SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-
Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Unsur-Unsur Dalam
Air Laut Dan Salinitas”. Salam dan salawat kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang
merupakan tauladan bagi kaum muslimin dimuka bumi ini. Walaupun berbagai macam
tantangan yang dihadapi, tapi semua itu telah memberikan pengalaman yang berharga untuk
dijadikan pelajaran dimasa yang akan datang.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari
Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Makassar, April 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul…………………………………………………………………………..i
Kata Pengantar…………………………………………………………………………ii
Daftar Isi………………………………………………………………………………...iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………………1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………….1
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………………...2
BAB II PEMBAHASAN
A. Teori Asal-Usul Garam-Garam di Laut…………………………………….3
B. Devenisi Salinitas……………………………………………………………..4
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Salinitas…………………………….4
D. Sebaran Salinitas Di Laut……………………………………………………6
E. Model Salinitas………………………………………………………………...9
F. Hubungan Densitas Ikan Dan Salinitas………………………………….10
G. Pengaruh Faktor Salinitas Di Laut Pada Tingkah Laku
Dan Kelimpahan Ikan………………………………………………………..11
H. Penentuan Nilai Salinitas…………………………………………………..15
I. Desalinisasi………………………………………………………………..…16
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………………20
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber air terbanyak di bumi ini adalah air laut, namun untuk sampai pada tahap
penggunaan sehari-hari tidak bisa langsung digunakan harus melalui pengolahan terlebih
dahulu, mengingat salinitas air laut sangat tinggi. HYDRO sea water membran dapat
mengubah air laut dengan salinitas tinggi menjadi air tawar untuk penggunaan sehari-hari.
Air laut mengandung 3,5% garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan
partikel-partikel tak terlarut. Keberadaan garam-garaman mempengaruhi sifat fisis air laut
(seperti: densitas, kompresibilitas, titik beku, dan temperatur dimana densitas menjadi
maksimum) beberapa tingkat, tetapi tidak menentukannya. Beberapa sifat (viskositas, daya
serap cahaya) tidak terpengaruh secara signifikan oleh salinitas. Dua sifat yang sangat
ditentukan oleh jumlah garam di laut (salinitas) adalah daya hantar listrik (konduktivitas) dan
tekanan osmosis.
Garam-garaman utama yang terdapat dalam air laut adalah klorida (55%), natrium (31%),
sulfat (8%), magnesium (4%), kalsium (1%), potasium (1%) dan sisanya (kurang dari 1%)
teridiri dari bikarbonat, bromida, asam borak, strontium dan florida. Tiga sumber utama
garam-garaman di laut adalah pelapukan batuan di darat, gas-gas vulkanik dan sirkulasi
lubang-lubang hidrotermal (hydrothermal vents) di laut dalam.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana asal-usul garam-garam di laut ?
2. Apa pengertian Salinitas ?
3. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi salinitas ?
4. Bagaimana sebaran salinitas dilaut ?
5. Bagaimana model salinitas ?
6. Apa dan bagaiman hubungan antara densitas ikan dan salinitas ?
7. Apa pengaruh faktor salinitas di laut pada tingkah laku dan kelimpahan ikan ?
8. Bagaiman cara menentukan nilai salinitas ?
9. Apa devenisi desalinisasi ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui asal-usul garam-garam di laut ?
2. Untuk mengetahui pengertian Salinitas ?
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi salinitas ?
4. Untuk mengetahui sebaran salinitas dilaut ?
5. Untuk mengetahui model salinitas ?
6. Untuk mengetahui hubungan antara densitas ikan dan salinitas ?
7. Untuk mengetahui pengaruh faktor salinitas di laut pada tingkah laku dan
kelimpahan ikan ?
8. Untuk mengetahui cara menentukan nilai salinitas ?
9. Untuk mengetahui devenisi desalinisasi ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Asal-Usul Garam-Garam Di Laut
Mula-mula diperkirakan bahwa zat-zat kimia yang menyebabkan air laut asin berasal dari
darat yang dibawa oleh sungai-sungai yang mengalir ke laut, entah itu dari pengikisan batu-
batuan darat, dari tanah longsor, dari air hujan atau dari gejala alam lainnya, yang terbawa
oleh air sungai ke laut. Jika hal ini benar tentunya susunan kimiawi air sungai tidak akan
berbeda dengan susunan kimiawi air laut.
Menurut teori, zat-zat garam tersebut berasal dari dalam dasar laut melalui proses outgassing,
yakni rembesan dari kulit bumi di dasar laut yang berbentuk gas ke permukaan dasar laut.
Bersama gas-gas ini, terlarut pula hasil kikisan kerak bumi dan bersama-sama garam-garam
ini merembes pula air, semua dalam perbandingan yang tetap sehingga terbentuk garam di
laut. Kadar garam ini tetap tidak berubah sepanjang masa. Artinya kita tidak menjumpai
bahwa air laut makin lama makin asin.
Zat-zat yang terlarut yang membentuk garam, yang kadarnya diukur dengan istilah salinitas
dapat dibagi menjadi empat kelompok, yakni:
1. Konstituen utama : Cl, Na, SO4, dan Mg.
2. Gas terlarut : CO2, N2, dan O2.
3. Unsur Hara : Si, N, dan P.
4. Unsur Runut : I, Fe, Mn, Pb, dan Hg.
Konstituen utama merupakan 99,7% dari seluruh zat terlarut dalam air laut, sedangkan
sisanya 0,3% terdiri dari ketiga kelompok zat lainnya. Akan tetapi meskipun kelompok zat
terakhir ini sangat kecil persentasenya, mereka banyak menentukan kehidupan di laut.
Sebaliknya kepekatan zat-zat ini banyak ditentukan oleh aktivitas kehidupan di laut.
Selain zat-zat terlarut ini, air juga mengandung butiran-butiran halus dalam suspense.
Sebagian dari zat ini akhirnya terlarut, sebagian lagi mengendap ke dasar laut dan sisanya
diurai oleh bakteri menjadi zat-zat hara yang dimanfaatkan tumbuhan untuk fotosintesis.
B. Definisi Salinitas
Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air. Salinitas juga dapat
mengacu pada kandungan garam dalam tanah. Kandungan garam pada sebagian besar danau,
sungai, dan saluran air alami sangat kecil sehingga air di tempat ini dikategorikan sebagai air
tawar. Kandungan garam sebenarnya pada air ini, secara definisi, kurang dari 0,05%. Jika
lebih dari itu, air dikategorikan sebagai air payau atau menjadi saline bila konsentrasinya 3
sampai 5%. Lebih dari 5%, ia disebut brine.
C. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Salinitas
1. Penguapan, makin besar tingkat penguapan air laut di suatu wilayah, maka
salinitasnya tinggi dan sebaliknya pada daerah yang rendah tingkat penguapan air lautnya,
maka daerah itu rendah kadar garamnya.
2. Curah hujan, makin besar/banyak curah hujan di suatu wilayah laut maka salinitas air
laut itu akan rendah dan sebaliknya makin sedikit/kecil curah hujan yang turun salinitas akan
tinggi.
3. Banyak sedikitnya sungai yang bermuara di laut tersebut, makin banyak sungai yang
bermuara ke laut tersebut maka salinitas laut tersebut akan rendah, dan sebaliknya makin
sedikit sungai yang bermuara ke laut tersebut maka salinitasnya akan tinggi.
Air laut secara alami merupakan air saline dengan kandungan garam sekitar 3,5%. Beberapa
danau garam di daratan dan beberapa lautan memiliki kadar garam lebih tinggi dari air laut
umumnya. Sebagai contoh, Laut Mati memiliki kadar garam sekitar 30%. Walaupun
kebanyakan air laut di dunia memiliki kadar garam sekitar 3,5 %, air laut juga berbeda-beda
kandungan garamnya. Yang paling tawar adalah di timur Teluk Finlandia dan di utara Teluk
Bothnia, keduanya bagian dari Laut Baltik. Yang paling asin adalah di Laut Merah, di mana
suhu tinggi dan sirkulasi terbatas membuat penguapan tinggi dan sedikit masukan air dari
sungai-sungai. Kadar garam di beberapa danau dapat lebih tinggi lagi.
Tabel 1. Salinitas air berdasarkan persentase garam terlarut
Salinitas Air Berdasarkan Persentase Garam Terlarut
Air Tawar Air Payau Air Saline Brine
< 0.05 % 0.05 – 3 % 3 – 5 % > 5 %
Zat terlarut meliputi garam-garam anorganik, senyawa-senyawa organik yang berasal dari
organisme hidup, dan gas-gas yang terlarut. Garam-garaman utama yang terdapat dalam air
laut adalah klorida (55,04%), natrium (30,61%), sulfat (7,68%), magnesium (3.69%), kalsium
(1,16%), kalium (1,10%) dan sisanya (kurang dari 1%) teridiri dari bikarbonat, bromida,
asam borak, strontium dan florida. Tiga sumber utama dari garam-garaman di laut adalah
pelapukan batuan di darat, gas-gas vulkanik dan sirkulasi lubang-lubang hidrotermal
(hydrothermal vents) di laut dalam. Keberadaan garam-garaman mempengaruhi sifat fisis air
laut (seperti: densitas, kompresibilitas, titik beku, dan temperatur dimana densitas menjadi
maksimum) beberapa tingkat, tetapi tidak menentukannya. Beberapa sifat (viskositas, daya
serap cahaya) tidak terpengaruh secara signifikan oleh salinitas. Dua sifat yang sangat
ditentukan oleh jumlah garam di laut (salinitas) adalah daya hantar listrik (konduktivitas) dan
tekanan osmosis.
Kandungan garam mempunyai pengaruh pada sifat-sifat air laut. Karena mengandung garam,
titik beku air laut menjadi lebih rendah daripada 0 0C (air laut yang bersalinitas 35 %o titik
bekunya -1,9 0C), sementara kerapatannya meningkat sampai titik beku (kerapatan
maksimum air murni terjadi pada suhu 4 0C). Sifat ini sangat penting sebagai penggerak
pertukaran massa air panas dan dingin, memungkinkan air permukaan yang dingin terbentuk
dan tenggelam ke dasar sementara air dengan suhu yang lebih hangat akan terangkat ke atas.
Sedangkan titik beku dibawah 00 C memungkinkan kolom air laut tidak membeku. Sifat air
laut yang dipengaruhi langsung oleh salinitas adalah konduktivitas dan tekanan osmosis.
Istilah teknik untuk keasinan lautan adalah halinitas, dengan didasarkan bahwa halida-halida
terutama klorida adalah anion yang paling banyak dari elemen-elemen terlarut. Dalam
oseanografi, halinitas biasa dinyatakan bukan dalam persen tetapi dalam “bagian perseribu”
(parts per thousand , ppt) atau permil (‰), kira-kira sama dengan jumlah gram garam untuk
setiap liter larutan.
Sebelum tahun 1978, salinitas atau halinitas dinyatakan sebagai ‰ dengan didasarkan pada
rasio konduktivitas elektrik sampel terhadap “Copenhagen water”, air laut buatan yang
digunakan sebagai standar air laut dunia. Pada 1978, oseanografer meredifinisikan salinitas
dalam Practical Salinity Units (psu, Unit Salinitas Praktis): rasio konduktivitas sampel air
laut terhadap larutan KCL standar. Rasio tidak memiliki unit, sehingga tidak bisa dinyatakan
bahwa 35 psu sama dengan 35 gram garam per liter larutan.
Tabel 2. Perbedaan kandungan garam dan ion utama antara air laut dan air sungai
NAMA UNSUR % jumlah berat seluruh gram
AIR LAUT AIR SUNGAI
Klorida 55,04 5,68
Natrium 30,61 5,79
Sulfat 7,68 12,14
Magnesium 3,69 3,41
Kalsium 1,16 20,29
Kalium 1,10 2,12
Bikarbonat 0,41 -
Karbonat - 35,15
Brom 0,19 -
Asam borak 0,07 -
Strontium 0,04 -
Flour 0,00 -
Silika - 11,67
Oksida - 2,75
Nitrat - 0,90
D. Sebaran Salinitas di Laut
Sebaran salinitas di laut dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti pola sirkulasi air,
penguapan, curah hujan, aliran sungai. Perairan estuaria atau daerah sekitar kuala dapat
mempunyai struktur salinitas yang kompleks, karena selain merupakan pertemuan antara air
tawar yang relatif lebih ringan dan air laut yang lebih berat, juga pengadukan air sangat
menentukan.
Pertama adalah perairan dengan stratifikasi salinitas yang sangat kuat, terjadi di mana air
tawar merupakan lapisan yang tipis di permukaan sedangkan di bawahnya terdapat air laut.
Ini bisa ditemukan di depan muara sungai yang alirannya kuat sedangkan pengaruh pasang-
surut kecil. Nelayan atau pelaut di pantai Sumatra yang dalam keadaan darurat kehabisan air
tawar kadang-kadang masih dapat menyiduk air tawar di lapisan tipis teratas dengan
menggunakan piring, bila berada di depan muara sungai besar.
Kedua, adalah perairan dengan stratifikasi sedang. Ini terjadi karena adanya gerak pasang-
surut yang menyebabkan terjadinya pengadukan pada kolom air hingga terjadi pertukaran air
secara vertikal. Di permukaan, air cenderung mengalir keluar sedangkan air laut merayap
masuk dari bawah. Antara keduanya terjadi percampuran. Akibatnya garis isohalin (=garis
yang menghubungkan salinitas yang sama) mempunyai arah yang condong ke luar. Keadaan
semacam ini juaga bisa dijumpai di beberapa perairan estuaria di Sumatra.
Di perairan lepas pantai yang dalam, angin dapat pula melakukan pengadukan di lapisan atas
hingga membentuk lapisan homogen kira-kira setebal 50-70 m atau lebih bergantung
intensitas pengadukan. Di perairan dangkal, lapisan homogen ini berlanjut sampai ke dasar.
Di lapisan dengan salinitas homogen, suhu juga biasanya homogen. Baru di bawahnya
terdapat lapisan pegat (discontinuity layer) dengan gradasi densitas yang tajam yang
menghambat percampuran antara lapisan di atas dan di bawahnya.
Di bawah lapisan homogen, sebaran salinitas tidak banyak lagi ditentukan oleh angin tetapi
oleh pola sirkulasi massa air di lapisan massa air di lapisan dalam. Gerakan massa air ini bisa
ditelusuri antara lain dengan mengakji sifat-sifat sebaran salinitas maksimum dan salinitas
minimum dengan metode inti (core layer method).
Salinitas di daerah subpolar (yaitu daerah di atas daerah subtropis hingga mendekati kutub)
rendah di permukaan dan bertambah secara tetap (monotonik) terhadap kedalaman. Di daerah
subtropis (atau semi tropis, yaitu daerah antara 23,5o – 40oLU atau 23,5o – 40oLS), salinitas di
permukaan lebih besar daripada di kedalaman akibat besarnya evaporasi (penguapan). Di
kedalaman sekitar 500 sampai 1000 meter harga salinitasnya rendah dan kembali bertambah
secara monotonik terhadap kedalaman. Sementara itu, di daerah tropis salinitas di permukaan
lebih rendah daripada di kedalaman akibatnya tingginya presipitasi (curah hujan).
1. Dinamika Salinitas di Daerah Estuaria
Estuaria adalah perairan muara sungai semi tertutup yang berhubungan bebas dengan laut,
sehingga air laut dengan salinitas tinggi dapat bercampur dengan air tawar. Estuaria dapat
terjadi pada lembah-lembah sungai yang tergenang air laut, baik karena permukaan laut yang
