SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
UTILITAS



                              Materi :
                   Baku Mutu Air Menurut WHO



                           Disusun oleh :
                           Kelompok II


 Dimas Agung Pambudi              L2C009096
 Addina Pradita Nur               L2C009037
 Muhammad Adi Irawan              L2C009047
 Erick Stevi                      L2C009059
 Indrawati Dwi Paramita           L2C008132



                TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
                  UNIVERSITAS DIPONEGORO
                           SEMARANG
                               2011
A. LATAR BELAKANG

Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik dan biasa
dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka sehari-
hari termasuk diantaranya adalah sanitasi

Untuk konsumsi air minum menurut departemen kesehatan, syarat-syarat air minum adalah
tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak mengandung logam berat. Walaupun air
dari sumber alam dapat diminum oleh manusia, terdapat risiko bahwa air ini telah tercemar
oleh bakteri (misalnya Escherichia coli) atau zat-zat berbahaya. Walaupun bakteri dapat
dibunuh dengan memasak air hingga 100 °C, banyak zat berbahaya, terutama logam, tidak
dapat dihilangkan dengan cara ini.

JENIS – JENIS AIR
Air merupakan sumber kehidupan yang tidak dapat tergantikan oleh apa pun juga. Tanpa air
manusia, hewan dan tanaman tidak akan dapat hidup. Air di bumi dapat digolongkan menjadi
dua, yaitu :
1. Air Tanah
Air tanah adalah air yang berada di bawar permukaan tanah. Air tanah dapat kita bagi lagi
menjadi dua, yakni air tanah preatis dan air tanah artesis.
a. Air Tanah Preatis
Air tanah preatis adalah air tanah yang letaknya tidak jauh dari permukaan tanah serta berada
di atas lapisan kedap air / impermeable.
b. Air Tanah Artesis
Air tanah artesis letaknya sangat jauh di dalam tanah serta berada di antara dua lapisan kedap
air.
2. Air Permukaan
Air pemukaan adalah air yang berada di permukaan tanah dan dapat dengan mudah dilihat
oleh mata kita. Contoh air permukaan seperti laut, sungai, danau, kali, rawa, empang, dan lain
sebagainya. Air permukaan dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
a. Perairan Darat
Perairan darat adalah air permukaan yang berada di atas daratan misalnya seperti rawa-rawa,
danau, sungai, dan lain sebagainya.
b. Perairan Laut
Perairan laut adalah air permukaan yang berada di lautan luas. Contohnya seperti air laut
yang berada di laut.
SUMBER AIR BERSIH


       Sungai

Rata-rata lebih dari 40.000 kilometer kubik air segar diperoleh dari sungai-sungai di dunia.
Ketersediaan ini (sepadan dengan lebih dari 7.000 meter kubik untuk setiap orang) sepintas
terlihat cukup untuk menjamin persediaan yang cukup bagi setiap penduduk, tetapi
kenyataannya air tersebut seringkali tersedia di tempat-tempat yang tidak tepat. Sebagai
contoh air bersih di lembah sungai Amazon walupun ketersediaannya cukup, lokasinya
membuat sumber air ini tidak ekonomis untuk mengekspor air ke tempat-tempat yang
memerlukan.

       Curah hujan

Dalam pemanfaatan hujan sebagai sumber dari air bersih, individu perorangan/ berkelompok/
pemerintah biasanya membangun bendungan dan tandon air yang mahal untuk menyimpan
air bersih di saat bulan-bulan musim kering dan untuk menekan kerusakan musibah banjir.

       Air laut

Mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl.Kadar garam NaCl dalam air laut 3
% dengan keadaan ini maka air laut tidak memenuhi syarat untuk diminum.

       Air Atmosfer

Untuk menjadikan air hujan sebagai air minum hendaknya pada waktu menampung air hujan
mulai turun, karena masih mengandung banyak kotoran. Selain itu air hujan mempunyai sifat
agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun bak-bak reservoir, sehingga hal ini
akan mempercepat terjadinya korosi atau karatan. Juga air ini mempunyai sifat lunak,
sehingga akan boros terhadap pemakaian sabun.

       Air Permukaan

Adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air permukaan ini akan
mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu,
daun-daun, kotoran industri dan lainnya. Air permukaan ada dua macam yaitu air sungai dan
air rawa. Air sungai digunakan sebagai air minum, seharusnya melalui pengolahan yang
sempurna, mengingat bahwa air sungai ini pada umumnya mempunyai derajat pengotoran
yang tinggi. Debit yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan akan air minum pada umumnya
dapat mencukupi. Air rawa kebanyakan berwarna disebabkan oleh adanya zat-zat organik
yang telah membusuk, yang menyebabkan warna kuning coklat, sehingga untuk pengambilan
air sebaiknya dilakukan pada kedalaman tertentu di tengah-tengah.

       Air tanah

Air tanah adalah air yang berada di bawah permukaan tanah didalam zone jenuh dimana
tekanan hidrostatiknya sama atau lebih besar dari tekanan atmosfer (Suyono,1993 :1).

       Mata air

Yaitu air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah dalam hampir tidak
terpengaruh oleh musim dan kualitas atau kuantitasnya sama dengan air dalam.

Sistem penyediaan air bersih meliputi besarnya komponen pokok antara lain: unit sumber
baku, unit pengolahan, unit produksi, unit transmisi, unit distribusi dan unit konsumsi, yaitu
(1)Unit sumber air baku merupakan awal dari sistem penyediaan air bersih yang mana pada
unit ini sebagai penyediaan air baku yang bisa diambil dari air tanah, air permukaan, air hujan
yang jumlahnya sesuai dengan yang diperlukan. (2) Unit pengolahan air memegang peranan
penting dalam upaya memenuhi kualitas air bersih atau minum, dengan pengolahan fisika,
kimia, dan bakteriologi, kualitas air baku yang semula belum memenuhi syarat kesehatan
akan berubah menjadi air bersih atau minum yang aman bagi manusia. (3). Unit produksi
adalah salah satu dari sistem penyediaan air bersih yang menentukan jumlah produksi air
bersih atau minum yang layak didistribusikan ke beberapa tandon atau reservoir dengan
sistem pengaliran gravitasi atau pompanisasi. (4). Unit produksi merupakan unit bangunan
yang mengolah jenis-jenis sumber air menjadi air bersih.

Adapun beberapa sumber air yang dapat diolah untuk mendapatkan air bersih, yaitu sumur
Dangkal/Dalam Pengolahan tidak lengkap hanya pengolahan Fe, Mn, dan pembubuhan
desinfektan, sungai Pengolahan lengkap bila kekeruhannya tinggi > 50. danau NTU
(Nephelometric Turbidity Unit) Pengolahan tidak lengkap, bila kekeruhan < 50 NTU, unit
transmisi berfungsi sebagai pengantar air yang diproduksi menuju ke beberapa tandon atau
reservoir melalui jaringan pipa. (Linsay, 1995)
Sumur

Berdasarkan perkiraan WHO dan UNICEF, sekitar 30 persen dari 57,5 juta penduduk desa di
Indonesia saat ini kekurangan akses terhadap pasokan air bersih. Sumur-sumur dangkal hasil
pengeboran merupakan cara yang ekonomis dan relatif mudah untuk menangani
permasalahan ini.
IRD telah bekerja bersama komunitas-komunitas di Aceh dan Yogyakarta untuk menyediakan
dan/atau merehabilitasi sumur-sumur di komunitas-komunitas pedesaan serta di sekolah-
sekolah di sekitarnya. IRD membantu 40 komunitas untuk membuat 83 sumur galian dan 10
sumur bor dengan menara air untuk melayani hampir 3500 orang. Pekerjaan ini, yang juga
meliputi 12 sekolah di Aceh Barat, dilaksanakan dengan dana dari the Latter-Day Saints
Charities dan UNICEF. Di Yogyakarta, IRD membantu merehabilitasi sumur-sumur di 163
sekolah pasca gempa bumi tahun 2006 dengan dana dari UNICEF.

Macam-macam sumur:




1. Sumur dangkal

Sarana air bersih menggunakan sumber air tanah dangkal dengan membuat sumur bor.

Sumur pompa tangan adalah sarana penyedia air bersih berupa sumur sumur yang dibuat
dengan member tanah pada kedalaman tertentu sehingga diperoleh air sesuai dengan yang
diinginkan. Biasanya kedalaman dasar sumur mencapai 12-15 meter.

Untuk mengangkat air dari sumur dangkal dapat digunakan Pompa listrik jenis jet-pump
Pompa tangan adalah alat untuk menaikkan air dari dalam tanah

  Syarat Sumur Pompa Dangkal
1. Sumur gali tidak boleh dibangun di lokasi bekas pembuangan sampah
2. Jarak minimum lokasi sumur gali dengan sumber pencemar (cublik, tangki septic,dll)
   adalah 10 m
3. Jarak minimum loksdi sumur gali dengan sumber pencemar (cublik, tangki septic,dll)
   adalah 10m
4. Kemiringan lantai antara 1-3%
5. Lantai dari pasangan bata (1 semen:3 pasir)
6. Kemiringan aluran pembuangan minimal 2%
7. Saluran pembuangan dari pasangan bata (1 semen: 3 pasir) dan kedalaman sumur
   maksimal 15 meter

  2. Sumur dalam

  Sumur dalam adalah bangunan/ konstruksi sumur dengan kedalaman lebih dari 25 meter.
  Kualitas air yang bagus dapat diperoleh dengan debit yang stabil. Sumur dalam dapat
  digunakan secara komunal, dengan pengelola adalah individu atau kelompok yang ditunjuk
  oleh masyarakat pengguna.


  B. SEJARAH
  Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) didirikan pada tahun 1948 dengan tujuan
  mempromosikan 'pencapaian bagi semua orang dalam bidang kesehatan ". WHO memiliki
  berbagai fungsi, yang meliputi mempromosikan (dalam kerjasama dengan badan-badan
  khusus lainnya) perbaikan gizi, perumahan, sanitasi, rekreasi, ekonomi atau kondisi kerja
  dengan bantalan pada kesehatan dan aspek lain dari kebersihan lingkungan
  Salah satu peran utama dari WHO adalah untuk menetapkan norma-norma internasional
  untuk melindungi kesehatan manusia. Sejak 1958, sebagai bagian dari kegiatan pada air
  minum dan kesehatan.
  Pada tahun 1982, WHO mengalihkan fokus dari 'Standar Internasional' ke 'Pedoman'. Alasan
  utama untuk pergantian nama ini adalah dengan Pendekatan (kuantitatif atau kualitatif) untuk
  pembentukan standar nasional. Secara khusus, penerapan Pedoman ini diperuntukan sesuai
  dengan keadaan masing-masing negara tersebut.
  Gambaran Umum Krisis Air Bersih di Indonesia
Berdasarkan data WHO (2000), diperkirakan terdapat lebih 2 milyar manusia per hari terkena
dampak kekurangan air di lebih dari 40 negara didunia. 1,1 milyar tidak mendapatkan air
yang memadai dan 2,4 milyar tidak mendapatkan sanitasi yang layak. Sedangkan pada tahun
2050 diprediksikan bahwa 1 dari 4 orang akan terkena dampak dari kekurangan air bersih
(Gardner-Outlaw and Engelman, 1997 dalam UN, 2003).
Fakta dan angka

               Di wilayah WHO Eropa, 330 000 kasus penyakit yang berhubungan
               dengan air dilaporkan rata-rata setiap tahun.Penyakit terkait air
               dilaporkan ke WHO sistem surveilans penyakit menular (CISID)
               termasuk campylobakteriosis, virus hepatitis A,
               Giardiasis, Shigella (diare berdarah),
               enterohaemorrhagic Escherichia coli infeksi, Legionellosis, kolera.

               Akses ke pasokan air bersih dan sanitasi telah secara umum
               meningkat di Eropa, mengakibatkan penurunan 80% dalam penyakit
               diare pada anak-anak muda dari 1995 sampai 2005. Namun
               demikian, lebih dari 50% dari penduduk pedesaan di negara-negara
               Timur masih tinggal di rumah yang tidak terhubung ke catu air
               minum yang aman, dan proporsi ini terus bertumbuh di beberapa
               negara.

               Peralatan sanitasi tidak memadai di beberapa daerah di Eropa, dan
               sekitar 85 juta orang (termasuk lebih dari 20 juta pada kelompok
               berpenghasilan terendah di Uni Eropa) masih kekurangan toilet di
               rumah mereka.

               Kejadian cuaca ekstrem yang tumbuh dalam frekuensi dan
               intensitas, dan mempengaruhi baik kuantitas dan kualitas sumber
               daya air, meningkatkan keprihatinan di kalangan pembuat kebijakan
               dan warga negara sama. Jumlah kejadian ekstrem di Eropa
               meningkat sebesar 65% antara tahun 1998 dan 2007, dengan
               kerugian ekonomi secara keseluruhan dua kali lipat untuk
               13700000000 € dari dekade sebelumnya.
Di seluruh dunia, WHO memperkirakan bahwa sekitar 6% dari
         beban global penyakit terkait dengan air. Infeksi diare merupakan
         komponen terbesar dan menyumbang 1,7 juta kematian per tahun:
         sekitar 70% dari total.

         Air, sanitasi dan intervensi kesehatan biasanya mengurangi penyakit
         diare hingga 15-30%, dan secara signifikan mengurangi penyakit
         lainnya.

