Sim, deby christin nm, hapzi ali, isu pelanggaran moral, etika dan hukum dalam implementasi sistem informasi dan pemakaian internet , universitas mercu buana, 2017
Dokumen tersebut membahas tentang isu-isu etika, sosial, dan hukum yang muncul akibat implementasi sistem informasi dan penggunaan internet. Dibahas lima dimensi moral utama yang muncul yaitu hak informasi, kepemilikan hak, akuntabilitas, kualitas sistem, dan kualitas hidup. Dokumen ini juga menjelaskan pentingnya etika dalam pemanfaatan teknologi informasi dan implikasi moral, etika, serta hukum yang muncul
Sim,pert 11 , yasmin navisa, hapzi ali, implikasi etis dari sistem informasi,...
Similar to Sim, deby christin nm, hapzi ali, isu pelanggaran moral, etika dan hukum dalam implementasi sistem informasi dan pemakaian internet , universitas mercu buana, 2017
Similar to Sim, deby christin nm, hapzi ali, isu pelanggaran moral, etika dan hukum dalam implementasi sistem informasi dan pemakaian internet , universitas mercu buana, 2017 (13)
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Sim, deby christin nm, hapzi ali, isu pelanggaran moral, etika dan hukum dalam implementasi sistem informasi dan pemakaian internet , universitas mercu buana, 2017
1. Isu Pelanggaran Moral, Etika dan Hukum
dalam
Implementasi Sistem Informasi dan Pemakaian Internet
Dosen:
Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
Disusun Oleh :
Deby Christin Natalina Manurung
( 43216110072 )
UNIVERSITAS MERCU BUANA
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
2. Isu Sosial dan Etika dalam Sistem Informasi
Teknologi juga dapat membawa perubahan yang cukup besar yang menciptakan isu-isu sosial
yang harus diselesaikan masyarakat. meningkatkan kemampuan jaringan teknolog informasi
internet, yang memiliki kapasitas penyimpanan dan dapat memperluas jangkauan seperti
individu dan organisasi dalam bertindak. Sistem informasi secara online menimbulkan
tantangan-tantangan baru yang menciptakan dilema etika, dimana bisa menciptakan
akuntabalitas ( pertanggung jawaban) atas konsekuensi sistem informasi, menetapkan standar
untuk kualitas sistem pengaman yang melindungi keamana individu dan masyarakat serta
melindungi nilai sosial dan etika yang sangat penting bagi kualitas hidup dalam masyarakat
informasi.
Isu etika, sosial dan politik sangat berkaitan satu sama lain, dimana isu etika mempengaruhi
individu untuk harus memilih tindakan atau diantara dua prinsip etika yang kandang
menimbulkan konflik. Isu sosial berasal dari isu etika sejalan masyarakat berharap pada diri
seseorang untuk dapat melakukan tindakan yang benar, sedangkan isu politik berasal dari konflik
sosial yang pada umumnya berkaitan dengan penggunaan undang-undang yang memberikan
arahan dan panduan bagi individu atau organisasi dalam beperilaku agar sesuai dengan
tindakan yang benar.
Isu etika, sosial dan politis utama yang muncul oleh adanya informasi mencakup 5 (lima)
dimensi moral diantaranya :
1. Hak dan Kewajiban Informasi
Berkaitan dengan perlindungan privasi seorang individu dengan tidak mencampuri atau
membatasi kebebasan individu tersebut, dengan mencari informasi seperti data-data melalui
teknologi tanpa seizin dan sepengetahuan individu yan bersangkutan.
2. Kepemilikan Hak dan Kewajiban
Berkaitan dengan perlindungan kekayaan dan intelektual pribadi. kekayaan interlektual sebagai
kekayaan yang tidak berwujud yang diciptakan oleh seorang individu atau organisasi.
Dengan adanya teknologi informasi membuat perlindungan terhadap kekayaan interlektual sulit
untuk dilakukan, karena informasi yang terkomputerisasi dapat dengan mudah menggandakan
atau mendistribusikan pada jaringan yang luas jangkauannya. Kekayaan interlektual yang
dilindungi meliputi rahasia dagang, hak cipta dan hak paten.
