REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
ETIKA DAN HUKUM
1. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
“Implikasi Etis TI”
Dosen : Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM,CMA
Nama : Khusrul Kurniawan
NIM : 43116110059
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PRODI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA TAHUN 2017
2. ETIKA DALAM SISTEM INFORMASI
Perkembangan teknologi komputer sebagai sarana informasi memberikan
banyak keuntungan. Salah satu manfaatnya adalah bahwa informasi dapat dengan
segera diperoleh dan pengambilan keputusan dapat dengan cepat dilakukan secara lebih
akurat, tepat dan berkualitas. Namun, perkembangan teknologi informasi, khususnya
komputer menimbulkan masalah baru. Bahwa banyak sekarang penggunaan komputer
sudah di luar etika penggunaannya, misalnya: dengan pemanfaatan teknologi komputer,
dengan mudah seseorang dapat mengakses data dan informasi dengan cara yang tidak
sah. Adapula yang memanfaatkan teknologi komputer ini untuk melakukan tindakan
kriminal.
Hal-hal inilah yang kemudian memunculkan unsur etika sebagai faktor yang
sangat penting kaitannya dengan penggunaan sistem informasi berbasis komputer,
mengingat salah satu penyebab pentingnya etika adalah karena etika melingkupi
wilayah-wilayah yang belum tercakup dalam wilayah hukum. Faktor etika disini
menyangkut identifikasi dan penghindaran terhadap unethical behavior dalam
penggunaan sistem informasi berbasis komputer
Program etika adalah suatu sistem yang terdiri dari berbagai aktivitas yang
dirancang untuk mengarahkan pegawai dalam melaksanakan pernyataan komitmen.
Suatu aktivitas yang umum adalah pertemuan orientasi yang dilaksanakan bagi pegawai
baru. Selama pertemuan ini, subjek etika mendapat cukup perhatian. Contoh lain dari
program etika adalah audit etika. Dalam audit etika, sesorang auditor internal
mengadakan pertemuan dengan seorang manajer selama beberapa jam untuk
mempelajari bagaimana unit manajer tersebut melaksanakan pernyataan komitmen.
Kode etik khusus instansi, banyak instansi telah merancang kode etika mereka sendiri.
Kadang-kadang kode ini diadaptasi dari kode etik dari organisasi sejenis. (Anonim 1:
2017)
3. Moral, Etika, dan Hukum
Moral adalah tradisi kepercayaan mengenai perilaku benar dan salah. Kita mulai
mempelajari peraturan-peraturan dari perilaku moral sejak kecil. Walau berbagai
masyarakat tidak mengikuti satu set moral yang sama, terdapat keseragaman kuat yg
mendasar. ”Melakukan apa yang benar secara moral” merupakan landasan perilaku
sosial kita.
Etika berasal dari bahasa Yunani Ethos, yang berarti karakter. Etika adalah
kepercayaan, standar, atau pemikiran yang mengisi suatu individu, kelompok atau
masyarakat. Semua individu bertanggung jawab kepada masyarakat atas perilaku
mereka. Masyarakat dapat berupa suatu kota, negara atau profesi. Tindakan kita juga
diarahkan oleh etika.
Hukum adalah peraturan perilaku formal yang dipaksakan oleh otoritas berdaulat,
seperti Pemerintah kepada rakyat atau warga negaranya. Hingga kini sangat sedikit
hukum yang mengatur penggunaan komputer. Hal ini karena komputer merupakan
penemuan baru dan sistem hukum kesulitan mengikutinya.
Berbagai kejahatan computer yang sudah dikenal oleh masyarakat yaitu:
1. Computer crime (cyber crime), merupakan kegiatan melawan hukum yang dilakukan
dengan memakai komputer sebagai sarana/alat atau komputer sebagai objek, baik
untuk memperoleh keuntungan ataupun tidak, dengan merugikan pihak lain.
2. Unauthorized Access to Computer System and Service, merupakan Kejahatan yang
dilakukan dengan memasuki/ menyusup ke dalam suatu sistem jaringan komputer
secara tidak sah, tanpa izin atau tanpa sepengetahuan dari pemilik sistem jaringan
komputer yang dimasukinya.
3. Illegal Contents, merupakan kejahatan dengan memasukkan data atau informasi ke
internet tentang sesuatu hal yang tidak benar dan dapat dianggap melanggar hukum
atau mengganggu ketertiban umum.
4. 4. Data Forgery, merupakan kejahatan dengan memalsukan data pada dokumen-
dokumen penting yang tersimpan sebagai scriptless document melalui internet.
