Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Maratus ...
Desain alat destilasi air laut berbasis tenaga surya sebagai alternatif penyediaan air bersih
1. DESAIN ALAT DESTILASI AIR LAUT BERBASIS TENAGA SURYA SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN
AIR BERSIH
PENDAHULUAN
Air merupakan kebutuhan hidup bagi setiap makhluk hidup. Bagi manusia air merupakan faktor yang
tak dapat dipisahkan karena banyak digunakan dalam setiap aktivitas kehidupannya antara lain
untuk keperluan minum, memasak dan mencuci. Seiring berjalannya waktu dan bertambahnya
penduduk dunia pasokan air bersih menjadi semakin berkurang. Beberapa daerah di selatan pantai
selatan Jawa, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur sering mengalami kesulitan penyediaan
air bersih, terutama pada musim kemarau (Kompas 2005). Kelangkaan air sungguh ironis dengan
predikat Bumi sebagai "Planet Air" sebab 70% permukaan bumi tertutup air. Namun, sebagian besar
air di Bumi merupakan air asin sehingga tidak bisa digunakan untuk air minum dan hanya sekitar
2,5% saja yang berupa air tawar.
Berbagai jenis teknologi sudah digunakan untuk penyediaan air bersih yang berasal dari air laut
diantaranya adalah teknologi membran distilasi dan teknologi reverse osmosis. Kedua jenis teknologi
tersebut cukup sulit karena teknologinya rumit dan membutuhkan investasi tinggi dalam
pembuatannya sehingga kurang aplikatif untuk diterapkan di masyarakat atau dalam skala rumah
tangga.
Salah satu alternatif pengadaan air bersih untuk air minum dari air laut adalah dengan menggunakan
teknologi distilasi air laut. Teknologi distilasi memanfaatkan pemisahan komponen suatu bahan
berdasarkan perbedaan titik didihnya dengan memanfaatkan energi panas. Daerah pesisir yang
berlimpah energi radiasi matahari yang besar di musim kemarau dan air laut merupakan parameter
yang dapat digabungkan untuk menjadi solusi dari permasalahan kelangkaan air bersih. Kebutuhan
air bersih bagi daerah pesisir yang kekurangan air bersih pada musim kemarau, bertepatan dengan
tersedianya intensitas radiasi matahari paling besar dalam satu tahun (Sudjito 1993). Untuk itu
diperlukan suatu alat dengan teknologi distilasi sederhana yang dapat memanfaatkan energi radiasi
matahari tersebut berupa destilasi air laut berbasis tenaga surya.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dan membandingkan produktivitas dari tiga desain alat
destilator air laut berbasis tenaga surya, menentukan produktivitas terbaik dari tiga desain alat
destilator berbasis tenaga surya, menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas alat,
mengetahui kualitas air yang dihasilkan dari proses kerja alat destilasi air laut berbasis tenaga surya.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2007. Bertempat di Laboratorium
Rekayasa Alat dan Proses Teknologi Hasil Perairan, Departemen Teknologi Hasil Perairan,
Laboratorium Kimia Lingkungan, Departemen Budidaya Perairan dan Laboratorium Produktivitas
Lingkungan Perairan Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Alat-alat yang dibutuhkan meliputi alat pertukangan meliputi palu, obeng, gunting, cutter, gergaji,
bor, penggaris, busur derajat, termometer, stopwatch, refraktometer, turbidimeter,
spektrofotometer, pH-meter dan gelas ukur. Bahan yang digunakan adalah acrylic (fiberglass) tebal 3
mm, kaca tebal 3 mm, alumunium lembaran, plastik transparan, kayu, paku, baut, styrofoam, selang,
2. pipa, pylox hitam dan lem sylicon. Bahan yang digunakan dalam proses pengujian alat adalah air laut,
air minum kemasan komersil.
Penelitian dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama adalah desain dan pembuatan alat destilator.