3. Akuntabilitas dan Pengendalian
Berkaitan dengan undang-undang privasi individu , di mana teknologi informasi baru yang
membawa tantangan bagi undang-undang liabilitas dan dalam praktik sosial untuk menuntut
tanggung jawab perorangan dan organisasi, atas bahaya-bahaya yang terjadi dari informasi
individu serta hak-hak pribadi.
3. 4. Kualitas Sistem
Berkaitan dengan standar kualitas sistem data yang harus dipenuhi untuk menghindari kesalahan
dari sistem yang diterapkan untuk melindungi data dalam suatu perusahaan agar tidak
menyebabkan kekacauan dan kerugian dalam bisnis.
5. Kualitas Hidup
Komputer dan teknologi informasi mungkin dapat merusak elemen yang berharga dari
kebudayaan yang ada di dalam masyarakat, meskipun di sisi lain juga dapat memberikan manfaat
bagi kehidupan, seperti kasus internet yang bisa menjadi teman atau musuh bagi anak-anak. Dari
segi positif, internet menawarkan begitu banyak hal kepada mereka, seperti mereka
menggunakan internet untuk tugas sekolah atau mengirim e-mail untuk temannya yang jauh.
Tetapi dari segi negatif, penggunaan internet bisa menjadi musuh bagi mereka, kelalaian dan
menghabiskan waktu yang terlalu lama untuk online sehingga mereka tidak akan fokus
mengerjakan pekerjaan rumah , karena aktivitas online telah menguras banyak tenaga mereka,
tidak mengikuti aktivitas lain dan kurangnya sosialisasi dengan teman-teman bahkan dengan
anggota keluarga. Komputer juga dapat menimbulkan masalah kesehatan, seperti cedera stress
berulang yang ditimbulkan oleh pengulangan yang konstan pada aktivitas menekan tombol-
tombol pada keyboard, sindrom penglihatan komputer, yaitu kondisi mata yang tegang, karena
melihat layar monitor komputer untuk waktu lama dan dapat menimbulkan tehcnostress, yaitu
stress yang timbul dari penggunaan komputer.
Dalam lingkungan pekerjaan, penggunaan teknologi seperti komputer dapat menghilangkan
pekerjaan orang-orang, yang sekarang telah diambil alih oleh teknologi. dari berbagai
pembahasan di atas maka dapat disimpulkan, bahwa adanya sistem informasi dalam kaitan
dengan teknologi bisa menimbulkan dilema tersendiri yang bisa berakibat buruk atau malah
sebaliknya bagi lingkungan. Dengan timbulnya isu sosial dan penyalahgunaan yang menyangkut
penggunaan teknologi oleh pihak-pihak tertentu.
Etika adalah sebuah prinsip benar atau salah yang digunakan seseorang, yang bertindak sebagai
pelaku moral yang bebas, untuk membuat keputusan untuk mengarahkan perilakunya. Sistem
informasi menciptakan kesempatan untuk perubahan social yang besar dan membahayakan
distribusi kekuatan, uang, dan kewajiban yang ada.
Permasalahan etika dalam sistem informasi telah memberikan perubahan yang sangat signifikan
seperti hebohnya penggunaan internet dan perdagangan elektronik.
4. Implikasi Moral, Etika dan Hukum dalam Implementasi Teknologi Informasi
Moral adalah tradisi kepercayaan mengenai perilaku yang benar dan yang salah. Meskipun
masyarakat di sekeliling dunia tidak semua mengikuti seperangkat moral yang sama, namun
terdapat kesamaan di antara semuanya yaitu melakukan apa yang secara moral benar.
Etika berasal dari bahasa Yunani ”Ethos” yang berarti karakter. Secara umum etika adalah
sekumpulan kepercayaan, standar, atau teladan yang mengarahkan yang merasuk pada ke dalam
seseorang atau masyarakat. Etika bisa bervariasi dari suatu komunitas dengan yang lain.
Hukum adalah peraturan perilaku format yang ditetapkan oleh otoritas yang berwenang. Selama
sekitar 10 tahun pertama penggunaan komputer di bidang bisnis dan pemerintahan, tidak terdapat
hukum yang berkaitan dengan penggunaan komputer. Hal tersebut dikarenakan pada saat itu
komputer merupakan inovasi baru dan sistem hukum membutuhkan waktu untuk mengejarnya.
