1. LAPORAN AKHIR
KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UKMC
PEMBELAJARAN KEPADA MASYARAKAT
SISTEM PENGOLAHAN AIR BERSIH
SKALA RUMAH TANGGA
Oleh:
Dr. Ian Kurniawan, S.T., M.Eng. 0229108402 Ketua
Rosnita Sebayang, S.KM., M.Kes. 0228035701 Anggota
Yahya Wiratanegara 1534002 Anggota
Dayang Putri Dianada 1534044 Anggota
Program Studi D IV Analis Kesehatan
Fakultas Ilmu Kesehatan
UNIVERSITAS KATOLIK MUSI CHARITAS
PALEMBANG
2019
4. iv
RINGKASAN
Air bersih merupakan komponen penting bagi kehidupan manusia. Kondisi di sebagian besar
dunia terjadi kekurangan persediaan air. Kualitas air yang mempunyai kandungan
oksigen yang banyak, kandungan mineral (yang berguna bagi tubuh) yang banyak dan
meniadakan kontaminan (polutan) yang membahayakan bagi tubuh. Kota Palembang
merupakan salah satu daerah yang masih terbatas proses penyaluran air bersih (PDAM)
sehingga sebagian masyarakat masih menggunakan air sumur sebagai sumber air dalam
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Air sumur memiliki kandungan fisik, kimia dan biologis
yang tidak mudah dhilangkan hanya dengan pemanasan dan pengolahan biasa. Proses
pengolahan air bersih menjadi air minum pada prinsipnya merupakan proses filtrasi
(penyaringan) dan desinfeksi. Proses filtrasi dimaksudkan selain untuk memisahkan
kontaminan tersuspensi juga memisahkan campuran yang berbentuk koloid termasuk
mikroorganisme dari dalam air, sedangkan desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh
mikroorganisme yang terdapat dalam air. Program pengabdian masyarakat ini menitiberatkan
kepada pembelajaran dengan leaflet dan simulasi sehingga terjadi peningkatan pengetahuan
dan pemahaman oleh masyarkat mengenai sistem pengolahan air bersih dengan
menggunakan teknologi terkini dan memungkinkan untuk bisa dilakukan dalam skala rumah
tangga. Hasil studi lapangan menunjukkan kegiatan pengabdian dapat memberikan manfaat
pembelajaran kepada masyarakat mengenai pentingnya kualitas air bersih yang akan
digunakan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari terutama apabila dikonsumsi. Teknologi
tepat guna dengan melakukan treatment tambahan terhadap air baku dari sumur sangat tepat
dilakukan untuk skala rumah tangga karena praktis, efektif dan efisien.
Kata Kunci: air bersih, pengolahan air bersih, rumah tangga
5. v
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan YME karena telah melimpahkan rahmatNya kepada tim
pelaksana kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat sehingga kegiatan ini dapat dilaksanakan
dengan baik dan selesai. Terima kasih kami sampaikan kepada Yayasan Musi Palembang dan
UKMC yang memberi dukungan berupa fasilitas, dan dana bantuan pelaksanaan kegiatan.
Terima kasih kami sampaikan kepada Mitra yaitu Kelurahan Sukarame dan pihak lainnya
karena kerjasama yang baik telah terjalin sehingga proses kegiatan pengabdian dari awal
sampai akhir dapat berjalan dengan baik.
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan selama satu tahun yaitu
semester genap 2018/2019 dan semester ganjil 2019/2020. Kegiatan dilakukan dalam disiplin
ilmu kimia dan TLM sehingga hasil yang dicapai lebih optimal. Perjalanan dan proses
kegiatan pada semester ini selama kurang lebih satu tahun tidak terlepas dari kekurangan dan
khilaf dari tim pelaksana. Oleh karenanya, dalam kesempatan ini tim membuka diri untuk
setiap masukan atas kekeliruan yang terjadi. Semoga perbaikan yang berkesinambungan tetap
terjaga dalam kegiatan serupa di masa mendatang.
Akhir kata, semoga kegiatan ini sungguh memberikan manfaat dan dapat meninggalkan
kesan yang mendalam dan berarti bagi setiap anggota tim pelaksana, bagi Mitra dan terutama
bagi Universitas Katolik Musi Charitas.
Palembang, 10 Januari 2020
TIM PKM
6. vi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .............................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. ii
RINGKASAN .......................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR............................................................................................... iv
DAFTAR ISI................................................................................................................v
BAB 1. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
BAB 2. TARGET DAN LUARAN ........................................................................... 4
BAB 3. METODE PELAKSANAAN ...................................................................... 5
BAB 4. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI ................................................... 6
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................... 7
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN....................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
7. 1
BAB 1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang/Analisis Situasi
Permintaan terhadap air bersih di dunia terus meningkat (Gonzalez et al., 2012). Di
Indonesia dibutuhkan anggaran lebih kurang empat triliun rupiah per tahun untuk memenuhi
kekurangan air bersih mulai tahun 2000- 2015. Hal ini sesuai kesepakatan dari Millenium
Development Goals (MDG) dan sidang umum PBB September 2000 mengenai kebutuhan air
bersih (Darto, 2004).