Tahap kedua adalah pengujian alat melalui pengukuran suhu lingkungan, suhu evaporator, suhu
tanpa kolektor, suhu kolektor pelat datar, suhu kolektor tubular, kelembaban udara lingkungan,
salinitas air laut awal dan air laut yang tersisa serta fluks. Hasil destilat yang didapatkan dilakukan uji
kualitas air meliputi warna, bau, rasa, pH dan kekeruhan serta nilai salinitasnya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Desain alat destilasi air laut berbasis tenaga surya dengan menggunakan kolektor pelat datar
memiliki tingkat produktivitas tertinggi. Nilai fluks dari alat destilasi air laut berbasis tenaga surya
dengan menggunakan kolektor pelat datar merupakan produktivitas terbaik dengan fluks 0,098
L/Jam.m2. Produktivitas kerja alat destilasi air laut berbasis tenaga surya pada penelitian ini
dipengaruhi oleh suhu evaporator, suhu kondensor, suhu lingkungan, kelembapan udara dan jenis
kolektor yang digunakan. Semakin tinggi suhu evaporator dan suhu lingkungan maka produktivitas
yang dihasilkan semakin tinggi. Semakin rendah suhu kondensor dan nilai kelembapan udara maka
produktivitas akan semakin meningkat. Selisih suhu antara bagian evaporator dan kondensor
berpengaruh signifikan dalam meningkatkan fluks dan menunjukkan bahwa fluks dapat ditingkatkan
dengan cara menurunkan suhu kondensor serendah mungkin dan dengan meningkatktan suhu
evaporator. Jenis kolektor pelat datar merupakan kolektor yang mampu menghasilkan produktivitas
terbesar bila dibandingkan dengan kolektor tubular.
Kualitas air yang dihasilkan memiliki salinitas nol, parameter warna 0,432-0,787 Unit PtCo,
kekeruhan 0,4-2,0 NTU, nilai pH 7,8-8,2, rasa tawar (normal) dan bau normal (tidak berbau). Hasil uji
kualitas air telah memenuhi syarat standar air minum menurut SNI 01-3553-1996.
Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap
produktivitas alat destilasi air laut berbasis tenaga surya seperti intensitas radiasi matahari,
kecepatan angin serta lokasi geografis pengujian alat di daerah pesisir agar lebih aplikatif. Perlu
desain alat yang mampu menyimpan panas dengan baik sehingga pada malam hari alat ini dapat
terus beroperasi.
DAFTAR PUSTAKA
Anhalt, Jorg-Dieter. 2003. The Destillation in The Production Of Goods. Instituto de Deselvolvimento
Sustentavel de Energias Renovavies, Brazil, Ceara
Hahne E, N. Fisch, A. Arafa. 1978. The flat solar collector: its steady state and transient state
behavior. Solar Energy International Progres. Vol 1, hlm 159-185
Irawan B. 2001. Penyerapan energi matahri dengan kolektor pelat datar. Jurnal Bisnis dan Teknologi,
Vol. 9, No.2, hlm 314-318
Sudjito dan P. Rahardja. 1993. Prospek aplikasi teknologi distilasi air laut tenaga matahari. Jurnal
Ilmu-Ilmu Teknik (Engineering). Vol. 13, No. 2, hlm.150-155.
Diposkan oleh Taufik Akhirudin pada Senin, November 05, 2007
3. http://taufikakhirudin.blogspot.com/2007/11/desain-alat-destilasi-air-laut-berbasis.html
PENGARUH KECEPATAN ANGIN TERHADAP PRODUKTIVITAS AIR KONDENSAT PADA PERALATAN
DESTILASI; Hendro Maxwell Sumual
Posted by Jurnal Ed Vokasi on September 29, 2011 in Volume 2 Nomor 2 September 2011
ISSN 2087-3581
PENGARUH KECEPATAN ANGIN TERHADAP PRODUKTIVITAS
AIR KONDENSAT PADA PERALATAN DESTILASI
Hendro Maxwell Sumual[1]
ABSTRACT
With the condition of water shortage in some areas that occurred in Indonesia, sea water is
abundant, and the availability of solar radiation into the prospects for application of seawater
distillation technologies that use solar energy as a source of energy. The purpose of this study to
analyze the influence of wind speed on the productivity of water condensate on the sea water
distillation equipment is made from zinc aluminum.