Data tahun 2006 dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa:
No. Intervensi Penurunan Angka Kejadian Diare
1 Berbagai intervensi perilaku melalui modifikasi lingkungan 94%
2 Pengolahan air yang aman dan penyimpanan di tingkat rumah tangga 39%
3 Melakukan praktik cuci tangan yang efektif 45%
4 Meningkatkan sanitasi 32%
5 Meningkatkan penyediaan air 25%
Selain diare, daerah yang terkena krisis air bersih juga rentan terhadap
penyakit kulit menular. Penyakit gatal-gatal tersebut dikarenakan para warga
yang jarang mandi karena terbatasnya pasokan air bersih yang mereka miliki.
Air bersih yang mereka miliki hanya cukup digunakan untuk kebutuhan
dapur.
Dampak Bagi Ekonomi
Krisis air bersih memberikan dampak pada bidang ekonomi. Sekitar 65
persen penduduk Indonesia menetap di pulau jawa yang luasnya hanya tujuh
persen dari seluruh luas daratan Indonesia sementara potensi air yang
dimiliki hanyalah 4,5 persen dari total potensi air di Indonesia. Dalam dua
dasawarsa berikutnya diperkirakan air yang dipergunakan manusia akan
meningkat 40 persen dan 17 persen lebih pasokan air dipergunakan untuk
meningkatkan pangan dan populasi. Disisi lain kondisi sumber-sumber air
semakin parah, khususnya di negara-negara miskin karena masalah
pencemaran dan limbah. Oleh karena itu telah diserukan investasi dalam
pengadaan air oleh AS dan membiarkan sektor swasta untuk menyediakan air
atau privatisasi air.
WHO membantu negara-negara anggota untuk memerangi sakit dari air penyakit yang
berhubungan dengan:

               mendukung pelaksanaan Protokol tentang Air dan Kesehatan,
               instrumen internasional pertama untuk kontrol, pencegahan dan
               pengurangan penyakit yang berhubungan dengan air di Eropa;

               pembangunan kapasitas di tingkat regional, subregional dan negara;

               berkolaborasi dalam mengembangkan, merevisi dan memperbarui
               manual dan pedoman WHO.

WHO dan Komisi Ekonomi PBB untuk Eropa (UNECE) menyediakan sekretariat bersama
untuk Protokol, koordinasi kegiatan untuk pelaksanaannya. WHO menangani aspek
kesehatan, dan UNECE aspek hukum dan prosedural.
Dengan mengadopsi Protokol, negara-negara penandatangan setuju untuk mengambil semua
langkah yang tepat untuk mencapai:

               memadai pasokan air minum yang sehat;

               sanitasi yang memadai standar yang cukup melindungi kesehatan
               manusia dan lingkungan hidup;

               efektif perlindungan sumber daya air yang digunakan sebagai
               sumber air minum, dan ekosistem terkait air, dari pencemaran dari
               penyebab lain;
perlindungan yang memadai bagi kesehatan manusia terhadap
                penyakit yang berhubungan dengan air, dan

                efektif sistem pemantauan dan menanggapi wabah atau insiden
                penyakit terkait air.




C. STANDAR BAKU MUTU AIR SECARA UMUM

Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan suatu
kegiatan atau keperluan tertentu. Sedangkan kuantitas menyangkut jumlah air yang
dibutuhkan manusia dalam kegiatan tertentu. Air adalah materi esensial didalam kehidupan,
tidak ada satupun makhluk hidup di dunia ini yang tidak membutuhkan air. Sebagian besar
tubuh manusia itu sendiri terdiri dari air. Tubuh manusia rata-rata mengandung air sebanyak
90 % dari berat badannya. Tubuh orang dewasa, sekitar 55-60%, berat badan terdiri dari air,
untuk anak-anak sekitar 65% dan untuk bayi sekitar 80% . Air bersih dibutuhkan dalam
pemenuhan kebutuhan manusia untuk melakukan segala kegiatan mereka. Sehingga perlu
diketahui bagaimana air dikatakan bersih dari segi kualitas dan bisa digunakan dalam jumlah
yang memadai dalam kegiatan sehari-hari manusia. Ditinjau dari segi kualitas, ada bebarapa
persyaratan yang harus dipenuhi, di antaranya kualitas fisik yang terdiri atas bau, warna dan
rasa, kulitas kimia yang terdiri atas pH, kesadahan, dan sebagainya serta kualitas biologi
diman air terbebas dari mikroorganisme penyebab penyakit. Agar kelangsungan hidup
manusia dapat berjalan lancar, air bersih juga harus tersedia dalam jumlah yang memadai
sesuai dengan aktifitas manusia pada tempat tertentu dan kurun waktu tertentu.

Ditinjau Dari Segi Kualitas (Mutu) Air Secara langsung atau tidak langsung pencemaran
akan berpengaruh terhadap kualitas air. Sesuai dengan dasar pertimbangan penetapan kualitas
air minum, usaha pengelolaan terhadap air yang digunakan oleh manusia sebagai air minum
berpedoman pada standar kualitas air terutama dalam penilaian terhadap produk air minum
yang dihasilkannya, maupun dalam merencanakan

sistem dan proses yang akan dilakukan terhadap sumber daya air
Persyaratan Kualitas Air

Parameter Kualitas Air yang digunakan untuk kebutuhan manusia haruslah air yang tidak
tercemar atau memenuhi persyaratan fisika, kimia, dan biologis.

1. Persyaratan Fisika Air

Air yang berkualitas harus memenuhi persyaratan fisika sebagai berikut:

       Jernih atau tidak keruh

       Tidak berwarna

       Rasanya tawar

       Tidak berbau

       Temperaturnya normal

       Tidak mengandung zat padatan

    Persyaratan Kimia

Kandungan zat atau mineral yang bermanfaat dan tidak mengandung zat beracun.

       pH (derajat keasaman)

       Kesadahan

       Besi

       Aluminium

       Zat organik

       Sulfat

       Nitrat dan nitrit

       Chlorida

       Zink atau Zn
1. 3.      Persyratan mikrobiologis

Persyaratan mikrobiologis yangn harus dipenuhi oleh air adalah sebagai berikut:

1. Tidak mengandung bakteri patogen, missalnya: bakteri golongan coli; Salmonella typhi,
      Vibrio cholera dan lain-lain. Kuman-kuman ini mudah tersebar melalui air.

2. Tidak mengandung bakteri non patogen seperti: Actinomycetes, Phytoplankton colifprm,
      Cladocera dan lain-lain. (Sujudi,1995)

         COD (Chemical Oxygen Demand)

         BOD (Biochemical Oxygen Demand)

                         (Sumber: Sutrisno, C Totok, 2000. Teknologi Penyediaan Air Bersih. )


D. STANDAR BAKU MUTU AIR MENURUT WHO
STANDAR AIR MINUM


Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)


Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menyiapkan beberapa pedoman untuk minum kualitas
air yang merupakan titik acuan internasional untuk menetapkan standar dan keselamatan air
minum.
standar air minum WHO, Pedoman Kualitas Air Minum, didirikan di Jenewa, 1993, sebagai
titik acuan internasional untuk menetapkan standar dan mutu air minum.
Elemen /         Simbol /    Biasanya            Mutu
zat              rumus       ditemukan di        berdasarkan
                             air tawar / air pedoman oleh
                             permukaan /         WHO
                             air tanah
Aluminium        Al                              0,2 mg / l
Amonia           NH 4        <0,2 mg / l         Tidak ada
                             (sampai 0,3 mg pedoman
                             / l pada perairan
anaerob)
Antimon        Sb          <4 ug / l         0,005 mg / l
Arsenikum      Sebagai                       0,01 mg / l
Asbes                                        Tidak ada
                                             pedoman
Barium         Ba                            0,3 mg / l
Berillium      Jadilah     <1 ug / l         Tidak ada
                                             pedoman
Boron          B           <1 mg / l         0,3 mg / l
Kadmium        CD          <1 ug / l         0.003 mg / l
Khlorida       Cl                            250 mg / l
Khrom          Cr +3, Cr +6 <2 ug / l        0,05 mg / l
Warna                                        Tidak
                                             disebutkan
Tembaga        Cu                            2 mg / l
Sianida        CN -                          0,07 mg / l
Terlarutoksigen O 2                          Tidak ada
                                             pedoman
Fluor          F           <1,5 mg / l       1,5 mg / l
                           (hingga 10)
Kekerasan      mg /                          Tidak ada
               l CaCO 3                      pedoman
Hidrogen       H2S                           Tidak ada
sulfida                                      pedoman
Besi           Fe          0,5 - 50 mg / l   Tidak ada
                                             pedoman
Memimpin       Pb                            0,01 mg / l
Manggan        Mn                            0,5 mg / l
Air raksa      Hg          <0,5 ug / l       0.001 mg / l
Molibdenum     Mb          <0,01 mg / l      0,07 mg / l
Nikel           Ni             <0,02 mg / l    0,02 mg / l
Nitrat dan nitrit NO 3, NO 2                   50 nitrogen mg
                                               / l Total
Kekeruhan                                      Tidak
                                               disebutkan
pH                                             Tidak ada
                                               pedoman
Selenium        Se             <<0,01 mg / l   0,01 mg / l
Perak           Ag             5-50 ug / l     Tidak ada
                                               pedoman
Sodium          Na             <20 mg / l      200 mg / l
Sulfat          SO 4                           500 mg / l
Anorganik       Sn                             Tidak ada
timah                                          pedoman
TDS                                            Tidak ada
                                               pedoman
Uranium         U                              1,4 mg / l
Seng            Zn                             3 mg / l
                                         Senyawa organik
Grup              Zat                                        Rumus             Mutu
                                                                               berdasarkan
                                                                               pedoman oleh
                                                                               WHO
Diklorinasi       Karbon tetraklorida                        C Cl 4            2 ug / l
alkana            Diklorometana                              CH 2 Cl 2         20 ug / l
                  1,1-Dichloroethane                         C 2 H 4 Cl 2      Tidak ada
                                                                               pedoman
                  1,2-Dichloroethane                         CH 2 Cl CH 2 Cl   30 ug / l
                  1,1,1-Trichloroethane                      CH 3 Cl 3 C       2000 ug / l
Diklorinasi       1,1-Dichloroethene                         C 2 H 2 Cl 2      30 ug / l
ethenes         1,2-Dichloroethene                       C 2 H 2 Cl 2        50 ug / l
                Trichloroethene                          C 2 H 3 Cl          70 ug / l
                Tetrachloroethene                        C 2 Cl 4            40 ug / l
Hidrokarbon     Benzena                                  C6H6                10 mg / l
aromatik        Toluena                                  C7H8                700 ug / l
                Xilena                                   C 8 H 10            500 ug / l
                Etilbenzena                              C 8 H 10            300 mg / l
                Styrene                                  C8H8                20 ug / l
                Hidrokarbon Aromatik polynuclear         C 2 H 3 N 1 O 5 P 1 0,7 ug / l
                (PAH)                                    3

Diklorinasi     Monochlorobenzene (MCB)                  C 6 H 5 Cl          300 mg / l
benzenes        Dichlorobenzenes       1,2-              C 6 H 4 Cl 2        1000 ug / l
                (DCBs)                 Dichlorobenzene
                                       (1,2-DCB)
                                       1,3-              C 6 H 4 Cl 2        Tidak ada
                                       Dichlorobenzene                       pedoman
                                       (1,3-DCB)
                                       1,4-              C 6 H 4 Cl 2        300 mg / l
                                       Dichlorobenzene
                                       (1,4-DCB)
                Trichlorobenzenes (TCBS)                 C 6 H 3 Cl 3        20 ug / l
Miscellaneous   Di (2-ethylhexyl) adipat (DEHA)          C 22 H 42 O 4       80 ug / l
konstituen      Di (2-ethylhexyl) phthalate (DEHP)       C 24 H 38 O 4       8 ug / l
organik         Akrilamida                               C 3 H 5 NO          0,5 ug / l
                Epiklorohidrin (ech)                     C 3 H 5 Cl O        0,4 ug / l
                Hexachlorobutadiene (HCBD)               C 4 Cl 6            0,6 ug / l
                Ethylenediaminetetraacetic acid          C 10 H 12 N 2 O 8   200 mg / l
                (EDTA)
                Nitrilotriacetic asam (NTA)              N (CH 2 COOH) 3 200 mg / l
                Organotins           Dialkyltins         R 2 Sn X 2          Tidak ada
pedoman
                              Tributil oksida      C 24 H 54 O 2 Sn     2 ug / l
                              (TBTO)