Penyediaan air bersih bagi masyarakat mutlak dilakukan sebagaimana telah diatur
dalam pasal 5 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2005 tentang Sumber Daya. Sistem penyediaan air bersih di pedesaan pada umumnya adalah
sistem non-perpipaan karena tempat pemukiman masyarakat yang berjauhan. Sedangkan
sistem penyediaan air bersih di perkotaan sudah menggunakan jasa Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM), namun air sungai yang dimanfaatkan oleh PDAM untuk air bersih masih
belum memenuhi standar baku mutu yang diinginkan, mengingat air sungai di daerah
perkotaan sudah tercemar oleh limbah rumah tangga. Untuk wilayah Sumsel, penyediaan air
bersih harus memenuhi standar baku mutu yang diatur dalam Peraturan Gubernur Sumatera
Selatan Nomor 16 Tahun 2005 Tentang Peruntukan Air dan Baku Mutu Air Sungai.
Krisis air bersih selalu terjadi di daerah Sumatera dan Kalimantan terutama pada musim
kemarau, debit air sungai mulai menurun, air sumur sudah mulai mengering dan kepekatan
bahan terlarut dalam air permukaan semakin tinggi, bersifat asam (pH rendah), berwarna
kecoklatan dan mengandung organik (Mu’min, 2006). Hal ini menimbulkan kekhawatiran
bagi pengguna air untuk dikonsumsi. Salah satu unsur yang terkandung dalam air tanah adalah
logam berat yang merupakan komponen yang sangat berbahaya bagi lingkungan. Hewan
yang kekurangan asupan logam berat akan mengalami gangguan pertumbuhan, gangguan
pembentukan tulang, dan gangguan reproduksi. Namun, dosis logam berat yang terlalu tinggi
bisa memicu masalah paru-paru, hati, gangguan pembuluh darah, penurunan tekanan darah,
kegagalan perkembangan janin, dan kerusakan otak (Nobble and Stern 2010). Tes
laboratorium pada hewan menunjukkan bahwa keracunan logam berat parah dapat
menyebabkan perkembangan tumor.
Air bersih merupakan kebutuhan mutlak bagi kehidupan manusia. Air bersih belum
tentu dapat digunakan untuk air minum. Untuk dapat dijadikan sebagai air minum, air bersih
harus memenuhi berbagai persyaratan kimiawi, fisik dan bakteriologis. Sebagian besar
8. 2
kebutuhan air minum penduduk Indonesia disuplai oleh PDAM yang mengolah air
permukaan (sumur, sungai dll). Tingkat kebutuhan air minum rata di Indonesia rata adalah
antara 2,1 sampai 2,8 liter per hari (Kompas, 7 Januari 2004) yang sampai saat ini belum
dapat dipenuhi oleh PDAM menjadikan bertambah banyaknya jumlah industri air kemasan
dengan berbagai merk. Harga air minum dalam kemasan yang cukup mahal belum dapat
dijangkau oleh sebagian besar penduduk Indonesia menjadikan salah satu faktor yang
mendorong perkembangan usaha pengolahan air minum isi ulang (refill drinking water)
skala kecil yang bertebaran di seluruh kota di Indonesia.
Kota Palembang merupakan ibukota propinsi yang dilalui oleh Sungai Musi dengan
jumlah penduduk mencapai 1.5 juta jiwa dan tersebar dalam 14 kecamatan. Di kota ini
perkembangan industri dan pembangunan yang pesat, pertambahan penduduk serta kondisi
jaringan pemipaan yang sudah tua yang menyebabkan banyaknya kehilangan air karena
kebocoran sehingga penyediaan air bersih oleh perusahaan daerah ini belum sepenuhnya
dapat menjangkau lapisan masyarakat luas. Data menunjukan bahwa dari kapasitas
terpasang sebesar 3.555 liter per detik seharusnya PDAM Tirtamusi melayani 248.000
pelanggan selama 1 x 24 jam. Pada kenyataannya yang dilayani baru mencapai 115.000
pelanggan. (Sumeks, Agustus 2007).