The study was conducted over five days. Observations made in the basin with a size of 100 cm 50
cm, made of clear glass cover, 3 mm thick, made an angle of 17 ° above the basin. Observations
made with a glass cover treatment that is with one hand. Data is collected at a temperature of
absorber, glass cover, wind speed, solar radiation and the production of clean water. Recording of
data is done every 10 minutes starting at 08:00 until 13:00 in a day.
4. The results in the production of clean water using sea water distillation equipment of solar power by
the influence of wind speed using a glass cover one side of the average yield 21.68 ml / day with an
average efficiency of 20.95%. The greater the wind speed in the can, and the rising temperature of
the water temperature in the basin will result in the production of more condensate water.
Keywords: Wind Speed, Distillation, Water condensate.
ABSTRAK
Dengan adanya kondisi kekurangan air di beberapa daerah yang terjadi di Indonesia, air laut yang
berlimpah, dan tersedianya radiasi matahari yang besar menjadi prospek bagi aplikasi teknologi
destilasi air laut yang menggunakan tenaga matahari sebagai sumber energinya. Tujuan penelitian
ini untuk menganalisa pengaruh kecepatan angin terhadap produktivitas air kondensat pada
peralatan destilasi air laut yang berbahan seng aluminium.
Penelitian dilakukan selama lima hari. Pengamatan dilakukan pada basin dengan ukuran 100 cm50
cm, penutup terbuat dari kaca bening, tebal 3 mm dibuat membentuk sudut 17° di atas basin.
Pengamatan dilakukan dengan suatu perlakuan yaitu dengan kaca penutup satu sisi. Pengambilan
data dilakukan pada temperatur absorber, kaca penutup, kecepatan angin, radiasi matahari dan
produksi air bersih. Pencatatan data dilakukan setiap 10 menit dimulai pada pukul 08:00 sampai
pukul 13:00 dalam sehari.
Hasil penelitian produksi air bersih pada peralatan destilasi air laut mengunakan tenaga surya
dengan pengaruh kecepatan angin mengunakan kaca penutup satu sisi rata-rata menghasilkan 21,68
ml/hari dengan efisiensi rata-rata 20,95 %. Semakin besar kecepatan angin yang di dapat, dan
naiknya suhu temperatur air dalam basin akan menghasilkan jumlah produksi air kondensat lebih
banyak.
Kata kunci : Kecepatan Angin, Destilasi, Air kondensat.
5. [1] Hendro Maxwell Sumual, ST, Meng, adalah dosen pada jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas
Teknik Universis Negeri Manado
16_ 145-156), vol 2 no 2, 2011, PENGARUH KECEPATAN ANGIN TERHADAP PRODUKTIVITAS, Hendro
M Sumual
http://jurnaledvokasi.wordpress.com/2011/09/29/pengaruh-kecepatan-angin-terhadapproduktivitas-air-kondensat-pada-peralatan-destilasi-hendro-maxwell-sumual/
PERENCANAAN DISTILASI AIR LAUT
MENJADI AIR TAWAR MENGGUNAKAN TENAGA SURYA DENGAN KOLEKTOR PLAT DATAR
TUNGGAL MENGGUNAKAN PROGRAM VISUAL BASIC
DONNY SARINOOR PASARELLA SIREGAR
04 202 204
donny_sps@yahoo.co.id
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Medan (ITM) Medan 2010
abstrak
air merupakan kebutuhan bagi seluruh makhluk hidup, seiring semakin bertambahnya penduduk
dunia maka pasokan air bersih semakin berkurang, salah satu persoalan yang akan dibahas pada
perencanaan ini adalah mengatasi kekurangan akan kebutuhan air bersih, khususnya didaerah
pesisir pantai, pada saat ini air laut biasanya tidak dapat dikonsumsi langsung untuk kebutuhan
sehari-hari, karena itu dilakukanu perencanaan alat distilasi untuk memisahkan kandungan asin
(garam) yang terdapat pada air laut menjadi air tawar dengan pemanfaatan panas (tenaga)
matahari, yang menguapkan air laut menjadi butiran uap air tawar, dimana hasil air tawar yang
diperoleh tergantung keadaan lingkungan sekitar, perencanaan alat distilator ini dimulai dari
perhitungan intensitas matahari pada lingkungan sekitar,dengan luas plat penyerap 0,96 m2 dan
luas kaca penutup 0,974 m2 dengan kemiringan 100, hasil distilat yang direncanakan sekitar 3,5
liter/hari dan dikumpulkan dalam wadah yang telah disediakan, dilanjutkan dengan perencanaan
bagian-bagian
alat
pendukung
kapasitasnya.