naik (misalnya pada zaman es mencair) atau pun karena turunnya sebagian daratan oleh
sebab-sebab tektonis. Estuaria juga dapat terbentuk pada muara-muara sungai yang sebagian
terlindungi oleh beting pasir atau lumpur.
Kombinasi pengaruh air laut dan air tawar akan menghasilkan suatu komunitas yang khas,
dengan lingkungan yang bervariasi, antara lain:
a) Tempat bertemunya arus air tawar dengan arus pasang-surut, yang berlawanan
menyebabkan suatu pengaruh yang kuat pada sedimentasi, pencampuran air, dan ciri-ciri
fisika lainnya, serta membawa pengaruh besar pada biotanya.
b) Pencampuran kedua macam air tersebut menghasilkan suatu sifat fisika lingkungan
khusus yang tidak sama dengan sifat air sungai maupun sifat air laut.
c) Perubahan yang terjadi akibat adanya pasang-surut mengharuskan komunitas
mengadakan penyesuaian secara fisiologis dengan lingkungan sekelilingnya.
d) kadar garam di daerah estuaria tergantung pada pasang-surut air laut, banyaknya aliran air
tawar dan arus-arus lainnya, serta topografi daerah estuaria tersebut.
2. Sifat-sifat Ekologis
Sebagai tempat pertemuan air laut dan air tawar, salinitas di estuaria sangat bervariasi. Baik
menurut lokasinya di estuaria, ataupun menurut waktu.
Secara umum salinitas yang tertinggi berada pada bagian luar, yakni pada batas wilayah
estuaria dengan laut, sementara yang terendah berada pada tempat-tempat di mana air tawar
masuk ke estuaria. Pada garis vertikal, umumnya salinitas di lapisan atas kolom air lebih
rendah daripada salinitas air di lapisan bawahnya. Ini disebabkan karena air tawar cenderung
‘terapung’ di atas air laut yang lebih berat oleh kandungan garam. Kondisi ini disebut
‘estuaria positif’ atau ‘estuaria baji garam’ (salt wedge estuary).
Akan tetapi ada pula estuaria yang memiliki kondisi berkebalikan, dan karenanya dinamai
‘estuaria negatif’. Misalnya pada estuaria-estuaria yang aliran air tawarnya sangat rendah,
seperti di daerah gurun pada musim kemarau. Laju penguapan air di permukaan, yang lebih
tinggi daripada laju masuknya air tawar ke estuaria, menjadikan air permukaan dekat mulut
sungai lebih tinggi kadar garamnya. Air yang hipersalin itu kemudian tenggelam dan
mengalir ke arah laut di bawah permukaan. Dengan demikian gradien salinitas airnya
berbentuk kebalikan daripada “estuaria positif’’.
Dalam pada itu, dinamika pasang surut air laut sangat mempengaruhi perubahan-perubahan
salinitas dan pola persebarannya di estuaria. Pola ini juga ditentukan oleh geomorfologi dasar
estuaria.
Sementara perubahan-perubahan salinitas di kolom air dapat berlangsung cepat dan dinamis,
salinitas substrat di dasar estuaria berubah dengan sangat lambat. Substrat estuaria umumnya
berupa lumpur atau pasir berlumpur, yang berasal dari sedimen yang terbawa aliran air, baik
dari darat maupun dari laut. Sebabnya adalah karena pertukaran partikel garam dan air yang
terjebak di antara partikel-partikel sedimen, dengan yang berada pada kolom air di atasnya
berlangsung dengan lamban.
E. Model Salinitas
”Model Salinitas” adalah suatu penggambaran atas kadar garam yang terdapat pada air, baik
kandungan atau perbedaannya sehingga untuk tiap daerah dimungkinkan terdapat perbedaan
”model salinitas”nya.
Perubahan salinitas dipengaruhi oleh pasang surut dan musim. Ke arah darat, salinitas muara
cenderung lebih rendah. Tetapi selama musim kemarau pada saat aliran air sungai berkurang,
air laut dapat masuk lebih jauh ke arah darat sehingga salinitas muara meningkat. Sebaliknya
pada musim hujan, air tawar mengalir dari sungai ke laut dalam jumlah yang lebih besar
sehingga salinitas air di muara menurun.
Perbedaan salinitas dapat mengakibatkan terjadinya lidah air tawar dan pergerakan massa di
muara. Perbedaan salinitas air laut dengan air sungai yang bertemu di muara menyebabkan
keduanya bercampur membentuk air payau. Karena kadar garam air laut lebih besar, maka air
laut cenderung bergerak di dasar perairan sedangkan air tawar di bagian permukaan. Keadaan
ini mengakibatkan terjadinya sirkulasi air di muara.
Aliran air tawar yang terjadi terus-menerus dari hulu sungai membawa mineral, bahan
organik, dan sedimen ke perairan muara. Di samping itu, unsur hara terangkut dari laut ke
daerah muara oleh adanya gerakan air akibat arus dan pasang surut. Unsur-unsur hara yang
terbawa ke muara merupakan bahan dasar yang diperlukan untuk fotosintesis yang
menunjang produktifitas perairan. Itulah sebabnya produktifitas muara melebihi produktifitas
ekosistem laut lepas dan perairan tawar. Lingkungan muara yang paling produktif di jumpai
di daerah yang ditumbuhi komunitas bakau.
F. Hubungan Densitas Ikan Dengan Salinitas
Salinitas dipengaruhi oleh massa air oseanis di bagian utara hingga bagian tengah perairan,
dan massa air tawar dari daratan yang mempengaruhi massa air di bagian selatan dan bagian
utara dekat pantai. Kondisi ini mempengaruhi densitas ikan, dan kebanyakan kelompok ikan
yang ditemukan dengan densitas tinggi (0,9 ikan/mł) pada daerah bagian selatan dengan
salinitas antara 29,36-31,84 %, dan densitas 0,4 ikan/mł di bagian utara dengan salinitas
29,97-32,59 % . Densitas ikan tertinggi pada lapisan kedalaman 5-15 m (0,8 ikan/mł)
ditemukan pada daerah dengan salinitas ≥31,5 % yaitu pada bagian utara perairan. Dibagian
selatan, densitas ikan tertinggi sebesar 0,6-0,7 ikan/mł ditemukan pada daerah dengan
salinitas ≤30,0 %. Pola pergeseran nilai salinitas hampir sama di tiap kedalaman, dengan nilai
yang makin bertambah sesuai dengan makin dalam perairan. Pada lapisan kedalaman 15-25
m, kisaran salinitas meningkat hingga lebih dari 32 %, dan konsentrasi densitas ikan
ditemukan lebih dari 0,4 ikan/mł dengan areal yang lebih besar pada konsentrasi salinitas
≤31,5 %. Konsentrasi ikan yang ditemukan pada daerah dengan salinitas ≥32,0 %, yaitu di
bagian utara perairan sebesar 0,2-0,3 ikan/mł.
Pada lapisan kedalaman 25-35 m dan 35-45 m dijumpai kisaran salinitas yang hampir sama
yaitu 31,43-32,53 % dan 31,77-32,73 %, dengan distribusi densitas ikan lebih banyak
ditemukan pada daerah dengan salinitas 32,0-32,5 % yaitu sebesar 0,1-0,8 ikan/mł, dan
kelompok ikan dengan densitas lebih kecil dari 0,1 ikan/mł banyakditemukan pada perairan
dengan salinitas ≤32,0 %. Pada lapisan kedalaman 35-45 m, konsentrasi densitas ikan makin
berkurang. Densitas tertinggi di lapisan ini hanya sebesar 0,17 ikan/mł, atau rata-rata densitas
ikan yang ditemukan di bawah 0,1 ikan/mł. Hal ini sesuai dengan ukuran ikan yang
terdeteksi, yang umumnya merupakan ikan-ikan berukuran kecil. Dimana lebih condong
terkonsentrasi pada daerah permukaan dan dekat pantai.
G. Pengaruh Faktor Salinitas Di Laut Pada Tingkah Laku Dan Kelimpahan Ikan.
1. Suhu air laut
Ikan adalah hewan berdarah dingin, yang suhu tubuhnya selalu menyesuaikan dengan suhu
sekitarnya. Selanjutnya dikatakan pula bahwa ikan mempunyai kemampuan untuk mengenali
dan memilih range suhu tertentu yang memberikan kesempatan untuk melakukan aktivitas
secara maksimum dan pada akhirnya mempengaruhi kelimpahan dan distribusinya. Pengaruh
suhu terhadap ikan adalah dalam proses vertikall, seperti pertumbuhan dan pengambilan
makanan, aktivitas tubuh, seperti kecepatan renang, serta dalam rangsangan syaraf. Pengaruh
suhu air pada tingkah laku ikan paling jelas terlihat selama pemijahan. Suhu air laut dapat
mempercepat atau memperlambat mulainya pemijahan pada beberapa jenis ikan. Suhu air dan
arus selama dan setelah pemijahan adalah faktor-faktor yang paling penting yang menentukan
“kekuatan keturunan” dan daya tahan larva pada spesies-spesies ikan yang paling penting
secara komersil. Suhu ekstrim pada daerah pemijahan (spawning ground) selama musim
pemijahan dapat memaksa ikan untuk memijah di daerah lain daripada di daerah tersebut.
Perubahan suhu jangka panjang dapat mempengaruhi perpindahan tempat pemijahan
(spawning ground) dan fishing ground secara vertikal.
Secara alami suhu air permukaan merupakan lapisan hangat karena mendapat radiasi
matahari pada siang hari. Karena pengaruh angin, maka di lapisan teratas sampai kedalaman
kira-kira 50-70 m terjadi pengadukan, hingga di lapisan tersebut terdapat suhu hangat (sekitar
28°C) yang ertical. Oleh sebab itu lapisan teratas ini sering pula disebut lapisan vertikal.
Karena adanya pengaruh arus dan pasang surut, lapisan ini bisa menjadi lebih tebal lagi. Di
perairan dangkal lapisan vertikal ini sampai ke dasar. Lapisan permukaan laut yang hangat
terpisah dari lapisan dalam yang dingin oleh lapisan tipis dengan perubahan suhu yang cepat
yang disebut termoklin atau lapisan diskontinuitas suhu. Suhu pada lapisan permukaan adalah
seragam karena percampuran oleh angin dan gelombang sehingga lapisan ini dikenal sebagai
lapisan percampuran (mixed layer). Mixed layer mendukung kehidupan ikan-ikan pelagis,
secara pasif mengapungkan plankton, telur ikan, dan larva, sementara lapisan air dingin di
bawah termoklin mendukung kehidupan hewan-hewan bentik dan hewan laut dalam.
Pada saat terjadi penaikan massa air (upwelling), lapisan termoklin ini bergerak ke atas dan
gradiennya menjadi tidak terlalu tajam sehingga massa air yang kaya zat hara dari lapisan
dalam naik ke lapisan atas.jangka pendek dari kedalaman termoklin dipengaruhi oleh
pergerakan permukaan, pasang surut, dan arus. Di bawah lapisan termoklin suhu menurun
secara perlahan-lahan dengan bertambahnya kedalaman.
Kedalaman termoklin di dalam lautan Hindia mencapai 120 meter. Menuju ke selatan di
daerah arus equatorial selatan, kedalaman termoklin mencapai 140 meter.
2. Pengaruh arus
Ikan bereaksi secara langsung terhadap perubahan lingkungan yang dipengaruhi oleh arus
dengan mengarahkan dirinya secara langsung pada arus. Arus tampak jelas dalam organ
mechanoreceptor yang terletak garis mendatar pada tubuh ikan. Mechanoreceptoradalah
reseptor yang ada pada vertikal yang mampu memberikan informasi perubahan mekanis
dalam lingkungan seperti gerakan, tegangan atau tekanan. Biasanya gerakan ikan selalu
mengarah menuju arus. Fishing ground yang paling baik biasanya terletak pada daerah batas
antara dua arus atau di daerah upwelling dan divergensi. Batas arus (konvergensi dan
divergensi) dan kondisi oseanografi dinamis yang lain (seperti eddies), berfungsi tidak hanya
sebagai perbatasan distribusi lingkungan bagi ikan, tetapi juga menyebabkan pengumpulan
ikan pada kondisi ini. Pengumpulan ikan-ikan yang penting secara komersil biasanya berada
pada tengah-tengah arus eddies. Akumulasi plankton, telur ikan juga berada di tengah-tengah
antisiklon eddies. Pengumpulan ini bisa berkaitan dengan pengumpulan ikan dewasa dalam
arus eddi (melalui rantai makanan).
3. Pengaruh cahaya
Ikan bersifat fototaktik baik secara positif maupun vertikal. Banyak ikan yang tertarik pada
cahaya buatan pada malam hari, satu fakta yang digunakan dalam penangkapan ikan.
Pengaruh cahaya buatan pada ikan juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan lain dan pada
beberapa spesies bervariasi terhadap waktu dalam sehari. Secara umum, sebagian besar ikan
pelagis naik ke permukaan sebelum matahari terbenam. Setelah matahari terbenam, ikan-ikan
ini menyebar pada kolom air, dan tenggelam ke lapisan lebih dalam setelah matahari terbit.
Ikan demersal biasanya menghabiskan waktu siang hari di dasar selanjutnya naik dan
menyebar pada kolom air pada malam hari.
Cahaya mempengaruhi ikan pada waktu memijah dan pada larva. Jumlah cahaya yang
tersedia dapat mempengaruhi waktu kematangan ikan. Jumlah cahaya juga mempengaruhi
daya hidup larva ikan secara tidak langsung, hal ini diduga berkaitan dengan jumlah produksi
organik yang sangat dipengaruhi oleh ketersediaan cahaya. Cahaya juga mempengaruhi
tingkah laku larva. Penangkapan beberapa larva ikan pelagis ditemukan lebih banyak pada
malam hari dibandingkan pada siang hari.
4. Upwelling
Upwelling adalah penaikan massa air laut dari suatu lapisan dalam ke lapisan permukaan.
Gerakan naik ini membawa serta air yang suhunya lebih dingin, salinitas tinggi, dan zat-zat
hara yang vertikal permukaan. Proses upwelling ini dapat terjadi dalam tiga bentuk.
Pertama, pada waktu arus dalam (deep current) bertemu dengan rintangan seperti mid-ocean
ridge (suatu sistem ridge bagian tengah lautan) di mana arus tersebut dibelokkan ke atas dan
selanjutnya air mengalir deras ke permukaan.
Kedua, ketika dua massa air bergerak berdampingan, misalnya saat massa air yang di utara di
bawah pengaruh gaya coriolis dan massa air di selatan ekuator bergerak ke selatan di bawah
pengaruh gaya coriolis juga, keadaan tersebut akan menimbulkan “ruang kosong” pada
lapisan di bawahnya. Kedalaman di mana massa air itu naik tergantung pada jumlah massa
air permukaan yang bergerak ke sisi ruang kosong tersebut dengan kecepatan arusnya. Hal ini
terjadi karena adanya divergensi pada perairan laut tersebut.
Ketiga, upwelling dapat pula disebabkan oleh arus yang menjauhi pantai akibat tiupan angin
darat yang terus-menerus selama beberapa waktu. Arus ini membawa massa air permukaan
pantai ke laut lepas yang mengakibatkan ruang kosong di daerah pantai yang kemudian diisi
dengan massa air di bawahnya.
Meningkatnya produksi perikanan di suatu perairan dapat disebabkan karena terjadinya
proses air naik (upwelling). Karena gerakan air naik ini membawa serta air yang suhunya
lebih dingin, salinitas yang tinggi dan tak kalah pentingnya zat-zat hara yang kaya seperti
fosfat dan nitrat naik ke permukaan. Selain itu proses air naik tersebut disertai dengan
produksi plankton yang tinggi.
Di perairan Selat Makasar bagian selatan diketahui terjadi upwelling. Proses terjadinya
upwelling tersebut disebabkan karena pertemuan arus dari Selat Makasar dan Laut Flores
bergabung kuat menjadi satu dan mengalir kuat ke barat menuju Laut Jawa. Dengan kondisi
demikian dimungkinkan massa air di permukaan di dekat pantai Ujung Pandang secara cepat
terseret oleh aliran tersebut dan untuk menggantikannya massa air dari lapisan bawah naik ke
atas. Proses air naik di Selat Makasar bagian selatan ini terjadi sekitar Juni sampai September
