasien dengan demam typoid.pptxAsuhan keperawatan pada pasien dengan demam typoid.pptx
Asuhan keperawatan pada pasien dengan demam typoid.pptx
dyahuntari1
 
194982607 demam-tifoid
194982607 demam-tifoid194982607 demam-tifoid
194982607 demam-tifoid
FELIXDEO
 
Demam Typhoid, disentri, difteri
Demam Typhoid, disentri, difteriDemam Typhoid, disentri, difteri
Demam Typhoid, disentri, difteri
AndiMardiyani
 

Similar to Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Typoid (20)

Asuhan keperawatan pada pasien dengan demam typoid.pptx
Asuhan keperawatan pada pasien dengan demam typoid.pptxAsuhan keperawatan pada pasien dengan demam typoid.pptx
Asuhan keperawatan pada pasien dengan demam typoid.pptx
 
Asuhan keperawatan pada pasien dengan demam typoid.pptx
Asuhan keperawatan pada pasien dengan demam typoid.pptxAsuhan keperawatan pada pasien dengan demam typoid.pptx
Asuhan keperawatan pada pasien dengan demam typoid.pptx
 
penyakit flu burung
penyakit flu burung penyakit flu burung
penyakit flu burung
 
penatalaksanaan diare akut
penatalaksanaan diare akutpenatalaksanaan diare akut
penatalaksanaan diare akut
 
Materi Imun Lengkap bosss.PPT
Materi Imun Lengkap bosss.PPTMateri Imun Lengkap bosss.PPT
Materi Imun Lengkap bosss.PPT
 
194982607 demam-tifoid
194982607 demam-tifoid194982607 demam-tifoid
194982607 demam-tifoid
 
Askep campak
Askep campak Askep campak
Askep campak
 
Sitem pernafasan
Sitem pernafasanSitem pernafasan
Sitem pernafasan
 
Contoh Buku Skrap Tentang PENYAKIT BERJANGKIT
Contoh Buku Skrap Tentang PENYAKIT BERJANGKITContoh Buku Skrap Tentang PENYAKIT BERJANGKIT
Contoh Buku Skrap Tentang PENYAKIT BERJANGKIT
 
128114958 lp-febris
128114958 lp-febris128114958 lp-febris
128114958 lp-febris
 
Askep thipoid
Askep  thipoidAskep  thipoid
Askep thipoid
 
Makalah 1 TBC Eli Kasi.docx
Makalah 1 TBC Eli Kasi.docxMakalah 1 TBC Eli Kasi.docx
Makalah 1 TBC Eli Kasi.docx
 
Demam Typhoid, disentri, difteri
Demam Typhoid, disentri, difteriDemam Typhoid, disentri, difteri
Demam Typhoid, disentri, difteri
 
4. bab 2
4. bab 24. bab 2
4. bab 2
 
1. askep thipoid
1. askep  thipoid1. askep  thipoid
1. askep thipoid
 
Askep thipoid
Askep  thipoidAskep  thipoid
Askep thipoid
 
Journal reading_Parasit Usus Pada HIV - Copy.pptx
Journal reading_Parasit Usus Pada HIV - Copy.pptxJournal reading_Parasit Usus Pada HIV - Copy.pptx
Journal reading_Parasit Usus Pada HIV - Copy.pptx
 
PD3I Nadet.pptx
PD3I Nadet.pptxPD3I Nadet.pptx
PD3I Nadet.pptx
 
Askep diare
Askep diareAskep diare
Askep diare
 
Askep dhf AKPER PEMKAB MUNA
Askep dhf AKPER PEMKAB MUNA Askep dhf AKPER PEMKAB MUNA
Askep dhf AKPER PEMKAB MUNA
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
subki124
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
luqmanhakimkhairudin
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
furqanridha
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
DessyArliani
 

Recently uploaded (20)

sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
 
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerakMateri Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 

Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Typoid

  • 1. Asuhan Keperawatan Typoid Alasan memilih kasus Fenomena di RS Advent Bandung Demam Thypoid merupakan masalah kesehatan terpenting di sebagian besar negara berkembang didunia (Irianto, 2014). Deman thypoid akan sangat berbahaya jika tidak segera diatasi secara baik dan benar, dan bisa saja menyebabkan kematian. Deman thypoid merupakan infeksi bakteri Salmonella paratyphi A, B dan C yang menyerang usus halus (Mustofa dkk, 2020). Penyakit ini bisa ditularkan melalui makanan yang sudah terkontaminasi oleh bakteri tersebut. Yang ditandai dengan adanya demam berkepanjangan, nyeri kepala, mual, kurang nafsu makan, sembelit atau biasanya diare seringkali gejala tidak spesifik dan secara klinis tidak dapat dibedakan dari penyakit demam lainnya (WHO, 2018). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa penyakit demam thypoid diseluruh dunia mencapai 11-20 juta per tahunnya yang dapat menyebabkan sekitar 128.000 -161.000 kematian setiap tahunnya dan pada dasarnya di negara maju demam thypoid itu sendiri disebabkan oleh traveler yang baru saja bepergian dari daerah endemik dengan masalah demam thypoid (WHO, 2018). Sedangkan di negara berkembang, Salmonella typhi bisa ditularkan melalui makanan yang berasal dari sinitasi makanan yang tidak atau kurang baik yaitu di warung pinggir jalan yang menginfeksi berbagai jenis bahan makanan yaitu seperti air, sayuran mentah maupun buah-buahan (Crump JA et al, 2015). Di Negara Indonesia, demam thypoid dikatakan sebagai penyakit endemik atau penyakit yang selalu ada sepanjang waktu di kalangan masyarakat baik itu dengan angka kejadian terkecil yang dimana penyakit ini termasuk penyakit menular yang tercantum dalam Undang-Undang nomor 6 Tahun 1962 tentang wabah. Kelompok penyakit menular ini adalah penyakit yang mudah menular dan dapat menyerang banyak orang sehingga menimbulkan wabah (Setiati, 2015). Maka dari itu diperlukannya perhatian serius dari berbagai pihak, dikarenakan mengancam kesehatan masyarakat. Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia dilaporkan sebesar 81,7/100.000 penduduk, dengan sebaran menurut kelompok umur 0,0/100.000 penduduk (0–1 tahun), 148,7/100.000 penduduk (2–4 tahun), 180,3/100.000 (5-15 tahun), dan 51,2/100.000 (≥16 tahun). Angka ini menunjukkan bahwa penderita terbanyak adalah pada kelompok usia 2-15 tahun. Hasil kajian kasus di rumah sakit besar di Indonesia 19 menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan jumlah kasus thypoid dari tahun ke tahun dengan rata-rata kesakitan 500/100.000 penduduk dan kematian diperkirakan sekitar 0,6–5% (Elisabeth Purba et al, 2016). Angka kejadian demam thypoid berdasarkan data dari 14 provinsi di Indonesia yaitu Nanggroe Aceh Darussalam (2,96%), Bengkulu (1,60%), Jawa Barat (2,14%), Jawa Tengah (1,61%), Banten (2,24%), NTB (1,93%), NTT (2,33%), Kalimantan Selatan (1,95%), Kalimantan Timur (1,80%), Sulawesi Selatan (1,80%), Sulawesi Tengah (1,65%), Gorontalo (2,25%), Papua Barat (2,39%),dan Papua (2,11%), kemudian Prevalensi nasional untuk demam 3 thypoid (berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan) adalah sebanyak 1,60% (Riskesdas, 2013).