Kata kunci : air laut, distilator, air tawar
6. 1. Pendahuluan
Air merupakan kebutuhan hidup bagi setiap makhluk hidup. Beberapa daerah di pesisir
pantai di indonesia sering mengalami kesulitan penyediaan air bersih, terutama pada
musim kemarau .Kelangkaan air sungguh ironis dengan predikat Bumi sebagai "Planet Air"
sebab 70% permukaan bumi tertutup air. Sebagian besar air di Bumi merupakan air asin
(yaitu lautan dan samudra) sehingga tidak bisa digunakan untuk air minum serta
kebutuhan lainnya dan hanya sekitar 2,5% saja yang berupa air tawar. Dengan melihat
wilayah indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan memiliki luas wilayah
5.193.252 km2, dan dua pertiga wilayah indonesia merupakan lautan, yaitu sekitar
3.288.683 km2. Sehingga indonesia juga mendapat julukan negara maritim. Melihat
kepulauan indonesia yang terletak di tengah air laut, kekurangan air bersih banyak
menimpa masyarakat yang tinggal di pesisir pantai.
Salah satu alternatif pengadaan air bersih untuk air minum dari air laut adalah dengan
menggunakan teknologi distilasi air laut. Teknologi distilasi memanfaatkan pemisahan
komponen suatu bahan berdasarkan perbedaan titik didihnya dengan memanfaatkan energi
panas. Untuk itu diperlukan suatu alat dengan teknologi distilasi sederhana yang dapat
memanfaatkan energi radiasi matahari tersebut berupa destilasi air laut berbasis tenaga
surya.
Pemurnian air selama ini mengunakan bahan bakar fosil, sementara ketersediaan bahan
bakar tersebut semakin berkurang. Maka diperlukan sumber energi lain, salah satunya
adalah pemurnian air laut dengan Solar Power (tenaga matahari). Yang mendasari
penggunaan tenaga matahari ini karena merupakan Renewable Energy (energi terbarukan),
aman, nyaman, dan bebas polusi.
2. Landasan Teori
Perpindahan panas
Perpindahan panas atau alih bahang (heat transfer) ialah ilmu untuk meramalkan
perpindahan energy yang terjadi karena adanya perpindahan suhu diantara benda atau
material.
Konduksi
Laju perpindahan panas konduksi dapat dinyatakan dengan hokum Fourier sebagai berikut:
(Watt)
Dimana ;
q:lajuperpindahanpanas(W/m².ºC)
- k:konduktivitas termal(W/m².ºC)
A:luas penampang yang tegak lurus pada aliran panas (m²)
dT/dx:gradien temperature
Konveksi
Ada dua jenis proses konveksi yaitu konveksi paksa dan konveksi alamiah. Laju
perpindahan panas dapat dinyatakan sebagai berikut:
Di mana :
7. q :laju perpindahan panas, (W/mºC.)
h :koefisien konveksi W/(m².ºC)
A : luas permukaan, (m² )
T w :temperature dinding (ºC)
T f :temperatur fluida (ºC)
Radiasi surya
Radiasi surya (solar radiation) merupkan suatu bentuk radiasi termal yang mempunyai
distribusi panjang gelombang yang khusus. Pada batas luar atmosfer, radiasi total ialah
1394 W/m² dimana bumi berada pada jarak rata-ratanya dari matahari. Angka ini disebut
konstanta surya (solar constant), dan mungkin akan berubah bila ada eksperimental yang
lebih teliti sudah ada.