                                  Pestisida
Zat                              Rumus                    Mutu berdasarkan
                                                          pedoman oleh WHO
Alachlor                         C 14 H 20 NO 2 Cl        20 ug / l
Aldicarb                         C 7 H 14 N 2 O 4 S       10 mg / l
Aldrin dan dieldrin              C 12 H 8 Cl 6 /          0,03 ug / l
                                 C 12 H 8 Cl 6 O
Atrazin                          C 8 H 14 N 5 Cl          2 ug / l
Bentazone                        C 10 H 12 N 2 O 3 S      30 ug / l
Carbofuran                       C 12 H 15 NO 3           5 ug / l
Chlordane                        C 10 H 6 Cl 8            0,2 ug / l
Chlorotoluron                    C 10 H 13 N 2 O Cl       30 ug / l
DDT                              C 14 H 9 Cl 5            2 ug / l
1,2-Dibromo-3-chloropropane      C 3 H 5 Br 2 Cl          1 ug / l
2,4-Dichlorophenoxyacetic asam C 8 H 6 Cl 2 O 3           30 ug / l
(2,4-D)
1,2-Dichloropropane              C 3 H 6 Cl 2             Tidak ada pedoman
1,3-Dichloropropane              C 3 H 6 Cl 2             20 ug / l
1,3-Dichloropropene              CH 3 Cl CHClCH 2         Tidak ada pedoman
Ethylene dibromide (EDB)         CH CH 2 Br 2 Br          Tidak ada pedoman
Heptachlor dan heptachlor        C 10 H 5 Cl 7            0,03 ug / l
epoksida
Hexachlorobenzene (HCB)          C 10 H 5 Cl 7 O          1 ug / l
Isoproturon                      C 12 H 18 N 2 O          9 ug / l
Lindane                          C 6 H 6 Cl 6             2 ug / l
MCPA                             C 9 H 9 Cl O 3           2 ug / l
Methoxychlor                     (C 6 H 4 och 3)          20 ug / l
2   CHCCl 3
       Metolachlor                          C 15 H 22 NO 2 Cl         10 mg / l
       Molinate                             C 9 H 17 NOS              6 ug / l
       Pendimethalin                        C 13 H 19 O 4 U 3         20 ug / l
       Pentachlorophenol (PCP)              C 6 H 5 Cl O              9 ug / l
       Permetrin                            C 21 H 20 Cl 2 O 3        20 ug / l
       Propanil                             C 9 H 9 Cl 2 TIDAK        20 ug / l
       Pyridate                             C 19 H 23 CLN 2 O 2 S     100 ug / l
       Simazine                             C 7 H 12 N 5 Cl           2 ug / l
       Trifluralin                          C 13 H 16 F 3 U 3 O 4     20 ug / l
       Chlorophenoxy          2,4-DB        C 10 H 10 Cl 2 O 3        90 ug / l
       herbisida              Dichlorprop   C 9 H 8 Cl 2 0 3          100 ug / l
       (termasuk 2,4-D        Fenoprop      C 9 H 7 Cl 3 O 3          9 ug / l
       dan MCPA)
                              MCPB          C 11 H 13 O 3 Cl          Tidak ada pedoman
                              Mecoprop      C 10 H 11 Clo 3           10 mg / l
                              2,4,5-T       C 8 H 5 Cl 3 O 3          9 ug / l
                            Desinfektan dan disinfektan dengan produk
Grup               Zat                                              Rumus            Mutu
                                                                                     berdasarkan
                                                                                     pedoman
                                                                                     oleh WHO
Desinfektan        Chloramines                                      NH n Cl (3-n),   3 mg / l
                                                                    mana
                                                                    n = 0,
                                                                    1 atau 2
                   Klorin                                           Cl 2             5 mg / l
                   Klorin dioksida                                  Clo 2            Tidak ada
                                                                                     pedoman
                   Yodium                                           Aku 2            Tidak ada
                                                                                     pedoman
Desinfektan   Bromat                                         Br O 3 -         25 ug / l
dengan produk Klorat                                         Cl O 3 -         Tidak ada
                                                                              pedoman
              Klorit                                         Cl O 2 -         200 mg / l
              Chlorophenols 2-chlorophenol (2-CP)            C 6 H 5 Cl O     Tidak ada
                                                                              pedoman
                                 2,4-Dichlorophenol (2,4-    C 6 H 4 Cl 2 O   Tidak ada
                                 DCP)                                         pedoman
                                 2,4,6-Trichlorophenol       C 6 H 3 Cl 3 O   200 mg / l
                                 (2,4,6-TCP)
              Formaldehida                                   HCHO             900 ug / l
              MX (3-Chloro-4-dichloromethyl-5-hidroksi-2 C 5 H 3 Cl 3 O 3 Tidak ada
              (5H)-furanone)                                                  pedoman
              Trihalomethanes      Bromoform                 CH 3 Br          100 ug / l
                                   Dibromochloromethane      CH 2 Cl Br       100 ug / l
                                   Bromodichloromethane      CH Br Cl 2       60 ug / l
                                   Khloroform                CH 3 Cl          200 mg / l
              Diklorinasi asam       Monochloroacetic asam C 2 H 3 Cl 2 O     Tidak ada
              asetat                                                          pedoman
                                     Dikloroasetat asam      C 2 H 2 Cl 2 O 2 50 ug / l
                                     Asam trikloroasetat     C 2 H 3 Cl 2 O   100 ug / l
              Kloral hidrat (trichloroacetaldehyde)          C CH 3 Cl        10 mg / l
                                                             (OH) 2
              Chloroacetones                                 C 3 H 5 O Cl     Tidak ada
                                                                              pedoman
              Terhalogenasi          Dichloroacetonitrile    C 2 H 2 Cl N     90 ug / l
              acetonitriles          Dibromoacetonitrile     C 2 H 2 Br N     100 ug / l
                                     Bromochloroacetonitrile CH 2 Cl CN       Tidak ada
                                                                              pedoman
                                     Trichloroacetonitrile   C 2 Cl 3 N       1 ug / l
Sianogen klorida                              Cl CN           70 ug / l
              Chloropicrin                                  C Cl 3 NO 2     Tidak ada
                                                                            pedoman


                    Sumber: http://www.lenntech.com/applications/drinking/standards.com


      Anda akan melihat bahwa tidak ada pedoman untuk beberapa elemen dan zat-zat yang
      diperhitungkan. Hal ini karena belum ada penelitian yang memadai tentang dampak
      dari zat pada organisme, dan oleh karena itu tidak mungkin untuk menentukan batas
      pedoman. Dalam kasus lain, alasan untuk pedoman yang tidak ada adalah
      ketidakmungkinan bahwa zat untuk mencapai konsentrasi yang berbahaya dalam air,
      karena tdk dpt memecahkan atau kelangkaannya.


Uni Eropa


Uni Eropa juga menyusun pedoman pada kualitas air ditujukan untuk konsumsi
manusia, yang diadopsi dari Dewan pada 3 November 1998. Ini disusun dengan
meninjau nilai-nilai parametrik dari Petunjuk Air Minum tahun 1980, dan
memperkuat pengetahuan terbaru (pedoman WHO dan Komite Ilmiah Toksikologi dan
Ekotoksikologi). Instruksi ini menyediakan dasar yang kuat untuk kedua konsumen di
seluruh Uni Eropa dan pemasok air minum.


standar air minum Uni Eropa

Pedoman Dewan 98/83/EC kualitas air untuk konsumsi manusia. Diadopsi oleh Dewan,
                             pada tanggal 3 Nopember 1998:

                                    Parameter kimia
Parameter           Simbol / rumus                Parametrik
                                                  nilai (mg / l)
Akrilamida                    C 3 H 5 NO          0.0001
Antimon                            Sb             0.005
Arsenikum                        Sebagai          0.01
Benzena                       C6H6             0.001
Benzo (a) pyrene             C 20 H 12         0.00001
Boron                            B             1.00
Bromat                          Br             0.01
Kadmium                         CD             0.005
Khrom                           Cr             0.05
Tembaga                         Cu             2.0
Sianida                        CN =            0.05
1,2-dikhloroetana        CH 2 Cl CH 2 Cl       0.003
Epiklorohidrin             C 3 H 5 OCl         0.0001
Fluor                            F             1.5
Memimpin                        Pb             0.01
Air raksa                       Hg             0.001
Nikel                           Ni             0.02
Nitrat                         NO 3            50
Nitrit                         NO 2            0.50
Pestisida                                      0.0001
Pestisida - Total                              0.0005
PAH                     C 2 H 3 N 1 O 5 P13    0.0001
Selenium                        Se             0.01
Tetrachloroethene dan   C 2 Cl 4 / C 2 HCl 3   0.01
trichloroethene
Trihalomethanes -                              0.1
Total
Vinil klorida               C 2 H 3 Cl         0.0005
                               Indikator parameter
   Parameter                      Simbol /     Nilai Parametrik
                                  rumus
   Aluminium                             Al    0,2 mg / l
Amonium                                 NH 4    0,50 mg / l
Khlorida                                 Cl     250 mg / l
Clostridium                                     0 / 100 ml
perfringens (termasuk spora)
Warna                                           Diterima konsumen dan tidak ada
                                                perubahan yang abnormal
Daya konduksi                                   2500 mikrodetik / cm @ 20 o C
Hidrogen konsentrasi ion                [H +]   ≥ 6,5 dan 9,5 ≤
Besi                                     Fe     0,2 mg / l
Manggan                                  Mn     0,05 mg / l
Bau                                             Diterima konsumen dan tidak ada
                                                perubahan yang abnormal
Oxidisability                                   5,0 mg / l O2
Sulfat                                  SO 4    250 mg / l
Sodium                                   Na     200 mg / l
Rasa                                            Diterima konsumen dan tidak ada
                                                perubahan yang abnormal
Menghitung koloni 22 o                          Tidak ada perubahan yang abnormal
Bakteri coliform                                0 / 100 ml
Jumlah organik karbon (TOC)                     Tidak ada perubahan yang abnormal
Kekeruhan                                       Diterima konsumen dan tidak ada
                                                perubahan yang abnormal
Tritium                                  H3     100 Bq / l
Jumlah indikatif dosis                          0,10 mSv / tahun


                               Parameter mikrobiologi


                Parameter                       Nilai Parametrik
                Escherichia coli (E. coli)      0 dalam 250 ml
                Enterococci                     0 dalam 250 ml
Pseudomonas aeruginosa            0 dalam 250 ml
                   Menghitung koloni 22 o C          100/ml
                   Menghitung koloni 37 o C          20/ml

                       Sumber: http://www.lenntech.com/applications/drinking/standards.com


E. PENGGOLONGAN AIR
Penggolongan air menurut peruntukkannya ditetapkan sebagai berikut :
Golongan A : Air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa
pengolahan terlebih dahulu;
Golongan B : Air yang dapat dighunakan sebagai air baku air minum;
Golongan C : Air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan;
Golongan D : Air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, dan dapat
dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri, pembangkit listrik tenaga air.


F. KEGUNAAN AIR DALAM INDUSTRI


Air Proses
Kegunaan air dalam proses industri sangat banyak sekali, selain sebagai air baku pada
industri air minum dan pemutar turbin pada pembangkit tenaga listrik, juga sebagai alat bantu
utama dalam kerja pada proses – proses industri. Selain itu juga air digunakan sebagai sarana
pembersihan ( cleaning ) baik itu cleaning area atau alat – alat produksi yang tidak
memerlukan air dengan perlakuan khusus atau cleaning dengan menggunakan air dengan
kualitas dan prasyarat tertentu yang membutuhkan sterilisasi dan ketelitian yang tinggi.
Dalam hal ini pembahasan difokuskan pada air sebagai penghasil energi kalor dan sebagai
penyerap energi kalor ( pendingin ) dalam industri pada umumnya.
Air umpan boiler
Boiller adalah tungku dalam berbagai bentuk dan ukuran yang digunakan untuk
menghasilkan uap lewat penguapan air untuk dipakai pada pembangkit tenaga listrik lewat
turbin, proses kimia, dan pemanasan dalam produksi.

Sistem kerjanya yaitu air diubah menjadi uap. Panas disalurkan ke air dalam boiler, dan uap
yang dihasilkan terus – menerus. Feed water boiler dikirim ke boiler untuk menggantikan uap
yang hilang. Saat uap meninggalkan air boiler, partikel padat yang terlarut semula dalam feed
water boiler tertinggal.

Partikel padat yang tertinggal menjadi makin terkonsentrasi, dan pada saatnya mencapai
suatu level dimana konsentrasi lebih lanjut akan menyebabkan kerak atau endapan untuk
membentuk pada logam boiler.

Feed water harus memenuhi prasyarat tertentu seperti yang diuraikan dalam tabel di bawah
ini :

Parameter                    Satuan                        Pengendalian Batas
pH                           Unit                          10.5 – 11.5
Conductivity                 µmhos/cm                      5000, max
TDS                          ppm                           3500, max
P – Alkalinity               ppm                           -
M – Alkalinity               ppm                           800, max
O – Alkalinity               ppm                           2.5 x SiO2, min
T. Hardness                  ppm                           -
Silica                       ppm                           150, max
Besi                         ppm                           2, max
Phosphat residual            ppm                           20 – 50
Sulfite residual             ppm                           20 – 50
pH condensate                Unit                          8.0 – 9.0
NALCOH. Reference

Ketidaksesuaian kriteria air umpan boiler menurut baku mutu diatas akan mempengaruhi
berbagai hal, misalnya :

1. Korosi

Peristiwa korosi adalah peristiwa elektrokimia, dimana logam berubah menjadi bentuk
asalnya akibat dari oksidasi yang disebabkan berikatannya oksigen dengan logam, atau
kerugian logam disebabkan oleh akibat beberapa kimia

Penyebab korosi Boiller:
– Oksigen Terlarut

– Alkalinity ( Korosi pH tinggi pada Boiler tekanan tinggi )

– Karbon dioksida ( korosi asam karbonat pada jalur kondensat )

– Korosi khelate ( EDTA sebagai pengolahan pencegah kerak )

Akibat dari peristiwa korosi adalah penipisan dinding pada permukaan boiler sehingga dapat
menyebabkan pipa pecah atau bocor.

2. Kerak

Pengerakan pada sistem boiler :

– Pengendapan hardness feedwater dan mineral lainnya

– Kejenuhan berlebih dari partikel padat terlarut ( TDS ) mengakibatkan tegangan permukaan
tinggi dan gelembung sulit pecah

– Kerak boiler yang lazim : CaCO3, Ca3 (PO4)2, Mg(OH)2, MgSiO3, SiO2, Fe2(CO3)3, FePO4

3. Endapan

Pembekuan material non mineral pada boiler, umumnya berasal dari:

– Oksida besi sebagai produk korosi

– Materi organic ( kotoran – bio, minyak dan getah ), Boiler bersifat alkalinity jika terkena
gliserida maka akan terjadi reaksi penyabunan.

– Partikel padat tersuspensi dari feedwater ( tanah endapan dan pasir )

Dari peristiwa – peristiwa ini mengakibatkan terbentuknya deposit pada pipa superheater,
menyebabkan peristiwa overheating dan pecahnya pipa, terbentuknya deposit pada sirip
turbin, menyebabkan turunnya effisiensi



Air pendingin dan sirkulasi sebagai Cooling tower dan Chiller
Colling tower atau menara pendingin adalah suatu sistem pendinginan dengan prinsip air
yang disirkulasikan. Air dipakai sebagai medium pendingin, misalnya pendingin condenser,
AC, diesel generator ataupun mesin – mesin lainnya.

Jika air mendinginkan suatu unit mesin maka hal ini akan berakibat air pendingin tersebut
akan naik temperaturnya, misalnya air dengan temperature awal ( T1 ) setelah digunakan
untuk mendinginkan mesin maka temperaturnya berubah menjadi ( T2 ). Disini fungsi
cooling tower adalah untuk mendinginkan kembali T2 menjadi T1 dengan blower / fan
dengan bantuan angin. Demikian proses tersebut berulang secara terus menerus.