Cyber Espionage, merupakan kejahatan yang memanfaatkan jaringan internet untuk
melakukan kegiatan mata-mata terhadap pihak lain, dengan memasuki sistem
jaringan komputer (computer network system) pihak sasaran.
5. Cyber Sabotage and Extortion, merupakan kejahatan dengan membuat gangguan,
perusakan atau penghancuran terhadap suatu data, program komputer atau sistem
jaringan komputer yang terhubung dengan internet.
6. Offense Against Intellectual Property, merupakan kejahatan yang ditujukan terhadap
hak atas kekayaan intelektual yang dimiliki pihak lain di internet.
7. Infringements of Privacy, merupakan kejahatan yang ditujukan terhadap informasi
seseorang yang merupakan hal yang sangat pribadi dan rahasia. Kejahatan ini
biasanya ditujukan terhadap keterangan seseorang pada formulir data pribadi yang
tersimpan secara computerized, yang apabila diketahui oleh orang lain akan dapat
merugikan korban secara materil maupun immateril, seperti nomor kartu kredit, nomor
PIN ATM, cacat atau penyakit tersembunyi dan sebagainya.
Dengan demikian hukum bagi penggunakan komputer berangsur-angsur mulai
dikenal dan semakin bertambah. Beberapa sebab kejahatan computer yaitu:
Aplikasi bisnis yang berbasis komputer atau internet meningkat
Electronic commerce (e-commerce)
Electronic data interchange (EDI)
Desentralisasi server
Transisi dari single vendor ke multi vendor
Teknologi yang semakin canggih (Hapzi Ali: 2016)
5. Pada saat ini penggunaan komputer dalam bisnis diarahkan oleh nilai-nilai moral
dan etika seorang manajer, spesialis informasi dan pemakai serta hukum yang berlaku.
Hukum paling mudah diinterpretasikan karena bentuknya tertulis. Di pihak lain, etika tidak
didefinisikan secara persis dan tidak disepakati oleh semua anggota masyarakat. Bidang
yang sukar dari etika komputer inilah yang sedang memperoleh banyak perhatian.
Tiga alasan utama atas minat masyarakat yang tinggi pada etika komputer, adalah :
1. Kelenturan logis, kemampuan memprogram komputer untuk melakukan apapun yang
kita inginkan.
2. Faktor transformasi, berdasarkan fakta bahwa komputer dapat mengubang secara
drastic cara kita melakukan sesuatu (misalnya penggunaan e-mail, konferensi video,
dan konferensi jarak jauh).
3. Faktor tak kasat mata, komputer dipandang sebagai kota hitam. Semua operasi
internal komputer tersembunyi dari penglihatan. Operasi internal tersebut membuka
peluang pada nilai-nilai pemrograman yang tidak terlihat, perhitungan rumit yang tidak
terlihat dan penyalahgunaan yang tidak terlihat. (Anonim 2: 2017)
Perlindungan Moral, Etika dan Hukum dalam Pemanfaatan Teknologi Informasi
Perlindungan atas hak individu di internet dan membangun hak informasi
merupakan sebagian dari permasalahan etika dan sosial dengan penggunaan sistem
informasi yang berkembang luas.
Dari berbagai permasalahan etika dan sosial yang berkembang berkaitan dengan
pemanfaatan sistem informasi, dua hal penting yang menjadi tantangan manajemen
untuk dihadapi, yaitu:
a. Memahami risiko-risiko moral dari teknologi baru. Perubahan teknologi yang cepat
mengandung arti bahwa pilihan yang dihadapi setiap individu juga berubah dengan
cepat begitu pula keseimbangan antara risiko dan hasil serta kekhawatiran
kemungkinan terjadinya tindakan yang tidak benar. Perlindungan atas hak privasi
individu telah menjadi permasalahan etika yang serius dewasa ini. Di samping itu,
penting bagi manajemen untuk melakukan analisis mengenai dampak etika dan sosial
6. dari perubahan teknologi. Mungkin tidak ada jawaban yang selalu tepat untuk
bagaimana seharusnya perilaku, tetapi paling tidak ada perhatian atau manajemen
tahu mengenai risiko-risiko moral dari teknologi baru.
b. Membangun kebijakan etika organisasi yang mencakup permasalahan etika dan
sosial atas sistem informasi. Manajemen bertanggung jawab untuk mengembangkan,
melaksanakan, dan menjelaskan kebijakan etika organisasi. Kebijakan etika
organisasi berkaitan dengan sistem informasi meliputi, antara lain: privasi,
kepemilikan, akuntabilitas, kualitas sistem, dan kualitas hidupnya. Hal yang menjadi
tantangan adalah bagaimana memberikan program pendidikan atau pelatihan,
termasuk penerapan permasalahan kebijakan etika yang dibutuhkan. (Anonim 3:
2017)
Masalah etika juga mendapat perhatian dalam pengembangan dan pemakaian
sistem informasi.