Posisi matahari
sudut zenit ( ) diperlihatkan sebagai sudut antara zenit ( ) atau garis lurus diatas kepala,.
Persamaan untuk sudut zenit dapat dirumuskan:
Dimana :
: adalah sudut zenith,
: adalah sudut deklinasi,
: adalah sudut lintang
: adalah sudut jam (15º per jam).
Desklinasi , yaitu sudut yang dibentuk oleh matahari dengan bidang ekuator, ternyata
berubah sebagai akibat kemiringan bumi, dari musim panas ke musim dingin .Harga
deklinasi pada tiap saat dapat diperkirakan dengan dari persamaan berikut ini :
.
Dimana:
n :hari dari tahun yang bersangkutan
Analisa termal
Bila kolektor menggunakan penutup kaca satu lapis dan kaca ini tembus terhadap radiasi
infrah merah. Maka fluks kalor radiasi perluas penampang ang dipindahkan langsung antara
kolektor dengan langit.Laju distilasi ( kecepatan perpindahan massa penguapan )
ditentukan dari:
Energi yang diserap kolektor plat datar
Untuk menentukan nilai dari energi yang diserap oleh plat penyerap:
Dimana:
: intensitas surya
: luas plat penyerap
8. : absorsivitas plat penyerap
Energy yang berguna pada proses distilasi air laut
Dimana:
:energy yang diserap
:energy yang hilang
Laju energi panas yang masuk
Laju energi panas yang masuk pada kolektor surya adalah:
զi = Ac.Ibt( . )
Dimana :
qi : energi panas masuk (J/s)
IbT :intensitasmatahari (watt/m²)
Ap :luas plat penyerap (m²)
τ kaca : transmivisitas kaca (0,81)
α plat :absorbsivitas ( 0,50)
Laju energi panas yang digunakan
Laju energi panas yang keluar dari kolektor termal energi surya dapat dinyatakan dalam
persamaan:
Dimana :
qu:energi yang digunakan (J/s),
:Laju aliran massa
:kalor specific pada tekanan konstan (kJ/kg.ºC)
Laju energi panas yang hilang
Tidak semua energi panas yang masuk dapat dipakai seluruhnya sebab ada faktor kerugian
panas pada kolektor termal. Kerugian panas ini terjadi pada bagian atas kolektor panas
surya yang dan pada bagian bawah kolektor panas surya. Dimana jumlah dari kedua
kerugian panas merupakan kerugian panas total.
a. Kerugian laju energi panas bagian atas (toploss) qtl
b. Kerugian laju energi panas bagian bawah(bottom loss) qbl.
Energy yang hilang dari kolektor
Dimana:
: koefisien perpindahan panas total
: temperature plat penyerap
: temperature lingkungan
: luas plat penyerap
Efisiensi kolektor surya
Definisi dari efisiensi kolektor surya yaitu perbandingan antara energi yang digunakan
9. dengan jumlah energi surya yang diterima pada waktu tertentu.
a).Efesiensi kolektor
Dimana:
: energy yang berguna.
: energy yang sampai ke plat.
b). Efesiensi distilator
Dimana:
: massa air
: panas laten
: luas plat penyerap
:intensitas surya
:lama waktu pengujian
Laju aliran massa udara merupakan jumlah massa udara yang mengalir tiap satuan waktu
dan dapat dinyatakan sebagai berikut :
Dimana:
: Laju aliran massa
m : Massa aliran ( kg / jam )
V : Kecepatan udara (m/s)
: Tekanan udara (N/m²)
: temperature udara (ºC).
3. METODOLOGI
Dalam perencanaan Alat distilasi air laut menjadi air tawar yang digunakan pada proses ini
adalah menentukan suatu kajian / analisa dan perhitungan berdasarkan peninjauan
lapangan (observasi) dengan menggunakan peralatan-peralatan atau unit mesin-mesin
teknologi sebagai pengkonversi energy.