Sedangkan pada chiller temperature yang dibutuhkan relative lebih rendah dibandingkan
penggunaan Colling tower.

Beda antara cooling dan chiller adalah pada sistem yang digunakan. Maksudnya, bila cooling
adalah sistem terbuka sedangkan pada chiller adalah sistem tertutup sehingga proses
penguapan lebih rendah dibandingkan dengan sistem terbuka.

Sistem air cooling dapat dikategorikan dua tipe dasar, sebagai berikut :

1. Sistem air cooling satu aliran

Sistem air cooling satu arah adalah satu diantara aliran air yang hanya melewati satu kali
penukar panas. Dan lalu dibuang kepembuangan atau tempat laindalam proses.

Sistem tipe ini mempergunakan banyak volume air. Tidak ada penguapan dan mineral yang
terkandung didalam air masuk dan keluar penukar panas. Sistem air cooling satu arah biasa
digunakan pada terminal tenaga besar dalam situasi tertutup dari air laut atau air sungai
dimana persediaan air cukup tinggi.

2. Sistem air cooling sirkulasi

Pada sistem sirkulasi terbuka ini, air secara berkesinambungan bersikulasi melewati peralatan
yang akan didinginkan dan menyambung secara seri. Transfer panas dari peralatan ke air, dan
menyebabkan terjadinya penguapan ke udara. Penguapan menambah konsentrasi dan padatan
mineral dalam air dan ini adalah efek kombinasi dari penguapan dan endapan, yang
merupakan konstribusi dari banyak masalah dalam pengolahan dengan sistem sirkulasi
terbuka.
Pada peristiwa sirkulasi air ini, akan terjadi proses – proses sebagai berikut :

a. Pendinginan air cooling tower adakah atas dasar penguapan ( Evaporasi )

Pada peristiwa fisika dikenal prinsip “ jumlah kalor yang diterima = jumlah kalor yang
dilepaskan “. Kalor untuk melakukan pendinginan dari T2 menjadi T1 sama dengan kalor
penguapan atau dengan kata lain air tersebut menjadi dingin dikarenakan sebagian dari air
tersebut menguap.

Untuk cooling tower, besarnya penguapan dapat dihitung bila diketahui kapasitas pompa
sirkulasi ( m3/jam )

b. Pada air Cooling tower terjadi pemekatan Garam.

Dengan adanya penguapan maka lama kelamaan seluruh mineral yang tidak dapat menguap
akan berkumpul sehingga terjadi pemekatan. Dengan banyaknya mineral yang terkandung
pada air Cooling tower perlu dilakukan proses Bleed Off dan penambahan air make up. Air
yang menguap adalah air yang murni bebas dari garam – garam mineral dengan konsentrasi =
0. Pada cooling tower dapat diketahui siklus air pada unit cooling tower adalah dengan cara :

Dengan rumus

                                 Cycle = Tower water chloride

                                    Make up water chloride

Tanpa menggunakan parameter khlorida, siklus dapat diketahui dengan membaca
konduktivity, yaitu dengan membandingkan konduktivity air tower dengan konduktivity air
make up.

Masalah yang sering timbul dalam pada seluruh sistem air cooling adalah:

– Korosif

Pada pH yang rendah menyebabkan terjadinya korosi pada logam. Begitu juga nitrifying.
Penyebab lain adalah dengan adanya bakteri yang dapat menghasilkan asam sulfat. Bakteri
yang memiliki kemampuan untuk mengubah hydrogen sulfide menjadi sulfur kemudian
mengubah menjadi asam sulfat. Bakteri ini menyerang logam besi, logam lunak dan steiless
steel, hidup sebagai anaerobic ( tanpa udara )
– Kerak

Pembentukan kerak diakibatkan oleh kandungan padatan terlarut dan material anorganik yang
mencapai limit control.

Metode yang digunakan untuk mencegah terjadinya pembentukan kerak antara lain :

1. Menghambat kerak dengan mengontrol pH

Dalam keadaan asam lemah ( kira – kira pH 6,5 ). Asam sulfat yang paling sering digunakan
untuk ini, memiliki dua efek dengan memelihara pH dalam daerah yang benar dan mengubah
kalsium karbonat, ini memperkecil resiko terbentuknya kerak kalsium sulfat. Ini memperkecil
resiko terbentuknya kerak kalsium karbonat dan membiarkan cycle yang tinggi dari
konsentrasi dalam sistem.

 1. Mengontrol kerak dengan bleed off
Bleed off pada sirkulasi air cooling terbuka sangat penting untuk memastikan bahwa air tidak
pekat sebagai perbandingan untuk mengurangi kelarutan dari garam mineral yang kritis. Jika
kelarutan ini berkurang kerak akan terbentuk pada penukar panas.

 1. Mengontrol kerak dengan bahan kimia penghambat kerak.
Bahan kimia umumnya berasal dari organic polimer, yaitu polyacrilik dan polyacrilik buatan.

– Masalah mikrobiologi

Microorganisme juga mampu membentuk deposit pada sembarangan permukaan. Hampir
semua jasad renik ini menjadi kolektor bagi debu dan kotoran lainnya. Hal ini dapat
menyebabkan efektivitas kerja cooling tower menjadi terganggu.

– Masalah kontaminasi

Keadaan cooling tower yang terbuka dengan udara bebas memungkinkan organisme renik
untuk tumbuh dan berkembang pada sistem, belum lagi kualitas air make up yang digunakan.
G. KESIMPULAN
Masalah air bersih merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusiaa. Dimana
setiap hari kita membutuhkan air bersih untuk minum, memasak, mandi, mencuci dan
sebagainya. Penggunaan air yang bersih untuk kegiatan sehari-hari tentunya membuat
manusia terhindar dari penyakit. Sebagia besar tubuh manusia terdiri atas air, yang berfungsi
sebagai pelarut dan peyusun segala system tubuh manusia. Agar air yang digunakan untuk
kegiatan manusia tidak berdampak negative bagi manusia, maka perlu diketahui persyaratan
air bersih. Kualitas air bersih dapat ditinjau dari segi fisik, kimia dan biologis. Kualitas fisik
ditinjau bau, rasa, dan warna. Kualitas kimia dapat diteliti melalui pengamatan tentang
kesadahan, pH, kandungan ion dan sebagainya. Sedangkan ada aatu tidaknya
mikroorganisme penyebab penyakit pada air merupakan syarat biologi air bersih. Selain dari
segi kualitas, jumlah air juga harus memadai dalam rangka pemenuhan kebutuhan manusia.
Air digunakan manusia untuk mandi, minum, mencuci, pertanan, perikanan dan lain
sebagainya. Masing-masing kegiatan tersebut memerlukan jumlah air yang beragam. Sumber
air yang ada di permukaan bumi dapat diolah menjadi air minum dengan berbagai teknik
yang telah berkembang, sehingga kebutukhan air minum yang memenuhi persyaratan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia dapat terpenuhi bagi seluruh lapisan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA


Chatip. 1997. Pengolahan Air Minum. Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan. Yogyakarta.
Razif, M. 2001. Pengolahan Air Minum. Surabaya. Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Sutrisno, C Totok, 2000. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta :Rineka Cipta.
Suyono, 1993. Pengelolaan Sumber Daya Air. Fakultas Geografi Universitas
http://en.wikipedia.org/wiki/Sumber_daya_air
http://smk3ae.wordpress.com

http://www.who.int/water_sanitation_health.com

http://www.lenntech.com/applications/drinking/standards.com

More Related Content

What's hot

Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Anaerobic Bafle Reactor - Per...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Anaerobic Bafle Reactor - Per...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Anaerobic Bafle Reactor - Per...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Anaerobic Bafle Reactor - Per...Joy Irman
 
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah Joy Irman
 
perencanaan intake
perencanaan intakeperencanaan intake
perencanaan intakeReza Nuari
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Upflow Anaerobic Filter - Per...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Upflow Anaerobic Filter - Per...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Upflow Anaerobic Filter - Per...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Upflow Anaerobic Filter - Per...Joy Irman
 
Permasalahan dan tantangan pengembangan air minum
Permasalahan dan tantangan pengembangan air minumPermasalahan dan tantangan pengembangan air minum
Permasalahan dan tantangan pengembangan air minumJoy Irman
 
Sistem pengolahan air limbah terpusat off-site system
Sistem pengolahan air limbah terpusat   off-site systemSistem pengolahan air limbah terpusat   off-site system
Sistem pengolahan air limbah terpusat off-site systemJoy Irman
 
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)Oswar Mungkasa
 
Jaringan Transmisi - Sistem Jaringan Perpipaan
Jaringan Transmisi - Sistem Jaringan Perpipaan Jaringan Transmisi - Sistem Jaringan Perpipaan
Jaringan Transmisi - Sistem Jaringan Perpipaan Yahya M Aji
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...Joy Irman
 
Pengenalan alat ukur tanah sederhana
Pengenalan alat ukur tanah sederhanaPengenalan alat ukur tanah sederhana
Pengenalan alat ukur tanah sederhanainka -chan
 
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Joy Irman
 
Isu strategis, permasalahan dan tantangan pengembangan sistem pengelolaan air...
Isu strategis, permasalahan dan tantangan pengembangan sistem pengelolaan air...Isu strategis, permasalahan dan tantangan pengembangan sistem pengelolaan air...
Isu strategis, permasalahan dan tantangan pengembangan sistem pengelolaan air...Joy Irman
 
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan Kesling dan Per...
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan  Kesling dan Per...Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan  Kesling dan Per...
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan Kesling dan Per...Adelina Hutauruk
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat -Biofilter - Perencanaan Teknis
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat -Biofilter - Perencanaan TeknisSistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat -Biofilter - Perencanaan Teknis
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat -Biofilter - Perencanaan TeknisJoy Irman
 
Bangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AerobikBangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AerobikJoy Irman
 
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...Dian Werokila
 
Pola Penanganan Air Limbah Permukiman
Pola Penanganan Air Limbah PermukimanPola Penanganan Air Limbah Permukiman
Pola Penanganan Air Limbah Permukimaninfosanitasi
 
Perencanaan sanitasi sistem setempat
Perencanaan sanitasi sistem setempatPerencanaan sanitasi sistem setempat
Perencanaan sanitasi sistem setempatinfosanitasi
 
Perencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan Lumpur
Perencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan LumpurPerencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan Lumpur
Perencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan LumpurJoy Irman
 

What's hot (20)

Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Anaerobic Bafle Reactor - Per...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Anaerobic Bafle Reactor - Per...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Anaerobic Bafle Reactor - Per...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Anaerobic Bafle Reactor - Per...
 
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah
 
perencanaan intake
perencanaan intakeperencanaan intake
perencanaan intake
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Upflow Anaerobic Filter - Per...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Upflow Anaerobic Filter - Per...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Upflow Anaerobic Filter - Per...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Upflow Anaerobic Filter - Per...
 
Permasalahan dan tantangan pengembangan air minum
Permasalahan dan tantangan pengembangan air minumPermasalahan dan tantangan pengembangan air minum
Permasalahan dan tantangan pengembangan air minum
 
Sistem pengolahan air limbah terpusat off-site system
Sistem pengolahan air limbah terpusat   off-site systemSistem pengolahan air limbah terpusat   off-site system
Sistem pengolahan air limbah terpusat off-site system
 
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
 
Jaringan Transmisi - Sistem Jaringan Perpipaan
Jaringan Transmisi - Sistem Jaringan Perpipaan Jaringan Transmisi - Sistem Jaringan Perpipaan
Jaringan Transmisi - Sistem Jaringan Perpipaan
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...
 
Pengenalan alat ukur tanah sederhana
Pengenalan alat ukur tanah sederhanaPengenalan alat ukur tanah sederhana
Pengenalan alat ukur tanah sederhana
 
Sni 6774 2008.air bersih
Sni 6774 2008.air bersihSni 6774 2008.air bersih
Sni 6774 2008.air bersih
 
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
 
Isu strategis, permasalahan dan tantangan pengembangan sistem pengelolaan air...
Isu strategis, permasalahan dan tantangan pengembangan sistem pengelolaan air...Isu strategis, permasalahan dan tantangan pengembangan sistem pengelolaan air...
Isu strategis, permasalahan dan tantangan pengembangan sistem pengelolaan air...
 
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan Kesling dan Per...
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan  Kesling dan Per...Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan  Kesling dan Per...
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan Kesling dan Per...
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat -Biofilter - Perencanaan Teknis
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat -Biofilter - Perencanaan TeknisSistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat -Biofilter - Perencanaan Teknis
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat -Biofilter - Perencanaan Teknis
 
Bangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AerobikBangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
 
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...
 