Berangkat dari fakta yang ada di lapangan bahwa air bersih masih merupakan masalah
krusial di hampir semua kabupaten/kota yang ada di propinsi Sumatera Selatan khususnya
daerah yang belum terjangkau oleh PDAM. Masyarakat yang berdiam di pinggiran masih
mengandalkan air sungai, sumur dan air rawa sebagai sumber air bersih. Hal utama yang
menghambat pembangunan infrastruktur adalah dana dan letak geografis daerah di Sumatera
Selatan yang rata-rata merupakan daerah dataran rendah (rawa). Untuk itu telah dicoba
membuat perangkat sederhana untuk mengolah air rawa menjadi air bersih yang dapat
dimanfaatkan oleh penduduk di kabupaten/kota yang daerahnya belum sepenuhnya
terjangkau oleh PDAM.
B. Permasalahan mitra
Berdasarkan analisis situasi yang dilakukan, dapat disimpulkan beberapa permasalahan
pitra sebagai masyarakat umum di lokasi pengabdian yaitu sebagai berikut :
a. Terbatasnya pengetahuan masyarakat terhadap dampak dan gejala umum dari
penggunaan air yang tidak bersih apabila dikonsumsi.
b. Mitra belum mengetahui beberapa metode dan peralatan sederhana pengolahan air
bersih untuk dikonsumsi
9. 3
c. Sebagian mitra masih menggunakan air tanah sebagai sumber air untuk dikonsumsi
sehari-hari.
10. 4
BAB 2. TARGET DAN LUARAN
A. Target
Target dalam pengabdian kepada masyarakat adalah meningkatkan pemahaman dan
kemampuan masyarakat di RT 38 Sukarame dalam pengolahan air bersih skala rumah
tangga. Simulasi dan aplikasi teknologi membran dalam mengatasi masalah air bersih
sehingga bisa dikonsumsi dengan aman.
B. Luaran
Luaran yang dijanjikan dalam pengabdian masyarakat ini adalah :
Tabel 2.1 Luaran yang Dijanjikan
No Jenis Luaran Keterangan
1 Publikasi di Jurnal
2 Publikasi di Media Massa
3 Pemakalah di Forum Ilmiah
4 Hak Kekayaan Intelektual
5 Produk Terstandarisasi
6 Produk Tersertifikasi
7 Mitra Berbadan Hukum
8 Buku
9 Wirausaha Baru Mandiri
10 Luaran Iptek Lainnya;
Teknologi Tepat Guna
Model
Prototype
Karya Desain/Seni Bangunan dan Arsitektur
Rekayasa Sosial
X
X
Deskripsi Luaran :
Hasil kegiatan berupa teknologi tepat guna dan prototye yang diserahterimakan kepada
Mitra. Teknologi membran skala rumah tangga yang dapat digunakan untuk mengolah
air sumur menjadi air bersih.
11. 5
BAB 3. METODE PELAKSANAAN
A. Solusi Yang Ditawarkan
Permasalahan mitra akan diselesaikan dengan beberapa solusi, diantaranya :
1. Pengarahan kepada masyarakat mengenai standar kualitas air bersih
2. Pembelajaran kepada mitra masyarakat menggunakan leaflet dalam meningkatkan
pemahaman mengenai air bersih
3. Simulasi sistem pengolahan air bersih sederhana skala rumah tangga yang dapat
diterapkan kepada masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
B. Rencana Kegiatan
Rencana kegiatan direncanakan selama 3 bulan (Desember 2018 s.d Februari 2019),
uraian kegiatan dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Rapat Koordinasi Persiapan Tim
2. Pengurusan Izin dan Administrasi
3. Survey Lapangan dan Pengumpulan Data Awal
4. Perancangan Sistem Pengolahan Air Bersih Sederhana
5. Persiapan Akhir Sebelum ke Lapangan
6. Pelaksanaan PKM dan Program Kerja
7. Evaluasi Kegiatan
8. Pembuatan Laporan, Seminar dan Revisi Laporan Akhir PKM
12. BAB 4. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI
Program Studi DIV Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Musi
Charitas mempersiapkan sarjana sains terapan analis kesehatan yang profesional yang mampu
menjalankan perannya sebagai pemeriksa, dapat menggunakan metode dan alat canggih pada
pemeriksaan khusus dan kompleks, validator hasil pemeriksaan laboratorium, asisten peneliti
dan pengelola laboratorium kesehatan. Selain yang menyiapkan lulusan Ahli Teknologi
Laboratorium Medik yang kompeten dan memiliki Integritas yang tinggi, Program Studi
Diploma IV Analis FIKes UKMC berupaya berperan aktif meningkatkan mutu kesehatan
masyarakat diantaranya dalam ruang lingkup air bersih.