Metode penelitian dan pengumpulan data untuk mendapatkan data-data masukan, penulis
dalam penelitian menggunakan macam pendekatan metode penelitian yaitu :
1. Observasi
2. Wawancara
3. Studi kepustakaan
Keterangan :
1. Reservoir air laut
2. Pipa air dari reservoir menuju basin
10. 3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Katub/Kran
Saluran air/kanal
Kaca Penutup
Basin/Plat penyerap
Isolasi ( Glass wol)
Body Cover ( Triplek )
Wadah penampungan destilat
Prinsip Kerja
Untuk melakukan pengujian maka dirancang suatu peralatan eksperimen ditunjukkan pada
gambar 3.2. Prinsip kerjanya adalah sebagai berikut: air laut yang berada pada reservoir
(1) akan mengalir melalui pipa (2) kedalam basin (4) sampai ketinggian volume air ± 40
mm pada basin ( ± 38 Liter ). Setelah volume air pada ketinggian tersebut tutup katub (3)
pada pipa aliran air reservoir menuju basin. Adapun basin terdiri dari beberapa bagian,
yaitu Bak aluminium (6) dengan tebal plat 1,5 mm sebagai tempat/bak air laut sekaligus
sebagai plat penyerap, Glass woll (7) sebagai isolasi, Triplek dengan tebal 12 mm sebagai
body cover (8).
Prinsip kerja alat desalinasi ini yaitu merubah air laut menjadi air tawar melalui proses
pemanasan. Dimana panas bersumber dari panas cahaya matahari. Pada sistem ini air akan
mendapat proses pemanasan dari cahaya matahari dengan cara perpindahan panas
konduksi, konveksi dan radiasi.
Pada saat sinar matahari mulai menuju alat desalinasi cahaya matahari sebagian ada yang
terpantul, ada yang terserap oleh kaca penutup (5) dan ada yang diteruskan / menembus
kaca penutup (5) menuju ruang kabin, air laut dan plat penyerap (6). Setelah pada
tempratur tertentu air laut mulai menguap, sistem desalinasi sendiri bekerja dengan cara
memisahkan campuran dengan perbedaan titik penguapan. Kita ketahui titik penguapan
air lebih rendah dari pada titik penguapan garam. Uap air akan naik keatas dan terkumpul
pada bagian bawah kaca penutup.
Pada proses desalinasi ini terjadi dua proses perubahan fasa, yaitu proses penguapan
(evaporasi) dan pengembunan (kondensasi). Uap yang terkumpul pada bagian bawah kaca
penutup (5) lama kelamaan akan berubah menjadi uap air. Pada saat ini uap mulai
mengalami proses kondensasi (pengembunan) menjadi uap air. Setelah itu uap air akan
menjadi air (air tawar) maka air akan mengalir menuju saluran air/kanal (4). Untuk itu
pemasangan kaca juga dibentuk dengan kemiringan sudut tertentu sehingga air dapat
mengalir menuju kanal yang kemudian akan diteruskan kedalam wadah penampungan
destilat (9). Percobaan sendiri dilakukan mulai dari pukul 06:00 – 18:00 waktu surya.
4. ANALISA
Dari foam simulasi visual basic yang diperlihatkan pada gambar, maka hasil analisa dapat
di ketahui dengan cara simulasi, dimana simulasi ini mempermudah penulis untuk
melakukan varian pehitungan temperatur. Dalam simulasi ini data yang dapat dilihat yaitu
:
a). Efisiensi kolektor
dimana dari efisiensi kolektor akan tercantum data hasil perhitungan : energi panas
masuk, energi panas keluar, energi panas yang berguna, dan nilai efisiensi dari kolektor
termal tersebut.
11. b). Perlakuan panas pada distilasi
pada perlakuan panas data dimensi alat distilasi terlebihdahulu harus diketahui, dan jenis
bahan yang digunakan serta varian temperatur. Dengan demikian diperoleh hasil
perhitungan : energi panas masuk, energi panas keluar, energi panas yang berguna, hasil
distilasi dan nilai efisiensi dari alat distilasi termal tersebut.