Pola Penanganan Air Limbah Permukiman
Pola Penanganan Air Limbah PermukimanPola Penanganan Air Limbah Permukiman
Pola Penanganan Air Limbah Permukiman
 
Perencanaan sanitasi sistem setempat
Perencanaan sanitasi sistem setempatPerencanaan sanitasi sistem setempat
Perencanaan sanitasi sistem setempat
 
Perencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan Lumpur
Perencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan LumpurPerencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan Lumpur
Perencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan Lumpur
 

Viewers also liked

Permen Kesehatan, No. 416/Men.Kes/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Penga...
Permen Kesehatan, No. 416/Men.Kes/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Penga...Permen Kesehatan, No. 416/Men.Kes/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Penga...
Permen Kesehatan, No. 416/Men.Kes/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Penga...infosanitasi
 
Baku Mutu Air Limbah
Baku Mutu Air LimbahBaku Mutu Air Limbah
Baku Mutu Air LimbahJoy Irman
 
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...infosanitasi
 
Dasar dasar teknik dan pengelolaan air limbah
Dasar dasar teknik dan pengelolaan air limbahDasar dasar teknik dan pengelolaan air limbah
Dasar dasar teknik dan pengelolaan air limbahinfosanitasi
 
Pergub jatim 52 2014 jo 72 2013 baku mutu air limbah industri
Pergub jatim 52 2014  jo 72 2013 baku mutu air limbah industriPergub jatim 52 2014  jo 72 2013 baku mutu air limbah industri
Pergub jatim 52 2014 jo 72 2013 baku mutu air limbah industriDewi Hadiwinoto
 
Permen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestik
Permen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestikPermen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestik
Permen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestikRizki Darmawan
 
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...infosanitasi
 
Bahan kuliah _teknologi_beton
Bahan kuliah _teknologi_betonBahan kuliah _teknologi_beton
Bahan kuliah _teknologi_betonramabhakti123
 
Makalah epidemiologi kel5
Makalah epidemiologi kel5Makalah epidemiologi kel5
Makalah epidemiologi kel5azizahrahmasari
 
diritti violati_Martina B
diritti violati_Martina Bdiritti violati_Martina B
diritti violati_Martina Bsilviabmolinari
 
Innovolt Brief Overview
Innovolt Brief OverviewInnovolt Brief Overview
Innovolt Brief Overviewdanielcaron1
 
Apresentação cellagon vivafit
Apresentação cellagon   vivafitApresentação cellagon   vivafit
Apresentação cellagon vivafitolabemestar
 
From Roots To Results: Nurturing a Successful Job Search
From Roots To Results: Nurturing a Successful Job SearchFrom Roots To Results: Nurturing a Successful Job Search
From Roots To Results: Nurturing a Successful Job SearchJennifer Robinson
 
Paradignamize with martin chaymit
Paradignamize with martin   chaymitParadignamize with martin   chaymit
Paradignamize with martin chaymitolabemestar
 

Viewers also liked (20)

Permen Kesehatan, No. 416/Men.Kes/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Penga...
Permen Kesehatan, No. 416/Men.Kes/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Penga...Permen Kesehatan, No. 416/Men.Kes/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Penga...
Permen Kesehatan, No. 416/Men.Kes/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Penga...
 
Baku Mutu Air Limbah
Baku Mutu Air LimbahBaku Mutu Air Limbah
Baku Mutu Air Limbah
 
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...
 
Dasar dasar teknik dan pengelolaan air limbah
Dasar dasar teknik dan pengelolaan air limbahDasar dasar teknik dan pengelolaan air limbah
Dasar dasar teknik dan pengelolaan air limbah
 
Pergub jatim 52 2014 jo 72 2013 baku mutu air limbah industri
Pergub jatim 52 2014  jo 72 2013 baku mutu air limbah industriPergub jatim 52 2014  jo 72 2013 baku mutu air limbah industri
Pergub jatim 52 2014 jo 72 2013 baku mutu air limbah industri
 
Permen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestik
Permen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestikPermen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestik
Permen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestik
 
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...
 
Bahan kuliah _teknologi_beton
Bahan kuliah _teknologi_betonBahan kuliah _teknologi_beton
Bahan kuliah _teknologi_beton
 
Makalah epidemiologi kel5
Makalah epidemiologi kel5Makalah epidemiologi kel5
Makalah epidemiologi kel5
 
diritti violati_Martina B
diritti violati_Martina Bdiritti violati_Martina B
diritti violati_Martina B
 
Guerra fredda_Alberto M
Guerra fredda_Alberto MGuerra fredda_Alberto M
Guerra fredda_Alberto M
 
davide C
davide Cdavide C
davide C
 
Innovolt Brief Overview
Innovolt Brief OverviewInnovolt Brief Overview
Innovolt Brief Overview
 
Apresentação cellagon vivafit
Apresentação cellagon   vivafitApresentação cellagon   vivafit
Apresentação cellagon vivafit
 
Maria
MariaMaria
Maria
 
Alberto M
Alberto MAlberto M
Alberto M
 
From Roots To Results: Nurturing a Successful Job Search
From Roots To Results: Nurturing a Successful Job SearchFrom Roots To Results: Nurturing a Successful Job Search
From Roots To Results: Nurturing a Successful Job Search
 
los angeles de aitor
los angeles de aitorlos angeles de aitor
los angeles de aitor
 
davide c
davide cdavide c
davide c
 
Paradignamize with martin chaymit
Paradignamize with martin   chaymitParadignamize with martin   chaymit
Paradignamize with martin chaymit
 

Similar to Tugas utilitas baku mutu air menurut who

Penyediaan air minum pasca bencana
Penyediaan air minum pasca bencana Penyediaan air minum pasca bencana
Penyediaan air minum pasca bencana Gilang Rupaka
 
Laporan Studi Lapangan / Kunjungan PDAM Kota Malang
Laporan Studi Lapangan / Kunjungan PDAM Kota MalangLaporan Studi Lapangan / Kunjungan PDAM Kota Malang
Laporan Studi Lapangan / Kunjungan PDAM Kota MalangYahya M Aji
 
Penggunaan dan Pengelolaan Air.pptx
Penggunaan dan Pengelolaan Air.pptxPenggunaan dan Pengelolaan Air.pptx
Penggunaan dan Pengelolaan Air.pptxAngely Putry
 
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...Luhur Moekti Prayogo
 
6 pak saparuddin-so-edit-mei-2010
6 pak saparuddin-so-edit-mei-20106 pak saparuddin-so-edit-mei-2010
6 pak saparuddin-so-edit-mei-2010Risda moe
 
Bab hidosfer
Bab hidosferBab hidosfer
Bab hidosferjgesik
 
Biosand water filter
Biosand water filterBiosand water filter
Biosand water filterWisma Morgans
 
ARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdf
ARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdfARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdf
ARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdfDianora Didi
 
Krisis air bersih di indonesia
Krisis air bersih di indonesiaKrisis air bersih di indonesia
Krisis air bersih di indonesiaHeru Prasetya
 
ppt Rekayasa Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat Kelas B...
ppt Rekayasa Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat Kelas B...ppt Rekayasa Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat Kelas B...
ppt Rekayasa Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat Kelas B...Devin Nolan
 
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai perkampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai perkampungan pondok manggisKearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai perkampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai perkampungan pondok manggismarlinasitipriyati
 
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis marlinasitipriyati
 

Similar to Tugas utilitas baku mutu air menurut who (20)

Penyediaan air minum pasca bencana
Penyediaan air minum pasca bencana Penyediaan air minum pasca bencana
Penyediaan air minum pasca bencana
 
Air dalam Kehidupan
Air dalam KehidupanAir dalam Kehidupan
Air dalam Kehidupan
 
Laporan Studi Lapangan / Kunjungan PDAM Kota Malang
Laporan Studi Lapangan / Kunjungan PDAM Kota MalangLaporan Studi Lapangan / Kunjungan PDAM Kota Malang
Laporan Studi Lapangan / Kunjungan PDAM Kota Malang
 
Penggunaan dan Pengelolaan Air.pptx
Penggunaan dan Pengelolaan Air.pptxPenggunaan dan Pengelolaan Air.pptx
Penggunaan dan Pengelolaan Air.pptx
 
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
 
6 pak saparuddin-so-edit-mei-2010
6 pak saparuddin-so-edit-mei-20106 pak saparuddin-so-edit-mei-2010
6 pak saparuddin-so-edit-mei-2010
 
135353594 dampak-kualitas-air-bersih
135353594 dampak-kualitas-air-bersih135353594 dampak-kualitas-air-bersih
135353594 dampak-kualitas-air-bersih
 
135353594 dampak-kualitas-air-bersih
135353594 dampak-kualitas-air-bersih135353594 dampak-kualitas-air-bersih
135353594 dampak-kualitas-air-bersih
 
135353594 dampak-kualitas-air-bersih
135353594 dampak-kualitas-air-bersih135353594 dampak-kualitas-air-bersih
135353594 dampak-kualitas-air-bersih
 
135353594 dampak-kualitas-air-bersih
135353594 dampak-kualitas-air-bersih135353594 dampak-kualitas-air-bersih
135353594 dampak-kualitas-air-bersih
 
135353594 dampak-kualitas-air-bersih
135353594 dampak-kualitas-air-bersih135353594 dampak-kualitas-air-bersih
135353594 dampak-kualitas-air-bersih
 
Bab hidosfer
Bab hidosferBab hidosfer
Bab hidosfer
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Biosand water filter
Biosand water filterBiosand water filter
Biosand water filter
 
ARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdf
ARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdfARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdf
ARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdf
 
Krisis air bersih di indonesia
Krisis air bersih di indonesiaKrisis air bersih di indonesia
Krisis air bersih di indonesia
 
ppt Rekayasa Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat Kelas B...
ppt Rekayasa Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat Kelas B...ppt Rekayasa Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat Kelas B...
ppt Rekayasa Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat Kelas B...
 
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai perkampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai perkampungan pondok manggisKearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai perkampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai perkampungan pondok manggis
 
Kearifan Lokal
Kearifan LokalKearifan Lokal
Kearifan Lokal
 
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
 

More from Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia Universitas Diponegoro 2011 (11)

Enhanced oil recovery
Enhanced oil recoveryEnhanced oil recovery
Enhanced oil recovery
 
Oil gas career
Oil gas careerOil gas career
Oil gas career
 
Engineering economic 2
Engineering economic 2Engineering economic 2
Engineering economic 2
 
Drilling fluid
Drilling fluidDrilling fluid
Drilling fluid
 
Critical thinker
Critical thinker Critical thinker
Critical thinker
 
Detailed drilling
Detailed drillingDetailed drilling
Detailed drilling
 
Offshore operation
Offshore operationOffshore operation
Offshore operation
 
Offshore part 2
Offshore part 2Offshore part 2
Offshore part 2
 
Kompros scilab
Kompros scilabKompros scilab
Kompros scilab
 
Pengaruh penggundulan hutan terhadap krisis air
Pengaruh penggundulan hutan terhadap krisis airPengaruh penggundulan hutan terhadap krisis air
Pengaruh penggundulan hutan terhadap krisis air
 