Perilaku Moral , Konsep Etika dan Hukum
Dalam suatu masyarakat yang memiliki kesadaran sosial, tentunya setiap orang
diharapkan dapat melakukan apa yang benar secara moral, etis dan mengikuti ketentuan hukum
yang berlaku.. Moral adalah tradisi kepercayaan mengenai perilaku benar dan salah.
Moral dipelajari setiap orang sejak kecil sewaktu yang bersangkutan masih anak-anak. Sejak
kecil , anak-anak sudah diperkenalkan perilaku moral untuk membedakan mana yang baik dan
buruk, mana yang boleh dan tidak, atau mana tindakan yang terpuji dan tercela.
Sebagai contoh: anak-anak diminta berlaku sopan terhadap orang tua, menghormati guru, atau
tidak menyakiti teman-temannya. Pada saat anak-anak telah dewasa, dia akan mempelajari
berbagai peraturan yang berlaku di masyarakat dan diharapkan untuk diikuti. Peraturan-peraturan
tingkah laku ini adalah perilaku moral yang diharapkan dimiliki setiap individu..
Program etika adalah suatu sistem yang terdiri dari berbagai aktivitas yang dirancang untuk
mengarahkan pegawai dalam melaksanakan pernyataan komitmen. Suatu aktivitas yang
umum adalah pertemuan orientasi yang dilaksanakan bagi pegawai baru. Selama pertemuan ini,
subyek etika mendapat cukup perhatian. Contoh lain dari program etika adalah audit etika.
Dalam audit etika, sesorang auditor internal mengadakan pertemuan dengan seorang manajer
selama beberapa jam untuk mempelajari bagaimana unit manajer tersebut melaksanakan
pernyataan komitmen. Kode etik khusus instansi, Banyak instansi telah merancang kode etika
mereka sendiri. Kadang-kadang kode ini diadaptasi dari kode etik dari organisasi sejenis.
5. Perlunya Etika Dalam Pemanfaatan Teknologi Informasi
Perlindungan atas hak individu di internet dan membangun hak informasi merupakan
sebagian dari permasalahan etika dan sosial dengan penggunaan sistem informasi yang
berkembang luas. Permasalahan etika dan sosial lainnya, di antaranya adalah: perlindungan hak
kepemilikan intelektual, membangun akuntabilitas sebagai dampak pemanfaatan sistem
informasi, menetapkan standar untuk pengamanan kualitas sistem informasi yang mampu
melindungi keselamatan individu dan masyarakat, mempertahankan nilai yang dipertimbangkan
sangat penting untuk kualitas hidup di dalam suatu masyarakat informasi.
Dari berbagai permasalahan etika dan sosial yang berkembang berkaitan dengan
pemanfaatan sistem informasi, dua hal penting yang menjadi tantangan manajemen untuk
dihadapi, yaitu:
a. Memahami risiko-risiko moral dari teknologi baru. Perubahan teknologi yang cepat
mengandung arti bahwa pilihan yang dihadapi setiap individu juga berubah dengan cepat begitu
pula keseimbangan antara risiko dan hasil serta kekhawatiran kemungkinan terjadinya tindakan
yang tidak benar. Perlindungan atas hak privasi individu telah menjadi permasalahan etika yang
serius dewasa ini. Di samping itu, penting bagi manajemen untuk melakukan analisis mengenai
dampak etika dan sosial dari perubahan teknologi. Mungkin tidak ada jawaban yang selalu tepat
untuk bagaimana seharusnya perilaku, tetapi paling tidak ada perhatian atau manajemen tahu
mengenai risiko-risiko moral dari teknologi baru.
b. Membangun kebijakan etika organisasi yang mencakup permasalahan etika dan sosial atas
sistem informasi. Manajemen bertanggung jawab untuk mengembangkan, melaksanakan, dan
menjelaskan kebijakan etika organisasi. Kebijakan etika organisasi berkaitan dengan sistem
informasi meliputi, antara lain: privasi, kepemilikan, akuntabilitas, kualitas sistem, dan kualitas
hidupnya. Hal yang menjadi tantangan adalah bagaimana memberikan program pendidikan atau
pelatihan, termasuk penerapan permasalahan kebijakan etika yang dibutuhkan.