5. Kesimpulan Dan Saran
Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari perencanaan alat pemisah air laut menjadi air tawar (distilator)
ini adalah :
1.tutup kaca
Tipe kaca : window galss
Tebal kaca : 5 mm
Posisi sudut kemiringan : 100
Pajang kaca : 800 mm
Lebar kaca : 605 mm
Jumlahkaca : 2 lembar
2.Bak air asin dan plat penyerap
Bak air asin
Panjang bak air asin : 1200 mm
Lebar bak air asin : 800 mm
Tinggi bak air asin : 80 mm
Plat penyerap
Bahan : alumanium
Panjang : 1200 mm
Lebar : 800 mm
Tebal : 2 mm
3.Saluran penampung air tawar
Panjang saluran: 900 mm
Lebar saluran : 15 mm
Kedalaman : 10 mm
Jumlah saluran: 2 buah
Saluran penampungan terletak disisi lebar pada bak air asin, dengan panjang 800 mm
berada pada sisi lebar bak air asin dan 100 mm mengarah keluar dari bak air asin.
4.isolasi termal
Jenis bahan : glass wool
Tebal isolasi : 50 mm
Panjang isolasi: 1300 mm
Lebar isolasi : 900 mm
12. Disekeliling bak air asin pada bagian luar diberi isolasi termal dengan bahan yang sama,
dengan ketebalan 50 mm, dengan panjang dan lebar sesuai dengan dimensi dari bak air
asin, maka luas total penampang isolasi adalah :1,522 m2.
5.body coper
Jenis bahan : poliwood
Tebal bahan : 12 mm
Alas
Panjang : 1300 mm
Lebar : 900 mm
Tutup sisi memanjang
Panjang : 1324 mm
Lebar : 142 mm
Jumlah : 2 buah
Tutup sisi memanjang
Panjang : 924 mm
Lebar : 142 mm
Jumlah : 2 buah
Dengan hasil distilasi yang di peroleh selama satu hari percobaan sebanyak 3,36 liter/hari,
Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan dalam perencanaan alat distilator ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk memperoleh hasil distilat yang lebih banyak harus meminimalkan losses yang
keluar alat distilator.
2. Untuk plat penyerap sebaikny digunakan bahan yang baik menangkap panas.
3. Tutup kaca kolektor sebaiknya terbut dari bahan kaca yang tidak banyak memantulkan
radiasi matahari agar serapan termal menjadi maksimal, karena berpengaruh terhadap
produksi alat distilator.
4. Perlu diperhatika untukdaerah pesisir pantai yang memiliki sumber energi surya yang
cukup besar, agar diberikan penyuluhan alat distilator ini, agar kekurangan pasokan air
bersih dapat diminimalkan.
6. Literatur
1. Agustiar, D.R, Indonesia terancam kekurangan air bersih, Tempo Interaktif,
http://www.tempointeraktif.com, 2007.
2. Anggito P. Tetuko, dkk, Heat Transfer pada Sistem Desalinasi Tenaga Surya dengan Pelat Penyerap
berbasis Tembaga, Pusat Penelitian Fisika-LIPI.
3. Arismunandar Wiranto. “Teknologi Rekasaya Surya”, Jakarta, PT. Pradnya Paramita1995.
4. Auliya Burhanuddin, , Karakteristik Kolektor Surya Plat Datar Dengan Variasi Jarak Penutup Dan
Sudut Kemiringan Kolektor, Jurnal Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negri Surakarta, 2006.
5. Balitbang Dep.P.U, Perencanaan Destilator Surya Atap Kaca. 2005
6. Holman, J.P., Perpindahan Kalor, Diterjemahkan oleh Jasjfi E., Penerbit Erlangga, Jakarta, 1988.
13. 7. I Gusti Ngurah Nitya Santhiarsa, I Gusti Bagus Wijaya Kusuma,” Kajian Energi Surya Untuk
Pembangkit Tenaga Listrik”, Jurusan Teknik Mesin, Fakutas Teknik, Universitas Udayana, 2005.