Larutan
LarutanLarutan
Larutan
 

Tugas utilitas baku mutu air menurut who

  • 1. UTILITAS Materi : Baku Mutu Air Menurut WHO Disusun oleh : Kelompok II  Dimas Agung Pambudi L2C009096  Addina Pradita Nur L2C009037  Muhammad Adi Irawan L2C009047  Erick Stevi L2C009059  Indrawati Dwi Paramita L2C008132 TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2011
  • 2. A. LATAR BELAKANG Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka sehari- hari termasuk diantaranya adalah sanitasi Untuk konsumsi air minum menurut departemen kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak mengandung logam berat. Walaupun air dari sumber alam dapat diminum oleh manusia, terdapat risiko bahwa air ini telah tercemar oleh bakteri (misalnya Escherichia coli) atau zat-zat berbahaya. Walaupun bakteri dapat dibunuh dengan memasak air hingga 100 °C, banyak zat berbahaya, terutama logam, tidak dapat dihilangkan dengan cara ini. JENIS – JENIS AIR Air merupakan sumber kehidupan yang tidak dapat tergantikan oleh apa pun juga. Tanpa air manusia, hewan dan tanaman tidak akan dapat hidup. Air di bumi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu : 1. Air Tanah Air tanah adalah air yang berada di bawar permukaan tanah. Air tanah dapat kita bagi lagi menjadi dua, yakni air tanah preatis dan air tanah artesis. a. Air Tanah Preatis Air tanah preatis adalah air tanah yang letaknya tidak jauh dari permukaan tanah serta berada di atas lapisan kedap air / impermeable. b. Air Tanah Artesis Air tanah artesis letaknya sangat jauh di dalam tanah serta berada di antara dua lapisan kedap air. 2. Air Permukaan Air pemukaan adalah air yang berada di permukaan tanah dan dapat dengan mudah dilihat oleh mata kita. Contoh air permukaan seperti laut, sungai, danau, kali, rawa, empang, dan lain sebagainya. Air permukaan dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu : a. Perairan Darat Perairan darat adalah air permukaan yang berada di atas daratan misalnya seperti rawa-rawa, danau, sungai, dan lain sebagainya. b. Perairan Laut Perairan laut adalah air permukaan yang berada di lautan luas. Contohnya seperti air laut yang berada di laut.
  • 3. SUMBER AIR BERSIH Sungai Rata-rata lebih dari 40.000 kilometer kubik air segar diperoleh dari sungai-sungai di dunia. Ketersediaan ini (sepadan dengan lebih dari 7.000 meter kubik untuk setiap orang) sepintas terlihat cukup untuk menjamin persediaan yang cukup bagi setiap penduduk, tetapi kenyataannya air tersebut seringkali tersedia di tempat-tempat yang tidak tepat. Sebagai contoh air bersih di lembah sungai Amazon walupun ketersediaannya cukup, lokasinya membuat sumber air ini tidak ekonomis untuk mengekspor air ke tempat-tempat yang memerlukan. Curah hujan Dalam pemanfaatan hujan sebagai sumber dari air bersih, individu perorangan/ berkelompok/ pemerintah biasanya membangun bendungan dan tandon air yang mahal untuk menyimpan air bersih di saat bulan-bulan musim kering dan untuk menekan kerusakan musibah banjir. Air laut Mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl.Kadar garam NaCl dalam air laut 3 % dengan keadaan ini maka air laut tidak memenuhi syarat untuk diminum. Air Atmosfer Untuk menjadikan air hujan sebagai air minum hendaknya pada waktu menampung air hujan mulai turun, karena masih mengandung banyak kotoran. Selain itu air hujan mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun bak-bak reservoir, sehingga hal ini akan mempercepat terjadinya korosi atau karatan. Juga air ini mempunyai sifat lunak, sehingga akan boros terhadap pemakaian sabun. Air Permukaan Adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, kotoran industri dan lainnya. Air permukaan ada dua macam yaitu air sungai dan air rawa. Air sungai digunakan sebagai air minum, seharusnya melalui pengolahan yang sempurna, mengingat bahwa air sungai ini pada umumnya mempunyai derajat pengotoran
  • 4. yang tinggi. Debit yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan akan air minum pada umumnya dapat mencukupi. Air rawa kebanyakan berwarna disebabkan oleh adanya zat-zat organik yang telah membusuk, yang menyebabkan warna kuning coklat, sehingga untuk pengambilan air sebaiknya dilakukan pada kedalaman tertentu di tengah-tengah. Air tanah Air tanah adalah air yang berada di bawah permukaan tanah didalam zone jenuh dimana tekanan hidrostatiknya sama atau lebih besar dari tekanan atmosfer (Suyono,1993 :1). Mata air Yaitu air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah dalam hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kualitas atau kuantitasnya sama dengan air dalam. Sistem penyediaan air bersih meliputi besarnya komponen pokok antara lain: unit sumber baku, unit pengolahan, unit produksi, unit transmisi, unit distribusi dan unit konsumsi, yaitu (1)Unit sumber air baku merupakan awal dari sistem penyediaan air bersih yang mana pada unit ini sebagai penyediaan air baku yang bisa diambil dari air tanah, air permukaan, air hujan yang jumlahnya sesuai dengan yang diperlukan. (2) Unit pengolahan air memegang peranan penting dalam upaya memenuhi kualitas air bersih atau minum, dengan pengolahan fisika, kimia, dan bakteriologi, kualitas air baku yang semula belum memenuhi syarat kesehatan akan berubah menjadi air bersih atau minum yang aman bagi manusia. (3). Unit produksi adalah salah satu dari sistem penyediaan air bersih yang menentukan jumlah produksi air bersih atau minum yang layak didistribusikan ke beberapa tandon atau reservoir dengan sistem pengaliran gravitasi atau pompanisasi. (4). Unit produksi merupakan unit bangunan yang mengolah jenis-jenis sumber air menjadi air bersih. Adapun beberapa sumber air yang dapat diolah untuk mendapatkan air bersih, yaitu sumur Dangkal/Dalam Pengolahan tidak lengkap hanya pengolahan Fe, Mn, dan pembubuhan desinfektan, sungai Pengolahan lengkap bila kekeruhannya tinggi > 50. danau NTU (Nephelometric Turbidity Unit) Pengolahan tidak lengkap, bila kekeruhan < 50 NTU, unit transmisi berfungsi sebagai pengantar air yang diproduksi menuju ke beberapa tandon atau reservoir melalui jaringan pipa. (Linsay, 1995)
  • 5. Sumur Berdasarkan perkiraan WHO dan UNICEF, sekitar 30 persen dari 57,5 juta penduduk desa di Indonesia saat ini kekurangan akses terhadap pasokan air bersih. Sumur-sumur dangkal hasil pengeboran merupakan cara yang ekonomis dan relatif mudah untuk menangani permasalahan ini. IRD telah bekerja bersama komunitas-komunitas di Aceh dan Yogyakarta untuk menyediakan dan/atau merehabilitasi sumur-sumur di komunitas-komunitas pedesaan serta di sekolah- sekolah di sekitarnya. IRD membantu 40 komunitas untuk membuat 83 sumur galian dan 10 sumur bor dengan menara air untuk melayani hampir 3500 orang. Pekerjaan ini, yang juga meliputi 12 sekolah di Aceh Barat, dilaksanakan dengan dana dari the Latter-Day Saints Charities dan UNICEF. Di Yogyakarta, IRD membantu merehabilitasi sumur-sumur di 163 sekolah pasca gempa bumi tahun 2006 dengan dana dari UNICEF. Macam-macam sumur: 1. Sumur dangkal Sarana air bersih menggunakan sumber air tanah dangkal dengan membuat sumur bor. Sumur pompa tangan adalah sarana penyedia air bersih berupa sumur sumur yang dibuat dengan member tanah pada kedalaman tertentu sehingga diperoleh air sesuai dengan yang diinginkan. Biasanya kedalaman dasar sumur mencapai 12-15 meter. Untuk mengangkat air dari sumur dangkal dapat digunakan Pompa listrik jenis jet-pump
  • 6. Pompa tangan adalah alat untuk menaikkan air dari dalam tanah Syarat Sumur Pompa Dangkal 1. Sumur gali tidak boleh dibangun di lokasi bekas pembuangan sampah 2. Jarak minimum lokasi sumur gali dengan sumber pencemar (cublik, tangki septic,dll) adalah 10 m 3. Jarak minimum loksdi sumur gali dengan sumber pencemar (cublik, tangki septic,dll) adalah 10m 4. Kemiringan lantai antara 1-3% 5. Lantai dari pasangan bata (1 semen:3 pasir) 6. Kemiringan aluran pembuangan minimal 2% 7. Saluran pembuangan dari pasangan bata (1 semen: 3 pasir) dan kedalaman sumur maksimal 15 meter 2. Sumur dalam Sumur dalam adalah bangunan/ konstruksi sumur dengan kedalaman lebih dari 25 meter. Kualitas air yang bagus dapat diperoleh dengan debit yang stabil. Sumur dalam dapat digunakan secara komunal, dengan pengelola adalah individu atau kelompok yang ditunjuk oleh masyarakat pengguna. B. SEJARAH Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) didirikan pada tahun 1948 dengan tujuan mempromosikan 'pencapaian bagi semua orang dalam bidang kesehatan ". WHO memiliki berbagai fungsi, yang meliputi mempromosikan (dalam kerjasama dengan badan-badan khusus lainnya) perbaikan gizi, perumahan, sanitasi, rekreasi, ekonomi atau kondisi kerja dengan bantalan pada kesehatan dan aspek lain dari kebersihan lingkungan Salah satu peran utama dari WHO adalah untuk menetapkan norma-norma internasional untuk melindungi kesehatan manusia. Sejak 1958, sebagai bagian dari kegiatan pada air minum dan kesehatan. Pada tahun 1982, WHO mengalihkan fokus dari 'Standar Internasional' ke 'Pedoman'. Alasan utama untuk pergantian nama ini adalah dengan Pendekatan (kuantitatif atau kualitatif) untuk pembentukan standar nasional. Secara khusus, penerapan Pedoman ini diperuntukan sesuai dengan keadaan masing-masing negara tersebut. Gambaran Umum Krisis Air Bersih di Indonesia
  • 7. Berdasarkan data WHO (2000), diperkirakan terdapat lebih 2 milyar manusia per hari terkena dampak kekurangan air di lebih dari 40 negara didunia. 1,1 milyar tidak mendapatkan air yang memadai dan 2,4 milyar tidak mendapatkan sanitasi yang layak. Sedangkan pada tahun 2050 diprediksikan bahwa 1 dari 4 orang akan terkena dampak dari kekurangan air bersih (Gardner-Outlaw and Engelman, 1997 dalam UN, 2003). Fakta dan angka Di wilayah WHO Eropa, 330 000 kasus penyakit yang berhubungan dengan air dilaporkan rata-rata setiap tahun.Penyakit terkait air dilaporkan ke WHO sistem surveilans penyakit menular (CISID) termasuk campylobakteriosis, virus hepatitis A, Giardiasis, Shigella (diare berdarah), enterohaemorrhagic Escherichia coli infeksi, Legionellosis, kolera. Akses ke pasokan air bersih dan sanitasi telah secara umum meningkat di Eropa, mengakibatkan penurunan 80% dalam penyakit diare pada anak-anak muda dari 1995 sampai 2005. Namun demikian, lebih dari 50% dari penduduk pedesaan di negara-negara Timur masih tinggal di rumah yang tidak terhubung ke catu air minum yang aman, dan proporsi ini terus bertumbuh di beberapa negara. Peralatan sanitasi tidak memadai di beberapa daerah di Eropa, dan sekitar 85 juta orang (termasuk lebih dari 20 juta pada kelompok berpenghasilan terendah di Uni Eropa) masih kekurangan toilet di rumah mereka. Kejadian cuaca ekstrem yang tumbuh dalam frekuensi dan intensitas, dan mempengaruhi baik kuantitas dan kualitas sumber daya air, meningkatkan keprihatinan di kalangan pembuat kebijakan dan warga negara sama. Jumlah kejadian ekstrem di Eropa meningkat sebesar 65% antara tahun 1998 dan 2007, dengan kerugian ekonomi secara keseluruhan dua kali lipat untuk 13700000000 € dari dekade sebelumnya.
  • 8. Di seluruh dunia, WHO memperkirakan bahwa sekitar 6% dari beban global penyakit terkait dengan air. Infeksi diare merupakan komponen terbesar dan menyumbang 1,7 juta kematian per tahun: sekitar 70% dari total. Air, sanitasi dan intervensi kesehatan biasanya mengurangi penyakit diare hingga 15-30%, dan secara signifikan mengurangi penyakit lainnya. Data tahun 2006 dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa: No. Intervensi Penurunan Angka Kejadian Diare 1 Berbagai intervensi perilaku melalui modifikasi lingkungan 94% 2 Pengolahan air yang aman dan penyimpanan di tingkat rumah tangga 39% 3 Melakukan praktik cuci tangan yang efektif 45% 4 Meningkatkan sanitasi 32% 5 Meningkatkan penyediaan air 25% Selain diare, daerah yang terkena krisis air bersih juga rentan terhadap penyakit kulit menular. Penyakit gatal-gatal tersebut dikarenakan para warga yang jarang mandi karena terbatasnya pasokan air bersih yang mereka miliki. Air bersih yang mereka miliki hanya cukup digunakan untuk kebutuhan dapur. Dampak Bagi Ekonomi Krisis air bersih memberikan dampak pada bidang ekonomi. Sekitar 65 persen penduduk Indonesia menetap di pulau jawa yang luasnya hanya tujuh persen dari seluruh luas daratan Indonesia sementara potensi air yang dimiliki hanyalah 4,5 persen dari total potensi air di Indonesia. Dalam dua dasawarsa berikutnya diperkirakan air yang dipergunakan manusia akan meningkat 40 persen dan 17 persen lebih pasokan air dipergunakan untuk meningkatkan pangan dan populasi. Disisi lain kondisi sumber-sumber air semakin parah, khususnya di negara-negara miskin karena masalah pencemaran dan limbah. Oleh karena itu telah diserukan investasi dalam pengadaan air oleh AS dan membiarkan sektor swasta untuk menyediakan air atau privatisasi air.
