1. Pemanasan pada suhu lebih rendah dalam waktu panjang dan pemanasan bahan pangan pada suhu tinggi dan waktu singkat merupakan strategi utama dalam proses pasteurisasi dan sterilisasi;
2. Proses pasteurisasi bertujuan untuk membunuh beberapa mikroorganisme tahan panas sedangkan sterilisasi bertujuan untuk membunuh semua mikroorganisme termasuk spora;
3. Pengawetan panas seperti pasteurisasi dan sterilisasi
6. Teknik pemanasan
• Dry heating tanpa minyak / lemak
• Baking, barbequeing, grilling dan toasting
• Dry heating dengan menggunakan lemak/minyak
• Frying dan roasting
• Moist heating
• Stewing, braising dan boiling
• Moist heating with pressure
• Pressure cooker
• Microwave heating
8. Pasteurisasi
• Ditemukan oleh Louis Pasteur (1882-1885)
• Awalnya :
• Diterapkan pada bahan pangan susu segar
• Suhu 72°C selama 15 detik
• Dapat dilakukan dengan suhu
• Dibawah 100°C pasteurisasi
Contoh : susu, daging, jamur, kapri, udang, rajungan
• Diatas 100°C sterilisasi
Contoh : jagung, ubu jalar, kedelai, ikan, kerang,
udang
9. Pasteurisasi
• Suatu proses perlakuan panas (pada suhu dibawah titik
didih air) untuk menginaktifkan enzim dan membunuh
beberapa mikroorganisme tahan panas yang
menyebabkan pembusukan.
• Pasteurisasi seringkali dikombinasikan dengan metode
pengawetan lainnya seperti penambahan bahan kimia,
proses asidifikasi dsb.
• Mild heat treatment untuk mencegah pembusukan
akibat mikroba dan enzim, serta untuk memperpanjang
masa simpan bahan pangan pada suhu rendah (4ºC
selama beberapa hari atau bulan)
10. Kapan dilakukan pasteurisasi ?
• Produk yang akan diproses tidak tahan panas tinggi
• Membunuh mikroba penggangu (saingan) yang perlu
dimusnahkan sebelum starter ditambahkan
• Mikroba pembusuk tidak tahan panas misal ragi atau
khamir
11. pH bahan pangan
• Intensitas pemberian panas dan lamanya masa simpan
“mostly” ditentukan oleh pH bahan pangan
• Low Acid Food
• bahan pangan selain dari minuman beralkohol yang
mengandung komponen bahan pangan pH ≥4,6 dan
aw > 0,85
• Diproses secara termal, dikemas hermitis, non-
refrigerasi
• Acid Food
• bahan pangan yang mengandung komponen bahan
pangan mengandung pH <4,6
• Pada umumnya semua buah, tomat, acar buah,
melalui penambahan lemon juice maupun asam sitrat
12. • Intensitas pemberian panas dan lamanya masa simpan
“mostly” ditentukan oleh pH bahan pangan
Bahan Pangan Tujuan Kondisi Minimum
pH < 4,5
Juice buah Inaktivasi enzim
(pektinesterase &
poligalakturonase),
yeast&fungi
Destruksi MO
pembusuk
65ºC (30 min);
77ºC (1min),
88ºC (15s)
pH > 4,5
Susu Destruksi bakteri patogen
(Mycobacterium tubercolosis,
Coxiella burnetti,
Brucellaabortis)
Destruksi MO
pembusuk dan
enzim
65ºC (30 min);
71,5ºC (15s)
Telur (liquid) Destruksi bakteri patogen
(Salmonella seftenberg)
Destruksi MO
pembusuk
64,2ºC (2,5 min);
60ºC (3,5min)
Ice cream Destruksi MO
pembusuk
Destruksi
bakteri patogen
65ºC (30 min); 71ºC
(10min); 80ºC (15s)
13. 1. Pemanasan pada suhu lebih rendah
dalam waktu panjang
2. Pemanasan bahan pangan pada suhu
tinggi dan waktu singkat
Waktu & Suhu Strategi
Pasteurisasi
14. Tipe Pasteurisasi
IN PACKAGE
Inside packages,
heating to sterility level is not required
PASTEURIZATION PRIOR TO PACKAGE
Pre-heating is good for foods
that are sensitive to high temperature gradients
BATCH PASTEURIZATION
- Low temperature short time process
- Fluid foods such as milk are held in a
tank where they are heated to 62,8°C for
30 min
CONTINUOUS PASTEURIZATION
High Temperature Short Time
The heating medium is usually steam
/ water
16. Continuous
Method
• The most important being time and
energy saving.
• The heat treatment is
accomplished using a plate heat
exchanger.
• This piece of equipment consists
of a stack of corrugated stainless
steel plates clamped together in a
frame.
• There are several flow patterns
that can be used.
• Gaskets are used to define the
boundaries of the channels and to
prevent leakage.
• The heating medium can be
vacuum steam or hot water.