8. Ketut Astawa, , Pengaruh Penggunaan Pipa Kondensat sebagai Heat Recovery pada Basin Type
Solar Still terhadap efisiensi, Jurnal Ilmiah Teknik Mesin CAKRAM, Vol. 2, No.1, 34-41. 2008.
9. Mulyanef, Marsal., dkk, Sistem Distilasi Air Laut Tenaga Surya menggunakan Kolektor Pelat Datar
dengan Tipe Kaca Penutup Miring, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Bung Hatta, Padang,
2006.
10. Nasution Muslim, Perencanaan Pemanas Air Surya, Jurusan Teknik Mesin, Institut Teknologi
Medan, 1994.
11. Sudjito dan P. Rahardja. Prospek aplikasi teknologi distilasi air laut tenaga matahari. Jurnal IlmuIlmu Teknik (Engineering),.1993.
12. Sugeng Abdullah, Pemanfaatan Distilator Tenaga Surya Untuk Memproduksi Air Tawar Dari Air
Laut, Universitas Gajah Mada, 2005.
Diposkan oleh Donny Pasarella di 06:23
0 komentar:
Poskan Komentar
Posting LamaBeranda
Langgan: Poskan Komentar (Atom)
ENERGI TERBARUKAN ITM 2010
Distilat Tipe tunggal denga kapasitas 3 liter/hari
Recent Comments
Pengikut
Arsip Blog
▼ 2010(2)
o ▼ Januari(2)
jurnal tugas akhir
Distilat Tipe Tunggal
Saya Adalah
14. Donny Pasarella
Lihat profil lengkapku
http://donnypasarella.blogspot.com/2010/01/jurnal-tugas-akhir.html
Pengertian Solar Still (Destilasi Surya)
Mar 24
Posted by Mechanical Blog
Solar still singkatan dari solar destillation adalah cara untuk mendapatkan/memproduksi air bersih
dengan bantuan cahaya matahari.
Biasanya destillasi surya ini digunakan untuk memproduksi air bersih dari air laut sehingga dapat
digunakan untuk keperluan minum/memasak dan juga dapat digunakan untuk memproduksi air
bersih dari air payau dlln.
Destilasi surya ini sangat bermanfaat sekali bagi masyarakat yang berada didaerah pesisir yang
kekurangan sumber air bersih. Berikut contoh bentuk/konstruksi dari solar still yang pernah dibuat :
(Sumber gambar dari youtube)
Prinsip Kerja Dari Solar Still
Radiasi surya menembus kaca penutup dan mengenai permukaan dari plat penyerap, maka plat
penyerap akan panas, dan energi panas dari plat penyerap akan memanasi air laut yang ada didalam
kolam (basin). Air akan menguap dan berkumpul dibawah permukaan kaca penutup. Oleh karena
15. temperatur udara di dalam basin lebih tinggi dari pada temperatur lingkungan, maka terjadi
kondensasi yaitu uap berubah menjadi cair dan melekat pada kaca penutup bagian dalam. Cairan (air
bersih) akan mengalir mengikuti kemiringan kaca penutup dan masuk kedalam kanal, terus mengalir
ke tempat penampungan air bersih. Sedangkan garam akan tinggal diatas plat penyerap karena
adanya perbedaan massa jenis.
(Sumber : Nova R. Ismail, Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Widyagama Malang ,
Mulyanef, Marsal, Rizky Arman dan K. Sopian, Univ. Bung Hatta dlln)
http://yefrichan.wordpress.com/category/teknologi-surya/
Distilasi Air
Cara kerjanya adalah sebuah kolam yang dangkal, dengan kedalaman 25mm hingga 50 mm,
ditututup oleh kaca. Air yang dipanaskan oleh radiasi matahari, sebagian menguap, sebagian uap itu
mengembun pada bagian bawah dari permukaan kaca yang lebih dingin. Kaca tersebut dimiringkan
sedikit 10 derajat untuk memungkinkan embunan mengalir karena gaya berat menuju ke saluran
penampungan yang selanjutnya dialirkan ke tangki penyimpanan.
http://www.kamase.org/?p=279