  • 9. WHO membantu negara-negara anggota untuk memerangi sakit dari air penyakit yang berhubungan dengan: mendukung pelaksanaan Protokol tentang Air dan Kesehatan, instrumen internasional pertama untuk kontrol, pencegahan dan pengurangan penyakit yang berhubungan dengan air di Eropa; pembangunan kapasitas di tingkat regional, subregional dan negara; berkolaborasi dalam mengembangkan, merevisi dan memperbarui manual dan pedoman WHO. WHO dan Komisi Ekonomi PBB untuk Eropa (UNECE) menyediakan sekretariat bersama untuk Protokol, koordinasi kegiatan untuk pelaksanaannya. WHO menangani aspek kesehatan, dan UNECE aspek hukum dan prosedural. Dengan mengadopsi Protokol, negara-negara penandatangan setuju untuk mengambil semua langkah yang tepat untuk mencapai: memadai pasokan air minum yang sehat; sanitasi yang memadai standar yang cukup melindungi kesehatan manusia dan lingkungan hidup; efektif perlindungan sumber daya air yang digunakan sebagai sumber air minum, dan ekosistem terkait air, dari pencemaran dari penyebab lain;
  • 10. perlindungan yang memadai bagi kesehatan manusia terhadap penyakit yang berhubungan dengan air, dan efektif sistem pemantauan dan menanggapi wabah atau insiden penyakit terkait air. C. STANDAR BAKU MUTU AIR SECARA UMUM Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan suatu kegiatan atau keperluan tertentu. Sedangkan kuantitas menyangkut jumlah air yang dibutuhkan manusia dalam kegiatan tertentu. Air adalah materi esensial didalam kehidupan, tidak ada satupun makhluk hidup di dunia ini yang tidak membutuhkan air. Sebagian besar tubuh manusia itu sendiri terdiri dari air. Tubuh manusia rata-rata mengandung air sebanyak 90 % dari berat badannya. Tubuh orang dewasa, sekitar 55-60%, berat badan terdiri dari air, untuk anak-anak sekitar 65% dan untuk bayi sekitar 80% . Air bersih dibutuhkan dalam pemenuhan kebutuhan manusia untuk melakukan segala kegiatan mereka. Sehingga perlu diketahui bagaimana air dikatakan bersih dari segi kualitas dan bisa digunakan dalam jumlah yang memadai dalam kegiatan sehari-hari manusia. Ditinjau dari segi kualitas, ada bebarapa persyaratan yang harus dipenuhi, di antaranya kualitas fisik yang terdiri atas bau, warna dan rasa, kulitas kimia yang terdiri atas pH, kesadahan, dan sebagainya serta kualitas biologi diman air terbebas dari mikroorganisme penyebab penyakit. Agar kelangsungan hidup manusia dapat berjalan lancar, air bersih juga harus tersedia dalam jumlah yang memadai sesuai dengan aktifitas manusia pada tempat tertentu dan kurun waktu tertentu. Ditinjau Dari Segi Kualitas (Mutu) Air Secara langsung atau tidak langsung pencemaran akan berpengaruh terhadap kualitas air. Sesuai dengan dasar pertimbangan penetapan kualitas air minum, usaha pengelolaan terhadap air yang digunakan oleh manusia sebagai air minum berpedoman pada standar kualitas air terutama dalam penilaian terhadap produk air minum yang dihasilkannya, maupun dalam merencanakan sistem dan proses yang akan dilakukan terhadap sumber daya air
  • 11. Persyaratan Kualitas Air Parameter Kualitas Air yang digunakan untuk kebutuhan manusia haruslah air yang tidak tercemar atau memenuhi persyaratan fisika, kimia, dan biologis. 1. Persyaratan Fisika Air Air yang berkualitas harus memenuhi persyaratan fisika sebagai berikut: Jernih atau tidak keruh Tidak berwarna Rasanya tawar Tidak berbau Temperaturnya normal Tidak mengandung zat padatan Persyaratan Kimia Kandungan zat atau mineral yang bermanfaat dan tidak mengandung zat beracun. pH (derajat keasaman) Kesadahan Besi Aluminium Zat organik Sulfat Nitrat dan nitrit Chlorida Zink atau Zn
  • 12. 1. 3. Persyratan mikrobiologis Persyaratan mikrobiologis yangn harus dipenuhi oleh air adalah sebagai berikut: 1. Tidak mengandung bakteri patogen, missalnya: bakteri golongan coli; Salmonella typhi, Vibrio cholera dan lain-lain. Kuman-kuman ini mudah tersebar melalui air. 2. Tidak mengandung bakteri non patogen seperti: Actinomycetes, Phytoplankton colifprm, Cladocera dan lain-lain. (Sujudi,1995) COD (Chemical Oxygen Demand) BOD (Biochemical Oxygen Demand) (Sumber: Sutrisno, C Totok, 2000. Teknologi Penyediaan Air Bersih. ) D. STANDAR BAKU MUTU AIR MENURUT WHO STANDAR AIR MINUM Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menyiapkan beberapa pedoman untuk minum kualitas air yang merupakan titik acuan internasional untuk menetapkan standar dan keselamatan air minum. standar air minum WHO, Pedoman Kualitas Air Minum, didirikan di Jenewa, 1993, sebagai titik acuan internasional untuk menetapkan standar dan mutu air minum. Elemen / Simbol / Biasanya Mutu zat rumus ditemukan di berdasarkan air tawar / air pedoman oleh permukaan / WHO air tanah Aluminium Al 0,2 mg / l Amonia NH 4 <0,2 mg / l Tidak ada (sampai 0,3 mg pedoman / l pada perairan
  • 13. anaerob) Antimon Sb <4 ug / l 0,005 mg / l Arsenikum Sebagai 0,01 mg / l Asbes Tidak ada pedoman Barium Ba 0,3 mg / l Berillium Jadilah <1 ug / l Tidak ada pedoman Boron B <1 mg / l 0,3 mg / l Kadmium CD <1 ug / l 0.003 mg / l Khlorida Cl 250 mg / l Khrom Cr +3, Cr +6 <2 ug / l 0,05 mg / l Warna Tidak disebutkan Tembaga Cu 2 mg / l Sianida CN - 0,07 mg / l Terlarutoksigen O 2 Tidak ada pedoman Fluor F <1,5 mg / l 1,5 mg / l (hingga 10) Kekerasan mg / Tidak ada l CaCO 3 pedoman Hidrogen H2S Tidak ada sulfida pedoman Besi Fe 0,5 - 50 mg / l Tidak ada pedoman Memimpin Pb 0,01 mg / l Manggan Mn 0,5 mg / l Air raksa Hg <0,5 ug / l 0.001 mg / l Molibdenum Mb <0,01 mg / l 0,07 mg / l
  • 14. Nikel Ni <0,02 mg / l 0,02 mg / l Nitrat dan nitrit NO 3, NO 2 50 nitrogen mg / l Total Kekeruhan Tidak disebutkan pH Tidak ada pedoman Selenium Se <<0,01 mg / l 0,01 mg / l Perak Ag 5-50 ug / l Tidak ada pedoman Sodium Na <20 mg / l 200 mg / l Sulfat SO 4 500 mg / l Anorganik Sn Tidak ada timah pedoman TDS Tidak ada pedoman Uranium U 1,4 mg / l Seng Zn 3 mg / l Senyawa organik Grup Zat Rumus Mutu berdasarkan pedoman oleh WHO Diklorinasi Karbon tetraklorida C Cl 4 2 ug / l alkana Diklorometana CH 2 Cl 2 20 ug / l 1,1-Dichloroethane C 2 H 4 Cl 2 Tidak ada pedoman 1,2-Dichloroethane CH 2 Cl CH 2 Cl 30 ug / l 1,1,1-Trichloroethane CH 3 Cl 3 C 2000 ug / l Diklorinasi 1,1-Dichloroethene C 2 H 2 Cl 2 30 ug / l
  • 15. ethenes 1,2-Dichloroethene C 2 H 2 Cl 2 50 ug / l Trichloroethene C 2 H 3 Cl 70 ug / l Tetrachloroethene C 2 Cl 4 40 ug / l Hidrokarbon Benzena C6H6 10 mg / l aromatik Toluena C7H8 700 ug / l Xilena C 8 H 10 500 ug / l Etilbenzena C 8 H 10 300 mg / l Styrene C8H8 20 ug / l Hidrokarbon Aromatik polynuclear C 2 H 3 N 1 O 5 P 1 0,7 ug / l (PAH) 3 Diklorinasi Monochlorobenzene (MCB) C 6 H 5 Cl 300 mg / l benzenes Dichlorobenzenes 1,2- C 6 H 4 Cl 2 1000 ug / l (DCBs) Dichlorobenzene (1,2-DCB) 1,3- C 6 H 4 Cl 2 Tidak ada Dichlorobenzene pedoman (1,3-DCB) 1,4- C 6 H 4 Cl 2 300 mg / l Dichlorobenzene (1,4-DCB) Trichlorobenzenes (TCBS) C 6 H 3 Cl 3 20 ug / l Miscellaneous Di (2-ethylhexyl) adipat (DEHA) C 22 H 42 O 4 80 ug / l konstituen Di (2-ethylhexyl) phthalate (DEHP) C 24 H 38 O 4 8 ug / l organik Akrilamida C 3 H 5 NO 0,5 ug / l Epiklorohidrin (ech) C 3 H 5 Cl O 0,4 ug / l Hexachlorobutadiene (HCBD) C 4 Cl 6 0,6 ug / l Ethylenediaminetetraacetic acid C 10 H 12 N 2 O 8 200 mg / l (EDTA) Nitrilotriacetic asam (NTA) N (CH 2 COOH) 3 200 mg / l Organotins Dialkyltins R 2 Sn X 2 Tidak ada
  • 16. pedoman Tributil oksida C 24 H 54 O 2 Sn 2 ug / l (TBTO) Pestisida Zat Rumus Mutu berdasarkan pedoman oleh WHO Alachlor C 14 H 20 NO 2 Cl 20 ug / l Aldicarb C 7 H 14 N 2 O 4 S 10 mg / l Aldrin dan dieldrin C 12 H 8 Cl 6 / 0,03 ug / l C 12 H 8 Cl 6 O Atrazin C 8 H 14 N 5 Cl 2 ug / l Bentazone C 10 H 12 N 2 O 3 S 30 ug / l Carbofuran C 12 H 15 NO 3 5 ug / l Chlordane C 10 H 6 Cl 8 0,2 ug / l Chlorotoluron C 10 H 13 N 2 O Cl 30 ug / l DDT C 14 H 9 Cl 5 2 ug / l 1,2-Dibromo-3-chloropropane C 3 H 5 Br 2 Cl 1 ug / l 2,4-Dichlorophenoxyacetic asam C 8 H 6 Cl 2 O 3 30 ug / l (2,4-D) 1,2-Dichloropropane C 3 H 6 Cl 2 Tidak ada pedoman 1,3-Dichloropropane C 3 H 6 Cl 2 20 ug / l 1,3-Dichloropropene CH 3 Cl CHClCH 2 Tidak ada pedoman Ethylene dibromide (EDB) CH CH 2 Br 2 Br Tidak ada pedoman Heptachlor dan heptachlor C 10 H 5 Cl 7 0,03 ug / l epoksida Hexachlorobenzene (HCB) C 10 H 5 Cl 7 O 1 ug / l Isoproturon C 12 H 18 N 2 O 9 ug / l Lindane C 6 H 6 Cl 6 2 ug / l MCPA C 9 H 9 Cl O 3 2 ug / l Methoxychlor (C 6 H 4 och 3) 20 ug / l
  • 17. 2 CHCCl 3 Metolachlor C 15 H 22 NO 2 Cl 10 mg / l Molinate C 9 H 17 NOS 6 ug / l Pendimethalin C 13 H 19 O 4 U 3 20 ug / l Pentachlorophenol (PCP) C 6 H 5 Cl O 9 ug / l Permetrin C 21 H 20 Cl 2 O 3 20 ug / l Propanil C 9 H 9 Cl 2 TIDAK 20 ug / l Pyridate C 19 H 23 CLN 2 O 2 S 100 ug / l Simazine C 7 H 12 N 5 Cl 2 ug / l Trifluralin C 13 H 16 F 3 U 3 O 4 20 ug / l Chlorophenoxy 2,4-DB C 10 H 10 Cl 2 O 3 90 ug / l herbisida Dichlorprop C 9 H 8 Cl 2 0 3 100 ug / l (termasuk 2,4-D Fenoprop C 9 H 7 Cl 3 O 3 9 ug / l dan MCPA) MCPB C 11 H 13 O 3 Cl Tidak ada pedoman Mecoprop C 10 H 11 Clo 3 10 mg / l 2,4,5-T C 8 H 5 Cl 3 O 3 9 ug / l Desinfektan dan disinfektan dengan produk Grup Zat Rumus Mutu berdasarkan pedoman oleh WHO Desinfektan Chloramines NH n Cl (3-n), 3 mg / l mana n = 0, 1 atau 2 Klorin Cl 2 5 mg / l Klorin dioksida Clo 2 Tidak ada pedoman Yodium Aku 2 Tidak ada pedoman
  • 18. Desinfektan Bromat Br O 3 - 25 ug / l dengan produk Klorat Cl O 3 - Tidak ada pedoman Klorit Cl O 2 - 200 mg / l Chlorophenols 2-chlorophenol (2-CP) C 6 H 5 Cl O Tidak ada pedoman 2,4-Dichlorophenol (2,4- C 6 H 4 Cl 2 O Tidak ada DCP) pedoman 2,4,6-Trichlorophenol C 6 H 3 Cl 3 O 200 mg / l (2,4,6-TCP) Formaldehida HCHO 900 ug / l MX (3-Chloro-4-dichloromethyl-5-hidroksi-2 C 5 H 3 Cl 3 O 3 Tidak ada (5H)-furanone) pedoman Trihalomethanes Bromoform CH 3 Br 100 ug / l Dibromochloromethane CH 2 Cl Br 100 ug / l Bromodichloromethane CH Br Cl 2 60 ug / l Khloroform CH 3 Cl 200 mg / l Diklorinasi asam Monochloroacetic asam C 2 H 3 Cl 2 O Tidak ada asetat pedoman Dikloroasetat asam C 2 H 2 Cl 2 O 2 50 ug / l Asam trikloroasetat C 2 H 3 Cl 2 O 100 ug / l Kloral hidrat (trichloroacetaldehyde) C CH 3 Cl 10 mg / l (OH) 2 Chloroacetones C 3 H 5 O Cl Tidak ada pedoman Terhalogenasi Dichloroacetonitrile C 2 H 2 Cl N 90 ug / l acetonitriles Dibromoacetonitrile C 2 H 2 Br N 100 ug / l Bromochloroacetonitrile CH 2 Cl CN Tidak ada pedoman Trichloroacetonitrile C 2 Cl 3 N 1 ug / l
  • 19. Sianogen klorida Cl CN 70 ug / l Chloropicrin C Cl 3 NO 2 Tidak ada pedoman Sumber: http://www.lenntech.com/applications/drinking/standards.com Anda akan melihat bahwa tidak ada pedoman untuk beberapa elemen dan zat-zat yang diperhitungkan. Hal ini karena belum ada penelitian yang memadai tentang dampak dari zat pada organisme, dan oleh karena itu tidak mungkin untuk menentukan batas pedoman. Dalam kasus lain, alasan untuk pedoman yang tidak ada adalah ketidakmungkinan bahwa zat untuk mencapai konsentrasi yang berbahaya dalam air, karena tdk dpt memecahkan atau kelangkaannya. Uni Eropa Uni Eropa juga menyusun pedoman pada kualitas air ditujukan untuk konsumsi manusia, yang diadopsi dari Dewan pada 3 November 1998. Ini disusun dengan meninjau nilai-nilai parametrik dari Petunjuk Air Minum tahun 1980, dan memperkuat pengetahuan terbaru (pedoman WHO dan Komite Ilmiah Toksikologi dan Ekotoksikologi). Instruksi ini menyediakan dasar yang kuat untuk kedua konsumen di seluruh Uni Eropa dan pemasok air minum. standar air minum Uni Eropa Pedoman Dewan 98/83/EC kualitas air untuk konsumsi manusia. Diadopsi oleh Dewan, pada tanggal 3 Nopember 1998: Parameter kimia Parameter Simbol / rumus Parametrik nilai (mg / l) Akrilamida C 3 H 5 NO 0.0001 Antimon Sb 0.005 Arsenikum Sebagai 0.01
  • 20. Benzena C6H6 0.001 Benzo (a) pyrene C 20 H 12 0.00001 Boron B 1.00 Bromat Br 0.01 Kadmium CD 0.005 Khrom Cr 0.05 Tembaga Cu 2.0 Sianida CN = 0.05 1,2-dikhloroetana CH 2 Cl CH 2 Cl 0.003 Epiklorohidrin C 3 H 5 OCl 0.0001 Fluor F 1.5 Memimpin Pb 0.01 Air raksa Hg 0.001 Nikel Ni 0.02 Nitrat NO 3 50 Nitrit NO 2 0.50 Pestisida 0.0001 Pestisida - Total 0.0005 PAH C 2 H 3 N 1 O 5 P13 0.0001 Selenium Se 0.01 Tetrachloroethene dan C 2 Cl 4 / C 2 HCl 3 0.01 trichloroethene Trihalomethanes - 0.1 Total Vinil klorida C 2 H 3 Cl 0.0005 Indikator parameter Parameter Simbol / Nilai Parametrik rumus Aluminium Al 0,2 mg / l