dan berkaitan erat dengan sistem arus. Air laut di lapisan permukaan umumnya mempunyai
suhu tinggi, salinitas, dan kandungan zat hara yang rendah. Sebaliknya pada lapisan yang
lebih dalam air laut mempunyai suhu yang rendah, salinitas, dan kandungan zat hara yang
lebih tinggi.
Pada waktu terjadinya upwelling, akan terangkat massa air dari lapisan bawah dengan suhu
rendah, salinitas, dan kandungan zat hara yang tinggi. Keadaan ini mengakibatkan air laut di
lapisan permukaan memiliki suhu rendah, salinitas, dan kandungan zat hara yang lebih tinggi
jika dibandingkan dengan massa air laut sebelum terjadinya proses upwelling ataupun massa
air sekitarnya. Sebaran suhu, salinitas, dan zat hara secara vertical maupun horizontal sangat
membantu dalam menduga kemungkinan terjadinya upwelling di suatu perairan. Pola-pola
sebaran oseanografi tersebut digunakan untuk mengetahui jarak vertikal yang ditempuh oleh
massa air yang terangkat. Sebaran suhu permukaan laut merupakan salah satu parameter yang
dapat dipergunakan untuk mengetahui terjadinya proses upwelling di suatu perairan.
Dalam proses upwelling ini terjadi penurunan suhu permukaan laut dan tingginya kandungan
zat hara dibandingkan daerah sekitarnya. Tingginya kadar zat hara tersebut merangsang
perkembangan fitoplankton di permukaan. Karena perkembangan fitoplankton sangat erat
kaitannya dengan tingkat kesuburan perairan, maka proses air naik selalu dihubungkan
dengan meningkatnya produktivitas primer di suatu perairan dan selalu diikuti dengan
meningkatnya populasi ikan di perairan tersebut. Upwelling di perairan Indonesia dijumpai di
Laut Banda, Laut Arafura, selatan Jawa hingga selatan Sumbawa, Selat Makasar, Selat Bali,
dan diduga terjadi di Laut Maluku, Laut Halmahera, Barat Sumatra, serta di Laut Flores dan
Teluk Bone. Upwelling berskala besar terjadi di selatan Jawa, sedangkan berskala kecil
terjadi di Selat Bali dan Selat Makasar. Upwelling di perairan Indonesia bersifat musiman
terjadi pada Musim Timur (Mei-September), hal ini menunjukan adanya hubungan yang erat
antara upwelling dan musim.
H. Penentuan Nilai Salinitas
Ciri yang paling khas pada air laut yang diketahui oleh semua orang adalah rasanya yang
asin. Ini disebabkan karena di dalam air laut terlarut bermacam-macam garam, yang paling
utama adalah garam natrium korida (NaCl) yang sering pula disebut garam dapur. Selain
garam-garam korida, di dalam air laut terdapat pula garam-garam magnesium, kalsium,
kalium dan sebagainya. Dalam literatur oseanologi dikenal istilah salinitas (acapkali pula
disebut kadar garam atau kegaraman) yang maksudnya ialah jumlah berat semua garam
(dalam garam) yang terlarutdalam satu liter air, biasanya dinyatakan dengan satuan 0/00 (per
mil, gram per liter).
Ada berbagai cara menentukan salinitas, baik secara kimia maupun fisika. Secara kimia
untuk menentukan nilai salinitas dilakukan dengan cara menghitung jumlah kadar klor dalam
sample air laut. Hal ini dilakukan karena sangat susah untuk menentukan salinitas senyawa
terlarut secara keseluruhan. Oleh sebab itu hanya dilakukan peninjauan pada komponen
terbesar yaitu klorida (Cl). Kandungan klorida ditetapkan pada tahun 1902 sebagai jumlah
dalam gram ion klorida pada satu kilogram air laut jika semua halogen digantikan oleh
klorida. Penetapan ini mencerminkan proses kimiawi titrasi untuk menentukan kandungan
klorida.
Salinitas ditetapkan pada tahun 1902 sebagai jumlah total dalam gram bahan-bahan terlarut
dalam satu kilogram air laut jika semua karbonat dirubah menjadi oksida, semua bromida dan
yodium dirubah menjadi klorida dan semua bahan-bahan organik dioksidasi. Selanjutnya
hubungan antara salinitas dan klorida ditentukan melalui suatu rangkaian pengukuran dasar
laboratorium berdasarkan pada sampel air laut di seluruh dunia dan dinyatakan sebagai: S
(o/oo) = 0.03 +1.805 Cl (o/oo) (1902) Lambang o/oo (dibaca per mil) adalah bagian per
seribu. Kandungan garam 3,5% sebanding dengan 35o/oo atau 35 gram garam di dalam satu
kilogram air laut. Persamaan tahun 1902 di atas akan memberikan harga salinitas sebesar
0,03o/oo jika klorinitas sama dengan nol dan hal ini sangat menarik perhatian dan
menunjukkan adanya masalah dalam sampel air yang digunakan untuk pengukuran
laboratorium. Oleh karena itu, pada tahun 1969 UNESCO memutuskan untuk mengulang
kembali penentuan dasar hubungan antara klorinitas dan salinitas dan memperkenalkan
definisi baru yang dikenal sebagai salinitas absolut dengan rumus: S (o/oo) = 1.80655 Cl
(o/oo) (1969) Namun demikian, dari hasil pengulangan definisi ini ternyata didapatkan hasil
yang sama dengan definisi sebelumnya.
Definisi salinitas ditinjau kembali ketika tekhnik untuk menentukan salinitas dari pengukuran
konduktivitas, temperatur dan tekanan dikembangkan. Sejak tahun 1978, didefinisikan suatu
satuan baru yaitu Practical Salinity Scale (Skala Salinitas Praktis) dengan simbol S, sebagai
rasio dari konduktivitas. “Salinitas praktis dari suatu sampel air laut ditetapkan sebagai rasio
dari konduktivitas listrik (K) sampel air laut pada temperatur 15oC dan tekanan satu standar
atmosfer terhadap larutan kalium klorida (KCl), dimana bagian massa KCl adalah 0,0324356
pada temperatur dan tekanan yang sama. Rumus dari definisi ini adalah: S = 0.0080 – 0.1692
K1/2 + 25.3853 K + 14.0941 K3/2 – 7.0261 K2 + 2.7081 K5/2 Sebagai catatan: dari
penggunaan definisi baru ini, dimana salinitas dinyatakan sebagai rasio, maka satuan o/oo
tidak lagi berlaku, nilai 35o/oo berkaitan dengan nilai 35 dalam satuan praktis. Beberapa
oseanografer menggunakan satuan “psu” dalam menuliskan harga salinitas, yang merupakan
singkatan dari “practical salinity unit”. Karena salinitas praktis adalah rasio, maka sebenarnya
ia tidak memiliki satuan, jadi penggunaan satuan “psu” sebenarnya tidak mengandung makna
apapun dan tidak diperlukan.
Kemudian untuk menghitung nilai salinitas secara fisik adalah ini untuk menentukan salinitas
melalui konduktivitas air laut. Alat-alat elektronik canggih menggunakan prinsip
konduktivitas. Salah satu alat yang paling popular untuk mengukur salinitas dengan ketelitian
tinggi ialah salinometer yang bekerjanya didasarkan pada daya hantar listrik. Makin besar
salinitas, makin besar pula daya hantar listriknya. Selain itu telah pula dikembangkan pula
alat STD (salinity-temperature-depth recorder) yang apabila diturunkan ke dalam laut dapat
dengan otomatis membuat kurva salinitas dan suhu terhadap kedalaman di lokasi tersebut.
I. Desalinisasi
Desalinasi adalah proses pemisahan yang digunakan untuk mengurangi kandungan garam
terlarut dari air garam hingga level tertentu sehingga air dapat digunakan. Proses desalinasi
melibatkan tiga aliran cairan, yaitu umpan berupa air garam (misalnya air laut), produk
bersalinitas rendah, dan konsentrat bersalinitas tinggi. Produk proses desalinasi umumnya
merupakan air dengan kandungan garam terlarut kurang dari 500 mg/l, yang dapat digunakan
untuk keperluan domestik, industri, dan pertanian. Hasil sampingan dari proses desalinasi
adalah brine. Brine adalah larutan garam berkonsentrasi tinggi (lebih dari 35000 mg/l garam
terlarut).
Distilasi merupakan metode desalinasi yang paling lama dan paling umum digunakan.
Distilasi adalah metode pemisahan dengan cara memanaskan air laut untuk menghasilkan uap
air, yang selanjutnya dikondensasi untuk menghasilkan air bersih. Berbagai macam proses
distilasi yang umum digunakan, seperti multistage flash, multiple effect distillation, dan vapor
compression umumnya menggunakan prinsip mengurangi tekanan uap dari air agar
pendidihan dapat terjadi pada temperatur yang lebih rendah, tanpa menggunakan panas
tambahan.
Metode lain desalinasi adalah dengan menggunakan membran. Terdapat dua tipe membran
yang dapat digunakan untuk proses desalinasi, yaitu reverse osmosis (RO) dan electrodialysis
(ED). Pada proses desalinasi menggunakan membran RO, ialah sebuah istilah teknologi yang
berasal dari osmosis. Osmosis adalah sebuah fenomena alam dalam sel hidup di mana
molekul “solvent” (biasanya air) akan mengalir dari daerah “solute” rendah ke daerah
“solute” tinggi melalui sebuah membran “semipermeable”. Membran “semipermeable” ini
menunjuk ke membran sel atau membran apa pun yang memiliki struktur yang mirip atau
bagian dari membran sel. Gerakan dari “solvent” berlanjut sampai sebuah konsentrasi yang
seimbang tercapai di kedua sisi membrane. Reverse osmosis dapat diartikan proses
pemaksaan sebuah solvent dari daerah konsentrasi “solute” tinggi melalui sebuah membran
ke sebuah daerah “solute” rendah dengan menggunakan sebuah tekanan melebihi tekanan
osmotik.
Dalam istilah lebih mudah, reverse osmosis adalah mendorong sebuah solusi melalui filter
yang menangkap “solute” dari satu sisi dan membiarkan pendapatan “solvent” murni dari sisi
satunya. air pada larutan garam dipisahkan dari garam terlarutnya dengan mengalirkannya
melalui membran water-permeable. Permeate dapat mengalir melalui membran akibat adanya
perbedaan tekanan yang diciptakan antara umpan bertekanan dan produk, yang memiliki
tekanan dekat dengan tekanan atmosfer. Sisa umpan selanjutnya akan terus mengalir melalui
sisi reaktor bertekanan sebagai brine. Proses ini tidak melalui tahap pemanasan ataupun
perubahan fasa. Kebutuhan energi utama adalah untuk memberi tekanan pada air umpan.
Desalinasi air payau membutuhkan tekanan operasi berkisar antara 250 hingga 400 psi,
sedangkan desalinasi air laut memiliki kisaran tekanan operasi antara 800 hingga 1000 psi.
Dalam praktiknya, umpan dipompa ke dalam container tertutup, pada membran, untuk
meningkatkan tekanan. Saat produk berupa air bersih dapat mengalir melalui membran, sisa
umpan dan larutan brine menjadi semakin terkonsentrasi. Untuk mengurangi konsentrasi
garam terlarut pada larutan sisa, sebagian larutan terkonsentrasi ini diambil dari container
untuk mencegah konsentrasi garam terus meningkat.
Sistem RO terdiri dari 4 proses utama, yaitu:
1. Pretreatment: Air umpan pada tahap pretreatment disesuaikan dengan membran
dengan cara memisahkan padatan tersuspensi, menyesuaikan pH, dan menambahkan
inhibitor untuk mengontrol scaling yang dapat disebabkan oleh senyawa tetentu, seperti
kalsium sulfat.
2. Pressurization: Pompa akan meningkatkan tekanan dari umpan yang sudah melalui
proses pretreatment hingga tekanan operasi yang sesuai dengan membran dan salinitas air
umpan.
3. Separation: Membran permeable akan menghalangi aliran garam terlarut, sementara
membran akan memperbolehkan air produk terdesalinasi melewatinya. Efek permeabilitas
membran ini akan menyebabkan terdapatnya dua aliran, yaitu aliran produk air bersih, dan
aliran brine terkonsentrasi. Karena tidak ada membran yang sempurna pada proses pemisahan
ini, sedikit garam dapat mengalir melewati membran dan tersisa pada air produk. Membran
RO memiliki berbagai jenis konfigurasi, antara lain spiral wound dan hollow fine fiber
membranes.
4. Stabilization: Air produk hasil pemisahan dengan membran biasanya membutuhkan
penyesuaian pH sebelum dialirkan ke sistem distribusi untuk dapat digunakan sebagai air
minum. Produk mengalir melalui kolom aerasi dimana pH akan ditingkatkan dari sekitar 5
hingga mendekati 7.
Dua metode yang paling banyak digunakan adalah Reverse Osmosis (47,2%) ialah sebuah
istilah teknologi yang berasal dari osmosis. Osmosis adalah sebuah fenomena alam dalm sel
hidup di mana molekul “solvent” (biasanya air) akan mengalir dari daerah “solute” rendah ke
daerah “solute” tinggi melalui sebuah membran “semipermeable”. Membran
“semipermeable” ini menunjuk ke membran sel atau membran apa pun yang memiliki
struktur yang mirip atau bagian dari membran sel. Gerakan dari “solvent” berlanjut sampai
sebuah konsentrasi yang seimbang tercapai di kedua sisi membrane. Reverse osmosis dapat
diartikan proses pemaksaan sebuah solvent dari daerah konsentrasi “solute” tinggi melalui
sebuah membran ke sebuah daerah “solute” rendah dengan menggunakan sebuah tekanan
melebihi tekanan osmotik. Dalam istilah lebih mudah, reverse osmosis adalah mendorong
sebuah solusi melalui filter yang menangkap “solute” dari satu sisi dan membiarkan
pendapatan “solvent” murni dari sisi satunya. Proses ini telah digunakan untuk mengolah air
laut untuk mendapatkan air tawar, sejak awal 1970-an
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah “Unsur-Unsur Dalam Air Laut dan Salinitas” yaitu :
1. Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi salinitas :
a. Penguapan
b. Curah hujan
c. Banyak sedikitnya sungai yang bermuara dilaut
3. Sebaran salinitas di laut dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti pola sirkulasi air,
penguapan, curah hujan, aliran sungai.
4. Model Salinitas adalah suatu penggambaran atas kadar garam yang terdapat pada
air, baik kandungan atau perbedaannya sehingga untuk tiap daerah dimungkinkan terdapat
perbedaan ”model salinitas”nya.
5. Pengaruh Faktor Salinitas Di Laut Pada Tingkah Laku Dan Kelimpahan Ikan:
a. Suhu air laut
b. Pengaruh arus
c. Pengaruh cahaya
d. upwelling
6. Ada berbagai cara menentukan salinitas, baik secara kimia maupun fisika. Secara
kimia untuk menentukan nilai salinitas dilakukan dengan cara menghitung jumlah kadar klor
dalam sample air laut. Hal ini dilakukan karena sangat susah untuk menentukan salinitas
senyawa terlarut secara keseluruhan.
7. Desalinasi adalah proses pemisahan yang digunakan untuk mengurangi kandungan
garam terlarut dari air garam hingga level tertentu sehingga air dapat digunakan. Proses
desalinasi melibatkan tiga aliran cairan, yaitu umpan berupa air garam (misalnya air laut),
produk bersalinitas rendah, dan konsentrat bersalinitas tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.gewater.com/what_we_do/water_scarcity/desalination.jsp
http://www.oas.org/dsd/publications/Unit/oea59e/ch20.htm#TopOfPage
Nontji, A. , 2007. LAUT NUSANTARA. Jakarta : Djambatan.
Romimohtarto, K. dan Juwana, S. 2007. BIOLOGI LAUT : Ilmu Pengetahuan Tentang Biota
Laut. Jakarta : Djambatan.
www.oseanografi.blogspot.com/200/07/salinitas-air-laut.html
www.wikipedia.com