17. Pasteurisasi dibawah 100°C
• Diterapkan pada saat sebelum membekukan bahan
pangan
• Untuk membunuh mikroba sel vegetatifnya dan bukan
spora
• High Temperature Short Time / HTST
• Suhu 71,1°C / 161°F selama 15 detik
• Low Temperature Holding /LTH
• Suhu 68,2 °C / 145°F selama 30 menit
• Ultra High Temperature / UHT
• Suhu 142°C selama 2 detik (produknya tahan sampai
6 bulan bila disimpan pada suhu kamar, tanpa
refrigerasi
18. Proses penambahan panas pasteurisasi
• Media uap air
• Air panas
• Aliran listrik
Setelah waktu yang ditentukan pada suhu tetap yang
dianjurkan selesai,
Kaleng-kaleng harus didinginkan dengan melakukan
penurunan suhu produk secara cepat
19. High Temperature Short Time
• Penemuan vitamin 1910-1940,
• Banyak tidak tahan panas cepat rusak oleh panas
• Disimpulkan bahwa :
• Proses destruksi mikroba
• Proses inaktivasi enzim
• Keduanya memiliki pola yang berbeda
• Sehingga perlu diketahui titik kritis suhu
20. Peralatan pasteurusasi
• Bahan pangan yang telah dikemas
• Water bath
• Water spray / Continuous steam
• Tunnel
• Bahan pangan cair yang belum dikemas
• Long Hold / Vat Pasteurizing
• Heat Exchange Pasteurisizers
• High Temperature Short Time
• Flash Pasteurization
• Ultra-High-Temperature Pasteurisizers
• Vacreator
21. Kualitas Bahan Pangan Pasteurisasi
• masa simpan bahan pangan hanya
selama beberapa hari atau bulan
22. Kemasan Produk Pasteurisasi
• Returnable Bottles
• Glass bottles
• PET bottles and other plastic container
• Cans
• Cartons
24. Sterilisasi
• Sterilisasi bertujuan untuk membunuh yeast, mold,
bakteri vegetatif, mikroorganisme pembentuk spora dan
mengawetkan bahan pangan dan memperpanjang masa
simpan.
• Tahap
• Produk dipanaskan mencapai suhu 110ºC - 125ºC
• Produk perlu beberapa menit untuk mencapai titik
seimbang, permukaan akan menjadi lebih panas
daripada titik tengah kemasan menyebabkan
perubahan suhu
• Suhu produk harus tetap terjaga selama beberapa
saat, sterilisasi di atur melalui F0 value
• Produk didinginkan untuk mencegah kenaikan suhu
dan overcooking
25. Prinsip dasar teknologi sterilisasi
diaplikasikan pada pengolahan bahan pangan
• Proses produksi “HARUS” bebas dari mikroorganisme
penghasil toksin dan sejumlah mikroorganisme
penyebab pembusukan makanan selama masa simpan
hingga dikonsumsi
• Spora Clostridium botulinum dapat tumbuh pada pH
asam rendah selama penyimpanan, selanjutnya harus
dipanaskan hingga 121ºC selama 3 min (F0 = 3)
• Proses pemanasan harus mencapai cold point.
26. Pengawetan Dengan Panas
Faktor yang harus diperhatikan:
1. Jumlah panas harus cukup untuk
mematikan mikroba
2. Jumlah panas tidak boleh menyebabkan
penurunan gizi & citarasa makanan
27. BERBEDA
DENGAN
STERILISASI
WHY ?
Pengalenga
n
• Suatu cara
pengawetan bahan pangan yang
dikemas secara hermitis
dalam suatu wadah kemudian disterilkan
secara komersial
untuk membunuh semua mikroba patogen dan
pembusuk ?
28. Keuntungan Kaleng
Menjaga bahan pangan :
• Dari kontaminasi mikroba, serangga atau bahan asing
lain yang menyebabkan kebusukan
• Terhadap perubahan air, penyerapan oksigen, gas-gas
lain, bau-bauan, partikel-partikel radioaktif
• Bahan pangan berwarna yang peka terhadap reaksi
fotokimia, cahaya.
30. Persiapan Bahan Mentah
• Agar raw material yang akan dikalengkan terdiri
dari bahan yang baik, tidak cacat, bersih dan
mempunyai bentuk yang diinginkan
• Untuk mengurangi jumlah mikroba awal
• Ikan dibuang sisik, kepala, sirip, jeroan
• Pembersihan dilakukan dengan
• Perendaman agitasi
• Penyemprotan air
31. Persiapan Wadah
• Wadah yang akan digunakan
• Pemeriksaan kaleng sebelum digunakan
• Sambungan kaleng
• Jenis kaleng
• Pencucian kaleng
• Tutup kaleng tidak perlu dicuci
32. Blanching
• Untuk menghilangkan udara dari jaringan raw
material
• Mengurangi jumlah mikroba
• Memudahkan pengisian karena bahan menjadi
lebih lunak atau lemas
• Menginaktifkan enzim yang menyebabkan
perubahan warna
• Biasanya dilakukan pada suhu 82-93 C
selama 3-5 menit
33. Pengisian / Filling
• Harus ada HEAD SPACE !