Etika merupakan prinsip-prinsip mengenai suatu yang benar dan salah yang dilakukan
setiap orang dalam menentukan pilihan sebagai pedoman perilaku mereka. Perkembangan
teknologi dan sistem informasi menimbulkan pertanyaan baik untuk individu maupun
masyarakat pengguna karena perkembangan ini menciptakan peluang untuk adanya perubahan
sosial yang hebat dan mengancam adanya distribusi kekuatan, uang, hak, dan kewajiban.
Dengan menggunakan sistem informasi, penting untuk dipertanyakan, bagaimana
tanggung jawab secara etis dan sosial dapat ditempatkan dengan memadai dalam pemanfaatan
sistem informasi. Etika, sosial, dan politik merupakan tiga hal yang berhubungan dekat sekali.
Permasalahan etika yang dihadapi dalam perkembangan sistem informasi manajemen umumnya
tercermin di dalam lingkungan sosial dan politik.
Untuk dapat memahami lebih baik hubungan ketiga hal tersebut di dalam pemanfaatan
sistem informasi, diidentifikasi lima dimensi moral dari era informasi yang sedang berkembang
ini, yaitu:
6. a. Hak dan kewajiban informasi; apa hak informasi yang dimiliki oleh seorang individu atau
organisasi atas informasi? Apa yang dapat mereka lindungi? Kewajiban apa yang
dibebankan kepada setiap individu dan organisasi berkenaan dengan informasi?
b. Hak milik dan kewajiban; bagaimana hak milik intelektual dilindungi di dalam suatu
masyarakat digital di mana sulit sekali untuk masalah kepemilikan ini ditrasir dan
ditetapkan akuntabilitasnya, dan begitu mudahnya hak milik untuk diabaikan?
c. Akuntabilitas dan pengendalian; siapa bertanggung jawab terhadap kemungkinan adanya
gangguan-gangguan yang dialami individu, informasi, dan hak kepemilikan?
d. Kualitas sistem; standar data dan kualitas sistem apa yang diinginkan untuk melindungi
hak individu dan keselamatan masyarakat?
e. Kualitas hidup; nilai apa yang harus dipertahankan di dalam suatu informasi dan
masyarakat berbasis pengetahuan? Lembaga apa yang harus ada untuk melindungi dari
kemungkinan terjadinya pelanggaran informasi? Nilai budaya dan praktik-praktik apa
yang diperlukan di dalam era teknologi informasi yang baru?
Perkembangan teknologi dan sistem informasi banyak membawa perubahan pada berbagai
aspek kehidupan, khususnya yang mempengaruhi etika dan sosial masyarakat. Beberapa
organisasi telah mengembangkan kode etik sistem informasi. Namun demikian, tetap ada
perdebatan berkaitan dengan kode etik yang dapat diterima secara umum dengan kode etik
sistem informasi yang dibuat secara spesifik. Sebagai manajer maupun pengguna sistem
informasi, kita didorong untuk mengembangkan seperangkat standar etika untuk pengembangan
kode etika sistem informasi, yaitu yang berbasiskan pada lima dimensi moral yang telah
disampaikan di awal, yaitu:
a. Hak dan kewajiban informasi; Kode etik sistem informasi harus mencakup topik-topik,
seperti: privasi e-mail setiap karyawan, pemantauan tempat kerja, perlakuan informasi
organisasi, dan kebijakan informasi untuk pengguna.
b. Hak milik dan kewajiban; Kode etik sistem informasi harus mencakup topik-topik,
seperti: lisensi penggunaan perangkat lunak, kepemilikan data dan fasilitas organisasi,
kepemilikan perangkat lunak yang buat oleh pegawai pada perangkat keras organisasi,
masalah copyrights perangkat lunak. Pedoman tertentu untuk hubungan kontraktual
dengan pihak ketiga juga harus menjadi bagian dari topik di sini.