1. Privasi
Privasi menyangkut hak individu untuk mempertahankan informasi pribadi dari
pengaksesan oleh orang lain yang memang tidak diberi ijin untuk melakukannya. Contoh
isu mengenai privasi sehubungan diterapkannya sistem informasi adalah pada kasus
seorang manajer pemasaran yang ingin mengamati email yang dimiliki bawahannya
karena diperkirakan mereka lebih banyak berhubungan dengan email pribadi daripada
email para pelanggan. Sekalipun manajer dengan kekuasaannya dapat melakukan hal
itu, tetapi ia telah melanggar privasi bawahannya.
2. Akurasi
Akurasi terhadap informasi merupakan factor yang harus dipenuhi oleh sebuah sistem
informasi. Ketidakakurasian informasi dapat menimbulkan hal yang mengganggu,
merugikan, dam bahkan membahayakan. Sebuah kasus akibat kesalahan penghapusan
nomor keamanan social dialami oleh Edna Rismeller. Akibatnya, kartu asuransinya tidak
bisa digunakan dan bahkan pemerintah menarik kembali cek pensiun sebesar $672 dari
7. rekening banknya. Mengingat data dalam sistem informasi menjadi bahan dalam
pengambilan keputusan, keakurasiannya benar-benar harus diperhatikan.
3. Properti
Perlindungan terhadap hak property yang sedang digalakkan saat ini yaitu dikenal
dengan sebutan HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual). Kekayaan Intelektual diatur
melalui 3 mekanisme yaitu hak cipta (copyright), paten, dan rahasia perdagangan (trade
secret). (Ranggryani: 2017)
Kode Etik
Kode etik adalah suatu sistem norma, nilai & juga aturan profesional tertulis yang
secara tegas menyatakan apa yang benar & baik & apa yang tidak benar & tidak baik
bagi profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apa saja yang benar/salah, perbuatan
apa yang harus dilakukan & perbuatan apa yang harus dihindari.
Pengertian kode etik yang lainnya yaitu, merupakan suatu bentuk aturan yang
tertulis, yang secara sistematik dengan sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral
yang ada & ketika dibutuhkan dapat difungsikan sebagai alat untuk menghakimi berbagai
macam tindakan yang secara umum dinilai menyimpang dari kode etik tersebut.
Tujuan kode etik yaitu supaya profesional memberikan jasa yang sebaik-baiknya
kepada para pemakai atau para nasabahnya. Dengan adanya kode etik akan melindungi
perbuatan dari yang tidak profesional.
Ketaatan tenaga profesional terhadap kode etik merupakan ketaatan yang
naluriah, yang telah bersatu dengan pikiran, jiwa serta perilaku tenaga profesional. Jadi
ketaatan tersebut terbentuk dari masing-masing orang bukan karena suatu paksaan.
Dengan demikian tenaga profesional merasa jika dia melanggar kode etiknya sendiri
maka profesinya akan rusak & yang rugi dia sendiri.
8. Sebagai manajer maupun pengguna sistem informasi, kita didorong untuk
mengembangkan seperangkat standar etika untuk pengembangan kode etika sistem
informasi, yaitu yang berbasiskan pada lima dimensi moral yang telah disampaikan di
awal, yaitu:
1. Hak dan kewajiban informasi; Kode etik sistem informasi harus mencakup topik-topik,
seperti: privasi e-mail setiap karyawan, pemantauan tempat kerja, perlakuan
informasi organisasi, dan kebijakan informasi untuk pengguna.
2. Hak milik dan kewajiban; Kode etik sistem informasi harus mencakup topik-topik,
seperti: lisensi penggunaan perangkat lunak, kepemilikan data dan fasilitas
organisasi, kepemilikan perangkat lunak yang buat oleh pegawai pada perangkat
keras organisasi, masalah copyrights perangkat lunak. Pedoman tertentu untuk
hubungan kontraktual dengan pihak ketiga juga harus menjadi bagian dari topik di
sini.