More Related Content

What's hot

Laporan praktikum peristiwa osmosis pada kentang
Laporan praktikum peristiwa osmosis pada kentangLaporan praktikum peristiwa osmosis pada kentang
Laporan praktikum peristiwa osmosis pada kentangYasinta Surya
 
Laporan Praktikum Asam Basa
Laporan Praktikum Asam BasaLaporan Praktikum Asam Basa
Laporan Praktikum Asam Basanurwiji
 
Badan air dan siklus hidrologi ppt
Badan air dan siklus hidrologi pptBadan air dan siklus hidrologi ppt
Badan air dan siklus hidrologi pptSitimeymeii
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiawd_amaliah
 
Manjemen kualitas air
Manjemen kualitas airManjemen kualitas air
Manjemen kualitas airBBAP takalar
 
Pengantar oseanografi
Pengantar oseanografiPengantar oseanografi
Pengantar oseanografinaufalulhaq2
 
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara FisikPerencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara FisikJoy Irman
 
SNI 19-6449-2000 tentang Metode Pengujian Koagulasi - Flokulasi dengan Cara Jar
SNI 19-6449-2000 tentang Metode Pengujian Koagulasi - Flokulasi dengan Cara JarSNI 19-6449-2000 tentang Metode Pengujian Koagulasi - Flokulasi dengan Cara Jar
SNI 19-6449-2000 tentang Metode Pengujian Koagulasi - Flokulasi dengan Cara JarMuhamad Imam Khairy
 
Laporan Praktikum Kimia indikator asam basa
Laporan Praktikum Kimia indikator asam basaLaporan Praktikum Kimia indikator asam basa
Laporan Praktikum Kimia indikator asam basaFeren Jr
 
Pertemuan 5 perhitungan alat filtrasi
Pertemuan 5 perhitungan alat filtrasiPertemuan 5 perhitungan alat filtrasi
Pertemuan 5 perhitungan alat filtrasideniswan
 
IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL DAN DAMPAK PENTING HIPOTETIK
IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL DAN DAMPAK PENTING HIPOTETIKIDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL DAN DAMPAK PENTING HIPOTETIK
IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL DAN DAMPAK PENTING HIPOTETIKChristian Solas
 
analisis prinsip kerja open pan evaporimeter
analisis prinsip kerja open pan evaporimeteranalisis prinsip kerja open pan evaporimeter
analisis prinsip kerja open pan evaporimeterAhmad Kanzu Firdaus
 

What's hot (20)

Plankton net
Plankton netPlankton net
Plankton net
 
Laporan praktikum peristiwa osmosis pada kentang
Laporan praktikum peristiwa osmosis pada kentangLaporan praktikum peristiwa osmosis pada kentang
Laporan praktikum peristiwa osmosis pada kentang
 
Laporan Praktikum Asam Basa
Laporan Praktikum Asam BasaLaporan Praktikum Asam Basa
Laporan Praktikum Asam Basa
 
Badan air dan siklus hidrologi ppt
Badan air dan siklus hidrologi pptBadan air dan siklus hidrologi ppt
Badan air dan siklus hidrologi ppt
 
Materi Estuari
Materi EstuariMateri Estuari
Materi Estuari
 
Oseanografi sifat kimia air laut
Oseanografi sifat kimia air lautOseanografi sifat kimia air laut
Oseanografi sifat kimia air laut
 
PPT LAGUNA
PPT LAGUNAPPT LAGUNA
PPT LAGUNA
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
 
Hukum henry
Hukum henryHukum henry
Hukum henry
 
Manjemen kualitas air
Manjemen kualitas airManjemen kualitas air
Manjemen kualitas air
 
Konservasi laut
Konservasi lautKonservasi laut
Konservasi laut
 
Adaptasi Fisiologis Hewan Air
Adaptasi  Fisiologis Hewan AirAdaptasi  Fisiologis Hewan Air
Adaptasi Fisiologis Hewan Air
 
Pengantar oseanografi
Pengantar oseanografiPengantar oseanografi
Pengantar oseanografi
 
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara FisikPerencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
 
Laporan Praktikum Laju Reaksi
Laporan Praktikum Laju ReaksiLaporan Praktikum Laju Reaksi
Laporan Praktikum Laju Reaksi
 
SNI 19-6449-2000 tentang Metode Pengujian Koagulasi - Flokulasi dengan Cara Jar
SNI 19-6449-2000 tentang Metode Pengujian Koagulasi - Flokulasi dengan Cara JarSNI 19-6449-2000 tentang Metode Pengujian Koagulasi - Flokulasi dengan Cara Jar
SNI 19-6449-2000 tentang Metode Pengujian Koagulasi - Flokulasi dengan Cara Jar
 
Laporan Praktikum Kimia indikator asam basa
Laporan Praktikum Kimia indikator asam basaLaporan Praktikum Kimia indikator asam basa
Laporan Praktikum Kimia indikator asam basa
 
Pertemuan 5 perhitungan alat filtrasi
Pertemuan 5 perhitungan alat filtrasiPertemuan 5 perhitungan alat filtrasi
Pertemuan 5 perhitungan alat filtrasi
 
IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL DAN DAMPAK PENTING HIPOTETIK
IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL DAN DAMPAK PENTING HIPOTETIKIDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL DAN DAMPAK PENTING HIPOTETIK
IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL DAN DAMPAK PENTING HIPOTETIK
 
analisis prinsip kerja open pan evaporimeter
analisis prinsip kerja open pan evaporimeteranalisis prinsip kerja open pan evaporimeter
analisis prinsip kerja open pan evaporimeter
 