Program Studi D.IV.Analis Kesehatan memiliki dosen yang memenuhi kualifikasi.
dengan latar belakang pendidikan sesuai dengan kompetensinya masing-masing serta memiliki
pengalaman di bidang penelitian dan pengabdian masyarakat. Dosen Prodi D.IV Analis
Kesehatan bersama mahasiswa layak menjalankan kegiatan pengabdian kepada masyarakat
bagi siswa/siswi SMA dalam bentuk pembelajaran kepada masyarakat mengenai pentingnya
menjaga kebersihan air untuk dikonsumsi dan simulasi sistem pengolahan air sederhana.
Mahasiswa telah dibekali dengan ilmu baik secara teori maupun praktik, sehingga dapat
dilibatkan dalam kegiatan pengabdian masyarakat, dengan demikian mahasiswa dapat
mengembangkan bidang ilmunya, memiliki kemampuan aplikatif dalam pelayanan terhadap
masyarakat. Tim terdiri dari dua orang dosen dan dua orang mahasiswa dengan pembagian
tugas masing-masing. Kompetensi dosen dan mahasiswa terkait dengan program pengabdian
adalah :
1. Dr. Ian Kurniawan, S.T., M.Eng., IPM sebagai Ketua tim dengan bidang
Kimia Lingkungan yang menjadi koordinator tim untuk menentukan teknik
pengolahan dan perancangan khusus yang dilakukan dalam pengolahan air.
2. Rosnita Sebaynag, S.KM., M.Kes. sebagai anggota tim dengan bidang analisa air
yang dapat membantu preparasi dan pemeriksaan kualitas air di laboratorium.
13. 7
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan dilakukan dalam melakukan survey terlebih dahulu di RT. 38 Sukarame terkait
dengan masalah konsumsi air dan lingkungan. Kegiatan lanjutan berikutnya melakukan
pembelajaran kepada masyarakat mengenai teknologi dan metode yang dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah distribusi air bersih.
A. Observasi Sanitasi
1. Sumber Air Bersih
Tabel 5.1 Sumber Air Bersih
No. Sumber Air Bersih Jumlah Persentase
1 Sumur 12 15%
2 PAM 55 70%
3 Sumur dan PAM 12 15%
Jumlah 79 100%
Berdasarkan data sumber air bersih menunjukkan bahwa penduduk RT. 38
menggunakan air sumur sebanyak 12 KK dengan persentase 15%, PAM sebanyak 55
KK dengan persentase 70%, serta sumur dan PAM sebanyak 12 KK dengan
persentase 15%.
Gambar 5.1 Diagram Sumber Air Bersih
15%
70%
15%
Sumber Air Bersih
Sumur
PAM
Sumur dan PAM
14. 8
2. Sumber Air Minum
Tabel 5.2 Sumber Air Minum
No.
Kategori Pengelolahan
Air Minum
Jumlah Persentase
1 Dimasak 22 28%
2 Air Minum Kemasan 0 0%
3 Galon 56 71%
4
Botol/Gelas
(Aqua,Aira,Dll)
1 1%
Jumlah 79 100%
Berdasarkan Tabel 5.2 untuk sumber air minum terbanyak penduduk RT. 38
mengkonsumsi air minum galon yaitu berjumlah 56 KK dengan persentase 71%.
Gambar 5.2 Diagram Sumber Air Minum
3. Keadaan Saluran Air Rumah
Tabel 5.3 Keadaan Saluran Air Rumah
No Keadaan Saluran Air Rumah Jumlah Persentase
1 Baik 37 47%
2 Tidak Baik 42 53%
Total 79 100%
Berdasarkan Tabel 5.3 keadaan saluran air rumah penduduk RT. 38
dikategorikan tidak baik dengan persentase 53%.
28%
0%71%
1%
Sumber Air Minum
Dimasak
Air Minum Kemasan
Galon
Botol/gelas
(aqua,aira,dll)
15. 9
Gambar 5.3 Diagram Keadaan Saluran Air Rumah Penduduk
4. Pemilahan Sampah
Tabel 5.4 Pemilahan Sampah
No Pemilihan Sampah Jumlah Persentase
1 Baik 33 42%
2 Tidak Baik 46 58%
Total 79 100%
Berdasarkan Tabel 5.4 pemilahan sampah penduduk RT. 38 dikategorikan tidak
baik dengan persentase 58%.
Gambar 5.4 Diagram Pemilahan Sampah Penduduk
47%
53%
Keadaan Saluran Air Rumah
Baik
Tidak Baik
42%
58%
Pemilihan Sampah
Baik
Tidak Baik
16. 10
5. Pembuangan Sampah di Sekitar Rumah
Tabel 5.5 Pembuangan Sampah di Sekitar Rumah
No Pembuangan Sampah di Sekitar Rumah Jumlah Persentase
1 Baik 42 53%
2 Tidak Baik 37 47%
Total 79 100%
Berdasarkan Tabel 4.17 pembuangan sampah di sekitar rumah penduduk RT.
38 dikategorikan baik dengan persentase 53%.