• Why ?
• How long ?
• Untuk pengembangan isi kaleng
• Untuk merapatkan penutupan kaleng
• Pada waktu air mengembun di dalam kaleng maka
tekanan dalam HS menjadi turun
• Tekanan atmosfer dari luar akan menekan tutup
kaleng dan menjadi kuat
34. Pengisian Medium
• Jenis medium yang bisa digunakan :
• Larutan garam (brine)
• Minyak
• Minyak yg ditambah dengan cabai dan bumbu
lain
• Tujuan penambahan medium :
• Memberikan penampilan dan rasa spesifik
• Media penghantar panas sehingga
memperpendek waktu proses
• Memperoleh derajat keasaman tinggi
• Mengurangi terjadinya karat pada bagian
dalam kaleng
35. Exhausting
• Proses penghilangan sebagian besar oksigen
atau gas-gas lain dari bahan di dalam wadah
kaleng sebelum penutupan
Fungsi :
• Untuk mengurangi tekanan dari dalam kaleng
• Mencegah oksidasi
• Mencegah pertumbuhan bakteri aerobik
• Menaikkan suhu produk di dalam kaleng
sampai mencapai suhu yang diinginkan (initial
temperature=suhu awal)
36. Exhausting (How ?)
• Penggantian dengan uap air atau dengan
cara menarik oksigen dengan cara vakum
• Melewatkan kaleng yang masih terbuka
setelah diisi ke dalam terowongan
(exhaus tunnel) yang dipenuhi dengan
uap air panas OR
• Menaruh kaleng dalam suatu penangas
air
• Bersama-sama dengan proses penutupan
kaleng (vacuum packed)
38. Sterilisasi
• Untuk membunuh semua mikroba dalam
kaleng khususnya mikroba pembusuk dan
yang berbahaya terhadap kesehatan manusia
• Biasanya dilakukan pada suhu 121 C (250 F)
selama 20-40 menit
39. Tahap Proses Sterilisasi
• Come up time
• Waktu yang diperlukan untuk menaikkan suhu retort
(autoclave) dan isinya pada suhu sterilisasi
• Holding time
• Waktu dimana retort (autoclove) dijaga agar tetap
pada suhu sterilisasi
• Cooling time
• Waktu yang diperlukan untuk menurunkan suhu
makanan kaleng sampai mencapai suhu sedikit lebih
tinggi dari ruang
40. Pendinginan
• Untuk mencegah pertumbuhan bakteri
termofilik
• Dapat dilakukan di dalam retort sebelum
dibuka atau
• Diluar retort dengan menyemprotkan air dingin
41. Penyimpanan
• Suhu ruang penyimpanan mempengaruhi mutu
makanan kaleng
• Suhu yang terlalu tinggi bahan dalam kaleng memuai
sehingga ruang vakum di dalam wadah menjadi lebih
kecil terjadi penggembungan kaleng
• Makanan kaleng disimpan pada suhu 10-21 C,
mencegah kerusakan dan pembusukan
42. KERUSAKAN
• FLAT SOUR
• Terbentuk asam oleh bakteri ttt misal
Bacillus stearothermophilus pada makanan
berasam rendah (pH >4,5)
• Bacillus coagulans pada makanan asam
(pH 4,0-4,5)
• Kaleng tidak cembung tetapi isinya asam
43. Flipper
• Kaleng yang kelihatannya normal tetapi jika
salah satu ujung kaleng ditekan akan cembung
ke bagian yg berlawanan
Springer
• Salah satu ujung kaleng datar sedangkan
ujung yang lainnya cembung dan jika salah
satu ujung ditekan akan cembung ke bagian
yang berlawanan
44. Swell
• Kaleng yang cembung disebabkan oleh bakteri
pembentuk gas
• Clostridium botulinum
• Cl. Sporogenes
• Cl. Thermosaccharolyticum
• Cl. pasterianum
45. DAFTAR PUSTAKA
• Anonymous. 2013. Defending Food Safety.
http://www.defendingfoodsafety.com/2009/01/food-
safety-law/common-food-borne-pathogens/clostridium-
botulinum/clostridium-botulinum-images/
• FAO. Preservation by Sugar.
http://www.fao.org/docrep/V5030E/V5030E0e.htm
• F.G. Winarno, Srikandi Fardiaz, Dedi Fardiaz. 1980.
Pengantar Teknologi Pangan. Gramedia
• Pangan Hewani
• Ramesh, M.N. 2007. Handbook of Food Preservation:
Canning and Sterilization of Foods. Taylor & Francois
• Ramesh, M.N. 2007. Handbook of Food Preservation:
Pasteurization and Food Preservation. Taylor & Francois
• Winarno, F.G. 2007. Teknobiologi Pangan, M.Brio Press