Similar to UNSUR DALAM AIR LAUT (20)

Makalah air
Makalah airMakalah air
Makalah air
 
Makalah air
Makalah airMakalah air
Makalah air
 
Makalah air
Makalah airMakalah air
Makalah air
 
Kelautan
KelautanKelautan
Kelautan
 
Pemurnian air laut
Pemurnian air lautPemurnian air laut
Pemurnian air laut
 
Salinitas
SalinitasSalinitas
Salinitas
 
Ilmu lingkungan
Ilmu lingkunganIlmu lingkungan
Ilmu lingkungan
 
Salinitas
SalinitasSalinitas
Salinitas
 
POLUSI LAUT
POLUSI LAUTPOLUSI LAUT
POLUSI LAUT
 
1 elmu aer
1   elmu aer1   elmu aer
1 elmu aer
 
Makalah lingkungan pengendapan
Makalah lingkungan pengendapanMakalah lingkungan pengendapan
Makalah lingkungan pengendapan
 
20354210 pengendapan-dan-gravimetri
20354210 pengendapan-dan-gravimetri20354210 pengendapan-dan-gravimetri
20354210 pengendapan-dan-gravimetri
 
Salinitas
SalinitasSalinitas
Salinitas
 
Geografi - Gelombang & Arus Laut
Geografi - Gelombang & Arus LautGeografi - Gelombang & Arus Laut
Geografi - Gelombang & Arus Laut
 
PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR BERSIH
PROSES PENGOLAHAN AIR  SUNGAI MENJADI AIR BERSIHPROSES PENGOLAHAN AIR  SUNGAI MENJADI AIR BERSIH
PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR BERSIH
 
Hidrosfer
HidrosferHidrosfer
Hidrosfer
 
Erlanggaipbbab1
Erlanggaipbbab1Erlanggaipbbab1
Erlanggaipbbab1
 
Teknik Penyehatan - Desalinasi air laut PPT
Teknik Penyehatan - Desalinasi air laut PPTTeknik Penyehatan - Desalinasi air laut PPT
Teknik Penyehatan - Desalinasi air laut PPT
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Lapoan Analisa Air
Lapoan Analisa AirLapoan Analisa Air
Lapoan Analisa Air
 

More from Warnet Raha

Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanPengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanWarnet Raha
 
Warnet vast raha
Warnet vast rahaWarnet vast raha
Warnet vast rahaWarnet Raha
 
Surat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorselSurat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorselWarnet Raha
 
Silsilah keluarga
Silsilah keluargaSilsilah keluarga
Silsilah keluargaWarnet Raha
 
Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1Warnet Raha
 
Makalah haji dan umroh
Makalah haji dan umrohMakalah haji dan umroh
Makalah haji dan umrohWarnet Raha
 
Motivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaMotivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaWarnet Raha
 
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Warnet Raha
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramataWarnet Raha
 
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Warnet Raha
 
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari mudaPengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari mudaWarnet Raha
 
Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4Warnet Raha
 

More from Warnet Raha (20)

Serune kale
Serune kaleSerune kale
Serune kale
 
Alat musik
Alat musikAlat musik
Alat musik
 
Septian
SeptianSeptian
Septian
 
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanPengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
 
Perihal
PerihalPerihal
Perihal
 
Warnet vast raha
Warnet vast rahaWarnet vast raha
Warnet vast raha
 
Surat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorselSurat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorsel
 
Silsilah keluarga
Silsilah keluargaSilsilah keluarga
Silsilah keluarga
 
Ipink
IpinkIpink
Ipink
 
Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1
 
Makalah haji dan umroh
Makalah haji dan umrohMakalah haji dan umroh
Makalah haji dan umroh
 
Motivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaMotivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerja
 
Salim 2
Salim 2Salim 2
Salim 2
 
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
 
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari mudaPengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
 
Jurnal ella
Jurnal ellaJurnal ella
Jurnal ella
 
Penelitian
PenelitianPenelitian
Penelitian
 
Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4
 

Recently uploaded

LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contohLAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contohkhunagnes1
 
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docx
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docxMAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docx
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docxYogiAJ
 
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiCimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiHaseebBashir5
 
PPT-Business-Plan makanan khas indonesia
PPT-Business-Plan makanan khas indonesiaPPT-Business-Plan makanan khas indonesia
PPT-Business-Plan makanan khas indonesiaSukmaWati809736
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptxTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptxFORTRESS
 
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind..."Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...HaseebBashir5
 
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...FORTRESS
 
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak BonusUNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonusunikbetslotbankmaybank
 
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttx
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttxSLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttx
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttxdevina81
 
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024HelmyTransformasi
 
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang PopulerSV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang PopulerHaseebBashir5
 
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11Al-ghifari Erik
 
Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiPerspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiSeta Wicaksana
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda AcehTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda AcehFORTRESS
 
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppterlyndakasim2
 
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor""Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"HaseebBashir5
 
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...FORTRESS
 
04 AKMEN new.pdf........................
04 AKMEN new.pdf........................04 AKMEN new.pdf........................
04 AKMEN new.pdf........................rendisalay
 
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik PerhatianTentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik PerhatianHaseebBashir5
 
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs TogelTogel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs TogelHaseebBashir5
 

Recently uploaded (20)

LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contohLAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
 
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docx
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docxMAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docx
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docx
 
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiCimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
 
PPT-Business-Plan makanan khas indonesia
PPT-Business-Plan makanan khas indonesiaPPT-Business-Plan makanan khas indonesia
PPT-Business-Plan makanan khas indonesia
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptxTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
 
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind..."Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
 
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
 
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak BonusUNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
 
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttx
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttxSLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttx
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttx
 
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
 
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang PopulerSV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
 
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11
 
Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiPerspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda AcehTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
 
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
 
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor""Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"
 
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
 
04 AKMEN new.pdf........................
04 AKMEN new.pdf........................04 AKMEN new.pdf........................
04 AKMEN new.pdf........................
 
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik PerhatianTentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
 
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs TogelTogel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
 