Gambar 5.8 Diagram Pembuangan Sampah di Sekitar Rumah
6. Ventilasi/Sanitasi
Tabel 5.6 Ventilasi/Sanitasi Penduduk
No Ventilasi/Sanitasi Jumlah Persentase
1 Baik 52 66%
2 Tidak Baik 27 34%
Total 79 100%
Berdasarkan Tabel 5.6 ventilasi/sanitasi penduduk RT. 38 dikategorikan baik
dengan persentase 66%.
53%
47%
Pembuangan Sampah di Sekitar
Rumah
Baik
Tidak Baik
17. 11
Gambar 5.9 Diagram Ventilasi/Sanitasi
7. Penampungan Air
Tabel 5.7 Penampungan Air Penduduk
No Penampungan Air Jumlah Persentase
1 Bak 62 28%
2 Ember 92 41%
3 Drum 68 31%
Total 222 100%
Berdasarkan Tabel 5.7 penampungan air penduduk RT. 38 terbanyak adalah
ember berjumlah 92 buah dengan persentase 41%, drum berjumlah 68 buah dengan
persentase 31%, dan bak berjumlah 62 dengan persentase 28%.
Gambar 5.10 Diagram Penampungan Air Penduduk
66%
34%
Ventilasi/Sanitasi
Baik
Tidak Baik
28%
41%
31%
Penampungan Air
Bak
Ember
Drum
18. 12
8. Penutup Tampungan Air
Tabel 5.8 Penutup Tampungan Air Penduduk
No Penutup Tampungan Air Jumlah Persentase
1 Ya 32 41%
2 Tidak 47 59%
Total 79 100%
Berdasarkan Tabel 5.8 penutup tampungan air penduduk RT. 38 dikategorikan
tidak baik dengan persentase 59% dikarenakan penduduk lebih banyak tidak
menggunakan penutup tampungan air.
Gambar 4.24 Penutup Tampungan Air
Kebutuhan air bersih adalah kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan makhluk
hidup terutama manusia. Masyarakat menggunakan air untuk berbagai keperluan dalam
kehidupan sehari-hari (Mosesa et al.,2016). Air bersih tidak diperbolehkan mengandung bahan
kimia dalam jumlah yang melebihi batas yang disarankan, karena akan berdampak bagi
kesehatan masyarakat yang menggunakannya setiap hari (Susilawati et al.,2015).
Sumber kebutuhan air bersih adalah pemanfaatan sarana air tanah dalam bentuk sumur
gali. Penggunaan sumur merupakan suatu alternative bagi daerah yang tidak mendapat
pelayanan atau tidak terjangkau oleh pelayanan perusahaan daerah Air Minum (PDAM).
B. Pembelajaran dan Aplikasi Membran dalam Pengolahan Air Bersih
Proses pembelajaran mengenai teknologi air bersih skala rumah tangga dilakukan dengan
demo aplikasi dan penjelasan secara continyu kepada masyarakat yang hadir dalam kegiatan
tersebut menggunakan alat bantu leaflet sebagai ringkasan pembelajaran untuk memudahkan
41%
59%
Penutup Tampungan Air
Ya
Tidak
19. 13
edukasi. Keterbatasan teknologi, dana dan modal dapat membatasi distribusi merata air bersih
dan sehat bagi penduduk (Nasution, 2017). Pemeriksaan dan pengolahan air perlu dilakukan
karena air digunakan sebagai sumber kehidupan manusia dengan penggunaan alat pengolahan
air sederhana untuk meningkatkan kualitas air sehingga layak untuk digunakan masyarakat.
Proses pengolahan air dibedakan menjadi beberapa jenis membran yaitu mikrofiltrasi
(MF), ultrafiltrasi (UF), reverse osmosis (RO), dan nanofiltrasi (NF) membran. Frenkel (2015)
menjelaskan bahwa membran MF yang memiliki ukuran pori terbesar dan biasanya mereduksi
partikel besar dan berbagai mikroorganisme. Membran UF memiliki pori-pori lebih kecil dari
membran MF, oleh karena itu selain partikel besar dan mikroorganisme, mereka bisa menahan
bakteri dan makromolekul larut seperti protein.
Nasir, et al. (2010) juga mengklasifikasi membran menjadi 4 jenis berdasarkan ukuran
diameter pori membran, yaitu :
1. Mikrofiltrasi (MF)
Membran mikrofiltrasi berfungsi untuk menyaring makromolekuler lebih dari 500.000
g/mol atau partikel yang memiliki ukuran 0,1-10 μm dengan kadar padatan terlarut tidak
lebih dari 100 ppm. Aplikasi di industri banyak dilakukan pada proses sterilisasi air
dengan tujuan untuk memisahkan mikroorganisme (bakteri, jamur) dan filtrasi emulsi
minyak dan air dengan tekanan operasi 0,5-2 atm.
