SIM Laurissa, Hapzi Ali, Sumber daya komputansi dan komunikasi
ETIKA TI
1. Assalamu’allaikum wr.wb
Implikasi Etis TI
Laurissa Dewi Prasetyo ( Mahasiswa UMB Jakarta )
Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA ( Dosen Pengampu )
Teknologi juga dapat membawa perubahan yang cukup besar yang
menciptakan isu-isu sosial yang harus diselesaikan masyarakat.
meningkatkan kemampuan jaringan teknolog informasi internet, yang
memiliki kapasitas penyimpanan dan dapat memperluas jangkauan seperti
individu dan organisasi dalam bertindak. Sistem informasi secara online
menimbulkan tantangan-tantangan baru yang menciptakan dilema etika,
dimana bisa menciptakan akuntabalitas ( pertanggung jawaban) atas
konsekuensi sistem informasi, menetapkan standar untuk kualitas sistem
pengaman yang melindungi keamana individu dan masyarakat serta
melindungi nilai sosial dan etika yang sangat penting bagi kualitas hidup dalam
masyarakat informasi. Isu etika, sosial dan politik sangat berkaitan satu sama
lain, dimana isu etika mempengaruhi individu untuk harus memilih tindakan
atau diantara dua prinsip etika yang kandang menimbulkan konflik. Isu sosial
berasal dari isu etika sejalan masyarakat berharap pada diri seseorang untuk
dapat melakukan tindakan yang benar, sedangkan isu politik berasal
dari konflik sosial yang pada umumnya berkaitan dengan penggunaan
undang-undang yang memberikan arahan dan panduan bagi individu atau
organisasi dalam beperilaku agar sesuai dengan tindakan yang benar. Isu
etika, sosial dan politis utama yang muncul oleh adanya informasi mencakup 5
(lima) dimensi moral diantaranya :
1. Hak dan Kewajiban Informasi Berkaitan dengan perlindungan privasi
seorang individu dengan tidak mencampuri atau membatasi kebebasan
individu tersebut, dengan mencari informasi seperti data-data melalui
teknologi tanpa seizin dan sepengetahuan individu yan bersangkutan.
2. Kepemilikan Hak dan Kewajiban Berkaitan dengan perlindungan kekayaan
dan intelektual pribadi. kekayaan interlektual sebagai kekayaan yang tidak
berwujud yang diciptakan oleh seorang individu atau organisasi.
Dengan adanya teknologi informasi membuat perlindungan terhadap
kekayaan interlektual sulit untuk dilakukan, karena informasi yang
terkomputerisasi dapat dengan mudah menggandakan atau mendistribusikan
pada jaringan yang luas jangkauannya. Kekayaan interlektual yang dilindungi
meliputi rahasia dagang, hak cipta dan hak paten.
3. Akuntabilitas dan Pengendalian Berkaitan dengan undang-undang privasi
individu , di mana teknologi informasi baru yang membawa tantangan bagi
undang-undang liabilitas dan dalam praktik sosial untuk menuntut tanggung
jawab perorangan dan organisasi, atas bahaya-bahaya yang terjadi dari
informasi individu serta hak-hak pribadi.
2. 4. Kualitas Sistem Berkaitan dengan standar kualitas sistem data yang harus
dipenuhi untuk menghindari kesalahan dari sistem yang diterapkan untuk
melindungi data dalam suatu perusahaan agar tidak menyebabkan kekacauan
dan kerugian dalam bisnis.
5. Kualitas Hidup Komputer dan teknologi informasi mungkin dapat merusak
elemen yang berharga dari kebudayaan yang ada di dalam masyarakat,
meskipun di sisi lain juga dapat memberikan manfaat bagi kehidupan, seperti
kasus internet yang bisa menjadi teman atau musuh bagi anak-anak. Dari segi
positif, internet menawarkan begitu banyak hal kepada mereka, seperti
mereka menggunakan internet untuk tugas sekolah atau mengirim e-mail
untuk temannya yang jauh.