3. Akuntabilitas dan pengendalian; Kode etik harus menyebutkan individu yang
bertanggung jawab untuk seluruh sistem informasi dan menggaris bawahi bahwa
individu-individu inilah yang bertanggung jawab terhadap hak individu, perlindungan
terhadap hak kepemilikan, kualitas sistem dan kualitas hidup.
4. Kualitas sistem; Kode etik sistem informasi harus menggambarkan tingkatan yang
umum dari kualitas data dan kesalahan sistem yang dapat ditoleransi. Kode etik juga
harus dapat mensyaratkan bahwa semua sistem berusaha mengestimasi kualitas
data dan kemungkinan kesalahan sistem.
5. Kualitas hidup; Kode etik sistem informasi juga harus dapat menyatakan bahwa tujuan
dari sistem adalah meningkatkan kualitas hidup dari pelanggan dan karyawan dengan
cara mencapai tingkatan yang tinggi dari kualitas produk, pelayanan pelanggan, dan
kepuasan karyawan.
Isu Pelanggaran Moral
Pertumbuhan ekonomi yang terjadi umumnya pada negara-negara berkembang
yang tingkat pertumbuhan ekonominya mencapai angka 6 persen seperti di Indonesia
juga ikut berpengaruh terhadap perkembangan sistem informasi dalam suatu negara.
Peranan sistem informasi merupakan hak absolut dari suatu sistem yang diciptakan.
9. Namun sistem informasi juga dibatasi oleh etika dan moralitas dalam menggunakan
sistem informasi sehingga hak-hak privasi orang lain dapat terjaga.
Seringkali para manajer yang melakukan pelanggaran dalam suatu proses bisnis
selalu dihadapakan ke meja hijau untuk mempertanggungjawabkan apa yang telah
dilakukan. Dan pada kebanyakan kasus semua itu adalah kasus perdata. Karena banyak
yang menggunakan sistem informasi untuk suatu tindak kejahatan. Sehingga diperlukan
suatu etika dimana sistem informasi yang berkembang pesat digunakan untuk jalan
kebaikan.
Etika (Ethic) merupakan sebuah prinsip benar atau salah yang digunakan
seseorang, yang bertindak sebagai pelaku moral yang bebas, untuk membuat keputusan
untuk mengarahkan perilakunya. Isu etika mengharuskan individu untuk memilih suatu
tindakan dan seringkali isu-isu etika ini muncul pada saat terjadinya kebingungan dalam
menentukan sikap. Dan isu sosial lahir dari adanya isu etika yang berkembang dalam
masyarakat dimana masyarakat mengharapkan individu melakukan suatu hal yang
benar. Dan isu politis menjadi aspek yang ikut bermain di tengah konflik sosial dan
masalah sosial dalam suatu masyarakat dan juga penggunaan aspek hukum dalam
mengambil tindakan yang benar.
Ada lima dimensi moral dalam era informasi sekarang ini yaitu :
1. Hak dan kewajiban informasi yaitu hak informasi untuk individu maupun organisasi
dan juga kewajiban individu maupun organisasi dalam informasi. Dalam hal ini diatur
sejauh mana hak dan kewajiban seorang individu maupun organisasi dalam
memperoleh informasi dan apa saja kewajiban mereka terhadap informasi.
2. Kepemilikan hak dan kewajiban yaitu bagaimana hak-hak yang dimiliki individu
maupun organisasi dapat dilindungi dalam sebuah lingkup kehidupan digital seperti
sekarang ini. Seperti perlindungan terhadap hak kekayaan intelektual dan juga hak
paten dan lain sebagainya. Dimensi moral yang kedua ini menekankan bahwa dalam
zaman yang serba canggih ini bagaimana hak-hak pribadi ini bisa terlindungi.
10. 3. Akuntabilitas dan pengendalian yaitu bagaimana mengendalikan sistem informasi
terhadap bahaya-bahaya yang mungkin terjadi dan juga akuntabilitas dalam
penggunaan informasi.
4. Kualitas sistem yaitu standar kualitas sistem yang harus dipenuhi untuk melindungi
hak-hak pribadi dan masyarakat serta menjaga agar informasi maupun privasi
masyarakat tetap terjaga.
5. Kualitas hidup yaitu nilai-nilai yang harus terus dijaga dan dilindungi oleh arus
informasi. Sehingga informasi juga harus mengetahui kualitas apa saja yang harus
dipertahankan.