2. Ultrafiltrasi (UF)
Membran ultrafiltrasi berfungsi untuk menyaring makromolekul lebih dari 5.000 g/mol
atau partikel yang memiliki ukuran 0,001-0,1 μm. Tekanan operasi yang digunakan adalah
1,0-3,0 atm, ukuran pori membran yang dipakai lebih kecil dan rapat dari MF maka proses
UF sudah diaplikasikan dalam industri pemekatan susu, pemekatan protein dan
pengolahan limbah tekstil.
3. Reverse Osmosis (RO)
Membran reverse osmosis berfungsi untuk menyaring partikel yang memiliki ukuran
0,0001-0,001 μm. Tekanan yang digunakan 8,0-120 atm.
4. Nanofiltrasi (NF)
Proses nanofiltrasi mengurangi kesadahan, reduksi bakteri dan virus serta zat organik.
Nanofiltrasi cocok untuk pengolahan air dengan padatan total terlarut yang rendah.
Kombinasi antara kedua proses membran dengan menggunakan UF dan MF berhasil
menghilangkan TSS secara signifikan sebesar 90 persen, sedangkan untuk kualitas kimia dan
biologis belum bisa dinyatakan secara kuantitatif karena keterbatasan dana untuk pemeriksaan
20. 14
lebih lanjut. Secara teori teknologi membran akan mampu menghilangkan impurities karena
kemapuan selektivitas dan rejeksi.
Kuesioner pre diberikan kepada seluruh peserta yang bersedia untuk mengisi kuisioner
sebanyak 35 orang sebelum proses pembelajaran dilaksanakan, sedangkan kuisioner post
diberikana keesokan harinya setelah yang bersangkutan selesai mengikuti kegiatan dan belajar
mengenai teknologi tersebut melalui leaflet. Kuisioner berisi 7 pertanyaan dengan ruang
lingkup air bersih dan teknologi pengolahannya. Hasil rekap kuisoner pre dan post test
disajikan pada Tabel 5.8.
Tabel 5.8 Rekap Hasil Kuisioner Pre dan Post PKM
No Pertanyaan
Pre Post
Skor Benar Presentase Skor Benar Presentase
1. Kandungan berbahaya dalam air
tercemar
15 42,8 % 25 71,5 %
2. Penyakit akibat konsumsi air
tercemar
13 37,2 % 23 65,7 %
3. Pengolahan air secara sederhana 10 28, 5 % 22 62,8 %
4. Pengolahan air teknologi terkini 12 34,28 % 20 57,14 %
5. Perangkat alat filtrasi membran 10 28,5 % 28 80 %
6. Indikasi penurunan kinerja
membran
10 28,5 % 25 71,5 %
7. Perawatan alat filtrasi membran 6 17,2 % 26 74,2 %
Hasil analisis kemampuan pengetahuan dari 7 pertanyaan yang diberikan kepada
responden pada pre dan post pelaksanaan PKM peserta mengalami peningkatan pengetahuan
mengenai air bersih dan teknik pengolahan air yang dapat dilakukan. Peserta menjadi sangat
paham mengenai komponen penilaian kualitas air, kandungan dalam air tercemar dan dampak
yang ditimbulkan terhadap kesehatan manusia apabila dikonsumsi secara terus-menerus.
Peningkatan pengetahuan secara signifikan dialami peserta pada komponen terkait pengolahan
air sederhana yang dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi terkini (membran) pada
tahap pengoperasian, komponen alat dan perawatan alat.
21. 15
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
a. Air sumur masih menjadi alternatif pemakaian dan konsumsi masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari.
b. Mitra mengalami peningkatan pengetahuan dan wawasan mengenai prinsip pengolahan
air bersih yang bisa dilakukan secara skala rumah tangga.
c. Teknologi membran sangat efektif dalam mengolah air sehingga dapat digunakan
dalam skala rumah tangga untuk masyarakat umum.
6.2 Saran
a. Diperlukan peningktatan kinerja dari PDAM karena di wilayah mitra air bersih dengan
skala besar tidak dapat melayani secara 24 jam dan teratur setiap hari.
b. Program pemberdayaan masyarakat dengan dana pemerintah perlu diusulkan untuk
membuat sistem pengolahan air dengan kapasitas lebih besar secara komunal dan
terpusat sehingga dapat membantu masyarakat secara luas.
22. 16
DAFTAR PUSTAKA
Darto., 2004. Biaya Kebutuhan Air Bersih Rp. 4 triliun. Majalah Tempo Interaktif. Jakarta.
http://www.kimprawil.go.id/balitbang/pusair/air.