c. Akuntabilitas dan pengendalian; Kode etik harus menyebutkan individu yang
bertanggung jawab untuk seluruh sistem informasi dan menggaris bawahi bahwa
individu-individu inilah yang bertanggung jawab terhadap hak individu, perlindungan
terhadap hak kepemilikan, kualitas sistem dan kualitas hidup.
d. Kualitas sistem; Kode etik sistem informasi harus menggambarkan tingkatan yang umum
dari kualitas data dan kesalahan sistem yang dapat ditoleransi. Kode etik juga harus dapat
mensyaratkan bahwa semua sistem berusaha mengestimasi kualitas data dan
kemungkinan kesalahan sistem.
e. Kualitas hidup; Kode etik sistem informasi juga harus dapat menyatakan bahwa tujuan
dari sistem adalah meningkatkan kualitas hidup dari pelanggan dan karyawan dengan
cara mencapai tingkatan yang tinggi dari kualitas produk, pelayanan pelanggan, dan
kepuasan karyawan.
7. IMPLIKASI MORAL, ETIKA, DAN HUKUM DALAM IMPLEMENTASI TEKNOLOGI
INFORMASI
Etika komputer terdiri dari dua aktivitas implikasi utama, dan orang yang paling bertanggung
jawab dalam mengimplementasikan program-program etika tersebut adalah CIO (Chief
Information Officer) . CIO harus :
1. CIO harus waspada dan sadar bagaimana pengaruh komputer terhadap masyarakat. Karena
TIK memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positifnya adalah TIK sangat membantu para
pengguna untuk dapat mengetahui informasi yang mereka butuhkan. Dampak negatifnya adalah
TIK sangat mempengaruhi semua masyarakat mengenai internet melalui situs-situs contohnya
facebook. Rata-rata semua masyarakat sekarang ini sudah mengenal situs pertemanan itu.
Banyak para pekerja menggunakan facebook pada saat jam kantor, tidak hanya para pekerja,
bagi kalangan pelajar banyak menggunakan facebook pada saat jam pelajaran sedang
berlangsung.
2. CIO harus berbuat sesuatu dengan menformulasikan kebijakan-kebijakan yang memastikan
bahwa teknologi tersebut secara tepat. TIK harus digunakan secara tepat dan benar, bukan
disalahgunakan. Contoh : seperti kasus Ibu Prita. Dia sudah menjelek-jelekkan salah satu rumah
sakit yang ada di Indonesia melalui situs internet. Walaupun itu fakta, namun rumah sakit tidak
mau namanya dicemarkan melalui internet, bahkan rumah sakit tersebut melaporkan kepada
polisi atas pencemaran nama baiknya. Dan akhirnya Ibu Prita harus masuk ke dalam sel penjara.
IMPLIKASI ETIKA BERINTERNET
Aplikasi etis komunikasi virtual banyak menggunakan beberapa pedoman etika dalam
penggunannya, namun etika yang paling populer digunakan adalah etika keluaran Florida
University Amerika (FAU) dan seorang netters Verginia Shea. Pada versi FAU beberapa etika
yang dikemukakan adalah sebagai berikut :
1. Internet tidak digunakan sebagai sarana kejahatan bagi orang lain, artinya pemanfaatan
internet semestinya tidak untuk merugikan orang lain baik secara materiil maupun moril.
2. Internet tidak digunakan sebagai sarana mengganggu kinerja orang lain yang bekerja
menggunakan komputer. Contoh riil adalah penyebaran virus melalui internet.
3. Internet tidak digunakan sebagai sarana menyerobot atau mencuri file orang lain.
4. Internet tidak digunakan untuk mencuri, contoh pengacakan kartu kredit dan pembobolan
kartu kredit.
5. Internet tidak digunakan sebagai sarana kesaksian palsu.
6. Internet tidak digunakan untuk mengcopy software tanpa adanya pembayaran.
7. Internet tidak digunakan sebagai sarana mengambil sumber-sumber penting tanpa adanya ijin
atau mengikuti aturan yang berlaku.