UNSUR DALAM AIR LAUT

  • 1. KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat- Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Unsur-Unsur Dalam Air Laut Dan Salinitas”. Salam dan salawat kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang merupakan tauladan bagi kaum muslimin dimuka bumi ini. Walaupun berbagai macam tantangan yang dihadapi, tapi semua itu telah memberikan pengalaman yang berharga untuk dijadikan pelajaran dimasa yang akan datang. Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian. Makassar, April 2012 Penyusun
  • 2. DAFTAR ISI Halaman Judul…………………………………………………………………………..i Kata Pengantar…………………………………………………………………………ii Daftar Isi………………………………………………………………………………...iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang…………………………………………………………………1 B. Rumusan Masalah…………………………………………………………….1 C. Tujuan Penulisan……………………………………………………………...2 BAB II PEMBAHASAN A. Teori Asal-Usul Garam-Garam di Laut…………………………………….3 B. Devenisi Salinitas……………………………………………………………..4 C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Salinitas…………………………….4 D. Sebaran Salinitas Di Laut……………………………………………………6 E. Model Salinitas………………………………………………………………...9 F. Hubungan Densitas Ikan Dan Salinitas………………………………….10 G. Pengaruh Faktor Salinitas Di Laut Pada Tingkah Laku Dan Kelimpahan Ikan………………………………………………………..11 H. Penentuan Nilai Salinitas…………………………………………………..15 I. Desalinisasi………………………………………………………………..…16 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan……………………………………………………………………20 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..21
  • 3. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber air terbanyak di bumi ini adalah air laut, namun untuk sampai pada tahap penggunaan sehari-hari tidak bisa langsung digunakan harus melalui pengolahan terlebih dahulu, mengingat salinitas air laut sangat tinggi. HYDRO sea water membran dapat mengubah air laut dengan salinitas tinggi menjadi air tawar untuk penggunaan sehari-hari. Air laut mengandung 3,5% garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-partikel tak terlarut. Keberadaan garam-garaman mempengaruhi sifat fisis air laut (seperti: densitas, kompresibilitas, titik beku, dan temperatur dimana densitas menjadi maksimum) beberapa tingkat, tetapi tidak menentukannya. Beberapa sifat (viskositas, daya serap cahaya) tidak terpengaruh secara signifikan oleh salinitas. Dua sifat yang sangat ditentukan oleh jumlah garam di laut (salinitas) adalah daya hantar listrik (konduktivitas) dan tekanan osmosis. Garam-garaman utama yang terdapat dalam air laut adalah klorida (55%), natrium (31%), sulfat (8%), magnesium (4%), kalsium (1%), potasium (1%) dan sisanya (kurang dari 1%) teridiri dari bikarbonat, bromida, asam borak, strontium dan florida. Tiga sumber utama garam-garaman di laut adalah pelapukan batuan di darat, gas-gas vulkanik dan sirkulasi lubang-lubang hidrotermal (hydrothermal vents) di laut dalam. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana asal-usul garam-garam di laut ? 2. Apa pengertian Salinitas ? 3. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi salinitas ? 4. Bagaimana sebaran salinitas dilaut ? 5. Bagaimana model salinitas ? 6. Apa dan bagaiman hubungan antara densitas ikan dan salinitas ? 7. Apa pengaruh faktor salinitas di laut pada tingkah laku dan kelimpahan ikan ? 8. Bagaiman cara menentukan nilai salinitas ? 9. Apa devenisi desalinisasi ? C. Tujuan Penulisan
  • 4. 1. Untuk mengetahui asal-usul garam-garam di laut ? 2. Untuk mengetahui pengertian Salinitas ? 3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi salinitas ? 4. Untuk mengetahui sebaran salinitas dilaut ? 5. Untuk mengetahui model salinitas ? 6. Untuk mengetahui hubungan antara densitas ikan dan salinitas ? 7. Untuk mengetahui pengaruh faktor salinitas di laut pada tingkah laku dan kelimpahan ikan ? 8. Untuk mengetahui cara menentukan nilai salinitas ? 9. Untuk mengetahui devenisi desalinisasi ? BAB II PEMBAHASAN A. Teori Asal-Usul Garam-Garam Di Laut Mula-mula diperkirakan bahwa zat-zat kimia yang menyebabkan air laut asin berasal dari darat yang dibawa oleh sungai-sungai yang mengalir ke laut, entah itu dari pengikisan batu- batuan darat, dari tanah longsor, dari air hujan atau dari gejala alam lainnya, yang terbawa oleh air sungai ke laut. Jika hal ini benar tentunya susunan kimiawi air sungai tidak akan berbeda dengan susunan kimiawi air laut. Menurut teori, zat-zat garam tersebut berasal dari dalam dasar laut melalui proses outgassing, yakni rembesan dari kulit bumi di dasar laut yang berbentuk gas ke permukaan dasar laut. Bersama gas-gas ini, terlarut pula hasil kikisan kerak bumi dan bersama-sama garam-garam ini merembes pula air, semua dalam perbandingan yang tetap sehingga terbentuk garam di laut. Kadar garam ini tetap tidak berubah sepanjang masa. Artinya kita tidak menjumpai bahwa air laut makin lama makin asin. Zat-zat yang terlarut yang membentuk garam, yang kadarnya diukur dengan istilah salinitas dapat dibagi menjadi empat kelompok, yakni:
  • 5. 1. Konstituen utama : Cl, Na, SO4, dan Mg. 2. Gas terlarut : CO2, N2, dan O2. 3. Unsur Hara : Si, N, dan P. 4. Unsur Runut : I, Fe, Mn, Pb, dan Hg. Konstituen utama merupakan 99,7% dari seluruh zat terlarut dalam air laut, sedangkan sisanya 0,3% terdiri dari ketiga kelompok zat lainnya. Akan tetapi meskipun kelompok zat terakhir ini sangat kecil persentasenya, mereka banyak menentukan kehidupan di laut. Sebaliknya kepekatan zat-zat ini banyak ditentukan oleh aktivitas kehidupan di laut. Selain zat-zat terlarut ini, air juga mengandung butiran-butiran halus dalam suspense. Sebagian dari zat ini akhirnya terlarut, sebagian lagi mengendap ke dasar laut dan sisanya diurai oleh bakteri menjadi zat-zat hara yang dimanfaatkan tumbuhan untuk fotosintesis. B. Definisi Salinitas Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air. Salinitas juga dapat mengacu pada kandungan garam dalam tanah. Kandungan garam pada sebagian besar danau, sungai, dan saluran air alami sangat kecil sehingga air di tempat ini dikategorikan sebagai air tawar. Kandungan garam sebenarnya pada air ini, secara definisi, kurang dari 0,05%. Jika lebih dari itu, air dikategorikan sebagai air payau atau menjadi saline bila konsentrasinya 3 sampai 5%. Lebih dari 5%, ia disebut brine. C. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Salinitas 1. Penguapan, makin besar tingkat penguapan air laut di suatu wilayah, maka salinitasnya tinggi dan sebaliknya pada daerah yang rendah tingkat penguapan air lautnya, maka daerah itu rendah kadar garamnya. 2. Curah hujan, makin besar/banyak curah hujan di suatu wilayah laut maka salinitas air laut itu akan rendah dan sebaliknya makin sedikit/kecil curah hujan yang turun salinitas akan tinggi. 3. Banyak sedikitnya sungai yang bermuara di laut tersebut, makin banyak sungai yang bermuara ke laut tersebut maka salinitas laut tersebut akan rendah, dan sebaliknya makin sedikit sungai yang bermuara ke laut tersebut maka salinitasnya akan tinggi. Air laut secara alami merupakan air saline dengan kandungan garam sekitar 3,5%. Beberapa danau garam di daratan dan beberapa lautan memiliki kadar garam lebih tinggi dari air laut
  • 6. umumnya. Sebagai contoh, Laut Mati memiliki kadar garam sekitar 30%. Walaupun kebanyakan air laut di dunia memiliki kadar garam sekitar 3,5 %, air laut juga berbeda-beda kandungan garamnya. Yang paling tawar adalah di timur Teluk Finlandia dan di utara Teluk Bothnia, keduanya bagian dari Laut Baltik. Yang paling asin adalah di Laut Merah, di mana suhu tinggi dan sirkulasi terbatas membuat penguapan tinggi dan sedikit masukan air dari sungai-sungai. Kadar garam di beberapa danau dapat lebih tinggi lagi. Tabel 1. Salinitas air berdasarkan persentase garam terlarut Salinitas Air Berdasarkan Persentase Garam Terlarut Air Tawar Air Payau Air Saline Brine < 0.05 % 0.05 – 3 % 3 – 5 % > 5 % Zat terlarut meliputi garam-garam anorganik, senyawa-senyawa organik yang berasal dari organisme hidup, dan gas-gas yang terlarut. Garam-garaman utama yang terdapat dalam air laut adalah klorida (55,04%), natrium (30,61%), sulfat (7,68%), magnesium (3.69%), kalsium (1,16%), kalium (1,10%) dan sisanya (kurang dari 1%) teridiri dari bikarbonat, bromida, asam borak, strontium dan florida. Tiga sumber utama dari garam-garaman di laut adalah pelapukan batuan di darat, gas-gas vulkanik dan sirkulasi lubang-lubang hidrotermal (hydrothermal vents) di laut dalam. Keberadaan garam-garaman mempengaruhi sifat fisis air laut (seperti: densitas, kompresibilitas, titik beku, dan temperatur dimana densitas menjadi maksimum) beberapa tingkat, tetapi tidak menentukannya. Beberapa sifat (viskositas, daya serap cahaya) tidak terpengaruh secara signifikan oleh salinitas. Dua sifat yang sangat ditentukan oleh jumlah garam di laut (salinitas) adalah daya hantar listrik (konduktivitas) dan tekanan osmosis. Kandungan garam mempunyai pengaruh pada sifat-sifat air laut. Karena mengandung garam, titik beku air laut menjadi lebih rendah daripada 0 0C (air laut yang bersalinitas 35 %o titik bekunya -1,9 0C), sementara kerapatannya meningkat sampai titik beku (kerapatan maksimum air murni terjadi pada suhu 4 0C). Sifat ini sangat penting sebagai penggerak pertukaran massa air panas dan dingin, memungkinkan air permukaan yang dingin terbentuk dan tenggelam ke dasar sementara air dengan suhu yang lebih hangat akan terangkat ke atas. Sedangkan titik beku dibawah 00 C memungkinkan kolom air laut tidak membeku. Sifat air laut yang dipengaruhi langsung oleh salinitas adalah konduktivitas dan tekanan osmosis. Istilah teknik untuk keasinan lautan adalah halinitas, dengan didasarkan bahwa halida-halida terutama klorida adalah anion yang paling banyak dari elemen-elemen terlarut. Dalam oseanografi, halinitas biasa dinyatakan bukan dalam persen tetapi dalam “bagian perseribu”
  • 7. (parts per thousand , ppt) atau permil (‰), kira-kira sama dengan jumlah gram garam untuk setiap liter larutan. Sebelum tahun 1978, salinitas atau halinitas dinyatakan sebagai ‰ dengan didasarkan pada rasio konduktivitas elektrik sampel terhadap “Copenhagen water”, air laut buatan yang digunakan sebagai standar air laut dunia. Pada 1978, oseanografer meredifinisikan salinitas dalam Practical Salinity Units (psu, Unit Salinitas Praktis): rasio konduktivitas sampel air laut terhadap larutan KCL standar. Rasio tidak memiliki unit, sehingga tidak bisa dinyatakan bahwa 35 psu sama dengan 35 gram garam per liter larutan. Tabel 2. Perbedaan kandungan garam dan ion utama antara air laut dan air sungai NAMA UNSUR % jumlah berat seluruh gram AIR LAUT AIR SUNGAI Klorida 55,04 5,68 Natrium 30,61 5,79 Sulfat 7,68 12,14 Magnesium 3,69 3,41 Kalsium 1,16 20,29 Kalium 1,10 2,12 Bikarbonat 0,41 - Karbonat - 35,15 Brom 0,19 - Asam borak 0,07 - Strontium 0,04 - Flour 0,00 - Silika - 11,67 Oksida - 2,75 Nitrat - 0,90 D. Sebaran Salinitas di Laut Sebaran salinitas di laut dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti pola sirkulasi air, penguapan, curah hujan, aliran sungai. Perairan estuaria atau daerah sekitar kuala dapat mempunyai struktur salinitas yang kompleks, karena selain merupakan pertemuan antara air
  • 8. tawar yang relatif lebih ringan dan air laut yang lebih berat, juga pengadukan air sangat menentukan. Pertama adalah perairan dengan stratifikasi salinitas yang sangat kuat, terjadi di mana air tawar merupakan lapisan yang tipis di permukaan sedangkan di bawahnya terdapat air laut. Ini bisa ditemukan di depan muara sungai yang alirannya kuat sedangkan pengaruh pasang- surut kecil. Nelayan atau pelaut di pantai Sumatra yang dalam keadaan darurat kehabisan air tawar kadang-kadang masih dapat menyiduk air tawar di lapisan tipis teratas dengan menggunakan piring, bila berada di depan muara sungai besar. Kedua, adalah perairan dengan stratifikasi sedang. Ini terjadi karena adanya gerak pasang- surut yang menyebabkan terjadinya pengadukan pada kolom air hingga terjadi pertukaran air secara vertikal. Di permukaan, air cenderung mengalir keluar sedangkan air laut merayap masuk dari bawah. Antara keduanya terjadi percampuran. Akibatnya garis isohalin (=garis yang menghubungkan salinitas yang sama) mempunyai arah yang condong ke luar. Keadaan semacam ini juaga bisa dijumpai di beberapa perairan estuaria di Sumatra. Di perairan lepas pantai yang dalam, angin dapat pula melakukan pengadukan di lapisan atas hingga membentuk lapisan homogen kira-kira setebal 50-70 m atau lebih bergantung intensitas pengadukan. Di perairan dangkal, lapisan homogen ini berlanjut sampai ke dasar. Di lapisan dengan salinitas homogen, suhu juga biasanya homogen. Baru di bawahnya terdapat lapisan pegat (discontinuity layer) dengan gradasi densitas yang tajam yang menghambat percampuran antara lapisan di atas dan di bawahnya. Di bawah lapisan homogen, sebaran salinitas tidak banyak lagi ditentukan oleh angin tetapi oleh pola sirkulasi massa air di lapisan massa air di lapisan dalam. Gerakan massa air ini bisa ditelusuri antara lain dengan mengakji sifat-sifat sebaran salinitas maksimum dan salinitas minimum dengan metode inti (core layer method). Salinitas di daerah subpolar (yaitu daerah di atas daerah subtropis hingga mendekati kutub) rendah di permukaan dan bertambah secara tetap (monotonik) terhadap kedalaman. Di daerah subtropis (atau semi tropis, yaitu daerah antara 23,5o – 40oLU atau 23,5o – 40oLS), salinitas di permukaan lebih besar daripada di kedalaman akibat besarnya evaporasi (penguapan). Di kedalaman sekitar 500 sampai 1000 meter harga salinitasnya rendah dan kembali bertambah secara monotonik terhadap kedalaman. Sementara itu, di daerah tropis salinitas di permukaan lebih rendah daripada di kedalaman akibatnya tingginya presipitasi (curah hujan). 1. Dinamika Salinitas di Daerah Estuaria Estuaria adalah perairan muara sungai semi tertutup yang berhubungan bebas dengan laut, sehingga air laut dengan salinitas tinggi dapat bercampur dengan air tawar. Estuaria dapat