Tetapi dari segi negatif, penggunaan internet bisa menjadi musuh bagi mereka,
kelalaian dan menghabiskan waktu yang terlalu lama untuk online sehingga
mereka tidak akan fokus mengerjakan pekerjaan rumah , karena aktivitas
online telah menguras banyak tenaga mereka, tidak mengikuti aktivitas lain
dan kurangnya sosialisasi dengan teman-teman bahkan dengan anggota
keluarga. Komputer juga dapat menimbulkan masalah kesehatan, seperti
cedera stress berulang yang ditimbulkan oleh pengulangan yang konstan
pada aktivitas menekan tombol-tombol pada keyboard, sindrom penglihatan
komputer, yaitu kondisi mata yang tegang, karena melihat layar monitor
komputer untuk waktu lama dan dapat menimbulkan tehcnostress, yaitu stress
yang timbul dari penggunaan komputer. Dalam lingkungan pekerjaan,
penggunaan teknologi seperti komputer dapat menghilangkan pekerjaan
orang-orang, yang sekarang telah diambil alih oleh teknologi. dari berbagai
pembahasan di atas maka dapat disimpulkan, bahwa adanya sistem informasi
dalam kaitan dengan teknologi bisa menimbulkan dilema tersendiri yang bisa
berakibat buruk atau malah sebaliknya bagi lingkungan. Dengan timbulnya isu
sosial dan penyalahgunaan yang menyangkut penggunaan teknologi oleh
pihak-pihak tertentu. Etika adalah sebuah prinsip benar atau salah yang
digunakan seseorang, yang bertindak sebagai pelaku moral yang bebas,
untuk membuat keputusan untuk mengarahkan perilakunya. Sistem informasi
menciptakan kesempatan untuk perubahan social yang besar dan
membahayakan distribusi kekuatan, uang, dan kewajiban yang ada.
Permasalahan etika dalam sistem informasi telah memberikan perubahan
yang sangat signifikan seperti hebohnya penggunaan internet dan
perdagangan elektronik.
Kata Etika berasal dari Yunani Kuno : "ethikos", yang berarti "timbul dari
kebiasaan".
Etika adalah sebuah sesuatu dimana dan bagaimana cabang utama filsafat
yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan
penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar,
salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.
3. Etika pun memiliki landasan hukum dalam penggunaan teknologi informasi
yang tersirat di UU ITE tahun 2008, BAB II asas tujuan pasal 3 , yang
berbunyi.
"pemanfaatan teknologi informasi dan transaksi elektronik dilaksanakan
berdasarkan asas kepastian hukum,manfaat,kehati-hatian, itikad baik dan
kebebasan memilih teknologi atau netral teknologi".
Kata Etika berasal dari bahasa Yunani Ethos, yang berarti karakter.
Etika adalah kepercayaan, standar, atau pemikiran yang mengisi suatu
individu, kelompok atau masyarakat. Semua individu bertanggung jawab
kepada masyarakat atas prilaku mereka. Masyarakat dapat berupa suatu
kota,negara atau profesi. Tindakan kita juga diarahkan oleh etika.
Tidak seperti moral, etika dapat sangat berbeda dari satu
masyarakat ke masyarakat lain. Kita melihat perbedaan ini di bidang komputer
dalam bentuk perangkat lunak bajakan (perangkat lunak yang digandakan
secara illegal lalu digunakan atau dijual). Pada tahun 1994 diperkirakan 35 %
perangkat lunak yang digunakan di Amerika Serikat telah dibajak, dan angka
ini melonjak menjadi 92 % di Jepang dan 99 % di Tailand. Angka-angka
tersebut menunjukkan bahwa para pemakai komputer di Jepang dan Tailand
kurang etis dibandingkan pemakai Amerika Serikat. Namun tidak pasti
demikian. Beberapa kebudayaan, terutama di negara-negara Timur yang
menganjurkan sikap berbagi.
Hukum adalah peraturan prilaku formal yang dipaksakan oleh otoritas
berdaulat, seperti Pemerintah kepada rakyat atau warga negaranya. Hingga
kini sangat sedikit hukum yg mengatur penggunaan komputer. Hal ini karena
komputer merupakan penemuan baru dan sistem hukum kesulitan
mengikutinya.
4. Berbagai kejahatan computer yang sudah dikenal oleh masyarakat
yaitu:
1.Computer crime (cyber crime), merupakan kegiatan melawan hukum yang
dilakukan dengan memakai komputer sebagai sarana/alat atau komputer
sebagai objek, baik untuk memperoleh keuntungan ataupun tidak, dengan
merugikan pihak lain.
2.Unauthorized Access to Computer System and Service, merupakan
Kejahatan yang dilakukan dengan memasuki/ menyusup ke dalam suatu
sistem jaringan komputer secara tidak sah, tanpa izin atau tanpa
sepengetahuan dari pemilik sistem jaringan komputer yang dimasukinya.