8. Internet tidak digunakan untuk mengakui hak intelektual orang lain.
9. Bertanggung jawab terhadap isi pesan yang disampaikan.
8. Dalam lingkungan pekerjaan, penggunaan teknologi seperti komputer dapat menghilangkan
pekerjaan orang-orang, yang sekarang telah diambil alih oleh teknologi. dari berbagai
pembahasan di atas maka dapat disimpulkan, bahwa adanya sistem informasi dalam kaitan
dengan teknologi bisa menimbulkan dilema tersendiri yang bisa berakibat buruk atau malah
sebaliknya bagi lingkungan. Dengan timbulnya isu sosial dan penyalahgunaan yang menyangkut
penggunaan teknologi oleh pihak-pihak tertentu.
Etika adalah sebuah prinsip benar atau salah yang digunakan seseorang, yang bertindak sebagai
pelaku moral yang bebas, untuk membuat keputusan untuk mengarahkan perilakunya. Sistem
informasi menciptakan kesempatan untuk perubahan social yang besar dan membahayakan
distribusi kekuatan, uang, dan kewajiban yang ada.
Permasalahan etika dalam sistem informasi telah memberikan perubahan yang sangat signifikan
seperti hebohnya penggunaan internet dan perdagangan elektronik.
Etika, Sosial, dan Politik di Perusahaan Dalam Penerapan Sistem Informasi
Di perusahaan system informasi paling luas cakupannya yaitu di Marketing. Karena di
marketing, perusahaan bersinggungan langsung dengan masyarakat. Terlebih saat ini social
media hampir digunakan oleh setiap orang.
Biasanya perusahaan menggunakan social media untuk membangun komunitas dan jaringan
marketing. Akan tetapi etika di social media ini kadang berbenturan. Misalkan kita ambil contoh
penggunaan foto yang di posting oleh orang di social media dan diambil oleh divisi design dept
marketing. Divisi design tersebut biasanya mencari foto dari google dan menggunakannya
sebagai media promosi di social media dengan mengedit terlebih dahulu foto tersebut. Hal ini
terjadi karena posting di social media harus rutin dan berkala, sehingga designer dituntut
menghasilkan foto design yang cukup banyak. Posting di social media harus rutin agar
komunitas selalu menerima informasi terbaru dari perusahaan. Dengan rutin nya posting ini
maka anggaran jika membeli lisensi dari foto tersebut menjadi tinggi. Sehingga biasanya
designer hanya mengambil saja tanpa melihat lisensi dari foto tersebut.
Kejadian pengambilan foto di google atau social media ini jika dilihat dari analisa etika yaitu,
1. Mengidentifikasi dan menggambarkan dengan jelas fakta-fakta.
Semua foto yang di upload di social media, blog, atau media sharing lainya di internet pasti
memiliki legal statement yang harus kita patuhi. Harusnya designer meminta ijin terlebih dahulu
ke pemilik foto atau jika kita sudah meminta ijin tetapi tidak ada respon maka bisa
mencantumkan sumber foto tersebut di ambil dari mana.
2. Tentukan konflik atau dilema dan mengidentifikasi nilai-nilai yang lebih tinggi-order yang
terlibat.
Konflik yang muncul biasanya foto itu dijadikan promosi brand tertentu seolah — olah orang
yang ada difoto menggunakan produk dari perusahaan. Atau privasi dari orang yang ada di foto
9. tersebut terganggu. Seharusnya divisi designer memperhatikan kaidah dan tidak melanggar
privasi seseorang.
3. Mengidentifikasi pemangku kepentingan.
Orang yang berkepentingan dalam kasus penggunaan foto tersebut yaitu designer / marketing
untuk selalu update di social media dan pemilik foto yang di ambil tanpa ijin.
4. Mengidentifikasi pilihan berita yang kita ambil dengan alasan yang jelas.
Pada kasus penggunaan foto tersebut pilihan yang paling baik adalah designer menggunakan foto
dengan legal. Jika foto tersebut diambil dari blog atau dari social media, maka designer harus
meminta ijin terlebih dahulu. Dengan pilihan ini maka designer akan terbatasi sehingga ada
konsekuansi dari penggunaan foto yang legal tersebut. Pilihan yang paling tepat adalah designer
membeli foto dari situs resmi.