  • 2. Definisi Demam typhoid adalah sebuah penyakit infeksi pada usus yang menimbulkan gejala-gejala sistematik yang disebabkan oleh ―Salmonella Typhosa‖, atau disebut Salmonella paratyphi A, B, dan C. Penularannya secara fekal oral, melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh nasi. Sumber infeksi terutama ―Carrier‖ yang dimana penderita mungkin sedang sakit (―Carrier akut‖), selanjutnya ―Carrier‖ menahun yang dimana terus mengeluarkan kuman atau ―Carrier‖ pasif yaitu mereka yang mengeluarkan kuman melalui eksketa tetapi tak pernah sakit, dan penyakit ini termasuk penyakit endemik di Indonesia (Andra & Yessie, 2013). Perjalanan awal demam thypoid ini, dimana biasanya pasien tidak merasakan keluhan atau gejala apapun, namun berberapa hari kemudian akan timbul beberapa gejala khas misalnya demam disore hari dan gejala infeksi umum yang dirasakan yaitu disaluran pencernaan (Saputra, 2021). Demam thyoid di Indonesia dikatakan sebagai penyakit endemik. Yang dimana penyakit ini masuk dalam golongan penyakit menular seperti yang tercantum dalam Undang-Undang nomor 6 Tahun 1962 yang membahas tentang wabah. Penyakit menular merupakan penyakit 9 mudah menular dan bisa saja menyerang banyak orang sehingga menimbulkan terjadinya wabah (Setiati, 2015) Demam thypoid atau enteric fever adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari satu minggu, gangguan pada pencernaan dan gangguan keasadaran. Demam thypoid disebabkan oleh infeksi salmonella typhi. (Lestari Titik, 2016). Thypoid fever atau demam tifoid adalah penyakit infeksi akut pada usus halus dengan gejala demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan dan dengan gangguan kesadaran. (Wijayaningsih kartika sari, 2013). Fisiologi
  • 3. Fisiologi Penyebab dari demam thypoid yaitu infeksi organisme Salmonella Enterica Serovar Typhi yang umumnya dikenal dengan nama Salmonella Typhi. Cara penularannya melalui jalur fekal-oral dari konsumsi makanan maupun minuman yang telah terkontaminasi oleh bakteri Salmonella Typhi. Bakteri tersebut hanya bisa menyebar melalui manusia ke manusia karena hanya manusia yang mampu menjadi inangnya (Bhandari, 2020). Pada Temperatur 57oC selama beberapa menit bakteri Salmonella Typhi akan mati. Kuman ini mempunyai tiga antigen penting di dalam pemeriksaan laboratorium, yaitu seperti: Antigen O (Somatik), Antigen H (Flagela) dan Antigen K (Selaput) (Widoyono, 2011). Patofisiologi Cara penularan Salmonella thypi bisa terjadi melalui beberapa cara, yang biasanya dikenal dengan istilah 5 F ialah Food diartikan sebagai makanan, Fingers yang artinya jari tangan/kuku, Fomitus dikenal sevagai muntah, Fly artinya lalat, dan terakhir melalui Feses. Penderita typhoid dapat menularkan Salmonella thypi melalui feses atau muntahan dari orang lain (Akhsin Zulkoni, 2010).
  • 4.
  • 5. Kuman yang mati karena ada suasana asam dalam lambung dengan pH <2. Pada usus halus, bakteri tersebut akan menempel di sel-sel mukosa dan biasanya menginvasi mukosa dan menembus dinding yang ada diusus, yang bertempat di ileum dan jejunum Ada periode masa inkubasi yang lamanya akan ditentukan berdasarkan jumlah kuman yang masuk serta respon imun disetiap individu lalu Salmonella typhi akan keluar dari habitatnya dan melalui duktus torasikus masuk ke dalam sirkulasi sistemik kemudian akan bersarang di plak peyeri, limpa, hati, dan bagianbagian lain sistem retikuloendotrlial. Endotoksin Salmonella typhi berperan dalam proses inflamasi lokal pada jaringan tempat kuman tersebut berkembang biak. Salmonella typhi dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan
  • 6. zat pirogen dan leukosit pada jaringan yang meradang, sehingga terjadi demam, (Andra & Yessie, 2013). Jurnal Pendukung Apriyadi dan Sarwili. (2018). Perilaku Higiene Perseorangan dengan Kejadian Demam Tyfoid. Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 8 No. 1. Bahar, dkk. (2015). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kesembuhan Paien Penderita Demam Typoid Di Ruang Perawatan Interna RSUD Kota Makassar. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 6. Kallo, dkk. (2015). Hubungan Personal Hygiene Dengan Kejadian Demam Typoid Di Wilayah Kerja Puskesmas Tumaratas ejournal Keperawatan (eKp) Volume 3. Nomor 2. Lestari Titik. (2016). Asuhan Keperawatan Anak. Yogjakarta: Nuha Medika. Mutiarasari dan Handayani. (2017). Karakteristik Usia, Jenis Kelamin, Tingkat Demam, Kadar Hemoglobin, Leukosit dan Trombosit Penderita Demam tipoid Pada Pasien Anak Di RSU Anutapura Tahun 2013. Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 2
  • 7. ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. X DENGAN TYPHOID FEVER DI RUANG PERAWATAN PAVILIUN RSA BANDUNG Data diri pasien Nama : Tn. Dedi Setiadi No. RM : 00899815 Umur : 60 tahun Agama : Islam DPJP : dr. Ruddy Satigi, SpPD Diagnosa Awal : Typhoid+DHF perawatan tgl 4 dan 5. Masuk tgl 4, plg tgl 9 Diagnosa Akhir : Typhoid Keluhan dan Riwayat Penyakit Keluhan utama : Demam, Mual badan Linu-linu, sakit kepala, BAB cair, tidak selera makan Alasan di rawat : NT abdomen + Plat: 87.000 Salmonela tubex + Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat Penyakit Keluarga : Riwayat Pengobatan : Riwayat Alergi : Pengkajian Kesadaran : Compos mentis GCS : 15 TTV Awal Masuk Suhu : 36,5
  • 8. Nadi : 89X/menit Pernafasan : 20X/menit Tekanan Darah : 110/70 Pemeriksaan Fisik Kepala : Normal Rambut : Normal Muka : Normal Mata : Normal Telinga : Normal Hidung : Normal Mulut : Normal Gigi : Normal Lidah : Normal Tenggorokan : Normal Leher : Normal Dada : Simetris Abdomen : Normal (Bising Usus 12X/menit) Kulit : Pink Jenis Kelamin : Perempuan Eksremitas Atas : Normal (CRT < 2 detik) Eksremitas Bawah : Normal Muskuloskeletal : Normal Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Laboratorium Tanggal: 24-01-2024 Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan
  • 9. WBC 3,950 5,000-11,000 /µL Hemoglobin 14,0 10,85 -14,9 g/dl Hematrokrit 39,8 37-47 % Platelet 113,000 150,000- 440,000 /µL Tanggal: 25-01-2024 Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan WBC 3,910 5,000-11,000 /µL Hemoglobin 14,8 10,85 -14,9 g/dl Hematrokrit 42,0 37-47 % Platelet 64,000 150,000- 440,000 /µL Tanggal: 26-01-2024 Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan WBC 13,050 5,000 - 11,000 /µL Hemoglobin 14,3 10,85 - 14,9 g/dl Hematrokrit 40,8 37-47 % Platelet 69,000 150,000- 440,000 /µL Tanggal: 27-01-2024 Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan WBC 10,890 5,000-11,000 /µL Hemoglobin 14,5 10,85 -14,9 g/dl Hematrokrit 41,3 37-47 % Platelet 94,000 150,000 - 440,000 /µL Tanggal: 28-01-2024 Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan WBC 10,940 5,000 - 11,000 /µL Hemoglobin 15,1 10,85 -14,9 g/dl Hematrokrit 43,3 37-47 % Platelet 171,000 150,000- 440,000 /µL Diagnosa Keperawatan - Hipertermia b/d proses penyakit - Nyeri akut b/d agen pencedera fisiologis inflamasi