  • 9. terjadi pada lembah-lembah sungai yang tergenang air laut, baik karena permukaan laut yang naik (misalnya pada zaman es mencair) atau pun karena turunnya sebagian daratan oleh sebab-sebab tektonis. Estuaria juga dapat terbentuk pada muara-muara sungai yang sebagian terlindungi oleh beting pasir atau lumpur. Kombinasi pengaruh air laut dan air tawar akan menghasilkan suatu komunitas yang khas, dengan lingkungan yang bervariasi, antara lain: a) Tempat bertemunya arus air tawar dengan arus pasang-surut, yang berlawanan menyebabkan suatu pengaruh yang kuat pada sedimentasi, pencampuran air, dan ciri-ciri fisika lainnya, serta membawa pengaruh besar pada biotanya. b) Pencampuran kedua macam air tersebut menghasilkan suatu sifat fisika lingkungan khusus yang tidak sama dengan sifat air sungai maupun sifat air laut. c) Perubahan yang terjadi akibat adanya pasang-surut mengharuskan komunitas mengadakan penyesuaian secara fisiologis dengan lingkungan sekelilingnya. d) kadar garam di daerah estuaria tergantung pada pasang-surut air laut, banyaknya aliran air tawar dan arus-arus lainnya, serta topografi daerah estuaria tersebut. 2. Sifat-sifat Ekologis Sebagai tempat pertemuan air laut dan air tawar, salinitas di estuaria sangat bervariasi. Baik menurut lokasinya di estuaria, ataupun menurut waktu. Secara umum salinitas yang tertinggi berada pada bagian luar, yakni pada batas wilayah estuaria dengan laut, sementara yang terendah berada pada tempat-tempat di mana air tawar masuk ke estuaria. Pada garis vertikal, umumnya salinitas di lapisan atas kolom air lebih rendah daripada salinitas air di lapisan bawahnya. Ini disebabkan karena air tawar cenderung ‘terapung’ di atas air laut yang lebih berat oleh kandungan garam. Kondisi ini disebut ‘estuaria positif’ atau ‘estuaria baji garam’ (salt wedge estuary). Akan tetapi ada pula estuaria yang memiliki kondisi berkebalikan, dan karenanya dinamai ‘estuaria negatif’. Misalnya pada estuaria-estuaria yang aliran air tawarnya sangat rendah, seperti di daerah gurun pada musim kemarau. Laju penguapan air di permukaan, yang lebih tinggi daripada laju masuknya air tawar ke estuaria, menjadikan air permukaan dekat mulut sungai lebih tinggi kadar garamnya. Air yang hipersalin itu kemudian tenggelam dan mengalir ke arah laut di bawah permukaan. Dengan demikian gradien salinitas airnya berbentuk kebalikan daripada “estuaria positif’’.
  • 10. Dalam pada itu, dinamika pasang surut air laut sangat mempengaruhi perubahan-perubahan salinitas dan pola persebarannya di estuaria. Pola ini juga ditentukan oleh geomorfologi dasar estuaria. Sementara perubahan-perubahan salinitas di kolom air dapat berlangsung cepat dan dinamis, salinitas substrat di dasar estuaria berubah dengan sangat lambat. Substrat estuaria umumnya berupa lumpur atau pasir berlumpur, yang berasal dari sedimen yang terbawa aliran air, baik dari darat maupun dari laut. Sebabnya adalah karena pertukaran partikel garam dan air yang terjebak di antara partikel-partikel sedimen, dengan yang berada pada kolom air di atasnya berlangsung dengan lamban. E. Model Salinitas ”Model Salinitas” adalah suatu penggambaran atas kadar garam yang terdapat pada air, baik kandungan atau perbedaannya sehingga untuk tiap daerah dimungkinkan terdapat perbedaan ”model salinitas”nya. Perubahan salinitas dipengaruhi oleh pasang surut dan musim. Ke arah darat, salinitas muara cenderung lebih rendah. Tetapi selama musim kemarau pada saat aliran air sungai berkurang, air laut dapat masuk lebih jauh ke arah darat sehingga salinitas muara meningkat. Sebaliknya pada musim hujan, air tawar mengalir dari sungai ke laut dalam jumlah yang lebih besar sehingga salinitas air di muara menurun. Perbedaan salinitas dapat mengakibatkan terjadinya lidah air tawar dan pergerakan massa di muara. Perbedaan salinitas air laut dengan air sungai yang bertemu di muara menyebabkan keduanya bercampur membentuk air payau. Karena kadar garam air laut lebih besar, maka air laut cenderung bergerak di dasar perairan sedangkan air tawar di bagian permukaan. Keadaan ini mengakibatkan terjadinya sirkulasi air di muara. Aliran air tawar yang terjadi terus-menerus dari hulu sungai membawa mineral, bahan organik, dan sedimen ke perairan muara. Di samping itu, unsur hara terangkut dari laut ke daerah muara oleh adanya gerakan air akibat arus dan pasang surut. Unsur-unsur hara yang terbawa ke muara merupakan bahan dasar yang diperlukan untuk fotosintesis yang menunjang produktifitas perairan. Itulah sebabnya produktifitas muara melebihi produktifitas ekosistem laut lepas dan perairan tawar. Lingkungan muara yang paling produktif di jumpai di daerah yang ditumbuhi komunitas bakau. F. Hubungan Densitas Ikan Dengan Salinitas
  • 11. Salinitas dipengaruhi oleh massa air oseanis di bagian utara hingga bagian tengah perairan, dan massa air tawar dari daratan yang mempengaruhi massa air di bagian selatan dan bagian utara dekat pantai. Kondisi ini mempengaruhi densitas ikan, dan kebanyakan kelompok ikan yang ditemukan dengan densitas tinggi (0,9 ikan/mł) pada daerah bagian selatan dengan salinitas antara 29,36-31,84 %, dan densitas 0,4 ikan/mł di bagian utara dengan salinitas 29,97-32,59 % . Densitas ikan tertinggi pada lapisan kedalaman 5-15 m (0,8 ikan/mł) ditemukan pada daerah dengan salinitas ≥31,5 % yaitu pada bagian utara perairan. Dibagian selatan, densitas ikan tertinggi sebesar 0,6-0,7 ikan/mł ditemukan pada daerah dengan salinitas ≤30,0 %. Pola pergeseran nilai salinitas hampir sama di tiap kedalaman, dengan nilai yang makin bertambah sesuai dengan makin dalam perairan. Pada lapisan kedalaman 15-25 m, kisaran salinitas meningkat hingga lebih dari 32 %, dan konsentrasi densitas ikan ditemukan lebih dari 0,4 ikan/mł dengan areal yang lebih besar pada konsentrasi salinitas ≤31,5 %. Konsentrasi ikan yang ditemukan pada daerah dengan salinitas ≥32,0 %, yaitu di bagian utara perairan sebesar 0,2-0,3 ikan/mł. Pada lapisan kedalaman 25-35 m dan 35-45 m dijumpai kisaran salinitas yang hampir sama yaitu 31,43-32,53 % dan 31,77-32,73 %, dengan distribusi densitas ikan lebih banyak ditemukan pada daerah dengan salinitas 32,0-32,5 % yaitu sebesar 0,1-0,8 ikan/mł, dan kelompok ikan dengan densitas lebih kecil dari 0,1 ikan/mł banyakditemukan pada perairan dengan salinitas ≤32,0 %. Pada lapisan kedalaman 35-45 m, konsentrasi densitas ikan makin berkurang. Densitas tertinggi di lapisan ini hanya sebesar 0,17 ikan/mł, atau rata-rata densitas ikan yang ditemukan di bawah 0,1 ikan/mł. Hal ini sesuai dengan ukuran ikan yang terdeteksi, yang umumnya merupakan ikan-ikan berukuran kecil. Dimana lebih condong terkonsentrasi pada daerah permukaan dan dekat pantai. G. Pengaruh Faktor Salinitas Di Laut Pada Tingkah Laku Dan Kelimpahan Ikan. 1. Suhu air laut Ikan adalah hewan berdarah dingin, yang suhu tubuhnya selalu menyesuaikan dengan suhu sekitarnya. Selanjutnya dikatakan pula bahwa ikan mempunyai kemampuan untuk mengenali dan memilih range suhu tertentu yang memberikan kesempatan untuk melakukan aktivitas secara maksimum dan pada akhirnya mempengaruhi kelimpahan dan distribusinya. Pengaruh suhu terhadap ikan adalah dalam proses vertikall, seperti pertumbuhan dan pengambilan
  • 12. makanan, aktivitas tubuh, seperti kecepatan renang, serta dalam rangsangan syaraf. Pengaruh suhu air pada tingkah laku ikan paling jelas terlihat selama pemijahan. Suhu air laut dapat mempercepat atau memperlambat mulainya pemijahan pada beberapa jenis ikan. Suhu air dan arus selama dan setelah pemijahan adalah faktor-faktor yang paling penting yang menentukan “kekuatan keturunan” dan daya tahan larva pada spesies-spesies ikan yang paling penting secara komersil. Suhu ekstrim pada daerah pemijahan (spawning ground) selama musim pemijahan dapat memaksa ikan untuk memijah di daerah lain daripada di daerah tersebut. Perubahan suhu jangka panjang dapat mempengaruhi perpindahan tempat pemijahan (spawning ground) dan fishing ground secara vertikal. Secara alami suhu air permukaan merupakan lapisan hangat karena mendapat radiasi matahari pada siang hari. Karena pengaruh angin, maka di lapisan teratas sampai kedalaman kira-kira 50-70 m terjadi pengadukan, hingga di lapisan tersebut terdapat suhu hangat (sekitar 28°C) yang ertical. Oleh sebab itu lapisan teratas ini sering pula disebut lapisan vertikal. Karena adanya pengaruh arus dan pasang surut, lapisan ini bisa menjadi lebih tebal lagi. Di perairan dangkal lapisan vertikal ini sampai ke dasar. Lapisan permukaan laut yang hangat terpisah dari lapisan dalam yang dingin oleh lapisan tipis dengan perubahan suhu yang cepat yang disebut termoklin atau lapisan diskontinuitas suhu. Suhu pada lapisan permukaan adalah seragam karena percampuran oleh angin dan gelombang sehingga lapisan ini dikenal sebagai lapisan percampuran (mixed layer). Mixed layer mendukung kehidupan ikan-ikan pelagis, secara pasif mengapungkan plankton, telur ikan, dan larva, sementara lapisan air dingin di bawah termoklin mendukung kehidupan hewan-hewan bentik dan hewan laut dalam. Pada saat terjadi penaikan massa air (upwelling), lapisan termoklin ini bergerak ke atas dan gradiennya menjadi tidak terlalu tajam sehingga massa air yang kaya zat hara dari lapisan dalam naik ke lapisan atas.jangka pendek dari kedalaman termoklin dipengaruhi oleh pergerakan permukaan, pasang surut, dan arus. Di bawah lapisan termoklin suhu menurun secara perlahan-lahan dengan bertambahnya kedalaman. Kedalaman termoklin di dalam lautan Hindia mencapai 120 meter. Menuju ke selatan di daerah arus equatorial selatan, kedalaman termoklin mencapai 140 meter. 2. Pengaruh arus Ikan bereaksi secara langsung terhadap perubahan lingkungan yang dipengaruhi oleh arus dengan mengarahkan dirinya secara langsung pada arus. Arus tampak jelas dalam organ mechanoreceptor yang terletak garis mendatar pada tubuh ikan. Mechanoreceptoradalah reseptor yang ada pada vertikal yang mampu memberikan informasi perubahan mekanis
  • 13. dalam lingkungan seperti gerakan, tegangan atau tekanan. Biasanya gerakan ikan selalu mengarah menuju arus. Fishing ground yang paling baik biasanya terletak pada daerah batas antara dua arus atau di daerah upwelling dan divergensi. Batas arus (konvergensi dan divergensi) dan kondisi oseanografi dinamis yang lain (seperti eddies), berfungsi tidak hanya sebagai perbatasan distribusi lingkungan bagi ikan, tetapi juga menyebabkan pengumpulan ikan pada kondisi ini. Pengumpulan ikan-ikan yang penting secara komersil biasanya berada pada tengah-tengah arus eddies. Akumulasi plankton, telur ikan juga berada di tengah-tengah antisiklon eddies. Pengumpulan ini bisa berkaitan dengan pengumpulan ikan dewasa dalam arus eddi (melalui rantai makanan). 3. Pengaruh cahaya Ikan bersifat fototaktik baik secara positif maupun vertikal. Banyak ikan yang tertarik pada cahaya buatan pada malam hari, satu fakta yang digunakan dalam penangkapan ikan. Pengaruh cahaya buatan pada ikan juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan lain dan pada beberapa spesies bervariasi terhadap waktu dalam sehari. Secara umum, sebagian besar ikan pelagis naik ke permukaan sebelum matahari terbenam. Setelah matahari terbenam, ikan-ikan ini menyebar pada kolom air, dan tenggelam ke lapisan lebih dalam setelah matahari terbit. Ikan demersal biasanya menghabiskan waktu siang hari di dasar selanjutnya naik dan menyebar pada kolom air pada malam hari. Cahaya mempengaruhi ikan pada waktu memijah dan pada larva. Jumlah cahaya yang tersedia dapat mempengaruhi waktu kematangan ikan. Jumlah cahaya juga mempengaruhi daya hidup larva ikan secara tidak langsung, hal ini diduga berkaitan dengan jumlah produksi organik yang sangat dipengaruhi oleh ketersediaan cahaya. Cahaya juga mempengaruhi tingkah laku larva. Penangkapan beberapa larva ikan pelagis ditemukan lebih banyak pada malam hari dibandingkan pada siang hari. 4. Upwelling Upwelling adalah penaikan massa air laut dari suatu lapisan dalam ke lapisan permukaan. Gerakan naik ini membawa serta air yang suhunya lebih dingin, salinitas tinggi, dan zat-zat hara yang vertikal permukaan. Proses upwelling ini dapat terjadi dalam tiga bentuk. Pertama, pada waktu arus dalam (deep current) bertemu dengan rintangan seperti mid-ocean ridge (suatu sistem ridge bagian tengah lautan) di mana arus tersebut dibelokkan ke atas dan selanjutnya air mengalir deras ke permukaan.
  • 14. Kedua, ketika dua massa air bergerak berdampingan, misalnya saat massa air yang di utara di bawah pengaruh gaya coriolis dan massa air di selatan ekuator bergerak ke selatan di bawah pengaruh gaya coriolis juga, keadaan tersebut akan menimbulkan “ruang kosong” pada lapisan di bawahnya. Kedalaman di mana massa air itu naik tergantung pada jumlah massa air permukaan yang bergerak ke sisi ruang kosong tersebut dengan kecepatan arusnya. Hal ini terjadi karena adanya divergensi pada perairan laut tersebut. Ketiga, upwelling dapat pula disebabkan oleh arus yang menjauhi pantai akibat tiupan angin darat yang terus-menerus selama beberapa waktu. Arus ini membawa massa air permukaan pantai ke laut lepas yang mengakibatkan ruang kosong di daerah pantai yang kemudian diisi dengan massa air di bawahnya. Meningkatnya produksi perikanan di suatu perairan dapat disebabkan karena terjadinya proses air naik (upwelling). Karena gerakan air naik ini membawa serta air yang suhunya lebih dingin, salinitas yang tinggi dan tak kalah pentingnya zat-zat hara yang kaya seperti fosfat dan nitrat naik ke permukaan. Selain itu proses air naik tersebut disertai dengan produksi plankton yang tinggi. Di perairan Selat Makasar bagian selatan diketahui terjadi upwelling. Proses terjadinya upwelling tersebut disebabkan karena pertemuan arus dari Selat Makasar dan Laut Flores bergabung kuat menjadi satu dan mengalir kuat ke barat menuju Laut Jawa. Dengan kondisi demikian dimungkinkan massa air di permukaan di dekat pantai Ujung Pandang secara cepat terseret oleh aliran tersebut dan untuk menggantikannya massa air dari lapisan bawah naik ke atas. Proses air naik di Selat Makasar bagian selatan ini terjadi sekitar Juni sampai September dan berkaitan erat dengan sistem arus. Air laut di lapisan permukaan umumnya mempunyai suhu tinggi, salinitas, dan kandungan zat hara yang rendah. Sebaliknya pada lapisan yang lebih dalam air laut mempunyai suhu yang rendah, salinitas, dan kandungan zat hara yang lebih tinggi. Pada waktu terjadinya upwelling, akan terangkat massa air dari lapisan bawah dengan suhu rendah, salinitas, dan kandungan zat hara yang tinggi. Keadaan ini mengakibatkan air laut di lapisan permukaan memiliki suhu rendah, salinitas, dan kandungan zat hara yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan massa air laut sebelum terjadinya proses upwelling ataupun massa air sekitarnya. Sebaran suhu, salinitas, dan zat hara secara vertical maupun horizontal sangat membantu dalam menduga kemungkinan terjadinya upwelling di suatu perairan. Pola-pola sebaran oseanografi tersebut digunakan untuk mengetahui jarak vertikal yang ditempuh oleh massa air yang terangkat. Sebaran suhu permukaan laut merupakan salah satu parameter yang dapat dipergunakan untuk mengetahui terjadinya proses upwelling di suatu perairan.