5. Identifikasi potensi konsekuensi dari pilihan Anda.
Kosekuensi dari pilihan yang seharusnya diambil oleh divisi designer yaitu
a. Menggunakan foto dari web dengan aturan yang jelas. Misalkan dari shutterstock, dll
b. Perusahaan harus mengeluarkan dana lebih untuk membeli lisensi dari foto yang digunakan.
c. Designer bekerja secara fair dan jujur dalam menggunakan hak cipta orang lain.
Dalam hal apa sajakah isu etika, sosial dan politis saling berhubungan dalam Implementasi
Sistem Informasi dan pemakaian internet pada perusahaan saudara.
1. Isu Etika
Isu etika dalam implementasi system informasi dan pemakain internet di perusahaan yaitu dalam
hal marketing. Marketing biasanya mencari customer dari social media sehingga dalam kondisi
apa perusahaan dianggap menyerang atau melanggar kebebasan pribadi seseorang? Peraturan-
peraturan apa yang berbicara mengenai interferensi kehidupan orang lain melalui pengawasan
secara diam-diam, melalui penelitian pasar, atau melalui medium apa pun? Apakah kita perlu
memberitau orang yang bersangkutan jika ingin mengambil data-data informasi dirinya?
Haruskah kita mengumumkan kepada orang-orang bahwa kita menggunakan informasi yang
terkumpul untuk tujuan review karyawan.
2. Isu Sosial
Perusahaan memang sudah mempunyai departemen CSR ( Corporate Social Responsibility )
untuk peran perusahaan dalam social masyarakat. Akan tetapi dengan hadirnya system informasi,
CSR harusnya lebih luas bias berkarya. Misalkan dengan memberikan informasi secara berkala
tentang pentingnya vaksin, bahaya jika vaksin terlambat, dan di tambahkan sebagai program
10. dalam CSR. Misalkan memberikan informasi vaksin dan pengobatan geratis di social media, dll.
Sehingga informasi lebih luas dan cakupan CSR lebih mengena ke orang yang membutuhkan.
3. Isu Politik
Isu-isu politik mengenai implementasi system informasi di perusahaan yaitu pada perkembangan
perundang-undangan yang mengatur relasi antara pemegang dokumen/catatan dan individu.
Haruskah kita mengizinkan FBI untuk mengawasi e-mail agar bisa melacak penjahat atau teroris.
Sampai sejauh apa situs-situs e-commerce dan bisnis lainnya dimungkinkan untuk
mempertahankan data pribadi mengenai individu. Selama ini kita selalu mempercayakan data
kita ke raksasa internet, seperti google, Facebook, dll. Dan Ini sudah menjadi rahasia umum jika
data pengguna di internet, termasuk data pengguna Google, dapat diakses oleh pemerintah.
Dalam hal ini, pemerintah Amerika dan FBI mempunyai legalitas untuk meminta data pengguna
kepada Google lewat National Security Letter (NSL) untuk keperluan kemanan dan penegakan
hukum di Amerika.
Untuk meningkatkan transparansi mengenai informasi apa yang diminta dan diberikan pada FBI,
Google mempublikasikan delapan NSL kepada publik lewat blognya. Sebelumnya, Google dan
perusahaan teknologi terkait lainnya telah melakukan serangkaian upaya hukum untuk mendapat
izin publikasi NSL ini.
Daftar Pustaka :
1. https://datakata.wordpress.com/2014/03/30/sistem-informasi-manajemen-isu-sosial-dan-
etika-dalam-sistem-informasi/
2. http://ahfifahrul.blogspot.co.id/2012/07/b-implikasi-moral-etika-dan-hukum-dalam.html
3. http://danipermana66.blogspot.co.id/2013/11/etika-dalam-sistem-informasi.html
4. http://ahfifahrul.blogspot.co.id/2012/07/b-implikasi-moral-etika-dan-hukum-dalam.html
5. https://datakata.wordpress.com/2014/03/30/sistem-informasi-manajemen-isu-sosial-dan-
etika-dalam-sistem-informasi/
6. https://medium.com/@khristdamay/contoh-kasus-etika-sosial-dan-politik-di-perusahaan-
dalam-penerapan-sistem-informasi-c966eeda0b1d