Banyak pihak yang menyalahgunakan internet dan informasi untuk sesuatu yang
bersifat kriminal (Computer Crime) seperti merusak jaringan orang lain, menciptakan
virus dan melakukan penipuan melalui jaringan online seperti pembobolan kartu kredit
dan lain-lain. Ada juga yang melakukan penyalahgunaan komputer (Computer Abuse)
seperti mengirimkan Spam atau email sampah. Biasanya spam ini berupa promosi
produk atau hal-hal yang tidak disukai pelanggan. Tapi umumnya beberapa server email
melakukan blok terhadap spam ini kecuali pelanggan menonaktifkan perangkat
pengamanan terhadap Spam
Jadi informasi dan teknologi informasi yang terus berkembang juga harus
memperhatikan etika, moralitas dan isu-isu sosial sebagai bagian dalam menjaga dan
melindungi hak-hak asasi orang lain sehingga teknologi yang dikembangkan menjadi
suatu perkembangan yang positif bukan sebagai perkembangan yang negatif. Dan juga
sistem informasi ini harus dinaungi dengan undang-undang sebagai pengatur setiap
kegiatan informasi agar selalu mampu berada dalam koridor yang tepat yang mampu
memajukan dunia. (Alfa Azzam: 2017)
11. Etika dan Hukum Dalam Implementasi Sistem Informasi dan Pemakaian Internet
Perlunya Budaya Etika
Hubungan antara CIO (Chief Information Officer) dengan perusahaan merupakan
dasar budaya etika. Jika perusahaan harus etis, maka manajemen puncak harus etis
dalam semua tindakan dan kata-katanya. Karena penerapan etika teknologi informasi
dalam perusahaan harus dimulai dari dukungan pihak top management terutama pada
CIO. Dalam hal ini Manajemen puncak harus mampu memimpin dengan memberi contoh
yang baik. Perilaku ini adalah budaya etika.
Kekuatan yang dimiliki CIO dalam menerapkan etika IT pada perusahaan akan
memberikan dampak positif bagi perusahaan tersebut. Etika tersebut akan
mengantarkan keberhasilan perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Oleh
karena itu, tugas manajemen puncak adalah memastikan bahwa konsep etikanya
menyebar diseluruh organisasi, melalui semua tingkatan dan menyentuh semua
pegawai.
Penerapan Budaya Etika
Salah satu tugas dari manajemen puncak adalah memastikan bahwa konsep etikanya
menyebar di seluruh organisasi, melalui semua tingkatan dan bisa menyentuh semua
pegawai. Hal tersebut dapat dicapai melalui metode tiga lapis yaitu :
a) Menetapkan paham perusahaan;
Merupakan pernyataan ringkas mengenai nilai-nilai etis yang ditegakkan perusahaan
yang diinformasikan kepada orang-orang dan organisasi baik di luar maupun di dalam
perusahaan.
b) Menetapkan program etika;
Suatu sistem yang terdiri dari berbagai aktivitas yang dirancang untuk mengarahkan
pegawai dalam melaksanakan lapis pertama. Misalnya mengadakan pertemuan
untuk orientasi bagi pegawai baru dan audit etika.
12. c) Menetapkan kode etik perusahaan;
Setiap perusahaan memiliki kode etik masing-masing dan terkadang kode etik
tersebut diadaptasi dari kode etik industri tertentu.
Implikasi Moral, Etika, Dan Hukum Dalam Implementasi Teknologi Informasi
Etika komputer terdiri dari dua aktivitas implikasi utama, dan orang yang paling
bertanggung jawab dalam mengimplementasikan program-program etika tersebut adalah
CIO (Chief Information Officer) . CIO harus :
1. CIO harus waspada dan sadar bagaimana pengaruh komputer terhadap masyarakat.
Karena TIK memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positifnya adalah TIK sangat
membantu para pengguna untuk dapat mengetahui informasi yang mereka butuhkan.
Dampak negatifnya adalah TIK sangat mempengaruhi semua masyarakat mengenai
internet melalui situs-situs contohnya facebook. Rata-rata semua masyarakat
sekarang ini sudah mengenal situs pertemanan itu. Banyak para pekerja
menggunakan facebook pada saat jam kantor, tidak hanya para pekerja, bagi
kalangan pelajar banyak menggunakan facebook pada saat jam pelajaran sedang
berlangsung.
2. CIO harus berbuat sesuatu dengan menformulasikan kebijakan-kebijakan yang
memastikan bahwa teknologi tersebut secara tepat. TIK harus digunakan secara tepat
dan benar, bukan disalahgunakan. Contoh : seperti kasus Ibu Prita. Dia sudah
menjelek-jelekkan salah satu rumah sakit yang ada di Indonesia melalui situs internet.