  • 10. - Risiko pendarahaan b/d gangguan koagulasi trombositsitopenia
  • 11. ASKEP Tanggal dan Jam Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Implementasi Evaluasi 23-01- 2024 At 15 Nyeri akut b/d agen pencedera fisiologis (inflamasi) DS: ps mengeluh nyeri kepala P:Inflamasi Q:seperti ditusuk-tusuk R:Nyeri kepala S:Skala nyeri 2(0-10) T:Hilang timbul DO: ps tampak meringis Tingkat nyeri menurun 1X7 jam setelah dilakukan tindakan perawatan dengan kriteria hasil: -keluhan nyeri menurun -meringis menurun - Idetifikasi nyeri dengan PQRST secara berkala - Identifikasi respon nyeri non verbal - Berikan tehnik fermatologis untuk mengurangi nyeri (mis: TENS, akupresur, terapi musik, pijat, aroma terapi, kompres hangat/dingin - Ciptakan lingjungan nyaman (suhu, suara, cahaya) - Jelaskan penyebab periode dan pemicu nyeri - Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri - Ajarkan teknik nonfarmakologi mengurangi nyeri - Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan - Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, BP dan suhu sebelum dan sesudah latihan relaksasi - Monitor respons terhadap terapi relaksasi - Anjurkan mengambil posisi nyaman -Mengkaji skala nyeri Dengan pqrst, skala nyeri 2(0-10) -Mengajarkan ps tehnik relaksasi tarik napas dalam, dengan cara tarik napas dari hidung dan keluarkan dari mulut -Mengompres kepala dengan air hangat -Mengtur pencahayaan ruangan -Mengkaji ps pemicu terjadinya nyeri -Mengedukasi ps memonitor nyeri secara mandiri dengan mengatur posisi senyaman mungkin sesuai yang di inginkan ps -Mengukur vital sign ps T. 39.1.c, P 93x/m, Bp 120/80 mmhg -Mengedukasi ps untuk mendengarkan musik relaksasi saat merasa nyeri, untuk mengurangi rasa nyeri -Memberi ps terapi obat sumagesik 1 tab, sesuai dengan order dokter AT 21:00 S: Sakit kepala, badan pegal-pegal dan demam O: KU ps sedang, kesadaran CM, ps masih sakit kepala skala nyeri NRS 2(0- 10) T 39,1C, terpasang inf RL at 20 gtt/m A: Masalah belum teratasi P: Tingkatkan intervensi Hipertermia b/d proses penyakit Termogulasi membaik setelah - Identifikasi penyebab hipertermia (mis: dehidrasi, -Mengukur vital sign ps, T 38,1, P: 88x/m, RR 20x/m, Bp 120/70 S: Demam naik turun O: KU pasien lemah, kesadaran CM, GCS 15,
  • 12. DS: demam DO: suhu tubuh di atas normal, T 39,1C dilakukan intervensi keperawatan selama 1x7 jam dengan kriteria hasil: -suhu tubuh membaik terpapar lingkungan panas - Monitor suhu tubuh - Monitor pengeluaran urine - Sediakan lingkungan yang dingin - Berikan cairan oral - Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami hiperhidrosis (keringat berlebih) - Anjurkan tirah baring - Monitor BP, nadi dan respirasi - Kaloborasi untuk pemberian anti piretik jika perlu -Mengatur tetesan infus RL 30gtt/m -Menganjurkan ps badrest -Memberi ps terapi obat sumagesik 1 tab sesuai dengan order dokter -Memberi ps minum air hangat 200 cc -Ps dikompres dengan menggunakan air hangat -Membuat lingkungan yang nyaman dan aman dengan mengganti linen yang basah, dan merapikan lingkungan sekitar infus terpasang RL 30gtt/m ps masih demam T 38,2 C A:masalah belum teratasi P: Tingkatkan intervensi