  • 15. Dalam proses upwelling ini terjadi penurunan suhu permukaan laut dan tingginya kandungan zat hara dibandingkan daerah sekitarnya. Tingginya kadar zat hara tersebut merangsang perkembangan fitoplankton di permukaan. Karena perkembangan fitoplankton sangat erat kaitannya dengan tingkat kesuburan perairan, maka proses air naik selalu dihubungkan dengan meningkatnya produktivitas primer di suatu perairan dan selalu diikuti dengan meningkatnya populasi ikan di perairan tersebut. Upwelling di perairan Indonesia dijumpai di Laut Banda, Laut Arafura, selatan Jawa hingga selatan Sumbawa, Selat Makasar, Selat Bali, dan diduga terjadi di Laut Maluku, Laut Halmahera, Barat Sumatra, serta di Laut Flores dan Teluk Bone. Upwelling berskala besar terjadi di selatan Jawa, sedangkan berskala kecil terjadi di Selat Bali dan Selat Makasar. Upwelling di perairan Indonesia bersifat musiman terjadi pada Musim Timur (Mei-September), hal ini menunjukan adanya hubungan yang erat antara upwelling dan musim. H. Penentuan Nilai Salinitas Ciri yang paling khas pada air laut yang diketahui oleh semua orang adalah rasanya yang asin. Ini disebabkan karena di dalam air laut terlarut bermacam-macam garam, yang paling utama adalah garam natrium korida (NaCl) yang sering pula disebut garam dapur. Selain garam-garam korida, di dalam air laut terdapat pula garam-garam magnesium, kalsium, kalium dan sebagainya. Dalam literatur oseanologi dikenal istilah salinitas (acapkali pula disebut kadar garam atau kegaraman) yang maksudnya ialah jumlah berat semua garam (dalam garam) yang terlarutdalam satu liter air, biasanya dinyatakan dengan satuan 0/00 (per mil, gram per liter). Ada berbagai cara menentukan salinitas, baik secara kimia maupun fisika. Secara kimia untuk menentukan nilai salinitas dilakukan dengan cara menghitung jumlah kadar klor dalam sample air laut. Hal ini dilakukan karena sangat susah untuk menentukan salinitas senyawa terlarut secara keseluruhan. Oleh sebab itu hanya dilakukan peninjauan pada komponen terbesar yaitu klorida (Cl). Kandungan klorida ditetapkan pada tahun 1902 sebagai jumlah dalam gram ion klorida pada satu kilogram air laut jika semua halogen digantikan oleh klorida. Penetapan ini mencerminkan proses kimiawi titrasi untuk menentukan kandungan klorida. Salinitas ditetapkan pada tahun 1902 sebagai jumlah total dalam gram bahan-bahan terlarut dalam satu kilogram air laut jika semua karbonat dirubah menjadi oksida, semua bromida dan yodium dirubah menjadi klorida dan semua bahan-bahan organik dioksidasi. Selanjutnya hubungan antara salinitas dan klorida ditentukan melalui suatu rangkaian pengukuran dasar
  • 16. laboratorium berdasarkan pada sampel air laut di seluruh dunia dan dinyatakan sebagai: S (o/oo) = 0.03 +1.805 Cl (o/oo) (1902) Lambang o/oo (dibaca per mil) adalah bagian per seribu. Kandungan garam 3,5% sebanding dengan 35o/oo atau 35 gram garam di dalam satu kilogram air laut. Persamaan tahun 1902 di atas akan memberikan harga salinitas sebesar 0,03o/oo jika klorinitas sama dengan nol dan hal ini sangat menarik perhatian dan menunjukkan adanya masalah dalam sampel air yang digunakan untuk pengukuran laboratorium. Oleh karena itu, pada tahun 1969 UNESCO memutuskan untuk mengulang kembali penentuan dasar hubungan antara klorinitas dan salinitas dan memperkenalkan definisi baru yang dikenal sebagai salinitas absolut dengan rumus: S (o/oo) = 1.80655 Cl (o/oo) (1969) Namun demikian, dari hasil pengulangan definisi ini ternyata didapatkan hasil yang sama dengan definisi sebelumnya. Definisi salinitas ditinjau kembali ketika tekhnik untuk menentukan salinitas dari pengukuran konduktivitas, temperatur dan tekanan dikembangkan. Sejak tahun 1978, didefinisikan suatu satuan baru yaitu Practical Salinity Scale (Skala Salinitas Praktis) dengan simbol S, sebagai rasio dari konduktivitas. “Salinitas praktis dari suatu sampel air laut ditetapkan sebagai rasio dari konduktivitas listrik (K) sampel air laut pada temperatur 15oC dan tekanan satu standar atmosfer terhadap larutan kalium klorida (KCl), dimana bagian massa KCl adalah 0,0324356 pada temperatur dan tekanan yang sama. Rumus dari definisi ini adalah: S = 0.0080 – 0.1692 K1/2 + 25.3853 K + 14.0941 K3/2 – 7.0261 K2 + 2.7081 K5/2 Sebagai catatan: dari penggunaan definisi baru ini, dimana salinitas dinyatakan sebagai rasio, maka satuan o/oo tidak lagi berlaku, nilai 35o/oo berkaitan dengan nilai 35 dalam satuan praktis. Beberapa oseanografer menggunakan satuan “psu” dalam menuliskan harga salinitas, yang merupakan singkatan dari “practical salinity unit”. Karena salinitas praktis adalah rasio, maka sebenarnya ia tidak memiliki satuan, jadi penggunaan satuan “psu” sebenarnya tidak mengandung makna apapun dan tidak diperlukan. Kemudian untuk menghitung nilai salinitas secara fisik adalah ini untuk menentukan salinitas melalui konduktivitas air laut. Alat-alat elektronik canggih menggunakan prinsip konduktivitas. Salah satu alat yang paling popular untuk mengukur salinitas dengan ketelitian tinggi ialah salinometer yang bekerjanya didasarkan pada daya hantar listrik. Makin besar salinitas, makin besar pula daya hantar listriknya. Selain itu telah pula dikembangkan pula alat STD (salinity-temperature-depth recorder) yang apabila diturunkan ke dalam laut dapat dengan otomatis membuat kurva salinitas dan suhu terhadap kedalaman di lokasi tersebut. I. Desalinisasi
  • 17. Desalinasi adalah proses pemisahan yang digunakan untuk mengurangi kandungan garam terlarut dari air garam hingga level tertentu sehingga air dapat digunakan. Proses desalinasi melibatkan tiga aliran cairan, yaitu umpan berupa air garam (misalnya air laut), produk bersalinitas rendah, dan konsentrat bersalinitas tinggi. Produk proses desalinasi umumnya merupakan air dengan kandungan garam terlarut kurang dari 500 mg/l, yang dapat digunakan untuk keperluan domestik, industri, dan pertanian. Hasil sampingan dari proses desalinasi adalah brine. Brine adalah larutan garam berkonsentrasi tinggi (lebih dari 35000 mg/l garam terlarut). Distilasi merupakan metode desalinasi yang paling lama dan paling umum digunakan. Distilasi adalah metode pemisahan dengan cara memanaskan air laut untuk menghasilkan uap air, yang selanjutnya dikondensasi untuk menghasilkan air bersih. Berbagai macam proses distilasi yang umum digunakan, seperti multistage flash, multiple effect distillation, dan vapor compression umumnya menggunakan prinsip mengurangi tekanan uap dari air agar pendidihan dapat terjadi pada temperatur yang lebih rendah, tanpa menggunakan panas tambahan. Metode lain desalinasi adalah dengan menggunakan membran. Terdapat dua tipe membran yang dapat digunakan untuk proses desalinasi, yaitu reverse osmosis (RO) dan electrodialysis (ED). Pada proses desalinasi menggunakan membran RO, ialah sebuah istilah teknologi yang berasal dari osmosis. Osmosis adalah sebuah fenomena alam dalam sel hidup di mana molekul “solvent” (biasanya air) akan mengalir dari daerah “solute” rendah ke daerah “solute” tinggi melalui sebuah membran “semipermeable”. Membran “semipermeable” ini menunjuk ke membran sel atau membran apa pun yang memiliki struktur yang mirip atau bagian dari membran sel. Gerakan dari “solvent” berlanjut sampai sebuah konsentrasi yang seimbang tercapai di kedua sisi membrane. Reverse osmosis dapat diartikan proses pemaksaan sebuah solvent dari daerah konsentrasi “solute” tinggi melalui sebuah membran ke sebuah daerah “solute” rendah dengan menggunakan sebuah tekanan melebihi tekanan osmotik. Dalam istilah lebih mudah, reverse osmosis adalah mendorong sebuah solusi melalui filter yang menangkap “solute” dari satu sisi dan membiarkan pendapatan “solvent” murni dari sisi satunya. air pada larutan garam dipisahkan dari garam terlarutnya dengan mengalirkannya melalui membran water-permeable. Permeate dapat mengalir melalui membran akibat adanya perbedaan tekanan yang diciptakan antara umpan bertekanan dan produk, yang memiliki tekanan dekat dengan tekanan atmosfer. Sisa umpan selanjutnya akan terus mengalir melalui sisi reaktor bertekanan sebagai brine. Proses ini tidak melalui tahap pemanasan ataupun
  • 18. perubahan fasa. Kebutuhan energi utama adalah untuk memberi tekanan pada air umpan. Desalinasi air payau membutuhkan tekanan operasi berkisar antara 250 hingga 400 psi, sedangkan desalinasi air laut memiliki kisaran tekanan operasi antara 800 hingga 1000 psi. Dalam praktiknya, umpan dipompa ke dalam container tertutup, pada membran, untuk meningkatkan tekanan. Saat produk berupa air bersih dapat mengalir melalui membran, sisa umpan dan larutan brine menjadi semakin terkonsentrasi. Untuk mengurangi konsentrasi garam terlarut pada larutan sisa, sebagian larutan terkonsentrasi ini diambil dari container untuk mencegah konsentrasi garam terus meningkat. Sistem RO terdiri dari 4 proses utama, yaitu: 1. Pretreatment: Air umpan pada tahap pretreatment disesuaikan dengan membran dengan cara memisahkan padatan tersuspensi, menyesuaikan pH, dan menambahkan inhibitor untuk mengontrol scaling yang dapat disebabkan oleh senyawa tetentu, seperti kalsium sulfat. 2. Pressurization: Pompa akan meningkatkan tekanan dari umpan yang sudah melalui proses pretreatment hingga tekanan operasi yang sesuai dengan membran dan salinitas air umpan. 3. Separation: Membran permeable akan menghalangi aliran garam terlarut, sementara membran akan memperbolehkan air produk terdesalinasi melewatinya. Efek permeabilitas membran ini akan menyebabkan terdapatnya dua aliran, yaitu aliran produk air bersih, dan aliran brine terkonsentrasi. Karena tidak ada membran yang sempurna pada proses pemisahan ini, sedikit garam dapat mengalir melewati membran dan tersisa pada air produk. Membran RO memiliki berbagai jenis konfigurasi, antara lain spiral wound dan hollow fine fiber membranes. 4. Stabilization: Air produk hasil pemisahan dengan membran biasanya membutuhkan penyesuaian pH sebelum dialirkan ke sistem distribusi untuk dapat digunakan sebagai air minum. Produk mengalir melalui kolom aerasi dimana pH akan ditingkatkan dari sekitar 5 hingga mendekati 7. Dua metode yang paling banyak digunakan adalah Reverse Osmosis (47,2%) ialah sebuah istilah teknologi yang berasal dari osmosis. Osmosis adalah sebuah fenomena alam dalm sel hidup di mana molekul “solvent” (biasanya air) akan mengalir dari daerah “solute” rendah ke daerah “solute” tinggi melalui sebuah membran “semipermeable”. Membran “semipermeable” ini menunjuk ke membran sel atau membran apa pun yang memiliki struktur yang mirip atau bagian dari membran sel. Gerakan dari “solvent” berlanjut sampai
  • 19. sebuah konsentrasi yang seimbang tercapai di kedua sisi membrane. Reverse osmosis dapat diartikan proses pemaksaan sebuah solvent dari daerah konsentrasi “solute” tinggi melalui sebuah membran ke sebuah daerah “solute” rendah dengan menggunakan sebuah tekanan melebihi tekanan osmotik. Dalam istilah lebih mudah, reverse osmosis adalah mendorong sebuah solusi melalui filter yang menangkap “solute” dari satu sisi dan membiarkan pendapatan “solvent” murni dari sisi satunya. Proses ini telah digunakan untuk mengolah air laut untuk mendapatkan air tawar, sejak awal 1970-an BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Adapun kesimpulan dari makalah “Unsur-Unsur Dalam Air Laut dan Salinitas” yaitu : 1. Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi salinitas : a. Penguapan b. Curah hujan c. Banyak sedikitnya sungai yang bermuara dilaut 3. Sebaran salinitas di laut dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti pola sirkulasi air, penguapan, curah hujan, aliran sungai. 4. Model Salinitas adalah suatu penggambaran atas kadar garam yang terdapat pada air, baik kandungan atau perbedaannya sehingga untuk tiap daerah dimungkinkan terdapat perbedaan ”model salinitas”nya. 5. Pengaruh Faktor Salinitas Di Laut Pada Tingkah Laku Dan Kelimpahan Ikan: a. Suhu air laut b. Pengaruh arus c. Pengaruh cahaya d. upwelling 6. Ada berbagai cara menentukan salinitas, baik secara kimia maupun fisika. Secara kimia untuk menentukan nilai salinitas dilakukan dengan cara menghitung jumlah kadar klor dalam sample air laut. Hal ini dilakukan karena sangat susah untuk menentukan salinitas senyawa terlarut secara keseluruhan.
  • 20. 7. Desalinasi adalah proses pemisahan yang digunakan untuk mengurangi kandungan garam terlarut dari air garam hingga level tertentu sehingga air dapat digunakan. Proses desalinasi melibatkan tiga aliran cairan, yaitu umpan berupa air garam (misalnya air laut), produk bersalinitas rendah, dan konsentrat bersalinitas tinggi. DAFTAR PUSTAKA http://www.gewater.com/what_we_do/water_scarcity/desalination.jsp http://www.oas.org/dsd/publications/Unit/oea59e/ch20.htm#TopOfPage Nontji, A. , 2007. LAUT NUSANTARA. Jakarta : Djambatan. Romimohtarto, K. dan Juwana, S. 2007. BIOLOGI LAUT : Ilmu Pengetahuan Tentang Biota Laut. Jakarta : Djambatan. www.oseanografi.blogspot.com/200/07/salinitas-air-laut.html www.wikipedia.com