  • 21. Amonium NH 4 0,50 mg / l Khlorida Cl 250 mg / l Clostridium 0 / 100 ml perfringens (termasuk spora) Warna Diterima konsumen dan tidak ada perubahan yang abnormal Daya konduksi 2500 mikrodetik / cm @ 20 o C Hidrogen konsentrasi ion [H +] ≥ 6,5 dan 9,5 ≤ Besi Fe 0,2 mg / l Manggan Mn 0,05 mg / l Bau Diterima konsumen dan tidak ada perubahan yang abnormal Oxidisability 5,0 mg / l O2 Sulfat SO 4 250 mg / l Sodium Na 200 mg / l Rasa Diterima konsumen dan tidak ada perubahan yang abnormal Menghitung koloni 22 o Tidak ada perubahan yang abnormal Bakteri coliform 0 / 100 ml Jumlah organik karbon (TOC) Tidak ada perubahan yang abnormal Kekeruhan Diterima konsumen dan tidak ada perubahan yang abnormal Tritium H3 100 Bq / l Jumlah indikatif dosis 0,10 mSv / tahun Parameter mikrobiologi Parameter Nilai Parametrik Escherichia coli (E. coli) 0 dalam 250 ml Enterococci 0 dalam 250 ml
  • 22. Pseudomonas aeruginosa 0 dalam 250 ml Menghitung koloni 22 o C 100/ml Menghitung koloni 37 o C 20/ml Sumber: http://www.lenntech.com/applications/drinking/standards.com E. PENGGOLONGAN AIR Penggolongan air menurut peruntukkannya ditetapkan sebagai berikut : Golongan A : Air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu; Golongan B : Air yang dapat dighunakan sebagai air baku air minum; Golongan C : Air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan; Golongan D : Air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri, pembangkit listrik tenaga air. F. KEGUNAAN AIR DALAM INDUSTRI Air Proses Kegunaan air dalam proses industri sangat banyak sekali, selain sebagai air baku pada industri air minum dan pemutar turbin pada pembangkit tenaga listrik, juga sebagai alat bantu utama dalam kerja pada proses – proses industri. Selain itu juga air digunakan sebagai sarana pembersihan ( cleaning ) baik itu cleaning area atau alat – alat produksi yang tidak memerlukan air dengan perlakuan khusus atau cleaning dengan menggunakan air dengan kualitas dan prasyarat tertentu yang membutuhkan sterilisasi dan ketelitian yang tinggi. Dalam hal ini pembahasan difokuskan pada air sebagai penghasil energi kalor dan sebagai penyerap energi kalor ( pendingin ) dalam industri pada umumnya. Air umpan boiler Boiller adalah tungku dalam berbagai bentuk dan ukuran yang digunakan untuk menghasilkan uap lewat penguapan air untuk dipakai pada pembangkit tenaga listrik lewat turbin, proses kimia, dan pemanasan dalam produksi. Sistem kerjanya yaitu air diubah menjadi uap. Panas disalurkan ke air dalam boiler, dan uap yang dihasilkan terus – menerus. Feed water boiler dikirim ke boiler untuk menggantikan uap
  • 23. yang hilang. Saat uap meninggalkan air boiler, partikel padat yang terlarut semula dalam feed water boiler tertinggal. Partikel padat yang tertinggal menjadi makin terkonsentrasi, dan pada saatnya mencapai suatu level dimana konsentrasi lebih lanjut akan menyebabkan kerak atau endapan untuk membentuk pada logam boiler. Feed water harus memenuhi prasyarat tertentu seperti yang diuraikan dalam tabel di bawah ini : Parameter Satuan Pengendalian Batas pH Unit 10.5 – 11.5 Conductivity µmhos/cm 5000, max TDS ppm 3500, max P – Alkalinity ppm - M – Alkalinity ppm 800, max O – Alkalinity ppm 2.5 x SiO2, min T. Hardness ppm - Silica ppm 150, max Besi ppm 2, max Phosphat residual ppm 20 – 50 Sulfite residual ppm 20 – 50 pH condensate Unit 8.0 – 9.0 NALCOH. Reference Ketidaksesuaian kriteria air umpan boiler menurut baku mutu diatas akan mempengaruhi berbagai hal, misalnya : 1. Korosi Peristiwa korosi adalah peristiwa elektrokimia, dimana logam berubah menjadi bentuk asalnya akibat dari oksidasi yang disebabkan berikatannya oksigen dengan logam, atau kerugian logam disebabkan oleh akibat beberapa kimia Penyebab korosi Boiller:
  • 24. – Oksigen Terlarut – Alkalinity ( Korosi pH tinggi pada Boiler tekanan tinggi ) – Karbon dioksida ( korosi asam karbonat pada jalur kondensat ) – Korosi khelate ( EDTA sebagai pengolahan pencegah kerak ) Akibat dari peristiwa korosi adalah penipisan dinding pada permukaan boiler sehingga dapat menyebabkan pipa pecah atau bocor. 2. Kerak Pengerakan pada sistem boiler : – Pengendapan hardness feedwater dan mineral lainnya – Kejenuhan berlebih dari partikel padat terlarut ( TDS ) mengakibatkan tegangan permukaan tinggi dan gelembung sulit pecah – Kerak boiler yang lazim : CaCO3, Ca3 (PO4)2, Mg(OH)2, MgSiO3, SiO2, Fe2(CO3)3, FePO4 3. Endapan Pembekuan material non mineral pada boiler, umumnya berasal dari: – Oksida besi sebagai produk korosi – Materi organic ( kotoran – bio, minyak dan getah ), Boiler bersifat alkalinity jika terkena gliserida maka akan terjadi reaksi penyabunan. – Partikel padat tersuspensi dari feedwater ( tanah endapan dan pasir ) Dari peristiwa – peristiwa ini mengakibatkan terbentuknya deposit pada pipa superheater, menyebabkan peristiwa overheating dan pecahnya pipa, terbentuknya deposit pada sirip turbin, menyebabkan turunnya effisiensi Air pendingin dan sirkulasi sebagai Cooling tower dan Chiller
  • 25. Colling tower atau menara pendingin adalah suatu sistem pendinginan dengan prinsip air yang disirkulasikan. Air dipakai sebagai medium pendingin, misalnya pendingin condenser, AC, diesel generator ataupun mesin – mesin lainnya. Jika air mendinginkan suatu unit mesin maka hal ini akan berakibat air pendingin tersebut akan naik temperaturnya, misalnya air dengan temperature awal ( T1 ) setelah digunakan untuk mendinginkan mesin maka temperaturnya berubah menjadi ( T2 ). Disini fungsi cooling tower adalah untuk mendinginkan kembali T2 menjadi T1 dengan blower / fan dengan bantuan angin. Demikian proses tersebut berulang secara terus menerus. Sedangkan pada chiller temperature yang dibutuhkan relative lebih rendah dibandingkan penggunaan Colling tower. Beda antara cooling dan chiller adalah pada sistem yang digunakan. Maksudnya, bila cooling adalah sistem terbuka sedangkan pada chiller adalah sistem tertutup sehingga proses penguapan lebih rendah dibandingkan dengan sistem terbuka. Sistem air cooling dapat dikategorikan dua tipe dasar, sebagai berikut : 1. Sistem air cooling satu aliran Sistem air cooling satu arah adalah satu diantara aliran air yang hanya melewati satu kali penukar panas. Dan lalu dibuang kepembuangan atau tempat laindalam proses. Sistem tipe ini mempergunakan banyak volume air. Tidak ada penguapan dan mineral yang terkandung didalam air masuk dan keluar penukar panas. Sistem air cooling satu arah biasa digunakan pada terminal tenaga besar dalam situasi tertutup dari air laut atau air sungai dimana persediaan air cukup tinggi. 2. Sistem air cooling sirkulasi Pada sistem sirkulasi terbuka ini, air secara berkesinambungan bersikulasi melewati peralatan yang akan didinginkan dan menyambung secara seri. Transfer panas dari peralatan ke air, dan menyebabkan terjadinya penguapan ke udara. Penguapan menambah konsentrasi dan padatan mineral dalam air dan ini adalah efek kombinasi dari penguapan dan endapan, yang merupakan konstribusi dari banyak masalah dalam pengolahan dengan sistem sirkulasi terbuka.
  • 26. Pada peristiwa sirkulasi air ini, akan terjadi proses – proses sebagai berikut : a. Pendinginan air cooling tower adakah atas dasar penguapan ( Evaporasi ) Pada peristiwa fisika dikenal prinsip “ jumlah kalor yang diterima = jumlah kalor yang dilepaskan “. Kalor untuk melakukan pendinginan dari T2 menjadi T1 sama dengan kalor penguapan atau dengan kata lain air tersebut menjadi dingin dikarenakan sebagian dari air tersebut menguap. Untuk cooling tower, besarnya penguapan dapat dihitung bila diketahui kapasitas pompa sirkulasi ( m3/jam ) b. Pada air Cooling tower terjadi pemekatan Garam. Dengan adanya penguapan maka lama kelamaan seluruh mineral yang tidak dapat menguap akan berkumpul sehingga terjadi pemekatan. Dengan banyaknya mineral yang terkandung pada air Cooling tower perlu dilakukan proses Bleed Off dan penambahan air make up. Air yang menguap adalah air yang murni bebas dari garam – garam mineral dengan konsentrasi = 0. Pada cooling tower dapat diketahui siklus air pada unit cooling tower adalah dengan cara : Dengan rumus Cycle = Tower water chloride Make up water chloride Tanpa menggunakan parameter khlorida, siklus dapat diketahui dengan membaca konduktivity, yaitu dengan membandingkan konduktivity air tower dengan konduktivity air make up. Masalah yang sering timbul dalam pada seluruh sistem air cooling adalah: – Korosif Pada pH yang rendah menyebabkan terjadinya korosi pada logam. Begitu juga nitrifying. Penyebab lain adalah dengan adanya bakteri yang dapat menghasilkan asam sulfat. Bakteri yang memiliki kemampuan untuk mengubah hydrogen sulfide menjadi sulfur kemudian mengubah menjadi asam sulfat. Bakteri ini menyerang logam besi, logam lunak dan steiless steel, hidup sebagai anaerobic ( tanpa udara )
  • 27. – Kerak Pembentukan kerak diakibatkan oleh kandungan padatan terlarut dan material anorganik yang mencapai limit control. Metode yang digunakan untuk mencegah terjadinya pembentukan kerak antara lain : 1. Menghambat kerak dengan mengontrol pH Dalam keadaan asam lemah ( kira – kira pH 6,5 ). Asam sulfat yang paling sering digunakan untuk ini, memiliki dua efek dengan memelihara pH dalam daerah yang benar dan mengubah kalsium karbonat, ini memperkecil resiko terbentuknya kerak kalsium sulfat. Ini memperkecil resiko terbentuknya kerak kalsium karbonat dan membiarkan cycle yang tinggi dari konsentrasi dalam sistem. 1. Mengontrol kerak dengan bleed off Bleed off pada sirkulasi air cooling terbuka sangat penting untuk memastikan bahwa air tidak pekat sebagai perbandingan untuk mengurangi kelarutan dari garam mineral yang kritis. Jika kelarutan ini berkurang kerak akan terbentuk pada penukar panas. 1. Mengontrol kerak dengan bahan kimia penghambat kerak. Bahan kimia umumnya berasal dari organic polimer, yaitu polyacrilik dan polyacrilik buatan. – Masalah mikrobiologi Microorganisme juga mampu membentuk deposit pada sembarangan permukaan. Hampir semua jasad renik ini menjadi kolektor bagi debu dan kotoran lainnya. Hal ini dapat menyebabkan efektivitas kerja cooling tower menjadi terganggu. – Masalah kontaminasi Keadaan cooling tower yang terbuka dengan udara bebas memungkinkan organisme renik untuk tumbuh dan berkembang pada sistem, belum lagi kualitas air make up yang digunakan.
  • 28. G. KESIMPULAN Masalah air bersih merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusiaa. Dimana setiap hari kita membutuhkan air bersih untuk minum, memasak, mandi, mencuci dan sebagainya. Penggunaan air yang bersih untuk kegiatan sehari-hari tentunya membuat manusia terhindar dari penyakit. Sebagia besar tubuh manusia terdiri atas air, yang berfungsi sebagai pelarut dan peyusun segala system tubuh manusia. Agar air yang digunakan untuk kegiatan manusia tidak berdampak negative bagi manusia, maka perlu diketahui persyaratan air bersih. Kualitas air bersih dapat ditinjau dari segi fisik, kimia dan biologis. Kualitas fisik ditinjau bau, rasa, dan warna. Kualitas kimia dapat diteliti melalui pengamatan tentang kesadahan, pH, kandungan ion dan sebagainya. Sedangkan ada aatu tidaknya mikroorganisme penyebab penyakit pada air merupakan syarat biologi air bersih. Selain dari segi kualitas, jumlah air juga harus memadai dalam rangka pemenuhan kebutuhan manusia. Air digunakan manusia untuk mandi, minum, mencuci, pertanan, perikanan dan lain sebagainya. Masing-masing kegiatan tersebut memerlukan jumlah air yang beragam. Sumber air yang ada di permukaan bumi dapat diolah menjadi air minum dengan berbagai teknik yang telah berkembang, sehingga kebutukhan air minum yang memenuhi persyaratan Menteri Kesehatan Republik Indonesia dapat terpenuhi bagi seluruh lapisan masyarakat.
  • 29. DAFTAR PUSTAKA Chatip. 1997. Pengolahan Air Minum. Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan. Yogyakarta. Razif, M. 2001. Pengolahan Air Minum. Surabaya. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Sutrisno, C Totok, 2000. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta :Rineka Cipta. Suyono, 1993. Pengelolaan Sumber Daya Air. Fakultas Geografi Universitas http://en.wikipedia.org/wiki/Sumber_daya_air http://smk3ae.wordpress.com http://www.who.int/water_sanitation_health.com http://www.lenntech.com/applications/drinking/standards.com