3.Illegal Contents, merupakan kejahatan dengan memasukkan data atau
informasi ke internet tentang sesuatu hal yang tidak benar dan dapat dianggap
melanggar hukum atau mengganggu ketertiban umum.
4.Data Forgery, merupakan kejahatan dengan memalsukan data pada
dokumen-dokumen penting yang tersimpan sebagai scriptless document
melalui internet.
5.Cyber Espionage, merupakan kejahatan yang memanfaatkan jaringan
internet untuk melakukan kegiatan mata-mata terhadap pihak lain, dengan
memasuki sistem jaringan komputer (computer network system) pihak
sasaran.
6.Cyber Sabotage and Extortion, merupakan kejahatan dengan membuat
gangguan, perusakan atau penghancuran terhadap suatu data, program
komputer atau sistem jaringan komputer yang terhubung dengan internet.
7.Offense Against Intellectual Property, merupakan kejahatan yang ditujukan
terhadap hak atas kekayaan intelektual yang dimiliki pihak lain di internet.
8.Infringements of Privacy, merupakan kejahatan yang ditujukan terhadap
informasi seseorang yang merupakan hal yang sangat pribadi dan rahasia.
Kejahatan ini biasanya ditujukan terhadap keterangan seseorang pada
formulir data pribadi yang tersimpan secara computerized, yang apabila
diketahui oleh orang lain akan dapat merugikan korban secara materil maupun
immateril, seperti nomor kartu kredit, nomor PIN ATM, cacat atau penyakit
tersembunyi dan sebagainya.
Dengan demikian hukum bagi penggunakan computer berangsur-angsur
mulai dikenal dan semakin bertambah. Beberapa sebab kejahatan computer
yaitu:
5. •Aplikasi bisnis yang berbasis komputer atau internet meningkat
•Electronic commerce (e-commerce)
•Electronic data interchange (EDI) •Desentralisasi server
•Transisi dari single vendor ke multi vendor
•Teknologi yang semakin canggih
TANTANGAN DAN KENDALA
Perlindungan atas hak individu di internet dan membangun hak informasi
merupakan sebagian dari permasalahan etika dan sosial dengan penggunaan
sistem informasi yang berkembang luas. Permasalahan etika dan sosial
lainnya, di antaranya adalah : perlindungan hak kepemilikan intelektual,
membangun akuntabilitas sebagai dampak pemanfaatan sistem informasi,
menetapkan standar untuk pengamanan kualitas sistem informasi yang
mampu melindungi keselamatan individu dan masyarakat, mempertahankan
nilai yang dipertimbangkan sangat penting untuk kualitas hidup di dalam suatu
masyarakat informasi. Dari berbagai permasalahan etika dan sosial yang
berkembang berkaitan dengan pemanfaatan sistem informasi, dua hal penting
yang menjadi tantangan dan kendala manajemen untuk dihadapi, yaitu:
1. Memahami risiko-risiko moral dari teknologi baru ;
Perubahan teknologi yang cepat mengandung arti bahwa pilihan yang
dihadapi setiap individu juga berubah dengan cepat begitu pula keseimbangan
antara risiko dan hasil serta kekhawatiran kemungkinan terjadinya tindakan
yang tidak benar. Perlindungan atas hak privasi individu telah menjadi
permasalahan etika yang serius dewasa ini. Di samping itu, penting bagi
manajemen untuk melakukan analisis mengenai dampak etika dan sosial dari
perubahan teknologi. Mungkin tidak ada jawaban yang selalu tepat untuk
bagaimana seharusnya perilaku, tetapi paling tidak ada perhatian atau
manajemen tahu mengenai risiko-risiko moral dari teknologi baru.
2. Membangun kebijakan etika organisasi yang mencakup permasalahan etika
dan sosial atas sistem informasi.
Manajemen bertanggung jawab untuk mengembangkan, melaksanakan, dan
menjelaskan kebijakan etika organisasi. Kebijakan etika organisasi berkaitan
dengan sistem informasi meliputi, antara lain: privasi, kepemilikan,
akuntabilitas, kualitas sistem, dan kualitas hidupnya. Hal yang menjadi
tantangan adalah bagaimana memberikan program pendidikan atau pelatihan,
termasuk penerapan permasalahan kebijakan etika yang dibutuhkan.