Gonzalez, P.A., Urtiaga, A.M., Ibanez, R., and Ortiz, I., 2012. State of Art and Review on The
Treatment Technologies of Water Reverse Osmosis Concentrates. Elsevier Water
Research. 46: 267-283.
Mu’min, B. 2006. Penurunan Zat Organik dan Warna Pada Pengolahan Air Gambut
Menggunakan Membran Ultrafiltrasi Dengan Sistem Aliran Cross Flow Yang
Didahului dengan Proses Koagulasi/Flokulasi Pada Adsorpsi Karbon Aktif.
Environmental Engineering Institut Teknologi Bandung.
Nasir, S. Dahlan, H. Bahrin, D. 2010. Perancangan Sistem Limbah dengan Metode Filtrasi
menggunakan membrane keramik berbahan tanah liat dan abu terbang batu bara.
Penelitian Hibah Strategis Nasional Unsri Nomor ; 0460.a/H9/PL/2010.
Nobble, R.D dan S.A. Stern (2003), Membrane Separations Technology:Principles and
Applications, Elseviere, Amsterdam
23.
24. Air
Permenkes RI No.492/Menkes/Per/IV/2010 tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum, air minum adalah air yang
melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang
melalui syarat dan dapat langsung diminum. Air minum harus
terjamin dan aman bagi kesehatan, air minum aman bagi
kesehatan harus memenuhi persyaratan fisika, mikrobiologis,
kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib
dan parameter tambahan.
Kualitas Air
Menurut PERMENKES NOMOR
492/MENKES/PER/IV/2010 ada beberapa pertimbangan un-
tuk persyaratan kualitas air minum yaitu :
1. Bahwa agar air minum yang dikonsumsi masyarakat
tidak menimbulkan gangguan kesehatan perlu ditetap-
kan persyaratan kesehatan kualitas air minum.
2. Bahwa keputusan mentri kesehatan nomor 907/
Menkes/SKVII/2002 tentang syarat-syarat dan
pengawasan air minum dipandang tidak memadai lagi
dalam rangka pelaksanaan pengawasan air mi-
numyang memenuhi persyaratan kesehatan.
3. Bahwa bedasarkan pertimbangan sebagaimana di
maksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan
persyaratan kualitas air minum dengan peraturan men-
teri kesehatan.
Bahaya Air Tercemar
Empat jenis zat kontaminasi yang dapat mencemari air
minum, yakni bakteri seperti salmonella, E.Coli dan
disentri, pestisida, senyawa anorganik seperti logam
berat, arsenik dan timbal, dan unsur radioaktif seperti
radon.
Keempat zat tersebut bisa menimbulkan gejala awal
seperti mual, muntah, diare dan kram perut. Dan zat
berbahaya lainnya bahkan kadang tidak menyebabkan
gejala sama sekali. Jika seseorang terus menerus
meminum air tercemar, mikroba dan senyawa kimia
tersebut bisa menyebabkan masalah seperti penyakit
tiroid dan kanker untuk dampak jangka panjangnya.
Pengolahan Air Bersih Menggunakan
Sistem Filtrasi
Filtrasi adalah proses yang digunakan untuk memisahkan
padatan dari cairan atau gas dengan menggunakan media
saring yang memungkinkan cairan tersebut lewat, tapi bukan
padatan. Istilah “filtrasi” berlaku baik filter itu mekanis,
biologis, atau fisik. Cairan yang melewati filter disebut filtrat.
Media saringannya bisa berupa filter permukaan, yang
merupakan padatan yang menjebak partikel padat, atau
saringan dalam, yang merupakan bahan dasar yang menjebak
padatan.
Prinsip Filtrasi
Prinsip dasar dari filtrasi ini sangat sederhana yaitu menyaring
molekul-molekul padatan yang tercampur dalam larutan, maka
tingkat kemurnian filtrat yang diperoleh dari filtrasi ini
bergantung pada kualitas serta ukuran pori dari filter
(penyaring) yang digunakan.
Tujuan Filtrasi
1. Memanfaatkan air kotor atau limbah untuk bisa
digunakan kembali
2. Mengurangi resiko meluapnya air kotor dan limbah
3. Mengurangi keterbatasan air bersih dengan membuat
filtrasi air
4. Mengurangi penyakit yang diakibatkan oleh air kotor
5. Membantu pemerintah untuk menggalakan air bersih
25. Jenis-Jenis Filtrasi Air Bersih
1. Filtrasi Sederhana
Filter air bersih merupakan filter air yang banyak ditemui baik
di perumahan maupun di kawasan – kawasan industry. Filter
air jenis ini bertujuan untuk menghasilkan air yang jernih dan
bersih sehingga layak untuk digunakan dalam kebutuhan
sehari – hari misalnya mandi, mencuci dan memasak untuk
rumah tangga, dan digunakan dalam kepentingan industry agar
alat – alat yang berkenaan dengan air tersebut tidak mudah
rusak dan berkarat. Filter air ini mengaplikasikan tekhnologi
media penyaring seperti karbon aktif, silica dan berbagai
media lainnya. Meskipun belum layak dikonsumsi secara
langsung (Harus dimasak), namun dalam memenuhi
kebutuhan air seperti yang telah dijelaskan di atas air hasil
filtrasi filter air jenis ini telah layak karena sudah memenuhi
standar kesehatan dan kebersihan.