Walaupun itu fakta, namun rumah sakit tidak mau namanya dicemarkan melalui
13. internet, bahkan rumah sakit tersebut melaporkan kepada polisi atas pencemaran
nama baiknya. Dan akhirnya Ibu Prita harus masuk ke dalam sel penjara.
Implikasi Etika Berinternet
Aplikasi etis komunikasi virtual banyak menggunakan beberapa pedoman etika
dalam penggunannya, namun etika yang paling populer digunakan adalah etika keluaran
Florida University Amerika (FAU) dan seorang netters Verginia Shea. Pada versi FAU
beberapa etika yang dikemukakan adalah sebagai berikut :
1. Internet tidak digunakan sebagai sarana kejahatan bagi orang lain, artinya
pemanfaatan internet semestinya tidak untuk merugikan orang lain baik secara
materiil maupun moril.
2. Internet tidak digunakan sebagai sarana mengganggu kinerja orang lain yang bekerja
menggunakan komputer. Contoh riil adalah penyebaran virus melalui internet.
3. Internet tidak digunakan sebagai sarana menyerobot atau mencuri file orang lain.
4. Internet tidak digunakan untuk mencuri, contoh pengacakan kartu kredit dan
pembobolan kartu kredit.
5. Internet tidak digunakan sebagai sarana kesaksian palsu.
6. Internet tidak digunakan untuk mengcopy software tanpa adanya pembayaran.
Internet tidak digunakan sebagai sarana mengambil sumber-sumber penting tanpa
adanya ijin atau mengikuti aturan yang berlaku.
7. Internet tidak digunakan untuk mengakui hak intelektual orang lain.
8. Bertanggung jawab terhadap isi pesan yang disampaikan. (Ahfifahru: 2017)
Hak Sosial Dan Komputer
Masyarakat memiliki hak-hak tertentu berkaitan dengan penggunaan komputer.
Hak ini dapat dipandang dari segi komputer atau dari segi informasi yang dihasilkan
computer yaitu:
14. 1. Hak atas akses komputer
2. Hak atas keahlian komputer
3. Hak atas spesialis komputer
4. Hak atas pengambilan keputusan
5. Hak atas informasi
6. Hak atas Privacy
7. Hak atas Accuracy
8. Hak atas Property
9. Hak atas Accessibility
10.Hak atas computer
Pada perusahaan Toyota penerapan moral, etika dan hukum dalam implementasi
Sistem Informasi sangat diperhatikan. Sehingga pelanggaran dalam penggunaan system
informasi di perusahaan Toyota sesuai dengan hukum.
Perusahaan Toyota menyadari perlunya manajemen yang menetapkan budaya
etika menyeluruh di perusahaan. Budaya ini menyediakan kerangka kerja etika, seperti
halnya kode etika dari berbagai asosiasi profesional di bidang sistem informasi. Dengan
memperhatikan moral, etika dan hokum, system informasi dalam perusaahan dapat
digunakan sebaik mungkin demi kemajuan perusahaan dan menjaga kepuasan
pelanggan.
15. DAFTAR PUSTAKA
Ahfifahrul, 2017 http://ahfifahrul.blogspot.co.id/2012/07/b-implikasi-moral-etika-dan-hukum-
dalam.html, (29 November 2017, 08.10 WIB)
Alfaazzam , 2017 https://alfaazzam03.wordpress.com/2008/12/01/isu-sosial-dan-etika-dalam-
sistem-informasi/, (29 November 2017, 08.10 WIB)
Anonim 1, 2017 http://arsipilmu04936.blogspot.com/2012/01/hubungan-antara-etika-
dengan.html, (29 November 2017, 08.10 WIB)
Anonim 2, 2017 http://nurulhaj19.wordpress.com/2011/11/23/manfaat-dan-etika-dari-sistem-
informasi/, (29 November 2017, 08.10 WIB)
Anonim 3, 2017 http://id.wikipedia.org/wiki/Etika, (29 November 2017, 08.10 WIB)
Hapzi Ali, 2016, Modul Sistem Informasi & Pengendalian Internal. Mercu Buana, (29 November
2017, 08.10 WIB)
Ranggryani, 2017 http://ranggryani.wordpress.com/2013/05/16/manfaat-dan-etika-dari-sistem-
informasi/, (29 November 2017, 08.10 WIB)