2. Ultrafiltrasi
Ultrafiltrasi adalah variasi dari membran filtrasi dimana
terjadi gaya dari liquid terhadap membran semi
permeabel. Suspended solid dan cairan pekat dengan
berat molekul yang besar, dapat tertahan, tetapi air dan
cairan pekat dengan berat molekul pencemar yang kecil
dapat melewati membran.
3. Filter Air Reverse Osmosis
Filter air Reverse Osmosis merupakan tekhnologi tertinggi
dalam dunia pengolahan air. tekhnologi ini mengaplikasikan
memebran khusus yang mampu menyaring berbagai bakteri,
kuman serta partikel lainnya sampai ukuran terkecil. Selain itu
jenis filter air Reverse Osmosis ini dapat menghasilkan air
dengan tingkat kemurnian 95% sehingga dapat anda langsung
konsumsi tanpa harus memasaknya terlebih dahulu. Saat ini
tekhnologi ini hanya dapat ditemukan di beberapa depot air isi
ulang atau rumah – rumah yang telah mengaplikasikannya.
4. Mikrofiltrasi
Mikro filtrasi adalah proses yang mengurangi kadar
polutan dari fluida ( liquid dan gas) dengan cara
melewatkannya pada sebuah microporous membran.
Membran mikrofiltrasi berukuran 0.1 sampai 1 mikron.
Mikrofiltrasi tidak berbeda secara fundamental dengan
reverse osmosis, ultra filtrasi ataupun nanofiltrasi,
kecuali dalam hal ukuran partikel yang dihilangkannya.
Pengabdian Kepada Masyarakat
di Kelurahan Sukarame
Pembelajaran Masyarakat
Sistem Pengolahan Air Bersih
Skala Rumah Tangga
Dr. Ian Kurniawan, ST., M.Eng.
Rosnita Sebayang, SKM., M.Kes.
Program Studi
DIV Analis Kesehatan
Unika Musi Charitas
Palembang
39. Lampiran 7. Log Book Kegiatan
No Tanggal Kegiatan
1.
15 Desember 2018
3 jam
Rapat koordinasi dan persiapan Kegiatan Pengabdian Kepada
masyarakat bersama tim
2.
19 Desember 2018
7 Jam
Pembuatan dan Penyusunan Proposal PKM beserta Rincian Anggaran.
3.
20 Desember 2018 s.d.
07 Januari 2019
20 Jam
Perancangan Alat Pengolahan Air
4.
28 Desember 2018
3 jam
Pengurusan perizinan dan survey lokasi PKM ke Kelurahan, Kecamatan
dan Warga
5.
10 Januari 2019
8 jam
Koordinasi dan Persiapan Akhir sebelum ke Lokasi PKM.
6.
20 Januari 2019
10 Jam
Pelaksaaan PKM di RT. 38 Kelurahan Sukarame, Palembang
Serah terima alat
7
22 Januari 2019
4 jam
Kuisioner Post
7.
Agustus 2019
7 Jam
Pembuatan Laporan Akhir, Seminar Hasil PKM dan Revisi
40. Lampiran 8. Rekapan Biaya dan Bukti Pengeluaran Keuangan
A. Penerimaan
UKMC = Rp. 3.200.000,-
Mandiri = Rp. 800.000.-
Total = Rp. 4.000.000,-
B. Pengeluaran
No. Item Biaya Jumlah Satuan Total Biaya
1. Pembuatan desain dan
prototype alat
Rp. 2.075.000,- 1 Unit Rp. 2.075.000,-
2. Uang Saku Dosen Rp. 250.000,- 2 Orang Rp. 250.000,-
3. Konsumsi Tim PKM Rp. 350.000,- 1 Paket Rp. 350.000,-
4. Uang Saku Mahasiswa Rp. 100.000,- 1 Orang Rp. 200.000,-
5. Bingkisan ke Masyarakat Rp. 500.000,- 1 paket Rp. 500.000,-
6. Transportasi Rp. 125.000,- 1 kali Rp. 125.000,-
7. Sewa tenda Rp. 250.000,- 2 unit Rp. 500.000,-
Total Rp. 4.000.000,-
Saldo = Rp. 0,-